Mewujudkan Sekolah Yang Aman dan Nyaman Bagi Warga Belajar Paket B Melalui Keterlibatan Orang Tua di PKBM Teratai Kecamatan STM Hilir Tahun 2016
Oleh : Poniman Adyanto, S.Ag NIP. 19700125 200903 1 001 Penilik Kecamatan STM Hilir
UNIT PELAKSANA TEKNIS DINAS PENDIDIKAN, PEMUDA DAN OLAHRAGA KECAMATAN STM HILIR KABUPATEN DELI SERDANG PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2016
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Indonesia memerlukan sumberdaya manusia dalam jumlah dan mutu yang memadai sebagai pendukung utama dalam pembangunan. Untuk memenuhisum berdaya manusia tersebut, pendidikan memiliki peran yang sangat penting. Hal ini sesuai dengan UU No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pada Pasal 3, yang menyebutkan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk karakter serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Namun kondisi masyarakat hari ini berbanding terbalik, gejala sosial yang melibatkan golongan remaja bukan sahaja menimpa remaja kelas bawahan, malahan melibatkan kelompok remaja kelas menengah dan atasan. Pada umumnya, gejala ini timbul kerana golongan remaja tidak mempunyai tempat mengadu dan tidak diurus dengan saksama lagi bijaksana. Sebagian ibu bapa harus mengakui bahawa mereka tidak mempunyai kemahiran dalam mendidik anak-anak. Kemahiran mengasuh meliputi kefahaman terhadap jiwa remaja, menangani kesehatan mental dan emosi anak-anak muda serta penguasaan terhadap perkembangan terkini. Mereka perlu dididik bahawa jiwa remaja kini tidak sama dengan jiwa mereka sewaktu remaja. Di sisi lain banyak kasus yang menimpa guru atas perlakukan orang tua yang tidak baik. Kepala Sekolah SD Inpres Doyo Lama, distrik Sentani Barat bernama Endang Sriwijaya Ningsih dan seorang guru Dina Yabansabra menjadi korban penganiyaan yang dilakukan oleh orang tua murid. Pada hari senin (19/6) sekitar pukul 10.15 WIT pelaku mendatangi sekolah sambil marah-marah dan berteriak mencari guru kelas V serta kepalasekolahnya. Orang tua murid
tersebut kemudian masuk ke dalam ruangan kepala sekolah dan Endang meminta orang tua murid itu untuk duduk namun emosi yang tidak terkendali membuat orang tua murid itu malah menganiaya Endang. Tidak hanya menganiaya Endang, orang tua murid itu keluar dari ruangan kepala sekolah kemudian kembali menganiaya guru yang lain. Kali ini korbannya adalah Dina Yabasabra yang merupakan guru kelas di SD Inpres Doyo Lama. Yang lebih menyedihkan lagi, tindakan pemukulan kepsek dan seorang guru adalah sebuah tindakan pelecehan terhadap profesi guru karena aksi pemukulan itu dilakukan di hadapan siswa dan beberapa guru lain. Setelah menganiaya, orang tua murid yang tidak memiliki sopan santun itu pun pulang. Demikian sebaliknya 2 Siswa SMP di Pemalang, Jawa Tengah terpaksa dilarikan ke rumah sakit akibat dipukul seorang guru matematika yang merangkap pembina pramuka. Keduanya dipukul di bagian kepala bahkan ditendang sehingga mengalami nyeri dan pusing. AA dan AS masih tergolek lemas di sebuah klinik di daerah Randudongkal, Pemalang. Seperti ditayangkan Liputan 6 Pagi SCTV, Minggu (20/9/2015), keduanya mengalami mual dan pusing-pusing usai mendapat kekerasan fisik dari guru berinisial A. Dari uraian di atas, sebagai penilik yang memiliki tufoksi pengendali mutu dan evaluasi dampak program Pendidikan Anak Usia Dini, Nonformal dan Informal ingin memberikan gagasan dalam karya tulis dengan judul “Mewujudkan Sekolah Yang Aman dan Nyaman Bagi Warga Belajar Paket B Melalui Keterlibatan Orang Tua di PKBM Teratai Kecamatan STM Hilir Tahun 2016”
B. Rumusan Masalah Penulis telah menyusun beberapa masalah yang akan dibahas dalam makalah ini sebagai atasan dalam pembahasan. Adapun beberapa masalah yang akan dibahas dalam karya tulis ini antara lain: 1. Apakah pengertian sekolah yang aman dan nyaman bagi warga belajar Paket B di PKBM teratai ?
2. Apakah strategi yang digunakan untuk mewujudkan Sekolah Yang Aman dan Nyaman Bagi Warga Belajar Paket B di PKBM Teratai Kecamatan STM Hilir Tahun 2016 ?
