Mewujudkan Peningkatan Pendidikan yang berkualitas tanpa meninggalkan kearifan lokal.
Pada misi IV yaitu Mewujudkan Peningkatan Pendidikan yang berkualitas tanpa meninggalkan kearifan lokal terdapat 11 sasaran sebagai berikut: 1. Meningkatnya Budi Pekerti, Tata Krama Keteladanan
dan Tata Nilai Budaya Jawa serta
2. Meningkatnya Aksesibilitas Pendidikan Anak Usia Dini 3. Meningkatnya Aksesibilitas Pendidikan Dasar 4. Meningkatnya Aksesibilitas Pendidikan Nonformal 5. Meningkatnya Kualitas Pendidikan Anak Usia Dini 6. Meningkatnya Kualitas Pendidikan Dasar 7. Meningkatnya Kualitas Pendidikan Nonformal 8. Meningkatnya kualifikasi akademik pendidik 9. Meningkatnya profesionalisme pendidik 10. Meningkatnya sarana dan prasarana pendidikan dasar 11. Meningkatnya sarana dan prasarana pendidikan nonformal Pencapaian sasaran dan indikator pada misi IV dapat dilihat pada tabel sebagai berikut: Tabel 3.64 Pencapaian Indikator dan Misi IV
Dari 11 sasaran yang ada pada misi IV, 72% (8 sasaran) telah tercapai sesuai dengan target, sedangkan 27% (3 sasaran) telah dilaksanakan tetapi belum tercapai sesuai dengan rencana yang ditetapkan. Untuk indikator pada misi IV ini terdapat 44 indikator kinerja dimana 91% 40 indikator) telah terlaksana, sedangkan 9% (4 indikator) telah dilaksanakan tetapi belum dapat terealisasi sesuai dengan target. Evaluasi terhadap masing-masing kinerja sasaran yang ada pada misi IV adalah sebagai berikut:
LKjIP Tahun 2015
III
85
1. Sasaran Meningkatnya budi pekerti, tata krama dan tata nilai budaya Jasa serta keteladanan. Untuk mengukur capaian kinerja pada sasaran ini, maka dilakukan pengukuran kinerja sebagai berikut : Tabel 3.65 Capaian Kinerja Sasaran 38 SASARAN STRATEGIS : Meningkatnya Budi Pekerti, Tata Krama dan Tata Nilai Budaya Jawa serta Keteladanan INDIKATOR KINERJA
2013
2014
2015
R
CK
R
CK
Target Realisasi
%
Target Akhir RPJMD
1.
Tersusun dan Terlaksananya Kurikulum Muatan Lokal Budi Pekerti dan Budaya Jawa
-
-
-
-
32,73
32,82
100
100
3.
Persentase pendidik yang disiplin
-
-
99,95
99,95
99,60
99,96
100
100
2. 4.
Tersedianya buku muatan lokal Persentase angka kenakalan siswa
Rata-rata capaian sasaran
Ket. R = Realisasi CK = Capaian Kinerja
-
-
-
0,025
-
99,07 99,51
20,00 0
20,13 0,017
100 99,98 99,99
50 0
Sasaran kinerja ini dimaksudkan untuk menghitung kesiapan sekolah dalam upaya meningkatkan pemahaman dan pengamalan budi pekerti dan budaya Jawa; menghitung ketersediaan buku muatan lokal; menghitung berapa jumlah pendidik yang dikenai hukuman disiplin karena melanggar peraturan kepegawaian, dan menghitung jumlah siswa yang dikembalikan kepada orangtua siswa karena melakukan pelanggaran berat tata tertib sekolah. Dengan empat indikator di atas diperoleh gambaran mengenai upaya pendidik/guru memberikan contoh/teladan kepada siswa. Siswa diharapkan akan mencontoh/ meneladani pekerti, tata krama, tata nilai, dan keteladanan para pendidik. Hal yang dapat mendorong tercapainya sasaran strategis 1 diantaranya adalah semangat sebagian besar pendidik memberikan teladan kepada peserta didik sedangkan faktor penghambat tidak tercapainya indikator “siswa yang nakal” yaitu siswa yang dikeluarkan dari sekolah karena melakukan pelanggaran Tata Tertib sekolah yang terakumulasi sehingga layak dikeluarkan, diantaranya pengaruh negatif dari penggunaan teknologi informasi dan komunikasi serta pengaruh negatif dari lingkungan masyarakat dan keluarga.
LKjIP Tahun 2015
III
86
Analisis atas efisiensi penggunaan sumber daya keuangan untuk pencapaian sasaran ini adalah yaitu Rp. 2.952.595.500,- atau anggaran yang terserap adalah Rp.2.546.269.250,- atau 86% dari total pagu. Dengan capaian indikator kinerja yang dapat tercapai 99 % dan capaian keuangan 86 % maka pada sasaran ini menunjukan terdapat efisiensi penggunaan sumberdaya. Keberhasilan pencapaian sasaran ini dipengaruhi oleh keberhasilan Program pendidikan PAUD, wajib belajar 9 tahun, non formal yang meliputi: Penyusunan Kurikulum Muatan Lokal Budi Pekerti dan Budaya Jawa TK/RA, SD/MI, non formal Pengadaan Buku Teks atau Buku Penunjang atau Buku Pengayaan yang Memuat Budi Pekerti atau Tata Krama atau Nilai Budaya Daerah atau Keteladanan TK/RA ,SD/MI, SMP/MTs, non formal Workshop Pengembangan Kurikulum Muatan Lokal dan Budi Pekerti Jawa Dengan capaian kinerja yang dapat terealisasi 99,99 % di tahun 2015, maka target akhir dari RPJMD yang telah ditetapkan khususnya indikator persentase angka kenakalan siswa perlu di maksimalkan sehingga indikator kinerja tersebut dapat tercapai di tahun 2018. 2. Sasaran Strategis : Meningkatnya aksesibiltas pendidikan anak usia dini Untuk mengukur capaian kinerja pada sasaran ini dilakukan komparasi dengan capaian tahun sebelumnya dengan pengukuran kinerja sebagai berikut: Tabel 3.66 Capaian Kinerja Sasaran Strategis 39 SASARAN STRATEGIS : Meningkatnya aksesibiltas pendidikan anak usia dini INDIKATOR KINERJA
1. 2. 3. 4. 5.
