Metode Course Review Horay....................Lelya Hilda
63
METODE COURSE REVIEW HORAY UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN NUMERASI PADA MATA PELAJARAN KIMIA Oleh: Lelya Hilda1 Abstract Chemistry is a difficult subject for most students because of chemistry lessons also include subjects that many number crunching. Numerical ability of students is needed on this subject other than mathematics. For it is indispensable efforts of teachers in growing interest and enthusiasm of student learning, one of which can be done by methods Course Review Horay because this method can improve the ability of numerical students with ways of learning in the form of games that sharpen the brain with a system of questions that make students be more critical thinking. With models course review horay, students can understand the material that has been given easily . Students 'understanding of the material in question is evaluated in a fun way , so as to enhance the students' learning spirit. Keywords: course review horay , numeric, chemical
1
Penulis Adalah Dosen Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Padangsidimpuan
Forum Paedagogik Vol. 07 No.02 Juli 2015
64
Pendahuluan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) salah satunya Kimia diharapkan dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek pengembangan lebih lanjut dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Proses pembelajarannya lebih menekankan pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi agar peserta didik mampu menjelajahi dan memahami alam sekitar secara ilmiah.2 Pelajaran kimia dianggap sebagian besar siswa menjadi pelajaran yang sulit dipahami dan dimengerti. Permasalahan pembelajaran kimia yang sampai saat ini belum mendapat pemecahan secara tuntas adalah adanya anggapan pada diri siswa bahwa pelajaran ini sulit dipahami dan dimengerti. Ini menyebabkan pelajaran kimia tidak disukai, bahkan sebagian siswa bersikap antipasti dan menganggapnya sebagai momok. Ilmu kimia tumbuh dan berkembang berdasarkan eksperimeneksperimen. Sebagai ilmu yang tumbuh secara eksperimental, maka ilmu kimia mengandung baik pengetahuan deklaratif maupun pengetahuan prosedural. Seperti halnya pengetahuan deklaratif pada umumnya, pengetahuan kimia juga disusun oleh konsep-konsep dalam suatu jaringan proposisi. Untuk mengikuti perkembangan ilmu kimia yang sangat pesat, belajar konsep kimia merupakan kegiatan yang paling sesuai bagi pembentukan pengetahuan kimia dalam diri siswa. Menurut hasil penelitian, fakta-fakta yang terlepas-lepas tentang pelajaran kimia akan cepat dilupakan, tetapi konsep ilmiah akan lebih lama diingat. Selain itu, bila siswa benar-benar memahami suatu konsep maka siswa akan dapat menerapkan konsep itu pada situasi baru. Dalam pembelajaran kimia di sekolah, peserta didik seharusnya belajar bukan dengan cara menghafal tetapi harus terlibat aktif dalam pembelajaran, dengan demikian hasil pembelajaran yang diharapkan adalah berupa adanya perubahan kemampuan dan perilaku pada peserta didik yaitu perubahan sebagai hasil dari pembelajaran, seperti bertambahnya pengetahuan peserta didik, perubahan pemahaman, sikap dan tingkah laku, keterampilan, dan sebagainya. Secara khusus kemampuan numeric merupakan salah satu syarat dalam belajar 2
hlm. 132.
E. Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, (Bandung: PT. Rosdakarya, 2010),
Metode Course Review Horay....................Lelya Hilda
65
kimia di sekolah. Oleh karena itu perlu dikaji kontribusi kemampuan tersebut pada pelaksanaan pembelajaran kimia. Setiap peserta didik mempunyai gaya belajar yang berbeda-beda, akan tetapi sampai sekarang banyak guru yang menganggap bahwa gaya belajar setiap anak itu sama sehingga mengakibatkan proses belajar mengajar tidak ada perbedaan. Sikap guru yang semacam ini dapat menyebabkan peserta didik merasa jenuh dan kurang optimalnya daya tangkap terhadap materi yang diajarkan sehingga menyebabkan prestasi belajar peserta didik kurang memuaskan. Meningkatkan hasil belajar peserta didik sangat tergantung bagaimana proses belajar yang dilakukan oleh peserta didik yang sedang belajar. Belajar merupakan tindakan dan perilaku peserta didik yang kompleks. Sebagai tindakan, maka belajar hanya dialami oleh peserta didik sendiri.3 Salah satu cara untuk menciptakan pembelajaran yang menyenangkan sehingga dapat menumbuhkan semangat belajar dan memperkuat daya ingat peserta didik terhadap materi yang dipelajari adalah menggunakan pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif yaitu model pembelajaran dimana kelompok belajar dan bekerja dalam kelompok-kelomppok kecil yang berjumlah empat secara kolaboratif sehingga dapat menstimuli siswa lebih bergairah dalam belajar. 