SHARE: SOCIAL WORK JURNAL
VOLUME: 6
NOMOR: 2
HALAMAN: 154 - 272
ISSN:2339 -0042 (p) ISSN: 2528-1577 (e)
MENGATASI MASALAH DISTORSI KOGNITIF PADA KLIEN USIA REMAJA DENGAN METODE COGNITIVE RESTRUCTRING FORM OLEH: RINI RIZKIAWATI1, DESSY HASANAH SITI ASIAH 2 1 Mahasiswa Program Studi Kesejahteraan Sosial – Universitas Padjadjaran 2 Staf Pengajar Departemen Kesejahteraan Sosial –Universitas Padjadjaran (email:
[email protected],
[email protected] ) ASBTRAK Remaja merupakan suatu masa transisi dari anak-anak menuju dewasa. Mereka cenderung ingin mencari jati dirinya sendiri. Dalam proses tersebut seringkali mereka bertindak tanpa memikirkan dampak dari yang dilakukannya. Subyek penelitian adalah salah satu siswa kelas X SMAN Jatinangor yang memiliki masalah distorsi kognitif. Masalah tersebut berawal dari suasana rumah yang tidak membuatnya nyaman. Sehingga seringkali menimbulkan masalahmasalah baru dalam kehidupan sehari-harinya. Distorsi kognitif sendiri merupakan suatu cara berpikir seseorang yang berlebihan dan tidak rasional terhadap suatu hal atau masalah. Melihat masalah distorsi kognitif tersebut maka diperlukan pendampingan individual ini untuk membantu klien mengatasi permasalahan distorsi kognitifnya. Metode yang akan diberikan adalah dengan menggunakan Cognitif Restructuring Form (CRF). Tujuan pendampingan ini yaitu untuk mengatasi dari masalah distorsi kognitif. Metode tersebut diterapkan selama satu minggu dan hasilnya terlihat adanya perubahan yang baik. Kata Kunci
: Remaja, Distorsi Kognitif, Cognitif Restructuring Form (CRF).
HANDLING A COGNITIVE DISTORTION TO CLIENTS WITH TEENAGER’S COGNITIVE RESTRUCTRING FORM
ABSTRACK Adolescents is a transition from children to adulthood. They tend to want for finding their own identity. In the process, they often act without considering the impact of their accomplishments. Subjects were one of the students of class X SMAN Jatinangor who have a problem of cognitive distortions. The problem originated from a home atmosphere that does not make them comfortable. So often pose new problems in their daily lives. Cognitive distortions itself is a way of thinking of a person's excessive and irrational to an issue or problem. Seeing the problem of cognitive distortions, so it needs an individual assistance to help clients overcome the problems of cognitive distortion. The method that will be given is to use cognitive Restructuring Form (CRF). The main purpose is to solve the problem of cognitive distortions. The methods are applied for one week and the results are visible changes for the better. Keywords: Teens, Cognitive Distortions, Cognitive Restructuring Form (CRF)
244
SHARE: SOCIAL WORK JURNAL
VOLUME: 6
NOMOR: 2
ISSN:2339 -0042 (p) ISSN: 2528-1577 (e)
HALAMAN: 154 - 272
Cognitive Restructuring Form (CRF)
Pendahuluan ( Introduction) Burns (1988) mengungkapkan bahwa
dapat
digunakan
untuk
meningkatkan
perasaan individu sering dipengaruhi oleh
aktivitas, menurunkan perilaku yang tidak
apa yang dipikirkan individu mengenai
diinginkan, meningkatkan kepuasan dan
dirinya sendiri. Pikiran individu tersebut
meningkatkan
belum tentu merupakan suatu pemikiran yang
Diharapkan dengan menggunakan metode
objektif mengenai keadaan yang dialami
tersebut
sebenarnya. Penyimpangan proses kognitif
berpikirnya yang selalu negatif. Topik
oleh Burns (1988) juga disebut dengan
penelitian ini dipilih karena dianggap sangat
distorsi
Burns
bermanfaat bagi semua kalangan yang selalu
merupakan pengembangan dari pendapat
berpikir negatif dan tidak rasional terhdap
Goldfried
yang
suatu hal atau masalah yang dihadapinya.