2013 R
CK
2014 R
CK
2015 Target Realisasi
%
Target Akhir RPJMD
Persentase APK Pendidikan Anak Usia Dini (Usia 4-6 Tahun)
66,13 94,10 67,13
100
67,63
67,66
100
69,13
Persentase Angka Partisipasi Anak Perempuan (Usia 4-6 Tahun)
32,36
32,41
100
32,44
36,14
100
32,56
48,61
48,57 99,86
48,67
48,87
100
48,76
49,07
48,95 99,71
49,11
48,03
97,80
49,17
Persentase APK Pendidikan Anak Usia Dini (Usia 0-6 Tahun)
Persentase Angka Partisipasi Anak Perempuan (Usia 0-6 Tahun) Rasio siswa per kelas TK
Rata-rata capaian sasaran
Ket. R = Realisasi CK = Capaian Kinerja
LKjIP Tahun 2015
21
94,10
20,99 99,96 99,91
21
21,01
100
99,56
III
21
87
Bersadarkan Tabel di atas pada tahun 2015 capaian akses (angka partisipasi kasar) pendidikan anak usia dini usia 4-6 tahun maupun usia 0-6 tahun menunjukkan peningkatan dibandingkan dengan capaian dua tahun sebelumnya. Demikian pula partisipasi anak perempuan dalam pendidikan anak usia dini juga menunjukkan peningkatan. Untuk mencapai target akhir RPJMD masih diperlukan peningkatan rata-rata setiap tahun 0,49% untuk usia 4-6 tahun, sedangkan untuk usia 0-6 tahun sudah tercapai. Sasaran strategis 2 ini optimis bisa dicapai pada akhir tahun RPJMD. Penggunaan sumber daya keuangan untuk pencapaian sasaran ini adalah sebesar Rp. 975.121.100,- atau 85,74 % dari total pagu sebesar Rp. 1.137.180.000,-. Keberhasilan pencapaian sasaran ini dipengaruhi oleh program pendidikan PAUD yang meliputi: Pembangunan Unit Gedung Baru (UGB) PAUD Terpadu (Pendampingan Ban-Gub) Bantuan Pengembangan Sarana Prasarana PAUD TK Pembina Kecamatan Temanggung (BAN-GUB) Bantuan Pengembangan Sarana Prasarana PAUD TK Pembina Traji Kecamatan Parakan (BAN-GUB) Pengembangan PAUD Terpadu Percontohan (Ban-Gub) Dengan capaian kinerja yang dapat terealisasi 99,56 % di tahun 2015, maka target akhir dari RPJMD yang telah ditetapkan khususnya indikator Persentase Angka Partisipasi Anak Perempuan (Usia 0-6 Tahun) perlu ditingkatkan sehingga indikator kinerja tersebut dapat tercapai di tahun 2018. 3. Sasaran Srategis : Meningkatnya aksesibilitas pendidikan dasar Untuk mengukur capaian kinerja pada sasaran ini telah dilakukan pengukuran kinerja dengan 5 indikator kinerja sebagai berikut : Tabel 3.67 Capaian Kinerja Sasaran Strategis 40 SASARAN STRATEGIS : Meningkatnya aksesibilitas pendidikan dasar INDIKATOR KINERJA 1. 2. 3. 4. 5.
