Meningkatkan kemampuan klien dalam memaksimalkan sumberdaya yang dimiliki secara berkesinambungan
• •
Menjadi Problem solver bagi Klien Meberikan Konsultasi penanganan masalah lingkungan hidup dan kesehatan keselamatn kerja (K3) sesuai dengan kaidah keilmuan dan peraturan perundangan yang berlaku
3
PT. Efektifika Informasi Lingkungan (ELi) merupakan Perseroan Terbatas yang telah mendapat pengesahan Departemen Kehakiman RI pada tahun 2004. Selain membuat sistem menejemen lingkungan (EMIS), kami juga melayani jasa konsultasi di bidang Kesehatan, Keselamatan Kerja dan Lingkungan Hidup (K3LH). Lingkup layanan kami adalah: kajian dan penyusunan Dokumen Lingkungan, seperti AMDAL, UKL- UPL, DELH, DPLH, SPPLH; audit lingkungan; penyusunan Dokumen Kelayakan (Feasibility Study); pemetaan menggunakan GIS (Geographic Information System); Pelatihan K3LH (In House Training) dan pembuatan Sistem Informasi Menejemen Keselamatan Kesehatan Kerja dan Lingkungan Hidup (SIMK3LH) atau Environmental Management Information System (EMIS). SIMK3LH (EMIS) merupakan produk unggulan kami berupa software (perangkat lunak) yang memungkinkan untuk terintegrasi dalam sistem menejemen mutu lainnya seperti ISO 9000, ISO 14000, OSHA 18000. Software ini dibuat khusus untuk membantu pengelolaan data-data kualitas lingkungan, peraturan perundangan dan sangat spesifik sesuai kebutuhan masing-masing Klien
4
Beberapa modul SIMK3LH (EMIS) yang telah kami kembangkan adalah: modul RCT (Regulatory Compliance Tracking); modul RAIS (Risk Assessment Information System); modul AEM (Air Emission Modelling); modul MIA (Monitoring & Internal Audit). ELi berdedikasi penuh dalam membantu Perusahaan (Klien) secara maksimal guna mencapai standar menejemen K3LH yang diinginkan. Kami mendampingi dan bermitra dengan Klien guna bersamasama mengembangkan bisnis yang menguntungkan secara finansial dan mampu mengelola lingkungan sekitarnya sesuai persyaratan peraturan yang berlaku.
5
Pembuatan Environmental Management Information System (EMIS), mencakup: RCT Modul RCT (Regulatory Compliance Tracking) merupakan sistem database peraturan perundang-undangan dibidang Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan Hidup (K3LH). Sistem ini dilengkapi dengan “searching tools” untuk memudahkan pencarian suatu peraturan. Sistem ini dibuat dalam 2 bahasa yaitu bahasa Inggris dan bahasa Indonesia MIA Modul MIA (Monitoring & Internal Audit) merupakan sistem database terkait monitoring dan audit internal. Sistem secara struktural berisi persyaratan dan aspek-aspek K3LH yang perlu dipantau dan diaudit. Dilengkapi dengan sistem penelusuran data ”searching tools” dan “warning/alert”. RAIS Modul RAIS (Risk Assessment Information System) merupakan sistem database terkait penilaian resiko (risk assessment) terhadap aspek-aspek K3LH. Dengan adanya software ini, perhitungan resiko dilakukan secara otomatis dan memungkinkan para operator mengetahuinya lebih dini (early warning system).
6
Penyusunan Dokumen : Dokumen Kelayakan (FS) Penyusunan Dokumen Kelayakan (Feasibility Study) yang dapat dijadikan sebagai pedoman operasional perusahaan
AMDAL Penyusunan dokumen AMDAL (KA ANDAL, ANDAL, RKL, RPL, RE) yang aplikatif dan dapat dijadikan pedoman pengelolaan serta pemantauan lingkungan bagi Perusahaan (Klien) UKL - UPL Penyusunan dokumen UKL - UPL yang aplikatif dan dapat membantu pelaksanaan pengelolaan serta pemantauan lingkungan oleh Perusahaan
PEKERJAAN PENUNJANG: GIS Pembuatan peta Geographic Informations System (GIS)
7
Audit & Training: Preparation Audit ISO 14000 Preparation Audit sebagai upaya persiapan menejemen Klien guna memperoleh sertifikasi ISO 14000 Audit K3LH Audit Kesehatan, Keselamatan Kerja dan Lingkungan Hidup sebagai early warning system Pelatihan (Training) K3LH Training di bidang Kesehatan, Keselamatan Kerja dan Lingkungan Hidup sesuai ketentuan perundang yang berlaku, bekerjasama dengan praktisi K3LH yang telah diakui
8
Direktur Staff Marketing
Asisten Direktur Manager Proyek
Manager Proyek
Asisten Proyek
Asisten Proyek
Data Entry
Data Entry
Sistem Mutu Dokumen
Sistem Mutu Kajian Operasional
Sistem mutu Kajian Teknis
Legal & Eksteral Affair
Keuangan dan Pajak
Sistem Mutu Kajian Lingkungan
Konsultan Lingkungan (TL)
Konsultan K3 (Kimia)
Konsulten Lingkungan (Biologi)
Pemetaan & GIS
Konsultan Temporer
Konsultan Temporer
Konsultan Temporer
Drafter
MIS & Produksi Dokumen
9
Tim Konsultan No
Nama /Jabatan
Sertifikat
1
Dra. Era Meiwanti, M.Si .
• • • • • •
S2 Menejemen Komunikasi S1 Biologi Lingkungan Sertifikat Amdal A & B Sertifikat Kompetensi KTPA Sertifikat ISO 14000, OHSAS 18000 Pengalaman > 15 tahun
2
Ir. Wisoko Yahezkiel
• • • • •
S1 Teknik Geologi Amdal A & B Sertifikat Kompetensi KTPA Audit Lingkungan Pengalaman > 25 tahun
3
DR. I. Wayan Nurjaya, M.Sc.
• • • • •
S3 Oseanografi Fisik S2 Ilmu Kelautan S1 SDA Perairan Amdal A Sertifikat Kompetensi ATPA Pengalaman > 15 tahun
10
No
Nama /Jabatan
Sertifikat
4
Dr. Tri Pratono
5
Herman Loekman, SP.
6
Sahlur Hamzah Muksin, S.Si., M.K.K.K.
7
Dra. Rita Tri Puspitasari, M.Si.
8
Ir. Siswanto
• S1 Ilmu Tanah
9
Iqbal Taufiq S.Si
• S1 Kimia
10
Latif Hidayat S.K.M
• S1 Kesehatan Masyarakat , Kesehatan Lingkungan • D3 Teknik dan Managemen Lingkungan
• S3 Geokimia Organik • S2 Oseanografi Kimia • S1 Perikanan • S1 Pertanian • AMDAL A & B • Pengalaman > 5 Tahun • • • •
S2 Keselamatan & Kesehatan Kerja S1 Kimia Kompetensi ATPA Fisik – Kimia Udara
• • • •
S2 Ilmu Biologi S1 Biologi Lingkungan Amdal A Pengalaman > 10 tahun
11
12
13
13
14
14
Pembuatan ADENDUM ANDAL RENCANA PERLUASAN KAWASAN INDUSTRI PANCAPURI INDOPERKASA SELUAS ±252,73 HA, PEMBANGUNAN JETTY DAN REKLAMASI SELUAS 12,94 HA. Di Desa Kosambironyok, Kecamatan Anyar, Kabupaten Serang dan di Kelurahan Gunung Sugih, Kecamatan Ciwandan, Kota Cilegon, Provinsi Bnaten. Pemrakarsa
:PT. Pancapuri Indoperkasa
Kegiatan Usaha
:Pembangunan Industri
Lokasi
:Di Desa Kosambironyok, Kecamatan Anyar, Kabupaten Serang dan di Kelurahan Gunung Sugih, Kecamatan Ciwandan, Kota Cilegon, Provinsi Banten.
dan
Pengadaan
Kawasan
Ringkasan Proyek :
Pancapuri akan melakukan perluasan kawasan industri Pancapuri Indoperkasa seluas ±252,73 Ha di dua wilayah administrasi yaitu Kota Cilegon seluas 100 Ha dan Kabupaten Serang seluas 152,73 Ha. Selain itu, manajemen Pancapuri berencana melakukan pembangunan jetty dan reklamasi seluas 12,94 Ha.
15
PT. Pancapuri Indoperkasa (selanjutnya disingkat PPI) adalah perseroan terbatas yang didirikan tahun 1990. Semula, lokasi kawasan industri ini terletak di dua wilayah administrasi Kabupaten/Kota, yaitu Kabupaten Serang dan Kota Cilegon. Namun, setelah adanya perubahan izin lingkungan tahun 2014, yang tertulis dalam Surat Surat Keputusan Kepala Badan Perizinan Terpadu dan Penanaman Modal Kota Cilegon No. 1017/07-004/893, lokasi kawasan industri PPI berubah menjadi berada hanya di dalam satu wilayah administrasi saja, yaitu: Kota Cilegon. Saat ini, sejalan dengan permintaan tenant dan berkembangnya kegiatan industri di wilayah provinsi Banten, maka manajemen PPI bermaksud memperluas wilayah kawasan industrinya, yang terletak di Kabupaten Serang (seluas 152,73 Ha) dan Kota Cilegon (seluas 100 Ha). Selain itu PPI Juga berencana membangun jetty dan melakukan reklamasi (seluas 12,94 Ha). Lingkup kegiatan yang dikaji dalam dokumen AMDAL tahun 1995 maupun dokumen Adendum ANDAL, RKL-RPL tahun 2014, belum mencakup rencana perluasan kawasan industri Pancapuri Indoperkasa seluas 252,73 Ha, pembangunan jetty dan reklamasi, sehingga rencana tersebut wajib dikaji kembali dan disusun dalam doumen Adendum ANDAL, RKL-RPL sesuai pasal 50, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2012 Tentang Izin Lingkungan.
16
Pembuatan LAPORAN PELAKSANAAN RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP. Perubahan Lokasi Pembangunan dan Pengusahaan Kawasan Industri PT. Pancapuri Indoperkasa Di Kelurahan Gunung Sugih dan Kelurahan Kepuh, Kecamatan Ciwandan, Kota Cilegon Provinsi Banten. Periode Juni 2016 Pemrakarsa
:PT. Pancapuri Indoperkasa
Kegiatan Usaha
:Pembangunan dan Pengadaan Kawasan Industri
Lokasi
:Di Kelurahan Gunung Sugih dan Kelurahan Kepuh, Kecamatan Ciwandan, Kota Cilegon, Provinsi Banten.
Ringkasan Proyek : Pancapuri sebagai pengelola kawasan, menyediakan lahan siap bangun (kavling industri) dan infrastruktur serta fasilitas penunjangnya. Kavling kecil seluas 5 sampai 25 Ha diperuntukkan bagi industri petrokimia hilir, sedangkan kavling besar seluas 40 sampai 100 Ha disiapkan bagi industri petrokimia hulu.
17
Sampai Juni 2016, tahap konstruksi kawasan industri Pancapuri sedang berlangsung. Adapun kegiatan pada tahap konstruksi yang sudah dan sedang dilakukan meliputi: penerimaan tenaga kerja konstruksi, mobilisasi/demobilisasi peralatan konstruksi, pengangkutan material konstruksi serta pembersihan lahan dan pekerjaan tanah (galian dan timbunan). Kami (Tim Eli) membantu PT. Pancapuri Indoperkasa dalam laporan pelaksanaan rencana pengelolaan lingkungan hidup dan rencana pemantauan lingkungan hidup dari proses kegaiatan yang berlangsung sesuai dengan KepmenLh No 45 Tahun 2005 Tentang Pedoman Penyusunan Laporan Pelaksanaan RKL-RPL. Pelaksanaan pemantauan yang dilakuakan dengan bantuan kami (tim Eli) yaitu pemantauan kualitas udara ambien, kebisingan, kualitas air permukaan, transportasi darat dan pola penyakit kesehatan masyarakat.
