ISSN 1978 - 2365 Ketenagalistrikan Dan Energi Terbarukan, Vol. 10 No. 1 Juni 2011 : 9 - 20
MICRO-GRID PLTS UNTUK MENJAGA KUALITAS DAYA DI INDUSTRI
Rina Irawati, Zuhaidi, dan Adjar Hadiyono Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Ketenagalistrikan, Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi energi Jl. Ciledug Raya Kav. 109, Telp. (021) 7203530, Cipulir Keb. Lama, Jakarta Selatan
[email protected],
[email protected] ,
[email protected]
ABSTRAK Buruknya kualitas daya listrik dapat menyebabkan mal fungsi dan bahkan dapat menyebabkan kerusakan pada peralatan listrik. Untuk menjaga kualitas daya pada suatu sistem tenaga listrik bisa digunakan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) yang terhubung ke jaringan (Micro-Grid). Tujuan dari penggunaan PLTS ini adalah untuk menjaga kualitas daya listrik yang disalurkan pada beban-beban penting dan sensitif, sehingga saat terjadi gangguan pada jaringan listrik dari PLN suplai daya untuk beban-beban penting tersebut tetap terjaga kualitasnya. Prinsip kerja sistem PLTS ini adalah pada saat terjadi gangguan pada grid utama, Hight Speed Circuit Breaker (HSCB) bekerja dengan sangat cepat memisahkan sistem Micro- Grid dari jaringan utama dan beban keseluruhan. Sehingga beban-beban penting hanya disuplai dari Micro-Grid. Sistem PLTS menjaga kualitas daya keluaran PV (berfluktuatif tergantung intensitas matahari) dengan mengatur input dan output batere. Pada saat kondisi grid utama pulih dari gangguan, sistem memerintahkan HSCB untuk menutup kembali dengan terlebih dahulu mensinkronkan antara sistem Micro-Grid dengan jaringan utama, sehingga kualitas daya sistem tetap terjaga. Kata Kunci: Kualitas daya, PLTS, beban sensitif, HSCB, Micro-Grid
ABSTRACT Poor quality of electrical power can cause mal function and can even cause damage to the electrical equipment. To maintain the power quality in a power system, Photovoltaic System (PLTS) connected to the main utility (Micro-Grid) can be used. The purpose of the use of Photovoltaic is to maintain the quality of electric power which is distributed to important and sensitive loads. Thus when an interruption occurs at the utility power supply, the quality of power supply to critical loads can still be maintained. The principle of this Photovoltaic System is when disruption occurs in the main grid, HSCB works very quickly to separate micro-grid system from the main network and the overall burden. Photovoltaic System maintains the quality of the PV output power which depends on the intensity of the sun by adjusting the input and output of batteries. When the main grid recovers from disturbance, the system will order to close HSCB again by first synchronizing micro grid system with the main network, so that the power quality of the system is maintained. Keywords: power quality, photovoltaic, sensitive load, HSCB, Micro-Grid
Naskah diterima: 21 Februari 2011, dinyatakan layak muat : 20 April 2011
9
Ketenagalistrikan Dan Energi Terbarukan, Vol. 10 No. 1 Juni 2011 : 9 - 20
10
PENDAHULUAN
diperlukan. Sehingga diharapkan Blueprint
Latar Belakang
tersebut dapat tercapai dengan baik dengan
Indonesia tergolong negara yang kaya dengan sumber energi matahari. Di samping itu, karena letaknya di khatulistiwa, matahari bersinar di Indonesia per tahun berkisar 2.000
hasil
memuaskan.
membuat
Pemerintahpun
Roadmap
Energi
Surya
telah untuk
mendeskripsikan target-target spesifik dalam mewujudkan keinginan negara ini.
