METAL (Studi Deskriptif Band-band Metal di Kota Medan)
SKRIPSI Diajukan untuk memenuhi syarat mendapat gelar Sarjana Ilmu Sosial dalam bidang Antropologi Sosial
Disusun Oleh : MUHAMMAD FIQRI MUNZIR 03 0905 019
DEPARTEMEN ANTROPOLOGI SOSIAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E DA N 2009
Muhammad Fiqri Munzir : Metal (Studi Deskriptif Band-Band Metal Di Kota Medan), 2009 USU Repository © 2008
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
Halaman Persetujuan
Skripsi ini disetujui untuk dipertahankan : Nama
: MUHAMMAD FIQRI MUNZIR
Nim
: 03 0905 019
Departemen : Antropologi Sosial Judul
: METAL (Studi Deskriptif Band-band Metal di Kota Medan)
Medan,
Pembimbing Skripsi
(Drs. Agustrisno, MSP) NIP:131659306
2009
Ketua Departemen Antropologi
(Drs. Zulkifli Lubis, MA) NIP:131882278
Dekan Fisip USU
(Prof.Dr. M. Arif Nasution, MA) NIP: 131 757 010
Muhammad Fiqri Munzir : Metal (Studi Deskriptif Band-Band Metal Di Kota Medan), 2009 USU Repository © 2008
ABSTRAKSI Skripsi ini berjudul “METAL” (Studi Deskriptif Band-band Metal di Kota Medan) Disusun oleh Muhammad Fiqri Munzir, 03 0905 019, 2009. Skripsi ini terdiri dari 5 Bab, 75 Halaman, dan 4 lampiran yang terdiri dari surat penunjukkan dosen pembimbing, surat izin penelitian dari FISIP-USU, interview guide, daftar informan. Musik adalah salah satu sarana dalam mengekspresikan luapan kebahagiaan, kekesalan, dan sebagainya. Dalam menyikapi dan memahami problematika yang sedang terjadi di Negara kita, Indonesia. Di mana, banyak terjadi pembunuhan, pencurian, perkelahian, korupsi yang membuat manusia yang melakukan hal tersebut sudah tidak memiliki perasaan yang dapat memberikan rasa damai, sopan santun, saling hormatmenghormati dan saling menghargai. Penelitian ini menggunakan pendekatan Antropologi Musiknya Allan P. Merriam. Bahwa dalam hal ini, musik menjadi fokus utama penulis dalam mengungkap pengetahuan informan. Sejauh mana mereka tahu tentang metal, apakah mereka mempunyai band yang beraliran metal, apa makna metal itu sendiri bagi kehidupan mereka. Aktivitas para band-band metal di Kota Medan dalam menjalani hidup mereka sehari-hari tidak terlepas dari upaya mereka untuk dapat bertahan pada salah satu dari sekian banyak aliran musik yang ada di dunia in, yaitu metal. Musik metal selalu di identikkan dengan wajah musisi yang sangar, lagunya yang bising, berbau penyembahan terhadap setan, dan yang tidak baik harus di terima para “metal head” ini. Tetapi, pandangan itu tidak sepenuhnya benar, karena yang harus di lihat di sini adalah musik sebagai tempat, di mana manusia yang mendengarnya dapat merasakan kedamaian. Kata kunci: Musik
Muhammad Fiqri Munzir : Metal (Studi Deskriptif Band-Band Metal Di Kota Medan), 2009 USU Repository © 2008
KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis ucapkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan perkuliahan dan penyususnan skripsi yang berjudul “Metal” (Studi Deskriptif band-band Metal di Kota Medan). Skripsi ini disusun untuk memenuhi syarat guna memperoleh gelar sarjana dari Departemen Antopologi Sosial, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara. Tidak ada satu kekuatan di dunia ini yang mampu menghalangi kehendak Tuhan saya. Allah SWT selalu memberi saya cahaya yang dapat membimibing saya untuk bisa menulis skripsi ini. Keluarga besar Abdullah Pagun, Keluarga besar KH. Mahmud Abu Bakar. M. Naf’an SH (Kantor Kuangan Medan), Pak Iwan (Keuangan) BiroRektor USU, Sugiharto (Mantan Menteri BUMN). Terima kasih atas perhatiannya selama ini. Saya persembahkan gelar saya ini untuk dua orang yang tiada henti-hentinya memberikan saya perhatian yang luar biasa tanpa mengharapkan apapun. Bapak Munzir mahmud dan Ibu Farida Hannum, beserta M. Ghazali Munzir, M. Sazli Munzir, M. Imran Munzir, Rini Fatimah. Rebecca Hannatri Suastika, stay tune on your way. Thanks for everything to be me. Kepada para Sufizm yang memberikan pengetahuannya yang baik untuk umat yang ada di dunia ini. Pada kesempatan ini penulis juga ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada pihak -pihak lain yang selama ini memberi pengaruh besar dan baik bagi kelangsungan perkuliahan dan skripsi ini diantaranya:
Muhammad Fiqri Munzir : Metal (Studi Deskriptif Band-Band Metal Di Kota Medan), 2009 USU Repository © 2008
1. Bapak Prof.Dr. M.Arif Nasution, MA, selaku Dekan Fisip – USU. 2. Bapak Drs. Zulkifli Lubis, MA, selaku Ketua Departemen Antropologi FISIP – USU. 3. Abangda Nurman Achmad, S.Sos, M.Soc.Sc, selaku Dosen Wali. 4. Bapak Drs. Agustrisno, MSP, selaku Dosen Pembimbing Skripsi. Kepada beliau penulis ucapkan terima kasih atas kesabaran dalam membimbing saya menyelesaikan skirpsi ini dan telah meluangkan waktu dalam memberikan kritikan yang membangun dan masukan dalam penulisan dan bersedia memberikan ilmu pengetahuannya. 5. Proffesor. Brunno Nettl (Chicago University), yang telah memberikan pengetahuaanya melalui Aven. 6. Seluruh Dosen dan Staf pengajar FISIP-USU, yang telah bersedia berbagai pengalaman dan pengetahuan akademis. 7. Seluruh Pegawai FISIP-USU, terima kasih atas bantuannnya. 8. Kepada seluruh informan penelitian yang bersedia memberikan informasi seakurat mungkin sehingga penelitian ini dapat diselesaikan. Khusus dalam paragraf ini saya ingin mengucapakan terima kasih yang mungkin tidak cukup hanya dengan terima kasih saja. Karena saya melewati sebagian waktu saya dalam setiap harinya bersama mereka. Ibnu Avena M S.Sos, Bapak Rahmad S.Pd, Iqbal, Syaputra, Iskandar Arif Putra, Muhammad Liyansyah, Ikhwan Mukhari S.Sos, Luna Adisty S.Sos, Tesa Muhaira, Anis Amalia, Azvanescy urlin, Siwa Kumar, Rorisky, Fauzy Akbar. Dan teman-teman yang lainnya.
Muhammad Fiqri Munzir : Metal (Studi Deskriptif Band-Band Metal Di Kota Medan), 2009 USU Repository © 2008
Medan,
2009
Penulis
MUHAMMAD FIQRI MUNZIR
Muhammad Fiqri Munzir : Metal (Studi Deskriptif Band-Band Metal Di Kota Medan), 2009 USU Repository © 2008
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR ……………………………………………………. DAFTAR ISI …………………………………………………………….... DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………… ABSTRAKSI……………………………………………………………….. BAB I. PENDAHULUAN …………………………………………………
1
1.1 Latar Belakang Masalah ………………………………………… 1.2 Perumusan Masalah……………………………………………..
1 7
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian …………………………………
7
1.4 Tinjauan Pustaka ………………………………………………...
8
1.5 Metode Penelitian ………………………………………………..
11
1. 5.1 Tipe dan Pendekatan Penelitian ………………………….
11
1. 5.2 Teknik Pengumpulan Data ……………………………….
11
1. 5.3. Analisis Data……………………………………………….
13
BAB II. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN ………………….
15
II.1 Sejarah Kota Medan …………………………………………….
15
II.2 Geografis…………………………………………..…………….
20
II.3 Visi Misi Kota Medan…………………………………………....
21
II.3. 1 Visi Kota Medan ….…………………………..................
Muhammad Fiqri Munzir : Metal (Studi Deskriptif Band-Band Metal Di Kota Medan), 2009 USU Repository © 2008
21
II.3. 2 Misi Kota Medan ………………………………………..
22
II. 4. Keadaan Penduduk ……………………………………………
23
II. 5. Keberadaan Musik Metal di Kota Medan……………………...
23
II. 6. Lokasi penelitian………………………………………………
25
BAB III. Metal………………………………………………………………
28
III.1 Jenis Aliran Metal……………. ……………………………..
28
III.1.1 Black Metal……………. ……………………………….
29
III.1.2 Death Metal……………………………………………...
30
III.1.3 Heavy Metal……………………………………………..
31
III.1.4 Nu Metal…………………………………………………
32
III.2 Penampilan……………………………………………………
33
III.3 Permainan…………………………………………………….
40
III.4 Komunitas…………………………………………………….
44
III.5 Underground………………………………………………….
47
III.6 Salam Tiga Jari……………………………………………….
49
III.7 Benger………………………………………………………...
50
III.8 Metal Head……………………………………………………
52
III.9 Jenis Aliran Metal di Kota Medan……………………………
53
III.10 Interaksi Antar Band-band Metal di Kota Medan……………
55
III.11 Tahapan pertunjukkan Band Metal di Kota Medan………….
57
III.12 Tujuan Pertunjukkan Metal di Kota Medan………………….
59
BAB IV. PENGGUNAAN, FUNGSI, IDENTITAS MUSIK METAL…….
61
Muhammad Fiqri Munzir : Metal (Studi Deskriptif Band-Band Metal Di Kota Medan), 2009 USU Repository © 2008
IV.1 Bentuk Acara Metal di Kota Medan …………………………
61
IV.2 Penggunaan dan Fungsi Musik Metal di Kota Medan………..
64
IV.3 Struktur Musik Metal Dalam Kajian Antropologi Musik…….
66
IV.4 Metal Sebagai Identitas.............................................................
69
BAB V KESIMPULAN………………………………………………………… 73 5.1 Kesimpulan…………………………………………………………… 73 . 5.2 Saran………………………………………………………………….. 74
DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………….. 75
Muhammad Fiqri Munzir : Metal (Studi Deskriptif Band-Band Metal Di Kota Medan), 2009 USU Repository © 2008
DAFTAR INTERVIEW GUIDE
1. Apakah anda mengetahui awal mula musik metal ini masuk ke Kota Medan? 2. Studio musik yang seperti apa paling sering di gunakan band metal? 3. Apa yang anda ketahui tentang Black Metal? 4. Apa yang anda ketahui tentang Death Metal? 5. Apa yang anda ketahui tentang Heavy Metal? 6. Apa yang anda ketahui tentang Nu Metal? 7. Apa yang di maksud dengan tehnik vokal yang scream dan growl? 8. Kenapa harus berpihak dengan setan? 9. Mengapa harus ada musisi, penggemar dan penikmat musik Metal? 10. Kenapa hubungan sesama Metal head harus berjalan terus-menerus? 11. Apa yang anda maksud dengan penggemar dan penikmat musik Metal? 12. Apa yang di maksud dengan pola pikir band-band Metal terhadap keadaan yang terjadi? 13. Apa yang membuat Metal head pada awal perkembangannya bermain di outdoor? 14. Perubahan apa yang terjadi pada underground saat ini? 15. Apa yang anda ketahui tentang salam tiga jari? 16. Kenapa harus benger? 17. Apa yang anda ketahui tentang Metal head? 18. Mengapa aliran Death metal tidak ada di Medan? 19. Keberagaman seperti apa yang anda maksud?
Muhammad Fiqri Munzir : Metal (Studi Deskriptif Band-Band Metal Di Kota Medan), 2009 USU Repository © 2008
20. Apa yang anda lakukan/ kerjakan selain bermusik di jalur Metal ini? 21. Apa yang anda ketahui mengenai tahapan pertunjukkan Metal di Kota Medan ini? 22. Apa alsan band-band Metal ini menggunakan bahasa Inggris dan Indonesia dalam lirik lagunya? 23. Apa yang harus di lakukan band-band Metal di Medan ketika mereka ingin mengeluarkan album? 24.Jam berapa di mulainya acara Metal ini? Kemudian sampai jam berapa selasainya? 25. Apa yang anda maksud dengan Metal bukan sebuah aliran kepercayaan? 26. Apa saja yang harus ada pada diri seorang Metal head?
Muhammad Fiqri Munzir : Metal (Studi Deskriptif Band-Band Metal Di Kota Medan), 2009 USU Repository © 2008
DAFTAR INFORMAN
Nama Umur Pekerjaan Keterangan
: Pak Uli : 56 Tahun : Pegawai Negeri : Sesepuh aliran Metal Medan
Nama Umur Pekerjaan Keterangan
: Ari : 23 Tahun : Mahasiswa : Personil band Metal Blame to Weeknees
Nama Umur Pekerjaan Keterangan
: Rizki : 23 Tahun : Mahasiswa : Personil band Metal Blame to Weeknees
Nama Umur Pekerjaan Keterangan
: Fitrah : 22 Tahun : Mahasiswa : Personil band Metal Blame to Weeknees
Nama Umur Pekerjaan Keterangan
: Pandi : 22 Tahun : Mahasiswa : Personil band Metal Blame to Weeknees
Nama Umur Pekerjaan Keterangan
: Ipan : 21 Tahun : Mahasiswa : Personil band Metal Blame to Weeknees
Nama Umur Pekerjaan Keterangan
: Angga : 20 tahun : Wira Swasta : Penggemar musik Metal
Nama Umur Pekerjaan Keterangan
: Roy : 26 Tahun : Wira Swasta : Vokalis band Emosi Bangsa
Nama Umur
: Amri : 24 Tahun
Muhammad Fiqri Munzir : Metal (Studi Deskriptif Band-Band Metal Di Kota Medan), 2009 USU Repository © 2008
Pekerjaan Keterangan
: Wira Swasta : Penggemar musik Metal
Nama Umur Pekerjaan Keterangan
: Iqbal : 25 Tahun : Wira Swasta : Penikmat musik Metal
Nama Umur Pekerjaan Keterangan
: Abul : 23 Tahun : Wira Swasta : Penikmat musik Metal
Nama Umur Pekerjaan Keterangan
: Ronaido : 21 Tahun : Mahasiswa : Penikmat musik Metal
Nama Umur Pekerjaan Keterangan
: Iwan : 26 Tahun : Wira Swasta : Penikmat musik Metal
Nama Umur Pekerjaan Keterangan
: Heri : 27 Tahun : Wira Swasta : Penikmat musik Metal
Nama Umur Pekerjaan Keterangan
: Topoy : 29 Tahun : Wira Swasta : Penikmat musik Metal
Nama Umur Pekerjaan Keterangan
: Surya : 23 Tahun : Wira Swasta : Penikmat musik Metal
Muhammad Fiqri Munzir : Metal (Studi Deskriptif Band-Band Metal Di Kota Medan), 2009 USU Repository © 2008
LAMPIRAN
1. Surat penunjukkan dosen pembimbing 2. Surat izin penelitian dari FISIP-USU 3. Interview guide 4. Daftar informan
Muhammad Fiqri Munzir : Metal (Studi Deskriptif Band-Band Metal Di Kota Medan), 2009 USU Repository © 2008
BAB I PENDAHULUAN I. 1. Latar Belakang Masalah Fenomena krisis moral masyarakat Indonesia, akhir-akhir ini dirasakan semakin menguat dan merambah ke segenap lapisan masyarakat. Menurut analisis perilaku sosial, fenomena tersebut merupakan salah satu bukti yang tidak terbinanya aspek rasa, budi dan rohani masyarakat tersebut. Fenomena krisis moral ini ditandai oleh sikap ketidakpedulian terhadap orang lain, mementingkan diri sendiri, sikap agresif ataupun sikap destruktif yang tinggi dalam suatu masyarakat. Dengan kata lain, masyarakat semakin keras atau kasar aspek rasa kemanusiaannya. Jika persoalannya adalah perilaku masyarakat yang semakin keras dan kasar, maka berbagai upaya yang dapat menghaluskan rasa, budi dan perilaku masyarakat menjadi sangat penting, karena dapat menjadi salah satu solusinya. Masyarakat Indonesia sangat membutuhkan berbagai rumusan konsep pendidikan yang dapat mengintegrasi kembali aspek kecerdasan pikiran dan kecerdasan rasa dan sangat memerlukan berbagai pemikiran dalam segi implementasinya. Musik sebagai salah satu bentuk karya keindahan, diasumsikan mampu mengatasi permasalahan tersebut. Dengan musik seseorang akan dilatih untuk peka terhadap harmoni, keselarasan, kehalusan budi dan cita rasa tinggi. Berdasarkan analisis hasil penelitian yang diperoleh dari para pakar musik, ditemukan pemahaman bahwa peranan musik dalam pembentukan budi pekerti sangat kuat. Kesimpulan ini muncul berdasarkan analisis sejarah dan analisis mekanisme terjadinya perilaku. Musik memiliki pengaruh yang cukup kuat terhadap fisik dan mental
Muhammad Fiqri Munzir : Metal (Studi Deskriptif Band-Band Metal Di Kota Medan), 2009 USU Repository © 2008
individu serta karakter masyarakat. Secara garis besar peran musik dalam pembentukan perilaku adalah sebagai basic character building atau dengan kata lain musik berperan sebagai “pondasi” dalam pembentukan budi pekerti, pembentukan perasaan moral dan pembentukan perilaku keadilan, cinta kasih dan kelemahlembutan. Musik dan budi pekerti memiliki keterkaitan yang sangat kuat dalam prinsip kekuatan, prinsip harmoni, dan prinsip ukuran dan proporsi. Antropologi secara harfiah dapat dikatakan sebagai ilmu yang mempelajari tentang manusia beserta kabudayaannya. Menurut Koentjaraningrat kebudayaan merupakan keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri sendiri dengan cara belajar (1990: 193). Dalam antropologi terdapat tiga wujud kebudayaan, yaitu ide, gagasan atau perilaku, dan artefak yang dilapisi lagi dengan tujuh unsur kebudayaan yang salah satunya adalah kesenian. Dimana musik merupakan salah satu bagian dari kesenian. Musik, lagu nyanyian atau semacamnya, siapa yang tidak suka? Setiap orang di segala pelosok dunia ini pasti tahu dan suka dengan apa yang namanya musik, lagu, atau semacamnya. Dari mulai anak-anak yang masih disuapin oleh ibunya, sampai neneknenek yang masih menimangi cucunya pun pasti suka musik. Setidaknya orang itu pasti pernah mendengar yang namaya musik. Musik, lagu dan semacamnya sudah akrab ditelinga kita. Banyak orang yang mendendangkan lagu kesukaannya baik pada saat apapun, kapanpun, dimanapun. Musik, lagu dan semacamnya merupakan salah satu hasil cipta, karya, karsa manusia yang berbentuk seni. Tidak perlu menggunakan bahasa apa (yang tidak dimengerti) kalaupun enak didengar, pasti akan sering dinyanyikan dan disenangi.
