MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN JIKSAW PADA MATA PELAJARAN PKn DI KELAS VI SDN 1 BINAJAYA
(Fatrianti Ismail) Mahasiswa Jurusan IHK Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Gorontalo ABSTRACT Fatrianti Ismail “ Increasing students’ Achievement on Civics Educationo subject by Applying Jigsaw Learning Model at SDN 10 Tolangohula. SI Civics Education, Departement of Laws and Civics, Fakulty of Social Sciences, Universitas Negeri Gorontalo The problem statement of this research was does the applying of jigsaw Learning Model can increase students ‘achievement on civics education subject at grade VI SDN 10 Tolangohula subdistrict, Gorontalo Districst 2013?. This research aimet to increase the students’ achievement on civics education subject by applying jigsaw learning Model at grade VI SDN 10 Tolangohula. This research was expected to by useful for teacher school, students and the researcher itself. The subject of research in this classroom action research were students at grade VI SDN 10 Tolangohula which enrolled in the academik year 2013/2014. The total numbers of treated subject were 20 students which measured by input variable, process variable, and output variable. This classroom action research was conducted in two cycles included the preparation phase implementation phase, evaluation analysis, and reflelection.
1
Based on data analysis and explanation of this research it could be concluded that the role of the material “Indonesia’s role in southeast Asia region” by applying jigsaw learning Model can increase students’ achiavement at grade VI SDN 10 Tolangohula in 2013/2014 academic year. Based on data analysis of students’ achiavemet cycle 1 showed that from 20 students who were treated, there were 14 students or 70% who scored 65 more. The number and presentation increased in cycle II, which from 20 students, there were 18 students or 90% who scored 65 more. Keyword : Students’ Achievement, Jigsaw Learning Model PENDAHULUAN Pada dasarnya belajar merupakan suatu proses untuk mengenali yang ada disekitar kita. Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada semua orang dan berlangsung seumur hidup. Salah satu pertanda bahwa seorang telah belajar adalah berubahnya tingkah laku dalam dirinya. Perubahan tingkah laku tersebut menyangkut (kognitif) dan keterampilan (psikomotor) maupun yang menyangkut nilai dan sikap (afektif) yang harus diaplikasikan. Dari observasi di lapangan tentang proses pembelajaran selama ini, peneliti telah mengidentifikasi beberapa permasalahan antra lain : a) Guru mata pelajaran PKn masih mengalami kesulitan dalam mengaktifkan siswa untuk terlibat langsung dalam proses penggalian dan penelaahan bahan pelajaran
2
b) Sebagian siswa memandang mata pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan sebagai mata pelajaran yang bersifat konseptual dan teoritis. c) Hasil belajar siswa menjadi sangat terbatas dan kurang, sehingga dalam proses pembelajaran siswa di kelas menjadi tidak aktif dan tidak bergairah untuk bersama-sama proaktif. Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu “ Apakah Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Jigsaw Dapat Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran PKn di Kelas VI SDN I Binajaya”? Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran PKn melalui model pembelajaran jigsaw di kelas VI SDN 1 Binajaya. Manfaat Penelitian Hasil penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi siswa, guru, sekolah, dan peneliti. a) Bagi siswa Model pembelajaran jigsaw ini dapat membantu siswa dalam memahami materi pembelajaran serta mingkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran PKn.
