Edisi: 38. Dzulhijjah 1437H - Muharram 1438H / September-Oktober 2016 Diterbitkan oleh Humas Dewan Da’wah Islamiyah Indonesia
Dosa-dosa Gubernur Kafir Pada Ummat Islam Robohnya Rasio
dewandakwah.or.id
MENISTA ISLAM Ahok Menghitung Hari
2
LAPORAN UTAMA
MENISTA ISLAM
Lebih dari 50.000 ummat Islam demo atas penistaan Islam yang dilakukan Ahok.
Ahok Menghitung Hari
Berkata kotor, menyakiti hati, menghina, merendahkan orang adalah “spesialisasi” Ahok, Gubernur Jakarta yang superior ini. Tapi kali ini ia kena batunya. Pernyataannya kepada masyarakat di Kepulauan Seribu dianggap menista Islam. Sebaliknya menjadikan ummat Islam terbangun semangat jihadnya. Demo besar-besaran diarahkan ke Bareskrim. “Tangkap dan Adili Ahok Penista Islam. Allahu Akbar!” teriak para pendemo.
D
engan memakai seragam PNS – artinya ia sedang dinas menjalankan tugasnya, Ahok mengatakan kepada audiens yang dihadapinya (muslim di Kepualauan Seribu-Red) bahwa mereka dibohongi oleh surat Al Maidah 51. Kata-kata itu mengandung makna yang jelas bahwa Al-Qur’an (Surat Al-Maidah:51) adalah bohong, dan orang yang menyampaikan Al-Qur’an (Surat Al-Maidah: 51) adalah pembohong. Menuduh Al-Qur’an (Surat AlMaidah: 51) bohong adalah penistaan agama, dan menuduh orang yang menyampaikan Al-Qur’an (Surat Al-Maidah: 51) pembohong adalah penghinaan terhadap Nabi SAW, ulama, ustadz, kyai, mubalig.
proses hukum tersebut untuk memastikan bahwa hukum ditegakkan seadil-adilnya. Pernyataan sikap Dewan Da’wah juga mendesak Ahok untuk mundur dari pencalonan sebagai sebagai Gubernur DKI Jakarta karena ia tidak layak menjadi pemimpin di Jakarta yang mayoritas beragama Islam dan menjunjung tinggi nilai-nilai agama serta toleransi antar ummat beragama.
Senada dengan Dewan Da’wah, Ketua Dewan Pertimbangan MUI Pusat, Prof. M. Din Syamsuddin mengatakan apa yang dikatakan Ahok Ahok pun jadi ramai dibicarakan orang di adalah penistaan nyata sembarang tempat, baik mereka yang sedang dan terbuka terhadap berada di foodcourt, di kantor, di warungKitab Suci Al-Qur’an warung, di kereta, di bus, di setiap tempat di dan dapat mengganggu kerukunan bangsa. ibukota ini hingga ke penjuru lainnya. Meski Wajar kalau ummat Islam yang beriman dengan bahasa dan istilah yang berbeda-beda, kepada Al-Qur’an marah dan protes. Din namun kesimpulannya kurang lebih sama, Syamsuddin mengimbau masyarakat untuk rakyat menyatakan kemarahannya dengan tidak menggunakan kekerasan. “Lebih baik berbagai sumpah serapah. Benar. Ahok me- gugat lewat jalur hukum, dan Polri harus nyentuh area sensitif, menyakiti hati seluruh memprosesnya demi penegakkan hukum dan ummat Islam. Bagaimana tidak, Al-Qur’an keadilan di negeri yang berdasarkan hukum yang dibaca dan dihafal setiap hari, dipelajari ini,” ajaknya. bertahun-tahun dan menjadi pegangan hidup ummat Islam, dengan mudahnya disebut Ormas-ormas Islam pun bereaksi dan menyatu Ahok sebagai Kitab yang bohong.. dengan gagasan demo Front Pembela Islam (FPI) terhadap Ahok yang digelar besarDewan Da’wah Islamiyah Indonesia me- besaran. Para cendikiawan muslim dan bengutuk keras pernyataan Ahok yang telah gitu banyak da’i, ustad dan kyai, melebur melakukan penistaan terhadap agama yang ke dalam demo, memprotes pelecehan menganggap Surat Al-Maidah ayat 51 diguna- verbal/lisan (verbal abuse) dan mendatangi kan untuk berbohong dan menuduh secara kantor Bareskrim, mendesak Ahok segera serius para dai/ustadz/ulama/penceramah diciduk, diadili dan dipenjarakan. Ummat yang mengajarkan ayat-ayat Al-Qur’an sebagai Islam sepakat ini bukan soal like and dislike pembohong. Dewan Da’wah meminta pihak terhadap ras maupun agama petahana yang Kepolisian untuk segera memproses non-muslim, melainkan nyata bahwa Ahok pengaduan masyarakat atas penistaan oleh menista Islam, menodai Al-Qur’an, mengAhok. Dewan Da’wah akan terus mengawal hina ulama dan melecehkan ummat.
Dikabarkan, kemarahan ummat Islam atas penistaan yang dilakukan Ahok menyebar ke beberapa daerah. Pada hari yang sama dengan demo di Jakarta (Jumat, 14 Oktober), demo pun berlangsung di Aceh, Padang, Magelang, Solo, Purworejo, Jember, Samarinda, Sulawesi Tengah, Pontianak, Riau, Ponorogo, Makassar, dan sejumlah kota lainnya. Minta maaf? Tetap adili Ahok sendiri awalnya merasa tidak ada yang salah dengan pernyataannya. Via rilis video, mulanya Ahok ngotot berdalih dirinya tak bersalah. Dia tidak merasa menistakan Alqur’an. Namun pada akhirnya Ahok meminta maaf - bahkan sampai dua kali dalam waktu yang berbeda. Tentu karena melihat gelagat kemarahan ummat Islam semakin memuncak yang pastinya akan mempengaruhi hasil Pilkada, Februari 2017 nanti. Terlepas dari Ahok meminta maaf, ummat Islam tetap menuntut Ahok untuk diadili dan dipenjarakan. Jauh dari kemungkinan ummat Islam yang begitu besar, para ulama dan para cendekia muslim salah menafsirkan pernyataannya Ahok. Demo ini mendasari pendapat Resmi MUI Pusat bahwa Ahok telah menghina Al-Quran dan menghina ulama yang memiliki konsekuensi hukum. Pelanggaran terhadap kesucian Al-Quran punya konsekuensi hukuman mati menurut Syariat Islam, dan hukuman penjara menurut UU Yang Berlaku (UU No 1/ PNPS/1965 dan KUHP Ps 156a). Habib Rizieq yang menginisiasi dan mengomandoi demo ini mengatakan, menunggu Mabes Polri untuk memproses Ahok. “Kita akan demo lagi kalau minggu depan tidak ada perkembangan,” jelasnya. Dan Ahok tampaknya tinggal menghitung hari.-YD-
LAPORAN UTAMA
sisi gelap
andai petahana menang
K
Oleh : A.M. Saefuddin
ontestasi politik demokratik memberi dua kemungkinan: MENANG dan KALAH. Dan mekanisme yang diberlakukannya mengantarkan sikap: harus menerima realitas kekalahan jika salah satu kontestannya menang. Dalam konteks Pilkada Jakarta, akankah siap kalah jika petahana menang? Lebih jauh lagi, bagaimana dampak kemenangan petahana bagi etnis Tionghoa, sekalipun ia a-politik? Ada sisi gelap yang perlu kita renungkan secara mendalam. Seperti kita saksikan bersama, suasana batiniah anti petahana demikian mendalam dan meluas, menyentuh ke berbagai elemen. Kalangan grass-root merasa sakit hati karena kebijakan penggusuran paksa. Kelas menengah tidak sreg melihat gaya komunikasi petahana yang sangat kasar, inkonsistensinya terhadap penegakan hukum. Kaum elitis mencermati gerakan sistimatis petahana dengan kalangan kapitalis yang membahayakan kedaulatan NKRI. Bahkan, baru-baru ini, ia secara terang-terangan menghina Islam dan umatnya melalui uraiannya mengkritik Al-Qur`an, Surat Al-Maidah Ayat 51. Posisi petahana kini – tak bisa disangkal – menjadi the common enemy bagi umat Islam, kalangan sekularis-nasionalis yang selama ini menjunjung tinggi harkat kemanusiaan, bahkan kalangan elitis-ideolog yang sangat khawatir akan terjadinya proses kolonisasi di negeri ini, meski kini akan berangkat dari belahan Jakarta.Akumulasi situasi inilah yang membuat sikap: tidak akan rela melihat petahana menang. Bahkan, bukan tak mungkin, jika Bareskrim Polri tak merespon pengaduan masyarakat atas penistaan agama itu yang dilakukan petahana, maka tidak tertutup kemungkinan akan terjadi destabilitas Jakarta yang cukup serius. Meski petahana minta maaf secara terbuka tapi proses hukum tak bergerak, maka reaksi massif cukup mengkhawatirkan kondisi keamanan Jakarta. Sangat boleh jadi, petahana sengaja merancang strategi membakar emosi massa muslim, sehingga terdorong melakukan gerakan anarkis. Dan hal ini diharapkan akan mengubah posisi elektabilitas petahana yang – menurut LSI Denny JA – kini turun drastis: dari 59,3% pada Maret lalu, menjadi 31,1% pada Oktober ini. Substansi dari strategi pembakaran emosi massa muslim adalah menggiring muslim bertindak anarkis dan di sanalah akan muncul empati terhadap petahana karena terdzalimi. Atau, mendorong tim kandidat lawan petahana terpecah fokusnya sehingga lupa dengan agenda pengembangan strategi yang dirancang untuk kemenangannya. Dengan mencermati karakter petahana dan para inner circlenya, sekotor atau sebahaya apapun bagi kepentingan keamanan wilayah Jakarta, ia tak perduli. Baginya dan seluruh barisannya hanya satu opsi: harus menang. Prinsip inilah yang mendorong petahana dan seluruh barisan mengerahkan seluruh kekuatannya (pemikiran strategis, dukungan finansial dari “Sembilan Naga” dalam dan overseas China). Itulah dukungan riil terhadap petahana yang sangat fantastik. Dari awal pun kita bisa pahami, mengapa – dalam rangka persiapan diri untuk maju sebagai calon independen – ia rela menggelontorkan dana Rp 30 milyar, meski menurut informasi yang berkembang dananya berasal dari Developer Reklamasi sebagai kompensasi perizinannya. Ketika berubah untuk di usung partai pun – seperti yang terpublikasi luas di berbagai media massa – ia sanggup menggelontorkan Rp 1,7 trilyun plus komitmen lainnya yang total mencapai sekitar Rp 3 trilyun. Dengan kekayaan petahana sebagaimana yang dilaporkan ke KPK sebesar Rp 21.302.079.561 plus 3.749 dolar AS dan gaji yang diterima sejak 2013 sebesar Rp 6.914.100 per bulan, maka jelaslah sumber keuangan untuk pemenangannya adalah konglomerat (hitam dan lainnya, termasuk dana asing asal negeri Bambu - yang mengutip pengamat intelijen Amir Hamzah – donasi itu dari kelompok Partai Komunis China). Donasi tak terbatas ini tak akan mungkin terdeteksi karena tersalurkan melalui tim “siluman”, di luar tim resmi. Kita tahu, donasi personal maksimal hanya diperbolehkan Rp 50 juta, sedangkan atas nama lembaga maksimal Rp 750 juta. Kekuatan finansial yang sangat fantastik itu dan prinsip harus menang akan mendorong Tim leluasa melakukan langkah apapun, sekalipun harus menabrak UU Pemilu, termasuk potensi melakukan pencurangan secara sistimatis. Meski KPU dan atau Panwaslu bekerja on the track, tapi penyelenggara pilkada ini akan kecolongan akibat manipulasi data pemilih secara lebih dini dan gelagat ini mulai tercium dengan banyaknya migrasi penduduk etnikTionghoa dari sekitar Jakarta ke tengah ibukota ini. Yang perlu dicatat, sekecil apapun praktik manipulasi atau kecurangan, hal itu akan menjadi pendorong reaksi barisan lawan petahana. Bukan hanya ketidakterimaan hasil pilkada yang disengketakan, tapi akan mendorong kekuatan reaksioner dari massa yang kecewa. Dalam hal ini akan terpotret – pertama – gelombang perlawanan massa yang pada akhirnya akan ber-
hadapan dengan aparatur keamanan. Apa pun judulnya, petahana dan seluruh barisannya bisa dituding telah mendorong terciptanya konflik horizontal antara rakyat versus alat negara. Dampaknya, pasti ekonomi sangat terganggu. Pertumbuhan ekonomi Indonesia akan terkoreksi lagi di bawah 5,3% seperti diprediksi International Monetary Fund (IMF) baru-baru ini. Yang kedua, sangat mungkin, barisan massa yang kecewa akan melebarkan kekecewaannya, terutama ke seluruh etnis Tionghoa di Jakarta, bahkan ke sekitarnya. Inilah saat-saat mencekam. Meski kemungkinan mereka anti petahana, tapi generalisasi anti etnik Tionghoa sulit dihindari. Kita mengenang, tragedi Mei 1998, tak sedikit etnik Tionghoa menjadi korban. Mereka lari tunggang-langgang menyelematkan diri. Dan itu tak lebih karena kecemburuan sosial-ekonomi. Kini meningkat masalahnya. Di samping sosialekonomi, juga politik. Sisi politik ini akan jauh lebih dahsyat kualitas anti etnisnya. Apakah ini saat-saat “kiamat” bagi etnik Tionghoa di negeri ini? Tergantung dari kalangan etnik Tionghoa, apakah cerdas dalam berpolitik atau tetap memaksakan ambisinya dengan tetap pilih petahana. Sebuah renungan, mungkinkah sebagian kekuatan China akan diturunkan ke tengah Jakarta? Jawabannya, mengapa tidak. “Importasi” tenaga kerja asing China ke tengah Nusantara beberapa bulan terakhir ini sangatlah mungkin merupakan persiapan antisipatif untuk memback-up petahana. Jika hal ini terjadi, maka persoalannya adalah NKRI terancam serius. Lalu, ke manakah TNI/Polri berpihak? Itulah sisi gelap yang sepertinya tak pernah dilihat dengan jernih. Karena itu, demi Jakarta dan Indonesia tetap aman, juga kalangan etnis Tionghoa tetap nyaman dalam mengarungi kerajaan bisnisnya, maka tidak memilih petahana jauh lebih menyelamatkan kepentingan sempit dirinya dan negeri ini. Jangan paksakan kemauan politik yang justru akan membahayakan nasib etnis Tionghoa di manapun di negeri ini. Agar stabilitas wilayah ibukota dan negeri ini terjaga, jangan biarkan petahana melenggang kembali di kursi Gubernur DKI Jakarta. Jakarta, 10 Oktober 2016 Penulis: Cendekiawan Muslim; Ketua Pembina Dewan Dakwah Islam Indonesia
3
4
BERITA NASIONAL
DOSA-DOSA GUBERNUR KAFIR PADA UMMAT ISLAM Redaksi menghimpun sepak terjang Ahok sepanjang ia menduduki kursi Wakil Gubernur hingga menjadi Gubernur DKI Jakarta, mulai dari pandangan sekulernya, orientasi kepemimpinannya, pembelaanya terhadap kemaksiatan sampai kalimat-kalimatnya yang melecehkan Islam. Sudah nyata kebencian Ahok pada ummat Islam.
