MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DENGAN MENERAPKAN KONSEP KESEBANGUNAN PADA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS IX SMP AL-AZHAR MANDIRI PALU BERBASIS KOMPUTER Astar Email:
[email protected] Staf Pengajar pada SMP Al-Azhar Mandiri Palu Abstrak. Pembelajaran berbasis komputer menjadi sangat penting untuk mempersiapkan siswa lebih dini terhadap penilaian atau evaluasi yang menggunakan komputer. Misalnya Ujian Nasional online atau CBT (Computer Based Test) yang mulai diterapkan sejak tahun 2015 ke beberapa sekolah yang memiliki fasilitas mendukung. Selain itu, untuk skala internasional, tes PISA atau Programme for International Student Assessment secara online telah diterapkan dalam PISA 2012 dan khusus untuk penilaian matematika dikenal dengan Computer Based Assessment of Mathematics (CBAM). Untuk mendukung pembelajaran yang berbasis komputer, media segitiga unik dengan menggunakan Flash pada materi Kesebangunan merupakan salah satu cara untuk membiasakan siswa menyelesaikan masalah dengan bantuan komputer. Untuk menghasilkan media segitiga unik yang praktis maka pendekatan Pendidikan Matematika Realistik Indonesia (PMRI) dijadikan sebagai alur pembelajaran. Dari hasil penerapan media segitiga unik di kelas IX SMP Al-Azhar Palu, media segitiga unik praktis digunakan dalam pembelajaran kesebangunan, hal ini terlihat bahwa setiap kelompok dapat menggunakan media yang dibuat tanpa harus latihan dengan waktu yang lama dan media segitiga unik dapat mengefesienkan penggunaan waktu dalam mempelajari kesebangunan. Kata Kunci. Segitiga unik, kesebangunan.
Matematika merupakan salah satu ilmu yang mendasari perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni. Dalam perkembangannya, pendidikan matematika selalu memiliki peran penting diberbagai disiplin ilmu pengetahuan dan teknologi. Oleh karena itu, pembelajaran matematika perlu diberikan kepada seluruh peserta didik mulai dari jenjang pendidikan prasekolah sampai dengan sekolah menengah, bahkan hingga perguruan tinggi. Memiliki pengetahuan matematika peserta didik akan memiliki kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis dan kreatif serta kemampuan bekerjasama (Depdiknas, 2006). Selain itu, dengan kemampuan berpikir logis peserta didik akan mampu tampil sebagai generasi bangsa yang berkualitas dalam menghadapi fenomena kehidupan yang selalu berubah, menantang dan kompetitif. Menghadapi fenomena kehidupan yang semakin kompetitif, maka peningkatan mutu pada mata pelajaran matematika selalu menjadi prioritas. Peningkatan mutu khususnya dalam mata pelajaran matematika akan dapat terlaksana, apabila dibarengi dengan kreativitas guru untuk menerapkan pendekatan atau model-model pembelajaran yang sesuai dibantu dengan penggunaan media pembelajaran yang inovatif berbasis komputer. Pembelajaran berbasis komputer menjadi sangat penting untuk mempersiapkan siswa lebih dini terhadap penilaian atau evaluasi yang saat ini yang menggunakan komputer. Misalnya Ujian Nasional online atau CBT (Computer Based Test) yang mulai diterapkan sejak tahun 2015 ke beberapa sekolah yang memiliki fasilitas mendukung (Rahadian, 2015). Selain itu, untuk skala internasional, tes PISA atau Programme for International Student Assessment secara online telah diterapkan dalam PISA 2012 dan khusus untuk penilaian matematika dikenal dengan Computer Based Assessment of Mathematics (CBAM) (Stacey, 2012; OECD, 2013). Penilaian atau pembelajaran berbasis komputer dilakukan sebagai refleksi dari pentingnya teknologi komunikasi dan informasi dalam