4 Pada pembelajaran kooperatif siswa percaya bahwa keberhasilan mereka akan tercapai jika setiap anggota kelompoknya berhasil. Pembelajaran kooperatif juga dapat menciptakan hubungan yang harmonis antara peserta didik dengan guru dan diantara peserta didik itu sendiri. Model pembelajaran kooperatif merupakan bagian dari strategi pembelajaran yang dapat digunakan untuk mencapai pembelajaran yang inovatif, yakni pembelajaran yang dapat mendorong siswa aktif. Menurut Roger dkk. dalam Huda pembelajaran kooperatif merupakan aktivitas pembelajaran kelompok yang memiliki prinsip bahwa pembelajaran harus didasarkan pada perubahan informasi secara sosial di antara kelompok-kelompok pebelajar, yang di dalamnya setiap siswa bertanggung jawab atas pembelajarannya sendiri dan didorong untuk meningkatkan pembelajaran anggota-anggota lainnya. Jadi dalam hal ini, pembelajaran kooperatif sangat menuntut siswa untuk aktif dalam memperoleh
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2006),
3
hlm. 7. Isjoni dan Mohd. Arif Ismail, Model-model Pembelajaran Mutakhir Perpaduan IndonesiaMalaysia, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008), hlm. 150. 4
Forum Paedagogik Vol. 07 No.02 Juli 2015
66
pengetahuannya sendiri.5 Dalam pembelajaran CRH ini siswa dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil dengan anggota kelompok antara 4-5 orang. Masingmasing kelompok harus mempunyai lambang kelompok. Selanjutnya guru membuatkan 16 kotak dan diisi nomor, salah satu kelompok memilih nomor kotak yang merupakan nomor soal dan menjawab pertanyaan yang dibacakan oleh guru. Jika jawaban dari kelompok tersebut benar maka kotak tersebut diberi lambang/simbol kelompok tersebut. Begitu seterusnya hingga lambang kelompok membentuk vertikal, horizontal, maupun diagonal. Kelompok yang sudah mendapat lambang vertikal, horizontal, maupun diagonal harus berteriak hore atau yel-yel lainnya.6 Salah satunya yaitu model kooperatif tipe Course Review Horay. Pembelajaran Course Review Horay adalah salah satu pembelajaran yang dapat mendorong siswa untuk ikut aktif dalam belajar. Pembelajaran ini merupakan cara belajar-mengajar yang lebih menekankan pada pemahaman materi yang diajarkan guru dengan menyelesaikan soal atau pertanyaan.7 Dalam aplikasinya pembelajaran Course Review Horay tidak hanya menginginkan siswa untuk belajar keterampilan dan isi akademik. Pembelajaran Course Review Horay juga melatih siswa untuk mencapai tujuan-tujuan hubungan sosial yang pada akhirnya mempengaruhi prestasi akademik siswa. Pembelajaran Course Review Horay dicirikan oleh struktur tugas, tujuan, dan penghargaan kooperatif yang melahirkan sikap ketergantungan yang positif di antara sesama siswa, Penerimaan terhadap perbedaan individu dan me-ngembangkan keterampilan bekerjasama antar kelompok. Kondisi seperti ini akan membe-rikan kontribusi yang cukup berarti untuk membantu siswa yang kesulitan dalam mempelajari konsep-konsep belajar, pada akhirnya setiap siswa dalam kelas dapat mencapai hasil belajar yang maksimal. Pada pembelajaran Course Review Horay aktivitas belajar lebih banyak berpusat pada siswa.8 Numerik adalah yang berwujud nomor (angka) atau sistem angka (adjektiva). Jadi kemampuan numerik adalah kemampuan yang berkaitan dengan Miftahul Huda, Cooperative Learning, (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2013), hlm. 29. Agus Suprijono, Cooperative Learning Teori dan Aplikasi Paikem, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), hlm. 129. 7 Harianto, “Pengaruh Strategi Pembelajaran Course Review Horay Menggunakan Puzzle Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Standar Kompetensi Menerapkan Dasar-Dasar Elek-tronika Di SMK. Jurnal Pendidikan Teknik Elektro”, Volume 02 Nomor 1, Tahun 2013, hlm.404. 8 Puput Hermawan, Pengaruh Model Kooperatif Tipe Course Rivew Horay (CRA) Terhadap Hasil Belajar IPA, Makalah Surakarta: Universitas Sebelas Maret, 2012), hlm. 2. 5 6
Metode Course Review Horay....................Lelya Hilda
67