3
b) Bagi guru Penelitian ini merupakan bahan informasi ilmu pengetahuan yang bermanfaat untuk meningkatkan hasil pembelajaran kedepan nanti. c) Bagi sekolah Peneltian ini menjadi masukan untuk meningkatkan hasil belajar dalam pelaksanaan proses pembelajaran yang telah dilaksanakan selama ini. d) Bagi peneliti Hasil penelitian ini merupakan salah satu acuan untuk meningkatkan dan mengembangkan kemampuan serta profesionalisme guru dalam rangka pemilihan model pembelajaran berupa metode, teknik atau pendekatan guna meningkatkan kualitas pengajaran siswa pada mata pelajaran PKn di sekolah. KAJIAN TEORI 2.1. Hakikat Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran PKn Hasil belajar adalah perubahan perilaku secara keseluruhan bukan hanya salah satu aspek potensi kemanusiaan saja, melainkan secara komprehensip. Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan. Berikut akan diuraikan teori-teori hasil belajar menurut para ahli : 1) Teori Gagne Menurut Gagne (dalam Agus Supridjono, 2009:5-6) hasil belajar terbagi atas beberapa aspek yaitu:
4
1. Informasi verbal yang kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tulisan. 2. Keterampilan intelektual yaitu kemampuan mempresentasikan konsep dan lambang. 3. Strategi kogniti yaitu kecakapan menyalurkan dan mengarahkan aktivitas kognitifnya sendiri. 4. Keterampilan motorik yaitu kempuan melakukan serangkaian gerak jasmani dalm urusan dan koordinasi sehingga terwujud otomatisme gerak jasmani. 5. Sikap adalah kemampuan menerima atau
menolak objek
berdasarkan penelitian terhadap objek tersebut. Selanjutnya
Bloom
berpendapat
bahwa,
hasil
belajar
mencakup
kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik. Domain kognitif adalah knowledge (pengetahuan, ingatan), comprehension (pemahaman, menjelaskan, aplication (penerpan), analysis (menguraikan, menentukan hubungan), synthesi (mengorganisasikan, merencanakan, membentuk), dan evaluation (menilai) . Domain afektif adalah receiving (sikap menerima), responding (memberikan respon), Valuing (nilai), organizatio (organisasi) characterization (karakter). Domain psikomotorik meliputi peniruan, penggunaan, ketepatan, perangkaian, dan nalurisasi. Hasil kognitif diukur pada awal dan akhir pembelajaran, sedangkan untuk hasil belajar afektif dan psikomotorik diukur pada proses pembelajaran untuk mengetahui sikap dan ketrampilan siswa sehingga dapat bermanfaat bagi kehidupannya. (dalam Sudjana, 2009:22).
5
Model pembelajaran jigsaw dikembangkan oleh beberapa ilmuan barat yaitu Arosons, Blaney, Stephen, Snapp, dan Siks. Yang bertujuan mengajarkan siswa untuk secara aktif untuk memproses informasi dengan sumber pembelajaran yang ada dalam kelompok ahli (Hasan Fauzih Maufur, 2011:153). 3.
Horward Kingsley Menurut Horward Kingsley (dalam Istianingsih, dkk 2011:15). hasil belajar meliputi 3 aspek yaitu : 1.
Keterampilan dan kebiasan
2.
Pengetahuan dan pengertian
3.
Sikap dan cita-cita
Hipotesis
tindakan yang dirumuskan dalam peneleitian ini sebagai
berikut “ Jika menggunakan model pembelajaran jigsaw pada materi Peran Indonesia di Kawasan Asia Tenggara maka hasil belajar siswa di kelas VI SDN 1 Binajaya akan meningkat Bila hasil capaian belajar siswa di bawah criteria ketuntasan minimal maka pembelajaran harus dilanjutkan dengan memperhatikan komponen yang masih memerlukan perbaikan. Bila hasil capaian belajar sudah mencapai
75 %
atau
lebih
dari jumlah siswa 15 orang maka proses
pembelajaran dianggap tuntas. Model Pembelajaran Jigsaw Model pembelajaran jigsaw dikembangkan oleh beberapa ilmuan barat yaitu Arosons, Blaney, Stephen, Snapp, dan Siks. Yang bertujuan mengajarkan siswa untuk secara aktif untuk memproses informasi dengan sumber pembelajaran yang ada dalam kelompok ahli (Hasan Fauzih Maufur, 2011:153).