C. Tujuan Penulisan Adapun tujuan yang akan dicapai dalam penulisan ini adalah : 1. Untuk mengetahui pengertian sekolah yang aman dan nyaman bagi warga belajar Paket B PKBM teratai 2. Untuk mengetahui apakah strategi yang digunakan untuk mewujudkan Sekolah Yang Aman dan Nyaman Bagi Warga Belajar Paket B di PKBM Teratai Kecamatan STM Hilir Tahun 2016
BAB II LANDASAN TEORETIS
A. Landasan Teori 1. Pengertian Lembaga PKBM PKBM
adalah
kepanjangan
dari
Pusat
Kegiatan
Belajar
Masyarakat Ada beberapa alasan pentingnya kelembagaan PKBM. Menurut Sihombing (1999:114) dengan kelembagaan PKBM maka: (a) perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian atas program dapat dilaksanakan dengan nyata dan terkendali; (b) dengan pelembagaan PKBM merupakan salah satu upaya untuk membangkitkan dan menunjukkan kemampuan masyarakat dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengendalikan sesuai kebutuhan dan kondisi masyarakat. Sehingga PKBM mampu menggali, menumbuhkan, dan memanfaatkan sumber-sumber potensi yang ada dalam masyarakat. Berbicara tentang pendidikan
Nonformal,
penyelenggaraan pendidikan melalui jalur pemerintah
membuat
kebijakan
yang
tujuannya untuk memberikan kemudahan kepada masyarakat/warga negara yang karena sesuatu hal sehingga tidak dapat mengikuti serta menikmati proses pendidikan yang diselenggarakan melalui jalur pendidikan di sekolah. Umumnya masyarakat tidak dapat mengikuti kegiatan belajar mengajar di sekolah lebih disebabkan oleh adanya keterbatasan-keterbatasan ekonomi dan fisik. Sehingga dapat dikatakan bahwasanya
fungsi
penyelenggaraan
pendidikan
melalui
jalur
Nonformal adalah sebagai pengganti, melengkapi, dan menambah terhadap penyelenggaraan pendidikan pada jalur pendidikan di sekolah (Peraturan Pemerintah No. 73 tahun 1991 tentang Pendidikan Luar Sekolah).
Salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan nasional melalui jalur pendidikan Nonformal adalah Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM). Diselenggarakannya PKBM adalah sebagai tempat bagi warga untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan
dengan
memanfaatkan sarana prasarana dan segala potensi yang ada di sekitar lingkungan kehidupan masyarakat dalam rangka untuk meningkatkan taraf hidupnya. Dikatakan sebagai pusat kegiatan belajar masyarakat, karena di dalamnya menyediakan berbagai macam jenis pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat, seperti: Kejar Paket A, Kejar Paket B, Kejar Paket C, Kursus-kursus, KBU, dan jenis pendidikan lainnya. Pada umumnya pengelola dan penyelenggara PKBM adalah masyarakat, tetapi juga difasilitasi oleh pemerintah (Departemen Pendidikan Nasional, melalui Subdin Pendidikan Luar Sekolah (PNF) di tingkat propinsi atau kabupaten/kota). Sebagaimana diketahui bahwa PKBM adalah wadah berbagai kegiatan pembelajaran masyarakat yang diarahkan pada pemberdayaan potensi masyarakat untuk menggerak-kan pembangunan di bidang sosial, ekonomi, dan budaya. PKBM dibentuk oleh masyara-kat, milik masyarakat dan dikelola oleh masyarakat untuk memperluas pelayanan kebutuhan belajar masyarakat. Pembentukan PKBM dilakukan dengan memperhatikan sumber-sumber potensi yang terdapat pada daerah yang bersangkutan terutama jumlah kelompok sasaran dan jenis usaha/keterampilan yang secara ekonomi, sosial dan budaya dapat dikembangkan untuk meningkatkan kesejahteraan warga belajar khususnya dan warga masyarakat sekitarnya. PKBM sebagai institusi atau lembaga adalah suatu kelompok yang menampung aspirasi masyarakat, baik yang mempunyai aturan secara tertulis maupun tidak tertulis, tumbuh dalam masyarakat serta bertujuan untuk mencapai tujuan bersama. Menurut Wursanto (2003:11), “institusi atau lembaga adalah suatu kelompok yang menampung aspirasi masyarakat, baik yang mempunyai aturan secara tertulis maupun tidak tertulis, tumbuh dalam masyarakat serta bertujuan untuk mencapai tujuan
bersama”. Sedangkan institusi atau lembaga swasta ialah lembaga yang dibentuk oleh masyarakat karena adanya motivasi atau dorongan tertentu yang didasarkan atas suatu peraturan perundang-undangan tanpa adanya paksaan dari pihak manapun. Institusi atau lembaga ini secara sadar dan ikhlas melakukan kegiatan untuk ikut serta memberikan pelayanan masyarakat dalam bidang tertentu sebagai upaya meningkatkan taraf kehidupan dan kesejahteraan masyarakat. Pusat kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) yang merupakan tindak lanjut dari gagasan Community Learning Center telah dikenal di Indonesia sejak tahun enam uluhan. Secara kelembagaan, perintisannya di Indonesia dengan nama PKBM baru dimulai pada tahun 1998 sejalan dengan upaya untuk memperluas kesempatan masyarakat memperoleh layanan pendidikan (Sudjana, 2003, 2). Manfaat
kehadirannya
masyarakat. Dengan motto
telah
PKBM
banyak
yaitu dari,
dirasakan oleh,
oleh
dan untuk
masyarakat maka masyarakat tidak lagi hanya mengikuti programprogram pendidikan luar sekolah yang diselenggarakan oleh pemerintah melainkan juga mereka dapat merencanakan , membiayai, melaksanakan, dan menilai hasil, dan dampak program pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan mereka dan potensi-potensi yang terdapat di lingkungannya, sehingga masyarakatpun bertanggung jawab terhadap kegiatan PKBM tersebut. Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) adalah tempat pembelajaran dalam bentuk berbagai macam keterampilan dengan memanfaatkan sarana, prasarana, dan segala potensi yang ada di sekitar lingkungan kehidupan masyarakat, agar masyarakat memiliki keterampilan dan pengetahuan
