p-ISSN : 2303-307X, e-ISSN 2541-5468
43
MENGEMBANGKAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL ANTARA GURU DENGAN SISWA UNTUK MENINGKATKAN EFEKTIFITAS KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR DI SDN TAJUNGAN Drs. Heru Susanto 1 ,
Kecamatan Labang, Kabupaten Bangkalan ABSTRACT The process of learning has meaning wider than the meaning of teaching. Communication must be done by students, because by communication interaction between was establish. Learning Interaction will get feedback, learning process and new behaviors, learning to express f eelings, mutual attention and providing an opportunity to learn social skills and communication skills. This Research intends to know the increase teacher's ability to teach and increase learning achievement with their interpersonal communication between students and teachers after following the guidance and counseling group at SDN Tajungan academic year 2014/2015. This research is a type of action research Schools. From the results of research on increasing the skills o f interpersonal communication through group counseling can be concluded that there are dif ferences skills of interpersonal communication for students after being treated with prior treatmen for the experimental group, Thust, the group counseling has been proven effective to improve the skills of interpersonal communication for students who experience barriers to communication skills. Implementation of group counseling can be done in the school or outside the school and that the group counseling is a miniature full social dynamics of teenage life. Keywords: Interpersonal Communication, Learning and Teaching ABSTRAK Proses belajar mengajar mempunyai makna dan pengertian yang lebih luas daripada pengertian mengajar. Berkomunikasi merupakan keharusan bagi siswa, sebab melalui komunikasi terjalin interaksi antara keduanya. Interaksi dalam pembelajaran akan memperoleh umpan balik, proses belajar dan berlatih perilaku baru, belajar mengekspresikan perasaan, saling memberikan perhatian serta memberikan kesempatan mempelajari ketrampilan sosial dan ketrampilan berkomunikasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan kemampuan guru dalam mengajar dan peningkatan prestasi belajar dengan adanya komunikasi interpersonal antara siswa dengan guru setelah mengikuti bimbingan dan konseling secara kelompok di SDN Tajungan Semester Genap tahun Pelajaran 2014/2015. Jenis Penelitian ini adalah penelitian tindakan Sekolah. Dari hasil penelitian mengenai peningkatan ketrampilan komunikasi interpersonal melalui konseling kelompok dapat ditarik kesimpulan bahwa ada perbedaan ketrampilan komunikasi interpersonal bagi siswa setelah diberi perlakuan dengan sebelum diberi perlakuan bagi kelompok eksperimen, sehingga dapat dikatakan bahwa konseling kelompok telah terbukti efektif untuk meningkatkan ketrampilan komunikasi interpersonal bagi siswa yang mengalami hambatan dalam ketrampilan berkomunikasi. Penyelenggaraan konseling kelompok dapat dilakukan di sekolah atau di luar sekolah dan bahwa konseling kelompok merupakan sebuah miniatur sosial yang penuh dengan dinamika kehidupan remaja. Kata Kunci : Komunikasi Interpersonal, Belajar Mengajar
1
Korespondensi : Drs. Heru Susanto, Kecamatan Labang, Kabupaten Bangkalan. Email :
[email protected]
44
Widyagogik, Vol. 4 No. 1 Juli-Desember 2016
PENDAHULUAN
yang
Proses
belajar
mengajar
dimaksud
dalam
mendengarkan
merupakan suatu proses yang mengandung
Beberapa
serangkaian perbuatan guru dan siswa atas
seleksi
dasar
komunikasi
hubungan
timbal
balik
yang
persepsi
faktor kita
mencapai tujuan tertentu.
keinginan-keinginan,
hubungan timbal balik antara guru dan siswa
merupakan
berlangsungnya
syarat
proses
utama
selektif
menanggapi. mempengaruhi
menanggapi
suatu
harapan-harapan, dambaan-dambaan,
pendapat, sikap dan
keyakinan kita.
bagi
belajar mengajar.
yang
adalah
kebutuhan-kebutuhan,
Interaksi atau
dan
dalam
berlangsung dalam situasi edukatif untuk
yang
Seorang
Kepala
Sekolah
selaku
pemantau operasional di sekolah binaannya
Interaksi dalam peristiwa belajar mengajar
wajib
mempunyai arti yang lebih luas,
tidak
‘jembatan’ sekaligus media bagi lancarnya
hubungan antara guru dengan
kegiatan belajar mengajar di kelas, sebagai
sekedar
siswa, tetapi berupa interaksi edukatif. Berkomunikasi keharusan
bagi
bentuk
merupakan
implementasi
sebagai
kinerja
Kepala
Sekolah maka Program layanan bimbingan dan konseling di sekolah merupakan salah
dan senantiasa berusaha
satu upaya memberikan pelayanan bantuan
membuka serta menjalin komunikasi atau
kepada remaja atau siswa dalam situasi
hubungan dengan teman sebayanya. Selain
demikian
itu ada sejumlah kebutuhan dalam diri
konseling mencakup empat bidang, yaitu;
siswa yang hanya dapat dipuaskan lewat
a) bidang pribadi, b) bidang sosial, c)
komunikasi
bidang belajar, dan d) bidang karir.
dengan
sebab
solusi
siswa
membutuhkan
siswa,
memberikan
sesamanya.
