Seuramoe PRIORITAS
USAID PRIORITAS:
Media Informasi dan Penyebarluasan Praktik Pendidikan yang Baik
Mengutamakan Pembaharuan,Inovasi,dan Kesempatan bagi Guru, Tenaga Kependidikan, dan Siswa
3 Edisi V / Agustus - November 2013 Bupati Aceh Utara: “Mutu pendidikan di Aceh Utara masih butuh perbaikan, kami harapkan program USAID PRIORITAS dapat memberi manfaat yang luas terutama untuk peningkatan kualitas guru” (Harapan Bupati Aceh Utara yang disampaikan saat penandatanganan KAK tanggal 20 November 2013 di Aceh Utara). Sumber berita: www.acehutara.go.id
Bupati Aceh Barat Daya: ”Anak murid tidak akan cerdas dan pandai jika yang mengajarkannya tidak cerdas, oleh karena itu pelatihan dan peningkatan kapasitas guru sangatlah penting untuk menghasilkan murid yang berkualitas baik,” (Petikan sambutan Bupati Aceh Barat Daya yang disampaikan saat penandatanganan KAK tanggal 26 November 2013 di Abdya). Sumber berita: http://seuramoe.acehprov.go.id
Pelatihan Tingkat Sekolah di Kabupaten Mitra
S
ebanyak 540 orang dari dua kabupaten mitra di Aceh telah menjalani tahapan pelatihan tingkat sekolah baik PAKEM (tingkat SD/MI) maupun Pembelajaran Kontekstual/CTL (tingkat SMP/MTs) dan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS) untuk kedua tingkatan. Dihadapan 263 peserta yang terdiri dari unsur guru, komite sekolah, kepala sekolah, pengawas dan unsur dinas pendidikan serta kemenag Kabupaten Bener Merian, Wakil Bupati, Drs. Rusli M. Saleh, secara resmi membuka pelatihan kepada 23 Sekolah yang terdiri dari 15 SD/MI dan 8 SMP/MTs (18/9) di SMAN 1 Bukit Bener Meriah. Dalam sambutannya Wabup yang didampingi oleh Kadisdikpora dan Kakankemenag, menegaskan pentingnya pelatihan untuk meningkatkan kapasitas guru sebagai seorang pengajar. “Guru tidak akan habis untuk belajar hingga akhir hayatnya. Berhasil tidaknya seorang guru dalam mengajar di kelas tergantung pada ilmu yang dimilikinya,” tegas Bupati. Secara khusus Wabup memuji guru-guru SD/MI sebagai seorang yang super. “Bapak dan Ibu guru SD dan MI menurut saya adalah seorang guru yang super, karena hanya guru SD/MI yang belajar dan mengajar semua mata pelajaran,” katanya memberi motivasi. Dalam kesempatan tersebut Kadisdikpora dan Kakankemenag secara bersama mengingatkan tentang pentingnya pemanfaatan waktu. “Mengikuti pelatihan ini, bapak dan Ibu guru harus dapat memanfaatkan waktu dengan baik. Usahakan masuk tepat waktu, mengikuti secara seksama dan bersemangat mengikuti semua sesi pelatihan, karena yang Bapak dan Ibu kerjakaan ini merupakan salah satu bentuk tanggung jawab kepada pemerintah dan kepada Allah,” jelas Darwin, MH, SE Kadisdikpora Bener Meriah. Hal menarik dari pelatihan di kabupaten ini ialah secara mengejutkan Bupati Bener Meriah mengunjungi peserta di sela-sela kegiatan pelatihan (baca “Bupati Bener Meriah Kunjungi Pelatihan Sekolah” halaman 3) Sementara itu di Kabupaten Aceh Jaya, Wabup turut hadir membuka secara resmi pelatihan pembelajaran dan manajemen sekolah kepada 25 Sekolah yang terdiri dari 17 SD/MI dan 8 SMP/MTs (8/10) di SMPN 1 Calang. Wakil Bupati, Tgk Maulidi, yang didampingi oleh Kadisdikpora dan Kakankemenag di hadapan 277 peserta pelatihan bersambung ke halaman
Keterangan gambar atas dari arah kiri: Presentasi hasil kelompok pelatihan; Peserta Pelatihan Praktik yang Baik SD/MI dan SMP/MTs di Bener Meriah; Peserta Pelatihan Praktik yang Baik SD/MI dan SMP/MTs di Aceh Jaya; Kegiatan kunjung hasil karya kelompok.
