MODAL SPIRITUAL KEKUATAN TERSEMBUNYI DI BALIK KEMAMPUAN MEMBANGUN Potret Kekerabatan Warga Kampung Mondo Kecamatan Borong, Manggarai Timur, NTT
Helena Anggraeni Tjondro Sugianto
i
ISBN ................... Desain Cover: Helena Anggraeni Tjondro Sugianto © Helena Anggraeni Tjondro Sugianto All rights reserved. Save Exception stated by the law, no part of this publication may be reproduced, sotred in a retrieval system of any nature, or transmitted in any form or by any means electronic, mechanical, photocopying, recording or otherwise, included a complete or partial transcription, without the prior written permission of the author, application for which should be addressed to author.
ii
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
MODAL SPIRITUAL KEKUATAN TERSEMBUNYI DI BALIK KEMAMPUAN MEMBANGUN Potret Kekerabatan Warga Kampung Mondo Kecamatan Borong, Manggarai Timur, NTT
DISERTASI Diajukan untuk memperoleh gelar Doktor di Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga disertasi ini telah dipertahankan dalam Ujian Terbuka Program Pasca Sarjana Studi Pembangunan Universitas Kristen Satya Wacana yang dipimpin oleh Rektor Magnificus Prof. Dr. John A. Titaley Pada hari Sabtu, 18 Juni 2011 pk. 14.00 WIB Jl. Diponegoro 52-60 Salatiga
Oleh: Helena Anggraeni Tjondro Sugianto Lahir di Bandung, Jawa Barat, Indonesia iii
Promotor: Prof. Dr. Ir. Kutut Suwondo, MS Ko Promotor: Marthen L. Ndoen, SE., MA., Ph.D. Dr. Soegeng Hardiyanto Prof. Dr. Robert M.Z. Lawang Penguji: Dr. Pamerdi Giri Wilarso, M.Si drs. David S. Widihandojo, Ph.D. Titi Susilowati, S.Pd., MA., Ph.D.
iv
UCAPAN TERIMA KASIH Segala puji, hormat, dan syukur kepada Tuhan yang pengasih atas segala rahmat dan cinta-Nya yang berlimpah selama penelitian hingga jadinya buku ini. Banyak hal yang rasanya hampir buntu atau tidak memungkinkan, namun rahmat-Nya selalu cukup dalam setiap situasi. Terima kasih dan penghargaan yang sedalam-dalamnya terutama saya sampaikan kepada tim Promotor, Ko-Promotor, dan Penguji yang telah mendampingi saya selama ini. Prof. Dr. Ir. Kutut Suwondo, MS yang dalam keadaan sangat sibuk maupun sangat sakit tetap bertanggung jawab penuh sebagai Promotor telah menjadi sumber motivasi yang memacu penyelesaian tulisan ini. Figur kebapakan yang dengan sabar bersedia “diganggu” kapan saja dan senantiasa memberikan yang terbaik lewat pemikiranpemikirannya yang jernih telah membangkitkan rasa penghargaan dari lubuk hati yang terdalam. Caranya yang bijaksana dalam membimbing tidak hanya menuntun saya untuk mempelajari ilmu para ilmuwan namun perlahan-lahan mendidik saya untuk juga dapat menjadi seorang ilmuwan. Demikian juga Marthen L. Ndoen, SE., MA., Ph.D. yang mempunyai komitmen tinggi dalam membimbing telah memberikan kontribusinya yang besar lewat pikiran-pikirannya yang tajam dan kepiawaiannya dalam olah tulis serta pengolahan informasi. Tak dapat dipungkiri bahwa tulisan ini menjadi lebih tajam karena sumbangan pemikiran Dr. Soegeng Hardiyanto yang tidak hanya berwawasan luas namun juga berusaha keras membekali saya dengan berbagai teori yang dapat membuat tulisan ini semakin berkualitas. Terimakasih juga kepada Prof. Dr. Robert Lawang yang berusaha keras memberikan buah pemikirannya yang terbaik dan sempat mendampingi saya ke lapangan. Bahkan, Dr. Pamerdi Giri Wilarso, M.Si yang berstatus sebagai penguji