Dalam
komunikasi kita bisa memilih sebagaian
itu.
Layanan
bimbingan
Ketrampilan
berkomunikasi
pesan yang terkandung dalam pernyataan
merupakan
lawan komunikasi kita untuk kita tanggapi
yang
dan mengabarkan pesan-pesan atau bagian-
kesempatan,
bagian pesan lainnya.
khusus dari seorang pembimbing (Johnson
Hampir semua bentuk komunikasi sesungguhnya
memang
kompleks
anda
suatu
dan
menuntut
proses
perkembangan
pengalaman,
latihan-latihan
Johson,1981).
Upaya
waktu,
ketrampilan
peningkatan
atau
ketrampilan berkomunikasi dapat dilakukan
rumit, sehingga sadar atau tidak sadar kita
dengan proses belajar dan berlatih (Henry
cenderung memilih apa atau mana yang
Guntur Tarigan,1981).
kita persepsikan dan kita tanggapi. Inilah
Heru santoso : M engembangkan Komunikasi Interpersonal Antara Guru dengan Siswa Guna M eningkatkan Efektifitas Kegiatan Belajar M engajar di SDN Tajungan
Pemberian layanan bimbingan dan
untuk
45
saling menerima dan memberikan
konseling dapat dilakukan dengan prosedur
ide, perasaan, dukungan maupun bantuan
individual atau
bagi
kelompok
kelompok.
atau
Pendekatan
klasikal pada dasarnya
anggota
lain.
berkembang
Kepercayaan
melalui
interaksi
individu
bukan untuk kelompok atau kelas tersebut,
dengan
melainkan untuk kepentingan siswa yang
psikologis dan sosiologis yang kondusif
berada di dalam kelompok atau kelas
akan
tersebut
kepercayaan
agar
memahami,
bersikap
dan
lingkungannya.
diri
menumbuhkan diri
Lingkungan
dan
meningkatkan
seseorang.
Lingkungan
bertindak positif di dalam dan terhadap
psikologis dan sosiologis yang kondusif
sekolah,
adalah
lingkungan
dan
masyarakat
(Mungin Eddy Wibowo, 2002).
dalam
pendidikan
di
keseluruhan sekolah
dengan
suasana
demokratis, yaitu adanya suasana penuh
Secara umum tujuan bimbingan dan konseling
lingkungan
penerimaan, kepercayaan, rasa aman dan
program
kesempatan untuk mengekspresikan ide-ide
untuk
dan perasaan. Asumsi yang dipakai dalam
adalah
membantu para siswanya agar mencapai
penelitian
tahap perkembangan yang optimal, baik
konseling kelompok akan terjadi proses
fisik,
interaksi antar
psikologis
maupun
sosial.
Secara
ini
adalah
remaja.
bahwa
dalam
Dalam interaksi
akademik pelayanan bertujuan agar setiap
tersebut akan memperoleh umpan balik,
siswa
antara
prosesq belajar dan berlatih perilaku baru,
studi
belajar mengekspresikan perasaan, saling
prestasi
memberikan perhatian dan bantuan serta
memperoleh
kemampuan yang
dan
dipilihnya
kesesuaian jurusan/program
dan
mencapai
belajar secara optimal. Untuk
memberikan
melaksanakan
program
bimbingan itu, digunakan berbagai teknik,
ketrampilan
dengan
kebutuhan.
dan
ketrampilan
Penelitian
ini
bertujuan
untuk
satu
mengetahui ada atau tidaknya peningkatan
prosedur yang digunakan adalah prosedur
kemampuan guru dalam mengajar dan
kelompok
peningkatan
dengan
Salah
sosial
mempelajari
berkomunikasi.
prosedur dan pendekatan yang beragam sesuai
kesempatan
memperhatikan
pendekatan-pendekatan yang sesuai. Konseling lingkungan
yang
kelompok
belajar
dengan
adanya komunikasi interpersonal antara
merupakan
kondusif
prestasi
yang
memberikan kesempatan bagi anggotanya
siswa
dengan
bimbingan
guru
setelah
dan
konseling
mengikuti secara
46
Widyagogik, Vol. 4 No. 1 Juli-Desember 2016
kelompok di
SDN Tajungan Semester
Genap tahun Pelajaran 2014/2015.
terjadi maka terjadilah suatu komunikasi antara pihak yang satu dengan pihak yang lain.
