Ika Yusidha, Meningkatkan Penguasaan Kosa Kata Bahasa Inggris Siswa Kelas XI SMA Negeri 01 Jenggawah Melalui Tiga Phase Pengajaran...
MENINGKATKAN PENGUASAAN KOSA KATA BAHASA INGGRIS SISWA KELAS XI SMA NEGERI 01 JENGGAWAH MELALUI TIGA PHASE PENGAJARAN Oleh: Ika Yusidha (Guru di SMAN 01 Jenggawah, Jember) Abstract One aspect of the weaknesses of Indonesian students in mastering English is die lack of vocabulary. Many teachers complaint that their students forget most of the vocabularies they teach after three months. This reason make the researcher wanted to experiment the Three Phase technique which researcher has implemented at SMAN 01 Jenggawah. The result is satisfying. In put of students who enter SMAN 01 Jenggawah is the highest in Jenggawah. So how if it is implemented at SMAN 01 Jenggawah which the low input students. After did the research it proves the result of the students improvement is 58% comparing before the process of teaching and the achievement of students is 77.60%. The test which was conducted 5 months after the process of teaching shows the increasing of the achievement becomes 81.50%. It means that the Three Phase Teaching of vocabulary is effective for the high and low input students. In the other words it can be used as alternative techniques of teaching. Kata Kunci: Kosa Kata, Bahasa Inggris, Tiga Phase Pengajaran
PENDAHULUAN Vocabulary merupakan salah satu komponen penting dalam pengajaran bahasa Inggris di samping komponen lainnya seperti structure, pronunciation dan intonation. Vocabulary mempunyai peranan yang sangat vital. Jika seorang siswa lemah dalam pembiasaan vocubalary, la tidak dapat mengkomunikasikan pikiran dan idenya dengan jeias seperti yang diinginkannya baik lisan maupun tulisan. la tidak bisa mengutarakan dengan sempurna apa yang ingin ia sampaikan saat dia berbicara atau menjelaskan apa yang dia inginkan. Dia tidak akan mampu membaca teks baik yang merupakan bahan ajar di sekolah maupun yang ada pada majalah, surat kabar dan sebagainya. Bahkan ia
49
Jurnal PITALOCA Vol. 3 No. 2 Januari 2017
tidak dapat memahami siaran yang dipancarkan melalui radio maupun televisi. Demikan juga kemampuan dalam menyimak dan membaca akan terkendala dengan penguasaan kosakata yang terbatas. Sudah merupakan pendapat umum, memiliki kosakata yang memadai merupakan modal atau kenderaan untuk lancarnya berkomunikasi (Adil Al-Kufashi,1988). Lebih lanjut Jeremy Harmer (1991)menganalogkan jika bahasa itu merupakan sebatang tubuh, structure merupakan tulang yang membentuk rangka sedangkan kosakata atau vocabulary merupakan daging yang membuat tubuh mempunyai bentuk. Dengan demikian seorang tidak akan dapat berkomunikasi dalam bahasa sasaran kalau penguasaan kosakatanya tidak memadai. Dari uraian di atas dapat disimpulkan, ketidak mampuan sebagian besar siswa SMA untuk berkomunikasi dalam bahasa Inggris salah satu factor adalah disebabkan kurangnya penguasaan kosakata. Ini sesuai dengan hasil penelitian sebelumnya tentang pengajaran Genre Descriptive di SMA Negeri 01 Jenggawah yang diadakan pada tahun 2005, salah satu hambatan siswa untuk memahami teks baik secara lisan dan tulis disebabkan penguasaan kosakata yang terbatas. Dalam kurikulum bahasa Inggris baik untuk SNIP maupun SMA ditekankan betul pentingnya penguasaan kosakata. Pada kurikulum bahasa Inggris 1994 dijelaskan tujuan pengajaran bahasa Inggris adalah agar siswa mampu berkomunikasi dalam bahasa Inggris dengan penguasaan kosakata 1000 untuk SMP dan 2500 kosakata untuk SMA. Pada kurikulum bahasa Inggris 2004 memang secara tersurat tidak dicantumkan jumlah kosakata yang harus dikuasai siswa untuk setiap level pendidikan. Bagaimana dengan hasil pengajaran bahasa Inggris disekolah. Secara umum pengajaran bahasa Inggris hasilnya tidak memuaskan. Suwarsih dalam Abdullah Hasan (2006) menyatakan bahwa seorang tamatan SMA yang telah belajar Bahasa Inggris selama 6 tahun, menghabiskan hampir 900 jam pelajaran bahasa Inggris di sekolah, tidak mampu menggunakan bahasa tersebut untuk tujuan berkomunikasi. Gejala ini juga diantara mahasiswa yang belajar di perguruan tinggi. Adakah hubungan ketidakmampuan berkomunikasi ini dengan penguasaan kosakata? Universitas Satya Wacana pernah mengadakan penelitian tentang penguasaan kosakata bahasa Inggris untuk tamatan SMA yang kuliah di perguruan tinggi, ternyata jumlah kosakata yang mereka kuasai rata-rata hanya 1000 kosakata. Ternyata hasil yang diperoleh tamatan SMA merupakan hasil yang seharusnya dicapai ketika mereka tamat SMA.