jam. Penelitian
sistem
Micro-Grid
Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) ini sejalan dengan Keputusan Presiden No. 5/2006 yang mendukung pemanfaatan teknologi PLTS sebagai
sumber
energi
alternatif
dalam
pemenuhan kebutuhan energi listrik dalam Gambar 1. Roadmap Energi Surya (Sumber:
negeri. Sistem PLTS yang diterapkan adalah
Blueprint Pengelolaan Energi Nasional 2005– 2025)
sistem pembangkit listrik terhubung dengan jaringan agar dapat menjamin pasokan listrik yang
berkualitas
karena
lebih
ramah
Suatu sistem pembangkit listrik tenaga surya secara garis besar memiliki peralatan-
lingkungan. Dengan sistem pengaturan yang
peralatan sebagai berikut:
baik Micro-Grid PLTS ini dapat digunakan
a. PV modul atau panel surya: berfungsi
sebagai pembangkit listrik handal. Dalam
mengubah energi sinar matahari menjadi
pemanfaatan PLTS sebagai pembangkit tenaga
energi listrik.
listrik cadangan, daya yang dihasilkan panel
b. Batere:
berfungsi
menyimpan
dan
surya tidak stabil, hal ini tergantung pada
menyuplai energi listrik yang dihasilkan PV
intensitas sinar matahari yang diterima oleh
modul ke beban.
panel surya. Dengan menempatkan suatu
c. Inverter:
Inverter
berfungsi
merubah
sistem pengaturan yang baik ketidakstabilan
tegangan listrik searah (DC) yang dihasilkan
daya ini bisa diatasi.
PV modul menjadi tegangan bolak-balik
Untuk
kondisi
PLTS
di
Indonesia
semenjak tahun 2005, Pemerintah optimis terhadap
program-program
energi
yang
(AC). Tujuan Penelitian
ini
bertujuan
untuk
dirancangnya melalui Blueprint Pengelolaan
mengetahui dan menganalisa unjuk kerja dari
Energi
Micro-Grid PLTS dalam kapasitasnya sebagai
Nasional.
Kebijakan
pemerintah
tersebut sangat baik, namun beberapa langkah
pembangkit
listrik
cadangan
yang
dapat
lain masih harus dilaksanakan. Adanya sinergi
menjaga kualitas daya di industri, terutama
antara bidang-bidang yang terkait mutlak
untuk mensuplai beban-beban sensitif.
11
Micro-Grid PLTS Untuk Menjaga Kualitas Daya Di Industri
Salah satu cara yang dapat dilakukan
METODOLOGI · Studi literatur dan konsultasi dengan tenaga ahli/pakar. · Melakukan pengambilan data spesifikasi peralatan sistem Micro-Grid PLTS. · Melakukan beberapa rangkaian pengujian terhadap kinerja sistem Micro-Grid PLTS. · Melakukan analisa terhadap data hasil pengujian sistem Micro-Grid PLTS untuk mengetahui kinerja
dari sistem dalam
mensuplai daya yang berkualitas baik (sesuia
dengan
standard
yang
telah
ditargetkan sebelumnya).
untuk memperbaiki kualitas daya listrik adalah dengan memasang suatu PLTS yang terhubung ke jaringan, dengan sistem kontrol yang optimal serta batere sebagai penyimpanan. Sistem ini lebih dikenal dengan Micro-Grid PLTS. Sistem suplai daya Micro-Grid yang dikembangkan dalam penelitian ini berasal dari energi baru terbarukan yaitu pembangkit listrik tenaga surya (PLTS). Sistem Micro-Grid PLTS ini diharapkan dapat menjaga kualitas daya di industri, terutama yang mempunyai bebanbeban sensitif. Spesifikasi kualitas daya yang direncanakan pada sistem ini adalah:
HASIL DAN PEMBAHASAN
· Tegangan
: ± 10 %
Kualitas Daya
· Frekuensi
: ± 0.1 ~ 0.3 Hz (mean value)
· THD
:3~5%
Sistem
tenaga
listrik
dituntut
menghasilkan daya listrik yang berkualitas,
Sebagai perbandingan, standar kualitas
terutama untuk menyuplai suatu beban yang
daya yang ditetapkan PLN adalah:
penting dan sensitif. Masalah kualitas daya
· Tegangan
: -10 % s/d +5 %
listrik
· Frekuensi
: -0.5 Hz s/d +1 Hz
· TDH
:5%
meliputi
setiap
masalah
yang
berhubungan dengan tegangan, arus atau deviasi frekuensi yang menyebabkan kegagalan atau kesalahan pengoperasian pada peralatan listrik yang digunakan. Jenis gangguan kualitas daya tersebut antara lain adalah: transien, ossilator,
interupsi,
swell/overvoltage,
DC
sag/undervoltage, offset,
harmonisa,
Modul Photovoltaic Modul Photovoltaic (PV) adalah suatu panel yang dapat mengubah sinar matahari menjadi energi listrik. Spesifikasi PV modul pada sistem ini adalah:
interharmonisa, noise, fluktuasi tegangan, dan
· Daya
variasi frekuensi. Kualitas daya listrik ini
· Tegangan : 23,9 Volt
sangat terkait dengan tegangan suplai. Naik
· Tipe
turunnya tegangan pada batas-batas tertentu
: 175 watt : Polycrystalline silicon type
Seluruh
modul
yang
terpasang
pada
berjumlah 460. Konfigurasi pemasangan modul
peralatan produksi ataupun hasil produksi.