Dalam hal itu pihak
yang satu
Pemahaman Supervisi
mengirimkan suatu berita atau informasi
1 Pengertian supervisi
sedang yang lain menerima informasi itu,
Supervisi berencana
adalah
program yang
untuk
pembelajaran.
memperbaiki
sehingga terjadilah interaksi antara kedua belah pihak.
Menurut Boardman et al,
(2000:17)
mengemukakan
supervisi
Secara
luas
komunikasi
adalah
setiap bentuk tingkah laku seseorang baik
sebagai suatu usaha untuk menstimulasi,
verbal
mengkoordinasi dan membimbing secara
ditanggapi oleh orang lain. Komunikasi
kontinu
pertumbuhan
di
mencakup pengertian yang lebih luas dari
sekolah
individual
secara
sekedar wawancara. Setiap bentuk tingkah
guru-guru maupun
maupun
kolektif, agar lebih mengerti dan lebih
laku
efektif
sehingga
dalam
seluruh
fungsi
pembelajaran.
mengungkapkan
pendidikan
sebagai
sempit
(A.
verbal
yang
pesan
tertentu,
merupakan
bentuk
Supratiknya).
Secara
juga
komunikasi
Supervisi
non
komunikasi
diartikan
sebagai
bantuan yang diberikan oleh supervisor
pesan yang dikirim sesorang kepada satu
dalam
atau lebih penerima dengan maksud sadar
hal
memperbaiki
ini
kepala
situasi
sekolah
belajar
untuk
mengajar
untuk
mempengaruhi tingkah laku
kepada guru-guru baik secara individual
penerima.
atau kelompok mulai dari perencanaan
komunikasi setidaknya dua orang saling
proses
mengirimkan
pembelajaran
sampai
dengan
evaluasi proses pembelajaran.
Dalam
memiliki
setiap
si
bentuk
lambang-lambang
makna
tertentu.
yang
Lambang-
lambang tersebut bisa verbal berupa kataKetrampilan Komunikasi
kata,
1. Pengertian Komunikasi
ekspresi atau ungkapan tertentu dan gerak
Untuk
menyatakan
pendapat,
perasaan, kemauan dan keinginan agar orang lain dapat memahaminya diperlukan suatu alat,
yang dapat dipahami dan
digunakan semua orang. Dan bila itu
atau
bersifat
nonverbal
berupa
tubuh (Johnson and Johson, 1981). 2.
Masalah Risiko Psikologis dalam
Kelompok. Kegiatan kegiatan
dalam
kelompok,
termasuk
penyuluhan
kelompok
Heru santoso : M engembangkan Komunikasi Interpersonal Antara Guru dengan Siswa Guna M eningkatkan Efektifitas Kegiatan Belajar M engajar di SDN Tajungan
47
merupakan
(c)
individu
kegiatan
mempunyai
sejumlah
dengan
keterampilan
khusus,
kepentingan,
kemampuan
yang
berkenaan
kepribadian, kebiasaan dan minat yang
pengalaman
praktek.
Ketiga
berbeda-beda.
kemampuan tersebut oleh ASGW dirinci
pada
yang
dari
Meskipun
permulaan
sebelum dan
kelompok
kelompok
dalam bentuk butir-butir standar dalam
aturan
professional Standards for Training of
permainan dalam kegiatan kelompok itu,
Group Counselor (ASGW, 1983) dan
biasanya,
dapat disarikan sebagai berikut.
telah
penyuluhan
dengan
dijelaskan
berbagai
apabila
kelompok
telah
berkembang, maka muncul hal-hal yang tidak diinginkan yang merupakan risiko psikologis itu adalah wajar, mengingat bahwa
dalam
penyuluhan
Dalam hal ini penulis memaparkan bahawa
penelitian
ini
merupakan
tersebut secara sengaja dipancing emosi-
penelitian
tindakan
(action
research),
emsoi yang terpendam pada diri setiap
karena
peserta.
tekanan
memecahkan
tertentu,
kelas.