bukan saja telah menyemangati saya namun juga memberikan kontribusi pemikiran yang penting dan akhirnya menjadi salah satu temuan teori dari tulisan ini. Terimakasih pula kepada drs. David S. Widihandojo, Ph.D. yang walaupun statusnya sebagai penguji namun tak segan-segan turun tangan untuk membimbing langsung. Kehadirannya sebagai seorang sahabat dalam penelitian telah membuat tulisan ini sangat diwarnai oleh buah-buah pemikiran kritisnya dari awal hingga akhir. Demikian juga dengan Titi Susilowati, S.Pd., MA., Ph.D yang walaupun keterlibatannya baru dimulai sejak Ujian Tertutup, namun ketulusannya dalam membantu telah dapat dirasakan jauh hari sebelum tulisan ini dibuat. Terima kasih juga saya sampaikan kepada Rektor Magnificus Prof. Dr. John A. Titaley, segenap staf pengajar Program Doktor Studi Pembangunan, Prof. Liek Wilardjo, Ph.D, Prof. Dr. Kris H. Timotius, Prof. Daniel D. Kameo, SE., MA., Ph.D., Prof. Christantius Dwiatmadja, SE., ME., Ph.D., Prof. Dr. Ir. Sony Heru Priyanto, MM., Marwata, SE., M.Si., Akt., Ph.D., Dr. Agus Ign. Kristijanto, MS., Ir. Rully Adi Nugroho, M.Sc., Ph.D. dan sesama rekan mahasiswa S3 yang dengan caranya masingmasing telah memberikan dukungan moril dan membekali saya untuk memulai penelitian hingga merampungkan tulisan ini. Secara khusus saya ucapkan terimakasih juga kepada Kezia Ayu, SE yang banyak membantu dari segi administrasi dengan tetap sabar dan gembira. Juga saya ucapkan banyak terima kasih kepada Evaliena Suryati, M.Sos, M.Hum sebagai kepala perpustakaan yang turut pula memberikan kontribusinya dalam hal ini. Terima kasih ini saya haturkan juga kepada segenap masyarakat Manggarai yang telah membuka tangan dan hatinya untuk menerima saya di sana selama penelitian.
v
Secara khusus saya haturkan terima kasih kepada Bapak Uskup Ruteng, Mgr. Hubert Leteng, Pr., Vikjen Keuskupan Ruteng, Rm. Laurentius Sopang, Pr., Vikep Manggarai Timur, Rm. Beny Jaya, Pr., Vikep Manggarai Barat, Rm. Bene Bensy, Pr., dan para romo lainnya yang telah banyak membantu dan tak dapat disebutkan satu persatu. Terlebih saya merasa sangat berterima kasih kepada keluarga saya di Borong, para suster Ursulin yang telah menerima saya sebagai bagian dari komunitas mereka dan terus mendampingi dengan doa-doanya yang tulus, Sr. Gertrudis, OSU, Sr. Mathilda, OSU, dan Sr. Selin, OSU. Juga komunitas Paroki Borong lainnya, Rm. Roling, Pr., Rm. Leksi, Pr., Fr. Yanto, Pr., Fr. Marcel, SVD, Fr. Marcel, Pr, dan Fr. Salverinus, SVD. Terima kasih ini juga saya sampaikan kepada Bupati Manggarai Timur, drs. Yosef Tote, M.Si., dan segenap jajaran pemerintahannya hingga ke tingkat Desa. Selain itu, terimakasih ini saya haturkan kepada Pelayan KTM Distrik Borong Ibu Sofia Setia dan para saudara KTM Borong serta Bapak Stefanus Syukur sebagai Tu’a Golo Mondo serta seluruh masyarakat Mondo. Pengalaman saya bersama warga Mondo memberikan kesan yang tak terlupakan. Terima kasih ini juga saya haturkan kepada Ibu Ling-Ling dari Toko Kelimutu Ruteng dan Ibu Melly dari Toko Ria yang dengan ikhlas memberikan bantuannya yang berarti. Terimakasih juga kepada keluarga besar para suster OSF, biarawan MSF di Biara Betlehem, dan Bruderan FIC di Salatiga. Juga keluarga Sebastian dari Ungaran serta keluarga Demi dan Lisa maupun keluarga Yohanes dan Susana di Salatiga. Saya sampaikan pula terima kasih kepada