METODA PENDEKATAN KUANTITATIF SEBAGAI DASAR EVALUASI PEMBANGUNAN JARINGAN JALAN: STUDI KASUS DI WILAYAH DKI-JAKARTA1 Ofyar Z. Tamin2 Harmein Rahman ABSTRAK Kondisi jaringan jalan di kota-kota besar di Indonesia pada umumnya serta pulau Sumatera dan Jawa pada khususnya, dewasa ini telah mencapai suatu tahapan kemajuan dengan kompleksitas permasalahan yang semakin tinggi. Untuk itu diperlukan suatu sikap antisipatif dari pihak-pihak yang terkait dalam perencanaan jaringan jalan, untuk dari hari ke hari mempersiapkan metoda-metoda perencanaan dengan model-model yang semakin baik dan sesuai serta dapat mewakili kondisi spesifik yang dimiliki oleh kota-kota besar tersebut. Metoda perencanaan yang baik dan dapat mengakomodasikan permasalahan yang ada, tentunya merupakan hasil dari penyempurnaan bertahap dari perencanaan terdahulu dengan mempergunakan ‘feed-back’ dari hasil evaluasi kondisi setelah jaringan jalan tersebut beroperasi. Banyak metoda dan teori disampaikan sehubungan dengan evaluasi terhadap pembangunan jaringan jalan, namun sebagian metoda yang ditawarkan merupakan metoda evaluasi kualitatif, yang tidak atau kurang dapat memberikan ilustrasi, terutama tentang biaya dan keuntungan yang ada akibat suatu proses pembangunan jaringan jalan, yang diharapkan menjadi ‘feed-back’ bagi penyempurnaan proses perencanaan selanjutnya. Pada makalah ini kami bermaksud mengajukan suatu metoda pendekatan kuantitatif sebagai dasar evaluasi dari pembangunan ruas jalan dengan mempergunakan alat bantu komputer dengan perangkat lunak MOTORS. Dalam hal ini paket program tersebut dipergunakan sebagai alat bantu simulasi, dalam berbagai kondisi jaringan jalan sesuai dengan skenario yang ada. Hal lain yang patut menjadi perhatian disini, ialah bahwa selain diharapkan menjadi bahan pertimbangan bagi perencanaan jangka panjang selanjutnya, metoda evaluasi ini juga dapat mengidentifikasi permasalahan yang timbul akibat suatu proses pembangunan jaringan jalan, sehingga dapat diambil langkahlangkah pemecahan masalah yang timbul, baik yang bersifat jangka pendek, menengah maupun jangka panjang.
I.
PENDAHULUAN
Sistem transportasi yang berkualitas baik akan dapat meningkatkan efisiensi dan efektifitas dari penggunaan sumber daya baik manusia maupun alam, yang selanjutnya akan dapat memacu pertumbuhan ekonomi. Demikian fenomena yang terjadi di dunia pada saat ini yang menuntut suatu kondisi pergerakan (barang, jasa dan informasi) yang lancar, aman, cepat dan dengan biaya yang relatif rendah. 1 2
Dipresentasikan pada Konferensi Regional Teknik Jalan ke-4 di Padang, Juli 1995. Laboratorium Teknik Lalu-Lintas, Jurusan Teknik Sipil ITB 1
Untuk memenuhi tuntutan tersebut, dengan memperhatikan kondisi spesifik dari pembangunan sistem jaringan transportasi (biaya tinggi dan waktu lama), tentunya dibutuhkan suatu perencanaan sistem yang didukung oleh suatu metoda evaluasi yang baik, dalam arti: -
mengakomodasi permasalahan yang ada; mengakomodasi perkembangan dari permasalahan yang ada pada saat sekarang dan pada masa yang akan datang; membutuhkan waktu yang pendek dalam proses evaluasi; membutuhkan biaya yang rendah dalam proses evaluasi (low cost); dan memberikan keluaran secara kuantitatif.