2
Newsletter SEURAMOE PRIORITAS diterbitkan oleh USAID PRIO RITAS di Provinsi Aceh sebagai media penyebarluasan informasi dan inovasi serta praktik yang baik dalam bidang pendidikan. Kunjungi website kami : www.prioritaspendidikan.org. Manfaatkan berbagai praktik pendidikan yang baik, seperti ide dan pengalaman pembelajaran yang berhasil, penelitian tindakan kelas, video praktik yang baik, karya anak, dan diskusi online forum sekolah. USAID PRIORITAS : Prioritizing Reform, Innovation and Opportunities for Reaching Indonesia’s Teachers, Administrators, and Students
SE
Seuramoe PRIORITAS Sambungan halaman
SEURAMOE UTAMA Edisi : 1/2012
1
menegaskan pentingnya keseriusan dalam mengikuti pelatihan. “Kami harapkan semua peserta mengikuti secara serius pelatihan ini sehingga dapat meningkatkan kapasitas dalam mengajar dan dapat menerapkannya kembali kepada siswa kita di sekolah,” kata Tgk Maulidi. Wabup mengingatkan bahwa generasi mendatang di Aceh Jaya berada ditangan para guru. “Masa depan anakanak Aceh Jaya berada di tangan bapak dan ibu guru. Maka, implementasikan hasil latihan ini secara sungguh-sungguh, tulus dan ikhlas dalam mengajar, sehingga masa depan mereka lebih cerdas, unggul dan mampu bersaing,” ujar Wabup memberi motivasi. Senada dengan Wabup, Kakankemenag Aceh Jaya, Drs. H. M. Daud Pakeh berharap adanya perubahan di madrasah setelah guru-guru mengikuti pelatihan. “Kami berharap dengan adanya pelatihan ini maka ada perubahan proses belajar dan mengajar di madrasah terutama untuk
peningkatan mutu pendidikan yang masih tertinggal. Guru diharapkan dapat menjadi duta-duta yang membawa perubahan ke depan,” harap Kakankemenag. Selama 3 hari para peserta pelatihan memperoleh materi Pembelajaran yang Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan (PAKEM) untuk tingkat SD/MI dan Pembelajaran Kontekstual untuk tingkat SMP/MTs. Peserta juga melakukan praktik yang baik langsung ke SD/MI atau SMP/MTs yang telah dipilih saat pelatihan. Selain pembelajaran, mereka juga dilatih tentang manajemen berbasis sekolah (MBS) selama 3 hari yang turut melibatkan komite dan pengawas sekolah. Keseluruhan kegiatan pelatihan tersebut dipandu oleh Fasilitator Daerah (Fasda) yang berjumlah 30 orang dari masing-masing kabupaten (15 Fasda SD/MI dan 15 Fasda SMP/MTs). Para Fasda adalah guru, kepala sekolah dan pengawas yang berasal dari daerah setempat dan telah mengikuti pelatihan tingkat provinsi.
jelas (17 %), serta 1 % menyatakan kurang jelas. - 54 % peserta menyatakan kejelasannya untuk mengimplementasikan hasil pelatihan PAKEM di kelas pasca pelatihan, 36 % menyatakan sangat jelas dan Hasil rekapitulasi evaluasi peserta pelatihan yang dibagikan pada hari terakhir cukup jelas (9 %). menunjukkan tingkat kebermanfaatan, pemahaman dan rencana implementasi peserta. Datanya sebagai berikut: MBS Tingkat SMP/MTs dan SD/MI - 70 % menyatakan materi pelatihan MBS SMP/MTs sangat bermanfaat bagi CTL dan PAKEM peserta, 30 % sisanya menyatakan bermanfaat dan cukup bermanfaat. - 79 % menyatakan materi pelatihan CTL sangat bermanfaat bagi peserta (21 - 61 % menyatakan materi pelatihan MBS SD/MI sangat bermanfaat bagi % menyatakan bermanfaat dan cukup bermanfaat). peserta, 39 % menyatakan bermanfaat dan cukup bermanfaat. - 80 % menyatakan materi pelatihan PAKEM sangat bermanfaat bagi peserta - 67 % menyatakan sangat jelas untuk mengimplementasikan hasil pelatihan (20 % menyatakan bermanfaat dan cukup bermanfaat). MBS SMP/MTs, 22 % peserta menyatakan jelas dan cukup jelas (10%). - 49 % menyatakan semua materi membantu meningkatkanpemahaman , 46 - 59 % menyatakan jelas untuk mengimplementasikan hasil pelatihan MBS % menyatakan sebagian besar materi membantu meningkatkan pemahaman SD/MI, 22 % peserta menyatakan sangat jelas dan cukup jelas (18 %). tentang pembelajaran konstektual, dan 1 % menyatakan sebagian kecil. - 77 % menyatakan semua materi membantu meningkatkan pemahaman - 53 % menyatakan sebagian besar materi membantu meningkatkan tentang MBS tingkat SMP/MTs dan 23 % menyatakan sebagian besar materi pemahaman tentang PAKEM dan 44 % menyatakan semua materi membantu membantu pemahamannya. meningkatkan pemahamannya. - 52 % menyatakan sebagian besar materi membantu meningkatkan - 52 % peserta menyatakan kejelasannya untuk mengimplementasikan hasil pemahaman tentang MBS tingkat SD/MI dan 46 % menyatakan semua materi pelatihan CTL di kelas pasca pelatihan, 30 % menyatakan sangat jelas, cukup (38 %) dan sebagian kecil (10 %) membantu pemahamannya.