458 AKSIOMA Jurnal Pendidikan Matematika, Vol. 5, No. 3, Desember 2016 Disajikan dalam Seminar Nasional Pendidikan Matematika ke-4 Universitas Tadulako, 4 Desember 2016
masyarakat yang lebih modern (OECD, 2013). Selain itu, penggunaan komputer memungkinkan untuk membuat pembelajaran lebih interaktif dan nyata yang tidak dimiliki oleh teknologi lain (Zhang, 2010; Stacey, 2012). Mencermati hal tersebut, maka upaya yang dilakukan penulis adalah menerapkan suatu pembelajaran dengan menggunakan media yang inovatif yang sifatnya melibatkan kelompok kecil untuk saling bekerja sama. Oleh sebab itu, untuk meningkatkan minat belajar siswa demi tercapainya hasil belajar yang optimal, dapat dilakukan melalui penggunaan media pembelajaran yang memanfaatkan teknologi komputer. Sejak diciptakannya komputer sebagai alat bantu manusia, maka pengembangan perangkat lunak yang mendukung pembelajaran pun selalu diciptakan, salah satunya adalah Kartu Unik Segitiga yang diciptakan oleh penulis. Kartu unik ini dapat dimainkan lewat komputer dapat membantu para siswa untuk menemukan rumus khusus dalam menentukan panjang sisi-sisi segitiga sebangun pada segitiga siku-siku. Berdasarkan pengalaman penulis selama mengajar di kelas IX materi kesebangunan pada segitiga siku-siku para siswa selalu bingung menentukan panjang sisi segitiga seperti berikut ini. C
9 cm
Perhatikan gambar segitiga di samping: Tentukan: a. Panjang Garis AD b. Panjang Garis AB c. Panjang Garis AC d. luas ABC
D 4 cm A
B
Untuk mendukung pembelajaran kesebangunan segitiga, pendekatan pembelajaran yang digunakan adalah pendekatan ilmiah (scientific) pada Kurikulum 2013 dengan model penemuan (Discovery Learning). Model penemuan (Discovery Learning) adalah bagaimana para siswa tersebut diberi kesempatan untuk menemukan langkah-langkah pemecahan masalahnya sehingga dapat tumbuh kreatifitas dalam menyelesaikan masalah. Pendekakatan ilmiah (scientific) indentik dengan pendekatan PMRI. Karena menurut Zulkardi (Hendri dkk., 2007), pendekatan PMRI menekankan pada masalah-masalah yang real dan kebermaknaan siswa dalam belajar. PMRI adalah sebuah pendekatan yang diadaptasi dari RME, dan ditentukan oleh pendapat Freudenthal mengenai matematika. Dua pendapat penting dari Beliau adalah pertama matematika harus dekat dengan siswa dan relevan dalam kehidupan sehari-hari siswa. Kedua, Beliau menekankan matematika sebagai aktivitas manusia, sehingga siswa harus diberi kesempatan untuk melakukan kegiatan belajar pada semua topik dalam matematika (Ilma & Zulkardi,2012). Upaya membangun kreatifitas siswa maka penulis menyiapkan media atau alar peraga berbasis komputer yang digunakan untuk memecahakan masalah tersebut dan dapat menumbuhkembangkan kreatifitas yang dimiliki siswa sehingga pokok permasalahannya dapat teratasi. Adapun media/alat peraga yang disiapkan penulis yaitu kesebangunan segitga siku-siku yang diberi nama segitiga unik. Berdasarkan latar belakang maka masalah pada Best Practices ini adalah Bagaimana penggunaan media/alat peraga berbasis komputer dengan Penerapan Model Pembelajaran Penemuan (Discovery Learning) Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Pada Pelajaran matematika di SMP Al-azhar Mandiri Palu?
