III.
3.1.
METODE PENELITIAN
Jenis Penelitian dan Metode Penelitian yang digunakan
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode penelitian eksperimen. Metode penelitian eksperimen menurut Sumadi Suryabrata merupakan “suatu metode penelitian untuk mengetahui atau menyelidiki perbedaan dan pengaruh dua metode mengajar pada mata pelajaran tertentu di dalam kelas” (Sumadi Suryabrata, 2012:88). Sedangkan Sugiyono menyatakan bahwa di dalam penelitian eksperimen ada perlakuan (treatment) yang diberikan kepada kelompok-kelompok tertentu, dengan demikian
metode penelitian
eksperimen adalah “sebuah metode yang digunakan untuk mencari pengaruh sebuah perlakuan tertentu terhadap objek-objek yang ingin diteliti dalam kondisi yang terkendalikan” (Sugiyono, 2012:107).
Penelitian ini akan membandingkan nilai pretest dan posttest antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Selanjutnya data pretest dan posttest dari kedua kelas dianalisis untuk melihat ada tidaknya perbedaan atau pengaruh yang signifikan antara model pembelajaran pada kelas eksperimen dan pada kelas kontrol.
33
3.2.
Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 13 Bandar Lampung yang beralamatkan di Jalan Padat Karya Sinar Harapan, Kecamatan Rajabasa, Bandar Lampung 35144. Kegiatan penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai bulan Mei, yaitu pada Semester Genap tahun ajaran 2012/2013.
3.3.
Desain Penelitian
Metode penelitian eksperimen memiliki bermacam-macam jenis desain. Metode eksperimen dalam penelitian ini menggunakan jenis desain penelitian dengan metode pretest-posttest control group design. Dalam desain ini, Sugiyono menyatakan “bahwa terdapat dua kelompok yang dipilih secara random, kemudian sebelumnya diberi pretest untuk mengetahui keadaan awal antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol” (Sugiyono, 2012:112). Selanjutnya setelah diketahui hasil dari pretest dua kelompok tersebut, maka pada kelas eksperimen diberikan perlakuan (X), sedangkan pada kelas kontrol tidak diberikan perlakuan (X).
Setelah diberikan perlakuan atau treatment pada salah satu kelompok sampel (kelompok eksperimen) dilanjutkan dengan pemberian posttest pada kedua kelas atau kedua kelompok sampel yang digunakan. Pengaruh perlakuan disimbolkan dengan (O2-O1)-(O4-O3) dan selanjutnya untuk melihat pengaruh perlakuan berdasarkan signifikasinya adalah dengan menggunakan uji statistik parametrik ataupun uji statistik nonparametrik. Jika terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol, maka perlakuan yang diberikan
34
berpengaruh secara signifikan. Untuk lebih jelasnya tentang desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini, dapat dilihat pada tabel 3.1 sebagai berikut :
Tabel 3.1. Desain Penelitian Pretest-Posttest Control Group Design R
O1
R
O3
X
O2 O4
Keterangan : R = kelompok dipilih secara random X = perlakuan atau sesuatu yang diujikan O1 = hasil pretest kelas eksperimen O3 = hasil pretest kelas kontrol O2 = hasil posttest kelas eksperimen O4 = hasil posttest kelas kontrol
Sumber : (Sugiyono, 2012:112) Tujuan dari penelitian eksperimen ini adalah untuk mengetahui dan menyelidiki ada tidaknya pengaruh dan hubungan sebab akibat suatu model atau metode mengajar yang dilakukan atau yang diujikan oleh peneliti dengan cara memberikan perlakuan-perlakuan tertentu pada beberapa kelompok yang diujikan, yaitu pada kelompok eksperimen dan kelompok pada kontrol yang telah ditentukan.
3.4.
Populasi dan Sampel
3.4.1. Populasi Populasi adalah “semua individu yang menjadi sumber pengambilan sampel, baik berupa orang, barang, maupun peristiwa” (menurut Komaruddin dalam Mardalis, 2009:53). Suharsimi Arikunto (2006:130) menyatakan bahwa populasi merupakan “keseluruhan subjek penelitian”. Sedangkan populasi menurut Sugiyono adalah “wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek atau subjek yang mempunyai
35
kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya berdasarkan kepentingan dalam penelitian” (Sugiyono, 2012:117).
