tahu, siswa tidak tahu, guru mengajar dan siswa diajar) berubah ke siswa aktif dan guru membantu. Peran guru lebih sebagai fasilitator yang membantu agar bentukan siswa itu berjalan efektif, efisien, dan benar. (Paul Suparno, 2007). Mewujudkan dan menciptakan suatu iklim pembelajaran yang mampu memotivasi siswa agar dapat membangun pengetahuan dalam pikirannya sendiri, perlu perhatian serius dari guru. Artinya guru harus dapat menggunakan kemampuan profesionalnya, yaitu bagaimana menggunakan
model yang tepat dalam proses pembelajaran. Penggunaan
model pembelajaran merupakan bagian integral dari tugas guru dalam kelas, dalam arti bila guru bertindak secara profesional maka penggunaan
model pembelajaran yang sesuai
sudah merupakan suatu kebiasaan dari waktu ke waktu dan dapat ditingkatkan sampai pada suatu titik optimal (Materi diklat PLPG, UNIMA. 2011). Berdasarkan observasi yang diperoleh di Sekolah MenengahKejuruan ternyata guru dalam mengajar kurang menerapkan model pembelajaran yang tepat sesuai dengan kebutuhan kompetensi dasar. Pengamatan menunjukkan bahwa guru lebih sering menggunakan model pembelajaran langsung (direct instruction) dengan model ceramah yang penggunaannya terkadang tidak sesuai dengan materi yang diajarkan dengan situasi kelas yang kurang mendukung (kelas besar dengan jumlah siswa 24 – 40 orang) . Dengan kondisi seperti ini membuat guru tidak dapat mengetahui isi kepala siswa karena pembelajaran hanya berlangsung satu arah. Kinerja guru menjadi tidak efektif karena tidak dapat mengukur secara akurat pencapaian pengetahuan dan keterampilan yang dikuasai siswa serta apa yang masih menjadi masalah baginya. Guru juga memerlukan waktu yang lama untuk memeriksa pekerjaan siswa, sementara waktu yang tersedia sangat terbatas. Dalam rangka mengefektifkan kinerja guru dan membantu siswa memahami bahan ajar dalam pembelajaran, maka perlu penggunaan model pembelajaran yang tepat. Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan sebagai umpan balik untuk merespon kesulitan siswa dengan cepat dan tepat, yaitu model pembelajaran Fast Feedback. Karena pada saat pembelajaran berlangsung kesalahan siswa dapat diketahui lewat interaksi dan umpan balik dapat langsung diberikan tanpa memerlukan waktu koreksi yang lama sehingga siswa menyadari kesalahannya dan memperbaikinya. Dalam laporan ini, diperkenalkan model pembelajaran yang dapat digunakan sebagai umpan balik pada kelas besar secara cepat untuk merespons kesulitan siswa dalam memahami materi secara efektif dan efisien dalam waktu yang singkat,
yaitu Fast
Feedback. Secara khusus, materi fisika yang akan digunakan untuk memperkenalkan model ini adalah Rangkaian Listrik Arus Searah. Berdasarkan uraian di atas, rumusan masalah penelitian adalah : Apakah model Fast Feedback secara klasikal dapat digunakan sebagai umpan balik pada kelas besar untuk 2
merespon kesulitan siswa dalam waktu singkat dan dapat dilakukan setiap saat tanpa waktu koreksi yang lama? Penelitian bertujuan
(i). membuat umpan balik pada kelas besar untuk merespon
kesulitan siswa yang dapat dilakukan dalam waktu singkat dan setiap saat, tanpa waktu koreksi yang lama. (ii).memberikan usulan bentuk model Fast Feedback (umpan balik cepat) dalam kegiatan pembelajaran untuk meningkatan hasil belajar siswa. (iii) memberikan contoh model Fast Feedback (umpan balik cepat) dalam Rencana
Pelaksanaan
Pembelajaran tentang Rangkaian Listrik Arus Searah. Manfaat dari penelitian adalah membantu guru melaksanakan kegiatan pembelajaran yang berguna sebagai umpan balik pada kelas besar. Untuk merespon kesulitan siswa yang dapat dilakukan dalam waktu singkat bahkan dapat dilakukan setiap saat tanpa waktu koreksi yang lama. Membuat siswa semakin berani mengungkapkan masalah apa yang masih dimilikinya sehingga guru dapat membantu siswa mengatasi kelemahannya. Membuat pihak sekolah semakin mengerti pentingnya umpan balik bagi siswa dan guru, sehingga pihak sekolah memicu para guru untuk tidak malas melakukan konsolidasi dan koreksi. Sebagai acuan untuk penelitian lain yang berkaitan dengan pembelajaran Fisika.
LANDASAN TEORI Fast Feedback Model pembelajaran Fast Feedback merupakan kegiatan evaluasi yang dapat mengetahui kesulitan siswa dalam memahami materi yang diajarkan oleh guru sesering mungkin selama pembelajaran berlangsung. Langkah-langkah Fast Feedback secara umum (Berg dan Hoekzema, 2006) : (i). Guru memperkenalkan topik pembelajaran. (ii). Guru memberikan ketentuan-ketentuan gambar seperlunya. Hal ini penting agar siswa dapat diarahkan untuk membangun konsep yang paling dasar, misalnya arah Arus Listrik digambarkan dengan simbol anak panah. (iii). Guru memberikan tugas pertama kepada siswa secara individu atau berpasangan dan siswa mengerjakannya di tempat duduk mereka masing-masing. (iv). Guru berkeliling untuk mengamati pekerjaan siswa dan mewawancarai beberapa siswa yang menjawab dengan jawaban yang tidak terduga selama 20-60 detik. 3
(v). Guru membahas kesalahan umum yang siswa lakukan dan memberikan penjelasan bagaimana jawaban yang benar sebagai feedback untuk siswa. Cara ini dapat dilakukan dengan diskusi sehingga guru juga mendapatkan feedback tentang isi kepala siswa. (vi). Guru memberikan tugas kedua pada siswa. (vii). Guru berkeliling untuk mengamati pekerjaan siswa dan mewawancarai beberapa siswa yang menjawab dengan jawaban yang tidak terduga selama 20-60 detik. Ketika siswa sudah selesai mengerjakan tugas, guru membiarkan siswa mendiskusikan jawaban mereka. Rangkaian Listrik Arus Searah Arus listrik yaitu aliran sejumlah partikel bermuatan listrik dari potensial tinggi ke potensial rendah dengan syarat adanya beda potensial antara dua kutub dan dalam suatu rangkaian tertutup. Arah arus listrik mengikuti pergerakan muatan positif dan arahnya berlawanan dengan gerak elektron.
Kuat arus listrik yaitu banyaknya muatan yang
berpindah tiap satuan waktu dengan rumus: I = q / t ………………………………………………(1). Keterangan
:
I = Kuat arus listrik (C / sekon), (C/sekon = Ampere). q = banyaknya muatan listrik (C),
t = waktu (sekon)
Hukum Ohm Ditemukan oleh George Simon Ohm yang berbunyi: Perbandingan antara potensial listrik (V) dengan kuat arus listrik (I) selalu tetap, dan dirumuskan : V / I = R, (R adalah tetapan) ………………......(2). Keterangan: V = potensial Listrik (volt) I = kuat arus listrik (ampere) R = hambat kawat (ohm)
Hukum Kirchhoff I Dalam alirannya, arus listrik juga mengalami percabangan. Ketika arus listrik melalui percabangan tersebut, arus listrik terbagi pada setiap percabangan dan besarnya 4
tergantung ada tidaknya hambatan pada cabang tersebut. Bila hambatan pada cabang tersebut besar maka akibatnya arus listrik yang melalui cabang tersebut juga mengecil dan sebaliknya bila pada cabang, hambatannya kecil maka arus listrik yang melalui cabang tersebut besar. Kircchoff merumuskan hukum pertamanya (tentang arus) bahwa : Jumlah kuat arus yang masuk pada suatu titik percabangan sama dengan jumlah kuat arus yang keluar dari titik percabangan itu. I1
∑ I masuk = ∑ I keluar
I3
I1 + I2 = I3 + I4 , I1 + I2 - I3 - I4 = 0 ∑I
= 0
I2 I4
Gambar 1. Arus pada percabangan kawat
Rangkaian seri dan pararel Pada rangkaian hambatan seri, besar kuat arus listrik (I) yang mengalir pada tiaptiap hambatan adalah sama. Sedangkan pada rangkaian hambatan pararel besar tegangan (V) pada tiap-tiap hambatan adalah sama besar (sama dengan tegangan sumber). Rangkaian hambatan seri Karena kuat arus (I) pada tiap hambatan sama maka : Rp = R1 + R2 + R3 ……….(3)
R1
Rp = hambatan pengganti
R2
I
R3 V
Gambar 2. Rangkaian hambatan seri
Rangkaian hambatan pararel Karena tegangan (V) pada tiap hambatan sama besar maka : 1/Rp = 1/R1 + 1/R2 + 1/R3 ………….(4) Rp = hambatan pengganti
R1 R2 R3 I
V
Gambar 3. Rangkaian hambatan pararel
5
Kerangka Berpikir Feedback adalah segala informasi yang berhasil diperoleh selama proses pendidikan yang digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk perbaikan masukan dan transformasi yang ada dalam proses pendidikan (Dimyati, 2006). Feedback yang akurat sebagai hasil evaluasi akan memudahkan perbaikan proses pendidikan. Pemberian umpan balik untuk memonitor perkembangan konsep siswa dapat dilakukan oleh guru dengan berbagai cara, misalnya mengumpulkan pekerjaan rumah siswa, memberi tugas di kelas, berkeliling dari satu siswa ke siswa lain, mendiskusikan pertanyaan-pertanyaan konseptual, dll (Berg, Volk, dan Bustraan, 2008). Masalahnya adalah bagaimana guru dengan pekerjaan yang menumpuk dapat memberikan feedback tanpa menghabiskan banyak waktu untuk memeriksa pekerjaan siswa?