Gejala-gejala
kelompok
terhadap
kelompok
METODE PENELITIAN
seperti peserta
penelitian
dilakukan
masalah
Penelitian
ini
untuk
pembelajaran juga
di
termasuk
kekerasan dan konfrontasi yang merusak,
penelitian
pelanggaran
gangguan
menggambarkan bagaimana suatu teknik
terhadap keleluasaan pribadi , tindakan
pembelajaran diterapkan dan bagaimana
mengkambinghitamkan,
hasil yang diinginkan dapat dicapai.
bahaya dalam
kerahasiaan,
emosional proses
luka sering
kelompok
fisik kali yang
dan
Menurut Oja dan Sumarjan (dalam
telah
Titik Sugiarti, 1997:8) mengelompokkan penelitian tindakan menjadi empat macam yaitu,
Kompetensi
Pimpinan
Kelompok Association for Specialits in Group Work
(ASGW)
kemampuan
sebab
terjadi
berkembang jauh.
3. Masalah
deskriptif,
mengelompokkan
khusus
menjadi
tiga
(a)
guru sebagai penelitia; (b)
penelitian
tindakan
simultan
terintegratif;
kolaboratif; (d)
(c)
administrasi
sosial eksperimental. Pelaksanaan menggunakan
penelitian tindakan ini bentuk
sebagai
jawab
penuh
kelompok besar, yaitu (a) kemampuan
peneliti,
yang
pengetahuan
penelitian ini adalah guru. Tujuan utama
khusus, (b) kemampuan yang berkaitan
dari penelitian tindakan ini adalah untuk
berkaitan
dengan
penanggung
guru
48
Widyagogik, Vol. 4 No. 1 Juli-Desember 2016
meningkatkan hasil pembelajaran di kelas
diperoleh
dimana guru secara penuh terlibat dalam
mengetahui Kinerja Guru yang dicapai
penelitian
mulai
siswa
juga
tindakan,
pengamatan,
refleksi.
siswa
terhadap
Sementara penulis selaku observer yang
serta
aktivitas
memantau perkembangan yang terjadi di
pembelajaran.
kelas,
dari
di samping
perencanaan, dan
dengan
untuk
tujuan
memperoleh respon
kegiatan siswa
pembelajaran
selama
proses
itu memang tugas
penulis sekaligus sebagai Kepala Sekolah
PAPARAN DATA DAN
di SD tersebut.
PEMBAHASAN
Penelitian ini bertempat di
SDN
Tajungan Semester Genap tahun Pelajaran 2014/2015.
untuk
Siklus I a.
Tahap Perencanaan
Penelitian ini dilaksanakan
Pada
tahap
ini
pada bulan Februari sampai Maret pada
mempersiapkan
semester Genap dengan subjek penelitian
yang terdiri dari rencana pelajaran 1, LKS
adalah guru dan siswa di SDN Tajungan
1,
Semester
pengajaran yang mendukung. Selain itu
Genap
tahun
Pelajaran
2014/2015.
penelitian
soal tes formatif 1
juga
Instrumen
yang
ini
digunakan
terdiri
dari:
dalam Silabus,
perangkat
peneliti
dipersiapkan
pengolahan dengan
dan
dan alat-alat
lembar
hubungan
guru,
pembelajaran
observasi
antara
lembar
siswa
observasi
Rencana Pelajaran (RP), Lembar Kegiatan
aktivitas guru dan siswa.
Siswa, dan Tes formatif. Data-data yang
b. Tahap Kegiatan dan Pelaksanaan
diperlukan dalam penelitian ini diperoleh melalui observasi
hubungan antara siswa
Pelaksanaan
kegiatan
belajar
mengajar untuk siklus I dilaksanakan pada
dengan guru, observasi aktivitas siswa
tanggal 5 Februari 2015 di Kelas
dan
dengan jumlah siswa 27 siswa. Dalam hal
guru,
mengetahui dalam
dan
tes
keefektivan
kegiatan
formatif.
Untuk
suatu
metode
pembelajaran
perlu
ini
peneliti
pada
menggunakan
dipersiapkan.
analisis
deskriptif
kualitatif, yaitu suatu metode penelitian
sebagai
guru.