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X di SMA Negeri 13 Bandar Lampung pada tahun ajaran 2012/2013, seperti pada tabel berikut ini.
Tabel 3.2. Jumlah anggota populasi No.
Kelas
Jumlah Siswa Jumlah Laki-laki Perempuan 1. X1 13 20 33 orang 2. X2 13 20 33 orang 3. X3 13 21 34 orang 4. X4 13 23 36 orang 5. X5 12 22 34 orang 6. X6 12 23 35 orang 7. X7 12 23 35 orang Jumlah 88 orang 152 orang 240 orang Sumber : Dokumentasi Tata Usaha SMA Negeri 13 Bandar Lampung tahun ajaran 2012/2013 Dari tabel di atas, diketahui bahwa yang menjadi populasi adalah siswa kelas X SMA Negeri 13 Bandar Lampung tahun ajaran 2012/2013 yang terdistribusi dalam 7 kelas (dari kelas X1 sampai kelas X7) dengan jumlah siswa sebanyak 240 orang siswa. Dari ketujuh kelas yang ada, terdapat satu kelas unggulan, yaitu kelas X1 sedangkan kelas yang lain memiliki kemampuan yang relative sama. Populasi dalam penelitian ini terdiri dari 88 orang siswa laki-laki dan 152 orang siswa perempuan.
36
3.4.2. Teknik Pemilihan Sampel
Teknik pemilihan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik Random Sampling. Dalam teknik Random Sampling ini, Mardalis menyatakan bahwa “tiap-tiap peneliti memperkirakan bahwa setiap sampel dalam populasi berkedudukan sama” (Mardalis, 2009:57), sedangkan menurut Suharsimi Arikunto dalam bukunya yang berjudul prosedur penelitian, “Teknik Random Sampling ini memberi hak yang sama kepada setiap subjek untuk memperoleh kesempatan untuk dipilih menjadi sampel” (Suharsimi Arikunto, 2006:134). Oleh karena itu, maka asumsi peneliti adalah setiap subjek sama dan memiliki kemampuan yang hampir seimbang, yaitu siswa yang baru masuk SMA Negeri 13 Bandar lampung dan siswa tersebut sama-sama tamatan SMP dan sama-sama lulus diterima di SMA Negeri 13 Bandar Lampung.
Penarikan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan cara pengundian yang sebelumnya telah mengalami proses pengacakan. Hasil dari pengundian yang telah mengalami proses pengacakan tersebut merupakan sampel yang terpilih dan akan digunakan dalam penelitian.
3.4.3. Sampel Sampel adalah “sebagian contoh yang diambil dari populasi” (Sudjana, 2005:6). Sedangkan menurut Mardalis, sampel merupakan “sebagian dari seluruh individu yang menjadi objek penelitian” (Mardalis, 2009:55). Sugiyono menyatakan sampel adalah “bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi” (Sugiyono, 2012:118). Karena populasi dalam penelitian ini masih sangat luas,
37
dan peneliti memiliki keterbatasan waktu, tenaga, maupun biaya, maka peneliti menggunakan sampel dalam penelitian ini. Sampel yang digunakan peneliti dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 3.3. Sampel penelitian No.
Kelas
Jumlah Siswa Laki-laki
Perempuan
Jumlah
Keterangan
1.
X2
13
20
33 orang
Eksperimen
2.
X3
13
21
34 orang
Kontrol
26 orang
41 orang
67 orang
Jumlah
Sumber : Hasil pengolahan sampel yang dilakukan oleh peneliti
Dari tabel di atas, dapat kita ambil kesimpulan bahwa sampel yang terpilih dalam penelitian ini adalah siswa kelas X2 dan siswa kelas X3, dengan siswa kelas X2 sebagai
kelas
eksperimen
yang mendapat
perlakuan dengan
diajarkan
menggunakan model pembelajaran Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS), dan siswa kelas X3 sebagai kelas kontrol yang tidak mendapat perlakuan dengan tidak diajarkan menggunakan model pembelajaran tersebut, tetapi diajarkan dengan menggunakan metode diskusi kelompok.
3.5.
Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
3.5.1. Variabel Penelitian Variabel menurut Sutrisno Hadi adalah “gejala-gejala yang menunjukkan variasi, baik dalam jenis maupun dalam tingkatnya”(Sutrisno Hadi, 2001:224), sedangkan menurut Suharsimi Arikunto variabel merupakan “objek penelitian atau apa saja yang menjadi titik perhatian dalam suatu penelitian” (Suharsimi Arikunto,
38
2006:118). Hatch dan Farhady menyatakan bahwa variabel merupakan “sebuah atribut seseorang, atau objek yang mempunyai “variasi” antara satu orang dengan yang lain atau satu objek dengan objek lain” (Hatch dan Farhady:1981,dalam Sugiyono, 2012:60).
Penelitian ini terdiri dari variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas adalah variabel Independen yang mempengaruhi atau variabel yang menjadi sebab perubahan atau yang menyebabkan timbulnya variabel dependen. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah penggunaan model pembelajaran Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) dalam pembelajaran sejarah pada kelas eksperimen. Sedangkan Variabel terikat adalah variabel dependen yang dipengaruhi atau variabel yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah hasil belajar siswa pada pembelajaran sejarah.
3.5.2. Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional variabel adalah suatu cara untuk menggambarkan dan mendeskripsikan variabel sedemikian rupa sehingga variabel tersebut bersifat spesifik dan terukur. Agar peneliti dapat mencapai suatu alat ukur yang sesuai dengan hakikat variabel yang sudah didefinisikan konsepnya, maka peneliti harus memasukkan proses atau operasionalnya alat ukur yang akan digunakan untuk menguantifikasi gejala atau variabel yang ditelitinya. Definisi operasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
39
Variabel bebas dalam penelitian ini adalah model pembelajaran Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) pada kelas eksperimen yang merupakan suatu pembelajaran yang dilakukan dengan cara membagi siswa menjadi beberapa kelompok secara berpasangan untuk menyelesaikan pertanyaan-pertanyaan dan masalah yang diberikan guru kepada siswa di dalam kelompoknya masingmasing. Model pembelajaran ini membagi peran siswa dalam kelompok menjadi dua peran, yaitu sebagai problem solver dan listener. Tugas problem solver adalah sebagai pemecah permasalahan atau menjawab pertanyaan yang diberikan dalam kelompok, sedangkan tugas listener adalah sebagai pemberi solusi dan bantuan secara komunikatif kepada problem solver.
Variabel bebas pada kelas kontrol dalam penelitian ini adalah pembelajaran dengan metode diskusi kelompok. Metode diskusi kelompok adalah sebuah metode mengajar atau cara belajar dimana siswa dihadapkan kepada suatu masalah yang dapat berupa pertanyaan-pertanyaan atau pernyataan-pernyataan yang bersifat problematik sesuai dengan taraf kemampuan untuk dibahas bersama-sama. Diskusi kelompok merupakan sebuah metode belajar dengan membagi siswa ke dalam beberapa kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4-6 orang atau lebih. Diskusi kelompok bertujuan untuk membahas permasalahan dengan cara bersama-sama di dalam kelompok.
Hasil belajar dalam penelitian ini adalah hasil belajar kognitif siswa setelah diberikan treatment atau perlakuan berupa model pembelajaran Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS). Hasil belajar dalam penelitian ini berupa nilai
40
atau skor yang diperoleh oleh siswa setelah mengerjakan posttest berbentuk pilihan ganda pada materi pelajaran sejarah yang telah ditentukan.
3.6.
Data Penelitian
Data dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yang terdiri dari: 1. Data awal berupa skor yang diperoleh melalui pretest sebelum memulai pembelajaran. 2. Data akhir berupa skor yang diperoleh melalui posttest yang dilakukan di akhir pembelajaran atau setelah pemberian treatment, dan 3. Data pencapaian (gain).
3.7.
Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini terdiri dari empat teknik pengumpulan data, yaitu sebagai berikut:
3.7.1. Tes Tes atau kuis merupakan “alat atau prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu, dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan” (Suharsimi Arikunto, 2011:52). Tes yang dimaksud dalam penelitian ini adalah tes untuk menetukan atau mengukur hasil belajar siswa di bidang aspek kognitif siswa pada pembelajaran sejarah. Tes yang digunakan berupa tes formatif pilihan ganda yang berjumlah 20 soal dan diadakan pada waktu yang telah ditentukan. Tes diberikan kepada siswa sebelum pembelajaran (pretest) dan sesudah pembelajaran (posttest) pada kelas eksperimen maupun pada kelas kontrol.