Astar, Meningkatkan Hasil Belajar … 459 STRATEGI PEMECAHAN MASALAH 1) Deskripsiskan strategi pemecahan masalah yang dipilih Dalam mengatasi permasalahan di atas ada beberapa cara yang dapat dilaksanakan yaitu: melakukan kegiatan pembelajaran, menciptakan suasana belajar yang menyenangkan melalui Penerapan Pendekatan Saintifik dengan Model Pembelajaran Penemuan (Discovery Learning). Penerapan Pendekatan Scentifik dengan Model Pembelajaran Penemuan (Discovery Learning) dimana siswa diberi tugas secara berkelompok untuk melakukan kegiatan melalui informasi yang ditampilkan pada layar komputer, dan melakukan tahapan-tahapan sesuai prosedur langkah kerja selama 20 menit. Setelah selesai dikerjakan masing-masing kelompok mempresentasikan hasil kerja dengan durasi waktu kurang lebih 10 menit secara bergantian dengan menyimpulkan langsung hasil yang diperoleh. 2) Tahapan operasional pelaksanaan Adapun tahap operasional pelaksanaan merujuk pada tahapan/langkah-langkah pembelajaran dengan pendekatan scientifik dengan Kompetensi Dasar. 1. Kegiatan mengamati (Observing), siswa mengamati gambar segitiga yang ditampilkan. 2. Menanya (Questioning), guru memberi pertanyaan menantang tentang kesebangunan. 3. Siswa mengumpulkan Imformasi/Mencoba (Experimenting) tentang kesebuangunan segitiga. 4. Menalar/Mengasosiasi (associating), untuk menghubungkan informasi dan kesebangunan segitiga. 5. Mengemunikasikan (Communicating) mempresentasikan hasil diskusi tentang kesebangunan segitiga. IMPLEMENTASI BEST PRACTICE 1.
Alasan pemilihan strategi pemecahan masalah
Pembelajaran pada kurikulun 2013 menggunanakan pendekatan scientifik atau pendekatan berbasis keilmuan. Pendekatan scieintifik dapat menggunakan beberapa strategi seperti pembelajaran kontekstual. Pendekatan pembelajaran merupakan cara pandang pendidik yang digunakan untuk menciptakan lingkungan pembelajaran yang memungkinkan terjadinya proses pembelajaran dengan tercapainya kompetensi yang ditentukan. Menurut Zarkasi (2009), dalam proses belajar mengajar, guru harus memiliki strategi, agar siswa dapat belajar efektif dan efisien. Salah satu langkah untuk memiliki strategi itu ialah harus menguasai teknik-teknik penyajian, atau biasanya disebut metode mengajar dan menggunakan pendekatan yang tepat Salah satu starategi yang dapat digunakan oleh guru pada pembelajaran adalah pendekatan saintifik dengan model penemuan (discovery learning). Pendekatan ini digunakan pendidik untuk menciptakan lingkungan pembelajaran yang memungkinkan terjadinya proses degan tercapainya kompetensi yang ditentukan. Model pembelajaran merupakan kerangka konseptual dan operasional pembelajaran yang memiliki nama, ciri, urutan logis,pengaturan dan budaya. Model pembelajaran merupakan cara atau teknik yang
460 AKSIOMA Jurnal Pendidikan Matematika, Vol. 5, No. 3, Desember 2016 Disajikan dalam Seminar Nasional Pendidikan Matematika ke-4 Universitas Tadulako, 4 Desember 2016