Adapun proses belajar mengajar mengacu
diadakan analisa data. Pada penelitian ini teknik
bertindak
VI
rencana
pelajaran
Pengamatan
telah
(observasi)
yang bersifat menggambarkan kenyataan
dilaksanakan
atau
pelaksaaan belajar mengajar. Pada akhir
fakta
sesuai dengan
data
yang
bersamaan
yang
dengan
Heru santoso : M engembangkan Komunikasi Interpersonal Antara Guru dengan Siswa Guna M eningkatkan Efektifitas Kegiatan Belajar M engajar di SDN Tajungan
49
proses belajar mengajar siswa diberi tes
dalam proses belajar mengajar yang telah
formatif
untuk
dilakukan. Adapun data hasil penelitian
siswa
pada siklus I adalah sebagai berikut:
I
mengetahui
dengan tingkat
tujuan
keberhasilan
Penilaian No
Pengamatan KBM A. Pendahuluan 1. Memotivasi siswa 2. Menyampaikan tujuan pembelajaran 3. Menghubungkan dengan pelajaran sebelumnya 4. Mengatur siswa dalam kelompok-kelompok belajar B. Kegiatan inti 1. Mempresentasikan langkah-langkah bimbingan dan konseling 2. Membimbing siswa melakukan kegiatan Belajar yang baik 3. Melatih keterampilan berbicara 4. Memberikan bantuan kepada kelompok yang mengalami kesulitan berbicara (diskusi) I
Ratarata
Aspek yang diamati P1
P2
1,2 2 2 2
2,7 2 2 2
2,3 2 2 2
2,1
2,3
2
2,2
3
2,5
1 3
1 3
1, 3
3 3
3 3
3 3
C. Penutup 1. 2.
Membimbing siswa membuat gambaran cita-cita Memberikan evaluasi terhadap hubungan interpersonal
Berdasarkan tabel di atas aspek-aspek
antara guru dan siswa. kedua aspek yang
yang mendapatkan kriteria kurang baik
mendapat
adalah memotivasi siswa dalam berbicara
merupakan suatu kelemahan yang terjadi
(diskusi),
tujuan
pada siklus I dan akan dijadikan bahan
serta siswa
kajian untuk refleksi dan revisi yang akan
menyampaikan
bimbingan dan konseling, antusias
dalam
kegiatan
interpersonal
nilai kurang
baik
di atas,
dilakukan pada siklus II.
Tabel 2. Hasil Tes Formatif Siswa pada Siklus I No
Uraian
1 2 3
Nilai rata-rata tes formatif Jumlah siswa yang tuntas belajar Persentase ketuntasan belajar
Dari
tabel
di
atas
Hasil S iklus I 45,04 10 59,67
dapat
45,04 dan ketuntasan belajar mencapai
dijelaskan bahwa dengan menerapkan
12 siswa sudah tuntas belajar. Hasil
diperoleh nilai rata-rata siswa adalah
tersebut menunjukkan bahwa pada siklus
50
Widyagogik, Vol. 4 No. 1 Juli-Desember 2016
pertama secara klasikal siswa belum
pada tanggal 17 Februari di Kelas
tuntas
dengan jumlah siswa 27 siswa. Dalam hal
belajar,
karena
siswa
yang
VI
memperoleh nilai ≥ 65 hanya sebesar
ini
66,67%
Adapun proses belajar mengajar mengacu
lebih
ketuntasan
kecil
yang
dari
persentase
dikehendaki
yaitu
peneliti
pada
bertindak
rencana
sebagai
pelajaran
memperhatikan
siswa masih merasa baru dan belum
sehingga kesalahan atau kekurangan pada
mengerti apa yang dimaksudkan dan
siklus I tidak terulang lagi pada siklus II.
kegiatan
guru
dengan
bimbingan
menerapkan
dan
konseling
sebagai media interpersonal .
Pada
perangkat
peneliti
pembelajaran
LKS, 2, soal tes formatif II dan alat-alat pengajaran yang mendukung. Selain itu dipersiapkan
pengelolaan
keterlaksanaan
dilaksanakan
pelaksanaan
bersamaan
belajar
mengajar.
lembar
observasi
mengetahui
tingkat
keberhasilan
dilakukan.
Instrumen
yang
digunakan
adalah tes formatif II. Adapun data hasil penelitian pada siklus II adalah sebagai berikut:
observasi guru dan siswa. b. Tahap kegiatan dan pelaksanaan
mengajar untuk
No
kegiatan
siswa
dalam proses belajar mengajar yang telah
bimbinga belajar dan lembar
Pelaksanaan
I,
diberi tes formatif II dengan tujuan untuk ini
yang terdiri dari rencana pelajaran 2,
juga
pembelajaran
siklus
Pada akhir proses belajar mengajar siswa
tahap
mempersiapkan
Pengamatan
dengan
Siklus II a. Tahap perencanaan
pada
dengan
sebesar 85%. Hal ini disebabkan karena
digunakan
revisi
guru.
belajar
siklus II dilaksanakan
Tabel 3 Pengelolaan interpersonal dalam BK Pada Siklus II Penilaian Aspek yang diamati P1 P2 Pengamatan KBM A. Pendahuluan 1. Menghubungkan dengan pelajaran 2,4 2,6 sebelumnya 2,5 2,5 2. Memotivasi siswa 2,5 2,5 3. Menyampaikan tujuan pembelajaran 2,5 2,5 4. Mengatur siswa dalam kelompok-kelompok belajar B. Kegiatan inti 1. Mempresentasikan langkah-langkah 4,1 4,4 bimbingan dan konseling
Rerata
2,5 2,5 2,5 2,5
4,3
Heru santoso : M engembangkan Komunikasi Interpersonal Antara Guru dengan Siswa Guna M eningkatkan Efektifitas Kegiatan Belajar M engajar di SDN Tajungan
2. 3. 4.