41
Tujuan utama diadakan tes untuk mengetahui pengaruh dan perbedaan hasil belajar siswa di bidang aspek kognitif pada pembelajaran sejarah setelah mengikuti proses kegiatan pembelajaran di kelas dengan treatment atau perlakuan, yaitu dengan diajarkan menggunakan model pembelajaran Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS).
3.7.2. Observasi Observasi merupakan “suatu proses yang kompleks, yaitu suatu proses pengamatan dan ingatan” (Sutrisno Hadi, 1986). Untuk mendapatkan data yang relevan dalam penelitian ini, maka peneliti menggunakan teknik observasi langsung. Teknik observasi langsung adalah sebuah teknik penelitian yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan langsung kepada objek-objek dalam penelitian. Observasi ini dilakukan selama peneliti melakukan penelitian di SMA Negeri 13 Bandar Lampung.
3.7.3. Dokumentasi
Dokumentasi adalah suatu teknik untuk mendapatkan data dengan cara mencatat data yang sudah ada. Dokumentasi dilakukan dengan cara pengambilan data yang sudah ada, seperti: data siswa kelas X SMA Negeri 13 Bandar Lampung dan nilainilai tes siswa pada materi pelajaran sejarah sebelum menggunakan model pembelajaran Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS).
42
3.7.4. Kepustakaan
Teknik ini digunakan untuk mendapatkan data-data yang berhubungan dengan penulisan dalam penelitian ini, seperti : teori yang mendukung, konsep-konsep dalam penelitian, serta data-data pendukung yang diambil dari berbagai referensi.
3.8.
Langkah-langkah Penelitian
Penelitian ini terdiri dari beberapa langkah penelitian. Langkah-langkah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Observasi awal untuk melihat kondisi lokasi atau tempat penelitian seperti: jumlah kelas, jumlah siswa, dan cara guru bidang studi mengajar. 2. Menentukan populasi dan sampel. 3. Menyusun dan menetapkan materi pelajaran yang akan digunakan dalam penelitian. 4. Menyusun Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). 5. Membuat instrumen tes penelitian. 6. Melakukan validasi instrumen. 7. Mengujicobakan instrumen. 8. Melakukan perbaikan instrument tes. 9. Mengadakan tes awal (pretest) pada kedua kelas, kelas eksperimen dan kelas kontrol. 10. Melaksanakan kegiatan belajar mengajar pada kedua kelas. 11. Mengadakan tes akhir (posttest) pada kedua kelas. 12. Menganalisis data. 13. Membuat kesimpulan.
43
3.9.
Langkah-langkah Pelaksanaan Pembelajaran
Langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Kegiatan pendahuluan Pada awal pembelajaran guru memeriksa kehadiran siswa, memberikan motivasi, menyampaikan tujuan pembelajaran, dan
menyajikan
pertanyaan-pertanyaan berbentuk masalah melalui lembar kerja diskusi kepada siswa.
2. Kegiatan Inti Kegiatan pembelajaran yang dilakukan merupakan adaptasi dari model pembelajaran Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) menurut Felder (1994:5), yaitu: a. Pemberian masalah Guru memberikan beberapa masalah tentang pelajaran sejarah yang akan didiskusikan siswa. b. Pembagian kelompok Guru membagi siswa dalam kelompok yang terdiri dari dua sampai empat orang dengan kemampuan anggota kelompok yang heterogen. c. Pembagian peran Guru membagi peran siswa dalam kelompok menjadi dua peran yaitu sebagai problem solver (PS) dan listener (L), kemudian menjelaskan tugas dari masing-masing peran tersebut.
44
d. Proses pemecahan masalah dan pelaksanaan peran Siswa melakukan diskusi kelompok untuk memecahkan masalah yang terdapat pada lembar diskusi siswa dengan peran dan tugas yang telah ditentukan. Siswa yang berperan sebagai problem solver memikirkan jawaban untuk memecahkan masalah yang diberikan kemudian menyampaikan jawaban tersebut dengan jelas kepada listener, sedangkan listener bertugas mendengarkan dan meberikan solusi kepada problem solver jika problem solver mengalami kesulitan, begitupun jika sebaliknya.
