Perubahan janin pada Bumil trimester II 2.4.1 Minggu ke-14 Perkembangan Janin
:
- Sistem otot semakin kuat. - Sistem saraf mulai berfungsi. - Pembuluh darah mulai berkembang.
2.4.2 Minggu ke-15 Perkembangan Janin
:
- Tangan mulai bisa mengepal. - Berat janin mencapai 200 gr. - Kaki sudah mulai menendang.
2.4.3 Minggu ke-16 Perkembangan Janin
:
sistem muskuloskeletal sudah matang, sistem saraf mulai melaksanakan kontrol, pembuluh darah berkembang dengan cepat, tangan janin dapat mengenggam, kaki menendang dengan aktif, semua organ mulai matang dan tumbuh, panjang ubun-ubun bokong telah mencapai 12 cm, berat janin sekitar,2 kg, denyut jantung janin dapat didengar dengan doppler, pankreas telah memproduksi insulin 2.4.4 Minggu ke-18 Perkembangan Janin
:
1. Adanya lapisan lemak yang melindungi janin. 2. Rambut-rambut halus menutupi tubuh dan memelihara kelembaban kulit. 2.4.5 Minggu 20 1. Tubuh janin memanjang dengan cepat 2. Verniks melindungi tubuh, lanugo menutupi tubuh dan menjaga minyak pada kulit. 3. Alis, bulu mata dan rambut terbentuk 4. Pertambahan berat mencapai 0,5 Kg 5. Janin mengembangkan jadwal yang teratur untuk tidur, menelan dan menendang 2.4.6 Minggu 24 1. Kerangka berkembang dengan cepat karena sel pembentukan tulang menigkatkan aktifitasnya 2. Berat janin 0,7-0,8 Kg 3. Kulit kemerahan dan keriput karena belum terbentuknya jaringan ikat subkutis
4. Susunan saraf pusat, kardiovaskuler, dan pernapasan belum berfungsi sempurna dan diantara ketiganya belum dapat berkoordinasi baik sehingga jika janin lahir pada periode ini, janin tidak akan dapat bertahan hidup. Kebutuhan Pengetahuan Tentang Tanda - Tanda Bahaya Kehamilan pada Ibu Hamil Trimester 1,2,3
Tanda-tanda bahaya kehamilan adalah gejala yang menunjukkan bahwa ibu dan bayi dalam keadaan bahaya kehamilan. Namun kehamilan yang normal dapat berubah menjadi patologi. Salah satu asuhan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan untuk menapis adanya risiko ini yaitu melakukan pendeteksian dini adanya komplikasi/ penyakit yang mungkin terjadi selama hamil muda.
Tanda-tanda bahaya kehamilan pada TM 1 yang perlu ibu ketahui yaitu 1) Mual muntah berlebihan Mual (nausea) dan muntah (emesis gravidarum) adalah gejala yang wajar dan sering kedapatan pada kehamilan trimester I. Mual biasa terjadi pada pagi hari, tetapi dapat pula timbul setiap saat dan malam hari. Gejala–gejala ini kurang lebih terjadi 6 minggu setelah hari pertama haid terakhir dan berlangsung selama kurang lebih 10 minggu.
Mual dan muntah terjadi pada 60-80 % primigravida dan 40-60 % multigravida. Satu diantara seribu kehamilan, gejala–gejala ini menjadi lebih berat. Perasaan mual ini disebabkan oleh karena meningkatnya kadar hormon estrogen dan HCG dalam serum. Pada umumnya wanita dapat menyesuaikan dengan keadaan ini, meskipun demikian gejala mual muntah yang berat dapat berlangsung sampai 4 bulan. Pekerjaan sehari-hari menjadi terganggu dan keadaan umum menjadi buruk.Keadaan inilah disebut hiperemisis gravidarum. Keluhan gejala dan perubahan fisiologis menentukan berat ringanya penyakit.
Mual muntah dapat diatasi dengan:
Makan sedikit tapi sering
Hindari makanan yang sulit dicerna dan berlemak Jaga masukan cairan, karena cairan lebih mudah ditolelir daripada makanan padat. Selingi makanan berkuah dengan makanan kering. Makan hanya makanan kering pada satu waktu makan, kemudian makanan berkuah pada waktu berikutnya. Jahe merupakan obat alami untuk mual. Cincang dan makan bersama sayuran serta makanan lain. Isap sepotong jeruk yang segara ketika merasa mual Hindari hal–hal yang memicu mual, seperti bau, gerakan atau bunyi Istirahat cukup Hindari hal–hal yang membuat Anda berkeringat atau kepanasan, yang dapat memicu rasa mual Komplikasi jikaseseorangitumuntahterusmenerusadalah perdarahan pada retina yang disebabkan oleh meningkatnya tekanan darah ketika penderita muntah.
2) Perdarahan pervaginam Perdarahan yang terjadi pada masa kehamilan kurang dari 22 minggu. Pada masa kehamilan muda, perdarahan pervaginam yang berhubungan dengan kehamilan dapat berupa: abortus, kehamilan mola, kehamilan ektopik.
Penanganannya dapat berupa Siapkan fasilitas tindakan gawat darurat, lakukan pemeriksaan secara cepat keadaan umum ibu, termasuk tanda vital (nadi, tekanan darah, respirasi, dan temperatur). Jika dicurigai adanya syok, segera lakukan tindakan meskipun tanda–tanda syok belum terlihat. Ingat bahwa saat melakukan evaluasi lebih lanjut kondisi ibu dapat memburuk dengan cepat. Jika terjadi syok, sangat penting untuk segera memulai penanganan syok, yaitu pasang infus dan berikan cairan intravena. Lakukan restorasi cairan darah sesuai dengan keperluan. Perdarahan ringan membutuhkan waktu lebih dari lima menit untuk membasahi pembalut atau kain bersih. Perdarahan berat membutuhkan waktu kurang dari lima menit untuk membasahi pembalut atau kain bersih. Macam–macam perdarahan pervaginamyaitu:
1. Abortus 2. Kehamilan Mola
Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan pada atau sebelum kehamilan tersebut berusia 22 minggu atau buah kehamilan belum mampu hidup diluar kandungan. Macam-macamabortusyaitu: A. Abortus Imminens Abortus imminens adalah peristiwa terjadinya perdarahan dari uterus pada kehamilan sebelum 20 minggu, hasil konsepsi masih didalam uetrus dan tanpa adanya dilatasi serviks.
Diagnosis abortus imminens ditentukan bila pada wanita hamil terjadi perdarahan melalui ostium uteri eksternum, disertai mules-mules sedikit atau tidak sama sekali, besarnya uterus sesuai dengan usia kehamilan, serviks belum membuka, dan tes kehamilan positif.Penanganan: tidak perlu pengobatan khusus atau tirah baring total, jangan melakukan aktivitas fisik berlebihan atau hubungan sek sual, jika: perdarahan berhenti lakukan asuhan antenatal seperti biasa. Lakukan penilaian jika perdarahan terjadi lagi.Perdarahan terus berlangsung nilai kondisi janin (uji kehamilan atau USG) lakukan konfirmasi kemungkinan adanya penyebab lain.
B. Abortus Insipiens Abortus insipiens adalah peristiwa perdarahan uterus pada kehamilan sebelum 20 minggu dengan adanya dilatasi serviks uteri yang meningkat, tetapi hasil konsepsi masih dalam uterus. Rasa mules labih sering dan kuat, perdarahan bertambah.Penanganannya: bila ada tanda–tanda syok maka atasi dulu dengan pemberian cairan dan tranfusi darah. Kemudian keluarkan jaringan secepat mungkin dengan metode digital dan kuretase. Setelah itu beri obat–obat uterotonika dan antibiotika.
C. Abortus Inkomplit Abortus inkomplit adalah pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada kehamilan sebelum 20 minggu dengan masih ada sisa teringgal
didalam serviks. Pada pemeriksaan vaginam, kanalis servikalis terbuka dan jaringan dapat diraba dalam cavum uteri atau kadang-kadang sudah menonjol dari ostium uteri eksternum.
Perdarahan yang terjadi pada abortus inkomplitus dapat banyak sekali, sehingga dapat menyebabkan syok dan perdarahan tidak akan berhenti sebwlum sisa hasil konsepsi dikeluarkan. Apabila abortus inkomplitus disertai syok karena perdarahan, segera atasi syok, setelah keadaan menbaik baru dilakukan pengeluaran sisa konsepsi.Penanganannya: bila ada tanda–tanda syok maka atasi dulu dengan pemberian cairan dan tranfusi darah. Kemudian keluarkan jaringan secepat mungkin dengan metode digital dan kuretase. Setelah itu beri obat–obat uterotonika dan antibiotika.
D. Abortus komplit Pada abortus kompletus semua hasill konsepsi sudah keluar, ditemukan perdarahan sedikit, ostium uteri telah menutup, dan uterus sudah mulai mengecil.
Diagnosis dapat dipermudah bila hasil konsepsi yang telah keluar dapat diperiksa apakah sudah keluar semua dengan lengkap. Penderita dengan abortus kompletus tidak memerlukan pengobatan secara khusus, hanya apabila ditemukan anemia perlu diberi sulfas ferrosus (tablet Fe) atau transfusi.
E. Missed abortion Missed abortion adalah keadaan dimana janin sudah mati, tetapi tetap berada dalamrahim dan tidak dikeluarkan selama 2 bulan atau lebih. Penanganan: berikan obat dengan maksud agar terjadi his sehingga fetus dan desidua dapat dikeluarkan, kalau tidak berhasil lakukan dilatasi dan kuretase. Hendaknya juga diberikan uterotonika dan antibiotika.
F. Kehamilan ektopik terganggu Kehamilan ektopik terjadi bila ovum yang telah dibuahi berimplantasi dan tumbuh diluar cavum uteri. Pada keadaan ini besar kemungkinan
terjadi keadaan gawat. Keadaan gawat ini dapat terjadi apabila kehamilan ektopik terganggu.
Nyeri merupakan keluhan utama pada kehamilan ektopik terganggu. Pada rubtur tuba, nyeri perut bagian bawah terjadi terjadi secara tibatiba dan intensitasnya disertai dengan perdarahan yang menyebabkan penderita pingsan dan masuk dalam keadaan syok.
Perdarahan pervaginam merupakan tanda penting kedua pada kehamilan ektopik terganggu. Perdarahan yang berasal dari uterus biasanya tidak banyak dan berwarna coklat tua. Pada kehamilan ektopik terganggu ditemukan bahwa usaha menggerakkan serviks uteri menimbulkan rasa nyeri, demikian pula cavum Douglas menonjol dan nyeri pada perabaan.
Kehamilan ektopik terganggu sangat bervariasi, dari yang klasik dengan gejala perdarahan mendadak dalam rongga perut dan ditandai oleh abdomen akut sampai gejala samar-samar, sehingga sulit membuat diagnosis.
2. KehamilanMola Mola hidatidosa adalah suatu kehamilan yang berkembang tanpa janindan ditemukan jaringan seperti buah anggur.
Secara makroskopik mola hidatidosa mudah dikela yaitu berupa gelembung-gelembung putih, tembus pandang, berisi cairan jernih, dengan ukuran bervariasi dari beberapa mm sampai 1-2 cm.
3) Hipertensi Gravidarum
Hipertensi dalam kehamilan Gejala dan tanda yang selalu ada Gejala dan tanda yang kadang-kadang ada
Diagnosis kemungkinan Tekana diastolik ≥ 90 mmHg pada kehamilan < 20 minggu
Hipertensi kronik Tekana diastolik 90-110 mmHg pada kehamilan < 20 minggu Protein urin < ++
Hipertensi kronik dengan superimposed pre-eklamsia ringan Tekana diastolik 90-110 mmHg (2 ppengukuran berjarak 4 jam) pada kehamilan > 20 minggu Proteinurin -
Hipertensi dalam kehamilan Tekana diastolik 90-110 mmHg (2 ppengukuran berjarak 4 jam) pada kehamilan > 20 minggu Proteinurin ++
Pre-eklamsi ringan Tekana diastolok ≥ 110 mmhg pada kehamilan > 20 minggu Proteinurin ≥ +++ Nyeri kepala (tidak hilang dengan analgesik biasa) Penglihatan kabur Oliguria (< 400ml/24 jam) Nyeri abdomen atas (epigastrium) Edema paru Pre-eklamsi berat Kejang Tekanan diastolik ≥ 90 mmHg pada kehamilan > 20 minggu
Proteinurin ≥ ++ Koma Sama seperti pre-eklamsi berat Eklamsia
1)
Nyeri Perut Bagian Bawah
Nyeri perut pada kehamilan 22 minggu atau kurang kemungkinan merupakan gejala utama pada kehamilan ektopik atau abortus, dapat juga disebabkan oleh sebab lain.
Nyeri perut bagian bawah dapat ditemukan pada Apendisitis, Peritonitis, Kista ovarium, Sistitis, Pielonefritis akut, Peritonitis. Pada keadaan-keadaan tersebut, nyeri perut mungkin disertai dengan berbagai gejala dan tanda, seperti di bawah ini. -
Kista Ovarium
+ Nyeri perut + Tumor adneksa pada periksa dalam + Massa tumor di perut bawah + Perdarahan vaginal ringan -
Apendisitis
+ Nyeri perut bawah + Demam + Nyeri lepas + Perut membengkak + Anoreksia + Mual/muntah + Ileus paralitik
+ Lekositosis -
Sistitis
+ Disuria + Sering berkemih + Nyeri perut + Nyeri retro/suprapubik -
Pielonefritis akut
+ Disuria + Demam tinggi/menggigil + Sering berkemih + Nyeri perut + Nyeri retro/suprapubik + Nyeri pinggang + Sakit di dada + Anoreksia + Mual/muntah -
Peritonitis
+ Demam + Nyeri perut bawah + Bising usus (-) + Nyeri lepas + Perut kembung + Anoreksia + Mual/muntah + Syok 1)
Selaput Kelopak Mata Pucat
Anemia adalah masalah medis yang umum terjadi pada banyak wanita hamil. Jumlah sel darah merah dalam keadaan rendah, kuantitas dari
sel–sel ini tidak memadai untukmemberikan oksigen yang dibutuhkan oleh bayi.
