MENINGKATKAN KETERAMPILAN MOTORIK HALUS MELALUI PEMBELAJARAN SENI MELIPAT ORIGAMI (Penelitian Tindakan Kelas di Kelompok B2 TK Sandhy Putra Telkom)
JURNAL SKRIPSI
Oleh : Weni Purnama Sari A1I011044 Pembimbing: 1. Drs. Sri Saparahayuningsih, M.Pd. 2. Mona Ardina, S.Psi. M.Si.
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN ANAK USIA DINI JURUSAN ILMU PENDIIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS BENGKULU 2015
JURNAL SKRIPSI PENELITIAN TINDAKAN KELAS PAUD
i
MENINGKATKAN KETERAMPILAN MOTORIK HALUS MELALUI PEMBELAJARAN SENI MELIPAT ORIGAMI (Penelitian Tindakan Kelas di Kelompok B2 TK Sandhy Putra Telkom) ABSTRAK Permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah dengan pembelajaran seni melipat origami dapat meningkatkan keterampilan motorik halus. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan motorik halus melalui pembelajaran seni melipat origami. Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas, yang dilaksanakan sebanyak dua siklus dan setiap siklus tiga kali pertemuan. Subjek dalam penelitian ini adalah anak kelompok B2 Taman Kanakkanak Sandhy Putra Telkom yang berjumlah 13 orang anak yang terdiri dari 6 orang anak laki-laki dan 7 orang anak perempuan. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui observasi dan dokumentasi. Hasil penelitian ini terbukti bahwa melalui pembelajaran seni melipat origami dapat meningkatkan keterampilan motorik halus anak, rata-rata keterampilan motorik halus anak di akhir penelitian berada pada kedudukan 4,3. Dari hasil penelitian ini dapat direkomendasikan pada guru PAUD untuk meningkatkan keterampilan motorik halus melalui pembelajaran seni melipat origami secara tepat. Kata kunci: Keterampilan Motorik Halus, Pembelajaran Seni Melipat Origami. ABSTRACT Problem in this research is whether by learning the art of folding origami can improve fine motor skills. This research aims to improve fine motor skills through learning the art of folding origami. Type of research is a classroom action research, conducted by two cycles and each cycle of three meetings. Subjects in this research were children in group B2 TK Sandhy Putra Telkom amounted to 13 children consisting of 6 boys and 7 girls. Data collecting in this research is done through observation and documentation. The results of the research proved that through learning the art of folding origami can improve fine motor skills, the average fine motor skills of children at the end of this research 4,3. From the results of the research can be recommended in early childhood teachers, to improve fine motor skills through learning the art of origami to fold properly. Keywords: Fine Motor Skills, Learning The Art of Folding Origami. PENDAHULUAN Peningkatan keterampilan motorik halus anak usia dini melalui pembelajaran seni melipat origami dianggap penting karena, menurut Schickedanz, dkk (dalam Suyanto, 2005:131) pembelajaran seni untuk anak TK bermanfaat untuk mengembangkan keterampilan motorik anak. Hal yang sama juga dikemukakan oleh Redaksi Kawan Kita (2013:4) manfaat dari JURNAL SKRIPSI PENELITIAN TINDAKAN KELAS PAUD
1