Statistik Pelatihan
Galeri Foto-foto Pelatihan Keterangan foto: 1. Wabup Bener Meriah saat membuka Pelatihan Tingkat Sekolah; 2. Keseriusan peserta Pelatihan Tingkat Sekolah di Aceh Jaya; 3-4. Keaktifan Komite dalam pelatihan MBS SMP/MTs di Bener Meriah; 5. Kadisdikpora dan Kakankemenag Bener Meriah dampingi Wabup saat Pelatihan; 6-7. Peserta Pelatihan Tingkat Sekolah di Bener Meriah menggunakan lantai dan berdiskusi dengan serius; 8. Wabup Aceh Jaya membuka Pelatihan Tingkat Sekolah didampingi oleh kakankemenag; 9-10. Peserta pelatihan di Aceh Jaya; 11-12. Praktik ke sekolah
4
3
5
1
6
2
7 2
8
9 Edisi V/ Agustus - November 2013
10
11
12 2
Seuramoe PRIORITAS
SEURAMOE KABUPATEN
Empat Kabupaten Menjadi Mitra Kohor 2
E
mpat kabupaten sepakat bersama dengan USAID PRIORITAS meningkatkan akses pendidikan dasar berkualitas di daerahnya. Keempat kabupaten tersebut adalah Kabupaten Aceh Utara, Aceh Tamiang, Pidie Jaya dan Aceh Barat Daya. Pada penandatanganan KAK di Aceh Utara, Bupati H. Muhammad Thaib menegaskan kabupatennya masih butuh perbaikan mutu pendidikan, “Mutu pendidikan di Aceh Utara masih butuh perbaikan. Kami harapkan program ini dapat memberi manfaat yang luas terutama untuk peningkatan kualitas guru,” harap bupati. Bupati juga menekankan bahwa dari 9 visi misinya akan terfokus pada tiga bagian yang termasuk pendidikan, “Dari 9 visi misi kami memimpin Aceh Utara, kami akan fokus pada pendidikan, pertanian dan irigasi. Walaupun kita tahu, pendidikan akan menuai hasil 10-15 tahun yang akan datang, semoga nanti banyak anak Aceh Utara yang berhasil. Dalam tiap tahunnya juga kita berharap banyak anak-anak Aceh Utara bisa melanjutkan pendidikan ke luar Aceh,” harapnya.
Sementara itu di Kabupaten dapat memberikan perubahan yang Aceh Barat Daya, Bupati Jufri Hasanuddin signifikan terhadap pembelajaran dan menegaskan untuk meningkatkan kualitas kualitas pendidikan di daerahnya. murid harus mencerdaskan guru terleih dahulu, ”Anak murid tidak akan cerdas dan pandai jika yang mengajarnya tidak cerdas. Oleh karena itu pelatihan dan peningkatan kapasitas guru sangatlah penting untuk menghasilkan murid yang berkualitas baik,” tegas bupati. Bupati juga mengingatkan bahwa program peningkatan mutu pendidikan sangatlah penting setelah masalah bangunan atau fisik selesai, “Dulu pasca tsunami banyak bantuan bangunan fisik termasuk sekolah-sekolah yang dibangun oleh donor. Sekarang peningkatan mutu proses belajar mengajar menjadi program keberlanjutannya,” jelasnya. Senada dengan Aceh Utara dan Aceh Barat Daya, dua kepala pemerintahan mitra Kohor 2 lainnya yaitu Aceh Tamiang dan Pidie Jaya menyambut baik kerjasama yang akan Atas: Bupati Aceh Barat Daya, Jufri Hasanuddin dilaksanakan hingga April 2017 tersebut. menandatangani KAK antara Pemkab Abdya Bupati Aceh Tamiang H. Hamdan Sati dan dengan USAID PRIORITAS. Bawah: Penyerahan Wakil Bupati Pidie Jaya H. M.Yusuf KAK oleh Bupati Aceh Utara, H. Muhammad Thaib kepada Koordinator USAID PRIORITAS Ibrahim mengharapkan kerjasama ini Provinsi Aceh, Ridwan Ibrahim .
Bupati Bener Meriah Kunjungi Pelatihan Sekolah
P
eserta pelatihan PAKEM dan CTL di SMAN 1 Bukit, Bener Meriah (26/9) mendapat kejutan dengan kehadiran Bupati Bener Meriah, Ruslan Abdul Gani. Kunjungan tersebut membuat peserta pelatihan yang berasal dari unsur kepala sekolah dan guru termotivasi dan merasa mendapat perhatian dari pejabat nomor satu di Bener Meriah. “Kami senang dikunjungi oleh bupati. Ini menandakan besarnya perhatian beliau terhadap peningkatan mutu guru,” ungkap Firdaus, S.Pd.I guru SDN Cekal. senada dengan Firdaus, Dra. Nulfawela Gundala menganggap penting kunjungan tersebut. “Kunjungan bupati ini sangat penting, beliau jadi mengetahui permasalahan yang dihadapi sekolah saat ini. Kami juga berharap semua sekolah di Bener Meriah dapat dilatih seperti ini,” kata Edisi V/ Agustus - November 2013
Kepala MIN Kota Makmur. Dalam kunjungan yang didampingi oleh Kepala Disdikpora, bupati melihat langsung kegiatan pelatihan. Bupati juga sempat berdiskusi dengan beberapa kelompok pelatihan dan menyaksikan bahan hasil karya peserta dan siswa yang ditempelkan di ruang pelatihan. Beliau berharap metode tersebut dapat diimplementasikan di sekolah, “Metode ini dapat melatih dan mengembangkan pengetahuan anak, terutama dalam memanfaatkan otak kanan dan kiri, sehingga anak akan lebih kreatif dan cerdas,” ungkap bupati. Bupati juga mendukung secara penuh pelatihan yang difasilitasi oleh USAID PRIORITAS tersebut. “Pelatihan pembelajaran ini sangat penting untuk mengantisipasi perubahan paradigma dan kurikulum lebih dini,” jelasnya.
