1
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VIII PADA PEMBELAJARAN PKn MELALUI COOPERATIVE LEARNING TIPE THINK PAIR SHARE DI SMP NEGERI 5 SINDUE Asnawati1 Asep Mahfudz2 Amran Mahmud3
Tujuan penelitian ini adalah meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIIIa pada pembelajaran PKn melalui Cooperative Learning tipe Think Pair Share di SMP Negeri 5 Sindue. Bentuk penelitian ini adalah PTK. Rencana Penelitian Tindakan Kelas ini menggunakan II siklus, yang terdiri dari : (1) Perencanaan, (2) Pelaksanaan Tindakan (3) Observasi, dan (4) Refleksi. Subyek pada penelitian ini adalah siswa kelas VIIIa SMP Negeri 5 Sindue yang berjumlah 26 orang siswa. Hasil penelitian menunjukan bahwa dengan menerapkan model pembelajaran Cooperative Learning tipe Think Pair Share dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal ini terlihat apada hasil tes esai yang diberikan pada siklus I dimana diperoleh ketuntasan klasikal 65,38%, dengan daya serap klasikal sebesar 74,76%, sedangkan pada siklus II ketuntasan klasikal yang diperoleh yaitu 88,46 dengan daya serap sebesar 77,48%. Berdasarkan indikator kinerja penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa Cooperative Learning tipe Think Pair Share dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Kata Kunci : Cooperative Learning Tipe Think Pair Share, Hasil Belajar Siswa
1
A 321 10 099, Mahasiswa Program Studi PPKn,FKIP,Universitas Tadulako Pembimbing I 3 Pembimbing II 2
2
Pendahuluan Pendidikan merupakan proses untuk membantu dalam mengembangkan diri siswa dan untuk meningkatkan harkat dan martabat manusia, sehingga manusia mampu untuk menghadapi setiap perubahan yang terjadi, menuju arah yang lebih baik, pendidikan ini dapat berupa pembelajaran. Guru adalah orang yang selalu terlibat langsung dalam upaya mempengaruhi membina dan mengembangkan kemampuan anak didik agar menjadi manusia yang cerdas, terampil dan bermoral tinggi. Pendidikan kewarganegaraan adalah program pendidikan yang berlandaskan nilai-nilai pancasila sebagai dasar untuk mengembangkan dan melestarikan nilai luhur dan moral yang berakar pada budaya bangsa indonesia yang menjadi jati diri para siswa, baik sebagai individu, sebagai calon guru, anggota masyarakat dan mahkluk ciptaan Tuhan Yang Maha Esa4. Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran dikelas. Model pembelajaran mengacu pada pendekatan pembelajaran yang digunakan, termasuk didalamnya tujuan-tujuan pengajaran, tahap-tahap dalam kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran dan pengelolaan kelas. Hasil belajar sisa yang cenderung rendaah umumnya dikarenakan oleh pemilihan model pembelajaran yang diterapkan oleh guru mata pelajaran tidak sesuai dengan kondisi dan situasi di kelas5. Terlebih
penyampaian materi pembelajaran dilakukan dengan menggunakan satu
metode untuk semua materi dalam satu mata pelajaran dan hal demikian umumnya dilakukan oleh guru mata pelajaran ditiap-tiap sekoah tidak terkecuali guru PKn. Penggunaan metode ceramah yang dilakukan oleh guru PKn dalam menyajikan materi yang disampaikannya, membuat sebagian siswa memandang mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan sebagai mata pelajaran yang bersifat konseptual dan teoritis. Akibatnya siswa ketika mengikuti pembelajaran PKn merasa cukup mencatat dan menghafal konsep dan teori-teori yang diceramahkan oleh guru, tugas-tugas yang diberikan dikerjakan secara tidak serius dan bila dikerjakan pun hanya sekedar memenuhi formalitas. Hal tersebut tentu saja sangat berdampak pada hasil belajar sisa menjadi sangat terbatas diarenakan proses pembelajaran siswa kurang menarik.