Anemia sering terjadi pada kehamilan karena volume darah meningkat kira–kira 50% selama kehamilan. Darah terbuat dari cairan dan sel. Cairan tersebut biasanya meningkat lebih cepat daripada sel- selnya. Hal ini dapat mengakibatkan penurunan hematokrit (volume, jumlah atau persen sel darah merah dalam darah). Penurunan ini dapat mengakibatkan anemia.Penanganannya: anemia dapat ditangani dengan minum tablet zat besi dan istirahat cukup.
Komplikasi anemia dalam kehamilan memberikan pengaruh langsung terhadap janin sedangkan komplikasi pada kehamilan trimester I yaitu anemia dapat menyebabkan terjadinya missed abortion, kelainan kongenital, abortus/ keguguran.
Sebagian besar kematian ibu terjadi selama masa pasca salin.Oleh karena itu sangatlah penting untuk membimbing para ibu dan keluarganya mengenai tanda-tanda bahaya yang menandakan bahwa ia perlu segera mencari bantuan medis. Tanda-tandanya antara lain: · perdarahan vagina yang luar biasa atau tiba-tiba bertambah banyak ·
pengeluaran sekret vagina yang baunya menusuk
·
rasa sakit di bagian bawah abdomen/punggung
·
sakit kepala hebat dan terus-menerus
·
pembengkakan di wajah dan tangan
·
demam,muntah,rasa sakit waktu berkemih
·
payudara memerah,panas dan terasa sakit
Tanda-tanda yang dialamiibupada TM 2 yaitu:
1. Sakit kepala yang hebat
Sakit kepala yang bisa terjadi selama kehamilan, dan sering kali merupakan ketidaknyamanan yang normal dalam kehamilan. Sakit kepala yang menunjukan suatu masalah serius dalam kehamilan adalah sakit kepala yang hebat, menetap dan tidak hilang dengan beristirahat. Terkadang sakit kepala yang hebat tersebut, ibu mungkin menemukan bahwa penglihatanya menjadi kabur atau terbayang. Hal ini merupakan gejala dari pre-eklamsia dan jika tidak diatasi dapat menyebabkan kejang maternal, stroke, koagulopati dan kematian. Penanganannya dengan: Jika ibu tidak sadar atau kejang, segera mobilisasi seluruh tenaga yang ada dan siapkan fasilitas tindakan gawat daruratan. Segera lakukan observasi terhadap keadaan umum termasuk tanda vital (nadi, tekanan darah, dan pernafasan) sambil mencari riwayat penyakit sekarang dan terdahulu dari pasien dan keluarganya. Komplikasinyadapatberupa: Nyeri kepala pada masa hamil dapat merupakan gejala pre-eklampsia, suatu penyakit yang terjadi hanya pada wanita hamil, dan jika tidak diatasi dapat menyebabkan kejang maternal, stroke, koagulopati dan kematian.
2.
Penglihatan Kabur
Penglihatan menjadi kabur atau berbayang dapat disebabkan oleh sakit kepala yang hebat, sehingga terjadi oedema pada otak dan meningkatkan resistensi otak yang mempengaruhi sistem saraf pusat, yang dapat menimbulkan kelainan serebral (nyeri kepala, kejang), dan gangguan penglihatan. Perubahan penglihatan atau pandangan kabur, dapat menjadi tanda pre-eklampsia. Masalah visual yang mengidentifikasikan keadaan yang mengancam jiwa adalah perubahan visual yang mendadak, misalnya penglihatan kabur atau berbayang, melihat bintik-bintik (spot), berkunang-kunang.
Selain itu adanya skotama, diplopia dan ambiliopia merupakan tandatanda yang menujukkan adanya pre-eklampsia berat yang mengarah pada eklampsia. Hal ini disebabkan adanya perubahan peredaran darah dalam pusat penglihatan di korteks cerebri atau didalam retina (oedema retina dan spasme pembuluh darah).
Penanganan Umum
1. Jika tidak sadar atau kejang. Segera dilakukan mobilisasi seluruh tenaga yang ada dan menyiapkan fasilitas tindakan gawat darurat. Segera dilakukan penilaian terhadap keadaan umum termasuk tanda– tanda vital sambil menanyakan riwayat penyakit sekarang dan terdahulu dari pasien atau keluarganya. Komplikasi yang ditimbulkan antala lain kejang dan eklamsia
3.
Bengkakpadawajah, kaki dantangan
Oedema ialah penimbunan cairan yang berlebih dalam jaringan tubuh, dan dapat diketahui dari kenaikan berat badan serta pembengkakan kaki, jari tangan dan muka. Oedema pretibial yang ringan sering ditemukan pada kehamilan biasa, sehingga tidak seberapa berarti untuk penentuan diagnosis pre-eklampsia. Hampir separuh dari ibu-ibu akan mengalami bengkak yang normal pada kaki yang biasanya hilang setelah beristirahat atau meninggikan kaki. Oedema yang mengkhawatirkan ialah oedema yang muncul mendadak dan cenderung meluas. Oedema biasa menjadi menunjukkan adanya masalah serius dengan tanda-tanda antara lain: jika muncul pada muka dan tangan, bengkak tidak hilang setelah beristirahat, bengkak disertai dengan keluhan fisik lainnya, seperti: sakit kepala yang hebat, pandangan mata kabur dll. Hal ini dapat merupakan pertanda anemia, gagal jantung atau pre-eklampsia. Penanganan Umum
Istirahat cukup Mengatur diet, yaitu meningkatkan konsumsi makanan yang mengandung protein dan mengurangi makanan yang mengandung karbohidrat serta lemak. Kalau keadaan memburuk namun memungkinkan dokter akan mempertimbangkan untuk segera melahirkan bayi demi keselamatan ibu dan bayi.(Hendrayani, 2009:3) Komplikasi Kondisi ibu disebabkan oleh kehamilan disebut dengan keracunan kehamilan dengan tanda–tanda oedema (pembengkakan) terutama tampak pada tungkai dan muka, tekanan darah tinggi dan dalam air seni terdapat zat putih telur pada pemeriksaan urin dan laboratorium.
4.
Gerakan Janin Berkurang
Ibu tidak merasakan gerakan janin sesudah kehamilan 22 minggu atau selama persalinan. Penanganan Umum 1.
Memberikan dukungan emosional pada ibu
2. Menilai denyut jantung janin (DJJ): a) Bila ibu mendapat sedative, tunggu hilangnya pengaruh obat, kemudian nilai ulang; b) Bila DJJ tidak terdengar minta beberapa orang mendengarkan menggunakan stetoskop Doppler. (Saifuddin, 2002 : 109) Komplikasi Komplikasi yang timbul adalah IUFD dan featal distress. Tanda-tandabahaypadaibuhamil TM 3
1.
Perdarahan pervaginam
Perdarahan pada kehamilan setelah 22 minggu sampai sebelum bayi dilahirkan disebut sebagai perdarahan pada kehamilan lanjut atau perdarahan antepartum.
Gejala dan tanda utama Faktor predisposisi Penyulit lain Diagnosis Perdarahan tanpa nyeri, usia gestasi >22 minggu Darah segar atau kehitaman dengan bekuan Perdarahan dapat terjadi setelah miksi atau defekasi, aktivitas fisik, kontraksi koitus Grande multipara Syok
Aperdarhan setelah koitus Tidak ada kontraksi uterus Bagian terndah janin tidak masuk PAP Kondisi janin normal atau terjadi gawat janin Plasenta previa Perdarahan dengan nyeri intermitten atau menetap Warna darah kehitaman dan cair tetapi mungkin ada bekuan jika solisio relatif baru Jika ostium terbuka terjadi perdarahan warna merah segar Hipertensi Versi luar Trauma abdomen Poligidramnion Gemelli Defisiensi gizi Syok yang tidak sesuai dengan jumlah darah yang keluar Anemia berat Melemah atau hilangnya gerakan janin Gawat janin atau hilangnya denyut jantung janin Uterus tegang dan nyeri Solusio plasenta
1.
Solusio Plasenta
Solusio plasenta adalah terlepasnya plasenta yang letaknya normal pada korpus uteri sebelum janin lahir. Biasanya terjadi pada trimester ketiga, walaupun dapat pula terjadi setiap saat dalam kehamilan. Kehamilan dapat lepas sebagian atau seluruhnya. Bila plasenta yang terlepas seluruhnya disebut solusio plasenta totalis. Bila hanya sebagian disebut solusio plasenta parsialis atau bisa juga hanya
sebagian kecil pinggir plasenta yang lepas disebut rupture sinus marginalis. Perdarahan yang terjadi karena lepasnya plasenta ini dapat mengalir keluar yaitu pada solusio plasenta dengan perdarahan keluar. Sedangkan pada solusio plasenta dengan perdarahan tersembunyi dibelakang plasenta. Dapat pula terjadi kedua-duanya atau perdarahanya menembus selaput ketuban masuk kedalam kantung ketuban. 2.
Plasenta Previa
Plasenta previa adalah plasenta yang letaknya abnormal yaitu pada segmen bawah rahim sehingga menutupi sebagian atau seluruhnya pembukaan jalan lahir. Pada keadaan normal plasenta terletak pada bagian atas uterus Plasenta dapat menutupi seluruhnya pembukaan jalan lahir yang disebut plasenta previa totalis, apabila sebagian jalan lahir yang tertutup jaringan plasenta maka disebut plasenta previa parsialis. Sedangkan apabila pinggir plasenta berada tepat pada pinggir pembukaan disebut plasenta previa marginalis. Penyebab utama pada perdarahan antepartum adalah solusio plasenta dan plasenta previa. Selain kedua penyebab utama tersebut, perdarahan pada kehamilan lanjut dapat pula disebabkan oleh hal lain misalnya ruptur uteri atau gangguan pembekuan darah.
Gejala dan tanda utama Faktor predisposisi Penyulit lain Diagnosis Perdarahan intra abdominal dan atau vaginal Nyeri hebat sebelum perdarahan dan syok yang kemudian hilang setelah terjadi regangan hebat pada perut bawah Riwayat SC Partus lama atau kasep Disproporsi kepala
Kelainan letak/presentasi Persalinan traumatik Syok atau takhikardia Adanya cairan bebas intra abdominal Hilangnya gerak dan DJJ Bentuk uterus abnormal atau kontumnya tidak jelas Nyeri raba atau tekan diding perut dan bagian janin mudah dipalpasi Rupture uteri Perdarahan berwarna merah segar Uji pembekuan darah tidak menunjukkan adanya bekuan darah setelah 7 menit Rendahnya faktor pembekuan darah, fibrinogen, trombosit, fragmentasi sel darah merah Solusio plasenta Janin mati dalam rahim Eklampsia Emboli air ketuban Perdarahan gusi Gambaran memar bawah kulit Perdarahan dari tempat suntikan dan jarum infuse Gangguan penbekuan darah
Keluar cairan pervaginam Pengeluaran cairan pervaginam pada kehamilan lanjut merupakan kemungkinan mulainya persalinan lebih awal. Bila pengeluaran berupa mucus bercampur darah dan mungkin disertai mules, kemungkinan persalinan akan dimulai lebih awal. Bila pengeluaran berupa cairan, perlu diwaspadai terjadinya ketuban pecah dini (KPD). Untuk menegakkan diagnosis KPD perlu diperiksa apakah cairan yang keluar
tersebut adalah cairan ketuban. Pemeriksaan dilakukan dengan menggunakan speculum untuk melihat darimana asal cairan, kemudian pemeriksaan reaksi pH basa.
2. Gerakan janin tidak terasa Apabila ibu hamil tidak merasakan gerakan janin sesudah usia kehamilan 22 minggu atau selama persalinan, maka waspada terhadap kemungkinan gawat janin atau bahkan kematian janin dalam uterus.Gerakan janin berkurang atau bahkan hilang dapat terjadi pada solusio plasenta dan ruptur uteri.
Menurut Sadovsky jumlah rata-rata pergerakan fetus perminggu adalah 50-950 gerakan. Variasi hariannya yang paling rendah adalah 4-10 per 12 jam pada kehamilan normal.
Gejala dan tanda yang selalu ada Gejala dan tanda yang kadang ada Diagnosis kemungkinan Gerakan janin berkurang atau hilang Nyeri perut hilang timbul atau menetap Perdarahan pervaginam sesudah 22 minggu Syok Uterus tegang atau kaku Gawat janin atau DJJ tidak terdengar Solusio placenta Gerakan janin berkurang atau hilang DJJ abnormal (<100/menit atau >180/menit) Cairan ketuban bercampur dengan mekonium Gawat janin Gerakan janin/DJJ hilang
Tanda-tanda kehamilan berhenti Tinggi fundus uteri berkurang Pembesaran uterus berkurang Kematian janin Gerakan janin dan DJJ
tidak
ada
Perdarahan Nyeri perut hebat Syok Perut kembung atau cairan bebas intra abdominal Kontur uterus abdominal Abdomen nyeri Bagian-bagian janin teraba Denyut nadi ibu cepat Rupture uteri
6. Nyeri perut yang hebat Nyeri perut kemungkinan tanda persalinan preterm, ruptur uteri, solusio plasenta. Nyeri perut hebat dapat terjadi pada ruptur uteri disertai shock, perdarahan intra abdomen dan atau pervaginam, kontur uterus yang abnormal, serta gawat janin atau DJJ tidak ada.