Hasil evaluasi ini selanjutnya dapat dipakai sebagai dasar identifikasi kekurangsempurnaan bahkan kesalahan, dari perencanaan dan pelaksanaan proyek terdahulu, disamping itu dapat pula dijadikan tolok ukur kelayakan (keuntungan serta kerugian) dari pembangunan suatu proyek transportasi. Sebagai contoh kondisi pertumbuhan ekonomi wilayah Indonesia yang demikian pesatnya, dimungkinkan oleh karena tersedianya sarana dan prasarana transportasi yang memadai baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Yang dimaksudkan dengan istilah memadai disini ialah: cukup dalam memenuhi kebutuhan pergerakan wilayah tertentu yang tentunya berbeda dengan kebutuhan pergerakan wilayah lainnya di Indonesia. Di samping perbedaan kebutuhan yang merupakan fungsi dari kuantitas dan kualitas pergerakan yang ada, potensi jaringan transportasi ‘eksisting’ pada suatu daerah serta faktor lain, seperti faktor alam dan lingkungan juga memberikan kontribusi yang tidak sedikit pada kondisi kinerja dari suatu jaringan transportasi. Untuk kondisi Pulau Sumatera misalnya dapat diidentifikasi bahwa pergerakan yang terjadi adalah sebagian besar pergerakan barang, baik hasil bumi maupun pertambangan, yang menuntut suatu jaringan transportasi ‘heavy duty’ dengan tingkat kenyamanan yang tidak terlalu tinggi (moderat). Kondisi alam yang sebagian besar berbukit-bukit pada sisi Barat dan cenderung datar pada sisi Timur, dengan jarak antar pusat kegiatan yang relatif jauh, namun telah memiliki fasilitas pendukung (misal: listrik dan telekomunikasi) yang relatif baik, memberikan gambaran tentang spesifikasi dari sistem jaringan transportasi yang paling baik untuk diterapkan di Pulau Sumatera. Namun demikian, masih timbul suatu pertanyaan tentang kondisi jaringan dengan tingkat pelayanan yang diberikan, ditinjau dari sisi optimalisasi alokasi dana yang berhubungan erat dengan proses perencanaan dan evaluasi kinerja jaringan transportasi. Pada kesempatan ini akan dikemukakan suatu metode pendekatan alternatif evaluasi terhadap suatu kebutuhan pergerakan dalam wilayah terbatas dengan memanfaatkan model pergerakan dalam kondisi keseimbangan (equilibrium) serta model-model pergerakan lain yang telah dikembangkan sebelumnya. Adapun hasil yang diberikan oleh metode ini ialah suatu ilustrasi beban yang akan dialami oleh jaringan jalan secara kuantitatif, pada berbagai (adjustable) kondisi jaringan serta tata guna lahan. Penekanan pada kata-kata beban dan kuantitatif sesungguhnya adalah sesuai dengan tujuan utama pengembangan metode ini, yang diharapkan lebih dapat berarti sebagai masukan pada tahap perencanaan selanjutnya. Perkembangan kondisi jaringan transportasi yang sudah sedemikian ruwetnya dewasa ini, tentunya menuntut suatu perangkat (tools) yang dapat melakukan proses-proses 2
perhitungan kondisi keseimbangan (equilibrium) secara berulang-ulang dan dalam skala yang relatif sangat besar. Dalam hal ini penggunaan komputer sebagai media komputasi, menjadi pilihan utama yang dirasakan sesuai dengan jenis dan beban pekerjaan yang ada. 2.
METODA EVALUASI
Dalam usaha untuk mendapatkan suatu metoda evaluasi kuantitatif yang efisien dan efektif maka sangat diperlukan adanya suatu usaha untuk menggunakan informasi dan data yang ada seoptimal mungkin dan suatu proses komputasi yang semurah dan secepat mungkin yang hanya dapat dilakukan dengan alat bantu komputer. Secara diagramatis metoda evaluasi kuantitatif yang diusulkan terlihat pada gambar 1 sebagai berikut:
a.
Survey Sekunder Identifikasi Potensi Daerah Kajian Sistem Kegiatan (Master Plan)
b. c1.