digunakan oleh pendidik untuk menangani suatu kegiatan pembelajaran yang mencakup antara lain ceramah, tanya jawab dan diskusi (Kurukulum 2013). 2. Implementasi strategi pemecehan masalah Dalam mengimplementasikan pendekatan scientifik , materi pelajaran berbasis pada fakta atau fenomena yang dapat dijelaskan dengan logika atau penalaran tertentu, bukan sebatas kira-kira, khayalan, legenda, atau dongen semata. Penjelasan guru, respon siswa dan interaksi edukatif guru-siswa terbebas dari prasangka yang serta merta, pemikiran sujektif, atau penalaran yang menyimpang dari alur berpikir logis. Mendorong dan menginspirasi siswa berpikir kritis, analitis, dan tepat dalam mengidentifikasi, memahami, memecahkan masalah, dan mengaplikasikan materi pembelajaran yang berbasis konsep, teori, dan fakta empiris yang dapat dipertanggungjawabkan. Dalam pengertian pendekatan saintifik ada beberapa langkah-langkah, menurut Peraturan pemerintah pendidikan dan kebudayaan (permendikbud) Nomor 81 A Tahun 2013 lampiran IV, proses pembelajaran terdiri atas lima kegiatan pengalaman belajar pokok yaitu: Mengamati, Menanya, Mengumpulkan Informasi/Eksperimen, Mengasosiasikan/Mengolah Informasi,Dan,Mengkomunikasikan. Langkah-langkah Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik pada kesebangunan segitiga. a) Mengamati, dalam proses mengamati peserta didik memperhatikan media kesebangunan segitiga pada menitor. Selain itu pengamatan juga melakukan pada saat guru melakukan simulasi kesebangunan segitiga. b) Menanya, setelah peserta didik mengamati, kemudian peserta didik merumuskan pertanyaan atas apa yang telah di tampilkan guru tentang kesebangunan segitiga. apabila sudah ada pertanyaan pertanyaan pada peserta didik maupun pertanyaan guru kemudian siswa mencari sendiri jawaban atas pertanyaan tersebut dengan mediskusikan sesama rekan dalam kelompok. c) Mengumpulkan Informasi/Eksperimen, ada tahap ini, peserta didik selanjutnya mengumpulkan informasi tentang kesebangunan segitiga, informasi tersebut untuk menjawab pertanyaan yang sudah dibuat, informasi tersebut diperoleh dari berbagai sumber belajar seperti buku, dan internet. Pada tahap ini peserta didik aktif bekerja sama dalam kelompoknya. d) Mengasosiasikan/Mengolah Informasi, etelah mendapatkan informasi dan data yang cukup tentang kesebangunan segitiga, peserta didik dalam kelompoknya berbagi tugas untuk mengasosiasikan atau mengolah informasi yang sudah di dapat dengan yang bertujuan untuk menjawab pertanyaan yang sudah dirumuskan. Dan menampilkannya dalam presentasi dalam laporan kelompok. e) Mengkomunikasikan, dalam proses ini peserta didik di harapkan mampu mengkomunikasikan tentang kesebangunan segitiga dengan kelompok lain tentang informasi apa yang sudah di olah dalam kelompoknya. Disinilah inti dari saintifik yaitu peserta didik saling bertukar informasi dengan kelompok lain tentang kesebangunan segitiga. Sehingga tercipta kondisi peserta didik yang aktif, dan \ menjadi subjek dalam kegiatan belajar. 3. Hasil atau dampak yang dicapai dari strategi yang dipilih Hasil atau dampak pada proses pembelajaran menyentuh tiga ranah yaitu: sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Hasil belajar melahirkan siswa yang produktif kreatif,