4 5
Abdul Aziz Wahab (1995:3) Direktorat PIP (2014:17)
3
Model pembelajaran cooperative learning tipe think pair share. Think pair share yang berarti berpikir berpasangan berbagi, merupakan jenis pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi ola interaksi siswa. Cooperative learning tipe think pair share lebih banyak memberikan waktu bagi siswa untuk berpikir, menjawab, dan berbagi satu sama lain. Prosedur yang digunakan juga cukup sederhana, yaitu bertanya kepada teman sebaya dan berdiskusi dengan kelompok untuk mendapatkan kejelasan apa yang telah dijelaskan oleh guru, hal tersebut lebih memudahkan siswa untuk memahami pelajaran. Dengan model pembelajaran cooperative learning tipe think pair share pelajaran akan semakin menarik dan bermakna bagi siswa sehingga dengan demikian siswa akan tertarik dan termotivasi dalam mengikuti proses belajar dikelas megajar dikelas. Penelitiann Tindakan Kelas (PTK) dengan menggunakan model pembelajaran cooperative learning tipe think pair share ini diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar pada siswa kelas VIII di SMP Negeri 5 Sindue. Metode Penelitian Metode penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas yang dilaksanakan di SMP Negeri 5 Sindue. Subyek penelitian ini adalah guru dan siswa kelas VIII SMP Negeri 5 Sindue dengan kemampuan belajar yang berbeda. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan dikelas VIIIa SMP Negeri 5 Sindue semester II 2014/2015, dengan jumlah siswa 26 orang. Penelitian dilakukan dalam 2 siklus. Jenis pengumpulan data yang digunakan yaitu tes dan observasi. Tes digunakan untuk mengumpulkan data kemampuan siswa mengerjakan tugas yang diberikan berupa esay. Teknik pengumpulan data menggunakan teknis observasi yakni dengan mengadakan pengamatan langsung terhadap aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi aktivitas guru dan siswa yang telah disesuaikan dengan model cooperative learning tipe think pair share. Adapun teknik analisis data yang digunakan dalamm penelitian ini adalah data kualitatif dan kuantitatif. Data kuantitatif diperoleh melalui hasil penelitian pada data-data perhitungan yang berada disuatu kasus sedangkan data kualitatif diperoleh dari aktivitas siswa dan pengolahan pembelajaran oleh guru menggunakan presentase skor mengikuti pembelajaran PKn. Untuk menganalisis presentase ketuntasan belajar siswa, digunakan analisis data yaitu analisis data kuantitatif, ketuntasan belajar klasikal dan daya serap klasikal. Dokumentasi digunakan untuk menggambarkan tempat penelitian dan proses pembelajaran dengan menggunakan model cooperative learning tipe think pair share.
4
Hasil dan Pembahasan Penelitian ini diawali dengan merancang proses pembelajaran dengan menyesuaikan RPP yang sudah ada dengan model pembelajaran cooperative learning tipe think pair share. Pada tindakan siklus I kegiatan pembelajaran dilakukan dalam situasi kelompok yang terbagi dalam tiga tahap sesuai dengan RPP yang telah disusun yaitu (a) kegiatan awal (b) kegiatan awal, dan (c) kegiatan akhir. a.
Hasil observasi aktivitas guru Hasil observasi aktivitas guru digunakan dengan tujuan untuk melihat kesesuaian pelaksanaan pembelajaran dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Berdasarkan hasil observasi aktivitas guru pada tabel di atas, menunjukkan jumlah skor
14 dari skor maksimal 20, sehingga diperoleh presentase rata-rata 70% dengan kriteria cukup. Siklus I menunjukkan bahwa model pembelajaran Cooperative Learning tipe Think Pair Share baik untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Tentunya peneliti merasa perlu melanjutkan ke siklus II untuk mendapatkan hasil yang lebih optimal pada penerapan model pembelajaran cooperative Learning tipe Think Pair Share terhadap siswa kelas VIIIa SMP Negeri 5 Sindue.