3. Kegiatan Akhir Pada akhir pembelajaran guru membimbing siswa untuk bersama-sama menyimpulkan materi yang telah dipelajari, dan memberi kesempatan kepada siswa untuk menanyakan sesuatu hal yang belum dipahami.
3.10. Instrumen Penelitian dan pengembangannya Instrumen penelitian adalah “suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati” (Sugiyono, 2012:148). Sedangkan menurut Suharsimi Arikunto instrumen penelitian adalah “alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengolah data agar pekerjaannya menjadi lebih mudah dan hasilnya pun menjadi lebih baik, dalam artian menjadi lebih cermat, lengkap, dan sistematis, sehingga data lebih mudah diolah” (Suharsimi Arikunto, 2006:160).
45
Berdasarkan pendapat para ahli, dapat disimpulkan bahwa instrumen penelitian ini adalah sebuah alat ukur yang digunakan peneliti dalam mengolah data ataupun mengukur sebuah gejala yang diamati, sehingga membantu peneliti dalam mengukur gejala yang diamati tersebut. Jumlah instrumen penelitian tergantung pada jumlah variabel penelitian yang ditetapkan dalam sebuah penelitian. Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah instrumen untuk mengukur hasil belajar siswa pada aspek kognitif, yaitu tes hasil belajar siswa (nilai posttest) pada pembelajaran sejarah setelah diberikan perlakuan (treatment) yaitu diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran Thinking Aloud Pair Problem Solving (TAPPS) sesuai dengan materi yang telah ditentukan.
Instrumen penelitian tes hasil belajar siswa dalam penelitian ini berupa perangkat tes formatif tipe soal pilihan ganda yang berjumlah 20 soal dengan pilihan jawaban A, B, C, D, dan E yang diberikan kepada siswa pada akhir materi yang telah ditentukan. Kisi-kisi instrumen tes hasil belajar siswa dapat kita lihat bersama-sama pada tabel berikut ini.
Tabel 3.4. Kisi-kisi instrumen tes hasil belajar siswa Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Indikator
Nomor Item
Menganalisis peradaban Indonesia dan dunia
Menganalisis kehidupan awal masyarakat Indonesia
Siswa dapat menjelaskan hasil kebudayaan manusia purba di Indonesia
8, 15, 16, 17, 19
Siswa dapat menganalisis 1, 3, 5, 6, 9, 11, perkembangan kehidupan 14, 18, 20 manusia purba Siswa dapat menganalisis 4, 10, 13 asal usul persebaran
46
nenek moyang Bangsa Indonesia Siswa dapat mendeskripsikan kebudayaan Bacson Hoabinh dan Dongson
2, 7, 12
Jumlah 20 Sumber : Buku Sejarah SMA kelas X yang diterbitkan oleh PT.Erlangga dan Buku Sekolah Elektronik kelas X mata pelajaran sejarah lainnya sebagai bahan penunjang materi. Berdasarkan kisi-kisi instrumen tes hasil belajar siswa di atas, diketahui bahwa pokok bahasan dalam penelitian ini adalah tentang “Kehidupan Awal Masyarakat Indonesia”. Jumlah item soal yang digunakan berjumlah 20 soal, dengan soal bertipe pilihan ganda. Selanjutnya agar mendapatkan data yang akurat, maka instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini harus memenuhi kriteria tes yang baik dan benar. Oleh karena itu, sebelum instrumen penelitian digunakan sebaiknya dilakukan uji validitas, uji reliabilitas, penghitungan tingkat kesukaran, dan daya pembeda butir soal tes pada instrumen penelitian ini.
3.11. Uji Validitas, Reliabilitas, Tingkat Kesukaran, dan Daya Pembeda
3.11.1. Uji Validitas Pengertian validitas adalah “ukuran sebuah instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang telah diinginkan secara mantap dan sebuah tes dikatakan valid apabila tes tersebut mengukur apa yang hendak diukur” (Suharsimi Arikunto, 2011:65), sedangkan menurut Oemar Hamalik, validitas merupakan “alat penilaian yang harus benar-benar mengukur apa yang hendak diukur” (Oemar Hamalik, 2005:157).
