MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MATERI OPERASI HITUNG CAMPURAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 6 KONDA KABUPATEN KONAWE SELATAN
SKRIPSI
OLEH
IKE WIDIA NINGSIH A1B3 11 129
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS HALU OLEO KENDARI 2016
ABSTRAK Ike Widia Ningsih. A1B3 11 129. ” Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Materi Operasi Hitung Campuran melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) pada Siswa Kelas IV SDN 6 Konda Kabupaten Konawe Selatan”. Skripsi. Pembimbing (1) Dra. Yoo Eka Yana Kansil, M.Pd, dan (2) Drs. La Ode Kaimuddin, S.Pd., M.Pd. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah hasil belajar siswa pada materi operasi hitung campuran dapat ditingkatkan melalui penerapan model pembelajaran Kooperatif Tipe STAD di Kelas IV SD Negeri 6 Konda Kabupaten Konawe Selatan? Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi operasi hitung campuran melalui penerapan model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD di Kelas IV SD Negeri 6 Konda Kabupaten Konawe Selatan. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan Penerapan Model Pembelajaran Tipe STAD. Penelitian ini disetting dalam dua siklus untuk mencapai tahap perencanaan, tindakan, observasi/evaluasi dan refleksi sampai mencapai tujuan yang ditetapkan. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SDN 6 Konda yang berjumlah 24 orang siswa yang terdiri dari 12 orang laki-laki dan 12 orang perempuan. Prosedur penelitian ini meliputi tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, evaluasi, dan refleksi. Hasil penelitian dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam pembelajaran Matematika dapat meningkatkan hasil belajar matematika, aktivitas mengajar guru, dan aktivitas belajar siswa kelas IV SDN 6 Konda pada materi operasi hitung campuran. Hal ini dapat dilihat bahwa: 1) Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam pembelajaran matematika dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SDN 6 Konda pada materi operasi hitung campuran. Hal ini dapat dilihat dari hasil belajar siswa pada siklus I siswa yang tuntas yakni 41,6% atau (10 orang siswa), yang tidak tuntas 58,4% atau 14 orang siswa dengan nilai rata-rata 58,75. Dan siklus II, siswa yang tuntas meningkat menjadi 87,5% atau (21 orang siswa) dan siswa yang tidak tuntas yakni 12,5% atau 3 orang siswa dengan nilai rata-rata 85 ; 2) Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan aktivitas mengajar guru pada siswa kelas IV SDN 6 Konda. Persentase keberhasilan aktivitas mengajar guru pada siklus I pertemuan pertama adalah 53,3% dan pertemuan kedua 66,6% dengan rata-rata 59,95 meningkat menjadi 80% pada siklus II pertemuan pertama dan 93,3% pada pertemuan kedua dengan rata rata 86,65; 3) Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada mata pelajaran matematika dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa kelas IV SDN 6 Konda, hal tersebut dapat dilihat dari peningkatan keberhasilan aktivitas belajar siswa. Pada siklus I pertemuan pertama keberhasilan aktivitas belajar siswa adalah 57,14% dan pertemuan kedua 71,42%, meningkat menjadi 78,57% pada siklus II pertemuan pertama dan 100% pada pertemuan kedua.
v
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah Swt, yang telah melimpahkan rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat merampungkan penulisan Skripsi ini berdasarkan skenario pembelajaran yang telah dirancang. Disamping itu, dukungan dan keterlibatan berbagai pihak sangat membantu penulis dalam menyelesaikan Skripsi ini. Olehnya itu, pertama-tama penulis ingin menghaturkan terimakasih yang mendalam kepada pembimbing: Dra. Yoo Eka Yana Kansil, M.Pd., sebagai Pembimbing I dan Drs. La Ode Kaimuddin, S.Pd., M.Pd. sebagai pembimbing II atas kontribusi yang besar, dukungan, arahan, dan masukanmasukan yang bermanfaat untuk kesempurnaan penulisan Skripsi ini. Penulis juga menghaturkan banyak terimakasih kepada berbagai pihak yang terkait baik itu secara langsung maupun tidak langsung dalam studi ini. 1. Prof. Dr. Ir. H. Usman Rianse, M.S., selaku Rektor Universitas Halu Oleo telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melanjutkan studi di Universitas Halu Oleo. 2. Prof. Dr. La Iru, S.H., M.Si., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Halu Oleo yang telah memberikan kemudahan dalam mengikuti proses perkuliahan. 3. Drs. La Rabani, S.Pd., M.Pd, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Halu Oleo yang mendukung penyusunan skripsi ini. 4. Lisnawati Rusmin, S.Pd., M.Sc, selaku Sekertaris Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Halu Oleo yang memberi motivasi akan penyusunan skripsi ini.
vi
5. Dosen serta Staf Administrasi dalam lingkungan FKIP Universitas Halu Oleo yang telah membantu dalam proses perkuliahan. 6. Kepala SD Negeri 6 Konda, yang telah bersedia memberikan izin dan waktu kepada penulis untuk melaksanakan penelitian pada sekolah yang dipimpinnya. 7. Guru kelas IV SD Negeri 6 Konda sekaligus observer yang telah membantu peneliti dalam melaksanakan penelitian ini sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. 8. Rasa hormat dan terimakasih setinggi-tingginya kepada kedua orang tua tercinta ayahanda Suwardi, S.Pd dan ibunda Nurlina yang telah banyak memberikan inspirasi, kekuatan, dan ketabahan selama proses penyelesaian penulisan skripsi ini. 9. Rekan-rekan mahasiswa PGSD Angkatan 2011 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Halu Oleo yang memberikan bantuan kepada penulis selama penyusunan skripsi ini. Penulis menyadari bahwa Skripsi ini masih banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Olehnya itu, kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan untuk penyempurnaan skripsi ini.
Kendari,
September 2015
Penulis
vvii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... HALAMAN PERSETUJUAN ..................................................................... HALAMAN PENGESAHAN........................................................................ PERNYATAAN.............................................................................................. ABSTRAK ..................................................................................................... KATA PENGANTAR ................................................................................... DAFTAR ISI................................................................................................... DAFTAR TABEL ......................................................................................... DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. BAB
I
PENDAHULUAN A. B. C. D.
BAB II
Latar Belakang Masalah ......................................................... Rumusan Masalah .................................................................. Tujuan Penelitian .................................................................... Manfaat Penelitian ..................................................................
6 6 11 16 20 21 22
METODE PENELITIAN A. B. C. D. E. F. G. H.
BAB IV
1 4 5 5
KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori ............................................................................ 1. Belajar dan Pembelajaran ................................................. 2. Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD................................ 3. Operasi hitung Campuran ................................................. B. Penelitian yang Relevan ......................................................... C. Kerangka Pikir ........................................................................ D. Hipotesis Tindakan .................................................................
BAB III
i ii iii iv v vi viii x xi xii
Jenis Penelitian ....................................................................... Setting Penelitian .................................................................... Subjek Penelitian .................................................................... Faktor yang Diteliti ................................................................. Prosedur Penelitian ................................................................. Data dan Teknik Pengumpulan Data ...................................... Teknik Analisis Data .............................................................. Indikator Kinerja .....................................................................
23 23 23 23 24 26 27 29
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ....................................................................... 1. Kegiatan Pendahuluan ...................................................... 2. Tindakan Siklus I ..............................................................
viii
30 30 31
3. Tindakan Siklus II ............................................................. B. Pembahasan ............................................................................ BAB V
44 56
PENUTUP A. Kesimpulan.............................................................................. B. Saran .......................................................................................
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
ix
60 60
DAFTAR TABEL Tabel
Isi
Hal
4.1
Hasil Observasi Aktivitas Mengajar Guru Siklus I ..............................
39
4.2
Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus I.................................
41
4.3
Hasil Observasi Aktivitas Mengajar Guru Siklus II .............................
51
4.4
Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus II ..............................
52
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1
Isi
Alur Model Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas............................
xi
Hal 26
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
Isi
Hal
1.
Silabus ..................................................................................................
63
2.
RPP Siklus I Pertemuan 1.....................................................................
64
3.
LKS Siklus I Pertemuan 1 ....................................................................
68
4.
Kunci Jawaban LKS Siklus I Pertemuan 1...........................................
69
5.
Soal Kuis I ............................................................................................
70
6.
Kunci Jawaban Kuis I...........................................................................
71
7.
Nilai Kuis Siklus I Pertemuan 1 ...........................................................
72
8.
Hasil Observasi Guru Siklus I Pertemuan 1 .........................................
73
9.
Hasil Observasi Siswa Siklus I Pertemuan 1........................................
76
10. RPP Siklus I Pertemuan 2.....................................................................
78
11. LKS Siklus I Pertemuan 2 ....................................................................
82
12. Kunci Jawaban LKS Siklus I Pertemuan 2...........................................
83
13. Soal Kuis II ...........................................................................................
84
14. Kunci Jawaban Kuis II..........................................................................
85
15. Nilai Kuis Siklus I Pertemuan 2 ...........................................................
86
16. Penentuan Penghargaan Kelompok Siklus I.........................................
87
17. Hasil Observasi Guru Siklus I Pertemuan 2 .........................................
88
18. Hasil Observasi Siswa Siklus I Pertemuan 2........................................
91
19. Tes Evaluasi Siklus I ............................................................................
93
20. Kunci Jawaban Tes Evaluasi Siklus I...................................................
94
21. Analisis Hasil Belajar Siswa Siklus I ...................................................
95
22. RPP Siklus II Pertemuan 1 ...................................................................
96
23. LKS Siklus II Pertemuan 1 ...................................................................
100
24. Kunci Jawaban LKS Siklus II Pertemuan 1 .........................................
101
25. Soal Kuis Siklus II Pertemuan 1...........................................................
102
26. Kunci Jawaban Kuis Siklus II Pertemuan 1 .........................................
103
27. Nilai Kuis Siklus II Pertemuan 1 ..........................................................
104
xii
28. Hasil Observasi Guru Siklus II Pertemuan 1........................................
105
29. Hasil Observasi Siswa Siklus II Pertemuan 1.......................................
108
30. RPP Siklus II Pertemuan 2 ...................................................................
110
31. LKS Siklus II Pertemuan 2 ...................................................................
114
32. Kunci Jawaban LKS Siklus II Pertemuan 2 .........................................
115
33. Soal Kuis Siklus II Pertemuan 2...........................................................
116
34. Kunci Jawaban Kuis Siklus II Pertemuan 2 .........................................
117
35. Nilai Kuis Siklus II Pertemuan 2 ..........................................................
118
36. Penentuan Penghargaan Kelompok Kuis Siklus II Pertemuan 2..........
119
37. Hasil Observasi Guru Siklus II Pertemuan 2........................................
120
38. Hasil Observasi Siswa Siklus II Pertemuan 2.......................................
123
39. Tes Evaluasi Siklus II Pertemuan 2 ......................................................
125
40. Kunci Jawaban Siklus II Pertemuan 2 ..................................................
126
41. Analisis Hasil Belajar Siswa Siswa Siklus II Pertemuan 2 ..................
127
42. Dokumentasi Penelitian .......................................................................
128
43. Surat Izin Penelitian 44. Surat Keterangan Penelitian
xiii
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pendidikan adalah segala situasi hidup yang mempengaruhi pertumbuhan individu sebagai pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup. Dalam arti sempit pendidikan adalah pengajaran yang diselenggarakan umumnya di sekolah sebagai lembaga pendidikan formal. Dilihat dari sudut proses bahwa pendidikan adalah proses dalam rangka mempengaruhi peserta didik supaya mampu menyesuaikan diri sebaik mungkin dengan lingkungannya dan yang akan menimbulkan perubahan pada dirinya yang memungkinkan sehingga berfungsi sesuai kompetensinya dalam kehidupan masyarakat. Untuk mewujudkan pendidikan yang berkualitas dan sesuai dengan tujuan pendidikan nasional, maka penting bagi guru untuk memiliki atau meningkatkan kompetensiyang ada pada dirinya sehingga ilmu yang di salurkan kepada siswa dapat diterima dengan baik dan bermakna. Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal memberikan pengetahuan dasar intelektual (kognitif), sikap (afektif), serta keterampilan (psikomotorik). Ilmu yang diberikan pada tingkat sekolah dasar bersifat mendasar matematika. Pembelajaran pendidikan matematika mempunyai potensi besar untuk memainkan peran strategis dalam menyiapkan sumber daya manusia untuk
1
2
menghadapi era industrialisasi dan globalisasi. Potensi ini dapat terwujud jika pendidikan matematika mampu melahirkan peserta didik yang cakap dalam matermatika dan berhasil menumbuhkan kemampuan berpikir logis, bersifat kritis, kreatif, inisiatif dan adaptif terhadap perubahan dan perkembangan. Proses belajar matematika yang baik adalah menerapkan suasana yang dapat membuat murid antusias terhadap persoalan yang ada sehingga mereka mampu mencoba memecahkan persoalannya, dan proses pembelajaran membutuhkan metode yang tepat. Kesalahan menggunakan metode yang tepat dapat menghambat tercapainya tujuan pendidikan yang diinginkan. Dampak yang lain adalah rendahnya kemampuan bernalar siswa dalam pembelajaran matematika. Hal ini disebabkan karena dalam proses siswa kurang dilibatkan dalam situasi optimal untuk belajar, pembelajaran cenderung berpusat pada guru. Oleh karena itu guru yang mengajar didepan kelas harus mempunyai prinsip-prinsip mengajar, dan harus dilaksanakan seefektif mungkin, agar guru tidak asal mengajar. Pelaksanaan pembelajaran matematika akan berhasil apabila guru memahami perkembangan intektual anak usia SD. Usia anak SD berkisar antara 7 tahun sampai dengan 11 tahun. Menurut Sutrisno (2007: 2-9 ) bahwa anak seumur ini berada pada periode operasional konkrit. Banyak faktor yang menyebabkan pasifnya siswa dalam proses pembelajaran dan rendahnya hasil belajar siswa, antara lain adanya dominasi guru dalam pembelajaran, sehingga mengurangi minat dan motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran.
3
Pada kenyataannya, dimana-mana terdengar keluhan bahwa pelajaran matematika khususnya operasi hitung campuran dirasakan sangat sukar dan membosankan. Hal ini disebabkan karena metode yang digunakan disekolah adalah siswa diharuskan menghafal. Berdasarkan obrservasi awal peneliti dengan Guru Kelas IV SDN 6 Konda Kabupaten Konawe Selatan pada Agustus 2015 diketahui bahwa pemahaman siswa tentang operasi hitung campuran masih tergolong rendah. Hal ini dapat di lihat dari rata-rata nilai ulangan harian siswa pada kompetensi dasar operasi hitung campuran pada tahun pelajaran 2015/2016 dari 24 orang siswa, hanya 15 orang yang mendapat nilai > 65 atau 60% dari jumlah siswa. Dan pada tahun pelajaran 2014/2015 dari 24 orang siswa hanya 14 orang yang berhasil mendapat nilai > 65 atau 58,33% dari jumlah siswa. (sumber: Data SDN 6 Konda) Berbicara tentang pelajaran matematika di sekolah tidak akan terlepas dari masalah yang terdapat di dalamnya. Banyak siswa yang merasa bosan atau sama sekali tidak tertarik, sehingga siswa mengalami kesulitan dalam memahami dan menyelesaikan materi tersebut, meskipun telah diusahakan sebaik-baiknya oleh guru. Apabila masalah tersebut dibiarkan, maka mereka akan selalu mengalami permasalahan sampai kejenjang pendidikan selanjutnya. Masalah yang timbul dalam pikiran peneliti adalah pembelajaran matematika yang berbagaimana dapat menjadi siswa terlibat aktif, sehingga peneliti ingin menawarkan suatu model pembelajaran yaitu model pembelajaran kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD). Model STAD adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang sangat
4
sederhana. Dalam kegiatan pembelajaran, siswa ditempatkan dalam kelompok belajar yang terdiri dari empat sampai lima orang yang heterogen. Anggota kelompok terdiri siswa yang tingkat kinerjanya, jenis kelamin dan suku berbeda-beda. Pada awal pembelajaran, Guru menyajikan materi pelajaran kemudian siswa bekerja dalam tim. Hal ini untuk memastikan bahwa seluruh anggota tim telah menguasai pelajaran tersebut. Akhirnya seluruh siswa dikenai kuis tentang materi tersebut secara individual. Berdasarkan hasil pengamatan penulis dan hasil wawancara dengan guru bidang studi matematika kelas IV SD Negeri 6 Konda. Dapat diperoleh informasi bahwa hasil belajar siswa terhadap bidang studi matematika sangatlah minim khususnya pada materi operasi hitung campuran. Sehingga mendorong penulis untuk mengambil fokus penelitian dengan judul, “ Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Materi Operasi Hitung Campuran Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) di Kelas IV SD Negeri 6 Konda Kabupaten Konawe Selatan”. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah hasil belajar siswa pada materi operasi hitung campuran dapat ditingkatkan melalui penerapan model pembelajaran Kooperatif Tipe STAD di Kelas IV SD Negeri 6 Konda Kabupaten Konawe Selatan”.
5
C. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi operasi hitung campuran melalui penerapan model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD) di Kelas IV SD Negeri 6 Konda Kabupaten Konawe Selatan. D. Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah : 1. Bagi Siswa, untuk meningkatkan hasil belajar mengenai materi operasi hitung campuran, mata pelajaran matematika serta meningkatkan rasa tanggung jawab dan kerjasama siswa. 2. Bagi Guru, untuk mengembangkan potensi guru dalam pembelajaran matematika melalui model Pembelajaran Koopertif Tipe (STAD). 3. Bagi Sekolah, untuk meningkatkan kualitas pendidikan Sekolah Dasar.
6
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Belajar dan Pembelajaran Belajar merupakan komponen ilmu pendidikan yang berkenaan dengan tujuan dan bahan acuan interaksi, baik yang bersifat eksplisit maupun implisit (tersembunyi). Menurut pendapat yang tradisional, belajar hanyalah dianggap sebagai penambahan dan pengumpulan sejumlah ilmu pengetahuan. Pendapat ini terlalu sempit dan sederhana serta hanya berpusat pada mata pelajaran belaka. (Kunandar, 2007:319) Belajar tidak hanya sekedar mengumpulkan ilmu pengetahuan, tetapi belajar itu lebih menekankan pada perubahan individu yang belajar. Belajar menurut B. F. Skinner (dalam Sagala, 2012 : 14), adalah suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progressif. Belajar juga dipahami sebagai suatu perilaku, pada saat orang belajar, maka responnya lebih baik. Sebaliknya bila ia tidak belajar, maka responnya menurun. Jadi belajar ialah suatu perubahan dalam kemungkinan atau peluang terjadinya respon. Slameto (2003: 2) menyatakan bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Sedangkan menurut pandangan Robert M. Gagne (dalam Sagala, 2012:17) belajar merupakan kegiatan yang kompleks, dan hasil belajar berupa kapabilitas, timbulnya kapabilitas disebabkan: (1) stimulasi yang berasal dari
6
7
lingkungan; dan (2) proses kognitif yang dilakukan oleh pelajar. Setelah belajar orang memiliki keterampilan, pengetahuan, sikap, dan nilai. Belajar juga dapat diartikan sebagai suatu aktivitas yang disengaja dilakukan oleh individu agar terjadi perubahan kemampuan diri, dengan belajar anak yang tadinya tidak mampu melakukan sesuatu, menjadi mampu melakukan sesuatu yang tadinya tidak terampil menjadi terampil. (Siddiq, 2010 : 3) Kegiatan atau tingkah laku belajar terdiri dari kegiatan psikis dan fisis yang saling bekerja sama secara terpadu dan komprehensif integral. Sejalan dengan itu, belajar dapat dipahami sebagai berusaha dan berlatih supaya mendapat suatu kepandaian. Dalam implementasinya, belajar adalah kegiatan individu memperoleh pengetahuan, perilaku dan keterampilan dengan caramengolah bahan belajar. Para ahli psikologi dan guru-guru pada umumnya memandang belajar sebagai kelakuan yang berubah, pandangan ini memisahkan pengertin yang tegas antara pengertian proses belajar dengan kegiatan yang semata-mata bersifat hapalan. Berdasarkan beberapa pendapat di atas mengenai pengertian belajar, maka dapat di tarik kesimpulan bahwa belajar adalah suatu proses yang dilakukan individu secara sadar untuk memperoleh perubahan tingkah laku secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Membahas masalah pembelajaran, tentunya tidak terlepas dari proses belajar mengajar yang dilakukan oleh guru dalam menyampaikan materi pelajaran. Para ahli psikologi dan ahli pendidikan memberikan pengertian mengajar yang berbeda-beda rumusannya.