dibagi menjadi 8 blok, 4 blok dihubungkan ke
Untuk itu perlu dilakukan berbagai upaya guna
inverter tipe standar dan 4 blok lainnya
menjaga atau menperbaiki kualitas daya listrik.
dihubungkan ke inverter tipe low harmonic.
mengakibatkan
terjadinya
kerusakan
Ketenagalistrikan Dan Energi Terbarukan, Vol. 10 No. 1 Juni 2011 : 9 - 20
12
Konfigurasi
pemasangan
PV
modul
=10.500 Watt. Tegangan yang dihasilkan 24 x
untuk menyuplai inverter tipe standar (gambar
10 = 240 Volt. Total daya inverter tipe low
2) adalah modul dipasang seri 11 modul dan
harmonic 4 unit: 4 x 10.500 = 42.000 Watt.
diparalel 5 sirkuit. Jadi masing-masing inverter
Total PV modul yang digunakan = 240 modul.
tipe standar disuplai dari 55 PV panel. Daya maksimum dari PV modul untuk menyuplai
Power Collecting Box
satu unit inverter tipe standar adalah 55 x 175
Power Collecting Box berfungsi untuk
Watt : 9.625 Watt. Tegangan yang dihasilkan
mengumpulkan atau mengelompokan daya
24 x 11 = 264 Volt. Total daya inverter tipe
yang dihasilkan PV modul dalam satu panel.
standar 4 unit: 4 x 9.625 = 38.500 Watt. Total
Power Collecting Box yang digunakan pada
PV modul yang digunakan : 220 modul
sistem ini adalah Model RX4030-12 sebanyak
11 modul PV diseri
16 unit dengan rincian 12 unit untuk 4 circuit PV inverter tipe standar
Diparalel 5 sirkuit
x4 Unit
dan 4 unit untuk 5 circuit. Alat Ukur Meteorologi Alat ukur meteorologi yang digunakan
Gambar 2. Susunan PV Modul untuk Inverter tipe
sebagai berikut:
Standar
a. Pyranometer model PV-KSS491 (1 unit)
PV inverter tipe low Harmonik
10 modul PV seri
pada sistem PLTS ini memiliki tipe dan fungsi
→ berfungsi untuk mengukur intensitas
paralel 2 sirkuit
radiasi matahari. x4 Unit
b. Thermometer model PV-KSSE17 (1 unit) → berfungsi untuk mengukur temperatur lingkungan.
Gambar 3. Susunan PV Modul untuk Low Harmonic Inverter
Inverter tipe low harmonic (gambar 3)
c. TD Box model RX4030-16 (1 unit) → TD box adalah Tranduser Box yang fungsinya sebagai penguat sinyal yang
terdiri atas tiga buah inverter phasa tunggal,
dihasilkan
konfigurasi pemasangan PV modulnya adalah
Thermometer. Karena letak pemasangan
seri 10 modul dan diparalel 2 sirkuit (untuk
Pyranometer
phasa tunggal) untuk phasa tiga konfigurasi
(ditempatkan di solar modul) cukup jauh
sistem ini dikali 3.
dari control room, maka dibutuhkan
Jadi masing-masing
Pyranometer dan
penguat
dan
Thermometer
inverter tipe low harmonic disuplai dari 60 PV
rangkaian
untuk
dapat
panel. Daya untuk menyuplai satu unit inverter
mengirimkan hasil pengukurannnya ke
tipe low harmonic adalah: 60 x 175 Watt
control room.