Jawabannya adalah dengan menggunakan model Fast Feedback. Model Fast
Feedback adalah suatu kegiatan evaluasi yang dapat dilakukan setiap saat (sesering mungkin)
untuk memperoleh umpan balik dan merespon kesulitan
memungkinkan
siswa
memperbaiki
kesalahannya
selama
proses
siswa serta pembelajaran
berlangsung. Berdasarkan uraian tersebut dapat digambarkan kerangka pikir dengan skema berikut;
GURU
FAST MERESPON
MEMPERBAIKI
Siswa
FEEDBACK Gambar 4. Bagan kerangka pikir
METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas dengan model guru sebagai peneliti. Guru menentukan sejumlah masalah yang diatasi, merancang tindakan
yang
digunakan untuk mengatasi masalah, melaksanakan tindakan tersebut dalam pembelajaran, dan melakukan refleksi terhadap penelitian yang dilakukannya. Penelitian tindakan kelas merupakan suatu percermatan terhadap kegiatan yang sengaja dimunculkan, dan terjadi dalam sebuah kelas (Aqib, 2009:13). Penelitian tindakan kelas juga didefinisikan sebagai tindakan pembelajaran yang bersifat relatif dengan melakukan berbagai tindakan tertentu agar dapat memperbaiki atau meningkatkan praktek pembelajaran di kelas secara lebih professional. Penelitian tindakan kelas dapat 6
memberikan manfaat sebagai inovasi pendidikan yang tumbuh dari bawah, karena guru adalah ujung tombak pelaksanaan lapangan. Dengan penelitian ini guru menjadi lebih mandiri karena makin banyak mengembangkan sendiri pengetahuannya berdasarkan pengalaman praktis, sehingga secara keilmuan berani mengambil prakarsa yang patut diduganya dapat memberikan manfaat perbaikan (Suharsimi Arikunto, 2003). Penelitian dilakukan di Sekolah Menengah Kejuruan pada kelas XII dengan jumlah siswa 24 orang (semuanya Pria). Kelas ini dipilih karena kemampuan siswanya heterogen yaitu dilihat dari nilainya yang merata. Alat pengumpul data yang digunakan adalah : 1. Soal pre-test. 2. Kartu tugas. 3. Soal post-test. 4. Handycam. 5. Lembar observasi kegiatan belajar-mengajar (KBM). Data dikumpulkan dengan cara : (i)
Memberikan soal pre-test kepada siswa sebelum pembelajaran dimulai. Direncanakan pada tanggal 28 September 2011.
(ii)
Melakukan kegiatan pembelajaran menggunakan model Fast Feedback secara klasikal sesuai Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.
(iii)
Selama pembelajaran berlangsung, pengamat lain melakukan observasi langsung terhadap jalannya pembelajaran dan mengisi lembar observasi kegiatan belajar-mengajar (KBM).
(iv)
Memberikan post-test kepada siswa setelah seluruh proses pembelajaran berlangsung.
Penelitian menggunakan model Penelitian Tindakan Kelas dengan langkah-langkah sebagai berikut : Perencanaan. Peneliti membuat soal preliminary-test dan langsung mengujinya pada kelas yang lain. Hasil dari pengujian ini digunakan untuk penyempurnaan pada pembuatan soal pre-test dan langkah awal pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Kemudian peneliti membuat rencana pembelajaran untuk setiap tahap menggunakan model Fast Feedback secara klasikal berdasarkan hasil preliminary-test. Peneliti membuat soal post-test yang akan digunakan pada akhir tahap pembelajaran dengan tingkat kesulitan yang sama 7
dengan soal pre-test. Yang terakhir peneliti membuat lembar observasi kegiatan belajar mengajar yang akan digunakan pada setiap tahap pembelajaran. Pelaksanaan. Dalam pembelajaran menggunakan model Fast Feedback langkah awal yang harus dilakukan ialah mengajar sesuai rencana pembelajaran. Di setiap tahap pembelajaran guru memberikan tugas kepada siswa secara bertahap, mengelilingi kelas sambil melihat jawaban dan respons siswa. Melakukan interaksi (wawancara singkat) dengan siswa terutama yang memberi jawaban tak terduga. Interaksi dilakukan untuk memperjelas jawaban siswa, sehingga dapat menentukan langkah pembelajaran selanjutnya dan kesalahan siswa dapat diperbaiki. Memberikan feedback secara klasikal kepada siswa dalam memahami konsep yang diajarkan dengan cara mengarahkan mereka untuk memahami konsep misalnya lewat diskusi atau percobaan sederhana. Memberikan tugas lagi untuk mengecek apakah feedback yang diberikan sudah efektif membantu siswa mengatasi masalahnya dalam memahami materi. Feedback yang dilakukan dikatakan efektif jika minimal 70% siswa dapat menjawab tugas ini dengan benar. Cara cepat (sampling) untuk mengetahui jumlah siswa yang menjawab benar (secara kualitatif dan kolektif) yaitu dengan melihat jawaban siswa yang duduk di deretan vertikal dan horizontal, kemudian mengalikan jumlah siswa yang menjawab benar di deretan vertikal dan horizontal, lalu dicari prosentasenya dengan rumus : V xH x
100 %
S Keterangan : V = Jumlah siswa yang menjawab benar di vertikal H = Jumlah siswa yang menjawab benar di horizontal S = Jumlah siswa
Gambar 1. Cara cepat (sampling) untuk mengetahui jumlah siswa yang menjawab benar.
Jika feedback sudah efektif, guru dapat melanjutkan kegiatan pembelajaran ke tahap selanjutnya sampai seluruh pembelajaran selesai (lihat bagan berikut)
8
Gambar 2. Bagan siklus Fast Feedback secara klasikal
Selama pembelajaran
pembelajaran dan
mengisi
berlangsung, lembar
pengamat
observasi
KBM
lain
untuk
mengamati mengetahui
jalannya efektivitas
pembelajaran menggunakan model Fast Feedback secara klasikal.
Refleksi. Setelah pembelajaran siklus 1 selesai peneliti merefleksi dan memperbaiki kesalahan yang terjadi pada hari itu untuk perbaikan pada siklus selanjutnya. Data penelitian (kartu tugas dan post-test) dianalisa (dikoreksi dan dinilai), kemudian dicocokkan dengan indikator keberhasilan. Jika indikator keberhasilan sudah tercapai, berarti penelitian berhasil dan penelitian berhenti. Jika indikator keberhasilan belum tercapai, maka penelitian dilanjutkan dengan cara melakukan siklus PTK berikutnya.
Gambar 3. Bagan langkah pembelajaran menggunakan model Fast Feedback
Prosedur Analisa Data Analisa Pre-test Dari hasil pre-test, guru dapat mengetahui pengetahuan awal siswa sebelum pelajaran dimulai. Pre-test tidak digunakan untuk menentukan keberhasilan pembelajaran Fisika menggunakan model Fast Feedback secara klasikal. Jika pengetahuan awal siswa pada pre-test tidak jauh berbeda dengan preliminary test, maka Rencana Pelaksanaan
9
Pembelajaran yang telah dibuat berdasarkan hasil preliminary test dapat langsung digunakan. Tetapi jika pengetahuan awal siswa pada pre-test berbeda jauh dengan preliminary test, maka Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang telah dibuat harus diubah dulu (disesuaikan dengan kebutuhan siswa) sebelum digunakan dalam pembelajaran sehingga feedback yang diberikan tepat sasaran.
Analisa Pembelajaran Dari tugas-tugas yang diberikan guru kepada siswa di setiap tahap pembelajaran dan lembar observasi KBM, guru dapat mengetahui efektivitas pembelajaran Fisika yang menggunakan model Fast Feedback secara klasikal. Pembelajaran menggunakan model Fast Feedback secara klasikal dikatakan efektif jika kegiatan pembelajaran dapat membantu siswa memahami materi dan mengatasi kesulitannya. Efektivitas pembelajaran menggunakan model Fast Feedback secara klasikal ditentukan dari : (i). Bentuk respon siswa (jawaban tertulis di kertas dan komentar saat interaksi) terhadap tugas yang diberikan oleh guru. Jika siswa dapat merespon dengan baik dan respon sesuai dengan tugas yang diberikan guru, maka pembelajaran menggunakan model Fast Feedback secara klasikal sudah efektif. (ii). Jumlah siswa yang menjawab benar tugas yang diberikan guru pada satu siklus feedback minimal 70%, maka pembelajaran menggunakan model Fast Feedback secara klasikal sudah efektif.. (iii). Jumlah siklus Fast Feedback yang dilakukan oleh guru di setiap tahap pembelajaran sampai minimal 70% siswa berhasil mengerjakan tugas dengan benar. Jika siklus feedback diulang sampai maksimal 3 kali dalam satu tahap pembelajaran, maka pembelajaran menggunakan model Fast Feedback secara klasikal sudah efektif. (iv). Waktu yang dibutuhkan untuk melakukan semua siklus feedback dalam satu tahap pembelajaran sampai minimal 70% siswa dapat menjawab benar maksimal 30 menit, maka pembelajaran menggunakan model Fast Feedback secara klasikal sudah efektif. Analisa Post-test Dari hasil post-test, guru dapat mengetahui pencapaian indikator keberhasilan penelitian dari nilai rata-rata kelas. Apakah tindakan yang dilakukan menghasilkan perbaikan atau tidak. Pembelajaran menggunakan model Fast Feedback secara klasikal dikatakan berhasil membantu siswa memahami materi dan mengatasi kesulitannya dalam memahami
10
materi yang disampaikan oleh guru jika minimal 70% siswa menjawab minimal 70% soal post-test dengan benar. Indikator keberhasilan penelitian ini adalah : (i). Di setiap tahap pembelajaran, minimal 70% siswa dapat menjawab benar tugas yang diberikan guru. (ii). Minimal 70% siswa aktif merespon tugas dari guru. (iii). Waktu untuk melakukan satu siklus feedback maksimal 30 menit. (iv). Jumlah siklus feedback yang dilakukan guru di setiap tahap pembelajaran sampai minimal 70% siswa berhasil mengerjakan tugas dengan benar maksimal 3 kali. (v). Minimal 70% siswa dapat menjawab minimal 70% soal post-test dengan benar. Jika semua indikator tersebut tercapai, maka penelitian dikatakan berhasil dan penelitian berhenti. Jika semua indikator tersebut tidak tercapai, maka penelitian dikatakan belum berhasil dan penelitian dilanjutkan dengan cara melakukan siklus PTK berikutnya.