Membimbing siswa melakukan kegiatan Belajar yang baik Melatih keterampilan berbicara Memberikan bantuan kepada kelompok yang mengalami kesulitan berbicara (diskusi)
4,2 3
5 4
4,5 3,5
4
5
4,2
3 3
3 3
3 3
Namun
demikian
C. Penutup 1. Membimbing siswa membuat gambaran cita-cita 2. Memberikan evaluasi terhadap hubungan interpersonal
51
Dari tabel di atas, tanpak aspek-
kurang.
aspek yang diamati pada kegiatan belajar
tesebut
mengajar
II) yang dilaksanakn
optimal, untuk itu ada beberapa aspek
oleh guru dengan menerapkan Bimbingan
yang perlu mendapatkan perhatian untuk
belajar secara intensionalitas tinggi dalam
penyempurnaan
interpersonal
selanjutnya. Aspek-aspek tersebut adalah
(siklus
yang
lebih
akrab
belum
mendapatkan penilaian yang cukup baik
memotivasi
dari pengamat / penulis selaku Kepala
merumuskan
Sekolah di SDN Tajungan. Maksudnya
konsep,
merupakan
penerapan
siswa,
hasil
yang
pembelajaran
membimbing
kesimpulan/ dan
penilaian
siswa
menemukan
pengelolaan
waktu.
dari seluruh penilaian tidak terdapat nilai Tabel 4 Pengelolaan Interpersonal Dalam BK Pada Siklus II No 1 2 3 4
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Aktivitas Guru yang diamati Menyampaikan tujuan BK Memotivasi siswa dalam KBM Membimbing dan mengamati siswa dalam menemukan cita2 Meminta siswa menyajikan dan mendiskusikan hasil kegiatan bimbingan dan konseling
Presentase 6,5 7,1 5,3
Aktivitas siswa yang diamati Mendengarkan/ memperhatikan penjelasan guru Membaca buku Panduan konseling Bekerja dengan sesama anggota kelompok Diskusi antar siswa dan antara siswa dengan guru Menyajikan hasil evaluasi test kemampuan diri Menyajikan/ menanggapi pertanyaan/ ide Menulis yang relevan dengan KBM Merangkum materi kegiatan Mengerjakan tes evaluasi
Presentase 15,5 17,5 18,7 19,4 4,9 6,2 8,1 8,3 9,0
Berdasarkan tabel I di atas, tampak bahwa aktifitas guru yang paling dominan pada siklus II adalah Meminta siswa
menyajikan
dan
8,7
mendiskusikan
hasil
kegiatan bimbingan dan konseling yaitu 8,7%. Jika dibandingkan dengan siklus I, aktivitas
ini
mengalami
peningkatan.
52
Widyagogik, Vol. 4 No. 1 Juli-Desember 2016
Dari tabel di atas diperoleh nilai rata-rata
pengelolaan
siswa adalah 80,3 dan ketuntasan belajar
belajar melalaui interpersonal secara intens
mencapai 59,69%
serta lembar observasi aktivitas guru dan
belajar.
yang sudah tuntas
Hasil ini menunjukkan bahwa
pada siklus II ini ketuntasan belajar secara klasikal
telah
mengalami
bimbingan
dan
konseling
siswa. b. Tahap kegiatan dan pengamatan
peningkatan
Pelaksanaan
kegiatan
belajar
sedikit lebih baik dari siklus I. Adanya
mengajar untuk siklus III dilaksanakan pada
peningkatan Kinerja Guru siswa ini karena
tanggal 5 Maret di Kelas VI SDN Tajungan
setelah
bahwa
Semester Genap tahun Pelajaran 2014/2015
setiap akhir pelajaran akan selalu diadakan
dengan jumlah siswa 27 siswa. Dalam hal ini
tes sehingga pada pertemuan berikutnya
peneliti
bertindak
siswa
lebih
proses
belajar
Selain
itu
guru
mengerti
menginformasikan
termotivasi utnuk siswa
apa
diinginkan
juga
yang
guru
belajar.