13
Micro-Grid PLTS Untuk Menjaga Kualitas Daya Di Industri
· Type : Stationary Lead-Acid Batteries
PV Inverter PV inverter berfungsi untuk mengubah
Valve Regulated
tegangan DC yang dihasilkan PV modul
· Type Cell : SLE-1000
menjadi tegangan AC dan mengontrol tegangan
· Tegangan per unit : 2 Volt
AC agar tetap stabil meskipun tegangan input
· Kapasitas : 1000 Ah
yang berasal dari PV modul berubah-ubah
· Jumlah Battery : 144
tergantung pada intensitas matahari. Sistem PLTS ini mengunakan delapan unit PV inverter dengan kapasitas masing-masing 10kW, terdiri atas empat unit PV inverter tipe standar dan empat unit PV inverter tipe low harmonic. Tujuan PV inverter dibuat menjadi delapan unit adalah: · Agar dapat diatur jumlah PV inverter (10kW/unit) yang bekerja, untuk mencegah batere over charge saat sistem pada kondisi off-grid (islanding operation) dan juga untuk mencegah daya mengalir ke jaringan pada kondisi on-grid (grid connection operation). · Untuk membandingkan harmonik yang dibangkitkan oleh inverter tipe standard dengan inverter tipe low harmonic. Spesifikasi PV Inverter: A. PV Inverter Tipe Standar · Kapasitas
: 10 kW (phasa 3)
· Jumlah unit : 4 unit B. PV Inverter Tipe Low Harmonic · Kapasitas
: 4 kW (phasa tunggal)
· Jumlah unit : 4 unit (1 unit terdiri dari 3 buah inverter phasa tunggal) Batere Batere adalah suatu media yang dapat menyimpan dan menyuplai daya listrik. Spesifikasi batere:
Inverter batere Inverter batere merupakan inverter dua arah (bidirectional inverter). Inverter batere dapat mengubah tegangan DC yang dihasilkan batere menjadi tegangan AC dan sekaligus dapat mengubah tegangan AC dari sistem grid menjadi tegangan DC untuk mengisi batere. Pada saat kondisi kapasitas batere di atas batas yang
ditetapkan
sistem,
inverter
batere
berfungsi mengubah tegangan DC dari batere menjadi tegangan AC untuk menyuplai beban. Pada saat kondisi kapasitas batere di bawah batas yang ditetapkan sistem, inverter batere berfungsi
sebagai
charger
batere
yaitu
mengubah tegangan AC dari grid dan PV inverter menjadi tegangan DC untuk mengisi batere. Kapasitas inverter batere pada sistem ini adalah 100 kW. Selain fungsi umum di atas, inverter batere juga memiliki fungsi-fungsi khusus sebagai berikut: · Mendeteksi keadaan tidak normal (tegangan rendah atau arus lebih) dan memerintahkan HSCB untuk bekerja. · Mensinkronkan antara tegangan dan phasa PLN dengan sistem PLTS (micro-grid) setelah gangguan hilang dan memerintah HSCB untuk menutup kembali.
Ketenagalistrikan Dan Energi Terbarukan, Vol. 10 No. 1 Juni 2011 : 9 - 20
14
· Mengubah kerja sistem secara otomatis
· Mengatur jumlah PV yang bekerja pada kondisi islanding
(grid-connection atau islanding). · Pada kondisi Grid-connected operation, inverter batere mengontrol pengisian batere agar kapasitas batere selalu berada pada
(untuk mencegah over
charge pada batere) · Mengatur SOC (state of charge) dan conduct equalizing charge battery.
batas yang ditentukan. Sehingga saat terjadi gangguan dan kondisi sistem berubah menjadi islanding operation sistem masih dapat mensuplai daya ke beban untuk jangka waktu tertentu. · Pada kondisi islanding, stabilitas frekuensi dan tegangan pada micro-grid dikontrol oleh input/output batere.