18
Pembuatan Dokumen STUDI KELAYAKAN RENCANA PEMBANGUNAN GALANGAN KAPAL DAN FASILITAS PENDUKUNGNYA. Di RT 09, Kelurahan Kariangau, Kecamatan Balikpapan Barat, Kota Balikpapan, Provinsi Kalimantan Timur. Pemrakarsa :
PT. Asia Adhitama Shipyard
Kegiatan Usaha:
Pembangunan Industri Galangan Kapal dan Fasilitas Pendukungnya
Lokasi:
Di RT 09, Kelurahan Kariangau, Kecamatan Balikpapan Barat, Kota Balikpapan, Provinsi Kalimantan Timur
Ringkasan Proyek : PT. Asia Adhitama Shipyard (AAS) berencana membangun Industri pembuatan dan reparasi kapal guna ikut berperan serta aktif di dalam pengembangan industri maritim di Indonesia.
19
Pembuatan Dokumen ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP RENCANA PEMBANGUNAN GALANGAN KAPAL DAN FASILITAS PENDUKUNGNYA. Di RT 09, Kelurahan Kariangau, Kecamatan Balikpapan Barat, Kota Balikpapan, Provinsi Kalimantan Timur. Pemrakarsa :
PT. Asia Adhitama Shipyard
Kegiatan Usaha:
Pembangunan Industri Galangan Kapal dan Fasilitas Pendukungnya
Lokasi:
Di RT 09, Kelurahan Kariangau, Kecamatan Balikpapan Barat, Kota Balikpapan, Provinsi Kalimantan Timur
Ringkasan Proyek : PT. Asia Adhitama Shipyard (AAS) berencana membangun Industri pembuatan dan reparasi kapal guna ikut berperan serta aktif di dalam pengembangan industri maritim di Indonesia. Lahan yang akan dibangun berupa lahan darat seluas 107.543 m² dan lahan reklamasi seluas 200.000 m². Reklamasi dilakukan guna membuat fasilitas utama galangan kapal.
20
Fasilitas yang akan dibangun berupa tiga (3) kolam kering (dry dock) dan slipway. untuk melakukan pembuatan kapal baru maupun melakukan reparasi kapal lama. Selain fasilitas utama tersebut, sarana penunjang lain juga akan kami bangun, seperti kantor, bengkel, mess karyawan dan ruang terbuka hijau. Berdasarkan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup nomor 5 tahun 2012 tentang Jenis Rencana Usaha Dan/Atau Kegiatan Yang Wajib Memiliki Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup, rencana kegiatan tersebut diatas termasuk dalam jenis kegiatan yang wajib memiliki AMDAL.
Dokumen AMDAL merupakan dokumen lingkungan hidup dan disusun sesuai Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup nomor 16 tahun 2012 tentang Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup. Dokumen AMDAL terdiri dari 3 yaitu : Kerangka Acuan, Analisis Dampak Lingkungan Hidup (ANDAL), dan Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup – Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RKL-RPL).
21
Pembuatan Dokumen ADENDUM UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN INSTALASI PENGOLAHAN AIR LIMBAH (IPAL) DENGAN TEKNIK REVERSE OSMOSIS (RO). Di Kelurahan Sukmajaya, Kecamatan Sukmajaya, Kota Depok, 2016 Pemrakarsa
: PT. INDO FERMEX
Kegiatan Usaha
: Pembangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) Dengan Teknik Reverse Osmosis (RO).
Lokasi
: Di K Di Kelurahan Sukmajaya, Kecamatan Sukmajaya, Kota Depok.
Ringkasan Proyek : PT. Indo Fermex (IF) berencana membangun Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) yang baru dengan teknik Reserve Osmosis (RO), evaporasi, dan sistem aerob. di atas lahan seluas ±1200 m2 yang berada di sisi Barat dari bangunan gudang (warehouse).
22
Pembangunan unit IPAL baru ini diharapkan mampu mengolah air limbah yang dihasilkan dari proses produksi dan memenuhi Baku Mutu Lingkungan (BML) sesuai perundangan yang berlaku. Sebelumnya, kami telah menyusun dokumen Updating Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (Updating UKL-UPL) pada tahun 2013. Namun, rencana pembangunan unit IPAL baru belum diuraikan dalam dokumen tersebut. Untuk dapat memperoleh izin lingkungan, Pihak IF dibantu kami ELi) membuat dokumen ADENDUM UKL-UPL yang disahkan Walikota Depok.
(tim oleh
IPAL Baru
IPAL Saat Ini
23
Pembuatan Dokumen UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (UKL-UPL) RENCANA PEMBANGUNAN PERUMAHAN “BUKIT INDAH MEDITERANIA”. Kelurahan Kalitimbang dan Bulakan, Kecamatan Cibeber, Kota Cilegon, Provinsi Banten, 2015 Pemrakarsa
: PT. TUNAS BUANA PROPERTI
Kegiatan Usaha
: Pembangunan Perumahan “Bukit Indah Mediterania”
Lokasi
: Kelurahan Kalitimbang dan Bulakan,
Kecamatan Cibeber, Kota Cilegon, Provinsi Banten Ringkasan Proyek :
PT. Tunas Buana Properti (TBP) membangun perumahan “Bukit Indah Mediterania” di atas lahan seluas 200.000 m2 atau 20 Ha.
24
Perumahan ini terdiri dari club house, ruko (rumah toko), dan berbagai tipe rumah dari : Rumah Tipe 92-120 (luas bangunan 92 m2, luas tanah 120 m2) Rumah Tipe 130-180 (luas bangunan 130 m2, luas tanah 180 m2) Rumah Tipe 160-240 (luas bangunan 160 m2, luas tanah 240 m2)
TBP juga akan membuat danau yang menjadi kolam resapan air guna tetap menjaga ketersediaan air tanah di dalam wilayah perumahan dan sekitarnya. Danau ini merupakan pemanfaatan bekas galian tambang pasir yang telah ditinggalkan oleh para penambang di dalam lokasi rencana pembangunan perumahan BIM. Untuk dapat memperoleh rekomendasi atas UKL-UPL kegiatan tersebut di atas, pihak TBP dibantu kami (tim ELi) membuat dokumen UKL-UPL yang di sahkan oleh BLH Kota Cilegon.
25
Pembuatan Dokumen ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP RENCANA PEMBANGUNAN INDUSTRI PENIMBUNAN DAN PENDISTRIBUSIAN BAHAN BAKAR LNG SERTA TERMINAL UNTUK KEPENTINGAN SENDIRI (TUKS). Di KIEC, Kelurahan Samangraya dan Kelurahan Warnasari, Kecamatan Citangkil, Kota Cilegon, Provinsi Banten, 2015 Pemrakarsa
: PT. ENERGI DIAN KEMALA
Kegiatan Usaha
: Pembangunan Industri Penimbunan dan Pendistribusian Bahan Bakar LNG serta Terminal Untuk Kepentingan Sendiri (TUKS)
Lokasi
: Di KIEC, Kelurahan Samangraya dan Kelurahan Warnasari, Kecamatan Citangkil, Kota Cilegon, Provinsi Banten
Ringkasan Proyek : PT. Energi Dian Kemala (EDK) ingin mengambil peluang bisnis ini dan berencana membangun Industri Penyimpanan dan Pendistribusian Bahan Bakar LNG serta Terminal Khusus Untuk Kepentingan Sendiri (TUKS).
26
Industri penyimpanan dan pendistribusian LNG ini akan kami bangun di atas lahan seluas 31.000 m2 atau 3,1 Ha, sedangkan pembangunan TUKS akan dibangun pada wilayah perairan laut Selat Sunda, ke arah laut sejauh ± 500 meter dari garis pantai. Pada tahap awal, EDK akan mendistribusikan LNG sebanyak 3000 ton per hari atau setara 150 MMSCFD. Tahap selanjutnya, mendistribusikan LNG 6000 ton per hari atau setara dengan 300 MMSCFD (Million Standard Cubic Feet per Day atau Juta Standar Kaki Kubik per Hari). Pasokan LNG akan diperoleh dari kilang LNG di dalam negeri maupun luar negeri, sedangkan distribusi gas alam cair (LNG) dari unit penimbunan (Floating Storage Unit atau FSU) ke konsumen akan menggunakan kapal kecil untuk antar pulau dan truk tangki serta jalur pipa untuk konsumen di dalam pulau. TUKS atau DUKS (Dermaga Untuk Kepentingan Sendiri) yang akan dibangun terdiri dari: dermaga tipe jetty, dermaga platform berdimensi (60 x 50) m2, konstruksi beton bertulang dan tiang pancang beton, kedalaman ± 16 M LWS, trestle I panjang 416,927 m dan lebar 4,5 m, trestle II panjang 189,227 m dan lebar 4,5 m, 6 buah mooring dolphin, 8 buah breasthing dolphin, dan fender sebanyak 8 buah. TUKS ini akan digunakan sebagai fasilitas tambat atau sandar kapal 110.000 DWT.
27
Pembuatan Dokumen PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (DPLH) USAHA BUDIDAYA ANEKA TANAMAN SELUAS 9.384.942 M2 ATAU 938,4942 HA . Di Kecamatan Jasinga, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat, 2015 Pemrakarsa
: PT. WAHANA SEKAR AGRO
Kegiatan Usaha
:Budidaya Aneka Tanaman Seluas 9.384.942 m2 atau 938,4942 Ha
Lokasi
:Di Kp. Lio Pabrik RT 001 RW 003, Kelurahan Setu, Kecamatan Jasinga, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat
Ringkasan Proyek : PT. Wahana Sekar Agro (WSA) telah melakukan usaha budidaya aneka tanaman sejak tahun 2011 di atas lahan seluas ± 534 Ha dari total luas lahan yang dikuasai sebesar 9.384.942 m2 atau 938,4942 Ha. Sisanya seluas ± 404,4942 Ha belum ditanami.
28
Lahan tersebut terbagi dalam 11 HGU (Hak Guna Usaha) yang berada di dalam wilayah administrasi 9 desa, yaitu: Curug, Tegalwangi, Koleang, Jasinga, Pamagersari, Jugalajaya, Sipak, Pangradin, dan Setu yang semuanya termasuk dalam wilayah Kecamatan Jasinga, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat.
Semula, HGU selama 35 tahun tersebut diberikan kepada PT. PP Djasinga berdasarkan Surat Keputusan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia Nomor 1-HGU-BPNRI-2008 tanggal 8 Februari 2008. Namun, pada pada tanggal 2 Agustus 2011, PT. PP Djasinga mengalihkan hak atas tanah berikut asetnya kepada WSA melalui surat pernyataan H. Tb. Adjenar Arifin SE selaku Direktur Utama. Selanjutnya, Kantor Pertanahan Kabupaten Bogor menindaklanjuti hal tersebut dengan diterbitkannya Risalah Pertimbangan Teknis Penatagunaan Tanah Dalam Rangka Izin Peralihan Hak Nomor 410/6/PH/2012 tertanggal 18 Januari 2012. Untuk dapat memperoleh izin lingkungan, Pihak WSA dibantu kami (tim ELi) membuat Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup (DPLH) yang disahkan oleh Bupati Kabupaten Bogor.