Bupati Bener Meriah memperhatikan tugas pada salahsatu kelompok Pelatihan Tingkat Sekolah
3
Seuramoe PRIORITAS
SEURAMOE LPTK
Catatan Kunjungan Dekan FKIP Unsyiah ke Amerika
D
ekan FKIP Unsyiah, Dr. Djufri, M.Si., berbagi catatan pentingnya dari hasil kunjungan beliau melihat program pendidikan di Amerika (6-20/9) bersama USAID PRIORITAS dalam kegiatan yang bertajuk PRIORITAS Education Policy Workshop. “Kami diajak untuk melihat berbagai inovasi yang dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan di Amerika, di antaranya model pengembangan profesi guru, pemanfaatan teknologi untuk pendidikan dan melihat pembelajaran di kelas,” jelas Dekan FKIP Unsyiah tersebut. Hasil kunjungan ke universitas, sekolah dan lembaga pendidikan tersebut telah melahirkan catatan penting yang dianggapnya perlu diadopsi bagi peningkatan mutu pendidikan di Aceh. “Kita perlu mengadopsi praktik baik yang saya lihat dari kunjungan kami tersebut yaitu kebersihan kampus/sekolah, efektivitas pengelolaan, komitmen guru yang tinggi, penerapan pembelajaran aktif, siswa mencintai pelajarannya, siswa melakukan kajian/penelitian kecil, informasi ilmiah di dinding sekolah/kampus dan penghargaan kepada siswa,” jelas Dr. Djufri berbagi.
Atas: Dr Djufri, M.Si mengunjungi dan memperhatikan proses pembelajaran di St. Columbkille School Boston Amerika Serikat. Kiri bawah:Tempat khusus meletakkan tas para siswa di St. Columbkille School. Kanan bawah: Dr. Djufri, M.Si menggali informasi dari guru St. Columbkille School.
Atas: Praktik mengajar di salah satu SMP. Kanan: Kerjasama kelompok menyelesaikan bahan ajar.
Dosen LPTK Latih Sekolah Mitra
S
ebanyak 20 orang dosen LPTK melatih 18 sekolah Lab dan sekolah mitra LPTK di Banda Aceh selama satu minggu. 18 sekolah yang terdiri dari 6 SD, 6 MI, 3 SMP dan 3 MTs di wilayah Banda Aceh dan Aceh Besar tersebut masing-masing mengirimkan 5 orang peserta yang berasal dari unsur guru dan kepala sekolah. Para dosen yang berasal dari FKIP Universitas Syiah Kuala dan Fakultas Tarbiyah UIN Ar Raniry tersebut memiliki tanggungjawab yang besar terhadap sekolah mitra LPTK karena sekolah mitra menjadi tempat praktikum mahasiswa dan sebagai Edisi V/ Agustus - November 2013
sekolah laboratorium. “Sekolah mitra LPTK harus lebih baik dan terus meningkatkan mutu, hal tersebut dikarenakan banyak mahasiswa PPL (Program Praktek Lapangan) yang melakukan praktek di sekolah LPTK sehingga harus terhubung antara sekolah dengan LPTK termasuk melakukan riset bersama,” ujar Ridwan Ibrahim Koordinator USAID PRIORITAS untuk Provinsi Aceh. Sementara itu guru SMPN 6 Banda Aceh yang menjadi peserta pelatihan optimis hasil pelatihan dapat diterapkan di sekolah. “Pelatihan yang
menggunakan metode pembelajaran kontekstual ini saya yakin sangat mudah Peserta diterapkan di sekolah karena dilakukan dengan menyenangkan dan interaksi antara guru dan murid dilakukan dengan sangat baik,” jelas Sofiati guru mata pelajaran Matematika. Hal Senada diungkapkan guru MTsN Tungkop, Laili, S.Pd, ”Yang spesifik dari pelatihan ini adalah pendekatan terhadap anak didik yang dikaitkan dengan pembelajaran kontekstual sesuai Kurikulum 2013,” kata Laili.