Tabel hasil observasi aktivitas guru tindakan siklus I dan siklus II Skor Kegiatan
Indikator
Siklus I
Siklus II
1. Pendahuluan
a. Memotivasi siswa
3
4
2
4
b. Melakukan apersepsi c. Menyampaikan topic/materi dan tujuan pembelajaran d. Menyampaikan rencana kegiatan belajar siswa 2. Kegiatan Inti (Proses Eksplorasi)
a. Menjelaskan materi secara singkat b. Menjelaskan langkah-langkah model pembelajaran yang akan digunakan c. Memberi penjelasan aturan main dan batasan waktu dalam setiap kegiatan d. Memberi kesempatan siswa membaca buku
5
3. Kegiatan Inti (Proses Elaborasi)
a. Membentuk kelompok (dua siswa berpasangan)
3
4
b. Siswa dalam kelompok diberi tugas dan mendapat bimbingan langsung dari guru c. Memberi kesempatan kepada siswa berpikir untuk menemukan jawaban yang benar dan menanyakan soal yang belum jelas
Evaluasi
d. Memberi kesempatan tiap pasangan sharing untuk menyepakati jawaban a. Memberi kesempatan setiap pasangan 3 menyampaikan jawaban
4
b. Memfasilitasi diskusi kelas (pleno) c. Memberikan penguatan jawaban-jawaban yang benar d. Mengarahkan/meluruskan jawaban-jawaban yang salah Akhir
a. Memandu siswa melakukan refleksi terhadap kegiatan belajar yang telah dilakukan
2
4
b. Memandu siswa menyimpulkan materi pelajaran c. Mmberikan penghargaan d. Memberikan tugas belajar siswa di rumah Skor maksimal
Siklus I : 20
Siklus II : 20
Skor perolehan
:14
: 19
Presentase perolehan
: (14/20)x100%= 70%
: (19/20)x100%= 95%
Kriteri
: Kurang
: Baik
Berdasarkan hasil observasi aktivitas guru pada tabel di atas, menunjukkan jumlah skor 14 dari skor maksimal 20, sehingga diperoleh presentase rata-rata 70% dengan kriteria cukup. Dan hasil observasi aktivitas guru pada siklus II menunjukkan jumlah skor 19 dari skor maksimal 20, sehingga diperoleh presentase rata-rata 95% dengan kriteria sangat baik.
6
Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus I dan Siklus II Skor Kegiatan
Indikator
1. Pendahuluan
a. Siswa termotivasi untuk belajar
2. Kegiatan Inti (Proses Eksplorasi)
3. Kegiatan Inti (Proses Elaborasi)
b. Siswa merespon apersepsi yang dilakukan guru dengan baik c. Siswa memperhatikan topik/materi dan tujuan pembelajaran yang disampaikan guru d. Siswa memperhatikan rencana kegiatan belajar siswa yang disampaikan guru a. Siswa memperhatikan penjelasan materi yang disampaikan oleh guru b. Siswa memperhatikan langkah-langkah model pembelajaran yang akan digunakan c. Siswa mendengarkan aturan main dan batasan waktu dalam setiap kegiatan d. Siswa membaca buku dan mengumpulkan informasi tentang topik materi yang dipelajari a. Siswa berpasangan dengan teman sebangku
Siklus I 2
Siklus II 4
2
3
3
3
3
4
2
4
b. Siswa mengerjakan LKS yang diberikan oleh guru c. Siswa mengerjakan LKS yang diberikan oleh guru
d. Siswa sharing untuk menyepakati jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang diberikan oleh guru Evaluasi
Akhir