29
Pembuatan Dokumen ADENDUM ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP, RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (ADENDUM ANDAL, RKL-RPL) PERUBAHAN LOKASI PEMBANGUNAN DAN PENGUSAHAAN KAWASAN INDUSTRI PANCAPURI. Kelurahan Gunung Sugih dan Kepuh, Kecamatan Ciwadan, Kota Cilegon Provinsi Banten,2014 Pemrakarsa
: PT. PANCAPURI INDOPERKASA
Kegiatan Usaha
: Pembangunan dan Pengadaan Kawasan Industri seluas 250 Ha
Lokasi
: Kelurahan Gunung Sugih dan Kepuh,Kota Cilegon, Provinsi Banten
Ringkasan Proyek :
PT. Pancapuri Indoperkasa (selanjutnya disebut Pancapuri) adalah perseroan terbatas bergerak dibidang usaha pembangunan dan pengadaan kawasan industri seluas 250 Ha.
30
Kawasan industri Pancapuri ini direncanakan sebagai kawasan yang mendukung industri petrokimia baik industri hulu maupun industri hilir di Kota Cilegon. Dalam kajian AMDAL tahun 1995, lokasi proyek kawasan industri Pancapuri seluas 250 Ha, terletak pada dua wilayah administratif yaitu Kota Cilegon dan Kabupaten Serang. Akan tetapi saat ini, setelah dilakukan studi kelayakan oleh manajemen Pancapuri, lahan yang layak dan memungkinkan untuk dilanjutkan pengembangannya seluas +193,1 Ha yang berada di dalam satu wilayah administratif saja yaitu Kota Cilegon saja, tepatnya di Kelurahan Gunung Sugih, Kecamatan Ciwandan. Sisanya seluas +56,9 Ha yang tidak akan dilanjutkan pembebasannya terletak di Desa Kosambironyok, Kabupaten Serang. Untuk dapat memperoleh izin lingkungan, Pihak Pancapuri pihak NHM dibantu kami (tim ELi) membuat dokumen Adendum ANDAL, RKL-RPL yang disahkan oleh BLHD Kota Cilegon.
31
Pembuatan Dokumen ADENDUM ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP, RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (ADENDUM ANDAL, RKL-RPL) PENAMBAHAN RENCANA USAHA DAN/ATAU KEGIATAN PENGOLAHAN LIMBAH B3 SECARA THERMAL DENGAN INSENERATOR DI KAWASAN PIK KEBASEN Desa Kebasen, Kecamatan Talang, Kabupaten Tegal, Provinsi Jawa Tengah, 2014
Pemrakarsa
: Koperasi Perkampungan Industri Kecil (KOPIK)
Kegiatan Usaha
: Pengolahan Limbah B3 Secara Thermal Dengan Insenerator
Lokasi
: Desa Kebasen, Kecamatan Talang, Kabupaten Tegal, Provinsi Jawa Tengah
Ringkasan Proyek : Koperasi Perkampungan Industri Kecil (selanjutnya disingkat KOPIK) merupakan Badan Usaha yang didirikan melalui Akta Notaris Nomor 24, tertanggal 26 Nopember 2007
32
dan telah disahkan melalui Surat Keputusan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil serta Menengah Republik Indonesia Nomor 11/XIV/26/2007 tertanggal 1 Desember 2007. Usaha KOPIK adalah menyediakan lahan bagi para pelaku industri kecil pengecoran logam maupun pengelolaan limbah B3 dengan membangun kawasan Perkampungan Industri Kecil (PIK) seluas 6,88 Ha di Desa Kebasen, Kecamatan Talang, Kabupaten tegal, Provinsi Jawa Tengah. PIK Kebasen ini telah beroperasi sejak tahun 2008 dengan peruntukkan sebagai kawasan industri kecil pengolahan logam dan limbah B3. Pembangunan tahap pertama dari kawasan PIK ini dilakukan tahun 2008 pada lahan seluas 1,88 Ha sesuai SK Gubernur Provinsi Jawa Tengah Nomor 660. 1/7/2008 Pembangunan tahap kedua dari kawasan PIK dilakukan tahun 2013, pada lahan seluas 5 Ha dengan tujuan untuk menampung UKM pengecoran logam dan industri rumah tangga (mengelola barang jadi ) yang masih berada di Desa Pesarean dan belum mendapatkan tempat untuk relokasi kegiatannya
33
Pembuatan Dokumen PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP KEGIATAN KONVERSI KEBUN KARET MENJADI KEBUN SAWIT SELUAS 689,5 HA DAN PABRIK KERNEL OIL (PKO) BERKAPASITAS 3,5 TON/JAM Di Kabupaten Pelalawan dan kabupaten Indragiri Hulu, Provinsi Riau, 2014 Pemrakarsa
: PT. GANDAERAH HENDANA
Kegiatan Usaha : Agroindustri Lokasi
: Di Kabupaten Pelalawan dan kabupaten Indragiri Hulu, Provinsi Riau
Ringkasan Proyek : PT. Gandaerah Hendana (disingkat GH) adalah perusahaan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) yang bergerak di bidang usaha agroindustri, mencakup perkebunan kelapa sawit dan industri minyak kasar (minyak makan) dari nabati sesuai Akta Pendirian Nomor 257 tertanggal 24 Agustus 1988. Pengesahan telah dilakukan oleh Menteri Kehakiman RI melalui keputusan nomor: C-2-435HT.01.01 tahun 1989 pada tanggal 14 Januari 1989. Pada tahun 2008, GH telah berubah status dari PMDN
34
menjadi perusahaan Penanaman Modal Asing (PMA) setelah masuknya Athena City Holdings Limited (British Virgin Islands) sebagai pemodal utama. Kegiatan perkebunan dan pabrik kelapa sawit telah dimulai sejak tahun 2001 setelah diperolehnya persetujuan Kajian Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL) dari Menteri Kehutanan berdasarkan surat keputusan nomor 636/Menhut-II/2001, tertanggal 1 Mei 2001. Pada tahun 2005, manajemen GH melakukan kegiatan baru berupa: Konversi lahan kebun karet menjadi kebun kelapa sawit seluas 689,56 Ha yang terletak di lahan HGU no. 1 (Kec. Kerumutan) dan HGU no. 2 (Kec. Lirik) Pembangunan pabrik pengolahan minyak inti (kernel oil) dengan kapasitas 3,5 ton/jam. Kedua kegiatan tersebut tidak ada di dalam lingkup kajian Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL) dan Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup serta Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RKL-RPL) perkebunan kelapa sawit dan karet serta pabrik pengolahan kelapa sawit tahun 2001. Sehingga berdasarkan Pasal 50 ayat (1) Peraturan Pemerintah nomor 27 tahun 2012 tentang Izin Lingkungan, bahwa penanggungjawab usaha dan/atau kegiatan wajib mengajukan perubahan izin lingkungan apabila usaha dan/atau kegiatan yang telah memperoleh izin lingkungan direncanakan untuk dilakukan perubahan.
35
Pembuatan Dokumen UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP KEGIATAN EKSPLORASI BIJIH EMAS SELUAS 25.852 HA PADA WILAYAH KONTRAK KARYA PT. NUSA HALMAHERA MINERALS SELUAS 29.622 HA. Kab. Halmahera Utara, Prov. Maluku Utara, 2013
Pemrakarsa
: PT. NUSA HALMAHERA MINERALS (NHM)
Kegiatan Usaha
: Penambangan dan Pengolahan Emas DMP
Luas Lahan
: + 29.622 Ha
Lokasi
: Kabupaten Halmahera Utara, Provinsi Maluku Utara
Ringkasan Proyek :
PT. NUSA HALMAHERA MINERALS (NHM) adalah merupakan sebuah badan hukum Indonesia yang didirikan sejak tahun 1997 dan merupakan perusahaan PMA dengan kepemilikan saham sebanyak 82,5% dimiliki oleh Newcrest Singapore Holdings Pte. Ltd. Dan 17,5% oleh PT Aneka Tambang (Persero).
36
Lokasi rencana kegiatan Eksplorasi Bijih Emas Dmp ini akan dibagi menjadi beberapa wilayah yaitu: • Wilayah Eksplorasi Blok I (Rencana Kerja Eksplorasi 2013-2015) seluas 11.128,93 Ha (sesuai PIPIB dari Menteri Kehutanan tertanggal 2 Juli 2012) yang kemudian mengalami penciutan seluas 1.180,83 Ha dan menyisakan wilayah Eksplorasi Blok I seluas 9.948,10 Ha (sesuai Peta IPPKH tertanggal 2 Juli 2013). • Wilayah Eksplorasi Blok II seluas 7.684,72 Ha (Rencana Kerja Eksplorasi 2014-2016). • Wilayah Eksplorasi Blok III seluas 7.038,35 Ha. Selanjutnya untuk memperpanjang umur tambang emas, pihak NHM akan melakukan kegiatan Eksplorasi Bijih Emas Dmp untuk dapat mengetahui dan mengembangkan potensi-potensi sumber daya tambahan dari prospek yang telah diketahui di daerah regional dan juga mengembangkan sumber daya dan cadangan yang telah ada sekarang seperti di zona mineralisasi Gosowong. Untuk dapat memperoleh izin kegiatan eksplorasi tersebut, pihak NHM dibantu kami (tim ELi) membuat dokumen UKL-UPL yang disahkan oleh BLHD Halmahera Utara.
37
Pembuatan Dokumen ADENDUM ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP, RENCANA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN RENCANA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (ADENDUM ANDAL, RKL-RPL) KEGIATAN PENINGKATAN LAJU UMPAN PENGOLAHAN BIJIH EMAS HINGGA 1,2 JUTA TON PER TAHUN DAN PENAMBANGAN MINERAL BATUAN SELUAS 81 HA. Gosowong, Desa Tabobo, Kec. Kao, Kab. Halmahera Utara, Prov. Maluku Utara, 2013 Pemrakarsa
: PT. NUSA HALMAHERA MINERALS (NHM)
Kegiatan Usaha
: Penambangan dan Pengolahan Emas DMP
Luas Lahan
: + 29.622 Ha
Lokasi
: Gosowong, Desa Tabobo, Kec. Kao, Kab Halmahera Utara, Provinsi Maluku Utara
Ringkasan Proyek : Pada tahun 2013 PT. NUSA HALMAHERA MINERALS (NHM) berencana melakukan peningkatan laju umpan pengolahan bijih emas dmp hingga 1,2 juta ton per tahun yang sebelumnya hanya 800 ribu ton per tahun .
38
Dengan adanya keinginan manajemen NHM untuk melakukan peningkatan laju umpan pengolahan emas dmp hingga 1,2 juta ton/tahun, maka akan mengakibatkan meningkatnya limbah tailing yang dihasilkan. Oleh karenanya, manajemen NHM akan membuat kolam pengolahan tailing atau Tailing Storage Facility (TSF) yang kedua dengan kapasitas tampung sebesar 1.968.944 m3 pada lahan seluas 20 Ha. Pembuatan kolam pengolahan tailing atau TSF ke-2 ini akan menggunakan material batuan dan/atau tanah clay yang terdapat di dalam lokasi operasi produksi Gosowong saat ini. Penambangan mineral batuan yang direncanakan pada lahan seluas 81 Ha mencakup penambangan mineral batuan pada badan sungai Tabobo, penambangan mineral batuan berupa tanah clay/lempung pada permukaan tanah, dan penambangan mineral batuan berupa pasir pada permukaan tanah yang berada di dalam lokasi blok operasi produksi Gosowong. Kedua kegiatan utama yang direncanakan oleh manajemen NHM yaitu peningkatan laju umpan pengolahan emas dmp hingga 1,2 juta ton per tahun dan penambangan mineral batuan seluas 81 Ha di dalam lokasi blok Gosowong tersebut, sesuai arahan pada pasal 50, Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan, merupakan kegiatan yang wajib dilengkapi dengan penyusunan dokumen lingkungan hidup berupa dokumen Adendum ANDAL, RKL-RPL.