Muhammad Fiqri Munzir : Metal (Studi Deskriptif Band-Band Metal Di Kota Medan), 2009 USU Repository © 2008
Sementara itu musik yang merupakan bagian dari kesenian yang memiliki pengertian mengenai sesuatu yang luas, mencakup banyak aspek, bukan hanya satu saja. Dalam musik terdiri dari irama, keindahan dan lirik. Musik secara umum sangat penting bagi kehidupan masyarakat pendukungnya. Fungsi musik antara lain sebagai berikut : 1. Media hiburan 2. Media pengobatan (therapy) 3. Media peningkatan kecerdasan (intelegensi) 4. Suasana upacara keagamaan 5. Musik sebagai terapi tingkah laku 6. Sebagai sarana komunikasi 7. Sebagai reprentasi simbolis 8. Sebagai peneguh ritus-ritus dan ikatan sosial Metal sendiri merupakan sebuah aliran dari sekian banyak aliran yang ada di dunia ini. Jenis dan aliran memang tidak ada bedanya dengan pohon. Jika ada pohonnya biasanya ada ranting-ranting atau cabangnya. Begitu juga dengan aliran musik metal ini. Perkembangannya semakin pesat hingga melahirkan aliran musik yang masih di jalur tersebut, seperti Black Metal, Death Metal, Heavy Metal, Nu Metal. Diawali dengan ketidakpuasan para musisi rock asal Inggris dan Amerika terhadap musik rock di dunia, yang mereka anggap semakin lama semakin garing dan kurang menghentak. Maka, keluarlah istilah metal dari mereka (secara harfiah bisa diartikan dengan baja) sebagai subgenre berbagai macam genre musik yang akan lahir di kemudian hari hingga saat ini, yang mereka anggap jauh lebih keras dan lebih macho
Muhammad Fiqri Munzir : Metal (Studi Deskriptif Band-Band Metal Di Kota Medan), 2009 USU Repository © 2008
daripada musik rock (yang secara harfiah diartikan dengan batu) dan secara denotatif pula maka bisa disimpulkan bahwa adanya baja lebih keras daripada batu. Hingga saat ini keberadaan subgenre musik metal sebagai hal pokok lahirnya band-band besar di dunia dengan mengusung genre tersebut juga mengalami perkembangan. Jika selama ini ada anggapan musik cadas seperti musi metal hanya membuat telinga tuli dan tidak ada yang bisa dirasakan, kini sepertinya kita harus berfikir ulang. Hasil studi ini telah dipresentasikan pada konferensi tahunan masyarakat psikologi Inggris di Universitas York, UK, 21 Maret 2007 yang meneliti sekitar 1. 057 murid dari usia 11 sampai dengan 18 tahun, menyebutkan penggemar musik metal lebih bisa meredam emosi negatif, dan lebih ekspresif juga lebih bisa meluapkan kemarahannya dengan cara yang positif. Selama ini selalu ada persepsi yang menyatakan murid yang cerdas dan memiliki intelejen yang tinggi cenderung didominasi mereka yang suka musik klasik dan menghabiskan banyak waktu untuk membaca. Sementara mereka yang menyukai musik metal jarang memiliki potensi akademis yang cukup baik. Namun, hasil survey berbalik dengan persepsi yang ada. Mereka yang menikmati musik metal ini cenderung mengalami “keterbukaan” mereka. Mereka dapat meneriakkan kemarahan, kebencian, kemunafikan, ketidakadilan, keputusasaan, penghianatan dan sebagainya yang dialami dalam kehidupan. Seni musik adalah keterampilan kreatif individual yang dapat dipupuk dan dapat merupakan kebanggaan seseorang, karena rasa telah berhasil menciptakan sesuatu atau meluluh karena rasa telah memainkannya. Semua itu adalah bentuk perilaku sosial yang merupakan suatu komunikasi dan suatu pemerataan perasaan dan pengalaman hidup
Muhammad Fiqri Munzir : Metal (Studi Deskriptif Band-Band Metal Di Kota Medan), 2009 USU Repository © 2008
kepada orang lain. Fungsi sosial musik barangkali yang paling jelas terdapat pada nyanyian. Seringkali nyanyian, seperti juga dongeng, mengungkapkan nilai-nilai dan apa yang dianggap penting oleh kelompoknya, tetapi itu semua dikerjakan dengan formalisme yang lebih ketat sebagai akibat adanya pembatasan-pembatasan yang ditimbulkan oleh sistem tonalitas, ritme, dan bentuk musik yang ketat. (William, A. Haviland, 1985: 236-237) Alasan saya memilih judul “Metal” adalah : -
Karena saya adalah salah satu penikmat musik metal tersebut.
-
Pada lirik lagunya, tidak terdapat hal-hal atau peristiwa yang menyenangkan atau membahagiakan hati. Semua lirik lagunya berisi tentang kegundahan hati, luapan emosi, kekesalan terhadap sesuatu.
-
Keberadaan aliran musik metal ini menjadi salah satu alternatif pilihan dalam memahami aliran musik yang ada di dunia ini.
(www.tajam.com) Berikut ini gaya dan ciri-ciri permainan band-band metal : -
Gitar
Cepat, di dalam rhytm yang cepat, terselip melodi gitar yang samar-samar dan lama-lama berubah menjadi alternative picking dan tremolo pick distorsi yang banyak memainkan power chord. Setelan gitar di chord D atau di chord C bahkan yang lebih rendah lagi.
-
Drum
Double Bass drum sangat tipis jika dimainkan, sangat bertenaga, kadang bersamasama dengan pukulan snare drum dengan gaya meledak-ledak (hentakan keras).
Muhammad Fiqri Munzir : Metal (Studi Deskriptif Band-Band Metal Di Kota Medan), 2009 USU Repository © 2008
Kadang kita hanya akan mendengar bass drum yang berbunyi sedetik. Kadang, drum juga bisa bermain sangat lambat , tergantung dengan suasana musik.
-
Lirik, Vokal
Lirik dinyanyikan dengan jelas. Bersuasana kikir, setan yang mengingatkan kepada penyiksaan, dan ini sudah menjadi standart band-band metal. Ada yang dinyanyikan bersatu seperti simphoni. Lalu band-band metal menamakannya Shymponic Metal. Banyak juga yang sering dinyanyikan laki-laki dan perempuan seperti lagu-lagu simponi Gregorian. Sering ada efek di vokalnya dan membuat suara seperti Atmosphere. Lirik sering mengambil kata-kata yang berbau setan, penyembahan berhala, dewa-dewa kuno, tema gaib yang mengutuk agama Kristen (Anti Christ). Lirik bertema perang, udara dingin, kegelapan, hutan, dan lingkungan alami di dunia.
-
Keyboard
Biasanya setingan keyboard, biola, choir, dan organ menyerupai setelan musik gereja supaya meniru suara cathedral dan orkestra yang terasa sejuk, dingin, samar dan menyedihkan.
-
Performa
Tidak suka bermain live dan lebih cenderung bermain gaya. Rata-rata band ingin terlihat tampil se-mengerikan mungkin. Kebanyakan band metal mengecat muka menyerupai mayat (Corpse Paint), dan ini telah menjadi standard musik metal.
Muhammad Fiqri Munzir : Metal (Studi Deskriptif Band-Band Metal Di Kota Medan), 2009 USU Repository © 2008
I. 2. Perumusan Masalah Penelitian yang dilakukan dengan mengambil judul “Metal” bertujuan untuk melihat sejauh mana metal itu sendiri bagi band-band metal yang ada di Kota Medan dalam kehidupan mereka sehari-hari. Dalam hal ini diperlukan adanya pembatasan masalah, agar penelitian ini tidak menjadi rancu ataupun menjadi meluas kepada hal-hal yang tidak terkait dengan masalah yang sedang diteliti. Dengan adanya pembatasan masalah, diharapkan yang akan dibahas dalam penelitian ini akan menjadi fokus terhadap makna metal saja. Pembahasan dilakukan dengan cara memasukkan suatu informasi maupun data yang didapat di lapangan maupun studi kepustakaan yang memiliki keterkaitan dengan masalah ini. Berdasarkan uraian latar belakang masalah sebelumnya, permasalahan utama dari penelitian ini adalah tentang metal bagi band-band metal di Medan ini dalam menciptakan keserasian dalam kehidupan mereka. Permasalahan tersebut dapat dijabarkan ke dalam beberapa pertanyaan penelitian, antara lain : -
Bagaimana band-band metal di Kota Medan
-
Apa itu metal
-
Seperti apa bentuk metal di Kota Medan
I. 3. Tujuan dan Manfaat Penelitian Manfaat penelitian pada saat sekarang ini adalah sebagai suatu syarat tugas untuk Seminar Proposal Penelitian. Selain itu, penelitian ini juga bermanfaat sebagai suatu
Muhammad Fiqri Munzir : Metal (Studi Deskriptif Band-Band Metal Di Kota Medan), 2009 USU Repository © 2008
proses untuk menerapkan pengetahuan yang telah didapat melalui proses perkuliahan selama ini. Lebih jauh lagi penelitian ini bermanfaat untuk menjadi suatu bahan evaluasi terhadap apa yang telah ada sebelumnya. Penelitian ini juga merupakan suatu penelitian yang bersifat deskripsi untuk mendapatkan gambaran tentang metal yang dilakukan oleh band-band metal di Kota Medan. Selanjutnya penelitian ini mungkin dapat menjadi salah satu referensi bagi pihak-pihak yang terkait untuk meneliti masalah yang serupa dan juga dapat bermanfaat bagi masyarakat. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk menggambarkan para musisi-musisi metal sebagai objek penelitian dalam mendapatkan pemahaman tentang metal itu sendiri.
I. 4. Tinjauan Pustaka T. O Ihromi (T. O. Ihromi 1990: 13) sebab yang sama itu adalah karena mereka memiliki sikap-sikap umum yang sama, hal-hal yang dimiliki bersama itulah yang di dalam antropologi budaya dinamakan kebudayaan. Linton, yang juga berpendirian bahwa tiap kebudayaan mempunyai kepribadian umum, menyatakan bahwa kepribadian umum adalah ciri watak yang kadang-kadang seluruhnya dan ada kalanya hanya sebagian besar warga masyarakat . hal itu disebabkan karena selain ditentukan oleh bakatnya sendiri, kepribadian individu juga ditentukan oleh latar belakang kebudayaan dan sub kebudayaan dari lingkungan sosial dimana individu itu dibesarkan (Koentjaraningrat, 1990: 54-55). Kebudayaan adalah seperangkat peraturan atau norma yang dimiliki bersama oleh para anggota masyarakat, yang kalau dilaksanakan oleh para anggotanya melahirkan
Muhammad Fiqri Munzir : Metal (Studi Deskriptif Band-Band Metal Di Kota Medan), 2009 USU Repository © 2008
periaku yang oleh para anggotanya dipandang layak dan dapat diterima (William, A. Haviland, 1985: 333). Malinowski memberikan tiga tingkatan fundamental, yang katanya harus dipecahkan oleh setiap kebudayaan, yaitu : 1. Kebudayaan harus memenuhi kebutuhan biologis, seperti kebutuhan akan pangan dan prokreasi. 2. Kebudayaan harus memenuhi kebutuhan instrumental, seperti kebutuhan akan hukum dan pendidikan. 3. Kebudayaan harus memenuhi kebutuhan integrative, seperti agama dan kesenian. (William, A. Havilan, 1985: 344). Menurut Antropologi, “kebudayaan adalah seluruh sistem gagasan, dan rasa, tindakan dan karya yang dihasilkan manusia dalam kehidupan bermasyarakat, yang dijadikan miliknya dengan belajar”. Dengan demikian hampir semua tindakan manusia adalah “kebudayaan”, karena jumlah tindakan yang dilakukannya dalam kehidupan bermasyarakat yang tidak dibiasakannya dengan belajar (yaitu naluri, refleks, atau tindakan-tindakan yang dilakukan akibat suatu proses fisiologi), maupun berbagai tindakan (membabi buta), sangat terbatas. Bahkan berbagai tindakan yang merupakan naluri (makan, minum, berjalan) juga telah banyak dirombak oleh manusia sendiri, sehingga menjadi tindakan berkebudayaan (Koentjaraningrat, 1996: 72-73). Umumnya, bagi yang berbahasa Indonesia, kebudayaan adalah “kesenian”, yang bila dirumuskan, bunyinya sebagai berkut : Kebudayaan (dalam istilah kesenian) adalah ciptaan dari pikiran atau prilaku manusia yang fungsional, estetis dan indah sehingga ia dapat dinikmati
Muhammad Fiqri Munzir : Metal (Studi Deskriptif Band-Band Metal Di Kota Medan), 2009 USU Repository © 2008
dengan panca inderanya (yaitu penglihat, pencium, pengecap, perasa dan pendengar) (Koentjaraningrat, 1997: 19).
Berdasarkan indera pendengar manusia, maka kesenian dibagi ke dalam : 1. Seni musik (termasuk seni musik tradisional) 2. Seni kesusastraan. (Koentjaraningrat, 1997: 20). Menurut Malinowski dasar dari proses belajar adalah tidak lain daripada ulangan dari reaksi-reaksi suatu organisme terhadap gejala-gejala di luar dirinya, yang terjadi sedemikian rupa sehingga salah satu kebutuhan dari organisme tersebut dapat dipuaskan. Inti dari teori fungsional Malinowski tentang kebudayaan adalah pendirian bahwa segala aktifitas kebudayaan itu sebenarnya bermaksud memuaskan suatu rangkaian dari sejumlah kebutuhan naluri makhluk manusia yang berhubungan dengan seluruh kehidupannya. Kesenian sebagai contoh dari salah satu unsur kebudayaan misalnya, terjadi karena mula-mula manusia ingin memuaskan kebutuhan nalurinya akan keindahan. (Koentjaraningrat, 1980: 170-171). (Koentjaraningrat, 1996: 80-81) dengan mengambil intisari dari berbagai kerangka yang ada mengenai unsur-unsur kebudayaan universal. Unsur-unsur kebudayaan yang dapat ditemukan pada semua suku bangsa di dunia berjumlah 7 buah, yang dapat disebut sebagai isi pokok dari setiap kebudayaan, yaitu : 1. Bahasa 2. Sistem pengetahuan 3. Organisasi sosial 4. Sistem peralatan hidup dan teknologi 5. Sistem mata pencaharian hidup Muhammad Fiqri Munzir : Metal (Studi Deskriptif Band-Band Metal Di Kota Medan), 2009 USU Repository © 2008
6. Sistem religi 7. kesenian.
I. 5. Metode Penelitian I. 5.1. Tipe dan Pendekatan Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian lapangan bersifat deskripsi, yang bermaksud menggambarkan secara terperinci mengenai metal dari band-band metal. Penulis tertarik tentang metal yang mereka ketahui dan yakini, dengan tidak menganggap itu sebagai perbedaan yang menjadi suatu konflik, melainkan sebagai suatu keragaman tentang metal itu sendiri yang ada di Kota Medan. Pendekatan penelitian yang digunakan penulis adalah pendekatan kualitatif. Dalam pendekatan kualitatif, pengetahuan tentang metal ataupun ungkapan yang ada pada musisi yang diteliti mengenai suatu gejala yang ada di dalam kehidupan mereka, justru digunakan sebagai data dalam penelitian ini.