4
SE Seuramoe PRIORITAS
SEURAMOE Edisi : 1/2012 BELAJAR
Belajar Sudut dan Ruang dengan Sate Kentang
S
isa panen kentang yang tidak dimanfaatkan lagi setelah dijual pada pembeli dimanfaatkan Yeni Satriani, S.Pd, guru SDN Pondok Gajah, Kabupaten Bener Meriah sebagai media pembelajaran. “Anak-anak di sini sudah terbiasa melihat dan bermain dengan sisa kentang kecil. Saya pikir hasil pertanian tersebut sebaiknya dimanfaatkan sebagai media pembelajaran Matematika,” cerita Yeni. Salah satu contohnya, dia membuat sudut bangun ruang persegi empat dengan memanfaatkan 12 buah tusuk sate atau ranting kayu yang lurus dan 8 buah kentang. ”Kita dapat menggunakannya untuk membentuk dan memperkenalkan kerangka sudut serta rusuk persegi kepada siswa,” urainya. Untuk cara pembuatannya yaitu, membentuk alas segi empat dengan menyusun 4 buah tusuk sate yang di tusukan pada 4 kentang. Untuk masingmasing 2 segi empat (gambar 1). Selanjutnya tusukkan lagi 4 tusuk sate pada 4 kentang sehingga posisi tusuk sate
Gambar 1
Gambar 2
Gambar 3
Gambar 4
XX
tegak (gambar 2). Kemudian, tusukkan Xxxxx kembali kentang di bagian atas tusuk sate (gambar Xxxxx 4) dan gabungkan kembali dengan tusuk sate (gambar 4) sehingga menjadi bangunan ruang segiempat. Dengan mengunakan contoh ini, siswa dapat diajak untuk mengukur sudut, panjang dan luas bangun tersebut. Sate kentang juga dapat dimanfaatkan untuk membentuk sudut dan bangunan ruang lainnya. Hasil pembelajaran dengan mengunakan media tersebut sangat signifikan. Siswa cepat mengerti konsep sudut dan ruang dan mudah menghitungnya. “Bentuk Pola Persegi tersebut dapat memperlihatkan dan menghitung jumlah rusuk, jumlah sudut serta menghitungnya. Mereka bekerja dan belajar dengan gembira,” katanya lagi. Yeni Satriani, S.Pd, Guru SDN Pondok Gajah, Bener Meriah, Aceh.
Yeni Satriani, S.Pd Guru Matematika SDN Pondok Gajah Kab. Bener Meriah.
Atas: Kelompok siswa merangkai sate kentang. Kiri bawah: Presentasi bangun ruang; Kanan bawah: Menghitung bangun ruang
Budaya Membaca Setiap Sabtu SDN 3 Calang Aceh Jaya menerapkan budaya baca setiap hari Sabtu sebelum dimulainya proses belajar. Praktik yang baik tersebut diilhami oleh kepala sekolah setelah melihat banyak siswa kelas 1 belum lancar membaca dan kurangnya keinginan membaca bagi siswa kelas atas. “Munculnya ide budaya membaca berawal dari kurang pandai membaca dan pemahaman anak-anak membaca, sehingga dengan berlatih akan sangat bermanfaat dan membiasakan diri mereka,” terang Abu Royan. Jika tidak mampu membaca, maka selanjutnya guru Edisi V/ Agustus - November 2013
akan fokus mendampingi anak membaca. Untuk prosesnya, pertama siswa disuguhkan buku-buku yang menarik dan diminta untuk memilih buku yang ingin dibaca. Kemudian diberikan waktu 15-20 menit untuk membaca. Selanjutnya bagi siswa kelas 4-6 mempresentasikan hasil bacaan dengan cara salah siswa maju ke depan untuk menceritakan bacaan mereka dengan mengunakan kata-kata mereka sendiri. Sedangkan siswa kelas 1-3 tidak dipaksakan hanya diberi semangat keberanian untuk maju.
Suasana Budaya Membaca di SDN 3 Calang, guru bimbing siswa.
bersambung ke halaman
6
5
SE Seuramoe PRIORITAS Sambungan halaman
5
Khusus kelas awal, para siswa membaca buku bergambar yang telah disediakan. Pola duduk siswa tidak dibatasi. Jika kelas V ingin bergabung dengan kelas VI diperbolehkan sehingga mereka menjadi lebih akrab. Pada sesi sinopsis bagi kelas atas maka kelas lain juga ikut mendengarkan bahkan terkadang diselingi kegiatan membaca puisi. Kegiatan ini menjadi ajang unjuk kebolehan bagi siswa untuk membiasakan mereka berani tampil. “Kami senang dengan adanya budaya membaca setiap Sabtu karena bukunya menarik. Harapan kami dengan adanya budaya membaca kami menjadi terbiasa dan senang membaca,” harap Hilda Aprilia salah seorang siswa. Mengenai manfaatnya, salah seorang guru berpendapat positif. “Siswa menjadi berani tampil ke depan untuk menceritakan kembali bacaannya. Kami ingin meningkatkan budaya baca setiap sabtu sehingga semua anak berani tampil ke depan, apalagi setiap kelompok dibimbing oleh wali kelasnya. Hal positif lainnya, jika ada perlombaan sinopsis mereka sudah terbiasa dan berani tampil,” jelas Asmini S.Pd.SD. Harapannya dengan budaya baca, siswa akan memiliki wawasan yang luas. “Ilmu ada dalam buku. Dengan cinta membaca maka akan banyak ilmu dan wawasan. Ingin pandai budayakan membaca,” kata Abu Royan.
Kelompok membaca di SDN 3 Calang, .