melipat origami yaitu, dapat meningkatkan keterampilan motorik halus anak, anak terbiasa membaca istruksi yang harus dilakukannya, melatih dan meningkatkan persepsi visual dan spasial anak, anak akan terbiasa dengan keakuratan menyangkut bentuk dan ukuran, melatih kemampuan konsentrasi anak, mengenalkan hewan dan lingkungan hidup. Kondisi keterampilan motorik halus pada anak kelompok B2 TK Sandhy Putra Telkom dapat terlihat pada keterampilan motorik halus anak dalam pembelajaran seni melipat origami. Pada kegiatan tersebut , anak belum dapat melipat origami dengan benar dan tepat, pada kegiatan pembelajaran seni melipat origami , anak belum mampu melipat origami dengan lebih rapi, anak belum mampu mengkreativitaskan hasil lipatan, bukan itu saja kegiatan pembelajaran yang sering diberikan oleh guru kurang diperhatikan oleh anak karena dalam pembelajarannya guru kurang memperhatikan dan membimbing anak secara baik. Selain itu dalam mengembangkan motorik halus, guru masih minim menggunakan kegiatan seni melipat origami. Dengan adanya permasalahan yang ditemukan di TK Shandy Putra Telkom yakni masih belum berkembangnya keterampilan motorik halus dengan baik, maka dibutuhkan pembelajaran yang keratif, inovatif, dan bermakna bagi anak agar anak dapat mengembangkan keterampilan motorik halusnya tersebut. Oleh karena itu dengan pentingnya motorik halus terhadap kehidupan dan perkembangan anak, peneliti menerapkan suatu kegiatan yang menyenangkan serta tidak membosankan bagi anak. Kegiatan tersebut yakni dengan pembelajaran seni melipat origami. Sesuai dengan latar belakang masalah maka dapat diidentifikasi dalam penelitian ini yaitu: 1. Pada kegiatan pembelajaran anak belum dapat melipat origami dengan benar dan tepat . 2. Pada kegiatan pembelajaran seni melipat origami , anak belum mampu melipat origami dengan lebih rapi. 3. Anak belum mampu melipat origami dengan menggunakan kreativitas hasil lipatan. 4. Kegiatan pembelajaran yang sering diberikan oleh guru kurang diperhatikan oleh anak, karena dalam pembelajarannya guru kurang memperhatikan dan membimbing anak secara baik. Dalam mengembangkan motorik halus pada anak, guru masih minim menggunakan kegiatan pembelajaran seni melipat origami. Agar penelitian ini lebih jelas maka peneliti membatasi beberapa hal yaitu : 1. Penelitian ini di batasi pada usia 5-6 tahun yang berada pada anak kelompok B. 2. Keterampilan motorik halus dibatasi pada seni melipat origami Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah melalui keterampilan seni melipat origami dapat meningkatkan keterampilan motorik halus pada anak kelompok B di TK Sandhy Putra Telkom Kota Bengkulu?”
JURNAL SKRIPSI PENELITIAN TINDAKAN KELAS PAUD
2
Menurut Magill (1989:11) Keterampilan motorik halus (fine motor skill) merupakan keterampilan yang memerlukan kontrol dari otot kecil dari tubuh untuk mencapai tujuan dari keterampilan. Secara umum keterampilan motorik halus meliputi koordinasi mata dan tangan keterampilan ini membutuhkan kecermatan yang tinggi. Contoh motorik halus adalah: melukis, menjahit, dan mengancingkan baju. Sedangkan menurut Rahyubi (2012:222) aktivitas motorik halus didiefinisikan sebagai keterampilan yang memerlukan kemampuan untuk mengoordinasikan atau mengatur otot-otot kecil/halus. Misalnya, berkaitan dengan gerakan mata dan tangan yang efisien, tepat dan adaftif seperti memindahkan benda dari tangan, mencoret-coret, menyusun balok, menggguting, menulis, dan sebagainya. Sumantri (2005:146) menjelaskan bahwa tujuan keterampilan motorik halus di usia 4-6 tahun adalah anak : 1. Mampu mengembangkan kemampuan motorik halus yang berhubungan dengan keterampilan gerak kedua tangan. 2. Mampu menggerakkan anggota tubuh yang berhubungan dengan gerak jari jemari: seperti kesiapan menulis, menggambar dan memanipulasi benda-benda. 3. Mampu mengkoordinasikan indera mata dan aktivitas tangan. 