G
ubernur ini sok jagoan, angkuh, selalu bikin ribut, merasa benar sendiri, menyakiti rakyat, bermulut sampah, ahistoris. Ia tidak pro-rakyat, terus menerus menekan, meminggirkan umat Islam. Demikian komentar yang sering terdengar dari masyarakat Jakarta Siapapun warganya jika mempertanyakan atau bahkan menerjang kebijakannya tak segan dikata-katai. Yusri Isnaeni (32), ibu rumah tangga, muslimah, berniat mengadukan ke DPRD atas sulitnya menggunakan Kartu Jakarta Pintar (KJP) ke DPRD DKI, namun karena kebetulan bertemu Ahok dilokasi yang sama, spontan keluhan pun disampaikan ke Ahok. Apa yang didapat? Ahok justru menuduhnya maling. “Ibu maling! Ibu Maling!” kata Ahok. Videonya beredar di Youtube. Yusri pun terhenyak, kaget, pucat, sekaligus marah karena merasa dipermalukan didepan orang Seorang guru yang sudah 10 tahun mengabdi, bersama 3 teman seprofesi, menemui Ahok dikantornya, bermaksud menanyakan nasib pengangkatan dirinya menjadi PNS karena sudah 10 tahun statusnya masih honorer. Yang diharapkan tentu Ahok dapat membantu mereka. Dan apa yang diperoleh? Ahok justru memaki-maki dangan kata-kata kasar. Guru itu pun pingsan.
Banyak sekali pengalaman kekecewaan warga Jakarta atas sikap dan perlakuan Ahok yang kasar dan arogan. Ketika Yusri Isnaeni melaporkan tuduhan Ahok ke Polda, Ahok pun balik mengancam. Kalau mengkasuskan, kata Ahok, ia pun akan memenjarakannya dengan ancaman 12 tahun penjara. Sudah lebih dari 400 orang berhenti sebagai PNS di Pemprov DKI Jakarta, baik karena sebab dipecat maupun dikondisikan untuk mundur. Ini terjadi dalam tiga tahun kepemimpinan Ahok. Para PNS korban kebijakan Ahok kini bersatu membentuk Forum Birokrat Korban Ahok (Fobiak). Cerita dari PNS korban, Ahok sangat mudah memecat dan mencopot jabatan bawahannya tanpa mereka dapat membela diri. Menurut Ketua Fobiak, Junaedi Nur, pembentukan organisasi ini wujud otokritik atas perlakuan Ahok yang semena-mena selama berkuasa. Sepanjang sejarah Indonesia, baru kali ini ada organisasi yang seluruh anggotanya adalah korban Gubernur Jakarta. Menurut Junaedi Nur, banyak kebijakan Ahok menguntungkan pihak lain, namun ketika ada persoalan di belakang hari, selalu anak buah (birokrat-Red) yang disalahkan. “Bahkan ada birokrat yang kemudian dipidanakan. Padahal mereka menjalankan perintah atasan semata karena ketaatan mereka pada pimpinan,” ujar Junaedi Nur. Peneliti senior Pusat Penelitian Politik LIPI R Siti Zuhro, menilai Ahok orang yang inkonsisten. “Ngepot-ngepot nggak karuan, ugal-ugalan,” katanya. Politisi senior sekaligus pendiri Partai Amanat Nasional (PAN) Amien Rais memberi stempel Ahok sebagai antek pemodal. “Beringas, bengis dan hampir-hampir seperti bandit,” ujar Amin Rais. Sedangkan Ketua Front Pembela Islam, Muhammad Rizieq Husein Syihab mengatakan, “Ahok tidak pantas memimpin Jakarta. Semua sikap Ahok itu psikopat, harus segera diperiksa oleh dokter ahli kejiwaan”. Sepak terjang Ahok Sepak terjang Ahok selama memimpin ibukota mengindikasikan kebenciannya pada Islam. Masjid Baitul Arif di Jatinegara, Jakarta Timur, sudah dihancurkan. Warga setempat
tidak bisa shalat jum’at dan melakukan kajian Islam sampai saat ini. Masjid bersejarah Amir Hamzah di Taman Ismail Marzuki (TIM) juga dihancurkan dengan dalih renovasi. Hingga hari ini tidak ada tanda akan dibangun kembali. Ahok mengganti para pejabat Camat dan Lurah muslim melalui sistem lelang jabatan dengan iming-iming gaji tinggi. Gaji Lurah 33 juta, Camat 48 juta bahkan Walikota 75 juta. Dengan gaji tinggi itu tentu saja berikutnya Camat dan Lurah harus pro Ahok. Dengan kata lain, mereka orang-orang yang dibeli. Dan Ahok menggunakannya untuk mensukseskan kepentingan dan nafsu ke-kuasannya. Wilayah Jakarta Barat termasuk yang paling sukses, dengan 90% posisi camat dan lurah ditempati orang-orang kafir. Hal ini terjadi juga di seluruh wilayah Jakarta, meski persentasenya tak setinggi Jakarta Barat. Sama percis dengan cara penggantian camat dan lurah, kepala sekolah Muslim di DKI juga banyak tergantikan oleh yang non muslim melalui pola lelang jabatan yang dibangun Ahok. Ia juga mengeluarkan aturan baru, mengganti busana muslim di sekolah-sekolah DKI yang digunakan setiap Jum’at menjadi baju Betawi. Menjauhkan ummat dari pendidikan Islam. Aturan cuti bersama pada hari Raya Idul Fitri dihapuskannya sambil mengancam akan memecat siapa saja pegawai DKI dibawahnya yang melanggar aturan tersebut. Sebaliknya, aturan pelarangan cuti bersama itu tidak berlaku untuk hari raya Natal dan tahun baru. Pembatasan lain adalah melarang tradisi dan kearifan lokal berdagang hewan qurban di pinggir jalan dan trotoar karena alasan mengganggu lalulintas. Ia juga melarang penyembelihan hewan qurban di pinggir jalan, di lapangan umum, di masjid/mushola dan halaman sekolah. Jika pun itu dilakukan, dikatakan, darahnya tak boleh menyentuh tanah. Gubernur kafir ini juga melarang kegiatan tabligh akbar dan syiar Islam di malam takbiran dengan alasan menjadi penyebab macet, sementara perayaan tahun baru yang dipimpinnya menyebabkan kemacetan yang luar biasa hingga menutup jalan-jalan protokol Jakarta. Ahok Pembela Syahwat
BERITA NASIONAL
Ketika ummat Islam mati-matian memprotes kontes Miss World, Ahok justru bersikap sebaliknya. Ia terang-terangan mendukung bahkan bangga jika Jakarta jadi tuan rumah final kontes umbar aurat itu. Lain waktu lagi, ia berwacana melegalisasi pelacuran (prostitusi) dengan model penempatan di apartemen yang kelak akan dibangunnya. Para pelacurnya disertifikasi dan difasilitasi pemeriksaan kesehatannya. Dengan kelakar Ahok mengatakan, “Apartemen khusus untuk prostitusi itu nanti diberi tulisan ‘orang suci dilarang masuk’. Terkait seks bebas, ia mengatakan, “Selingkuh sama main pelacur lebih baik mana? Mungkin masih lebih baik melacur, enggak ngerusak keluarga orang,” kata Ahok. Kafir ini menilai pelacuran akan selalu ada, sulit dibasmi, karena itulah ide utamanya melegalkan prostitusi. Pada bagian lain, Ahok mengimbau warga Jakarta yang ingin menikmati seks bebas agar tidak lupa menggunakan kondom. Menu-
Habib Rizieq, Imam Besar Front Pembela Islam (FPI), memimpin demo, membela warga Jakarta yang tertindas.
rutnya ini didasari data banyaknya warga Jakarta penderita HIV dan untuk maksud tidak menularkan kepada keluarganya dirumah. Banyak kalangan menilai ini bentuk persetujuan Gubernur Jakarta terhadap seks bebas. Pernyataan itu berimplikasi pada rusaknya moral bangsa. Bertentangan dengan ajaran Islam. Dan lagi-lagi ummat Islam yang akan dirusak karena warga Jakarta sebagian besar adalah muslim. Pertanyaannya, mengapa Ahok begitu membela syahwat? Karena ia kafir, ahistoris dan obsesinya menjadikan Jakarta seperti Hongkong. Inilah grand design Jakarta masa depan. Serba mewah, gemerlap, bebas, Jakarta hanya untuk orang berduit. Orang miskin harus keluar Jakarta. Orang miskin itu sampah, katanya. Setiap Ahok menyikapi sesuatu, baik masih berupa wacana maupun yang telah diterbitkan menjadi kebijakan Gubernur, hampir setiap kali pula warga Jakarta resah. Kali ini soal KTP tanpa kolom agama. “Kenapa mesti ada kolom agama di KTP? Untuk apa? Apa gunanya saya tahu agama kamu? Dari dulu sejak di DPR saya sudah bilang kalau saya tidak mau ada kolom agama di KTP. Ada capres kita (Jokowi saat itu-Red) yang pikirannya juga seperti itu,” ujar Ahok yang tidak suka dengan istilah pemeluk agama mayoritas dan minoritas. “Coba baca UUD 1945 tentang bagaimana pandangan Soekarno terhadap se-
Rata dengan tanah. Akibat penggusuran paksa yang dilakukan Ahok tanpa ganti rugi sepeserpun.
Bentrokan yang terjadi antara warga yang digusur dengan petugas Satpol PP menimbulkan korban- terlihat keji.
buah agama,” sambung Ahok. Yang Kristen ikut Nabi Isa, dan yang Islam ikut Nabi Muhammad. “Tidak ada istilah agama mayoritas dan minoritas,” tandasnya. Ahok gerah karena Islam adalah mayoritas penduduk Jakarta.
Ahok juga mengurangi bantuan terhadap majelis taklim dari 900 majelis taklim menjadi 80 majelis taklim; mengurangi kuota bantuan pembangunan masjid dari 1.000 Masjid selama satu tahun menjadi 300 masjid saja setahunnya, dan menghapuskan bantuan untuk madrasah dan sekolah Islam. Padahal anggaran belanja Jakarta terus bertambah dari tahun ke tahun. Bantuan untuk gereja tidak berkurang.
Ahok juga mengeluarkan pernyataan yang lagi-lagi mengejutkan. Bir menurut Ahok bukan kategori minuman keras dan boleh meminumnya asal tidak sampai mabok. Kafir ini tentu bukan tak mengerti Islam melarang konsumsi minuman beralkohol, sekecil apapun persentasenya. Pembela-an diri Ahok,
Ketika Jokowi berpasangan denganAhok berkompetisi memenangkan jabatan Gubernur danWakil Gubernur, keduanya berpromosi pro rakyat kecil, termasuk program Jakarta tanpa penggusuran. “Digusur itu menyakitkan,” kata Jokowi.