Edisi V/ Agustus - November 2013
SEURAMOE Edisi : 1/2012BELAJAR
Kisah Kepsek Pemotong Rumput
Pak Abu Royan memotong rumput di halaman sekolah. Insert: Abu Royan
P
ak Abu begitulah sapaan akrabnya, bapak tiga anak yang lahir di Blitar 56 tahun silam tersebut saat ini dipercaya sebagai kepala sekolah SDN 3 Calang Aceh Jaya sejak 2 tahun lalu. Pria yang pertama kali menginjakkan kaki di Aceh bersama keluarga pada tahun 1980 itu mengikuti program transmigrasi. Halang melintang yang dihadapi sejak konflik Aceh yang berkepanjangan dan tersapunya harta benda saat tsunami, dan terbawa gelombang ke lautan, menjadi sebuah penyemangat hidup untuk mengabdi karena masih diberi kesempatan oleh Allah. Selama 6 bulan menjadi kepala sekolah ia berhasil mengerakkan guru untuk memiliki laptop. Guru juga harus selalu belajar untuk meningkatkan kemampuan diri. Menurutnya, “Ketika menjadi seorang guru maka wajib tetap belajar sampai meninggal dunia karena dunia akan terus berkembang, jika tidak mengikuti perkembangan maka guru akan tertinggal.” Mengenai mutu pembelajaran ia mengingatkan bahwa mutu pembelajaran diawali dengan prinsip tidak menyiakan waktu. “Waktu di sekolah terbatas, maka manfaatkanlah waktu di sekolah dengan baik. Tidak memanfaatkan waktu secara maksimal menyebabkan belajar tidak maksimal.” jelas Pak Abu lagi. Dia juga mengingatkan soal
kedisiplinan. Bahkan ia bertamsil, “Disiplin adalah datang tepat waktu. Izin apabila tidak masuk dan pulang tepat waktu. Laksanakan tugas dan norma (etika).” Sekolah yang memiliki kegiatan khusus setiap hari Kamis membaca Salawat Al-barjanji, hari Jumat membaca Surah Yasin, dan hari Sabtu budaya baca Itu merupakan salah satu cara menerapkan kedisiplinan siswa sebelum mulai belajar. ”JIka tanpa ikatan maka siswa akan terlambat ke sekolah,” jelasnya. Menurutnya kepala sekolah juga harus menjadi contoh kedisiplinan. “Kepsek jangan hanya menuntut kedisiplinan pada guru jika kepsek sendiri belum disiplin,” katanya. Hal unik dari pak Abu adalah beliau memotong rumput sekolah sendiri dengan peralatan pemotong rumput. “Saya memotong rumput untuk menjaga kebersihan sekolah. Karena saya mengetahui penggunaan peralatan tersebut. Sekolah adalah milik bersama dan semua orang di sekolah wajib memelihara kebersihan sekolah, apalagi di sekolah kami tidak ada penjaga sekolah.” Jelasnya. Salah satu kiatnya adalah untuk siswa kelas IV sampai kelas VI, seorang perwakilan ditugasi untuk menjaga kebersihan di ruangan guru dan kelas sehingga membiasakan mereka hidup bersih. “Ada bersih ada iman, ada iman ada aman, ada aman hidup nyaman,” jelasnya berfalsafah. 6
Seuramoe PRIORITAS
S
SEURAMOE INOVASI Edisi 1 / 2012
ebanyak 868 orang peserta yang terdiri dari kepala sekolah, guru, komite sekolah dan pengawas dinas pendidikan dan kemenag mitra program USAID DBE dari Kota Banda Aceh, Kab. Aceh Besar, Pidie, Bireuen dan Aceh Tengah dilatih pembelajaran Kontekstual dan Manajemen Berbasis Sekolah (MBS). Pelatihan yang dilaksanakan secara terpisah tersebut, sebagian besar bertempat di gedung PPMG (Pusat Pelatihan Mutu Guru) masing-masing daerah (5 SMP dan 3 MTs perdaerah). Setiap sekolah mengirimkan 15 guru dari 5 mata pelajaran yaitu bahasa Indonesia, bahasa Inggris, Matematika, IPS dan IPA. Secara bergantian guru-guru mapel tersebut mendapatkan materi pembelajaran kontekstual selama 3 hari termasuk praktik langsung ke sekolah selama satu hari. Salah seorang kepala sekolah dari Aceh Besar yang turut serta memantau pelatihan gurunya mengungkapkan apresiasinya dengan adanya pelatihan peningkatan mutu guru tersebut. “Pelatihan ini sangat signifikan dengan Kurikulum 2013 karena kurikulum tersebut menerapkan pembelajaran yang kontekstual. Walaupun sekolah kami belum termasuk yang melaksanakan Kurikulum 2013 tetapi sebagai sekolah unggul kami harus menerapkan kurikulum tersebut. Adanya pelatihan ini guru-guru kami sudah mendapatkan gambaran jelas tentang hal itu,” ungkap Iskandar,S.Pd, Kepala Sekolah SMPN 1 Suka Makmur Aceh Besar. Kemudian. pada tiga hari terakhir
Statistik Pelatihan Hasil rekapitulasi evaluasi peserta pelatihan yang dibagikan pada hari terakhir menunjukkan kebermanfaatan dan implementasi pasca pelatihan, sbb: - 78 % menyatakan materi pelatihan sangat bermanfaat bagi peserta, 22 % sisanya menyatakan bermanfaat dan cukup bermanfaat. - 46 % menyatakan hampir disemua kegiatan/proses pelatihan mengimplementasikan pembelajaran kontekstual, 46 % implementasi dilakukan pada sebagian besar proses dan selebihnya hanya pada sebagian kegiatan (8%). - 58 % fasilitator/pemateri menguasai materi, 32 % sangat menguasai dan selebihnya 10% menyatakan cukup menguasai. - 55 % menyatakan banyak penugasan yang secara efektif membantu pemahaman materi Edisi V/ Agustus - November 2013
