“Mencintai, adalah satu kata bermakna kompleks yang dapat mengubah seluruh hidup manusia. Mencintai adalah aku dan kamu. Dia dan orang lain. Mencintai seseorang adalah suatu rasa yang mana disaat kau mendengar nama orang kau cintai disebut, maka senyum mengembang akan terukir di wajahmu.” –Nisa Ayu Thayalisha Hadi
Dalam konteks kehidupan, tidak pernah terlewatkan sedetikpun tentang cinta. Sehampa apapun kita menjalani hidup, yang namanya cinta akan terus mengikuti. Merindukan seseorang itu tidak sesederhana dengan kita merasa resah dan mengatakan "Aku merindukanmu" Merelakan seseorang yang kita cintai itu tidak semudah dengan kita menahan nafas demi ternetralisirnya rasa gundah di hati kemudian menyibukkan diri untuk melupakan segalanya. Merelakan, itu artinya kau harus siap menanggung seluruh resiko yang akan menghampiri hidupmu satu persatu dan tanpa henti seiring jantungmu masih berdetak kencang. Berlaku adil itu kompleks, saat kau mengetahui dengan pasti akan adanya titik yang bertolakbelakang antara perasaan dan logika yang kau mainkan menjadi satu. Merindukan seseorang itu kompleks, saat kau merasa ingin bertemu dengannya dan pada kenyataannya kau tidak bisa. Mencintai juga kompleks, sebagaimana kau bertahan untuk tidak terjatuh, pada akhirnya akan terjatuh juga. Keberuntungan juga kompleks, aku mengambil dari sisi sederhana. Sederhananya, aku mengatakan keberuntungan pada diriku sendiri karena dapat menarik minat pria berwajah malaikat.
Sad 1 Nam Hyen Hyo Side Dunia memang tidak pernah memihak padaku. Tidak pernah. Mengingat keputusan yang telah dilakukan kelurganya 2 bulan lalu, membuat seluruh kesabaranku habis sampai ketitik kesabaran terkecil. Aku tau ini wajar, dan ini memang salahku. Tapi Tuhan, bisakah kau tidak memberiku azab seperti ini? Walaupun aku masih bisa hidup disampingnya, tapi tidak berarti cintanya yang akan dia berikan padaku akan sama utuhnya dengan cinta yang selalu dia berikan padaku selama ini. “Mianhae, Hyen-ah, maafkan aku. Ini bukan kehendakku. Percayalah aku hanya mencintaimu” aku terus menangis, menenggelamkan wajahku di dadanya yang lapang. Tangannya yang lebar mengelus rambut panjangku. Ia menyadarkan dagunya di atas kepalaku dan dapat ku rasakan air matanya juga jatuh menetes di puncak kepalaku. “Kau bagaikan udara bagiku, aku tidak bisa bernafas dengan normal tanpamu. Maka tetaplah disisiku, menjadi istriku yang baik dan terus berbakti” nadanya terdengar semakin lirih dan tenggelam dalam isakannya. Untuk saat ini, ya, untuk saat ini aku masih belum bisa menjawab. Belum bisa melontarkan semua yang aku inginkan, masih belum bisa menyatakan dengan lantang apa yang selalu dijeritkan oleh hatiku selama ini. “Hey, Nam Hyen Hyo, istri yang paling jelek sedunia!” “OPPA!” “Ya! Nanti rambutku tidak bagus lagi Hyen-ah!” Kenangan-kenangan indah itu selalu mengusik hati dan pikiranku. Terbayang, jika suatu hari nanti aku tidak bisa menikmati keindahan terindah dalam hidupku, apa aku masih mampu bertahan layaknya manusia yang sanggup berdiri tegak? Aku pasti sudah lumpuh, aku pasti tidak akan bisa tertawa ataupun menangis lagi. Aku pasti akan menjadi seperti mayat yang tidak bisa melakukan apapun. “Aku sangat mencintaimu sampai tidak bisa lepas dari genggamanmu, percayalah” ucap Kyuhyun lagi, semakin membuat air mataku deras terjatuh. “Seberat apapun masalah ini, aku pasti bisa melewatinya jika kau mendukungku. Dan percayalah, aku tidak akan pernah membagi cintaku pada siapapun. Hanya untukmu Hyen-ah, hanya untukmu” “Kau adalah anugerah terindah dalam hidupku. Kau tau? Sekalipun kepalaku sudah remuk di lindas oleh mobil truk, asalkan ada kau disampingku yang menyemangatiku, aku pasti masih bertahan hidup. Hanya untukmu, demi melihat wajah cantikmu”
