PENERAPAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MATERI KERANGKA TUBUH MANUSIA PADA SISWA KELAS 4 SDN 2 PESISIR SEMESTER I TAHUN PELAJARAN 2012/2013 Misbahul Munir1 Putu Eka Suarmika, S.Pd., M.Pd.2
Abstract: The condition of learning in SDN 2 Coast does not meet expectations. Percentage of mastery learning students in grades 4 obtained from the daily tests on the skeletal material nanusia showed that students who completed the study only about 45%. The purpose of this study were: 1) To clarify the application demonstration method to improve the learning outcomes of the human skeleton material science in grade 4 Coastal SDN 2; 2) To improve student learning outcomes in the material science of the human skeleton with the application of methods of demonstration. The subjects were students of class 4 subdistricts Coastal Besuki SDN 2 Situbondo the odd semester of the school year 2012/2013, totaling 22 students consisting of 7 male students and 15 female students. The research method in this study is action research and the study design used a model of Kemmis and Taggart. Student learning outcomes using the demonstration has increased significantly from the first cycle to the second cycle. In the first cycle of learning outcomes of students who have mastery learning as many as 15 students. While students who have not achieved mastery learning as much as 7 students. In the second cycle learning outcomes of students who have mastery learning as much as 19 students. While students who have not achieved mastery learning as much as 3 students.
Keywords: Demonstrations Method, learning outcomes, and student
1 2
Alumni FKIP PGSD UNAR Situbondo Dosen FKIP PGSD UNARS Situondo
Sedangkan
PENDAHULUAN Terciptanya pembelajaran yang aktif, kreatif, inovatif dan berkualitas adalah merupakan dambaan setiap
Nokes
menyatakan,
bahwa
(1991:1) IPA
adalah
pengetahuan teoritis yang diperoleh dengan metode khusus.
guru, karena dengan pola pembelajaran
Samatowa
(2006)
ini diharapkan proses belajar bisa
mengemukakan empat alasan sains
berjalan dan sesuai dengan target yang
dimasukkan
diinginkan. Untuk itu diperlukan suatu
Sekolah Dasar, yaitu bahwa sains
upaya dalam rangka meningkatkan
berfaedah bagi suatu bangsa, kiranya
mutu pendidikan dan pengajaran, salah
tidak perlu dipersoalkan panjang lebar.
satunya adalah dengan memilih strategi
Kesejahteraan materiil suatu bangsa
atau cara dalam menyampaikan materi
banyak
pelajaran agar diperoleh peningkatan
kemampuan bangsa itu dalam bidang
hasil belajar siswa khususnya pelajaran
sains, sebab sains merupakan dasar
IPA. Misalnya dengan membimbing
teknologi, sering disebut-sebut sebagai
siswa untuk bersama-sama terlibat
tulang
aktif dalam proses pembelajaran dan
Pengetahuan dasar untuk teknologi
mampu membantu siswa bekembang
ialah sains.
sesuai dengan taraf intelektualnya, akan lebih menguatkan pemahaman siswa terhadap konsep-konsep yang diajarkan. Pemahaman ini memerlukan minat dan motivasi. Tanpa adanya minat menandakan bahwa siswa tidak mempunyai motivasi untuk belajar. Fowler (1991:1) mengatakan, bahwa
IPA
sistematis
adalah
dan
berhubungan
ilmu
yang
dirumuskan,
yang
dengan
gejala-gejala
kebendaan dan didasarkan terutama atas
pengamatan
dan
induksi.
ke
dalam
sekali
kurikulum
tergantung
punggung
pada
pembangunan.
Metode ilmiah pada dasarnya merupakan suatu cara yang logis untuk memecahkan suatu masalah tertentu.
Metode
merupakan
dasar
ilmiah
inilah
metode
yang
digunakan dalam IPA. (Ahmadi,1991) Untuk pembelajaran pengelola
mencapai IPA,
langsung
pembelajaran
harus
tujuan
guru
sebagai
pada
proses
memahami
karakteristik (hakikat) dari pendidikan IPA
sebagaimana
dikatakan
(Depdiknas, 2006:47) bahwa IPA
hasil belajar siswa mata pelajaran IPA
berhubungan dengan cara mencari tahu
materi kerangka tubuh manusia.
tentang
alam
secara
sistematis,
sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta,
konsep-konsep
prinsip-prinsip
saja
tetapi
atau juga
merupakan suatu proses penemuan.