yang
dapat
dimanfaatkan untuk
meningkatkan dan memperbaiki taraf hidupnya (BPKB Jatim, 2000, 6). Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat ini merupakan salah satu alternatif yang dipilih dan dijadikan sebagai ajang proses pemberdayaan masyarakat. Hal ini selaras dengan adanya pemikiran bahwa dengan melembagakan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat, maka akan banyak potensi yang dimiliki oleh
masyarakat yang
selama
ini belum
dikembangkan secara maksimal. Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat diarahkan untuk dapat mengembangkan potensi-potensi tersebut menjadi bermanfaat bagi kehidupannya. Agar mampu mengembangkan potensipotensi
tersebut,
maka
diselenggarakan di
diupayakan
PKBM
kegiatan
bervariasi
pembelajaranyang
sesuai dengan kebutuhan
masyarakat. Selain itu, Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat sebagai basis pendidikan bagi masyarakat perlu dikembangkan secara komprehensip, fleksibel, dan beraneka ragam serta terbuka bagi semua kelompok usia dan anggota masyarakat sesuai dengan peranan, hasrat, kepentingan, dan kebutuhan belajar masyarakat. Oleh karena itu, jenis pendidikan yang diselenggarakan dalam Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) juga beragam sesuai dengan kebutuhan pendidikan dan pembelajaran masyarakat dimana PKBM tersebut dibentuk dan didirikan.
2. Fungsi dan Azaz PKBM PKBM
sebagai lembaga pendidikan
yang
dibentuk
dan
diselenggarakan dengan prinsip dari, oleh, dan untuk masyarakat, secara kelembagaan mempunyai fungsi yang berkaitan erat dengan kehidupan masyarakat. Fungsi-fungsi tersebut antara lain: a.
Sebagai tempat kegiatan belajar bagi warga masyarakat, artinya tempat bagi warga masyarakat untuk menimba ilmu dan memperoleh berbagai jenis keterampilan dan pengetahuan fungsional yang dapat didayagunakan secara tepat dalam upaya memperbaiki kualitas hidup dan kehidupan masyarakat.
b.
Sebagai tempat pusaran berbagai potensi yang ada dan berkembang di masyarakat, artinya bahwa PKBM diharapkan dapat digunakan sebagai tempat pertukaran berbagai potensi yang ada dan berkembang di masyarakat, sehingga menjadi suatu sinergi yang dinamis dalam upaya pemberdayaan masyarakat itu sendiri.
c
Sebagai
pusat
dan
sumber
informasi,
artinya bahwa
PKBM
merupakan tempat warga masyarakat untuk menanyakan berbagai
informasi
tentang
berbagai
jenis
kegiatan
pembelajaran
dan
keterampilan fungsional yang sangat dibutuhkan oleh masyarakat. PKBM dapat
menyediakan
informasi
kepada
anggota
masyarakat
yang
membutuhkan keterampilan fungsional untuk bekal hidup (life skill). d)
Sebagai ajang tukar menukar keterampilan dan pengalaman yang dimiliki oleh masyarakat yang bersangkutan dengan prinsip saling membelajarkan melalui diskusi-diskusi mengenai permasalahan yang dihadapi.
e
Sebagai
tempat
berkumpulnya
warga
masyarakat
yang
ingin
meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya, serta nilai-nilai tertentu bagi masyarakat yang membutuhkannya. disamping itu dapat juga digunakan untuk
berbagai
pertemuan bagi
penyelenggaraan dan
narasumber baik intern maupun ekstern. f
Sebagai loka belajar yang tidak pernah berhenti, artinya PKBM merupakan suatu tempat yang secara terus menerus digunakan untuk proses belajar mengajar (BPKB Jatim, 2000, 8). Dengan demikian dapatlah dikatakan, bahwasanya fungsi dari PKBM dalam masyarakat sebagai proses kegiatan belajar yang bersifat non-formal untuk memudahkan masyarakat memperoleh pengetahuan dan keterampilan.
3.
Pengertian Sekolah Aman dan Nyaman Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan saat ini sedang mengembangkan gerakan sekolah sehat, aman, ramah anak, dan menyenangkan. Sekolah sehat, aman, ramah anak, dan menyenangkan sesungguhnya bukanlah hal yang baru dalam dunia pendidikan karena beberapa sekolah sudah melaksanakan gerakan ini baik secara parsial maupun komprehensif dalam aktivitas kesehariannya. Guna menyamakan persepsi tentang sekolah aman dan nyaman tentunya perlu dipahami terlebih dahulu pengertian aman dan nyaman. Aman adalah situasi situasi di mana sesorang bebas dari rasa takut. Dengan demikian, sekolah yang aman adalah sekolah yang bebas dari bahaya, baik secara internal maupun eksternal, aman secara fisik
(jasmani) maupun aman secara mental (rohani). Maka Sekolah atau PKBM yang aman dapat dilihat dari beberapa indikator, seperti warga belajarnya bebas rasa takut dari segala ancaman keamanan sekolah, lembaga PKBM memiliki komitmen terhadap budaya aman, suasana kondusif untuk belajar, hubungan antar warga
mebelajar positif dan
gedung yang dibangun mempertimbangkan factor keamanan. Sedangkan PKBM yang nyaman adalah PKBM yang dapat menciptakan suasana menyenangkan, memberikan rasa puas, lega tidak susah dan mengecewakan warga belajar dalam kegiatan pembelajaran. Dengan demikian sekolah yang nyaman bagi warganya adalah : 1. Warga belajar merasa menikmati kegiatan KBM 2. Guru / tutor turut menikmati ketika mendidik 3. Sekolah memiliki unsur kesenangan dalam berinteraksi dalam kegiatan sekolah 4. Siswa senang mengembangkan kompetensinya 5. Rasa ingin tahu masyarakat semangkin tinggi
BAB III PEMBAHASAN
A.