angka atau sistem yang berhubungan dengan kecermatan dan kecepatan dalam penggunaan fungsi-fungsi hitung dasar. Jika dipadukan dengan kemampuan mengingat, maka dapat mengungkap kemampuan intelektual seseorang terutama kemampuan penalaran berhitung dan berfikir secara logis selain itu akan terlihat juga kemampuan kuantitatif, ketelitian, dan keakuratan individu dalam mengerjakan sesuatu. Ingatan akan pengetahuan yang sudah pernah dipelajari dibangku sekolah juga turut berperan saat individu menyelesaikan soal-soalnya.9 Kemampuan numerik dapat ditingkatkan dengan cara pembelajaran berupa permainan yang mengasah otak. Permainan tersebut dapat berupa pertanyaan-pertanyaan lisan dengan teknik kecepatan dalam menjawab. Course Review Horay adalah suatu metode pembelajaran yang menekankan peserta didik untuk ikut aktif dan berfikir cepat dalam menjawab suatu pertanyaan. Dengan teknik penekanan untuk menjawab pertanyaan dengan waktu yang singkat (kecepatan), hal tersebut dapat meningkatkan kemampuan numerik peserta didik secara bertahap. Landasan Teori 1. Belajar dan Pembelajaran Meningkatkan hasil belajar peserta didik sangat tergantung bagaimana proses belajar yang dilakukan oleh peserta didik yang sedang belajar. Belajar merupakan tindakan dan perilaku peserta didik yang kompleks. Sebagai tindakan, maka belajar hanya dialami oleh peserta didik sendiri.10 Belajar adalah suatu proses aktif dan usaha untuk membentuk tanggapan-tanggapan baru. Yang dimaksud proses aktif adalah bukan hanya aktivitas yang tampak seperti gerakan-gerakan badan, akan tetapi juga aktivitasaktivitas mental seperti proses berfikir, mengingat, dan sebagainya. 11 Dalam kegiatan belajar mengajar, anak adalah sebagai subyek dan obyek dari kegiatan pembelajaran. Oleh karena itu, inti dari proses pengajaran antara lain adalah kegiatan belajar mengajar anak didik dalam mencapai suatu tujuan pembelajaran.12
9
KBBI, dalam http://www,kamusbesar.com/27334/numerik, diakses tanggal 25 Juli 2015. Dimyati dan Mudjiono, Loc.Cit. 11 Dalyono, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), hlm. 209. 12 Dimyati dan Mudjiono, Op.Cit., hlm. 44. 10
68
Forum Paedagogik Vol. 07 No.02 Juli 2015
Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya 13. Menurut Witherington, belajar adalah suatu perubahan di dalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru dari pada reaksi yang berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian, atau suatu pengertian.14 Belajar merupakan proses merubah tingkah laku yang tidak tepat menjadi tepat sebagai akibat pengalaman dan interaksi dengan lingkungan. Kemudian dalam arti sempit, belajar adalah usaha penguasaan materi ilmu yang merupakan sebagian kegiatan menuju ke perkembangan pribadi manusia yang seutuhnya, yang berarti menyangkut unsur cipta, rasa, dan karsa, ranah kognitif, afektif dan psikomotorik.15 Dalam hal ini ada 3 teori belajar, yakni: a. Teori Belajar Menurut Ilmu Jiwa Daya Menurut teori ini, jiwa manusia terdiri dari bermacam–macam daya. Masing– masing daya dapat dilatih dalam rangka untuk memenuhi fungsinya. Apabila daya-daya telah dilatih dengan penguasaan bahan atau materi, maka seseorang yang belajar akan berhasil. b. Teori Belajar Menurut Ilmu Jiwa Gestalt Teori ini berpandangan bahwa keseluruhan lebih penting dari bagian. Sebab keberadaanya keseluruhan itu juga lebih dulu. Sehingga dalam kegiatan belajar bermula pada suatu pengamatan. c. Teori Belajar Ilmu Jiwa Asosiasi Teori ini berprinsip bahwa keseluruhan itu sebenarnya terdiri dari penjumlahan bagian-bagian atau unsur-unsurnya.16 Secara psikologi, belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku seseorang terhadap interaksi lingkungan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Menurut Slameto pengertian belajar adalah “ Suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan Mardiyanto, Psikologi Pendidikan Landasan Untuk Pengembangan Strategi Pembelajaran, (Medan: Perdana Publishing, 2013), hlm. 38. 14 M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2007), hlm. 84. 15 S. Nasution, Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Budi Aksara, 1992), hlm. 37. 16 Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2014), hlm. 30-33. 13
Metode Course Review Horay....................Lelya Hilda
69
lingkungannya17˝. Sedangkan Muhibbin Syah, mengatakan bahwa belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan18. Berarti berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu amat bergantung pada proses belajar yang dialami siswa, baik ketika ia berada di sekolah maupun di lingkungan rumah atau masyarakat. Sebagian orang beranggapan bahwa belajar adalah semata-mata mengumpulkan atau menghafalkan fakta-fakta yang tersaji dalam bentuk informasi/materi pelajaran. Belajar bagi setiap manusia merupakan keharusan yang harus dijalankan karena dengan belajar, ilmu pengetahuan dan wawasan yang dimiliki akan bertambah luas. Ini sesuai sabda Rasulullah saw. Telah bersabda Rasulullah saw: “Barang siapa yang dikehendaki baik oleh Allah maka ia dikaruniai kefahaman agama dan sesungguhnya ilmu pengetahuan itu hanya diperoleh dengan belajar”. (HR. Bukhari).19 Di dalam perspektif agama Islam, belajar merupakan kewajiban bagi setiap muslim dalam rangka memperoleh ilmu pengetahuan sehingga derajat kehidupannya meningkat. Hal ini dinyatakan dalam Firman Allah Surat AlMujaadalah ayat 11.
“Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu
Slameto, Belajar dan Faktot-Faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), hlm. 2. 18 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002), hlm. 88. 19 Al-Imam Abu Abdullah Muhammad bin Ismail, Shahih Al-Bukhari, (Semarang: Thoha Putra, t.th.), hlm. 26. 17
70
Forum Paedagogik Vol. 07 No.02 Juli 2015
pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan”. (QS. Al-Mujaadalah: 11).20 Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa perubahan itu pada dasarnya merupakan pengetahuan dan kecakapan baru dalam perubahan. Pembelajaran merupakan suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsurunsur manusiawi, material, fasilitas, perlengkapan, dan proses yang saling mempengaruhi mencapai tujuan pembelajaran.21 Pembelajaran adalah setiap kegiatan yang dirancang untuk membantu seseorang untuk mempelajari suatu kemampuan atau nilai yang baru. Proses pembelajaran pada awalnya meminta guru untuk mengetahui kemampuan dasar yang dimiliki siswa meliputi kemampuan dasar, motivasi, latar belakang akademis, dan sebagainya. Pembelajaran adalah kegiatan yang dilakukan oleh guru secara terprogram dalam disain instruksional yang menciptakan proses interaksi antara sesama peserta didik, guru dengan peserta didik dan dengan sumber belajar. Pembelajaran bertujuan untuk menciptakan perubahan secara terus-menerus dalam perilaku dan pemikiran siswa pada suatu lingkungan belajar. Sebuah proses pembelajaran tidak terlepas dari kegiatan belajar mengajar. Belajar menurut Nana Sudjana adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang22. Salah satu pertanda bahwa seseorang telah belajar sesuatu adalah adanya perubahan tingkah laku dalam dirinya. Perubahan tingkah laku tersebut menyangkut baik perubahan yang bersifat pengetahuan (kognitif), keterampilan (psikomotor) maupun yang menyangkut nilai dan sikap (afektif). Belajar tidak hanya meliputi mata pelajaran, tetapi juga penguasaan, kebiasaan, persepsi, kesenangan, kompetensi, penyesuaian sosial, bermacam-macam keterampilan, dan cita-cita. 2. Metode Course Review Horay Model pembelajaran course review horay adalah salah satu metode cooperative learning dengan pengujian pemahaman siswa menggunakan soal dimana jawaban soal yang benar diberi tanda pada kotak yang telah dilengkapi Departemen Agama RI, Alqur’an dan Terjemahannya, (Bandung: CV Penerbit Diponegoro, 2004), hlm. 434. 21 Oemar Hamalik, Kurikulum Dan Pembelajaran, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2011), hlm.57. 22 Nana Sudjana , Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2001), hlm. 28. 20
Metode Course Review Horay....................Lelya Hilda
71
nomor dan untuk siswa atau kelompok yang mendapatkan jawaban benar harus berteriak horay atau menyanyikan yel-yel kelompoknya. Pembelajaran kooperatif tersebut dapat digunakan oleh guru agar tercipta suasana pembelajaran di dalam kelas yang lebih meriah dan menyenangkan, sehingga para siswa merasa lebih tertarik dan bersemangat. Model pembelajaran kooperatif tipe course review horay merupakan salah satu pembelajaran kooperatif dimana kegiatan belajar mengajar dilakukan dengan cara pengelompokkan siswa ke dalam kelompok-kelompok kecil. Melalui pembelajaran kooperatif tersebut diharapkan dapat melatih siswa dalam menyelesaikan masalah dengan pembentukan kelompok kecil. Pembelajaran Course Review Horay adalah salah satu pembelajaran yang dapat men-dorong siswa untuk ikut aktif dalam belajar. Pembelajaran ini merupakan cara belajar-mengajar yang lebih menekankan pada pema-haman materi yang diajarkan guru dengan menyelesaikan soal atau pertanyaan. 23 Dalam aplikasinya pembelajaran Course Review Horay tidak hanya menginginkan siswa untuk belajar keterampilan dan isi akademik. Pembelajaran Course Review Horay juga melatih siswa untuk mencapai tujuan-tujuan hubungan sosial yang pada akhirnya mempengaruhi prestasi akademik siswa. Pembelajaran Course Review Horay dicirikan oleh struktur tugas, tujuan, dan penghargaan kooperatif yang melahirkan sikap ketergantungan yang positif di antara sesama siswa, Penerimaan terhadap perbedaan individu dan mengembangkan keterampilan bekerjasama antar kelompok. Kondisi seperti ini akan memberikan kontribusi yang cukup berarti untuk membantu siswa yang kesulitan dalam mempelajari konsep-konsep belajar, pada akhirnya setiap siswa dalam kelas dapat mencapai hasil belajar yang maksimal. Pada pembelajaran Course Review Horay aktivitas belajar lebih banyak berpusat pada siswa.24 Model pembelajaran course review horay merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif yang dirasakan dapat menciptakan suasana yang menyenangkan bagi siswa dalam mengikuti pelajaran dan dapat membantu siswa menumbuhkan kemampuan berpikir kritisnya. Ciri utama model pembelajaran course review horay adalah siswa yang terbagi dalam beberapa kelompok diminta untuk membuat lembar kerja dengan sembilan kotak bernomor acak dan berlomba mencapai pola tertentu untuk dapat meneriakkan “hore!”. Jadi, dengan 23