39
Pembuatan Dokumen UPAYA PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DAN UPAYA PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP KEGIATAN PENGUMPULAN SLAG BAJA (STEEL SLAG) DAN KANTONG FILTER (FILTER BAG) PADA LAHAN SELUAS 2 HA. Krakatau Industrial Estate Cilegon (KIEC), Kelurahan Warnasari, Kecamatan Citangkil, Kota Cilegon, Provinsi Banten, 2013 Pemrakarsa
:
CV. LUT PUTRA SOLDER (LPS) Cabang Cilegon
Kegiatan Usaha
:
Pengangkutan,Pengumpulan, Limbah B3
Luas Lahan
:
+ 2 Ha
Lokasi
:
Kawasan Krakatau Industrial Estate Cilegon (KIEC), Kel. Warnasari, Kec. Citangkil, Kota Cilegon, Prov. Banten.
Pemanfaatan
Ringkasan Proyek : LPS-Cilegon (sesuai Akta Penunjukannya) adalah industri pengelolaan limbah B3 yang untuk saat ini berencana melakukan pengumpulan dua (2) jenis limbah B3 yaitu slag baja (steel slag) dan kantong filter (filter bag) yang berasal dari penghasil limbah B3 di Kota Cilegon, salah satunya adalah PT. Krakatau Steel.
40
Kegiatan pengumpulan limbah B3 dimaksudkan untuk mencapai kuantitas tertentu dari limbah B3 yang dikumpulkan dan diperlukan dalam satu kali angkut menuju lokasi pemanfaatan limbah B3 yang telah memiliki izin pemanfaatan. Lokasi pengumpulan yang disediakan untuk jenis limbah slag baja atau steel slag adalah area pengumpulan yang terbuka dan dilengkapi dengan perangkap sedimen atau sedimentation trap untuk pengolahan air larian disaat hujan. Pengumpulan limbah B3 ini hanya boleh dilakukan selama maksimal 90 hari sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku pada Peraturan Pemerintah Nomor 18 tahun 1999 dan hanya dapat diperpanjang satu kali periode yaitu 90 hari lagi. Sehingga maksimal penyimpanan selama 180 hari. Setelah waktu penyimpanan tersebut, limbah B3 harus diserahkan kepada pengolah dan/atau pemanfaat limbah B3 yaitu LPS di Tegal atau pihak lain yang memiliki izin. Untuk dapat memperoleh izin pengumpulan limbah B3, maka LPS-Cilegon dibantu kami (Tim ELi) menyusun dokumen UKL-UPL yang didalamnya berisi penjelasan kegiatan, pengelolaan selama operasional berlangsung hingga pemantauan yang akan dilakukan LPS-Cilegon setelah kegiatan operasional berlangsung.
41
Pembuatan Dokumen ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP KEGIATAN PEMUSNAHAN LIMBAH DENGAN INSINERASI DAN PEMANFAATAN LIMBAH SEBAGAI BAHAN DASAR BATAKO. Di Desa Karya Indah, Kecamatan Tapung, Kabupaten Kampar, Provinsi Riau
Pemrakarsa
:
INSAN BERKAH CENDIKIA (IBC)
Kegiatan Usaha
:
Pengelolaan limbah Bahan Berbahaya dan Beracun
Luas Lahan
:
+ 1,78 Ha
Lokasi
:
Desa Karya Indah, Kec. Tapung, Kab. Kampar, Prov.Riau
Ringkasan Proyek : Pengelolaan limbah B3 yang akan dilakukan IBC terdiri atas tiga jenis kegiatan yaitu pemusnahan dengan insinerator, pemanfaatan limbah B3 sebagai bahan pembuatan batako. dan pengangkutan limbah B3 yang akan dimusnahkan dan/atau dimanfaatkan.
42
IBC telah mendapat izin dari Pemerintah Republik Indonesia untuk menjalankan bidang usahanya yang dikeluarkan oleh Pemerintah Kota Pekanbaru. IBC juga telah terdaftar pada Kementerian Hukum dan HAM RI tahun 2012 sebagai perusahaan yang salah satu bidang usahanya adalah pemusnahan limbah medis dengan insinerator dan pemanfaatan limbah B3. Limbah medis yang akan diinsenerasi berasal dari klinik, rumah sakit dan laboratorium kesehatan seluruh Provinsi Riau. Limbah medis yang dimusnahkan untuk kegiatan ini adalah limbah benda tajam, limbah patologis, limbah farmasi dan limbah genotoksik. Pemanfaatan limbah B3 mencakup pemanfaatan fly-bottom ash batubara, limbah karbit, foundry sand, grinding dust, dust casting, dan furnace slag untuk pembuatan batako. Sesuai PerMenLH No. 5 Tahun 2012 tentang Jenis Rencana Usaha aan/atau Kegiatan yang Wajib Memiliki AMDAL menyebutkan bahwa pemusnahan dan pemanfaatan limbah B3 sumber wajib menyusun AMDAL dan akan dinilai oleh Komisi Penilai AMDAL (KPA) Pusat (PerMenLH No. 5 Tahun 2008). Penyusunan AMDAL akan dilakukan dengan pendekatan studi terpadu karena kewenangan pembinaan dan pengawasannya berasal dari multisektor, baik pusat maupun daerah. Guna memperoleh izin lingkungan atas kegiatan yang dilakukan IBC, maka IBC dibantu kami (tim ELI) menyusun dokumen AMDAL yang saat ini baru memasuki tahap pembuatan dokumen Kerangka Acuannya.
43
Pembuatan Dokumen ANALISIS MNGENAI DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP KEGIATAN PENAMBANGAN DAN PENGOLAHAN EMAS DMP PROSPEK SERUYUNG SELUAS 964 HA SK BUPATI NUNUKAN NO. 1206 TAHUN 2011
SELUAS 3.560 Ha. Nunukan, Kalimantan Timur, 2013 Pemrakarsa
: PT. SAGO PRIMA PRATAMA
Kegiatan Usaha
: Penambangan dan Pengolahan Emas DMP
Luas Lahan
: + 3560 Ha
Lokasi
: Desa pembeliangan, Kec. Sebuku, Kab. Nunukan, Provnsi Kalimantan Timur
Ringkasan Proyek :
PT. Sago Prima Pratama (selanjutnya disebut SPP), anak perusahaan dari PT. J. Resources Nusantara adalah sebuah perusahaan swasta nasional yang berencana untuk melakukan kegiatan penambangan dan pengolahan emas Dmp (dan mineral pengikutnya) di Prospek Seruyung. Untuk itu manajemen SPP berniat meningkatkan kegiatan eksplorasinya ke tahap eksploitasi dan produksi.
44
Rencana usaha dan/atau kegiatan penambangan emas dmp meliputi pekerjaan penambangan bijih dan pengolahan bijih yang merupakan satu kesatuan. Penambangan bijih dilakukan dengan metode penambangan terbuka (open pit mining) yang meliputi pengupasan dan penimbunan tanah pucuk, pengupasan dan penimbunan lapisan penutup (waste), pembongkaran bijih dan pengangkutan bijih dari bukaan tambang ke penimbunan bijih. Pengolahan bijih meliputi peremukan bijih, penimbunan bijih yang sudah dihaluskan pada tempat pelindian (leach pad), pelindian dengan cara penyiraman bijih ditempat pelindian dengan larutan sianida, penyerapan logam emas dengan resin, penampungan resin yang mengandung logam emas, proses pemisahan logam emas dari resin dengan kilang listrik (electrowinning), peleburan, pencetakan menjadi bulion dan pengangkutan bulion ke Jakarta. Dengan demikian, pendekatan studi yang digunakan termasuk dalam AMDAL tunggal, karena pembinaan dan/atau pengawasan terhadap usaha dan/atau kegiatan dilakukan oleh Dinas Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Nunukan. Guna mendapatkan izin lingkungan dari Badan Lingkungan Hidup setempat, maka SPP (dibantu tim kami) menyusun dokumen AMDAL untuk disahkan Oleh BLHD setempat
45
Pembuatan Dokumen STUDI KELAYAKAN (FEASIBILITY STUDY) PENGOLAHAN PASIR BESI DAN BARU BESI, MENJADI PELLET, SPONGE IRON DAN PIG IRON SERTA PENGOLAHAN GALENA, PT Sumber Baja Prima, Sukabumi, 2012
Pemrakarsa
: PT. Sumber Baja Prima
Kegiatan Usaha
: Industri Pengolahan Pasir Besi, Bijih Besi dan Galena
Luas Lahan
: + 10 Ha
Lokasi
: Desa Buni Asih, Kec. Tegalbuleud, Kab.Sukabumi, Jawa Barat
Ringkasan Proyek : Dokumen Studi Kelayakan atau Feasibility Study (FS) khusus membahas aspek hukum, aspek teknis, aspek ekonomi, maupun aspek lingkungan hidup dari rencana pembangunan pabrik pengolahan pasir besi dan bijih besi, serta pabrik pengolahan galena pada lahan seluas 10 Ha di Desa Buniasih, Kecamatan Tegalbulued, Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat.
46
Khusus untuk penjelasan proses pengolahan pasir besi dan batu besi/bijih besi digunakan data hasil kajian pada dokumen Studi Kelayakan Pertambangan Pasir Besi dan Pembangunan Sarana Pendukungnya yang telah disusun sebelumnya pada tahun 2009. Pengolahan galena menjadi konsentrat timbal dilakukan di lokasi penambangan dan tidak diproses di dalam area pabrik ini, setelah menjadi konsentrat timbal barulah dilakukan pemurnian dengan cara pembakaran difurnace yang ada di dalam area pabrik ini. Kajian ekonomi yang ada di dalam dokumen ini khusus mengenai proses pengolahan pellet besi menjadi besi spons (sponge iron) lalu menjadi besi kasar (sponge iron). Demikian pula untuk peralatan yang diperlukan dan investasi yang dibutuhkan.
47
Penyusunan Dokumen ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP KEGIATAN PENGUMPULAN DAN PEMANFAATAN LIMBAH B3, Serang, Banten, 2012 Pemrakarsa
: CV. ALIF BINTANG KEDUA
Kegiatan Usaha
: Pengumpulan dan Pengolahan Limbah B3
Luas Lahan
: + 10 Ha
Lokasi
: Desa Margagiri, Kec. Bojonegara, Kabupaten Serang, Provinsi Banten
Ringkasan Proyek : CV. Alif Bintang Kedua (selanjutnya disingkat ABK) adalah perusahaan yang berencana membangun industri pengumpulan dan pemanfaatan limbah B3. Jenis-jenis limbah B3 yang akan dikumpulkan dan dimanfaatkan tersebut akan diperoleh dari industri-industri yang terdapat di wilayah Provinsi Banten. Limbah-limbah B3 tersebut akan diproses untuk menghilangkan sifat bahayanya sehingga dapat dimanfaatkan kembali (reuse) untuk kegiatan lainnya
48
Kehadiran industri pengumpulan dan pemanfaatan limbah B3 di wilayah Kecamatan Bojonegara pada dasarnya dapat memberikan konstribusi positif bagi peningkatan perekonomian masyarakat dan pemerintah daerah setempat. Kegiatan pengumpulan dan pemanfaatan limbah B3 juga merupakan implementasi konsep 3R (reuse, recycle, dan recovery) yang penting untuk mendukung upaya pencegahan dan pengendalian pencemaran lingkungan dan kerusakan lingkungan oleh limbah B3. Namun, selain dapat menimbulkan dampak positif, disadari bahwa kegiatan pengumpulan dan pemanfaatan limbah B3 oleh ABK juga dapat menimbulkan dampak negatif pada komponen-komponen lingkungan disekitarnya, baik lingkungan ekologi maupun lingkungan sosial, ekonomi dan budaya masyarakat. Sub komponen lingkungan yang berpotensi terkena dampak antara lain: kualitas udara, kebisingan, kualitas air laut, biologi, kesempatan kerja dan berusaha, persepsi masyarakat, estetika dan sanitasi lingkungan, serta kesehatan dan keselamatan kerja. Dengan demikian, rencana kegiatan industri pengumpulan dan pemanfaatan limbah B3 oleh ABK wajib dilengkapi dengan dokumen Analisis mengenai dampak Lingkungan (AMDAL), dan pihak manajemen ABK (dibantu tim kami) menyusun dokumem AMDAL tersebut.
