SNI 06-2434-1991 SK SNI M-20-1990-F
METODE PENGUJIAN TITIK LEMBEK ASPAL DAN TER BAB 1 DISKRIPSI 1.1
Maksud dan Tujuan 1.1.1 Maksud Metode ini dimaksudkan sebagai acuan dan pegangan dalam pelaksanaan pengujian titik lembek aspal dan ter. 1.1.2
Tujuan Tujuan metode ini adalah untuk menemukan angka titik lembek aspal dan ter yang berkisar 30oC sampai 200oC dengan cara ring and ball.
1.2
Ruang Lingkup Ruang lingkup pengujian ini adalah menentukan titik lembek aspal padat dan ter dengan cara ring and ball. Hasil pegujian ini selanjutnya dapat digunakan untuk menetukan kepekaan aspal terhadap suhu.
1.3
Pengertian Yang dimaksud dengan titik lembek adalah suhu pada saat bola baja, dengan berat tertentu, menurut Gambar 2, 3, dan 4 mendesak turun suatu lapisan aspal atau ter yang tertahan dalam cincin berukuran tertentu, sehingga aspal tersebut menyentuh pelat dasar yang terletak di bawah cincin pada tinggi 25,4 mm, sebagai akibat kecepatan pemanasan tertentu.
BAB II CARA PELAKSANAAN 2.1
Peralatan peralatan yang digunakan adalah sebagai berikut : 1) Termometer; 2) Cincin kuningan; 3) Bola baja diameter 9,53 mm, berat 3,50 ± 0,05 gram; 4) Alat pengarah bola; 5) Bejana gelas, tahan pemanasan mendadak dengan diameter dalam 8,5 cm dengan tinggi sekurang-kurangnya 12 cm, kapasitas 800 ml. 6) Dudukan benda uji; 7) Penjepit.
2.2
Persiapan Benda Uji benda uji adalah aspal atau ter sebanyak 25 gram yang dipersiapkan dengan cara sebagai berikut : 1) Panaskan contoh perlahan-lahan sambil diaduk terus-menerus hingga cair merata, dengan ketentuan pemanasan dan pengadukan dilakukan perlahanlahan agar gelembung-gelembung udara tidak masuk;
2) Suhu titik lembeknya dan untuk aspal tidak melebihi 111oC di atas titik lembeknya; 3) Waktu untuk pemanasan ter tidak melebihi 30 menit sedangkan untuk aspal tidak melebihi 2 jam; 4) Panaskan 2 buah cicin sampai mencapai suhu tuang contoh, dan letakkan kedua cicin di atas pelat kuningan yang telah diberi lapisan dari campuran talk dan glycerol; 5) Tuangkan contoh ke dalam dua buah cicin ; diamkan pada suhu sekurangkurangnya 8oC dibawah titik lembeknya sekurang-kurangnya selama 30 menit; 6) Setelah dingin; ratakan permukaan contoh dalam cicin dengan pisau yang telah dipanaskan. 2.3
Cara Pengujian Urutan proses dalam pengujian ini adalah sebagai berikut : 1) Pasang dan aturlah kedua benda uji di atas dudukannya dan letakkan pengarah bola diatasnya; kemudian masukkan seluruh peralatan tersebut ke dalam bejana gelas. 2) Isilah bejana dengan air suling baru, dengan suhu (5±1)oC sehingga tinggi permukaan air berkisar antara 101,6 mm sampai 108 mm. 3) Letakkan termometer yang sesuai untuk pekerjaan ini di antara kedua benda uji (kurang lebih 12,7 mm dari tiap cincin); periksa dan aturlah jarak antara permukaan pelat dasar dengan dasar benda uji sehingga menjadi 25,4 mm; 4) Letakkan bola-bola baja yang bersuhu 5oC di atas dan di tengah permukaan masing-masing benda uji yang bersuhu 5oC menggunakan penjepit dengan memasang kembali pengarah bola; tahan temperatur 5oC±1oC selama 15 menit; 5) Panaskan bejana sehingga kenaikan suhu menjadi 5oC per menit; kecepatan pemanasan ini tidak boleh diambil dari kecepatan pemasan rata-rata dari awal dan akhir pekerjaan ini; untuk tiga menit yang pertama perbedaan kecepatan pemasan tidak boleh melebihi 0,5oC; 6) Apabila kecepatan pemanasan melebihi ketentuan dalam 2.3.5 maka pekerjaan diulang; 7) Apabila dari suatu pekerjaan duplo perbedaan suhu dalam cara pengujian ini melebihi 1oC maka pekerjaan diulang.