50
Ika Yusidha, Meningkatkan Penguasaan Kosa Kata Bahasa Inggris Siswa Kelas XI SMA Negeri 01 Jenggawah Melalui Tiga Phase Pengajaran...
Dari kondisi yang disebutkan diatas, timbul pertanyaan bagaimana pengajaran kosakata di SMA? Bagi sebahagian besar guruguru bahasa Ingris disekolah-sekolah tingkatan SMA pengajaran kosakata sering menjadi masalah . Banyak guru mengeluh dengan hasil yang mereka peroleh dalam pengajaran kosakata. Seorang guru Madrasah dari suatu Kabupaten di Riau dalam sebuah pelatihan pernah mengeluhkan bahwa muridnya melupakan hampir semua kosakata yang sudah diajarkannya tiga bulan sebelumnya. Dan banyak lagi keluhan guru-guru tentang tidak lamanya bertahan kosakata yang sudah dijarkan kepada para siswa yang diasuhnya. Dari pengalaman penulis selama mengajar Bahasa Inggris di SMA, ada strategi mengajarkan kosakata yang dirasa relatif cukup berhasil. Penulis mengajarkan kosakata melalui tiga tahap, pertama setiap kosakata baru siswa harus mencari sendiri artinya, baik dengan menanyakan pada teman ataupun dengan melihat kamus. Tahap kedua siswa dilatih untuk menempatkan kosakata tersebut untuk melengkapi kalimat yang sudah disediakan. Tahap ketiga, setiap kata siswa harus bisa menggunakannya dalam kalimat selama satu atau dua menit secara lisan, atau menulis setengah halaman buku dengan menggunakan kosakata baru tersebut. Teknik yang digunakan ini dirasakan cukup berhasil dalam membangun kosakata siswa, tapi belum pemah dibuktikan dalam penelitian tertulis secara ilmiah. Dengan alasan inilah penulis tertarik untuk mengadakan penelitian tindakan kelas untuk menguji kemanjuran dari proses tiga tahap pengajaran kosakata tersebut. KAJIAN PUSTAKA A. Kerangka Teori Jeremy Harmer (Longman, 1995) menyatakan, salah satu masalah dalam pengajaran kosakata adalah pemilihan kosakata yang tepat untuk diajarkan pada suatu level tertentu dan siswa tertentu pula. Oleh karena itu permasalahan utama dalam pengajaran kosakata adalah bagaimana mengidentifikasi kosakata untuk diajarkan pada setiap jenjang pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan dan tingkat kemampuan siswa. Prinsip umum dalam memilih kosakata adalah dengan mempertimbangankan faktor frequency (keseringan digunakannya kosakata tersebut). Lebih jauh Jeremy Harmer menambahkan untuk dapat mengusaai kosakata, seorang siswa seharusnya memiliki pengetahuan yang berikut ini tentang satu kata, yaitu: meaning (arti), word use, word formation, dan word grammar.