Persentase APM SD Sederajat
Persentase APK SMP Sederajat Persentase Angka Melanjutkan ke SMP Sederajat Angka Partisipasi Sekolah Usia 7-12 Tahun Angka Partisipasi Sekolah Usia 13-15 Tahun
Rata-rata capaian sasaran
Ket. R = Realisasi CK = Capaian Kinerja
LKjIP Tahun 2015
2013
2014
2015
R
CK
R
CK
95,21
100
95,46
100
95,48
95,37
100
97,02
97,02
98,00
99,25
-
99,32
100
96,03 97,08 99,37
-
99,20
96,07 99,43
100 100
99,01
%
Target Akhir RPJMD
95,49
100
95,57
98,00
100
100
Target Realisasi
96,09 99,38 99,26
97,17 99,43 99,33
100 100 100
100
III
96,15 99,52 99,40
88
Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah, berbentuk sekolah dasar (SD) dan madrasah ibtidaiyah (MI) atau bentuk lain yang sederajat serta sekolah menengah pertama (SMP) dan madrasah tsanawiyah (MTs), atau bentuk lain yang sederajat. Berdasarkan Tabel 3.81, akses pendidikan dasar semakin baik. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya APM SD/MI, meningkatnya APK SMP/MTs, meningkatnya angka partisipasi sekolah (APS) penduduk usia 7-12 tahun dan penduduk usia 13-15 tahun pada kurun waktu 3 tahun terakhir. Demikian pula angka melanjutkan ke SMP sederajat. Melihat kenyataan tersebut maka target akhir RPJMD untuk sasaran strategis 3 khususnya indikator APK SD/MI dan APK SMP/MTs sudah tercapai, kemudian indikator APM SD/MI, APM SMP/MTs, Partisipasi perempuan dalam pendidikan dasar, Rasio siswa per kelas SD/MI, Rasio siswa per kelas SMP/MTs, APS usia 7-12 tahun, dan APS usia 13-15 tahun optimis bisa tercapai, sedangkan indikator angka melanjutkan ke SMP sederajat, dan Persentase siswa miskin penerima beasiswa untuk menempuh pendidikan dasar memerlukan upaya keras mengingat masing-masing memerlukan peningkatan rata-rata setiap tahun sebesar 0,67% dan 2,27%. Penggunaan sumber daya keuangan untuk pencapaian sasaran ini adalah sebesar Rp. 21.174.509.154,- atau 93,52 % dari total pagu sebesar Rp. 22.641.628.700,-. Jika dibandingkan antara capaian indikator kinerja yang dapat tercapai 100 % dan capaian realisasi keuangan 93,52 %, maka pada sasaran ini terdapat efisiensi penggunaan sumberdaya. Keberhasilan pencapaian sasaran ini dipengaruhi oleh program wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun yang meliputi:
DAK SD dan pendampingan DAK SD
Pengadaan alat laboratorium IPA SMP (Bantuan Gub)
Pendampingan BOS dalam rangka mewujudkan sekolah murah di SD/MI, SMP/ Mts (Bantuan Gub)
Pembangunan dan pengadaan sarpras sekolah dasar (Dana Insentif Daerah)
4. Sasaran Strategis : Meningkatnya aksesibilitas pendidikan nonformal Untuk mengukur capaian kinerja pada sasaran ini dilakukan pengukuran kinerja sebagai berikut:
LKjIP Tahun 2015
III
89
Tabel 3.68 Capaian Kinerja Sasaran 41 SASARAN STRATEGIS : Meningkatnya aksesibilitas pendidikan nonformal INDIKATOR KINERJA
1. 2.
Persentase Angka Melek Huruf Usia ≥ 15 tahun Rata-rata Lama Sekolah
Rata-rata capaian sasaran
Ket. R = Realisasi CK = Capaian Kinerja
2013 R
CK
2014 R
CK
97,90 99,11 98,10
100
99,56
99,99
7,10
100
7,10 99,96
2015 Target Realisasi 98,36 7,13
98,34 6,18
%
Target Akhir RPJMD
99,98
99,17
86,68
95,55
7,19
Pendidikan Orang Dewasa (POD) dikenakan pada pendidikan nonformal (PNF) bagi peserta didik usia 15 tahun ke atas. Layanan POD terdiri atas pendidikan keaksaraan dan peningkatan budaya baca, pendidikan kursus dan pelatihan, pendidikan kesetaraan, pendidikan keorangtuaan, pengarusutamaan gender dan pemberdayaan perempuan, pendidikan kecakapan hidup, dan pendidikan pencegahan perilaku destruktif. Pendidikan keaksaraan merupakan layanan yang memberikan kesempatan kepada orang dewasa untuk meningkatkan kemampuan keaksaraan. Selanjutnya, mereka yang telah memperoleh pendidikan keaksaraan dapat memperoleh pendidikan kesetaraan. Fokus pendidikan keaksaraan adalah meningkatkan keaksaraan dan keterampilan dalam bekerja atau berwirausaha bagi penduduk usia 15 tahun ke atas melalui kursus dan pelatihan kerja. Pengentasan keniraksaraan dilakukan dengan menerapkan pendidikan keaksaraan dasar, pendidikan keaksaraan usaha mandiri yang dikombinasikan dengan pendidikan keterampilan dan peningkatan budaya baca. Berdasarkan tabel di atas aksesibilitas pendidikan nonformal nampak semakin meningkat, seiring dengan semakin tingginya angka melek huruf penduduk usia ≥ 15 tahun, dan angka rata-rata lama sekolah sebagai komponen pembentuk Indeks Pembangunan Manusia, serta semakin meningkatnya siswa putus sekolah pendidikan dasar dan menengah yang tertampung pada pendidikan kesetaraan. Jika dibandingkan dengan capaian tahun-tahun sebelumnya, maka capaian sasaran strategis 5 menunjukkan peningkatan meskipun tidak mencapai target kinerja tahunan, kecuali pada indikator persentase layanan pendidikan kesetaraan dalam rangka menampung siswa putus sekolah pendidikan dasar dan menengah. Jika dibandingkan dengan target akhir RPJMD, maka indikator kinerja angka melek huruf penduduk usia ≥ 15 tahun, dan indikator meningkatnya jumlah LKjIP Tahun 2015
III
90
lembaga pendidikan nonformal optimis bisa tercapai dengan kerja keras, sedangkan pada indikator angka rata-rata lama sekolah, dan indikator persentase layanan pendidikan kesetaraan dalam rangka menampung siswa putus sekolah pendidikan dasar dan menengah sulit dicapai mengingat sebagian besar siswa putus sekolah pendidikan formal tidak otomatis beralih ke pendidikan kesetaraan. Hambatan internal yang dapat mempengaruhi tercapaianya sasaran strategis meningkatnya aksesibilitas pendidikan nonformal adalah :
Belum tersedianya standar pembiayaan pendidikan nonformal, dan kurangnya peran pemerintah dan pemerintah daerah.
Rendahnya mutu pendidikan nonformal.