8
Menurut Dimyati dan Mudjiono dalam (Sagala, 2012 : 62) pembelajaran adalah kegiatan guru secara terprogram dalam desain instruksional, untuk membuat siswa belajar secara aktif, yang menekankan pada penyediaan sumber belajar. Berdasarkan beberapa pengertian di atas, penulis berpendapat bahwa yang dimaksud mengajar adalah suatu aktivitas yang dilakukan oleh seseorang dalam hubungannya dengan siswa, dan bahan pengajar serta mengatur situasi belajar siswa sehingga tercipta situasi dan kondisi atau sistem lingkungan yang mendukung proses belajar mengajar. Jadi dalam hal ini guru tidak hanya memberikan materi pelajaran saja melainkan harus mampu berperan sebagai fasilitator, organisator dan motivator belajar bagi siswa serta mampu membimbing siswa dalam mencapai tujuan belajarnya. Dalam proses pembelajaran matematika keberhasilan pembelajaran tidak hanya tergantung pada kuat tidaknya interaksi antara pengajar dan pelajar tetapi juga hubungan emosional antara pengajar dan pelajar, sebab masih banyak faktor-faktor lain yang menentukan keberhasilan pembelajaran. Pembelajaran dalam konsep tradisional pelaksanaannya melibatkan tiga komponen yaitu guru, siswa dan buku pelajaran. Tugas guru adalah memasukkan materi dari buku ke pikiran siswa. Untuk mengetahui apakah siswa sudah memahami apa yang telah diajarkan oleh guru siswa diminta untuk mengerjakan tugas dalam buku kerja. Berbeda dengan pembelajaran masa kini. Pembelajaran masa kini memandang bahwa pembelajaran merupakan suatu proses yang kini, sistematik dan melibatkan siswa dan sumber belajar.
9
Sumber belajar bukan hanya guru, tetapi dapat berupa benda-benda nyata yaitu buku, audio visual, komputer dan teknologi yang terkini. Di dalam interaksi antara guru dengan siswa terdapat komponen-komponen utama yang menentukan keberhasilan pembelajaran yaitu : kurikulum, materi pada buku pelajaran, media belajar, metode dan sistem evaluasi. Tiap komponen tidak dapat berdiri sendiri melainkan saling terkait. Pembelajaran
matematika
menurut
pandangan
konstruktivis
adalah
memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengkonstruksi konsep-konsep atau prinsip-prinsip matematika dengan kemampuan sendiri melalui proses internalisasi. Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran matematika adalah suatu tindakan yang dilakukan oleh guru yang bertujuan untuk mengadakan perubahan tingkah laku siswa terhadap matematika sehingga siswa dapat menggunakan daya nalar secara logis, sistematik, konsisten dan kritis. Hasil belajar merupakan ukuran keberhasilan seseorang dalam memahami materi yang diberikan. Ukuran keberhasilan itu dapat diketahui dari evaluasi yang berbentuk skor untuk kerja seseorang dalam memahami konsep dan bagaimana menggunakan konsep itu dalam bidang ilmu itu sendiri maupun terhadap bidang ilmu lainnya. Hasil belajar siswa merupakan indikator kualitas proses pembelajaran di kelas. Mulyasa (2009: 172) mengatakan, untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, guru harus mampu membangkitkan motivasi belajar peserta didik sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran. Setiap guru harus memiliki rasa ingin tahu, mengapa
10
dan bagaimana anak belajar dan menyesuaikan dirinya dengan kondisi-kondisi belajar dalam lingkungannya. Hal tersebut akan menambah pemahaman dan wawasan guru sehingga memungkinkan proses pembelajaran berlangsung lebih efektif dan optimal. Hasil belajar berkaitan dengan seluruh percakapan dan segala hal yang diperoleh melalui proses belajar disekolah yang dinyatakan dengan angka dan diukur dengan menggunakan tes hasil belajar. Berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan amat tergantung pada proses belajar mengajar yang dialami siswa dan pendidik baik ketika para siswa itu di sekolah maupun dilingkungan keluarganya sendiri. Nasution dalam (Aunurrahman, 2009: 35) mengungkapkan bahwa hasil belajar adalah perubahan yang terjadi pada individu yang belajar dapat pula diartikan bahwa belajar adalah hasil yang dicapai akibat perubahan-perubahan karena usaha sadar baik jasmani maupun rohani. Perubahan tingkah laku yang terjadi dan diperoleh siswa setelah mengikuti atau mengalami suatu program pembelajaran merupakan kemampuannya yang berbentuk hasil belajar. Sedangkan Arifin (1991:3) mengartikan bahwa hasil belajar sebagai kemampuan, keterampilan dan sikap seseorang dalam menyelesaikan sesuatu berkaitan dengan usaha belajar, maka hasil belajar menunjukan kemampuan, keterampilan dan sikap seseorang dalam melakukan kegiatan belajar dalam kurun waktu tertentu. Secara umum dapat didefinisikan bahwa hasil belajar adalah tingkat penguasaan yang diperoleh siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar. Dari uraian diatas dapat dikatakan bahwa hasil belajar dapat diperoleh setelah seseorang
11
melakukan usaha belajar. Oleh Karena itu, hasil belajar merupakan ukuran untuk melihat keberhasilan yang dilakukan disekolah. Hasil belajar adalah hasil perolehan siswa terhadap suatu pelajaran tertentu. Perubahan ini mengkhususkan pada hasil belajar matematika, hasil belajar matematika merupakan pemahaman siswa terhadap konsep matematika yang telah diajarkan dan akanvnampak setelah dilakukan suatu tekhnik pengukuran tertentu. Hasil belajar sebagai salah satu indikator pencapaian tujuan pembelajaran di kelas tidak terlepas dari faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar itu sendiri. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar, sebagai berikut: 1) Faktor internal adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar. Faktor internal meliputi: faktor jasmaniah dan faktor psikologis. 2) Faktor eksternal adalah faktor yang ada di luar individu. Faktor eksternal meliputi: faktor keluarga, faktor sekolah, dan factor masyarakat. Berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar di atas, peneliti menggunakan faktor eksternal berupa penggunaan model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Division (STAD). Pelaksanaan jenis model pembelajaran kooperatif ini menuntut keterlibatan siswa secara aktif dalam pembelajaran matematika. 2. Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Menurut Widyantini (2008:4) pembelajaran kooperatif merupakan pendekatan pembelajaran yang mengutamakan adanya kerjasama antar siswa dalam kelompok untuk mencapai tujuan pembelajaran. Sementara itu menurut Wina (2006) dalam
12
Widyantini (2008:4) model pembelajaran kelompok adalah rangkaian kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa dalam kelompok- kelompok tertentu untuk mencapai tujuan yang telah dirumuskan. Agar proses pembelajaran terlaksana dengan baik, maka sebaiknya guru harus memahami
langkah-langkah
pembelajaran
kooperatif.
Dalam
pembelajaran
kooperatif terdapat 6 fase atau langkah utama yang dirangkum pada tabel berikut ini. Tabel 1. Langkah - Langkah Pembelajaran Kooperatif Fase
Kegiatan Guru
Fase I Menyampaikan tujuan dan motivasi siswa
Guru menyampaikan semua tujuan pembelajaran yang dicapai pada pelajaran tersebut dan motivasi siswa belajar Fase II Guru menyajikan informasi kepada Menyajikan Informasi siswa baik dengan peragaan (demonstrasi) atau teks. Fase III Guru menjelaskan siswa bagaimana Mengorganisasikan siswa ke dalam cara membentuk kelompok belajar dan kelompok – kelompok belajar membantu setiap kelompok agar melakukan perubahan yang efisien. Fase IV Guru membimbing kelompok – Membantu kerja kelompok dalam belajar kelompok pada saat mereka mengerjakan tugas Fase V Guru mengetes materi pelajaran atau Mengetes Materi kelompok menyajikan hasil – hasil pekerjaan mereka Fase VI Guru memberikan cara – cara untuk Memberikan Penghargaan menghargai baik upaya maupun hasil belajar individu dan kelompok Sumber : Widyantini, 2008 : 6 STAD di kembangkan oleh Robert Slavin dan teman-temannya di Universitas John Hopkin, dan merupakan pendekatan pembelajaran kooperatif yang paling
13
sederhana. Model Pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan salah satu model pembelajaran dimana siswa – siswa dikelompokkan menjadi kelompok – kelompok yang beranggotakan 4 sampai 5 orang siswa yang terdiri dari siswa dengan kemampuan akademik tunggi, sedang, dan rendah. Pembagian siswa dalam kelompok mempertimbangkan kriteria akademik. Guru yang menggunakan STAD, juga mengacu kepada belajar kelompok siswa, menyajikan informasi akademik baru kepada siswa setiap minggu menggunakan presentasi verbal atau teks. Selain itu, dapat digunakan untuk memberikan pemahaman konsep materi yang sulit kepada siswa dimana materi tersebut telah dipersiapkan oleh guru melalui lembar kerja atau perangkat pembelajaran yang lain. Yang secara garis besar model ini terdiri dari 4 langkah, yaitu : 1) Pembentukan Kelompok Heterogen Pembentukan kelompok ditentukan oleh guru. Guru lebih tahu siswa mana yang pandai dan yang lemah. Secara heterogen (memperhatikan gender, pandai-lemah, leader-anggota) guru membuat kelompok-kelompok kecil, 4 – 5 siswa untuk setiap kelompok. 2) Penjelasan materi dan kegiatan kelompok Guru memberikan informasi kepada siswa berkenaan dengan kegiatan yang akan dilakukan siswa serta relevansi kegiatan dengan materi pelajaran. Pada saat penjelasan siswa sudah duduk dalam kelompoknya. Selanjutnya, siswa melakukan diskusi sesuai arahan guru berdasarkan LKS atau bentuk tugas yang
14
lain. Jika terdapat kesulitan dengan hal ini interpretasi petunjuk siswa bisa minta bantuan guru. 3) Pelaksanaan Kuis atau Evaluasi Setelah diskusi, guru memberikan tes atau kuis yang harus dikerjakan oleh siswa secara individu. 4) Pemberian penghargaan Guru memberikan penghargaan pada kelompok berdasarkan perolehan nilai peningkatan hasil belajar dari nilai dasar (awal) kenilai kuis atau tes setelah siswa bekerja dalam kelompok. Cara-cara penentuan nilai penghargaan kepada kelompok dijelaskan sebagai berikut. Langkah-langkah memberi penghargaan kelompok : 1) Menentukan nilai dasar (awal) masing-masing siswa. Nilai dasar (awal) dapat
berupa nilai tes/kuis awal atau menggunakan nilai ulangan sebelumnya; 2) Menentukan nilai tes/kuis yang telah dilaksanakan setelah siswa bekerja dalam
kelompok, misal nilai kuis I, nilai kuis II, atau rata-rata nilai kuis I dan kuis II kepada setiap siswa, yang kita sebut dengan nilai kuis terkini; 3) Menentukan nilai peningkatan hasil belajar yang besarnya ditentukan berdasarkan
selisih nilai kuis terkini dan nilai dasar (awal) masing-masing siswa. Kriteria untuk status kelompok Muslimin dkk, (2000) dalam (Widiyantini, 2008: 9), adalah sebagai berikut : a) Cukup, bila rata-rata nilai peningkatan kelompok kurang dari 15 (rata-rata nilai peningkatan kelompok < 15)
15
b) Baik, bila rata-rata nilai peningkatan kelompok antara 15 sampai 19 (15< ratarata nilai peningkatan kelompok < 19) c) Hebat, bila rata-rata nilai peningkatan kelompok antara 20 sampai 24 (20< rata-rata nilai peningkatan kelompok <24) d) Super, bila rata-rata nilai peningkatan kelompok lebih atau sama dengan 25 (rata- rata nilai peningkatan > 25) Langkah-langkah penerapan pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah sebagai berikut : a. Guru menyampaikan materi pembelajaran kepada siswa sesuai kompetensi dasar yang akan dicapai. Guru dapat menggunakan berbagai pilihan dalam menyampaikan materi pembelajaran ini kepada siswa, misal antara lain dengan metode penemuan terbimbing atau metode ceramah. Langkah ini tidak harus dilakukan dalam satu kali pertemuan, tetapi dapat lebih dari 1. b. Guru memberikan tes/kuis kepada setiap siswa secara individu sehingga akan diperoleh nilai awal kemampuan siswa. c. Guru membentuk beberapa kelompok. Setiap kelompok terdiri dari 4-5 anggota, dimana anggota kelompok mempunyai kemampuan akademik yang berbeda-beda (tinggi, sedang, dan rendah). Jika mungkin, anggota kelompok berdasarkan dari budaya atau suku yang berbeda serta memperhatikan kesetaraan gender. d. Guru memberikan tugas kepada kelompok berkaitan dengan materi yang telah diberikan, mendiskusikannya secara bersama – sama, saling membantu antara anggota lain, serta membahas tugas yang diberikan guru.
16
e. Guru memberikan tes/kuis kepada setiap siswa secara individu f. Guru memfasilitasi siswa dalam membuat rangkuman, mengarahkan, dan memberikan penegasan pada materi pembelajaran yang telah dipelajari. g. Guru memberikan penghargaan kepada kelompok berdasarkan perolehan nilai peningkatan hasil belajar individual dari nilai awal ke nilai kuis berikutnya. 3.
Operasi Hitung Campuran Operasi hitung campuran adalah sebuah penghitungan yang di dalamnya
terdiri atas berbagai jenis operasi hitung yang terdiri dari penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian di mana operasi-operasi tersebut mempunyai kaitan yang kuat. Komponen Operasi Hitung Campuran terdiri dari: 1. Operasi Penjumlahan Operasi penjumlahan pada bilangan cacah pada dasarnya merupakan suatu aturan yang mengkaitkan setiap pasang bilangan cacah dengan suatu bilangan cacah yang lain. Jika a dan b adalah bilangan cacah maka jumlah dari kedua bilangan tersebut dilambagkan dengan “a + b” yang dibaca “a ditambah b” atau “jumlah dari a dan b”, jumlah a dan b ini diperoleh dengan menentukan cacah gabungan himpunan yang mempunyai sebanyak a anggota dengan himpunan yang mempunyai sebanyak b anggota, asalkan kedua himpunan tersebut tidak mempunyai unsur persekutuan. 2. Operasi Pengurangan Operasi pengurangan pada dasarnya merupakan kebalikan dari pada operasi penjumlahan. Jika dalam suatu situasi penjumlahan, jumlahnya dan salah satu
17
unsur penjumlahannya sudah diketahui, maka proses penentuan yang lainnya menuntut operasi pengurangan. Oleh karena itu di dalam prakteknya jika sebuah bilangan cacah a dikurangi dengan bilangan cacah b menghasilkan bilangan cacah c (dilambangkan dengan a – b = c), maka operasi penjumlahan yang terkait adalah b + c = a. 3. Operasi Perkalian Operasi perkalian dapat didefinisikan sebagai hasil penjumlahan berulang bilangan-bilangan cacah. Jika a dan b bilangan cacah maka a×b dapat didefinisikan sebagai b + b + b + ...+ b (sebanyak a kali). Oleh karena itu, 4×3 sama dengan 3 + 3 + 3 + 3, sementara 3×4 sama dengan 4 + 4 + 4. Jadi secara konseptual a×b tidak sama dengan b×a akan tetapi hasilnya sama. 4. Operasi pembagian Operasi pembagian pada dasarnya merupakan kebalikan dari operasi perkalian. Jika sebuah bilangan cacah a dibagi bilangan cacah b menghasilkan bilangan cacah c (dilambangkan dengan a : b = c), maka konsep perkalian yang bersangkutan adalah c×b=a. Di dalam pelajaran matematika ada beragam jenis operasi hitung, salah satunya adalah operasi hitung campuran. Penjelasan mengenai pengertian operasi hitung campuran dan aturan yang ada di dalamnya serta contoh soal lengkap dengan pembahasannya adalah sebagai berikut.
18
Jika dalam operasi hitung campuran terdapat tanda kurung, maka operasi hitung yang di dalamnya dikerjakan lebih dahulu.
Operasi penjumlahan dan pengurangan adalah setingkat/sama kuat. Urutan pengerjaannya mulai dari kiri.
Operasi perkalian dan pembagian adalah setingkat/sama kuat. Urutan pengerjaannya mulai dari kiri.