Peramalan Kebutuhan Pergerakan
Identifikasi Sistem Jaringan
Paramater Kinerja Jaringan Jalan dan Pergerakan lain
c2.
Simulasi Jaringan dengan Program MOTORS
Estimasi Kondisi Jaringan dengan dan tanpa perbaikan jaringan (network improving)
Penentuan Daerah Pengaruh
Identifikasi Kinerja pada Daerah Pengaruh
d.
Evaluasi Sistem Jaringan, dan Pergerakan Lalu lintas dengan atau tanpa perbaikan jaringan (network improving)
Gambar 1: Bagan Alir Proses Evaluasi Kuantitatif 3
Dengan melihat metodologi diatas, secara garis besar terdiri atas 6 kegiatan yaitu: a.
Persiapan survai
Pokok pekerjaan yang dilakukan adalah berupa: -
Persiapan dasar berupa studi literatur dan penelaahan materi yang tertuang di RUTR. Persiapan teknis berupa penyiapan peta dan persiapan pekerjaan lapangan. Pengumpulan laporan, studi-studi dan peraturan terkait yang pernah dilakukan. Mengidentifikasi kebutuhan data penunjang tambahan (bila diperlukan). Identifikasi potensi daerah sebagai bahan dalam peramalan kebutuhan pergerakan.
b.
Identifikasi jaringan jalan
Hal ini meliputi: -
Fungsi penggunaan jaringan jalan baru dan jaringan jalan disekitarnya yang terkena dampak. Identifikasi kondisi jaringan jalan menyangkut lebar jalan, geometrik, keadaan perkerasan kemampuan untuk dilalui kendaraan dan tata guna tanah sepanjang jaringan jalan tersebut. Mengenali arus lalu-lintas baik kendaraan bermotor maupun tidak bermotor, tempat parkir, daya tampung yang ada yang melalui jaringan jalan tersebut.
C1. Penentuan parameter kinerja sebagai dasar evaluasi Pada tahapan ini dilakukan penentuan berupa parameter-parameter yang menggambarkan kinerja (LOS: Level Of Service) dari sebuah potongan jalan dari hasil survai, studi terdahulu serta literatur yang dipakai pada studi ini. Parameter yang dimaksudkan yaitu: -
VCR Speed
: Volume-Capacity Ratio : Kecepatan kendaraan pada sebuah potongan jalan
C2. Simulasi jaringan dengan program MOTORS Setelah seluruh data tentang jaringan jalan terkumpul, dilakukan penyusunan database sebagai bahan masukan program MOTORS. Adapun penyusunan database jaringan jalan tersebut dilakukan untuk 2 (dua) kondisi yaitu: -
Kondisi tanpa perbaikan jaringan (without network improving) Kondisi dengan perbaikan jaringan (with network improving)
Sementara itu juga dilakukan identifikasi terhadap daerah pengaruh dari setiap jalan yang dibangun. Adapun yang dimaksud dengan daerah pengaruh disini ialah daerah dimana jalanjalan yang berada didalamnya mengalami perubahan kinerja (membaik maupun memburuk) akibat pembangunan sebuah jalan tertentu. Setelah kedua item pekerjaan diatas selesai dilakukan, proses selanjutnya ialah mengidentifikasi kinerja dari jalan-jalan yang berada dalam daerah pengaruh dari hasil estimasi jaringan oleh program MOTORS. 4
Program MOTORS itu sendiri sebenarnya adalah suatu perangkat lunak yang menggunakan pemodelan Pergerakan Dalam Kondisi Keseimbangan sebagai dasar simulasinya. Modelmodel yang digunakan dalam rangkaian program MOTORS ini memungkinkan pengguna untuk mengkalibrasi model secara lebih cepat dengan data-data yang terbatas. Paket ini dikembangkan dengan memanfaatkan sepenuhnya kemampuan mikro-komputer untuk berinteraksi dengan pemakai komputer. Dengan spesifikasi tersebut tujuan penggunaan program ini dapat dipenuhi sebagai berikut: -
menghindari pemborosan waktu dan biaya; mudah digunakan; mendapatkan kegunaan penuh dari mikro-komputer, untuk keperluan simulasi sebagai dasar evaluasi.
d.