Hambatan eksternal yang dapat mempengaruhi rendahnya aksesibilitas pendidikan nonformal adalah :
Perubahan regulasi penghitungan angka rata-rata lama sekolah.
Rendahnya apresiasi masyarakat terhadap pendidikan nonformal.
Rendahnya minat siswa putus sekolah beralih ke pendidikan nonformal.
Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan aksesibilitas pendidikan nonformal, adalah :
Penyelarasan standar kompetensi pendidikan nonformal dan calon tenaga kerja dengan kebutuhan dunia usaha dan dunia industri.
peningkatan efektivitas dan efisiensi pengelolaan pendidikan serta partisipasi pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat.
Perkembangan data rata-rata lama sekolah Kabupaten Temanggung, Provinsi Jawa Tengah, dan Nasional tahun 2011 s/d 2014, adalah sebagai berikut : Tabel 3.69 Rata-rata Lama Sekolah No 1 2
Wilayah Kab Temanggung
Prov Jawa Tengah
2011
2012
2013
2014
7,09
7,10
7,10
6,18
7,29
7,39
7,43
6,93
Penggunaan sumber daya keuangan untuk pencapaian sasaran ini adalah
sebesar Rp. 421.257.500,- atau 74,15 % dari total pagu sebesar Rp. 568.042.500,-. Jika dibandingkan antara capaian indikator kinerja yang dapat tercapai 95,5 % dan capaian realisasi keuangan 74,15 %, maka pada sasaran ini terdapat efisiensi penggunaan sumberdaya.
LKjIP Tahun 2015
III
91
5. Sasaran Strategis : Meningkatnya kualitas pendidikan anak usia dini Untuk mengukur capaian kinerja pada sasaran ini dilakukan komparasi dengan capaian tahun sebelumnya dengan pengukuran kinerja sebagai berikut: Tabel 3.70 Capaian Kinerja Sasaran 42 SASARAN STRATEGIS : Meningkatnya Kualitas Pendidikan Anak Usia Dini 2013
INDIKATOR KINERJA
1.
R
Persentase TK/RA Terakreditasi A
Rata-rata capaian sasaran
5,83
CK
2014
2015
R
CK
5,38
92,28
Ket. R = Realisasi CK = Capaian Kinerja
92,28
Target Realisasi 5,83
6,16
%
Target Akhir RPJMD
100
5,83
100
Sampai dengan tahun 2011 akreditasi TK/RA/BA dilakukan oleh Badan Akreditasi Nasional Sekolah/Madrasah (BAN-SM). Setelah itu akan dilakukan pelimpahan kewenangan kepada Badan Akreditasi Nasional Pendidikan Nonformal (BAN-PNF), namun sampai dengan saat ini belum terealisasi. Hal ini mengakibatkan terjadinya stagnansi akreditasi TK/RA/BA, dan tidak ada perkembangan status akreditasi. Jika sampai dengan akhir tahun
2018
tidak
perubahan akreditasi
ada status
karena
dilaksanakan
tidak
akreditasi
TK/RA/BA, maka jumlah TK/RA/BA
yang
terakreditasi baik A, B, maupun C tetap tidak berubah,
tetapi
prosentasenya
akan
mengalami penurunan seiring dengan bertambahnya jumlah satuan pendidikan TK/RA/BA. Jika hal itu terjadi, maka target akhir RPJMD pada sasaran strategis 6 tidak akan tercapai. Hambatan
internal
yang
mempengaruhi
tercapainya
sasaran
strategis
meningkatnya kualitas pendidikan anak usia dini adalah :
Sedikitnya jumlah TK/RA/BA yang dapat memenuhi kriteria penilaian akreditasi yang mencakup standar tingkat pencapaian perkembangan
LKjIP Tahun 2015
III
92
peserta didik, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar isi, standar proses, standar penilaian, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, dan standar pembiayaan. Hambatan eksternal yang dapat mempengaruhi adalah :
Perubahan kebijakan terkait dengan institusi yang berwenang melakukan akreditasi TK/RA/BA. Kebijakan sudah ditetapkan tetapi institusinya belum siap.
Upaya yang dapat dilakukan antara lain, adalah :
Meningkatkan
kemampuan
finansial
dan
manajerial
pengelolaan
pendidikan anak usia dini yang diselenggarakan oleh masyarakat.
Meningkatkan pemenuhan standar pendidikan anak usia dini secara bertahap.
Untuk realisasi keuangan pada sasaran ini telah tercover pada sasaran 39 yaitu pada program pendidikan anak usia dini 6. Sasaran Strategis : Meningkatnya kualitas pendidikan dasar Untuk mengukur capaian kinerja pada sasaran ini dilakukan pengukuran kinerja sebagai berikut: Tabel 3.71 Capaian Kinerja Sasaran 43 SASARAN STRATEGIS : Meningkatnya kualitas pendidikan dasar INDIKATOR KINERJA 1.
Persentase SD/MI Terakreditasi A
3.
Persentase Angka Lulusan SD/MI
2. 4. 5. 6. 7. 8. 9.