menyatakan bahwa reaksi emosional tidak
Sedangkan penelitian ini bertujuan untuk
menyenangkan yang dialami individu dapat
membantu klien dalam upaya menangani
digunakan sebagai tanda bahwa apa yang
permasalahan dan kebutuhan melalui proses
dipikirkan mengenai dirinya sendiri mungkin
pendampingan.
kognitif.
dan
Pemikiran
Davison
(1976)
kemampuan
klien
mampu
sosial.
merubah
cara
tidak rasional, untuk selanjutnya individu belajar membangun pikiran yang objektif dan
Metode (Methods), Hasil dan Pembahasan
rasional terhadap peristiwa yang dialami.
(Results and Discussion)
Bentuk-bentuk distorsi kognitif menurut
Setelah
itu praktikan
mngaitkan
Burns (1988) yaitu: Over Generalization,
masalah klien termasuk dalam masalah
Personalization, Dichotomous Thingking,
kognitif
Mind
dilakukan agar praktikan mampu untuk
Reading,
Magnificantio,
Hal tersebut sangat penting
Minimazation, Penalaran Emosional, Must
menentukan
Statement
Seperti
Treatment yang tepat untuk menyelesaikan
halnya klien yang memiliki masalah distorsi
masalah yang dimiliki oleh klien. Kemudian
kognitif. Maka untuk mencapai tujuan dalam
klien mulai memberikan suatu metode CRF,
proses konseling diperlukan teknik-teknik
karena metode intervensi tersebut dinilai
yang digunakan untuk pengubahan cara
sangat tepat bagi klien dan praktikan pada
berfikir. Salah satunya adalah Cognitive
saat itu.
dan
Ketergantungan.
Restructuring Form (CRF).
245
Plant
of
Treatment
dan
SHARE: SOCIAL WORK JURNAL
VOLUME: 6
NOMOR: 2
Penelitian ini berbasis pada metode
HALAMAN: 154 - 272
ISSN:2339 -0042 (p) ISSN: 2528-1577 (e)
hubungan individu di keluarga inti klien,
kognitif yang mempunyai masalah distorsi
sedangkan
kognitif. Hal ini dipilih karena permasalahan
melihat susunan keluarga klien.
yang
terjadi
pada
klien
permasalahan
kognitifnya.
melaksanakan
praktikum
termasuk
genogram
Setelah
digunakan
untuk
assessment selesai maka
Praktikan
praktikan langsung mengaitkan masalah
SMAN
klien termasuk dalam masalah kognitif. Hal
Jatinangor yang dilaksanakan sekitar ±3
tersebut sangat penting dilakukan agar
bulan dengan minimal 1 kali dalam seminggu
praktikan mampu untuk menentukan Plant of
pertemuan tatap muka langsung bersama
Treatment dan Treatment yang tepat untuk
klien. Subyek penelitian adalah salah satu
menyelesaikan masalah yang dimiliki klien.
di
murid kelas X yang direkomendasikan oleh
Dalam proses intervensi metode yang
guru BK SMA Negeri Jatinangor. Penggalian didapatkan
data
melalui
dan
digunakan adalah terapi kognitif informasi
interview
karena
masalah yang dimiliki klien adalah distorsi
yang
kognitif. Dalam program intervensi peneliti
menggunakan 3 instrumen, yaitu asesmen
menggunakan Cognitive Restructuring Form
keberfungsian sosial, ecomap dan genogram.
(CRF). Metode tersebut membantu klien
Asesmen keberfungsian klien digunakan
untuk merubah cara berpikirnya yang selalu
dengan menggali informasi dari klien, guru
negatif menjadi positif dalam menhadapi
BK dan teman-teman klien di sekolah dengan
suatu hal atau masalah. Berikut tahapan
tujuan untuk mengetahui keberfungsian klien
proses praktik yang telah dilakukan oleh
di lingkungan sekitarnya. Ecomap digunakan
praktikan
untuk memetakan masalah klien dan melihat
berlangsung.