a. Setiap pasangan menyampaikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang diberikan oleh guru b. Siswa terlibat dalam diskusi kelas (pleno) c. Memperhatikan umpan balik hasil diskusi yang disampaikan oleh guru d. Mendengarkan penguatan jawaban yang benar dari guru a. Melakukan refleksi terhadap kegiatan belajar yang telah dilakukan b. Menyimpulkan materi yang telah dipelajari c. Menerima penghargaan berdasarkan hasil kerja individu dalam kelompok d. Menutup pembelajaran
Skor maksimal Siklus I : 20 Siklus II : 20 Skor perolehan :11 : 19 Presentase perolehan : (11/20)x100%= 55% : (17/20)x100%= 85% Kriteria
: Kurang
: Baik
7
Berdasarkan hasil observasi aktivitas siswa pada tabel di atas, menunjukkan jumlah skor perolehan 11 dari skor maksimal 20 . Pada lembar observasi siswa ini terbagi lima kriteria sangat baik, baik, cukup, kurang dan sangat kurang. Untuk siswa kelas VIIIa SMP Negeri 5 Sindue pada lembar observasi siswa mendapat presentase sebesar 55 % sehingga mendapatkan kriteria kurang. Maka berarti perlu dilanjutkan pada siklus berikutnya yaitu siklus II. Hasil observasi pada siklus II menunjukkan jumlah skor perolehan 17 dari skor maksimal 20. Pada lembar observasi siswa ini terbagi lima kriteria sangat baik, baik, cukup, baik dan sangat baik. Untuk siswa kelas VIIIa SMP Negeri 5 Sindue pada lembar observasi siswa mendapat presentase sebesar 85% sehingga mendapatkan kriteria baik. Model pembelajaran cooperative learning tipe think pair share merupakan salah satu alternatif untuk dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada setiap mata pelajaran khususnya PKn, hal ini terbukti sesuai dengan hasil penelitian yang telah dilakukan. Berdasrkan hasil observasi yang telah dilakukan diketahui bahwa hasil belajar siswa masih tergolong rendah khususnya pada pembelajaran PKn. Hal ini disebabkan oleh kondisi dimana siswa kurang berperan aktif dalam kegiatan belajar mengajar, siswa hanya menerima materi ceramah dari guru, tanpa melibatkan siswa untuk merumuskan masalah, dan menemukan sesuatu yang berguna bagi dirinya sendiri ataupun mencari ide-ide yang baru. Berdasarka hasil observasi aktivitas guru pada siklus I, prensentase yang diperoleh sebesar 70%. Sesuai dengan kriteria dalam indikator keberhasilan, maka observasi aktivas guru pada siklus I masih tergolong cukup. Hal ini menunjukan bahwa guru dalam mengolah proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran cooperative learning tipe think pair share belum maksimal, sehingga guru harus terus memperbaiki kekurangakekurangan yang terjadi dalam proses pembelajaran. Hasil observasi aktivitas siswa pada siklus I menunjukan bahwa aktivitas siswa selama mengikuti kegiatan belajar mengajar masih tergolong sangat kurang. Hal ini disebabkan karena siswa baru pertama kali mengikuti roses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran cooperative learning tipe think pair share dan rasa percaya diri siswa untuk bertanya dan terlibat aktif dalam diskusi di kelas juga masih sangat rendah terutama pada pertemuan pertama. Hal ini bisa dilihat dari jumlah presentase hasil observasi aktivitas siswa yaitu sebesar 55%.