Pekerjaan Evaluasi
Hal ini meliputi: -
Penilaian terhadap kinerja kondisi jaringan jalan dan daerah sekitar, dalam sistem pergerakan lalu-lintas. Penilaian terhadap faktor fisik dasar dengan mengukur daya tampung ruang serta melihat keterbatasan-keterbatasan pada jaringan jalan. Penilaian terhadap tingkat pelayanan jaringan jalan yang ada dan tingkat pelayanan yang diharapkan sesuai dengan fungsi dan kondisi jaringan jalan tersebut. Analisa peramalan arus lalu-lintas pada jaringan jalan.
Analisa yang dilakukan atas data-data lapangan yang sudah dikompilasi dan dikaitkan dengan informasi masa lalu dan keadaan sekarang. Hal ini diperlukan dalam mengetahui keadaan sekarang dan mengantisipasi tingkat pelayanan jaringan jalan pada masa mendatang. Hal yang dilakukan pada tahap ini ialah : -
Melakukan simulasi karakteristik pergerakan lalu-lintas dengan menggunakan jasa paket program MOTORS. Menganalisis keluaran program MOTORS tersebut dan mencari alternatif pemecahan masalah untuk ruas jalan.
Kiranya perlu dikemukakan disini bahwa, apabila diperlukan proses pre-evaluasi terhadap kondisi masa yang akan datang, maka pertumbuhan lalu lintas yang digunakan hendaknya bukan hanya merupakan fungsi dari pertumbuhan normal. Pertumbuhan lalu lintas yang diberikan hendaknya juga merupakan fungsi dari perkembangan dan fluktuasi Tata Guna Lahan. Hasil dari suatu proses evaluasi tentunya sebagian besar bahkan seluruhnya sangat ditentukan oleh kualitas dan kuantitas dari informasi yang ada. Oleh sebab itu pada metode ini dilakukan suatu proses tambahan, yaitu ekstraksi dan visualisasi data hasil keluaran program MOTORS dalam bentuk peta-peta kinerja jaringan dalam berbagai kondisi simulasi. Untuk melaksanakan proses terakhir ini dipergunakan suatu alat bantu berupa perangkat lunak MAPInfo yang dapat melakukan proses-proses pembangunan suatu ‘peta pintar’ (Intelligent Map) berbasis data hasil keluaran program MOTORS.
5
e.
Penyusunan Rancangan Rencana
Hal ini meliputi: -
Menentukan strategi pemecahan masalah terbaik berdasarkan hasil pemodelan simulasi karakteristik arus lalu-lintas. Membuat skala prioritas atas usulan-usulan tersebut baik untuk usulan jangka pendek maupun usulan jangka panjang.
3.
PROGRAM MOTORS
3.1
Tujuan
Metoda evaluasi kuantitatif ini akan dilakukan dengan mempergunakan perangkat komputer sebagai alat bantu dalam melakukan proses simulasi. Adapun perangkat lunak yang akan dipergunakan ialah paket program MOTORS, yaitu suatu paket program yang terintegrasi dengan paket-paket program mikro-komputer lainnya. Paket program ini menyediakan fasilitas-fasilitas yang dapat digunakan untuk menganalisis masalah-masalah dalam perencanaan transportasi. Program MOTORS menggunakan pemodelan sebagai dasar simulasinya. Model-model yang digunakan dalam rangkaian program MOTORS ini memungkinkan pengguna untuk mengkalibrasi model secara lebih cepat dengan data-data yang terbatas. Paket ini dikembangkan dengan memanfaatkan sepenuhnya kemampuan mikro-komputer untuk berinteraksi dengan pemakai komputer. Dengan spesifikasi tersebut tujuan penggunaan program ini dapat dipenuhi sebagai berikut: -
menghindari pemborosan waktu dan biaya; mudah digunakan; mendapatkan kemampuan penuh dari mikro-komputer dalam proses simulasi.