51
Jurnal PITALOCA Vol. 3 No. 2 Januari 2017
Meaning atau arti kata juga perlu penekanan, bahwa satu kata dalam bahasa Inggris artinya tidak hanya satu. Contoh yang High frequency saja, book bisa berati buku atau bisa juga memesan. Oleh karena itu seorang guru seharusnya juga melatih menetukan arti berdasarkan konteksnya dan juga mengenalkan synonym dan antonym. Menurut Hunt dan Beghlar (2003) menawarkan tiga pendekatan dalam pembelajaran kosakata: insidental learning (pembelajaran kosakata untuk menyertai pelajaran reading dan listening), explicit instruction, dan strategi pengembangan kosakata yang indipendent. Sumber utama dari insidental learning adalah extensive reading, dimana Hunt dan Beghlar menganjurkan sebagai kegiatan yang teratur di luar kelas. Explicit instruction bergantung kepada pengindifikasian kosakata yang sesuai level pada siswa. Sebaliknya Nation (2003) menawarkan pendekatan yang sistimatis dibanding pendekatan insidental dalam pengajaran kosakata, dimana is memfokuskan bagian-bagian yang esensial dari materi pembelajaran. Dia menunjukkan beberapa kelemahan dari insidental learning dan kenyataan siswa tidak bisa memanfaatkan pembelajaran kosakata sambil lalu melalui reading. Lebih lanjut Alan Hunt dan David Beglar (2003) mengemukakan prinsip-prinsip berikut ini untuk pengajaran kosakata: 1. Berikan kesempatan pada siswa untuk mempelajari kosakata sebelum memahami teks lisan maupun tulis. 2. Diagnosa sekitar 3.000 kosakata umum yang dibutukan oleh siswa. 3. Berikan kesempatan kepada siswa untuk mempelajari kosakata secara terfokus dan sungguh-sungguh. 4. Berikan kesempatan pada siswa untuk mengelaborasi kosakata. 5. Berikan kesempatan pada siswa untuk mempermahir menggunakan kosakata yang sudah dikenalnya. 6. Beri siswa latihan menerka arti kata berdasarkan konteks. 7. Latih siswa menggunakan secara efektif dan efisien berbagai macam kamus. B. Kerangka Berpikir Berdasarkan landasan teori yang dikemukan di atas, maka penelitian ini dirancang menjadi dua tahap, yaitu: Tahap I: Persiapan Pada tahap ini diadakan pengindetifikasian kosakata yang akan diajarkan. Bila dikaji standar isi yang dikeluarkan diknas materi pembelajaran bahasa Inggris di SMA terdiri dari: 1. Wacana transaksional clan interperpersonal. 2. Teks Fungsional
52
Ika Yusidha, Meningkatkan Penguasaan Kosa Kata Bahasa Inggris Siswa Kelas XI SMA Negeri 01 Jenggawah Melalui Tiga Phase Pengajaran...
3. Wacana monolog atau genre. Semua materi di atas, untuk lebih lancarnya menggunakan kosakata. Tapi dalam penelitian ini hanya difokuskan kosakata yang berhubungan dengan genre atau jenis teks. Untuk itu disediakan teks lisan dan tulis untuk teks narrative. Berdasarkan teks ini dibuat daftar kosakata yang diperkirakan merupakan kosakata baru bagi siswa kelas 11 SMA Negeri 01 Jenggawah. Tahap II: Tahap pelaksanaan Tahap pelaksanaan ini dibagi menjadi tiga phase, yaitu: 1. Phase pertama – Menemukan arti Pada phase ini kepada siswa diberikan daftar kosakata baru. Dan mereka diminta untuk menemukan arti dari kata tersebut, baik melalui kamus, maupun bertanya dengan teman-teman dalam kelompoknya. Proses menemukan arti ini dilakukan sendiri oleh siswa tanpa bantuan guru. Setelah itu, artikata yang sudah ditemukan siswa tadi dibahas dalam diskusi kelas yang dipimpin oleh guru. 2. Phase kedua – Memilih kosakata Pada phase ini kepada siswa diberikan latihan kosakata. Siswa diberikan beberapa kalimat yang tidak lengkap. Dan siswa memilih kosakata yang tepat untuk melengkapi kalimat tersebut. 