Astar, Meningkatkan Hasil Belajar … 461 inovatif, dan efektif melalui penguatan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang terintergrasi. Rana sikap menggamit transpormasi subtansi atau materi ajar agar siswa “tahu mengapa”. Rana ketrampilan menggamit transpormasi subtansi atau materi ajar agar siswa “tahu bagaiman”. Rana pengetahuan menggamit transpormasi subtansi atau materi ajar agar siswa “tahu apa”. Tulisan ini menggambarkan pengalaman yang menurut penulis adalah terbaik dan dianggap paling efektif pada kegiatan pembelajaran khususnya pada pelajaran matematika. Kompetensi Menerapkan Prinsip-Prinsip Kerja Sama Kolega Dengan Pelanggan, materi Pelayanan Prima di kelas IXB SMP al-azhar palu.Pada kegiatan pembelajaran ini dilakukan pada tanggal 12 Maret 2015. Kegiatan pembelajaran ini mengupayakan agar semua siswa terlibat secara aktif dan menyenangkan sehingga hasil belajar lebih baik dari sebelumnya dengan menerapkan pendekatan saintifik dan model menemukan (Discoveri Learning). Hasil belajar terlihat perbedaan sebelum menerapkan pendekatan saintifik dan model menemukan (Discoveri Learning, dapat di lihat pada tabel 2.1. Hasil Ulangan Harian 1 (sebelum menggunakan pendekatan saintifik dan model menemukan (Discovery Learning). Tabel 2.1 Hasil Ulangan Harian 1 NOMOR DAN SKOR SOAL NO
NAMA SISWA
1
2
3
4
5
5
10
10
15
20
Jum Skor ideal
SKOR perolehan
60
KETUNTASAN % SKOR
60
100,0
YA
TIDAK
1
AGIL MUHAMAD
3
5
5
10
10
33
55,0
-
√
2
AHMAT FAIS M
5
2
5
8
8
28
46,7
-
√
3
AHMAT FAUZI. R
3
5
10
10
10
38
63,3
-
√
4
ANDI AISYAH AZAHRA
5
8
7
10
15
45
75,0
√
-
5
ANDRI TRI IRAWAN
1
5
8
10
12
36
60,0
-
√
6
ASRIANSYAH
3
5
8
10
10
36
60,0
-
√
7
CICI AMANDA
5
5
5
5
5
25
41,7
-
√
8
EWIN ADHA MAULANA
5
8
5
10
10
38
63,3
-
√
9
FATMAWATI
2
5
7
10
10
34
56,7
-
√
10
INDAH CAHAYA R
5
8
8
10
10
41
68,3
-
√
11
IRFAN ARDIANSYAH
3
8
8
10
10
39
65,0
-
√
12
MUH. AKBAR NAUFAL
1
5
5
10
15
36
60,0
-
√
13
MUH. SAUQI
5
7
5
10
10
37
61,7
-
√
14
NURUL AINUN
5
8
7
12
15
47
78,3
√
-
15
PINKAN W
1
7
5
10
10
33
55,0
-
√
16
RENO PRASETYO
5
8
8
12
17
50
83,3
√
-
17
SALZA AZANTI P
2
8
8
10
15
43
71,7
-
√
18
SITI NUR SAFIKA
4
7
8
12
15
46
76,7
√
-
19
DEA SANDI
3
6
8
5
10
32
53,3
-
√
20
WILLY PRATAMA
2
6
5
10
15
38
63,3
-
√
Jum.Perbutir soal
68
126
135
194
232
Jum Skor Ideal
100
200
200
300
400
% pencapaian klasikal
68
63
67,5
64,7
58
Sumber : Guru mata pelajaran Matematika bulan Maret 2015
462 AKSIOMA Jurnal Pendidikan Matematika, Vol. 5, No. 3, Desember 2016 Disajikan dalam Seminar Nasional Pendidikan Matematika ke-4 Universitas Tadulako, 4 Desember 2016
Dari data 2.1 menunjukan hanya ada 4 orang siswa yang tuntas, dengan nilai, 75.0, 78.3, 83.3, dan 76.7. Sedangkan nilai tidak tuntas sebanyak 16 orang, yaitu 41.7, 46.7, 53.3, 55.0, 55.0, 56.7,60, 60.0, 60.0,60.0, 61.7,63.3, 63.3,65.0, 68.3, dan 71.7 . Pencapaian hasil belajar secara klasikal belum memenuhi KKM 74, soal no 1 68 %, no 2 63 %, no 3 76 %, no 4 64,67 % dan no 5 sebesar 58 %. Hasil evaluasi setelah menerapkan pendekatan saintifik dan model menemukan (Discoveri Learning, menggambarkan hasil sangat memuaskan. Siswa terlihat lebih aktif, bersemangat, berkompetisi, tidak ada yang mengantuk, guru hanya memediasi dan nilai mereka semua di atas KKM 74 dengan kata lain meningkat secara signifikan seperti yang di tunjukkan pada tabel 2.2 Nilai setelah menggunakan pendekatan saintifik dan model menemukan (Discoveri Learning), Hasil belajar dengan menerapkan pendekatan saintifik dan model menemukan (Discoveri Learning, dapat di lihat pada tabel 2.2. Hasil Ulangan Harian 2. Tabel 2.2. Hasil Ulangan Harian 2 NOMOR DAN SKOR SOAL NO
NAMA SISWA
1
2
3
4
5
5
10
10
15
20
Jum SKOR Skor perolehan ideal 60
