Meningkatkan Kompetensi Dasar Sistem Penerangan Melalui Contextual Teaching And Learning (Ctl) Dengan Panel Peraga Multifungsi Pada Siswa
Mustaghfirin (10320013) Mahasiswa PTM Otomotif IKIP Veteran Semarang Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kompetensi dasar sistem penerangan kelas XII SMK Sultan Fattah Demak dengan menggunakan metode contextual teching learning (ctl) dengan panel peraga multifungsi dalam meningkatkan kompetensi sistem penerangan kelas XII SMK Sultan Fattah Demak tahun 2011/2012. Penelitian Tindakan Kelas (PTK), dilaksanakan dikelas XII SMK Sultan Fattah Demak yang memiliki 29 siswa. Semoga dengan diadakannya penelitian ini nantinya diharapkan terjadi peningkatan kompetensi, serta penguasaan yang lebih baik siswa pada kompetensi sistem penerangan dan pada akhirnya siswa lulus 100% pada ujian kompetensi kejuruan 2011. Berdasarkan analisis data dapat diketahui bahwa ada peningkatan kompetensi siswa pada kompetensi dasar sistem penerangan setelah diadakan penelitian tindakan kelas di kelas XII SMK Suktan Fattah Demak. Hal ini dapat diketahui pada siklus pertama pada job praktek merangkai dan perbaikan lampu kota, merangkai dan memperbaiki lampu tanda belok, merangkai dan perbaikan lampu kepala belum memenuhi target yang ditetapkan yaitu minimal rata-rata 85 % siswa yang hadir menguasai kompetensi tersebut. Nilai rata-rata kemampuan merangkai sistem penerangan adalah 2,46. Ini belum memenuhi target karena target yang ditetapkan adalah 2,5. Oleh karena itu dapat dikatakan bahwa ketuntasan belajar pada siklus I belum mencapai target yang ditetapkan. Sebagian besar siswa belum dapat merangkai sistem penerangan. Pada siklus kedua didapatkan peningkatan yang signifikan terhadap ketuntasan belajar siswa, seluruh siswa sudah mencapai target yang ditetapkan yaitu minimal rata-rata 85 % siswa yang hadir menguasai kompetensi tersebut. Nilai ratarata kemampuan merangkai sistem penerangan adalah 2,95. Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa ada peningkatan kompetensi dasar sistem penerangan melalui Contextual Teaching and Learning (ctl) dengan panel peraga multifungsi pada siswa kelas XII SMK Sultan Fattah Demak. Peningkatan ini dapat dijadikan modal yang sangat penting bagi siswa demi persiapan menghadapi UKK tahun 2011.
Kata kunci : Contextual Teaching and Learning, Panel peraga multifungsi
PENDAHULUAN Pelajaran kelistrikan otomotif di sekolah menengah kejuruan (SMK) jurusan Teknik Kendaraan Ringan (TKR) meliputi banyak Standar kompetensi dan kompetensi dasar. Diantara kompetensi dasar tersebut adalah memasang sistem penerangan dan wiring kelistrikan, yang meliputi Merangkai dan perbaikan lampu kepala , Merangkai dan perbaikan lampu tanda belok, Merangkai dan perbaikan lampu belakang, Merangkai dan perbaikan lampu kota, Merangkai dan perbaikan lampu lampu rem ,merangkai dan perbaikan sistem klakson. Siswa harus kompeten dalam semua kompetensi tersebut
sehingga dapat melanjutkan ke kompetensi berikutnya yang ada didalam mata pelajaran produktif otomotif. Dalam proses pembelajaran, mengajarkan kompetensi dasar sistem penerangan dan wiring kelistrikan merupakan hal yang susah dan rumit. Didalam kompetensi tersebut mempelajari rangkaian – rangkaian kelistrikan yang sangat komplek, sehingga diperlukan kretifitas guru yang lebih ekstra didalam memberi materi pelajaran tersebut kepada siswa. agar siswa dapat merangkai sistem penerangan dengan membaca wiring kelistrikan yang ada dengan benar. Pada akhirnya diharapkan siswa dapat mempraktekkan apa yang dipelajari pada kondisi yang nyata di kehidupan sehari – hari jika menemukan permasalahan dengan sistem penerangan pada kendaraan. Siswa Kelas XII TKR di SMK Sultan Fattah Demak juga merupakan contoh siswa yang mengalami kesulitan dalam kompetensi dasar
sistem penerangan dan wiring kelistrikan. Mereka
mengungkapkan sulit menerima materi pelajaran yang disampaikan oleh guru mata pelajaran tersebut. Setelah diadakan evaluasi hasilnya beraneka ragam, tetapi relatif kepada kecenderungan mereka menyatakan kompetensi dasar sistem penerangan susah pada membaca wiring kelistrikan,merangkai
dan mengaplikasikannya pada kendaraan. Dari evaluasi tersebut dapat