Namun realitas terjadi sebaliknya. Ahok menggusur paksa warga Kalijodo, Pasar Ikan, Akuarium dan warga Luar Batang dan lokasi-lokasi lainnya. Penggusuran tanpa ganti rugi karena rumah-rumah yang digusur itu dibangun tanpa ijin.Rakyat dibiarkan menangis dan cari selamat sendiri. Sementara reklamasi Teluk Jakarta yang tidak ada ijinnya, Tangisan, teriakan, sumpah serapah korban penggusuran. dibela Ahok mati-matian untuk pengembang Kaum yang dihinakan dengan alasan pembangunan. Miris. Podomoro, mengakibatkan 12.000 nelayan “Itu kan bukan miras, itu kan bir, tergantung pantai utara Jakarta - termasuk yang tergusur berapa persen alkohol dong. Kalau bir masih itu - sudah kehilangan rumah, kehilangan pula okelah,” kata Ahok. Inilah yang dijadikan Ahok pekerjaannya sebagai nelayan karena aksesnya melegalkan perdagangan minuman beralkohol ditutup dan diberikan kepada pengembang.. sampai ke toko-toko di lingkungan masyarakat. Rakyat Melawan Ahok bahkan melecehkan ayat suci dengan Warga yang muak dan geram, kini melawan. mengatakan “ayat suci wajib tunduk pada ayat Mereka bersiaga memblokade jalan masuk. konstitusi”. Ketika Partai Gerindra menggagas Ini terjadi dalam 10 kali kunjungan Ahok pemurnian agama dari aliran sesat, calon pe- sejak Ramadhan 1437H lalu, baik dalam tahana ini pun menentang habis manifesto itu. kunjungan untuk berbuka puasa bersama warga di masjid-masjid Jakarta dalam rangBelakangan, terkait Pilkada Jakarta yang akan ka Safari Ramadhan, dan beberapa untuk pedigelar Februari 2017, para pendukungnya resmian Ruang Publik Terpadu Ramah Anak menghembuskan tagline “Lebih baik pemim- (RPTRA). pin kafir tapi jujur” dan “Lebih baik pemimpin kafir asal tidak korupsi”, hal mana ingin Lucunya penolakan dan pengusiran Ahok warga masyarakat Jakarta sepi pemmembentuk opini publik bahwa tidak ada lagi oleh beritaan, kecuali bila Ahok berhasil mengunpemimpin muslim yang jujur dan tidak korup, jungi warga meski sangat sebentar, sekedar dan bahwa Gubernur kafir ini adalah pejabat membuka dan berfoto bersama, media mempaling jujur dan anti korupsi, sehingga lebih beritakan “Ahok disambut meriah...”. Indilayak dipilih. Padahal Ahok sendiri diduga kasi yang jelas, beberapa media massa nakuat terlibat korupsi pengadaan bus Trans Ja- sional sudah menjadi alat propaganda Ahok. karta sebesar 1,6 Triliun dan pembelian aset tanah untuk Rumah Sakit Sumber Waras se- Puncak penolakan adalah terjadinya bentrokan nilai Rp 756 miliar dan lahan di Cengkareng fisik antara warga Penjaringan, Jakarta Utara, tim pengamanan Ahok yang berisi ratusan Barat senilai Rp 668 miliar baru-baru ini. dengan Satpol PP, polisi dan TNI bersenjata laras panBentrok itu memaksa Ahok kocar-kacir Berdasarkan pengamatan kebijakan-kebija- jang. keluar kampung lewat kebon. Memalukan! kannya sering kali menyudutkan dan meresahkan ummat Islam, merusak mental ummat Kini Ahok menista Al-Qur’an. Kemarahan musdan membiaskan larangan-larangan dalam lim makin meluas, tak sebatas Jakarta. Bukti sudah Islam, para ulama di Jakarta sepakat dengan nyata.Ahok benci Islam. Pintu jihad dibuka. –YDindikasi Ahok benci ummat Islam. Terlebih,
5
6
ASSALAMU’ALAIKUM
I
AKANKAH MASYUMI BANGKIT?
ndonesia sedang menghadapi berbagai persoalan bangsa, di antaranya ancaman disintegritasi, demoralisasi dan perpecahan disebabkan oleh lunturnya nasionalisme, memudarnya kecintaan pada bangsa, hilangnya rasa persatuan dan kesatuan, sekulerisasi dan liberalisasi. Sebagian dari para pemimpin negeri ini, kini diisi orang-orang yang hanya mengaku beragama dan orang-orang yang anti-agama. Fenomena ini tampak nyata. Sikap Pemerintah, aparatur negara dan TNI/Polri sangat lemah atas bangkitnya PKI didepan mata, seolah lupa bagaimana kejamnya PKI menghabisi para pemimpin nasional, menghabisi rakyat dan para ulama. Lunturnya nasionalisme bahkan ditampakkan sendiri oleh Presiden Jokowi yang memasukan banyak tenaga kerja berkewarganegaraan Cina ke negeri ini disaat Indonesia menghadapi persoalan serius terkait tenaga kerja produktif yang tak tertampung karena ekonomi negeri yang kian melemah dengan utang menggunung. Parahnya lagi, bukan saja tenaga kerja Cina saja yang masuk – cara legal mapun ilegal - sumber utangan Indonesia terbesar kini berasal dari Cina, otomatis memaksa alat-alat pembangunan mulai dari alat berat sampai alat transportasi pun sumbernya sama: Cina. Semua itu sama
saja artinya dengan menyerahkan negeri ini kepada Cina! Adakah hubungan kedekatan antara pelemahan nasionalisme, PKI dan Cina? Tentu ada. PKI dulu dibiayai Cina. Kiblat politik mengarah ke poros Jakarta-Beijing. Kini orang-orang Cina dimasukkan ke Indonesia. Dari beberapa kasus pekerja Cina yang tertangkap, diketahui ternyata mereka tentara merah Cina yang menyusup menjadi tenaga pekerja yang datang berkelompok-kelompok. Gubernur Jakarta Ahok adalah Cina, segaris-sejalan dengan Jokowi yang bercita-cita menjadikan Indonesia serupa Hongkong. Menghadapi Pilkada Februari 2017, dari mana sumber dana Ahok sehingga mampu menyerahkan 1,3 trilyun kepada PDIP kalau bukan dukungan dari negeri Cina dan taipan-taipannya di negeri ini? PriceWaterHouse & Coopers, Standard Chartered Bank, Goldman Sachs, IMF dan institusi-institusi keuangan dunia lainnya memprediksi Indonesia akan masuk dalam daftar 10 negara dengan ekonomi terbesar dunia menjelang pertengahan abad ini. Dan di dalam daftar negara-negara emerging market, disebutkan Indonesia adalah negara yang paling ‘menarik’ untuk berinvestasi Kesimpulan ini tentu diperoleh karena Jokowi memberikan fasilitas dan kemudahan bagi asing untuk berinvestasi melalui “National Single Window for Investment” yang difasilitasi BKPM. Bahkan untuk investasi dari Cina, BKPM menyediakan meja khusus, yang memberi kemudahan prosedur perijinan selesai dalam sehari. Harus diakui bahwa kepercayaan sebagian rakyat Indonesia dan optimisme terhadap kejayaan masa depan bangsa Indonesia makin melemah dan luntur. Terlalu banyaknya masalah bangsa ini yang tidak diselesaikan oleh para pemimpin - dan masalah baru yang dimuncul-munculkan - mau tidak mau menjadikan Indonesia adalah hypermarket masalah. Mau cari masalah apa di Indonesia? Semua ada. Tinggal beli masalahnya, lalu pakai untuk mengeruk apa pun dari negeri ini. Lalu apa yang harus dilakukan pribumi yang mayoritas ummat Islam? Untuk saat ini, hanya kekuatan muslim yang bersatu yang dapat mengatasi. Sedangkan ke depan, diperlukan pendidikan kepemimpinan profesional berbasis Islam dan partai Islam yang dapat memfusikan beberapa partai Islam seperti kejayaan Partai Masyumi dahulu. Akankah Partai Masyumi dibangkitkan? - YD-
AKHBAR DEWAN DA’WAH
DARI REDAKSI
Diterbitkan oleh Biro Humas Dewan Da’wah Islamiyah Indonesia.
Jelang Pemilihan Kepala Daerah, Jakarta memanas. Dengan tiga pasang kandidat, dua pasangan merupakan kandidat muslim dan satu kandidat pasangan campuran Non-muslim - muslim yang saat ini masih Gubernur dan Wakil Gubernur incumbent. Seiring dengan persiap-an pemenangan kandidatnya, aktivitas ormas-ormas pun meningkat.
Pemimpin Umum/Penanggungjawab: Avid Solihin Wakil Pemimpin Umum: Taufik Hidayat
Situasi terkini, meski ada tiga pasang kandidat, sejatinya hanya ada dua kubu besar yang bertarung, yaitu kubu muslim dan kubu non-muslim. Hal ini bisa ditengarai dari info, himbauan, ajakan di media sosial. Pilih saja salah satu pasang-an dari dua pasangan muslim. Abaikan yang kafir. Demikian kira-kira.
Pemimpin Redaksi: Oma Rahmad Rasyid. Wakil Pemimpin Redaksi: Yuddy Yuniardhi Redaktur Pelaksana: Muttaqin Salam Reporter: Tamammuridho Distribusi: Zaini, Eeng Herwana. Alamat Redaksi: Gedung Menara Da’wah Jl.Kramat Raya No.45, Jakarta 10450. Telepon: (021) 3909059, 3909059 Fax.: (021) 3908203, 3103693. website: www.dewandakwah.or.id Email:
[email protected].
Cover Picture: Zulfi Syukur
Terlebih pasca Ahok pernyataan salah satu bakal calon gubernur yang dianggap menista Islam dengan pernyataan surat Al-Maidah ayat 51 bohong, pilihannya semakin mengokohkan kedua pasangan bakal calon Gubernur muslim diluar pasangan AhokJarot. Ummat Islam kini, bukan saja di Jakarta, tapi meluas ke wilayah tak bertepi, merasa tersakiti karena pernyataan Ahok. Membuat gelombang tinggi “people power” yang siap memporakporandakan arogansi Ahok, dan sangat mungkin menjebol tanggul partai-partai pengusungnya. Banyak ormas telah melaporkannya ke Bareskrim, termasuk MUI. Bagaimana nasib Ahok? Standar hukum atas penista agama seharusnya penjara. Mari kita ikuti bersama kelanjutannya.
K U L T U M
ROBOHNYA RASIO Oleh: H.T. Romly Qomaruddien, MA.
W
alau praktik penggandaan atau pengadaan uang, harta karun yang hanya bisa dibuka oleh Ratu Piningit atau Bank Ghaib dan istilah lainnya, sudah lama berjalan, kini jagat raya di hebohkan dengan ditangkapnya Taat Pribadi sebagai pendiri Padepokan Dimas Kanjeng dengan berbagai delik tuduhan. Sebagaimana dilansir Republika Jum’at 07 Oktober 2016, Achmad Syalaby Ichsan dalam rubrik Dialog Jum’at menyebutkan, “Kasus Dimas Kanjeng Taat Pribadi menjadi fenomena gunung es, betapa masyarakat kita masih dengan mudah percaya pada praktik perdukunan. Mereka rela menjadi pengikut Dimas Kanjeng demi mimpi mendapatkan uang berlipat ganda”.
(Kiri) Kanjeng Dimas diruangannya dengan latar belakang uang bertumpuk. (Kanan) Kanjeng dimas, Manipulator rasio ummat. dan Marwah Daud Ibrahim yang masih sangat percaya karomah Kanjeng Dimas.
dan yang kedua menumbuhsuburkan aliran skeptisme (putus asa memandang hidup), nativisme (menghidupkan ajaran karuhun), nihilisme (netral dalam menentukan keberpihakan terhadap kebenaran), pluralisme (membenarkan semua keyakinan), bahkan mistisisme (menghidupkan praktek klenik dan kebatinan). Dua-duanya merupakan lubang berbahaya bagi siapa pun yang melewatinya dapat terperosok ke dalamnya tanpa peduli ia intelektual atau orang awam biasa.
Bahkan, beliau menguatkan dengan tegas, mereka adalah orang-orang yang kehilangan kendali akal sehatnya seperti halnya orang yang hilang ingatan (al-majânîn). Kegilaannya itu dapat melahirkan aneka ragam kegilaan lainnya.
