METODE PEMILIHAN PADA PENINGKATAN KAPASITAS SIMPANG CILEUNYI DI KABUPATEN BANDUNG
TUGAS AKHIR diajukan sebagai syarat untuk menyelesaikan pendidikan tingkat sarjana (S1) di Jurusan Teknik Sipil Institut Teknologi Bandung
disusun oleh : Agita Widjajanto 150 90 114
Pembimbing : Ir. Willy Tumewu, MSc. Dr. Ir. Ade Sjafruddin, MSc.
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL dan PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 1995
ABSTRACT Upgrading of intersection is the problem we often see, especially in big cities. High economic development offers much results, one of them is increasing of traffic. This development causes much of traffic infrastructure do not conform anymore, especially the intersection. If it cannot handled, the traffic jam will not be avoided. The problem of traffic jam cannot be handled if there is something wrong with the upgrading of intersection, even, it will be worse. The writer is trying proffer how to increase the capacity of intersection in order to solve the problem. This article is expected, to give a feature about that, so the fatal mistake will not happen in another upgrading of intersection. The writer took the Cileunyi intersection, for example, that well known as a traffic jam area, and one of entrance from and to Bandung, located in area near terminal, market, the other intersection, and it has characteristic of unique traffic. In this case, servicing with postponement and queue up cannot be observed. Besides that, all sorts of assumptions is done to simplify the problem. The data of traffic survey is tried to be converted to all sorts of factors that have contribution to the intersection. Then from the data, we try to search the alternative of type of intersection and the pattern of its stage arrangement with traffic light, that can be applied to the Cileunyi intersection. Then the next step are calculating capacity and degree of saturation, for unsignalised intersection, or reserve capacity, signalised intersection. From this result, take the best alternative of upgrading of the Cileunyi intersection. For the Cileunyi intersection, as alternative of upgrading of intersection, are : a. Unsignalised intersection with flyover at Cileunyi - Nagreg can service traffic load until 3.5 times from load which getted in survey or Qp = 6062 pcu/h. b. Signalised intersection with flyover at Cileunyi - Nagreg and with two stage arrangement, are : stage 1, Sumedang/Padaleunyi, and stage 2, Cileunyi/Nagreg can service traffic load until 2.9 times from load which getted in survey or Y = 0. 8625.
ABSTRAK Peningkatan Simpang merupakan permasalahan yang sering dijumpai, terutama di kotakota besar. Pertumbuhan ekonomi yang tinggi rnemberikan berbagai konsekuensi, dimana salah satunya adalah peningkatan volume lalu lintas. Cepatnya angka pertumbuhan lalu lintas ini menyebabkan banyak. dari prasarana jalan yang sudah tidak sesuai lagi, terutama simpang. Bila hal ini tidak segera diatasi maka kemacetan tidak dapat dihindari lagi. Seperti diketahui bila salah dalam meningkatkan suatu simpang maka permasalahan kemacetan tidak akan dapat diatasi, bahkan akan bertambah parah. Pada kesempatan ini penulis mencoba mengetengahkan bagaimana cara meningkatkan kapasitas suatu simpang agar dapat menyelesaikan permasalahan yang ada. Dari tulisan ini diharapkan didapat sedikit gambaran tentang peningkatan kapasitas simpang, sehingga nantinya dalam meningkatkan simpang lainnya tidak dilakukan kesalahan yang fatal. Sebagai contoh kasus penulis ambil simpang Cileunyi yang sangat terkenal sebagai daerah rawan macet, merupakan salah satu entrance dari dan ke Bandung dan terdapat di daerah yang dekat dengan terminal; pasar ; simpang lainnya, serta mempunyai karakteristik arus lalu lintas yang unik. Untuk kasus ini, faktor tingkat pelayanan yang dapat ditunjukkan dengan tundaan dan antrian tidak ditinjau. Selain itu untuk menyederbanakan permasalah pada kasus ini dilakukan beberapa macam asumsi. Dengan data hasil survey lalu lintas dicoba untuk mengkonversikan data tersebut terhadap berbagai faktor yang mungkin mempunyai andil terhadap simpang tersebut. Kemudian dari data ini dicoba untuk mencari altematif tipe simpang dan pola pengaturan fase-nya untuk simpang dengan lampu lalu lintas, yang mungkin dapat diterapkan pada simpang Cileunyi ini. Barulah langkah berikutnya menghitung kapasitas dan derajat kejenuhan, untuk simpang tanpa lampu lalu lintas, atau kapasitas cadangan, untuk simpang dengan lampu lalu lintas. Dari hasil ini dipilih yang mempunyai hasil terbaik sebagai altematif peningkatan simpang Cileunyi. Untuk simpang Cileunyi, sebagai altematif peningkatan kapasitas simpang, dihasilkan : a. Simpang tanpa lampu lalu lintas dengan menggurakan flyover pada arah Cileunyi Nagreg dapat melayani beban lalu lintas sampai 3,5 kali dari beban yang didapat pada saat survey atau Qp= 6062 pcu/h. b. Simpang dengan lampu lalu lintas menggunakan flyover pada arah Cileunyi Nagreg dengan pola pengaturan dua fase, yaitu : fase 1, Sumedang/Padaleunyi, dan fase 2, Cileunyi/Nagreg, dapat melayani beban /alu lintas sampai 2,9 kali dari beban yang didapat pada saat survey atau Y = 0, 8625.