HASIL DAN PEMBAHASAN Proses penelitian terdiri dari 9 tahap pembelajaran. Setiap tahapan dibagi atas tiga siklus feedback. Hasil dan pengulangan siklus selengkapnya ditunjukkan pada tabel 1. Tabel 1. Tahapan, sklus, dan hasil belajar siswa. Pembelajaran terdiri dari 9 tahapan. Tiap tahapan dirancang untuk 3 siklus feedback.Alokasi waktu untuk tiap siklus 10 menit dan realisasi lebih cepat dari alokasi waktu. Prosentase jawaban benar siswa ditampilkan
Tahap
1
Siklus Feedback 1 2 3 1
2
4
Alokasi 10’
Realisasi 2,20’ Tidak perlu Tidak perlu
10’
3,23’
2
Tidak perlu
3
Tidak perlu
1 3
Waktu untuk satu kali siklus Feedback
10’
3,13’
2
Tidak perlu
3
Tidak perlu
95,45
81,82
95,45
1
10’
7,20’
45,45
2
10’
5,30’
95,45
3 5
Siswa Benar %
Tidak perlu
1
10’
6,10’
47,05
2
10’
4’
94,12
11
3 6
Tidak perlu
1
10’
8,40’
52,94
2
10’
5,24’
94,12
3 1 7
Tidak perlu 10’
1,42’
2 3
100
Tidak perlu Tidak perlu
1
10’
6,32
41,67
8
2
10’
3,30’
83,33
9
3 1 2
10’ 10’
Tidak perlu 8,12’ 5,42’
3
41,67 83,33
Tidak perlu
Pada Tabel 1, lima dari sembilan tahap pembelajaran yaitu tahap 4, 5, 6, 8, dan 9 memerlukan pelaksanaan siklus lebih dari satu kali. Pada setiap tahapan ini, prosentase siswa menjawab benar di siklus 1 kurang dari 70%. Karena hasil ini belum memenuhi indikator keberhasilan, maka dilaksanakan siklus 2 (sesuai RPP). Pada siklus 2 tahap 4, 5, 6, 8, dan 9 prosentase siswa menjawab benar ≥ 91%. Untuk tahap 1, 2, 3, dan 7 siklus feedback hanya dilaksanakan satu kali, karena prosentase siswa menjawab benar ≥ 90%. Dari hasil ini, diketahui sebagian besar siswa sudah memahami materi yang diajarkan. Hasil pada tabel 1 dikelompokkan menjadi dua kelompok berdasarkan jumlah pelaksanaan siklus feedback. Kelompok I (1 siklus), dan kelompok II (2 siklus).
Kelompok I : 1 siklus Pada tahap 1, siswa ditugaskan untuk menunjukkan rangkaian listrik sederhana yang dapat menyalakan lampu. Pada tahap 2 dan 3, siswa ditugaskan untuk mendefinisikan pengertian arus listrik dan menjelaskan perubahan energi pada rangkaian melalui gambar rangkaian listrik sederhana. Sedangkan tahap 7 siswa ditugaskan untuk mengidentifikasi rangkaian hambatan yang disusun seri (konfigurasi). Pada setiap tahapan ini, prosentase siswa menjawab benar sudah memenuhi indikator keberhasilan, yaitu ≥ 90%. Karena itu siklus feedback cukup dilakukan satu kali. Berikut ini contoh salah satu jawaban siswa yang benar, gambar 1.
12
Gambar 1. Jawaban siswa yang benar
Pada gambar 1. ditunjukkan bahwa siswa sudah memahami pengertian arus listrik dan gerak elektron dalam rangkaian listrik, dimana pada tahap 1 telah dikenalkan lewat gambar rangkaian listrik sederhana yang dapat menyalakan lampu. Pengertian arus listrik tersebut seperti yang dijelaskan pada landasan teori yaitu aliran muatan listrik dari potensial tinggi ke potensial rendah. Hal ini terjadi karena siswa yang diteliti adalah kelas XII yang mungkin pernah belajar tentang arus listrik. Penggunaan model Fast Feedback pada kelompok ini membantu peneliti menentukan langkah ke tahap pembelajaran berikut dengan cepat, karena pemahaman konsep dan prosentase siswa menjawab benar ≥ 90% sebagai syarat untuk melanjutkan ke tahap berikut dan dapat diketahui dalam waktu singkat (hanya 2-3 menit). Kelompok II : 2 Siklus Pada tahap 4, siswa diminta menuliskan sejumlah syarat yang harus dipenuhi untuk dapat menyalakan lampu dalam rangkaian listrik arus searah. Untuk tahap 5 dan 6 siswa diminta menggambarkan arus masuk dan keluar titik percabangan dan menentukan besar arus yang keluar titik percabangan. Tahap 8 dan 9 siswa diminta untuk mengidentifikasi rangkaian hambatan yang disusun pararel dan menentukan besar arus pada rangkaian dengan dua hambatan (lampu). Pada setiap siklus 1 dari sejumlah tahapan ini prosentase siswa menjawab benar antara 40%-60%. Karena hasil ini belum memenuhi indikator keberhasilan (≥ 70% siswa benar), maka dilaksanakan siklus selanjutnya (siklus 2) untuk memperbaiki konsep siswa.
13
Yang diamati dari sejumlah tahapan pada kelompok ini adalah jenis kesalahan dan penyebabnya. Kesalahan siswa pada tahap 4 yaitu persepsi tentang istilah syarat (pada syarat yang harus dipenuhi untuk menyalakan lampu). Pemahaman siswa, bahwa syarat yang
harus
dipenuhi
untuk
dapat
menyalakan
lampu
adalah
mempunyai
(i)
kabel/penghubung, (ii) sumber tegangan, dan (iii) lampu. Padahal dalam soal cukup jelas (diberikan dua gambar rangkaian listrik sederhana dengan baterai, kabel/penghubung, dan lampu, yang satu rangkaian terbuka, yang lain rangkaian tertutup, lihat lampiran 4 pada tugas. 1 : A4). Jadi yang dimaksud dengan syarat pada soal itu adalah (i) rangkaian harus tertutup agar arus listrik dapat mengalir dari kutub positif ke kutub negatif, (ii) salah satu kabel harus menyentuh ujung bawah lampu dan yang lain harus menyentuh logam di sampingnya. Kesalahan siswa pada tahap 5 dan 6 yaitu menentukan pada gambar mana arus yang masuk dan mana arus yang keluar (salah menggambarkan anak panah) dan menentukan besar arus yang keluar titik percabangan dengan menggunakan persamaan matematis hukum Kirchhoff I yaitu ; ∑ Imasuk = ∑ Ikeluar ,
∑ I = 0. Kesalahan siswa pada
tahap 8, yaitu mengidentifikasi konfigurasi rangkaian (bentuk rangkaian yang disusun lain dari biasanya). Kesalahan pada tahap 9 yaitu pemahaman konsep tentang arus listrik dalam rangkaian. Beberapa contoh kesalahan tersebut ditunjukkan oleh gambar 2 dan gambar 3.
Gambar 2 Jawaban siswa yang salah pada tahap 5 siklus 1.
Pada gambar 2 ditunjukkan, siswa salah menggambarkan anak panah untuk arus masuk pada titik percabangan. Seharusnya I2 masuk titik percabangan bukan keluar titik percabangan. Pada tahap 5 siklus 1 ini, siswa menjawab benar hanya 8 orang (47,05%).
14
Gambar 3. Jawaban siswa yang salah pada tahap 9 siklus 1
Pada tahap 9 siklus 1 ini, rata-rata siswa menjawab arus yang masuk pada lampu 1 lebih besar dari arus yang keluar pada lampu 2 (lihat gambar 3). Dari 24 siswa yang menjawab, hanya 10 siswa (41,67%) yang menjawab benar.
Berikut ini beberapa penyebab kesalahan siswa : (i). Kurang memahami konsep arus dalam rangkaian (rangkaian listrik arus searah) ketika konfigurasinya dibuat lebih kompleks. (ii). Hanya menghafal bunyi dan persamaan matematis (rumus) hukum Kirchhoff I tetapi tidak memahami konsepnya. Sehingga salah meletakkan arah (tanda) panah untuk arus masuk dan keluar titik percabangan. (iii).Terbiasa dan hanya mengenal bentuk rangkaian dalam berbagai buku referensi yang digunakan, juga soal pemahaman konsep tentang rangkaian listrik. (iv). Masih terdapat miskonsepsi tentang arus listrik dalam rangkaian. Pemahaman mereka bahwa arus yang masuk lampu akan berkurang karena sebagian arus akan diserap lampu sehingga arus yang keluar lampu lebih kecil dari arus yang masuk. lampu Jadi lampu yang dekat kutub positif akan menyala lebih terang dari lampu yang jauh dari kutub positif (seperti yang ditunjukkan pada gambar 3).