Berdasarkan hasil observasi awal, ternyata kondisi pembelajaran di SDN 2 Pesisir belum sesuai dengan harapan. Prosentase ketuntasan belajar siswa di kelas 4 yang diperoleh dari hasil ulangan harian pada meteri
SDN 2 Pesisir merupakan
kerangka tubuh nanusia adalah dari 22
salah satu lembaga pendidikan tingkat
siswa, terdapat 10 siswa yang tuntas
dasar yang terletak di Kecamatan
belajar atau sekitar 45 % dan terdapat
Besuki
12 siswa yang tidak tuntas belajar atau
Kabupaten
Berdasarkan
hasil
Situbondo. observasi
dan
sekitar 55 %.
wawancara dengan guru kelas 4 SDN 2 Pesisir dapat disimpulkan bahwa selain menggunakan metode ceramah guru juga menggunakan beberapa metode
pembelajaran
dalam
menyampaikan materi, akan tetapi kegiatan
belajar
mengajar
masih
kurang baik, hal ini dikarenakan masih kurangnya
motivasi
siswa
dalam
pembelajaran. Selain menggunakan beberapa metode pembelajaran guru juga
menggunakan
media
pembelajaran dalam menyampaikan materi,
akan
tetapi
media
yang
digunakan masih kurang bervariasi sehingga siswa masih merasa jenuh dalam mengikuti pembelajaran. Hal tersebut sangat berpengaruh terhadap
Metode
demonstrasi
merupakan metode mengajar yang menyajikan bahan pelajaran dengan mempertunjukkan secara langsung objeknya atau cara melakukan sesuatu untuk
mempertunjukkan
proses
tertentu. Demonstrasi dapat digunakan pada semua mata pelajaran. Dalam pelaksanaan demonstrasi guru harus sudah yakin bahwa seluruh siswa dapat memperhatikan dan mengamati terhadap
objek
yang
akan
didemonstrasikan. Sebelumnya proses demonstrasi
guru
mempersiapkan
alat-alat
digunakan tersebut.
dalam
sudah yang
demonstrasi
Metode adalah suatu cara yang
Berdasarkan uraian masalah di
digunakan untuk mencapai tujuan
atas,
yang
penelitian ini adalah di atas : 1)
telah
ditetapkan.
Dalam
rumusan
masalah
kegiatan belajar mengajar, metode
Bagaimana
yang
guru
demonstrasi untuk meningkatkan hasil
sesuai
belajar IPA materi kerangka tubuh
dengan tujuan yang akan dicapai
manusia pada siswa kelas 4 SDN 2
setelah
pembelajaran
Pesisir ?; 2) Bagaimana peningkatan
berlangsung. Seorang guru tidak
hasil belajar siswa pada materi IPA
akan dapat melaksanakan tugasnya
tentang
bila tidak menguasai salah satu
dengan
metode
demonstrasi ?.
diperlukan
penggunaannya
bervariasi
kegiatan
mengajar
yang
telah
dirumuskan dan dikemukakan para ahli
psikologi
pendidikan”
(Djamarah, 1991:72).
penerapan
dalam
kerangka
metode
tubuh
diterapkannya
manusia metode
Tujuan penelitian ini adalah:1) Untuk menjelaskan penerapan metode demonstrasi untuk meningkatkan hasil
Untuk melaksanakan metode
belajar IPA materi kerangka tubuh
demonstrasi yang baik atau efektif
manusia pada siswa kelas 4 SDN 2
ada beberapa langkah yang harus
Pesisir;2) Untuk meningkatkan hasil
dipahami dan digunakan oleh guru
belajar
yang terdiri dari tahap persiapan dan
tentang kerangka tubuh manusia
tahap pelaksanaan. (J.J Hasibuan dan
dengan
Mujiono,
demonstrasi.