Dengan penuh keheranan beliau bertutur: “Duhai, sungguh mengherankan! Apabila akal manusia itu waras, pasti dia mengetahui bahwasanya jalan untuk mendapatkan kelezatan, kegembiraan, kebahagiaan, dan kehidupan Mengacu kepada ayat al-Qur’an surat al- yang baik adalah dengan ridha (tunduk) keAn’am [6] ayat 112, yang artinya: Dan de- pada Dzat yang seluruh kenikmatan itu beYang lebih dahsyat lagi, terlibatnya tokoh mikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap Nabi itu rada dalam ridhaNya. Sebaliknya, seluruh intelektual yang turut serta menguatkan musuh, yaitu syaitan-syaitan (dari jenis) manusia kepedihan dan adzab terdapat kemarahan padepokan ini, bahkan siap berdialog untuk dan (jenis) jin, sebahagian mereka membisikkan dan kemurkaanNya. Di dalam ridhaNya termenjawab berbagai pertanyaan dari kolega- kepada sebahagian yang lain perkataan-perkataan dapat kesejukan pandangan, kegembiraan koleganya yang menaruh cemas dan berharap yang indah-indah untuk menipu (manusia). Jika- jiwa, kehidupan hati. Kelezatan rohani, baik agar sang intelektual keluar dari padepokan lau Tuhanmu menghendaki, niscaya mereka tidak dan lezatnya kehidupan, serta sebaik-baiknya mengerjakannya, maka tinggalkanlah mereka dan nikmat; yang sekiranya sebesar atom darinya tersebut. ditimbang dengan nikmat-nikmat dunia tenapa yang mereka ada-adakan. tulah tetap tidak sebanding. Sekiranya hati Karni Ilyas, penanggung jawab acara Indonesia mendapat bagian yang paling kecil dari hal Dalam memaknai zukhrufal qauli ghurûran, Lawyers Club menganggap penting mengadaitu, tentulah ia tidak akan ridha untuk mengIbn Qayyim al-Jauziyyah menuturkan: kan dialog terbuka. Walhasil, sebuah untaian gantikannya dengan dunia dan segala isinya. “Salah satu tipu daya syaitan adalah ucapan kata menggelitik dan mengundang tanda tanya Ditambah lagi, pelakunya merasa nikmat batil, pemikiran rancu, asumsi asumsi konbesar terlontar dengan santainya ketika Angdengan bagiannya di dunia. tradiktif yang merupakan sampah, ampas dan gota Komisi III DPR RI, Akbar Faisal, sembuih pemikiran yang dihasilkan oleh hati yang pat mengajak Marwah Daud Ibrahim -tokoh intelektual dimaksud - untuk meninggalkan gelap dan bingung, yang menyamakan antara Rasa nikmat yang dirasakannya itu jauh lebih padepokan dan kembali ke jalan yang benar. kebenaran dan kesalahan serta kekeliruan besar dibandingkan kenikmatan orang-orang dengan kebenaran, yang terombang ambing yang hidup bermewah-mewah di dunia. Rasa “Adalah hak adinda Akbar Faisal mengajak dalam gelombang syubhat dan ditutupi oleh nikmat tersebut tidak tercemari sedikit pun saya kembali. Tapi juga hak saya untuk memo- mendung khayalan. Kendaraannya adalah go- dengan perkara-perkara yang mencemari hon kepada beliau. Dinda, izinkan saya me- sip, keragu-raguan dan perdebatan yang tidak orang hidup dalam kemewahan berupa kelanjutkan perjalanan,” ujar Marwah dalam ta- membuahkan keyakinan yang bisa dijadikan gundahan, kegelisahan, kesedihan, halangan pegangan atau kepercayaan yang sesuai maupun rintangan. Ia telah mendapatkan dua yangan ILC di TVOne. dengan kebenaran yang bisa dijadikan ru- kenikmatan, namun masih menunggu dua Semua itu menyadarkan kita, betapa kekuatan jukan. Karena itu, mereka meninggalkan al- kenikmatan lain yang lebih besar. Meskipun akal manusia (dzihni) sangatlah terbatas dan Qur’an, berpendapat berdasarkan hawa naf- demikian, terkadang dalam fase ini, dia pun tidak dapat dijadikan satu-satunya penentu su, serta mengatakan perkataan yang munkar mengalami sejumlah rasa sakit.” (Al-Dâu wad Dawâu auw al-Jawâbul Kâfi Liman Sa’ala ’Anil kebenaran, apalagi dipertuhankan. Demikian dan dusta.” (Ighatsatul Lahfan, 2003: hlm. 109) Jawâbis Syâfi, 2009: 84) pula dengan alam rasa (‘irfâni) tidak selamaLalu beliau melanjutkan komentarnya dalam nya bisa diperturutkan. kitab yang berbeda, yaitu: “ketika akal se- Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Kelompok pertama, menyebabkan terjadinya seorang tercemari dengan hawa nafsu, maka ratio yang tidak mau tunduk pada wahyu dan kemungkaran berfikir yang dapat melahirkan ia akan keluar dari sikap bijak, kebaikan spirit yang lepas dari iman dapat menyebab‘aqlâniyyah/rasionalisme. Kelompok kedua, dan kasih sayang. Sesungguhnya setiap syub- kan hilangnya akal sehat, keringnya jiwa, menyebabkan hilangnya kesadaran dan tidak hat dari syubhat-syubhat para pemuja akal, kacaunya pikiran, gundahnya hati dan sudah memiliki kekebalan ruh yang dapat melahir- mereka berpaling dari wahyu. Maka kami pasti akan menuai badai kegelapan dan kemenemukan banyak model kebatilan yang sesatan. Wallâhul musta’aan. kan ibâhiyah/permisive. dilakukan tokoh-tokoh kaumnya dikarenakan (Penulis adalah: Anggota Dewan Hisbah PP. Persatuan Yang pertama memunculkan maraknya pe- itu semua.” (Al-Shawaiq al-Mursalah ‘ala al- Islam (Komisi Aqidah), Anggota Fatwa MIUMI Pusat (Perwakilan Jawa Barat), Anggota Pusat Kajian Dewan muja akal seperti halnya kelompok liberal Jahmiyyah wa al-Mu’attilah, 1998: 1007). Da’wah Bidang Ghazwul Fikri dan Harakah Haddamah)
7
8
MUHASABAH
DARI PERADABAN A.M. Saefuddin
Ketua Badan Pembina Dewan Da’wah Islamiyah Indonesia
Peradaban Barat mewarnai dunia, secara personal, komunal bahkan masuk ke dalam sistem ketatanegaraan. Peradaban itu masuk ke seluruh relung-relung kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
D
an seperti tak ada celah bagi peradaban lain untuk merasuki, apalagi menggantikan. Maka, janganlah heran ketika peradaban lain – katakanlah peradaban Islam – sesak bernafas, untuk semua sektor kehidupan (politik ataupun ekonomi) bahkan sektor lainnya. Itulah realitas peradaban Barat yang – secara sepihak – bisa kita catat sebagai success story dalam kontek perembesan nilai-nilai kehidupan keduniaan ke hampir seluruh jagad raya ini. Yang perlu kita kritisi, apakah totalitas perembesan peradaban Barat itu – secara otomatis – memberikan kemanfaatan nyata bagi kehidupan umat manusia, sekalipun hanya dalam domain duniawi? Terlalu a priori jika kita menegasikannya sama sekali kontribusi positif peradaban Barat. Realitas modernitas – terutama secara fisik – tak lepas dari pengaruh peradaban Barat yang memperkenalkan sain dan teknologi. Namun, tak dapat kita pungkiri, persebaran peradaban Barat juga menghadapi realitas dampak destruktif yang cukup serius, bagi kelestarian lingkungan dan kepentingan umat manusia, bahkan populasi lainnya. Seperti kita ketahui, peradaban Barat mulai memancar sejak dunia Barat mengalami revolusi industri antara tahun 1750-1850, yang menggerakkan perubahan besar-besaran di bidang pertanian, manufaktur, pertambangan, transportasi, ilmu dan teknologi. Keberhasilan itu – secara gradual atau revolusioner – memiliki dampak yang mendalam terhadap kondisi sosial, ekonomi dan budaya di dunia. Dalam konteks sosial, keberhasilan revolusi industri mendorong masing-masing pihak tenggelam dengan kesibukan rutinnya. Lambat-laun, mereka sendiri merasa asing dengan dirinya sendiri. Terjadi proses alienasi (rasa asing) dengan dirinya sendiri
jumlah potensi ekonominya melalui komposisi saham kepemilikan yang sangat tidak seimbang (tidak adil)? Persoalannya bukan semata-mata ketidakadilan itu, tapi pendapatan negara jauh berkurang, padahal posisinya merupakan bagian dari program pembangunan nasional. Kita bayangkan, sejak penandatanganan kerjasama investasi untuk eksplorasi emas di Papua, pada 1967 dan diperpanjang pada 1991 dan hingga 2015, Indonesia hanya menikmati royalti sebesar 1%. Ketika ada upaya review kebijakan melalui UU Minerba pada 2016 ini, hal itu Dari sisi ekonomi, lebih mengerikan lagi. pun berdampak pada situasi gonjang-ganjing Sukses revolusi industri memaksa para ka- dalam sistem pemerintahan domestik kita. pitalisnya tidak hanya menguasai sejumlah potensi ekonomi dalam negerinya secara Kini, era Orde Baru tiada, tapi pada rezim monopolistik, sehingga terjadi disparitas saat ini, praktik kolonialisasinya dengan cara sosial-ekonomi yang demikian menganga. memberikan kebebasan visa terhadap lebih Dan di antara mereka – berkolaborasi den- dari 100 negara. Fakta bicara, pembebasan gan kekuasaan – mencari tanah-tanah baru visa itu kini menuai importasi tenaga asing, dari wilayah timur yang masih kaya sumber terutama ASENG dalam jumlah yang sangat daya alam. Terjadilah derap kolonialisasi tidak rasional, padahal di hadapan kita terdi berbagai belahan dunia. Kekayaan se- jadi proses pengangguran yang terus terjadi. jumlah negara belahan timur bukan hanya dikuras dengan paksa dan kerusakan ling- Implikasinya bukan hanya persaingan antar kungan secara serius, tapi bangsanya pun tenaga kerja dimana kalangan pekerja kita dijadikan budak untuk kepentingan ek- dalam posisi selalu dikalahkan. Terjadisploitatif-eksploratif mereka. Di sana kita lah pengangguran atau gelombang PHK saksikan catatan kebiadaban (kejahatan) ter- yang terus terjadi setiap saat. Kita – sehadap manusia dalam waktu ratusan tahun. laku anak bangsa yang berada di luar sistem – hanya menjerit tanpa didengar secara Ketika pekik kemerdekan berkumandang di konstruktif dalam bentuk perlindungan berbagai belahan dunia yang terjajah, para sumberdaya alam dan sumber daya makolonialis dipaksa “memahami” kepentin- nusia kita sendiri sebagaimana mestinya. gan politik bangsa-bangsa yang terjajah dalam bentuk kemerdekaan, meski tetap Yang jauh lebih menyedihkan, kolonialisasi dengan darah untuk mengenyahkan sang dan atau neokolonialisasi itu juga masuk ke kolonial. Meski di antara mereka berhasil dalam sistem ekonomi, bukan hanya terinterusir, para kolonialis pun menciptakan tegrasi dalam format kebijakan negara, tapi sistem ketergantungan yang tak berkesu- juga menjadi bagian yang inheren dalam dahan. Lahirnya International Monetary tata budaya ekonomi masyarakat. Fakta di Fund (IMF) dan Word Bank (Bank Dunia), lapangan tercatat jelas bagaimana ekonomi awalnya dirancang untuk membantu nega- rente dan praktik ekonomi kecurangan atau ra-negara yang kalah dalam Perang Dunia ketidakadilan tidak hanya tumbuh di lembagaII. Juga, negara-negara yang tercatat terb- lembaga keuangan formal, tapi juga sampai elakang akibat kolonialisasi agar bangkit ke tata niaga level pengecer (pedagang kecil). dari keterbelakangannya secara ekonomi. Yang menyedihkan, pelaku ekonomi musFakta bicara lain. Lembaga donor ini, bahkan lim-muslimat pun larut dengan praktik dan diperkuat sejumlah negara-negara pendonor sistem ekonomi yang dirancang-bangun relatif mampu menciptakan negara-negara kaum kapitalis itu. Prinsip mencari keundebitur dalam proses kemajuan fisik. Tapi, tungan sebesar-besarnya dengan menekan dampaknya, negara-negara debitur didesain biaya sekecil-kecilnya menjadi prinsip yang sedemikian rupa agar selalu bergantung ke- benar-benar mewarnai para pelaku ekonopada para donor itu. Pembangunan dibiayai mi, termasuk yang muslim-muslimat itu, dengan utang. Utang inilah yang pada akh- tanpa mempedulikan halal-haramnya, atau irnya terus melilit negara-negara debitur. tanpa mempedulikan sehat dan bahayanya bagi konsumen, tanpa memperhitungkan Itulah politik ketergantungan yang memang nilai keberkahan. Atau, tanpa mengingat lagi didesain sebagai upaya tetap memperta- satu dimensi bagaimana di hadapan Allah atas hankan neokonialisme. Ketergantungan praktik muamalah (ekonomi) yang nakal itu. itu tetap dipertahankan hingga kini, meski dalam ragam berbeda, antara lain, kerjasa- Tak dapat disangkal, sistem ekonomi Isma investasi. Negara pheri-pheri seperti lam masih jauh dari ketentuan yang digkita ini memang memerlukan investasi as- ariskan al-Qur`an atau Rasul, meski Islam ing, tapi haruskah “menjual” kedaulatan se- – dalam praktik ubudiah – sudah dijalani sejalan aqil-baligh. Memang ada sejumlah sebagai dampak penyedotan waktu secara dominan untuk kepentingan aktivitasnya. Kondisi ini – pada akhirnya – menimbulkan sikap egoistik pada setiap diri: selalu lebih mendahulukan kepentingan pribadinya. Di sana kita saksikan, jiwa individualisme yang kemudian menjadi perilaku umum masyarakat industri itu. Maka, ikatan sosial menjadi luntur, antar sesama saling tak peduli, meski berdekatan lokasi tinggalnya. Semuanya diukur dengan kepentingan pribadi dalam konteks artikulasi ekonomi.