Persentase SMP/MTs Terakreditasi A
Persentase Angka Lulusan SMP/MTs Persentase Siswa SD/MI yang Memperoleh Rerata Nilai Ujian Nasional ≥ 7,00 Persentase Siswa SMP/MTs yang Memperoleh Rerata Nilai Ujian Nasional ≥ 7,00 Angka Putus Sekolah SD/MI
Angka Putus Sekolah SMP/MTs
Cakupan ketersediaan ren-cana pengembangan kuri-kulum dan proses pembe-lajaran yang efektif (%) Rata-rata capaian sasaran
Ket. R = Realisasi CK = Capaian Kinerja
LKjIP Tahun 2015
2013
2014
R
CK
R
CK
2,97
-
5,04
100
100
100
99,91
100
73,19
-
70,13 95,77
-
36,22
21,90 99,17
21,03 2,18 0,43 100
-
38,68
100
100
62,50 0,17 100 -
90,62
%
Target Akhir RPJMD
5,22
100
4,67
100
100
Target Realisasi 3,65
100
25,70
39,62
100
99,87
100
100 100
0,55 76,36 100
2015
100
96,93
99,00 73,27
73,32
21,13 0,51
0,16 100
100
31,40
100
100
100
100
73,39
24,02
100
21,28
0,44
100
0,34
0,16 100
100 100
100
III
0,13 100
93
Pelaksanaan akreditasi pada jenjang pendidikan dasar, dikelompokkan menjadi 8, sesuai dengan standar nasional pendidikan, yang meliputi : standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan. Berdasarkan Tabel di atas persentase SD/MI terakreditasi A, dan persentase SMP/MTs terakreditasi A menunjukkan peningkatan selama kurun waktu 3 tahun terakhir. Hal ini mengindikasikan bahwa kualitas pendidikan dasar semakin meningkat. Jika dibandingkan dengan target akhir RPJMD, maka indikator Persentase siswa baru SD/MI yang berasal dari TK/RA/BA, Persentase SD/MI terakreditasi A, Persentase SD/MI terakreditasi B, Persentase SMP/MTs terakreditasi A, Persentase SMP/MTs terakreditasi B, Persentase angka lulusan SD/MI, Persentase angka lulusan SMP/MTs, Persentase siswa SMP/ MTs yang memperoleh rerata nilai ujian nasional murni ≥ 7,00; Cakupan ketersediaan rencana pengembangan kurikulum dan proses pembelajaran yang efektif, dan indikator Cakupan kunjungan pengawas sekolah ke satuan pendidikan (%) sudah tercapai; indikator Angka putus sekolah SD/MI, Angka putus sekolah SMP/MTs, dan indikator Persentase siswa SD/MI yang memperoleh rerata nilai ujian nasional murni ≥ 7,00 akan tercapai, sedangkan indikator Persentase SD/MI terakreditasi C, dan Persentase SMP/MTs terakreditasi C tidak akan tercapai, karena jika jumlah satuan pendidikan yang terakreditasi A dan B, meningkat secara otomatis satuan pendidikan yang terakreditasi C akan menurun. Untuk realisasi keuangan pada sasaran ini telah tercover pada sasaran 40 yaitu pada program wajib belajar pendidikan dasar sembilan tahun 7. Sasaran Meningkatnya kualitas pendidikan nonformal Untuk mengukur capaian kinerja pada sasaran ini dilakukan komparasi dengan capaian tahun sebelumnya dengan pengukuran kinerja sebagai berikut: Tabel 3.72 Capaian Kinerja Sasaran 44 SASARAN STRATEGIS : Meningkatnya kualitas pendidikan nonformal INDIKATOR KINERJA
1.
Persentase Angka Lulusan Pendidikan Kesetaraan
Rata-rata capaian sasaran
Ket. R = Realisasi CK = Capaian Kinerja
LKjIP Tahun 2015
2013 R 81,5 6
CK
2014 R
CK
82,8 9
95,21
95,21
2015 Target Realisasi 92,56
92,56
%
Target Akhir RPJMD
100
92,56
100
III
94
Berdasarkan Tabel di atas, persentase rata-rata capaian kinerja sasaran strategis 9 sebesar 100% meningkat dari 95,21% pada tahun 2014. Sasaran strategis 9 terdiri dari satu indikator, oleh karena itu belum dapat menggambarkan secara utuh peningkatan kualitas pendidikan nonformal. Penggunaan sumber daya keuangan untuk pencapaian sasaran ini adalah
sebesar Rp. 421.257.500,- atau 74 % dari total pagu sebesar Rp. 568.042.500,-. Jika dibandingkan antara capaian indikator kinerja yang dapat tercapai 100 % dan capaian realisasi keuangan 74 %, maka pada sasaran ini terdapat efisiensi penggunaan sumberdaya. Persentase angka lulusan pendidikan kesetaraan tahun 2015 menunjukkan peningkatan dibandingkan dengan tahun 2013, 2014, maupun 2015. Jika dibandingkan dengan target akhir RPJMD, maka indikator sasaran strategis persentase angka lulusan pendidikan kesetaraan sudah tercapai. 8. Sasaran Strategis : Meningkatnya kualifikasi akademik pendidik Untuk mengukur capaian kinerja pada sasaran ini, maka dilakukan pengukuran kinerja sebagai berikut : Tabel 3.73 Capaian Kinerja Sasaran 45 SASARAN STRATEGIS : Meningkatnya kualifikasi akademik pendidik 2013 INDIKATOR KINERJA
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Persentase Pendidik TK/RA yang memenuhi standar kualifikasi akademik Persentase Pendidik SD/ MI yang memenuhi stan-dar kualifikasi akademik Persentase pendidik SMP/ MTs yang memenuhi stan-dar kualifikasi akademik Cakupan ketersediaan guru SD/MI (%) Cakupan ketersediaan guru SMP/MTs per satuan pelajaran (%) Cakupan ketersediaan guru SD/MI yg memenuhi kualifikasi akademik S1/D4 yang telah memiliki sertifikat pendidik (%) Cakupan kualifikasi guru SMP/MTs (%) Cakupan ketersediaan guru SMP/MTs untuk mata pelajaran Mate-matika, IPA, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris dan PKn (%) Rata-rata capaian sasaran