Harianto, “Pengaruh Strategi Pembelajaran Course Review Horay Menggunakan Puzzle Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Standar Kompetensi Menerapkan Dasar-Dasar Elek-tronika Di SMK”, Jurnal Pendidikan Teknik Elektro, Volume 02 Nomor 1, Tahun 2013, 401- 409. 24
Ibid
72
Forum Paedagogik Vol. 07 No.02 Juli 2015
diterapkannya model pembelajaran course review horay, siswa menjadi lebih tertarik dalam mengikuti pembelajaran.25 Dengan model course review horay, siswa dapat memahami materi yang telah diberikan dengan mudah. Pemahaman siswa tentang materi yang bersangkutan dievaluasi dengan cara menyenangkan, sehingga dapat meningkatkan semangat belajar siswa. Selain itu, model course review horay menerapkan pembelajaran sekaligus hiburan, dengan demikian siswa tidak mengalami kejenuhan dalam proses belajar. Hamid menjabarkan langkah-langkah model pembelajaran course review horay sebagai berikut. (1) guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai, (2) guru mendemonstrasikan/menyajikan materi sesuai TPK, (3) memberi kesempatan siswa untuk bertanya, (4) untuk menguji pemahaman, siswa disuruh membuat kotak 9/16/25 sesuai kebutuhan dan setiap kotak diisi angka sesuai dengan selera masing-masing siswa, (5) guru membacakan soal secara acak dan siswa menulis jawaban dalam kotak yang nomornya disebutkan guru dan langsung berdiskusi, kalau benar beri tanda (v) dan kalau salah beri tanda (x), (6) siswa yang sudah mendapat tanda (v) vertikal, horizontal atau diagonal harus segera berteriak horay! atau yel-yel lainnya, (7) nilai dihitung dari jawaban benar dan horay! yang diperoleh, (8) penutup.26 3. Tujuan Penerapan Model Course Review Horay a. Mendorong siswa untuk ikut aktif dalam belajar Model ini merupakan cara belajar-mengajar yang lebih menekankan pada pemahaman materi yang diajarkan guru dengan cara menyelesaikan soalsoal. Pada pembelajaran Course Review Horay aktifitas belajar lebih banyak berpusat pada siswa. Dalam hal ini pada proses pembelajaran guru hanya bertindak sebagai penyampai informasi, fasilitator dan pembimbing. Suasana belajar dan interaksi yang menyenangkan membuat siswa lebih menikmati pelajaran sehingga siswa tidak mudah bosan untuk belajar. b. Melatih siswa untuk mencapai tujuan-tujuan hubungan sosial yang pada akhirnya mempengaruhi prestasi akademik siswa
Pembelajaran Course Review Horay Terhadap Kemampuan Berfikir Kritis Mata Pelajaran IPS Siswa Kelas V SD di Gugus V Kecamatan Kediri , 25
Yanti, dkk., Pengaruh Model
(Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha, 2013), hlm.3. 26 Sholeh Hamid, Metode Edu Tainment, (Jogjakarta: Diva Press, 2011), hlm. 224.
Metode Course Review Horay....................Lelya Hilda
73
Pembelajaran melalui model ini dicirikan oleh struktur tugas, tujuan, dan penghargaan kooperatif yang melahirkan sikap ketergantungan yang positif diantara sesama siswa, penerimaan terhadap perbedaan individu dan mengembangkan keterampilan bekerjasama antar kelompok. Kondisi seperti ini akan memberikan kontribusi yang cukup berarti untuk membantu siswa yang kesulitan dalam mempelajari konsep-konsep belajar, pada akhirnya setiap siswa dalam kelas dapat mencapai hasil belajar yang maksimal. c. Membentuk sikap positif terhadap guru dan sekolah Tidak bisa dipungkiri adakalanya terdapat siswa yang tidak atau kurang menyenangi suatu mata pelajaran. Sehingga, konsekuensinya bidang studi yang dipegang seorang menjadi tidak disenangi. Bisa ditunjukkan dari sikap acuh tak acuh siswa ketika guru tersebut sedang menjelaskan materi pelajaran di kelas ketika mengajar, guru selalu duduk dengan santai di kelas tanpa memperdulikan tingkah laku siswa atau anak didiknya. Ini adalah jalan pengajaran yang sangat membosankan. Dalam hal ini guru gagal menciptakan suasana belajar yang membangkitkan kreatifitas dan kegairahan belajar siswa. Bila demikian terjadi, guru yang bersangkutan dapat mensiasati keadaan tersebut dengan pemilihan model belajar yang menyenangkan dan dapat menarik minat siswanya untuk ikut serta aktif dalam aktivitas belajar-mengajar.27 4. Media course review horay Media yang digunakan dalam penerapan model Course Review Horay adalah: 28 a. Buku kajian terkait materi yang diujikan b. Kolom/kotak-kotak kecil terkait materi yang diujikan. 5. Kemampuan Numerik Numerik adalah yang berwujud nomor (angka) atau sistem angka (adjektiva).29 Jadi kemampuan Numerik adalah kemampuan yang berkaitan dengan angka atau sistem yang berhubungan dengan kecermatan dan kecepatan dalam penggunaan fungsi-fungsi hitung dasar. Jika dipadukan dengan kemampuan mengingat, maka dapat mengungkap kemampuan intelektual 27
Mudjiono dan Dimyati, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rinieka Cipta, 2006), hlm.