diketahui bahwa diantara 34 siswa kelas XII TKR didapatkan data sebanyak 21 siswa tidak kompeten , 13 orang kompeten dengan kompetensi dasar sistem penerangan yang disampaikan. Selama ini guru mapel yang mengajarkan kompetensi dasar sistem penerangan dan wiring kelistrikan menggunakan media modul sistem penerangan dan praktek pada sebuah mobil kijang. Dalam modul sistem penerangan tersebut berisi tentang teori atau materi tentang semua komponen sistem penerangan dan wiring diagram kelistrikannya. Siswa diberi arahan untuk mempelajari modul tersebut dengan bantuan guru. Pada waktu praktek guru juga menyampaikan hal - hal yang kurang jelas dengan modul tersebut tentang bagaimana membaca wiring, bagaimana metode pengujian sistem kelistrikan serta memahami alur dari sistem penerangan. Apabila dirasa perlu Selain dengan mempelajari modul, sesekali guru juga menggambar wiring kelistrikannya di papan tulis untuk dijelaskan kepada siswa, siswa diajak proaktif untuk mempelajari wiring diagram dan mengaplikasikannya pada kendaraan praktek. Setelah diadakan evaluasi hasil belajar ternyata diketahui mayoritas siswa belum kompeten dalam kompetensi sistem penerangan tersebut.Ini artinya nilai sistem penerangan masih kurang dari KKM yang ditetapkan yaitu 75. Oleh karena hal tersebut,penulis mencoba berkolaborasi dengan guru mapel tersebut untuk mengembangkan metode penggunaan panel peraga multifungsi untuk meningkatkan kompetensi siswa. Panel peraga multifungsi merupakan panel bantu sistem penerangan yang berfungsi sesuai dengan keadaan nyata pada sistem kendaraan. Panel peraga multifungsi berisi komponen lampu kepala, lampu kota, lampu tanda belok,lampu belakang dan lampu rem serta klakson. Komponen tersebut nantinya bisa berfungsi setelah dirangkai menurut wiring kelistrikannya. Panel
peraga digunakan untuk mempermudah siswa
praktek sistem penerangan. Panel peraga bisa memberikan gambaran yang lebih mudah dimengerti bagi siswa dalam merangkai dan membaca wiring kelistrikan sistem penerangan. Atas dasar tersebut penulis mengadakan penelitian di kelas XII TKR di SMK Sultan Fattah Demak. Penelitian dibantu oleh guru mapel produktif dan dilakukan berupa Penelitian Tindakan Kelas (PTK), di kelas tersebut yang memiliki 29 siswa. Semoga dengan diadakannya penelitian ini nantinya diharapkan terjadi peningkatan kompetensi , serta penguasaan yang lebih baik siswa pada kompetensi sistem penerangan,dan pada akhirnya siswa lulus 100% pada Ujian Kompetensi Kejuruan 2011.
TINJAUAN PUSTAKA Kompetensi Dasar sistem penerangan Kompetensi dasar memasang sistem penerangan dan wiring kelistrikan ,berisikan materi informasi tentang jaringan kabel, saklar pengendali jaringan kelistrikan dan wiring kelistrikan. Pada kompetensi dasar ini memberikan pengetahuan kepada peserta didik tentang komponen – komponen yang dipakai pada sistem kelistrikan body yang meliputi sistem kelistrikan sistem penerangan lampu kepala, lampu kota, sistem tanda klakson , sistem tanda belok dan hazard , sistem lampu rem, sistem lampu belakang dan sistem lampu mundur. Dalam kompetensi dasar ini juga disajikan cara pemasangan sistem kelistrikan body sesuai dengan SOP, agar dalam pemasangan tidak menimbulkan kerusakan pada komponen lainnya. Sistem penerangan (lighting sistem) sangat diperlukan untuk keselamatan pengendara dimalam hari. Sistem penerangan yang dimaksudkan adalah sistem yang dapat/harus dioperasikan pada malam hari agar dapat digunakan untuk membantu memudahkan pengemudi mengoperasikan atau menjalankan mobil dengan sempurna. Juga berfungsi memudahkan pengendara lain atau orang lain yang berada di luar kendaraan mengetahui dengan cepat dan jelas bahwa yang terlihat adalah unit kendaraan tertentu (mobil atau sepeda motor). Selain sistem penerangan juga ada Sistem tanda yaitu kelengkapan kendaraan yang digunakan untuk memberi tanda (merubah arah, memperlambat, bahaya) pada kendaraan lain/orang yang berada di luar kendaraan tanpa harus pengemudi menggunakan gerak anggota badannya sebagai suatu tanda. Kedua sistem tersebut di atas harus ada pada setiap kendaraan bermotor serta harus berfungsi secara sempurna karena kedua sistem tersebut dimaksudkan untuk menjamin keamanan dan keselamatan berkendara, maupun orang lain di luar kendaraan. Contextual Teaching And Learning (Ctl) Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah suatu pendekatan pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka.