2014
2015
R
CK
R
CK
Target
Realisas i
%
Target Akhir RPJMD
41,79
100
49,67
100
42,89
50,30
100
45,20
70,51
100
82,12
100
70,61
84,68
100
71,66
83,34
100
86,99
100
83,44
88,46
100
83,59
80,19
100
80,90
83,02
100
84,50
92,00 78,50
92,70
100
93,20
93,57
100
95,00
81,50
82,96 99,95
84,50
87,48
100
89,00
72,50
74,53
100
76,50
81,13
100
82,50
66,00
67,71
100
69,40
69,81
100
74,50
95,21
100
Ket. R = Realisasi CK = Capaian Kinerja
LKjIP Tahun 2015
III
95
Standar kualifikasi akademik pendidik (guru) diatur dengan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru. Secara makro standar kualifikasi akademik pendidik semua jenjang pendidikan dari PAUD sampai pendidikan menengah adalah S1 atau D4. Berdasarkan Tabel di atas persentase pendidik yang memenuhi standar kualifikasi akademik semakin meningkat sejak tahun 2013. Pada tahun 2013 persentase pendidik TK/RA/BA yang memenuhi standar kualifikasi akademik sebesar 41,79% meningkat menjadi 50,30% pada tahun 2015; demikian pula persentase pendidik SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, dan SMK yang memenuhi standar kualifikasi akademik meningkat secara variatif. Jika dibandingkan dengan target akhir RPJMD, maka target sasaran strategis meningkatnya kualifikasi akademik dapat diuraikan sebagai berikut (1) indikator yang sudah tercapai yaitu Persentase pendidik TK/RA/BA yang memenuhi standar kualifikasi akademik, Persentase pendidik SD/MI yang memenuhi standar kualifikasi akademik, Persentase pendidik SMP/MTs yang memenuhi standar kualifikasi akademik, Persentase pendidik SMA/MA yang memenuhi standar kualifikasi akademik, Persentase pendidik SMK yang memenuhi standar kualifikasi akademik, dan Cakupan kualifikasi akademik
pengawas
sekolah/madrasah (%);(2) indikator yang optimis bisa tercapai yaitu Cakupan ketersediaan guru SD/MI (%), Cakupan ketersediaan guru SMP/MTs per satuan pelajaran (%), Cakupan ketersediaan guru SD/MI yang memenuhi kualifikasi akademik S1/D4 yang telah memiliki sertifikat pendidik (%), Cakupan kualifikasi guru SMP/MTs (%), Cakupan ketersediaan guru SMP/MTs untuk mata pelajaran Matematika, IPA, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris dan PKn (%), Cakupan kualifikasi akademik Kepala SD/MI (%), dan Cakupan kualifikasi akademik kepala SMP/MTs (%). Penggunaan sumber daya keuangan untuk pencapaian sasaran ini adalah sebesar Rp. 7.024.447.200,- atau 62,66 % dari total pagu sebesar Rp. 11.210.075.900,-. Jika dibandingkan antara capaian indikator kinerja yang dapat tercapai 100 % dan capaian realisasi keuangan 62,66 %, maka pada sasaran ini terdapat efisiensi penggunaan sumberdaya.
LKjIP Tahun 2015
III
96
9. Sasaran Strategis : Meningkatnya profesionalisme pendidik Untuk mengukur capaian kinerja pada sasaran ini dilakukan komparasi dengan capaian tahun sebelumnya dengan pengukuran 3 indikator kinerja sebagai berikut: Tabel 3.74 Capaian Kinerja Sasaran 46 SASARAN STRATEGIS : Meningkatnya profesionalisme pendidik INDIKATOR KINERJA Persentase Pendidik TK/RA/BA yang memiliki sertifikat pendidik Persentase Pendidik SD/MI 2. yang memiliki sertifikat pendidik Persentase Pendidik 3. SMP/MTs yang memiliki sertifikat pendidik Rata-rata capaian sasaran 1.
2013 R
CK
%
Target Akhir RPJMD
26,64
100
3,73
31,10
51,91
100
31,40
50,39
58,48
100
50,69
2014
2015
R
CK
3,23
7,19
100
3,43
30,90
46,08
100
50,19
54,68
100
100
Target Realisasi
100
Ket. R = Realisasi CK = Capaian Kinerja
Berdasarkan tabel di atas persentase pendidik yang memiliki sertifikat pendidik semakin meningkat sejak tahun 2013. Pada tahun 2013 persentase pendidik TK/RA/BA yang memiliki sertifikat pendidik sebesar 3,23% meningkat menjadi 26,64% pada tahun 2015; demikian pula persentase pendidik SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, dan SMK yang memiliki sertifikat pendidik meningkat secara variatif. Jika dibandingkan dengan target akhir RPJMD, maka indikator target sasaran strategis meningkatnya profesionalisme pendidik sudah tercapai sejak tahun 2014 yaitu Persentase pendidik TK/RA/BA yang memiliki sertifikat pendidik, Persentase pendidik SD/MI yang memiliki sertifikat pendidik, dan Persentase pendidik SMP/MTs yang memiliki sertifikat pendidik, sedangkan indikator lainnya yaitu Persentase pendidik SMA/MA yang memiliki sertifikat pendidik, dan Persentase pendidik SMK yang memiliki sertifikat pendidik akan tercapai jika memenuhi syarat untuk SMA/MA setiap tahun pendidik yang memiliki sertifikat pendidik minimal bertambah 11 orang, dan setiap tahun pendidik SMK yang memiliki sertifikat pendidik minimal bertambah 20 orang. Meskipun dalam sasaran ini telah melebihi dari target RPJMD, untuk tahun – tahun selanjutnya tetap dilaksanakan dengan maksimal dan semakin baik.