Mewujudkan Sekolah Yang Aman dan Nyaman Bagi Warga Belajar Paket B Melalui Keterlibatan Orang Tua di PKBM Teratai Kecamatan STM Hilir
1. Peran Orang Tua dan Keluarga Telah kita maklumi, untuk menciptakan sekolah yang aman dan nyaman sangatlah penting agar warga belajar dapat mencapai prestasi yang terbaik dan guru / tutor dapat menampilkan kinerja yang terbaik. Sekolah yang aman dan nyaman adalah sekolah yang warga sekolahnya bebas dari rasa takut, kondusif untuk belajar dan hubungan antar warga sekolahnya positif. Sekolah yang aman dan nyaman menyediakan lingkungan fisik sekolah yang bersih dan aman, yaitu dengan melibatkan semua fihak termasuk peran orang tua. Mengapa peran orang tua begitu penting dalam menciptakan suasana sekolah yang aman dan nyaman ? Menurut Munandar (1999) dijelaskan tentang berbagai hal yang terkait dengan peranan orang tua dan lingkungan keluarga dalam mengembangkan potensi anak. Diawali dengan hasil penelitian Dacey mengenai beberapa faktor lingkungan keluarga yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak: (a)
Faktor genetis dan pola asuh
yang mempengaruhi kebiasaan anak; (b) Aturan perilaku,orangtua sebaiknya tidak banyak menentukan aturan perilaku dalam keluarga. Mereka menentukan dan meneladankan (model) seperangkat nilai yang jelas, dan mendorong anak-anak mereka untuk menentukan perilaku apa yang mencerminkan nilai-nilai tersebut; (c) Sikap orang tua yang humoris, suka bercanda sebagai lelucon yang biasa terjadi pada kehidupan sehari-hari diakui cukup memberikanwarna dalam kehidupan anak; (d) Pengakuan dan penguatan pada usia dini, dengan memperhatikan tanda-tanda seperti pola pikiran khusus atau kemampuann memecahkan masalah yang tinggi
sebelum anak mencapai umur tiga tahun. Tapi kebanyakan anak mengatakan mereka merasakan mendapat dorongan yang kuat dari orangtua mereka; (e) Gaya hidup orang tua, pada cukup banyak keluarga, anak mempunyai minat yang sama seperti orangtuanya; (f)Trauma, anak yang lebih banyak mengalami trauma mempunyai kemampuan belajar dari pengalaman yang dilalui. Dari studi Dacey, bagaimanapun perbedaan lingkungan keluarga yang ditemukan cukup menjadi petunjuk kuat bahwa keluarga merupakan kekuatan yang penting, dan merupakan sumber pertama dan yang paling utama dalam pengembangan bakat dan kreativitas anak. Potensi dan kreativitas anak dapat berkembang dalam suasana nonotoriter, yang memungkinkan individu untuk berpikir dan menyatakan diri secara bebas (Rogers, dalam Vernon, 1982). a. Orang Tua Pengembang Potensi dan Kreativitas Anak. Orang tua mendukung pertumbuhan intelektual anak, pendidikan merupakan proses seumur hidup yang meliputi lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat. Masa usia 0-5 tahun merupakan masa di mana anak belajar lebih cepat dibandingkan dengan tahap usia selanjutnya. Sumbangan yang termasuk paling penting dari orangtua terhadap perkembangan anak adalah menjamin dan menyakinkan bahwa anak mendapat kesempatan untuk memperoleh banyak pengalaman yang beragam. Mereka perlu menyadari bahwa setiap individu mempunyai profil kemampuan dan kecerdasan yang berbeda-beda. Semua anak mempunyai bakatnya masing-masing. Sebagian berhasil mengembangkannya, sedangkan yang lain tidak menyadari bakat yang mereka miliki. Ada yang pandai bernyanyi, memasak, melukis, menulis. Setiap potensi membutuhkan tempat untuk mengekspresikannya.dan masa kanakkanak adalah masa yang tepat untuk memunculkan bakat-bakat itu. Jika anak didukung sejalan dengan kecenderungan alaminya, dia akan mengembangkan bakatnya itu dan menjadi orang yang berhasil. Orangtua sebaiknya mampu melihat
beberapa kelebihan pada anaknya baik yang tampak secara kasat mata maupun berupa bakat terpendam. Orang tua hendaknya lebih memfokuskan perhatian pada kelebihan yang dimiliki anak dan mengarahkannya ke arah yang tepat. Menurut Shapiro (Arya, 2008) peran orang tua dalam memotivasi bakat dan minat anak antara lain dapat dilakukan dengan cara: (1) Mengajarkan anak untuk mengharapkan keberhasilan; (2) Sesuaikan pendidikan anak dengan minat dan gaya belajarnya; (3)
Anak
harus
belajar
bahwa diperlukan keuletan untuk mencapai keberhasilan; (4) Anak harus belajar bertanggung jawab dan belajar menghadapi kegagalan. b.