7. Keluar Air Ketuban Sebelum Waktunya
Keluarnya cairan berupa air dari vagina setelah kehamilan 22 minggu, ketuban dinyatakan pecah dini jika terjadi sebelum proses persalinan berlangsung. Pecahnya selaput ketuban dapat terjadi pada kehamilan preterm sebelum kehamilan 37 minggu maupun kehamilan aterm.Penangannaumum: Konfirmasi usia kehamilan, kalau ada dengan USG
Dilakukan pemeriksaan inspekulo (dengan speculum DTT) untuk menilai cairan yang keluar (jumlah, warna,bau) dan membedakan dengan urin. Jika ibu mengeluh perdarahan akhir kehamilan (setelah 22 minggu), jangan lakukan pemeriksaan dalam secara digital. Mengobservasi tidak ada infeksi Mengobservasi tanda–tanda inpartu (Saifuddin, 2002: 112) Komplikasi
Perdarahan pervaginam dengan nyeri perut, pikirkan solusio plasenta Tanda–tanda infeksi (demam, cairan vagina berbau) Jika terdapat his dan darah lendir, kemungkinan terjadi persalinan preterm 8. Kejang Pada umumnya kejang didahului oleh makin memburuknya keadaan dan terjadinya gejala–gejala sakit kepala, mual, nyeri ulu hati sehingga muntah. Bila semakin berat, penglihatan semakin kabur, kesadaran menurun kemudian kejang. Kejang dalam kehamilan dapat merupakan gejala dari eklamsia. Penanganan umum: 1. Baringkan pada sisi kiri tempat tidur arah kepala ditinggikan sedikit untuk mengurangi kemungkinan aspirasi secret, muntahan, atau darah 2. Bebaskan jalan nafas 3. Hindari jatuhnya pasien dari tempat tidur 4. Lakukan pengawasan ketat Komplikasi Komplikasi yang dapat timbul antara lain: syok, eklamsia, hipertensi, proteinuria
9. Demam Tinggi Ibu hamil menderita deman dengan suhu tubuh lebih 38° C dalam kehamilan merupakan suatu masalah. Demam tinggi dapat merupakan gejala adanya infeksi dalam kehamilan.Penanganan umum: demam
tinggi dapat ditangani dengan: istirahat baring, minum banyak, kompres untuk menurunkan suhu. Komplikasi yang ditimbulkan akibat mengalami demam tinggi antara lain: sistitis (infeksi kandung kencing), pielonefritis Akut (infeksi saluran kemih atas).
B. Kebutuhan Kunjungan Ibu Hamil Pada Trimester 1,2,3 Kebutuhan kunjungan pada ibu hamil ada 2 yaitu kunjungan awal ibu hamil dan kunjungan ulang ibu hamil. 1) Kunjungan awal ibu hamil, hal ini penting bagi ibu karena pada kunjungan awal ibu digunakan untuk mendetekasi atau memastikan apakah ibu itu benar hamil atau tidak. Dalam kunjungan awal ini biasanya ibu ditemani dengan suami dan ibu dalam melakukan kunjungan awal ini sudah mengalami tanda-tanda bahwa ia sedang hamil, seperti mual, muntah, badan menjadi lemas, pusing, dll. 2) Kunjungan ulang ibu hamil, hal ini digunakan untuk memeriksa dan memantau perkembangan janin yang ada dalam kandungan ibu. Kunjungan ulang ini dilakukan minimal 4 kali dalam masa kehamilan yaitu 1kali pada TM 1, 1kali pada TM 2 dan 2kali pada TM 3. Tapibagiibu yang mempunyai keuangan mapan dapat memeriksakan kehamilannya 1x dalam sebulan sampai usia kehamilan 28 minggu, memeriksakan kehamilannya 2x dalam sebulan antara usia kehamilan 28-36 minggu dan jika sudah memasuki usia kehamilan 36 minggu sampai kelahiran ibu dapat memeriksakan kehamilannya 4x dalam sebulan.
PEMERIKSAAN PADA KUNJUNGAN IBU HAMIL Pemeriksaan fisik Pemeriksaan laboratorium Pemeriksaan panggul Riwayat kehamilan
BB, TTV Protein urin Pelvimetri klinik Gerakan janin Leopold HB VT Masalah atau tanda bahaya Reflek Glukosa
Keluhan dan kekhawatiran
Hal-hal yang perlu diperhatikan saat kunjungan ibu hamil yaitu: 1. Dari pihak ibu: 1) Tekanan darah 2) BB 3) Gejala atau tanda seperti sakit kepala, perubahan visus, sakit abdomen, nausea, muntah, perdarahan, disuria, air ketuban pecah, dll. a. TFU b. Keadaan serviks c. Ukuran pelvis 2. Dari pihak janin: 1) DJJ 2) Ukuran janin (TBJ, taksiran berat janin) 3) Letak dan presentasi, masuknya kepala 4) Kembar atau tunggal 3. Laboratorium:
1) Hb 2) STS pada trimester 1,2,3 3) Kultur untuk gonokokus 4) Protein dalam urin bila diperlukan.
DIAGNOSIS Kehamilan Normal adalah kehamilan dimana ibu dalam keadaan sehat, tidak ada riwayat obstetric buruk, ukuran uterus sama/sesuai usia kehamilan serta hasil pemeriksaan fisik dan laboratorium normal.
Untuk kategori kehamilan dengan masalah khusus memiliki gambaran seperti masalah keluarga atau psikososial, kekerasan dalam rumah tangga dan kebutuhan finansial.
Kehamilan dengan masalah kesehatan yang membutuhkan rujukan untuk konsultasi dan atau kerjasama penanganannya seperti hipertensi, anemia berat, preeklampsia, pertumbuhan janin terhambat, infeksi saluran kemih, penyakit kelamin dan kondisi-kondisi lain yang dapat memburuk selama kehamilan. Kehamilan dengan kondisi kegawatdaruratan yang membutuhkan rujukan segera misalnya perdarahan, eklampsia, ketuban pecah dini, atau kondisi-kondisi kegawatdaruratan lain pada ibu dan bayi DEFINISI Pemeriksaan Antenatal Care (ANC) adalah pemeriksaan kehamilan untuk mengoptimalkan kesehatan mental dan fisik ibu hamil, hingga mampu menghadapi persalinan, kala nifas, persiapan pemberiaan ASI dan kembalinya kesehatan reproduksi secara wajar (Manuaba, 2008). Menurut
Prawiroharjo
(2005),
pemeriksaan
kehamilan
merupakan
pemeriksaan ibu hamil baik fisik dan mental serta menyelamatkan ibu dan anak dalam kehamilan, persalinan dan masa nifas, sehingga keadaan mereka post partum sehat dan normal, tidak hanya fisik tetapi juga mental. Kunjungan Antenatal Care (ANC) adalah kunjungan ibu hamil ke bidan atau dokter sedini mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk mendapatkan pelayanan/asuhan antenatal. Pada setiap kunjungan Antenatal Care (ANC),
petugas mengumpulkan dan menganalisis data mengenai kondisi ibu melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik untuk mendapatkan diagnosis kehamilan intrauterine serta ada tidaknya masalah atau komplikasi (Saifudin, 2005). Menurut Henderson (2006), kunjungan Antenatal Care (ANC) adalah kontak ibu hamil dengan pemberi perawatan/asuhan dalam hal mengkaji kesehatan dan kesejahteraan bayi serta kesempatan untuk memperoleh informasi dan memberi informasi bagi ibu dan petugas kesehatan. TUJUAN ANTENATAL CARE (ANC) Tujuan Umum 1. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang janin. 2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, maternal dan sosial ibu dan bayi. 3. Mengenal secara dini adanya komplikasi yang mungkin terjadi selama hamil, 4.
termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan pembedahan. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat ibu
maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin. 5. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI Eksklusif. 6. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat tumbuh kembang secara normal. 7. Menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan perinatal. Menurut Depkes RI (2004) tujuan Antenatal Care (ANC) adalah untuk menjaga agar ibu hamil dapat melalui masa kehamilannya, persalinan dan nifas dengan baik dan selamat, serta menghasilkan bayi yang sehat. Tujuan Khusus 1. Mengenali dan mengobati penyulit-penyulit yang mungkin diderita sedini mungkin. 2. Menurunkan angka morbilitas ibu dan anak. 3. Memberikan nasihat-nasihat tentang cara hidup sehari-hari dan keluarga berencana, kehamilan, persalinan, nifas dan laktasi. Menurut Wiknjosastro (2005) tujuan Antenatal Care (ANC) adalah menyiapkan
wanita
hamil
sebaik-baiknya
fisik
dan
mental
serta
menyelamatkan ibu dan anak dalam kehamilan, persalinan dan masa nifas, sehingga keadaan mereka pada post partum sehat dan normal, tidak hanya fisik tetapi juga mental.
Perubahan Fisiologis pada Wanita Hamil Sistem Reproduksi a. Uterus Ukuran pada kehamilan cukup bulan : 30 x 25 x 20 cm dengan kapasitas lebih dari 4000 cc. Berat uterus naik secara luar biasa, dari 30 gram menjadi 1000 gram pada akhir kehamilan (40 pekan). Perbesaran ini disebabkan oleh hypertrofi dari otot-otot rahim, tetapi pada kehamilan muda terbentuk serabut-serabut otot yang berhubungan, termasuk jaringan fibroelastik, darah dan saraf. Pertumbuhan jaringan uterus pada masa awal kehamilan disebabkan oleh hormon esterogen yang merangsang serabut otot dan menyebabkan dinding rahim menebal. Pertumbuhan uterus ini disebut pertumbuhan aktif. Pada masa kehamilan uterus menjadi mudah teraba. Pada minggu petama, isthmus rahim mengalami hypertrofi dan bertambah panjang, sehingga bila diraba terasa lebih lunak. Hal ini disebut tanda Hegar’s pada kehamilan. Pada kehamilan 5 bulan rahim teraba seperti berisi cairan air ketuban dinding rahim teraba tipis. Bersamaan dengan pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim, diikuti oleh makin besarnya aliran darah menuju rahim dari arteri uterina dan arteri ovarika. Otot rahim mempunyai susunan istimewa yaitu longitudinal, sirkuler, dan oblika sehingga keseluruhannya membuat anyaman yang dapat menutup pembuluh darah dengan sempurna. Meningkatnya pembuluh darah menuju rahim memperngaruhi serviks yang akan mengalami perlunakan. Serviks hanya memiliki sekitar 10% jaringan otot. Sebab-sebab perlunakan serviks ialah karena pembuluh darah dalam servik bertambah dan karena timbulnya oedema dari serviks dan hiperplasia kelenjar-kelenjar serviks. Pertumbuhan rahim tidak sama kesemua arah, tetapi terjadi pertumbuhan yang cepat didaerah implatasi plasenta, sehingga rahim bentuknya tidak sama yg disebut Tanda Piskacek.
Posisi rahim dalam kehamilan Pada
permulaan
kehamilan
dalam
letak
artefleksi
atau
retrofleksi. Pada 4 bulan kehamilan rahim tetap berada dalam rongga pelvis.
Setelah
itu
mulai
memasuki
rongga
perut
yang
dalam
pembesarannya dapat sampai mencapai batas hati. Rahim yang hamil biasanya mobile bisa lebih mengisi rongga abdomen kanan atau kiri. b. Serviks uteri Serviks bertambah vaskularisasi dan menjadi lunak (soft) disebut tanda goodell. Kelenjar endoservikal membesar dan mengeluarkan banyak cairan mukus, karena bertambahnya pembuluh darah dan melebar, warnanya menjadi livid, ini disebut tanda Chadwick. c. Vagina dan vulva Akibat hipervaskularisasi vagina dan vulva kelihatan lebih merah atau kebiru-biruan. Warna livid pada vagina dan portio serviks disebut tanda Chadwick. Kekenyalan vagina bertambah, artinya daya regang bertambah, sebagai persiapan persalinan. Berkaitan dengan perubahan fisiologi pada vagina, getah dalam vagina biasanya bertambah dalam kehamilan, reaksinya asam pH 3,5 – 6,0. Reaksi asam ini disebabkan terbentuknya acidum lacticum sebagai hasil penghancuran glycogen yang berada dalam sel-sel epithel vagina oleh bacil-bacil Doderlein. d. Ovarium Pada masa kehamilan, ovulasi terhenti. Indung telur yang mengandung kospus luteum gravidarum akan meneruskan fungsinya sampai terbentuknya plasenta yang sempurna pada umur 16 minggu yang mengambil alih pengeluaran esterogen dan progesteron. e. Dinding perut (abdominal wall) Pada kehamilan lanjut pada primi ravida sering timbul garis-garis memajang atau serong pada perut. Garis-garis ini disebut striae gravidarum. Kadang, garis-garis ini terdapat juga pada buah dada dan paha. Perbesaran rahim menimbulkan peregangan dan menyebabkan robeknya
serabut
elastik
dibawah
kulit,
sehingga
timbul
striae
gravidarum. Bila terjadi peregangan hebat, misalnya pada hidramnion dan kehamilan ganda,dapat terjadi diastasis rekti bahkan hernia. Kulit perut pada linea albae bertambah pigmentasinya dan disebut linea nigra.
f.
Payudara Salah satu petunjuk pada wanita yang menandakan bahwa mengalami kehamilan adalah nyeri tekan pada payudara, yang secara bertahap mengalami perbesaran kerena peningkatan pertumbuhan jaringan alveolar dan suplai darah. Puting susu menjadi lebih menonjol dan keras dan pada awal kehamilan keluar cairan kuning yang lengket yang disebut colostrum. Area berpigmen disekitar puting, areola, tumbuh lebih gelap dan kelenjar-kelenjar Montogomery menonjol keluar. Perubahan tersebut disebabkan pengaruh hormonal. Hormon yang berpengaruh
pada
proses
laktasi
:
Estrogen,
Progesteron,
Somatomamotropin, PIH Sistem Endokrin a. Kelenjar Tiroid Selama masa kehamilan, basal metabolic rate (BMR) meningkat hampir 20% dan kelenjar tiroid membersar, tetapi jumlah hormon yang dihasilkan tetap sama (tiroksin). Ukurannya meningkat karena pertumbuhan sel-sel acinar, dan meningkatnya matabolic rate disebabka karena banyak oksigen yang digunakan lebih banyak. b. Kelenjar Paratiod Kelenjar paratoid ukurannya menigkat selama masa kehamilan, terutama selama minggu ke-15 sampai ke-30 ketika kebutuhan kalsium
janin
lebih
besar.