8
No 1
2
Tabel . Analisis observasi aktivitas guru dan siswa siklus I Kelebihan Analisis Kelemahan Analisis Penyebab penyebab Siswa Guru memberikan Siswa masih merasa Guru masih memperhatikan informasi tentang kurang bersemangat kurang aktif tujuan dan pentingnya materi dalam mengikuti dalam rencana kegiatan yang akan pembelajaran dikelas memotivasi belajar yang dijelaskan siswa dalam disampaikan mengikuti oleh guru pembelajaran dikelas
Siswa memperhatikan langkah-langkah modelpembelaja ran yang akan digunakan
Peneliti dan guru menjelaskan langkah-langkah model pembelajaran yang akan digunakan dan memberi penjelasan tentang aturan main dan batasan waktu dalam setiap kegiatan
Rekomendasi
Peneliti dan guru harus lebih berusaha untuk membangkitk an semangat dan motivasi siswa sehingga dapat mengikuti proses pembelajaran dengan baik. Guru belum terlalu Guru masih Adanya efektif menggunakan dalam taraf perbaikan waktu sesuai dengan penesuaian proses skenario langkah model dengan pembelajaran pembelajaran skenario pada tahap cooperative learning tipe pembelajaran siklus think pair share selanjutnya
Tabel analisis observasi aktivitas guru dan siswa siklus II No Kelebihan
1
Secara umm seluruh aktivitas yang dilakukan oleh guru sudah berada dalam kategori baik
2
Aktivitas
Analisis penyebab Hal ini disebabkan karena guru berusaha memperbaiki kekurangankekurangan pada siklus I
Kelemahan
Sebagian siswa masih merasa taakut daan ragu untuk melontarkan pertanyaan dan pendapatnya kepada guru Pada siklus II, Sebagian
Analisis penyebab
Rekomendasi
Siswa kurang percaya diri untuk mengungkapkan pendapat meskipun sudah diberikan kesempatan oleh guru
Guru harus membangkitkan rasa percaya diri siswa sehingga berani dalam mengungkapkan pendapat
Siswa
kurang Guru
harus
9
siswa secara umum sudah berada dalam keadaan baik dan siswa sudah mulai terbiasa dengan model pembelajaran yang digunakan
kekurangankekurangan pada siklus I berusaha diminimalisir oleh guru siswa siswa pada siklus II lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran
siswa masih kurang aktif dan bertanggung jawab dengan pasangan kelompoknya terbukti dengan adanya beberapa siswa yang kurang aktif dalam kelompoknya
memahami tanggung jawab dalam kelompoknya dan kurang bersemangat karena disebabkan faktor masalah keluarga.
memberikan pemahaman tentang arti kerjasama dalam kelompok diskusi dan lebih memperhatikan lagi beberapa siswa yang kurang aktif dalam pembelajaran dan membantu siswa tersebut dalam memecahkan masalah yang dihadapinya.
Untuk lebih jelasnya mengenai hasil aktivitas guru dan siswa dapat dilihat pada tabel berikut. 100 95 90 85 80 75 70 65 60 55 50
95% 85%
70%
55%
Siklus I Aktivitas siswa
Siklus II Aktivitas Guru
Gambar. Diagram Hasil Observasi Guru dan siswa Siklus I dan Siklus II
10
a. Tabel analisis hasil tes awal, siklus I, dan siklus II No Tingkat penilaian Hasil tes awal 1 Skor tertinggi 82 2 Skor terendah 52 3 Jumlah siswa 26 4 Jumlah siswa yang tuntas 11 5 Jumlah siswa yang tidak tuntas 15 6 Presentase ketuntasan klasikal 42,30% 7 Presentase daya serap klasikal 64,69
Hasil siklus II 82 64 26 17 9 65,38% 74,76%
Hasil Siklus II 90 74 26 23 3 88,46% 77,48%
Adapun tes akhir hasil belajar siswa pada siklus I menunjukan bahwa daya serap klasikal mencapai 74,76% sehingga ketuntasan klasikal yang diperoleh hanya mencapai 65,38% atau dari 26 orang siswa hanya terdapat 17 orang yang tuntas belajarnya. Tindakan yang diberikan pada siklus II ini masih sama dengan tindakan siklus I, hanya saja guru berusaha untuk meminimalkan kekurangan-kekurangan pada siklus I dengan memperhatikan saran-saran yang diberikan terdapat pada siklus I dengan memperhatikan saran-saran yang diberikan oleh peneliti sebagai observer guna memperlancar tindakan pengelolaan pembelajaran sesuai skenario pembelajaran menggunakan model pembelajaran cooperative learning tipe think paair