6
Langka-langhak Jigsaw Menurut Supridjono, Pembelajaran kooperatif jigsaw disusun dengan langkah-langkah pokok sebagai berikut : (1) pembagian tugas, (2) pemberian lembar ahli, (3) mengadakan diskusi, (4) mengadakan kuis. Adapun rencana pembelajaran kooperatif jigsaw ini diatur secara instruksional sebagai berikut (Supidjono, 2009:63) a) Siswa dikelompokkan dengan anggota tiga sampai empat orang. b) Setiap orang dalam tim diberikan materi dan tugas yang berbeda. c) Anggota tim yang berbeda dengan penugasan yang sama membentuk kelompok baru (kelompok ahli). d) Setelah kelompok ahli berdiskusi, tiap anggota kembali ke angota kelolompok asal dan menjelaskan kepada anggota kelompok tentang sub bab yang mereka kuasai. e) Tiap tim ahli mempresentasikan hasil diskusi. f) Pembahasan. g) Penutup. Hipotesis Tindakan Jika
menggunakan model pembelajaran
jigsaw pada materi Peran
Indonesia di Kawasan Asia Tenggara maka hasil belajar siswa di kelas VI SDN 1 Binajaya akan meningkat .
7
Indikator Keberhasilan 1. Bila hasil capaian belajar siswa di bawah criteria ketuntasan minimal maka pembelajaran harus dilanjutkan dengan memperhatikan komponen yang masih memerlukan perbaikan. 2. Bila hasil capaian belajar sudah mencapai 75 % atau lebih dari jumlah siswa 15 orang maka proses pembelajaran dianggap tuntas. METODELOGI PENELITIAN Lokasi Penelitian Penelitian tersebut dilaksanakan di SDN 1 Binajaya. Sedangkan pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan selama 3 bulan mulai dari bulan Juli – Sepember 2013. Subjek Penelitian Adapun subyek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas VI SDN 1 Binajaya yang terdaftar pada tahun pelajaran 2013/2014. Jumlah yang menjadi subjek tindakan sebanyak 20 orang yang terdiri dari 8 orang siswa laki-laki dan perempuan berjumlah 12 orang siswa. Teknik Pengumpulan Data Jenis Data 1.
Data hasil pengamatan guru membelajarkan materi
2.
Data hasil aktifitas siswa selama mengikuti pembelajaran
3.
Data hasil siswa pada setiap pembelajaran
Instrumen Pengumpulan Data 1.
Lembar pengamatan kegiatan guru
8
2.
Lembar pengamatan aktifitas siswa
3.
Lembar test berisi soal tertulis
Variabel Penelitian 1.
Variabel input
2.
Variabel proses
3.
Variabel Output
Teknik Analisis Data Data hasil observasi kegiataan guru dan kegiatan siswa. Data hasil observasi guru dan siswa dianalisis secara deskriftif dengan menggunakan persentase Data hasil observasi kegiataan guru dan kegiatan siswa. Data hasil observasi guru dan siswa dianalisis secara deskriftif dengan menggunakan persentase Hasil Belajar Siswa Adapun rumus yang digunakan untuk menetapkan daya serap siswa adalah sebagai beikut :
Hasil belajar =
Kriteria Keberhasilan Penelitian 1. Paling kurang 85% unsur-unsur kegiataan guru maupun siswa dalam pembelajaran mencapai kriteria sangat baik (SB), dan kriteria baik (B).