3.2
Sasaran
Sasaran dari model ini adalah untuk mengontrol persiapan jaringan jalan, membangun definisi jaringan jalan, menyediakan beberapa informasi yang berguna dari gambar jaringan jalan seperti biaya perjalanan (trip cost), biaya minimum 'tree building', dan untuk mengetahui ruas yang dilalui oleh setiap pergerakan berikut pembebanannya yang berasal dari matriks asal tujuan hasil observasi. 3.3
Kerangka Program
Sebagai dasar simulasi dalam rangkaian paket program MOTORS digunakan model-model yang dapat dikelompokkan dalam 3 kategori utama, yaitu: a. b. c.
Model Permintaan (Demand Models) Model Matriks (Matrix Manipulation Models) Model Pembebanan Lalu-Lintas (Traffic Assignment Models)
Model-model diatas terbagi kembali kedalam beberapa sub-model. Dalam studi ini, model yang digunakan untuk keperluan pengolahan data adalah model pembebanan lalu-lintas jalan raya 6
(traffic assignment model) yang mempunyai keterkaitan yang erat untuk merancang sistem jaringan jalan. Kerangka dari paket program MOTORS ini dapat dijelaskan berikut ini (lihat gambar 2): LINK RECORD
P 10 NETWORK CHECK
P 20 NETWORK BUILD
HIGHWAY GENERATION COST
P 40 TREE RECORD BUILD
MIN PATH ROUTE
P 50 COST MATRIX BUILD
HIGHWAY GENERATION COST ESTIMATE
MATRIX OBSV. T. C. OBSV.
M 20 MAXIMUM ENTROPY MATRIX ESTIMATE
ESTIMATE / MODIFIED OD MATRIX
P 80 EQUILIBRIUM ASS. METHOD
NET WORK ESTIMATE
Gambar 2: Bagan Alir Paket Program MOTORS 7
P10:
Mengontrol data mentah (raw data) jaringan jalan di wilayah studi sehingga sesuai (compatible) dengan format paket program MOTORS, mencek ruas data yang salah, data fisik yang hilang serta sistem 1 arah atau 2 arah. Fungsi program ini mengedit ‘data link record’ untuk input pada program P20.
P20:
Membangun database jaringan jalan sesuai dengan format paket program MOTORS. Dalam hal ini memberikan nomor yang berurut untuk tiap ruas, mengkalkulasi 'link time', panjang dan kecepatan serta menghasilkan file baru yang sesuai untuk input pada program selanjutnya (P40).
P40:
Membentuk 'tree building' biaya minimum dari perhtiungan lintasan minimum pada sistem jaringan transportasi dari setiap asal ke setiap tujuan. Program ini dapat membuat 'tree building' berdasarkan waktu, jarak atau kombinasi linear dari keduanya (generalised cost).
P50:
Membentuk matriks biaya perjalanan (travel cost matrix) dari setiap asal ke setiap tujuan pada jaringan transportasi yang sudah dihasilkan pada program P40.
M20:
Membentuk matriks asal-tujuan dengan menggunakan informasi data volume arus lalulintas pada ruas jalan dengan menggunakan pendekatan ME2 (Maximum Entropy Matrix Estimation).
P80:
Membebankan matriks asal-tujuan (hasil M20) ke jaringan jalan dengan menggunakan iterasi secara otomatis agar mencapai kondisi keseimbangan (equilibrium assignment) dalam kondisi ruas jalan yang dibatasi kapasitas (capacityrestrained). Arus pada setiap ruas jalan menunjukkan pembebanan yang berasal dari total matriks asal-tujuan.