I. 5. 2. Teknik Pengumpulan Data Dalam hal mendeskripsikan penegasan tentang metal dari band-band metal yang ada di Kota Medan ini, dilakukan penelitian lapangan sebagai suatu upaya untuk memperoleh data primer. Selain itu juga diperlukan penelitian dari berbagai sumber kepustakaan sebagai upaya untuk memperoleh data sekunder. Dalam penelitian kualitatif, untuk memperoleh data primer tersebut metode yang digunakan adalah metode observasi atau pengamatan dan wawancara. Metode observasi dilakukan guna mengetahui situasi dalam konteks ruang dan waktu pada daerah penelitian. Menurut penulis, data yang
Muhammad Fiqri Munzir : Metal (Studi Deskriptif Band-Band Metal Di Kota Medan), 2009 USU Repository © 2008
diperoleh dari hasil wawancara saja tidaklah cukup untuk menjelaskan fenomena yang terjadi, oleh karena itu diperlukan suatu aktivitas dengan langsung mendatangi suatu tempat penelitian dan melakukan pengamatan. Pengamatan akan dilakukan pada setiap kegiatan atau peristiwa yang dianggap perlu atau yang berhubungan dengan tujuan penelitian. Metode observasi yang dipakai adalah observasi partisipasi atau pengamatan terlibat. Observasi partisipasi membantu untuk memahami lingkungan yang menilai keadaan yang terlihat ataupun keadaan yang tersirat (tidak terlihat, hanya dapat dirasakan) dengan memperhatikan kenyataan atau realitas lapangan. Dalam observasi ini penelitian tidak sebatas melakukan penamaan, tetapi juga ikut serta dalam kehidupan sehari-hari masyarakat dimana penelitian ini dilakukan. Walaupun demikian, penelitian akan berusaha berfikir secara objektif sehingga data yang diperoleh di lapangan adalah benar dan sesuai dengan kenyataan yang ada di lapangan. Dalam perlengkapan pada saat melakukan kegiatan yang bersifat observasi partisipasi, digunakan kamera untuk mempublikasikan hal-hal penting yang penting untuk penelitian. Dengan adanya kamera dapat memudahkan penulis untuk menggambarkan masyarakat tempat penelitian berlangsung. Metode wawancara yang digunakan adalah wawancara mendalam kepada beberapa informan yang sesuai dengan tujuan penelitian. Informan disini adalah musisi metal, penggemar, maupun penikmat musik metal itu sendiri. Wawancara mendalam ini dilakukan dengan mendatangi beberapa musisi metal yang dianggap memiliki dan mempunyai pengetahuan yang luas dan lengkap. Hal ini
Muhammad Fiqri Munzir : Metal (Studi Deskriptif Band-Band Metal Di Kota Medan), 2009 USU Repository © 2008
perlu dilakukan agar dapat memberikan sumbangan yang berarti dalam memahami permasalahan yang terjadi dan merupakan tema pokok penelitian yang akan dilakukan. Tehnik wawancara ini juga dilakukan dengan cara komunikasi verbal atau langsung dengan informan yang berpedoman kepada interview guide yang telah dipersiapkan sebelumnya untuk mendapatkan data yang konkrit yang lebih rinci dan mendalam. Perlengkapan yang digunakan pada saat wawancara adalah catatan tertulis untuk mencatat bagian-bagian yang penting dari hasil wawancara dan tape recorder yang digunakan untuk merekam proses wawancara dalam rangka antisipasi terhadap keabsahan data yang diperoleh pada saat melakukan wawancara. Studi kepustakaan sebagai tehnik pengumpul data selanjutnya, dimaksudkan penulis sebagai suatu sarana pendukung untuk mencari dan mengumpulkan data dari beberapa buku dan hasil penelitian para ahli lain yang berhubungan dengan masalah peneliti guna menambah pengertian dan wawasan penulis demi kesempurnaan akhir penelitian ini.
1. 5. 3. Analisis Data Bahwasanya dalam penelitian ini penulis berusaha untuk bersikap objektif terhadap data yang diperoleh di lapangan. Data ini diperlakukan sebagaimana adanya, tanpa dikurangi, ditambahi ataupun diubah, sehingga tidak akan mempengaruhi keaslian data-data tersebut. Keseluruhan data yang diperoleh dari hasil penelitian lapangan tersebut akan diteliti kembali, pada akhirnya kegiatan ini bertujuan untuk memeriksa kembali kelengkapan hasil wawancara.
Muhammad Fiqri Munzir : Metal (Studi Deskriptif Band-Band Metal Di Kota Medan), 2009 USU Repository © 2008
Langkah selanjutnya, data-data ini akan dianalisis secara kualitatif. Keseluruhan data yang diperoleh dari observasi, wawancara dan sumber kapustakaan disusun berdasarkan pemahaman-pemahaman akan fokus penelitian atau berdasarkan kategori yang sesuai dengan tujuan penulis.
Muhammad Fiqri Munzir : Metal (Studi Deskriptif Band-Band Metal Di Kota Medan), 2009 USU Repository © 2008
BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
II. 1. Sejarah Kota Medan Kehadiran Kota Medan sebagai satu bentuk kota memiliki suatu proses perjalanan sejarah yang panjang dan kompleks, hal ini dibuktikan dengan berkembangnya daerah yang dinamakan sebagai “Medan” ini menuju pada bentuk kota metropolitan. Sebagai hari lahir Kota Medan adalah 1 Juli 1590, sampai saat ini usia Kota Medan telah mencapai 418 tahun. Keberadaan Kota Medan saat ini tidak terlepas dari dimensi histori yang panjang, dimulai dari dibangunnya Kampung Medan Puteri pada tahun 1590 oleh Guru Patimpus. Guru patimpus adalah seorang putra Karo bermarga Sembiring Pelawi dan beristrikan seorang puteri Datuk Pulo Brayan. Dalam bahasa Karo, kata “Guru” berarti “Tabib” ataupun “Orang Pintar”, kemudian kata “Pa” merupakan sebutan untuk seorang Bapak berdasarkan sifat atau keadaan seseorang, sedangkan kata “Timpus” berarti “Bundelan, Bungkus atau Balut”. Dengan demikian maka nama Guru Patimpus bermakna sebagai seorang tabib yang memiliki kebiasaan membungkus sesuatu dalam kain yang diselempangkan di badan untuk membawa barang bawaannya. Hal ini dapat diperhatikan peda monumen guru Patimpus yang didirikan di sekitar Balai Kota Medan (http://id.wikipedia.org/wiki/Medan, diakses pada 27 Januari 2009). Berkembangnya menjadi Kesultanan Deli pada tahun 1669 yang diproklamirkan oleh Tuanku Perungit yang memisahkan diri dari Kesultanan Aceh. Perkembangan Kota Medan selanjutnya ditandai dengan perpindahan Ibu Kota Residen Sumatera Timur dari
Muhammad Fiqri Munzir : Metal (Studi Deskriptif Band-Band Metal Di Kota Medan), 2009 USU Repository © 2008
Bengkalis menuju Medan, pada tahun 1887, sebelum akhirnya statusnya diubah menjadi Gubernemen yang dipimpin oleh Gubernur pada tahun 1915.
Foto 1 Monumen Guru Pattimpus di persimpangan jalan Gatot Subroto, Medan. (Sumber : Ibnu Avena)
Secara historis, perkembangan Kota Medan sejak awal memposisikannya menjadi jalur lalu lintas perdagangan. Posisinya yang terletak di dekat Sungai Deli dan Babura, serta adanya kebijakan Sultan Deli yang mengembangkan perkebunan tembakau dalam awal perkembangannya, telah mendorong berkembangnya Kota Medan sebagai pusat perdagangan (ekspor-impor) sejak masa lalu. Keterangan yang menguatkan bahwa adanya Kampung Medan ini salah satunya adalah keterangan H. Muhammad Said yang mengutip melalui buku Deli In Woord en Beeld ditulis oleh N. Ten Cate. Keterangan tersebut mengatakan bahwa dahulu kala Kampung Medan ini merupakan Benteng dan sisanya masih ada terdiri dari dinding dua lapis berbentuk bundaran yang terdapat di pertemuan antara dua sungai, yakni Sungai Deli dan Sungai Babura.
Muhammad Fiqri Munzir : Metal (Studi Deskriptif Band-Band Metal Di Kota Medan), 2009 USU Repository © 2008
Foto 2 Sungai Deli, Medan (Sumber : Fiqri) Keberadaan Kota Medan juga tidak terlepas dari peranan para pendatang asing yang datang ke Medan sebagai pedagang maupun dengan tujuan yang lainnya. Salah satu contoh yang sangat jelas adalah tahun 1866, Jannsen, P. W. Clemen, Cremer dan Nienhuys mendirikan de Deli Maatscapij, Sunggal (1869), Sungai Beras dan Klumpang (1875), sehingga jumlahnya mencapai 22 perusahaan perkbunan pada tahun 1874. Pada proses perkembangan awal Medan menjadi suatu bentuk kota tidak terlepas dari usaha-usaha komite dagang Belanda (VOC) yang melakukan ekpansi usaha rempahrempah di Sumatera Timur (Sumatera Utara). Usaha rempah-rempah pada awalnya berkembang dan terpusat didaerah Maryland dan Labuhan dimana kedua lokasi tersebut merupakan daerah yang pesisir.
Muhammad Fiqri Munzir : Metal (Studi Deskriptif Band-Band Metal Di Kota Medan), 2009 USU Repository © 2008
Mengingat kegiatan perdagangan tembakau yang sudah sangat luas dan berkembang, Nienhuys memindahkan kantor perusahaannya dari Labuhan ke Kampung Medan Puteri. Dengan demikian Kampung Medan Puteri yang pada saat sekarang ini terkenal dengan kawasan Gaharu menjadi semakin ramai dan selanjutnya berkembang dengan nama yang dikenal sebagai Kota Medan. Proses pemindahan ini telah dapat menciptakan perkembangan cikal-bakal Kota Medan seperti sekarang ini. Perkembangan Medan Puteri menjadi pusat perdagangan telah mendorongnya menjadi pusat pemerintahan. Tahun 1879, Ibu Kota Asisten Residen Deli dipindahkan dari Labuhan ke Medan, 1 Maret 1887, Ibu Kota Residen Sumatera Timur dipindahkan pula dari Bengkalis ke Medan. Istana Kesultanan Deli yang semula berada di Kampung Bahari (Labuhan) juga pindah bersamaan dengan selesainya pembangunan Istana Maimoon pada tanggal 18 Mei 1891, dan dengan demikian Ibu Kota Deli telah resmi pindah ke Medan. Medan yang sedang dijadikan sebagai Ibu Kota Deli juga telah mendorong Medan berkembang menjadi pusat pemerintahan. Sampai pada saat sekarang ini, di samping merupakan salah satu daerah kota, juga sekaligus merupakan Ibu Kota dari Sumatera Utara. Selanjutnya, penulis menampilkan salah satu dari peninggalan sejarah di Kota Medan, yaitu: Istana Maimun yang merupakan peninggalan dari Kesultanan Deli. Dan Mesjid Raya al-Maksun. Dengan tidak memandang ini sebagai suatu yang diskriminatif. Karena penulis menampilkan foto dengan latar agama, yaitu Islam. Tetapi lebih melihat ini sebagai suatu keberagaman yang ada di tengah-tengah kehidupan bermasyarakat di Kota medan khususnya.
Muhammad Fiqri Munzir : Metal (Studi Deskriptif Band-Band Metal Di Kota Medan), 2009 USU Repository © 2008
Foto 3 Istana Maimun (Sumber: Fiqri)
Foto 4 Mesjid Raya Al- Maksum, Medan (Sumber: Fiqri)
Muhammad Fiqri Munzir : Metal (Studi Deskriptif Band-Band Metal Di Kota Medan), 2009 USU Repository © 2008
Gambaran umum Kota Medan merupakan sekilas penjelasan mengenai keberadaan Kota Medan sebagai kawasan yang menjadi fokus lokasi penelitian ini. Sebagai pusat pemerintahan Kota Medan memiliki 21 daerah Kecamatan dan 151 daerah kelurahan (http://id.wikipedia.org/wiki/Medan, diakses pada 27 Januari 2009). Kepadatan penduduk Kota Medan mencapai 2. 036. 018, dengan tingkat kepadatan 7. 681 jiwa/ km2.
II. 2. geografis Koordinat geografis Kota Medan adalah 3º 30' - 3º 43' LU dan 98º 35' - 98º 44' BT. Permukaan tanahnya cenderung miring ke utara dan berada pada ketinggian 2,5 – 37,5 m di atas permukaan laut. Kota Medan berbatasan dengan selat Malaka di sebelah utara, sedangkan di sebelah barat, selatan dan timur berbatasan dengan Kabupaten Deli Serdang. Kota medan sendiri menjadi kota induk dari beberapa kota satelit di sekitarnya seperti Kota Binjai, Lubuk Pakam, Deli tua, dan Tebing Tinggi. Luas Kota Medan saat ini adalah 265, 10 km. sebelumnya hingga 1973 medan hanya mempunyai luas sebesar 51, 32 km. Dan jhon Anderson seorang Inggris melakukan kunjungan ke Kampung Medan tahun 1823 dan mencata dalam bukunya Mission to the East Coast of Sumatera bahwa penduduk kampong Medan pada waktu itu masih berjumlah 200 orang, tapi hanya dia yang melihat penduduk yang berdiam di pertemuan antara dua sungai tersebut. Namun kemudian di edarkan Peraturan Pemerintah No. 22 Tahun 1973 yang memperluas wilayah Kota Medan dengan mengintegrasikan sebagian wilayah Kabupaten Deli Serdang.
Muhammad Fiqri Munzir : Metal (Studi Deskriptif Band-Band Metal Di Kota Medan), 2009 USU Repository © 2008
II. 3. Visi Misi Kota Medan Untuk mewujudkan pembangunan Kota Medan yang lebih terarah, terencana, menyeluruh, terpadu, realistis, dan dapat di evaluasi, maka perlu di rumuskan rencana strategis sebagai broad guide line penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan pembinaan kemasyarakatan di Kota Medan untuk lima tahun ke depan. Rencana strategis yang di tetapkan sekaligus menjadi strategi dasar bagi kebijakan, program dan kegiatan pembangunan dan pengembangan Kota, serta memberikan orientasi dan komitmen bagi penyelenggaraan pemerintahan. Dengan demikian, di samping adanya rencana pembangunan Kota yang handal, perlu adanya pengukuran pencapaian kinerja sebagai bentuk akuntabilitas publik guna menjamiin pelayanan umum yang di inginkan.
II. 3. 1. Visi Kota Medan Pembangunan Kota Medan merupakan rangkaian kegiatan yang di laksanakan secara bertahap dan berkesinambungan untuk meraih masa depan yang lebih baik. Oleh karena itu, visi merupakan simpul dalam upaya menyusun rencana strategis pembangunan Kota. Sebagai gambaran identitas masa depan Kota Medan, maka perumusan visi itu berdasarkan pada pertimbangan: 1. Persyaratan pembangunan Kota, seperti berkembangnya demokrasi dan partisipasi, mendorong penegakan hokum, kedilan sosial dan ekonomi. Pemerintahan yang kuat, efisien dan efektif. Birokrasi yang kreatif dan inovatif, stabilitas politik dan keamanan yang kondusif. Pelayanan politik
Muhammad Fiqri Munzir : Metal (Studi Deskriptif Band-Band Metal Di Kota Medan), 2009 USU Repository © 2008
yang prima. Pemerataan pembangunan dan pembangunan Kota yang berkelanjutan. 2. Masalah dan tantangan serta kebutuhan pembangunan Kota Medan dalam rangka mewujudkan kemajuan Kota Medan yang metropolitan. 3. Kebijakan pembangunan nasional, sektoral dan regional yang mendorong perkembangan Kota Medan sebagai pusat pertumbuhan dan pengembangan Indonesia bagian barat. 4. Kecenderungan globalisasi dan regionalisasi. 5. Nilai-nilai luhur, norma dan budaya yang telah lama di anut seluruh warga Kota Medan.
II. 3. 2. Misi Kota Medan Untuk memperjelas tugas dan tanggung jawab pembangunan dari seluruh bidang yang ada, maka visi pembangunan Kota di jabarkan ke dalam misi yang jelas, terarah dan terukur. Misi ini menjelaskan tujuan dan saran yang ingin di capai dalam pembangunan Kota, sehingga di harapkan seluruh stakeholder dapat mengetahui dan memahami kedudukan dan peran masing-masing masyarakat dalam pembangunan. Adapun misi Kota Medan adalah: 1. Mewujudkan
percepatan
pembangunan
daerah
pinggiran,
dengan
meningkatkan pertumbuhan ekonomi untuk kebutuhan kemajuan serta kemakmuran yang berkeadilan bagi seluruh masyarakat Kota. 2. Mewujudkan tata pemerintahan Kota yang lebih baik dengan birokrasi yang efisien, efektif, kreatif, inovatif, dan responsive.