1991:31)
yaitu
tahap
persiapan dan tahap pelaksanaan. Hasil belajar sangat penting
siswa
pada
materi
diterapkannya
Penelitian
ini
IPA
metode
diharapkan
dapat memberikan masukan dan
dalam proses belajar mengajar, karena
sumbangan
dengan
belajar
berbagai pihak terutama :1) Bagi
siswa, guru dapat mengetahui tingkat
guru, dapat memberikan manfaat
penguasaan materi siswa, keefektifan
untuk
metode yang disampaikan, dan juga
agar lebih baik dan bermakna,
dapat memperbaiki proses belajar
sehingga dapat memunculkan ide
mengajar.
cemerlang dalam rangka peningkatan
mengetahui
hasil
pemikiran
memperbaiki
kepada
pembelajaran
kualitas pembelajaran; 2) Bagi siswa,
penelitian
ini
adalah
penelitian
dengan
tindakan
kelas
dan
rancangan
menggunakan
demonstrasi
dapat
metode
meningkatkan
penelitian yang digunakan model
hasil belajar atau prestasi siswa pada
dari
pembelajaran IPA.3) Bagi lembaga,
Rancangan
dapat
digunakan
dijadikan
sebagai
bahan
Kemmis
dan
Taggart.
penelitian dalam
yang
penelitian
ini
masukan informasi tentang salah satu
adalah Penelitian Tindakan Kelas
alternatif cara pembelajaran IPA
(PTK)
pada siswa dengan pemanfaatan
Research
metode pengajaran dalam mencapai
tindakan
indikator
penelitian mengujicobakan ide-ide ke
dan
kompetensi
yang
atau
Classroom (CAR).
kelas
“Penelitian
adalah
praktik
Action
diinginkan;4) Bagi peneliti, dapat
dalam
digunakan sebagai acuan teoritis
memperbaiki atau mengubah sesuatu
dalam mengatasi kesulitan belajar
agar memperoleh dampak nyata dari
anak khususnya pada pembelajaran
situasi” (susmiyati,2012)
IPA, dalam praktik mengajarnya nanti
Sedangkan zuhdi,dkk tindakan
dalam
sebuah
rangka
menurut
(2011), kelas
“Penelitian
adalah
bentuk
penelitian reflektif diri yang secara kolektif
dilakukan
dalam
situasi
meningkatkan
oleh
peneliti
sosial
untuk
penalaran
dan
keadilan praktik pendidikan dan
METODE PENELITIAN
sosial serta pemahaman mengenai Subjek
penelitian
adalah
siswa-siswi kelas 4 SDN 2 Pesisir kecamatan Situbondo
Besuki pada
praktik
dan
situasi
tempat
dilakukannya.”
Kabupaten
Secara garis besar terdapat
Semester
ganjil
empat tahapan yang lazim dilakukan
tahun pelajaran 2012/2013,
yang
dalam Penelitian Tindakan Kelas,
berjumlah 22 siswa yang terdiri dari
yaitu : (1) perencanaan (planning),
7 siswa laki-laki dan 15 siswa
(2)
perempuan. Metode penelitian pada
pelaksanaan
(acting),
(3)
pengamatan (observing), (4) refleksi (reflecting). (Ekawarna,2009) Ada beberapa ahli yang mengemukakan
model
55% ≤ 70%
Cukup Terampil
0% ≤ 55%
Kurang Terampil
penelitian
tindakan kelas dengan bagan yang
Untuk
menghitung
berbeda, namun menurut Arikunto
peningkatan hasil belajar IPA materi
(2008:16) secara garis besar terdapat
kerangka
empat tahapan yang lazim dilalui,
dilakukan rumus :
yaitu
(1)
perencanaan,
tubuh
manusia,
(2)
n
pelaksanaan, (3) pengamatan, dan (4)
Pt = — x 100 %
refleksi.
N
Pada
penelitian
menggunakan deskriptif metode
teknik
kualitatif penelitian
menggambarkan fakta
sesuai
diperoleh
ini analisis
yaitu yang
bersifat
kenyataan
dengan
dengan
Analisa
atau
data
peningkatan hasil belajar siswa n
= Jumlah siswa
yang mengalami peningkatan belajar
yang
tujuan
N = Jumlah seluruh
untuk
keberhasilan
menerapkan
Keterangan : Pt = Persentase
suatu
siswa
mengetahui hasil belajar siswa.