M U H A S A B A H
BARAT KE PERADABAN ISLAM (I) lembaga keuangan syariah, tapi – secara implemantatif – masih sering menuai kritik umat karena terkesan kuat hanya ganti “baju”. Sistemnya syariah. Tapi paradigma operasionalnya tak jauh beda dengan sistem konvensional. Yang sangat nyata terlihat, praktik tata-niaga umat relatif tak pernah sadar bagaimana harus menerapkan prinsip dan nilai ekonomi yang disuratkan dalam alQur`an dan Sunnah. Ini semua tak lepas dari hegemoni sistem ekonomi taghut yang merasuk ke seluruh relung kehidupan ekonomi. Perdababan Barat dan Politik Dalam konteks politik, kita dapatkan sejumlah nilai-nilai konstruktif dari peradaban Barat. Tak dapat disangkal, terdapat peradaban Barat yang relatif memberikan kontribusi konstruktif bagi kepentingan politik umat manusia. Ketika itu muncul sikap bagaimana harus menghadapi hegemoni kekuasaan raja-raja yang merasa menjadi wakil (representasi) tuhan yang sejatinya sangat koruptif. Kedaulatan Tuhan inilah yang kemudian digugat oleh sejumlah pemikir yang saat itu mulai tampil dalam era revolusi industri, di antaranya Thomas Hobbs ( 5 April 1588 – 4 Desember 1679) asal Inggris dengan teori kontrak sosialnya, John Locke (29 Agustus 1632 – 28 Oktober 1704) juga asal Inggris dengan teori pembagian kekuasaannya, Jean-Jacques Rousseau (28 Juni 1712 – 2 Juli 1778) asal Geneva (Swiss) dengan teori kedaulatan rakyatnya, Baron de Montesquieu (18 Januari 1689 – 10 Februari 1755) asal La Brède, Gironde (Prancis) dengan trias politicanya dan masih banyak lagi pemikir ilmu politik lainnya. Para pemikir politik itu diakui banyak terinspirasi pemikiran filosuf Yanani yakni Plato (lahir sekitar 427 SM - meninggal sekitar 347 SM), Socrates (469 SM - 399 SM) dan Aristoteles (384 SM – 322 SM). Semua filosuf ini asal Athena – Yunani. Karya-karya filosuf Yunani yang begitu jauh rentang waktunya sesungguhnya tidak tiba-tiba sampai ke abad 16 – 17-an itu sebagaimana yang disampaikan Thomas Hobbs cs. Tapi, ada jembatan emas yang dilakukan oleh sejumlah filosuf muslim yang mencapai kejayaannya pada abad ke sembilan hingga abad 12an. Secara umum, para filosuf muslim lebih dominan dalam sejumlah temuannya di bidang ilmu-ilmu sains (eksakta). Tapi secara spesifik, filosuf seperti Abu Nasir Al-Farabi yang lebih dikenal dengan Al-Farabius (870900 M) banyak menyumbangkan pemikiran bidang logika, matematika, etika, filsafat, politik, sosiologi, musik, sains. Juga, filosuf seperti Ibnu Khaldun (Tunisia, 27 Mei 1332/732H – 19 Maret 1406/808H) yang banyak mengintrodusir ilmu-ilmu filsafat, sejarah, sosiologi dan ekonomi. Karena sikap tendensius politisi, para sarjana
muslim yang sesungguhnya menjadi jembatan emas bagi peradaban Barat dikubur secara sistimatis. Maka, yang lebih dikenal adalah tokoh-tokoh pemikir sepertiThomas Hobbs, John Locke dan lain-lain itu. Dan inilah yang kemudian terdapat klaim suatu peradaban, bahwa peradaban modern yang kita rasakan kini peradaban Barat. Para pemikir dari dunia Barat dinilai sebagai pewaris bagi utama perkembangan peradaban saat ini.
jauh, masihkah ada prinsip demokrasi dalam menjalankan irama demokrasi itu sendiri?
Tidak.Yang ada, siapa yang kuat – secara fulus, atau pengaruh primordial – itulah yang bakal memenangkan kontestasi yang notabene secara demokratis. Para pihak yang punya kemampuan secara intelektual, berintegritas secara moral, mereka tak “laku” jika tak cukup fulus atau tak punya basis massa yang kuat. Dengan kata lain, sistem politik Forget it dengan klaim peradaban Barat itu. demokrasi liberal relatif tak butuh kandiNamun, ada beberapa hal mendasar dalam dat pandai, apalagi cerdas dan bermoral. nilai-nilai peradaban Barat itu. Dalam konteks politik ada sikap dan pemikiran yang Mencermati dinamika itu, maka yang kini mengilhami dunia. Itulah kebebasan duduk di panggung kekuasaan di level berpendapat (isogoria) dan berkumpul manapun adalah mereka yang punya pra(isokratia), persamaan hak di mata hukum syarat modalitas fulus yang kuat, baik mi(isonomia) yang sudah diintrodusir oleh lik pribadi atau dukungan bohir yang tentu sejumlah pemikir Barat, adalah bebera- kompensasional dan atau berbasis massa pa hak dasar yang dikonstruksikan lebih yang juga cukup luas. Kedua variabel ini jauh dalam wilayah politik dan kekuasaan. perlu kita kritisi secara khusus karena – di satu sisi – bukan hanya yang tampil lebih Artikulasi ketiga hak asasi itu – seperti kita dominan di panggung kekuasaan adalah saksikan bersama – menjadi fondasi dalam mereka yang borjoise, tapi cara pandang membangun sistem ketata-negaraan di be- dan perilaku politiknya lebih mendahuberapa negara penganut sistem demokrasi. lukan pertimbangan prinsip komersial. Di satu sisi, kita rasakan kemanfaatan nyata produk pemikiran para filosuf yang kini Implikasi yang menonjol adalah selumenjadi peradaban Barat itu. Namun, kita ruh “pengabdian” yang notabene untuk saksikan dengan kasat mata, peradaban rakyat dikomersialisasi. Tak ada kebijakan Barat banyak mendestruksikan kepentin- pro-poor selama tak ada jatah yang harus gan umat manusia. Satu contoh, pemikiran dinikmati sebagai kompensasi persetukedaulatan rakyat (demokrasi) yang kini juannya. Maka, kekuasaan yang ada dimenjadi “kewajiban” bagi suatu negara un- pundaknya melalui proses demokrasi itu tuk menganutnya. Pemikiran ini – di satu justru menjadi ajang bisnis pribadi dan sisi – memberikan jalan lempang secara atau kelompoknya. Amanat pro rakyat hanprosedural dan dinilai legitimate bagi sia- yalah janji politik, bahkan slogan semata. papun untuk mendapatkan posisi (kekuasaan) tanpa mensyaratkan kodratnya seperti Tak terlalu berbeda, ketika proses politik keturunan, suku, gender, bahkan agama se- demokratis yang mengandalkan kandidat lama proses dan mekanismenya demokratis. yang berbasis massa besar. Hal ini juga menjadi persoalan serius tersendiri manakala Secara teoritik, prinsip demokrasi dalam kandidatnya bermasalah secara akhlak atau kontestasi memberikan peluang secara integritas. Ketika potret kandidat ini berterbuka bagi siapapun yang ingin terjun hasil tampil dalam panggung kekuasaan dalam kancah perebutan kekuasaan. Tapi, di level atau “pos” manapun, orang-orang secara faktual, perjalanan demokrasi tidak bermasalah ini menimbulkan sejumlah sesuai dengan sketsa politik yang diingin- persoalan tersendiri dalam menjalankan kan semua elemen. Kita saksikan di lapan- fungsi kekuasaannya. Bukan hanya ketidakgan, kontestasi itu hanya dimenangkan oleh tahuan dalam membangun kebijakan, tapi para pihak yang masa bodoh dengan prak- juga mengeksploitasi kekuasaannya. Maka, tik moral hazard dalam bentuk menyikut proses dan prosedur politik demokratik kanan-kiri, suap dari level paling elit hingga memberikan peluang bagi hadirnya segrass-root, permainan manipulasi data su- jumlah kandidat yang tidak profesional ara antara sang ambisius dengan penyeleng- dan tidak berintegritas. Maka, bangunan gara kontestasi dan masih banyak perlaku ketatanegaraan menjadi semakin rusak. politik yang sejatinya pemaksaan kehendak. Bukan hanya itu. Rakyat pun makin dipoProses dan upaya maksimal pemaksaan rakpandakan moralitasnya. Dengan sistem kehendak – dalam terminologi demokra- politik demokratik liberal itu, masyarakat si – sejatinya berlawanan dengan prinsip digiring untuk bersikap pragmatis. Polidemokrasi itu sendiri. Hal ini sejalan den- tik “wani piro” menjadi budaya politik gan adagium “saling menghormati atas hak baru pasca anak-bangsa ini melek polimasing-masing” yang memang dijunjung tik sejak era reformasi. (Bersambung) tinggi prinsip demokrasi. Secara introspektif, kita perlu mempertanyakan lebih
9
10
SOSOK
Ustadz FARID OKBAH, Lc. MA
Jangan Biarkan Konflik Sampang Terulang Ahmad Farid Okbah, akrab disapa Ustadz Farid, adalah aktivis Islam sekaligus muballigh (da’i) yang vokal menghadang gerakan-gerakan sesat, khususnya Syiah. Sosoknya adalah sumber penting kajian kesesatan Syiah, karenanya ia pun menjadi incaran utama Syiah. Pribadinya yang tegas tak lelah menghadang pergerakan Syiah. Menurutnya, ummat juga harus tampil di depan, paling tidak, mampu mengamankan lingkungannya dari pengaruh Syiah. Demi mengetahui sejarah, metode dakwah dan perkembangan terkini terkait Syiah, berikut kami paparkan hasil wawancara Reporter Akbar Dewan Da’wah dengan Ustadz Ahmad Farid Okbah.
Kapan munculnya Syiah dan bagaimana Islam melihat sekte ini? Syiah secara bahasa artinya pengikut. Bahwa siapa saja yang meyakini imam Ali RA sebagai imam yang sah setelah wafatnya Rasulullah SAW dan keturunannya, maka mereka disebut syiah. parahnya, Syiah juga mengakui bahwa Ali RA adalah tuhan, seperti tertulis dalam kitab Firoqusy Syi’ah karya Naubakhti. Abdullah bin Saba’ al Yahudi adalah orang yang pura-pura masuk Islam dan mempengaruhi kaum muda di wilayah Madinah, Irak dan Mesir dengan jargon bahwa kepemimpinan sah setelah Rasulullah wafat adalah Ali bin Abi Thalib RA yang dirampas oleh tiga Khalifah sebelumnya. Secara singkat munculnya Syiah diawali oleh pendirinya, Abdullah bin Saba’. Seorang Yahudi yang pura-pura masuk Islam dan mempengaruhi kalangan muda Madinah, Mesir dan Irak untuk melakukan pemberontakan terhadap khalifah Utsman bin Affan hingga beliau wafat terbunuh di tangan para pemberontak. Dia menghasut para pemuda dengan jargon bahwa ketiga Khalifah sebelum Ali RA adalah perampas kekuasaan.
diminta oleh Khalifah Ali RA namun ditolak oleh Mu’awiyah hingga para pembunuh dihukum. Keempat, para sahabat yang tidak ikut dalam perselisihan tersebut, diantaranya Muhammad bin Maslamah, Ibnu Umar dan lainnya. Awalnya sekte ini menisbatkan diri sebagai pengikut Ali RA, namun seiring berjalannya waktu Syiah terpecah menjadi beberapa golongan. Saat ini pengikut paling banyak adalah Syiah Rafidhah atau Imamiyah. Golongan Syiah Rafidhah ini menisbatkan 12 Imam Syiah sebagai petunjuk beragama, dan sekte inilah yang menyebar di Indonesia. Para Ulama terdahulu dan kini sepakat bahwa Syiah Rafidhah baik gerakan dan ajarannya adalah sesat dan menyesatkan. Rukun Islam (berikut rinciannya), kitab-kitab rujukannya dan lain-lain sangat berbeda dengan Islam.
Di Indonesia sendiri, bagaimana penyebarannya? Penyebaran Syiah di Indonesia salah satunya diawali oleh Husein Al Habsyi, seorang tokoh Syiah yang bermarkas di Bangil, Pasuruan. Melalui dirinya, sejumlah pemuda Kemudian terpecahlah para sahabat menjadi dikirim untuk belajar di pusat-pusat studi empat pihak dalam menyikapi tindakan un- Syiah, Iran, dan ketika kembali ke Indonesia tuk pembunuh Ustman bin Affan. Pertama, menjadi kaki tangan penyebaran Syiah. Khalifah Ali RA dan jajarannya belum bisa melaksanakan sidang dan hukuman para Sebenarnya, baik di Indonesia atau luar nepelaku pembunuh Utsman sampai pulihnya geri perkembangannya sendiri didukung keamanan Negara. oleh Negara melalui kedutaan-kedutaan besar, dari situlah pintu masuk pesatnya Syiah. Kedua, pernyataan ‘Aisyah, Thalhah dan Zubair yang kemudian memberi Khalifah Metode perluasannya bermacam-macam Ali tenggat waktu untuk pelaksanaan ek- dari dakwah hingga terjun ke ranah politik. sekusi kepada para pembunuh selama empat Dulunya sebelum revolusi Iran (11/2/1979) bulan. meledak, kader-kader Syiah di Indonesia bergerak perorangan dan menyembunyikan Ketiga, Gubernur Syam, Mu’awiyah (sepu- identitas aqidah aslinya (taqiyah), namun pu Utsman) dan jajarannya yang jabatannya setelah revolusi Iran dan jumlah mereka
semakin banyak, mulailah mereka menguatkan dan menampakkan diri melalui aksi-aksi yang sifatnya kelompok, seperti LSM dan Ormas. Ormas-ormas Syiah yang ada saat ini semuanya berada dalam naungan ICC (Islamic Cultural Center) Jakarta dan organisasi ini langsung berada di bawah komando kedutaan Iran di Indonesia. Kemudian dari situ mereka melakukan lobi-lobi politik, ekonomi, media dan sebagainya. Karena sudah tercatat dalam dokumen Kementerian dalam Negeri sebagai ormas yang sah maka, dakwah mereka semakin gencar yang kemudian menjadi gerakan politik. Negara-negara selain Indonesia telah menerima imbas atas keberadaan dakwah politik Syiah yang memporak-porandakan internal negeri, contoh kecilnya seperti Suriah dan Yaman. Jika Syiah dibiarkan berkembang di Indonesia, tunggulah saat kekacauan lebih parah tiba. Na’udzubillah. Melihat fenomena merebaknya Syiah di Indonesia, lalu bagaimana sikap kita saat warga menemukan tetangga atau kerabat sendiri yang menganut Syiah? Hal ini harus kita antisipasi. Islam dan Syiah layaknya langit dan bumi, takkan pernah dapat bersatu, kita yang ahlus sunnah wal jamaah memuliakan para sahabat dan istriistri Nabi SAW dan hal tersebut termasuk benarnya aqidah, sedangkan Syiah mencela mereka semua, kecuali sedikit. Solusinya jika ada orang terdekat terkena dampak paham sesat ini, maka layaknya orang sakit yang memerlukan dokter dan obat. Tugas kita adalah menasehati sembari menunjukkan bukti-bukti kebenaran Islam dan sesatnya Syiah. Namun jika sakitnya parah, cukup berdoalah kepada Allah, mudah-mudahan orang terdekat kita mendapat hidayah. Dan tentu saja menghindarinya sangat dianjurkan.