49
Penyusunan Dokumen ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP PENGEMBANGAN PERKAMPUNGAN KECIL (PIK) KEBASEN, Tegal, Jawa Tengah, 2012 Pemrakarsa
: KOPERASI PERKAMPUNGAN (KOPIK) KEBASEN
INDUSTR
KECIL
Kegiatan Usaha
: PengolahanLogam dan Limbah B3
Luas Lahan
: + 1,88 Ha
Lokasi
: Desa Kebasen, Kec. Talang, Kab. Tegal, Provinsi Jawa Tegah
Ringkasan Proyek : Perkampungan Industri Kecil (PIK) Kebasen merupakan sentra (pusat) industri kecil pengolahan logam dan limbah B3 yang telah beroperasi sejak tahun 2008. Kawasan ini dikelola oleh Koperasi PIK (KOPIK) Kebasen, dimana dalam pelaksanaannya KOPIK menjual dan/atau menyewakan kavling-kavling kepada para UKM (Usaha Kecil Menengah) yang ada di wilayah Kabupaten Tegal, khususnya para pengrajin di Desa Pesarean dan sekitarnya.
50
Saat ini, PIK Kebasen telah menampung 63 UKM, tetapi masih terdapat ± 13 UKM pengecoran logam dan ± 35 industri rumah tangga (mengelola barang jadi) di Desa Pesarean yang belum mendapatkan tempat untuk relokasi kegiatannya. Oleh karenanya, berdasarkan Surat Keputusan Bupati Tegal Nomor 591/75/2012 tertanggal 20 Juni 2012 diputuskan untuk memberikan izin penggunaan lahan seluas 5 Ha bagi pengembangan lokasi PIK Kebasen. Pengembangan kawasan PIK ini akan digunakan untuk kegiatan: pengumpulan limbah B3, pemanfaatan limbah B3 dengan cara dilebur (dimasak); serta pemanfaatan limbah B3 non logam dengan cara solidifikasi menjadi paving block dan/atau substitusi pasir dalam pembuatan konstruksi bangunan beton dan/atau perkerasan pondasi lahan setelah sebelumnya dilapisi kapur atau geotextile. Kegiatan pengembangan PIK Kebasen ini termasuk dalam kegiatan yang wajib dilengkapi dengan AMDAL sesuai Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 5 Tahun 2012. Guna mengikuti ketentuan tersebut diatas, maka KOPIK selaku pengelola PIK Kebasen (dibantu tim kami) menyusun dokumen AMDAL ini.
51
Penyusunan DOKUMEN ADENDUM ANDAL DAN PENAMBAHAN STOCKPILE BATUBARA, Pulau Laut, 2012 Pemrakarsa
: PT. Indonesia Bulk Terminal
Kegiatan Usaha
: Pengelola Pelabuhan
Luas Lahan
: + 92Ha
Lokasi
: Desa Gosong Panjang, Kec. Pulau Laut, Kab.Kotabaru, Kalimantan Selatan
RKL-RPL
Ringkasan Proyek : PT. Indonesia Bulk Terminal (IBT) adalah pengelola Pelabuhan Mekar Putih yang merupakan terminal umum batubara, terletak di Pulau Laut. Pelabuhan Mekar Putih menyediakan tempat penimbunan batubara, dilengkapi dengan dermaga tongkang untuk kegiatan bongkar batubara dan dermaga kapal untuk memuat batubara. Pelabuhan ini bertaraf internasional, melayani pemuatan ekspor batubara ke kapal pengangkut batubara dari berbagai negara
52
Seiring dengan peningkatan permintaan batubara di pasar dunia, industri pertambangan batubara juga mengalami peningkatan produksi yang berimbas pada meningkatnya kebutuhan tempat penimbunan batubara (terminal) sebelum dilakukan ekspor. Kapasitas penimbunan batubara yang tersedia di Pelabuhan Mekar Putih sudah tidak lagi mampu memenuhi permintaan para pengguna. Guna mengantisipasi kebutuhan tersebut, maka manajemen IBT berencana membangun dua (2) unit stockpile tambahan dengan kapasitas total sebanyak 900.000 ton batubara.
Untuk memenuhi ketentuan perundang-undangan yang berlaku, maka IBT (dibantu tim kami) menyusun dokumen dokumen Adendum ANDAL dan RKL – RPL untuk mendapatkan izin lingkungan disamping mengetahui adanya dampak yang mungkin timbul akibat adanya pembangunan fasilitas tambahan berupa tempat penimbunan batubara (stockpile) tersebut. Dokumen ini selanjutnya dinilai oleh Komisi Penilai AMDAL Kabupaten Kotabaru, dan telah mendapat persetujuan dari Bupati Kotabaru tanggal 23 November 2012.
53
Penyusunan DOKUMEN KAJIAN TEKNIS PEMBUANGAN AIR LIMBAH KE LAUT Pulau Laut, 2012 Pemrakarsa
: PT. Indonesia Bulk Terminal
Kegiatan Usaha
: Pengelola Pelabuhan
Luas Lahan
: + 92Ha
Lokasi
: Desa Gosong Panjang, Kec. Pulau Laut, Kab.Kotabaru, Kalimantan Selatan
Ringkasan Proyek : Pelabuhan Mekar Putih merupakan pelabuhan (terminal) umum batubara yang dikelola oleh PT. Indonesia Bulk Terminal (selanjutnya disingkat IBT). Pelabuhan ini dibangun pada tahun 1993 dan mulai dioperasikan secara komersial pada tahun 1997. Pelabuhan Mekar Putih menyediakan tempat penimbunan batubara dan melayani pemuatan ekspor batubara ke kapal pengangkut batubara dari berbagai negara.
54
Saat ini, kapasitas total dari dua (2) unit stockpile yang ada mencapai 680.000 ton batubara. Kapasitas tersebut rencananya akan ditingkatkan hingga mencapai 1.580.000 ton. Pembangunan tempat penampungan (stockpile) batubara tambahan tersebut akan meningkatkan jumlah ceceran batubara yang terbawa air hujan atau air larian (run off) saat hujan dan melimpas ke dalam kolam-kolam pengendapan (settling pond). Terjadinya limpasan air dari settling pond 3 ke laut pada saat curah hujan tinggi apabila melebihi kapasitas tampung yang ada dan mengalir melalui saluran terbuka (open drainage). Kondisi demikian akan terus berlanjut dan berpotensi meningkatkan volume air larian setelah adanya pembangunan stockpile tambahan. Untuk memperoleh izin pembuangan air limbah cair (IPLC), maka IBT (dibantu tim kami) menyusun dokumen Kajian Teknis Pembuangan Limbah Cair Laut.
55
Penyusunan dokumen ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP PENGOLAHAN PASIR BESI, DAN BIJIH BESI MENJADI BESI KASAR (PIG IRON) DAN PENGOLAHAN GALENA, Tegalbuleud, 2012
Pemrakarsa
: PT. Sumber Baja Prima
Kegiatan Usaha
: Industri Pengolahan Pasir Besi, Bijih Besi dan Galena
Luas Lahan
: + 10Ha
Lokasi
: Desa Buni Asih, Kec. Tegalbuleud, Kab.Sukabumi, Jawa Barat
Ringkasan Proyek : Sesuai Studi kelayakan Proyek Pertambangan dan Pengolahan Pasir Besi yang telah dilakukan SPB sebelumnya, pellet besi yang dihasilkan oleh SBP memiliki kadar Fe sebesar 58%. Berdasarkan dengan kebijakan baru terkait peningkatan nilai tambah mineral melalui pengolahan dan pemurnian mineral melalui PermenESDM No 7 Tahun 2012 berikut perubahannya melalui PermenESDM No. 11 Tahun 2012.
56
Dengan adanya ketentuan tersebut, maka manajemen SBP hanya dapat menjual mineral apabila telah dilakukan pengolahan dan pemurnian mineral dengan konsentrasi > 93%. Oleh karena itu, manajemen SBP wajib mengolah dan memurnikan mineral tambang hingga menjadi sponge iron dan besi kasar (pig iron) yang memiliki konsentrasi > 93% untuk dapat melakukan ekspor. Rencana penambahan fasilitas pengolahan dan/atau pemurnian mineral dari pellet besi menjadi besi kasar serta pengolahan galena tersebut termasuk di dalam kegiatan yang wajib dilengkapi dengan kajian AMDAL, berdasarkan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 5 Tahun 2012. Ketentuan ini dikuatkan oleh adanya Surat Arahan Dokumen Lingkungan dari Kepala Badan Lingkungan Hidup Kabupaten Sukabumi Nomor 660.1/695-AMDAL/2012 tahun 2012. Dokumen ini selanjutnya dinilai oleh Komisi Penilai AMDAL Kabupaten Sukabumi, dan telah mendapat persetujuan dari Bupati Sukabumi berdasarkan Surat Keputusan Bupati Sukabumi Nomor 660.1/3265 BLH tentang Persetujuan ANDAL, RKL/RPL Pabrik Pengolahan Pasir Besi dan Bijih Besi Menjadi Besi Kasar (Pig Iron) dan Pengolahan Galena di Kec. Tegalbuleud, tanggal 14 November 2012.
57
Penyusunan dokumen ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP FUEL JETTY 2 DAN PEMECAH GELOMBANG, Pulau Laut, 2012
Pemrakarsa
: PT. Shell Indonesia
Kegiatan Usaha
: Pemasok Energi dan Petrokimia
Luas Lahan
: + 4430m2
Lokasi
: Desa Gosong Panjang, Kec. Pulau Laut, Kab.Kotabaru, Kalimantan Selatan
Ringkasan Proyek : PT. Shell Indonesia merupakan bagian dari Shell, sebuah perusahaan multinasional yang berpusat di Inggris, adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang energi dan petrokimia. Saat ini Shell memiliki unit produksi, distribusi dan pendukung yang tersebar di seluruh Indonesia.
58
Shell pada tahun 2008 bekerjasama dengan PT. Indonesia Bulk Terminal (IBT) selaku operator Pelabuhan Mekar Putih, membangun tangki penyimpanan diesel (berkapasitas 80.000 kl) untuk memasok kebutuhan pelabuhan dan pengumpan wilayah sekitarnya. Seiring dengan meningkatnya aktivitas di Pelabuhan Mekar Putih, Shell bermaksud membangun Fuel Jetty 2 dan pemecah gelombang tambahan guna mendukung kegiatan usaha. Kegiatan pembangunan fasilitas tersebut perlu dilakukan kajian AMDAL baru sesuai Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 5 Tahun 2012 tentang Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan yang Wajib Dilengkapi dengan AMDAL. Untuk itu, Shell dibantu tim kami (PT. ELi) menyusun dokumen AMDAL untuk meperoleh izin lngkugan disamping untuk mengetahui potensi dampak yang mungkin timbul akibat pembangunan fasilitas tambahan yang disebutkan diatas.