dalam
dapat
guru
metode
Tabel 2. Kriteria Persentase Hasil Belajar Siswa
demonstrasi dengan menggunakan
Persentase
Kriteria
rusmus :
P ≤ 90%
Sangat baik
80% ≤ P < 90%
Baik
65% ≤ P < 80%
Cukup baik
55% ≤ P < 65%
Kurang baik
P < 55%
Tidak baik
Tabel 1. Kriteria guru dalam penerapan metode pembelajaran Persentase
Kriteria
P ≥ 85%
Sangat Terampil
70% ≤ 85%
Terampil
a. Indikator Keberhasilan
siklus yang masing-masing terdiri
Metode Demonstrasi
dari dua kali pertemuan. Hasil pada
Apabila proses pembelajaran
pertemuan
dengan metode demonstrasi
menyampaikan
dapat dilaksanakan minimal >
kerangka tubuh manusia dengan
85 % dari rencana perbaikan
menggunakan metode demonstrasi
pembelajaran
melalui media gambar siswa cukup
yang
dibuat
atau kategori sangat terampil.
antusias
I,
pada
saat
materi
dan
guru tentang
memperhatikan
b. Indikator Keberhasilan Hasil
penjelasan guru. Akan tetapi siswa
Belajar Siswa
masih kurang beraktivitas secara
1.
Daya serap perorangan
optimal pada saat menyelesaikan
yaitu
tugas
siswa
tuntas
dikatakan
belajar
apabila
kelompok,
kelompok
yang
ada
beberapa
ramai
sendiri
mencapai skor ˃ 60 dari
sehingga mengganggu teman dan
skor maksimal 100.
kelompok yang lain. Pada tabel 3
2. Daya serap klasikal yaitu suatu
kelas
tuntas
dikatakan
belajar
proses pembelajaran dengan metode demonstrasi
kemampuan
apabila
dikategorikan
terdapat ≥ 70 % siswa
karena ≤ 85%.
yang telah mencapai skor
(terampil)
Tabel 3. Hasil Aktivitas Guru
> 60 dari skor maksimal 100.
efektif
guru
Siklus I Aktivitas Guru
Persenta se %
Kriteria
HASIL PENELITIAN DAN Jumlah Skor
PEMBAHASAN Berdasarkan yang
telah
diadakan
50 76,92 %
permasalahan
dikemukakan, pengujian
perlu
Skor 65 Maksimal
Efektif Teramp il
metode
pembelajaran pada siklus I untuk memperbaiki kegiatan pembelajaran
Hasil Belajar Siswa mata
sebelumnya. Pelaksanaan tindakan
pelajaran IPA materi kerangka tubuh
pada penelitian ini terdiri dari 2
manusia
dengan
menggunakan
metode demonstrasi.
Tabel 4. Hasil Belajar Siswa Kelas 4 Siklus I Hasil Belajar
Jumlah Siswa
Siswa Tuntas (Nilai ≥ 60)
15
68,18
Siswa tidak tuntas (Nilai ˂ 60)
7
31,82
Jumlah
22
100
Persentase %
Rata-rata Kelas
70,23
Dari tabel di atas dituangkan dalam bentuk grafik sebagai berikut :
80.00%
15 siswa
Persentase
60.00%
7 siswa
40.00% 20.00% 0.00% Tuntas
Berdasarkan
hasil
Kriteria
Tidak Tuntas
analisis
pada siklus I masih belum mencapai
pada Tabel 3 menunjukkan bahwa
ketuntasan belajar, hal ini terlihat
dari nilai ketuntasan belajar secara
masih ada beberapa soal yang belum
klasikal.
terselesaikan;3) Rasa malu dan ragu
Kelas
dikatakan
telah
mencapai ketuntasan belajar jika
untuk
kelas tersebut telah terdapat ≥ 70%
pada saat kegiatan presentasi, serta
dengan jumlah siswa telah mencapai
merupakan hal baru dan jarang
nilai ≥ 60, sedangkan nilai siswa
dilakukan
pada
presentasi ini serasa kurang hidup.
siklus
I
masih
mencapai
mengutarakan
pendapatnya
membuat
kegiatan
68,18% masih belum mencapai nilai kelas sebesar ≥ 70% dengan nilai siswa minimal ≥ 60. Diharapkan untuk pelaksanaan siklus II dapat meningkatkan hasil belajar siswa sehingga mencapai nilai ketuntasan belajar siswa. refleksi
pada
pelaksanaan siklus I yaitu masih adanya kelemahan-kelemahan yang menyebabkan hasil yang diperoleh pada siklus I tidak optimal, antara lain :1) Peneliti dan guru kelas masih mengalami sedikit hambatan. Masih sebagian
perencanaan
yang
terlewati yaitu guru kurang memberi arahan dan sanksi bagi siswa yang kurang
disiplin.