Hormon
paratoid
penting
untuk
mempertahankan kecukupan kalsium dalam darah, danpa hormon tersebut metabolisme tulang dan otot akan terganggu. c. Pankreas Insulin dihasilkan oleh sekelompok sel-sel kecil yang disebut pulau Langerhans, yang terjadi diseluruh jaringan pankreas. Selama masa kehamilan sel-sel ini tumbuh dan menghasilkan lebih banyak insulin untuk memenuhi kebutuhan yang meningkat. Walaupun demikian, karena keterbatasan penyimpanan glikogen, wanita sehat yang hamil kurang mampu mengatasi jumlah gula yang berlebihan. d. Kelejar Pituitari Lobus
anterior
dari
kelenjar
pituitaru
mengalami
sedikit
pembesaran selama kehamilan dan terus menghasilkan semua hormon tropik, tetapi dengan jumlah yang sedikit berbeda. Follicle-
stimulating hormone (FSH) ditekan oleh chorionic gonadotripon (hCG) yang dihasilkan dalam plasenta. Hormon pertumbuhan berkurang dan hormon
melanotropik
pigmentasi
puting
meningkat,
susu,
wajah,
menyebabkan dan abdomen.
peningkatan Pembentukan
prolakstin menignkat dan lanjt setelah persalinan selama menyusui. e. Kelenjar Adrenal Ukuran kelenjar adrenal meningkat selama kehamilan, terutama bagian kortikal yang membentuk kortin. Jumlah ion natriun dan kalium dalam aliran darah diatur oleh kortin. Bagian medula dari kelenjar adrenala mensekresi epimephrine, hormon yang sangat penting. Kehamilan tidak mengubah ukuran atau fungsi kedua medula. Sistem Kardiovaskuler (Sirkulasi Darah) Selama kehamilan sirkulasi darah ibu dipengaruhi oleh adanya sirkulasi ke plasenta, uterus yg membesar dengan pembuluh-pembuluh darah yang membesar pula, payudara dan alat-alat lain yg berfungsi berlebihan selama kehamilan. Pada volume darah, volume darah total dan volume plasma darah naik pesat sejak akhir timester pertama. Volume darah akan bertambah banyak, kira-kira 25% dengan puncaknya pada kehamila 32 minggu, diikuti curah jantung (cardiac output) yang meningkat sebanyak ± 30%. Akibat hemodilusi yang mulai jelas kelihatan pada kehamilan 4 bulan, ibu yang menderita penyakit jantung dapat jatuh dalam keadaan dekompensasi kordis. Kenaikan plasma darah dapat mencapai 40% saat mendekati cukup bulan. Kemudian gambaran protein dalam serum juga berubah, jumlah protein, albumin dan gamaglobulin menurun dalam triwulan pertama dan meningkat secara bertahap pada akhir kehamilan. Betaglobulin dan fibrinogen terus meningkat. Hemodilusi menyebabkan anemia fisiologi dalam kehamilan. Kadar Hb ibu hamil:
Hb 11 gr% = tidak anemia
9 – 10 gr% = anemia ringan
7 – 8 gr% = anemia sedang
< 7 gr% = anemia berat
Berkaitan dengan sistem sirkulasi darah, tekanan darah arteri cenderung menurun terutama selama trimester kedua, dan kemudian akan naik lagi seperti
pada pra-hamil. Tekanan vena dalam batas-batas normal pada ekstremitas atas dan bawah, cenderung naik setelah akhir trimester pertama. Sistem Muskuloskeletal Gigi, Tulang, dan Persendian Persendian panggul akan terasa lebih longgar, karena ligamen-ligamen melunak (softlistening). Juga terjadi sedikit pelebaran pada ruang persendian. Apabila pemberian makanan tidak dapat memenuhi kebutuhan kalsium janin, kalsium maternal pada tulang-tulang panjang akan berkurang untuk memenuhi kebutuhan ini. Bila konsumsi kalsium cukup, gigi tidak akan kekurangan kalsium. Berkaitan dengan perubahan pada gigi, selama masa kehamilan wanita membutuhkan kira-kira sepertiga lebih banyak kalsium dan fosfor. Dengan diit yang seimbang kebutuhan tersebut terpenuhi dengan baik. Otot Kram otot-otot tungkai dan kaki merupakan masalah umum selama kehamilan, hal tersebut terjadi kemungkinan berhubungan dengan metabolisme kalsium da fosfor, kurangnya drainase sisa metabolisme otot, atau postur yang tidak seimbang. Kram biasanya terjadi setelah berdiri sepanjang hari dan pada malam hari setelah tubuh istirahat. Sistem Pernapasan Wanita hamil kadang-kadang mengeluh sesak dan pendek napas. Hal ini disebabkan oleh usus yang tertekan kearah diafragma akibat perbesaran rahim. Sebagai kompensitas terjadinya desakan rahim dan kebutuhan oksigen meningkat, sorang wanita hamil selalu bernafas lebih dalam sekitar 20-25% dari biasanya yaitu menggunakan pernapasan dada. Sistem Gastrointestinal (Pencernaan) Tingginya kadar progesteron mengganggu keseimbangan cairan tubuh, meningkatkan kolesterol darah, dan melambatkan kontraks otot polos. Sekresi saliva menjadi lebih asam dan lebih banyak, dan asam lambung menurun. Perbesaran uterus akan menekan diaframa, lambung dan intestin. Pada bulan-bulan awal masa kehamilan, sepertiga dari wanita hamil mengalami mual (morning sickness) dan muntah (emesis gravidarum). Sebagaimana kehamilan berlanjut, penurunan asam lambung, melambatkan
pengosongan lambung dan menyebabkan kembung. Menurunnya gerakan peristaltik tidak saja menyebabkan mual tetapi juga konstipasi, karena lebih banyak feses terdapat dalam usus, lebih banyak air diserap akan semakin keras jadinya. Konstipasi juga disebabkan oleh tekanan uterus pada usus bagian bawah pada awal masa kehamilan dan kembali pada akhir masa kehamilan.
Sistem Perkemihan Berkaitan dengan sistem perkemihan, ginjal yang normal mampu mengatasi kerja tambahan tanpa menyebabkan masalah tekanan karena pertumbuhan janin menyebabkan stosis urin. Dibawah keadaan yang normal, peningkatan kegiatan penyaringan darah bagi ibu dan janin tidak membuat ginjal dan ureter bekerja ekstra. Keduanya menjadi dilatasi karena peristaltik uretra menurun. Sebagai akibat, gerakan urin ke kadung kemih lebih lambat. Stasis urin ini meningkatkan kemungkinan pielonefritis. Pada awal kehamilan, suplai darah ke kandung kemih meningkat, dan perbesaran
uterus
menekan
kandung
kemih.
Faktor
ini
menyebabkan
meningkatnya berkemih. Mendekati kelahiran janin turun lebih rendah ke pelvis, lebih menekan lagi kandung kemih dan semakin meningkatkan berkemih, walaupun gejala ini sangat tidak menyenangkan, hal ini tidak menyebabkan masalah medis yang berarti. Metabolisme Dengan terjadinya kehamilan, metabolisme tubuh mengalami perubahan yang mendasar, dimana kebutuhan nutrisi makin tinggi untuk pertumbuhan janin dan persiapan pemberian ASI. Diperkirakan selama kehamilan berat badan akan bertambah 12,5 kg. Sebgaian besar penambahan berat badan selama kehamilan berasal dari uterus dan isinya. Kemudian payudara, volume darah, dan cairan ekstraselular. Pada kehamilan normal akan terjadi hipoglikemia puasa yang disebabkan oleh kenaikan kadar insulin, hiperglikemia postprandial dan hiperinsulinemia. Manuaba (1998:106) menguraikan perubahan-perubahan fisiologis yang terjadi pada metabolisme tubuh wanita hamil, yaitu: Metabolisme basal meningkat sebesar 15% sampai 20%.
Keseimbangan asam basa mengalami penurunan dari 155 mEq per liter menjadi 145 mEq per liter disebabkan hemodilusi darah dan kebutuhan mineral yang diperlukan janin. Kebutuhan protein makin tinggi sekitar ½ gr/kg BB atau sebutir telur ayam sehari. Kebutuhan kalori didapat dari karbohidrat, lemak dan protein. Kebutuhan zat mineral: Kalsium, 1,5 gram/hari, 30 sampai 40 gram
untuk
pembentukan tulang janin. Fosfor, rata-rata 2 gram dalam sehari. Zat besi, 800 mgr atau 30 sampai 50 mgr sehari. Air, ibu hamil memerlukan air cukup banyak dan dapat terjadi
retensi air. Berat badan akan bertambah antara 6,5 sampai 16,5 kg selama hamil atau terjadi kenaikan berat badan sekitar ½ kg/minggu. Janin (3 – 3,5 kg), plasenta (0,5 kg), air ketuban (1 kg), timbunan lemak (1,5 kg), timbunan protein (2 kg), dan retensi air-garam (1,5 kg). Perubahan Psikologis pada Wanita Hamil Trimester I Pada trimester I atau bulan-bulan pertama ibu akan merasa tidak berdaya dan merasa minder karena ibu merasakan perubahan pada dirinya. Segera setalah konsepsi kadar hormon estrogen dan progesteron meningkat, menyebabkan mual dan muntah pada pagi hari, lemah, lelah dan pembesaran payudara Mencari tanda-tanda untuk meyakinkan bahwa dirinya hamil Hasrat untuk melakukan hubungan seks pada trimester pertama berbedabeda, kebanyakan wanita hamil mengalami penurunan pada periode ini. Trimester II Pada trimester II ibu merasakan adanya perubahan pada bentuk tubuh yang semakin membesar sehingga ibu merasa tidak menarik lagi dan merasa suami tidak memperhatikan lagi, ibu merasakan lebih tenang dibandingkan dengan timester I karena nafsu makan sudah mulai timbul dan tidak mengalami mual muntah sehingga ibu lebih bersemangat,
Pada TM II biasanya ibu lebih bisa menyesuaikan diri dengan kehamilan selama trisemester ini dan ibu mulai merasakan gerakan janinnya pertama kali. Trimester III
Trimester III seringkali disebut periode menunggu dan waspada sebab pada saat itu ibu merasa tidak sabar menunggu kelahiran bayinya.
Kadang-kadang ibu merasa khawatir bahwa bayinya akan lahir sewaktuwaktu. Ini menyebabkan ibu meningkatkan kewaspadaannya akan timbulnya tanda dan gejala akan terjadinya persalinan. Rasa tidak nyaman timbul karena ibu merasa dirinya aneh dan jelek. Disamping itu ibu mulai merasa sedih karena akan berpisah dengan bayinya dan kehilangan perhatian yang khusus diterima selama hamil. Pada trimester inilah ibu membutuhkan kesenangan dari suami dan keluarga. Pada TM III ibu merasa tidak nyaman dan depresi karena janin membesar dan perut ibu juga, melahirkan, sebagian besar wanita mengalami klimaks kegembiraan emosi karena kelahiran bayi. Perkembangan Janin dan Perubahan Maternal Pertumbuhan Janin Minggu 0 Sperma
Perubahan Maternal -
membuahi
ovum,
yang
kemudian membagi dan masuk ke dalam uterus menempel sekitar hari ke-11 Minggu ke-4/bulan ke-1
Ibu terlambat menstruasi, payudara
Dari diskus embrionik, bagian tubuh
menjadi
pertama muncul yang kemudian akan
Kelelahan yang kronis (menetap) dan
menjadi tulang belakang, otak dan
sering
saraf
berlangsung
sirkulasi
tulang
belakang.
darah,
dan
Jantung, saluran
percernaan terbentuk. Embrio kurang
nyeri kencing
dan mulai
selama
membesar. terjadi tiga
dan bulan
berikutnya. HCG ada di dalam urine dan serum 9 hari setelah konsepsi.
dari 0,64 cm. Minggu ke-8/ bulan ke-2
Mual dan muntah/”Morning sickness”
Perkembangan cepat. Jantung mulai
mungkin terjadi sampai usia kehamilan
darah,
anggota
terbentuk
12 minggu. Uterus berubah dari bentuk
dengan baik. Raut muka dan bagian
pear menjadi globular. Tanda-tanda
utama
Hegar dan Goodell muncul. Serviks
otak
badan
dapat
dilihat.
Telinga
terbentuk dari lipatan kulit. Tulang dan
fleksi.
Leucorrhoea
meningkat.
otot yang kecil terbentuk di bawah kulit
mungkin terkejut atau senang dengan
yang tipis.
kehamilannya.
Penambahan
Ibu berat
badan belum terlihat nyata. Minggu ke-12/Bulan ke-3
Chadwick muncul. Uterus naik diatas
Embrio menjadi janin. Denyut jantung
simpisis
dapat
Hicks
terlihat
dengan
ultrasound.
pubis. mulai
Konstraksi dan
Braxton
mungkin
selama
terus
Diperkirakan lebih berbentuk manusia
berlangsung
karena tubuh berkembang. Gerakan
Potensial
pertam dimulai selama minggu ke-12.
saluran kencing meningkat dan ada
Jenis kelamin dapat diketahui. Ginjal
selama kehamilan.
memproduksi urine.
badan sekitar 1-2 kg selama trimester
untuk
kehamilan.
menderita
infeksi
Kenaikan
berat
pertama. Plasenta sekarang berfungsi penuh dan memproduksi hormon. Minggu ke-16/Bulan ke-4
Fundus
berada
Sistem Musculoskeletal sudah matang;
simpisis
dan
sistem
bertambah 0,4-0,5 kg per minggu
saraf
mulai
melaksanakan
kontrol. Pembuluhdarah berkembang
selama
dengan cepat. Tangan janin dapat
mempunyai
menggenggam.
Diameter
Kaki
menendang
sisa
di
tengah
pusat.
Berat
kehamilan. lebih
antara ibu
Mungkin
banyak
energi.
dapat
diukur
biparietal
dengan aktif. Semua organ mulai
dengan ultrasound. Sekresi vagina
matang dan tumbuh. Berat janin sekitar
meningkat (tetapi normal jika tidak
0,2 kg. Denyut jantung janin dapat
gatal,
didengar dengan Doppler. Pankreas
Pakaian-pakaian ibu menjadi ketat.
memproduksi insulin.