sudah
dimaksudkan
dengan
mulai
rencana
sebagai guru. mengajar
pelajaran
dengan
Adapun
mengacu
pada
memperhatikan
dan
revisi pada siklus II, sehingga kesalahan atau
menerapkan
kekurangan pada siklus II tidak terulang lagi
bimbingan dan konseling belajar .
pada siklus III. Pengamatan dilaksanakan bersamaan
dengan
pelaksanaan
belajar
SIKLUS III
mengajar. Pada akhir proses belajar mengajar
a. Tahap Perencanaan
siswa diberi tes formatif III dengan tujuan
Pada tahap ini peneliti mempersiapkan perangkat
untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa
pembelajaran yang terdiri dari
dalam proses belajar mengajar yang telah
rencana pelajaran 3, LKS 3, soal tes formatif
dilakukan. Instrumen yang digunakan adalah
3 dan alat-alat pengajaran yang mendukung.
tes formatif III. Adapun data hasil penelitian
Selain itu juga dipersiapkan lembar observasi
pada siklus III adalah sebagai berikut:
No
Tabel 5 Pengelolaan interpersonal dalam BK Pada Siklus III Penilaian Aspek yang diamati P1 P2 Pengamatan KBM A. Pendahuluan 7 7,7 5. Menghubungkan dengan pelajaran 7 7,8 sebelumnya 7 7,8 6. Memotivasi siswa 7 7,9 7. Menyampaikan tujuan pembelajaran 8. Mengatur siswa dalam kelompok-kelompok belajar B. Kegiatan inti 5. Mempresentasikan langkah-langkah 5,6 7,3 bimbingan dan konseling
Rerata
7,3 7,3 7,3 7,4
6,9
Heru santoso : M engembangkan Komunikasi Interpersonal Antara Guru dengan Siswa Guna M eningkatkan Efektifitas Kegiatan Belajar M engajar di SDN Tajungan
6. 7. 8.
Membimbing siswa melakukan kegiatan Belajar yang baik Melatih keterampilan berbicara Memberikan bantuan kepada kelompok yang mengalami kesulitan berbicara (diskusi)
5,7 7
6,6 8,1
6,1 7,8
9
9,2
9,1
9 9
9,4 9,8
9,3 9,5
C.Penutup 3. M embimbing siswa membuat gambaran citacita 4. M emberikan evaluasi terhadap hubungan interpersonal
Dari tabel di atas, dapat dilihat aspek-
pengamat
aspek yang diamati pada kegiatan belajar
membimbing siswa
mengajar (siklus III) yang dilaksanakan
kesimpulan
oleh
pengelolaan waktu.
guru
dengan
menerapkan
adalah
53
memotivasi
siswa,
merumuskan
/menemukan
konsep,
dan
mendapatkan penilaian cukup baik dari Tabel 6 Pengelolaan Interpersonal Dalam BK Pada Siklus III No 1 2 3 4
Aktivitas Guru yang diamati Menyampaikan tujuan BK Memotivasi siswa dalam KBM Membimbing dan mengamati siswa dalam menemukan cita2 Meminta siswa menyajikan dan mendiskusikan hasil kegiatan bimbingan dan konseling
Presentase 7,5 8,1 8,0 7,9
No 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Aktivitas siswa yang diamati Presentase Mendengarkan/ memperhatikan penjelasan guru 29,5 Membaca buku Panduan konseling 30,5 Bekerja dengan sesama anggota kelompok 41,7 Diskusi antar siswa dan antara siswa dengan guru 67,4 Menyajikan hasil evaluasi test kemampuan diri 77,9 Menyajikan/ menanggapi pertanyaan/ ide 64,2 Menulis yang relevan dengan KBM 11,1 Merangkum materi kegiatan 19,3 Mengerjakan tes evaluasi 29,0 mengajar yaitu 81 %. Aktivitas lain yang Berdasarkan tabel diatas tampak bahwa mengalami peningkatan adalah membimbing dan aktivitas guru yang paling dominan pada siklus III mengamati siswa menemukan cita-citanya. adalah memotivasi siswa dalam kegiatan belajar
Tabel 7 Hasil Tes Formatif Siswa pada Siklus III No 1 2 3
Uraian Nilai rata-rata tes formatif Jumlah siswa yang tuntas belajar Persentase ketuntasan belajar
Berdasarkan diperoleh
nilai
tabel
rata-rata
di tes
Hasil Siklus III 89,3 90,3 60,67
atas
sebesar
89,3%
formatif
belajar.