59
Penyusunan DOKUMEN STUDI RONA LINGKUNGAN AWALENVIRONMENTAL BASELINE STUDY (EBS) Pertambangan Emas DmpProspek Seruyung, Nunukan,2012 Pemrakarsa
: PT. Sago Prima Pratama
Kegiatan Usaha
: Penambangan dan Pengolahan Emas DMP
Luas Lahan
: + 3580m2
Lokasi
: Desa Pembeliangan, Kec. Sebuku, Kab. Nunukan, Provinsi Kalimantan Timur
Ringkasan Proyek : PT. Sago Prima Pratama (SPP)berencana melakukan pertambangan emasdmp di Prospek Seruyung seluas 3.580 Ha, terletak di dalam wilayah administrasi Desa Pembeliangan, Kecamatan Sebuku, Kabupaten Nunukan, Provinsi Kalimantan Timur. Prospek Seruyung mencakup wilayah Gunung Seruyung, Bukit Ada Isut, dan Gunung Patak (Dulun).
60
Sebelum melakukan kegiatan pertambangan, manajemen SPP ingin mengetahui karakteristik lingkungan di wilayah Prospek Seruyung dan Desa Pembeliangan, maka SPP bekerjasama dengan tim konsultan PT. Efektifika Informasi Lingkungan (ELi) telah melakukan Studi Rona Lingkungan Awal atau Environmental Baseline Study (EBS). Studi ini dimaksudkan untuk mengetahui potensi dampak yang akan terjadi akibat rencana pertambangan emas dmp. Lingkup studi mencakup komponen lingkungan: geofisik-kimia, biologi, sosial ekonomi budaya dan kesehatan masyarakat. Studi dilakukan selama 3 bulan sejak September hingga November 2012.Pengamatan, pengukuran, pengambilan sampel, dan wawancara penduduk telah dilakukan pada tanggal 6 sampai dengan 15 September 2012. Kegiatan pertambangan terdiri dari:. • Kegiatan penambangan emas dmp pada Prospek Seruyung, mencakup wilayah: Gunung Seruyung, BukitAda Isut dan Gunung Patak; • Kegiatan pembangunan fasilitas pendukung kegiatan pertambangan, seperti:waste dam, sedimentation pond, heap leaching pad, dan lain sebagainya; • Kegiatan pembangunan fasilitas pendukung seperti kantor, camp, jalan, rumah genset, dan lainnya;
61
Penyusunan Dokumen ANALISIS MENGENAI DAMPAK LINGKUNGAN HIDUP INDUSTRI PENGOLAHAN LIMBHA BAHAN BERBAHAYA DAN BERACUN (LB3), Jawa Barat , 2012 Pemrakarsa
: PT. Mitra Jaya Pertiwi (MJP)
Kegiatan Usaha
: Industri Pengelolaan Limbah B3
Luas Lahan
: + 1.3Ha
Lokasi
: Desa. Karangsari, Kec. Cikarang Timur, Kab. Bekasi, Prov. Jawa Barat
Ringkasan Proyek : PT. Mitra Jaya Pertiwi (MJP) adalah Perusahaan yang berencana membangun industri pengelolaan Limbah B3. Kegiatan Pengelolaan LB3 ini diharapkan dpt menjadi alternatif pengelolaan bagi produsen dan/atau penghasil LB3 dalam mengelola limbah B3 yang dihasilkan sesuai peraturan dan perundangan yang berlaku.
62
Sesuai UU No. 32 Thn 2009 ttg Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Permen LH No. 11 Thn 2006 ttg Jenis Usaha dan atau Kegiatan yang Wajib Dilengkapi dengan Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup(AMDAL), Dinyatakan bahwa setiap rencana kegiatan yang akan melakukan pengolahan LB3 sebagai kegiatan utamanya (semua besaran), wajib melakukan studi Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL). Sehingga rencana pembangunan industri pengelolaan LB3 milik PT.Mitra Jaya Pertiwi (MJP) seluas ± 1,3037 Ha ini wajib dilengkapi dengan dokumen AMDAL.
Status Studi AMDAL • Studi AMDAL industri pengelolaan LB3 ini dilakukan sebelum rencana induk (master plan) selesai dibuat oleh manajemen MJP. • Dokumen Studi Kelayakan (Feasibility Study) tidak dibuat secara khusus, tetapi perencanaan teknis secara umum telah selesai dibuat dan menjadi dasar dilakukannya proses pelingkupan
63
Penyusunan Dokumen PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (DPLH), Pulau Laut Barat, Kab. Kotabaru, Prov. Kalimantan Selatan, 2011
Pemrakarsa
: PT. BAHARI CAKRAWALA SEBUKU
Kegiatan Usaha
: Bandar Udara (Airstrip) – Sebuku
Luas Lahan
: + 11.3Ha
Lokasi
: Pulau Laut Barat, Kab. Kotabaru, Prov. Kalimantan Selatan
Ringkasan Proyek : PT. Bahari Cakrawala Sebuku (BCS) merupakan perusahaan pertambangan batubara yang beroperasi sejak 1998 melalui Keputusan Direktur Jenderal Pertambangan Umum Nomor: 519.K/25/DJP/1998 Tanggal 23 September 1998 tentang Permulaan Tahap Kegiatan Operasi Produksi dan Penetapan Wilayah Pertambangan (Mining Area) Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara PT. Bahari Cakrawala Sebuk untuk mendukung kegiatannya
64
PT. Bahari Cakrawala Sebuku membangun bandar udara yang disebut Sekapung. Awal operasional Bandara Sekapung dimulai sejak tahun 1998 sesuai Keputusan Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Nomor SKEP/198/VII/1998 Tanggal 31 Juli 1998. Selanjutnya perpanjangan izin pengoperasian dan pengusahaan Bandar Udara Sekapung diperoleh dari Pemerintah Kabupaten Kotabaru, sesuai Surat Keputusan (SK) Bupati Kotabaru Nomor : 188.45/313/KUM Tahun 2008, Tanggal 1 Agustus 2008. Namun, kegiatan Bandara Sekapung belum memiliki dokumen lingkungan, sehingga sesuai PerMenLH No. 14 tahun 2010 wajib menyusun Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup (DPLH).
65
Penyusunan Dokumen PELAPORAN AUDIT LINGKUNGAN-INTERNAL, PT. Indo Biofuels Energy, 2011
Pemrakarsa
: PT. INDO BIOFUELS ENERGY (IBE)
Kegiatan Usaha
: Produksi biodiesel dengan nama kimia FAME
Luas Lahan
: + 1.9Ha
Ringkasan Proyek :
PT. Indo Biofuels Energy (selanjutnya disingkat IBE) memperoleh izin operasional dari Walikota Cilegon, sesuai Surat Keputusan Walikota Cilegon Nomor 845.2/Kep.566-Bapeda/2006. Namun, operasional pabrik biodiesel IBE telah diberhentikan sementara berdasarkan Surat Keputusan Walikota Cilegon nomor 658.31/1744/BLH pada tanggal 14 Juni 2011. Pemerintah Kota Cilegon melalui Badan Lingkungan Hidup
66
(BLH) Cilegon. Penutupan sementara dilakukan akibat adanya tuntutan masyarakat atas dugaan kasus pencemaran lingkungan yang dilakukan oleh IBE pada bulan Juni 2011. Lingkup pekerjaan audit lingkungan internal ini mencakup: identifikasi dampak/cemaran yang ada/terjadi dan sumbernya; identifikasi ketidaksesuaian manajemen lingkungan hidup yang dilakukan oleh IBE dibandingkan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku maupun best practice; evaluasi terhadap efektifitas upaya pengelolaan dampak/cemaran yang telah dilakukan oleh IBE; evaluasi terhadap upaya perbaikan yang dilakukan oleh IBE berdasarkan identifikasi dampak/cemaran yang tertulis didalam Laporan Pendahuluan Tim Audit ELi; memberikan rekomendasi perbaikan guna tercapainya kesesuaian manajemen lingkungan hidup dan keberlanjutan
produksi biodiesel IBE (sustainable operation).
67
Penyusunan Dokumen PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP (DPLH), Pulau Laut Barat, Kab. Kotabaru, Prov. Kalimantan Selatan, 2011
Pemrakarsa
: PT. INDONESIA BULK TERMINAL
Kegiatan Usaha
: Bandar Udara (Airstrip)
Luas Lahan
: + 23.9Ha
Ringkasan Proyek : PT. Indonesia Bulk Terminal (IBT) adalah perusahaan Pengelola Pelabuhan Batubara di Pulau Laut. Lokasi pelabuhan batubara IBT terletak di Desa Gosong Panjang, Kecamatan Pulau Laut Barat, Kabupaten Kotabaru, Provinsi Kalimantan Selatan.
68
IBT membangunan dan mengoperasikan bandar udara (Airstrip) Mekar Putih ini, dimaksudkan untuk menunjang kelancaran transportasi udara bagi karyawan IBT dalam melakukan perjalanan dinas ke luar pulau. Mengingat perjalanan menggunakan transportasi darat memerlukan waktu yang lama, maka operasional bandara ini menjadi sangat penting bagi mobilitas karyawan maupun menejemen IBT. Namun, pembangunan dan operasional Bandara Mekar Putih ini belum dilengkapi dengan Dokumen Lingkungan. Oleh karenanya, pada kesempatan kali ini IBT menyusun Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup (DPLH) guna melakukan pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup bagi sustainability atau keberlanjutan pengoperasian bandar udara ini. Format DPLH mengacu pada Lampiran III Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 14 Tahun 2010 tentang Dokumen Lingkungan Hidup Bagi Usaha dan/atau Kegiatan yang telah memiliki Izin Usaha dan/atau Kegiatan tetapi belum memiliki Dokumen Lingkungan Hidup.
69
Penyusunan Dokumen REVISI UKL-UPL, Kota Cimahi, Prov. Jawa Barat, 2011
Pemrakarsa
: PT. SAMA INDAH (SI)
Kegiatan Usaha
: Kegiatan Industri Ragi Roti (Baker’s Yeast Industri)
Luas Lahan
: + 4500m2
Ringkasan Proyek : PT. Sama Indah telah menyusun dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UKL – UPL) yang mendapat persetujuan dari Dinas Lingkungan Hidup Kota Cimahi pada tanggal 21 Oktober 2004.Peta Lokasi kegiatan PT. Sama Indah
70
Saat ini, SI telah melakukan beberapa perubahan fasilitas pendukung, seperti perbaikan instalasi pengolah air limbah (IPAL). Hal ini dilakukan guna memperbaiki kualitas air limbah yang dihasilkan dari proses produksi maupun proses sterilisasi alat. Sesuai dengan peraturan yang berlaku saat ini yaitu Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 13 Tahun 2010, dengan adanya pembangunan dan perubahan sistem pengolahan air limbah (IPAL) tersebut maka manajemen SI berkewajiban untuk merevisi dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UKL – UPL) terdahulu sesuai dengan perubahan potensi dampak dan cemaran saat ini. Selanjutnya dokumen Revisi UKL – UPL Tahun 2011 ini akan digunakan sebagai pedoman pengelolaan lingkungan agar usaha PT. Sama Indah dapat terus berkelanjutan.