GATEWAY
ZONACENTROID (ZONA )
1 2
RUAS/ LINK
4 3 CENTROID CONNECTOR 5 6
NODE
CORDON LINE
Gambar 3: Contoh Representasi Wilayah Studi Selain itu, wilayah studi untuk keperluan penggunaan paket program MOTORS perlu penyederhanaan. Upaya tersebut dilakukan untuk proses input data kedalam pemrograman komputer. Elemen dasar dari penyederhanaan ini adalah zona dan pusat zona. Diasumsikan 8
bahwa seluruh perjalanan yang diperlukan untuk suatu studi transportasi, terkonsentrasi pada suatu luas wilayah tertentu yang dalam penggambarannya dibatasi oleh garis yang mengelilingi wilayah yang dinamakan dengan garis kordon. Gambar 3 memperlihatkan suatu contoh jaringan jalan yang sederhana dari suatu wilayah studi yang terdiri atas ruas-ruas untuk mewakili jalan-jalan pada wilayah studi tersebut. Setiap noda dan pusat zona diberi nomor tertentu. 'Centroid connector' adalah tipe lain dari ruas yang menghubungkan pusat zona dengan jaringan jalan. Jaringan jalan yang merupakan data utama dalam menjalankan rangkaian paket program MOTORS mengandung beberapa istilah. 4.
STUDI KASUS JAKARTA
Sebagai studi kasus, pada kesempatan ini disampaikan hasil evaluasi terhadap pembangunan prasarana jalan di wilayah DKI-Jakarta selama Pelita V. Hal ini dilakukan mengingat kondisi jaringan jalan DKI-Jakarta yang dapat mewakili permasalahan yang ada, dengan kondisi kompleksitas jaringan yang tinggi, baik dalam sisi tuntutan kualitas pelayanan maupun kuantitasnya. Sesuai dengan arahan dalam Rencana Umum Tata Ruang DKI-Jakarta sampai dengan tahun 2005, maka kebijaksanaan pembangunan jalan-jalan baru selama Pelita V ini telah diarahkan pada arah koridor Barat-Timur Jakarta. Tabel 1 memberikan gambaran statistik kuantitas jalan secara hierarkis dalam jaringan jalan DKI-Jakarta. Diharapkan dengan pembangunan jalan baru/pelebaran ataupun pembangunan flyover dan underpass pada Pelita V dapat memecahkan sebagian problem kemacetan yang banyak melanda wilayah DKI -Jakarta. Hierarki Jalan Jalan Arteri-Kolektor Jalan Akses/Lokal
Panjang Jalan (km) 1350 4150
Tabel 1: Statistik Jaringan Jalan DKI-Jakarta secara Hierarkis Sebagian permasalahan tersebut nampaknya sekarang sudah dapat teratasi dengan baik, disamping timbulnya beberapa permasalahan baru. Sehingga beberapa pertanyaan mendasar timbul, seperti: 1.
Apakah terjadi perbaikan kondisi akibat pembangunan prasarana?
2.
Berapa keuntungan dari hasil pembangunan prasarana tersebut dibandingkan dengan biaya yang telah dikeluarkan pemerintah (atau swasta)?
3.
Apakah efek pembangunan prasarana tersebut menimbulkan permasalahanpermasalahan baru?
Atau sebagai dasar evaluasi tentunya akan timbul suatu pertanyaan: 4.
Bagaimana/apa yang terjadi pada kondisi sekarang, bila pembangunan jalan tersebut tidak dilaksanakan sama sekali?
9
Untuk dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, dilakukan suatu penyusunan model-model pembebanan terhadap jaringan jalan sepereti terlihat pada gambar 4 sebagai berikut: Kondisi Jaringan tanpa Pembanguan
Estimasi Kondisi Pergerakan Sekarang dalam Jaringan tanpa Pembangunan
Beban Pegerakan Sekarang
Kondisi Jaringan dengan Pembanguan
Estimasi Kondisi Pergerakan Sekarang dalam Jaringan dengan Pembangunan
Beban Pergerarkan Sekarang
EVALUASI KINERJA DAN REKOMENDASI
Gambar 4: Bagan Alir Proses Simulasi dari Metoa Analisis Kuantitatif Alat bantu utama yang dipergunakan dalam pemodelan pergerakan disini ialah suatu perangkat lunak MOTORS, seperti telah dijelaskan pada bagian terdahulu, yang memberikan keluaran (output) berupa angka-angka yang kurang informatif. Oleh sebab itu dilakukan proses ekstraksi terhadap informasi hasil keluaran MOTORS tersebut kedalam sebuah peta elektronis dengan bantuan perangkat lunak MAPInfo. Hasil peta tersebutlah yang kemudian dijadikan dasar evaluasi sesuai permasalahan yang akan ditinjau. 5.