share. Pada siklusini menurut observer guru lebih santai dalam menyajikan materi pembelajaran. Pengelolaan kelas lebih efisien dibandingkan dengan siklus I. Selain itu siswa juga terlihat mulai terbiasa dengan penerapan model cooperative laerning tipe think pair share, hal ini terbukti dengan siswa yang terlihat lebih senang dan bersemangat dalam mengikuti proses pembelajaran. Siswa terlihat tidak ragu-ragu lagi dalam bertanya maupun menjawab pertanyaan. Hasil observasi aktivitas guru pada siklus II diperoleh presentase sebesar 95%. Ini menunjukan adanya peningkatan dari siklus I yakni 70% menjadi 95% pada siklus II. Sesuai dengan indikator keberhasilan, maka hasil observasi aktivitas guru pada siklus ini berada pada kategori baik. Sehingga dapat dikatakan bahwa aktivitas guru pada siklus II lebih baik dari siklus I. Berdasarkan lembar observasi kegiatan pembelajaran pada siklus II menunjukan bahwa aktivitas siswa secara umum sudah masuk dalam kategori baik. Hal ini dapat dilihat dari jumlah presentase yang diperoleh yakni 85% berbeda dengan presentase yang diperoleh pada siklus I yang hanya mencapai 55%. Selanjutnya dari hasil tes hasil belajar siswa pada siklus II menunjukan bahwa daya serap klasikal yang diperoleh yaitu sebesar 77,48% dengan presentase ketuntasan klasikal 88,46% atau dari 26 orang siswa terdapat 23 orang yang tuntas belajarnya dan sisanya
11
terdapat 3 orang siswa yang belum tuntas belajarnya. Sehingga dapat dikatakan bahwa penerapan model pembelajaran cooperative learning tipe think pair share pada pembelajaran PKn dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Kesimpulan Dan Saran Berdasarkan hasil peenelitian dan pembahasan maka dapat ditarik kesimpulan. 1.
Dari penelitian yang berjudul Meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII melalui cooperative learning tipe think pair share yang telah dilaksanakan pada siklus II telah menunjukkan hasil yang baik dan efektif. Walaupun dari pertemuan pertama siklus 1 masih ada siswa yang bingung dengan penggunaan model pembelajaran ini namun karena keterampilan guru yang mudah dipahami oleh siswa di pertemuan kedua pelaksanaan cooperative learning tipe think pair share berjalan dengan baik terbukti dari hasil belajar siswa yang dikategorikan baik.
2.
Penerapan cooperative learning tipe think pair share untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam hal ini di tunjukkan pada aktifitas siswa dan hasil belajar siswa dengan teman sebangku. Walaupun masih banyak siswa yang bingung dengan model pembelajaran ini namun pada dasarnya hasil dari pelaksanaan pada II siklus ini berjalan dengan lancar dan baik. Terbukti dari aktifitas siswa pada siklus 1 pertemuan pertama dan kedua masing-masing yaitu (55% ) dan (85% ) di kategorikan sangat baik. Serta pada siklus II pertemuan pertama dan pertemuan kedua (70% ) dan (95% ) yang di kategorikan sangat baik. Dari hasil kesimpulan di atas dapat terlihat bahwa penerapan cooperative learning tipe
think pair share dalam pembelajran Pkn dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Berdasarkan kesimpulan di atas dan hasil penelitian dilapangan, maka ada tiga hal yang perlu diperhatikan oleh guru yaitu: 1)
Guru diharapkan agar selalu memotivasi siswa agar siswa berani untuk mengemukakan pendapat.
2)
Guru hendaknya lebih menerapkan model pembelajaran yang dapat meningkatkan hasil belajar siswa sehingga siswa tidak akan bosan pada pembelajaran.
3)
Bagi siswa hendaknya dapat memperhatikan ketika guru menjelaskan materi agar hasil belajar dapat meningkat.
12
Daftar Rujukan Tri Wahyuni (2012) “ Implementasi cooperative Learning tipe Think Pair Share pada pembelajaran IPS Siswa Kelas VII MTS NU Hasyi, Asy’ari 02 Sudimmoro Kelurahan Karang Malang Kecamatan Gebog Kabupaten Kudus. Jurnal penelitian kelas. 1, (2), 12. Wahab,A.A
(1995).
Pendidikan
Bandung:Depdikbud
Pancasila
Dan
Kewarganegaraan
(PPKn).