71
Penyusunan Dokumen LINGKUNGAN HIDUP (DELH), Kota Cilegon, Banten, 2011
Pemrakarsa
: PT. PETEKA KARYA TIRTA (PKT)
Kegiatan Usaha
: Perdagangan dan Pengadaan Air Bersih
Luas Lahan
: + 18262m2
Ringkasan Proyek : PT. Peteka Karya Tirta (selanjutnya disingkat PKT) adalah anak perusahaan Pertamina Tongkang (Peteka) yang bergerak dibidang usaha penyedia air bersih untuk kebutuhan industri dan kapal tongkang. PKT telah beroperasi sejak tahun 1989 lalu. Sumber air bersih yang digunakan berasal dari air tanah dalam (sumur dengan kedalaman >100 m) sebanyak 10 sumur dan terletak di dua daerah administrasi yaitu Kelurahan Randa Kari dan Kelurahan Kubang Lumbra, Kecamatan Ciwandan, Kota Cilegon.
72
Sebanyak 6 sumur berada di lahan milik PKT seluas 22.615 m2, 2 sumur lain merupakan sumur warga yang disewa oleh PKT, dan 2 sumur lagi terletak didalam Kawasan Industri Krakatau Steel Gudang II (kerjasama antara PKT – KIEC). Kapasitas pengambilan air yang diizinkan sesuai Surat Izin Pengambilan Air (SIPA) dari 17 sumur yang telah beroperasi adalah 14.450 m3 atau 176,25 l/det. Sesuai ketentuan yang berlaku saat itu, kegiatan PKT tersebut perlu dilengkapi dengan Dokumen UKL – UPL. Sehingga pada tahun 2006, PKT bersama-sama konsultan telah menyusun dokumen UKL – UPL dan telah mendapat persetujuan sesuai nomor 22/CWD-UKPL tanggal 27 Juli 2006 untuk 7 sumur. Akan tetapi dengan adanya ketentuan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup nomor 11 tahun 2006, dimana disebutkan bahwa pengambilan air tanah dalam > 50 l/ det wajib dilengkapi dengan dokumen AMDAL, untuk kegiatan PKT yang telah berjalan maka kami membantu PKT dalam penyusunan dokumen evaluasi lingkungan hidup (DELH) sesuai Peraturan Menteri Lingkungan Hidup nomor 14 tahun 2010.
73
Penyusunan Dokumen PENGELOLAAN DAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN HIDUP (DPPL), Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, 2010
Pemrakarsa
: BLUE BIRD GROUP (BBG)
Kegiatan Usaha
: Pool Kendaraan Taksi dan Pendukungnya
Luas Lahan
: + 2.3m2
Ringkasan Proyek : Saat ini, di sekitar lokasi BBG telah berkembang berbagai kegiatan usaha seperti: usaha rumah sewa (kontrakan); warung-warung makan; dan warung kelontong (kebutuhan sehari-hari) seiring dengan meningkatnya jumlah tenaga kerja yang diserap oleh BBG. Kegiatan Kantor, Bengkel dan Pool Taksi Blue Bird Di Mampang Prapatan ‐ JakSel.
74
Sebagai contoh, di sebelah Barat, Utara dan Selatan dari lokasi BBG yang merupakan area pemukiman penduduk, banyak rumah tinggal yang kemudian dialih fungsikan menjadi rumah kontrakan bagi para pegawai BBG. Selain itu, terjadi pula pengalihfungsian rumah tinggal menjadi warung makan atau warung Kelontong. Hal ini menggambarkan bahwa telah terjadi pertumbuhan dan perkembangan kegiatan ekonomi di wilayah permukiman penduduk sebagai akibat adanya kegiatan operasional BBG di wilayah tersebut. Dengan demikian, secara tidak langsung telah terjadi interaksi sosial yang cukup baik antara BBG dengan masyarakat sekitar. Ini pulalah yang mendorong BBG untuk selalu turut berperan serta secara aktif dalam berbagai kegiatan sosial kemasyarakatan di wilayah sekitar area operasinya. Kegiatan pengelolaan dilakukan diseluruh area pool, kantor dan bengkel Blue Bird Group dan wilayah permukiman sekitar
75
Penyusunan DOKUMEN EVALUASI LINGKUNGAN HIDUP (DELH), Kota Cilegon, Banten, 2010 Pemrakarsa
: PT. TRI MULYA INTERBUANA (TMI)
Kegiatan Usaha
: Pengangkutan, Limbah B3
Luas Lahan
: + 21.536m2
Penyimpanan,
Pengumpulan
Ringkasan Proyek : PT. Tri Mulya Interbuana (selanjutnya disingkat TMI) telah beroperasi sejak tahun 1998 sebagai usaha perdagangan umum, freight forwarding, pengumpulan skrap besi/baja (scrap collector) dan pengepresan skrap besi/baja (scrap processor). Usaha perdagangan umum dan freight forwarding sudah dimulai sejak tahun 1998. Sedangkan scrap collector dimulai tahun 2003 dan untuk scrap processor dimulai tahun 2008. limbah B3, adalah sisa suatu usaha dan/atau kegiatan yang mengandung bahan berbahaya dan/atau beracun yang karena sifat dan/atau konsentrasinya dan/atau jumlahnya, baik secara langsung maupun tidak langsung
76
dapat mencemarkan dan/atau merusakkan lingkungan hidup, dan/atau dapat membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta makhluk hidup lain. Pengangkutan limbah B3 yang akan dilakukan TMI adalah suatu kegiatan pemindahan limbah B3 dari penghasil yang berada didalam wilayah kota Cilegon ke lokasi pengumpul TMI didalam kawasan KIEC dan selanjutnya menuju ke lokasi pemanfaat yang berada didalam wilayah administratif provinsi Banten.Kegiatan penyimpanan limbah B3 yang akan dilakukan oleh TMI adalah kegiatan menyimpan limbah B3 yang dilakukan sebagai pengumpul limbah B3 dengan maksud menyimpan sementara.
Sedangkan kegiatan pengumpulan limbah B3 adalah kegiatan mengumpulkan limbah B3 dari penghasil limbah B3 dengan maksud menyimpan sementara sebelum diserahkan kepada pemanfaat dan/atau pengolah dan/atau penimbun limbah B3. Jenis limbah B3 yang akan dikumpulkan TMI ada 6 jenis logam berupa Slag, sludge, ash, dross dari: (1) Besi/Baja; (2) Tembaga (copper); (3) Timah Putih (Sn); (4) Timah Hitam (Timbal/Pb); (5) Seng (Zn); dan (6) Mill Scale.
77
Penyusunan DOKUMEN EVALUASI LINGKUNGAN HIDUP (DELH), Kab. Tegal, Jawa Tengah, 2010 Pemrakarsa
: CV. LUT PUTRA SOLDER (LPS)
Kegiatan Usaha
: Pengangkutan, Limbah B3
Luas Lahan
: + 3.235m2
Penyimpanan,
Pengumpulan
Ringkasan Proyek : Secara garis besar kegiatan/usaha utama yang dilakukan oleh LPS di lokasi Desa Debong Wetan adalah pengangkutan, pengumpulan dan penyimpanan. Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (LB3). Dalam setiap kegiatan industri akan berdampak pada lingkungan dan berpotensi mencemari lingkungan sekitarnya. Demikian pula dengan kegiatan pengumpulan limbah B3 yang sudah dilakukan LPS sejak tahun 2008, dan pengumpulan limbah B3 berupa slag besi/baja yang akan dilakukan, berpotensi menimbulkan dampak pada lingkungan sekitar dan kesehatan para pekerja/karyawannya dan masyarakat sekitar Debong Wetan.
78
Dari kegiatan yang dilakukan LPS menimbulkan dampak, maka dapat disimpulkan bahwa komponen-komponen lingkungan yang berpotensi terkena dampak adalah : (1) kualitas udara dan kebisingan; (2) kualitas air permukaan; dan (3) kesehatan pekerja/karyawan dan masyarakat di sekitar lokasi kegiatan LPS Debong Wetan. Evaluasi terhadap hasil analisis laboratorium terhadap beberapa komponen lingkungan LPS Debong Wetan menggunakan 3 (tiga) macam model evaluasi, yaitu: Evaluasi Terhadap Kualitas Lingkungan (Environmental Quality Evaluation), Evaluasi Tingkat Kritis (Critical Level Evaluation), dan Evaluasi Kepatuhan (Compliance Evaluation). Dari hasil ketiga pendekatan evaluasi tersebut diatas, maka dapat disimpulkan bahwa kegiatan pengumpulan dan penyimpanan limbah B3 yang dilakukan LPS di Debong Wetan sudah dilakukan dengan mengikuti ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Walau masih diperlukan upaya perbaikan dan pemeliharaan lanjutan guna memelihara kualitas lingkungan yang baik.
79
Penyusunan DOKUMEN AMDAL PERTAMBANGAN (Eksploitasi) BIJIH BESI & SARANA PENDUKUNGNYA, Kab. Sukabumi, Jawa Barat, 2009 Pemrakarsa
: PT. SUMBERGAS SAKTI PRIMA
Kegiatan Usaha
: Pertambangan Ekploitasi Biji Besi dan Sarana Pendukungnya
Luas Lahan
: + 404 Ha
Lokasi
: Kec. Kalibunder, Waluran dan Ciemas Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat
Ringkasan Proyek : Secara garis besar kegiatan/usaha utama yang dilakukan oleh LPS di lokasi Desa Debong Wetan adalah pengangkutan, pengumpulan dan penyimpanan. Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (LB3). Dokumen Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) ini disusun berdasarkan hasil penyelidikan, pengamatan langsung, analisis di laboratorium, dan sesuai Pedoman Penyusunan AMDAL pada Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 8 tahun 2006.
80
Kegiatan pertambangan bijih besi termasuk didalamnya kegiatan pemurnian, pengangkutan, peleburan dan pelabuhan muat pellet besi yang dihasilkan akan menimbulkan dampak terhadap lingkungan hidup, baik berupa dampak positif maupun dampak negatif. Dampak positif yang akan timbul akibat adanya penambangan bijih besi ini antara lain adalah: dapat menciptakan lapangan kerja; peluang usaha; dan dapat meningkatkan perekonomian daerah antara lain: jasa, perdagangan dan pengembangan wilayah. Di sisi lain, kegiatan ini dapat menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan hidup dari aspek fisik-kimia, biologi serta sosial ekonomi budaya dan kesehatan masyarakat, antara lain berupa: timbulnya lubang-lubang bekas galian tambang; pencemaran udara; pencemaran air; penurunan populasi flora dan fauna darat; gangguan kehidupan biota perairan; gangguan lalu lintas darat dan kerusakan jalan umum; persepsi negatif masyarakat serta gangguan kesehatan masyarakat.
Maka berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku yaitu Undangundang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL) serta Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 11 Tahun 2006 tentang Jenis Usaha dan/atau Kegiatan yang Wajib dilengkapi dengan AMDAL, rencana kegiatan pertambangan bijih besi SSP diwajibkan dilengkapi dengan kajian AMDAL.
81
Penyusunan DOKUMEN AMDAL PEMBANGUNAN INDUSTRI PEMANFAATAN OILSLUDGE (LIMBAH B3), Margasari, Tegal, 2005 Pemrakarsa
: PT. ATS Nugratama
Kegiatan Usaha
: Pembangunan Industri Pemanfaatan Oilsludge (Limbah B3)
Luas Lahan
: + 3.000 m2
Lokasi
: Desa Karangdawa, Kec.Margasari, Kab. Tegal, Provinsi Jawa Tengah
Ringkasan Proyek : PT. ATS Nugratama (ATSN) adalah kontraktor pengolahan limbah oilsludge secara in-situ pada beberapa industri refinery dan kilang minyak. Seiring dengan meningkatnya kegiatan ATSN, maka menejemen ATSN memutuskan untuk membangun industri pemanfaatan oilsludge secara ex-situ di Desa Karangdawa, Kec. Margasari, Kab. Tegal, Prov. Jawa Tengah.