28
M. Usman Basyirudin, Media Pembelajaran, (Jakarta: Ciputat Pers , 2002), hlm. 15. KBBI, dalam http://www,kamusbesar.com/27334/numerik, diakses tanggal 25 Juli 2012.
24. 29
74
Forum Paedagogik Vol. 07 No.02 Juli 2015
seseorang terutama kemampuan penalaran berhitung dan berfikir secara logis selain itu akan terlihat juga kemampuan kuantitatif, ketelitian, dan keakuratan individu dalam mengerjakan sesuatu. Ingatan akan pengetahuan yang sudah pernah dipelajari dibangku sekolah juga turut berperan saat individu menyelesaikan soal-soalnya. Kemampuan numerik dapat ditingkatkan dengan cara pembelajaran berupa permainan yang mengasah otak. Permainan tersebut dapat berupa pertanyaan-pertanyaan lisan dengan teknik kecepatan dalam menjawab. Pertanyaan hanya memerlukan tingkat dasar pendidikan agar berhasil menyelesaikan dan karena itu mengukur kemampuan penalaran numeric dari pada pencapaian pendidikan. Pertanyaaan bertujuan untuk mengukur pemahaman anda tentang hal-hal seperti nomor urut, transformasi numerik, hubungan antara angka dan kemampuan anda untuk melakukan perhitungan numerik. Tes kemampuan penalaran numerik mengharuskan anda untuk mengintepretasikan informasi yang diberikan dan kemudin menerapkan logika yang tepat untuk menjawab pertanyaan.30 Butir-butir soal tes kemampuan numerik dirancang untuk mengungkap pemahaman relasi angka dan mempermudah dalam menanganai konsep-konsep menurut angka. Masalah-masalah disusun dalam tipe soal yang biasanya disebut perhitungan aritmatik apa yang disebut dengan penalatan aritmatik. Ini didorong oleh adanya suatu keinginan untuk menghindari unsur-unsur bahasa yang biasanya berupa masalah penalaran aritmatik, dimana kemampuan membaca memiliki peran yang sangat berarti. Bentuk perhitungan memberikan keuntungan sehingga tidak akan merugikan sebagai suatu kemampuan angka. Tanpa adanya kepekaan terhadap bilangan, seseorang kemungkinan besar tertipu oleh harapan-harapan yang tidak realistis. Tanpa kepakaan terhadap bilangan, seseorang juga tidak dapat memahami permasalahan ekonomi, politik, dan sosial yang penting.31 Dalam sekolah kemampaun numerik sangatlah penting, kemampuan ini dapat diketahui melalui tes kemampuan numerik. Subtes kemampuan ini mengungkap bagaimana baiknya seseorang memahami ide-ide yang diekspresikan dalam bentuk angka-angka, dan bagaimana jelasnya seseorang dapat berpikir dan Dwi Sunar Prasetyono, Kiat-kiat dan Latihan-latihan Lengkap Psikotes Khusus Angka dan Matematika, (Yogyakarta: Flash Books, 2010), hlm 8. 31 Christine Sujana, Cara Mengembangkan Komponen Kecerdasan, (Yogyakarta: PT INDEKS, 2008), hlm. 44. 30
Metode Course Review Horay....................Lelya Hilda
75
menalar dengan angka-angka. Dengan demikian, tes kemampuan numerik adalah kemampuan peserta didik mengungkapkan kemampuan pserta didik menalar dengan angka-angka, menggunakan atau memanipulasi relasi dengan angka, dan menguraikan secara logis. Kemampuan angka khususnya penting, artinya dalam mata pelajaran sekolah menengah seperti kimia. Para peserta didik yang dapat mengerjakan tes ini dengan baik, juga memungkinkan kecenderungan dapat mengerjakan dengan baik perhitungan dan pengukuran yang bersifat umum di kantor-kantor, pabrik-pabrik dan toko-toko. Dari tes ini juga bermanfaat dalam pekerjaan seperti asisten laboratorium, pemegang buku, ahli statistik, juru ekspedisi, tukang kayu dan pembuat perabot/alat-alat.32 Siswa yang memiliki kemampuan numerik tinggi cenderung aktif dalam kegiatan pembelajaran, memiliki kemampuan pemecahan masalah, mengklasifikasikan dan mengkategorikan informasi, serta melakukan perhitungan matematika yang kompleks. Apabila dibandingkan dengan siswa yang memiliki kemampuan numerik rendah, cenderung pasif dalam kegiatan pembelajaran dan pesimis terhadap kemampuannya dalam memecahkan masalah. 6. Pelajaran Kimia Kimia adalah ilmu yang mencari jawaban atas apa, mengapa, dan bagaimana gejala-gejala alam yang berkaitan dengan komposisi, struktur dan sifat, perubahan, dinamika, dan energitika zat. Oleh sebab itu, mata pelajaran kimia mempelajari segala sesuatu tentang zat yang meliputi komposisi, struktur dan sifat, perubahan, dinamika, dan energitika zat yang melibatkan keterampilan dan penalaran. Ada dua hal yang berkaitan dengan kimia yang tidak bisa dipisahkan, yaitu kimia sebagai produk (pengetahuan kimia yang berupa fakta, konsep, prinsip, hukum, dan teori) dan kimia sebagai proses yaitu kerja ilmiah.33 Adapun menurut Keenan ilmu kimia mempelajari bangun (struktur) materi dan perubahan-perubahan yang dialami materi dalam proses-proses alamiah maupun dalam eksperimen yang direncanakan. Melalui kimia, kita mengenal susunan (komposisi) zat dan penggunaan bahan-bahan kimia, baik alamiah maupun buatan, dan mengenal proses-proses penting pada makhluk Dewa Ketut Sukardi, Analisis Tes Psikologis Teori dan Praktik dalam Penyelenggaraan Layanan dan Bimbingan Konseling di Sekolah, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2009), hlm. 120. 