Operasi perkalian dan pembagian lebih tinggi tingkatannya dari operasi penjumlahan dan pengurangan, artinya jika menemukan operasi perkalian atau pembagian dan penjumlahan atau pengurangan dalam soal maka yang dikerjakan lebih dahulu adalah operasi perkalian dan pembagian. Aturan-aturan tersebut berlaku baik untuk bilangan bulat maupun bilangan
cacah. Untuk memahaminya dengan lebih baik, mari kita simak contoh soal dan pembahasan mengenai operasi hitung campuran di bawah ini: Contoh 1 Hasil dari 300 + 25 – 60 = … Pembahasan: Karena operasi tersebut hanya berisi penjumlahan dan pengurangan maka kita cukup menghitungnya dari kiri saja. 300 + 25 – 60 = (300 + 25) – 60 = 325 – 60
19
= 265 Contoh 2 Hasil pengerjaan dari 187 + 39 : 3 adalah … Pembahasan: Operasi pembagian harus kita kerjakan lebih dahulu. 187 + 39 : 3 = 187+ (39 : 3) = 187 + 13 = 200 Contoh 3 Hasil dari operasi hitung 225 : 5 x 43 = Pembahasan: Karena perkalian dan pembagian memiliki posisi yang sama kuat maka kita hanya perlu menghitungnya dari kiri saja. 225 : 5 x 43 = (225: 5) x 43 = 45 x 43 = 1935 Contoh 4 Suhu udara di kota Bangkok pada pagi hari adalah 3°celcius. Pada siang hari, suhu tersebut naik sebanyak 14°celcius. Lalu pada malam hari suhunya naik lagi 16°celcius. Maka suhu udara di Bangkok pada malam hari tersebut adalah …
20
Pembahasan: Suhu udara di Bangkok pagi hari (3°C) + kenaikan suhu pada siang hari (14°C) – suhu turun pada malam hari (16°C) = 3 + 14 – 16 = 17 – 16 =1 Maka suhu sebenarnya di kota Bangkok pada malam tersebut adalah 1°Celcius Contoh 5 Di Toko Maju Abadi tersedia 17 karung tepung yang masing-masing berisi 25 kg. Hari ini toko tersebut mendapat tambahan kiriman tepung sebanyak 132 Kg. maka berapakah berat keseluruhan tepung yang ada di toko tersebut … Pembahasan: 17 karung tepung yang masing-masing berisi 25 kg ditambah 132 kg. = 17 x 25 + 132 = (17 x 25) + 132 = 425 + 132 = 557 Maka berat keseluruhan tepung yang ada di Toko Maju Abadi adalah 557 Kg. B. Penelitian Yang Relevan Hujaima (2012), upaya Peningkatan Hasil Belajar Matematika Pembelajaran Kooperatif tipe STAD di kelas IV SDN 2 Wanci menyimpulkan bahwa dengan menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD kemampuan siswa kelas
21
IV SDN 2 Wanci dalam memahami konsep operasi hitung campuran dapat ditingkatkan. Harni Arif Kolewara (2010:30) menyimpulkan bahwa dengan penggunaan pembelajaran koopertif tipe STAD lebih efektif dari pada penggunaan model pembelajaran konvensional dalam mengajarkan matematika pada pokok bahasan simetri lipat dan pencerminan di kelas IV semester II SD Negeri 1 Kabangka. C. Kerangka Berpikir Pemilihan model pembelajaran yang tepat dalam pembelajaran matematika akan mengaktifkan siswa serta menyadarkan siswa bahwa matematika tidak selalu sulit, kurang menarik dan membosankan dan rendahnya hasil belajar siswa pada pokok bahasan Operasi Hitung Campuran mata pelajaran Matematika dipecahkan dengan menggunakan model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team Achievement Division (STAD). Dalam metode pembelajaran ini siswa dibentuk dalam kelompok – kelompok kecil dan diarahkan untuk mempelajari materi pelajaran tersebut, yang nantinya materi tersebut akan diuraikan dalam bentuk diskusi. Dengan model pembelajaran Tipe STAD, diharapkan siswa lebih aktif, bertanggung jawab, bekerja sama dan saling memahami cara berpikir diantara sesama anggota kelompok masing-masing.
22
D. Hipotesis Tindakan Berdasarkan tinjauan pustaka di atas, maka hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD maka hasil belajar matematika siswa pada materi Operasi Hitung Campuran di kelas IV SD Negeri 6 Konda Kabupaten Konawe Selatan dapat ditingkatkan.
23
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian Penelitian ini termaksud penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru, sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat. (Wardhani,dkk 2008:4) B. Setting Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil Tahun Pelajaran 2015/2016 di kelas IV SD Negeri 6 Konda Kabupaten Konawe Selatan. Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Agustus 2015 sampai selesai, dilaksanakan dalam dua siklus, dimana setiap siklus terdiri dua kali pertemuan. C. Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa di kelas IV SD Negeri 6 Konda yang terdaftar pada semester ganjil Tahun Pelajaran 2015/2016 berjumlah 24 orang terdiri dari 12 siswa laki – laki dan 12 siswa perempuan. D. Faktor Yang Diteliti Untuk menjawab permasalahan dari penelitian ini, maka ada beberapa faktor yang ingin diteliti, faktor tersebut adalah sebagai berikut :
23
24
1. Faktor Siswa Faktor pemahaman siswa pada materi pokok Operasi Hitung Campuran pelajaran Matematika dengan menggunakan lembar observasi dan evaluasi belajar setiap siklus. 2. Faktor Guru Bagaimana materi pelajaran yang disiapkan, dan tekhnik yang digunakan dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan menggunakan lembar observasi. 3. Faktor hasil belajar Melihat peningkatannya pada setiap siklus ketika guru menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dalam mengajarkan Matematika. E. Prosedur Penelitian 1. Perencanaan a.
Membuat skenario pembelajaran berupa Rencana Perbaikan Pembelajaaran (RPP) dengan menggunakan model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Team Achievment Division (STAD) .
b.
Membuat lembar observasi untuk siswa dan guru, guna melihat bagaimana kondisi belajar mengajar di kelas ketika model pembelajaran kooperatif tipe STAD diterapkan.
c.
Menyiapkan LKS untuk membantu siswa memahami materi yang diajarkan.
d.
Membuat beberapa perangkat tes hasil belajar untuk tindakan siklus I.
25
2. Pelaksanaan Tindakan Tindakan yang dilaksanakan pada tahap ini adalah mengimplementasikan rencana yang telah dikembangkan dalam RPP pada materi Operasi Hitung Campuran. Pelaksanaan tindakan ini dilakukan oleh guru model (Ike Widia Ningsih) dan observasi dilakukan oleh observer (Wa Ode Arni, S.Pd) 3. Observasi Kegiatan yang dilakukan adalah melaksanakan proses observasi terhadap pelaksanaan tindakan dengan menggunakan lembar observasi yang telah dibuat. Proses observasi dilakukan sejak awal hingga berakhirnya proses pembelajaran. 4. Evaluasi Evaluasi dilaksanakan pada akhir siklus pelaksanaan tindakan. Evaluasi tersebut ditunjukkan untuk mengetahui ada atau tidaknya peningkatan hasil belajar matematika siswa pada pokok bahasan yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. 5. Refleksi Hasil yang diperoleh pada tahap observasi dan evaluasi dianalisis. Kelemahan – kelemahan atau kekurangan – kekurangan yang terjadi pada setiap siklus akan diperbaiki pada siklus berikutnya. Prosedur penelitian ini direncanakan terdiri dari 2 siklus.
26
Adapun desain dan model Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Permasalahan
Alternatif Pemecahan (Rencana Tindakan I)
Pelaksanaan Tindakan I Siklus I
Analisis Data I Evaluasi
Refleksi I
Belum Terselesaikan
Alternatif Pemecahan
(Rencana Tindakan II)
Observasi I
Pelaksanaan Tindakan II Siklus II
Terselesaikan
Refleksi II
Analisis Data II Evaluasi
Observasi II
Gambar 3.1. Alur Model PTK (Modifikasi dari Wardhani,dkk 2008:24) F. Data dan Teknik Pengumpulan Data 1. Sumber data dalam penelitian ini adalah siswa dan guru. 2. Jenis data dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yang diperoleh dari tes hasil belajar (tes siklus) dan data kualitatif yang diperoleh melalui lembar observasi guru dan siswa. 3. Tekhnik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Data tentang pelaksanaan pembelajaran dengan model Kooperatif Tipe STAD diambil dengan model pembelajaran.
27
b. Data tentang hasil belajar matematika siswa diambil dengan menggunakan tes hasil belajar/tes siklus. G. Tekhnik Analisis Data Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah statistik deskriptif untuk menghitung rerata perolehan nilai siswa, persentase ketuntasan individual, presentase ketuntasan klasikal, persentase keberhasilan aktivitas mengajar guru dan persentase keberhasilan aktivitas belajar siswa yang dicapai setelah proses pembelajaran berlangsung.pada setiap siklus. Teknik analisis data tersebut dirumuskan sebagai berikut: 1. menentukan nilai rerata
X
Ket.
xi
n
n
:
Jumlah siswa secara keseluruhan
X
:
Nilai rerata yang diperoleh siswa
xi :
Jumlah nilai yang diperoleh setiap siswa (Suparno, 2008: 81)
2. menentukan ketuntasan belajar fi x100% % Tuntas n Ket.
n
:
fi :
Jumlah siswa secara keseluruhan Jumlah siswa pada kategori ketuntasan belajar (Usman dan Setiawati, 1993: 139)
28
3. menentukan Keberhasilan Aktivitas Mengajar Guru % KAMG
Jumlah Skor Perolehan Guru x100% Jumlah Skor Maksimum
Dimana: K
= Keberhasilan
A
= Aktivitas
M
= Mengajar
G
= Guru
(Ahmad Rohali:2004:120)
4. Menentukan Keberhasilan Aktivitas Belajar Siswa % KABS
Jumlah Skor Perolehan Siswa x100% Jumlah Skor Maksimum
Dimana: K
= Keberhasilan
A
= Aktivitas
B
= Belajar
S
= Siswa
(Ahmad Rohali:2004:122)
29
H. Indikator Kinerja Indikator kinerja yang digunakan dalam mengukur keberhasilan penelitian tindakan dalam penelitian ini adalah: 1. Indikator keberhasilan siswa dikatakan berhasil apabila 80% siswa telah memperoleh nilai mininal 65 (KKM SDN 6 Konda) 2. Dikategorikan berhasil 80% apabila proses pelaksanaan pembelajaran telah sesuai skenario (Kunandar, 2010: 127)
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian 1. Kegiatan pendahuluan Sebelum kegiatan penelitian dilaksanakan peneliti melakukan pertemuan awal dengan kepala sekolah SDN 6 Konda Kabupaten Konawe Selatan yang dilaksanakan pada hari Senin, 10 Agustus 2015. Dalam pertemuan itu peneliti membicarakan tentang rencana kegiatan yang akan dilaksanakan selama satu bulan. Setelah melakukan bincang-bincang, kepala sekolah mempersilahkan untuk konsultasi dengan guru kelas IV SDN 6 Konda Kabupaten Konawe Selatan. Sesuai dengan hasil wawancara peneliti dengan guru kelas IV SDN 6 Konda Kabupaten Konawe Selatan maka diperoleh keterangan bahwa masih banyak siswa yang kurang memahami materi operasi hitung campuran. Dari hasil wawancara setiap siswa, peneliti menyimpulkan bahwa masih ada siswa yang belum memahami materi operasi hitung campuran. Sebagian siswa tidak bisa menjawab pertanyaan dengan benar dan tidak dapat menjelaskan. Salah satu cara yang dianggap cocok untuk menjawab masalah tersebut adalah melakukan penelitian tindakan kelas (PTK) dengan penerapan model pembelajaran koopertaif Tipe Students Teams Achievement Division (STAD).
30 15 51
31
2. Tindakan Siklus I a) Rencana Tindakan Pembelajaran dilaksanakan sebagai upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi operasi hitung campuran. Untuk menerapkan model pembelajaran kooperatif Tipe Students Teams Achievement Division (STAD). Maka dalam perencanaan tindakan dilakukan persiapan-persiapan sebagai berikut: 1. Membuat Rencana Perbaikan Pembelajaran atau RPP untuk tindakan siklus I. 2. Membuat skenario tindakan siklus I. 3. Membuat atau menyiapkan Lembar Kegiatan Siswa ( LKS I dan II) siklus I yang akan diberikan pada masing-masing kelompok. 4. Membuat/menyiapkan lembar aktivitas mengajar guru dalam pembelajaran kooperatif tipe STAD siklus I. 5. Membuat/menyiapkan
lembar
observasi
aktivitas
belajar
siswa
dalam
pembelajaran Kooperatif tipe STAD siklus I. 6. Menyiapkan sumber belajar yang sesuai dengan materi pelajaran. 7. Menyusun soal-soal evaluasi dalam bentuk tes evaluasi siklus I untuk mengukur hasil belajar siswa. 8. Membuat lembar jawaban tes evaluasi siklus I. b) Pelaksanaan Tindakan 1.
Pertemuan pertama Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Kamis 13 Agustus 2015, dengan jumlah siswa yang hadir sebanyak 24 orang siswa. Kegiatan
32
pembelajaran diawali dengan mengucapkan salam dan berdoa sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing yang dipimpin oleh ketua kelas. Selanjutnya guru membuka pelajaran dengan menanyakan kesiapan siswa untuk belajar. Kemudian guru memotivasi siswa dengan menjelaskan bahwa materi pembelajaran yang akan di pelajari sangat erat kaitannya dengan materi pembelajaran selanjutnya, sehingga siswa harus memahami dengan baik. Guru mengecek pemahaman dasar siswa dengan memberi contoh soal penjumlahan 23 + 7 dan menunjuk salah satu siswa yang bernama Devi menyebutkan hasil dari penjumlahan 23 + 7 = ... dari jawaban Devi menujukkan bahwa jawabanya benar yaitu 30. Siswa terlihat antusias ketika menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan guru secara lisan. Namun, ada juga siswa yang tidak dapat menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru dan mengatakan bahwa mereka lupa tentang materi sebelumnya. Guru melanjutkan pembelajaran dengan menjelaskan tentang materi yang akan dipelajari, siswa terlihat tenang dalam menerima pelajaran dari guru, walaupun masih ada sebagian siswa yang bercerita dengan teman sebangkunya. Kemudian guru membagi siswa dalam 5 kelompok, karena dalam satu kelas jumlah siswa sebanyak 24 orang, maka kelompok yang terbentuk terdiri dari 1 kelompok beranggotakan 4 orang dan 4 kelompok yang beranggotakan 5 orang. Guru membagikan LKS yang sudah disiapkan sebelumnya yang berkaitan dengan indikator pembelajaran yang sedang dibahas untuk dikerjakan oleh setiap
33
siswa dengan cara diskusi kelompok. Dalam proses mengerjakan LKS, masih banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal LKS, misalnya kelompok 1 belum mengerti mengenai soal LKS nomor 3). 1250 - 350 + 250 = ... mereka masih bingung dalam mengerjakan soal tersebut, karena siswa belum mengerti operasi mana yang lebih dulu dikerjakan. Kemudian guru memberikan bimbingan dengan cara mengingatkan kembali kepada siswa mengenai aturan pengerjaan operasi hitung campuran, dimana salah satu aturannya yaitu operasi penjumlahan dan pengurangan memiliki posisi yang sama kuat, artinya operasi hitung yang dikerjakan terlebih dahulu yaitu sebelah kiri. Kegiatan selanjutnya yaitu melaporkan hasil kerja kelompoknya. Setiap perwakilan dari masing-masing kelompok menuliskan hasil kerja mereka di papan tulis, guru menunjuk siswa secara acak setiap perwakilan dari masingmasing kelompok untuk maju mempresentasekan hasil kerja kelompoknya. Hal ini agar siswa selalu siap untuk mempertanggung jawabkan hasil kerjanya sehingga tidak menonton pada temannya. Pada pertemuan pertama ini guru tidak menunjuk semua kelompok untuk maju kedepan mempresentasekan hasil kerja kelompoknya, tetapi guru hanya menunjuk sebagian kelompok saja yaitu kelompok 1 dan kelompok 3. Pada saat perwakilan kelompok 1 maju kedepan untuk menjawab soal nomor 1). 25 - 13 + 123 =... jawaban mereka masih kurang tepat dengan langkah-langkah penyeselesaian seperti berikut : 25 - 13 + 123 = ... = 25 + 135
34
= 148 Selanjutnya guru memberikan kesempatan pada kelompok lain untuk memberi tanggapan terhadap jawaban siswa penyaji. Namun tidak ada seorangpun siswa yang berani untuk menanggapi karena siswa masih takut dan malu. Melihat hal ini guru kemudian menunjuk kelompok 3 untuk maju mempresentasikan hasil kerja kelompoknya hal ini dimaksudkan guru untuk membandingkan pekerjaan kedua kelompok tersebut. Pada jawaban kelompok 3, mereka menjawab benar dengan langkah-langkah penyeselesaian seperti berikut : 25 - 13 + 123 = ... = 12 + 123 = 135 Kemudian guru memberi pujian kepada kelompok yang sudah berani maju untuk mempresentasikan hasil kerja kelompoknya. Guru memberitahukan kepada siswa mana
jawaban
yang
benar
dari
kedua
kelompok
yang
telah
maju
mempresentasekan jawaban kelompoknya, dengan menjelaskan lagi cara penyelesaian yang tepat. Guru kemudian menyuruh siswa untuk mengumpulkan semua LKS yang telah dikerjakan oleh setiap kelompok. Selanjutnya guru memberikan tes kuis kepada seluruh siswa, dengan jumlah soal terdiri dari tiga nomor. Saat menjawab soal kuis siswa tidak boleh saling membantu dan siswa terlihat sangat tenang. Setelah bel berbunyi guru langsung mengakhiri proses pembelajaran dan guru
35
tidak maksimal dalam merangkum materi pelajaran yang telah dibahas dan tidak memberikan PR karena pemanfaatan waktu yang kurang baik. 2. Pertemuan kedua Pertemuan kedua dilaksanakan pada hari Selasa 18 Agustus 2015, dengan jumlah siswa yang hadir sebanyak 24 orang siswa. Kegiatan pembelajaran diawali dengan mengucapkan salam dan berdoa sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing yang dipimpin oleh ketua kelas. Kemudian guru memotivasi siswa dengan menjelaskan bahwa materi pembelajaran yang akan di pelajari sangat erat kaitannya dengan materi pembelajaran selanjutnya, sehingga siswa harus memahami dengan baik. Guru mengecek pemahaman dasar siswa dengan memberi contoh soal 6 x 3 dan menunjuk salah satu siswa yang bernama Nur Azizah menyebutkan hasil dari 6 x 3 = ... dari jawaban Nur Azizah menujukkan bahwa jawabanya benar yaitu 18. Siswa terlihat antusias ketika menjawab pertanyaanpertanyaan yang diberikan guru secara lisan. Namun, ada juga siswa yang tidak dapat menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru dan mengatakan bahwa mereka lupa tentang materi sebelumnya. Guru melanjutkan pembelajaran dengan menjelaskan tentang materi yang akan dipelajari, siswa terlihat tenang dalam menerima pelajaran dari guru, walaupun masih ada sebagian siswa yang bercerita dengan teman sebangkunya. Kemudian guru menyuruh siswa duduk sesuai dengan kelompoknya yang sudah dibagi pada pertemuan pertama, yaitu siswa siswi dibagi menjadi 5 kelompok,
36
terdiri dari 1 kelompok beranggotakan 4 orang dan 4 kelompok yang beranggotakan 5 orang. Guru membagikan LKS yang sudah disiapkan sebelumnya yang berkaitan dengan indikator pembelajaran yang sedang dibahas untuk dikerjakan oleh setiap siswa dengan cara diskusi kelompok. Dalam proses mengerjakan LKS, masih banyak siswa yang mengalami kesulitan dalam mengerjakan soal LKS, misalnya kelompok 2 belum mengerti mengenai soal LKS nomor 1). 30 : 6 x 15 = ... mereka masih bingung dalam mengerjakan soal tersebut, karena siswa belum mengerti operasi mana yang lebih dulu dikerjakan. Kemudian guru memberikan bimbingan dengan cara mengingatkan kembali kepada siswa mengenai aturan pengerjaan operasi hitung campuran, dimana salah satu aturannya yaitu operasi perkalian dan pembagian memiliki posisi yang sama kuat, artinya operasi hitung yang dikerjakan terlebih dahulu yaitu sebelah kiri. Kegiatan selanjutnya yaitu melaporkan hasil kerja kelompoknya. Setiap perwakilan dari masing-masing kelompok menuliskan hasil kerja mereka di papan tulis, guru menunjuk siswa secara acak setiap perwakilan dari masing-masing kelompok untuk maju mempresentasekan hasil kerja kelompoknya. Hal ini agar siswa selalu siap untuk mempertanggung jawabkan hasil kerjanya sehingga tidak menonton pada temannya. Pada pertemuan ini guru tidak menunjuk semua kelompok untuk maju kedepan mempresentasekan hasil kerja kelompoknya, tetapi guru hanya menunjuk sebagian kelompok saja yaitu kelompok 2 dan kelompok 4. Pada saat perwakilan kelompok 2 maju kedepan untuk menjawab soal nomor 1).