Dari konsep tersebut, minimal tiga hal yang terkandung di dalamnya
a. CTL menekankan kepada proses keterlibatan siswa untuk menemukan materi, artinya proses belajar diorientasikan pada proses pengalaman secara langsung. Proses belajar dalam konteks CTL tidak mengharapkan agar siswa hanya menerima pelajaran, akan tetapi proses mencari dan menemukan sendiri materi pelajaran.
b. CTL mendorong agar siswa dapat menemukan hubungan antara materi yang dipelajari dengan situasi kehidupan nyata, artinya siswa dituntut untuk dapat menangkap hubungan antara pengalaman belajar di sekolah dengan kehidupan nyata. Hal ini sangat penting sebab dengan dapat mengorelasikan materi yang ditemukan dengan kehidupan nyata, bukan saja bagi siswa materi itu akan bermakna secara fungsional akan tetapi materi yang dipelajarinya akan tertanam erat dalam memori siswa, sehingga tidak akan mudah dilupakan.
c. CTL mendorong siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan, artinya CTL bukan hanya mengharapkan siswa dapat memahami materi yang dipelajarinya, akan tetapi bagaimana materi pelajaran itu dapat mewarnai perilakunya dalam kehidupan sehari-hari.
METODE PENELITIAN Pendekatan Penelitian Kompetensi sistem penerangan di kelas XII TKR SMK Sultan Fattah termasuk rendah. Melalui analisa yang dilakukan Guru , disimpulkan bahwa rendahnya kompetensi diakibatkan beberapa factor termasuk diantaranya adalah metode pembelajaranya. Metode praktek system penerangan pada kendaraan langsung , modul dan jobsheet dirasa kurang tepat bagi siswa untuk dapat menangkap materi praktek yang disampaikan. Oleh karena itu perlu adanya metode baru agar kompetensi dan hasil belajar siswa dapat meningkat atau bertambah baik. Metode tersebut adalah berupa pembelajaran menggunakan media panel peraga multifungsi system penerangan. Penelitian tindakan kelas (PTK) penulis lakukan terhadap kelas tersebut dengan menggunakan metode baru yaitu praktek
menggunakan panel peraga multifungsi. Siswa diajak merangkai sistem
penerangan dengan cara praktek menggunakan panel peraga bukan pada kendaraan secara langsung . Rangkaian Sistem penerangan di buat oleh siswa sesuai dengan jobsheet yang ada, siswa praktek merangkai system penerangan dengan membaca wiring diagram sistem penerangan yang ada pada modul system penerangan. Siswa dinyatakan kompeten apabila dapat merangkai sistem penerangan sehingga bisa berfungsi dengan tanpa bantuan guru pada saat merangkainya. Subyek Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti juga sebagai guru mapel produktif otomotif aktif di SMK Sultan Fattah Demak yang akan memberikan tindakan kelas dengan siswa XII TKR yang berjumlah 29 siswa . Pada penelitian kali ini Guru juga dibantu oleh guru mapel produktif pendamping sebagai Observer.
Latar Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMK Sultan Fattah Demak tahun ajaran 2011/2012, adapun waktu pelaksaan penelitian mulai tanggal 1 januari 2011 sampai dengan 1 Maret 2011. Adapun waktu pelaksanaan penelitiannya dapat dilihat pada table berikut ini.