3. Phase ke tiga – Menggunakan kosakata. Phase ini merupakan peraktek penggunaan kosakata yang sudah dipelajari. Ini merupakan langkah reinforcement penguasaan kosakata. Kepada siswa diminta untuk menulis minimal setengah halaman buku menggunakan setiap kosakata yang baru dipelajarinya. Kemudian siswa berbicara, sekitar 30 detik untuk setiap kata kemudian 30 detik untuk kombinasi dari dua kosakata. Berbicara secara lisan menggunakan kosakata baru ini bisa dilanjutkan dengan satu menit, dua menit , bahkan kalau memungkin kan sampai tiga menit dengan menggunkan satu kosakata baru. Dua bulan selah pelaksanaan phse ke dua dan ke tiga, kepada siswa diberikan lagi ujian kosakata untuk mengtahui berapa persent dari kosakata yang sudah dipelajari tersebut tinggal dari memori siswa. METODE PENELITIAN Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas, dengan bentuk penelitian tindakan, yang bertujuan untuk melihat sejauh mana keefektifan pengajaran kosakata melalui tiga tahap pengajaran. Penelitian akan diadakan di SMA negeri 01 Jenggawah kelas XI tahun pelajaran 2014/2015. Penelitian ini hanya menggunakan satu lokal saja. SMA
53
Jurnal PITALOCA Vol. 3 No. 2 Januari 2017
Negeri 01 Jenggawah sengaja dipilih karena input siswa yang masuk kesekolah ini relatif kurang bagus. Dengan demikian nantinya kalau penerapan pengajaran kosa kata melalui pengajaran tiga phase ini berhasil, berarti pendekatan ini juga dapat digunakan untuk sekolah lain. Penelitian dilaksanakan selama rentang waktu tiga bulan yaitu bulan September dan Nopember 2014. Adapun rencana tindakan yang akan dilakukan pada tahap ini adalah sebagai berikut: 1. Pertemuan kordinasi antara anggota peneliti. 2. Menetapkan text atau genre. 3. Menetapkan kosakata yang akan diajarkan sesuai dengan genre 4. Memberikan pre-test 5. Mengajarkan kosa dengan mode tiga phase pengjaran 6. Memberi test test daya serap/pencapaian 7. Diskusi 8. Memeberikan test tahap ke-dua 9. Mendiskusikan hasil 10. Dan menyusun laporan. Analisa data yang digunakan yaitu: 1. Data daya serap dan pencapaian hasil belajar berupa hasil test siswa dan lembaran hasil latihan siswa mengenai penggunaan kosakata secara tertulis serta catatan keberhasilan latihan penggunaan kosakata secara lisan. 2. Pencatatan dilakukan oleh team peneliti dengn memperhatikan tahaptahap pembelajaran. 3. Semua hasil pengamatan dan observasi selama Proses pembelajaran berlanung didiskusikan dalam tim untuk mengambil kesimpulan dan penyusunan laporan. HASIL PENELITIAN
A. Hasil Pre Test Sebelum diadakan pengajaran kosa kata dengan langkah tiga tahap, terlebih dahulu diberikan Pre test untuk melihat hasil yang diperoleh siswa sebelum proses belajar mengajar berlangsung. Dari hasil tersebut hasilnya adalah sebagai berikut:
54
Ika Yusidha, Meningkatkan Penguasaan Kosa Kata Bahasa Inggris Siswa Kelas XI SMA Negeri 01 Jenggawah Melalui Tiga Phase Pengajaran...
Tabel 1. Hasil Belajar Pra Siklus KLP
NO
NAMA SISWA
JUMLAH SKOR
KETUNTASAN BELAJAR YA
1
2
3
4
5
6
1
Ahmad Baidowi
60
2
Alif Ainun Rohman
70
3
Anggi Anggraini
70
4
Anis Eki Rohmah
80
5
Asri Danang Pratiwi
66
6
David Nurhadi Rahman
60
7
Deni Hadi P.