4. Mampu mengendalikan emosi dalam beraktivitas motorik halus. Menurut Suyanto (2005:131) seni sebagai media untuk mengekspresikan diri, dalam kegiatan seni anak-anak dapat menyatakan perasaannya. Oleh karena itu menurut M. Amanuma dalam Danandjaja dalam Rahmawati (2014:5) mengemukakan bahwa origami adalah seni melipat kertas berbagai bentuk. Hal yang sama juga dikemukakan oleh Bilhaque (2013: 3) origami adalah seni melipat kertas yang berasal dari jepang dan sudah ada ratusan tahun yang lalu. Sedangkan menurut Sumanto, (2005:99) melipat atau origami adalah suatu teknik berkarya seni/ kerajinan tangan yang umumnya dibuat dari bahan kertas dengan tujuan untuk menghasilkan aneka bentuk main, hiasan, benda fungsional, alat peraga dan kreasi lainnya. Menurut Rahmawati (2014:5) origami dalam bahasa jepang berarti melipat kertas. Berasal dari gabungan kata ori yang artinya melipat, dan kami yang artinya kertas. Ketika dua kata tersebut digabungkan, kata kami berubah menjadi gami namun tidak mengubah arti. Berkaitan dengan kegiatan melipat Karmachela (2008: 1) berpendapat, seni melipat kertas ini merupakan seni yang sangat cocok bagi anak karena origami melatih keterampilan tangan anak, juga kerapian dalam berkreasi. Selain itu anak akan terbiasa untuk menciptakan hal baru atau inovasi. Menurut Bilhaque (2013:3) origami dapat menambah kreatifitas seni dan kerajinan untuk anak-anak yang dinikmati oleh anak-anak yang suka membuat sesuatu dari bahan kertas. Ishak (2006: 44) menjelaskan “belajar melipat pada anak dilakukan dengan beberapa tahap”. Berdasarkan menu pembelajaran bagi anak usia dini tingkat kesulitan melipat dikelompokkan berdasarkan usia: 1. Untuk usia 2-3 tahun anak diharapkan dapat melipat media sembarangan,
JURNAL SKRIPSI PENELITIAN TINDAKAN KELAS PAUD
3
2.
Usia 3-4 tahun, anak diharapkan dapat melipat dengan berbagai bentuk (tidak beraturan). Pada tahap ini anak diberi kebebasan untuk melipat dengan sesuka hati mereka, 3. Pada usia 4-5 tahun, anak diharapkan dapat melipat media lebih dari satu lipatan. Pada usia ini anak sudah mampu mengikuti petunjuk sederhana. 4. Untuk usia 5-6 tahun, anak diharapkan dapat melipat media sampai menjadi suatu bentuk. Dari uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa kegiatan melipat pada anak usia dini dilakukan secara bertahap sesuai dengan perkembangan usia, karena salah satu syarat perkembangan motorik halus pada anak ditentutan pada perkembangan usia anak, dimana anak sudah dapat mengingat contoh-contoh yang telah diberikan guru dengan model-model lipatan. Menurut Sumanto (2005:102) langkah kerja dalam melipat origami yaitu : a. Tahap Persiapan, dimulai dengan menentukan bentuk,ukuran dan warna kertas yang digunakan untuk melipat. Dipersiapkan juga bahan pembantu dan alat yang diperlukan sesuai model yang akan dibuat. b. Tahap Pelaksanaan, yaitu membuat lipatan tahap demi tahap sesuai gambar pola (gambar kerja) dengan rapi menurut batas setiap tahapan lipatan sampai selesai. c. Tahap Penyelesaian, yaitu melengkapi bagian-bagian tertentu pada hasil lipatan. Contoh untuk lipatan model binatang dapat ditambahkan bentuk mulut, hidung, telinga, kesan kulit binatang dan hiasan lainnya. Menurut peneliti motorik halus anak sangat harus diperhatikan terutama pada kelenturan jari-jemari tangan anak yang erat kaitannya dengan kegiatan-kegiatan pembelajaran yang lainnya seperti menulis. Motorik halus anak perlu ditingkatkan terutama melalui pembelajaran seni melipat origami. Kaitannya motorik halus dengan seni melipat origami adalah untuk meningkatkan motorik halus selalu adanya rangsangan berulang-ulang guna merangsang daya ingat bagi anak usia dini dalam mengkoordinasikan mata dan tangan. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Arikunto, dkk (2009:3) penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di TK Sandhy Putra Telkom yang berada di jalan Kolonel Berlian No. 51 Kampung Cina Kota Bengkulu. TK Sandhy Putra Telkom ini memiliki 4 orang guru yang terdiri dari 1 kepala sekolah, dan 3 orang guru kelas. Subjek yang diteliti dalam Penelitian Tindakan Kelas ini adalah anak kelas B2 TK Sandhy Putra Telkom yang berjumlah 13 anak, yang terdiri atas 6 anak putra dan 7 anak putri. Untuk mengetahui keefektifan suatu metode dalam kegiatan pembelajaran, perlu dilakukan analisis data. Pada saat penelitian tindakan kelas ini, digunakan deskriptif komparatif, yaitu membandingkan nilai kondisi awal nilai siklus 1 dibandingkan dengan nilai siklus 2 dan nilai kondisi awal dibandingkan dengan kondisi akhir. Analisis data dilakukan pada saat proses JURNAL SKRIPSI PENELITIAN TINDAKAN KELAS PAUD
4
anak pada saat melipat origami menjadi berbagai bentuk, sehingga digunakan lembar penilaian untuk mendapatkan data yang akurat pada anak kelompok B2 TK Sandhy Putra Telkom Kota Bengkulu dalam meningkatkan keterampilan motorik halus melalui seni melipat origami dengan menggunakan rumus. Untuk melihat peningkatan hasil data guru dan anak, serta data observasi aktivitas belajar anak secara klasikal dan perorangan. HASIL DAN PEMBAHASAN hasil analisis data observasi anak dan guru dari pertemuan pertama sampai ketiga merupakan gambaran aktivitas anak dan guru dalam mengikuti pembelajaran dalam pelaksanaan pembelajaran dengan meningkatkan keterampilan motorik halus anak melalui pembelajaran seni melipat origami dengan aspek yang diteliti yaitu : aspek ketepatan, kerapian, dan kreativitas. Hasil pengamatan pembelajaran seni melipat origami pada siklus I, dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 1 Rekapitulasi Hasil Pengamatan Keterampilan Motorik Halus Anak Melalui Pembelajaran Seni Melipat Origami pada Siklus I Pertemuan Pertemuan Pertemuan I II III Kriteria Penilaian F % F % F % Baik Sekali Baik 2 15 4 31% 5 38% Cukup 4 31 7 54% 8 62% Kurang 6 46 2 15% Kurang Sekali 1 8 Jumlah 13 100% 13 100% 13 100% Nilai rata-rata skor 2,6 3,2 3,5 Ketuntasan belajar 52% 64% 70% Indikator Belum Tuntas Belum Tuntas Belum Tuntas keberhasilan Berdasarkan Tabel 1, data hasil pengamatan menunjukkan bahwa, hasil pengamatan keterampilan motorik halus melalui pembelajaran seni melipat origami pada pertemuan 1 dengan nilai rata-rata skor yaitu 2,6 berada pada ketuntasan belajar yaitu 52% dengan indikator keberhasilan “Belum Tuntas”. Pada pertemuan ke 2 dengan nilai rata-rata skor yaitu 3,2 berada pada ketuntasan belajar yaitu 64% dengan indikator keberhasilan “Belum Tuntas”. Pada pertemuan ke 3 dengan nilai rata-rata skor yaitu 3,5 berada pada ketuntasan belajar yaitu 70% dengan indikator keberhasilan “Belum Tuntas”. Dari penjelasan tentang data hasil pengamatan di atas, dapat diketahui bahwa, mulai ada peningkatan terhadap keterampilan motorik halus anak pada pertemuan pertama hingga pertemuan ketiga. Akan tetapi, ketiga pertemuan tersebut belum mencapai kriteria ketuntasan belajar 75%. Berdasarkan data hasil pengamatan di atas, peneliti melakukan analisis data yang disajikan dalam tabel di bawah ini. JURNAL SKRIPSI PENELITIAN TINDAKAN KELAS PAUD
5