Untuk
mengatasi
berbagai
miskonsepsi
dan
kelemahan
siswa,
dilakukan
pembelajaran sesuai RPP (lampiran). Pada tahap 4, guru melakukan feedback secara klasikal tentang beberapa syarat untuk dapat menyalakan lampu dalam rangkaian listrik arus 15
searah, dan meminta salah satu siswa untuk menuliskan di papan tulis. Pada tahap 5, dan 6 dilakukan diskusi tentang hukum Kirchhoff I dan memberi contoh dengan gambar arus masuk dan keluar titik percabangan serta penerapan persamaan matematisnya. Pada tahap 8 dan 9 dilakukan diskusi dan wawancara pada beberapa siswa tentang konfigurasi rangkaian pararel dan konsep arus listrik dalam rangkaian yang sudah mereka pelajari pada tahap sebelumnya (tahap 5, 6, dan 7).
Kemudian dilanjutkan dengan pelaksanaan siklus feedback ke-2 untuk mengecek pemahaman siswa. Siklus ke-2 dilaksanakan sekitar 6 menit. Dari hasil cek cepat, prosentase siswa yang menjawab benar pada tahap 4 (95,45%), tahap 5 (94,12%), tahap 6 (94,12 %), tahap 8 (83,33%), dan tahap 9 (83,33%). Contoh jawaban siswa yang benar ditunjukkan oleh gambar 4.
Gambar 4. Jawaban siswa yang benar siklus 2
Pada kelompok II, penggunaan model Fast Feedback sangat membantu guru dalam mengatasi miskonsepsi siswa. Dengan model ini dapat diketahui
prosentase yang
menjawab benar hanya membutuhkan waktu beberapa menit (6 menit), dan cepat menentukan tindakan pembelajaran selanjutnya sesuai RPP untuk memperbaiki konsep siswa. Pada tabel 1 ditunjukkan bahwa dengan dua kali pelaksanaan siklus feedback, prosentase siswa menjawab benar meningkat dari 45,45%, 47,05%, 52,94%, 41,67%, dan 62,50% menjadi 95,45%, 94,12%, 94,12%, 83,33%, dan 83,33%. 16
Hasil
ini
menunjukkan
bahwa
penggunaan
model
Fast
Feedback
dalam
pembelajaran berhasil membantu siswa untuk memahami materi yang diajarkan dan mengatasi kesulitan dalam memahami konsep. Juda membantu guru dalam merespons kesulitan siswa dengan cepat, memacu keaktifan siswa dalam belajar dengan merespon setiap tugas yang diberikan guru. Dengan model ini, hasil belajar siswa meningkat, artinya terdapat perbaikan yang signifikan dari hasil pre-test dan post-test, seperti yang ditunjukkan grafik berikut ini. Grafik Pre-test dan Post-test
100 90 80 70
Nilai
60 Pre-test
50
Post-test
40 30 20 10 0 2213 15 17 1011 19 21 5 8 20 3 2 4 6 7 12 1824 23 1 16 9 14 Absen Siswa Gambar 5. Grafik pre-test dan post-test
Dari gambar ini tampak terjadi perbaikan yang signifikan dari hasil pre-test dan posttest, seperti yang ditunjukkan diagram batang. Dari 24 siswa yang mengikuti pembelajaran, terdapat 87,50% siswa (21 orang) berhasil menjawab minimal 70% soal post-test dengan benar. Hasil ini menunjukkan bahwa semua indikator keberhasilan terpenuhi. KESIMPULAN Model pembelajaran Fast Feedback dapat digunakan dalam pembelajaran fisika sebagai alat umpan balik kepada siswa untuk merespon kesulitan yang dialami siswa dengan cepat dan tepat. Karena kesalahan siswa dapat diperbaiki pada saat pembelajaran berlangsung melalui interaksi yang dilakukan oleh guru. Feedback dapat langsung diberikan sehingga
siswa
dapat
menyadari
kesalahannya 17
dengan
cepat
dan
langsung
memperbaikinya.Model Fast Feedback secara klasikal ini dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan keberhasilan nilai siswa pada saat pre test dan post test. Model pembelajaran Fast Feedback dapat diterapkan dalam pembelajaran Fisika untuk materi yang lain. Model pembelajaran Fast Feedback juga dapat diterapkan pada mata pelajaran yang lain untuk meningkatkan hasil belajar. Ucapan Terima Kasih Peneliti mengucapkan terima kasih kepada kepala SMK Kristen 1 Tomohon, Ibu Maghreta Wahani, S.Pd yang telah mengijinkan melakukan penelitian di sekolah tersebut. Juga terima kasih kepada bapak R. Datang, S.Pd, ibu Dra. S. Purukan, dan ibu M Sampouw, S.Pi, sebagai pengamat, Jonly Runtu dan Vicktor Liow sebagai kameramen dalam penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA Aqib, Zainal. 2001. Profesionalisme Guru Dalam Pembelajaran, Surabaya: Insan Cendekia. Aqib, Zainal. 2006. Penelitian Tindakan kelas, Penerbit. Yrama Widya Arends, R. I. 1997. Classroom Instruction and Management. McGraw Hill Companies. New York. Berg, Ed van den. 2002. Assessment in Science Version 3.0. Amsterdam :. p 30. Berg, Ed van den. 1991. Miskonsepsi Fisika dan Remediasi. UKSW. Salatiga :. P 1-11,17. Berg, Ed van den dan Dick Hoekzema. 2006. Teaching, Learning, and Quick Feedback Methods in Classical and Modern Physics. Amsterdam :. p 3-9. Fast Feedback. Dimyati dan Mudjiono. 2006. Belajar dan Pembelajaran. Depdikbud dan PT. Rineka Cipta. Jakarta :. p 189-194. Ed dan Daday van den Berg, Gerry van Klinken. 1991. Buku Sumber Fisika Eksperimental untuk sekolah Menengah. UKSW. Salatiga. Suparno. P. 1997. Filsafat Konstruktivis dalam Pendidikan. Penerbit Kanisius. Jakarta Paul
Suparno.
Metodologi
Pembelajaran
Fisika
(Konstruktivisme&Menyenangkan).
Universitas Sanata Dharma Yogjakarta : 2007. p. 6 – 10 Tim pelatih PGSM. 1999. Penelitian Tindakan Kelas, Proyek PGSM Depdikbud. Jakarta. 18
Tim Penyusun Materi PLPG (Pendidikan dan Latihan Profesi Guru). 2011. Model-Moedel Pembelajaran, Kementrian Pendidikan Nasional Universitas Negeri Manado Tim Penyusun Materi PLPG (Pendidikan dan Latihan Profesi Guru). 2011. Penelitian Tindakan Kelas, Kementrian Pendidikan Nasional Universitas Negeri Manado Tim Penyusun Materi PLPG (Pendidikan dan Latihan Profesi Guru). 2011. Profesionalisme Guru, Kementrian Pendidikan Nasional Universitas Negeri Manado
19
Lampiran 1. Preliminary Test
1. Perhatikan gambar rangkaian berikut ini! Di antara gambar rangkaian di bawah ini, rangkaian mana yang dapat menyalakan lampu ? a.
b.
c.
d.
e.
2. Rumuskan beberapa syarat yang harus dipenuhi untuk menyalakan lampu dalam rangkaian listrik arus searah!
3. Berikut ini diberikan beberapa simbol yang biasanya dipakai untuk menggambarkan bagan rangkaian listrik seperti dalam tabel berikut ini. Nama Alat / Bahan Listrik
Simbol
Baterai
(1 buah) (2 buah)
Lampu
Kabel
(Lurus) ( berbelok dengan sudut 90˚)
Gambarkan setiap rangkaian berikut dengan menggunakan simbol di atas! Kemudian lukiskanlah dengan anak panah bagaimana arus melewati rangkaian tersebut! a.
b.
c.
4. Perhatikan gambar rangkaian berikut ini! Arus manakah yang lebih besar ( I1 atau I2 )? I2
V
L I1
5. Perhatikan gambar berikut ini! Lampu manakah yang menyala lebih terang (L1 atau L2) ?
L2 V
L1
6. Pada gambar berikut, jika salah satu lampu putus/padam, apa yang terjadi dengan nyala lampu yang lain ?
L1
L2 V
7. Pada gambar berikut, jika salah satu lampu putus/padam, apa yang terjadi dengan nyala lampu yang lain?
L2
L1 L2 V
8. Bagaimana dengan terang nyala lampu yang lain ? Untuk soal no.6 dan 7 ! (apakah redup, sama terang, atau lebih terang).
9. Hitunglah hambatan pengganti dari rangkaian berikut ini ! ε = 18 V, r = 0 6Ω 4Ω a
c
b 3Ω
10. Dari gambar berikut, tentukan besarnya nilai I.
12A
4A
I
6A
Lampiran 2. PRE TEST Nama
:
NIS
:
Hari, tanggal
:
1. Perhatikan gambar rangkaian berikut ini! Di antara gambar rangkaian di bawah ini, rangkaian mana yang dapat menyalakan lampu ?
a.
b.
c.