37
30 : 6 x 15 =... jawaban mereka benar dengan langkah-langkah penyeselesaian seperti berikut : (30 : 6) x 15 = ... = 5 x 15 = 75 Selanjutnya guru memberikan kesempatan pada kelompok lain untuk memberi tanggapan terhadap jawaban siswa penyaji. Dalam hal ini kelompok 4 sudah mulai berani menanggapi jawaban dari kelompok 2. Walaupun pada jawaban kelompok 4, langkah penyelesaiannya sama dengan kelompok 2. Kemudian guru memberi pujian kepada kelompok yang sudah berani maju untuk mempresentasikan hasil kerja kelompoknya. Guru selanjutnya memberikan peluang kepada siswa untuk bertanya tentang materi yang tidak dimengerti, namun tidak ada seorangpun siswa yang mau bertanya. Guru kemudian menyuruh siswa untuk mengumpulkan semua LKS yang telah dikerjakan oleh setiap kelompok. Sebelum kegiatan pembelajaran berakhir guru memberikan soal kuis kepada seluruh siswa, dengan jumlah soal terdiri dari tiga nomor. Saat menjawab soal kuis siswa tidak boleh saling membantu dan siswa terlihat sangat tenang. Pada kegiatan akhir, guru membimbing siswa untuk menyimpulkan materi pelajaran tentang operasi hitung campuran perkalian dan pembagian, setelah itu siswa menulis pekerjaan rumah (PR) yang diberkan guru.
38
c) Observasi Kegiatan observasi dilakukan untuk mengamati pelaksanaan perbaikan pembelajaran dengan langkah menguraikan inti pembelajaran pada materi Operasi Hitung Campuran. Kegiatan observasi diarahkan kepada pelaksanaan skenario pembelajaran dan langkah ketepatan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan teknik penilaian yang digunakan pada saat menilai. Kegiatan observasi terbagi atas dua bagian yakni observasi terhadap aktivitas mengajar guru dan observasi terhadap aktivitas belajar siswa. 1. Hasil observasi aktivitas mengajar guru Hasil observasi terhadap aktivitas mengajar guru hampir terlaksana sesuai skenario pembelajaran yang telah disiapkan sebelumnya. Data penelitian tentang observasi terhadap aktivitas mengajar guru selama proses pelaksanaan tindakan perbaikan pembelajaran berlangsung pada siklus I baik pertemuan pertama maupun pertemuan kedua. Untuk mengetahui tingkat ketuntasan aktivitas mengajar guru digunakan rumus persentase hasil observasi aktivitas mengajar guru pada siklus I, baik pada pertemuan pertama maupun pertemuan kedua.
Data hasil observasi aktivitas mengajar guru pada siklus I pertemuan pertama dan kedua dapat digambarkan sebagaimana pada tabel 4.1 di bawah ini.
39
Tabel 4.1. Hasil Observasi Aktivitas Mengajar Guru Siklus I
Uraian
Skor Maksimal
Persentase
100
Skor Pertemuan KeI
II
53,3%
66,6%
Skor Hasil Siklus I 59,95%
Berdasarkan tabel 4.1. di atas, dapat dijelaskan bahwa pertemuan pertama jumlah skor hasil observasi aktivitas mengajar guru adalah 53,3 dari 100 skor maksimal dengan persentase sebesar 53,3% dan pada pertemuan kedua jumlah skor hasil observasi aktivitas mengajar guru adalah 66,6 dari 100 skor maksimal dengan persentase sebesar 66,6%. Adapun rata-rata perolehan skor aktivitas mengajar guru pada siklus I sebesar 59,95 dengan persentase 59,95%. Walaupun dalam proses pelaksanaan tindakan masih ditemukan adanya beberapa kelemahan dan kekurangan, tetapi aktivitas guru dalam melaksanakan pembelajaran sudah berada pada kategori efektif, namun belum mencapai indikator yang telah ditentukan dalam penelitian ini yang mencapai 80%. Beberapa aspek pengamatan yang perlu mendapat perhatian guru untuk dijadikan bahan perbaikan pada siklus berikutnya, yaitu: 1) Guru memeriksa kembali kehadiran siswa. 2) Pemberian motivasi belajar kepada siswa masih kurang. Hal ini terlihat siswa kurang bersemangat dan hanya siswa tertentu saja yang antusias mengikuti pelajaran.
40
3) Penjelasan guru terhadap cara mengkonstruksi materi operasi hitung campuran belum sepenuhnya dimengerti oleh siswa, sehingga masih ada siswa yang tidak menyelesaikan tugas-tugasnya. 4) Guru tidak secara merata memberikan bimbingan kepada kelompok siswa, dalam hal ini hanya beberapa kelompok saja. 5) Guru tidak membimbing siswa untuk merangkum materi yang dibahas dan tidak memberikan soal latihan di rumah, dan kadang-kadang pemantauan guru terhadap kegiatan belajar hanya terpaku pada siswa tertentu saja sehingga ketika ada siswa lain yang membutuhkan bimbingan, guru tidak mampu melayani dengan baik. 6) Guru
perlu
memberikan
penghargaan
kepada
kelompok
yang
hasil
presentasenya baik. 2. Hasil observasi aktivitas belajar siswa Hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti dan guru, menunjukan aspekaspek yang diobservasi pada aktivitas belajar siswa hampir terlaksana sesuai dengan skenario pembelajaran yang telah disiapkan sebelumnya. Data penelitian tentang observasi terhadap aktivitas belajar siswa selama proses pelaksanaan tindakan perbaikan pembelajaran yang berlangsung pada siklus I baik pertemuan pertama maupun pertemuan kedua. Untuk mengetahui tingkatan ketuntasan aktivitas belajar digunakan rumus presentase hasil observasi aktivitas belajar siswa. Hasil belajar aktivitas belajar siswa ini merupakan pengamatan respon siswa secara umum terhadap kegiatan pembelajaran.
41
Data hasil observasi aktivitas belajar siswa pada siklus I pertemuan pertama dan kedua selengkapnya dapat digambarkan sebagaimana pada tabel 4.3 di bawah ini. Tabel 4.2. Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus I
Uraian
Skor Maksimal
Persentase
100
Skor Pertemuan Ke I II 57,14%
71,42%
Skor Hasil Siklus I 64,28%
Berdasarkan tabel 4.2. di atas, dapat dijelaskan bahwa pertemuan pertama jumlah skor hasil observasi aktivitas belajar siswa adalah 57,14 dari 100 skor maksimal dengan persentase sebesar 57,14% dan pada pertemuan kedua jumlah skor hasil observasi aktivitas belajar siswa adalah 71,42 dari 100 skor maksimal dengan persentase sebesar 71,42%. Adapun rata-rata perolehan skor aktivitas belajar siswa pada siklus I sebesar 64,28 dengan persentase 64,28%. Walaupun dalam proses pelaksanaan tindakan masih ditemukan adanya beberapa kelemahan dan kekurangan, tetapi aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran sudah berada pada kategori efektif, namun belum mencapai indikator yang telah ditentukan dalam penelitian ini yang mencapai 80%. Beberapa aspek pengamatan yang perlu mendapat perhatian guru untuk dijadikan bahan perbaikan pada siklus berikutnya, yaitu: 1) Siswa belum mendengarkan penyampaian guru tentang tujuan dan model pembelajaran yang akan diterapkan dalam pembelajaran.
42
2) Masih banyak siswa yang tidak aktif melibatkan diri dalam menyelesaikan tugas-tugas dan LKS yang diberikan karena dominan siswa yang pintar saja yang mengerjakan soal. 3) Siswa masih kurang memahami penjelasan guru tentang materi Operasi Hitung Campuran pada perkalian dan pembagian. 4) Sebagian besar siswa masih malas untuk mengajukan pertanyaan terhadap guru ataupun rekan belajarnya. 5) Masih sebagian kecil siswa yang mampu menyampaikan pendapatnya dan yang berani bertanya jika menemui kesulitan. d) Evaluasi Pada akhir pelaksanaan siklus I, kemudian dilaksanakan evaluasi atau tes akhir tindakan siklus I berupa tes tertulis pada hari Rabu 19 Agustus. Kegiatan evaluasi ini dilaksanakan untuk melihat sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran yang telah dipelajari melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Pemberian tes ini harus dengan alokasi waktu yang cukup bagi siswa untuk menyelesaikannya. e) Refleksi Peneliti bersama guru menganalisis hasil temuan pada tindakan siklus I. dari hasil observasi tindakan siklus I ditemukan bahwa masih banyak kelemahan yang terdapat pada peneliti yang bertindak sebagai guru dan kelemahan pada siswa. Kelemahan guru yaitu guru tidak dapat menyampaikan materi secara rinci, jelas, padat dan menggunakan bahasa yang lugas, guru belum maksimal mengarahkan
43
kegiatan siswa dengan baik, dalam pembelajarn belum terarah dengan baik, pemberian bimbingan bagi siswa yang belum maksimal, pengelolaan kelas belum maksimal, kurang maksimal memberikan motivasi kepada siswa agar dapat menyelesaikan tugas (LKS) secara bersama, pemanfaatan waktu juga belum tepat. Kelemahan pada siswa yaitu sebagian belum memahami secara keseluruhan interuksi/penjelasan yang diberikan oleh guru, sebagian siswa merasa canggung/kaku dalam menyelesaikan soal di papan tulis, siswa belum makasimal menerima bimbingan dari guru dalam hal menyelesaikan soal LKS, sebagian siswa belum memahami penjelasan yang diberikan oleh guru. Hasil kuis pada siklus I pertemuan pertama yang dilaksanakan pada tanggal 13 Agustus 2015, 3 orang siswa yang mendapat nilai paling tinggi diantara temantemannya yaitu nilai 93 dengan skor 14, 6 orang siswa mendapat nilai 80 dengan skor 12, 13 orang siswa mendapat nilai 73 dengan skor 11 dan 2 orang mendapat nilai paling rendah yaitu nilai 66 dengan skor 10 mencapai nilai rata-rata 76,66%. Sedangkan hasil kuis pada siklus I pertemuan dua yang dilaksanakan pada tanggal 18 Agustus 2015, 5 orang siswa yang mendapat nilai paling tinggi yaitu nilai 93 dengan skor 14, 9 orang siswa mendapat nilai 80 dengan skor 12 dan 10 orang siswa yang mendapat nilai paling rendah yaitu nilai 73 dengan skor 11 mencapai nilai rata-rata 79,79%. Dalam hal ini tes kuis mengalami peningkatan pada siklus I. Pemberian penghargaan kelompok kuis yang mendapatkan penghargaan kelompok terbaik di berikan pada kelompok 2 yang di kategorikan dalam kelompok Super, hal ini di karenakan salah satu anggota dari kelompok 2 yang bernama Aisyah mendapat nilai
44
yang paling tinggi di antara teman-temannya yang lain sehingga dapat membantu menunjang nilai dalam kelompoknya. Berdasarkan uraian di atas terlihat bahwa tujuan yang ingin dicapai pada pembelajaran siklus I belum tercapai secara optimal sebab beberapa subyek penelitian yang belum memahami operasi penjumlahan dan pengurangan. Hasil tes siklus I menunjukkan bahwa hasil tes siklus I yaitu 58,3% (14 orang) siswa memperoleh nilai 65. Dalam hal ini, hasil belajar yang dicapai belum mencapai target yang direncanakan yakni 80% siswa harus mencapai hasil belajar 65 ke atas. Oleh karena itu peneliti dan observer merencanakan untuk melanjutkan pada pembelajaran siklus II. 3.
Tindakan Siklus II a. Rencana Tindakan Berdasarkan hasil observasi, evaluasi dan refleksi pada tindakan siklus I,
maka peneliti bersama observer kembali merencanakan siklus II dengan harapan kekurangan dan kelemahan pada pelaksanaan tindakan pada siklus I dapat diperbaiki sehingga diharapkan tindakan siklus II mengalami penyempurnaan. Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini yaitu: 1. Membuat rencana perbaikan pembelajaran untuk tindakan siklus II 2. Membuat skenario pembelajaran siklus II 3. Membuat/menyiapkan lembar kerja siswa (LKS I dan II) siklus II yang akan diberikan pada masing-masing kelompok.
45
4. Membuat/menyiapkan
lembar
observasi
aktivitas
mengajar
guru
dalam
pembelajaran Kooperatif tipe STAD siklus II. 5. Membuat/menyiapkan lembar aktivitas belajar dalam pembelajaran Kooperatif tipe STAD siklus II. 6. Menyiapkan sumber belajar yang sesuai dengan materi pelajaran. 7. Menyusun soal-soal evaluasi dalam bentuk tes evaluasi siklus II untuk mengukur hasil belajar siswa. 8. Membuat lembar jawaban tes evaluasi siklus II. b. Pelaksanaan Tindakan 1) Pertemuan pertama Pelaksanaan tindakan siklus II untuk pertemuan I dilaksanakan pada hari Selasa 25 Agustus 2015 dengan jumlah siswa yang hadir sebanyak 24 orang. Kegiatan pembelajaran diawali dengan mengucapakan salam dan berdoa sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing yang dipimpin oleh ketua kelas. Guru
pertama-tama memastikan bahwa siswa telah bergabung bersama
kelompoknya sebelum pelajaran dimulai dan siswa sudah melakukannya jauh sebelum guru masuk ke kelas. Hal ini menunjukkan bahwa siswa telah terbiasa dengan model pembelajaran yang diterapkan. Guru kemudian memotivasi siswa dengan menjelaskan bahwa materi pembelajaran yang akan di pelajari sangat erat kaitannya dengan materi pembelajaran selanjutnya, sehingga siswa harus memahami dengan baik. Guru mengecek pemahaman dasar siswa dengan memberi contoh soal 20 – 9 : 3 =... dan
46
menunjuk salah satu siswa yang bernama Aisyah menyebutkan hasil dari soal 20 – 9 : 3 = ... dari jawaban Aisyah menujukkan bahwa jawabanya benar yaitu 17. Kemudian guru memberikan contoh soal lain 2 x 7 + 6 =... dan menunjuk siswa yang benama Bintang untuk menjawab hasil dari soal tersebut. Dari jawaban Bintang menunjukan bahwa jawabannya benar yaitu 20. Siswa terlihat aktif dalam menjawab pertanyan dari guru yang menandakan bahwa siswa telah memahami dengan baik materi pelajaran. Dengan mengefisienkan waktu, guru melanjutkan pembelajaran dengan memeberikan penjelasan singkat dan padat tentang materi yang akan dipelajari pada hari ini (siklus II). Siswa terlihat tenang dalam menyimak dan memperhatikan penjelasan dari guru. Guru membagikan LKS yang sudah disiapkan sebelumnya yang berkaitan dengan indikator pembelajaran yang sedang dibahas untuk dikerjakan oleh setiap siswa dengan cara diskusi kelompok. Ketika mengerjakan LKS, siswa yang pintar cenderung mendominasi penyelesaian LKS kemudian menjelaskan kepada anggota kelompoknya dan jika mengalami kesulitan, siswa sesekali bertanya pada guru untuk mendapatkan penjelasan yang lebih. Selama kegiatan diskusi berlangsung, guru bergerak mengelilingi setiap kelompok dan menagmati aktivitas siswa. Kegiatan selanjutnya yaitu siswa melaporkan hasil kerja kelompoknya. Setiap perwakilan dari masing-masing kelompok menuliskan hasil kerja mereka di papan tulis, guru menunjuk siswa secara acak setiap perwakilan dari masingmasing kelompok untuk maju mempresentasekan hasil kerja kelompoknya. Hal ini
47
agar siswa selalu siap untuk mempertanggung jawabkan hasil kerjanya sehingga tidak menonton pada temannya. Pada saat perwakilan kelompok 5 maju kedepan untuk menjawab soal nomor 1). 25 x 12 – 50 + 500 : 2 =... jawaban mereka benar dengan langkah-langkah penyeselesaian seperti berikut : 25 x 12 – 50 + 500 : 2 = ... = 300 – 50 + 250 = 250 + 250 = 500 Selanjutnya guru memberikan pujian kepada siswa yang telah berani maju ke depan kelas mempresentasekan jawaban kelompoknya, dan memberikan kesempatan pada kelompok lain untuk memberi tanggapan terhadap jawaban siswa penyaji. Dalam hal ini kelompok 1 sudah mulai berani menanggapi jawaban dari kelompok 5. Walaupun pada jawaban kelompok 1, langkah penyelesaiannya sama dengan kelompok 5. Guru kemudian menyuruh siswa untuk mengumpulkan semua LKS yang telah dikerjakan oleh setiap kelompok. Selanjutnya guru memberikan tes kuis kepada seluruh siswa, dengan jumlah soal terdiri dari dua nomor. Saat menjawab soal kuis siswa tidak boleh saling membantu dan siswa terlihat sangat tenang. Pada akhir pembelajaran, sebelum menutup pelajaran guru menginformasikan kepada siswa bahwa pada pertemuan selanjutnya akan diadakan evaluasi tindakan siklus II dan meminta siswa mempelajari kemblai semua materi pelajaran yang telah dipelajari. Kemudian guru memberikan pekerjaan rumah (PR).