Orang tua sebagai Model Semua orang dewasa dapat menjadi model bagi anak: guru, anggota
keluarga, teman orantua, atau kakek-nenek, tetapi model yang paling penting adalah orangtua yang kreatif yang memusatkan perhatian terhadap bidang minatnya yang menunjukkan keahlian dan displin diri dalam bekerja, semangat dan motivasi internal. Contoh, Albert Einstein mulai membaca buku sains populer ketika masih kecil karena seorang mahasiswa kedokteran yang seminggu sekali berkunjung ke rumahnya memberikan buku-buku itu. Orangtua dapat membantu anak menemukan potensi dan minat-minat mereka yang paling mendalam dengan mendorong anak melakukan kegiatan beragam. Orangtua hendaknya dapat menghargai minat intrinsik anak, dan menunjukkan perhatian dengan melibatkan diri secara intelektual dengan anak, mendiskusikan masalah, mempertanyakan, menjajaki dan mengkaji. Potensi dan kreativitas anak akan berkembang baik jika orang dewasa maupun anak mempunyai kebiasaan-kebiasaan kreatif. Misalnya, kebiasaan mempertanyakan apa yang dilihat, mempunyai pandangan baru, menemukan cara lain untuk melakukan sesuatu, dan bersibuk diri secara kreatif sebanyak mungkin. c. Sikap orang tua dan dampaknya terhadap perkembangan anak. Beberapa faktor penentu bagaimana sikap orang tua secara langsung yang mempengaruhi perkembangan anaknya adalah:
1) Kebebasan, orang tua yang percaya untuk memberikan kebebasan kepada anak cenderung mempunyai anak kreatif. Tidak otoriter, tidak membatasi kegiatan anak dan mereka tidak cemas mengenai anak mereka. 2) Respek, biasanya anak yang cerdas dan kreatif mempunyai orang tua yang menghormati mereka sebagai individu, percaya akan kemampuan mereka, dan menghargai keunikan anak. Anak-anak ini secara alamiah mengembangkan kepercayaan diri untuk berani melakukan sesuatu yang orisinal. 3) Kedekatan emosi yang sedang, kreativitas anak dapat dihambat dengan suasana emosi yang mencerminkan rasa permusuhan,penolakan, atau rasa terpisah. Tetapi keterikatan emosi yang berlebih juga tidak menunjang pengembangan kreativitas anak. Anak perlu merasa bahwa ia diterima dan disayangi tetapi seyogyanya tidak menjadi terlalu tergantung kepada orangtua. 4) Prestasi, bukan angka, orangtua menghargai prestasi anak; mereka mendorong anak untuk berusaha sebaik-baiknya dan menghasilkan karyakarya yang baik. Bagi mereka mencapai angka tertinggi kurang penting dibandingkan imajinasi dan kejujuran. 5) Orang tua aktif dan mandiri, sikap orangtua terhadap diri sendiri amat penting, karena orangtua menjadi model utama bagi anak. Orangtua merasa aman dan yakin tentang diri sendiri, tidak mempedulikan status social, dan tidak terlalu terpengaruh oleh tuntutan sosial. 6) Menghargai kreativitas, anak yang kreatif memperoleh banyak dorongan dari orangtua untuk melakukan hal-hal yang kreatif. Charles Dickens, penulis buku cerita anak yang ternama, sering mengunjungi teater ketika ia masih anak; ayahnya sering bercerita kepadanya, dan pengasuhnya sering menceritakan cerita yang seram sebelum tidur.
d. Sikap orang tua yang menunjang pengembangan potensi anak. Dari berbagai penelitian diperoleh hasil bahwa sikap orang tua yang memupuk potensi anak adalah: 1)
Menghargai pendapat anak dan mendorongnya untuk mengungkapkannya
2)
Memberi waktu kepada anak untuk berpikir, merenung, dan berkhayal
3)
Membolehkan anak untuk mengambil keputusan sendiri
4)
Mendorong anak untuk banyak bertanya
5)
Menyakinkan anak bahwa orangtua menghargai apa yang ingin dicoba dilakukan dan dihasilkan
6)
Menunjang dan mendorong kegiatan anak
7)
Menikmati keberadaannya bersama anak
8)
Memberi pijian yang sungguh-sungguh kepada anak.
9)
Mendorong kemandirian anak dalam bekerja
10) Menjalin hubungan kerja sama yang baik dengan anak. e.
Sikap orangtua yang tidak menunjang pengembangan potensi anak. Sikap orangtua yang tidak menunjang pengembangan potensi anak,
adalah: 1)
Mengatakan kepada anak bahwa ia dihukum jika berbuat salah
2)
Tidak memperbolehkan anak marah kepada orangtua.