Ibu Indriati, Ibu Pandu, Ibu Ang, dan Ibu Irene dari Semarang yang seringkali menjadi segitiga emas plus saya dalam memberikan pertolongan selama masa studi. Terimakasih pula kepada segenap saudara KTM di Jawa Tengah atas doa dan berbagai bantuannya. Tak lupa saya sampaikan terimakasih banyak kepada Siem Offset yang berusaha keras mencetak buku ini selesai pada waktunya. Akhir kata, terima kasih yang sedalam-dalamnya saya haturkan kepada keluarga saya sendiri, baik keluarga dalam biara maupun keluarga di rumah. Terima kasih kepada Rm. Yohanes Indrakusuma, O.Carm, Sr. Justini Kesuma, P.Karm., dan Sr. Agata Maria, P.Karm yang telah memberikan saya kesempatan untuk melanjutkan studi. Sungguh sebuah kesempatan yang berharga dan semoga dapat menjadi berkat bagi kongregasi kelak. Terimakasih untuk segala doa, dukungan, dan perhatiannya yang penuh. Juga saya ucapkan terimakasih untuk para suster Putri Karmel di Salatiga dan Ruteng yang telah menemani dan membantu saya selama penelitian ini. Terimakasih banyak kepada seluruh Suster Putri Karmel dan Frater CSE di semua komunitas yang tiada lelahnya mendukung studi saya lewat doa-doa yang tak kunjung putus. Terimakasih juga untuk adik-adikku para voluntir yang sempat berkarya di Borong selama saya penelitian, Lina, Niki, Wing, Moudy, dan Emy. Terima kasih dan sembah bakti saya haturkan juga kepada ayah saya Parwoto Tjondro Sugianto serta ibu saya Elza Widjaja Atmadja yang selalu memberikan kekuatan dan dorongan, serta memberikan berbagai inspirasi yang berguna untuk tulisan ini. Terima kasih juga kepada adik tercinta Christina Mutiara Tjondro Sugianto dan kedua keponakan terkasih Gabriella Angelica dan Michael Angelo. Seluruh anggota keluarga besar inilah yang membuat saya ada dan menjadi seperti sekarang ini. Masih banyak nama yang belum tertulis, hanya terima kasih yang dapat saya sampaikan kepada segala pihak yang telah membantu dan mendukung saya selama ini. Semoga buku ini dapat berguna dan menjadi sebuah kontribusi bagi dunia pengetahuan.
Helena Anggraeni Tjondro Sugianto
vi
DAFTAR ISI
Bab 1
Bab 2
Bab 3
Bab 4
PROLOG TINJAUAN MODAL SPIRITUAL DALAM PEMBANGUNAN PERAN NEGARA DALAM PEMBANGUNAN DI ARAS LOKAL PEMBANGUNAN BERBASIS KOMUNITAS PENGERTIAN MODAL SPIRITUAL MODAL SPIRITUAL DALAM PEMBANGUNAN MODAL SPIRITUAL DAN INSTITUSI AGAMA DALAM PEMBANGUNAN MODAL SPIRITUAL DALAM MASYARAKAT KOMUNAL MODAL SPIRITUAL DI BALIK KEKERABATAN PENGHAYATAN SPIRITUAL DI BALIK MODAL SOSIAL DAN CIVIL SOCIETY PENGALAMAN DENGAN KOMUNITAS MONDO KEHADIRAN SEORANG PENELITI DI MONDO PARADIGMA PENELITIAN LOKASI PENELITIAN PROSES PENGUMPULAN DAN ANALISIS INFORMASI TAHAPAN PENELITIAN BIAS DAN RELIABILITAS INFORMASI GAMBARAN UMUM KAMPUNG MONDO KOMUNITAS PEMBANGUN PERKEBUNAN DI MONDO Padi ladang dan jagung Tanaman keras di Mondo MENGGENDONG SAUDARA SEJARAH PEMBENTUKAN KAMPUNG BRAMBANG RIWU POHON KELUARGA BRAMBANG RIWU Mitos Kerbau dan Asal Usul Mondo Sejarah Pembentukan Panga Teber Panga Wodo
1 5 7 10 12 24 26 29 32 35 43 43 46 47 48 50 51 53 61 65 65 69 72 75 77 79 89 95 96 98
vii
Bab 5
Bab 6
Bab 7
viii