Akibatnya
ada
beberapa siswa yang bergurau pada saat menyelesaikan tugas. Sehingga berdampak pada hasil belajar siswa yang masih belum mencapai kriteria yang ditentukan;2) Siswa kurang memanfaatkan dengan baik waktu yang diberikan oleh guru, sehingga
kelemahan-
kelemahan yang ada, maka peneliti merasa perlu mengadakan siklus II untuk
Kesimpulan
ada
Berdasarkan
lebih
mengoptimalkan
pelaksanaan pembelajaran sehingga nilai yang dicapai siswa akan lebih baik dan ketuntasan belajar siswa akan meningkat. Pada siklus II, hasil observasi terhadap aktivitas guru mengalami peningkatan. Guru sudah terlihat menyampaikan meteri pembelajaran sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah disusun oleh peneliti. Pada saat memberikan penjelasan diselingi dengan tanya jawab yang membuat siswa lebih memperhatikan
materi
yang
diterangkan. Bagi siswa yang dapat menjawab memberikan
dengan
benar
pujian
guru untuk
membangkitkan
motivasi
siswa.
dikategorikan
efektif
(terampil) karena ≥ 85%.
Selain itu pada siklus II ini guru terlihat lebih
sangat
membimbing dan
memberikan arahan yang positif pada
saat
diskusi
Tabel 5. Hasil Aktivitas Guru
kelompok,
Siklus II
presentasi dan menarik kesimpulan. Tujuannya agar siswa lebih disiplin
Aktivitas Guru
dan bertanggungjawab akan tugas yang diberikan guru. Penerapan
Jumlah Skor
Metode
materi Kerangka Tubuh Manusia terhadap kemampuan guru dikatakan sangat
Kriteria
93,85 %
Sangat Efektif ( Teramp il )
6 1
Demonstrasi pada pembelajaran IPA Skor Maksim al
Persentas e%
6 5
efektif (terampil) apabila
dapat dilaksanakan minimal ≥ 85% Hasil Prestasi Belajar Siswa
dari rencana perbaikan pembelajaran
mata pelajaran IPA materi kerangka
yang dibuat. Pada tabel 5 proses pembelajaran
dengan
demonstrasi
kemampuan
tubuh manusia dengan menggunakan
metode
metode
guru
demonstrasi.
Tabel 6. Hasil Belajar Siswa Kelas 4 Siklus II Hasil Belajar
Jumlah Siswa
Persentase %
Siswa Tuntas (Nilai ≥ 60)
19
86,36
Siswa tidak tuntas (Nilai ˂ 60)
3
13,64
Jumlah
22
100
Rata-rata Kelas
80
Dari tabel di atas dituangkan dalam bentuk grafik 2 sebagai berikut :
Grafik 4.2 Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Siklus II 100.00%
19 siswa
Persentase
80.00%
60.00% 40.00% 3 siswa
20.00% 0.00%
Tuntas
Tidak Tuntas
Kriteria
Berdasarkan
hasil
analisis
Kemampuan
guru
pada Tabel 6 menunjukkan bahwa
pembelajaran
dari siklus I ke siklus II mengalami
menggunakan Metode Demonstrasi
peningkatan, hal ini terlihat dari nilai
mengalami peningkatan. Hal itu
ketuntasan belajar secara klasikal
dapat dilihat pada tabel 7 di bawah
dan rata-rata kelas. Kelas dikatakan
ini:
telah mencapai ketuntasan belajar
Tabel
IPA
pada
7.
dengan
Perbandingan
jika kelas tersebut telah terdapat ≥
Kemampuan Guru Siklus I Dan
70% dengan jumlah siswa telah
Siklus II
mencapai nilai ≥ 60, terbukti hasil yang
diperoleh
mencapai
nilai
siswa ≥60
≥
70% dengan
Kemamp uan Guru
Juml ah Skor
Persent ase %
Kriter ia
Siklus I
50
76,92 %
Siklus II
61
93,85 %
Teram pil Sanga t teram pil
prosentase 86,36% sedangkan ratarata hasil belajar siswa mencapai 80%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan siklus II telah mencapai target yang diinginkan.