48
2) Pertemuan kedua Pertemuan kedua dilakasankan pada hari kamis 27 Agustus 2015 dengan jumah siswa yang hadir sebanyak 24 orang. Kegiatan pembelajaran diawali dengan mengucapakan salam dan berdoa sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing yang dipimpin oleh ketua kelas. Guru pertama-tama memastikan bahwa siswa telah bergabung bersama kelompoknya sebelum pelajaran dimulai dan siswa sudah melakukannya jauh sebelum guru masuk ke kelas. Hal ini menunjukkan bahwa siswa telah terbiasa dengan model pembelajaran yang diterapkan. Guru kemudian memotivasi siswa dengan menjelaskan bahwa materi pembelajaran yang akan di pelajari sangat erat kaitannya dengan materi pembelajaran selanjutnya, sehingga siswa harus memahami dengan baik. Guru mengecek pemahaman dasar siswa dengan memberi contoh soal cerita “Pak Raden mempunyai 4 keranjang mangga, setiap keranjang berisi 10 buah mangga. Mangga itu akan dibagikan kepada 8 orang sama banyak. Berapa buah mangga yang diterima oleh setiap orang ?”. Siswa dengan semangat mengangkat tangan untuk menjawab soal cerita tersebut. Dalam hal ini guru menunjuk Ridwan untuk menjawab soal tersebut, dengan jawaban benar sebagai berikut 4 x 10 : 8 = 40 : 8 = 5. Siswa terlihat aktif dalam menjawab pertanyan dari guru yang menandakan bahwa siswa telah memahami dengan baik materi pelajaran. Dengan mengefisienkan waktu, guru melanjutkan pembelajaran dengan memberikan
49
penjelasan singkat dan padat tentang materi yang akan dipelajarinya. Siswa terlihat tenang dalam menyimak dan memperhatikan penjelasan dari guru. Guru membagikan LKS yang sudah disiapkan sebelumnya yang berkaitan dengan indikator pembelajaran yang sedang dibahas untuk dikerjakan oleh setiap siswa dengan cara diskusi kelompok. Ketika mengerjakan LKS, siswa yang pintar cenderung mendominasi penyelesaian LKS kemudian menjelaskan kepada anggota kelompoknya dan jika mengalami kesulitan, siswa sesekali bertanya pada guru untuk mendapatkan penjelasan yang lebih. Selama kegiatan diskusi berlangsung, guru bergerak mengelilingi setiap kelompok dan mengamati aktivitas siswa. Kegiatan selanjutnya yaitu siswa melaporkan hasil kerja kelompoknya. Setiap perwakilan dari masing-masing kelompok menuliskan hasil kerja mereka di papan tulis, guru menunjuk siswa secara acak setiap perwakilan dari masingmasing kelompok untuk maju mempresentasekan hasil kerja kelompoknya. Hal ini agar siswa selalu siap untuk mempertanggung jawabkan hasil kerjanya sehingga tidak menonton pada temannya. Pada saat perwakilan kelompok 3 maju kedepan untuk menjawab soal cerita nomor 2). Arif mempunyai 8 lemabar uang lima ratusan, 5 lembar uang seribuan dan 7 lembar uang lima ribuan. Berapakah jumlah uang Arif seluruhnya?
jawaban mereka benar dengan langkah-langkah
penyeselesaian seperti berikut : Uang Rp. 500 x 8 = Rp. 4000 Uang Rp. 1000 x 5 = Rp. 5.000
50
Uang Rp. 5000 x 7 = Rp. 35.000 4000 + 5000 + 35.000 = 44.000 Jadi, jumlah uang Arif seluruhnya adalah Rp. 44.000 Selanjutnya guru memberikan pujian kepada siswa yang telah berani maju ke depan kelas mempresentasekan jawaban kelompoknya, dan memberikan kesempatan pada kelompok lain untuk memberi tanggapan terhadap jawaban siswa penyaji. Dalam hal ini kelompok 4 berani menanggapi jawaban dari kelompok 3. Walaupun jawabannya sama dan benar . Guru selanjutnya memberikan peluang kepada siswa untuk bertanya tentang materi yang belum dimengerti, dan kemudian guru menyuruh siswa untuk mengumpulkan semua LKS yang telah dikerjakan oleh setiap kelompok. Selanjutnya guru memberikan tes kuis kepada seluruh siswa, dengan jumlah soal terdiri dari dua nomor. Saat menjawab soal kuis siswa tidak boleh saling membantu dan siswa terlihat sangat tenang. Guru membimbing siswa merangkum materi pelajaran yang telah dibahas dan menginformasikan pada siswa untuk siap melaksanakan tes akhir yang akan diadakan pada hari berikutnya. c. Observasi Kegiatan observasi dilakukan untuk mengamati pelaksanaan perbaikan pembelajaran dengan langkah menguraikan inti pembelajaran pada materi Operasi Hitung Campuran. Kegiatan observasi diarahkan kepada pelaksanaan skenario pembelajaran dan langkah ketepatan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan teknik penilaian yang digunakan pada saat menilai.
51
Kegiatan observasi terbagi atas dua bagian yakni observasi terhadap aktivitas mengajar guru dan observasi terhadap aktivitas belajar siswa. 1. Hasil observasi aktivitas mengajar guru Data hasil observasi aktivitas mengajar guru pada siklus II pertemuan pertama dan kedua selengkapnya dapat digambarkan sebagaimana pada tabel 4.3. di bawah ini. Tabel 4.3. Hasil Observasi Aktivitas Mengajar Guru Siklus II Uraian Persentase
Skor Maksimal 100
Skor Pertemuan Ke I
II
Skor Hasil Siklus II
80%
93,3%
86,65%
Berdasarkan tabel 4.4. di atas, dapat dijelaskan bahwa pertemuan pertama jumlah skor hasil observasi aktivitas mengajar guru adalah 80 dari 100 skor maksimal dengan persentase sebesar 80% dan pada pertemuan kedua jumlah skor hasil observasi aktivitas mengajar guru adalah 93,3 dari 100 skor maksimal dengan persentase sebesar 93,3%. Adapun rata-rata perolehan skor aktivitas mengajar guru pada siklus II sebesar 86,65 dengan persentase 86,65%. Walaupun dalam proses pelaksanaan tindakan masih ditemukan adanya beberapa kelemahan dan kekurangan, tetapi aktivitas guru dalam melaksanakan pembelajaran sudah berada pada kategori sangat efektif, dan telah melampui indikator yang telah ditentukan dalam penelitian ini yang mencapai 80%. Namun
52
masih ada beberapa aspek pengamatan yang perlu mendapat perhatian guru untuk dijadikan bahan perbaikan, yaitu: a) Guru harus tetap menyampaikan tujuan pembelajaran, memberikan apersepsi, dan terus memotivasi siswa agar kegiatan pembelajaran menjadi tetap bersemangat. b) Guru harus memberikan bimbingan dan mengarahkan siswa kejawaban yang benar dalam diskusi, serta membuat kesimpulan dan melakukan kegiatan refleksi di akhir pembelajaran sebelum memberikan tugas rumah. 2. Hasil observasi aktivitas belajar siswa Data hasil observasi aktivitas belajar siswa pada siklus II pertemuan pertama dan kedua selengkapnya dapat digambarkan sebagaimana pada tabel
di
bawah ini. Tabel 4.4. Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa Siklus II
Uraian
Persentase
Skor Maksimal 100
I
II
Skor Hasil Siklus II
78,57%
100%
89,28%
Skor Pertemuan Ke
Berdasarkan tabel di atas, dapat dijelaskan bahwa pertemuan pertama jumlah skor hasil observasi aktivitas belajar siswa adalah 78,57 dari 100 skor maksimal dengan persentase sebesar 78,57% dan pada pertemuan kedua jumlah skor hasil observasi aktivitas belajar siswa adalah 100 dari 100 skor maksimal
53
dengan persentase sebesar 100%. Adapun rata-rata perolehan skor aktivitas belajar siswa pada siklus II sebesar 89,28 dengan persentase 89,28%. Walaupun dalam proses pelaksanaan tindakan masih ditemukan adanya beberapa kelemahan dan kekurangan, tetapi aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran sudah berada pada kategori sangat efektif, melampui indikator yang telah ditentukan dalam penelitian ini yang mencapai 80%. d. Evaluasi Pada tahap ini, diadakan evaluasi atau tes tindakan siklus II berupa tes tertulis yang dilaksanakan pada hari Jumat 28 Agustus. Hal ini dilakukan untuk melihat sejauh mana peningkatan hasil belajar matematika siswa setelah model pembelajaran tipe STAD
diterapkan. Siswa harus bertanggung jawab secara
individu terhadap hasil belajarnya. e. Refleksi Refleksi merupakan proses atau tahap penelitian tindakan kelas dimana bertujuan untuk memperbaiki kesalahan yang terjadi pada setiap akhir pembelajaran. Berdasarkan hasil observasi dan evaluasi pada pelaksanaan tindakan siklus II baik pertemuan I dan pertemuan II sesuai rencana yang telah ditetapkan sebelumnya, hal ini berdasarkan hasil diskusi antara peneliti dengan observer (guru kelas) pada pertanyaan operasi hitung campuran masih ada kesalahan dan setelah dites pelaksanaan tindakan siklus menghasilkan beberapa informasi sebagai berikut.
54
1.
Aktivitas mengajar guru dengan menerapkan model pembelajaran tipe STAD di setiap siklusnya menunjukkan peningkatan yang sangat signifikan yakni tahapan-tahapan pembelajaran pada siklus I terlaksana hanya 8 skor perolehan dari 15 skor maksimal dengan persentase 53,3% pada pertemuan pertama dan pada pertemuan kedua mendapat jumlah 10 skor perolehan dari 15 jumlah skor maksimal dengan presentase 66,6%. Kemudian pada siklus II terlaksana jumlah skor perolehan sebanyak 12 dari 15 skor maksimal dengan persentase 80% pada pertemuan pertama dan pada pertemuan kedua mendapat jumlah skor perolehan 14 dari 15 jumlah skor maksimal dengan presentase 93,3%.
2.
Aktivitas belajar siswa dengan menerapkan pendekatan pembelajaran STAD di setiap siklusnya menunjukkan peningkatan yang sangat signifikan yakni tahapan-tahapan pembelajaran pada siklus I terlaksana hanya mencapai 8 skor perolehan dari 14 skor maksimal dengan persentase 57,14%, pada pertemuan kedua mencapai 10 skor perolehan dari 14 skor maksimal 71,42%. Kemudian pada siklus II terlaksana hanya mencapai 11 skor perolehan dari 14 skor maksimal persentase 78,57% pada pertemuan kedua mencapai 14 skor perolehan dari 14 skor maksimal 100%.
3.
Hasil kuis pada siklus II pertemuan pertama yang dilaksanakan pada tanggal 25 Agustus 2015, 5 orang siswa yang mendapat nilai paling tinggi diantara teman-temannya yaitu nilai 100 dengan skor 14, 16 orang siswa mendapat nilai 85 dengan skor 12, 2 orang siswa mendapat nilai 78 dengan skor 11 dan 1 orang mendapat nilai paling rendah yaitu nilai 71 dengan skor 10 mencapai
55
nilai rata-rata 86,95%. Sedangkan hasil kuis pada siklus II pertemuan dua yang dilaksanakan pada tanggal 27 Agustus 2015, 8 orang siswa yang mendapat nilai paling tinggi yaitu nilai 100 dengan skor 10, 11 orang siswa mendapat nilai 90 dengan skor 9 dan 5 orang siswa yang mendapat nilai paling rendah yaitu nilai 80 dengan skor 8 mencapai nilai rata-rata 91,25%. Dalam hal ini tes kuis mengalami penigkatkan pada siklus II. Pemberian penghargaan kelompok kuis yang mendapatkan penghargaan kelompok terbaik di berikan pada kelompok 2 yang di kategorikan dalam kelompok Super, hal ini di karenakan salah satu anggota dari kelompok III yang bernama Parid mendapat nilai yang paling tinggi di antara teman-temannya yang lain sehingga dapat membantu menunjang nilai dalam kelompoknya. Setelah pelaksanaan tindakan siklus II selama 2 kali pertemuan diadakan evaluasi dengan tes. Hasil tes siklus II menunjukkan bahwa terjadi peningkatan jika dibandingkan dengan tes siklus I yaitu 58,3% (14 orang) siswa yang memperoleh nilai ≥ 65. Dan pada tes siklus II meningkat menjadi 87,5% (21 orang) siswa memperoleh nilai ≥ 65. Hal ini terlihat bahwa indikator keberhasilan dalam penelitian ini sudah tercapai, yaitu 80% siswa telah memperoleh nilai ≥ 65. Oleh karena itu penelitian ini dihentikan pada siklus II. Dengan demikian tujuan penelitian ini untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri 6 Konda pada kompetensi dasar menyelesaikan masalah yang berkaitan operasi hitung campuran pada model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat ditingkatkan.
56
B. Pembahasan Pada pembahasan ini diuraikan hasil penelitian yang dianggap penting dalam meningkatkan pemahaman siswa pada materi operasi hitung campuran melalui pembelajaran kooperatif tipe STAD di kelas IV SD Negeri 6 Konda Kabupaten Konawe Selatan. Fokus pembahasanya yaitu: pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe STAD pada materi Operasi Hitung Campuran. Tingkat pencapaian kelas IV SD Negeri 6 Konda Kabupaten Konawe Selatan pada materi operasi hitung campuran melalui pembelajaran kooperatif model STAD, telah meningkatkan pemahaman dan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri 6 Konda Kabupaten Konawe Selatan. 1. Pelaksanaan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD pada Materi Operasi Hitung Campuran Sebelum dilaksanakan pembelajaran dengan tipe STAD terlebih dahulu dilakukan pembentukan kelompok. Hal ini dilakukan dengan pertimbangan untuk menghemat waktu. Pembentukan kelompok dilakukan oleh peneliti. Jumlah anggota kelompok ditetapkan sebanyak 4-5 orang siswa, dengan alasan jika ukuran kelompok terlalu banyak sulit bagi siswa untuk menjelaskan pendapat dan melakukan kerjasama dan jika ukuran kelompok terlalu kecil interaksi sesama anggota kelompok akan terbatas. Jika kelompok terlalu kecil akan mengakibatkan kesulitan dalam berinteraksi dan jika terlalu besar akan mengakibatkan kesulitan dalam melakukan koordinasi dan mencapai kesepakatan antara sesama anggota kelompok.
57
Dalam pembentukan anggota kelompok didasarkan pada kemampuan dan jenis kelamin. Kemampuan dalam pembentukan kelompok sangat penting sebab jika siswa yang mempunyai kemampuan yang berbeda dimasukkan dalam kelompok yang sama maka siswa yang berkemampuan sedang dan rendah akan termotivasi untuk belajar, sedangkan siswa yang berkemampuan tinggi akan semakin meningkat kemampuan dalam belajar. Setiap kelompok mempunyai jumlah anggota yang berbeda. Pembentukan kelompok juga didasarkan atas jenis kelamin. Hal ini dilakukan untuk melihat bagaimana kerjasama siswa di dalam kelompok. Pembelajaran operasi hitung campuran dengan tipe STAD dalam penelitian ini meliputi beberapa kegiatan, yaitu: presentasi kelas, dan bekerja dalam kelompok. Kegiatan presentasi kelas yang dimaksud adalah pembelajaran yang dilakukan di depan kelas secara klasikal oleh guru. Belajar kooperatif tipe STAD, kegiatan pembelajaran dimulai dengan penyajian materi. Penyajian materi ditekankan pada tujuan yang ingin dicapai dan apa yang akan dilaksanakan siswa dalam belajar kelompok. Pada kegiatan ini guru melakukannya dengan memotivasi rasa ingin tahu siswa tentang materi yang dipelajari. Siswa yang termotivasi akan lebih siap untuk belajar lebih baik dari pada siswa yang tidak siap. Penyampaian tujuan dan tugas-tugas pembelajaran sebelum membahas materi bertujuan untuk memberi arahan tentang apa yang harus dikuasai dan dicapai siswa dalam pembelajaran, sehingga siswa tidak mengalami kesulitan. Terkait dengan upaya pencapaian tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan,
58
materi prasyarat yang diperlukan untuk pembelajaran operasi hitung campuran perlu diingatkan kembali untuk siswa. 2. Tingkat Pencapaian Hasil Belajar Siswa Kelas IV SD Negeri 6 Konda pada Materi Operasi Hitung Campuran Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Indikator kedua dalam menentukan pembelajaran kooperatif tipe STAD terhadap materi operasi hitung campuran di SDN 6 Konda Kabupaten Konawe Selatan adalah pencapaian hasil belajar siswa. Berdasarkan hasil belajar yang dicapai, dapat dinyatakan bahwa siswa telah melakukan belajar kooperatif tipe STAD sesuai dengan yang diharapkan. Tingkat pencapaian siswa terhadap materi operasi hitung campuran sudah cukup optimal, hasil belajar siswa mengalami peningkatan yaitu pada siklus II ternyata memperoleh ketuntasan belajar sebesar 87,5% atau sebanyak 21 orang telah mendapat nilai minimal 65. Jika dibandingkan dengan hasil tes pada pelaksanaan tindakan siklus I dimana hanya sebanyak 14 orang yang memperoleh nilai minimal 65 dengan ketuntasan belajar sebesar 58,3%. Berdasarkan hasil tes pada tindakan siklus II diperoleh bahwa terdapat 87,5% siswa yang telah memperoleh nilai ≥ 65. Hal ini terlihat bahwa indikator keberhasilan dalam penelitian ini sudah tercapai, yaitu 80% siswa telah memperoleh nilai ≥ 65. Dari hasil belajar tersebut di atas sudah sesuai dengan yang diharapkan karena dalam belajar kooperatif tipe STAD siswa belajar dalam kelompok yang kemampuannya berbeda, sehingga jika siswa yang berkemampuan rendah mempunyai masalah dalam pembelajaran maka siswa tersebut langsung bertanya
59
dengan teman kelompok yang berkemampuan tinggi maupun siswa yang berkemampuan sedang, karena siswa lebih berani bertanya kepada teman kelompok dibandingkan bertanya kepada guru. 3. Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dapat Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Berdasarkan evaluasi hasil pada pelaksanaan pembelajaran dengan belajar kooperatif tipe STAD, ditemukan bahwa pada dasarnya pembelajaran kooperatif ini memiliki potensi yang cukup baik untuk meningkatkan hasil balajar siswa terhadap materi operasi hitung campuran. Hal ini ditunjukkan oleh rata-rata kelas hasil tes siswa yang dilaksanakan di akhir pembelajaran, maka dengan demikian, pembelajaran kooperatif tipe STAD merupakan model pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa terhadap Matematika khususnya pada operasi hitung campuran.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat diambil kesimpulan bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada materi Operasi Hitung Campuran dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV SD Negeri 6 Konda Kabupaten Konawe Selatan. B. Saran Berdasarkan kesimpulan di atas, maka peneliti menyarankan hal-hal sebagai berikut: 1. Dalam pelaksanaan model pembelajaran STAD hendaknya diperhatikan langkahlangkah pelaksanaan dengan baik. 2. Bagi sekolah khususnya SD Negeri 6 Konda bahwa pembelajaran model STAD dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif dalam meningkatkan mutu dan kemampuan siswa dalam bidang studi matematika. 3. Kepada peneliti berikutnya, diharapkan dapat membandingkan penggunaan berbagai model pembelajaran untuk mengetahui mana yang lebih efektif untuk diterapkan dalam kegiatan pembelajaran di kelas.
60 51
61
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Zainal. 1991. Evaluasi Instruksional, Bandung: Remaja Rosdakarya Aunurrahman. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Bandung : Alfabeta Hujaima. 2012. Upaya Peningkatan Hasil Belajar Matematika Siswa Materi Operasi Hitung Campuran Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD di Kelas IV SDN 2 Wanci. Kendari :Universitas Halu Oleo Kunandar. 2007. Guru Profesional, Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam Sertifikat Guru. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada. Kunandar, 2010. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada. Kolewora, Harni Arif. 2010. Upaya Meningkatkan Kemampuan Menyelesaikan Soal Bangun Datar Dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Pada Siswa Kelas IV Sdn 1 Kabangka Kabupaten Muna. Kendari :Universitas Halu Oleo Mulyasa, E. 2009. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Mustaqim, Burhan & Ari Astuti. 2008. Ayo Belajar Matematika Jilid 4 untuk SD Kelas IV. Bekasi: PT. Adhi Aksara Indonesia Rohali, Ahmad. 2004. Pengelolaan Pengajaran. Jakarta : Depdiknas Sagala, Syaiful. 2012. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung : Alfabeta Siddiq, M. Djauhar. 2010. Pengembangan Bahasa Pembelajaran SD. Jakarta: Depdiknas Slameto. 2003. Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta :Rineka Cipta Sumarna, Nana & YooEka Yana Kansil. 2011. Panduan Penulisan Skripsi. Kendari :Universitas Halu Oleo Sutrisno, L. 2007. Pengembangan Pembelajaran Matematika SD. Jakarta: Dikti Depdiknas
62
Suparno, P. 2008. Riset Tindakan Untuk Pendidik. Jakarta .PT. Gramedia Widiasarana Usman & Setiawati. 1993. Upaya Optimalisasi KBM. Bandung : Remaja Rosdakarya Wardhani, I G A K & Kuswaya Wihardit. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Universitas Terbuka Widyantini. 2008. Penerapan Pendekatan Kooperatif STAD Dalam Pembelajaran Matematika SMP. Paket Pemberdayaan Matematika. Yogyakarta: Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Matematika
63
Lampiran 1. Pengembangan Silabus SILABUS PEMBELAJARAN Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas/Program Semester Standar Kompetensi
: SDN 6 KONDA : MTK : IV / Sekolah Dasar : 1 (Satu) : 1. Memahami Dan Menggunakan Sifta-Sifat Operasi Hitung Bilangan Dalam Pemecahan Masalah
Kompetensi Dasar
Materi Pokok dan Uraian Materi
Melakukan operasi hitung campuran
Operasi Hitung Campuran
Indikator Pencapaian Kompetensi
Penilaian
- Mengamati contoh
- Menetukan Hasil Operasi
Operasi Hitung
Hitung Campuran pada penjumlahan dan pengurangan
Tes Tertulis
Kegiatan Pembelajaran
Campuran dua atau tiga bilangan.