Panga Pau Panga Poka Panga Carep PENGHAYATAN SPIRITUAL ORANG MONDO MENCARI WAJAH ALLAH HUBUNGAN ORANG MONDO DENGAN LELUHUR Alasan kedekatan dengan leluhur Konflik Spiritualitas Tradisional dan Kristiani KEKOMUNALAN ANTARA YANG KASAT MATA DENGAN YANG TIDAK KASAT MATA PENGHAYATAN SPIRITUAL ORANG MONDO PENGHAYATAN SPIRITUAL DAN PEMBANGUNAN DI BALIK KEKERABATAN KRISTIANI UMAT MONDO DAN GEREJA KOMUNITAS TRITUNGGAL MAHAKUDUS DI MONDO Sekilas KTM Ajaran KTM PERANAN GEREJA DALAM PEMBANGUNAN DI MONDO Penyediaan sarana air bersih lama Penyediaan sarana air bersih baru Penyediaan dana Persiapan kerja Bergotong royong membangun Program Babi Bergulir PENGHAYATAN SPIRITUAL DAN PEMBANGUNAN DI BALIK KEKERABATAN TRADISIONAL KITA SEMUA ORANG SENDIRI KEKERABATAN DALAM TATA RUANG BUDAYA Béo atau Golo Mbaru Gendang Waé Téku Compang Boa Natas KEKERABATAN KARENA PERKAWINAN Kekerabatan Woénelu Kawin Tunggu Sida, strategi bertahan hidup Kinang dan Siri Bongkok PEMBANGUNAN JALAN SWADAYA SEBAGAI BENTUK RESISTENSI
99 102 102 103 106 114 115 117 122 124 129
131 134 134 139 144 146 147 147 148 151 156 159 162 169 171 172 175 175 176 180 181 181 184 186 190 192
Bab 8
Bab 9
PENGHAYATAN SPIRITUAL DAN PEMBANGUNAN DI BALIK ADAT ISTIADAT KELAHIRAN PERNIKAHAN Pésé Satu Sélé Kopé atau Tegi Paca Wéda Réwo Tuke Mbaru dan Paluk Kila Pongo Pasa Peno Pembagian peran Kekerabatan woénelu Restu anak rona ulu Makan malam Anak wina Pembicaraan adat Tongka dan suasana pembicaraan adat Pernikahan dalam Gereja Podo KEMATIAN Upacara di Hadapan Jenazah Saung Ta’a Kélas RUMAH ADAT DAN KEBUN Mbaru gendang Lingko Penti Barong lodok Barong waé Barong boa Barong compang atau soa Penti Caci Kehidupan Mbaru Gendang dan Lingko di Mondo Perjalanan Pembagian Tanah KEKERABATAN DAN SUARA BULAT MODAL SPIRITUAL DI MONDO MODAL SPIRITUAL KONTEKS MONDO MODAL SPIRITUAL DI BALIK KEMAMPUAN MEMBANGUN Keterkaitan Modal Spiritual dan Komunitas Pembangun Nilai-nilai yang Menjadi Kekuatan Modal Spiritual WAJAH ORANG MONDO
197 200 203 205 206 206 212 213 214 215 216 217 218 221 223 224 226 226 229 232 232 233 235 238 238 239 240 240 240 241 242 244 247 249 250 256 256 260 265
ix
Perspektif Sejarah Penelaahan Mitos Penghayatan Spiritual Simbol yang Bersifat Spiritual Ciri Modal Sosial di Mondo Kelembagaan Masyarakat Komunal Kekerabatan Spiritual Transformasi kekerabatan menjadi komunitas pembangun Demokrasi kekerabatan EPILOG Daftar Pustaka Daftar Wawancara Lampiran: Sekilas Profil Daerah dan Pembangunan di Sekitar Mondo 1. Manggarai Timur, Kabupaten Muda 1.1 Profil Umum Kabupaten Manggarai Timur 1.2 Perekonomian Daerah 1.3 Kondisi infrastruktur 2. Borong, Kecamatan Heterogen 3. Omnes Vos, Fratres Estis 3.1 Paroki Borong, Pusat Kevikepan Manggarai Timur 3.2 Peranan Gereja dalam Pembangunan
x
265 268 273 279 282 284 287 289 294 301 305 319 322 322 322 324 325 331 336 337 339
DAFTAR GAMBAR Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Gambar
11
Gambar
10
Gambar Gambar Gambar
12 13 14
Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar
16 17 18 19 20 21 22 23
Gambar
Gambar Gambar Gambar Gambar Gambar
15
24 25 26 27 28
Panorama Kampung Mondo yang dikelilingi perbukitan Rumah-rumah yang mengelilingi natas Rumah-rumah penduduk yang umumny a semi permanen Para ibu yang sedang istirahat setelah lelah kerja Dodo Pohon kapuk di Mondo Batu Naga di Mondo Periuk Persembahan di pucuk Niang Sita Stefanus Syukur, Tu’a Golo Mondo Compang (mezbah persembahan tradisional Manggarai) di Jawang, kampung tetangga Mondo Misa Minggu Palma 2010 di Stasi Longko, tempat umat Mondo merayakan Misa setiap minggunya Pengurus KTM Pusat, Eric Wijaya, disambut