2. Apa yang anda ketahui tentang arus listrik. 3. Pada gambar berikut, jika salah satu lampu putus/padam, apa yang terjadi dengan nyala lampu yang lain? L2
L2
V
4. Hitunglah hambatan pengganti dari rangkaian berikut ini ! ε = 18 V, r = 0
4Ω a
6Ω c
3Ω
5. Dari gambar berikut ini, tentukanlah besarnya nilai I.
4A
3A
2A
I
Lampiran 3. POST TEST Nama
:
NIS
:
Hari, tanggal
:
1. Di antara gambar rangkaian di bawah ini, rangkaian mana yang dapat menyalakan lampu ?
a.
b.
c.
2. Jelaskan mengapa lampu hanya akan menyala dalam rangkaian tertutup? 3. Perhatikan gambar rangkaian berikut ini! Apa yang terjadi dengan terangnya lampu 1 dan 2 jika lampu 3 putus atau padam?
L2
L3
V L1
4.
Hitunglah hambatan pengganti dari rangkaian berikut ini ! ε = 20 V, r = 0 4Ω 8Ω a
c
b
2Ω
5. Dari gambar berikut ini, tentukanlah besarnya nilai I.
6A
5A
3A
I
Lampiran 4. KARTU TUGAS Tugas 1 : A1 (TAHAP 1) Manakah dari rangkaian berikut ini yang dapat menyalakan lampu? ( a atau b). Jelaskan jawaban anda!
(a)
(b) KARTU TUGAS
Tugas 2 : A1 (TAHAP 1) Apakah rangkaian berikut ini dapat menyalakan lampu? Jelaskan jawaban anda!
KARTU TUGAS Tugas 3 : A1 (TAHAP 1) Apakah rangkaian berikut ini dapat menyalakan lampu? Jelaskan jawaban anda!
KARTU TUGAS Tugas 1 : A2 (TAHAP 2) Gambar berikut adalah rangkaian listrik sederhana dengan baterai, kabel penghubung, dan lampu. Di dalam kabel penghubung pada rangkaian tersebut mengalir arus listrik. Apa sesungguhnya arus listrik itu? (Apa saja yang bergerak jikalau ada?)
Gambar. Rangkaian listrik sederhana
KARTU TUGAS Tugas 2 : A2 (TAHAP 2) Gambar berikut adalah rangkaian listrik sederhana dengan baterai, kabel penghubung, dan lampu. Jika lampu dalam rangkaian tersebut dilepas/padam, apakah ada arus listrik yang mengalir dalam rangkaian? Jelaskan jawaban anda!
Gambar. Rangkaian listrik sederhana
KARTU TUGAS Tugas 1 : A3 (TAHAP 3) [Type a quote from the document or
Gambar berikut adalah rangkaian listrik sederhana dengan baterai, kabel the summary of an interesting point. penghubung, dan lampu. Diposition dalam kabel penghubung pada rangkaian You can the text box tersebut mengalir arus listrik. in Apakah ada energi anywhere the document. Uselistrik the dalam rangkaian tersebut? Jelaskan jawaban Text Box anda! Tools tab to change the formatting of the pull quote text box.]
Gambar. Rangkaian listrik sederhanalistrik
KARTU TUGAS Tugas 2 : A3 (TAHAP 3)
Gambar berikut adalah rangkaian listrik sederhana dengan baterai, kabel penghubung, dan lampu Apakah terjadi perubahan energi listrik dalam rangkaian tersebut?[Type . Jelaskan jawaban anda! a quote from the document or the summary of an interesting point. You can position the text box anywhere in the document. Use the Text Box Tools tab to change the formatting of the pull quote text box.] Gambar. Rangkaian listrik sederhanalistrik
KARTU TUGAS Tugas 1 : A4 (TAHAP 4) Gambar (a) adalah rangkaian listrik yang tidak dapat menyalakan lampu Gambar (b) adalah rangkaian listrik yang dapat menyalakan lampu.
( a)
(b)
Rumuskan dan tuliskan syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk dapat menyalakan lampu dalam rangkaian listrik arus searah!
KARTU TUGAS Tugas 2 : A4 (TAHAP 4) Gambar (a) adalah rangkaian listrik yang tidak dapat menyalakan lampu Gambar (b) adalah rangkaian listrik yang dapat menyalakan lampu.
( a)
(b)
Rumuskan syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk dapat menyalakan lampu dalam rangkaian listrik arus searah!
KARTU TUGAS Tugas 1 : B1 (TAHAP 5) Gambarkan bagan arus yang menunjukkan bahwa arus 1 dan arus 2 masuk ke titik A dan arus 3 keluar dari titik A, kemudian tuliskan persamaan matematisnya!
•A
KARTU TUGAS Tugas 2 : B1 (TAHAP 5) Gambarkan bagan arus yang menunjukkan bahwa arus 1 dan arus 2 masuk ke titik B sedangkan arus 3 dan arus 4 keluar dari titik B, kemudian tuliskan persamaan matematisnya!
•B
KARTU TUGAS Tugas 1 : B2 (TAHAP 6) Dari gambar berikut ini, tentukan besarnya nilai I.
4 A
3A
2A
I
KARTU TUGAS Tugas 2 : B2 (TAHAP 6) Dari gambar berikut ini, jika I1 = 5A, I2 = 4A, I3 = 2A, hitung besar I4.
I1 I2
I3 I4
KARTU TUGAS Tugas 1 : C1 (TAHAP 7) Gambar (a) menunjukkan rangkaian listrik secara seri. Apakah rangkaian pada gambar (b) juga tersusun secara seri ? Jawab : Ya atau Tidak a.
b.
KARTU TUGAS Tugas 2 : C1 (TAHAP 7) Apakah gambar rangkaian listrik berikut ini tersusun secara seri ? Jawab : Ya atau Tidak
KARTU TUGAS Tugas 1 : C2 (TAHAP 8) Gambar berikut (a) menunjukkan rangkaian disusun secara pararel. Apakah rangkaian pada gambar (b) juga tersusun secara pararel ? Jawab : Ya atau Tidak a.
b.
KARTU TUGAS
Tugas 2 : C2 (TAHAP 8) Apakah gambar rangkaian listrik berikut ini tersusun secara pararel ? Jawab : Ya atau Tidak
KARTU TUGAS Tugas 1 : C3 (TAHAP 9) Perhatikan gambar rangkaian berikut ini! Arus manakah yang lebih besar ( I1 atau I2 )? I2
I1 KARTU TUGAS Tugas 2 : C3 (TAHAP 9) Perhatikan gambar rangkaian berikut ini! Arus manakah yang lebih besar ( I1, I2, I3 atau I4 )?
KARTU TUGAS Tugas 3 : C3 (TAHAP 9) Perhatikan gambar rangkaian berikut ini! Arus manakah yang lebih besar (I1, I2, I3, atau I4) ?
Lampiran 5. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Nama Sekolah
:
SMK Kisten 1 Tomohon
Mata Pelajaran
:
Fisika Teknologi
Kelas/Semester
:
XII/1
Pertemuan ke-
:
1
Alokasi Waktu
:
2 Jam Pelajaran
I. STANDAR KOMPETENSI Menerapkan konsep Listrik Arus Searah.
II. KOMPETENSI DASAR Menguasai hukum kelistrikan arus searah.
III. INDIKATOR
Menunjukkan rangkaian listrik yang dapat menyalakan lampu.
Mendefinisikan pengertian arus listrik
Menjelaskan perubahan energi listrik dalam rangkaian.
Menjelaskan bahwa lampu hanya akan menyala dalam rangkaian tertutup.
IV. TUJUAN PEMBELAJARAN
Peserta didik dapat menunjukkan rangkaian listrik arus searah secara sederhana yang tidak dan dapat menyalakan lampu.
Peserta didik dapat mendefinisikan pengertian arus listrik.
Peserta didik dapat menjelaskan perubahan energi listrik dalam rangkaian.
Peserta didik dapat menjelaskan bahwa lampu hanya akan menyala dalam rangkaian tertutup.
V. MATERI PEMBELAJARAN
Rangkaian Listrik Arus Searah (Arus dalam rangkaian listrik).
VI. MEDIA DAN SUMBER 1. Media
: Baterai 1,5 V, kabel listrik, lampu 1,5 V, kertas HVS, penggaris, Laptop, kartu tugas, CD pembelajaran, dan Proyektor LCD.
2. Sumber
: M. Suratman, S.Pd. 2000. Fisika 2 untuk SMK, Armico. Bandung. Ed dan Daday van den Berg, Gerry van Klinken. 1991. Buku Sumber Fisika Eksperimental untuk Sekolah menengah. UKSW. Salatiga. Buku siswa hal. 28 – 48.
VII . METODE PEMBELAJARAN
:
MODEL PEMBELAJARAN
Ceramah dan Tanya jawab :
Fast Feedback
VIII. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN Langkah Kegiatan
Kegiatan
Waktu
Guru memberikan salam dan motivasi kepada siswa. Motivasi Guru memperlihatkan beberapa alat listrik seperti baterai, kabel, dan lampu kepada peserta didik. Siswa diberi Kegiatan awal
kertas putih (HVS).
10’
Sekarang kalian gambarkan pada kertas HVS, bagaimana alat-alat ini harus disusun agar lampunya menyala. Guru berjalan sambil mengecek pekerjaan peserta didik, Jika ada yang belum bisa menggambar, guru memberi pengarahan kepada peserta didik.
Guru memberikan kartu berwarna biru muda (kode A1) yang berisi tugas tentang menunjukkan rangkaian mana yang dapat menyalakan lampu. Siswa diberi waktu ± 10 menit untuk menyelesaikan satu soal. Guru berkeliling Kegiatan inti
melihat lembar kerja (kartu). Jika ada soal yang kurang jelas siswa dapat bertanya pada guru. Sambil berkeliling guru menghitung jumlah siswa yang menjawab salah. Setelah semua siswa selesai mengerjakan tugasnya dapat mengumpulkan jawaban di kotak yang tersedia. Setelah itu guru memberikan penjelasan tentang soal yang baru saja dikerjakan. Jika lebih dari 70% siswa mengalami
miskonsepsi
pada
materi
awal,
guru
memberikan soal atau tugas lagi yang setara dan jika siswa sudah bisa, guru dapat melanjutkan ke tahap berikutnya.