Tekanan pada kandung kemih dan
iritasi
atau
berbau
busuk).
sering kencing berkurang. Minggu ke-20/ Bulan ke-5 Verniks
melindungi
tubuh.
Fundus mencapai pusat. Payudara Lanugo
memulai sekresi kolostrum. Kantung
menutupi tubuh dan menjaga minyak
ketuban menampung 400 ml cairan.
pada kulit. Alis, bulu mata terbentuk.
Rasa
akan
pingsan
dan
pusing
Janin mengembangkan jadwal yang
mungkin terjadi, terutama jika posisi
teratur
berubah secara mendadak. Varises
untuk
tidur,
menelan
dan
menendang.
pembuluh darah mungkin mulai terjadi. Ibu merasakan gerakan janin. Areola bertambah gelap. Hidung tersumbat mungkin
terjadi.
mungkin
ada.
Kram
pada
Konstipasi
kaki
mungkin
dialami. Minggu ke-24/ Bulan ke-6
Fundus diatas pusat. Sakit punggung
Kerangka berkembang dengan cepat
dan kram di kaki mungkin mulai terjadi.
karena
tulang
Perubanhan kulit bisa berupa striae
meningkat aktivitasnya. Perkembangan
gravidarium, chloasma, linea nigra, dan
pernafasan dimulai. Berat janin 0,7-0,8
jerawat.
kg.
Mungkin mengalami gatal-gatal pada
sel
pembentukan
Mimisan
dapat
terjadi.
abdomen karena uterus membesar dan kulit meregang. Meinggu ke-28/ bulan ke-7
Fundus berada di pertengahan antara
Janin dapat bernafas, menelan dan
pusat
mengatur suhu. “Surfactant” terbentuk
mungkin
didalam
mulai
menggantikan pernapasan perut. Garis
membuka dan menutup. Ukuran janin
bentuk janin dapat dipalpasi. Mungkin
2/3 ukuran pada saat lahir.
telah menjalani kehamilan, dan ingin
paru-paru.
Mata
dan
xiphoid.
terjadi.
Hemorrhoids
Pernapasan
dada
sekali menjadi ibu. Rasa panas dalam perut mungkin mulai terasa. Minggu ke-32/Bulan ke-8
Fundus mencapai prosesus xiphoid;
Simpanan lemak coklat berkembang
payudara penuh
dan
dibawah
Sering
mungkin
kulit
untuk
persiapan
kencing
nyeri
tekan. kembali
pemisahan bayi setelah lahir. Bayi
terjadi. Kaki bengkak dan sulit tidur
sudah
mungkin
tumbuh
38-43
cm.
mulai
menyimpan zat besi, kalsium, dan
terjadi.
Mungkin
juga
mengalami dyspnea.
fosfor. Minggu ke-38/Bulan ke-9
Penurunan
bayi
ke
dalam
Seluruh
uterus
sehingga
terisi
ia
oleh
tidak
bayi
pelvic/panggul
ibu
bisa
Plasenta setebal hampir 4 kali waktu
bergerak/berputar banyak. Antibodi ibu
usia
ditransfer
beratnya 0,5-0,6 kg. ibu ingin sekali
ke
bayi.
Hal
ini
akan
kehamilan
memberikan kekebalan untuk 6 bulan
melahirkan
pertama sampai system kekebalan
energy
bayi bekerja sendiri.
punggung
bayi;
final
18
(lightening).
mungkin
yang dan
minggu
memiliki
meluap. sering
dan
Sakit
kencing
meningkat. Braxton Hick meningkat karena serviks dan segmen bawah rahim disiapkan untuk persalinan.
Jadwal Pemeriksaan Kehamilan Menurut kebijakan dari pemerintah kunjungan antenatal sebaiknya dilakukan paling sedikit 4 kali selama hamil. Dengan ketentuan minimal satu kali pada trimester pertama, minimal satu kali pada trimester kedua, minimal dua kali pada trimester ketiga 1. Kunjungan pertama (K1) K1/ kunjungan baru ibu hamil yaitu kunjungan ibu hamil yang pertama kali pada masa kehamilan. Pemeriksaan pertama kali yang ideal adalah sedini mungkin ketika haidnya terlambat sekurang - kurangnya satu bulan. K1 dibedakan menjadi 2 yaitu K1 murni (kunjungan pertama kali dilakukan pada waktu trimester satu kehamilan ) dan K1 akses ( kunjungan pertama kali diluar trimester satu selama masa kehamilan, dilakukan di trimester II maupun di trimester III). Adapun tujuan pemeriksaan pertama pada perawatan antenatal adalah sebagai berikut: 1) Mendiagnosis dan menghitung umur kehamilan. 2) Mengenali dan menangani penyulit - penyulit yang mungkin dijumpai dalam kehamilan, persalinan dan nifas. 3) Mengenali dan mengobati penyakit - penyakit yang mungkin diderita sedini mungkin. 4) Menurunkan angka morbiditas dan mortalitas ibu dan anak. 5) Memberikan nasehat - nasehat tentang cara hidup sehari – hari dan keluarga berencana, kehamilan, persalinan, nifas dan laktasi.
Pada kunjungan pertama adalah kesempatan untuk mengenali faktor risiko ibu dan janin. Ibu diberitahu tentang kehamilannya, perencanaan tempat persalinan, juga perawatan bayi dan menyusui. Informasi yang diberikan sebagai berikut : 1) Kegiatan fisik dapat dilakukan dalam batas normal. 2) Kebersihan pribadi khususnya daerah genitalia harus lebih dijaga karena selama kehamilan terjadi peningkatan secret vagina. 3) Pemilihan makan sebaiknya yang bergizi dan serat tinggi. 4) Pemakaian obat harus dikonsultasikan dahulu dengan tenaga kesehatan. 5) Wanita perokok atau peminum harus menghentikan kebiasaannya. 2. Kunjungan 2 ( Trimester II) Pada periode ini pemeriksaan dilakukan minimal 1 kali. Hendrawan (2008) menuturkan mengingat manifestasi klinik kasus kegawatdaruratan obstetric yang berbeda - beda dalam rentang yang cukup luas, maka perlu dilakukan kunjungan ANC yang teratur. Pada trimester II, ibu hamil diajurkan periksa kehamilan 1 bulan sekali sampai umur kehamilan 28 minggu. Adapun tujuan pemeriksaan kehamilan di trimester II menurut Saifuddin (2002) ialah sebagai berikut: 1) Pengenalan komplikasi akibat kehamilan dan pengobatannya 2) Penapisan preeklamsi gemelli, infeksi alat reproduksi dan saluran perkemihan. 3) Mengulang perencanaan persalinan. 3. Kunjungan 3 dan 4 (Trimester III) Pada periode ini pemeriksaan dilakukan setiap 2 minggu jika klien tidak
mengalami
keluhan
yang
membahayakan
dirinya
dan
atau
kandungannya sehingga membutu hkan tindakan segera. Rancangan pemeriksaan meliputi anamnesa terhadap keadaan normal dan keluhan ibu hamil trimester III, pemeriksaan fisik (umum, khusus, dan tambahan pada bulan ke - 9 dilakukan pemeriksaan setiap minggu). Kelahiran dapat terjadi setiap waktu oleh karena itu perlu diberikan petunjuk kapan harus datang ke rumah sakit. Menurut wignjosastro (2002), jadwal kunjungan ulang selama hamil trimester III adalah setiap dua minggu dan sesudah 36 minggu setiap satu minggu. Menurut Saifuddin (2002) menuturkan tujuan kunjungan pemeriksaan kehamilan trimester III yaitu : a. Sama seperti kunjungan 2. b. Mengenali adanya kelainan letak.
c. Memantapkan rencana persalinan. d. Mengenali tanda - tanda persalinan. Ketepatan
kunjungan
pertama
menentukan
kepatuhan
ibu
untuk
kunjungan selanjutnya. Saifuddin (2006) mengemukakan bahwa penilaian klinik merupakan proses berkelanjutan yang dimulai pada kontak pertama antara petugas kesehatan dengan ibu hamil dan secara optimal berakhir pada pemeriksaan 6 minggu setelah persalinan. Pada setiap kunjungan antenatal, petugas mengumpulkan dan menganalisis data mengenai kondisi ibu melalui anamnesis, pemeriksaan fisik untuk mendapatkan diagnosis kehamilan intra uterin, dan ada tidaknya masalah atau komplikasi, serta kunjungan berikutnya agar proses persalinan dapat dilalui tanpa komplikasi. Untuk itulah ketepatan kunjungan ANC memegang peranan penting dalam persiapan persalinan untuk mencapai kelancaran persalinan. PENANGANAN KOMPLIKASI (PK) PK adalah penanganan komplikasi kebidanan, penyakit menular maupun tidak menular serta masalah gizi yang terjadi pada waktu hamil, bersalin dan nifas. Pelayanan diberikan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai kompetensi. Komplikasi kebidanan, penyakit dan masalah gizi yang sering terjadi adalah: perdarahan, preeklampsia/eklampsia, persalinan macet, infeksi, abortus, Malaria, HIV/AIDS, Sifilis, TB, Hipertensi, Diabetes Meliitus, anemia gizi besi (AGB) dan kurang energi kronis (KEK). STANDAR PELAYANAN ANC a. Timbang berat badan Penimbangan berat badan pada setiap kali kunjungan antenatal dilakukan untuk mendeteksi adanya gangguan pertumbuhan janin. Kenaikan berat badan normal pada waktu hamil 0,5 kg per minggu mulai trimester kedua Penambahan berat badan yang kurang dari 9 kilogram selama kehamilan atau kurang dari 1 kilogram setiap bulannya menunjukkan adanya gangguan pertumbuhan janin.
b. Ukur lingkar lengan atas (LiLA).
Pengukuran LiLA hanya dilakukan pada kontak pertama untuk skrining ibu hamil berisiko kurang energi kronis (KEK). Kurang energy kronis disini maksudnya
ibu hamil yang mengalami kekurangan gizi dan telah
berlangsung lama (beberapa bulan/tahun) dimana LiLA kurang dari 23,5 cm. Ibu hamil dengan KEK akan dapat melahirkan bayi berat lahir rendah (BBLR). c. Ukur tekanan darah. Pengukuran tekanan darah pada setiap kali kunjungan antenatal dilakukan untuk mendeteksi adanya hipertensi (tekanan darah 140/90 mmHg) pada kehamilan dan preeklampsia (hipertensi disertai edema wajah dan atau tungkai bawah; dan atau proteinuria) d. Ukur tinggi fundus uteri Pengukuran tinggi fundus pada setiap kali kunjungan antenatal dilakukan untuk mendeteksi pertumbuhan janin sesuai atau tidak dengan umur kehamilan. Jika tinggi fundus tidak sesuai dengan umur kehamilan, kemungkinan ada gangguan pertumbuhan janin. Standar pengukuran menggunakan pita pengukur setelah kehamilan 24 minggu. e. Hitung denyut jantung janin (DJJ) Penilaian DJJ dilakukan pada akhir trimester I dan selanjutnya setiap kali kunjungan antenatal. DJJ lambat kurang dari 120/menit atau DJJ cepat lebih dari 160/menit menunjukkan adanya gawat janin. f.
Tentukan presentasi janin Menentukan presentasi janin dilakukan pada akhir trimester II dan selanjutnya setiap kali kunjungan antenatal. Pemeriksaan ini dimaksudkan untuk mengetahui letak janin. Jika, pada trimester III bagian bawah janin bukan kepala, atau kepala janin belum masuk ke panggul berarti ada kelainan letak, panggul sempit atau ada masalah lain.
g. Beri imunisasi Tetanus Toksoid (TT) Untuk mencegah terjadinya tetanus neonatorum, ibu hamil harus mendapat imunisasi TT. Pada saat kontak pertama, ibu hamil diskrining status imunisasi TT-nya. Pemberian imunisasi TT pada ibu hamil, disesuai dengan status imunisasi ibu saat ini. h. Beri tablet tambah darah (tablet besi), Untuk mencegah anemia gizi besi, setiap ibu hamil harus mendapat tablet zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan diberikan sejak kontak pertama.
i.
Periksa laboratorium (rutin dan khusus) Pemeriksaan laboratorium dilakukan pada saat antenatal meliputi: 1) Pemeriksaan golongan darah, Pemeriksaan golongan darah pada ibu hamil tidak hanya untuk mengetahui
jenis
golongan
darah
ibu
melainkan
juga
untuk
mempersiapkan calon pendonor darah yang sewaktu-waktu diperlukan apabila terjadi situasi kegawatdaruratan. 2)
Pemeriksaan kadar hemoglobin darah (Hb)
Pemeriksaan kadar hemoglobin darah ibu hamil dilakukan minimal sekali pada trimester pertama dan sekali pada trimester ketiga. Pemeriksaan ini ditujukan untuk mengetahui ibu hamil tersebut menderita anemia atau tidak selama kehamilannya karena kondisi anemia dapat mempengaruhi proses tumbuh kembang janin dalam kandungan. 3) Pemeriksaan protein dalam urin Pemeriksaan protein dalam urin pada ibu hamil dilakukan pada trimester kedua dan ketiga atas indikasi. Pemeriksaan ini ditujukan untuk mengetahui adanya proteinuria pada ibu hamil. Proteinuria merupakan salah satu indikator terjadinya preeclampsia pada ibu hamil. 4) Ibu
Pemeriksaan kadar gula darah.
hamil
yang
dicurigai
menderita
Diabetes
Melitus
harus
dilakukan
pemeriksaan gula darah selama kehamilannya minimal sekali pada trimester pertama, sekali pada trimester kedua, dan sekali pada trimester ketiga (terutama pada akhir trimester ketiga). 5) Pemeriksaan darah Malaria Semua ibu hamil di daerah endemis Malaria dilakukan pemeriksaan darah Malaria dalam rangka skrining pada kontak pertama. Ibu hamil di daerah non endemis Malaria dilakukan pemeriksaan darah Malaria apabila ada indikasi. 6)
Pemeriksaan tes Sifilis
Pemeriksaan tes Sifilis dilakukan di daerah dengan risiko tinggi dan ibu hamil yang diduga Sifilis. Pemeriksaaan Sifilis sebaiknya dilakukan sedini mungkin pada kehamilan. 7) Pemeriksaan HIV Pemeriksaan HIV terutama untuk daerah dengan risiko tinggi kasus HIV dan ibu hamil yang dicurigai menderita HIV. Ibu hamil setelah menjalani konseling
kemudian diberi kesempatan untuk menetapkan sendiri keputusannya untuk menjalani tes HIV. 8) Pemeriksaan BTA Pemeriksaan BTA dilakukan pada ibu hamil yang dicurigai menderita Tuberkulosis sebagai pencegahan agar infeksi Tuberkulosis tidak mempengaruhi kesehatan janin. Selain pemeriksaaan tersebut diatas, apabila diperlukan dapat dilakukan pemeriksaan penunjang lainnya di fasilitas rujukan. j.