Hasil
mencapai pada
ketuntasan
siklus
III
ini
54
Widyagogik, Vol. 4 No. 1 Juli-Desember 2016
mengalami peningkatan lebih baik dari
sosial
siklus II. Adanya peningkatan Kinerja
kehidupan remaja.
Guru pada siklus III ini dipengaruhi oleh
Saran
adanya
Bagi Peneliti Selanjutnya
peningkatan
dalam
kemampuan
guru
bimbingan
dan
menerapkan
yang
penuh
Penelitian
dengan
ini
mengungkap
konseling belajar secara intens melalui
variabel
interpersonal yang efektif sehingga siswa
komunikasi
menjadi
bimbingan dan konseling
lebih
terbiasa
dengan
yaitu
dinamika
variabel
dua
ketrampilan
interpersonal
dan
variabel
belajar . Pada
pembelajaran
yang akrab sehingga siswa
peneliti selanjutnya akan sangat baik bila
lebih
dalam memahami materi
memperhatikan
mudah
yang telah diberikan.
mengikuti
peran
konseling
meneliti
sejauh
janis
dalam
kelompok, mana
ketrampilan
PENUTUP
komunikasi ini dapat bertahan, dan
Simpulan
pengamatan
Dari
hasil
peningkatan
penelitian
ketrampilan
mengenai komunikasi
perubahan
dan
individu
ada untuk
mencobakan dalam kehidupan yang nyata. Saran Bagi Guru Pembimbing
interpersonal melalui konseling kelompok
Konseling
kelompok
merupakan
dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam
wujud
penelitian ini ada perbedaan ketrampilan
peserta
komunikasi
dinamika sosial, pembimbing seharusnya
interpersonal
bagi
siswa
pelayanan nyata didik
setelah diberi perlakuan dengan sebelum
mempraktekkan
diberi
sekolah
perlakuan
eksperimen,
bagi
kelompok
sehingga dapat dikatakan
meningkatkan ketrampilan
yang
dalam
sehingga
menggunakan
programnya
manfaatnya
di akan
semakin dirasakan oleh peserta didik.
bahwa konseling kelompok telah terbukti efektif untuk
terhadap
Konseling kelompok proses
interaksi
antar
individu
mengandung
mengalami hambatan dalam ketrampilan
kemungkinan besar konseling kelompok
berkomunikasi.
dapat juga
konseling
terapi
yang
komunikasi interpersonal bagi siswa yang
Pelaksanaan
fungsi
merupakan
maka
efektif untuk memberikan
kelompok dapat dilakukan di sekolah atau
intervensi-intervensi
di luar sekolah dan bahwa
konseling
remaja lainnya misalnya : kecenderungan
miniatur
agresivitas, kreativitas remaja dan lain-
kelompok
merupakan
sebuah
lainnya.
masalah-masalah
Heru santoso : M engembangkan Komunikasi Interpersonal Antara Guru dengan Siswa Guna M eningkatkan Efektifitas Kegiatan Belajar M engajar di SDN Tajungan
Berdasarkan pengalaman peneliti,
diperlukan
karena konseling kelompok memerlukan
memberikan
jumlah pertemaun beberapa kali serta
mengikuti
waktu yang relatif lama,
akhir
maka perlu
mencari waktu yang tidak mengganggu
beberapa
reward
untuk
siswa
agar
kelompok
hingga
motivasi konseling
sesuai
55
dengan
kontrak
yang
dilakukan.
agenda kegiatan siswa seperti belajar, dan
DAFTAR PUSTAKA Ali Muhammad. 1992. Penelitian Kependidikan Prosedur dan Strategi. Bandung : Tarsito. A. Musyafiqul, Drs. 2004. Penelitian Pendidikan Pengantar Metodologi Penelitian dan Teknik Penulisan KTI . Kediri : IKIP PGRI Kediri. Asmawi Zainul. S. Hamid Hasan. 2003. Evaluasi Hasil Belajar. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga Kependidikan. Arikunto, Suharsimi. 1984. Prosedur Penelitian Suatu Pendidikan Praktis. Jakarta Cipta. ________________. 1996. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Edisi Revisi III. Jakarta : Bina Aksara. Dipdikbud Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah. Direktorat Pendidikan Dasar 2002. Petunjuk Pengajaran di Sekolah Dasar. Depdagri RI Direktorat Jenderal Pemerintah Umum. Petunjuk Peningkatan Mutu Pendidikan di Sekolah Dasar. Hadi Sutrisno, Prof, Drs. 2003. Komunikasi Dua Arah . Jilid 1 – 4. Yogyakarta : Psikologi UGM.
1
Widyagogik, Vol. 3 No. 1 Juli-Desember 2015