SOSOK
Biografi Ustadz Ahmad Farid Okbah, Lc Lahir: Bangil, 5 Mei 1963 Pendidikan & pengalaman organisasi: 1. Lembaga Pendidikan Bahasa Arab (LPBA), lulus tahun ‘83 2. Akademi Bahasa Asing, lulus tahun 1987 3. Tafe College, Australia, 4. Guru Bahasa Inggris di Australia 5. Imam di Islamic Society di Australia ’90-92 Jabatan saat ini: 1. Direktur Islamic Center Al Islam, Bekasi 2. Ketua Majelis Syura Dewan Da’wah DKI Jakarta 3. Wakil Ketua MIUMI (Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia) 4. Wakil Ketua Lembaga Dakwah PARMUSI (Persaudaraan Muslimin Indonesia)
5. Anggota Majelis Syuro ANNAS (Aliansi Nasional Anti Syiah) Kenapa jika ada anggota keluarga yang jadi Syiah harus berhati-hati dan dijauhi? Karena tak heran nantinya dia akan mempenaruhi anggota keluarga yang lain untuk kepentingan Syiah. Fenomena ini sangat manusiawi, artinya orang yang memiliki paham tertentu akan mempengaruhi atau setidaknya menceritakan kepada orang terdekat. Ketika berda’wah pula kelompok Syiah juga diterjunkan ke desa/pedalaman berpenduduk mayoritas Sunni yang masih awam.
oleh umat Islam. Dan masih banyak lagi penipuan-penipuan ala Syiah yang belum kita sadari.
Untuk membedung pergerakan Syiah, adakah masukan kepada pemerintah dan kelompok kemasyarakatan terhadap aliran ini? Melihat maraknya gerakan Syiah di Nusantara, beberapa dari kalangan Ulama sendiri hanya bermodal semangat mencerahkan umat tapi tidak mengerti hakikat misi Syiah, Da’wah Syiah selalu menyuarakan per- sehingga melihat Syiah sebagai saudara. Sesatuan, tapi kalau kita berpikir lebih kritis, bagian Ulama lupa bahwa aqidah dan syariat da’wah tersebut merupakan ajang perpecahan Syiah sangat berbeda. Terlebih ‘kelupaan’ itu di tengah umat Muslim. Jika Syiah ya sudah diperparah dengan kurangnya wawasan soal bilang Syiah, karena sejatinya Sunni dan Syi- konflik berdarah dan hancurnya negara-neah itu beda. Sehingga jika diteruskan da’wah gara berpenduduk mayoritas Sunni berasal model begini maka apa bedanya dengan pula dari pembiaran atau sikap menyepeleorang sehat yang diminta minum racun? Apa kan gerak-an sempalan ini. bedanya haq dan batil? Dalam hal ini pemerintah harusnya sadar, Dapat dipastikan Syiah berkembang pasti karena fakta lapangan menunjukkan sudah dengan dukungan ekonomi, maka dengan terjadi kurang lebih 20 kasus kontak fisik cara apa Syiah memasok dana, Ustadz bi- antara Sunni-Syiah, terakhir kasus pengesakah beri contoh kecilnya saja yang mung- royokan yang dilakukan sekelompok Syiah terhadap seorang jamaah Majelis Az Zikra kin belum disadari oleh umat? Masyarakat terkadang terkikis daya kritisnya yang dibimbing oleh Ust. Arifin Ilham di saat mendengar cerita-cerita sadis nan me- Bogor pada tahun 2015. Jika hal ini terus nyedihkan. Maka untuk mendapatkan hati dibiarkan, maka akan terjadi konflik berdakaum Sunni, khutbah kaum Syiah kebanya- rah lagi di kemudian hari. Tirulah Pemerinkan membahas tentang terbunuhnya cucu tah Malaysia yang memblokir segala macam Nabi SAW, Al Husain RA. Jika sudah men- gerakan Syiah bukan lantaran dasar kesesatandapat simpati maka apapun yang diminta nya, tapi berkaca pada data empiris bahwa di mana ada Syiah pasti negara tersebut akan pasti akan diberi. bergejolak. Terkadang masyarakat ditipu oleh Syiah yang sesekali menyelenggarakan bakti so- Untuk warga Sunni, baik di dalam keluarsial berupa penggalangan dana dengan tema ga dan yang tergabung dalam ormas Islam “Dana Mustadh’afin”. Mustadh’afin adalah harus memperkokoh Aqidah, karena dari orang yang lemah secara fisik dan anjlok se- situlah sebuah aliran dapat dikatakan mecara ekonomi. Padahal bakti sosial tersebut nyimpang saat berlawanan dengan Aqidah Islamiyah. digunakan untuk misi Syiah sendiri. Contoh lainnya, di Depok terdapat sebuah yayasan “Madinatul Ilmi” secamam asrama mahasiswa yang digaet dari berbagai kampus. Masih banyak lagi gerakan-gerakan semacam ini yang belum terdokumentasi
Setelah pengkohan aqidah, maka tugas selanjutnya adalah proteksi. Yakni segala macam cara harus dilakukan dalam menghadang Syiah dengan pemahaman dan gerakannya baik melalui tulisan, kajian ilmiah
dan lain-lain. Dengan begitu jika elemen masyarakat dan pemerintah kompak menghadang Syiah, insyaallah sedikit demi sedikit Indonesia akan kembali aman. Karena kita tidak mau negara kita rusak seperti iraq, Yaman, Suriah dan sebagainya. Apakah orang yang bekerja/belajar di bawah instansi/institusi Syiah maka otomatis dia menjadi pendukung/penganut Syiah? Disebabkan karena tidak pahamnya hakikat misi Syiah juga, banyak umat Muslim yang belajar di institusi Syiah atau bekerja di perusahaan Syiah. Terkait warga Sunni yang bekerja/belajar di bawah instansi/institusi Syiah yang diperkirakan menjadi pengikut Syiah atau minimal pendukungnya, maka hal ini perlu klarifikasi dahulu niat orang yang sedang berada di bawah manajemen Syiah itu. Namun yang jelas orang yang belajar/ bekerja di bawah pimpinan Syiah tidak akan rela jika tempat institusi/instansinya diusik dan tentunya setiap pemimpin (orang Syiah) akan memerintah anggotanya (yang non Syiah) disadari atau tidak, karena keberadaan mereka di situ mendapat bayaran/ilmu. Seperti diketahui, fakta lapangan dan literatur-literatur menunjukkan bahwa Syiah dapat menggunakan kekerasan untuk menghentikan pihak yang bertentangan dengannya, sedang antum pasti saat ini sedang dicari oleh mereka, maka, apa nasehat Ustadz saat ada orang lain yang memiliki kasus yang sama? Sesungguhnya, kematian itu adalah misteri ilahi. Seberapa canggihnya rencana Syiah jika Allah takdirkan gagal, sangat dapat dipastikan rencana tersebut akan gagal total. Oleh sebab itu pikirkanlah kontribusi kita untuk menghadangnya. Jika ada orang yang diancam oleh kelompok Syiah, berbahagialah karena ia sedang berjihad, berjihad mendeklarasikan kebenaran dan menolak desakralisasi Islam, insyaallah syahid, Wallahu a’lam.
11
12
STATUS PERMAAFAN
PELAKU KASUS PENISTAAN AGAMA Oleh: Abū Taw Jiēh Rabbaniē
D
untuknya, hukuman mati tetap jadi pilihan. Namun yang rajih (utama) adalah taubatnya tetap diterima. Ia umumkan maafnya itu ke publik, ia menyesal dan berbuat baik. Jika pemerintah memandang perlu untuk jadi pelajaran terbuka, tidak mengapa sanksi tetap diberlakukan.” (Sumber: Fatawa Nur ala ad-Darbi).
Dalam tataran haqqul ‘adami, permohonan maaf; tentu saja diterima setelah syarat-syarat permaafan dipenuhi. Namun permohonan maaf tidak serta-merta menggugurkan sanksi pidana secara total. Berikut ini penjelasannya:
Hadits berikut ini contohnya:
i negeri ini, kasus penistaan dan penodaan agama, sering berakhir dengan kata putus permaafan di media. Padahal, penistaan atau penodaan agama berhubungan dengan banyak delik; delik agama, delik kehormatan penganut agama, delik emosi ummat beragama. Dalam bahasa Islam, deliknya berkaitan dengan haqqullah (hak Allah) sekaligus haqqul ‘adami (hak manusia).
Pendapat pertama menempatkan istihza’ sebagai penyakit sosial (amradh khath’rah), tidak sekedar pelanggaran biasa yang sifatnya individual, melainkan sebagai penabuh genderang perang. Nabi saw mengistilahkannya dengan “faqad barazani bi al-muharabah”. Istihza’ adalah akhlaknya musuhmusuh Islam. Kesimpulan para Ulama, istihza’ lebih berat dan berbahaya daripada kekufuran itu sendiri. Mengamati teks ayat Istihza’ di at-Taubah:65-66, Istihza’ ditempatkan diluar ranah dosa umum. Pendapat pertama ini juga menempatkan Istihza’ setara dengan dosa murtad yang menggugurkan amal dan hak perlindungan hak kewarganegaraan.
ٍ ٍ َّعن ابْن َعب صلَّى اللَّهُ َعلَْي ِه َو َسلَّ َم َوتـََق ُع فِ ِيه ْ َ أ ََّن أ َْع َمى َكان: اس رضي اهلل عنهما قال َّ ِت لَهُ أ ُُّم َولَد تَ ْشتُ ُم الن َ َّب ٍ فـَبـَلَ َغ، َواتَّ َكأَ َعلَيـَْها فـََقتـَلَ َها، ض َعهُ ِف بَطْنِ َها َ َخ َذ الْ ِم ْغ َوَل فـََو ْ َ فـَلَ َّما َكان، فـَيـَنـَْه َاها فَ َل تـَْنتَ ِهي، َ ت َذ َ فَأ،ات لَيـْلَة Ulama berbeda pendapat dalam masalah ini, ِ َّ أََل ا ْش َه ُدوا أ:صلَّى اهللُ َعلَْي ِه َو َسلَّ َم فـََق َال pertama: mustahzi’ (pelaku penistaan agama) ) ورواته ثقات4361( رواه أبو داود. َن َد َم َها َه َدٌر َ َذل، َّ ِك الن َ َّب yang bertaubat, tetap dapat sanksi, meskipun permohonan maafnya diterima oleh pemerintah atau oleh kaum muslimin. Karena pelanggaran yang ia lakukan menyangkut haqqullah bukan haqqul adami . Seribu kali pezina minta maaf, maafnya tetap ditolak. Sebab pelanggarannya ganda. Merugikan korban dan melanggar hudud-nya Allah. Contoh mudah soal ini adalah tobatnya Nabi Adam as yang Allah perkenankan, namun sanksi tetap Allah jatuhkan, yakni diusir dari surga.
Kedua: taubatnya diterima sesudah syarat taubat ia penuhi, ia boleh lepas dari sanksi pidana, namun harus bayar dam (denda) yang kisarannya ditentukan oleh undang-undang atau ijtihad hakim. Setiap pelanggaran berat yang lepas dari sanksi, bisa ditebus dengan kaffarah (bayar tebusan). Namun, perlu juga dicamkan bahwa permaafan terhadap sanksi berat, hampir tidak ada yang gratis. Contoh nya melanggar larangan-larangan ihram ketika umrah atau haji, tidak bisa diselesaikan dengan permaafan, sholat taubat atau alibi tidak tahu. Dam tetap ditegakkan.