9
2. Paling kurang dari 85% dari keseluruhan siswa yang di kenakan tindakan kelas memperoleh skor 32,5 atau nilai 65. Prosedur Penelitian 1. Persiapan a) Mendiskusikan rencana kegiatan yang akan dilakukan bersama guru mitra. b) Melakukan observasi awal terhadap subyek penelitian c) Mengadakan analisis pokok permasalahan yang menjadi subyek penelitian d) Menganalisis dan menentukan faktor-faktor yang diduga sebagai penyebab utama masalah. e) Pengkajian masalah sekaligus pembuatan alat observasi dan evaluasi, serta mendesain skenario psembelajaran sesuai dengan teknik pemecahan masalah yang telah ditetapkan serta menetapkan waktu pelaksanaan tindakan Pelaksanaan Tindakan Pelaksanaan tindakan kelas ini dilakukan di kelas VI SDN I Binajaya yang direncanakan dalam dalam satu siklus dua kali pertemuan dan akan dilanjutkan dengan siklus berikutnya jika belum mencapai hasil yang diinginkan Tahap Pemantauan Dan Evaluasi Pada tahap ini siswa dalam proses belajar mengajar dipantau terus keberhasilannya selama pelaksanaan siklus berlangsung Tahap Analisis dan Refleksi. Tahap analisis dan refleksi merupakan upaya evaluasi yang dilakukan oleh peneliti terkait dengan tindakan yang dilaksanakan. Analisis dan refleksi ini
10
dilakukan secara kolaboratif, yaitu adanya diskusi terhadap berbagai masalah yang terjadi di kelas penelitian. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil Siklus I Pertemuan 1 Berdasarkan pengamatan dan penilaian yang dilakukan oleh guru mata pelajaran sejenis yang bertidak sebagai pengamat dan penilai dapat diuraikan bahwa, dari aspek kegiatan guru yang diamati / dinilai selama pelaksanaan proses pembeajaran dengan menggunakan model pembelajaran jiksaw, 10 aspek (76,92 %) dengan skor 75 keatas atau kriteria (B), dan 3 aspek (23,07 %) dengan skor kurang dari 75 atau kriteria cukup (C). Akumulasi rata-rata kegiatan guru dalam proses pembelajaran adalah 73,8 atau kriteria (C). Dari ini hasil refleksi tersebut, maka melalui diskusi disepakati bahwa tindakan
dilanjutkan
ke
pertemuan
2
disertai
dengan
perbaikan
dan
penyempurnaan mengenai beberapa aspek yang belum terlaksana secara optimal pada pembelajaran siklus I pertemuan 1. Siklus I pertemuan 2 Hasil belajar siswa pada siklus I pertemuan 2 Pembelajaran pada siklus I pertemuan 2 merupakan perbaikan serta penyempurnaan tindakan yang dilakukan pada siklus I pertemuan 1. Dengan berpedoman pada refleksi pembelajaran siklus I pertemuan 1, maka pada pembelajaran siklus I pertemuan 2, peneliti dan dan guru mata pelajaran yang dalam hal ini bertindak sebagai pengamat melakukan pengkajian serta perencanaan untuk penyempurnaan aspek-aspek pada pembelajaran yang belum 11
terlaksana secara optimal pada siklus I pertemuan 2, baik menyangkut kegiatan guru maupun akifitas siswa serta sosal-soal yang belum tuntas pada pembelajaran siklus I pertemuan 1. Sebagaimana halnya pada siklus I pertemuan 1, maka untuk mengukur daya serap siswa selama proses pembelajaran pada akhir pembelajaran siklus I pertemuan 2 dilakukan evaluasi dengan menggunaka soal essey/ uraian sebagaiman terdapat pada lampiran 7a. Soal-soal tersebut adalah bagian dari soal yang tidak tuntas pada pembelajaran siklus I pertemuan 1.. Nilai rata-rata kelas pada pebelajaran siklus I pertemuan 2 adalah 77,3 sedangkan dari 5 butir soal uraian yang digunakan pada pembelajaran siklus I pertemuan 2 dinyatakan tuntas. Dari refleksi yang dilakukan melalui diskusi tersebut dapat diketahui bahwa tidakan kelas yang dilakukan pada siklus I pertemuan 2 telah terlaksana sebagaimana diharapkkan dan telah mencapai indikator keberhasilan yang ditetapkan, dalam hal ini peningkatan kualitas belajar mengajar dan peningkatan hasil belajar siswa. Dari 20 orang siswa yang dikenakan tindakan, 18 orang siswa atau 90% yang dinyatakan tuntas belajar dengan hasil 65 keatas. Demikian pula dengan soal evaluasi yang diberikan pada siklus I pertemuan 2, seluruhnya dinyatakan tuntas. Berdasarkan hasil penelitian, maka dalam diskusi bersama guru pengamat dan peneliti dapat diketahui bahwa tindakan kelas dinyatakan selesai sehinggga penenilti tidak perlu melanjutkan ke siklus berikutnya.