3)
Tidak boleh mempertanyakan keputusan orangtua
4)
Tidak memperbolehkan anak bermain dengan anak lain yang mempunyai pandangan dan nilai yang berbeda dari keluarga anak.
5)
Anak tidak boleh berisik
6)
Orangtua ketat mengawasi kegiatan anak
7)
Orangtua tidak memberi saran-saran yang spesifik tentang penyelesaian tugas
8)
Orang tua kritis terhadap anak dan menolak gagasan anak
9)
Orang tua tidak sabar dengan anak
10) Orangtua dengan anak adu kekuasaan 11) Orangtua menekan dan memaksa anak untuk menyelesaikan tugas. B. Strategi Pelibatan Orang Tua Dalam Kegiatan Pembelajaran di Paket B Untuk Mewujudkan Sekolah Aman dan Nyaman di PKBM Teratai Berkomunikasi
dengan
orang
tua
merupakan
salah
satu
tanggungjawab pendidik dalam hal ini lembaga PKBM. Demikian juga dengan orang tua, mereka perlu menjalin komunikasi dengan pendidik. Komunikasi timbal balik ini akan sangat efektif untuk memberikan layanan yang berkualitas kepada anak usia dini. Orangtua dan pendidik saling berbagi informasi baik
mengenai program lembaga maupun tentang individual anak. Orang tua dapat mengetahui program-program yang akan dan sedang dilaksanakan oleh lembaga. Di samping itu juga dapat memberi saran serta kritikan tentang pelaksanaan program – program dan saling bekerja sama demi kemajuan lembaga tersebut. Pendidik dapat menginformasikan dan bersidkusi tentang perkembangan anak selama mengikuti kegiatan di lembaga tersebut dan juga menggali informasi dari orangtua tentang berbagai hal mengenai anak tersebut. Kegiatan berkomunikasi tersebut dapat dilakukan dengan berbagai cara. Baik secara formal maupun informal, baik secara tertulis maupun lisan. Akan tetapi bukan hal yang mudah,
baik bagi pendidik maupun orang tua untuk
menjalin komunikasi dua arah secara efektif banyak kendala yang harus dilalui. Ada beberapa cara / strategi yang dilakukan dalam membangun komunikasi dan keterlibatan orang untuk mewujudkan sekolah yang aman dan nyaman di PKBM Teratai yaitu melalui : 1. Papan informasi Salah satu cara yang dapat ditempuh untuk menjalin komunikasi dua arah antara pendidik dan orang tua adalah pengadaan papan informasi. Papan informasi adalah papan yang ditempel di dinding atau dipasang di tempat strategis sehingga mudah diakses dan dibaca oleh orang tua maupun pendidik. Papan informasi tersebut dapat dimanfaatkan untuk menempel berbagai pesan dari pendidik yang dimaksudkan untuk diketahui orang tua peserta didik maupun sebaliknya pesan dari orang tua peserta didik untuk diketahui oleh pendidik. Pesan-pesan yang dapat disampaikan pada papan informasi antara lain: a. Pengumuman tentang jadual pertemuan b. Jadwal pertemuan orang tua yang telah disepakati bersama dalam musyawarah antara orang tua dan pendidik dapat ditempel pada papan informasi sehingga mengingatkan kembali orang tua tentang jadwal yang telah disepakati c. Selebaran berisi informasi tentang perkembagan dan pertumbuhan peserta didik. d. hasil karya peserta didik untuk diapresiasi oleh orang tua
e. foto-foto kegiatan, baik kegiatan peserta didik, kegiatan pendidik maupun kegiatan orang tua f. foto-foto peserta didik g. jadual pembelajaran peserta didik h. instruksi untuk volunteer i. hal-hal yang relevan dengan rencana kegiatan lembaga Informasi melalui papan informasi dapat merupakan pengulangan atau penguatan dari informasi yang dikirimkan melalui surat atau catatan-catatan yang ditulis melalui buku penghubung. Langkah-langkah yang perlu dilakukan untuk membuat papan informasi: a. Menyiapkan lokasi yang strategis dan mudah diakses oleh orang tua dan pendidik b. Menyiapkan papan informasi. c. Menyiapkan bahan/materi. d. Memasang dan menempel materi yang disiapkan e. Menghias papan informasi 2. Forum pertemuan pendidik-orang tua. Tujuan forum keterlibatan orang tua dalam komunikasi dua arah ini yaitu: a.
Menyampaikan informasi tentang kebijakan dan program kegiatan yang ada di lembaga.
b.
Menjalin kerjasama antara lembaga dan orangtua dalam melaksanakan program lembaga
c.
Berdiskusi tentang perkembangan anak dan permasalahan yang dihadapi oleh masing masing anak.
d.
Berbagi pengalaman dan gagasan dalam membelajarkan anak.
e.
Bertukar informasi mengenai perkembangan anak yang ada di lembaga dan di rumah.
f.
Memperoleh informasi yang membantu pemahaman mengenai berbagai aspek tentang kemajuan tumbuh kembang anak.
g.
Mewujudkan lembaga sekolah / PKBM yang aman dan nyaman sehingga membangkitkan motivasi belajar siswa, kreativitas tinggi dan berharap ke depan mereka menjadi orang-orang yang bermanfaat dan bermartabat bukan saja untuk dirinya tapi juga untuk bangsa dan Negara.