selama
proses
praktikum
Tabel 1. Tahapan Proses Praktik Tanggal 1 April 2016 8 April 2016 15 April 2016 22 April 2016 29 April 2016 13 Mei 2016 27 Mei 2016 3 Juni 2016 10 Juni 2016 15 Juni 2016
Aktivitas Kontak awal dengan klien Inform Concent dengan klien Kontrak dengan klien Assessment 1 Assessment 2 Assessment 3 Plan of Treatment Treatment Terminasi Evaluasi
246
Tempat Ruang BK SMA Negeri Jatinangor Ruang BK SMA Negeri Jatinangor Ruang BK SMA Negeri Jatinangor Mesjid SMA Negeri Jatinangor Mesjid SMA Negeri Jatinangor Mesjid SMA Negeri Jatinangor Mesjid SMA Negeri Jatinangor Mesjid SMA Negeri Jatinangor Mesjid SMA Negeri Jatinangor Mesjid SMA Negeri Jatinangor
SHARE: SOCIAL WORK JURNAL
VOLUME: 6
NOMOR: 2
ISSN:2339 -0042 (p) ISSN: 2528-1577 (e)
HALAMAN: 154 - 272
Hasil dan Pembahasan (Results and
konseling di Mesjid SMA Negeri jatinangor.
Discussion)
Menurut klien mesjid tempat yang sepi saat
Lokasi dimana praktikan dan klien
itu dan membuat klien nyaman saat konseling
biasa bertemu adalah di SMAN Jatinangor,
berlangsung. Kemudian klien lebih bisa
tepatnya di mesjid sekolah. Hal ini didasari
leluasa untuk bercerita meskipun terkadang
dengan pertimbangan agar kami dapat
ada temannya yang mau beribadah solat.
bertemu dalam jam pelajaran BK. Karena
Sehingga klien sering merasa malu atau
praktikan melakukan sesi konseling saat
terkadang
adanya jadwal mata pelajaran BK di kelas
pikirannya terbagi-bagi antara bimbingan
klien. Hal ini didasari atas saran guru BK
dan melihat teman-temanya yang berada di
sekolah tersebut dan ditentukan oleh pihak
sekitar tempat klien berlangsung konseling.
sekolah yang tidak ingin terjadi suatu
Namun,
masalah jika siswanya dibimbing di luar
bimbingan konselingnya dilakukan melalui
sekolah. Praktikan dan klien melakukan
media sosial
terdiam
klien
dan
tetap
mengakibatkan
menyetujui
jika
Tabel 2. Kekurangan dan Kelebihan Klien
Nama
A.F
Aspek-aspek Kelebihan Kekurangan pribadi yang ingin di kembangkan - Bermain sepak bola -Suka bermain - Suka bolos -Tidak bermain -Mudah bergaul hingga larut sekolah hingga larut malam malam -Bermain hingga -Ingin lebih -Kurang bisa larut malam mengontrol dirinya mengatur -Bertengkar agar tidak emosian emosinya dengan ayahnya - Tidak sering bolos sekolah Masalah (Jika Ada)
Berdasarkan kesepakatan praktikan
kehidupannya dan menimbulkan dampak
dengan klien permasalahan yang akan
yang buruk. Salah satu dampaknya adalah
dibantu diselesaikan oleh pekerja sosial
prestasi akademik klien yang semakin
adalah mengurangi cara berfikir klien yang
menurun karena sering membolos. Klien pun
selalu negatif terhadap suatu masalah yang ia
menjadi tidak mempunyai hubungan yang
hadapi. Sifat tersebut sangat perlu untuk
harmonis dengan ayah dan kakak tirinya.
diperbaiki karena diakui oleh klien sifat
Klien ingin memperbaiki hubungan dengan
negatifnya tersebut sangat mempengaruhi
ayah dan kakak tirinya agar dia dapat 247
SHARE: SOCIAL WORK JURNAL
VOLUME: 6
NOMOR: 2
HALAMAN: 154 - 272
ISSN:2339 -0042 (p) ISSN: 2528-1577 (e)
bersama kembali dan saling menyapa ketika
sering memarahinya hingga dipukul dan
di rumah seperti sebelum masalah tersebut
mebanding-bandingkan
terjadi. Sebenarnya klien lebih memilih
kakak tirinya. Alasan penting praktikan
bermain dengan temannya hingga larut
memilih kasus ini untuk ditangani adalah
malam dibandingkan di rumahnya. Hal
karena distorsi kognitif atau kesalahan cara
tersebut terjadi
berpikir klien yang mempengaruhi perilaku
karena dia merasa tidak
nyaman ketika berada di rumahnya. Ayahnya
dirinya
dengan
klien.