- Menyelesaikan Operasi Hitung Campuran Yang Melibatkan Sekurangkurangnya dua bilangan
- Menyelesaikan soal cerita sederhana yang berkaitan dengan hitung campuran.
- Menentukan hasil operasi hitung campuran pada perkalian dan pembagian
- Menentukan hasil penggabungan antara operasi hitung penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian
- Melakukan operasi hitung campuran melalui sajian soal cerita
Alokasi Waktu 10 x 35 Menit
Sumber/ Bahan/ Alat Sumber: Buku MTK Kelas IV Karangan Burhan Mustaqim dan Ari Astuti, Penerbit PT. Adi Akshra Abadi Indonesia
Buku MTK Kelas IV Penerbit Erlangga
64
Lampiran 2. Rencana Perbaikan Pembelajaran Siklus I Pertemuan I RENCANA PERBAIKAN PEMBELAJARAN( RPP ) (Siklus I Pertemuan I) Sekolah
: SD Negeri 6 Konda
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas/semester
: IV (Empat) /1 (satu)
Alokasi waktu
: 2 x 35 menit
A. Standar Kompetensi
:
1. Memahami dan menggunakan sifat-sifat operasi hitung bilangan dalam pemecahan masalah B. Kompetensi Dasar 1.4 Melakukan operasi hitung campuran C. Indikator Menentukan hasil Operasi Hitung Campuran pada penjumlahan dan pengurangan D. Tujuan Pembelajaran Siswa dapat menetukan Hasil Operasi Hitung Campuran pada penjumlahan dan pengurangan E. Tujuan Perbaikan Pembelajaran Dengan menggunakan model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD pada materi Operasi Hitung Campuran dapat meningkatkan hasil belajar siswa Kelas IV SD Negeri 6 Konda Kabupaten Konawe Selatan.
65
F. Materi Pokok Operasi hitung campuran G. Metode dan Model Pembelajaran
Metode
: Diskusi Kelas, Tanya Jawab, Penugasan,
Model
: Kooperatif Tipe STAD
H. Skenario Pembelajaran Tahap
Uraian Kegiatan Pembelajaran
Waktu
1
2
3
Pendahuluan 1. Salam dan berdoa serta mengecek kehadiran
10 Menit
siswa 2. Motivasi:
menjelaskan
bahwa
materi
pembelajaran yang akan di pelajari sangat erat kaitannya
dengan
materi
pembelajaran
selanjutnya 3. Apersepsi: siswa diingatkan kembali dengan diberi soal penjumlahan dan pengurangan 4. Menyampaikan tujuan pembelajaran 5. Guru menjelaskan pendekatan yang akan dilaksanakan dalam pembelajaran. Kegiatan Inti
1. Guru
menjelaskan
secara
singkat
materi
pelajaran dengan secara klasikal dan siswa memperhatikan. Guru menjelaskan materi pelajaran tentang operasi hitung campuran. Operasi hitung campuran adalah sebuah penghitungan yang di dalamnya terdiri atas berbagai
jenis operasi
hitung
penjumlahan,
yang
terdiri
dari
pengurangan, perkalian dan pembagian di
55 Menit
66
mana operasi-operasi tersebut mempunyai kaitan yang kuat. Pada pertemuan pertama guru menyampaikan materi tentang operasi hitung campuran pada penjumlahan dan pengurangan, misalnya : 1. 6 + 7 – 3 = 13 – 3 = 10
2. 50 – 40 + 4 = 10 + 4 = 14 2. Guru memberikan kesempatan kepada siswa yang kurang paham untuk bertanya. 3. Guru membentuk kelompok yang anggotanya heterogen terdiri dari 4-5 siswa. 4. Guru membagikan LKS selanjutnya siswa mengerjakan tugas dalam LKS. 5. Guru memberikan kesempatan kepada masingmasing siswa untuk berpikir bersama teman kelompoknya
dalam
menyelesaikan
tugas
dalam LKS. 6. Salah seorang siswa dari masing-masing kelompok
mempresentasikan
jawaban
kelompoknya di depan kelas dan kelompok lainnya memperhatikan. 7. Guru memberikan penghargaan pada kelompok yang sudah berani tampil di depan kelas. 8. Guru memberikan kuis/pertanyaan kepada siswa (pada saat menjawab tidak boleh saling membantu). 9. Guru menyimpulkan jawaban atau kesimpulan
68
Lampiran 3
Nama : 1. __________________ Kelompok :__________Tanggal:_____________ 2.______________________ 3.______________________ 4.______________________ 5.______________________
Lembar Kerja Siswa Siklus I Pertemuan I Materi Operasi Hitung Campuran Tujuan: Siswa dapat menentukan hasil Operasi Hitung Campuran pada penjumlahan dan pengurangan Diskusikanlah soal dibawah ini dengan benar! Pastikan setiap kelompok mengetahui jawaban dari setiap soal!
1. 25 - 13 + 123 = ...+ 123 = ... 2. 368 + 992 – 725 =... – 725 = ... 3. 1250 – 350 + 250 = ... + 250 = ... 4. 789 – 654 + 123 = ... + 123 = ... 5. 27 + 56 - 32
= ... – 32 = ...
69
Lampiran 4 Kunci Jawaban LKS Siklus I Pertemuan 1 NO.
1
2
3
4
5
Kunci Jawaban 25 – 13 + 123 = ………….. Jawab: 25 – 13 + 123 = (25-13) + 123 = 12 + 123 = 135 368 + 992 – 725 = ………….. Jawab : 368 + 992 – 725 = (368 + 992) – 725 = 1360 – 725 = 635 1250 – 350 + 250 = ………….. Jawab : 1250 – 350 + 250 = (1250 – 350 )+ 250 = 900 + 250 = 1150 789 – 654 + 123 = ………….. Jawab : 789 – 654 + 123 = (789 – 654 )+ 123 = 135 + 123 = 258 27 + 56 - 32 = ………….. Jawab : 27 + 56 - 32 = ( 27 + 56) - 32 = 83 – 32 = 51
70
Lampiran 5
Soal Kuis I Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar ! 1. 300 – 75 + 123
= …………..
2. 360 + 456 – 98
= …………..
3. 223 + 56 - 175
= …………..
71
Lampiran 6 Kunci Jawaban Kuis I
NO.
1
300 – 75 + 123 Jawab 300 – 75 + 123
2
360 + 456 – 98 Jawab 360 + 456 – 98
3
223 + 56 - 175 Jawab 223 + 56 – 175
Jawaban = ………….. = (300 – 75) + 123 = 225 + 123 = 348 = …………..
1 2 2
= (360 + 456) – 98 = 818 – 98 = 720 = …………..
1 2 2
= (223 + 56) – 175 = 279 – 175 = 104 ∑ Skor Maksimal
1 2 2 15
Keterangan: =
Skor
∑ skor x100% ∑skor maksimal
72
Lampiran 7
Nilai Kuis Siklus I Pertemuan 1
NO. 1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
Kelompok I
II
III
IV
V
Nama Siswa Pratama Nola Putri Wati Farid Putra Ferdi Ridwan Dafa Aisyah Dewi Aulia Ika Sahara Amanda Devi Monica Chairil Nur Azizah Ardi Adit Bintang Budi Sudibyo Jumlah Rata-rata
Skor 11 12 11 11 14 10 11 12 11 12 11 11 11 12 12 11 10 11 14 14 11 11 12 11
Nilai 73 80 73 73 93 66 73 80 73 80 73 73 73 80 80 73 66 73 93 93 73 73 80 73 1840 76,66
73
Lampiran 8. Lembar Observasi Aktivitas Mengajar Guru HASIL OBSERVASI GURU DALAM PEMBELAJARAN SIKLUS I PERTEMUAN I Kegiatan
Indikator
Kegiatan Awal 1. Mempersiapkan siswa agar siap untuk belajar
Kegiatan Inti
Pelaksanaan Ya/tidak Skor Ya 1
2. Memotivasi siswa
Tidak
0
3. Menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai
Tidak
0
4. Guru menjelaskan materi yang diajarkan 5. Membagi siswa ke dalam beberapa kelompok kecil
Ya
1
Ya
1
6. Membagikan LKS kepada setiap kelompok 7. Guru mengarahkan siswa untuk menyelesaikan soal LKS 8. Guru membantu/mengarahka n siswa yang mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal 9. Guru mengarahkan siswa untuk
Ya
1
Ya
1
Tidak
0
Ya
1
Komentar Guru mampu mempersiapkan siswa sebelum mengikuti pembelajaran. Kurang mampu memotivasi siswa terlibat aktif dalam pembelajaran. Guru kurang Mampu menjelaskan tujuan pembelajaran Guru menjelaskan materi pelajaran. Guru membagi siswa kedalam beberapa kelompok. Guru membagikan LKS kepada setiap kelompok Guru mengarahkan siswa untuk menyelesaikan soal LKS Guru tidak membantu siswa yang kesulitan menyelesaikan soal
Guru menyuruh siswa
74
mempresentasikan hasil diskusi kelompok 10.Guru mengarahkan masing-masing kelompok untuk memberikan tanggapan
Kegiatan Penutup
Ya
1
11.Guru memberikan tanggapan dan penegasan atas hasil diskusi siswa
Tidak
0
12.Guru memberi penghargaan kepada kelompok yang terbaik
Tidak
0
13.Guru memberikan evaluasi pembelajaran
Ya
1
14.Guru mengarahkan siswa agar mampu merumuskan kesimpulan dari masalah yang diberikan
Tidak
0
15.Guru memberikan tugas pekerjaan rumah kepada siswa
Tidak
0
Jumlah Skor Perolehan Jumlah Skor Maksimal Persentase %
mempresentasekan hasil diskusinya Guru menyuruh siswa mengajukan pertanyaan kepada kelompok yang mempresentasekan hasil diskusinya. Guru kurang memberikan penegasan apakah hasil siswa sudah sesuai atau belum Guru tidak memberikan penghargaan kepada kelompok terbaik. Guru telah memberkan evaluasi dengan baik Guru tdak mengarahkan siswa agar mampu merumuskan kesimpulan dari pelajaran yang sudah berlangsung. Guru tidak memberikan tugas untuk dikerjakan siswa dirumah 8 15 53,3%
76
Lampiran 9 Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa HASIL OBSERVASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN SIKLUS I PERTEMUAN I
Indikator 1. Siswa mempersiapkan diri untuk belajar 2. Siswa menyimak penjelasan guru atas tujuan pembelajaran yang akan dicapai 3. Siswa menyimak penjelasan guru tentang materi yang diajarkan 4. Siswa membentuk kelompok kecil 5. Siswa menerima LKS dari guru 6. Siswa berdiskusi memecahkan masalah yang diberikan dalam LKS 7. Siswa menjelaskan masalah yang kurang dipahami kepada guru yang terdapat di dalam LKS 8. Siswa mempresentasekan hasil diskusi kelompok 9. Siswa memberikan tanggapan atas presentase kelompok lain 10. Siswa menyimak tanggapan dan penegasan dari guru atas hasil diskusi siswa 11. Siswa merespon pengharagaan yang diberikan guru atas hasil diskusi kelompok yang terbaik 12. Siswa mengerjakan evaluasi pembelajaran 13. Siswa memyimpulkan pelajaran akhir yang telah diajarkan 14. Siswa mencatat tugas yang diberikan Jumlah Skor Perolehan Jumlah Skor Maksimal Persentase %
Penilaian Ya Tidak Ya Tidak
Skor 1 0
Ya
1
Ya Ya Tidak
1 1 0
Tidak
0
Tidak
1 0
Tidak
0
Ya
Ya
1
Ya
1 0
Tidak Ya
1 8 14 57,14%
78
Lampiran 10. Rencana Perbaikan Pembelajaran Siklus I Pertemuan II
RENCANA PERBAIKAN PEMBELAJARAN( RPP ) (Siklus I Pertemuan II) Sekolah
: SD Negeri 6 Konda
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas/semester
: IV (Empat) /1 (satu)
Alokasi waktu
: 3 x 35 menit
A. Standar Kompetensi
:
1. Memahami dan menggunakan sifat-sifat operasi hitung bilangan dalam pemecahan masalah B. Kompetensi Dasar 1.4. Melakukan operasi hitung campuran C. Indikator Menentukan hasil operasi hitung campuran pada perkalian dan pembagian D. Tujuan Pembelajaran Siswa dapat menentukan hasil operasi hitung campuran pada perkalian dan pembagian E. Tujuan Perbaikan Pembelajaran Dengan menggunakan model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD pada materi Operasi Hitung Campuran dapat meningkatkan hasil belajar siswa Kelas IV SD Negeri 6 Konda Kabupaten Konawe Selatan.
79
F. Materi Pokok Operasi hitung campuran G. Metode dan Model Pembelajaran
Metode
: Diskusi Kelas, Tanya Jawab, Penugasan,
Model
: Kooperatif Tipe STAD
H. Skenario Pembelajaran Tahap
Uraian Kegiatan Pembelajaran
Waktu
1
2
3
Pendahuluan
1. Salam dan berdoa serta mengecek kehadiran
15 Menit
siswa. 2. Motivasi:
menjelaskan
bahwa
materi
pembelajaran yang akan di pelajari sangat erat kaitannya
dengan
materi
pembelajaran
selanjutnya 3. Apersepsi: siswa diingatkan kembali tentang materi
sebelumnya
dengan
diberi
soal
perkalian dan pembagian 4. Menyampaikan tujuan pembelajaran 5. Guru menjelaskan pendekatan yang akan dilaksanakan dalam pembelajaran. Kegiatan Inti
1. Guru
menjelaskan
secara
singkat
materi
pelajaran dengan secara klasikal dan siswa memperhatikan. Pada pertemuan kedua guru menyampaikan materi tentang operasi hitung campuran pada perkalian dan pembagian, misalnya : 1). 28 x 10 : 4= (28 x 10) : 4 = 280 : 4
80 Menit
80
= 70 2). 450 : 75 x 16 = (450 : 75) x 16 = 6 x 16 = 96 2. Guru memberikan kesempatan kepada siswa yang kurang paham untuk bertanya. 3. Guru membentuk kelompok yang anggotanya heterogen terdiri dari 4-5 siswa. 4. Guru membagikan LKS selanjutnya siswa mengerjakan tugas dalam LKS. 5. Guru memberikan kesempatan kepada masingmasing siswa untuk berpikir bersama teman kelompoknya
dalam
menyelesaikan
tugas
dalam LKS. 6. Salah seorang siswa dari masing-masing kelompok
mempresentasikan
jawaban
kelompoknya di depan kelas dan kelompok lainnya memperhatikan. 7. Guru memberikan penghargaan pada kelompok yang sudah berani tampil di depan kelas. 8. Guru memberikan kuis/pertanyaan kepada siswa (pada saat menjawab tidak boleh saling membantu). 9. Guru menyimpulkan jawaban atau kesimpulan akhir dari semua soal atau pertanyaan. Penutup
10. Guru bersama siswa membuat kesimpulan 10 Menit baru yang diperoleh dari pelajaran tadi 11. Memberikan pekerjaan rumah
82
Lampiran 11. Lembar Kerja Siswa Nama : 1. __________________ Kelompok :__________Tanggal :_____________ 2.______________________ 3.______________________ 4.______________________ 5.______________________ Lembar Kerja Siswa Siklus I Pertemuan II Materi Operasi Hitung Campuran Tujuan: Siswa dapat menentukan hasil operasi hitung campuran pada perkalian dan pembagian Diskusikanlah soal dibawah ini dengan benar! Selesaikan soal-soal di bawah ini dengan benar! 1. 30 : 6 x 15
= ... x 15 = ...
2. 4 x 625 : 25
= ... : 25 = ...
3. 1000 x 250 : 500 = ... : 500 = ...
4. 625 : 125 x 250 = ... x 250 = ...
5. 500 : 10 x 30
= ... x 30 = ...
83
Lampiran 12
NO.
1
2
3
Kunci Jawaban LKS Siklus I Pertemuan 1I Kunci Jawaban 30 : 6 x 15 = ………….. Jawab: 30 : 6 x 15 = (30 : 6) x 15 = 5 x 15 = 75 4 x 625 : 25 Jawab : 4 x 625 : 25
= ………….. = (4 x 625) : 25 = 2500 : 25 = 100
1000 x 250 : 500 = ………….. Jawab : 1000 x 250 : 500 = (1000 x 250) : 500 = 250000 : 500 = 500 = …………..
4
625 : 125 x 250 Jawab : 625 : 125 x 250
= …………..
5
500 : 10 x 30 Jawab : 500 : 10 x 30
= (625 : 125) x 250 = 5 X 250 = 1250
= (500 : 10) x 30 = 50 x 30 = 1500
84
Lampiran 13 SOAL KUIS II Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar ! 1. 15 x 250 : 50
= …………..
2. 315 : 5 x 25
= …………..
3. 50 : 5 x 30
= .................
85
Lampiran 14 Kunci Jawaban Kuis II NO.
1
15 x 250 : 50 Jawab 15 x 250 : 50
2
315 : 5 x 25 Jawab 315 : 5 x 25
3
50 : 5 x 30 Jawab 50 : 5 x 30
Jawaban = …………..
Skor
= (15 x 250) : 50 = 3750 : 50 = 75 = …………..
1 2 2
= (315 : 5) x 25 = 63 x 25 = 1575 = …………..