47
Rumus mencari atau mengetahui validitas alat ukur: rXY =
n∑XY-(∑X)( ∑Y) √{(n∑X2)-(∑X)2 } {n∑Y2- ( ∑Y)2}
Keterangan : rXY
: koefisien korelasi antara variable X dan variable Y, dua variable yang dikorelasikan
X
: variable X
Y
: variable Y
2
X
: kuadrat dari X
Y2
: kuadrat dari Y
∑XY : jumlah perkalian X dengan Y n
: jumlah sampel
(Uji Product Moment: Pearson, dalam Suharsimi Arikunto, 2011:72)
Taraf validitas suatu tes dinyatakan dalam suatu koefisien validitas. Koefisien validitas suatu tes dinyatakan dalam suatu bilangan koefisien antara -1,00 sampai dengan 1,00. Besar koefisien yang dimaksud adalah sebagai berikut:
Tabel 3.5. Koefisien Validitas tes Koefisien Kualifikasi 0,91 - 1,00 Sangat tinggi 0,71 - 0,90 Tinggi 0,41 - 0,70 Cukup 0,21 - 0,40 Rendah Negatif - 0,20 Sangat rendah Item soal dapat dikatakan valid bila nilai koefisien > 0,2. Sedangkan bila nilai koefisien kurang dari 0,2, maka item soal tersebut dikatakan tidak valid.
48
3.11.2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas merupakan suatu kata yang berhubungan dengan sebuah kepercayaan. Suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat memberikan hasil yang tetap. Menurut Suharsimi Arikunto, reliabilitas adalah “ketetapan suatu tes yang dapat diteskan pada objek yang sama, dan untuk mengetahui ketetapan ini pada dasarnya harus melihat kesejajaran hasil” (Suharsimi Arikunto, 2011: 86), sedangkan Oemar Hamalik menyatakan reliabilitas “suatu alat evaluasi yang menunjukkan ketetapan hasil yang sama” (Oemar Hamalik, 2005:158).
Suatu alat ukur itu mempunyai reliabilitas, jika hasil pengukurannya dilakukan tidak jauh berbeda walaupun alat ukur tersebut diukur pada situasi lain, maksudnya adalah suatu objek yang di tes atau diujikan akan mendapat skor atau hasil yang sama bila tes uji tersebut diuji dengan alat uji yang sama pula. Oleh karena itu untuk mengetahui alat ukur dapat dikatakan reliabel ataupun tidak, maka sebelumnya harus dilakukan uji coba terlebih dahulu.
Salah satu rumus untuk menguji atau mengetahui reliabilitas suatu tes, adalah dengan menggunakan rumus sebagai berikut: r11
k k 1
2 b
1
2 t
Keterangan :
r11
: koefisien reliabilitas instrumen (tes)
k
: banyaknya item
49
2
: jumlah varians dari tiap-tiap item tes
b 2
: varians total
t
Taraf reliabilitas suatu tes butir soal dinyatakan dalam suatu koefisien yang disebut dengan koefisien reliabilitas. Untuk menentukan tingkat reliabilitas suatu alat ukur adalah dengan menggunakan kriteria sebagai berikut:
Tabel 3.6. Koefisien Reliabilitas tes Koefisien 0,80 - 1,00 0,60 - 0,80 0,40 - 0,60 0,20 - 0,40 Negatif - 0,20 Sumber : (Suharsimi Arikunto, 2006:195)
Kualifikasi Sangat Tinggi Tinggi Cukup Rendah Sangat Rendah
Instrumen tes dapat dikatakan mempunyai reliable yang baik, apabila nilai kriteria soal yang digunakan dalam instrumen antara 0,6 sampai dengan 1,00.
3.11.3. Tingkat Kesukaran
Untuk menghitung tingkat kesukar-an suatu butir soal digunakan rumus sebagai berikut: P = Np N Keterangan: P
: angka indeks kesukaran item
Np : banyaknya siswa yang dapat menjawab dengan betul N
: jumlah siswa yang mengikuti tes hasil belajar
(Sudijono, 2008: 372).