Tatalaksana/penanganan Kasus Berdasarkan hasil pemeriksaan antenatal di atas dan hasil pemeriksaan laboratorium, setiap kelainan yang ditemukan pada ibu hamil harus ditangani sesuai dengan standar dan kewenangan tenaga kesehatan. Kasus-kasus yang tidak dapat ditangani dirujuk sesuai dengan sistem rujukan.
k. KIE Efektif KIE efektif dilakukan pada setiap kunjungan antenatal yang meliputi: 1) Kesehatan ibu Setiap ibu hamil dianjurkan untuk memeriksakan kehamilannya secara rutin ke tenaga kesehatan dan menganjurkan ibu hamil agar beristirahat yang cukup selama kehamilannya (sekitar 9-10 jam per hari) dan tidak bekerja berat. 2) Perilaku hidup bersih dan sehat Setiap ibu hamil dianjurkan untuk menjaga kebersihan badan selama kehamilan misalnya mencuci tangan sebelum makan, mandi 2 kali sehari dengan menggunakan sabun, menggosok gigi setelah sarapan dan sebelum tidur serta melakukan olah raga ringan. 3) Peran suami/keluarga dalam kehamilan dan perencanaan persalinan Setiap ibu hamil perlu mendapatkan dukungan dari keluarga terutama suami dalam kehamilannya. Suami, keluarga atau masyarakat perlu menyiapkan biaya persalinan, kebutuhan bayi, transportasi rujukan dan calon donor darah. Hal ini penting apabila terjadi komplikasi kehamilan, persalinan, dan nifas agar segera dibawa ke fasilitas kesehatan. 4) Tanda bahaya pada kehamilan, persalinan dan nifas serta kesiapan menghadapi komplikasi Setiap ibu hamil diperkenalkan mengenai tanda-tanda bahaya baik selama kehamilan, persalinan, dan nifas misalnya perdarahan pada hamil muda maupun hamil tua, keluar cairan berbau pada jalan lahir saat nifas, dsb. Mengenal tanda-
tanda bahaya ini penting agar ibu hamil segera mencari pertolongan ke tenaga kesehtan kesehatan. 5) Asupan gizi seimbang Selama hamil, ibu dianjurkan untuk mendapatkan asupan makanan yang cukup dengan pola gizi yang seimbang karena hal ini penting untuk proses tumbuh kembang janin dan derajat kesehatan ibu. Misalnya ibu hamil disarankan minum tablet tambah darah secara rutin untuk mencegah anemia pada kehamilannya. 6) Gejala penyakit menular dan tidak menular Setiap ibu hamil harus tahu mengenai gejala-gejala penyakit menular (misalnya penyakit IMS,Tuberkulosis) dan penyakit tidak menular (misalnya hipertensi) karena dapat mempengaruhi pada kesehatan ibu dan janinnya. 7) Penawaran untuk melakukan konseling dan testing HIV di daerah tertentu (risiko tinggi) Konseling HIV menjadi salah satu komponen standar dari pelayanan kesehatan ibu dan anak. Ibu hamil diberikan penjelasan tentang risiko penularan HIV dari ibu ke janinnya, dan kesempatan untuk menetapkan sendiri keputusannya untuk menjalani tes HIV atau tidak. Apabila ibu hamil tersebut HIV positif maka dicegah agar tidak terjadi penularan HIV dari ibu ke janin, namun sebaliknya apabila ibu hamil tersebut HIV negatif maka diberikan bimbingan untuk tetap HIV negatif selama kehamilannya, menyusui dan seterusnya. 8) Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dan pemberian ASI ekslusif Setiap ibu hamil dianjurkan untuk memberikan ASI kepada bayinya segera setelah bayi lahir karena ASI mengandung zat kekebalan tubuh yang penting untuk kesehatan bayi. Pemberian ASI dilanjutkan sampai bayi berusia 6 bulan. 9) KB paska persalinan Ibu hamil diberikan pengarahan tentang pentingnya ikut KB setelah persalinan untuk menjarangkan kehamilan dan agar ibu punya waktu merawat kesehatan diri sendiri, anak, dan keluarga.
10) Imunisasi Setiap ibu hamil harus mendapatkan imunisasi Tetanus Toksoid (TT) untuk mencegah bayi mengalami tetanus neonatorum. 11) Peningkatan kesehatan intelegensia pada kehamilan (Brain booster)
Untuk dapat meningkatkan intelegensia bayi yang akan dilahirkan, ibu hamil dianjurkan untuk memberikan stimulasi auditori dan pemenuhan nutrisi pengungkit otak (brain booster) secara bersamaan pada periode kehamilan. JENIS PELAYANAN Pelayanan antenatal terpadu diberikan oleh tenaga kesehatan yang kompeten yaitu dokter, bidan dan perawat terlatih, sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Pelayanan antenatal terpadu terdiri dari : a. Anamnesa 1) Identitas Pasien Identitas umum, perhatian pada usia ibu, status perkawinan dan tingkat pendidikan. Range usia reproduksi sehat dan aman antara 20-30 tahun. Pada kehamilan usia remaja, apalagi kehamilan di luar nikah, kemungkinan ada unsur penolakan psikologis yang tinggi. Usia muda juga faktor kehamilan risiko tinggi untuk kemungkinan adanya komplikasi obstetri seperti preeklampsia, ketuban pecah dini, persalinan preterm, abortus. 2) Keluhan utama Sadar/tidak akan kemungkinan hamil, apakah semata-mata ingin periksa hamil, atau ada keluhan/ masalah lain yang dirasakan. 3) Riwayat kehamilan sekarang / riwayat penyakit sekarang Ada/tidaknya gejala dan tanda kehamilan. Jika ada amenorea, kapan hari pertama haid terakhir (HPHT), siklus haid biasanya berapa hari. Hal ini penting untuk memperkirakan usia kehamilan dan memperkirakan saat persalinan. Ditanyakan apakah sudah pernah periksa kehamilan ini sebelumnya atau belum (jika sudah, berarti ini bukan kunjungan antenatal pertama, namun tetap penting untuk data dasar inisial pemeriksaan kita). Apakah ada keluhan / masalah dari sistem orga lain, baik yang berhubungan dengan perubahan fisiologis kehamilan maupun tidak. 4) Usia kehamilan 1. Tafsiran Persalinan menurut Rumus Naegele : Hari Pertama Haid Terakhir(HPHT) Hari Bulan Tahun +7
–3
+1
2. Rumus McDonal’s :
Tinggi fundus (cm) x 2/7 = usia kehamilan dalam bulan Tinggi fundus (cm) x 8/7 = usia kehamilan dalam minggu 3. Gerakan janin (Quickening) pada minggu ke 17 – 19 4. Tinggi fundus uteri (McLennan and Sandberg) Usia Kehamilan 16 minggu 20 minggu 24 minggu 28 minggu 32 minggu 36 minggu 40 minggu
5. USG
Tinggi Fundus Uteri 3-4 jari atas symphysis pubis 2-3 jari bawah umbilicus Sejajar umbilicus 3 jari atas umbilicus 3 jari bawah xiphoid 2 jari bawah xiphoid 2 jari bawah xiphoid
6. Riwayat penyakit dahulu Riwayat penyakit sistemik lain yang mungkin mempengaruhi atau diperberat oleh kehamilan (penyakit jantung, paru, ginjal, hati, diabetes mellitus), riwayat alergi makanan/ obat tertentu dan sebagainya. Ada/tidaknya riwayat operasi umum / lainnya maupun operasi kandungan (miomektomi, sectio cesarea dan sebagainya). 7. Riwayat penyakit keluarga Riwayat penyakit sistemik, metabolik, cacat bawaan, dan sebagainya. 8. Riwayat khusus obstetri ginekologi Adakah riwayat kehamilan/persalinan/abortus sebelumnya(dinyatakan dengan kode GxPxAx, gravida/para/abortus), berapa jumlah anak hidup. Ada/ tidaknya masalah – masalah pada kehamilan/ persalinan sebelumnya seperti prematuritas, cacat bawaan, kematian janin, perdarahan dan sebagainya. Penolong persalinan terdahulu, cara persalinan, penyembuhan luka persalinan, keadaan bayi saat baru lahir, berat badan lahir jika masih ingat. 9. Riwayat menarche, siklus haid, ada/tidak nyeri haid atau gangguan haid lainnya, riwayat penyakit kandungan lainnya. 10. Riwayat kontrasepsi, lama pemakaian, ada masalah/tidak. 11. Riwayat sosial / ekonomi Pekerjaan, kebiasaan, kehidupan sehari-hari 5) Menanyakan
tanda-tanda
penting
yang
terkait
dengan
kehamilan dan penyakit yang kemungkinan diderita ibu hamil: - Muntah berlebihan
masalah
Rasa mual dan muntah bisa muncul pada kehamilan muda terutama pada pagi hari namun kondisi ini biasanya hilang setelah kehamilan berumur 3 bulan. Keadaan ini tidak perlu dikhawatirkan, kecuali kalau memang cukup berat, hingga tidak dapat makan dan berat badan menurun terus. -
Pusing Pusing biasa muncul pada kehamilan muda. Apabila pusing sampai mengganggu aktivitas sehari-hari maka perlu diwaspadai.
-
Sakit kepala Sakit kepala yang hebat yang timbul pada ibu hamil mungkin dapat membahayakan kesehatan ibu dan janin.
-
Perdarahan Perdarahan waktu hamil, walaupun hanya sedikit sudah merupakan tanda bahaya sehingga ibu hamil harus waspada.
-
Sakit perut hebat Nyeri perut yang hebat dapat membahayakan kesehatan ibu dan janinnya.
-
Demam Demam tinggi lebih dari 2 hari atau keluarnya cairan berlebihan dari liang rahim dan kadang-kadang berbau merupakan salah satu tanda bahaya pada kehamilan.
-
Batuk lama Batuk lama Lebih dari 2 minggu, perlu ada pemeriksaan lanjut. Dapat dicurigai ibu menderita TBC.
-
Berdebar-debar Jantung berdebar-debar pada ibu hamil merupakan salah satu masalah pada kehamilan yang harus diwaspadai.
-
Cepat lelah Dalam dua atau tiga bulan pertama kehamilan, biasanya timbul rasa lelah, mengantuk yang berlebihan dan pusing, yang biasanya terjadi pada sore hari. Kemungkinan ibu menderta kurang darah.
-
Sesak nafas atau sukar bernafas
Pada akhir bulan ke delapan ibu hamil sering merasa sedikit sesak bila bernafas karena bayi menekan paru-paru ibu. Namun apabila hal ini terjadi berlebihan maka perlu diwaspadai. -
Keputihan yang berbau Keputihan yang berbau merupakan salah satu tanda bahaya pada ibu hamil.
-
Gerakan janin Gerakan bayi mulai dirasakan ibu pada kehamilan akhir bulan ke empat. Apabila gerakan janin belum muncul pada usia kehamilan ini, gerakan yang semakin berkurang atau tidak ada gerakan maka ibu hamil harus waspada.
-
Perilaku berubah selama hamil, seperti gaduh gelisah, menarik diri, bicara sendiri, tidak mandi, dsb. Selama kehamilan, ibu bisa mengalami
perubahan
perilaku.
Hal
ini
disebabkan
karena
perubahan hormonal. Pada kondisi yang mengganggu kesehatan ibu -
dan janinnya maka akan dikonsulkan ke psikiater. Riwayat kekerasan terhadap perempuan (KtP) selama kehamilan Informasi mengenai kekerasan terhadap perempuan terutama ibu hamil seringkali sulit untuk digali. Korban kekerasan tidak selalu mau berterus terang pada kunjungan pertama, yang mungkin disebabkan oleh rasa takut atau belum mampu mengemukakan masalahnya kepada orang lain, termasuk petugas kesehatan. Dalam keadaan ini, petugas kesehatan diharapkan dapat mengenali korban dan
memberikan dukungan agar mau membuka diri. 6) Menanyakan status kunjungan (baru atau lama), riwayat kehamilan yang sekarang, riwayat kehamilan dan persalinan sebelumnya dan riwayat penyakit yang diderita ibu. 7) Menanyakan status imunisasi Tetanus Toksoid. 8) Menanyakan jumlah tablet Fe yang dikonsumsi. 9) Menanyakan obat-obat yang dikonsumsi seperti: antihipertensi, diuretika, anti vomitus, antipiretika, antibiotika, obat TB, dan sebagainya. 10) Di daerah endemis Malaria, tanyakan gejala Malaria dan riwayat pemakaian obat Malaria. 11) Di daerah risiko tinggi IMS, tanyakan gejala IMS dan riwayat penyakit pada
pasangannya.
Informasi
ini
penting
penanggulangan penyakit menular seksual.
untuk
langkahlangkah
12) Menanyakan pola makan ibu selama hamil yang meliputi jumlah, frekuensi dan kualitas asupan makanan terkait dengan kandungan gizinya. 13) Menanyakan
kesiapan
menghadapi
persalinan
dan
menyikapi
kemungkinan terjadinya komplikasi dalam kehamilan, antara lain: - Siapa yang akan menolong persalinan? Setiap ibu hamil harus bersalin ditolong tenaga kesehatan. -
Dimana akan bersalin? Ibu hamil dapat bersalin di Poskesdes, Puskesmas atau di rumah sakit?