Muhammad Fiqri Munzir : Metal (Studi Deskriptif Band-Band Metal Di Kota Medan), 2009 USU Repository © 2008
3. Penataan Kota yang ramah lingkungan berdasarkan prinsip keadilan sosial, ekonomi dan budaya serta membangun dan mengembangkan pendidikan, kesehatan serta budaya daerah. 4. Meningkatkan suasana religius yang harmonis dalam berbangsa dan bermasyarakat
II. 4. Keadaan Penduduk Penduduk Kota medan dapat di golongkan dalam kategori masyarakat heterogen, yaitu masyarakat yang terdiri dari berbagai jenis suku, agama, ras, dan golongan. Komposisi masyarakat Kota Medan terdiri atas Melayu, Batak (Mandailing, Toba, Karo, Pak-pak, Simalungun, dan Angkola) Jawa, Aceh, Tionghoa, India (Tamil, Sikh). Komposisi masyarakat Kota Medan yang heterogen terbagi-bagi atas beberapa lokasi. Hal ini di sebabkan karena pada awal tumbuh dan berkembangnya suku tersebut di Kota Medan. Perbedaan lokasi tersebut bukan merupakan gambaran penduduk yang terpecah-pecah, melainkan sebagai wujud persatuan etnisitas yang di miliki setiap masyarakat di Kota Medan.
II. 5. Keberadaan Musik Metal di Kota Medan Metal lahir dari exodus musisi rock yang bosan dengan segala kemunafikan diri mereka sendiri. Dengan kata lain syair caci maki yang hadir di setiap lagu para musisi rock menunjukkan betapa kekanak-kanakannya jiwa mereka. Jhon Kay merupakan band pertama yang mengawali lahirnya band metal di dunia ini. Dia merupakan seorang musisi yang berasal dari Jerman, pada saat itu Negara jerman masih menjadi dua bagian, yaitu
Muhammad Fiqri Munzir : Metal (Studi Deskriptif Band-Band Metal Di Kota Medan), 2009 USU Repository © 2008
Jerman barat dan Jerman timur. Dengan melihat segala kerancuan sosial yang terjadi di negara itu, di mana kekejaman terjadi terhadap rakyat jelata. Akhirnya dia hijrah ke negara Amerika untuk meneriakkan segala luapan emosi dan isi hatinya dalam bermusik, yaitu dengan membentuk sebuah band metal yang nantinya akan memasuki dapur rekaman (dapur di maksudkan dengan proses rekaman yang berada di duatu bangunan). Dengan demikian dia dapat menyampaikan pesannya melalui kaset dan cd (compact disc) hasil rekaman yang di dalamnya terdapat lirik-lirik yang mencaci maki terhadap penguasa, suara vokal yang growl (serak) dan nada-nada yang di hasilkan dalam bermusik kapada seluruh masyarakat di dunia ini mengenai masalah yang terjadi di Jerman pada saat itu. (www.tajam.com) Adapun awal mula lahirnya musik metal di Kota medan sendiri hampir sama dengan apa yang di alami oleh pendiri band metal asalnya. Hal ini di ungkapkan oleh pak Uli sebagai informan kunci bagi penulis: “Rakyat merasa tertindas dengan keadaan yang ada pada sekitar tahun 90-an. Rakyat betul-betul di buat tidak berdaya oleh penguasa. Itu terjadi pada zaman pak Harto. Rakyat mau mengeluarkan aspirasi di tolak, di penjara, sampai di bunuh. Dengan keadaan ini, rakyat merasa ingin perubahan yang benar-benar berpihak pada mereka. Di mana mereka ingin mengeluarkan pendapatnya yang baik, tanpa harus takut kepada penguasa. Jadi, para musisi metal ini mendapatkan tempat dalam mengungkapkan luapan emosi mereka tentang fenomena yang terjadi”. Menurut penjelasan pak Uli di atas tadi, penulis kembali menanyakan apa yang di maksud dengan tidak berdaya pada penjelasan di atas: Bahwa pada zaman rezim pemerintahan Presiden Suharto, masyarakat yang ada di Indonesia ini tidak boleh melawan, harus patuh dan tunduk pada perintahnya. Apa yang di inginkannya harus segera di laksanakan. Seperti kita tidak boleh menghina beliau, jika ketahuan dengan sengaja atau tidak, akan di tangkap dan di masukkan penjara. Padahal kaenapa rakyat berani menghina, karena rakyat sudah menderita. Berobat ke puskesmas yang harusnya gratis, jadi harus bayar. Urusan di birokrasi yang
Muhammad Fiqri Munzir : Metal (Studi Deskriptif Band-Band Metal Di Kota Medan), 2009 USU Repository © 2008
seharusnya tidak bayar dan memakan waktu yang cepat, kalau tidak menggunakan uang akan menjadi lama”. Sementara itu, keberadaan musik metal yang ada di Kota Medan pada saat sekarang ini berada dalam perkembangan musik, atribut, interkasi antar sesame bandband metal yang telah ada sebelumnya. Musik ini dapat mempersatukan suatu kelompok yang beraneka ragam bentuk, suku, warna kulit menjadi suatu yang fungsional dengan dasar suka terhadap musik metal ini. Musik metal yang merupakan komponen dari suara, irama, melodi, dan keselarasan untuk dapat dilihat dan dinikmati. Kesempatan untuk pertemuan yang terjadi antar musisi metal yang ada di Kota Medan ini, yaitu pada saat pagelaran musik metal ini berlangsung, latihan di studio, perjumpaan di mall, rumah, tempat “nongkrong” (menyatakan tempat di mana akan duduk) atau intensitas mereka yang ingin bertemu dalam rangka menukar informasi seputaran perkembangan musik metal yang merupakan lokasi penyebaran musik metal ini.
II. 6. Lokasi Penelitian Letak lokasi penelitian tentang metal ini berada di Kota Medan. Di karenakan informan yang akan memberikan pernyataannya kepada penulis, berdomisili di Medan. Hanya tempat mereka latihan band atau studio musik terletak di beberapa lokasi yang berbeda.Hal mengenai studio tempat mereka latihan band kembali di ungkapakan pak Uli: “Kalau studio latihan sebenarnya di mana ada studio latihan, pasti kita bisa latihan. Tapi, maksudnya di studio mana para musisi metal kebanyakan latihan? Karena mereka pun merasa cocok dengan alat-alat band, harga sewa studio, pelayanan yang baik bagi para musisi metal. Kemudian studio ini menjadi tempat yang paling sering di kunjungi oleh
Muhammad Fiqri Munzir : Metal (Studi Deskriptif Band-Band Metal Di Kota Medan), 2009 USU Repository © 2008
band-band metal yang ada. Karena selain promosi yang di lakukan oleh pihak pengelola studio kepada para musisi,untuk dapat menggunakan studio tersebut dengan cara menyewa. Band metal yang telah mencoba latihan di studio tersebut, dan merasa enak memainkannya.mereka akan memberikan informasi tentang studio yang baik ini kepada teman, atau para musisi yang ingin latihan di studio tersebut. Tidak terkecuali harus memberikan informasi tersebut kepada band-band metal saja”. Studio tersebut bernama Progressif, yang berada di jalan pembangunan, Kecamatan Medan Baru. Seperti yang terlihat pada gambar di bawah ini.
Foto 5 Studio Progressive (Sumber: Rebecca) Kemudian untuk selanjutnya, penulis menampilkan gambar Kota Medan yang di lihat dari masing-masing Kecamatan yang ada di Kota Medan ini. Hal ini di lakukan agar kita bisa melihat secara visual tentang keberadaan masing-masing kecamatan yang ada di Kota Medan ini.
Muhammad Fiqri Munzir : Metal (Studi Deskriptif Band-Band Metal Di Kota Medan), 2009 USU Repository © 2008
Foto 6 Peta Kota Medan (Sumber : Ibnu Avena)
Muhammad Fiqri Munzir : Metal (Studi Deskriptif Band-Band Metal Di Kota Medan), 2009 USU Repository © 2008
BAB III METAL
III.1 Jenis Aliran Metal Sebelum penulis memaparkan penjelasan tentang jenis aliran metal yang di dapat dari pengetahuan informan. Terlebih dahulu penulis menampilkan gambar mengenai alatalat yang di pergunakan pada band-band metal yang ada.
Foto 7 Instrument musik (sumber: Blender dan Abeb) Muhammad Fiqri Munzir : Metal (Studi Deskriptif Band-Band Metal Di Kota Medan), 2009 USU Repository © 2008
III.1.1 Black Metal Penjelasan dalam pengertian black metal di jelaskan oleh Surya sebagai informan penulis: “Karakter musik ini ditandai oleh tempo drum yang cepat dan tepat. Penggunaan double bass, snare, dan floor drum yang sangat bertenaga dalam memainkan musik ini. Sekali waktu bersama-sama dengan pukulan snare drum dan menggunakan gaya yang meledak-ledak (hentakan yang keras dalam memukul snare, beat, dan floor). Pada aliran ini kita sering mendengarkan bass drum yang berbunyi sedetik pada tempo 1/8. Drum juga berirama sangat lambat, tergantung pada suasana atau tema lagu aliran musik black metal ini. Sound (suara) gitar berdistorsi tebal dan sangar di dalam rhytm gitar yang cepat disambut dengan melodi gitar yang samarsamar dan lama-lama berubah menjadi alternative picking (up, down) dan tremolo picking pada notasi A# minor. Tune gitar biasanya dibuat rendah, memiliki struktur vokal scream (serak-serak basah) yang di dominasi menghasilkan perpaduan musik dan nyanyian yang sangat tidak biasa. Maksudnya tidak biasa adalah seperti pada aliran band-band yang mengusung pop, rock, dan lain-lain. Lirik dinyanyikan dengan jelas bernuansa setan, pembunuhan, horor dan adapula yang dinyanyikan bersatu seperti shymponic black metal. Bertema gaib seperti penyembahan berhala, kegelapan, hutan, anti Christ (mengutuk agama Kristen) yang dikombinasikan dengan sound keyboard yang menyerupai musik gereja kathedral dan orkestra yang terasa sejuk, dingin dan menyedihkan”.
Tingkat pengetahuan yang di miliki oleh informan di atas menjelaskan bahwa black metal memiliki tempo drum yang cepat dan tepat. Penulis menanyakan kembali kepada informan, apa yang di maksud dengan cepat dan tepat: ”Maksudnya adalah cepat dalam memukul snare, floor, dan memijak beat drum dalam tempo 1/8. Tepat maksudnya adalah pukulan terhadap instrument drum tersebut harus berada pada tempo 1/8 sampai akhir lagu”. Penjelasan informan di atas menjelaskan bahwa black metal merupakan aliran metal yang lebih sering memainkan tempo cepat dan tepat pada instrument yang mereka mainkan dalam menyanyikan lagu mereka.
Muhammad Fiqri Munzir : Metal (Studi Deskriptif Band-Band Metal Di Kota Medan), 2009 USU Repository © 2008
III.I.2 Death Metal Amri sebagai salah satu informan penulis memaparkan pengetahuannya tentang death metal, seperti di bawah ini: ”Pada aliran ini penguasaan terhadap alat-alat band seperti vokal, drum, bass, gitar sangat tinggi (dalam artian semangat dalam memainkan alat-alat band mereka) dan dengan tipe sound gitar bertuning rendah serta berdistorsi berat (berat berarti treble pada sound gitar di kecilkan). Permainan gitar dan bass berada pada notasi Eminor 7. Tehnik permainan gitar pada aliran ini banyak menggunakan tremolo dan panggabungan melodi yang harmonis, cepat dan rumit (tidak di tujukan bagi pemain band yang bertaraf pemula). Kemudian di ikuti dengan permainan bass yang banyak menggunakan running chord dengan sound (suara) yang gelap dengan ketukan drum blast beat, dan double pedal atau double bass drum yang cepat. Vokal yang kasar dan tehnik bernyanyi dengan suara growl rendah yang dipadu dengan lirik yang ekstrim, satanisme, mistik, mutilasi dan bahkan kadang mengandung lirik yang bertajuk sosial dan ada yang menceritakan tentang ilmu gaib. Dari perpaduan musik death metal tersebut di atas, aliran ini memiliki komposisi musik yang baru dengan struktur lagu yang sangat tidak umum (seperti lagu yang ada pada aliran yang lain, selain metal). Dan aliran ini juga dikatakan berbeda karena menggunakan dua orang pemain gitar, dan masing-masing satu personal bass, drum dan juga vokal. Tidak mengguanakan pemain keyboard. Karena para pengusungnya memang tidak menginginkan keyboard sebagai salah satu alat musik dalam aliran ini. Suara vokal yang growl, tehnik gitar yang serba cepat, dan pukulan drum dengan beat yang cepat merupakan ciri dari aliran death metal ini sendiri”. Di tambahkan Amri bahwa penggabungan melodi yang harmonis adalah penyesuaian terhadap permainan gitar dengan suasana lagu yang akan di nyanyikan. Penulis menanyakan kembali kepada informan, apa yang di maksud dengan cepat dan rumit pada aliran death metal ini: ”Cepat maksudnya penggunaan jari dalam memetik snare gitar yang cepat dalam tempo yang sesuai dengan lagu. Rumit di maksudkan bahwa tingkat permainan gitar pada aliran death metal ini hanya di tujukan bagi pemain gitar yang berada pada taraf professional, tidak di tujukan untuk pemain gitar yang baru belajar bermain gitar”.
Muhammad Fiqri Munzir : Metal (Studi Deskriptif Band-Band Metal Di Kota Medan), 2009 USU Repository © 2008
Dari keterangan Amri di atas kepada penulis mengenai death metal. Death metal merupakan aliran yang lebih sering menggunakan tehnik permainan instrumen yang cepat dan rumit.
III.I.3 Heavy Metal Rizki menjelaskan pengetahuannya tentang heavy metal kepada penulis sebagai berikut: “Pada aliran ini akan dijumpai tempo lagu yang lambat (slow) dengan tuning gitar yang low karena menggunakan kunci gitar yang berada pada tangga nada A# 7 dan banyak menggunakan sound distorsi tebal dan berat. Menggunakan keyboard dengan karakter vokal yang clean (biasa saja). Dan penggunaan sound (suara) drum dengan setelan snare yang turun rendah. Bass dengan tuning pada C#, sehingga menghasilkan riff yang berat dan longgar dalam memainkan lagu pada aliran ini. Adapun lirik-lirik yang terdapat pada band-band heavy metal ini, pada umumnya bernuansa gelap dan murung. Menceritakan sikap yang pesimis dalam menjalankan kehidupan di dunia, menyalurkan isyarat hati berupa rasa putus asa, Kehilangan, depresi, kematian, paranoid, kemarahan, melankolis dan segala aspek yang negatif lainnya akan muncul pada lagu-lagu band heavy metal ini”. Berdasarkan penjelasan di atas, heavy metal merupakan aliran yang sering menggunakan sound (suara) yang berdistorsi tebal dan berat. Penulis kembali menanyakan apa yang di maksud dengan tebal, berat, riff, gelap dan murung kepada Rizki sebagai informan penulis: “Tebal dalam hal ini di maksudkan bahwa treble pada sound gitar berada pada tingkat 3, di tambah dengan penggunaan effect gitar. Sementara berat di maksudkan dengan suara yang di hasilkan oleh gitar yang menggunakan distorsi tebal dan effect tadi. Riff di maksudkan dengan nada vokal yang menyerupai petikan gitar. Gelap dalam hal ini yaitu suasana hati yang tidak suka dengan fenomena yang tidak baik, seperti penindasan, penganiyayaan, dsb. Murung maksudnya sikap yang sangat membenci orang yang munafik”.
Muhammad Fiqri Munzir : Metal (Studi Deskriptif Band-Band Metal Di Kota Medan), 2009 USU Repository © 2008
Keterangan mengenai heavy metal di atas merupakan suatu pengetahuan yang menjelaskan bahwa heavy metal adalah aliran yang beriskan mengenai lirik-lirik yang bersifat pesimis, keputusasaan, dan ketidakyakinan diri. Untuk instrument tidak banyak mengalami perubahan. Maksudnya tidak jauh beda dengan warna musik dari aliran metal yang lain.
III.I.4 Nu Metal Fitrah sebagai salah satu informan penulis memberikan penjelasannya melalui pengetahuan yang di milikinya tentang Nu metal, sebagai berikut: “Aliran ini juga merupakan salah satu bagian dari aliran band metal yang ada, yaitu disebut dengan Nu metal. Dimana aliran ini memiliki lirik yang kebanyakan bertemakan sosial, peristiwa peperangan, gejala keadilan, ketimpangan korupsi, dan berbagai tema lainnya yang berhubungan dengan sosial.lainnya. tempo pada aliran band ini adalah tempo yang tergantung pada suasana lagu yang diciptakan dan dibawakan, yang terkadang low (1/4), atau kebalikannya yaitu full beat atau cepat (1/16). Tuning gitar dan bass berada pada kunci A ataupun kunci G, sehingga menghasilkan riff yang kencang (dalam tehnik memetik gitar) dan lebar (suara yang di hasilkan dari sound gitar). Vokal yang dimiliki band ini adalah vokal dengan karakter low growl (serak-serak basah). lebih banyak vokal menggunakan tehnik scream. Sedangkan beat drum kadang tunggal dan pada lirik lagu lainnya juga sering menggunakan double pedal”.
Penjelasan mengenai Nu metal di atas di maksudkan bahwa permainan musik yang di tampilkan band-band Nu metal ini tidak jauh beda dengan pola permainan pada aliran metal lainnya. Hanya saja tehnik vokal yang di nyanyikan kebanyakan lebih jelas terdengar di bandingkan vokal pada band-band yang beraliran heavy, death, serta black metal yang lebih banyak menggunakan tehnik vokal scream maupun growl.