1 2 2
= (50 : 5) x 30 = 10 x 30 = 300 ∑ Skor Maksimal
1 2 2 15
Keterangan: =
∑ skor x100% ∑skor maksimal
86
Lampiran 15
Nilai Kuis Siklus I Pertemuan II NO. 1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
Kelompok I
II
III
IV
V
Nama Siswa Pratama Nola Putri Wati Farid Putra Ferdi Ridwan Dafa Aisyah Dewi Aulia Ika Sahara Amanda Devi Monica Chairil Nur Azizah Ardi Adit Bintang Budi Sudibyo Jumlah Rata-rata
Skor 12 12 11 11 14 11 11 12 11 12 14 11 12 12 12 11 11 14 14 14 12 11 12 11
Nilai 80 80 73 73 93 73 73 80 73 80 93 73 80 80 80 73 73 93 93 93 80 73 80 73 1915 79,79
87
Lampiran 16
No. 1 2 3 4
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
DATA PERKEMBANGAN SKOR KELOMPOK SIKLUS I Nilai Nilai Skor Rata-rata Nilai Penghargaan Klp Nama Kuis Kuis Dasar NK 1 dan 2 Peningkatan Kelompok 1 2 PR 60 73 80 76,5 30 NL 70 80 80 80 20 I PT 70 73 73 73 20 Hebat WT 65 73 73 73 20 Jumlah 90 Rata-rata 22,5 FR 80 93 93 93 30 PU 50 66 73 69,5 30 II FE 65 73 73 73 20 RD 60 80 80 80 30 Super DF 65 73 73 73 20 Jumlah 130 Rata-rata 26 AY 80 80 80 80 20 DW 70 73 93 83 30 III AU 65 73 73 73 20 IK 60 73 80 76,5 30 Hebat SH 70 80 80 80 20 Jumlah 120 Rata-rata 24 AM 80 80 80 80 20 DV 70 73 73 73 20 IV MC 50 66 73 69,5 30 CH 60 73 93 83 30 Super NZ 70 93 93 93 30 Jumlah 130 Rata-rata 26 AR 80 93 93 93 30 AD 70 73 80 76,5 20 V BT 65 73 73 73 20 BD 60 80 80 80 30 Hebat SY 65 73 73 73 20 Jumlah 120 Rata-rata 24
88
Lampiran 17. Lembar Observasi Aktivitas Mengajar Guru HASIL OBSERVASI GURU DALAM PEMBELAJARAN SIKLUS I PERTEMUAN II Kegiatan
Indikator
Kegiatan Awal 1. Mempersiapkan siswa agar siap untuk belajar
2. Memotivasi siswa
Kegiatan Inti
Pelaksanaan Ya/tidak Skor Ya 1
Tidak
0
3. Menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai 4. Guru menjelaskan materi yang diajarkan 5. Membagi siswa ke dalam beberapa kelompok kecil
Ya
1
Ya
1
Ya
1
6. Membagikan LKS kepada setiap kelompok 7. Guru mengarahkan siswa untuk menyelesaikan soal LKS 8. Guru membantu/mengarahka n siswa yang mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal 9. Guru mengarahkan siswa untuk mempresentasikan hasil
Ya
1
Ya
1
Tidak
0
Ya
1
Komentar Guru mampu mempersiapkan siswa sebelum mengikuti pembelajaran. Kurang mampu memotivasi siswa terlibat aktif dalam pembelajaran. Guru mampu menjelaskan tujuan pembelajaran Guru menjelaskan materi pelajaran. Guru membagi siswa kedalam beberapa kelompok. Guru membagikan LKS kepada setiap kelompok Guru mengarahkan siswa untuk menyelesaikan soal LKS Guru tidak membantu siswa yang kesulitan menyelesaikan soal
Guru menyuruh siswa mempresentasekan
89
diskusi kelompok 10.Guru mengarahkan masing-masing kelompok untuk memberikan tanggapan
Kegiatan Penutup
Ya
1
11.Guru memberikan tanggapan dan penegasan atas hasil diskusi siswa
Tidak
0
12.Guru memberi penghargaan kepada kelompok yang terbaik
Tidak
0
13.Guru memberikan evaluasi pembelajaran
Ya
1
14.Guru mengarahkan siswa agar mampu merumuskan kesimpulan dari masalah yang diberikan
Tidak
0
15.Guru memberikan tugas pekerjaan rumah kepada siswa
Ya
1
Jumlah Skor Perolehan Jumlah Skor Maksimal Persentase %
hasil diskusinya Guru menyuruh siswa mengajukan pertanyaan kepada kelompok yang mempresentasekan hasil diskusinya. Guru kurang memberikan penegasan apakah hasil siswa sudah sesuai atau belum Guru tidak memberikan penghargaan kepada kelompok terbaik. Guru telah memberkan evaluasi dengan baik Guru tdak mengarahkan siswa agar mampu merumuskan kesimpulan dari pelajaran yang sudah berlangsung. Guru memberikan tugas untuk dikerjakan siswa dirumah 10 15 66,6%
91
Lampiran 18 Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa HASIL OBSERVASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN SIKLUS I PERTEMUAN II Indikator 1. Siswa mempersiapkan diri untuk belajar 2. Siswa menyimak penjelasan guru atas tujuan pembelajaran yang akan dicapai 3. Siswa menyimak penjelasan guru tentang materi yang diajarkan 4. Siswa membentuk kelompok kecil 5. Siswa menerima LKS dari guru 6. Siswa berdiskusi memecahkan masalah yang diberikan dalam LKS 7. Siswa menjelaskan masalah yang kurang dipahami kepada guru yang terdapat di dalam LKS 8. Siswa mempresentasekan hasil diskusi kelompok 9. Siswa memberikan tanggapan atas presentase kelompok lain 10. Siswa menyimak tanggapan dan penegasan dari guru atas hasil diskusi siswa 11. Siswa merespon pengharagaan yang diberikan guru atas hasil diskusi kelompok yang terbaik 12. Siswa mengerjakan evaluasi pembelajaran 13. Siswa memyimpulkan pelajaran akhir yang telah diajarkan 14. Siswa mencatat tugas yang diberikan Jumlah Skor Perolehan Jumlah Skor Maksimal Persentase %
Penilaian Ya Tidak Ya Ya
Skor 1 1
Ya
1
Ya Ya Tidak
1 1 0
Tidak
0
Ya Ya
1 1 Tidak
Ya
0 1
Ya Tidak Ya
1 0 1
10 14 71,42%
93
Lampiran 19
TES SIKLUS I
Mata Pelajaran
: Matematika
Materi pembelajaran : Operasi Hitung Campuran Kelas/Semester
: IV/I
1. 695 – 500 + 75
=…
2. 196 – 5 x 25
=…
3. 187 + 39 : 3
=…
4. 1000 x 250 : 500
=…
5. 450 : 75 x 16
=…
94
Lampiran 20 KUNCI JAWABAN TES SIKLUS I
No. 695 – 500 + 75 1 196 – 5 x 25 2
187 + 39 : 3 3
1000 x 250 : 500 4
5
450 : 75 x 16
= Keterangan:
Kunci Jawaban = (695 – 500) + 75 = 195 + 75 = 270 = 196 – (5 x 25) = 196 – 125 = 71
Skor 20
20
= 187 + (39 : 3) = 187 + 13 = 200
20
= (1000 x 250) : 500 = 250000 : 500 = 500
20
= (450 : 75) x 16 = 6 x 16 = 96 ∑ Skor Maksimal
∑ skor x100% ∑skor maksimal
0 = jika tidak dikerjakan 5 = jika dikerjakan tapi langkah dan hasil salah 10 = jika langkahnya benar tapi hasil salah 20 = jika semua benar
20 100
95
Lampiran 21 HASIL TES SIKLUS I
No
Nama Siswa
Nomor/Skor Soal JK
1
2
3
4
5
20
20
20
20
20
Skor
Nilai
Ket
1
Aisyah
P
5
20
20
20
20
85
85
Tuntas
2
Amanda
P
5
20
20
10
20
75
75
Tuntas
3
Ardi
L
5
20
10
5
5
45
45
Tidak Tuntas
4
Adit
L
5
20
10
5
20
60
60
Tidak Tuntas
5
Pratama
L
5
10
20
5
20
50
50
Tidak Tuntas
6
Bintang
L
5
10
20
5
20
60
60
Tidak Tuntas
7
Devi
P
5
20
20
5
20
70
70
Tuntas
8
Dewi
P
5
5
20
5
20
55
55
Tidak Tuntas
9
Aulia
P
5
10
20
5
5
45
45
Tidak Tuntas
10
Budi
L
5
5
20
5
10
45
45
Tidak Tuntas
11
Ika
P
5
5
5
5
20
40
40
Tidak Tuntas
12
Sudibyo
L
5
5
5
5
5
25
25
Tidak Tuntas
13
Monika
P
5
10
20
5
20
60
60
Tidak Tuntas
14
Chairil
L
5
20
20
5
20
70
70
Tuntas
15
Nola
P
5
20
20
5
20
70
70
Tuntas
16
Nur Azizah
P
5
20
20
5
20
70
70
Tuntas
17
Farid
L
5
10
10
5
5
35
35
Tidak Tuntas
18
Putri
P
5
20
20
20
20
85
85
Tuntas
19
Putra
L
5
10
20
5
20
60
60
Tidak Tuntas
20
Ferdi
L
5
5
10
5
5
30
30
Tidak Tuntas
21
Ridwan
L
5
20
20
5
20
70
70
Tuntas
22
Sahara
P
5
10
20
5
20
60
60
Tidak Tuntas
23
Wati
P
5
20
20
5
20
70
70
Tuntas
24
Dafa
L
5
10
20
20
20
75
75
Tuntas
Jumlah Rata-rata Siswa yang tuntas Siswa yang tidak tuntas Ketuntasan klasikal
1410 58,75 10 Orang 14 Orang 41,6%
96
Lampiran 22. Rencana Perbaikan Pembelajaran Siklus II Pertemuan I
RENCANA PERBAIKAN PEMBELAJARAN( RPP ) (Siklus II Pertemuan I) Sekolah
: SD Negeri 6 Konda
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas/semester
: IV (Empat) /1 (satu)
Alokasi waktu
: 2 x 35 menit
A. Standar Kompetensi
:
1. Memahami dan menggunakan sifat-sifat operasi hitung bilangan dalam pemecahan masalah B. Kompetensi Dasar 1.4. Melakukan operasi hitung campuran C. Indikator Menentukan hasil penggabungan antara pengurangan, perkalian dan pembagian
operasi
hitung
penjumlahan,
D. Tujuan Pembelajaran Siswa dapat menentukan hasil penggabungan antara operasi hitung penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian E. Tujuan Perbaikan Pembelajaran Dengan menggunakan model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD pada materi pokok Operasi Hitung Campuran dapat meningkatkan hasil belajar siswa Kelas IV SD Negeri 6 Konda Kabupaten Konawe Selatan. F. Materi Pokok Operasi hitung campuran
97
G. Metode dan Model Pembelajaran
Metode
: Diskusi Kelas, Tanya Jawab, Penugasan,
Model
: Kooperatif Tipe STAD
H. Skenario Pembelajaran Tahap
Uraian Kegiatan Pembelajaran
Waktu
1
2
3
Pendahuluan 1. Salam dan berdoa serta mengecek kehadiran
5 Menit
siswa. 2. Motivasi:
menjelaskan
bahwa
materi
pembelajaran yang akan di pelajari sangat erat kaitannya
dengan
materi
pembelajaran
selanjutnya. 3. Apersepsi: siswa diingatkan kembali tentang materi sebelumnya 4. Menyampaikan tujuan pembelajaran 5. Guru menjelaskan pendekatan yang akan dilaksanakan dalam pembelajaran. Kegiatan Inti 1. Guru
menjelaskan
secara
singkat
materi
pelajaran dengan secara klasikal dan siswa memperhatikan. Pada pertemuan ketiga guru menyampaikan materi tentang penggabungan antara operasi hitung penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian, misalnya :
475 – 75 : 3 + 50 x 2 = 475 – 25 + 100 = 450 + 100 = 550
55 Menit
98
Jadi, 475 – 75 : 3 + 50 x 2 = 550. 2. Guru memberikan kesempatan kepada siswa yang kurang paham untuk bertanya. 3. Guru membentuk kelompok yang anggotanya heterogen terdiri dari 4-5 siswa. 4. Guru membagikan LKS selanjutnya siswa mengerjakan tugas dalam LKS. 5. Guru memberikan kesempatan kepada masingmasing siswa untuk berpikir bersama teman kelompoknya
dalam
menyelesaikan
tugas
dalam LKS. 6. Salah seorang siswa dari masing-masing kelompok
mempresentasikan
jawaban
kelompoknya di depan kelas dan kelompok lainnya memperhatikan. 7. Guru memberikan penghargaan pada kelompok yang sudah berani tampil di depan kelas. 8. Guru memberikan kuis/pertanyaan kepada siswa (pada saat menjawab tidak boleh saling membantu). 9. Guru menyimpulkan jawaban atau kesimpulan akhir dari semua soal atau pertanyaan. Penutup
10. Guru bersama siswa membuat kesimpulan baru yang diperoleh dari pelajaran tadi 11. Memberikan pekerjaan rumah
10 Menit
100
Lampiran 23 Nama : 1. __________________ Kelompok :__________Tanggal :_____________ 2.______________________ 3.______________________ 4.______________________ 5.______________________ Lembar Kerja Siswa Siklus II Pertemuan I Materi Operasi Hitung Campuran Tujuan: Siswa dapat menentukan hasil penggabungan antara opersi hitung penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian. Diskusikanlah soal dibawah ini dengan benar! Selesaikan soal-soal di bawah ini dengan benar! 1. 25 x 12 – 50 + 500 : 2
= ... – 50 + ... = ... + ... = ...
2. 34 x 17 + 65 – 6 : 2
= ... + 65 – ... = ... – ... = ...
3. 188 + 189 x 9 : 7 – 163 = 188 + ... – 163 = ... – 163 = ... 4. 320 : 8 – 32 + 270 x 4
= ... – 32 + ... = ... + ... = ...
5. 906 – 750 : 125 x 5 + 500 = 906 – ... + 500 = ... + 500 = ...
101
Lampiran 24 KUNCI JAWABAN LKS SIKLUS II Pertemuan 1 NO.
1
Kunci Jawaban 25 x 12 – 50 + 500 : 2 = (25 x 12) – 50 + (500 : 2) = 300 – 50 + 250 = 250 + 250 = 500 34 x 17 + 65 – 6 : 2
2
188 + 189 x 9 : 7 - 163 3
320 : 8 – 32 + 270 x 4 4
906 – 750 : 125 x 5 + 500 5
= (34 x 17) + 65 – (6 : 2) = 578 + 65 - 3 = 643 – 3 = 640 = 188 + (189 x 9 : 7) – 163 = 188 + 243 – 163 = 431 – 163 = 268 = (320 : 8) – 32 +( 270 x 4) = 40 – 32 + 1080 = 8 + 1080 = 1088 = 906 – (750 : 125 x 5) + 500 = 906 – 30 + 500 = 876 + 500 = 1376
102
Lampiran 25
SOAL KUIS I Selesaikan soal di bawan ini dengan benar! 1. 146 + 8 x 127 – 372 : 4 = ………….. 2. 246 : 6 + 38 x 4 – 126
= …………..
103
Lampiran 26 Kunci Jawaban kuis I NO. 1
2
Kunci Jawaban 146 + 8 x 127 – 372 : 4 = ………….. Jawab: 146 + 8 x 127 – 372 : 4 = 146 + (8 x 127) – (372 : 4) = 146 + 1016 – 93 = 1162 – 93 = 1069 246 : 6 + 38 x 4 – 126 Jawab: 246 : 6 + 38 x 4 – 126
1 2 2 2
= ………….. = (246 : 6) + (38 x 4) – 126 = 41 + 152 – 126 = 193 – 126 = 67
∑ Skor Maksimal
=
Skor
∑ skor perolehan x100 ∑skor maksimal
1 2 2 2 14
104
Lampiran 27
Nilai Kuis Siklus II Pertemuan I NO. 1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
Kelompok I
II
III
IV
V
Nama Siswa Pratama Nola Putri Wati Farid Putra Ferdi Ridwan Dafa Aisyah Dewi Aulia Ika Sahara Amanda Devi Monica Chairil Nur Azizah Ardi Adit Bintang Budi Sudibyo Jumlah Rata-rata
Skor 11 12 12 12 14 11 12 12 12 12 14 12 14 12 12 12 10 12 14 14 12 12 12 12
Nilai 78 85 85 85 100 78 85 85 85 85 100 85 100 85 85 85 71 85 100 100 85 85 85 85 2087 86,95
105
Lampiran 28. Lembar Observasi Aktivitas Mengajar Guru HASIL OBSERVASI GURU DALAM PEMBELAJARAN SIKLUS II PERTEMUAN I Kegiatan
Indikator
Kegiatan Awal 1. Mempersiapkan siswa agar siap untuk belajar
Kegiatan Inti
Pelaksanaan Ya/tidak Skor Ya 1
2. Memotivasi siswa
Ya
1
3. Menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai 4. Guru menjelaskan materi yang diajarkan 5. Membagi siswa ke dalam beberapa kelompok kecil
Ya
1
Ya
1
Ya
1
6. Membagikan LKS kepada setiap kelompok 7. Guru mengarahkan siswa untuk menyelesaikan LKS
Ya
1
Ya
1
8. Guru membantu/mengarahka n siswa yang mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal 9. Guru mengarahkan siswa untuk mempresentasikan hasil
Ya
1
Ya
1
Komentar Guru mampu mempersiapkan siswa sebelum mengikuti pembelajaran. Guru mampu memotivasi siswa terlibat aktif dalam pembelajaran. Guru mampu menjelaskan tujuan pembelajaran Guru menjelaskan materi pelajaran. Guru membagi siswa kedalam beberapa kelompok. Guru membagikan LKS kepada setiap kelompok Guru mengarahkan siswa untuk menyelesaikan LKS Guru membantu siswa yang kesulitan menyelesaikan soal
Guru menyuruh siswa mempresentasekan
106
diskusi kelompok 10.Guru mengarahkan masing-masing kelompok untuk memberikan tanggapan
Kegiatan Penutup
Ya
1
11.Guru memberikan tanggapan dan penegasan atas hasil diskusi siswa
Tidak
0
12.Guru memberi penghargaan kepada kelompok yang terbaik
Tidak
0
13.Guru memberikan evaluasi pembelajaran
Ya
1
14.Guru mengarahkan siswa agar mampu merumuskan kesimpulan dari masalah yang diberikan
Tidak
0
15.Guru memberikan tugas pekerjaan rumah kepada siswa
Ya
1
Jumlah Skor Perolehan Jumlah Skor Maksimal Persentase %
hasil diskusinya Guru menyuruh siswa mengajukan pertanyaan kepada kelompok yang mempresentasekan hasil diskusinya. Guru kurang memberikan penegasan apakah hasil siswa sudah sesuai atau belum Guru tidak memberikan penghargaan kepada kelompok terbaik. Guru telah memberkan evaluasi dengan baik Guru tdak mengarahkan siswa agar mampu merumuskan kesimpulan dari pelajaran yang sudah berlangsung. Guru memberikan tugas untuk dikerjakan siswa dirumah 12 15 80%
108
Lampiran 29 Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa HASIL OBSERVASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN SIKLUS II PERTEMUAN I Indikator 1. Siswa mempersiapkan diri untuk belajar 2. Siswa menyimak penjelasan guru atas tujuan pembelajaran yang akan dicapai 3. Siswa menyimak penjelasan guru tentang materi yang diajarkan 4. Siswa membentuk kelompok kecil 5. Siswa menerima LKS dari guru 6. Siswa berdiskusi memecahkan masalah yang diberikan dalam LKS 7. Siswa mengemukakakan masalah yang kurang dipahami kepada guru yang terdapat di dalam LKS 8. Siswa mempresentasekan hasil diskusi kelompok 9. Siswa memberikan tanggapan atas presentase kelompok lain 10. Siswa menyimak tanggapan dan penegasan dari guru atas hasil diskusi siswa 11. Siswa merespon pengharagaan yang diberikan guru atas hasil diskusi kelompok yang terbaik 12. Siswa mengerjakan evaluasi pembelajaran 13. Siswa memyimpulkan pelajaran akhir yang telah diajarkan 14. Siswa mencatat tugas yang diberikan Jumlah Skor Perolehan Jumlah Skor Maksimal Persentase %
Penilaian Ya Tidak Ya Ya
Skor 1 1
Ya
1
Ya Ya Ya
1 1 1 Tidak
Ya Ya
0 1 1
Tidak Ya
0 1
Ya Tidak Ya
1 0 1
11 14 78,57%
110
Lampiran 30. Rencana Perbaikan Pembelajaran Siklus II Pertemuan II RENCANA PERBAIKAN PEMBELAJARAN( RPP ) (Siklus II Pertemuan II) Sekolah
: SD Negeri 6 Konda
Mata Pelajaran
: Matematika
Kelas/semester
: IV (Empat) /1 (satu)
Alokasi waktu
: 3 x 35 menit
A. Standar Kompetensi
:
1. Memahami dan menggunakan sifat-sifat operasi hitung bilangan dalam pemecahan masalah B.Kompetensi Dasar 1.4. Melakukan operasi hitung campuran C. Indikator Melakukan operasi hitung campuran melalui sajian soal cerita D. Tujuan Pembelajaran Siswa dapat mengerjakan operasi hitung campuran melalui sajian soal cerita E. Tujuan Perbaikan Pembelajaran Dengan menggunakan model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD pada materi pokok Operasi Hitung Campuran dapat meningkatkan hasil belajar siswa Kelas IV SD Negeri 6 Konda Kabupaten Konawe Selatan. F. Materi Pokok Operasi hitung campuran
111
G.Metode dan Model Pembelajaran
Metode
: Diskusi Kelas, Tanya Jawab, Penugasan,
Model
: Kooperatif Tipe STAD
H. Skenario Pembelajaran Tahap
Uraian Kegiatan Pembelajaran
Waktu
1
2
3
Pendahuluan 1. Salam dan berdoa serta mengecek kehadiran
15 Menit
siswa. 2. Motivasi:
menjelaskan
bahwa
materi
pembelajaran yang akan di pelajari sangat erat kaitannya
dengan
materi
pembelajaran
selanjutnya 3. Apersepsi: siswa diingatkan kembali tentang materi sebelumnya 4. Menyampaikan tujuan pembelajaran 5. Guru menjelaskan pendekatan yang akan dilaksanakan dalam pembelajaran. Kegiatan Inti 1. Guru menyampaikan materi tentang cara menyelesaikan Operasi Hitung Campuran melalui sajian soal cerita, misalnya : Malik membeli 8 buku tulis dengan harga Rp. 1.350,00 /buah. Jika membayar dengan 3 lembar uang lima ribuan, berapa rupiah uang kembalian yang diterima Malik ? Jawab : Harga 8 Buku = 8 x Rp.1.350,00 = Rp.10.800,00 Dibayar
= 3 x Rp.5.000,00 = Rp.15.000,00
80 Menit
112
Uang Kembali = Rp.15.000,00 – Rp. 10.800,00 = Rp. 4.200,00 2. Guru memberikan kesempatan kepada siswa yang kurang paham untuk bertanya. 3. Guru membentuk kelompok yang anggotanya heterogen terdiri dari 4-5 siswa. 4. Guru membagikan LKS selanjutnya siswa mengerjakan tugas dalam LKS. 5. Guru memberikan kesempatan kepada masingmasing siswa untuk berpikir bersama teman kelompoknya
dalam
menyelesaikan
tugas
dalam LKS. 6. Salah seorang siswa dari masing-masing kelompok
mempresentasikan
jawaban
kelompoknya di depan kelas dan kelompok lainnya memperhatikan. 7. Guru memberikan penghargaan pada kelompok yang sudah tampil di depan kelas. 8. Guru memberikan kuis/pertanyaan kepada siswa (pada saat menjawab tidak boleh saling membantu). 9. Guru menyimpulkan jawaban atau kesimpulan akhir dari semua soal atau pertanyaan. Penutup
10. Guru bersama siswa membuat kesimpulan baru yang diperoleh dari pelajaran tadi 11. Memberikan pekerjaan rumah
10 Menit
114
Lampiran 31 Nama : 1. __________________ Kelompok :__________Tanggal :_____________ 2.______________________ 3.______________________ 4.______________________ 5.______________________ Lembar Kerja Siswa Siklus II Pertemuan II Materi Operasi Hitung Campuran Tujuan: Siswa dapat mengerjakan operasi hitung campuran melalui sajian soal cerita Diskusikanlah soal dibawah ini dengan benar! Selesaikan soal-soal di bawah ini dengan benar! Soal a. Harga 1 buah Apel 1.250,00. Jika Citra membeli 6 buah Apel dan membayar dengan 2 lembar uang lima ribuan, berapakah uang kembalian uang yang diterima Citra ? b. Arif mempunyai 8 lembar uang lima ratusan, 5 lembar uang seribuan dan 7 lembar uang lima ribuan. Berapakah jumlah uang Arif seluruhnya ? c. 6 orang siswa masing-masing membeli 5 batang pensil. Harga sebuah pensil Rp. 750, 00. Berapa rupiah jumlah uang yang di keluarkan keenam siswa tersebut? d. Harga 3 butir telur ayam Rp.3.750,00. Jika Ani membeli 8 butir telur ayam, berapa rupiah Ani harus membayar? e. Pak Somad mempunyai 4 keranjang mangga. Setiap keranjang berisi 96 mangga. Mangga itu akan dibagikan kepada 8 orang sama banyak. Berapa buah mangga yang diterima oleh setiap orang
115
Lampiran 32 KUNCI JAWABAN LKS SIKLUS II Pertemuan 2 NO.