50
Untuk menginterpretasikan tingkat kesukaran suatu butir soal dapat ditentukan dengan menggunakan kriteria indeks kesukaran yang dapat dilihat seperti pada tabel berikut ini: Tabel 3.7. Interpretasi Nilai Tingkat Kesukaran Besarnya P Kurang dari 0,30 0,30 - 0,70 Lebih dari 0,70 Sumber : Sudijono (2008: 372)
Interpretasi Sangat Sukar Cukup (Sedang) Terlalu Mudah
3.11.4. Daya Pembeda
Sebelum menghitung daya pembeda, terlebih dahulu data diurutkan dari siswa yang memperoleh nilai tertinggi sampai siswa yang memperoleh nilai terendah. Kemudian diambil (20%, 27%, ataupun 33%) siswa yang memperoleh nilai tertinggi (disebut kelompok atas) dan (20%, 27%, ataupun 33%) siswa yang memperoleh nilai terendah (disebut kelompok bawah). Sudijono mengungkapkan bahwa menghitung daya pembeda ditentukan dengan rumus sebagai berikut: D = PA - PB ; dimana PA= BA dan PB = BB JA
JB
Keterangan: D
: indeks diskriminasi satu butir soal
PA : proporsi kelompok atas yang dapat menjawab dengan benar butir soal yang diolah PB : proporsi kelompok bawah yang dapat menjawab dengan benar butir soal yang diolah BA : banyaknya kelompok atas yang dapat menjawab dengan benar butir soal
51
yang diolah BB : banyaknya kelompok bawah yang dapat menjawab dengan benar butir soal yang diolah JA : jumlah kelompok atas JB : jumlah kelompok bawah (Sudijono, 2008: 389-390) Hasil perhitungan daya pembeda diinterpretasi berdasarkan klasifikasi yang tertera pada tabel berikut ini: Tabel 3.8. Interpretasi Nilai Daya Pembeda Nilai Kurang dari 0,20 0,20 - 0,40 0,40 - 0,70 0,70 - 1,00 Bertanda negatif Sumber : Sudijono (2008:389)
Interpretasi Buruk Sedang Baik Sangat Baik Buruk sekali
3.12. Pengujian Data (Uji Pra Syarat)
Sebelum melakukan analisis uji kesamaan dua rata-rata terhadap data nilai pretest, data nilai posttest, dan data gain, perlu dilakukan uji prasyarat terlebih dahulu, yaitu uji normalitas dan uji homogenitas data. Apabila data berdistribusi normal, maka pengujian hipotesis dilakukan dengan statistika parametrik, tetapi apabila data berdistribusi tidak normal, maka pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan statistika nonparametrik.
Langkah-langkah analisis data sebelum uji kesamaan dua rata-rata atau perbandingan rata-rata yang digunakan dalam penelitian ini, adalah sebagai berikut:
52
3.12.1. Uji Normalitas
Tahap lebih lanjut sebelum menganalisis data adalah melakukan uji normalitas pada data. Data di uji kenormalannya, apakah data kedua kelompok tersebut berdistribusi normal atau tidak. Pengujian normalitas dilakukan dengan uji Chi Kuadrat. Adapun rumus yang digunakan adalah uji Chi Kuadrat menurut Sudjana, yaitu sebagai berikut : a.
Hipotesis Ho : sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal H1 : sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal
b.
Taraf signifikan : α = 0,05
c.
Statistik uji
Keterangan: = frekuensi harapan = frekuensi yang diharapkan = banyaknya pengamatan d.
Keputusan uji Terima H0 jika χ2hitung ≤ χ2tabel, dengan χ2 tabel (1-α) (k-3) (Sudjana, 2005:273).
53
3.12.2. Uji Kesamaan Dua Varian (Homogenitas)
Uji kesamaan dua varian atau uji homogenitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah kelompok siswa atau sampel yang berasal dari kedua kelompok tersebut dapat dikatakan bervarians sama (homogen) ataupun tidak. Untuk menguji homogenitas varians dari dua kelompok data, maka peneliti menggunakan rumus sebagai berikut: a)
Hipotesis H0 : σ12 = σ22 (varians populasi homogen) H1 : σ12 ≠ σ22 (varians populasi tidak homogen)
b) Taraf signifikansi: α = 0,1 c)
Statistik uji:
Fhit ung
Varians terbesar Varians terkecil
d) Kriteria uji: tolak Ho jika Fhitung ≥ F1/2 α (v1,v2) dengan F1/2 α (v1,v2) didapat dari daftar distribusi F dengan peluang 1/2 α , derajat kebebasan v1 dan v2 masing-masing sesuai dengan dk pembilang dan penyebut. (Sudjana, 2005: 250).