3. Buku komunikasi Selain bermanfaat sebagai sarana komunikasi antara pendidik dan orang tua, sehingga orang tua mengetahui kegiatan dan perilaku anak di sekolah, buku ini juga berguna untuk mengingatkan anak apabila ada pekerjaan yang harus dikerjakan di rumah. Untuk laporan yang bersifat pengumuman sebaiknya ditulis secara terperinci, sedangkan bila laporan untuk orang tua berupa perilaku anak yang tidak baik, maka cukup ditulis situasinya saja untuk kemudian dibicarakan lebih lanjut saat bertemu langsung. Buku ini juga sangat berguna bagi orang tua yang sibuk bekerja sehingga mempunyai sedikit kesempatan untuk berkomunikasi dengan buah hatinya. Apa lagi kadang-kadang suasana hati anak yang berubah-ubah membuatnya tidak selalu mau bercerita tentang kegiatan di sekolah. Sebagai penyemangat guru bisa memberikan penghargaan di buku penghubung jika anak berhasil menyelesaikan tugas dengan baik, atau bersikap manis di sekolah pada hari itu. Penghargaan itu bisa berupa stempel atau stiker dengan label “bagus”, “sempurna”, “cukup”, dan sebagainya 4)
Buku Profil Lembaga Buku Profil lembaga merupakan salah satu media komunikasi yang
penting dalam membangun keterlibatan dan peran serta orang tua dalam program pendidikan anak usia dini. Buku Profil lembaga adalah buku yang memuat informasi-informasi umum tentang profil lembaga, meliputi: a)
Visi dan misi lembaga, Visi adalah tujuan yang hendak dicapai oleh suatu lembaga. Misi memuat langkah-langkah yang hendak dilakukan untuk mewujudkan tujuan/visi yang telah ditetapkan.
b)
Program pembelajaran,
c)
Jadwal kegiatan,
d)
Daftar kelas,
e)
Daftar peserta didik, Berisi informasi tentang jumlah peserta didik, namanama peserta didik, usia/tempat tanggal lahir.
f)
Daftar pendidik dan tenaga kependidikan, Berisi informasi tentang namanama pendidik dan tenaga kependidikan, pendidikan, pelatihan/seminar yang pernah diikuti oleh pendidik, pengalaman dalam bidang pendidikan anak usia dini dan infromasi-informasi lain yang mendukung terkait dengan tenaga pendidik dan kependidikan
g)
Fasilitas yang dimiliki,
h)
Tata tertib dan informasi lain yang bermanfaat untuk orang tua, Beirisi aturan-aturan yang harus ditaati oleh pihak-pihak yang terkait dengan lembaga, meliputi tata tertib untuk pendidik, tata tertib untuk anak dan tata tertib untuk orang tua.
5) Home Visit Home visit merupakan kegiatan yang dilakukan pendidik dengan mengunjungi rumah orang tua peserta didik. Home visit ini memiliki makna penting untuk membangun hubungan yang solid antara pendidik dan orangtua. Kegiatan ini biasanya dilakukan pada awal dan akhir tahun ajaran. Namun demikian home visit juga dapat dilakukan ketika kegiatan pembelajaran sedang berlangsung ditahun tersebut. a)
Tujuan home visit sebelum tahun ajaran baru atau sebelum pembelajaran dimulai, yaitu:pendidik dan calon peserta didik saling mengenal satu sama lain secara individual; pertama, Pendidik dan orangtua dapat sharing tentang program lembaga dan mendiskusikan harapan untuk anak mereka. Kedua, mendiskusikan tentang kebutuhan khusus dan minat anak, masalah kesehatan yang perlu diketahui pendidik. Ketiga, mendiskusikan juga tentang bagaimana orangtua dapat terlibat dalam program lembaga.
b) Tujuan home visit pada saat proses pembelajaran sedang berlangsung, yaitu: (1)
untuk berbagi informasi tentang perkembangan/kemajuan anak serta permasalahan yang dihadapi.
(2)
Mengetahui kondisi anak jika selama beberapa hari tidak masuk sekolah.
c)
(3)
Mendorong orangtua untuk terlibat dalam kegiatan di lembaga.
(4)
Mendorong orangtua memberikan pengasuhan yang tepat untuk anak.
Home visit akan efektif jika pendidik merencanakan dan mempersiapkan secara baik. Berikut ini saran untuk melaksanakan home visit.
(1) Persiapan (a)
Buat jadual kunjungan yang tepat dan kirimkan jadual tersebut ke orangtua agar orangtua mengetahui kapan kunjungan dan rentang waktunya.
(b)
Siapkan sarana, seperti kamera, nametag, album foto yang memuat aktivitas anak tahun sebelumnya.
(c)
Siapkan
sesuatu
yang
dapat
dipakai
untuk
membuka
percakapan(berbagi informasi tentang anak dan yang dapat digunakan untuk kesempatan observasi). misalnya buku cerita, atau alat permainan yang dapat digunakan anak untuk bermain sementara pendidik berbicara dengan orangtua. (d)
Bawa form informasi untuk orangtua yang memuat: nama dan nomor telepon, kalender sekolah (hari libur dan even spesial), info tentang makanan kecil jika orangtua akan menyediakannya, dan daftar aturan untuk merayakan ulangtahun dan membawa sesuatu untuk dibagi di sekolah.