56
8
Devi Ayu Febriyanti
60
9
Dita Amalia Wulandari
90
10
Fitri Ani
74
11
Imron Rasyidi
60
12
Irma Rahayu Ningtyas
58
13
Khoirul Fawait
60
14
Linata Mestri Rahayu
79
15
Lutfatun Hikmah
76
16
Made Arya Jini Setiawan
60
17
Mei Dwi Subekti
64
18
Minna Anisatun Fatonah
60
19
Moh. Sandi Wahyu Pranata
70
20
Mohamad Adi Riawan
86
21
Mohammad Nur Hasani
66
22
Nila Khoirul Laili
66
23
Novi Erik Sandi
64
24
Pulung Agus Wijaya
60
25
Raga Candra Yudiarto
64
26
Rifqi Risqiana
66
27
Riyan Hidayah
70
28
Sahlan Anwari
64
TIDAK
RERATA NILAI KLP
69,2
68,0
66,6
68,0
64,0
65,8
55
Jurnal PITALOCA Vol. 3 No. 2 Januari 2017
7
8
29
Sandy Dwi Prasetyo
70
30
Siti Lailis Shoimah
59
31
Siti Latifa Natalia
64
32
Sri Wahyuningsih
57
33
Sri Wijayanti
74
34
Teguh Gunawan
64
35
Tri Susilo
61
36
Wibi Murdi Asto Bangun
64
37
Yuli Afifah
70
38
Jefri Hariz Susanto
64
39
Ahmad Misbahul Rizky
70
40
Angga Tamyiz Maulana
64
Jumlah Skor
2660
Jumlah Skor Max
4000
64,0
66,4
( Skor ideal ) % Skor Tercapai
66,5
1. Rerata pencapaian hasil belajar siswa pada pembelajaran siklus 1 = 66,5%. Hal ini dapat diartikan bahwa secara umum siswa telah menguasai kompetensi dasar pembelajaran siklus 1. 2. Dilihat dari ketuntasan belajar tiap siswa, terdapat 13 siswa yang masih belum tuntas yang nama-namanya dapat dibaca pada Tabel tersebut. Ke-13 siswa tersebut membutuhkan perhatian ekstra dalam pembelajaran siklus ke-2. 3. Ditinjau dari ketuntasan tujuan pembelajaran, terdapat 4 tujuan pembelajaran yang belum tuntas, yakni tujuan pembelajaran yang diungkap melalui butir soal no. 4, 5, 9 dan no. 10 (rerata nilai butir tersebut < 62%). Ditinjau dari rerata capaian hasil belajar per kelompok, ternyata kelompok 1 berhasil menduduki peringkat I dengan rerata pencapaian hasil belajar kelompok = 69,2. Kelompok inilah yang berhak mendapatkan hadiah dari peneliti yang diberikan di awal pembelajaran siklus 2 pertemuan ke-1. Hadiah diberikan untuk memotivasi belajar siswa secara tim pada siklus berikutnya, yakni siklus pembelajaran ke-2.
56
Ika Yusidha, Meningkatkan Penguasaan Kosa Kata Bahasa Inggris Siswa Kelas XI SMA Negeri 01 Jenggawah Melalui Tiga Phase Pengajaran...
B. Hasil Test Tahap Pertama Tujuh hari setelah diadakan Pre-test, diberikan pelajaran kosakata dengan menggunakan tiga phase pengajaran. Selesai proses belajar mengajar lansung diadakan test daya serap yang merupakan test tabap pertama setelah diadakan proses. Dan hasilnya adalah sebagai berikut. Jika dibandingkan antara pre-test dengan test setelah proses maka hasilnya seperti yang dibawah ini: Tabel 2. Hasil Belajar Siklus I NO.
NAMA SISWA
JUMLAH SKOR
RERATA SKOR
KUALIFIKASI MOTIVASI
1
Ahmad Baidowi
35
2,92
Rendah
2
Alif Ainun Rohman
43
3,58
Tinggi
3
Anggi Anggraini
42
3,50
Tinggi
4
Anis Eki Rohmah
37
3,08
Tinggi
5
Asri Danang Pratiwi
50
4,17
Sangat Tinggi
6
David Nurhadi Rahman
35
2,92
Rendah
7
Deni Hadi P.