Guru memberikan kartu berwarna hijau muda (kode A2) yang berisi tugas tentang mendefinisikan pengertian arus listrik. Siswa diberi waktu ± 10 menit untuk menyelesaikan satu soal. Guru berkeliling melihat lembar kerja (kartu). Jika ada soal yang kurang jelas siswa dapat bertanya pada guru. Sambil berkeliling guru menghitung jumlah Kegiatan inti
siswa yang menjawab salah. Setelah semua siswa selesai mengerjakan tugasnya dapat mengumpulkan jawaban di kotak yang tersedia. Setelah itu guru memberikan penjelasan tentang soal yang baru saja dikerjakan.
Jika lebih dari 70%
siswa mengalami
miskonsepsi pada materi awal, guru memberikan soal atau tugas lagi yang setara dan jika siswa sudah bisa, guru dapat melanjutkan ke tahap berikutnya.
Guru memberikan kartu berwarna merah muda (kode A3) yang berisi tugas tentang menjelaskan perubahan energi listrik dalam rangkaian. Siswa diberi waktu ± 10 menit untuk menyelesaikan satu soal. Guru berkeliling melihat lembar kerja (kartu). Jika ada soal yang kurang jelas siswa dapat bertanya pada guru. Sambil berkeliling guru menghitung jumlah siswa yang menjawab salah. Setelah semua siswa selesai mengerjakan tugasnya dapat mengumpulkan jawaban di kotak yang tersedia. Setelah itu guru memberikan penjelasan tentang soal yang baru saja dikerjakan. Jika lebih dari 70% siswa mengalami miskonsepsi pada materi awal, guru memberikan soal atau tugas lagi yang setara dan jika siswa sudah bisa, guru dapat melanjutkan ke tahap berikutnya.
60’
Guru memberikan kartu berwarna kuning muda (kode A4) yang berisi tugas tentang menjelaskan bahwa lampu hanya akan menyala pada rangkaian tertutup.. Siswa diberi waktu ± 10 menit untuk menyelesaikan satu soal. Guru berkeliling melihat lembar kerja (kartu). Jika ada soal yang kurang jelas siswa dapat bertanya pada guru. Sambil berkeliling guru menghitung jumlah siswa yang menjawab
salah.
Setelah
semua
siswa
selesai
mengerjakan tugasnya dapat mengumpulkan jawaban di kotak yang tersedia. Setelah itu guru memberikan penjelasan tentang soal yang baru saja dikerjakan. Jika lebih dari 70% siswa mengalami miskonsepsi pada materi awal, guru memberikan soal atau tugas lagi yang setara dan jika siswa sudah bisa, guru dapat melanjutkan ke tahap berikutnya.
Kegiatan
Membimbing siswa membuat rangkuman
akhir
Penutup 80’
Total waktu
IX. PENILAIAN HASIL BELAJAR 1. Teknik Penilaian
: Tugas individu
2. Instrumen
: Uraian
3. Contoh instrument
:
1. Aliran muatan listrik dari potensial tinggi ke potensial rendah disebut… a. arus listrik
b. tegangan listrik,
c. beda potensial
2. Perhatikan gambar rangkaian berikut ini! Di antara gambar rangkaian di bawah ini, rangkaian mana yang dapat menyalakan lampu ?
10’
a.
b.
c.
Kunci Jawaban dan Pedoman Penilaian
No. soal
Kunci Jawaban
Skore
1.
A
10
2.
b
10
Total Skore
20
Mengetahui,
Tomohon , 5 Oktober 2011
Kepala Sekolah
Guru Mata Pelajaran
Magretha Wahani, S.Pd. Nip. 1957060119840
Jafet Darungo
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Nama Sekolah
:
SMK Kisten 1 Tomohon
Mata Pelajaran
:
Fisika Teknologi
Kelas/Semester
:
XII/1
Pertemuan ke-
:
2
Alokasi Waktu
:
2 Jam Pelajaran
I. STANDAR KOMPETENSI Menerapkan konsep Listrik Arus Searah.
II. KOMPETENSI DASAR Menguasai hukum kelistrikan arus searah.
III. INDIKATOR
Menggambarkan arus masuk dan keluar dari titik percabangan.
Menentukan besar arus yang keluar dari titik percabangan.
IV. TUJUAN PEMBELAJARAN
Peserta didik dapat menggambarkan arus masuk dan keluar dari titik percabangan.
Peserta didik dapat menentukan besar arus yang keluar dari titik percabangan
V. MATERI PEMBELAJARAN
Hukum Kirchhoff I
VI. MEDIA DAN SUMBER 3. Media
: Kartu tugas, penggaris, Laptop, CD pembelajaran, dan Proyektor LCD.
4. Sumber
: M. Suratman, S.Pd. 2000. Fisika 2 untuk SMK, Armico. Bandung. Ed dan Daday van den Berg, Gerry van Klinken. 1991. Buku Sumber Fisika Eksperimental untuk Sekolah menengah. UKSW. Salatiga. Buku siswa hal. 28 – 48.
VII . METODE PEMBELAJARAN MODEL PEMBELAJARAN
:
Ceramah dan Tanya jawab :
Fast Feedback
VIII. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN Langkah Kegiatan
Kegiatan awal
Kegiatan
Waktu
Guru memberikan salam dan motivasi kepada siswa. Guru mengingatkan kembali materi sebelumnya.
10’
Guru memberikan kartu berwarna putih (kode B1) yang berisi tugas tentang menggambarakan arus masuk/keluar titik percabangan. Siswa diberi waktu ± 10 menit untuk menyelesaikan satu soal. Guru berkeliling melihat lembar kerja (kartu). Jika ada soal yang kurang jelas siswa dapat bertanya pada guru. Sambil berkeliling guru menghitung jumlah siswa yang menjawab salah. Setelah semua siswa selesai mengerjakan tugasnya dapat mengumpulkan jawaban di kotak yang tersedia. Setelah itu guru memberikan penjelasan tentang soal yang baru saja dikerjakan.
Jika lebih dari 70%
siswa mengalami
miskonsepsi pada materi awal, guru memberikan soal atau tugas lagi yang setara dan jika siswa sudah bisa, guru dapat melanjutkan ke tahap berikutnya.
Guru memberikan kartu berwarna biru (kode B2) yang berisi tugas tentang menentukan besar arus yang keluar Kegiatan inti
titik percabangan. Siswa diberi waktu ± 10 menit untuk menyelesaikan satu soal. Guru berkeliling melihat lembar kerja (kartu). Jika ada soal yang kurang jelas siswa dapat bertanya pada guru. Sambil berkeliling guru menghitung jumlah siswa yang menjawab salah. Setelah semua siswa selesai mengerjakan tugasnya dapat mengumpulkan jawaban di kotak yang tersedia. Setelah itu guru memberikan penjelasan tentang soal yang baru saja dikerjakan.
Jika lebih dari 70%
siswa mengalami
60’
miskonsepsi pada materi awal, guru memberikan soal atau tugas lagi yang setara dan jika siswa sudah bisa, guru dapat melanjutkan ke tahap berikutnya.
Kegiatan
Membimbing siswa membuat rangkuman
akhir
Penutup
10’ 80’
Total waktu
IX. PENILAIAN HASIL BELAJAR 4. Teknik Penilaian
: Tugas individu
5. Instrumen
: Uraian
6. Contoh instrument
:
1. Diketahui I1 = 2 I5 = I3 = 6A dan I4 = 3A, hitung besar I2 I2 I1
I3 I5
I4
2. Dari gambar berikut, tentukan besar arus I, dan kemana arahnya?
7A
6A 2A
5A
I
Kunci Jawaban dan Pedoman Penilaian No. soal
Kunci Jawaban
Skore
1.
I2 = 6A
10
2.
I = 4A
20
Arahnya keluar titik percabangan
Total Skore
30
Mengetahui,
Tomohon , 7 Oktober 2011
Kepala Sekolah
Guru Mata Pelajaran
Magretha Wahani, S.Pd. Nip. 195706011984032003
Jafet Darungo
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
Nama Sekolah
:
SMK Kisten 1 Tomohon
Mata Pelajaran
:
Fisika Teknologi
Kelas/Semester
:
XII/1
Pertemuan ke-
:
3
Alokasi Waktu
:
2 Jam Pelajaran
I. STANDAR KOMPETENSI Menerapkan konsep Listrik Arus Searah.
II. KOMPETENSI DASAR Menguasai hukum kelistrikan arus searah.
III. INDIKATOR
Mengidentifikasi rangkaian seri.
Mengidentifikasi rangkaian pararel.
Menentukan besar arus listrik yang lewat hambatan (lampu).
IV. TUJUAN PEMBELAJARAN
Peserta didik dapat mengidentifikasi rangkaian seri.
Peserta didik dapat mengidentifikasi rangkaian pararel.
Peserta didik dapat menentukan besar arus listrik yang lewat hambatan (lampu).
V. MATERI PEMBELAJARAN
Rangkaian seri dan pararel.
VI. MEDIA DAN SUMBER 5. Media
: Kartu tugas, Laptop, CD pembelajaran, dan Proyektor LCD.
6. Sumber
: M. Suratman, S.Pd. 2000. Fisika 2 untuk SMK, Armico. Bandung. Ed dan Daday van den Berg, Gerry van Klinken. 1991. Buku Sumber Fisika Eksperimental untuk Sekolah menengah. UKSW. Salatiga. Buku siswa hal. 28 – 48.