12
Pembahasan Dari hasil penelitian, baik pada siklus I pertemuan 1 maupun siklus I pertemuan 2 menunjukkan bahwa adanya peningkatan kualiatas pembelajaran pada siswa kelas VI SDN 10 Tolangohula pada tahun ajaran 2013/2014 pada materi Peran Indonesia Di Kawasan Asia tenggara. Peningkatan hasil belajar siswa ini berkaitan erat pula dengan adanya kemampuan guru dalam menerapkan model pembelajaran jigsaw dalam menyajikan materi. Kecakapan guru dalam menerapkan teknik pembelajaran dan kemampuan bepikir siswa dalam memahami materi adalah dua aspek yang terpenting dari keberhasilan belajar. berkaitan dengan soal no. 4 dan no. 5. Dari peningkatan hasil belajar yang diuraikan di atas, dapat disimpulkan hipotesis tindakan yaitu : jika digunakan model pembeajaran jigsaw, maka hasil belajar siswa kelas VI pada materi peran Indonesia dikawasan Asia Tenggara dapat ditingkatkan, dapat diterima atau terbukti kebenarannya. upun aspek kegiatan siswa dalam menerima materi. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan data hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa pembelajaran materi Peran Indonesia di kawasan Asia tenggara yang menggunakan model pembelajaran jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VI SDN 10 Tolangohula tahun Ajaran 2013/2014. Dari analisis data hasil belajar siswa pada siklus I pertemuan 1 menunjukkan bahwa 20 orang siswa yang
13
dikenakan tindakan, 14 orang siswa atau 70% yang dinyatakan mencapai neilai 65 ke atas. Jumlah dan persetase ini meningkat paada siklus I pertemuan 2, dari 20 orang siswa yang dikenakan tindakan, 18 siswa atau 90% memperoleh nilai 65 keatas. Saran Berkenaan dengan pelaksanaan dan hasil penelitian, maka dikemukaan saransaran sebagai berikut : 1. Penerapan model pembelajaran sebaiknya dapat diterapkan pada pembelajaran PKn secara berkesinambungan.. 2. Pelaksanaan tindakan kelas ini sebaiknya menjadi acuan dan pedoman dalam rangka meningkatkan hasil belajar siswa khususnya pada materi Peran Indnesia di Kawasan
Asia
Tenggara dan mata pelajaran PKn
pada umumnya. 3. Sebaiknya bagi guru yang ingin menerapkan model pembelajaran jigsaw agar perlu memperhatikan beberapa hal penting yaitu : pengorganisasian, pembagian kelompok- kelompok kecil, pengawasan kelompok ahli, serta bimbingan terhadap tiap-tiap kelompok. 4. Sebaiknya guru mendorong siswa agar dapat mengerjakan tugasnya dengan baik serta meningkatkan rasa percaya diri untuk bisa mengajukan pertanyaan atau menjawab pertanyaan guru.
14
DAFTAR PUSTAKA B. Johnson, Elaire. 2009. Contextual Teachingand Learning: Menjadikan Kegiata n Belajar Mengajar Mengasyikkan dan Bermakna (terjemahan). Bandung : MLC. Bandung: UPI PRESS. Bandung Sinar Baru Huda, Nurul. 2010.Strategi Pembelajaran, Jakarta: Multi Kreasi Satu Delapan Istiningsih dkk. 2011. 101 Tips Belajar Efektif dan Menyenangkan, Semanrang: PT.Sindur Press Maufur, Fauzi. 2011. Sejuta Jurus Mengajar Mengasyikkan, Semarang: PT. Sindur Press Sanjaya, Maufur, Fauzi. 2011. Sejuta Jurus Mengajar Mengasyikkan, Semarang: PT. Sindur Press Solihin, Ibrahim. 2010.Kurikulum Pembelajaran, Jakarta: Trans Mandiri Abadi Sudjana, Nana. 2009. Penilaian Hasil Belajar dan Proses belajar mengajar, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Supridjono, Agus. 2009. Kooperatif Learning, Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Uno, Hamzah dkk. 2009. Transformasi Pedagogik, Gorontalo: Nurul Jannah Uno, Hamzah dkk. 2008. Pengantar Teori Belajar dan Pembelajaran, Gorontalo: Nurul Jannah Uno Hamzah. Dkk. 2006. Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Bumi Aksara Wina. 2007. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta : Kencana.
15