-
Siapa yang mendampingi ibu saat bersalin? Pada saat bersalin, ibu sebaiknya didampingi suami atau keluarga terdekat. Masyarakat/organisasi masyarakat, kader, dukun dan bidan dilibatkan untuk kesiapan dan kewaspadaan dalam menghadapi persalinan dan kegawatdaruratan obstetric dan neonatal
-
Siapa
yang
akan
menjadi
pendonor
darah
apabila
terjadi
pendarahan? Suami, keluarga dan masyarakat menyiapkan calon donor darah yang
sewaktu-waktu
dapat
menyumbangkan
darahnya
untuk
keselamatan ibu melahirkan. -
Transportasi apa yang akan digunakan jika suatu saat harus dirujuk? Alat transportasi bisa berasal dari masyarakat sesuai dengan kesepakatan bersama yang dapat dipergunakan untuk mengantar calon ibu bersalin ke tempat persalinan termasuk tempat rujukan. Alat transportasi tersebut dapat berupa mobil, ojek, becak, sepeda, tandu, perahu, dsb.
-
Apakah sudah disiapkan biaya untuk persalinan? Suami diharapkan dapat menyiapkan dana untuk persalinan ibu kelak. Biaya persalinan ini dapat pula berupa tabulin (tabungan ibu bersalin) atau dasolin (dana sosial ibu bersalin) yang dapat dipergunakan persalinan
untuk
dan
membantu
pembiayaan
kegawatdaruratan.
Informasi
mulai
antenatal,
anamnesa
bisa
diperoleh dari ibu sendiri, suami, keluarga, kader ataupun sumber informasi lainnya yang dapat dipercaya. Setiap ibu hamil, pada kunjungan pertama perlu diinformasikan bahwa pelayanan antenatal
selama kehamilan minimal 4 kali dan minimal 1 kali kunjungan diantar suami. b. Pemeriksaan Fisik 1) Status generalis / pemeriksaan umum -
Penilaian keadaan umum, kesadaran, komunikasi/kooperasi.
-
Tanda vital (tekanan darah, nadi, suhu, pernapasan), tinggi/berat badan.
-
Kemungkinan risiko tinggi pada ibu dengan tinggi < 145 cm, berat badan < 45 kg atau > 75 kg.
-
Batas hipertensi pada kehamilan yaitu 140/90 mmHg (nilai diastolik lebih bermakna untuk prediksi sirkulasi plasenta).
-
Ada tidaknya nyeri kepala
-
Mata : konjungtivita pucat/ tidak, sklera ikterik/ tidak
-
Mulut/ THT : ada tidakny aradang, lendir, perdarahan gusi, gigi – geligi
-
Paru/ jantung/ abdomen : Inspeksi, Palpasi, Perkusi, Auskultasi
-
Ekstremitas : periksa ada tidaknya edema, sianosis, pucat, varises, simetri (kecurigaan polio, mungkin terdapat kelainan bentuk panggul).
-
Jika ada luka terbuka atau fokus infeksi lain harus dimasukkan menjadi masalah dan direncanakan penatalaksanaannya.
2) Status obstetricus / pemeriksaan khusus obstetrik Pemeriksaan fisik obstetri pada kunjungan pertama : Tinggi fundus Uteri (menggunakan pita ukur bila usia kehamilan >20 minggu) Vulva/perineum untuk memeriksa adanya varises, kondiloma, edema, hemoroid, atau kelainan lainnya. Pemeriksaan dalam untuk menilai: serviks*, uterus*, adneksa*, kelenjar bartholin, kelenjar skene , dan uretra (*bila usia kehamilan <12 minggu) Pemeriksaan inspekulo untuk menilai: serviks, tanda-tanda infeksi, dan cairan dari ostium uteri Pemeriksaan fisik obstetri pada setiap kunjungan berikutnya: Pantau tumbuh kembang janin dengan mengukur tinggi fundus uteri. Abdomen
-
Inspeksi : membesar/tidak (pada kehamilan muda pembesaran abdomen mungkin belum nyata).
-
Palpasi : tentukan tinggi fundus uteri (pada kehamilan muda dilakukan dengan palpasi bimanual dalam, dapat diperkirakan ukuran uterus pada kehamilan lebih besar, tinggi fundus dapat diukur dengan pita ukuran sentimeter, jarak antara fundus uteri dengantepi atas simfisis os pubis). Palpasi menggunakan maneuver Leopold I – IV :
Leopold I : menentukan tinggi fundus uteri dan bagian janin yang terletak di fundus uteri (dilakukan sejak awal trimester I)
Leopold II : menentukan bagian janin pada sisi kiri dan kanan ibu(dilakukan mulai akhir trimester II)
Leopold III : menentukan bagian janin yang terletak di bagian bawah uterus (dilakukan mulai akhir trimester II)
Leopold IV : menentukan berapa jauh masuknya janin ke pintu atas panggul (dilakukan bila usia kehamilan >36 minggu)
-
Auskultasi denyut jantung janin menggunakan funandoskop atau Doppler (jika usia kehamilan > 16 minggu) Tinggi fundus uteri yang normal untuk usia kehamilan 20-36 minggu dapat diperkirakan dengan rumus : (usia kehamilan dalam minggu + 2) cm
Cara Melakukan Palpasi Abdomen dengan Manuver Leopold I-IV
-
Pada kehamilan aterm, perkiraan berat janin dapat menggunakan rumus cara Johnson-Tossec yaitu : Tinggi fundus (cm) - (10/11/12/13)* x 155 gram Keterangan : *(10/11 jika sebagian besar masukk PAP, 12 jika sebagian kecil masuk PAP, 13 jika belum msk PAP)
-
Auskultasi : dengan stetoskop kayu Laennec atau alat Doppler atau funandoscope yang ditempelkan di daerah punggung janin, dihitung frekuensi selama satu menit. Frekuensi denyut jantung janin normal adalah 120-160 x /menit.
Pelvimetri -
Distansia Spinarum (± 24 – 26 cm) Jarak antara kedua spina iliaca anterior superior sinistra dan dextra
-
Distansia Cristarum (± 28 – 30 cm) Jarak terpanjang antara dua tempat yang simetris pada crista iliaca sinistra dan dextra
-
Conjugata Eksterna (Boudeloque) ± 18 cm Jarak antara bagian atas symphisis ke prosessus spinosus lumbal 5
PEMERIKSAAN PENUNJANG Pemeriksaan penunjang untuk ibu hamil meliputi pemeriksaan laboratorium (rutin maupun sesuai indikasi) dan pemeriksaan ultrasonografi. Lakukan pemeriksaan laboratorium rutin (untuk semua ibu hamil) pada kunjungan pertama: Kadar hemoglobin Golongan darah ABO dan rhesus Tes HIV: ditawarkan pada ibu hamil di daerah epidemi meluas dan terkonsentrasi, sedangkan di daerah epidemi rendah tes HIV ditawarkan pada ibu hamil dengan IMS dan TB. Rapid test atau apusan darah tebal dan tipis untuk malaria: untuk ibu yang tinggal di atau memiliki riwayat bepergian kedaerah endemic malaria dalam 2 minggu terakhir Lakukan pemeriksaan laboratorium sesuai indikasi: Urinalisis (terutama protein urin pada trimester kedua dan ketiga) jika terdapat hipertensi Kadar hemoglobin pada trimester ketiga terutama jika dicurigai anemia Pemeriksaan sputum bakteri tahan asam (BTA): untuk ibu dengan riwayat defisiensi imun, batuk > 2 minggu atau LILA < 23,5 cm Tes sifilis Gula darah puasa Lakukan pemeriksaan ultrasonografi (USG). Pemeriksaan USG direkomendasikan: a. Pada awal kehamilan (idealnya sebelum usia kehamilan 15 minggu) untuk menentukan usia gestasi, viabilitas janin, letak dan jumlah janin, serta deteksi abnormalitas janin yang berat b. Pada usia kehamilan sekitar 20 minggu untuk deteksi anomaly janin c. Pada trimester ketiga untuk perencanaan persalinan
Lakukan rujukan untuk pemeriksaan USG jika alat atau tenaga kesehatan tidak tersedia Memberikan Suplemen dan Pencegahan Penyakit Beri ibu 60 mg zat besi elemental segera setelah mual/muntah berkurang, dan 400 μg asam folat 1x/hari sesegera mungkin selama kehamilan. Catatan: 60 mg besi elemental setara 320 mg sulfas ferosus. Efek samping yang umum dari zat besi adalah gangguan saluran cerna (mual, muntah, diare, konstipasi). Tablet zat besi sebaiknya tidak diminum bersama dengan teh atau kopi karena mengganggu penyerapan. Jika memungkinkan, idealnya asam folat sudah mulai diberikan sejak 2 bulan sebelum hamil (saat perencanaan kehamilan). Di area dengan asupan kalsium rendah, suplementasi kalsium 1,5-2 g/hari dianjurkan untuk pencegahan preeklampsia bagi semua ibu hamil, terutama yang memiliki risiko tinggi (riwayat preeklampsia di kehamilan sebelumnya, diabetes, hipertensi kronik, penyakit ginjal, penyakit autoimun, atau kehamilan ganda) Pemberian 75 mg aspirin tiap hari dianjurkan untuk pencegahan preeklampsia bagi ibu dengan risiko tinggi, dimulai dari usia kehamilan 20 minggu Beri ibu vaksin tetanus toksoid (TT) sesuai status imunisasinya. Pemberian imunisasi pada wanita usia subur atau ibu hamil harus didahului dengan skrining untuk mengetahui jumlah dosis (dan status) imunisasi tetanus toksoid (TT) yang telah diperoleh selama hidupnya. Pemberian imunisasi TT tidak mempunyai interval (selang waktu) maksimal, hanya terdapat interval minimal antar dosis TT. Jika ibu belum pernah imunisasi atau status imunisasinya tidak diketahui, berikan dosis vaksin (0,5 ml IM di lengan atas) sesuai tabel berikut :
Pemberian vaksin TT untuk ibu yang belum pernah imunisasi (DPT/TT/Td) atau tidak tahu status imunisasinya
Pemberian TT1 TT2 TT3 TT4 TT5
Selang Waktu Pemberian Saat kunjungan pertama (sedini mungkin pada kehamilan) 4 minggu setelah TT1 (pada kehamilan) 6 bulan setelah TT2 (pada kehamilan, jika selang waktu minimal terpenuhi) 1 tahun setelah TT3 1 tahun setelah TT4
Jangan lupa untuk ingatkan ibu untuk melengkapi imunisasinya hingga TT5 sesuai jadwal (tidak perlu menunggu sampai kehamilan berikutnya) Dosis booster mungkin diperlukan pada ibu yang sudah pernah diimunisasi. Pemberian dosis booster 0,5 ml IM disesuaikan dengan jumlah vaksinasi yang pernah diterima sebelumnya seperti pada table berikut: Pemberian 1 kali 2 kali 3 kali 4 kali 5 kali
Pemberian dan Selang Waktu Minimal TT2, 4 minggu setelah TT1 (pada kehamilan) TT3, 6 bulan setelah TT2 (pada kehamilan, jika selang waktu minimal terpenuhi) TT4, 1 tahun setelah TT3 TT5, 1 tahun setelah TT4 Tidak perlu lagi
Vaksin TT adalah vaksin yang aman dan tidak mempunyai kontraindikasi dalam pemberiannya. Meskipun demikian imunisasi TT jangan diberikan pada ibu dengan riwayat reaksi berat terhadap imunisasi TT pada masa lalunya (contoh: kejang, koma, demam >400C, nyeri/bengkak ekstensif di lokasi bekas suntikan). Ibu dengan panas tinggi dan sakit berat dapat diimunisasi segera setelah sembuh. Selalu sedia KIPI Kit (ADS 1ml, epinefrin 1:1000 dan infus set (NaCl 0.9% jarum infus, jarum suntik 23 G) PENANGANAN DAN TINDAK LANJUT KASUS Berdasarkan hasil anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium/ penunjang lainnya, dokter menegakkan diagnosa kerja atau diagnosa banding, sedangkan bidan/perawat dapat mengenali keadaan normal dan keadaan bermasalah/tidak normal pada ibu hamil. Berikut ini adalah penanganan dan tindak lanjut kasus pada pelayanan antenatal terpadu.
Pada setiap kunjungan antenatal, semua pelayanan yang meliputi anamnesa, pemeriksaan dan penanganan yang diberikan serta rencana tindak -
lanjutnya harus diinformasikan kepada ibu hamil dan suaminya. Jelaskan tanda tanda bahaya dimana ibu hamil harus segera datang untuk mendapat pertolongan dari tenaga kesehatan. Apabila ditemukan kelainan atau keadaan tidak normal pada kunjungan antenatal, informasikan rencana tindak lanjut termasuk
perlunya
rujukan
untuk
penanganan
kasus,
pemeriksaan
laboratorium/penunjang, USG, konsultasi atau perawatan, dan juga jadwal kontrol berikutnya, apabila diharuskan datang lebih cepat. Memberikan materi konseling, informasi, dan edukasi (KIE) Buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) wajib dimiliki oleh setiap ibu hamil, karena materi konseling dan edukasi yang perlu diberikan tercantum di buku tersebut. Pastikan bahwa ibu memahami hal-hal berikut: Persiapan persalinan, termasuk:
Siapa yang akan menolong persalinan
Siapa yang akan membantu dan menemani dalam persalinan
Kemungkinan kesiapan donor darah bila timbul permasalahan
Metode transportasi bila diperlukan rujukan
Dukungan biaya
Pentingnya peran suami atau pasangan dan keluarga selama kehamilan dan persalinan. Tanda-tanda bahaya yang perlu diwaspadai:
Sakit kepala lebih dari biasa
Perdarahan per vaginam
Pembengkakan pada wajah/tangan
Nyeri abdomen (epigastrium)
Mual dan muntah berlebihan
Demam
Pemberian makanan bayi, air susu ibu (ASI) eksklusif, dan inisiasi menyusu dini (IMD). Catatan: Konseling pemberian makanan bayi sebaiknya dimulai sejak usia kehamilan 12 minggu dan dimantapkan sebelum kehamilan 34 minggu. Penyakit yang dapat mempengaruhi kesehatan ibu dan janin misalnya hipertensi, TBC, HIV, serta infeksi menular seksual lainnya. Perlunya menghentikan kebiasaan yang berisiko bagi kesehatan, seperti merokok dan minum alkohol. Program KB terutama penggunaan kontrasepsi pascasalin Informasi terkait kekerasan terhadap perempuan Kesehatan ibu termasuk kebersihan, aktivitas, dan nutrisi
Menjaga kebersihan tubuh dengan mandi teratur dua kali sehari, mengganti pakaian dalam yang bersih dan kering, dan membasuh vagina
Minum cukup cairan
Peningkatan konsumsi makanan hingga 300 kalori/hari dari menu seimbang. Contoh: nasi tim dari 4 sendok makan beras, ½ pasang hati ayam, 1 potong tahu, wortel parut, bayam, 1 sendok the minyak goreng, dan 400 ml air.
