REL Brief Paper #3 Berbagai Pilihan Metodologi dalam
dihitung dalam suatu kurun waktu tertentu.
Perhitungan Tingkat Emisi Acuan ((Reference
Berbagai opsi metode dalam perhitungan REL
Emission Level) untuk Provinsi Sulawesi
dikelompokan menjadi:: [a] historical based
Tengah
method, [b] adjusted historical based method, dan [c] forward looking method. method
By: Indrawan Suryadi1 Historical
Adjusted Historical
Forward Looking
Didasarkan pada data historis
Didasarkan pada data historis yang disesuaikan dengan satu atau beberapa faktor penyesuai (kepadatan penduduk, peningk atan ekonomi, dll)
Tingkat Emisi Acuan n merupakan bagian dari tahapan
program
menentukan,
REDD.
dengan
Angka
ini
akan
membandingkan
emisi
aktual yang terjdi dalam suatu kurun waktu tertentu, apakah suatu daerah akan mendapa mendapatkan
Berdasarkan rencana pembangunan wilayah (RTRW, RPJMD) Model berdasarkan beberapa data proksi
skema kredit ataukah tidak.. Berbagai metode dalam perhitungan REL telah diide diidentifikasi dan
Gambar 1. Berbagai metode dalam perhitungan REL
penting untukk didiskusikan dengan para fihak dalam menentukan metode yang paling sesuai
A. Metode Historical Based
dengan Provinsi Sulawesi Tengah.
Metode historical based (HB) mendasarkan Tulisan ini merupakan hasil antara (progress
emisi proyeksi pada data historis yang telah
paper) dalam identifikasi berbagai potensi metode
terjadi di suatu kawasan. kawasan Data emisi ini
yang dapat digunakan dalam perhitungan REL di
disintesis dari data aktivitas berupa data
sulawesi Tengah. Didalamnya dipaparkan pra-
perubahan penutup lahan, dan faktor emisi.
kondisi, kelebihan, dan kekurangan,, serta berbagai aspek konsideran lainnya dari masing masing-masing Emisi (tonC)
metode sebagai sebagai bahan diskusi dan
86,513,246
konsultasi parafihak. Focus group discussion
70,783,565 59,719,937
terkait metode ini telah dilakukan pada tingkat nasional dan beberapa masukan telah diadopsi 8,512,430
dalam
tulisan
ini. Kedepannya
diskusi
2,551,198
dan
konsultasi para fihak direncanakan dilakukan pada
2000-2003
2003-2006
2006-2009
2000-2009
2009-2020
tingkat daerah, untuk selanjutnya dilakukan
Gambar 2.. Contoh perhitungan REL menggunakan
scientific review oleh beberapa ahlili terkait sebelum
metode historical based
menjadi rekomendasi final.
Kelebihan metode historical based: b Tingkat Emisi Acuan (REL) merupakan jumlah emisi yang dihasilkan dari suatu wilayah yang
a. Merupakan erupakan
metode
yang
paling
sederhana dibandingkan andingkan dengan metode lainnya.
1
UN-REDD Indonesia Programme 1
REL Brief Paper #3 b. Hanya memerlukan data sejarah penutup
c. Memerlukan biaya paling sedikit dari ketiga metoda lainnya d. Hanya memerlukan tool Sistem Informasi
Emisi (tonC)
lahan dalam 20 atau 10 tahun kedepan.
90,107,478
100,000,000 90,000,000 80,000,000 70,000,000 60,000,000 50,000,000 40,000,000 30,000,000 20,000,000 10,000,000 -
70,783,565 59,719,937
8,512,430
2,551,198
2000-2003
2003-2006
2006-2009
Geografis dan Penginderaan Jauh standar dalam
melakukan
2000-2009
2009-2020
Periode
analisis Gambar 4. Contoh perhitungan REL dengan
perhitungannya.
melakukan penyesuaian
e. Mudah untuk difahami oleh Pemerintah Daerah.
Kelebihan metode adjusted historical based: a. Merupakan metode yang sederhana,
Kelemahan metode historical based: a. Metode ini tidak mempertimbangkan pola kebijakan
pemerintah
terkait
pemanfaatan alokasi lahan di masa
mendasarkan pada data historis yang disesuaikan
dengan
suatu
faktor
penyesuai. b. Mengakomodir kondisi saat ini yang
depan. b. Metode ini tidak mempertimbangkan hubungan serta dampak dari berbagai faktor pemicu yang berdampak terhadap
diwakili oleh beberapa faktor penyesuai (kepadatan ekonomi,
penduduk, dll)
dalam
pertumbuhan menyesuaikan
proyeksi emisi dimasa depan.
perubahan penutup lahan.
c. Hanya memerlukan dua kelompok data: [1] sejarah penutupan lahan, dan [2] B. Metode Adjusted Historical Based Metode adjusted historical based (AHB) menyesuaikan sejarah emisi dimasa lalu dengan faktor penyesuai (adjustment factors), seperti kepadatan penduduk, pertumbuhan
faktor penyesuai. d. Hanya
memerlukan
Penginderaan
Jauh
tool
SIG
standar
dan dalam
melakukan analisisnya.
ekonomi, dan lain-lain. Kelemahan metode adjusted historical based:
Proporsi Tutupan Hutan
a. Metode ini tidak mempertimbangkan pola y = -0.002x + 0.811 R² = 0.393
0.9 0.8 0.7 0.6 0.5 0.4 0.3 0.2 0.1 0.0
kebijakan
pemerintah
mempengaruhi
kedepan
perubahan
yang
penutupan
lahan. -
10
20
30
40
50
60
70
Kepadatan Penduduk
Gambar 3. Contoh identifikasi hubungan proporsi penutup hutan dengan kepadatan penduduk 2
REL Brief Paper #3 C. Metode Forward Looking
rencana
pembangunan
Metode forward looking dibedakan menjadi:
bersangkutan.