LKjIP Tahun 2015
III
97
Untuk realisasi keuangan pada sasaran ini telah tercover pada sasaran 45 yaitu pada program peningkatan mutu pendidik dan tenaga kependidikan. 10. Sasaran Sartegis : Meningkatnya sarana dan prasarana pendidikan dasar. Untuk mengukur capaian kinerja pada sasaran ini telah dilakukan pengukuran kinerja sebagai berikut: Tabel 3.75 Capaian Kinerja Sasaran 47 SASARAN STRATEGIS : Meningkatnya sarana dan prasarana pendidikan dasar INDIKATOR KINERJA 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
2013
2014
%
Target Akhir RPJMD
89,28
100
93,48
90,09
90,33
100
93,23
100
65,40
65,57
100
70,49
77,36
100
77,98
78,30
100
80,94
R
CK
Persentase Ruang Kelas SD/MI yang Kondisinya Baik
86,42
100
87,48 99,60
88,99
Persentase SD/MI yang Memiliki Sarana dan Prasarana sesuai dengan Standar Sarana Prasarana
88,33
100
89,11 99,78
61,75 99,70 63,83
Persentase SMP/MTs yang Memiliki Sarana dan Prasarana sesuai dengan Standar Sarana Prasarana
76,19
Cakupan ketersediaan laboratorium IPA SMP dan MTs (%)
Persentase Ruang Kelas SMP/ MTs yang Kondisinya Baik
100
R
2015
CK
Target Realisasi
Cakupan ketersediaan Sarana prasarana kelas (SD/MI dan SMP/MTs) (%)
86,98
87,81
100
87,58
89,43
100
88,45
Cakupan Ketersediaan Ruang Guru (%)
71,90
74,53
100
75,77
72,64
95,87
81,42
98,67
98,38 99,40
98,80
98,83
100
100
Rata-rata capaian sasaran
99,92
99,85
99,48
Ket. R = Realisasi CK = Capaian Kinerja
Sarana dan prasarana pendidikan dasar diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2007 tentang Standar Sarana dan Prasarana untuk Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI), Sekolah Menengah
Pertama/Madrasah
Tsanawiyah
(SMP/MTs),
dan
Sekolah
Menengah Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA). Berdasarkan tabel di atas, maka sasaran strategis meningkatnya sarana dan prasarana pendidikan dasar menunjukkan peningkatan selama kurun waktu 3 tahun terakhir. Jika dibandingkan dengan target akhir RPJMD, maka sasaran LKjIP Tahun 2015
III
98
strategis meningkatnya sarana dan prasarana pendidikan dasar pada indikator cakupan keterjangkauan satuan pendidikan 3 km untuk SD/MI dan 6 km untuk SMP/MTs dari kelompok permukiman permanen di daerah terpencil (%), dan Cakupan ketersediaan Sarpras kelas (SD/MI dan SMP/MTs) (%) sudah tercapai, sedangkan pada 6 indikator lainnya optimis bisa dicapai, dengan beberapa persyaratan diantaranya pada indikator % ruang kelas SD/MI yang kondisinya baik setiap tahun diperlukan rehabilitasi ruang kelas minimal 53 ruang kelas, dan cakupan ketersediaan laboratorium IPA SMP dan MTs (%) setiap tahun diperlukan pembangunan ruang Lap IPA beserta perlengkapannya minimal 4, dan seterusnya. Untuk realisasi keuangan pada sasaran ini telah tercover pada sasaran 47 yaitu pada program wajib belajar sembilan tahun 11. Sasaran Meningkatnya sarana dan prasarana pendidikan nonformal Untuk mengukur capaian kinerja pada sasaran ini telah dilakukan pengukuran kinerja sebagai berikut : Tabel 3.76 Capaian Kinerja Sasaran 48 SASARAN STRATEGIS : Meningkatnya sarana dan prasarana pendidikan nonformal INDIKATOR KINERJA
1. 2.
Persentase lembaga pendidikan nonformal yang memliki ruang belajar beserta perlengkapannya Persentase lembaga pendidikan nonformal yang memiliki alat dan bahan belajar
Rata-rata capaian sasaran
2013 R
CK
Target
R
%
Target Akhir RPJMD
69,95
72,49
99,63
75,02
74,93
99,88
82,60
73,71
76,05
99,99
78,41
78,47
100
85,45
R
2014 CK
2015
99,81
99,94
Ket. R = Realisasi CK = Capaian Kinerja
Berdasarkan tabel di atas, maka sasaran strategis meningkatnya sarana dan prasarana pendidikan nonformal menunjukkan peningkatan selama kurun waktu 3 tahun terakhir. Jika dibandingkan dengan target akhir RPJMD, dengan memperhatikan kecenderungan empat tahun terakhir maka sasaran strategis meningkatnya sarana dan prasarana pendidikan nonformal optimis bisa dicapai.
LKjIP Tahun 2015
III
99
Hambatan internal yang dapat mempengaruhi tercapaianya sasaran strategis meningkatnya sarana dan prasarana pendidikan nonformal adalah :
Belum tersedianya standar pembiayaan pendidikan nonformal, dan kurangnya peran pemerintah dan pemerintah daerah.