Peralatan pengukuran dalam sistem ini secara terus menerus mengukur dan merekam data hasil pengukuran tegangan (phasa 3, rms), daya aktif, daya reaktif, frekuensi, Total Harmonic
Distortion
(THD),
harmonic
distortion (1~25 order) dan ketidakseimbangan tegangan. Sistem pengukuran ini dilengkapi dengan tiga set perangkat PC (Personal
High Speed Circuit Breaker Spesifikasi dari HSCB yang digunakan: · Kapasitas
Sistem Pengukuran
Computer) sebagai media untuk merekam data hasil
: 200 kVA.
pengukuran,
memproses
data
hasil
pengukuran, membuat data reporting dan
· Waktu operasi : 10 milidetik.
mengirim report data otomatis melalui email.
Cara kerja dari HSCB adalah: · Membuka HSBC kurang dari 10 ms ketika
Adapun
spesifikasi
inverter batere.
pengukuran power analyzer (HIOKI 3196) dan
kembali
normal
dengan
mensinkronkan terlebih dahulu antara PLN dan Inverter batere.
peralatan
3 buah recording PC. Dummy Load Dummy load berfungsi sebagai pengganti important load pada saat uji coba untuk memeriksa dan memastikan kualitas daya yang
Plan Control Panel Plan control panel merupakan panel pengontrol dari keseluruhan sistem PLTS.
dihasilkan oleh sistem sebelum dihubungkan ke important load sebenarnya. Spesifikasi dummy load
Fungsinya: · Mengawasi
buah
yang
digunakan
keadaan
10
ukur
mendeteksi adanya kedip tegangan pada sisi · Menutup kembali (re-close) HSCB saat
adalah
peralatan
kondisi
masing-masing
peralatan dan beban (Data acquisition) · Mengatur jumlah PV yang bekerja pada kondisi grid-connection (untuk mencegah daya mengalir ke grid)
· Kapasitas: R = 51 kW, L = 25 kVar, 400V, 50 Hz · Beban resistif: 1kW + 2kW + 4kW + 8kW + 16kW + 20kW. · Beban induktif: 1kVar + 2kVar + 4kVar + 8kVar + 10KVar
Micro-Grid PLTS Untuk Menjaga Kualitas Daya Di Industri
15
Prinsip Kerja Sistem Micro-Grid PLTS Sistem
Micro-Grid
PLTS
yang
dikembangkan ini bertujuan untuk menjamin pasokan
daya
listrik
untuk
beban-beban
penting. Prinsip kerjanya adalah pada saat terjadi gangguan pada grid utama, HSCB bekerja dengan sangat cepat memisahkan sistem Micro-Grid dari jaringan utama dan beban keseluruhan (beban-beban penting tetap tersuplai dari sistem PV). Sistem menjaga kualitas daya keluaran PV yang berfluktuatif (tergantung
intensitas
matahari)
dengan
mengatur input dan output batere. Pada saat kondisi grid utama pulih dari gangguan, sistem memerintahkan HSCB untuk menutup kembali (reclose)
dengan
mensinkronkan
antara
terlebih sistem
dahulu Micro-Grid
dengan jaringan utama. Berikut penjelasan kondisi kerja dari sistem PV.
Gambar 4. Kondisi Sistem Grid-Connection Kondisi Transisi 1 (Grid Connection – Islanding) High speed circuit breaker bekerja memisahkan sistem PV dengan grid setelah mendeteksi adanya gangguan (outange) di sisi grid PLN sehingga mengisolasi beban penting dari beban keseluruhan. Pada kondisi ini, sistem berubah dari grid connection menjadi islanding (Important load tetap tersuplai oleh sistem PLTS) (gambar 5).
Kondisi Grid Connection Pada kondisi ini antara PV sistem dengan grid PLN telah sinkron, sehingga beban disuplai dari sistem PV dengan grid. Pada kondisi ini sistem bekerja dengan mengontrol jumlah PV inverter yang bekerja untuk mencegah daya yang dihasilkan PV mengalir ke grid PLN dan mengontrol pengisian batere
Gambar 5. Kondisi transisi dari Grid-Connection ke Islanding
agar kapasitas batere selalu berada pada batas yang ditentukan (gambar 4).