dengan kepok dan kemudian berdoa serta memuji Tuhan bersama secara kristiani Warga Mondo yang memenuhi Gereja Stasi Longko Para anggota KTM Mondo dalam doa bersama Rm. Yohanes Indrakusuma, O.Carm, pendiri Putri Karmel, CSE, dan KTM Warga Mondo berjalan beramai-ramai untuk menggali saluran pipa Warga Mondo menggali saluran pipa air bersih Bak air bersih yang dibuat rakyat Mondo Babi-babi yang siap digulirkan Gendang dalam Niang Sita yang digantung pada tiang utama Mbaru gendang di Jawang, kampung tetangga Mondo Bagian atap Niang Sita dilihat dari dalam Masyarakat bergotong royong memelihara jalan Misa pelantikan Bupati Manggarai Timur yang didahului dengan perarakan para penari adat Misa pelantikan Bupati Manggarai Timur yang dihadiri ratusan imam Seorang ibu menyajikan sirih pinang kepada keluarga pemuda yang melamar Tenda tempat pesta pernikahan yang disiapkan secara gotong royong Pandeng cepa Calon mempelai perempuan duduk di antara kedua calon mertuanya
56 59 60 66 71 92 109 120 124 126
128 134 142 144 152 154 156 157 164 169 174 195 198 199 207 214 220 220
xi
Gambar
29
Gambar Gambar
33 34
Gambar Gambar Gambar
Gambar Gambar Gambar
xii
30 31 32
35 36 37
Nampan untuk meletakkan uang yang diberikan oleh anak wina Anak-anak bernyanyi di depan rumah Tu’a Golo Lodok lingko di Cancar Para penari caci dari berbagai kecamatan di Kabupaten Manggarai Timur Para gadis Manggarai dengan bali-belo di kepala Giling dan cambuk, perlengkapan yang dipakai dalam menari caci Cicing di depan rumah Anak-anak Mondo Beberapa informan penting
223 234 236 237 239 242 246 302 321
DAFTAR TABEL Tabel Tabel
1 2
Tabel
4
Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel Tabel
3 5 6 7
8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
Fenomena di Mondo Daftar lingko di Mondo dan panga yang mengerjakannya Penelitian yang menunjukkan keterkaitan antara nilai, norma, dan pembangunan Contoh faktor yang menguatkan nilai komunal dan ksatria Komposisi panga-panga di Mondo berdasarkan profesi awal, motivasi kedatangan, dan hubungan genealogis Mitos yang berhubungan dengan mimpi Sifat ksatria dalam diri Tu’a Wa’u menurut mitos di Mondo Contoh simbol yang bersifat spiritual Daftar Wawancara Luas wilayah menurut jenis penggunaan tanah Penduduk Manggarai Timur menurut jenjang pendidikan tahun 2007 Prosentase kontribusi sektor ekonomi terhadap PDRB Manggarai Timur 2005-2007 Kondisi jalan di Kabupaten Manggarai Timur tahun 2008 Kondisi jalan tingkat kabupaten di Kabupaten Manggarai Timur tahun 2009 Kondisi irigasi pedesaan per kecamatan Sarana dan prasarana publik tahun 2008 Sarana dan prasarana gedung kantor pemerintahan Daftar stasi yang ada di Borong tahun 2010
64 245 250 262
266
269 272 280 319 323 324 325 326 326
328 329 330 338
xiii
DAFTAR BAGAN Bagan Bagan Bagan Bagan
1 2 3 4
Bagan
6
Bagan Bagan Bagan Bagan Bagan Bagan Bagan Bagan Bagan Bagan Bagan Bagan Bagan Bagan Bagan Bagan
5 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21
Bagan Bagan
22 23
Bagan
25
Bagan
xiv
24