Muhammad Fiqri Munzir : Metal (Studi Deskriptif Band-Band Metal Di Kota Medan), 2009 USU Repository © 2008
Penulis menanyakan kembali kepada Fitrah, apa yang di maksud dengan tehnik vokal yang scream dan growl: “Vokal scream maksudnya menyanyikan lirik lagu dengan nada minor tinggi dan menggunakan sekali waktu suara serak-serak basah dalam penggalan lirik-lirik yang di nyanyikan. Growl artinya tidak jauh beda sama scream, di mana lirik lagu di nyanyikan dengan nada minor tinggi. Bedanya growl menggunakan suara serak-serak basahnya dengan tidak dapat di ketahui apa yang di katakan penyanyi tersebut”.
Nu metal merupakan perpaduan dari aliran metal yang ada sebelumnya, seeperti black, death, dan heavy metal. Karena masa terbentuknya aliran ini setelah munculnya aliran black, death dan heavy metal ini.
III. 2. Penampilan Penampilan pada musisi metal yang ada di dunia lebih cenderung pada suatu keadaan, dalam hal ini pada saat mengunjungi, bahkan bermain band di suatu tempat dimana konser metal berlangsung. Pemain pada band metal itu sendiri menggunakan pakaian dan aksesoris yang sangat mendukung aksi panggung atau penampilan mereka. Seperti yang diutarakan oleh saudara Iqbal yang merupakan salah satu informan penulis dan hingga saat ini masih mengakui kalau dirinya adalah bagian dari band metal atau sering dikatakan “anak metal”, mengungkapkan: “bahwa dalam beratribut metal, seorang metal head (sebutan untuk para personil band metal, penggemar musik metal) wajib memahami dengan benar apa arti dari atribut itu sendiri seperti aksesoris dan pernak-pernik yang di gunakan”. Baju yang berwarna hitam mempunyai pengertian gelap secara umum bagi sebagian orang di luar aliran metal ini. Tetapi dalam metal itu sendiri baju hitam mengandung pengertian bahwa kebencian terhadap orang-orang yang suka berlaku
Muhammad Fiqri Munzir : Metal (Studi Deskriptif Band-Band Metal Di Kota Medan), 2009 USU Repository © 2008
semena-mena dan suka menindas yang lemah, kebencian juga tertuju pada peperangan dan tindakan sosial lain yang sering merugikan orang atau rakyat yang lemah dalam berbagai hal. Dimana ini menjadi panduan untuk lebih menjiwai makna metal tersebut. Hal ini dalam pengertian pada aliran Nu Metal, dan Heavy Metal. Sementara untuk aliran Black Metal dan Death Metal, penyimbolan warna hitam pada baju yang dikenakan memiliki arti bahwa kematian yang berujung kepada kehidupan gaib. Dalam hal ini setan sebagai makhluk yang sangat tidak suka dengan kebaikan menjadi teman para pemusik hingga penikmat atau penggemar musik death metal dan juga black metal ini. Ipan mengungkapkan hal ini sebagai salah satu informan penulis: “Tidak ada gunanya kita pecaya pada manusia. Yang jelas-jelas mempunyai sifat baik dan buruk. Lebih bagus berteman dengan setan, yang sudah pasti jahat” Mereka beranggapan tidak ada gunanya berteman dengan manusia yang memiliki sifat tidak stabil (kadang baik dan kadang buruk), lebih baik berteman dengan setan, yang jelas tidak disenangi dengan latar belakang kalau setan selalu mengajak manusia untuk kesesatan. Sedangkan untuk celana, anak metal (metal head) sering juga menggunakan celana berwarna hitam atau juga bercorak hitam, yang terkadang juga mereka memilih warna-warna gelap lainnya yang serasi jika dipadukan dengan baju yang dikenakan. Lebih lanjut tentang atribut aliran metal ini seperti gelang, kalung, anting-anting (jarum tindik) maupun perlengkapan lainnya seperti cat muka, jaket, topi, kaca mata dan yang lainnya, hampir sebagian besar dipilih warna-warna yang gelap. Dalam hal ini lebih diutamakan warna hitam.
Muhammad Fiqri Munzir : Metal (Studi Deskriptif Band-Band Metal Di Kota Medan), 2009 USU Repository © 2008
Adapun kegunan dari segala aksesoris yang dikenakan para musisi maupun para penggemar musik metal adalah sebagai penguatan jati diri metal itu sendiri. Dimana selama ini mereka (para personil band-band metal, penggemar maupun penikmat musik metal) beranggapan kalau baju hitam, rambut gondrong, memakai tindik (baik di telinga, hidung, lidah, alis, perut dan lainnya), membuat tattoo di tubuh adalah merupakan perlakuan yang tidak beretika dan tidak sesuai dengan norma yang ada. Maka para “metal head” ingin merubah pandangan ini, dimana mereka tidak mau bermuka dua seperti manusia kebanyakan, di sini mereka ingin menunjukkan diri mereka apa adanya tanpa harus “berpura-pura”. Hal ini di ungkapkan oleh abul sebagai salah satu informan penulis: “berpura-pura” di sini di maksudkan dengan pengertian bahwa jika kita (manusia) merasa dalam keadaan ingin berbuat baik, tunjukkan bahwa kita dalam keadaan tersebut. Dan jika kita berada pada keadaan ingin berbuat buruk, tunjukkan pula bahwa kita dalam keadaan tersebut. Jadi intinya kemunafikan diri sangat di benci para musisi, penggemar maupun penikmat musik metal ini”.
Berpura-pura dalam mengungkapkan apa yang kita alami, bagi para musisi, penggemar dan penikmat musik metal ini tidaklah bagus. Karena bagi mereka, kita seudah membohongi diri kita sendiri. Yang baik adalah ungkapkan segala sesuatu yang kita alami tanpa harus menyembunyikan yang terjadi sebenarnya.
Muhammad Fiqri Munzir : Metal (Studi Deskriptif Band-Band Metal Di Kota Medan), 2009 USU Repository © 2008
Foto 8 Wes Borland- limp Bizkit (Sumber: Kort)
Foto 9 Chester- Linkin Park (Sumber: Kort)
Muhammad Fiqri Munzir : Metal (Studi Deskriptif Band-Band Metal Di Kota Medan), 2009 USU Repository © 2008
Foto 10 Lucas- Forgot (Sumber: kort)
Foto 11 Black Satan (Sumber: Kort)
Muhammad Fiqri Munzir : Metal (Studi Deskriptif Band-Band Metal Di Kota Medan), 2009 USU Repository © 2008
Foto 12 God Death (Sumber: Kort)
Foto 13 Black Sabbath (Sumber: Kort) Muhammad Fiqri Munzir : Metal (Studi Deskriptif Band-Band Metal Di Kota Medan), 2009 USU Repository © 2008
Foto 14 Blame to weeknees (Sumber: Ibnu Avena)
Foto 15 Behemoth (Sumber: Kort)
Muhammad Fiqri Munzir : Metal (Studi Deskriptif Band-Band Metal Di Kota Medan), 2009 USU Repository © 2008
III. 3. Permainan Salah satu contoh pola permainan dalam komposisi lagu musik metal secara notasi balok. Seperti terlihat pada tangga nada di bawah ini:
Muhammad Fiqri Munzir : Metal (Studi Deskriptif Band-Band Metal Di Kota Medan), 2009 USU Repository © 2008
Muhammad Fiqri Munzir : Metal (Studi Deskriptif Band-Band Metal Di Kota Medan), 2009 USU Repository © 2008
Muhammad Fiqri Munzir : Metal (Studi Deskriptif Band-Band Metal Di Kota Medan), 2009 USU Repository © 2008
Kemudian penulis akan menampilkan beberapa lirik lagu yang ada pada beberapa band metal. Sebagai berikut: Sistem kepemilikan (Koil) Makan, tidak makan bersama Asal kita berdua punya uang berjuta-juta Bisalah kita belanja, bersuka ria Bahkan bias membeli cinta Pribahsa bodoh yang harus aku dengar Memekakkan bagaikan suara halilintar Berkumandang di telinga Dari mulut pemimpin negara Sampai para pelawak, pemberontak Yang tidak merubah apa-apa Dan para pelajar yang merasa dirinya pintar Kau kira siapa dirimu bisa membeli hidupku yang rapuh Mengisi hari bekerja dan patuh Bukan menjadi manusia yang tangguh Aku kira siapa diriku Mencoba setia dan tunduk padamu Dan ku tanya sanggupkah diriku Membawa mimpiku ke dunia yang baru Mengubur mimpiku agar semua bisa makan Ini negara bodoh yang selalu aku bela Layaknya kekasih yang tercinta Tiap jengkal aku mendaki terasa hampa Sebetulnya apa yang kita miliki Tak ada kebahagiaan terhadap diri sendiri Tak juga kepemilikan negara ini Kamu di didik untuk bermimpi Kamu terbiasa di bohongi Kamu di hibur ikut bernyanyi Kamu miskin, bodoh dan sombong
Muhammad Fiqri Munzir : Metal (Studi Deskriptif Band-Band Metal Di Kota Medan), 2009 USU Repository © 2008
Kenyataan dalam dunia fantasi (Squad Zone) Di negara ini kita hidup dan bekerja Di negara ini kita makan dan berbahagia Di tanah yang indah ini bersemilah cintamu yang abadi Di negara busuk ini kita tersenyum pedih Kita membicarakan kenyataan dalam dunia yang tak ku mengerti Kita membicarakan kepasrahan dalam spectrum yang hitam dan putih Kita merasa benar-benar pintar memasyarakatkan kebodohan ini Kita membicarakan kenyataan dalam dunia fantasi Aku tak butuh pengertianmu Aku bukan bagian dari sejarah yang tulis, kau bingkiskan untuk anak dan cucumu Aku tak butuh penjelasanmu Aku bukan bagian dari kebanggaan yang membuat kita tak berpenghasilan Nasionalisme adalah tempat tinggal yang kita bela Nasionalisme untuk negara ini adalah pertanyaan Nasionalisme untuk negara ini menuju kehancuran Nasionalisme menuntun bangsa kami menuju kehancuran
III. 4. Komunitas Kata komunitas dapat diartikan secara sederhana sebagai beberapa individu yang berkumpul menjadi suatu kelompok atau kumpulan yang memiliki keterkaitan dan ketergantungan antara satu dengan yang lainnya, dimana hubungan ini berjalan terusmenerus dan berkelanjutan. Dimana dalam hal ini bila dikaitkan dengan komunitas yang ada pada band-band metal adalah dimana beberapa musisi metal
yang bergabung
menjadi para musisi metal, begitu pula dengan seorang penggemar atau penikmat musik metal bergabung juga menjadi para penggemar musik metal. Jadi mereka sudah terbentuk menjadi suatu kelompok yang dapat dikatakan kelompok pencinta musik metal.
Muhammad Fiqri Munzir : Metal (Studi Deskriptif Band-Band Metal Di Kota Medan), 2009 USU Repository © 2008
Pada hakikatnya mereka ini menbentuk komunitas ini dengan melakukan kegiatan seperti percakapan, dan pertukaran informasi yang dibutuhkan, dalam hal ini berkaitan dengan musik metal. Dengan demikian mereka akan saling berkaitan dan membutuhkan antara satu dengan yang lain, yang dapat juga dicontohkan dengan keterkaitan dan ketergantungan antara musisi dan penikmat atau penggemar musik metal, dimana bila tidak ada penikmat atau penggemar musik maka apalah arti sebuah musisi metal itu. begitu juga jika ada band metal, tanpa para penggemar dan penikmat musik metal, tidak artinya bagi mereka. Hal ini di ungkapkan oleh Roy sebagai salah satu informan penulis: “Penukaran informasi sangat di butuhkan, supaya mendapat penambahan pengetahuan dari pengetahuan yang telah kita miliki sebelumnya. Dan kerjasa sama antara musisi metal dengan penggemar serta penikmat musik metal ini sangat di perlukan. Agar eksistensi metal, khsusnya di Medan tetap ada”. Disamping itu, hubungan ini juga terjadwal dan dapat diorganisir, baik dalam menentukan waktu konser, pertemuan untuk membahas perkembangan musik metal, maupun tentang pribadi pencinta musik metal ini, yang juga dilakukan terus menerus hingga saat ini. Hal ini di ungkapakan oleh Angga: “Apa yang kita lakukan sewaktu konser metal berlangsung itu kita anggap bagian dari aturan metal itu sendiri. Selanjutnya, kalau kita merasa cocok dengan yang kita anggap baik, seperti teman, musik, aksesoris. Ya, kita jalani saja. Seperti teman, tidak menutup kemungkinan kalau pembahasan mengenai penukara informasi tentang metal itu terbatas. Yang kemudian membahas masalah pribadi atau yang lainnya”. Sebenarnya dapat dikatakan bahwa komunitas ini terbentuk atas dasar kesamaan maksud dan tujuan dalam hal ini adalah pemahaman tentang musik, yaitu musik metal. Yang dijadikan sarana dalam mengeluarkan aspirasi dan apresiasi mereka dalam bermusik serta mendapatkan kejelasan jati diri, dalam hal ini adalah sikap dan tingkah
Muhammad Fiqri Munzir : Metal (Studi Deskriptif Band-Band Metal Di Kota Medan), 2009 USU Repository © 2008
laku mereka dalam bermusik metal yang sesungguhnya. Kemudian penulis menanyakan kepada Roy sebagai informan, apa yang mereka maksud dengan penggemar dan penikmat musik metal: “Penggemar pada aliran metal ini di artikan sebagai orang suka membeli kaset dan cd band metal, datang saat konser metal berlangsung, membeli aksesoris yang berbau metal. Kalau penikmat di artikan sebagai orang tahu banyak tentang metal ini. Karena tingkat pemahaman mereka bukan lagi sekedar menggunakan tindik, baju hitam, rambut gondrong lagi. Tapi, lebih kepada memahami apa yang terdapat pada pola pikir band-band metal tentang keadaan yang terjadi”.
Penulis menanyakan kembali kepada Roy, apa yang di maksud dengan pola pikir band-band metal terhadap keadaan yang terjadi: “Pola pikir di sini maksudnya band-band metal yang ada di dunia ini melihat rakyat di tipu oleh penguasa yang memberikan iming-imingan hidup lebih baik, tidak lagi susah untuk berobat kalau sakit. Tapi, apa? Semua itu hanya buaian belaka. Supaya rakyat bisa di bodohi terus. Melalui musik metal ini, musisi meluapkan kemarahan mereka kepada orang-orang yang suka menindas rakyat jelata”. Penjelasan Roy di atas memberikan gambaran yang ada di dalam pikiran bandband metal yang ada saat ini. Mereka jelas menentang ketidakadilan yang di lakukan oleh orang berkuasa dengan semaunya terhadap rakyat jelata. Kemudian, pada komunitas metal di Kota Medan ini. Mereka membuat suatu tabloib atau majalah yang berisi tentang band-band metal yang ada di dunia pada umunya dan band-band metal yang ada di Indonesia pada khususnya. Tabloid atau majalah ini bernama Berontak Zine. Yang terbit pada setiap bulannya. Hal ini di ungkapkan Roy kepada penulis: “Kami punya tabloid atau majalah yang bernama Berontak Zine. Maksud dari nama tersebut tidak lain kami artikan sebagai orang-orang yang memberontak terhadap penguasa yang semena-mena. Majalah atau tabloid ini kami terbitkan dan sebarkan kepada komunitas metal yang ada di
Muhammad Fiqri Munzir : Metal (Studi Deskriptif Band-Band Metal Di Kota Medan), 2009 USU Repository © 2008
Indonesia. Harganya hanya Rp. 10.000,-. Dan ini kami terbitkan sebagai salah satu wujud apresiasi kami terhadap musik metal”.
Majalah atau tabloid Berontak Zine ini dapat di miliki dengan harga Rp. 10.000,-. Yang berisi tentang band-band metal yang ingin mengeluarkan album, membahas tentang lirik-lirik lagu mereka, jadwal konser mereka, wawancara dengan band-band metal. Majalah atau tabloid ini dapat menjadi salah satu sumber informasi bagi para “metal head”.