Kondisi Islanding Pada kondisi ini (gambar 6) important load disuplai dari PV dan batere. Sistem mengontrol input/output batere untuk menjaga daya yang dihasilkan sistem PV tetap stabil. Apabila daya yang dihasilkan PV kurang untuk
16
Ketenagalistrikan Dan Energi Terbarukan, Vol. 10 No. 1 Juni 2011 : 9 - 20
menyuplai beban, maka kekurangannya akan
Eksperimen Demonstrasi Tes
disuplai dari batere. Begitu sebaliknya, apabila
Pada
proses
pengembangan
daya yang dihasilkan PV berlebih, maka
Micro-Grid
PLTS
ini
kelebihan daya akan digunakan untuk mengisi
pengujian untuk melihat unjuk kerja sistem
batere. Pada kondisi ini sistem juga mengontrol
tersebut. Pengujian dilakukan di PT. LEN
jumlah PV yang bekerja untuk mencegah
Industri, dengan beban penting berupa mesin
batere over charging.
laminating. Berikut tabel jenis-jenis pengujian
dilakukan
sistem 4
kali
yang dilakukan: Tabel 1. Jenis pengujian Pengujian Pengujian 1
Gambar 6. Kondisi sistem Islanding Kondisi Transisi 2 (Islanding - Grid Connection) Pada saat grid PLN kembali dalam keadaan normal, sistem akan mendeteksi kondisi tegangan, frekuensi dan phasa antara
Pengujian 2 Pengujian 3
grid dan sistem PV. Kemudian sistem mengatur tegangan, frekuensi dan phasa dari sistem PV agar sama dengan tegangan, frekuensi dan phasa grid PLN. Setelah sinkron, HSCB akan bekerja menutup sehingga sistem PV kembali terinterkoneksi dengan jaringan PLN (gambar Pengujian 4
7).
Jenis Pengujian Verifikasi kualitas daya dan fungsi sistem pada kondisi grid-connection operation (dengan dummy load) · Verifikasi kualitas daya dan fungsi sistem pada kondisi islanding operation (dengan dummy load) · Membandingkan power conditioner tipe low harmonic dengan tipe standar · Verifikasi kualitas daya dan fungsi sistem pada kondisi transisi (dengan dummy load) · Verifikasi kualitas daya dan fungsi sistem pada kondisi islanding operation · Verifikasi kualitas daya dan fungsi sistem pada kondisi transisi (islanding ↔ gridconnection) · Membandingkan power conditioner tipe low harmonic dengan tipe standar NB: Seluruh pengujian dengan important load · Pengujian tambahan tergantung dari situasi dan hasil-hasil yang didapat dari pengujian-pengujian sebelumnya) ·
Berikut ini beberapa jenis dan data hasil pengujian yang didapat dari experimental demonstration tests. Gambar 7. Kondisi Transisi dari Islanding Ke Grid-Connection
Micro-Grid PLTS Untuk Menjaga Kualitas Daya Di Industri
Measuring Point : Grid side of 52R
Test Case: Ⅰ-A-1-① Waveform (V)
Variation range (Min,Max,Ave)
Results
50→0kW
Variation range is within ±10%
200
Good
Measuring Point : Dummy Load
Ⅰ-A-2-①
52 48
Good (%) 4.8
Within 5%
3.2
Good
Overall evaluation results :Good
Waveform
Variation of Total Harmonics Frequency Distortion
Variation of Total Harmonics Frequency Distortion
Variation range is within ±0.3Hz
(Hz)
※All PV was able to keep operation in this case
Test Case :
(Solar-insolation: 230 W/m2 , Tmp: 30.0 ℃)
Variation of V rms
Variation of V rms
0→50kW
240
Date: 7 Aug 16:18
(V)
0→25kvar
17
Date: 7 Aug 16:40 (Solar-insolation: 178 W/m 2 , Tmp: 29.4 ℃)
Variation range (Min,Max,Ave)
25→0kvar
Results Variation range is within ±10%
400
360
Good Variation range is within ±0.3Hz
(Hz) 52 48
Good (%) 4.8
Within 5%
3.2
Good
※All PV was able to keep operation in this case
Overall evaluation results :Good
Gambar 8. Pengaruh variasi beban terhadap
Gambar 11. Pengaruh variasi faktor daya beban
operasi sistem PV pada sisi grid
terhadap operasi PV pada sisi beban
Test Case :
Measuring Point : Dummy Load