VII . METODE PEMBELAJARAN MODEL PEMBELAJARAN
:
Ceramah dan Tanya jawab
:
Fast Feedback
VIII. LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN
Langkah Kegiatan
Kegiatan awal
Kegiatan
Guru memberikan salam dan motivasi kepada siswa.
Waktu 10’
Guru mengingatkan kembali materi sebelumnya.
Guru memberikan kartu berwarna biru tua (kode C1) yang berisi tugas tentang mengidentifikasi rangkaian seri. Siswa diberi waktu ± 10 menit untuk menyelesaikan satu soal. Guru berkeliling melihat lembar kerja (kartu). Jika Kegiatan inti
ada soal yang kurang jelas siswa dapat bertanya pada guru. Sambil berkeliling guru menghitung jumlah siswa yang menjawab salah. Setelah semua siswa selesai mengerjakan tugasnya dapat mengumpulkan jawaban di kotak yang tersedia. Setelah itu guru memberikan penjelasan tentang soal yang baru saja dikerjakan. Jika lebih dari 70% siswa mengalami miskonsepsi pada materi awal, guru memberikan soal atau tugas lagi yang setara dan jika siswa sudah bisa, guru dapat melanjutkan ke tahap berikutnya.
Guru memberikan kartu berwarna hijau (kode C2) yang berisi tugas tentang mengidetifikasi rangkaian pararel. Siswa diberi waktu ± 10 menit untuk menyelesaikan satu soal. Guru berkeliling melihat lembar kerja (kartu). Jika ada soal yang kurang jelas siswa dapat bertanya pada guru. Sambil berkeliling guru menghitung jumlah siswa yang menjawab salah. Setelah semua siswa selesai mengerjakan tugasnya dapat mengumpulkan jawaban di kotak yang tersedia. Setelah itu guru memberikan
60’
penjelasan tentang soal yang baru saja dikerjakan. Jika Kegiatan inti
lebih dari 70% siswa mengalami miskonsepsi pada materi awal, guru memberikan soal atau tugas lagi yang setara dan jika siswa sudah bisa, guru dapat melanjutkan ke tahap berikutnya.
Guru memberikan kartu berwarna oranye (kode C3) yang berisi tugas tentang menentukan besar arus listrik yang lewat hambatan (lampu). Siswa diberi waktu ± 10 menit untuk menyelesaikan satu soal. Guru berkeliling melihat lembar kerja (kartu). Jika ada soal yang kurang jelas siswa dapat bertanya pada guru. Sambil berkeliling guru menghitung jumlah siswa yang menjawab salah. Setelah semua siswa selesai mengerjakan tugasnya dapat mengumpulkan jawaban di kotak yang tersedia. Setelah itu guru memberikan penjelasan tentang soal yang baru saja dikerjakan. Jika lebih dari 70% siswa mengalami miskonsepsi pada materi awal, guru memberikan soal atau tugas lagi yang setara dan jika siswa sudah bisa, guru dapat melanjutkan ke tahap berikutnya.
Kegiatan
Membimbing siswa membuat rangkuman
akhir
Penutup
10’ 80’
Total waktu
IX. PENILAIAN HASIL BELAJAR 7. Teknik Penilaian
: Tugas individu
8. Instrumen
: Uraian
9. Contoh instrument
:
1. Apakah rangkaian berikut ini tersusun secara seri ?
2. Apakah rangkaian berikut ini tersusun secara pararel ?
Kunci Jawaban dan Pedoman Penilaian.
No. soal
1.
Kunci Jawaban
Skore
Ya, rangkaian seri 30
2.
Ya, rangkaian pararel 30
Total Skore
Mengetahui, Kepala Sekolah
Magretha Wahani, S.Pd. Nip. 195706011984032003
60
Tomohon , 12 Oktober 2011 Guru Mata Pelajaran
Jafet Darungo
Lampiran 6.
Hasil dan Pembahasan Kegiatan Pembelajaran.
Tindakan guru
Respons Siswa
Analisa
Tahap 1, siklus 1.
Tahap 1, siklus 1.
Tahap 1, siklus 1.
Guru meminta siswa mengerjakan tugas 1 : A1 Menunjukkan rangkaian yang dapat menyalakan lampu.
Berdasarkan hasil cek cepat, ada 21 siswa (95,45%) yang dapat menunjukkan rangkaian yang dapat menyalakan lampu dengan benar.
95,45% siswa sudah memahami konsep rangkaian listriksederhana yang dapat menyalakan lampu.
Guru berkeliling kelas untuk mengecek jawaban siswa secara cepat. Guru memberikan feedback secara klasikal sesuai dengan RPP.
Berdasarkan hasil koreksi setelah pembelajaran 21 siswa (95,45%) yang dapat menunjukkan rangkaian yang dapat menyalakan lampu dengan benar.
95,45% siswa sudah memahami konsep rangkaian listriksederhana yang dapat menyalakan lampu.
Tahap 2, siklus 1.
Tahap 2, siklus 1,
Tahap 2, siklus 1
Guru meminta siswa mengerjakan tugas 1 : A2. Menanyakan konsep arus listrik lewat gambar (ada baterei, kabel/penghubung, dan lampu).
Berdasarkan hasil cek cepat, ada 18 siswa (81,82%) yang dapat menjelaskan pengertian arus listrik dengan benar.
81,82% siswa sudah memahami konsep arus listrik
Guru berkeliling kelas untuk mengecek jawaban siswa secara cepat.
Berdasarkan hasil koreksi setelah pembelajaran 18 siswa (81,82%) yang dapat menjelaskan pengertian arus listrik dengan benar.
81,82% siswa sudah memahami konsep arus listrik
Guru memberikan feedback secara klasikal sesuai dengan RPP. Tahap 3, siklus 1
Tahap 3, siklus 1
Tahap 3, siklus 1
Guru meminta siswa mengerjakan tugas 1 : A3 Menanyakan apakah ada energi dalam rangkaian listrik (lewat gambar).
Berdasarkan hasil cek cepat, ada 21 siswa (95,45%) yang dapat menjawab dengan benar.
95,45% siswa sudah memahami konsep energi dalam rangkaian listrik.
Berdasarkan hasil koreksi setelah pembelajaran 21 siswa (95,45%) yang dapat menjawab dengan benar.
95,45% siswa sudah memahami konsep 50energi dalam rangkaian listrik.
Guru berkeliling kelas untuk mengecek jawaban siswa secara cepat. Guru memberikan feedback
secara klasikal sesuai dengan RPP. Tahap 4, siklus 1.
Tahap 4, siklus 1.
Tahap 4, siklus 1.
Guru meminta siswa mengerjakan tugas 1 : A4 Menuliskan beberapa syarat yang harus dipenuhi untuk dapat menyalakan lampu dalam rangkaian listrik arus searah.
Berdasarkan hasil cek cepat, hanya 10 siswa (45,45%) yang dapat menjawab dengan benar.
Hanya 45,45% siswa sudah memahami syarat yang harus dipenuhi untuk dapat menyalakan lampu.
Berdasarkan hasil koreksi setelah pembelajaran hanya 10 siswa (45,45%) yang dapat dengan benar.
Hanya 45,45% siswa sudah memahami syarat yang harus dipenuhi untuk dapat menyalakan lampu.
Tahap 4, siklus 2
Tahap 4, siklus 2
Berdasarkan hasil cek cepat ada 21 siswa (95,45%) yang menjawab benar.
95,45% siswa sudah memahami syarat yang harus dipenuhi untuk dapat menyalakan lampu.
Berdasarkan hasil koreksi ada 21 siswa (95,45%) yang menjawab benar.
95,45% siswa sudah memahami syarat yang harus dipenuhi untuk dapat menyalakan lampu.
Guru berkeliling kelas untuk mengecek jawaban siswa secara cepat. Guru memberikan feedback secara klasikal dan beberapa kali interaksi sesuai dengan RPP. Tahap 4, siklus 2 Guru meminta siswa mengerjakan tugas 2 : A4 Soal sama dengan siklus 1 tapi gambarnya yang berbeda. Guru berkeliling kelas untuk mengecek jawaban siswa secara cepat. Guru memberikan feedback secara klasikal dan beberapa kali interaksi sesuai dengan RPP.
Tahap 5, siklus 1
Tahap 5, siklus 1
Tahap 5, siklus 1
Guru meminta siswa mengerjakan tugas 1 : B1 Menggambar bagan arus yang masuk dan keluar pada suatu titik (dengan 2 aruslistrik masuk ke titik A dan 1 arus listrik keluar dari titik A).
Berdasarkan hasil cek cepat hanya 8 siswa (47,05%) yang dapat menggambar dengan benar.
Hanya 47,05% siswa yang sudah memahami gambar bagan arus dengan benar.
Berdasarkan hasil koreksi setelah pembelajaran hanya 8 siswa (47,05%) yang dapat menggambar dengan benar.
Hanya 47,05% siswa yang sudah memahami gambar bagan arus dengan benar.
Tahap 5, siklus 2
Tahap 5, siklus 2
Tahap 5, siklus 2
Guru meminta siswa mengerjakan tugas 2 : B1 Menggambar bagan arus yang masuk dan keluar pada suatu titik (dengan 2 arus listrik masuk ke titik A dan 2 arus listrik keluar dari titik A).
Berdasarkan hasil cek cepat ada16 siswa (94,12%) yang dapat menggambar dengan benar.
94,12% siswa yang sudah memahami gambar bagan arus dengan benar.
Berdasarkan hasil koreksi setelah pembelajaran ada 16 siswa (94,12%) yang dapat menggambar dengan benar.