Latihan fisik normal tidak berlebihan, istirahat jika lelah.
Hubungan suami-istri boleh dilanjutkan selama kehamilan (dianjurkan memakai kondom)
1. ASUHAN KEPERAWATAN
A. PENGKAJIAN 1) Aktifitas dan istirahat
Tekanan darah lebih rendah dari pada normal pada 8-12 minggu pertama. Kembali pada tingkat normal pada separuh waktu kehamilan akhir
Denyut nadi meningkat 10-15x/menit
Mur-mur sistolik pendek dapat terjadi sehubungan dengan peningkatan volume darah
Varises pada ekstremitas bawah dan edema terutama pada trimester III
Episode sinkope
2) Integritas Ego
Menunjukkan perubahan persepsi diri
Body image rendah
3) Eliminasi
Perubahan pada konsistensi dan frekuensi defekasi
Peningkatan frekuensi berkemih
Peningkatan berat jenis urin
Timbulnya hemoroid
4) Makanan dan Cairan
Mual, muntah terutama pada trimester I, nyeri uluh hati sering terjadi
Peningkatan berat badan 2-4 Kg pada trimester I, 11-12 Kg pada trimester II &III
Membran mukosa kering, hipertropi jaringan, gusi mudah terjadi perdarahan
Hb dan Ht rendah, mungkin di temui anemia fisiologis
Glukus dan edema
5) Nyeri dan Ketidaknyamanan
Kram kaki
Nyeri tekan dan bengkak pada payudara
Kontraksi brakson hicks setelah 28 minggu
Nyeri punggung
6) Pernafasan
Mukosa nampak lebih merah dari biasanya
Frekwensi pernafasan dapat meningkat relatif terhadap ukuran / tinggi uterus
Pernafasan thorakal
7) Keamanan
Suhu tubuh 36 – 37ºC
DJJ terdengar pada usia kehamilan 17 –20 minggu
Gerakan janin terasa pada usia kehamilan 20 minggu
Quickening pada usia kehamilan 16 – 20 minggu
Ballotement ada pada bulan ke 4 dan ke 5
8) Sexualitas
Berhentinya menstruasi
Perubahan respon / aktifitas seksual
Leukhorea
Peningkatan secara progresif ukuran uterus
Payudara membesar, hiperpigmentasi pada areola
Perubahan pigmentasi kloasma, lineanigra, palmaleritema, spindernevi, strie gravidarum
Tanda-tanda hegar, chadwick positif
9) Interaksi sosial
Bingung atau meragukan perubahan peran yang diantisipasi
Tahap maturasi / perkembangan bervariasi dan dapat mundur dengan stressor kehamilan
Respon anggota keluarga lain dapat bervariasi dari positif dan mendukung sampai disfungsional
10) Penyuluhan/ Pembelajaran Harapan individu terhadap kehamilan persalinan, melahirkan tergantung pada usia, tingkat pengetahuan, pengalaman, paritas, keinginan terhadap anak, dan keadaan ekonomi 11) Pemeriksaan Diagnostik
Darah : Hb, golongan darah, skrening HIV, hepatitis
Skrening untuk TBC paru, tuberubela
Tes serum HSG
B. ANALISIS DATA DATA DS : Mengatakan mual, muntah, mengatakan tidak nafsu makan, lemas dan pusing DO : Muntah, tampak lemas, kulit pucat DS : Mengatakan tidak tahu persiapan dan hal yang harus diperhatikan ibu hamil, mengatakan tidak mengetahui pentingnya menjaga tekanan darah, nutrisi dan aktivitas untuk ibu hamil DO : Jarang periksa kehamilan, tidak mengetahui berat badan dan tinggi badan, tidak mampu menyebutkan tanda bahaya umum kehamilan DS : Mengatakan takut akan proses persalinan, mengatakan tidak bisa tidur, sering banyak pikiran DO : Raut wajah tampak khawatir, tampak bingung, sulit berkonsentrasi
ETIOLOGI Perubahan fisiologis ↓ Peningkatan HCG ↓ Mual muntah ↓ Sulit makan / tidak nafsu makan ↓ Mual Kehamilan pertama ↓ Perubahan fisiologis dan psikologis kehamilan ↓ Kurang pajanan informasi ↓ Tidak mengetahui hal-hal yang harus diperhatikan pada ibu hamil ↓ Defisiensi Pengetahuan
Kehamilan trimester ketiga ↓ Mendekati persalinan ↓ Cemas menghadapi proses persalinan ↓ Ansietas
MASALAH Mual
Defisiensi Pengetahuan
Ansietas
C. PRIORITAS DIAGNOSA 1. Mual berhubungan dengan kehamilan ditandai dengan kurang nafsu makan, melaporkan mual 2. Defisiensi
pengetahuan
berhubungan
dengan
kurang
pajanan
informasi ditandai dengan melaporkan adanya masalah tentang pengetahuan tentang kehamilan 3. Ansietas berhubungan dengan status kesehatan (kehamilan), stress ditandai
dengan
melaporkan
kecemasan
terhadap
persalinan,
bingung D. RENCANA KEPERAWATAN No 1
2
Diagnosa Mual
Defisiensi Pengetahuan
Tujuan dan Kriteria Hasil Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x15 menit, klien dapat mengatasi mual dengan kriteria hasi : NOC : Comfort Level, Nutritional Status - Klien dapat mengidentifikasi halhal yang mengurangi mual - Nutrisi klien dapat terjaga adekuat - Klien dapat melaporkan bebas dari mual
Intervensi NIC : Fluid Management - Monitor status hidrasi (Kelembaban membran mukosa, vital sign adekuat) - Anjurkan untuk makan pelanpelan - Jelaskan untuk menggunakan napas dalam untuk menekan reflek mual - Batasi minum 1 jam sebelum, 1 jam sesudah dan selama makan - Instruksikan untuk menghindari bau makanan yang menyengat Setelah dilakukan tindakan NIC : keperawatan selama 1 x 30 menit, - Kaji tingkat pengetahuan klien klien dapat bertambah dan keluarga pengetahuannya dengan kriteria - Jelaskan perubahan pada hasil: kehamilan dan tanda bahaya NOC : Knowledge : Health Behaviour umum - Klien mampu mengenali - Gambarkan tanda dan gejala perubahan pada saat kehamilan yang muncul terkait kehamilan - Klien mampu melaksanakan - Identifikasi kemungkinan prosedur yang dijelaskan secara penyebab benar - Sediakan informasi pada klien - Klien mampu menjelaskan kembali tentang kondisi dengan cara apa yang dijelaskan perawat/tim yang tepat kesehatan lain - Sediakan informasi bagi keluarga tentang kemajuan klient - Diskusikan pilihan terapi yang tepat untuk klien
3
Ansietas
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x 30 menit, klien dapat mengetahui cara mengatasi kecemasan dengan kriteria hasil : NOC : Anxiety Control, Coping - Klien mampu mengidentifikasi dan mengungkapkan gejala cemas - Klien mampu mengungkapkan dan menunjukkan tehnik untuk mengontrol cemas - Postur tubuh, ekspresi wajah,
bahasa tubuh dan tingkat aktivitas menunjukkan berkurangnya kecemasan
NIC : Anxiety Reduction - Nyatakan dengan jelas harapan terhadap perilaku klien - Jelaskan semua prosedur menghadapi persalinan dan persiapan yang diperlukan - Berikan informasi factual mengenai tindakan - Libatkan keluarga untuk mendampingi klien - Bantu klien mengenal situasi yang menimbulkan kecemasan - Dorong klien untuk mengungkapkan perasaan, ketakutan, persepsi - Instruksikan untuk menggunakan tehnik relaksasi
E. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI N O 1
Diagnosa Keperawatan Mual
Implementasi -
-
-
-
2
Defisiensi Pengetahuan
-
Mengkaji status hidrasi dan melakukan pengukuran TTV (Kelembaban membran mukosa, vital sign adekuat) Menganjurkan untuk makan pelan-pelan Menjelaskan cara untuk menggunakan napas dalam untuk menekan reflek mual Menganjurkan klien untuk minum 1 jam sebelum, 1 jam sesudah dan selama makan Menginstruksikan untuk menghindari bau makanan yang menyengat
Evaluasi -
-
-
-
Mengkaji pengetahuan klien dan keluarga tentang kehamilan Menjelaskan perubahan yang terjadi pada kehamilan dan tanda bahaya umum yang patut diwaspadai -
S: Klien mengatakan memahami anjuran perawat Klien mengatakan mampu untuk melakukan anjuran perawat O: Klien mampu menjelaskan kembali apa yang dijelaskan perawat TTV dalam batas normal, kelembaban membrane mukosa baik Klien mampu melakukan anjuran perawat A: Masalah teratasi P: Hentikan intervensi S: Klien dan keluarga mampu menjelaskan kembali informasi yang diberikan perawat Klien mengatakan memahami
-
-
3
Ansietas
-
-
-
-
-
Mengidentifikasi kemungkinan perubahan yang terjadi penyebab munculnya gejalaselama kehamilan dan gejala saat kehamilan tanda bahaya umum yang Memberikan informasi bagi harus diwaspadai keluarga tentang kemajuan klien - Klien mengatakan mampu Mendiskusikan pilihan terapi yang melaksanakan anjuran tepat untuk klien dan perawat menganjurkan untuk rutin O: melakukan pemeriksaan pada - Klien mampu menjelaskan pelayanan kesehatan kembali apa yang dijelaskan perawat tentang kehamilan dan tanda bahaya umum - Klien mampu ikut berdiskusi tentang pilihan terapi yang akan digunakan - Klien mampu melakukan anjuran perawat A: Masalah teratasi P: Hentikan intervensi Menyatakan dengan jelas S: harapan bahwa klien harus bisa - Klien mampu memahami mengatasi kecemasan demi harapan perawat terhadap kesehatan penanganan kecemasan Menjelaskan semua prosedur klien menghadapi persalinan dan - Klien mengatakan memahami persiapan yang diperlukan prosedur persalinan dan Melibatkan keluarga untuk persiapan yang harus mendampingi klien dilakukan Membantu klien mengenal situasi - Klien mengatakan mampu yang menimbulkan kecemasan memahami dan mengenal seperti gejala-gejala pusing, situasi yang menimbulkan kontraksi perut, nyeri dll kecemasan Mendorong klien untuk O: mengungkapkan perasaan, - Klien mampu menjelaskan ketakutan, persepsi kembali apa yang Menginstruksikan untuk dijelaskan perawat tentang menggunakan tehnik relaksasi persalinan - Klien mampu melakukan tehnik relaksasi A :Masalah teratasi P :Hentikan intervensi
PATHWAY Kehamila
Trimester
Peningkata n Estrogen
Tonus otot menurun
HCL lambung Peristaltik Tekanan gaster
Mual/munta
Uterus membesar Payudara membesar Ketidak nyamanan pada ibu
Rahim membesar
Trimester II Perubahan fisik
Perubahan pola seksual Mencari informasi persalinan & perawatan janin/anak
Perubahan psikologis Focus perhatian pada keselamatan janin kecemasa n
kapasitas VU Trimester III
Mual
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan
Perubahan pola eliminasi
Diafragma terdorong ke atas Distensi paruparu Inefektif pola nafas
Uterus semakin membesar Penekanan pada saluran kemih (ureter) Urin terhambat Resiko infeksi
Perubahan tubuh semakin tampak membesar Body image
Antenatal Care
Prinsip dasar ANC
Pemeriksaan rencana persalinan Ibu hamil dengan resiko rendah komplikasi persalinan Antenatal Care
Menyediakan informasi dan pemeriksaan kehamilan Rencana tempat persalinan
Anjurkan untuk menjaga asupan nutrisi dan suplemen Berikan informasi tentang gaya hidup yang baik
Mengelola tanda dan gejala umum kehamilan
REFERENSI http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/31266/4/Chapter%20II.pdf Kemenkes. 2010. Pedoman Pelayanan Antenatal Terpadu. http://www.kesehatanibu.depkes.go.id/wp content/uploads/downloads/2013/12/Pedoman-ANCTerpadu.pdf http://digilib.stikesmuhgombong.ac.id/files/disk1/29/jtstikesmuhgo-gdl-abidanurba-1414-2babii.pdf Sastrawinata, Sulaiman. 1983. Obstetri Fisiologi. Bandung: Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran Bandung. Mocthar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri Obstetri Fisiologis Obstetri Patologi Jilid I. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. Hamilton, Persis Mary. 1995. Dasar-Dasar Keperawatan Maternitas (Basic Maternity Nursing). Jakarta: Penerbit Buku EGC. Manuaba.
1998.
http://www.nengbidan.com/2011/11/perubahan-fisiologi-pada-wanita-
hamil.html. http://pacsydeshinato.blogspot.com/2012/09/adaptadi-fisiologi-ibu-hamil.html. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2013. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas Kesehatan Dasar dan Rujukan. Jakarta