Ⅰ-A-1-① Waveform
0→50kW
Measuring Point : Grid side of 52R
Ⅰ-D-1-① Waveform
(Solar-insolation: 230 W/m 2, Tmp: 30.0 ℃)
Variation range (Min,Max,Ave)
50→0kW
Results Variation range is within ±10%
400
360
Good
48
Good (%) 4.8
Within 5%
3.2
Good
Variation of Total Harmonics Frequency Distortion
Variation of Total Harmonics Frequency Distortion
Variation range is within ±0.3Hz
(Hz) 52
Variation of V rms
Variation of V rms
(V)
Test Case :
Date: 7 Aug 16:18 (V)
8 PV start
Variation range (Min,Max,Ave)
Variation range is within ±10%
240
200
Overall evaluation results :Good
Gambar 9. Pengaruh variasi beban terhadap operasi sistem PV pada sisi beban
PV起動
PV遮断
Good Variation range is within ±0.3Hz
(Hz) 52 48
Good (%) 3.2
Within 5%
1.6
Good
Test Case :
Ⅰ-A-2-①
terhadap kualitas daya pada beban di sisi grid
0→25kvar
25→0kvar
240
Results Variation range is within ±10%
200
Good
Variation of Total Harmonics Frequency Distortion
(Hz) 52 48
Variation range is within ±0.3Hz Good
(%) 3.2
1.6
※All PV was able to keep operation in this case
Within 5% Good
Overall evaluation results :Good
Gambar 10. Pengaruh variasi faktor daya beban
Ⅰ-D-1-①
Measuring Point : Dummy Load
Waveform (V)
Variation of Total Harmonics Frequency Distortion
Variation of V rms
(V)
Date: 7 Aug 16:40 (Solar-insolation: 178 W/m 2, Tmp: 29.4 ℃)
Variation range (Min,Max,Ave)
Variation of V rms
Waveform
Overall evaluation results :Good
Gambar 12. Pengaruh terhubungnya PV ke grid
Test Case :
Measuring Point : Grid side of 52R
Results
All PV stop
※All PV was able to keep operation in this case
※All PV was able to keep operation in this case
Date: 17 Aug 11:17 (Solar-insolation: 988 W/m 2 , Tmp: 30.0 ℃)
PV start
Date: 17 Aug 11:17 (Solar-insolation: 988 W/m 2 , Tmp: 30.0 ℃)
Variation range (Min,Max,Ave) PV stop
240
Results Variation range is within ±10%
200
Good (Hz) 52 48
Variation range is within ±0.3Hz Good
(%) 3.2
Within 5%
1.6
Good
※All PV was able to keep operation in this case
Overall evaluation results :Good
Gambar 13. Pengaruh terhubungnya PV ke grid terhadap kualitas daya pada beban di sisi beban
terhadap operasi sistem PV pada sisi grid Berdasarkan pada pengujian-pengujian di atas, secara garis besar kinerja yang dihasilkan sistem sesuai dengan target kualitas
Ketenagalistrikan Dan Energi Terbarukan, Vol. 10 No. 1 Juni 2011 : 9 - 20
18
daya yang diharapkan. Sebagai contoh pada
2. High Speed Circuit Breaker merupakan
jenis pengujian variasi beban terhadap operasi
suatu circuit breaker yang dapat bekerja
PV, beban dummy load dinaikan dari 0 kW
dengan sangat cepat, yaitu sekitar 5
menjadi 50 kW dan beberapa lama kemudian
milidetik. CB ini menggunakan komponen
diturunkan lagi dari 50 kW menjadi 0 kW. Dari
elektronik (thyristor) sebagai breaker-nya,
pengujian
tegangan
berarti tidak ada bagian yang begerak pada
minimum saat beban divariasikan adalah
proses penyaklarannya, sehingga bekerjanya
220,73 volt dan tegangan maksimum 222,46
dapat sangat cepat.
ini
didapat
variasi
volt. Nilai ini masih berada di dalam batas yang
3. Power conditioner atau inverter yang
ditargetkan yaitu ±10%. Begitu pula untuk
dikembangkan adalah inverter low harmonic
variasi frekuensi, frekuensi minimum yang
dengan
terekam sebesar 50,107 Hz dan frekuensi
modulation (MPWM). Keuntungan operasi
maksimum sebesar 50,204 Hz. Masih berada di
inverter PWM adalah rendahnya distorsi
dalam batas target yaitu ± 0,3 Hz. Dan untuk
harmonik pada tegangan keluaran dibanding
TDH (Total Harmonic distortion)
dengan jenis inverter lainnya.