32 SMP/MTs Eks Mitra USAID DBE Perdalam CTL dan MBS
Kanan atas: peserta pelatihan kelompok IPA menyelesaikan tugas kelompok. Atas: Kunjung karya antar kelompok untuk memberi masukan dan mendapatkan informasi. Kiri: Presentasi hasil pekerjaan kelompok
dikhususkan untuk memperdalam kembali Manajemen Berbasis Sekolah (MBS). Kepala sekolah, komite sekolah, guru, dan pengawas sekolah juga dilibatkan dalam pelatihan MBS tersebut. Salah seorang Komite SMPN 1 Lhoong Aceh Besar sangat antusias mengikuti pelatihan tersebut walaupun harus melakukan perjalanan sejauh 45 KM setiap harinya, “Walaupun kami harus menempuh perjalanan jauh, tapi kami
bagi peserta, 34 % menyatakan semua penugasan membantu mereka dan selebihnya (11%) hanya sebagian penugasan yang membantu pemahaman. - 59 % peserta menyatakan kejelasannya untuk mengimplementasikan hasil pelatihan di kelas pasca pelatihan, 39 % menyatakan sangat jelas (28 %) dan cukup jelas (11 %) serta 2 % menyatakan kurang jelas. - 52 % menyatakan sebagian besar materi membantu meningkatkan pemahaman tentang pembelajaran kontekstual, 42 % menyatakan semua materi membantu pemahaman dan hanya 5 % menyatakan sebagian kecil. MBS - 83 % menyatakan materi pelatihan MBS sangat bermanfaat bagi peserta, 17 % sisanya menyatakan bermanfaat dan cukup bermanfaat. - 51 % menyatakan hampir disemua kegiatan/proses pelatihan
sangat berkeyakinan pelatihan ini mempunyai manfaat yang banyak. Kami bisa duduk bersama kepala, guru dan pengawas untuk saling terbuka dan bekerja sama demi kemajuan sekolah,” jelas M.Yusuf. Komite juga berjanji akan meneruskan hasil pelatihan MBS kepada anggota komite lainnya dan mengajak wali murid serta masyarakat untuk berperan aktif mendukung kemajuan sekolah. mengimplementasikan MBS, 48 % implementasi dilakukan pada sebagian besar proses (44 %) dan selebihnya hanya pada sebagian kegiatan (4 %), sedangkan lainnya (1%) menyatakan sebagian kecil - 68 % fasilitator/pemateri menguasai materi, 24 % sangat menguasai dan selebiihnya 8 % menyatakan cukup menguasai. - 46 % menyatakan banyak penugasan secara efektif membantu pemahaman materi bagi peserta, 46 % menyatakan semua penugasan membantu mereka dan selebihnya (8 %) hanya sebagian penugasan yang membantu pemahaman. - 55 % peserta menyatakan kejelasannya untuk mengimplementasikan MBS pasca, pelatihan, 49 % menyatakan sangat jelas (31%) dan cukup jelas (14 %). - 50 % menyatakan semua materi membantu meningkatkan pemahaman tentang MBS dan 50 % menyatakan sebagian besar materi membantu pemahamannya.
7
Liputan: Kegiatan PPG Sumut dan Aceh di Kota Sabang
Pelatihan dan Lokakarya Penataan dan Pemerataan Guru
P
elatihan kepada para pelatih PPG (Penataan dan Pemerataan Guru) tahap 2 dilaksanakan pada tanggal 2223 Oktober 2013 di Kota Sabang yang diikuti peserta dari LPTK, Dinas Pendidikan Provinsi Aceh, dan LPMP. Pelatihan tersebut bertujuan untuk mempersiapkan penyedia layanan (service provider) agar mereka dilengkapi kemampuan dalam memfasilitasi secara komprehensif tentang rumusan kebijakan PPG. Kegiatan tersebut dilanjutkan dengan Lokakarya Analisis Kebijakan PPG yang berlangsung pada tempat yang sama hingga 26 Oktober. Dalam kegiatan ini 16 peserta dari unsur dinas pendidikan, kemenag dan BKPP Kabupaten Aceh Jaya dan Bener Meriah dibantu untuk merancang kebijakan penataan dan pemerataan guru yang lebih efektif. Kegiatan yang dikoordinatori oleh Spesialis Tata Kelola dan Manajemen Pendidikan USAID PRIORITAS, Dr. Aos
Santosa, juga melibatkan peserta dari Kota Medan dan Kabupaten Labuhan Batu yang menjadi mitra USAID PRIORITAS di Provinsi Sumatera Utara. Aos Santosa menyampaikan analisis PPG dilakukan berbasis Dapodik. Data-data diunggah oleh sekolah melalui situs Dapodik di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, sehingga datanya lengkap dan akurat dan memudahkan dalam melakukan analisis. USAID PRIORITAS mengembangkan perangkat lunak yang mengolah data Dapodik tersebut menjadi data berbasis excel. Lebih lanjut Aos Santosa menjelaskan bahwa persoalan kelebihan guru dan kekurangan jam mengajar terjadi di seluruh daerah di Indonesia. Bahkan secara nasional kelebihan guru mencapai 82 ribu orang pada tingkat SD. Kelebihan tersebut menyebabkan 30% guru yang sudah lulus sertifikasi kekurangan jam mengajar sehingga tidak
Permudah Pelaporan Dana BOS dengan ALPEKA Kemdikbud dan USAID PRIORITAS mengembangkan perangkat lunak aplikasi pengelolaan dan pelaporan keuangan sekolah (ALPEKA) untuk memudahkan sekolah dalam pembuatan pelaporan penggunaan dana BOS (Bantuan Operasional Sekolah). ALPEKA dan panduan penggunaannya dapat diunduh secara gratis melalui situs:
www.bos.kemdikbud.go.id.