Tabel 1. Waktu pelaksanaan No
Kegiatan
Oktober
November
Desember
1 2 3 4 1 2 3 4 1
Persiapan
2
Pengajuan Judul skripsi Penyusunan Proposal Pengumpulan Data Pengolahan data Penyusunan laporan
3 4 5 6
Januari
Februari
Maret
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
x x
x
x x
x
x
X x
x
x x
x
x
x
x
x
x
x x
x x
HASIL PENELITIAN Siklus I a. Tahap perencanaan Peneliti merencanakan siklus 1 tanggal 2 januari 2012. Pada perencanaan peneliti melibatkan guru produktif pendamping juga selaku kepala kejuruan teknik kendaraan ringan untuk merencanakan pelaksanaan praktek, dengan tujuan agar peneliti mendapat bimbingan praktek yang efektif agar pada akhirnya mengetahui dimana letak kesalahan dan kekurangan dalam pelaksanaan praktek nantinya. b. Tahap Pelaksanan Pelaksanaan pembelajaran praktek selama 4 pertemuan yaitu pada tanggal 11,18,25 januari dan 1 februari 2012. Praktek dilaksanakan di bengkel sekolahan. Kegiatan pada siklus I dapat djelaskan seperti dibawah ini Pertemuan 1 Dilaksanakan pada 11 Januari 2012,di Bengkel sekolahan kegiatannya dapat diuraikan sebagai berikut : 1) Guru memulai kegiatan praktek dengan baris, presensi dan guru menyampaikan secara singkat tentang teori bagaimana merangkai system penerangan. Selanjutnya Guru menjelaskan isi jobsheet praktek sistem penerangan,setelah itu guru memberikan kesempatan siswa bertanya
x
mengenai jobsheet yang diberikan, pada kesempatan kali ini Kharis Sukma bertanya tentang bagaimana merangkai sistem tanda belok,Dian Hakim bertanya tentang cara kerja flasher, guru menjawab pertanyaan Kharis Sukma dengan cara mempraktekkan cara merangkai sistem tanda belok dan guru menjelaskan cara kerja flasher untuk menjawab pertanyaan Dian hakim. 2) Guru mempraktekkan cara merangkai system penerangan . Guru menjelaskan cara merangkai berdasarkan wiring kelistrikan yang ada pada modul sistem penerangan. Selain mempraktekkan merangkai guru juga memberikan pemahaman cara merangkai system penerangan berdasarkan metode pemahaman Contextual Teaching And Learning (CTL). Pertemuan II, Dilaksanakan pada tanggal 18 Januari 2012 , di Bengkel sekolahan kegiatannya dapat diuraikan sebagai berikut: 1) Kegiatan praktek dimulai dengan baris,presensi,berdoa. 2) Guru memulai kegiatan praktek dengan memotivasi siswa bahwa pelaksaan praktek ini sebagai latihan uji kompetensi kejuruan kelistrikan bodi dan mendorong setiap siwa agar lebih serius dan sungguh – sungguh mengerahkan kemampuan yang ada dalam melaksanakan praktek sehingga mendapatkan hasil praktek yang maksimal. 3) Satu Grup/kelompok yang belum praktek pada pertemuan sebelumnya melanjutkan kegiatan praktek pada kesempatan ini.Setelah kelompok 6 selesai praktek,kegiatan praktek dilanjutkan dengan praktek secara individu. 4) Siswa melaksanakan kegiatan praktek secara individual. Setiap siswa diberi alokasi waktu 30 menit untuk melaksanakan praktek berdasarkan jobsheet dan report sheet yang ada.Pada pelaksanaan praktek,guru mendampingi dan menilai pelaksanaan kegiatan praktek berdasarkan format penilaian yang sudah disiapkan.Guru pendamping mendampingi siswa praktek jobsheet yang lain. 5) Siswa melaksanakan sesuai urutan absensi yang ada,semua siswa melaksanakan kegiatan praktek sampai semua waktu jam pelajaran praktek habis. 6) Pada kesempatan kali ini sebanyak 10 siswa selesai melaksanakan praktek.Siswa yang lain menunggu kesempatan pada jam pelajaran praktek minggu depannya. 7) Kegiatan praktek selesai, guru memberikan beberapa pengarahan dan kesimpulan, presensi,dan berdo’a. Pertemuan III Dilaksanakan pada tanggal 25 Januari 2012, di Bengkel sekulahan kegiatnnya dapat diuraikan sebagai berikut: 1) Guru memulai dengan berdoa,presensi dan menyampaikan beberapa hal tentang kekurangan pelaksanaan praktek pada minggu yang kemarin. 2) Siswa melanjutkan kegiatan praktek individu, 3) Guru menilai kegiatan praktek berdasarkan format penilaian yang ada.