2.4
Laporan Ikhwal yang dilaporkan, meliputi : 1) Suhu pada setiap bola menyentuh pelat dasar; 2) Suhu titik lembek bahan bersangkutan dari hasil pengamatan rata-rata dan bulatkan sampai 0,5oC terdekat untuk tiap percobaan ganda (duplo).
LAMPIRAN B LAIN-LAIN
GAMBAR 1 TERMOMETER
DAFTAR SPESIFIKASI TERMOMETER Nama Termometer ASTM No. Terendam Daerah pengukuran
ASTM Softening Point 15 C 15 F seluruh seluruh 2oC sampai 30oF sampai o 80 C 180oF
ASTM High Softening 15 C 16 F seluruh seluruh 30oC sampai 85oF sampai 200oC 392oF
Skala terkecil
0,2oC
0,5oF
0,5oC
1oF
Skala terbesar Kesalahan karena pembacaan skala (maksimum)
1oC 0,2oC
1oF 0,4oF
5oC 0,3oC
10oF 0,5oF
Standarisasi
es dan setiap 20oC
es dan setiap 40oF
setiap 40oC
setiap 70oF
Panjang seluruhnya Diameter batang Diameter bagian ujung Panjang bagian cairan Jarak ujung bawah tempat cairan ke garis
B E D
Derajat pada jarak G Ruang penampungan cairan
397mm C6,0 sampai 7,0 mm 4,5 sampai 5,5 mm 9,0 sampai 14 mm 0oC 32oF
397mm C6,0 sampai 7,0 mm 4,5 sampai 5,5 mm 9,0 sampai 14 mm 30oC 86oF
F75 sampai 90 mm 80oC 176oF 333 sampai 354 mm Cincin gelas Cincin gelas
75 sampai 90 mm 200oC 392oF 333 sampai 354 mm Cincin gelas Cincin gelas
LAMPIRAN B LAIN-LAIN
GAMBAR 2 CINCIN TERBUAT DARI KUNINGAN
GAMBAR 3 ALAT PENGARAH BOLA
GAMBAR 4 DUDUKAN BENDA UJI
LAMPIRAN B LAIN-LAIN Prt No. Contoh dari Jenis contoh Terima tgl. Dikerjakan tgl. Selesai tgl.
: : : : : :
Nama pemeriksa 1. WINNE AC 80/100 25-1-1990 26-1-1990 28-1-1990 PENGUJIAN TITIK LEMBEK
Pembukaan contoh
Contoh dipanaskan Mulai jam Selesai jam
: :
Mendinginkan contoh
Didiamkan pd. suhu ruang Mulai jam Selesai jam
: :
Pembacaan waktu 07.30 08.00
08.00 09.00
Mencapai suhu
Direndam pada suhu 50oC
Pemeriksaan
Mulai jam Selesai jam
: :
09.00 09.15
Pemeriksaan
Titik lembek Mulai jam Selesai jam
: :
09.15 09.35
No.
Suhu yang diamati o o C F 5 41 10 50 15 59 20 68 25 77 30 86,6 35 95 40 104 45 113 50 122
Kesulitan Tanda tangan pemeriksa 1. WINNE 2. ……………………..
Pembacaan suhu Oven Temp. 130oC
Pembacaan suhu lemari es Temp. = 5oC
Waktu (detik) I 6 65 122 184 245 303 360 422 484 488
II 50 120 185 240 302 365 427 486 490
Titik lembek oC I
46,0-46,0
Diperiksa oleh ( IR. TJITJIK W.S. )
II
45,8-46,0