Tabel 3. Cognitive Restructuring Form Yang Telah Diisi Oleh Klien Situasi/kejadian tulis secara ringkas kejadian FAKTUAL yang menimbulkan emosi yang tidak menyenangkan Ketika saya pulang bermain bersama teman hingga larut maalam ayah selalu memarahi saya dan menampar hingga memukul badan saya. Ketika saya bercerita kepada ayah, ayah tidak menanggapi yang saya ceritakan dan hanya terdiam
EMOSI Ditentukan: Sedih/cemas/m arah dll. Skor kadar emosi: 1-100%
Fikiran-fikiran otomatis self talk yang menyebabkan emosi
Tanggapan rasional/debat terhadap pemikiran otomatis
Respon emosional yang baru skor kadar emosi yang baru secara berurutan 0-100%
Marah : 90 % Kecewa : 78%
Pasti ayah menganggap saya adalah anak yang nakal karena selalu bermain hingga larut malam
Marah : 35% Kecewa :40 %
Cemas: 85% Marah : 65 %
Ayah pasti masih marah karena perilaku saya yang tetap pulang bermain selalu hingga larut malam
Mungkin ayah memberikan tamparan dan pukulan agar saya menjadi anak yang lebih baik dan patuh terhadap orangtua Mungkin ayah memperlakukan saya seperti itu agar saya lebih berpikirnya lebih dewasa dan tidak selalu mengulangi kesalahan yang pernah dilakukan. Mungkin ayah membandingkan saya dengan kakak tiri agar saya mampu berfikir untuk berperilaku menjadi anak yang lebih baik
Ayah selalu Marah : 93 % membandingKecewa : 85 % bandingkan saya dengan kakak tiri saya yang baik dan selalu patuh kepada orangtuanya
Ayah pasti lebih sayang terhadap kakak tiri saya dibandingkan dengan saya yang selalu tidak patuh terhadap orangtua 248
Cemas: 52 % Marah: 30 %
Marah : 45 % Kecewa : 30 %
SHARE: SOCIAL WORK JURNAL
VOLUME: 6
Guru selalu marah Kecewa : 75 % terhadap saya Malu : 86% ketika di sekolah Marah : 90 % dan selalu menyuruh saya ke ruangan BK karena perilaku saya yang selalu membolos
Keterangan : 1. Marah Marah sekali Marah biasa Marah sementara 2. Cemas Cemas sekali Cemas biasa Cemas sementara 3. Kecewa Kecewa sekali Kecewa biasa Kecewa sementara 4. Malu Malu sekali Malu biasa Kecewa sementara
NOMOR: 2
Pasti guru tidak senang dengan perilaku saya dan akan memberikan hukuman terhadap saya
HALAMAN: 154 - 272
ISSN:2339 -0042 (p) ISSN: 2528-1577 (e)
Mungkin guru BK Kecewa : 45 % memperlakukan Malu : 30 % saya seperti itu agar Marah : 53 % saya berfikirnya lebih baik dan bersyukur masih bisa bersekolah tidak seperti orang lain yang sulit untuk mengakses pendidikan dan tentu menjadi anak yang rajin sekolah dan patuh terhadap aturan yang ada di sekolah
: 65-100% : 45-65% : 1-45%
: 60-100% : 40-60% : 1-40%
: 70-100% : 40-70% : 1-40%
: 70-100% : 40-70% : 1-40 %
Setelah seminggu melakukan proses treatment, terlihat perkembangan yang cukup signifikan dalam diri klien. Klien lebih mampu berpikiran positif dan intensitas distorsi kognitif yang klien alami selama proses tretment semakin hari semakin menurun. Klien juga telah mampu mengganti kesalahan cara berpikirnya (distorsi kognitif) dengan pikiran-pikiran yang lebih positif.