4) pada kesempatan praktek kali ini praktek dilaksanakan melebihi jam pelajaran pulang ( jam 14.15) untuk menyelesaikan kegiatan praktek. Kegiatan pelajaran selesai pukul 15.30 sore dan Sebanyak 13 siswa selesai melaksanakan praktek. 5) Pada pertemuan kali ini sebanyak 13 siswa yang melaksanakan praktek dapat menyelesaikan jobsheet dengan baik,dengan hasil seperti pada lampiran 6. 6) Kegiatan praktek selesai guru menyimpulkan ,absensi dan berdo’a. Pertemuan IV Dilaksanakan pada tanggal 1 Februari 2012, di Bengkel sekulahan kegiatnnya dapat diuraikan sebagai berikut : 1) Guru memulai dengan berdoa,presensi dan menyampaikan beberapa hal tentang pelaksanaan praktek pada pertemuan kali ini.. 2) Siswa melanjutkan kegiatan praktek individu, 3) Guru menilai kegiatan praktek berdasarkan format penilaian yang ada. 4) Pada kesempatan praktek kali ini sebanyak 6 siswa selesai melaksanakan praktek.Kegiatan praktek selesai pukul 15.30 sore 5) 6 siswa yang melaksanakan praktek mendapatkan hasil yang berbeda-beda, 2 siswa mendapatkan hasil yang baik dan 4 siswa banyak membutuhkan bantuan dalam melaksanakan praktek merangkai lampu kepala. 6) Kegiatan praktek selesai guru menyimpulkan ,absensi dan berdo’a. c. Observasi dan Evaluasi Adapun proses belajar praktek mengacu pada skenario pembelajaran yang telah dibuat dalam rencana pelaksanaan pembelajaran yang telah teruraikan . Observasi dilakukan pada saat proses pembelajaran praktek berlangsung menghasilkan data form penilaian. Pada kegiatan merangkai sistem penerangan ini,merangkai dan perbaikan lampu kepala menjadi job praktek yang mendapatkan hasil yang kurang maksimal.siswa mengalami kesulitan dalam merangkai rangkaian lampu kepala menggunakan relay,selain itu banyak juga siswa yang tidak tepat dan terbalik dalam merangkai lampu dekat dan lampu jauh,dimana terdapat kode 56a untuk lampu jauh serta 56b untuk lampu dekat.Pada kesempatan penilaian praktek kali ini,sebanyak 15 siswa masih membutuhkan banyak bantuan dalam merangkai lampu kepala,terutama pada merangkai relay dan 10 orang sedikit membutuhkan bantuan dalam merangakai lampu kepala serta hanya 4 siswa yang dapat merangkai lampu kepala secara benar tanpa membutuhkan bantuan. d. Tahap refleksi Berdasarkan pelaksanaan kegiatan pada siklus I didapatkan bahwa sebanyak siswa 29 mengikuti praktek dengan hasil sebagai berikut: 1) Merangkai dan perbaikan lampu kepala Pada Merangkai lampu kepala siswa masih kesulitan dalam merangkai rangkaian sehingga system lampu kepala tidak dapat menyala, Siswa yang masih membutuhkan banyak bantuan
dalam merangkai lampu kepala. Siswa rata – rata keliru pada menentukan lampu dekat 56b dan lampu jauh 56a.Pada praktek kali ini diketahui sebanyak 15 siswa masih membutuhkan banyak bantuan dalam merangkai lampu kepala. 2) Merangkai dan perbaikan lampu tanda belok Berdasarkan penilaian yang dilakukan selama praktek dapat diperoleh data sekitar 72 % dari siswa banyak membutuhkan bantuan dalam merangkai lampu tanda belok. Siswa mengalami kesulitan pada pemasangan atau merangkai flasher terhadap saklar kombinasi dan lampu itu sendiri. Hal ini berarti pada merangkai lampu tanda belok perlu perhatian lebih agar siswa dapat merangkai lampu tanda belok. 3) Merangkai dan perbaikan lampu belakang Data yang diperoleh tercatat 93 % atau 27 siswa sudah bisa merangkai lampu belakang dan ada 2 siswa yang masih banyak membutuhkan bantuan dalam merangkai lampu belakang. 