3.13. Teknik Analisis Data
Setelah memperoleh data hasil pretest dan posttest dari kedua sampel yang telah diberi perlakuan, maka dilanjutkan dengan menganalisis data dan menghitung data pencapaian (gain). Analisis ini bertujuan untuk mengetahui besarnya peningkatan kemampuan belajar siswa pada kelas eksperimen dan pada kelas kontrol.
54
n gain =
Hasil perhitungan gain kemudian diinterpretasikan dengan menggunakan klasifikasi seperti pada tabel berikut ini: Tabel 3.9. Klasifikasi gain ( g ) Besarnya g Interpretasi g > 0.7 Tinggi 0.3 < g ≤ 0.7 Sedang g ≤ 0.3 Rendah Selanjutnya data gain dianalisis dengan uji kesamaan dua rata-rata. Setelah data diuji kenormalan dan kehomogenannya, maka selanjutnya dilakukan analisis data untuk mengetahui hasil dari penelitian yang telah dilakukan. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Teknik Analisis Data Kuantitatif. Dalam penelitian ini, peneliti menganalisa data dengan menggunakan uji statistik parametrik. Statistik Parametrik digunakan untuk data-data yang berdistribusi normal dan homogen. sedangkan statistik nonparametrik disebut juga dengan statistik sebaran. Statistik ini tidak menyaratkan bentuk sebaran parameter populasi. Statistik nonparametrik dapat digunakan pada data yang memiliki sebaran normal ataupun tidak.
Uji statistik parametrik yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan uji statistik Anova (Analysis Of Variance). Uji Anova digunakan untuk mencari perbedaan antara nilai rata-rata atau nilai kelompok data. Dalam perkembangannya uji Anova sering digunakan dalam rancangan percobaan eksperimen, karena selain dapat menganalisis perbedaan kelompok juga dapat
55
menganalisis bagaimana pengaruh perlakuan terhadap kelompok-kelompok tersebut. Rumus uji Anova dapat dilihat sebagai berikut: f = s1 2 s2 2 Keterangan : f = nilai uji f s1 = ragam kelompok data s2 = ragam galat Sumber : (Walpole dalam Eliyani, 2012:1-2)
56
REFERENSI
Sumadi Suryabrata. 2012. Metodologi Penelitian. Jakarta: Rajawali Press. hlm.88. Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Pendidikan. Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. hlm. 107. Ibid. hlm. 112. Mardalis. 2009. Metode Penelitian, Suatu Pendekatan Proposal. Jakarta: Bumi Aksara. hlm. 53. Suharsimi Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik Jakarta: PT. Rineka Cipta. hlm. 130. Sugiyono. Op Cit. hlm. 117. Mardalis. Op Cit. hlm. 57. Suharsimi Arikunto. Op Cit. hlm. 134. Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito. hlm. 6. Mardalis. Op Cit. hlm. 55. Sugiyono. Op Cit. hlm. 118. Sutrisno Hadi. 2001. Metodologi Research. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada. hlm. 224. Suharsimi Arikunto. Op Cit. hlm. 118. Sugiyono. Op Cit. hlm. 60. Suharsimi Arikunto. 2011. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT. Bumi Aksara. hlm. 52. Sugiyono. Op Cit. hlm. 148. Suharsimi Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik Jakarta: PT. Rineka Cipta. hlm. 160. . 2011. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Op Cit. hlm. 65. Oemar Hamalik. 2005. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Bumi Aksara. hlm. 157. Suharsimi Arikunto. Op Cit. hlm. 72. Ibid. hlm. 86. Oemar Hamalik. Op Cit. hlm. 158. Suharsimi Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik. Op Cit. hlm. 195. Anas Sudijono. 2008. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada. hlm. 372. Anas Sudijono. Loc Cit. hlm. 372. . Op Cit. hlm. 389. Sudjana. Op Cit. hlm. 273. Ibid. hlm. 250. Eliyani. 2012. Pusat Pengembangan Bahan Ajar tentang Uji Anova (uji F). Universitas Mercu Buana. hlm.1.