Menjelaskan Informasi Layanan Peringatan Tsunami Kepada Publik “3 Langkah Tanggap Tsunami” oleh : Weniza, MSc PMG Muda-BMKG
[email protected] Rahmi Yunita, MAP, MSi Technical Advisor GIZ di BMKG (2012-2014)
[email protected]
Bagaimana orang di daerah terdampak bisa selamat dari tsunami? Sejumlah studi melihat bahwa ini tergantung pada kapasitas yang bersangkutan untuk menilai situasinya dengan cepat serta mengambil keputusan dan tindakan yang tepat dalam keadaan darurat. Mampu mengakses dan memahami peringatan dini tsunami dengan benar bisa menjadi sangat menentukan dalam situasi-situasi itu. Karena itu, layanan peringatan dini merupakan bagian penting dalam pembangunan kesiapsiagaan tsunami di wilayah-wilayah berisiko. Di Indonesia peringatan tsunami disediakan oleh Sistem Peringatan Dini Tsunami Indonesia (Indonesia Tsunami Early warning System, InaTEWS). Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengoperasikan Pusat Peringatan Tsunami Nasional (National Tsunami Warning Center, NTWC) dan bertanggung jawab atas penyebaran peringatan tsunami tepat waktu kepada lembaga-lembaga perantara dan media publik di Indonesia. Sejak InaTEWS diresmikan pada tanggal 11 November 2008, BMKG secara terus-menerus meningkatkan kemampuan dan pelayanan dalam memberikan peringatan dini tsunami. Hal ini mengingat Indonesia memiliki ancaman yang kompleks dibandingkan dengan negara-negara rawan tsunami lainnya di dunia. Dalam dekade terakhir, berbagai jenis ancaman tsunami, baik yang menimbulkan korban jiwa maupun tidak, telah terjadi di negara gugus cincin api ini, baik yang bersifat tsunami jarak dekat (local tsunami) maupun tsunami jarak jauh (distant tsunami). Khusus untuk tsunami jarak dekat, di mana tsunami dapat tiba dalam waktu yang sangat singkat, berita peringatan dini telah dapat dikeluarkan oleh Pusat Peringatan Tsunami Nasional dalam waktu kurang dari lima menit setelah terjadinya gempabumi kepada berbagai lembaga perantara. Pentingnya Pemahaman akan Peringatan Salah satu peningkatan pelayanan yang diberikan BMKG adalah penyempurnaan skema berita peringatan dini tsunami sejak 23 Maret 2012. Dalam skema baru ini, BMKG telah mengeluarkan 4 tahapan berita peringatan dini tsunami dengan muatan informasi yang semakin lengkap, yaitu memuat tingkat ancaman 1
tsunami untuk masing-masing segmen peringatan (berupa kabupaten/kota atau bagian kabupaten/kota). Berita-berita tersebut dapat membantu institusi terkait khususnya pemerintah daerah dalam mengambil keputusan berdasarkan tingkat ancaman yang terjadi di wilayahnya. Berita peringatan dini tsunami ini diharapkan sampai kepada masyarakat berisiko melalui rantai peringatan dini yang menghubungkan Pusat Peringatan Tsunami Nasional dengan masyarakat melalui sejumlah lembaga perantara. Pemerintah daerah merupakan lembaga perantara yang memegang peran dan tanggung jawab sangat penting, karena diharapkan dapat membuat keputusan evakuasi bila diperlukan dan memberikan arahan kepada masyarakat. Namun, pengalaman selama ini memperlihatkan masih bervariasinya kapasitas pemerintah daerah dalam menjalankan peran dan tanggung jawabnya. Karena itu, keberadaan lembaga perantara lainnya yang dapat menjangkau masyarakat, tidak kalah penting. Saat ini, produk informasi gempabumi dan/atau peringatan dini tsunami juga tersedia melalui media nasional dan daerah. Televisi nasional secara khusus, misalnya, dianggap sebagai media yang strategis menjangkau berbagai segmen masyarakat, mengingat luasnya masyarakat di Indonesia yang menggunakan media ini sebagai sarana hiburan. Karena itu, disadari bahwa diperlukan pemahaman akan skema peringatan yang disebarkan oleh media, agar masyarakat dapat memberikan reaksi yang sesuai dengan daerah tempatnya berada.