4) Merangkai dan perbaikan lampu kota Pada Merangkai lampu kota sebanyak 79 % dari 29 siswa sudah bisa merangkai lampu kota dan tinggal 6 siswa yang banyak membutuhkan bimbingan dalam merangkai lampu kota alias 6 siswa kurang paham pada merangkai lampu kota.Kesulitan siswa dalam merangkai terutama pada bagaimana merangkai relay.Pemasangan terminal pada relay yang berjumlah 4 terminal,30,85,86 dan 87 kebanyakan pada terbalik merangkainya. 5) Merangkai dan perbaikan lampu lampu rem Dari data diperoleh 96 % siswa sudah dengan baik bisa merangkai lampu rem. Hasil ini sudah bagus , 1 orang siswa yang belum bisa merangkai dan ini membutuhkan perhatian agar siswa ini juga bisa merangkai lampu rem. 6) Merangkai dan perbaikan system klakson Pada praktek merangkai klakson atau bel, semua siswa dapat merangkai rangkainya atau 100% siswa kompeten dan dapat merangkai system klakson. Hal ini merupakan hal yang baik dan butuh perhatian agar merambat ke kompetensi yang lain. 100 80 60 40 20 0
72 93
79
96
100
48
0
Gambar 1. Grafik indicator pencapaian belajar siswa Siklus I
Dikarenakan pencapaian target yang ditentukan belum tercapai yaitu 85 % hanya tercapai 81 % terjadi karena ada beberapa Kendala. Siklus II a. Tahap perencanaan Pada Siklus II ini guru memperbaiki kekurangan berdasarkan rekomendasi dar siklus I, yaitu dengan mengadakan beberapa langkah kegiatan: 1) Tanggal 3 Februari 2012,mengedit,merevisi Jobsheet praktek system penerangan berdasarkan rekomendasi siklus I, Jobhseet diperbaiki, diberi keterangan yang jelas dan lengkap tentang cara pemeriksaan relay, flasher,serta saklar kombinasi.memeriksa kontinuitas menggunakan range 1 ohm pakai multitester.Memeriksa kontinuitas saklar,arah dari tiap sambungan pada terminal relay dan flasher.Selain itu pada jobsheet diberi keterangan yang lebih rinci tentang cara merangkai sistem penerangan . 2) Tanggal 3 Februari 2012,malam harinya memfotocopy jobsheet yang sudah direvisi sejumlah siswa praktek ,yaitu 29 buah jobsheet sebagai pegangan siswa.Selain itu juga memfotocopy blangko report sheet praktek system penerangan yang berisi 2 lembar , sejumlah 29 buah sebagai laporan siswa.Memfotocopy format penilaian praktek system penerangan, sebanyak 29 buah sebagai pegangan guru. 3) Tanggal 6 februari 2012, membuat skenario praktek sistem penerangan, sesuai dengan rekomendasi
dari
siklus
I.
Pada
kesempatan
ini
dibuat
cara
bagaimana
menyampikan,menerangkan jobsheet secara rinci , Penekanan penjelasan pada terminal pada relay yaitu terminal 30 disambung positif baterei,85 disambung negatif baterei,86 disambung input(saklar kombinasi) dan 87 disambung output(beban) cara merangkai sistem penerangan dijelaskan dengan jelas pada jobsheet.Siswa merangkai berdasarkan jobsheet yang sudah direvisi tentang bagaimana merangkai menggunakan flasher dan relay. Kemudian mengeprint lembar Observasi penilaian tindakan pada siklus II, dan mengeprint lembar Observasi untuk guru/kolaborator untuk mengetahui kondisi pembelajaran di kelas pada siklus II. 4) Tanggal 7 Februari 2012, mempersiapkan panel peraga multifungsi seluruh
komponen
sistem
penerangan
,
setiap
( 1 unit) . Mengecek komponen
,saklar
kombinasi,bateri,flasher,relay,lampu, dicek dengan teliti apakah masih berfungsi dengan baik atau tidak, pada kesempatan ini guru menyolder 5 jebit buaya karena sambungannya yang terlepas.