masih
berada di bawah batas yang ditargetkan yaitu 5
sistem
Multiple
Pulse-width
4. Dalam sistem Micro-Grid PLTS ini saat
%, TDH maksimum pada pengujian ini sebesar
kondisi
2,98%.
terkoneksi dengan jaringan utama. Saat
Pada pengujian ini juga didapat bahwa persentase total distorsi harmonis (THD) untuk inverter tipe low harmonic lebih kecil dari pada inverter tipe standar. Effesiensi inverter tipe low harmonic juga lebih tinggi dari pada inverter tipe standar.
mengalami
PV
gangguan,
HSCB bekerja memutus jaringan utama dengan sistem PLTS, sehingga
beban–
beban penting tetap mendapat sulpai daya dari sistem PLTS dengan kualitas daya yang tetap terjaga. Sistem mengatur input/output
utama pulih, sistem mensikronkan antara
Berdasarkan pada hasil penelitian MicroGrid PLTS di atas, maka dapat disiimpulkan beberapa hal sebagai berikut : 1. Dalam sistem Micro-Grid PLTS ini terdapat yang
merupakan
pengembangan teknologi, yaitu High Speed Circuit Breaker dan Power conditioner (inverter).
utama
normal,
dihasilkan PV stabil. Saat kondisi jaringan
Kesimpulan
peralatan
jaringan
utama
batere untuk menjaga agar daya yang
KESIMPULAN DAN SARAN
dua
jaringan
jaringan dengan sistem PLTS. Setelah sinkron, HSCB bekerja menutup sehingga sistem PLTS dengan jaringan kembali terkoneksi. 5. Sistem PLTS yang dikembangkan ini memiliki
target
kualitas
daya
dengan
variasi tegangan ±10 %, variasi frekuensi ± 0.1~0.3 Hz dan komponen harmonik 3 ~ 5 %.
Micro-Grid PLTS Untuk Menjaga Kualitas Daya Di Industri
19
6. Dari hasil pengujian, standar kualitas daya
[8[ Seymour Joseph and Terry Horsley. The
yang dihasilkan sistem PLTS berada dalam
Seven Types of Power Problems. APC,
batas yang ditargetkan.
New York. 2005. [9] Skvarenina
Saran
Electronics Mikro-grid
PLTS
ini
sebaiknya
dimanfaatkan di industri-industri yang benarbenar membutuhkan kualitas daya yang tinggi dan
mempunyai
peralatan-peralatan
yang
sangat sensitif terhadap perubahan kualitas daya mengingat peralatan ini cukup mahal dan agar investasi yang dikeluarkan, sesuai dengan tingkat kebutuhan masing-masing industri. DAFTAR PUSTAKA [1] _______, Thyristor Theory and Design Considerations,
Handbook
On
Semiconductor. 2005 [2] Dugan Roger C, Mark F McGranaghan and H Wayne Beaty. Electrical Power Systems, McGraw-Hill. 1996 [3] Herman Agus. Sel Surya Kristal Silikon, Bahan
Persentasi
pada
Rapat
Tim,
Jakarta. 2008 [4] Kennedy Barry W. Power Quality Primer, McGraw-Hill 2000 [5] NewJec and Kansai. Bahan persentasi international Cooperative Demonstration Project for Stabilized and Advanced Gridconnection Photovoltaic Systems, Kansai & Newjec. 2008. [6] Oktaviana Tuti. Paper Elekronika Daya II Saklar Statis, Jurusan Teknik Elektro FT UNP. 2008 [7] Rashid Muhammad H. Power Electronics Handbook, CRC Press. 2002.
Timothy
L.
Handbook,
The
Power
Industrial
Electronics Series, Academic Press. 2001..
Ketenagalistrikan Dan Energi Terbarukan, Vol. 10 No. 1 Juni 2011 : 9 - 20
HALAMAN INI SENGAJA DIKOSONGKAN