% SKOR
60
100,0
KETUNTASAN YA
TIDAK
1
AGIL MUHAMAD
5
10
10
10
20
55
91,7
√
-
2
AHMAT FAIS M
5
10
10
10
16
51
85,0
√
-
3
AHMAT FAUZI. R
5
5
10
12
20
52
86,7
√
-
4
ANDI AISYAH AZAHRA
5
10
10
15
20
60
100,0
√
-
5
ANDRI TRI IRAWAN
5
10
10
15
15
55
91,7
√
-
6
ASRIANSYAH
5
10
10
15
15
55
91,7
√
-
7
CICI AMANDA
5
5
10
15
10
45
75,0
√
-
8
EWIN ADHA MAULANA
5
10
10
15
20
60
100,0
√
-
9
FATMAWATI
5
10
10
12
17
54
90,0
√
-
10
INDAH CAHAYA R
5
10
10
8
15
48
80,0
√
-
11
IRFAN ARDIANSYAH
5
10
10
15
12
52
86,7
√
-
12
MUH. AKBAR NAUFAL
5
10
10
12
18
55
91,7
√
-
13
MUH. SAUQI
5
10
5
15
15
50
83,3
√
-
14
NURUL AINUN
5
10
10
15
20
60
100,0
√
-
15
PINKAN W
4
8
10
12
15
49
81,7
√
-
16
RENO PRASETYO
5
10
10
15
20
60
100,0
√
-
17
SALZA AZANTI P
5
10
10
15
18
58
96,7
√
-
18
SITI NUR SAFIKA
5
10
10
15
20
60
100,0
√
-
19
DEA SANDI
5
8
10
10
12
45
75,0
√
-
20
WILLY PRATAMA
4
10
8
12
17
51
85,0
√
-
Jum.Perbutir soal
98
186
193
263
335
Jum Skor Ideal % pencapaian klasikal
100
200
200
300
400
98
93
97
88
84
Sumber : Guru mata Matematika bulan Maret 2015
Dari data 2.2 menunjukan semua siswa tuntas, dengan kata lain bahwa semua siswa melampaui KKM 74. Nilai tertinggi adalah 100 sebanyak 5 orang, 96 sebanyak 1 orang,
Astar, Meningkatkan Hasil Belajar … 463 91,7 sebanyak 4 orang, 90 sebanyak 1 orang, 86,7 sebanyak 2 orang, 85,0 sebanyak 3 orang,83,3 sebanyak 1 orang, 80 sebanyak 1 orang, dan nilai terendah adalah 75 sebanyak 2 orang. Hasil belajar melampaui secara klasikal yakni soal no 1 98 %, no 2 93 %, no 3 96,3 %, no 4 87,67 % dan N0 5 sebesar 83,8 %. 4. Kendala-kendala yang dihadapi dalam melaksanakan strategi yang dipilih Seiring dengan kebiasaan menghapal rumus-rumus matematika atau terpaku pada satu konsep maka dampaknya akan berimbas pada semangat belajar dan kurangnya mengembangkan sendiri materi-materi yang diajarkan sehingga kesulitan dalam menyelesaikan masalah. Akibatkan tingkat pemahaman akan pelajaran rendah seperti susahnya untuk berkonsentrasi mengikuti paparan guru di kelas dan susah untuk memahami konsep-konsep yang diajarkan. Faktor ini berhubungan langsung pada kegiatan proses pembelajaran dalam memahami materi. Hal ini disebabkan beberapa hal berikut: (1) Kurangnya megulangi kembali materi yang telah diajakan oleh guru di sekolah ketika berada di rumah. (2) Kurangnya perhatian orang tua siswa terhadap perkembangan siswa. (3) Sarana untuk proses pembelajaran seperti media pembelajaran masih sangat terbatas. (4) Sebahagian besar guru kurang kreatif menggunakan model pembelajaran (masih menggunakan metode cerama), sehingga siswa tidak terbiasa aktif dalam proses pembelajaran. 5. Faktor-faktor pendukung Keberhasilan dalam kegiatan pembelajaran ini didukung oleh beberapa faktor diantaranya: (1)Faktor motivasi siswa yang ditunjukan rasa ingin tahu siwa terhadap materi ajar, dan partisipasi siswa pada proses pembelajaran. (2)Reaksi siswa saat pembelajaran terlihat saat mereka menyimak materi lewat media yang ditayangkan (3)Pendekatan kecerdasan emosional guru, membantu siswa untuk lebih bersemangat pada kegiatan belajar sehingga menimbulkan kesan menyenangkan pada proses pembelajaran. (4)Pertemanan guru di Jejaring sosial juga membantu siswa karena bisa mengontrol siswa dan kegiatan belajar juga bisa terjadi saat on line. 6.