Kerangka pikir tulisan Mondo dalam wilayah Kabupaten Manggarai Timur Skema rumah penduduk jika dilihat dari atas Pohon keluarga Brambang Riwu dari Wer sampai Lulus dan Yoseph Majung Pohon keluarga Brambang Riwu mulai dari Lulus dan keturunannya Pohon keluarga Brambang Riwu mulai dari Yoseph Majung dan keturunannya Struktur organisasi KTM Kekerabatan Aseka’é Struktur lembaga adat masyarakat Manggarai Struktur sosial di Kampung Mondo Orbitasi masyarakat terhadap mbaru gendang Hubungan kekerabatan Woénelu Stratifikasi sosial di Mondo berdasarkan kekerabatan Woénelu Struktur kawin tungku Modal spiritual konteks Mondo Jati diri batin orang Mondo Pola hubungan nilai-nilai Tu’a Golo dan masyarakat dalam pembangunan Penghayatan spiritual orang Mondo yang berasal dari integrasi dua spiritualitas Modal spiritual di Mondo yang mewarnai pembangunan Pusat kehidupan tradisional orang Manggarai Hubungan antara penghayatan spiritual, kekerabatan/persaudaraan dan gaya kepemimpinan, serta komunitas di Mondo Perjalanan penghayatan spiritual orang Mondo Penghayatan spiritual yang berintikan spiritualitas kristiani berbungkus spiritualitas tradisional Jalinan sosial bonding Mondo yang menjalin bridging dan linkaging Komunitas pembangun lahir dari empat kekerabatan yang lain
5 58 59 86 87 88
136 163 166 168 170 182 184 185 253 253 260 261 262 270 274 279 282 283 392
DAFTAR PETA Peta Peta Peta Peta Peta
1 2 3 4 5
Kabupaten Manggarai Timur dalam Provinsi NTT Wilayah Mondo dalam Kabupaten Manggarai Timur Golo Kantar dan Golo Lalong Golo Nderu, Ragok, dan Mondo Kecamatan Borong
55 57 80 85 332
xv
PROLOG “Padang rumput hijau nan luas,” demikianlah kesan yang muncul di hati penulis pada pandangan pertamanya dengan Kampung Mondo. Ilalangnya yang hijau semampai saat itu menari-nari diterpa angin semilir. Tidak hanya menarik karena menyegarkan mata yang melihatnya, namun lebih dari itu, menarik karena seolah menjanjikan sebuah misteri di balik lebatnya rerumputan yang tumbuh bersama secara komunal. Terasa bagai ada sesuatu yang menanti di balik tirai-tirai ilalang, sesuatu yang menggerakkan naluri seorang peneliti untuk segera menguaknya. Dan memang, di balik itu semua terbentanglah sebuah kampung, dengan masyarakatnya yang komunal sebagaimana padang rumput yang mengelilinginya. Masyarakat yang agaknya menyimpan misteri yang lebih dalam lagi, menanti untuk disibak dan dipelajari. Maka, terjadilah perjumpaan pertama antara penulis dengan orang Mondo. “Suster, mari cuci kakinya,” ujar seorang ibu. “Aduh Suster, sampai berlumpur begini, ini airnya,” ujar ibu yang lain. “Suster, bagian sini masih kotor, mari saya siram,” kata ibu yang lain lagi. Saat itu penulis hanya bisa mengucapkan terima kasih dan terima kasih berkalikali karena kebingungan mendapati para perempuan Mondo beramai-ramai mengelilinginya untuk membantu penulis mencuci kakinya yang penuh lumpur. Tak sengaja dilihatnya, mata beberapa perempuan itu basah; ada yang berkacakaca, ada yang sudah mengalir membasahi pipi; entah mengapa? Sementara para prianya menanti dengan sabar, siap untuk menyalami dengan hangat. Itulah perjumpaan pertama penulis dengan masyarakat kampung Mondo, yang dibingkai oleh sebuah hari di pertengahan Februari 2009. Ada kehangatan dan kekeluargaan di sebuah kampung yang terbilang udik itu. Sebetulnya, letak kampung Mondo tidak terlalu jauh, hanya sekitar 4 km saja dari pinggiran kota Borong, ibukota Kabupaten Manggarai Timur. Walaupun demikian, berhubung belum ada jalan beraspal yang menyentuh kampung tersebut, letaknya menjadi terasa jauh. Di musim hujan, satu-satunya cara untuk bisa sampai ke Mondo hanyalah dengan berjalan kaki menembus lumpur yang tebal dan mendaki tanjakan panjang yang melelahkan. Namun, segala keletihan itu segera sirna ketika mengalami sambutan hangat warga Mondo. Salah satu hal yang