Ibnu Abbas ra meriwayatkan, bahwasanya ada seorang laki-laki buta punya seorang budak perempuan. Budak perempuan itu biasa mencaci maki dan merendahkan Nabi saw. Laki-laki buta itu telah memperingatkan budak perempuannya itu, namun perempuan itu tidak mau berhenti menghina Nabi. Suatu malam, laki-laki buta itu mengambil belati dan menusukkannya ke perut perempuan tersebut lalu menekannya dengan kuat. Ia telah membunuhnya. Kasus ini dilaporkan kepada Nabi saw. Lalu Nabi bersabda: “Saksikanlah, sesungguhnya darah wanita sia-sia.” Shahih Abu Dawud (3665), Shahih Nasai (4071). Bagi Islam, tindak penistaan atau penodaan agama bagian dari kaba’ir (dosa besar) bahkan akbarul kaba’ir, induk dosa besar. Istihza’ berpotensi merusak masa depan agama dan menganggu stabilitas berbangsa dan bernegara. Jika pelakunya seorang muslim, maka statusnya adalah ahkamurriddah; (dipandang keluar dari Islam atau murtad), amalnya gugur dan syahadatnya batal, wal-’iyazhu billahi ta’alaa, karena istihza’ bagian dari kekufuran. Syeikh at-Tamimi, dalam kitab al-Jami alFarid memasukkan Istihza’ sebagai pembatal syahadat. Jadi, seorang pencela kalau kembali pada Islam, maka wajib mengulang syahadatnya. Jika pelakunya dari non-muslim, maka statusnya disetarakan dengan kaum separatis, status kewarganegaraannya berubah dari ahli dzimmah ke ahli harb, perlindungan terhadap darah dan hartanya jadi gugur. Mengutip tafsir Q.S.An-Nur:2, kaum muslimin tidak boleh lemah dan kehilang an semangat terhadap persoalan kekufuran dan perkara lain yang berbau ilhad (penyimpangan). Ini karena penistaan agama adalah isu sensitif, pemicu ketegangan dan tindakan nekad, yang jika tidak direspons secara cepat dan tepat oleh pihak berwajib, dikhawatirkan akan melahirkan tindakan anarkis sebagian masyarakat. Negara wajib melindungi agama, perasaan keagamaan dan ketenteraman ummat beragama dari segala bentuk penghinaan dan tindak pidana penodaan agama.
Kisah pembunuh 100 jiwa, taubatnya diterima. Syaratnya ia hijrah ke tempat lain. Syarat umum pertaubatan yang harus ia penuhi antara lain (1) taubat sepenuh hati, taubat nashuha (2) berjanji tidak mengulangi lagi, iqla’ (3) menyesali perbuatan.
Umair bin Adi al-Hathami (ra) nekad membunuh pencela Nabi tanpa ijin Nabi saw terhadap seorang penyair wanita bernama Ashma’ binti Marwan ( )عصماء بنت مروان الشاعرةdari Bani Umayyah bin Zaid. Ketika dilaporkan, Nabi tidak menyalahkannya. Sabda Nabi saw:
Mufti Saudi Arabia Syeikh Abdul bin Baz berpendapat: “Seorang muslim yang menistai agama, Rasulullah dan simbol sakral yang lain, berdasarkan konsensus Jumhur Ulama;pelakunya murtad, kafir nyata dan halal darahnya. Jika ia tidak bertaubat, baginya sanksi hukuman mati. Sebagian ulama berpandangan, dari sudut sanksi tak ada taubat
”Barang siapa yang ingin melihat orang yang menolong Allah dan rasul-Nya maka lihatlah Umair bin ‘Adi”. (lmam Ibnu Taimiyyah, al-Sharim al-Maslul Fi Syatimi ar-Rasul, hlm. 95)
ِ صر اللّهَ ور ُسولَهُ بِالْغَْي ب فَانْظُُروا َإل عُ َم ِْي بْ ِن َع ِدي ْ إ َذا أ َ َ َ َ ََحبَْبتُ ْم أَ ْن تـَْنظُُروا َإل َر ُج ٍل ن
Dalam konstitusi RI, delik agama atau delik yang berhubungan dengan penodaan agama masih lemah dan cenderung ambigu. Akhir Januari 1965 4 bulan setelah Gestapu PKI Presiden Soekarno mengeluarkan Penetapan Presiden no.1/PNPS/1965 yang kemudian dikukuhkan pada zaman orde baru menjadi UU No.1/PNPs/1965 tentang pencegahan penyalahgunaan dan atau penodaan agama. Delik agama yang berhubungan prinsip agama, ushulul iman, belum
13 PERNYATAAN SIKAP
dirumuskan secara eksplisit. Yang ada, masih delik yang berhubungan dengan agama, atau yang dikhawatirkan mengganggu ketertiban umum, tulis Amrullah Ahmad dalam Dimensi Hukum Islam: Mengenang 60th Prof. Dr. Busthanul Arifin, SH. GIP: 1996. (hlm.160), yaitu meliputi (1) penghinaan agama (2) merintangi ibadah atau upacara keagamaan (3) mengejek seseorang yang menjalankan ibadah/petugas agama (4) perusakan bangunan ibadah (5) penghasutan untuk meniadakan kepercayaan terhadap agama (6) penghinaan terhadap Tuhan (7) penodaan terhadap agama dan kepercayaannya. Kunci kata UU PNPS 1965 ini berkutat pada: mengganggu, merintangi dan membubarkan dengan kekerasan. Kebijakan hukum dan perundang-undangan terhadap delik penistaan atau penodaan agama,
Dewan Da’wah Islamiyah Indonesia tentang Penistaan Agama Islam yang dilakukan oleh Gubernur DKI Jakarta saudara Basuki Tjahaja Purnama (BTP) Sehubungan pernyataan Saudara Basuki Tjahaja Purnama, Gubernur DKI Jakarta yang, diberitakan secara luas oleh media mengenai Umat Islam dibohongi dengan Al-Quran surat Al-Maidah ayat 51 : “…jadi jangan percaya sama orang, kan bisa aja dalam hati kecil bapak ibu nggak bisa pilih saya, ya kan. Dibohongi pakai surat Al-Maidah ayat 51…, macemmacem itu. Itu hak bapak ibu jadi bapak ibu perasaan enggak bisa pilih nih karena saya takut masuk neraka, dibodohin gitu ya..”. Pernyataan yang sangat provokatif ini telah membangkitkan kemarahan masyarakat khususnya umat Islam. Karena itu setelah melakukan pengkajian yang mendalam, Dewan Da’wah Islamiyah Indonesia menyampaikan sikap keagamaan sebagai berikut: 1. Al-Qur’an adalah kitab suci umat Islam yang berisi firman dan wahyu dari Allah SWT yang berupa petunjuk didalamnya dan tidak ada kesalahan sedikit pun sesuai firman Allah SWT pada surat Al-Baqarah ayat 2 dan surat An-Nisa ayat 82. 2. Setiap penafsiran maupun pendapat mengenai ayat-ayat al-Qur’an yang tidak berdasarkan pada metodologi yang benar akan menyebabkan kerancuan dalam memahami ayat-ayat al-Qur’an sehingga berakibat tersesatnya manusia dari ajaran yang benar. 3. Pernyataan yang menyebutkan bahwa surat al-Quran bisa digunakan untuk alat berbohong merupakan perbuatan yang terlaknat, terkutuk dan termasuk penodaan terhadap al-Qur’an yang mulia sehingga harus dihukum seberat-beratnya. Berdasarkan hal diatas, maka Dewan Da’wah Islamiyah Indonesia menyampaikan pernyataan, sebagai berikut: 1. Dewan Da’wah mengutuk keras pernyataan Basuki Tjahaja Purnama yang telah melakukan penistaan terhadap agama yang mengganggap surah al-Maidah ayat 51 digunakan untuk berbohong dan menuduh secara serius orang-orang (dai/ustad/ ulama/penceramah) yang mengajarkan ayat-ayat al-Qur’an sebagai pembohong.
masih bertumpu pada akses mengganggu ketertiban umum, belum menukik pada sistem keyakinan dalam kitab suci, esensi hukum sekaligus sanksi hukuman penistaan agama itu sendiri. Misalnya yang menistai rukun iman (Islam), credo 12 (Kristen), Widi Cradha (Hindu). Negara hanya membatasi diri sepanjang yang bersinggungan dengan ruang publik. Umum sudah lama mengetahui, sangat kentalnya kesan politisasi terhadap pasal-pasal perundang-undangan yang mengatur delik agama. Kasus HB Yasin (1969): Satu tahun penjara dengan percobaan dua tahun. Kasus Arswendo (1990): lima tahun penjara. Saleh Situbondo (1996): lima tahun penjara. Masud Simanungkalit (2003): tiga tahun penjara. Kasus Mangapin Sibuea (2004): dua tahun penjara. Kasus Lia Aminuddin (2005): dua tahun penjara. Ketidakjelasan dan kelemahan sanksi inilah yang dirasa, bahwa negara, belum memberikan tempat dan peranan yang terhormat terhadap agama. Negara tidak menyadari, bahwa dengan sikapnya yang ambigu ini bisa menyuburkan akar fundamentalisme (golongan kanan) dan pada saat bersamaan mengokohkan sekularisme, pluralisme dan liberalisme alias sepilis alias golongan kiri. Wallahu A’lam Bishowab
2. Dewan Da’wah meminta pihak kepolisian untuk segera memproses pengaduan masyarakat tentang pernyataan Saudara Basuki Tjahaja Purnama tersebut sehingga tidak menimbulkan ekses negatif di masyarakat yang dapat berakibat terganggunya ketentraman Nasional.Oleh karena itu Dewan Da’wah akan terus mengawal proses hukum tersebut untuk memastikan bahwa hukum ditegakkan seadil-adilnya. 3. Sebagai konsekuensi terhadap pernyataan saudara Basuki Tjahaja Purnama tersebut maka Dewan Da’wah mendesak Saudara Basuki Tjahaja Purnama untuk mundur dari pencalonan sebagai Gubernur DKI Jakarta karena Saudara Basuki Tjahaja Purnama tidak layak menjadi pemimpin di Jakarta yang mayoritas beragama Islam dan menjunjung tinggi nilai-nilai agama serta toleransi antar umat beragama. 4. Dewan Da’wah juga menghimbau para da’i-da’i Dewan Da’wah dan umat Islam pada umumnya untuk menahan diri dari melakukan tindakan-tindakan yang bisa merugikan keamanan Nasional. Umat Islam harus menjaga bangsa dan negara ini dari segala tindakan yang dapat merugikan kita semua. Hanya kepada Allah saja lah kita berserah diri dan cukuplah Allah sebaik-baik penolong. Demikianlah pernyataan sikap ini disampaikan, semoga Allah selalu menolong, memberi hidayat dan taufik kepada seluruh umat Islam dan bangsa Indonesia. Jakarta, 12 Oktober 2016 PENGURUS PUSAT DEWAN DA’WAH ISLAMIYAH INDONESIA Drs. H. Mohammad Siddik, MA Drs. H. Avid Solihin, MM Ketua Umum Sekretaris Umum
14
BERITA DAERAH
KH. BAHRUL HAYAT KEMBALI PIMPIN DEWAN DA’WAH JABAR
U
ntuk ketiga kalinya KH. Bahrul Hayat, MA kembali terpilih menakhodai Dewan Da’wah Jawa Barat periode 2018-2022, melalui keputusan rapat formatur dalam acara Musyawarah Wilayah (Muswil) Dewan Da’wah Provinsi Jawa Barat di Wisma Anugerah Kota Bandung, (1-2/10). Musyawah Wilayah mengusung tema, “Menjawab tantangan jaman dengan da’wah”, dibuka langsung oleh Ketua Umum Dewan Da’wah Islamiyah Indonesia, Drs. Mohammad Siddik, MA. Dalam sambutannya Ketua Umum menyampaikan bahwa saat ini dakwah Islam secara umum di seluruh dunia mengalami perkembangan yang cukup pesat. Salah satu tandanya adalah banyak yang mulai tertarik mempelajari Islam dan akhirnya mengucapkan syahadat. “Meski kita akui ada beberapa orang yang murtad dari Islam namun jumlah lebih banyak orang yang memeluk Islam. Bukan rahasia lagi setiap tahun ribuan orang di Amerika maupun Eropa berpindah agama dan memeluk Islam sebagai keyakinan,”ungkapnya di hadapan peserta.