34
2,83
Rendah
8
Devi Ayu Febriyanti
35
2,92
Rendah
9
Dita Amalia Wulandari
38
3,17
Tinggi
10
Fitri Ani
39
3,25
Tinggi
11
Imron Rasyidi
34
2,83
Rendah
12
Irma Rahayu Ningtyas
35
2,92
Rendah
13
Khoirul Fawait
34
2,83
Rendah
14
Linata Mestri Rahayu
41
3,42
Tinggi
15
Lutfatun Hikmah
42
3,50
Tinggi
16
Made Arya Jini Setiawan
42
3,50
Rendah
17
Mei Dwi Subekti
44
3,67
Tinggi
18
Minna Anisatun Fatonah
42
3,50
Rendah
19
Moh. Sandi Wahyu Pranata
44
3,67
Tinggi
20
Mohamad Adi Riawan
43
3,58
Tinggi
21
Mohammad Nur Hasani
46
3,83
Tinggi
22
Nila Khoirul Laili
44
3,67
Tinggi
23
Novi Erik Sandi
50
4,17
Sangat Tinggi
24
Pulung Agus Wijaya
33
2,75
Rendah
57
Jurnal PITALOCA Vol. 3 No. 2 Januari 2017
25
Raga Candra Yudiarto
38
3,17
Tinggi
26
Rifqi Risqiana
38
3,17
Tinggi
27
Riyan Hidayah
39
3,25
Tinggi
28
Sahlan Anwari
39
3,25
Tinggi
29
Sandy Dwi Prasetyo
39
3,25
Tinggi
30
Siti Lailis Shoimah
35
2,92
Rendah
31
Siti Latifa Natalia
40
3,33
Tinggi
32
Sri Wahyuningsih
35
2,92
Rendah
33
Sri Wijayanti
44
3,67
Tinggi
34
Teguh Gunawan
44
3,67
Tinggi
35
Tri Susilo
35
2,92
Rendah
36
Wibi Murdi Asto Bangun
44
3,67
Tinggi
37
Yuli Afifah
44
3,67
Tinggi
38
Jefri Hariz Susanto
50
4,17
Sangat Tinggi
37
Ahmad Misbahul Rizky
44
3,67
Tinggi
38
Angga Tamyiz Maulana
47
3,92
Tinggi
1617
134,75
Rata-rata Total Skor
3,37
Tinggi
1. Rerata pencapaian hasil belajar siswa pada pembelajaran siklus 2 =69,2%. Hal ini dapat diartikan bahwa secara umum siswa telah menguasai tujuan pembelajaran siklus 2 dan lebih tinggi dibanding rerata prestasi belajar siswa pada siklus ke-1. 2. Dilihat dari ketuntasan belajar setiap siswa, terdapat 32 siswa yang belajarnya telah tuntas dan masih terdapat 8 siswa yang masih belum tuntas yang nama-namanya dapat dibaca pada Tabel 4.5 tersebut. Ke8 siswa tersebut membutuhkan perhatian ekstra dalam pembelajaran selanjutnya di luar penelitian tindakan kelas ini. 3. Ditinjau dari ketuntasan tujuan pembelajaran, seluruh tujuan pembelajaran telah tuntas, rerata nilai setiap butir lebih dari 62%. Ditinjau dari rerata capaian hasil belajar per kelompok, ternyata kelompok 5 berhasil menduduki peringkat I dengan rerata pencapaian hasil belajar kelompok = 75,6. Kelompok inilah yang berhak mendapatkan hadiah dari peneliti yang diberikan di luar kelas pembelajaran siklus 2 ini. Dari data ini bisa dilihat, setelah diadakan proses belajar mengajar:
58
Ika Yusidha, Meningkatkan Penguasaan Kosa Kata Bahasa Inggris Siswa Kelas XI SMA Negeri 01 Jenggawah Melalui Tiga Phase Pengajaran...
1. Seluruh siswa atau 100 % siswa mengalami peningkatan. Ini berarti pengjaran dengan tiga phase ini cukup efektif. 2. Peningkatan perolehan siswa cukup significant yaitu 72.82 % 3. 11 orang dari 40 siswa, atau 27.5% dari siswa memperoleh peningkatan lebih dari 100% C. Hasil Test Tahap kedua Ujian tahap kedua ini dilakukan pada bulan Oktober 2014. Sedangkan tahap pertama pada bulan September 2014. Berarti jangkawaktunya sekitar 1 bulan. Perbandingan hasil daya serap tahap, sebagai berikut: Tabel 3. Hasil Belajar Siklus II KLP
NO
NAMA SISWA
JLH SKOR
KETUNTASAN BELAJAR YA
1
2
3
4
1
Ahmad Baidowi
84
2
Alif Ainun Rohman
75
3
Anggi Anggraini
69
4
Anis Eki Rohmah
68
5
Asri Danang Pratiwi
69
6
David Nurhadi Rahman
86
7
Deni Hadi P.