249
SHARE: SOCIAL WORK JURNAL
VOLUME: 6
NOMOR: 2
Selama
Simpulan dnn Saran (Conclusion and
ISSN:2339 -0042 (p) ISSN: 2528-1577 (e)
HALAMAN: 154 - 272
proses
pendampingan
berlangsung klien sangat antusias untuk
Suggestion) Pada praktikum ini praktikan belajar
mengikuti rangkaian proses pendampingan
sebagai pendamping klien yang mempunyai
tersebut karena setelah klien menyadari
masalah distorsi kognitif atau kesalahan cara
masalah distorsi kognitifnya, klien bertekad
berpikir. Masalah tersebut diakui klien sejak
untuk mengatasi masalahnya tersebut. Klien
masuk SMA, klien mengira masalah tersebut
sadar apabila masalah ini tidak segera
tidak memengaruhi atau berdampak pada
diselesaikan maka akan sangat berpengaruh
perilaku dan kegiatan klien. Tapi, setelah
terhadap
proses pendampingan dengan praktikan, klien
treatment dilakukan, klien terlihat mengalami
sadar masalah tersebut telah mempengaruhi
perkembangan yang cukup baik. Setelah
proses berpikirnya sehingga berdampak pada
proses treatment yang dilakukan dengan
tiap hal yang ia lakukan. Kemudian dapat
metode Cognitive Restructuring Form, klien
mengganggu terhadap kehidupan seseorang
mengaku telah mampu melatih dirinya sendiri
dan juga akan berpengaruh terhadap beragam
untuk mengurangi distorsi kognitifnya. Klien
aktivitasnya dan berdampak pada perilakunya.
juga saat ini telah mampu memandang segala
Tahapan-tahapan selama praktikum
sesuatu dari sisi positif, meskipun kadang kala
mikro ini praktikan mulai dari proses kontak
klien juga berpikiran negatif. Namun. ketika ia
awal dengan klien, kemudian pendekatan
berpikiran negatif, ia secara langsung mampu
dengan klien atau kontak dan melakukan
mengubah pikiran negatifnya tersebut dengan
kontrak pendampingan dengan klien. Tahap
pikiran positif yang lebih positif.
selanjutnya dengan mencari informasi tentang
kehidupannya.
Dalam
proses
Setelah
proses
pendampingan
ini,
klien sampai menemukan masalah-masalah
praktikan mememukan bahwa klien memiliki
yang terjadi di diri klien. Selanjutnya
banyak potensi yang dapat ia kembangkan.
merumuskan mengenai permasalahan yang
Maka sangat disayangkan apabila potensi yang
dihadapi dan cara mengatasinya. Kemudian
klien miliki terbuang begitu saja akibat pikiran
dilanjutkan dengan melakukan assessment,
negatif yang dimiliki klien. Terlebih klien
plan of treatment, treatment, terminasi, dan
mempunyai potensi dalam olahraga sepakbola.
evaluasi. Karena permasalahan yang dihadapi
Maka potensi
klien ada pada distorsi kognitif, maka tahapan
dikembangkan sebaik mungkin. Praktikan
selanjutnya praktikan menggunakan Cognitif
memberikan saran kepada klien untuk lebih
Therapi yaitu metode Cognitif Restructuring
mengembangkan,
Form (CRF) lima kolom dalam proses
mengoptimalkan potensi apapun yang dimiliki
treatment. 250
yang klien miliki harus
memanfaatkan
dan
SHARE: SOCIAL WORK JURNAL
VOLUME: 6
NOMOR: 2
HALAMAN: 154 - 272
ISSN:2339 -0042 (p) ISSN: 2528-1577 (e)
klien karena hal tersebut dapat menjadi
Fian, Arie(2010). Teori kognitif
pendukung kesuksesan klien di masa depan.
Kartono, Kartini. 1988. Psikologi Remaja. Bandung : PT. Rosda Karya. Stenberg, Robert J. 2008. Psikologi Kognitif Edisi Keempat. Yogyakarta: Pustaka pelajar
DAFTAR PUSTAKA Dahar, Ratna Wilis. 2011. Teori-Teori Belajar & Pembelajaran. Jakarta: Erlangga
251