Dari tabel di atas dituangkan dalam bentuk grafik 3 sebagai berikut :
Grafik 4.3 Perbandingan Kemampuan guru pada Siklus I dan Siklus II Sangat Terampil
Persentase
100.00% Terampil
80.00% 60.00% 40.00% 20.00% 0.00%
Siklus I
Berdasarkan
uraian
Siklus II
pada
Selain
kemampuan
guru,
tabel 7 diketahui bahwa pada siklus
hasil belajar siswa pada penelitian ini
II
juga mengalami peningkatan. Hal
aktivits
guru
mengalami
peningkatan dibanding dengan siklus
tersebut
I. Hasil tersebut menunjukkan bahwa
ketuntasan hasil belajar siswa yang
peningkatan aktivitas guru dari siklus
ditunjukkan pada tabel 8 berikut ini :
Pra Persent Siklus ase (Nilai ≥ 60) 10 45,45% (Nilai < 60) 12 55,55% Rata-rata 60.22 100% I ke siklus II sebesar 16.93 %. Nilai
Siklus I
Tabel 8. Perbandingan Hasil Belajar Siswa
15 7 70,23
dapat
Persentas e 68,18% 31,82% 100%
dilihat
Siklus II 19 3 80
pada
Persent ase 86,36% 13,64% 100%
Dari hasil tabel di atas dapat dituangkan dalam bentuk grafik 4 sebagai berikut :
Grafik 3.4 Perbandingan Hasil Belajar Siswa 100.00%
19 siswa
Persentase
80.00%
15 siswa 12 siswa 10 siswa
60.00%
7 siswa
40.00%
3 siswa
20.00% 0.00% Pra Siklus
Berdasarkan
data
Siklus I
di
atas
dapat disimpulkan bahwa rata-rata hasil
belajar
siswa
mengalami
lebih
Siklus II
aktif
b. Tahap pembentukan kelompok belajar
yang
kemampuan
15
orang
dengan
dalam
pembelajaran demonstrasi IPA;
peningkatan. Pada siklus I siswa tuntas
terlibat
ditentukan
berdasarkan
siswa,
pembagian
persentase 68,18%. sedangkan pada
kelompok dibagi secara heterogen
siklus II meningkat, siswa yang
sebelum melaksanakan kegiatan
tuntas menjadi 19 orang dengan
demonstrasi
persentase 86,36 %. Jadi siswa dapat
ramai
dikatakan tuntas karena terdapat 70%
mengikuti proses pembelajaran;
siswa yang telah mencapai nilai ≥ 60. Berdasarkan
c. Tahap
agar
dan
siswa
semangat
membimbing
tidak dalam
kelompok
pelaksanaan
belajar, guru dibantu 2 Observer
tindakan penelitian yang dilakukan
bagi siswa yang masih bingung
dalam dua siklus maka diperoleh
melakukan
beberapa temuan penelitian sebagai
pelajaran
berikut:
bimbingan
a. Tahap
penyampaian
tujuan
demonstrasi IPA.
Siswa
diberi
dan
arahan
dalam
menghadapi kesulitan demonstrasi
pembelajaran dan motivasi yang
yang
dilakukan guru sangat bermanfaat
kelompoknya;
untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
Hal
pembelajaran
ini
terlihat
berikutnya
di yang
menunjukkan ketuntasan dalam pembelajaran.
Siswa
menjadi
dalam
d. Selama siswa merasa
dilakukan
kegiatan terlihat
pembelajaran
senang
tertarik
oleh
karena dengan
demostrasi, mereka juga terlihat
aktif
dalam
mengikuti
pembelajaran; e. Setelah melakukan demonstrasi,
KESIMPULAN
hasil
Berdasarkan hasil penelitian,
demonstrasi yang telah dilakukan
analisa data dan pembahasan di atas,
dengan
dapat
siswa
menyampaikan
mempresentasikan
di
disimpulkan
bahwa
depan kelompok lain dan guru.