Foto 16 Tabloid Berontak Zine (Sumber: Fiqri)
III. 5. Underground Secara harfiah, under berarti bawah dan ground berarti tanah. Aliran metal sendiri berisi dengan lirik-lirik yang sebagian merupakan pertentangan dengan keadaan penguasa yang kejam, sadis dan dzalim. Sehingga pada awal mula aliran metal itu terbentuk sekitar
Muhammad Fiqri Munzir : Metal (Studi Deskriptif Band-Band Metal Di Kota Medan), 2009 USU Repository © 2008
tahun 70-an, para misisi metal yang ada pada saat itu seperti Black Sabbath (Inggris), sepultura (Brazil), Slipknot (Amerika) yang mengekspresikan luapan kekesalan mereka dengan bernyanyi atau dengan membuat konser musik metal di ruang bawah tanah di salah satu bangunan, dikarenakan kata-kata, baik itu lirik lagu dan ucapan yang dikeluarkan itu lebih kepada caci maki dan penghinaan kepada penguasa yang kejam tersebut. Ari sebagai salah satu informan penulis, mengungkapkan: “Dulu, pada awal-awal musik metal ini. Band-band metal yang ada belum berani menggelar konser metal di indoor maupun outdoor. Takut di tangkap polisi”. Seiring dengan berjalannya waktu dan perkembangan musik metal itu sendiri, baik di Negara-negara asal aliran metal itu terbentuk, maupun Indonesia pada saat ini telah mengalami perubahan, yaitu pada tahapan konser metal itu sendiri sudah berani melakukannya di lapangan terbuka tanpa harus sembunyi-sembunyi lagi seperti pada awal terbentuknya musik metal ini. Khusus untuk Indonesia, ini terjadi pada awal jatuhnya rezim orde baru, dan munculnya demokrasi, yang dengan bebas dapat mngeluarkan ide, pikiran, luapan kekesalan dan lainnya dengan batasan norma-norma yang ada, tanpa harus takut lagi. Ari kembali memberi penjelasan tentang perubahan yang terjadi pada underground: “Setelah rezim pak Harto turun, kami merasa ini saatnya keluar dari persembunyian. Dan segera menyuarakan aspirasi kita (anak metal) tanpa harus takut dengan aparat”. Underground sebagai dasar dalam semua aliran musik “keras” yang meliputi banyak hal, seperti Metal, Hard Core, Ska, Punk. Merupakan suatu wadah yang
Muhammad Fiqri Munzir : Metal (Studi Deskriptif Band-Band Metal Di Kota Medan), 2009 USU Repository © 2008
mendasari setiap aliran musik dalam mengekspresikan kemampuan musikalitas mereka, namun underground tidak terbatas sebagai sarana ekspresi melainkan juga sebagai suatu kompleksitas yang meliputi sosialitas masing-masing aliran musik tersebut menjadi suatu pandangan hidup (ideologi), sosialitas tersebut yang pada nantinya menentukan proses simbolisasi, ekspresi dan sampai pada hal intepretasi dalam bermusik dan ideologi.
III. 6. Salam Tiga Jari Salam merupakan suatu cara untuk menyapa, memberikan ucapan atau teguran kepada seseorang. Dalam aliran metal ini, para pencinta musik metal memiliki salah satu cara pengekspresian diri yaitu dengan salam tiga jari. Dimana ini juga merupakan salam khas anak metal. Adapun salam ini dengan menutup jari tengah dan jari manis, sehingga yang terlihat hanya tiga jari saja, yaitu jari jempol, jari telunjuk dan juga jari kelingking, sehingga namanya menjadi salam tiga jari. Salam ini sangat berbeda dengan yang pernah ada dan pada umumnya. Yang membuka seluruh jari dan menjabatnya ke lawan sapaan kita. Namun pada salam tiga jari atau “salam anak metal” mereka cukup hanya nenunjukkan ketiga jari tersebut kepada lawan sapaan kita. Dalam hal mengenai salam tiga jari ini, penulis menanyakan kepada Fitah sebagai salah satu informan penulis: “Kalau salam tiga jari itu, berarti kita sudah mengetahui tentang metal itu sendiri. Seberapa jauh pengetahuan kita tentang metal. Bukan berarti dengan kita menunjukkan tiga jari kita, kita di sebut metal. Nanti dengan sendirinya metal head yang lain akan menanyakan informasi tentang metal itu sendiri kepada kita, dalam hal penukaran informasi. Maka, tidak di benarkan kita sok tahu mengenai metal. Lain halnya kalau orang menunjukkan tiga jari yang ada dalam aliran metal ini, di luar komunitas metal. Itu terserah orang tersebut.”.
Muhammad Fiqri Munzir : Metal (Studi Deskriptif Band-Band Metal Di Kota Medan), 2009 USU Repository © 2008
Penuturan Fitrah di atas, menjelskan bahwa tidak bisa hanya dengan menunjukkan tiga jari yang ada pada aliran metal ini dan dalam komunitas metal yang ada. Karena para “metal head” yang lain akan beranggapan dengan kita menunjukkan tiga jari tersebut, kita mengetahui tentang metal. Lain halnya, jika kita tunjukkan tiga jari tersebut di luar komunitas metal ini.
Foto 17 Salam tiga jari (Sumber: Fiqri)
III. 7. Benger Benger merupakan istilah untuk menunjukkan bahwa pada saat konser metal berlangsung para “metal head” saling membenturkan tubuh mereka kepada para “metal head” lainnya yang berada di depan panggung tempat konser metal ini berlangsung.
Muhammad Fiqri Munzir : Metal (Studi Deskriptif Band-Band Metal Di Kota Medan), 2009 USU Repository © 2008
Hal ini di lakukan pada saat musisi metal ini memainkan lagunya di depan para “metal head”. Karena dengan saling membenturkan tubuh mereka, menambah penjiwaan terhadap musik metal ini yang dapat di katakan sebagai musik yang keras. Tanpa mereka (“metal head”) ini merasa bahwa dengan membenturkan diri mereka dapat menjadi suatu konflik atau permasalahan yang tidak baik. Seperti berkelahi dan sebagainya. Ronaido sebagai salah satu informan penulis mengungkapkan hal di atas: “Kalau konser metal berlangsung, dan kita merasa “metal head”. Kita harus benger. Kalau tidak melakukan benger, kita bukan “metal head” . Benger pada aliran metal ini hanya di perbuat pada saat konser metal berlangsung. Tidak di lakukan di luar konser atau pertunjukkan metal berlangsung. Dan yang terjadi setelah para “metal head” ini melakukan benger adalah seperti biasa saja. Maksudnya pada saat benger berlangsung, mereka membenturkan tubuh mereka kepada orang lain yang melakukan benger juga. Hal ini tidak di bawa sampai konser metal selesai. Hanya pada saat konser metal berlangsung saja. Seperti yang di ungkapkan Ronaido: “Kita ingin benger, kita lakukan pada saat konser metal itu berlangsung saja. Setelah konser selesai, tidak ada lagi rasa benci atau dendam terhadap para orang-orang yang membenturkan tubuhnya kepada orang lain yang benger juga. Karena itu merupakan ekspresi sikap kami terhadap musik metal yang di nyanyikan. Karena musik metal yang cepat dalam artian tempo permainannya, mengharuskan kami benger”. Menurut keterangan di atas, para “metal head” yang datang pada saat konser metal berlangsung, harus melakukan benger sebagai bagian dari ekspresi mereka terhadap musik metal ini. Dengan tidak menganggap benger itu sebagai suatu paksaan, tetapi sebagai suatu bagian dari proses berekspresi terhadap musik metal ini. Karena benger ini khusus di tujukan bagi para “metal head”.
Muhammad Fiqri Munzir : Metal (Studi Deskriptif Band-Band Metal Di Kota Medan), 2009 USU Repository © 2008
Foto 18 Benger (Sumber: Fiqri)
III. 8. Metal head Seperti layaknya pada band-band yang ada di dunia ini. Di mana mereka (bandband yang ada di dunia) mempunyai sebutan untuk para penggemarnya. Begitu juga dengan aliran musik metal ini. Metal head merupakan sebutan bagi para penggemar dan penikmat musik metal ini. Sebutan metal head ini di artikan sebagai suatu penamaan dari sikap, apresiasi para musisi, penggemar dan penikmat terhadap musik metal ini. Seperti yang di ungkapkan Ibal kepada penulis: “Sebutan untuk kami sebagai musisi, penggemar, dan penikmat musik metal ini di sebut dengan metal head. Musisi dapat di sebut metal
Muhammad Fiqri Munzir : Metal (Studi Deskriptif Band-Band Metal Di Kota Medan), 2009 USU Repository © 2008
head pada saat musisi itu turun dan ikut melakukan benger, dan bertegur sapa dengan metal head yang lain. Sementara penggemar dan penikmat musik metal dapat menjadi musisi metal pada saat mereka menyanyikan lagu metal di atas panggung”.
Penjelasan Ibal di atas kepada penulis memberikan suatu gambaran bahwa merasa jadi yang paling hebat atau pintar tidak pernah di aplikasikan oleh par musisi, penggemar dan penikmat musik metal ini. Karena musisi bisa menjadi metal head yang ikut benger pada saat konser metal berlangsung dan penggemar atau penikmat musik metal ini bisa menjadi band metal yang menyanyikan lagu-lagu metal di atas panggung.
III. 9. Jenis Aliran Metal di Kota Medan Pada sub bab 3 yang telah di bahas di atas mengenai aliran metal dan pengertiannya menurut informan penulis telah dijelaskan berbagai macam aliran metal di dunia ini. Dalam sub bab ini akan membahas mengenai aliran musik metal yang ada di Kota Medan, yaitu: black metal, thrash metal, dan nu metal. Sementara untuk aliran death metal, mengapa tidak ada di Medan dijelaskan oleh informan penulis, yaitu Pandi bahwa: “seperti yang saya lihat dan saya dengar selama ini untuk Medan mengenai perkembangan death metal sendiri belum ada. Hal ini dikarenakan apa yang akan kita dapatkan baik itu lagu, informasi tentang death metal itu sendiri terlebih dahulu kami amati dengan benar. Di sini dapat dikatakan kalau death metal berartikan metal yang mati yang hubungannya di identikkan dengan setan. Di sisi lain di Negara yang mayoritas masyarakatnya mempunyai agama, disangsikan apabila aliran ini ada, akan dapat menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan, seperti konflik tentang aliran sesat, atau apalah yang buruk-buruk. Sementara untuk aliran metal yang lainnya tidak terlalu di permasalahkan bagi orang-orang masih belum mengerti dan paham dengan masalah yang namanya keberagaman”.
Muhammad Fiqri Munzir : Metal (Studi Deskriptif Band-Band Metal Di Kota Medan), 2009 USU Repository © 2008
Penulis menanyakan kembali apa yang di maksud informan dengan orang-orang yang masih belum mengerti dengan yang namanya keberagaman: “Maksud dari belum mengerti bahwa masyarakat hanya melihat anak-anak di band metal ini adalah sekumpulan orang yang bertatto, rambut gondrong, baju warna hitam dan menyanyikan lagu yang bising-bising. Sebenarnya kan bukan seperti itu. Kami kan ngeband. Itu kan salah satu dari identitass kami. Dan masyarakat sendiri belum sepenuhnya bisa menerima aliran metal ini ke dalam kehidupan sekitar mereka”. Pernyataan di atas memberikan keterangan bahwa tidak sepenuhnya yang kita lihat dari penampilan anak-anak metal ini buruk. Yang terjadi adalah mengenai pemahaman segelintir orang, dalam hal ini anak-anak metal mengenai musik metal. Pandi kembali menjelaskan apa yang di naksud dengan pemahaman segelintir orang, dalam hal ini anak-anak metal: “Kami ingin bergabung dalam musik metal ini bukan karena paksaan, tetapi karena kami suka dan yang lebih membuat kami tertarik lagi bahwa aliran ini menentang keras yang namanya penguasa yang kejam terhadap rakyat miskin atau orang-orang yang suka menindas orang yang lemah”. Kemudian untuk aliran black metal, thrash metal dan nu metal, tidak terlalu mengalami perubahan dari tempat awalnya yakni Eropa dan Amerika, perbedaannya hanya terletak pada daerah yang berbeda dan orang yang berbeda pula dalam memainkan musik black, thrash, dan nu metal ini. Keterangan ini di sampaikan kan oleh Amri: “Untuk aliran heavy, black, dan nu metal di Medan ini tidak mengalami bentuk asli dari negara tempat aliran ini di mulai. Bedanya Cuma tempat dan orang atau band yang memainkan musik metal ini”. Akan tetapi, ada juga dalam beberapa kesempatan, band-band metal di Kota Medan membawakan lagu-lagu dari band-band metal dari Eropa maupun Amerika dalam beberapa pertunjukan atau pun pagelaran maupun pertunjukkan musik metal ini berlangsung.
Muhammad Fiqri Munzir : Metal (Studi Deskriptif Band-Band Metal Di Kota Medan), 2009 USU Repository © 2008
III. 10. Interaksi Antara Band-band Metal di Kota Medan Interaksi atau hubungan yang tercipta antara band-band metal di Kota Medan merupakan suatu keadaan, dimana para personil dari band-band metal yang ada di Kota Medan ini melakukan kegiatan selain latihan dan melakukan konser metal. Mereka (personil band-band metal) juga bekerja baik sebagai pegawai negeri maupun pegawai swasta. Iwan sebagai salah satu informan penulis, mengatakan: “Selain bermusik di jalur metal ini. Salah satunya untuk mendapatkan uang buat kehidupan. Ya, kamipun mempunyai pekerjaan lain untuk mendukung kehidupan kami, kalau tidak mana bisa kami bayar uang sewa studio latihan nantinya”. Pada waktu band-band metal ini latihan di studio musik, selain mereka harus membayar sewa studio yang berkisar dengan harga Rp. 25.000-30.000/ jam. Mereka mempergunakan kesempatan ini untuk melakukan percakapan berupa penukaran informasi antara yang satu dengan yang lainnya. Kemudian mereka pun (musisi metal) sering menggunakan waktu kosong mereka selain latihan di studio, mereka juga berkumpul dan membahas tentang band mereka di salah salah tempat tinggal personil metal tersebut. Informasi tersebut di atas berupa perkembangan musik metal itu sendiri, mengenai informasi alat-alat yang dipergunakan dalam musik metal, dan cara penggunaan dan penguasaan pada alat-alat tersebut, seperti gitar, bass, drum, keyboard, effect gitar dan effect bass. Selain membahas tentang informasi-informasi tentang metal. Hubungan atau interaksi ini membahas tentang informasi pekerjaan yang mereka geluti di luar metal. Cerita tentang kegiatan sehari-hari para personil band-band metal ini. Lebih lanjut band-
Muhammad Fiqri Munzir : Metal (Studi Deskriptif Band-Band Metal Di Kota Medan), 2009 USU Repository © 2008
band metal ini sering saling bertukar atau saling pinjam alat-alat band mereka kepada band-band metal yang lainnya yang ingin menggunakannya. Bagi para band metal yang belum berkeluarga ( belum menikah) mereka sering melakukan perjalanan ke kota-kota di Indonesia, bahkan ke luar negeri untuk mencari tahu perkembangan musik metal dan band-band metal yang ada. Tidak jarang mereka yang berkunjung ke kota lain bertemu dan baramah-tamah dengan personil band metal lainnya di kota tujuan mereka. Para personil ini walaupun tidak saling mengenal, mereka akan dengan mudah disatukan karena sama-sama penggemar atau penikmat musik metal. Antar personil tidak segan-segan meminjamkan atau bahkan memberikan informasi dan perlengkapan lain yang berhubungan dengan musik metal, seperti alat-alat musik, kaset, cd (compact disc), ataupun foto-foto tentang band-band metal yang pernah ada. Tidak lupa pula mereka saling bertukar informasi tentang jadwal acara atau pertunjukan musik metal yang ada di dunia. Baik itu di dapatkan melalui media cetak maupun media elektronik. Keterangan di atas di peroleh melalui wawancara dengan Iwan sebagai salah satu informan penulis: “Yang kita kerjain selain latihan di studio yaitu ngobrol tentang metal yang ada di dunia ini. Ngejam di salah satu rumah personil band atau di tempat lain yang bisa untuk ngejam, untuk membahas apa saja yang kurang dalam memainkan musik metal ini. Tukaran kaset atau cd atau poster band-band metal antar sesama metal head. Atau kami pergi ke tempattempat yang menjual aksesoris metal, sekedar melihat, kalau ada uang untuk membeli aksesoris, kami beli”. Interaksi yang terjadi antar sesama personil band metal di Medan ini sebenarnya sudah membuat mereka bukan sekedar berteman di band saja. Tetapi, lebih dari itu. Seperti keterangan di atas.
Muhammad Fiqri Munzir : Metal (Studi Deskriptif Band-Band Metal Di Kota Medan), 2009 USU Repository © 2008
Dan pada saat band metal di Medan ini melakukan konser metalnya, pihak panitia yang mengadakan acara tersebut terkadang tidak mempunyai uang dalam membayar band-band metal yang akan tampil. Tetapi, ada juga dalam beberapa acara pihak panitia penyelenggara acara metal tersebut memberikan uang kepada band-band metal yang tanpil di atas panggung membawakan lagunya. Untuk masalah penyediaan alat band yang di perlukan band-band metal, panitia selalu menyediakan alat-alat band buat band-band metal tersebut. Ada beberapa band metal yang ada di medan ini yang sudah mempunyai alat-alat band sendiri yang mereka bawa dan gunakan pada saat manggung. Dan pada beberapa kali kesempatan saat konser metal berlangsung, para musisi metal ini meminjamkan alat bandnya kepada personil band metal yang lain bila ingin memakainya. Hal ini di utarakan Heri dalam menjelaskan pernyataan di atas kepada penulis: “Jika ada band-band metal yang meminjamkan alat bandnya kepada band lain, itu biasa sebagai perwujudan kita terhadap musik metal ini. Kadang tidak jarang juga terjadi suatu hal, di mana personil metal salaing bertukar band pada saat manggung”. Musik metal menurut pernyataan di atas berarti menjadi salah satu yang dapat menyatukan keinginan dalam keberagaman mengenai bentuk permainan musisi metal yang berbeda-beda ke dalam satu aliran musik, yaitu metal. Tanpa memandang perbedaan yang ada. Tetapi lebih kepada musik metal yang mereka sukai.
III. 11. Tahapan Pertunjukan Band Metal di Kota Medan Metal seperti yang telah di paparkan sebelumnya bahwa musik metal ini merupakan salah satu aliran musik yang ada di dunia ini dengan diusung oleh beberapa orang yang tergabung dalam sebuah band (terdiri dari pemain vocal, gitar, keyboard, piano, arkestra, drum dan lainnya).