82
Sesuai ketentuan UU No. 27 tahun 1999 dan PP No. 18 tahun 1999, oilsludge termasuk dalam katagori limbah B3. Sehingga diperkirakan kegiatan pemanfaatan ini akan menimbulkan dampak yang besar dan penting terhadap lingkungannya. Maka ATSN (dibantu tim kami) menyusun dokumen kelayakan lingkungan (AMDAL) guna menghindari dan atau meminimalisasi dampak negatif serta meningkatkan dampak positif yang akan timbul. Dokumen (Kajian) AMDAL tersebut telah selesai dan mendapat persetujuan dari Komisi Pusat AMDAL Pusat KLH pada tahun 2005
83
Penyusunan DOKUMEN LAPORAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN periode 6 bulanan sejak Juni 2005 hingga Juni 2007 Pemrakarsa
: PT. Sama Indah, Baker’s Yeast Industri
Kegiatan Usaha
: Pembuatan Ragi Untuk Industri Bakery
Luas Lahan
: + 5.000 m2
Lokasi
: Jl. Baros No. 27, Kelurahan Leuwigajah, Kecamatan Cimahi Selatan, Cimahi
Ringkasan Proyek : PT. Sama Indah (selanjutnya disingkat SI) didirikan pada tahun 1982 dan telah memulai operasinya sejak tahun 1988, sesuai dengan Izin Usaha Industri Nomor 294/DJAI/IUT-D.IV/PMDN/VIII/1988. Perusahaan ini memproduksi ragi roti (baker’s yeast) guna memenuhi kebutuhan ragi bagi industri-industri pembuat roti (bakery) di seluruh Indonesia. SI mendapat izin untuk berproduksi selama 30 tahun hingga September tahun 2028 yang akan datang.
84
Guna memenuhi persyaratan kelayakan lingkungan sesuai peraturan perundangundangan yang berlaku saat itu, SI telah menyusun dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UKL – UPL) pada tahun 1996, serta telah disetujui oleh Komisi AMDAL Departemen Perindustrian berdasarkan surat pengesahan 358/UKPL/BPPIP-SWD3/X/96 tertanggal 23 Oktober 1996. Dokumen UKL-UPL tersebut telah direvisi kembali pada tahun 2004, sesuai Keputusan Menteri Perindustrian Nomor 250/M/SK/10/1994 tentang Pedoman Teknis Penyusunan Pengendalian Dampak Terhadap Lingkungan Hidup Pada Sektor Industri. Saat ini, SI telah melakukan beberapa perbaikan fasilitas pendukung, seperti perbaikan instalasi pengolah air limbah (IPAL). Hal ini dilakukan guna memperbaiki kualitas air limbah yang dihasilkan dari proses produksi maupun proses sterilisasi peralatan produksi. Sesuai dengan peraturan yang berlaku saat ini yaitu Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 13 Tahun 2010, dengan adanya pembangunan dan perubahan sistem pengolahan air limbah (IPAL) tersebut maka manajemen SI berkewajiban untuk merevisi dokumen Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UKL – UPL) terdahulu sesuai dengan perubahan potensi dampak dan cemaran saat ini.
85
Penyusunan DOKUMEN LAPORAN PEMANTAUAN LINGKUNGAN periode 6 bulanan sejak Juni 2004 hingga Juni 2007 Pemrakarsa
: PT. Sara Lee Indonesia, Household & Bodycare Industri
Kegiatan Usaha
: Pembuatan Bahan Pembersih Rumahtangga dan Kosmetik
Luas Lahan
: + 8.000 m2
Lokasi
: Jl. Raya Bogor Km. 27, Ciracas, Jakarta Timur
Ringkasan Proyek : SLI mempunyai izin usaha tetap sejak tahun 1991 untuk operasional SLHI dan pada tahun 1990 sebelumnya juga telah memiliki izin operasional untuk SLBI. SLHI memproduksi produk-produk pembersih rumah tangga (household industry), seperti semir sepatu, car washing dan bahan pembersih lainnya. Sedangkan SLBI memproduksi produk-produk kosmetik, seperti produk – produk perawatan rambut, perawatan kulit, perawatan badan, sabun mandi, parfume & lotions, dan kosmetik lainnya.
86
Proses produksi yang dilakukan di SLBI dan SLHI meliputi proses pemanasan dengan menggunakan uap (steam) atau pelehan (melting), proses pencampuran dan pengadukan (mixing), proses pengisian (filling) serta pengemasan (packaging). Untuk proses pembuatan talk, fragrance dan lotion tidak menggunakan steam (uap). Pada periode pemantauan Juni 2007, SLI sedang melakukan upaya perbaikan pengolahan limbah cair di IPAL dengan cara melakukan plant test yang melibatkan empat (4) vendor yang berbeda. Dari kegiatan plant test, dimana keempat vendor melakukan pengolahan limbah cair dengan menggunakan cara dan bahan masing-masing untuk mendapatkan hasil yang terbaik. Dua (2) vendor yaitu PT. Tirta Alam Abadi dan PT. Varsindo menunjukkan keberhasilan dalam memperbaiki kualitas limbah cair SLI, namun menejemen SLI belum menentukan vendor tertentu yang akan diajak bekerjasama mengingat proses ini masih terus berlanjut. Selain melakukan plant test, SLI juga berupaya terus meningkatkan pengawasan terhadap operasional IPAL dan melakukan konsultasi dengan instansi terkait dan pihak ketiga. Upaya-upaya tersebut cukup berhasil. Hal ini dibuktikan dengan membaiknya kualitas limbah cair pada outlet IPAL, sebagaimana ditunjukkan oleh lembar hasil analisis sampel limbah cair pada bulan Juni 2007.
87
Penyusunan DOKUMEN PEDOMAN PENGELOLAAN SALURAN DRAINASE PERKOTAAN YANG BERWAWASAN LINGKUNGAN (ECODRAIN), Surabaya – Bandung – Denpasar, 2007 Pemrakarsa
:
Direktorat Jenderal Cipta Karya, Departemen PekerjaanUmum Perencanaan, Penyehatan Lingkungan Pemukiman
Kegiatan Usaha
:
Luas Lahan
:
Seluruh Indonesia
Lokasi
:
Surabaya, Bandung dan Denpasar
dan
Ringkasan Proyek : Dirjen Cipta Karya DPU (DCK – DPU) meminta PT. Dwikarsa Envacotama (dimana kami masuk kedalam timnya) untuk menyusun Buku Pedoman Pengelolaan Saluran Drainase Perkotaan Yang Berwawasan Lingkungan (Ecodrain) guna menanggulangi banjir dan memelihara Daerah Aliran Sungai di Perkotaan.
88
DCK – DPU menjadikan 3 kota besar yaitu Surabaya, Bandung dan Denpasar sebagai daerah percontohan dan kajian dalam penyusunan pedoman tersebut.
Masing-masing kota besar tersebut memiliki spesifikasi lingkungan yang berbeda satu sama lain. Surabaya memiliki bozeem (waduk) dibagian akhir saluran drainase kotanya sebagai pengendali banjir yang merupakan peninggalan Belanda. Bandung yang memiliki daerah berkontur tidak memiliki waduk. Sedangkan Denpasar terletak didataran pantai dan memiliki sistem drainase yang dikelola dengan sistem adat.
89
Penyusunan DOKUMEN RKL-RPL RINCI BINTAN MARINA BAY, Bintan, 2007 Pemrakarsa Kegiatan Usaha
: :
Luas Lahan
:
Lokasi
:
PT. Pelangi Bintan Indah (Bintan Resort Group) Penataan Lahan & Pembangunan Kawasan Pariwisata Bintan Marina Bay 318.8 Ha Desa Sebonglagoi, Kecamatan Teluk Sebong, Kabupaten Bintan, Provinsi Kepulauan Riau
Ringkasan Proyek : Bintan Marina Bay menempati lokasi di Parcel B2 yang termasuk didalam kawasan Bintan Lagoi Bay. Pengembangan diwilayah ini lebih spesifik karena akan dibangun marina (pelabuhan kapal wisata) guna mendukung pengembangan kawasan resort, bungalow dan hotel yang akan dibangun oleh PT. Pelangi Bintan Indah (PBI), salah satu anak perusahaan dari PT. Bintan Resort Cakrawala (BRC). Oleh karenanya PBI (dibantu oleh Tim kami) telah menyusun Dokumen RKL RPL Rinci
90
Penyusunan DOKUMEN RKL-RPL RINCI BINTAN LAGOI BAY, Bintan, 2007 Pemrakarsa Kegiatan Usaha
: :
Luas Lahan
:
Lokasi
:
PT. Pelangi Bintan Indah (Bintan Resort Group) Penataan Lahan & Pembangunan Kawasan Pariwisata Bintan Lagoi Bay + 965 Ha Desa Sebonglagoi, Kecamatan Teluk Sebong, Kabupaten Bintan, Provinsi Kepulauan Riau
Ringkasan Proyek : PT. Pelangi Bintan Indah (PBI), salah satu anak perusahaan dari PT. Bintan Resort Cakrawala (BRC) bermaksud mengembangkan parcel A6 – B1 – B2 – B3 dikawasan wisata terpadu BBIR yang terletak di bagian utara P. Bintan. Rencana pengembangan kawasan wisata terpadu telah disetujui dan dilengkapi dokumen AMDAL kawasan. Sehingga untuk merealisasikan pembangunan kawasan Bintan Lagoi Bay tersebut PBI (dibantu oleh Tim kami) telah menyusun Dokumen RKL RPL Rinci.
91
Penyusunan DOKUMEN AMDAL PEMBANGUNAN BANDARA KHUSUS BINTAN, Teluk Sasah, Bintan, 2007 Pemrakarsa Kegiatan Usaha
: :
Luas Lahan
:
Lokasi
:
PT. Bintan Resort Cakrawala Pembangunan Bandar Udara (Bandara) Khusus Bintan + 170,58 Ha Desa Teluk Sasah, Kecamatan Bintan Utara, Kabupaten Bintan, Provinsi Kepulauan Riau
Ringkasan Proyek : PT. Bintan Resort Cakrawala (BRC) bermaksud membangun Bandara Khusus (Internasional) guna mendukung kegiatan pariwisata (BBIR) dan perindustrian (BIE) yang ada di Bintan Utara.
92
Penyusunan DOKUMEN RINCI BINTAN TREASURE BAY, Bintan, 2007 Pemrakarsa Kegiatan Usaha
: :
Luas Lahan
:
Lokasi
:
PT. Pelangi Bintan Indah (Bintan Resort Group) Penataan Lahan & Pembangunan Kawasan Pariwisata Terpadu + 418,897Ha Desa Sebonglagoi, Kecamatan Teluk Sebong, Kabupaten Bintan, Provinsi Kepulauan Riau
Ringkasan Proyek : PT. Bintan Resort Cakrawala (BRC) memiliki konsesi seluas + 23.000 Ha dibagian utara Pulau Bintan untuk dikembangkan menjadi kawasan pariwisata terpadu. Kajian kelayakan lingkungan (AMDAL) untuk pembangunan kawasan ini sudah dibuat tahun 1996. Namun, kawasan terbangun baru seluas + 4.000 Ha untuk lapangan golf, resort, hotel, dan terminal ferry. Selanjutnya, BRC merencanakan pembangunan kawasan Bintan Treasure Bay yang akan dikelola oleh PT. Pelangi Bintan Indah (PBI) seluas + 418,897 Ha. Guna memenuhi ketentuan perundang-undangan yang berlaku, maka PBI (dibantu tim kami) wajib menyusun RKL/RPL Rinci sebagai dokumen kelayakan lingkungan dari pembangunan tersebut.
93