Seuramoe PRIORITAS
Spesialis Tata Kelola dan Manajemen Pendidikan USAID PRIORITAS Provinsi Aceh memberikan pengarahan kepada tim PPG Aceh
bisa dibayar tunjangan profesinya. “Untuk itu diperlukan penataan guru yang sudah dimandatkan dalam SKB (Surat Keputusan Bersama) 5 Menteri tahun 2011,” jelas Aos. USAID PRIORITAS menerima kontribusi tulisan dan informasi sebagai upaya penyebarluasan praktik yang baik. Silakan hubungi: 08116815174 (Meldi) atau email:
[email protected]
ALPEKA dapat menghasilkan tabel BOS K-7A untuk diinput ke dalam laporan penggunaan dana BOS daring yang sudah disediakan dalam situs tersebut. Untuk informasi lebih lanjut, silahkan hubungi Tim Manajemen BOS Pusat di 0-800-140-1299 (bebas pulsa), 021-5731070, 5725980, dan
[email protected]; atau Mahargianto, Spesialis Tata Kelola dan Manajemen Pendidikan, USAID PRIORITAS di 08119720665 dan
[email protected].
SEURAMOE INFO
Ingin mendapatkan contoh pembelajaran yang inspiratif, inovasi pengelolaan pendidikan, modul pelatihan pembelajaran dan pengelolaan pendidikan serta pembaruan dalam pendidikan guru dari LPTK, sembari mengunduh naskah, foto, video, dan bahan pelatihan praktik pendidikan yang baik? Kunjungi kami di www.prioritaspendidikan.org
USAID PRIORITAS adalah program lima tahun yang didanai oleh USAID, dirancang untuk meningkatkan akses pendidikan dasar berkualitas di Indonesia (1 Mei 2012 hingga 30 April 2017). USAID PRIORITAS adalah bagian dari kesepakatan antara Pemerintah Amerika Serikat dan Pemerintah Republik Indonesia. Program ini bekerja di 89 daerah mitra di Provinsi Aceh, Sumatera Utara, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur dan Sulawesi Selatan (46 daerah DBE dan 23 daerah mitra PRIORITAS, akhir tahun 2013 sudah mulai bekerja di 20 daerah mitra baru PRIORITAS). USAID PRIORITAS bekerja dengan 2 – 3 LPTK di setiap propinsi (saat ini ada 16 LPTK mitra) dan bulan April 2014 akan menambah 2 kabupaten di provinsi Papua dengan bekerja melalui LSM setempat, serta akan menambah kabupaten berikutnya di Papua Barat pada tahun 2015. CAPAIAN 2012-2013: (1) Mengembangkan modul pelatihan untuk mendukung program Pembelajaran Aktif dan Kontekstual, Manajemen Berbasis Sekolah, Membaca Kelas Awal, Matematika dan Sains. (2) Lebih dari 1100 dosen dari 48 LPTK telah dilatih dengan metodologi pembelajaran dengan penekanan pada Membaca Kelas Awal, Sains dan Matematika dan Manajemen Berbasis Sekolah. (3) Lebih dari 2.400 fasilitator dari 69 kabupaten telah dilatih. (4) Lebih dari 2200 kepala sekolah, komite sekolah dan pegawai pemerintah lainnya dari 595 sekolah mitra secara langsung telah dilatih oleh proyek dalam manajemen sekolah dan peranserta masyarakat. (5) Sekitar 8.000 guru dari 595 sekolah mitra secara langsung telah dilatih oleh proyek dalam Pembelajaran Aktif dan Kontekstual. (6) Bekerja sama dengan 50 LPTK dan melatih 1500 dosen untuk meningkatkan kualitas pendidikan/kelas guru dan calon guru. (7) Terlatihnya 1300 guru dan kepala sekolah di 114 sekolah lab dan sekolah mitra LPTK. (8) Peningkatan kualitas pendidikan di sekitar 100 kabupaten/daerah di sembilan provinsi. (9) Terlatihnya secara langsung 11000 guru di 1200 SD/MI, SMP/MTs dalam pembelajaran aktif dan pembelajaran kontekstual. (10) Terlatihnya secara langsung 5000 kepala sekolah dan komite sekolah dan pengawas dalam manajemen berbasis sekolah dan partisipasi masyarakat. Penanggungjawab: Ridwan Ibrahim; Editor:Teuku Meldi Kesuma; Tim Redaksi:Tim USAID PRIORITAS Aceh; Alamat: Komplek Dolog Desa Tanjung, Jl.Tanjung Indah Utama No 1 Desa Tanjong - Banda Aceh 23371. Telepon: (0651) 8011166, Fax(0651) 8011167. Kritik & Saran:
[email protected]
Edisi V/ Agustus - November 2013
8