1
menyentuh ketika berjumpa dengan mereka adalah kehausan umat di Mondo akan siraman spiritual. “Suster, seumur-umur kampung ini belum pernah sekalipun didatangi seorang biarawati,” ucap seorang ibu dengan mata berkaca-kaca. Maka, dalam perjumpaan pertama itu yang diminta oleh mereka adalah doa bersama. Demikian juga saat penulis datang kedua kalinya untuk melakukan penelitian, mereka segera meminta penulis untuk datang lagi keesokan malamnya agar dapat berdoa rosario bersama mereka. Dan memang, ketika kemudian dilakukan doa bersama, suasana begitu hidup dan indah 1 walau dalam segala kesederhanaan. Ternyata, kesan yang sama pun dikemukakan oleh Rm. Arsenius Viccar, CSE dan Rm. Elisa Maria, CSE. Keduanya pernah mendampingi umat di Mondo, masing-masing pada tahun 2005 dan 2007. Selama bulan Februari 2009, penulis telah mengunjungi beberapa kampung untuk melakukan observasi awal dan menentukan daerah penelitian, termasuk mengunjungi kampung-kampung tetangga Mondo. Dari seluruh kampung yang dikunjungi, Mondolah kampung yang paling terasa suasana spiritualnya. Hal ini ditunjukkan dengan permintaan mereka yang mengajak untuk berdoa bersama. Sebagian besar warga kampung, tua, muda, dan anakanak yang belum sekolah berkumpul semua untuk doa bersama menyambut kehadiran penulis. Padahal, waktu menunjukkan sekitar pk. 10.00, saat setiap orang seharusnya sibuk bekerja dan tidak bisa diganggu-gugat. Sementara di kampung-kampung lain umumnya penulis hanya disambut oleh beberapa orang saja dan pertemuan diisi dengan saling berkenalan dan bercakap-cakap biasa. Bagaimana mungkin dengan mudahnya kepala kampung mengumpulkan seluruh warga dalam waktu singkat? 2 Bukan itu saja, bahkan ibu-ibu sudah siap membuat masakan untuk makan siang bersama dengan seluruh warga. Padahal, air terbilang sulit di kampung itu. Mempersiapkan air untuk penulis mencuci kaki juga merupakan sikap perhatian mereka hingga hal terkecil. Adakah hubungannya antara penghayatan spiritual dengan partisipasi aktif warga? Di lain pihak, dibandingkan kampung-kampung tetangganya, Mondo merupakan kampung yang memprihatinkan dari segi sarana infrastruktur. Jawang, Longko, dan Lodos, misalnya, merupakan nama-nama kampung tetangga Mondo yang memiliki jalan beraspal dan air bersih. Bahkan, Jawang dan sebagian kawasan Longko dilengkapi dengan listrik pula. Sementara, 1
Suasana yang hidup dan indah ini dalam pengertian kehadiran Tuhan sungguh dapat dirasakan oleh semua yang hadir, menurut kesaksian mereka. 2 Kepala kampung baru diberitahu kedatangan penulis pada malam sebelumnya. 2
masyarakat Mondo hidup tanpa sarana air bersih, jalan beraspal, dan listrik. Walaupun demikian, partisipasi aktif warga Mondo telah melahirkan beberapa pembangunan dan menjadi sebuah komunitas yang memiliki kemampuan membangun. Fenomena yang ada di Mondo tersebutlah yang menjadi latar belakang tulisan ini. Mondo sebagai sebuah kampung yang memiliki orbitasi rendah terhadap pemerintahan pusat dan nyaris tak terjangkau oleh pembangunan ternyata memiliki masyarakat yang berkemampuan membangun. Walaupun masih berada dalam atmosfer prakapitalis, Mondo menjadi sebuah komunitas yang siap menanggapi laju pembangunan yang cenderung kapitalis, justru