Alternatif pengembangan
a) Siswa kelas IXB SMP Al- Azhar Palu memiliki siswa yang lebih kreatif di bandingkan dengan siswa pada kelas lainnya oleh karena itu guru sebaiknya mengembangkan strategi mengajar dam memiliki inovatif dalam kegiatan pembelajaran sehingga menumbuhkan kompetisi siswa dan pada akhirnya dapat meningkatkan hasil belajar khususnya pada pelajaran matemetika. b) Guru dapat mengembangkan profesinya khususnya guru matematika dengan meningkatkan hubungan komunikasi dengan guru matetika yang beasal dari sekolah yang maju di Luar Sulawesi Tengah (dalam negeri maupun luar negeri). KESIMPULAN Berdasarkan uraian pada Best Practices ini, dapat disimpulkan sebagai berikut:
464 AKSIOMA Jurnal Pendidikan Matematika, Vol. 5, No. 3, Desember 2016 Disajikan dalam Seminar Nasional Pendidikan Matematika ke-4 Universitas Tadulako, 4 Desember 2016
a) Dengan menerapkan konsep kesebangunan pada pelajaran matematika kelas IX SMP AL-AZHAR Palu melaui komputer dapat meningkatkan hasil belajar. b) Hasil evaluasi setelah menerapkan pendekatan saintifik dan model menemukan (Discoveri Learning, dapat meningkatkan hasil belajar pada pelajaran matematika kelas IX SMP AL-AZHAR Palu melaui komputer. c) Reaksi siswa pada kegiatan pembelajaran dengan menerapkan konsep kesebangunan pada pelajaran matematika kelas IX SMP AL-AZHAR Palu melaui komputer, menunjukan semangat dan kompetisi pada saat pembelajaran. d) Kegiatan pembelajaran pada menerapkan pendekatan saintifik dan model menemukan (Discoveri Learning), dapat menumbuhkan kreatitas dan meningkatkan kepercayaan diri pada siswa saat melakukan komunikasi dengan kelompok yang lain. e) Pendekatan scientifik pada materi pelajaran berbasis pada fakta atau fenomena yang dapat dijelaskan dengan logika atau penalaran tertentu, bukan sebatas kira-kira, khayalan, legenda, atau dongen semata. f) Menerapkan pendekatan saintifik dan model menemukan (Discoveri Learning), dapat mendorong dan menginspirasi siswa berpikir kritis, analitis, dan tepat dalam mengidentifikasi, memahami, memecahkan masalah, dan mengaplikasikan materi pembelajaran yang berbasis konsep, teori, dan fakta empiris yang dapat dipertanggungjawabkan. g) Proses pembelajaran dengan menerapkan pendekatan saintifik terdiri atas lima kegiatan pengalaman belajar pokok yaitu: mengamati, menanya, mengumpulkan Informasi/Eksperimen, mengasosiasikan/Mengolah Informasi, dan, mengkomunikasikan. REKOMENDASI OPERASIONAL a) b) c) d) e)
Sebagai rekomendasi operasional pada Best Practices ini, adalah sebagai berikut: Penerapkan konsep kesebangunan pada pelajaran matematika dapat di kombinasikan dengan media lainnya berupa gambar bangun datar segiempat. Penerapkan pendekatan saintifik dan model menemukan (Discoveri Learning), dapat dimodivikasi dengan metode lainnya seperti Metode Games. Penerapan konsep kesebangunan dapat dikembangkan pada pelajaran sains lainnya seperti ilmu fisika (misalnya mengukur gelombang) Penerapkan pendekatan saintifik dan model menemukan (Discoveri Learning), juga dapat dikembangkan mengukur tinggi pohon, lebar sungai atau sejenisnya. Dalam proses kegiatan pembelajaran sebaiknya guru lebih kreatif dan inovatif dalam menumbuhkan semangat belajar siswa khususnya pada pelajaran matematika yang biasanya dianggap pelajaran yang sulit dan membosankan.