Setelah
selesai
kemudian
Mempersiapkan,membersihkan
bengkel
tempat
praktek.Bengkel disapu karena banyak kertas dan bekas – bekas sisa makanan yang tercecer dimana – mana. 5) Masih di tanggal tanggal 7 Februari 2012 , guru mempersiapkan alat dan bahan
b. Tahap pelaksanaan Adapun pelaksanaan pembelajaran praktek selama 3 pertemuan pada tanggal 8,15,dan 22 februari 2012. Praktek seperti pada siklus I tetap dilaksanakan di bengkel sekolahan. c. Observasi dan Evaluasi Proses belajar dan praktek yang mengacu pada rencana pembelajaran menggunakan panel peraga multifungsi system penerangan menggunakan Jobsheet yang telah disiapkan dapat berjalan dengan baik.Observasi yang dilakukan pada saat proses pelaksanaan praktek berlangsung menghasilkan fakta bahwa semua kompetensi system penerangan meningkat hasil belajarnya pada siklus II. Pada siklus II job merangkai lampu kepala mendapatkan hasil yang meningkat signifikan disbanding siklus I.Hanya terdapat 4 siswa yang sedikit membutuhkan bantuan dalam merangkai system lampu kepala.Mereka salah pada merangkai flasher dimana tertukar antara input dan output flasher,setelah rangkaiannya dipindah input dan outputnya rangkaian lampu kepala dapat berfungsi dengan baik.25 Siswa yang lain dapat merangkai system lampu kepala dengan baik. Merangkai tanda belok sudah tidak menjadi masalah lagi pada siklus II,terbukti 27 siswa dapat merangkai lampu tanda belok dan hanya ada 2 siswa yang membutuhkan sedikit bantuan dalam merangkai lampu tanda belok,mereka salah pada penyambungan kabel dari saklar kombinasi ke fasher.setelah dibimbing sedikit akhirnya rangkaian lampu tanda belok pun dapat berfungsi. Hasil siklus II pada merangkai lampu kota sangat baik.Dari keseluruhan siswa hanya ada satu siswa yang sedikit membutuhkan bimbingan dalam merangkai lampu kota.Siswa ini hanya sedikit bingung untuk merangkai,lampu kota kiri hidup dan yang kanan mati,setelah dibimbing guru,lampu yang kanan bias hidup,hal ini karena siswa salah pada meletakkan minus baterei. d. Tahap refleksi Berdasarkan pelaksanaan kegiatan pada siklus II didapatkan bahwa sebanyak siswa 29 mengikuti praktek dengan hasil sebagai berikut: 1) Merangkai dan perbaikan lampu kepala Pada Merangkai lampu kepala ada siswa yang masih sedikit membutuhkan bantuan dalam merngkai system lampu kepala, Jumlahnya 4 siswa . Mereka mengungkapakn lupa dengan kode lampu jauh dan dekat. Kesulitan ini pada kesempatan setelah praktek dijelaskan dengan baik dan kesulitannya siswa dapat terselesaikan. 2) Merangkai dan perbaikan lampu tanda belok Berdasarkan penilaian yang dilakukan pada praktek lampu tanda belok ada 2 siswa yang sedikit membutuhkan bantuan dalam merangkai lampu tanda belok.Mereka keliru pada pemasangan flasher.Setelah dijelaskan lagi kedua siswa tersebut akhirnya mengerti dengan baik dan benar cara merangakai lampu tanda belok. 3) Merangkai dan perbaikan lampu belakang
Pada kesempatan siklus kedua ini 100% siswa dapat merangkai rangkaian lampu belakang.Hal ini berarti ketuntasan belajarnya maksimal karena seluruh siswa berhasil dengan baik dalam merangkai lampu belakang. 4) Merangkai dan perbaikan lampu kota Pada Merangkai lampu kota ada satu siswa yang sedikit butuh bantuan dalam merangkai lampu kota.Hal ini dapat terselesaikan setelah kesulitan siswa tersebut yaitu tentang rangkaian lmpu kota dapat dijelaskan dengan baik. 5) Merangkai dan perbaikan lampu lampu rem Dari data diperoleh 100 % siswa sudah dengan baik bisa merangkai lampu rem. Hasil ini bagus sebagai persiapan siswa menghadapi UKK akhir februari nanti. 6) Merangkai dan perbaikan system klakson Pada praktek merangkai klakson atau bel, semua siswa dapat merangkai rangkainya atau 100% siswa kompeten dan dapat merangkai system klakson. 100 80 60 40 20 0
Gambar 2. Grafik indikator pencapaian belajar siswa siklus II Pada Gambar grafik diatas ditunjukkan bahwa sudah 100% siswa tuntas belajar, melampaiu indicator pencapaian 85% siswa.Keberhasilan pada siklus II ini terkait dengan usaha guru yang sungguh – sungguh dalm memberikan materi praktek dan usaha siswa yang maksimal sebagai upaya menyongsong Ujian Kompetensi Kejuruan.Dikarenakan pencapaian target yang ditentukan sudah tercapai dengan hasil yang maksimal.maka penelitian ini dilakukan sampai siklus II,karena indicator yang ingin dicapai sudah memenuhi keinginan yaitu 85% dan pencapaiannya 100%.Penelitian tindakan kelas ini dinyatakan berhasil.Jadi terbukti bahwa contextual teaching and learning (ctl) dengan panel peraga multifungsi meningkatkan kompetensi dasar sistem penerangan pada siswa kelas XII SMK Sultan Fattah Demak .