Berkurangnya peran masyarakat dalam penyelenggaraan dan pengelolaan pendidikan akibat pemahaman pihak terkait yang kurang tepat.
Hambatan eksternal yang dapat mempengaruhi tercapaianya sasaran strategis meningkatnya sarana dan prasarana pendidikan nonformal adalah :
Rendahnya apresiasi masyarakat terhadap pendidikan nonformal.
Retorika terkait pendidikan gratis yang digunakan untuk kepentingan sesaat oleh pihak-pihak tertentu.
Upaya yang dilakukan untuk tercapaianya sasaran strategis meningkatnya sarana dan prasarana pendidikan nonformal adalah :
Meningkatkan komitmen pihak terkait untuk pemenuhan sarana dan prasarana pendidikan menengah.
Mengurangi pengaruh retorika terkait pendidikan gratis yang digunakan untuk kepentingan sesaat oleh pihak-pihak tertentu.
Penyelarasan standar kompetensi pendidikan nonformal dan calon tenaga kerja dengan kebutuhan dunia usaha dan dunia industri.
Peningkatan efektivitas dan efisiensi pengelolaan pendidikan serta partisipasi pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat.
Untuk menggambarkan perkembangan capaian kinerja beberapa sasaran strategis selama beberapa tahun terakhir disajikan grafik beberapa indikator kinerja sasaran yang dianggap dapat mewakili sasaran strategis terkait dengan aksesibiltas dan mutu pendidikan sebagai berikut : 1. Angka partisipasi kasar 2. Angka partisipasi murni 3. Angka melanjutkan 4. Angka lulusan 5. Pendidik yang memenuhi standar kualifikasi akademik 6. Pendidik yang memiliki sertifikat pendidik 7. Ruang kelas yang kondisinya baik, dan 8. Jenjang akreditasi satuan pendidikan LKjIP Tahun 2015
III
100
Gambar 3.9 Grafik Angka Partisipasi Kasar (APK) %
Dari grafik di atas memperlihatkan perkembangan angka partisipasi kasar PAUD (Usia 4-6 Tahun), PAUD (Usia 0-6 Tahun), SD/MI, SMP/MTs, dan SMA/MA/SMK dalam kurun waktu 6 tahun terakhir. Angka Partisipasi Kasar (APK) merupakan rasio jumlah siswa berapapun usianya yang sedang sekolah di jenjang pendidikan tertentu terhadap kelompok penduduk usia tertentu yang berkaitan dengan jenjang pendidikan tertentu. APK menunjukkan tingkat partisipasi penduduk secara umum di suatu jenjang pendidikan. APK merupakan indikator yang paling sederhana untuk mengukur daya serap penduduk usia sekolah di masing-masing jenjang pendidikan. Makin tinggi APK
berarti makin banyak anak usia sekolah
yang bersekolah di suatu jenjang pendidikan di daerah. Nilai APK bisa lebih besar dari 100% karena terdapat siswa yang berusia di luar usia resmi jenjang sekolah.
Dari keempat jenjang pendidikan, APK yang paling tinggi adalah SD/MI, kemudian SMP/MTs, dan yang paling rendah PAUD (Usia 0-6 Tahun). Hal ini menunjukkan bahwa jenjang SD/MI memiliki tingkat pemerataan pendidikan yang paling baik dibandingkan dengan jenjang SMP/MTs, SMA/MA/SMK, maupun PAUD.
LKjIP Tahun 2015
III
101
Melihat APK SMA/MA/SMK yang sangat rendah jika dibandingkan dengan jenjang PAUD (usia 4-6 Tahun), SD/MI maupun SMP/MTs yaitu 41,49% pada tahun 2010, kemudian meningkat menjadi 60,76% pada tahun 2015, rata-rata setiap tahun meningkat 3,21% suatu peningkatan yang sangat signifikan, namun melihat target nasional pada tahun 2020 APK Pendidikan Menengah sebesar 97%, sebagaimana amanat Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 80 Tahun 2013 tentang Pendidikan Menengah Universal, diperlukan upaya keras dan sungguhsungguh untuk dapat mencapai target tersebut. APK Pendidikan Menengah tahun 2012 : Provinsi Jawa Tengah 73,04%; Nasional 78,19%.
Kesenjangan antara kondisi eksisting dengan target tahun 2020 sebesar 40,27%. Diperlukan kenaikan rata-rata setiap tahun sebesar 7,25%. Oleh karenanya diperlukan kebijakan daerah yang tepat dan berdampak pada percepatan peningkatan APK Pendidikan Menengah. Diantara langkah yang perlu dipertimbangkan untuk ditempuh adalah membentuk Tim Koordinasi antar SKPD untuk mensinergikan seluruh potensi pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat guna percepatan peningkatan APK Pendidikan Menengah. Disamping itu perlu terus diupayakan melalui :
Penyediaan layanan pendidikan menengah di setiap kecamatan, sebagai salah satu upaya untuk mendekatkan layanan pendidikan menengah.
Peningkatan daya tampung pendidikan menengah dengan pembangunan ruang kelas baru secara selektif.
Peningkatan motivasi bahwa belajar merupakan kebutuhan sekaligus hak, dan kewajiban individu.
Bahwa orang yang berilmu derajatnya lebih tinggi dari pada orang yang tidak berilmu, dan tidak sama antara orang yang berilmu dengan orang yang tidak berilmu.
Untuk realisasi keuangan pada sasaran ini telah tercover pada sasaran 44 yaitu pada program pendidikan nonformal
LKjIP Tahun 2015
III
102