33 E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan, (Bandung: Remaja Rosdakarya Offset, 2006), hlm. 132-133. 32
76
Forum Paedagogik Vol. 07 No.02 Juli 2015
hidup, termasuk tubuh kita sendiri. 34Mata pelajaran kimia diklasifikasikan sebagai mata pelajaran yang cukup sulit bagi sebagian siswa SMA/MA. 35 Kesulitan ilmu kimia ini terkait dengan ciri-ciri ilmu kimia itu sendiri yaitu sebagian besar ilmu kimia bersifat abstrak sehingga diperlukan suatu media pembelajaran yang dapat lebih mengkonkritkan konsep-konsep yang abstrak tersebut, ilmu kimia yang dipelajari merupakan penyederhanaan dari ilmu yang sebenarnya, ilmu kimia berkembang dengan cepat, ilmu kimia tidak hanya sekedar memecahkan soal-soal, dan beban materi yang harus dipelajari dalam pembelajaran kimia sangat banyak. Pembelajaran kimia di sekolah dewasa ini, tidak sesuai dengan yang diharapkan, apabila dikaitkan dengan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran kimia. Banyak siswa yang mempunyai kemampuan menghapal materi yang diterima dengan baik, tetapi mereka tidak memahami secara mendalam apa yang mereka hapalkan khususnya bagi pelajaran kimia yang umumnya bersifat abstrak, dan siswa tidak mengetahui apa pentingnya mereka mempelajari kimia untuk diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini disebabkan karena penggunaan sistem pembelajaran yang tradisional yaitu siswa hanya diberi pengetahuan secara lisan (ceramah) tanpa menggunakan media sehingga siswa menerima pengetahuan secara abstrak (hanya membayangkan) tanpa mengalami atau melihat sendiri. Pada konsep kimia yang kebanyakan bersifat abstrak dan kebanyakan juga perhitungan yang mana guru selalu menyajikan materi kimia dengan menggunakan ceramah saja tanpa menghubungkan dengan kehidupan sehariharidan lingkungan kehidupan. Sehingga bagi siswa pelajaran kimia itu cenderung tidak bermakna dan menakutkan. Dari berbagai pandangan tersebut, banyak terjadi miskonsepsi ataukesalahan konsep pada diri siswa walaupun mereka belum pernah mempelajari mata pelajaran tersebut. Hal tersebut menyebabkan siswa menjadi kurang berminat untuk mempelajari kimia dan timbul kemalasan dalam diri siswa. Dari pandangan yang berbeda-beda tersebut guru harus mampu membuat siswa mau belajar, agar proses belajar mengajar dapat berlangsung dengan baik. Oleh karena itu, agar memudahkan guru memasukkan pelajaran kimia kedalam otak siswa, guru harus mampu mengubah konsep dasar siswa tentang pelajaran kimia. Guru sebagai motor atau penggerak proses belajar mengajar harus mampu Keenan, dkk., Kimia Untuk Universitas, (Erlangga: Jakarta, 1984), hlm. 2. Kasmadi Imam Supardi dan Indraspuri Rahning Putri, “Pengaruh Penggunaan Artikel Kimia Dari Internet Pada Model Pembelajaran Creative Problem Solving Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa SMA”, Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, Vol . 4, No.1, 2010, hlm. 574. 34 35
Metode Course Review Horay....................Lelya Hilda
77
memimpin siswa dalam proses belajar mengajar didalam kelas. Pada proses belajar mengajar guru adalah pendidikan yang berperan menyiapkan bahan pembelajaran, member motivasi, dan pemberi inspirasi pada siswa, menyiapkan metode belajar karena guru adalah pusat belajar siswa dalam kelas. Sehingga keinginan siswa untuk belajar adalah kunci utama keberhasilan proses pembelajaran. Menurut E. Mulyasa mata pelajaran kimia bertujuan agar siswa memiliki kemampuan sebagai berikut: 36 a. membentuk sikap positif terhadap kimia dan menyadari keteraturan dan keindahan alam serta mengagungkan kebesaran Tuhan Yang Maha Esa b. memupuk sikap ilmiah yaitu jujur, objektif, terbuka, ulet, kritis, dan dapat bekerja sama dengan orang lain c. memperoleh pengalaman dalam menerapkan metode ilmiah melalui percobaan atau eksperimen, dimana siswa melakukan pengujian hipotesis dengan merancang percobaan melalui