Tabel. 2. Analisis Data Hasil Observasi Keterampilan Motorik Halus Anak Siklus I
No
Aspek yang Diamati
1 Ketepatan 2 Kerapian 3 Kreativitas Jumlah/Rata-rata
Nilai rata-rata aspek Keterampilan Motorik Halus Siklus 1 Rata-rata Pertemuan Pertemuan Pertemuan 1 2 3 2,5 3,2 3,5 3,1 2,5 3,1 3,4 3 2,7 3,3 3,8 3,3 2,6 3,2 3,6 3,1
Kriteria Penilaian
Keterangan
Cukup Cukup Cukup Cukup
Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat
Berdasarkan Tabel 2., dapat diketahui bahwa, antara pertemuan 1,2 dan 3 pada siklus I sudah mengalami peningkatan disetiap aspek keterampilan motorik halus anak. Adapun skor rata-rata pada siklus I yaitu 3,1 nilai tersebut berada pada kisaran 2,6-3,5 yang memiliki kriteria “Cukup”. Berdasarkan hasil analisis data observasi anak siklus II dari pertemuan pertama sampai ketiga dalam pelaksanaan pembelajaran dengan meningkatkan keterampilan motorik halus melalui pembelajaran seni melipat origami. Hasil pengamatan pembelajaran seni melipat origami pada siklus I, dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 3 Rekapitulasi Hasil Pengamatan Keterampilan Motorik Halus Anak Melalui Pembelajaran Seni Melipat Origami pada Siklus II Kriteria Penilaian Baik Sekali Baik Cukup Kurang Kurang Sekali Jumlah Nilai rata-rata skor Ketuntasan belajar Indikator keberhasilan
Pertemuan I Pertemuan II Pertemuan III F % F % F % 1 8% 4 31% 9 69% 10 77% 8 61% 4 31% 2 15% 1 8% 100 13 13 100% 13 100% % 3,9 4,1 4,3 78% 82% 86% Tuntas
Tuntas
Tuntas
Berdasarkan Tabel 3, data hasil pengamatan menunjukkan bahwa, hasil pengamatan keterampilan motorik halus melalui pembelajaran seni melipat origami siklus II pada pertemuan 1 dengan nilai rata-rata skor yaitu 3,9 yang berada pada ketuntasan belajar yaitu 78% dengan indikator keberhasilan “Tuntas”. Pada pertemuan ke 2 dengan nilai rata-rata skor yaitu 4,1 berada pada ketuntasan belajar yaitu 82% dengan indikator keberhasilan “Tuntas”. Pada pertemuan ke 3 dengan nilai rata-rata skor yaitu 4,3 berada pada ketuntasan belajar yaitu 86% dengan indikator keberhasilan “Tuntas”. Dari penjelasan tentang data hasil pengamatan di atas, dapat diketahui bahwa, pada setiap pertemuan telah mengalami peningkatan terhadap keterampilan motorik halus anak pada JURNAL SKRIPSI PENELITIAN TINDAKAN KELAS PAUD
6
pertemuan pertama hingga pertemuan ketiga dan sudah mencapai kriteria ketuntasan yaitu 75%, untuk itu peneliti mencukupkan penelitian ini pada siklus ke II. Berdasarkan data hasil pengamatan di atas, peneliti melakukan analisis data yang disajikan dalam tabel di bawah ini. Tabel. 4 Analisis Data Hasil Observasi Keterampilan Motorik Halus Anak Siklus II
No
Aspek yang Diamati
1 Ketepatan 2 Kerapian 3 Kreativitas Jumlah/Rata-rata
Nilai rata-rata aspek Keterampilan Motorik Halus Siklus II Rata-rata Pertemuan Pertemuan Pertemuan 3 1 2 3,8 4,1 4,3 4,1 3,8 4,1 4,2 4 4,1 4,2 4,5 4,3 3,9 4,1 4,3 4,1
Kriteria Keterangan Penilaian Baik Baik Baik Baik
Meningkat Meningkat Meningkat Meningkat
Berdasarkan tabel 4, dapat diketahui bahwa, antara pertemuan 1, 2 dan 3 pada siklus II telah mengalami peningkatan dengan baik disetiap aspek keterampilan motorik halus anak. Adapun skor rata-rata pada siklus II yaitu 4,1, nilai tersebut berada pada kisaran 3,6-4,5 yang memiliki kriteria “Baik”. Pada pelaksanaan tindakan siklus 2 merupakan hasil perbaikan terhadap kelemahan yang terjadi pada pelaksanaan pembelajaran pada siklus 1. Berdasarkan data hasil observasi/pengamatan anak pada siklus 2 ini, seluruh aspek pembelajaran seni melipat origami anak yang diamati sudah dalam kriteria “baik”. Indikator keberhasilan baik secara klasikal maupun secara individual dalam penelitian ini sudah tercapai dan anak sudah terbiasa dengan pembelajaran seni melipat origami. Anak sangat antusias dalam mengikuti pembelajaran ini sehingga mampu meningkatkan keterampilan motorik halus anak.. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan ini telah diperoleh suatu solusi dalam pembelajaran bahwa pembelajaran seni melipat origami dapat meningkatkan keterampilan motorik halus anak sejalan dengan pendapat Redaksi Kawan Kita (2013:4) bahwa origami dapat meningkatkan keterampilan motorik halus anak dengan melipat dan menekan kertas origami bisa menjadi latihan yang efektif untuk perkembangan motorik halus. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh di lapangan, maka dapat disimpulkan bahwa melalui pembelajaran seni melipat origami dapat meningkatkan keterampilan motorik halus anak kelompok B2 TK Sandhy Putra Telkom Kota Bengkulu. Peningkatan ini dapat dilihat dari meningkatnya pembelajaran seni melipat origami anak pada siklus 1 dan 2. Pada siklus 1 anak belum mencapai indikator keberhasilan 75% yaitu pada pertemuan pertama dengan nilai rata-rata skor yaitu 2,6, pada pertemuan kedua dengan nilai rata-rata skor yaitu 3, pada pertemuan ketiga dengan nilai rata-rata skor yaitu 3,5.
JURNAL SKRIPSI PENELITIAN TINDAKAN KELAS PAUD
7
Sedangkan pada siklus II anak mencapai indikator keberhasilan 75% yaitu pada pertemuan pertama dengan nilai rata-rata skor yaitu 3,9 pada pertemuan kedua dengan nilai rata-rata skor yaitu 4,1, pada pertemuan ketiga dengan nilai rata-rata skor yaitu 4,3. Sedangkan kesimpulan secara khusus dalam penelitian ini adalah: 1. Keterampilan motorik halus anak pada aspek ketepatan melalui pembelajaran seni melipat origami semakin meningkat, dari hasil penelitian ini nilai anak mengalami peningkatan secara klasikal mencapai 77%. 2. Keterampilan motorik halus anak pada aspek kerapian melalui pembelajaran seni melipat origami semakin meningkat, dari hasil penelitian ini nilai anak mengalami peningkatan secara klasikal mencapai 85%. 3. Keterampilan motorik halus anak pada aspek kreativitas melalui pembelajaran seni melipat origami semakin meningkat, dari hasil penelitian ini nilai anak mengalami peningkatan secara klasikal mencapai 92%. DAFTAR PUSTAKA Aqib, Zainal. dkk. 2009. Penelitian Tindakan Kelas untuk Guru SD, SLB, TK . Bandung : CV. Yrama Widya. Arikunto, Suharsimi. dkk. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara Bilhaque, Eqtada A. 2013. Model-model Menarik Origami. Jakarta: Wahyumedia Karmachela, Hira. 2008. Seni Origami. Jakarta: Azka Press Klub Origami Indonesia. 2012. http://origami-indonesia.com/jenis-jenis-kertasdalam-origami-kind-of-paper.html diakses : 11 Desember 2014 Jam 22.43 Magill,Richard A. 1989. Motorlearning Concepts and Application. USA: C Brown Publishers. Rahmawati, Dwi. 2014. 5 Menit Asik Melipat Origami. Jakarta: Dunia Anak Rahyubi, Heri. 2012. Teori-teori Belajar dan Aplikasi Pembelajaran Motorik. Jawa Barat: Referens. Redaksi Kawan Kita. 2013. Origami Hewan Untuk Anak. Jakarta: Kawan Kita. Sumantri.2005.Model Pengembangan Keterampilan Motorik Anak Usia Dini.Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Sumanto.2005. Pengembangan Kreativitas Senni Rupa Anak TK. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Suyanto, Slamet. 2005.Pembelajaran Untuk Anak TK. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi.
JURNAL SKRIPSI PENELITIAN TINDAKAN KELAS PAUD
8