KESIMPULAN DAN SARAN
Makalah telah menjelaskan suatu metoda analisis kuantitatif sebagai dasar evaluasi dari pembangunan prasarana jalan dengan mempergunakan alat bantu komputer serta perangkat lunak MOTORS. Dalam hal ini paket program tersebut dipergunakan sebagai alat bantu simulasi untuk berbagai kondisi jaringan jalan sesuai dengan skenario. Sebagai studi kasus, disampaikan hasil evaluasi terhadap pembangunan prasarana jalan di wilayah DKI-Jakarta selama Pelita V. Terlihat bahwa secara ‘kuantitatif’ dan ‘visual’ terlihat dampak positif dan negatif dari hasil pembangunan prasarana jaringan jalan yang telah dilakukan selama Pelita V dari tahun ke tahun sehingga pihak pengambil kebijaksanaan atau 10
para perencana jaringan dapat mengambil segera suatu langkah antisipatif dalam menanggulangi permasalahan transportasi agar tidak terjadi kondisi yang semakin parah. Selain diharapkan menjadi bahan pertimbangan bagi perencanaan jangka panjang selanjutnya, metoda evaluasi ini juga dapat mengidentifikasi permasalahan lain yang timbul akibat suatu proses pembangunan jaringan jalan, sehingga dapat diambil langkah-langkah pemecahan masalah yang timbul baik yang bersifat jangka pendek, menengah maupun jangka panjang. Tambahan lain, informasi yang didapatkan dapat juga digunakan untuk mengevaluasi kembali program ‘rolling plan’ yang telah dibuat sehingga didapat program ‘modified rolling plan’ yang sudah memperhitungkan hal-hal yang tidak diperkirakan sebelumnya. DAFTAR PUSTAKA [1]
Atkin, S.T. (1987). The Crisis for Transportation Planning Modelling. Transport Reviews, Vol 7(4), pp 307−325.
[2]
Black, J.A. (1981). Urban Transport Planning : Theory and Practice. London.
[3] Bruton, M.J. (1985). Introduction to Transportation Planning. Third Edition, Hutchinson & Co. [4] ITE (1982). Transportation and Traffic Engineering Handbook. Second Edition, Prentice Hall, New Jersey. [5] Manheim, M.L. (1979). Fundamentals of Transportation Systems Analysis, Volume 1: Basic Consept. MIT Press. [6] Morlok, E.K. (1988). Pengantar Teknik dan Perencanaan Transportasi (terjemahan). Penerbit Erlangga. [7]
Steer, Davies and Gleave Ltd. (1984). MOTORS Transportation Suite, User Manual, London.
[8] Tamin, O.Z. (1988). The Estimation of Transport Demand Models From Traffic Counts. PhD thesis, University of London. [9] Tamin, O.Z. (1988). Transport Demand Model Estimation From Traffic Counts. Proceedings of the 20th Universities Transport Studies Group Annual Conference, University College London, London. [10] Tamin, O.Z. and Soegondo, T. (1989). Modelling Freight Demand From Traffic Counts: A Case Study in Bali. Proceedings of the 5th World Conference on Transport Research (WCTR), Yokohama, Japan. [11] Tamin, O.Z. et al (1989). Simplified Methods Based on Traffic Counts for Estimating O-D Matrices for Developing Countries. SEATAC Urban Transport Seminar, Oktober 1989, Jakarta. [12] Tamin, O.Z. (1985). Estimation of Matrices for Freight Movement From Traffic Counts Using a Non-Linear Regression Approach. MSc Thesis, Imperial College, University of London. [13] Tamin, O.Z. (1989). Estimasi Matriks Asal-Tujuan (MAT) Pergerakan Kendaraan di Kota Jakarta Dengan Menggunakan Data Arus Lalu Lintas. Laporan Penelitian O-M, Lembaga Penelitian ITB.
11