pemasangan instrumen, pengambilan, pengolahan, dan penafsiran data, serta menyampaikan hasil percobaan secara lisan dan tertulis d. meningkatkan kesadaran tentang terapan kimia yang dapat bermanfaat dan juga merugikan bagi individu, masyarakat, dan lingkungan serta menyadari pentingnya mengelola dan melestarikan lingkungan dan kesejahteraan masyarakat e. memahami konsep, prinsip, hukum, dan teori kimia serta saling keterkaitannya dan penerapannya untuk menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari dan teknologi. Penutup Pelajaran Kimia merupakan salah pelajaran yang banyak hitungmenghitung. Kemampuan numerik siswa sangat dibutuhkan dalam pelajaran ini. Salah satu yang dapat dilakukan adalah dengan menerapkan metode pembelajaran course review horay adalah salah satu metode cooperative learning dengan pengujian pemahaman siswa menggunakan soal dimana jawaban soal yang benar diberi tanda pada kotak yang telah dilengkapi nomor dan untuk siswa atau kelompok yang mendapatkan jawaban benar harus berteriak horay atau E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan. Op. Cit., hlm. 133-134. 36
78
Forum Paedagogik Vol. 07 No.02 Juli 2015
menyanyikan yel-yel kelompoknya. Dengan metode ini diharapkan siswa akan lebih berfikir kritis dan memiliki semangat untuk belajar. Referensi Agus Suprijono, Cooperative Learning Teori dan Aplikasi Paikem , Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010. Al-Imam Abu Abdullah Muhammad bin Ismail, Shahih Al-Bukhari, Semarang: Thoha Putra, t.th. Christine Sujana, Cara Mengembangkan Komponen Kecerdasan, Yogyakarta: PT Indeks, 2008. Dalyono, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 2010. Departemen Agama RI, Alqur’an dan Terjemahannya, Bandung: CV Penerbit Diponegoro, 2004. Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2006. Dewa Ketut Sukardi, Analisis Tes Psikologis Teori dan Praktik dalam Penyelenggaraan Layanan dan Bimbingan Konseling di Sekolah, Jakarta: PT Rineka Cipta, 2009. Dwi Sunar Prasetyono, Kiat-kiat dan Latihan-latihan Lengkap Psikotes Khusus Angka dan Matematika, Yogyakarta: Flash Books, 2010. Mulyasa, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, Bandung: PT. Rosdakarya, 2010. ______, Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan. Bandung: Remaja Rosdakarya Offset, 2006. Harianto, “Pengaruh Strategi Pembelajaran Course Review Horay Menggunakan Puzzle Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Standar Kompetensi Menerapkan Dasar-Dasar Elek-tronika Di SMK. Jurnal Pendidikan Teknik Elektro”, Volume 02 Nomor 1, Tahun 2013 Isjoni dan Mohd. Arif Ismail, Model-model Pembelajaran Mutakhir Perpaduan Indonesia-Malaysia, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008. Kasmadi Imam Supardi dan Indraspuri Rahning Putri, “Pengaruh Penggunaan Artikel Kimia Dari Internet Pada Model Pembelajaran Creative Problem Solving Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa SMA”, Jurnal Inovasi Pendidikan Kimia, Vol . 4, No.1, 2010. KBBI, dalam http://www,kamusbesar.com/27334/numerik, diakses tanggal 25 Juli 2015.
Metode Course Review Horay....................Lelya Hilda
79
Keenan, dkk., Kimia Untuk Universitas, Erlangga: Jakarta, 1984. Mardiyanto, Psikologi Pendidikan Landasan Untuk Pengembangan Strategi Pembelajaran, Medan: Perdana Publishing, 2013. Miftahul Huda, Cooperative Learning , Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2013. M. Ngalim Purwanto, Psikologi Pendidikan Bandung: Remaja Rosda Karya, 2007. Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002. M. Usman Basyirudin, Media Pembelajaran, Jakarta: Ciputat Pers , 2002. Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2001. Nasution, S., Berbagai Pendekatan Dalam Proses Belajar Mengajar, Jakarta: PT Budi Aksara, 1992. Oemar Hamalik, Kurikulum Dan Pembelajaran, Jakarta: PT Bumi Aksara, 2011. Puput Hermawan, Pengaruh Model Kooperatif Tipe Course Rivew Horay (CRA) Terhadap Hasil Belajar IPA, Makalah Surakarta: Universitas Sebelas Maret, 2012. Sardiman, Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2014. Slameto, Belajar dan Faktot-Faktor yang Mempengaruhinya, Jakarta: Rineka Cipta, 2010. Sholeh Hamid, Metode Edu Tainment, Jogjakarta: Diva Press, 2011. Yanti, dkk., Pengaruh Model Pembelajaran Course Review Horay Terhadap
Kemampuan Berfikir Kritis Mata Pelajaran IPS Siswa Kelas V SD di Gugus V Kecamatan Kediri, Singaraja: Universitas Pendidikan Ganesha, 2013.
.