94,12% siswa yang sudah memahami gambar bagan arus dengan benar.
Guru berkeliling kelas untuk mengecek jawaban siswa secara cepat. Guru memberikan feedback secara klasikal dan beberapa kali interaksi sesuai dengan RPP.
Guru berkeliling kelas untuk mengecek jawaban siswa secara cepat. Guru memberikan feedback secara klasikal dan beberapa kali interaksi sesuai dengan RPP.
Tahap 6, siklus 1
Tahap 6, siklus 1
Tahap 6, siklus 1
Guru meminta siswa mengerjakan tugas 1 : B2 Menentukan besarnya arus I pada titik percabangan.
Berdasarkan hasil cek cepat ada 9 siswa (52,94%) yang dapat menggambar dengan benar.
52,94% siswa yang sudah memahami gambar bagan arus dengan benar.
Berdasarkan hasil koreksi setelah pembelajaran ada 9 siswa (52,94%) yang dapat menggambar dengan benar.
52,94% siswa yang sudah memahami gambar bagan arus dengan benar.
Tahap 6, siklus 2
Tahap 6, siklus 2
Tahap 6, siklus 2
Guru meminta siswa mengerjakan tugas 2 : B2 Menentukan besarnya arus I pada titik percabangan (dengan nilai arus yang berbeda dari siklus 1).
Berdasarkan hasil cek cepat ada16 siswa (94,12%) yang dapat menggambar dengan benar.
94,12% siswa yang sudah memahami gambar bagan arus dengan benar.
Berdasarkan hasil koreksi setelah pembelajaran ada 16 siswa (94,12%) yang dapat menggambar dengan benar.
94,12% siswa yang sudah memahami gambar bagan arus dengan benar.
Guru berkeliling kelas untuk mengecek jawaban siswa secara cepat. Guru memberikan feedback secara klasikal dan beberapa kali interaksi sesuai dengan RPP.
Guru berkeliling kelas untuk mengecek jawaban siswa secara cepat. Guru memberikan feedback secara klasikal dan beberapa kali interaksi sesuai dengan RPP.
Tahap 7, siklus 1
Tahap 7, siklus 1
Tahap 7, siklus 1
Guru meminta siswa mengerjakan tugas 1 : C1 Mengidentifikasi rangkaian seri.
Berdasarkan hasil cek cepat ada 24 siswa (100%) yang dapat mengidentifikasi rangkaian seri dengan benar.
100% siswa yang sudah memahami bentuk gambar rangkaian seri dengan benar.
Guru berkeliling kelas untuk mengecek jawaban siswa secara cepat.
Berdasarkan hasil koreksi setelah pembelajaran ada 24 siswa (100%) yang dapat mengidentifikasi rangkaian seri dengan benar.
100% siswa yang sudah memahami bentuk gambar rangkaian seri dengan benar.
Tahap 8, siklus 1
Tahap 8, siklus 1
Tahap 8, siklus 1
Guru meminta siswa mengerjakan tugas 1 : C2 Mengidentifikasi rangkaian pararel.
Berdasarkan hasil cek cepat ada 10 siswa (41,67%) yang dapat mengidentifikasi rangkaian pararel dengan benar.
41,67% siswa yang sudah memahami bentuk gambar rangkaian pararel dengan benar.
Guru memberikan feedback secara klasikal sesuai dengan RPP.
Guru berkeliling kelas untuk mengecek jawaban siswa secara cepat.
Berdasarkan hasil koreksi setelah pembelajaran ada 10 siswa (41,67%) yang dapat mengidentifikasi rangkaian pararel dengan benar.
41,67% siswa yang sudah memahami bentuk gambar rangkaian pararel dengan benar.
Tahap 8, siklus 2
Tahap 8, siklus 2
Tahap 8, siklus 2
Guru meminta siswa mengerjakan tugas 2 : C2 Mengidentifikasi rangkaian pararel (dengan bentuk gambar berbeda).
Berdasarkan hasil cek cepat ada 20 siswa (83,33%) yang dapat mengidentifikasi rangkaian pararel dengan benar.
83,33% siswa yang sudah memahami bentuk gambar rangkaian pararel dengan benar.
Guru berkeliling kelas untuk mengecek jawaban siswa secara cepat.
Berdasarkan hasil koreksi setelah pembelajaran ada 20 siswa (83,33%) yang dapat mengidentifikasi rangkaian pararel dengan benar.
83,33% siswa yang sudah memahami bentuk gambar rangkaian pararel dengan benar.
Guru memberikan feedback secara klasikal dan beberapa kali interaksi sesuai dengan RPP.
Guru memberikan feedback secara klasikal dan beberapa kali interaksi sesuai dengan RPP.
Tahap 9, siklus 1
Tahap 9, siklus 1
Tahap 9, siklus 1
Guru meminta siswa mengerjakan tugas 1 : C3 Menentukan besar arus yang lewat hambatan pada rangkaian seri
Berdasarkan hasil cek cepat ada 10 siswa (41,67%) yang dapat menentukan besar arus yang lewat hambatan pada rangkaian seri dengan benar.
41,67% siswa yang sudah memahami besar arus yang lewat hambatan pada rangkaian seri dengan benar.
Guru berkeliling kelas untuk mengecek jawaban siswa secara cepat.
Berdasarkan hasil koreksi setelah pembelajaran ada 10 siswa (41,67%) yang dapat menentukan besar arus yang lewat hambatan pada rangkaian seri dengan benar.
41,67% siswa yang sudah memahami besar arus yang lewat hambatan pada rangkaian seri dengan benar.
Tahap 9, siklus 2
Tahap 9, siklus 2
Tahap 9, siklus 2
Guru meminta siswa mengerjakan tugas 2 : C3 Menentukan besar arus yang lewat hambatan pada rangkaian pararel.
Berdasarkan hasil cek cepat ada 20 siswa (83,33%) yang dapat menentukan besar arus yang lewat hambatan pada rangkaian pararel dengan benar.
83,33% siswa yang sudah memahami besar arus yang lewat hambatan pada rangkaian pararel dengan benar.
Berdasarkan hasil koreksi setelah pembelajaran ada 20 siswa (83,33%) yang dapat menentukan besar arus yang lewat hambatan pada rangkaian pararel dengan benar.
83,33% siswa yang sudah memahami besar arus yang lewat hambatan pada rangkaian pararel dengan benar.
Guru memberikan feedback secara klasikal dan beberapa kali melakukan interaksi sesuai dengan RPP.
Guru berkeliling kelas untuk mengecek jawaban siswa secara cepat. Guru mmberikan feedback secara klasikal dan beberapa kali melakukan interaksi sesuai dengan RPP.
Lampiran 7. Hasil Nilai Pre-test Dan Post-test Nilai
1
Anggra E. L Lumentut
4,5
7,5
Pretest (%) 45
2
Armando D Meray
6,0
7,5
60
75
15
3
Carry T. R. Kandow
6,5
7,5
65
75
10
4
Chrisli A. Rapar
6,0
6,5
60
65
5
5
Esvit A. P Tuelah
7,0
8,0
70
80
10
6
Fandira M Posumah
6,0
8,5
60
85
25
7
Franklin A. M Toreh
6,0
8,5
60
85
25
8
Helvrik Lahengko
7,0
7,5
70
75
5
9
Jack J. Mawuntu
2,0
6,5
20
65
45
10
Johan Ch. V. Rombon
7,5
8,5
75
85
10
11
Junaedy B. Mongdong
7,5
8,5
75
85
10
12
Maikel Lomban
6,0
7,0
60
70
10
13
Merke Kaune
8,0
8,5
80
85
5
14
Radinal K. Mentang
2,0
7,5
20
75
55
15
Rayvelie H. Umboh
8,0
8,5
80
85
5
16
Revky Ch. Senaen
4,5
7,5
45
75
35
17
Revo R. Komaling
8,0
9,5
80
95
5
18
Rifaldy V. P. Gosal
6,0
7,5
60
75
15
19
Romario Y. Wenas
7,5
9,5
75
95
20
20
Romel V. Y. Liow
7,0
9,5
70
95
25
21
Soni Y. Bororing
7,5
9,5
75
95
20
22
Valentino A. Sambul
8,5
10
85
100
15
23
Weynhard G. Kumontoy
5,0
6,0
50
60
10
24
Anugrah Lumintang
6,0
9,5
60
95
35
No
Nama Peserta Didik
Pretest
Posttest
Presentase Posttest (%) 75
Kenaikan
30
(%)
Hasil Observasi Cek Cepat Tiap Siklus Feedback
Tahap
Siklus Feedback
1
1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
2
3
4
5
6
7
8
9
Siswa Benar (Cek Cepat) Jumlah % 21 95,45
Jumlah Siswa 22
Waktu
22
3,23’
18
81,82
22
3,13’
21
95,45
22 22
7,20’ 5,30’
10 21
45,45 95,45
17 17
6,10’ 4,00’
8 16
47,05 94,12
17 17
8,40’ 5,24’
9 16
52,94 94,12
24
1,42’
24
100
24 24
6,32’ 3,30’
10 20
41,67 83,33
24 24
8,12 5,42
10 20
41,67 83,33
56
2,20’
Hasil Koreksi Kartu Tugas Siswa.
Tahap
Siklus Feedback
1
1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
2
3
4
5
6
7
8
9
Jumlah Siswa 22
Hasil Koreksi (siswa benar) Jumlah % 21 95,45
22
18
81,82
22
21
95,45
22 22
10 21
45,45 95,45
17 17
8 16
47,05 94,12
17 17
9 16
52,94 94,12
24
24
100
24 24
10 20
41,67 83,33
24 24
10 20
41,67 83,33