1
Kunci Jawaban Harga 6 Buah Apel = 6 x Rp. 1.250,00
= Rp. 7.500,00
Dibayar
= 2 x Rp. 5.000,00
= Rp. 10.000,00
Uang Kembali
= Rp. 10. 000,00 – Rp. 7.500,00 = Rp. 2. 500,00
Jadi, uang kembalian yang diterima Citra adalah Rp. 2.500,00
2
Uang Rp. 500,00 x 8
= Rp. 4.000,00
Uang Rp. 1.000,00 x 5
= Rp. 5.000,00
Uang Rp. 5.000 x 7
= Rp.35.000,00
4.000,00 + 5.000,00 + 35.000,00 = 44.000,00 Jadi, jumlah uang Arif seluruhnya adalah Rp. 44.000,00 6 siswa x 5 batang pensil
= 30 batang pensil
Harga sebuah pensil Rp.750,00 3
30 x Rp. 750,00
= Rp.22.500
Jadi, jumlah uang yang di keluarkan keenam siswa tersebut adalah Rp.22.500,00 1 butir telur Rp.3.750,00 : 3 = Rp1.250,00 8 butir x Rp.1.250,00 4
= Rp.10.000,00
Jadi, apabila Ani memebeli 8 butir telur, maka ani harus membayar Rp.10.000,00
5
4 keranjang x 96 mangga : 8 orang sama banyak 4 x 96 : 8 = 384 : 8 = 48 Jadi, mangga yang diterima oleh setiap orang adalah 48 buah
116
Lampiran 33 SOAL KUIS II Selesaikan soal di bawah ini dengan benar! 1. Nadin mempunyai 9 lembar uang lima ratusan, 11 lembar uang seribuan dan 8 lembar uang lima ribuan. Berapakah jumlah uang Nadin seluruhnya ? 2. 7 orang siswa masing-masing membeli 10 batang pensil. Harga sebuah pensil Rp. 750,00. Berapa rupiah jumlah uang yang di keluarkan ketujuh siswa tersebut?
117
Lampiran 34 Kunci Jawaban Kuis II NO. 1
Kunci Jawaban = Rp. 4.500,00
Uang Rp. 500,00 x 9
Uang Rp. 1.000,00 x 11
= Rp. 11.000,00
Uang Rp. 5.000 x 8
= Rp.40.000,00
4.500,00 + 11.000,00 + 40.000,00 = 55.500,00 2
Jadi, jumlah uang Nadin seluruhnya adalah Rp. 55.500,00 7 siswa x 10 batang pensil = 70 batang pensil Harga sebuah pensil Rp.750,00 70 x Rp. 750,00
= Rp.52.500
Jadi, jumlah uang yang di keluarkan keenam siswa tersebut adalah Rp.52.500,00 ∑ Skor Maksimal Keterangan: Nilai 5, jika cara menjawab benar dan jawaban akhir benar =
∑ skor x100% ∑skor maksimal
Skor 1 1 1 2 1 1 2 1 10
118
Lampiran 35
Nilai Kuis Siklus II Pertemuan II NO. 1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
Kelompok I
II
III
IV
V
Nama Siswa Pratama Nola Putri Wati Farid Putra Ferdi Ridwan Dafa Aisyah Dewi Aulia Ika Sahara Amanda Devi Monica Chairil Nur Azizah Ardi Adit Bintang Budi Sudibyo Jumlah Rata-rata
Skor 8 9 10 8 10 8 10 9 9 10 9 9 10 9 10 9 8 9 10 8 9 9 10 9
Nilai 80 90 100 80 100 80 100 90 90 100 90 90 100 90 100 90 80 90 100 80 90 90 100 90 2190 91,25
119
Lampiran 36
No. 1 2 3 4
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
1 2 3 4 5
DATA PERKEMBANGAN SKOR KELOMPOK SIKLUS II Nilai Nilai Skor Rata-rata Nilai Penghargaan Klp Nama Kuis Kuis Dasar NK 1 dan 2 Peningkatan Kelompok 1 2 PR 76,5 78 80 79 20 NL 80 85 90 87,5 20 I PT 73 85 100 92,5 30 Hebat WT 73 85 80 82,5 20 Jumlah 90 Rata-rata 22,5 FR 93 100 100 100 30 PU 69,5 78 80 79 20 II FE 73 85 100 92,5 30 Super RD 80 85 90 87,5 20 DF 73 85 90 87,5 30 Jumlah 130 Rata-rata 26 AY 80 85 100 92,5 30 DW 83 100 90 95 30 III AU 73 85 90 87,5 30 Super IK 76,5 100 100 100 30 SH 80 85 90 87,5 20 Jumlah 140 Rata-rata 28 AM 80 85 100 92,5 30 DV 73 85 90 87,5 30 IV MC 69,5 71 80 75,5 20 Super CH 83 85 90 87,5 20 NZ 93 100 100 100 30 Jumlah 130 Rata-rata 26 A 93 100 80 90 10 DA 76,5 85 90 87,5 30 V NT 73 85 90 87,5 30 PT 80 85 100 92,5 30 Super YS 73 85 90 87,5 30 Jumlah 130 Rata-rata 26
120
Lampiran 37. Lembar Observasi Aktivitas Mengajar Guru HASIL OBSERVASI GURU DALAM PEMBELAJARAN SIKLUS II PERTEMUAN II Kegiatan
Indikator
Kegiatan Awal 1. Mempersiapkan siswa agar siap untuk belajar
Kegiatan Inti
Pelaksanaan Ya/tidak Skor Ya 1
2. Memotivasi siswa
Ya
1
3. Menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai 4. Guru menjelaskan materi yang diajarkan 5. Membagi siswa ke dalam beberapa kelompok kecil
Ya
1
Ya
1
Ya
1
6. Membagikan LKS kepada setiap kelompok 7. Guru mengarahkan siswa untuk menyelesaikan soal LKS 8. Guru membantu/mengarahka n siswa yang mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal 9. Guru mengarahkan siswa untuk mempresentasikan hasil
Ya
1
Ya
1
Ya
1
Ya
1
Komentar Guru mampu mempersiapkan siswa sebelum mengikuti pembelajaran. Guru mampu memotivasi siswa terlibat aktif dalam pembelajaran. Guru mampu menjelaskan tujuan pembelajaran Guru menjelaskan materi pelajaran. Guru membagi siswa kedalam beberapa kelompok. Guru membagikan LKS kepada setiap kelompok Guru mengarahkan siswa untuk menyelesaikan soal LKS Guru membantu siswa yang kesulitan menyelesaikan soal
Guru menyuruh siswa mempresentasekan
121
diskusi kelompok 10.Guru mengarahkan masing-masing kelompok untuk memberikan tanggapan
Ya
1
Tidak
0
12.Guru memberi penghargaan kepada kelompok yang terbaik
Ya
1
13.Guru memberikan evaluasi pembelajaran
Ya
1
14.Guru mengarahkan siswa agar mampu merumuskan kesimpulan dari masalah yang diberikan
Ya
1
15.Guru memberikan tugas pekerjaan rumah kepada siswa
Ya
1
11.Guru memberikan tanggapan dan penegasan atas hasil diskusi siswa
Kegiatan Penutup
Jumlah Skor Perolehan Jumlah Skor Maksimal Persentase %
hasil diskusinya Guru menyuruh siswa mengajukan pertanyaan kepada kelompok yang mempresentasekan hasil diskusinya. Guru kurang memberikan penegasan apakah hasil siswa sudah sesuai atau belum Guru memberikan penghargaan kepada kelompok terbaik. Guru telah memberkan evaluasi dengan baik Guru mengarahkan siswa agar mampu merumuskan kesimpulan dari pelajaran yang sudah berlangsung. Guru memberikan tugas untuk dikerjakan siswa dirumah 14 15 93,3%
123
Lampiran 38 Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa HASIL OBSERVASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN SIKLUS II PERTEMUAN II Indikator 1. Siswa mempersiapkan diri untuk belajar 2. Siswa menyimak penjelasan guru atas tujuan pembelajaran yang akan dicapai 3. Siswa menyimak penjelasan guru tentang materi yang diajarkan 4. Siswa membentuk kelompok kecil 5. Siswa menerima LKS dari guru 6. Siswa berdiskusi memecahkan masalah yang diberikan dalam LKS 7. Siswa mengemukakakan masalah yang kurang dipahami kepada guru yang tedapat di dalam LKS 8. Siswa mempresentasekan hasil diskusi kelompok 9. Siswa memberikan tanggapan atas presentase kelompok lain 10. Siswa menyimak tanggapan dan penegasan dari guru atas hasil diskusi siswa 11. Siswa merespon pengharagaan yang diberikan guru atas hasil diskusi kelompok yang terbaik 12. Siswa mengerjakan evaluasi pembelajaran 13. Siswa memyimpulkan pelajaran akhir yang telah diajarkan 14. Siswa mencatat tugas yang diberikan Jumlah Skor Perolehan Jumlah Skor Maksimal Persentase %
Penilaian Ya Tidak Ya Ya
Skor 1 1
Ya
1
Ya Ya Ya
1 1 1
Ya
1
Ya Ya
1 1
Ya
1
Ya
1
Ya Ya
1 1
Ya
1 14 14 100%
125
Lampiran 39
TES SIKLUS II Mata Pelajaran
: Matematika
Materi pembelajaran : Operasi Hitung Campuran Kelas/Semester
: IV/I
Soal 1. 475 – 75 : 3 + 50 x 2 = ….. 2. 125 + (38 x 4) – 75 = …. 3. 431 x 5 – 275 + 147 : 7 = …. 4. Suhu udara di Bangkok pagi hari (3°C) + kenaikan suhu pada siang hari (14°C) – suhu turun pada malam hari (16°C). Maka suhu udara di Bangkok pada malam hari tersebut adalah ... 5. Di Toko Maju Abadi tersedia 17 karung tepung yang masing-masing berisi 25 kg. hari ini toko tersebut mendapat tambahan kiriman tepung sebanyak 132 Kg. maka berapakah berat keseluruhan tepung yang ada di toko tersebut …
126
Lampiran 40 KUNCI JAWABAN TES SIKLUS II No. 475 – 75 : 3 + 50 x 2 1 125 + (38 x 4) – 75 2
431 x 5 – 275 + 147 : 7 3
4
5
Kunci Jawaban = 475 – 75 : 3 + 50 x 2 = 475 – 25 + 100 = 450 + 100 = 550 = 125 + (38 x 4) – 75 = 125 + 152 – 75 = 277 – 75 =202 = (431 x 5) – 275 + (147 : 7)
= 2155 – 275 + 21 = 1880 + 21 = 1901 Suhu udara di Bangkok pagi hari (3°C) + kenaikan suhu pada siang hari (14°C) – suhu turun pada malam hari (16°C) = 3 + 14 – 16 = 17 – 16 =1 Maka suhu sebenarnya di kota Bangkok pada malam tersebut adalah 1°Celcius Di Toko Maju Abadi tersedia 17 karung tepung yang masingmasing berisi 25 kg. hari ini toko tersebut mendapat tambahan kiriman tepung sebanyak 132 Kg. maka berapakah berat keseluruhan tepung yang ada di toko tersebut … 17 karung tepung yang masing-masing berisi 25 kg ditambah 132 kg. = 17 x 25 + 132 = (17 x 25) + 132 = 425 + 132 = 557epung Maka berat keseluruhan tepung yang ada di toko Maju Abadi adalah 557 Kg. ∑ Skor Maksimal =
∑ skor x100 ∑skor maksimal
Skor 20
20
20
20
20
100
127
Lampiran 41 HASIL TES SIKLUS II No
Nama Siswa
Nomor/Skor Soal JK
1
2
3
4
5
20
20
20
20
20
Skor
Nilai
Ket
1
Aisyah
P
20
20
20
20
20
100
100
Tuntas
2
Amanda
P
20
10
20
20
20
90
90
Tuntas
3
Ardi
L
20
20
20
10
20
90
90
Tuntas
4
Adit
L
20
20
10
5
20
75
75
Tuntas
5
Pratama
L
20
20
20
5
20
85
85
Tuntas
6
Bintang
L
20
20
20
20
20
100
100
Tuntas
7
Devi
P
20
20
20
20
20
100
100
Tuntas
8
Dewi
P
20
20
20
20
20
100
100
Tuntas
9
Aulia
P
20
20
20
20
10
90
90
Tuntas
10
Budi
L
10
20
20
20
20
90
90
Tuntas
11
Ika
P
20
10
5
10
10
55
55
Tidak Tuntas
12
Sudibyo
L
20
20
10
20
20
90
90
Tuntas
13
Monika
P
20
20
10
20
20
90
90
Tuntas
14
Chairil
L
20
20
20
20
20
100
100
Tuntas
15
Nola
P
20
20
20
20
20
100
100
Tuntas
16
Nur Azizah
P
20
20
20
20
20
100
100
Tuntas
17
Farid
L
5
10
10
10
10
45
45
Tidak Tuntas
18
Putri
P
10
20
10
20
20
80
80
Tuntas
19
Putra
L
20
20
5
5
20
70
70
Tuntas
20
Ferdi
L
20
10
10
10
10
60
60
Tidak Tuntas
21
Ridwan
L
20
20
10
20
20
90
90
Tuntas
22
Sahara
P
20
10
20
20
20
90
90
Tuntas
23
Wati
P
10
10
20
20
20
80
80
Tuntas
24
Dafa
L
10
20
20
10
10
70
70
Tuntas
Jumlah Rata-rata Siswa yang tuntas Siswa yang tidak tuntas Ketuntasan klasikal
2040 85 21 Orang 3 Orang 87,5%
128
Dokumentasi Penelitian
Gambar 1. Guru menuliskan tujuan pembelajaran
Gambar 2. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran
Gambar 3. Siswa mendengarkan penjelasan dari guru
129
Gambar 4. Guru membentuk siswa dalam kelompok belajar
Gambar 5. Guru membagikan LKS pada siswa
Gambar 6. Guru bersama observer membimbing siswa dalam kelompok
130
Gambar 7. Siswa melakukan diskusi kelompok
Gambar 8. Guru dan observer mengamati KBM
Gambar 9. Observer mengamati diskusi kelompok siswa
131
Gambar 10. Perwakilan kelompok mempresentasekan hasil kerjanya
Gambar 11. Siswa mempresentasekan hasil kerjanya
Gambar 12. Observer mengamati KBM
132
Gambar 13. Guru bersama Observer melakukan refleksi
Gambar 14. Guru bersama Observer melakukan refleksi