Meski demikian ummat Islam juga perlu mewaspadai kecemburuan kalangan non-muslim atas dakwah yang berhasil. Perlu dicontoh adalah keberhasilan ummat muslim di Amerika dan Eropa. Mereka membeli tempat-tempat ibadah (gereja-Red) yang kosong ditinggal jemaatnya. Tak heran bila sekarang ada gereja beralih fungsi menjadi masjid atau pusat keislaman. Acara yang berlangsung hingga Ahad petang ini dihadiri oleh 22 perwakilan dari Dewan Da’wah Kota dan Kabupaten se-Jawa Barat, di antaranya Kota dan Kabupaten Sukabumi, Sumedang, Garut, Purwakarta, Tasikmalaya dan Bandung. Selamat melanjutkan kembali perjuangan dakwah di Jawa Barat, pak Kyai. -AQ-
DEWAN DA’WAH BERSAMA MUI SERUKAN JIHAD KONSTITUSI
L
ahirnya UU (Undang Undang) yang tidak pro-rakyat, akhirnya membuat MUI turut kerepotan. Karena itu, “Seharusnya kita fokuskan konsentrasi kita untuk jihad konstitusi, yaitu menuntut UU yang tidak pro-rakyat ke Mahkamah Konstitusi (MK),” ujar Prof Muhammad Baharun, Ketua Komisi Bidang Hukum dan Perundang-undangan MUI Pusat, dalam Seminar Nasional ‘’Peranan Fatwa MUI dalam Menjaga Kemurnian Aqidah dan NKRI’’. Seminar yang dibuka Walikota Makassar, Mohammad Ramdhan Pomanto, ini berlangsung Ahad, 2 Oktober 2016, digelar oleh MUI Sulsel dengan panitia pelaksana Resofa (Relawan Sosialisasi Fatwa) MUI. Resofa terdiri dari perwakilan 40 ormas, LSM, dan
DEWAN DA’WAH JATENG TUNTUT PEMBATALAN ACARA ASYURA
D
ewan Da'wah Jateng yang diwakili Ust. Aris Munandar bersama Laskar Umat Islam Semarang dan para ulama habaib se-Jawa Tengah dan Yogyakarta mendatangi Polda Jateng di Semarang, Kamis (6/10/2016). Kedatangan mereka adalah menuntut pembatalan acara Asyura yang akan digelar kelompok Syiah di Semarang. Ustadz Aris Munandar kepada Polda Jateng meminta agar acara tersebut dibatalkan. Hal ini guna mengantisipasi terjadinya kekacauan dan perpecahan di tengah masyarakat. “Pasalnya, Syiah adalah biang kerusuhan di berbagai negara Islam saat ini,” tegas beliau.
yayasan Islam di Sulsel, termasuk Dewan Da’wah. Seminar yang dihadiri 120 peserta utusan dari lembaga-lembaga kepemudaan dan Islam, itu menghadirkan narasumber Pangdam VII Wirabuana Mayjen Agus Surya Bakti, Mantan Redaktur Media Dakwah serta Penulis Buku Tokoh-tokoh Masyumi, Lukman Hakiem. Lukman Hakiem menjelaskan, nasionalisme memang merupakan bagian dari ajaran Islam. ‘’Yaitu nasionalisme yang religius, bukan nasionalisme sekuler,’’ tandas mantan anggota DPR RI ini. -NB-
Dalam kesempatan ini, KH Umar Said dari Jogjakarta menegaskan bahwa ulama telah bersepakat akan bahaya dan kesesatan Syiah. Audiensi di Polda ini di hadiri juga utusan Ustadz Ja'far Umar Thalib, Mualaf Center Indonesia Korwil Jateng dan DIY, FPI Pekalongan, Al Aushat Blora, MMI Jateng, GKP Jogja, dan DDII Jateng. Dari audiensi singkat ini didapatkan keterangan bahwa Polda belum memberikan izin untuk acara Syiah tersebut. Menanggapi hal ini, Ustadz Fuadz Al Hazimi menegaskan, jika Selasa, 11 Oktober 2016 kelompok Syiah tetap mengadakan acara berarti acara tersebut ilegal dan wajib dibubarkan. -AQ-
T
BERITA DAERAH
DIGAGALKAN, PAKET INJIL BEREDAR DI PESANTREN DAN SEKOLAH DASAR
ak percaya injil beredar di sekolah yang 100 persen muridnya muslim? Ini buktinya. Hasil investigasi Dewan Dakwah Kabupaten Tojo Unauna (Touna), Sulawesi Tengah, awal September lalu. Tim Dewan Dakwah yang dipimpin Ustadz Marwin M, menemukan 20 Injil di SD Negeri 16 Ampana. Paket Injil itu terdiri 10 Kitab Perjanjian Baru + Amsal & Mazmur dan Perjanjian Baru dalam 2 bahasa. Dikirim oleh The Gideons International yang berkedudukan di Jalan Sulawesi 44B Maesa, Palu, Sulteng. Paket itu dikemas dengan kardus yang bertuliskan Lembaga Alkitab Indonesia. “Salah satu Pondok Pesantren di Desa Bantuga, juga mendapat kiriman paket Injil itu,’’ ungkap Marwin. Dewan Dakwah Touna telah melaporkan kepada aparat keamanan dan Kementrian Agama setempat, 6 September lalu perihal temuan ini, yang langsung ditindaklanjuti dengan penyitaan Injil dari sejumlah titik di beberapa desa di Kecamatan Ampana Tete sehingga gagal beredar lebih
T
1.656 paket injil siap edar yang berhasil di amankan Polres Touna
lanjut. Kurang lebih 1.665 Kitab Injil hasil sitaan kemudian diamankan Kepolisian Resort Touna. Setelah ditelusuri, penyebar Injil tersebut bernama J Edison, ditangkap petugas. Ketika di interogasi Kapolres Touna bersama tokoh masyarakat, FKUB (Forum Komunikasi Umat Bergama) Touna, Ketua Komda Al-khairaat Touna yang mewakili umat Islam Touna dan mendatangkan pendeta, “Pelaku penyebaran paket injil mengatakan tidak mengerti bagaimana Kristen itu,” papar Kepala Kantor Wilayah (Kakanwil) Kementerian Agama Sulteng, Abdullah Latopada.
Perbuatan Edison adalah tindakan melanggar hukum karena menyebarkan agama kepada sasaran yang sudah memeluk agama lain. Terlebih penduduk Sulawesi Tengah, termasuk Kabupaten Touna, sebagian besar adalah muslim (72,36 persen). Sesuai permintaan Dewan Dakwah dan ormas-ormas Islam Touna lainnya, dalam rembugan pada 9 September 2016 disepakati kasus peredaran Injil secara ilegal ini dianggap selesai. Pelaku meminta maaf secara lisan dan tertulis sekaligus berjanji jika mengulang perbuatannya lagi dia siap dituntut secara hukum. -NB-
UTUSAN TURKI KE DEWAN DA’WAH BAWA MISI PENDIDIKAN
urki adalah negara yang banyak sekali merekam jejak sejarah peradaban di dunia pada masa Renaisance. Namun sejarah juga mencatat Turki mengalami masa keterpurukan ketika negeri yang islami ini berubah menjadi negara sekuler, meski sebagian besar rakyatnya adalah pemeluk Islam.
Dibawah kepemimpinan Presiden Erdogan, Turki berbenah diri dan berusaha mengembalikan kejayaannya sebagai pusat peradaban Islam dunia, utamanya dalam bidang ilmu pengetahuan, agama dan budaya. Meski sempat di kudeta oleh lawan politik Erdogan, negeri ini selamat berkat Pemimpin dan rakyatnya mengedepankan persatuan Islam. Erdogan juga berhasil mengangkat ekonomi Turki yang terpuruk selama puluhan tahun sehingga sejak 2013 lalu masuk dalam daftar 20 negara dengan ekonomi terkuat di dunia. Ranking ekonomi Turki sebelumnya berada di urutan 120.
Menyempatkan diri bertukar cindera mata sambil berfoto bersama.
Beberapa waktu lalu (8/10), utusan Pemerintah Turki bersama beberapa perwakilan dan lembaga sawadaya masyarakat di negerinya, berkunjung ke Dewan Da’wah Pusat, diterima Wakil Ketua Umum Amlir Syaifa Yasin, Sekretaris Umum Avid Solihin dan Direktur LAZIS Dewan Da’wah, Ade Salamun. Para utusan Turki, masing-masing adalah Abubekir Kadri Biskinler, M. Fatih Pehlivan, Dr. Adem Yildrim dan Rafeh Kayrebli. Menyampaikan maksud untuk melakukan kerjasama yang panjang dengan Indonesia melalui Dewan Da’wah, dan mempererat hubungan bilateral melalui pengembangan pendidikan. Selama ini setiap tahunnya Pemerintah Turki memberikan 5.000 beasiswa untuk mahasiswa asing belajar di Turki. Ada 800 jurusan pendidikan dan 180 universitas negeri di Turki. Para utusan Turki berharap Dewan Da’wah dapat menjembatani peluang beasiswa bagi pelajar Indonesia yang tertarik untuk menggali ilmu pengetahuan di Turki, baik di jenjang S1, S2, dan Pasca Doctoral. Atas tawaran tersebut, Dewan Da’wah merespon positif dan akan mengambil kesempatan ini serta menindaklanjutinya sebagai bagian dari perjuangan Dewan Da’wah memajukan pendidikan ummat Islam Indonesia. -YD-
15
16
PERISTIWA
PELANTIKAN PENGURUS DEWAN DA’WAH PAMEKASAN
D
ewan Da'wah Islamiyah Indonesia Kabupaten Pamekasan dilantik dan melakukan Pengucapan IQRAR Jihad oleh Pengurus Dewan Da'wah Islamiyah Indonesia Kabupaten Pamekasan masa pengabdian 1436-1439H/2015-2018 M di Pendopo Budaya Wakil Bupati Pamekasan, Madura, Jawa Timur (Ahad, 18/9/2016)
Kunjungan Sahabat Lama ke Dewan Da’wah
T
ak banyak orang mengenal siapa dirinya ketika berkunjung ke Kantor Dewan Da’wah Pusat, 4 Oktober lalu. Syaikh Abdul Aziz Abdullah al Amar adalah sahabat lama para pendiri Dewan Da’wah. Hubungan persahabatan Syaikh Abdul Azis dengan almarhum DR. Mohammad Natsir dan Yunan Nasution serta pendiri lain sudah berjalan sejak 40 tahun lalu. Ketika Syaikh Abdul Abdul Azis meresmikan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia dan Arab (LIPIA), Pak Natsir dan para Pendiri Dewan Da’wan menghadirinya. Sebelum kepulangannya, usai sholat dzuhur berjamaah di Masjid Al-Furqan, Syaikh Abdul Aziz berkesempatan memberi taushiyah kepada jamaah Masjid al Furqon yang diterjemahkan oleh Waketum Dewan Da’wah, Abdul Wahid Alwi, MA. Syaikh berpesan kepada jamaah untuk senantiasa menjaga konsistensi dalam keimanan dan semangat ibadah.
DEWAN DA’WAH BERANGKATKAN 158 CALON HAJI
B
iro Haji dan Umroh Dewan Da’wah Islamiyah Indonesia resmi melepas dan memberangkatkan 110 peserta calon haji pada hari Jum’at (2/9/2016) di Aula Masjid Al Furqon Dewan Da’wah, Jl. Kramat Raya 45, Jakarta.
Kasyful Anwar, Lc selaku Ketua Biro Haji dan Umrah Dewan Da’wah mengungkapkan bahwa setiap tahunnya Dewan Da’wah memberangkatkan calon haji ratusan orang, dan tahun ini untuk paket haji reguler sebanyak 110 orang dan haji plus melalui travel Hudaya Safari sebanyak 48 orang.
SEMILOKA SELAMATKAN GENERASI MUDA DARI BAHAYA LATEN KOMUNIS
S
elamatkan generasi muda dari bahaya laten komunis, demikian tajuk dari Semiloka yang diselenggarakan Forum Perempuan Bicara (FPB), Selasa (27/9) di Aula Masjid Al Furqan, Dewan Da'wah. Acara dihadiri peserta dari berbagai kalangan, ibu-ibu majelis ta’lim, generasi muda, mahasiswa, dan para aktifis keumatan.Turut hadir sebagai pembicara : Mayjen (pur) Budi Sudjana (Gerakan Bela Negara), KH Cholil Ridwan (MUI), dan Tati Nugrahati S, MSi dari Kemensos.
GEGER HAJI ALA SYIAH DI KARBALA Ribuan peziarah Iran berkumpul di kota yang dianggap suci oleh kaum Syiah di Karbala pada hari Ahad (11/09/2016) setelah tidak diizinkan mengikuti ibadah tahunan haji di Makkah oleh Kerajaan Arab Saudi.Sebelumnya, akhir Mei lalu, Iran menyalahkan pemerintah Arab Saudi yang dinilai “menyabotase” dan gagal menjamin keselamatan para peziarah atas musibah di Mina.
LAZIS DEWAN DAKWAH GELAR OPERASI AIR BERSAMA TNI DAN POLRI
B
anjir bandang akibat luapan air Sungai Cimanuk di Kabupaten Garut, Selasa (20/9/2016) malam, menyebabkan kerugian jiwa, fisik, harta, bangunan, infrastruktur, dan lahan pertanian di 7 kecamatan. Meliputi Kecamatan Bayongbong, Samarang, Tarogong Kidul, Garut Kota, Karangpawitan, Wanaraja, dan Kecamatan Banyuresmi. Untuk membantu memenuhi kebutuhan air minum, sejak hari pertama beroperasi pada Rabu (21/9), Posko LAZIS Dewan Dakwah di Jalan Gordah Desa Jayawaras, KecTarogong Kidul, Garut, melakukan operasi air. Setiap hari posko mendistribusikan air sebanyak 15 ribu liter ke sejumlah titik pengungsi. Misalnya di RW 10 dan 19 Bojong Sudika (Cimacan), Kel Haur Panggung, Tarogong Kidul. Titip dropping air lainnya adalah dapur umum Polres Garut, dapur umum Poskos Bersama FOZWIL Jabar, SMA PGRI Kampung Lame Desa Mekarsari, dan Masjid Jami Jayawaras. Sedang tangki air berkapasitas 1000 liter dibagikan untuk Posko Masjid Jayawaras, Kampung Lame Mekarsari, Bojong Sudika RR 19, dan dapur umum Polres Garut di Tarogong Kidul. Dalam pendistribusian air minum, posko Lazis bekerjasama dengan Polres Garut dan prajurit TNI dari kesatuan Kostrad.