dengan kekomunalan mereka. Sepintas tampak ada sebuah kekuatan tersembunyi di balik penghayatan spiritual mereka yang berhubungan erat dengan pembangunan di sana. Sebuah kekuatan yang memberikan kemampuan membangun bagi masyarakat Mondo. Oleh sebab itu, permasalahan yang muncul dalam penelitian ini adalah adakah keterkaitan antara penghayatan spiritual dengan pembangunan di Mondo? Pertanyaan inilah yang menjadi fokus penelitian dan akhirnya mewarnai seluruh tulisan. Dengan perkataan lain, tesis yang hendak disampaikan melalui tulisan ini adalah adanya modal spiritual 3 di Mondo. Berdasarkan permasalahan penelitian yang muncul, dirumuskanlah tiga tujuan penelitian yang hendak dicapai pada akhir tulisan ini. Pertama, tulisan ini bermaksud untuk menjelaskan modal spiritual konteks Mondo. Kedua, menjelaskan keterkaitan modal spiritual dengan pembangunan di Mondo. Ketiga, menggambarkan wajah orang Mondo dalam kaitannya sebagai sebuah masyarakat komunal yang memiliki kemampuan membangun atau selanjutnya dalam tulisan ini akan sering disingkat sebagai komunitas pembangun. Dalam menjawab ketiga pertanyaan tersebut, buku ini akan dimulai dengan sebuah pengantar mengenai tinjauan modal spiritual dalam pembangunan untuk menghantar kepada sebuah wawasan yang luas tentang modal spiritual dalam kaitannya dengan pembangunan. Pengantar selanjutnya adalah metodologi penelitian yang dapat menolong pembaca untuk dapat mengerti bagaimana penelitian ini dihasilkan dan bagaimana posisi penulis dalam penelitian tersebut. Setelah itu, pembaca akan dihantar kepada situasi Kampung Mondo pada umumnya yang menggambarkan sebuah komunitas pembangun di dalam kampung yang mengalami ketertinggalan infrastruktur. 3
Pengertian modal spiritual memang masih beragam, secara panjang lebar dapat dilihat dalam Bab I. 3
Usai seluruh pengantar yang cukup panjang tersebut, tulisan ini dimulai dengan perjalanan sejarah pembentukan Kampung Mondo. Berhubung penelitian ini hendak menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan penghayatan spiritual masyarakat, maka paparan mengenai hal tersebut segera disajikan setelah penulisan sejarah. Uraian mengenai penghayatan spiritual menghantar kepada pengertian bahwa masyarakat Mondo hidup dalam kekerabatan yang erat dan spiritualitas inti mereka adalah spiritualitas kristiani dalam budaya Manggarai. Oleh karena itu, secara berturut-turut akan digambarkan keterkaitan antara pembangunan dan penghayatan spiritual di balik kekerabatan masyarakat Mondo dilihat dari perspektif penghayatan kristiani, tradisional Manggarai, serta adat istiadat Manggarai. Semua paparan empiris tersebut akhirnya akan dibahas secara panjang lebar sehingga ketiga pertanyaan yang muncul di awal penelitian tersebut dapat terjawab. Adapun penyajian tulisan cenderung informal di bagian-bagian tertentu untuk dapat meningkatkan penghayatan pembaca (Mulyana 2010:xvii). PENGANTAR: - Tinjauan modal spiritual dalam pembangunan - Pengalaman bersama Komunitas Mondo - Gambaran Umum Kampung Mondo
Sejarah Pembentukan Kampung Mondo
Penghayatan Spiritual Orang Mondo
Penghayatan Spiritual dan Pembangunan di Balik Kekerabatan Kristiani
Penghayatan Spiritual dan Pembangunan di Balik Kekerabatan Tradisional
Modal Spiritual di Mondo
Bagan 1 Kerangka Pikir Tulisan
4
Penghayatan Spiritual dan Pembangunan di Balik Adat Istiadat