kemampuan guru dalam menerapkan
Hal ini terjadi tanya jawab antar
metode demonstrasi pada siklus I
kelompok. Kondisi dibimbing dan
dikatagorikan terampil dan pada
diarahkan oleh guru
siklus
f. Dari hasil analisis, hasil belajar siswa
mengalami
peningkatan
II
dikatagorikan
sangat
terampil karena pada siklus ini kemampuan guru ≥ 85%. Hasil belajar siswa dengan
mencapai 68,18% pada siklus I
menggunakan metode demonstrasi
dan 86,36% pada siklus II. pemberian
mengalami
kelompok
signifikan dari siklus I ke siklus II.
terbaik disetiap akhir pembelajaran
Pada siklus I hasil belajar siswa yang
dapat meningkatkan motivasi siswa
mengalami
agar lebih aktif dalam mengikuti
sebanyak 15 siswa. Sedangkan siswa
kegiatan pembelajaran berikutnya..
yang belum mencapai ketuntasan
Tahap penghargaan
kepada
Pengumpulan penelitian
ini
data
adalah
dalam dengan
peningkatan
ketuntasan
yang
belajar
belajar sebanyak 7 siswa. Pada siklus II
hasil
belajar
siswa
telah
mengalami
dapat
sebanyak 19 siswa. Sedangkan siswa
diambil kesimpulan bahwa siswa
yang belum mencapai ketuntasan
sangat
belajar sebanyak 3 siswa.
observasi.
Observasi
dilakukan
oleh
yang
observer
senang dan aktif dalam
ketuntasan
yang belajar
Siswa
Jadi
penerapan
metode
sangat antusias untuk menyelesaikan
demonstrasi
terbukti
dapat
soal kelompok dengan skor tertinggi,
meningkatkan hasil belajar siswa
sehingga metode demonstrasi ini
pada pelajaran IPA kelas 4 materi
menarik
kerangka tubuh manusia di SDN 2
mengikuti
pembelajaran.
minat
siswa
mengikuti pembelajaran.
untuk
Pesisir tahun pelajaran 2012/2013
dengan persentase ≥ 70% siswa yang telah mencapai nilai ≥ 60. Berdasarkan kesimpulan dari
Ahmadi, A., dan Supatmo, A.1991. Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta : Rineka Cipta.
penelitian ini, maka dapat diajukan beberapa saran yaitu: 1 )Bagi guru, dalam
penerapan
metode
demonstrasi guru harus menguasai metode
dan
dapat
menjelaskan
materi kepada siswa secara jelas sehingga siswa dapat memahami materi dengan mudah; 2) Bagi siswa, melalui
penerapan
demonstrasi
Arikunto, S, Suhardjono, Supardi. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara.
metode
diharapkan
bisa
Depdiknas. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. [serial on line]. ariesforfredom.blogspot.com/2 011/01/ptk-metodedemonstrasi.hatml. [ 03 November 2012 ].
dijadikan semangat dan keaktifan belajar serta keterampilan siswa dalam proses pembelajaran; 3) Bagi Lembaga,
penelitian
penerapan
metode demonstrasi dapat dijadikan alternatif dalam peningkatan hasil belajar siswa; 4) Bagi peneliti lain,
Djamarah. 2006. Metode Pembelajaran. [serial on line]. Mardiyan 22 files, wordpress.com/2010/11/metod e pembelajaran.doc. [ 06 Oktober 202 ].
penelitian ini dapat dijadikan acuan untuk mengadakan penelitian yang sejenis dengan permasalahan atau materi
yang
lain
dalam
Ekawarna. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: GP Press.
mata
pelajaran IPA. Fowler,
dan Nokes. 1991. Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta : Rineka Cipta.
DAFTAR PUSTAKA Hasibuan, dan Mujiono. 1993. Penerapan Metode Demonstrasi. [serial on line]. ariesforfredom.blogspot.com/2
011/01/ptk-metodedemonstrasi.hatml. November 2012 ].
[
03
Samatowa. 2006. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. [serial on line]. ariesforfredom.blogspot.com/2 011/01/ptk-metodedemonstrasi.hatml. [ 03 November 2012 ].
Susmiyati, 2012. “ Penelitian Tindakan Kelas “. Tidak diterbitkan. Skripsi. Surabaya. Universitas Wijaya Kusuma.
Zuhdi, M., Fauzan, dan Sayuti, W. 2011. “ Penelitian Tindakan Kelas dan Penulisan Karya Tulis Ilmiah “ . tidak diterbitkan. Modul. Jakarta. Dirjen Pendidikan Agama Islam.