Muhammad Fiqri Munzir : Metal (Studi Deskriptif Band-Band Metal Di Kota Medan), 2009 USU Repository © 2008
Dalam hal formasi pemain, vokal dapat dipegang atau dinyanyikan bukan hanya untuk seorang vokalis metal itu sendiri, tetapi pemain bass, gitar, drum, maupun pemain alat band metal lainnya hanya dapat digunakan pemain asli dan yang mengerti benar tentang musik metal dan tidak dapat digantikan dengan personil musik dengan aliran yang berbeda selain aliran musik metal. Fitrah memberikan pengetahuaanya mengenai tahapan pertunjukkan metal di Kota Medan ini: “Kalau kita lihat tahapan dalam rangka konser metal di Medan tidak ada bedanya dengan tahapan yang ada pada konser-konser di luar aliran metal ini, seperti rock, jazz, pop, maupun dangdut, bahkan musik-musik daerah. Di mana harus ada tempat untuk menyelenggarakan konser ini. Informasi tentang konser ini dari jauh hari atau dua minggu dari jadwal koner metal ini berlangsung. Latihan di studio musik bagi band metal yang ingin tampil pada saat konser metal ini berlangsung”. Selanjutnya acara-acara yang di istilahkan dengan sebutan “underground” ini terjadi atau dipergunakan pada tiap bulannya. Pada saat sekarang ini, mengenai lokasi khususnya di Kota Medan dapat berpindah-pindah. Seperti penelusuran selama penelitian ini berlangsung, lokasi untuk konser band metal di Kota Medan ini sudah terjadi di tiga tempat, yaitu pendopo Universitas Sumatera Utara (USU), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) 3 Kampung Baru, dan lapangan parkir Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU). Biasanya, para band-band metal yang akan melakukan pertunjukkan metal pada suatu tempat. Mereka (band-band metal) melakukan latihan dalam rentang waktu seminggu sebelum pertunjukkan metal tersebut berlansung. Tujuan mereka melakukan latihan ini tidak lain karena ingin menunjukkan hasil yang terbaik pada saat pertunjukkan berlangsung kepada para penggemar dan penikmat musik metal ini.
Muhammad Fiqri Munzir : Metal (Studi Deskriptif Band-Band Metal Di Kota Medan), 2009 USU Repository © 2008
Yang merupakan bentuk acara metal di Kota Medan adalah tidak jauh beda dengan band-band dari aliran lainnya yang ada di dunia. Meraka (band metal Kota Medan) juga rutin untuk latihan di studio musik untuk menambah kelihaian dalam bermain musik metal ini sendiri. Meraka juga terus berkembang dan tidak hanya menjadikan ajang ini sebagai hobi sementara atau “ogah-ogahan” saja. Hal ini dapat terbukti dengan sudah banyaknya berkembang dan ditemukan band-band metal nasional yang berasal dari Kota Medan, yang di sebarluaskan dalam bentuk kaset ataupun cd untuk para penikmat dan penggemar musik metal tentunya.
III. 12. Tujuan Pertunjukan Metal di Kota Medan Musik dapat disenangi bahkan dapat pula dimiliki bagi siapapun yang menyukainya, terlepas dari mana asal musik tersebut, bahkan dari suku mana asalnya, termasuk musik metal itu sendiri. Pada dasarnya tujuan pertunjukan band metal ini berawal dari sebuah sarana hiburan, sama seperti musik dari aliran yang lain pada umumnya. Hanya saja informasi, pengetahuan tentang isi lirik yang terdapat di dalam lagu-lagu tersebut (metal) bersifat menghina, mencaci, emosi dan luapan kekesalan yang dialami oleh para band-band metal atau fenomena yang mereka lihat di dunia ini. Tujuan lain yang tergambar dari pertunjukan band metal di Kota Medan adalah dari sisi kualitas permainan para musisi metal tersebut dalam artian dalam bahwa para musisi metal ini dapat menjadi lebih baik atau pintar dengan pola permainan cepat dan rapi dari komposisi musik metal ini. Baik itu vokal, gitar, bass, drum, keyboard, maupun alat pendukung lain yang dibutuhkan.
Muhammad Fiqri Munzir : Metal (Studi Deskriptif Band-Band Metal Di Kota Medan), 2009 USU Repository © 2008
Selain itu keakraban antar musisi metal ini terjalin di sebabkan oleh pertemanan yang terjadi sebelumnya hingga bisa berada pada aliran metal ini. Penukaran informasi tentang metal itu sendiri. Intensitas perjumpaan musisi metal tersebut pada saat latihan di studio maupun pada saat konser metal berlangsung. Hal di atas di ungkapkan Angga kepada penulis: “Ada memang bebrapa personil dari beberapa band metal di Kota medan ini yang sebelum terjun pada aliran ini, dahulunya menjalin pertemanan dengan personil band metal lain yang ada di medan. Atau ada yang memang sudah berteman sejak lama, kemudian menyatukan ide dalam musik metal dan membentuk sebuah band metal. Dan keakraban itu tercipata karena pertemanan yang sudah lama, kemudian omongan yang berisi tentang metal itu sebagai tambahan ilmu”. Pertemanan yang terjadi merupakan suatu hal yang menjadi satu nilai tambah dalam memahami musik metal ini. Bahwa musik dapat memberikan ruang untuk mendapatkan pengetahuan yang ingin kita miliki dengan pertemanan yang kita lakukan sebelum bersama-sama di dalam aliran musik metal ini.
Muhammad Fiqri Munzir : Metal (Studi Deskriptif Band-Band Metal Di Kota Medan), 2009 USU Repository © 2008
BAB IV PENGGUNAAN, FUNGSI, IDENTITAS MUSIK METAL
IV. 1 Bentuk Acara Metal di Kota Medan Sebagai salah satu dari sekian banyak aliran musik yang ada di dunia ini, musik metal merupakan hasil karya manusia yang berangkat dari ide dan diterapkan melalui sistem sosial manusia yang memahami musik metal tersebut. Hal ini sejalan dengan pendapat Koentjaraningrat yang mengatakan bahwa ada tiga wujud dari kebudayaan, yaitu ide atau gagasan, prilaku, dan artefak atau wujud fisik (1980: 201-203). Penggunaan musik oleh masyarakat menurut Alan P.Marriem merupakan suatu tindakan yang berkaitan dengan penggunaan musik oleh masyarakatnya dan bagaimana masyarakat tersebut menggunakan musik pada bentuk kehidupan mereka dan kaitannya dengan aktivitas sosial lainnya (1964: 210). Hal ini berlaku pada musik metal di Kota Medan. Dimana pada penggunaannya saat sekarang ini musik metal berubah terhadap pola permainan band-band metal yang memainkannya. Ini terlihat pada cara band-band metal yang ada di Kota Medan memainkan musik metal tersebut, dimana terdapat olah vokal yang berbeda. Pada band-band di Kota Medan, selain menggunakan bahasa Inggris sebagai bahasa universal, juga menggunakan bahasa Indonesia. Hal tersebut berdasarkan pengungkapan Surya sebagai salah satu informan penulis, yang mengatakan: “Sebenarnya yang terjadi di Indonesia ini adalah perubahan dari segi bentuk bahasa yang pada sebagian besar band-band metal di Indonesia ini menggunakan bahasa Indonesia, walaupun pada sebagian band-band metal yang lain juga menggunakan bahasa Inggris dalam lirik lagunya. Ini bukan merupakan suatu masalah bagi para metal head. Tetapi lebih kepada apa yang akan di sampaikan oleh band metal yang akan manggung tersebut
Muhammad Fiqri Munzir : Metal (Studi Deskriptif Band-Band Metal Di Kota Medan), 2009 USU Repository © 2008
melalui lirik lagunya. Luapan emosi, caci maki terhadap penguasa, atau peringatan”. Pernyataan Surya di atas memberikan pemahaman bahwa karena band pengusung alrran metal ini berasal dari Eropa dan menggunakan struktur bahasa yang berbeda dengan kita orang timur, yaitu bahsa Inggris sebagai bahasa universal dan kemuidan kita pun harus menguasai bahasa mereka. Itu tidak benar, karena yang terjadi band-band metal di Indonesia atau khususnya di Medan ini, ada beberapa band metal dalam konsernya masih menggunakan bahasa Indonesia dalam menyanyikan lagu mereka. Kemudian penulis menanyakan kembali kepada Surya mengenai kenapa sebagian band-band metal di Kota medan menggunakan bahasa Inggris dan Indonesia dalam konser mereka: “Kalau ada band metal yang menggunakan bahasa Inggris dalam lirik lagunya, itu tidak bisa kita ganggu. Karena itu merupakan hasil dari kreasi mereka. Dan aku rasa bukan sekedar gaya-gayaan supaya di lihat modern, karena menggunakan bahasa Inggris. Karena kita perlu mengetahui bahasa mereka juga. Misalnya kalau suatu saat band-band metal yang ada di luar negeri ingin main ke Medan, atau para metal head ingin menjumapi band-band metal luar negeri harus bisa menggunakan bahasa yang mereka pahami. Jangan samapi terjadi salah paham karena tidak mengerti bahasa apa yang di gunakan mereka dan kita. Sebaliknya kalau menurut saya, penggunaan bahasa Indonesia itu jangan sampai hilang pada lirik-lirik lagu metal. Karena tidak dapat di pungkiri bahwa kita harus cinta terhadap apa yang kita miliki sebelumnya, salah satunya bahasa”. Bahasa menjadi salah satu bentuk pemahaman kita terhadap musik metal ini. Maksud dari keterangan Surya di atas adalah tidak ada salahnya para metal head ini untuk sekedar tahu bahasa yang sering di gunakan band-band metal yang ada di luar negeri tersebut sebagai bentuk tambahan informasi dan ilmu dalam memahami musik metal ini. Tetapi dengan tidak melupakan bahasa yang telah kita bawa sejak dulu sebagai bahasa persatuan di negara kita, yaitu bahasa Indonesia.
Muhammad Fiqri Munzir : Metal (Studi Deskriptif Band-Band Metal Di Kota Medan), 2009 USU Repository © 2008
Bentuk-bentuk acara musik metal di Kota Medan ini terdiri dari penggunaan pada acara untuk memperkenalkan album band-band metal di Kota Medan pada suatu tempat dengan menghadirkan wartawan, teman-teman sesama band metal dan para penikmat atau penggemar musik metal lainnya pada suatu tempat. Lalu mereka memperkenalkan lagu atau album baru tersebut dengan cara menampilkannya dan menyanyikannya di panggung pada saat konser atau pagelaran musik metal. Angga menjelaskan keterangan di atas melalui hasil wawancara yang di lakukan penulis. Sebagai berikut: “Kalau kita band-band metal di Medan ini mau mengeluarkan album metalnya, mereka paling tidak harus mengadakan launcing atau perkenalan album mereka pada khalayak ramai, di suatu tempat. Setelah itu barulah band metal tersebut menyanyikan lagu baru mereka di depan para penggemar, penikmat, wartawan yang hadir”. Kemudian dalam bentuk acara yang lain, seperti konser dan pagelaran yang lainnya. Band-band metal Kota Medan pada suatu tempat digunakan sebagai ajang kreativitas, eksistensi, dan apresiasi musisi-musisi metal yang ada di Kota Medan. Pertunjukan ini juga dihadiri dan di saksikan oleh beberapa band-band metal yang hadir. Untuk mengisi acara yang berkisar pada waktu siang hari sampai malam hari dengan dilihat dan diperhatikan serta disaksikan oleh para penggemar musik metal. Selanjutnya pada acara mengenai band-band metal yang ada di dunia ini, yang dilakukan dengan cara mengadakan konser musik metal dari beberapa band-band metal sendiri pada suatu tempat yang telah disepakati, yang tentunya juga dihadiri oleh para penggemar dan penikmat musik metal di seputaran panggung tempat konser metal ini berlangsung. Hal di atas di jelaskan Reza sebagai salah satu informan penulis dalam wawancara:
Muhammad Fiqri Munzir : Metal (Studi Deskriptif Band-Band Metal Di Kota Medan), 2009 USU Repository © 2008
“Acara metal yang di gelar pada suatu tempat, khususnya Kota Medan, biasanya mulai di lakukan pada pukul 1 siang dan di akhiri sekitar jam 9 sampai jam 10 malam. Bahkan pernah sampai jam 12 malam konser metal ini di lakukan. Karena banyaknya band-band metal yang ingin manggung. Biasanya sebelum konser metal ini berlangsung, panitia yang ingin mengadakan konser metal ini mengadakan rapat untuk menentukan beberapa band metal yang harus tampil pada hari di selenggarakannya konser metal ini. Dan menyebarkan poster yang berisikan jadwal dan band apa saja yang akan main. Dan sebagian acara yang di adakan ini tidak di oengut biaya alias gratis. Ada juga yang di pungut biaya bagi para penggemar dan penikmat musik metal ini”. Apa yang di lakukan band metal yang ada di Kota Medan ini sebenarnya tidak beda jauh dengan pagelaran musik yang di lakukan oleh band-band pada aliran lain selain metal ini. Mengenai jadwal, band apa saja yang main, tempatnya di mana merupakan salah satu keharusan bagi panitia yang ingin mengadakan suatu konser musik. Dan di harapkan pada hari berlangsungnya pagelaran tersebut, penggemar dan penikmat musik agar menghadiri acara konser tersebut untuk melihat dan mendengar bahkan berinteraksi langsung dengan band yang idolakannya pada saat konser berlangsung.
IV. 2 Penggunaan dan Fungsi Musik Metal di Kota Medan Dalam menjelaskan musik metal ini, penggunaan dan fungsi harus saling berkaitan sebagai suatu aliran yang terlepas dari sadar atau tidak sadarnya para musisi dan penikmat serta penggemar musik metal ini memahaminya. Tetapi lebih kepada menjelaskan proses apa yang sedang terjadi terhadap penggunaan dan fungsi musik metal di Kota Medan. Musik metal pada penggunaannya merupakan wujud investasi komunitas yang secara langsung adalah pendukung musik metal tersebut. Penggunaan musik metal ini sepenuhnya tergantung pada keinginan komunitasnya. Karena tanpa adanya komunitas
Muhammad Fiqri Munzir : Metal (Studi Deskriptif Band-Band Metal Di Kota Medan), 2009 USU Repository © 2008
pendukung, musik metal ini dengan sendirinya kehilangan aspek penggunaannya. Secara penggunan Allan P. Marriem juga menjelaskan bahwa : “ when we speak of the uses of the music we are reffering to the ways in which musicus employed in human society, to the habitual practice or custumari exercise of music either as a thing in it self or in konjungtion with other activities (Allan P. Marriem, 1964: 210)”. Berbicara mengenai penggunaan adalah suatu proses penggunaan musik yang berhubungan dengan bagaimana musik tersebut dipergunakan bagi komunitas dan memiliki keterkaitan dengan aktivitas komunitas lainnya. Hal ini semakin menegaskan bahwa musik sebagai bagian dari kesenian, dan kesenian sendiri merupakan salah satu bagian dari tujuh unsur kebudayaan manusia, yang tidak dapat berdiri sendiri. Peran masyarakat, individu, maupun komunitasnya sangat menentukan dalam penggunaan musiknya tersebut, dalam hal ini adalah musik metal. Pernyataan di atas mengenai penggunaan musik metal di jelaskan Ari kepada penulis: “Yang terjadi adalah masyarakat khususnya di Medan harus benarbenar melihat musik metal ini sebagai suatu pola pembelajaran diri suatu komunitas, dalam hal ini kami para metal head. Di mana metal ini sendiri adalah sebuah aliran musik. Bukan aliran kepercayaan”. Kemudian penulis menanyakan kembali kepada Ari apa yang di maksudnya dengan bukan aliran kepercayaan: “Maksudnya bukan aliran kepercayaan adalah dengan tattoo, tindik, baju berwarna hitam dan musik yang keras dan bising serta lirik lagu yang tidak jelas membuat masyarakat langsung berfikir bahwa kami ini orang sesat, mirip setan. Karena kan kami menggunakan segala atribut yang mendukung dalam memahami aliran metal ini. Sama seperti aliran musik selain metal ini yang masing-masing punya gaya dalam mengekspresikan musik metal ini”.
Muhammad Fiqri Munzir : Metal (Studi Deskriptif Band-Band Metal Di Kota Medan), 2009 USU Repository © 2008
Pernyataan tersebut di atas memberikan pemahaman bahwa metal di lihat dari sebuah aliran musik dari sekian banyak aliran musik di dunia untuk di ketahui tanpa langsung memberikan pernyataan bahwa aliran metal ini tidak baik. Tetapi sebaliknya memahaminya sebagai sebuah aliran musik.
Beberapa fungsi dalam memahami musik metal ini adalah sebagai berikut: 1. Fungsi pertunjukan, metal sebagai salah satu aliran musik yang ada di dunia ini memiliki fungsi dasar sebagai suatu aliran musik yang ada dan dengan tujuan utamanya dipertunjukkan dengan alat-alat pendukungnya. 2. Fungsi kenikmatan, penggunaan aliran musik metal ini dapat memberikan kenikmatan secara seni kepada individu, komunitas, maupun masyarakat yang menyaksikan dan mendengarkan permainan musik metal ini. Fungsi pertunjukkan pada musik metal ini di lihat dari penggunaan pada alat-alat band yang di pergunakan pada saat latihan di studio maupun pada saat manggung pada acara metal itu sendiri. Sementara fungsi kenikmatan pada musik metal ini di lihat dari suatu pemahaman kita tentang seni. Bahwa metal merupakan salah satu hasil karya seni musik.