daerah
yang
dan [b] parametrik.
c. Karena metode ini menggunakan data
Metode forward looking non-parametrik (FL-
tata ruang wilayah setempat, maka
NP)
metode ini oleh sebagian fihak dinilai
[a] non-parametrik
memprediksi
perubahan
emisi
berdasarkan skenario yang didasarkan pada
cukup
rencana
pembangunan
tata
Sementara
ruang metode
wilayah
setempat.
forward
looking
mewakili
kepentingan
dan
pengembangan
ekonomi bagi daerah.
parametrik (FL-P) memprediksi emisi dimasa
d. Metode ini hanya memerlukan tool SIG
depan berdasarkan beberapa data proxy yang
dan penginderaan jauh standar dalam
diidentifikasi
analisisnya.
berdasarkan
analisis
driver
deforestasi dan degradasi hutan dengan Kelebihan
menggunakan explicit spatilly modelling.
metode
forward
looking
parametrik: a. Metode ini dinilai oleh sementara fihak cukup
komprehensif
berbagai
data
menggunakan proxy
dalam
memproyeksikan emisi di masa depan. b. Explicit
spatially
model
akan
lebih
memungkinkan perbaruan hasil secara Gambar 5. Contoh perhitungan REL dengan menggunakan metode forward looking – non
berkala berdasarkan data update yang didapatkan.
parametrik
Kelemahan metode forward looking nonKelebihan metode forward looking non-
parametrik:
parametrik:
a. Metode ini tidak mempertimbangkan
a. Skenario yang didasarkan pada rencana
hubungan dan dampak yang diakibatkan
tata ruang wilayah setempat menjadikan
oleh hal-hal diluar rencana tata ruang
metode
setempat.
ini
relatif
mudah
utuk
didiskusikan dengan pemerintah daerah terutama dalam hal strategi penurunan
Kelemahan
emisi-nya.
parametrik:
b. Metode
ini
mudah
difahami
metode
forward
looking
oleh
a. Analisis yang kompleks, mensyaratkan
pemerintah daerah karena proyeksi emisi
kemampuan teknis relatif tinggi yang
didasarkan pada data tata ruang dan
harus dimiliki oleh daerah. 3
REL Brief Paper #3 b. Memerlukan data yang beragam sebagai
Ringkasan perbandingan metode perhitungan REL disajikan dalam matrik berikut.
sumber input data proxy. c. Penggunaan model sebagai tool dan kebutuhan beragam data menjadikan
Tabel 1. Perbandingan Metode Perhitungan
faktor biaya menjadi bahan pertimbangan
REL dari Berbagai Konsideran.
dalam penggunaan metode ini.
HB
d. Dalam analisisnya, selain memerlukan tool SIG
dan
penginderaan
jauh,
juga
diperlukan tool explicit spatially model
AHB
FL-NP
FL-P
Kompleksitas Kebutuhan data Kebutuhan biaya
Kebutuhan
dalam analisisnya.
analysis tool
Grafik
berikut
menyajikan
perbandingan
Kemudahan difahami
relatif contoh perhitungan initial REL Sulawesi Tengah dengan berbagai metode diatas.
oleh
Pemerintah Daerah Kesinambungan dengan rencana
160,000,000
pembangunan
140,000,000
dan 120,000,000
pengembangan Emisi (tonC)
100,000,000
ekonomi daerah Kemudahan dalam
80,000,000
merancang Strategi
60,000,000
Penurunan Emisi 40,000,000
Keterangan: Ukuran dot merepresentasikan nilai skala masing-masing konsideran.
20,000,000
2000-2003
2003-3006
2006-2009
2009-2020
REL opsi 1 (HB)
RELopsi 2 (Adj HB)
REL opsi 3 (FL)
Emisi masa lalu
Proses serta posisi relatif suatu metode dengan metode lainnya dalam suatu proses perhitungan REL secara rinci disajikan dalam
Gambar 6. Perbandingan contoh perhitungan
flowchart pada Lampiran 1.
initial REL dengan beberapa metoda
4
REL Brief Paper #3 Daftar Pustaka Dewi, S., Griscom, B., Hovani, L., and Boer, R. 2011. Presentation material; REL at Sub National Level: Lessens Learned from Berau. World Agroforestry Centre. Dewi, S. 2010. LULUCF Carbon Accounting within BFCP framework. The Nature Conservancy – Indonesia Forest Programme. Gilmore, R., Chen, H. 2006. Geomod Modelling; Land-Use andCover Change Modeling. Clark University. IDRISI Taiga. 2010. IDRISI Focus Paper; Modelling REDD Baselines using IDRIS’s Land Change Modeler. Clark University. Scriven, J. 2011. Presentation Material; Forest Reference Emission Levels and Reference Levels for REDD+. UN-REDD Programme. Sugardiman, R.A. 2010. Presentation material; Defining Reference Emission Level. Direktorat Jendral Planologi Kehutanan. Kementerian Kehutanan. Terestrial Carbon Group. 2009. Policy Briefs 2 on Tool for Setting Reference Emission Levels. http://www.terrestrialcarbon.org
5
Lampiran 1. Diagram Proses Perhitungan REL dengan Menggunakan Berbagai Metode