(2) Pelaksanaan (a) Datang tepat waktu sesuai kesepakatan. (b) Sampaikan tujuan kunjungan dan berapa lama akan dilakukan. (c) mulailah selalu dengan mendiskusikan hal-hal yang positif, meskipun tujuan kunjungan mungkin untuk mendiskusikan suatu masalah. (d) Jangan mendominasi pembicaraan. Berikan waktu bagi keluarga untuk pendapat mereka, anak mereka serta hal-hal lain yang menjadi perhatian dan minat mereka. (e) Jangan membicarakan anak didepannya kecuali memberikan pujian yang tulus dan umpan balik yang positif.
(f) Jadilah tamu yang menyenangkan. Jika orangtua menawarkan sesuatu untuk dimakan atau diminum, terima dengan sopan. (g) Jangan membuat penilaian tentang lingkungan rumah meskipun lingkungan fisik rumah tidak sesuai bayangan sebuah rumah yang tepat untuk perkembangan dan pertumbuhan anak. Jika pendidik tidak sanggup untuk mengunjungi dua atau tiga orangt ua di rumah, dia dapat mengundang mereka dalam pertemuan khusus di lembaga. Beberapa orangtua mungkin lebih suka diundang dalam pertemuan dalam kelompok kecil. Jika orangtua tidak dapat datang ke lembaga dan pendidik tidak dapat berkunjung ke rumah, maka pendidik dapat mengundang mereka untuk bertemu di tempat lain sesuai kesepakatan. Pertemuan di tempat yang netral mungkin membantu orangtua merasa nyaman. Jika tidak mungkin, pendidik dapat mencoba kontak melalui telepon, atau surat
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan : Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) Teratai yang mengelola program Anak Usia DIni dan juga Kesetaraan Paket A, Paket B dan C serta program desa Vokasi berupaya untuk mewujudkan lembaga / sekolah yang aman dan nyaman tidak dapat dilakukan sepihak, melainkan perlu keterlibatan orang tua. Strategi keterlibatan orang tua tersebut dapat diwujudkan melalui komunikasi keterlibatan orang tua dalam bentuk pembuatan papan informasi, buku komunikasi / buku penghubung, buku profil lembaga, forum pertemuan orang tua dan home visit. Bila ke lima hal tersebut dilakukan insya Allah dapat mewujudkan sekolah yang aman dan nyaman.
Saran : Sekolah yang aman dan nyaman dapat terwujud jika orang tua dan pihak sekolah dapat saling membangun komunikasi dan memiliki niat yang sama, persepsi yang sama dan misi yang sama serta pengorbanan yang sama
Deli Serdang, 10 November 2016 Penulis
PONIMAN ADYANTO, S.Ag
DAFTAR PUSTAKA Al-Tabany, Ibnu Badar Trianto.2013 .Desain Pengembangan Pembelajaran Tematik. Jakarta : Prenadamedia Group. Arsyad, Herman. 2015. Penuntun Praktis Bercocok Tanam Kacang-Kacangan. Jakarta : CV Ricardo Depdiknas.2004. Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah. Jakarta: Depdiknas. Depdiknas. 2003. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta : Depdiknas Depdiknas. 2014. Permendibud nomor 137 Tahun 2014 tentang Standar Nasional PAUD. Jakarta : Depdiknas Depdiknas. 2014. Permendibud nomor 146 Tahun 2014 tentang Kurikulum PAUD 2013. Jakarta : Depdiknas Kartono, Kartini, Dr. 1996 .Pengantar Metodologi Riset Sosial.Bandung : Maju Majid,Abdul.2005.Perencanaan Pembelajaran.Bandung: PT Remaja Rosdakarya Menpan dan RB RI . 2010. Permenpan dan RB Nomor 14 Tahun 2010 tentang Jabatan Fungsional Penilik dan Angka Kreditnya. Muhaimin. 2004. Paradigma Pendidikan Islam. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Muslich,Masnur.2010.Pendidikan Karakter. Jakarta : PT Bumi Aksara Mendikbud Ri . 2013. Permendikbud Nomor 38 Tahun 2013 tentang Juknis Jabatan Fungsional Penilik dan Angka Kreditnya. Rosmala, Dewi 2010. Penelitian Tindakan Kelas.Jakarta : Rineka Cipta. Sarwano, Jonathan. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif Yogyakarta: Graha Ilmu Setyosari,
Punaji.
2010.
Metode
Penelitian
& kualitatif.
Pendidikan
dan
Pengembangan.Jakarta : Kencana Prenada Media Group Syah, Muhibbin.2013. Psikologi Pendidikan. Bandung : PT Raja Grafindo Persada.
Triswanto, D Sugeng
2010.Trik Menulis Skripsi & Menghadapi Presentase
Tidak Stres.Yogyakarta : PT Suka Buka
TENTANG PENULIS
Nama
: Poniman Adyanto, S.Ag
NIP
: 19700125 200903 1 001
Pangkat / Gol
: Penata / III.C
Jabatan
: Penilik
TTL
: Kotasan, 25 Januari 1970
Unit Tugas
: UPT Disdikpora Kec STM Hilir Kab Deli Serdang Provinsi Sumatera Utara
No. HP
: 081370097198
Motto Hidup
: Jadilah anda orang yang bermanfaat untuk orang lain, pasti manfaat itu akan kembali pada anda