IV. 3 Struktur Musik Metal Dalam Kajian Antropologi Musik Musik sebagai salah satu sarana dalam mengkespresikan budaya dan bagian dari pada 7 unsur kebudayaan. Musik pada kajian awal antropologi mengenai hal tersebut berkaitan dengan musik dan ritual namun pada saat sekarang ini musik terbagi atas dua bagian besar, yaitu :
Muhammad Fiqri Munzir : Metal (Studi Deskriptif Band-Band Metal Di Kota Medan), 2009 USU Repository © 2008
-Musik–ritual Musik dalam hal ini di tujukan sebagai salah satu dari rangkaian acara pada sebagian besar ritual suku-suku yang ada di dunia ini. -Musik–profan Sementara musik-profan lebih di tujukan sebagai media penghibur bagi individu, komunitas, maupun masyarakat yang ingin menggunakan musik sebagai media hiburan. Metal menurut pembagian mengenai musik di atas berada pada pemahaman bahwa black, heavy dan nu metal merupakan musik-profan. Di mana ketiga aliran metal ini sampai sekarang ini menjadi media penghibur bagi komunitas pendukungnya. Karena musik yang baik bagi komunitas metal ini, yaitu musik metal. Untuk death metal, perkembangannya di Medan sampai saat ini belum ada, karena aliran ini berhubungan dengan mistik. Yang pada akhirnya di takutkan akan menjadi polemik bagi masyarakat medan yang heterogen agamanya. Proses perkembangan musik tidak terlepas dari kajian mengenai budaya karena budaya memegang peranan penting dalam proses terbentuknya suatu karya musikalitas (baik musik tradisi maupun musik kontemporer). Antropologi sebagai cabang ilmu pengetahuan memiliki sub-disiplin ilmu antropologi musik yang menganalisa kajian musik dan sosial budaya. Mengutip pendapat Nettl (2008) yang mengatakan bahwa antropologi dalam konteks musik memiliki dua kajian besar, yaitu musik dilihat dalam sudut musikologi dan musik dilihat dalam struktur sosial, antropologi musik berdiri diatas dua pendapat tersebut dengan tujuan menjembatani kedua hal tersebut.
Muhammad Fiqri Munzir : Metal (Studi Deskriptif Band-Band Metal Di Kota Medan), 2009 USU Repository © 2008
(Data diolah penulis)
Struktur garapan ritmis musik metal berkaitan dengan posisi metal dari segi literatur dan bahasa yang berarti baja atau dengan intepretasi keras. Berkaitan dengan hal tersebut garapan ritmis musik metal didukung dengan penggunaan nada-nada minor dan pola hermiola. Penggunaan nada minor dan pola hermiola didukung dengan permainan musik metal yang mengedepankan lirik-lirik realitas sosial sehingga pola minor dan hermiola mendukung musik metal menjadi musik yang sesuai antara lirik sosial dan teknik permainan yang keras. Berdasarkan ilustrasi yang telah diberikan (bagan), maka dapat diperoleh kesimpulan bahwa akar budaya (roots of cultures) memegang peranan penting dalam menyebarluaskan pemahaman terhadap musik yang nantinya berpengaruh terhadap perkembangan musik, yang dalam hal ini adalah musik metal.
Muhammad Fiqri Munzir : Metal (Studi Deskriptif Band-Band Metal Di Kota Medan), 2009 USU Repository © 2008
Musik metal yang dijelaskan dalam tulisan ini merupakan suatu jenis aliran musik yang berdiri dari hasil perkembangan musik tradisi, yang meliputi berbagai daerah geografis dunia. Sebagaimana diketahui dalam setiap budaya memiliki suatu bentuk kesenian atau musik (ritual dan profan) yang pada proses perkembangannya menjadi modal dalam membangun suatu bentuk aliran musik. Sebagai contoh, kesenian musik pada budaya Batak, memiliki apa yang disebut dengan Andung-andung (ratapan) atau Turi-turian, hal ini juga dipergunakan dalam garapan musik Metal yang pada umumnya erat dengan lirik-lirik lagu yang berisikan keputusasaan, menghina sehingga musik Metal yang ada sekarang ini bukanlah suatu jenis aliran musik yang berdiri sendiri (struktur garapan musik, pola permainan, dll) melainkan sebagai suatu aliran musik yang memiliki pengaruh baik secara langsung dan tidak langsung dengan beberapa jenis musik tradisi.
IV. 4 Metal Sebagai Identitas Musik metal yang pada awal terbentuknya berasal dari barat. Kemudian seiring berkembangnya zaman, musik ini merambah ke hampir seluruh negara yang ada di dunia ini, termasuk Indonesia. Dalam hal ini memberikan simbol-simbol dari apa yang mereka (musisi pembentuk awal musik metal ini) perlihatkan, tawarkan. Dan di jadikan pembeda bagi para musisi dan penggemar serta penikmat musik metal dengan musisi yang berada pada aliran lain yang ada di Indonesia. Para metal head merasa sudah terlalu muak dengan kebusukan dan kemunafikan yang di lakukan oleh penguasa yang kejam terhadap rakyatnya dan terjadi di dunia ini, tanpa ada satu belas kasihan untuk menolong yang lemah. Pertemanan ataupun pergaulan
Muhammad Fiqri Munzir : Metal (Studi Deskriptif Band-Band Metal Di Kota Medan), 2009 USU Repository © 2008
yang terjadi terhadap sesama metal head dengan berpedoman bahwa mereka melakukan pertemanan dan pergaulan karena mempunyai satu pemahaman mengenai metal. (Abdullah, 2006: 32) menjelaskan bahwa tingkah laku konsumsi merupakan penanda identitas yang didasari oleh asumsi bahwa barang-barang konsumsi merupakan alat komunikasi. Sementara itu jika kita lihat dan pahami bahwa konsumsi dapat bersifat citra (image) seperti pakaian, dan lain-lain dalam proses untuk menjelaskan keberadaan dan identitas suatu kelompok atau komunitas. Seperti pengutaraan Reza sebagai salah satu informan penulis, yang mengatakan: “Namanya anak metal harus mempunyai apa yang ada dalam diri metal tersebut. Seperti cd band metal. Poster band-band metal, baju yang bergambar tentang metal, menghadiri acaranya metal”. Metal sebagai sub-aliran musik memiliki dampak sosial yang luas, hal ini dapat dilihat dalam proses perkembangan musik metal memiliki massa (pendukung), atribut, dan lain sebagainya, akumulasi dari massa, atribut, simbol dan lain sebagainya tersebut menjadikan musik metal berdiri selain sebagai sub-aliran musik juga sebagai suatu identitas diri bagi individu-individu yang menjadikan metal sebagai pandangan hidup mereka. Bahkan sebagian masyarakat mengatakan kalau anak metal itu tidak mempunyai reputasi yang baik baik dalam akademik (pembelajaran), interaksi sosial, agama dan lainnya. Pandangan negatif ini di rasakan oleh salah satu informan penulis, yaitu Angga. Yang menjelaskan bahwa: “Saya merasa seperti terasing dalam kehidupan lingkungan saya. Di mana pandangan mereka yang melihat saya menggunakan tatto, jarum tindik di kuping, pulang latihan band dari studio terkadang sampai pagi hari, baru saya sampai di rumah.”
Muhammad Fiqri Munzir : Metal (Studi Deskriptif Band-Band Metal Di Kota Medan), 2009 USU Repository © 2008
Penuturan informan di atas dapat menjadi acuan dalam menyikapi berbagai permasalahan yang ada. Bahwa tidak dengan menggunakan kasat mata kita saja dalam melihat orang berpakaian yang menurut kita tidak bagus, lansung kita katakan sebagai orang yang jahat atau tidak baik. Tetapi lebih menganggap itu sebagai suatu perbedaan dalam mengekspresikan diri. Karena tidak dapat di pungkiri, westernisasi sampai saat ini telah masuk dan mempengaruhi pola tingkah laku masyarakat, khususnya di Indonesia. Berbicara tentang identitas tidak terlepas dari suatu proses yang dilakukan individu untuk bertahan hidup dengan mempergunakan sesuatu dan menjadikannya sebagai karakter dasar dan sebagai suatu eksistensi dalam lingkungan sosial. Kebudayaan dan identitas selalu merupakan pertemuan dan pencampuran berbagai kebudayaan dan identitas yang berbeda-beda. Dalam sub kultur anak muda, internasionalisasi musik, yaitu metal. Di sini gaya menjadi suatu identitas anak muda yang terpenting. Musik metal yang berasal dari Eropa, kemudian di nyanyikan dalam bahasa Indonesia ketika musik ini masuk ke Indonesia. Mana yang Indonesia dan mana yang bukan Indonesia, sekarang tidak lagi penting. Hal ini di ungkapkan Topoy kepada penulis sebagai salah satu informan: “Jadi sekarang kita bercerita tentang bagaimana kita (band-band metal Indonesia) bisa bemain alat-alat musik menyerupai band-band yang kita favoritkan dari luar negeri. Dan bergaya (tatto, rambut gondrong, tindik di kuping, lidah) sesuai dengan apa yang di gunakan musisi metal yang berasal dari luar negeri tersebut. Tanpa harus kita takut di anggap penjiplak. Hanya saja, perbedaannya terletak pada penggunaan bahasa indonesia pada sebagian lirik yang ada pada band-band metal di Indonesia. Sebagian lagi ada juga band-band di Indonesia menggunakan lirik pada lagunya dengan bahasa Inggris”.
Muhammad Fiqri Munzir : Metal (Studi Deskriptif Band-Band Metal Di Kota Medan), 2009 USU Repository © 2008
Metal sebagai suatu bentuk identitas tidak lepas dari proses intepretasi masyarakat terhadap musik Metal itu sendiri, sehingga terjadinya perbedaan dalam memandang musik Metal dikalangan masyarakat dapat dikatakan wajar namun usaha-usaha dilakukan oleh pengikut (musisi, penggemar dan penikmat) aliran musik Metal untuk memberikan suatu bentuk baik yang ada dalam konsepsi masyarakat pada umumnya, seperti penggunaan tatto, tindik dan lain sebagainya yang dalam pandangan masyarakat umum adalah suatu hal yang sia-sia dan merugikan, harus dapat dijelaskan bahwa kegiatan tersebut merupakan suatu usaha simbolisasi yang dilakukan dalam hal menjadi bentuk Metal itu sendiri, sehingga usaha simbolisasi tersebut tidak lagi dilihat sebagai suatu bentuk yang sia-sia maupun merugikan. Sebagai suatu pandangan Metal memiliki suatu ideologi yang berjalan dalam kehidupan, baik secara simbolisasi, ekspresi, musik, dan sebagainya. Pada saat sekarang ini ideologi seperti ini harus dapat dipandang sebagai suatu ideologi yang memang dipergunakan dan dipilih berdasarkan apa yang menjadi pegangan hidup, sehingga dengan sederhana dapat dikatakan bahwa Metal sebagai suatu identitas adalah suatu hal yang wajar dan sah-sah saja.
Muhammad Fiqri Munzir : Metal (Studi Deskriptif Band-Band Metal Di Kota Medan), 2009 USU Repository © 2008
BAB V Kesimpulan dan Saran
V. 1. Kesimpulan Musik merupakan bagian dari kesenian. Di mana kesenian sendiri merupakan bagian dari kebudayaan. Metal di sini di artikan sebagai sebuah aliran musik dari berbagai macam aliran musik yang ada di dunia ini, yang dapat di nikmati, di pahami oleh siapa saja yang menyukai musik ini. Dalam aplikasinya di kehidupan manusia pada saat sekarang ini, musik metal ini dapat menjadi salah satu alternatif dalam hidup. Maksudnya adalah dengan mendengar dan memahami musik metal ini, kita akan di ajak pada tahapan di mana kita harus meluapkan apa yang kita rasakan tidak baik dalam hidup kita pada musik metal ini. Seperti jika kita sedang mengalami kebencian terhadap orang lain, dengan memutar musik metal yang oleh sebagian orang mengatakan musik yang bising, kita dapat ikut berteriak menyerupai vokalis band metal yang sedang kita dengarkan tersebut untuk meluapkan emosi kita tadi kepada orang yang kita benci tanpa harus memakinya secara langsung, atau bahkan berkelahi dengan orang yang kita benci tadi. Metal menjadi salah satu sisi bagi orang-orang yang merasa tidak suka terhadap apa yang di lakukan oleh orang-orang yang merasa dirinya hebat dengan selalu berprilaku buruk terhadap orang lain. Menindas, menyiksa, membodohi orang-orang yang lemah. Dan yang perlu di perhatikan pada band-band metal yang ada di dunia sampai pada saat sekarang ini adalah band-band metal yang ada di dunia ini, tidak ada satu pun yang menceriitakan pada lirik-lirik lagu yang mereka nyanyikan itu bertema tentang cinta kepada siapa saja atau tentang pengungkapan perasaan kepada apa yang kita sayang.
Muhammad Fiqri Munzir : Metal (Studi Deskriptif Band-Band Metal Di Kota Medan), 2009 USU Repository © 2008
Melainkan bertema tentang teguran, peringatan, caci maki kepada orang–orang yang suka bersikap sesuka hatinya tanpa memperdulikan orang-orang di sekitarnya yang lemah. Pemahaman yang perlu kita lihat dan pahami pada aliran metal ini adalah tingkat konsistensi mereka terhadap apa yang mereka bayangkan, impikan mengenai suatu hal yang bertentangan dengan jiwa mereka, itu terbukti dalam pengaplikasiannya dalam kehidupan mereka sehari-hari. Di mana mereka menolak dengan apa yang sering di katakan orang sebagai penjilat atasan, atau bos untuk mendapatkan hasil yang baik. Dan mereka hidup pada pola yang nampak jelas di mata masyarakat. Inilah musik metal, dengan segala macam bentuk atribut yang mereka gunakan untuk menunjukkan identitas mereka sebagai salah satu aliran musik yang ada di dunia ini yang
menentang keras terhadap penindasan oleh orang-orang berkuasa dengan
semaunya saja.
V. 2. Saran Penulis dalam hal menyikapi hasil dari apa yang telah penulis lakukan selama melakukan penelitian di lapangan. Baik itu wawancara mendalam, ikut melihat acara musik yang di gelar, sampai mengikuti kegiatan salah satu informan penulis selama beberapa waktu. Yang terjadi adalah tingkat pengetahuan dan pemahaman mayarakat terhadap musik yang di bilang bising dan mengeluarkan kata-kata yang tidak jelas pada saat menyanyikannya. Kedua belah pihak dalam hal ini masyarakat dan para musisi metal ini sendiri tidak dapat di salahkan karena pola pemahaman mereka yang berbeda.
Muhammad Fiqri Munzir : Metal (Studi Deskriptif Band-Band Metal Di Kota Medan), 2009 USU Repository © 2008
Jadi, peranan pemerintah dalam hal ini Dinas Kebudayaan untuk memberikan pemahaman bahwa apa yang kita lihat dan dengar mengenai musik metal ini adalah suatu keberagaman pemahaman sebagian orang yang menyatakan dirinya sebagai metal head. Yang
jelas, para metal head ini mencoba mengungkapkan segala sesuatu tentang
fenomena yang terjadi di dunia ini melalui musik mereka, yaitu metal.
Muhammad Fiqri Munzir : Metal (Studi Deskriptif Band-Band Metal Di Kota Medan), 2009 USU Repository © 2008
DAFTAR PUSTAKA
Ihromi T.O, Juni 1990: Pokok-pokok Antropologi Budaya, Jakarta, PT. Gramedia Koentjaraningrat, Juni 1985: Metode Penelitian Masyarakat, Jakarta, PT. Gramedia Koentjaraningrat, Agustus 1980: Sejarah Teori Antropologi I, Jakarta. UI-Press Koentjaraningrat, Mei 1996: Pengantar Antropologi I, Jakarta, PT. Rineka Cipta Koentjaraningarat, Oktober 1997: Pengantar Antropologi II, Jakarta, PT. Raineka Cipta Merriam P. Alan, Oktober 1963: The Anthropology Of Music, Bloomington-Indiana Sj Prier. Edmund Karl, Juni 1993: Sejarah Musik jilid 2, Yogyakarta, Pusat Musik Liturgi Abdullah, Irwan. 2006: Konstruksi dan Reproduksi Kebudayaan. Yogyakarta : Pustaka Pelajar Keesing M. Roger, Maret 1981: Antopologi Budaya. Alih bahasa Drs. Samuel Gunawan, MA, 1999. Penerbit Erlangga Haviland A. William, 1988. Antropologi edisi ke 4, jilid 2, 1999. Penerbit Erlangga Haviland A. William, 1988. Antropologi edisi ke 4, jilid 1, 1999. Penerbit Erlangga
Sumber-sumber lain (e-mail Brunno M Nettl, Proffesor of Anthropology Music, Urbana-Illionis Champaign University – Chicago) Majalah Kort, edisi Maret, April, Mei, Juni, Juli 2008 http//www.tajam.com http//www.wikipedia-metal.com http//www.blackmetal.com http//www.google.com
Muhammad Fiqri Munzir : Metal (Studi Deskriptif Band-Band Metal Di Kota Medan), 2009 USU Repository © 2008