Materi 3 Langkah Tanggap Tsunami Untuk meningkatkan pemahaman itulah, dirasakan perlu ada sebuah konsep materi pendidikan publik sederhana agar publik secara luas, khususnya masyarakat terdampak, mengenal dan memahami produk layanan peringatan dini tsunami dari InaTEWS dan mengerti bagaimana bereaksi dengan benar. Materi ini dibayangkan sebagai bahan yang singkat dan sederhana, yang hanya memberikan informasi yang jelas dan mudah diingat untuk dijadikan referensi oleh masyarakat umum. Untuk menyusun materi tersebut, pada akhir tahun 2012, tim inti dari BMKG dan GIZ bekerjasama dengan sebuah agensi komunikasi, yang dipandang memiliki kemampuan teknis dan profesional untuk membuat kemasan komunikasi yang efektif. Sementara, proses penyusunan isinya menggali masukan dari lembagalembaga lain yang selama ini bekerja di isu peringatan dini tsunami di tingkat hilir, seperti LIPI dan UNESCO. Materi awal yang selesai disusun tak lupa diujicobakan pada lokasi-lokasi projek GIZ khususnya di Bali untuk menilai efektivitas pesan dan kemasannya. Akhirnya, terumuskan pesan “3 Langkah Tanggap Tsunami“, yang menjelaskan pendekatan 3 langkah yang perlu dilakukan oleh masarakat untuk merespon ancaman tsunami. Ketiga langkah ini berkaitan dengan bagaimana bereaksi terhadap gempa, merespons peringatan, dan melakukan evakuasi.
2
Pesan “Tanggap Gempa” mengingatkan bahwa gempabumi yang kuat atau yang berlangsung lama dapat memicu tsunami dalam waktu singkat. Karena itu, ketika mengalami gempabumi, masyarakat berisiko disarankan menjauhi pantai dan tepi sungai, serta mencari informasi apa yang terjadi. Pesan “Tanggap Peringatan” mengarahkan bahwa informasi peringatan dari BMKG dapat diperoleh melalui TV nasional, radio daerah, atau pengumuman setempat. Masyarakat terdampak juga perlu waspada dengan arahan evakuasi yang mungkin akan terdengar. Ketiga status ancaman tsunami yang dimuat di pesan peringatan dini dan apa yang harus dilakukan masyarakat berisiko juga dijelaskan dalam pesan ini.
Gambar 1. Contoh tampilan peringatan dini tsunami di layar TV dalam flyer
3
Gambar 2. Penjelasan makna status ancaman dalam Tanggap Peringatan
Pesan “Tanggap Evakuasi” mengingatkan masyarakat terdampak dan pengunjung pantai untuk segera melakukan evakuasi ke lokasi yang aman, bila terjadi gempabumi atau menerima peringatan tsunami. Karena itu, masyarakat berisiko diminta mencari pengetahuan tentang jalur dan rambu evakuasi setempat.
Rangkaian Produk Produk utama dari rangkaian produk “3 Langkah Tanggap Tsunami” adalah sebuah leaflet berukuran A5 yang memberikan pesan-pesan kunci ditambah visualisasi sebuah layar TV dengan sebuah peringatan tsunami BMKG dan penjelasannya. Leaflet ini dirancang sebagai produk yang berdiri sendiri dan diharapkan dapat dimengerti oleh pembacanya tanpa penjelasan tambahan. Produk lain seperti radio adlib (teks pesan layanan masyarakat yang dibacakan oleh penyiar), poster, banner, dan kalender dibuat untuk menyampaikan pesan-pesan kunci, dan dibuat sebagai produk pelengkap. Sementara, format t-shirt dan sticker dirancang hanya untuk membangun kesadaran akan adanya konsep “3 Langkah Tanggap Tsunami”, yang materinya sendiri diharapkan tetap diberikan secara terpisah.
Gambar 3. Rangkaian Produk 3 langkah Tanggap Tsunami
Pada akhir 2014, konsep “3 Langkah Tanggap Tsunami” telah diadopsi menjadi pesan kunci dalam produk-produk sosialisasi tanggap tsunami yang dikembangkan oleh BNPB dan disebarluaskan dalam berbagai event. BMKG sendiri 4
terus menggunakan konsep 3 Tanggap Tsunami untuk mengedukasi publik tentang layanan peringatan dini InaTEWS dalam berbagai kesempatan. Penutup Pengalaman pengembangan konsep dan produk “3 Langkah Tanggap Tsunami” menunjukkan sejumlah pembelajaran. Pertama, sebuah produk komunikasi yang dapat menyampaikan pesan secara sederhana kepada publik masih diperlukan untuk penyebarluasan layanan informasi lembaga pemerintah. Dengan produk serupa, masyarakat dapat lebih mudah memahami layanan yang tersedia sehingga layanan yang diberikan dapat mencapai sasaran dan tujuannya. Kedua, penyusunan produk serupa memerlukan konsep komunikasi yang kuat, dan bantuan dari para profesional di bidang komunikasi akan membantu dalam menuangkan materi yang ingin disampaikan menjadi pesan yang sederhana sekaligus efektif. Ketiga, konsultasi dengan berbagai pihak diperlukan untuk mendapatkan semua masukan yang perlu dipertimbangkan dan memperluas penggunaan produk nantinya.
5