KESIMPULAN Berdasarkan deskripsi setting penelitian,hasil dan pembahasan siklus I dan siklus II Penelitian Tindakan kelas pada bab IV, maka dapat disimpulan bahwa : 1. Contextual teaching and learning (ctl) dengan panel peraga multifungsi
dapat meningkatkan
kompetensi sistem penerangan kelas XII SMK Sultan Fattah Demak. Dengan menggunakan metode pembelajaran modeling,tanya jawab,komunitas belajar,inkuiri,refleksi,dan penilaian otentik pada praktek kompetensi dasar sistem penerangan yang merupakan komponen pembelajaran Contextual teaching and learning (ctl) kompetensi dasar siswa kelas XII SMK Sultan Fattah Demak menjadi meningkat. 2. Contextual teaching and learning (ctl) dengan panel peraga multifungsi mengambil peranan sangat penting dalam meningkatkan kompetensi sistem penerangan kelas XII SMK Sultan Fattah Demak. Hal ini dapat diketahui dari seluruh siklus PTK yang dilakukan komponen pembelajaran CTL , modeling, tanya jawab, komunitas belajar, inkuiri,refleksi dan penilaian otentik memberikan pemahaman yang sangat besar bagi siswa dalam melaksanakan praktek merangkai sistem penerangan serta membuat siswa dapat mengisi report sheet dengan benar sebagai acuan mendapatkan penilaian kompetensi dasar sistem penerangan.
DAFTAR PUSTAKA Admin, 2009. Alat Peraga Pembelajaran. From : (http://gurupembaharu.com/pembelajaran_/proses/alat-peraga-pembelajaran), 3 Februari 2010. Akhmad Sudrajat, 2008. Strategi Pembelajaran, http: // akhmadsudrajat. Wordpress.com. Arief, 2009. Alat Peraga Pengajaran. From : (http://basyaworld.blogspot.com/2009/02/rangkumanbuku-dasar-dasar-proses.html), 3 Februari 2010. Arikunto, Suharsimi. 2007. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rieneka Cipta. Drs. Sukma Tjatur W. 2000. Memperbaiki Kerusakan Pada Sistem Penerangan dan Sistem Tanda. SMK : PPPGT VEDC Malang. H. Mulyadi HP. 2010. Membuat Judul Dalam Penelitian tindakan Kelas / Sekolah. Departemen Pendidikan Nasional Ditjen Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan : Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan Jawa Tengah. Jama, Jalius. 2008. Teknik Sepeda Motor Jilid I. Jakarta. Direktorat Pembinaan SMK. Nurdin. 2009. Implementasi Pendekatan ctl (contextual yeaching and learning) Dalam Meningkatkan Hasil Belajar. Jurnal Administrasi Pendidikan Vol. IX. Pannen Paulina; Dina Mustafa. 2011. Konstrukstivisme dalam pembelajaran : PAU-PPAI. Sudrajat Achmad. 2008. Pembelajaran. On-line. Aksara. Jakarta : Depdiknas. Suharyadi. 2009. Perbaikan Rangkaian Kelistrikan dan Pengaman. SMK N 2 Sukoharjo. Sulistyanto. 2009. Penerapan Pendekatan Pembelajaran contextual teaching and learning (ctl) disertai lembar kerja siswa untuk meningkatkan proses dan hasil belajar biologi siswa kelas VII A SMP
N 1 Kemusu Boyolali tahun pelajaran 2008/2009. From : (http://etd.eprints.ums.ac.id/4191/), 3 April 2012. Teguh Setiawan. 2009. Peningkatan Sistem Pengapian Engine dengan Pendekatan Contekstual Teaching and Learning Berbasis Media Realia Pada Siswa Kelas XI Otomotif SMK Negeri 1 Ampel Gading. From : (http://etd.eprints.ums.ac.id/4191/), 15 Mei 2012.