69
8
Devi Ayu Febriyanti
68
9
Dita Amalia Wulandari
62
10
Fitri Ani
73
11
Imron Rasyidi
75
12
Irma Rahayu Ningtyas
69
13
Khoirul Fawait
56
14
Linata Mestri Rahayu
75
15
Lutfatun Hikmah
61
16
Made Arya Jini Setiawan
74
17
Mei Dwi Subekti
68
18
Minna Anisatun Fatonah
61
19
Moh. Sandi Wahyu Pranata
74
TIDAK
RERATA NILAI KLP
73,0
71,6
67,2
70,2
59
Jurnal PITALOCA Vol. 3 No. 2 Januari 2017
5
6
7
8
20
Mohamad Adi Riawan
74
21
Mohammad Nur Hasani
82
22
Nila Khoirul Laili
72
23
Novi Erik Sandi
72
24
Pulung Agus Wijaya
82
25
Raga Candra Yudiarto
70
26
Rifqi Risqiana
72
27
Riyan Hidayah
72
28
Sahlan Anwari
60
29
Sandy Dwi Prasetyo
58
30
Siti Lailis Shoimah
76
31
Siti Latifa Natalia
70
32
Sri Wahyuningsih
56
33
Sri Wijayanti
66
34
Teguh Gunawan
63
35
Tri Susilo
65
36
Wibi Murdi Asto Bangun
62
37
Yuli Afifah
56
38
Jefri Hariz Susanto
62
39
Ahmad Misbahul Rizky
72
40
Angga Tamyiz Maulana
69
Jumlah Skor
2626
Jumlah Skor Max
4000
Bobot nilai soal ( Skor ideal )
100
Rerata % Skor Tercapai
69,2
75,6
67,6
64,0
64,2
1. Test yang diadakan setelah 3 bulan dari proses pembelajaran hasil tidak menurun seperti yang diduga semula, tapi meningkat dari 7,76 menjadi 8,15 atau meningkat 15 %.
60
Ika Yusidha, Meningkatkan Penguasaan Kosa Kata Bahasa Inggris Siswa Kelas XI SMA Negeri 01 Jenggawah Melalui Tiga Phase Pengajaran...
2. Dari 40 orang siswa 27 orang atau 67.5 % mengalami peningkatan, 7 orang atau sekitar 17,5 % mengalami penurunan sedangkan 6 orang atau sekitar 15 % hasilnya tetap. KESIMPULAN Berdasarkan hasil paparan data penelitian tindakan kelas ini dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: (1) Pengajaran kosakata melalui tiga tahap pengajaran yang diterapkan di SMA Negeri 01 Jenggawah cukup efektif dan peningkatan perolehan siswa sebelum dan sesudah proses pembelajaran yang cukup bermakana (significant); (2) Peningkatan kosakata melalui pengajaran tiga tahap ini di SMA 01 Jenggawah mencapai 58%; (3) Persentasi daya serap yang diadakan setelah proses belajar mengajar berlansung adalah 77.60 %; (4) Persentase daya serap siswa setelah diadakan penilaian setelah 5 bulan proses belajar mengajar berlansung adalah 81.50%; (5) Berdasarkan data diatas Pengajaran kosakata melalui tiga tahap cukup efektif dan dapat menjadi alternatif untuk pengajaran kosakata.
61
Jurnal PITALOCA Vol. 3 No. 2 Januari 2017
DAFTAR PUSTAKA
Brown, H. Douglas. 2000. Principles of Language Learning and Teaching: Longman Brown, H. Douglas. 1994. Teaching by Principles. Prentice Hall Regents Celce-Murcia, Marianne. 1991. Teaching English as a Second or Foreign Language: Heinle & Heinle Publisher. Edge, Julian. 1993. Essentials of English Language Teaching: Longman Group UK Limited. Harmer, Jeremy, 1995. The Practice of English Language Teaching: Longman. Madya, Suarsih, Developing Standard for EFL in Indonesia as Part of the EFL Teaching Reform, TEFLIN Journal, Vol. 3 (2) Agust 2002 Nunan, David. 1991. Language Teaching Methodology: A Textbook for Teachers. London: Prentice Hall International. (UK) Ltd. Richards, Jack C and Theodore S, Rodgers. 2001. Approaches and Methods as Language Teaching. London; Cambridge University Press. Richards & Renandya, A. Willy, Cambbridge University Press, 2003
62