Lagi-lagi kenangan manis itu terlintas begitu saja diotakku. Kejadiaan saat Kyuhyun kecelakaan dan aku menangis disampingnya. Kyuhyun mengatakan kata-kata yang begitu romantis terdengar di telingaku walaupun aku tau itu takkan mungkin terjadi. “Aku rela tidak makan sebulan asalkan kau selalu mengisi hari-hariku dengan seluruh cintamu Hyen-ah” “Oppa! Sejak kapan kau pintar menggombal?” “Seburuk apapun keadaanmu, kau tetap istriku. Istriku yang selalu kucintai, istriku yang paling cantik dan istriku yang selalu membuatku rindu dengan dekapanmu setiap saat” Kyuhyun mendorong tubuhku pelan, melepaskan pelukan ini. Tolong jangan lepaskan pelukan ini Kyuhyun, aku hanya tidak sanggup menerima kenyataan kalau ini akan menjadi pelukan terakhir dalam hidupku. Jerit batinku. Kyuhyun menyetarakan tingginya dengan tinggiku dan memegang kedua pipiku “Hyen-ah, lihat aku! Jangan menunduk dan jangan menangis” Kyuhyun memegang daguku dan mendongakkannya. “Hapus lah air matamu. Bukankah aku sudah pernah bilang padamu bahwa satu titik air mata yang jatuh dari pipimu sama dengan 1000 pedang yang menancap di hatiku? Kau ingin terus-terusan melukaiku? Kau ingin melukaiku sampai mati huh?” ketus Kyuhyun. Aku membuka mataku perlahan dan menatap Kyuhyun. Tuhan, jangan jadikan ini adalah hari terakhir aku bisa merasakan cinta tulus dari Kyuhyun. Batinku. “Kyuhyun.... aku... aku hanya...” aku menutup mulutku, tidak sanggup lagi berkatakata dan untuk kedua kalinya dia membawaku ke dalam pelukannya. “Jangan menangis Hyen-ah, jangan menangis ku mohon” rintih Kyuhyun. “Kyu... aku... maafkan aku” “Aku, sungguh aku tidak bisa merelakanmu sepenuhnya” ucapku terputus-putus. Sebisa mungkin aku mengeluarkan kalimat itu dengan jelas, namun nihil. Tetap saja suaraku tenggelam dengan isakanku. “Hyen-ah, apapun yang terjadi aku akan tetap mencintaimu. sekalipun dunia memisahkan kita berdua, kau tetap istriku. Sekalipun aku hilang ingatan permanen, percayalah, dihati ini tetap kau satu-satunya” Kyuhyun meyakinkan. Aku hanya mengangguk. Mencoba untuk mempercayai apa yang telah dikatakannya. Tuhan, semoga semuanya benar adanya. Semoga semuanya bukan bualan semata. 3 tahun aku selalu terlelap dalam mimpi indah, 3 tahun aku merasakan bagaimana rasanya hidup dengan orang yang ku cintai dan mencintaiku setulus hati, 3 tahun juga aku merasakan bagaimana rasanya berbagi kasih dengan seseorang. Namun 2 bulan terakhir ini, aku terbangun, aku terbangun dan aku melihat kenyataan yang begitu pahit sedang
menimpaku. Sesuatu yang membuatku terlonjak kaget dan menangis selama 2 bulan lamanya. Yang dulunya hari-hariku selalu terisi dengan senyuman dan hati yang gembira, sekarang tidak ada lagi, semuanya telah sirna. Hanya tangisan yang mampu menggantikan senyum diwajahku dan hanya kesakitanlah yang bisa menggantikan gembira dihatiku. Menerima kenyataan seperti ini membuatku muak untuk hidup. Bahkan jika aku bisa memilih, aku lebih memilih untuk mati saja daripada harus hidup di tengah ketersiksaan hati seperti ini. “Sudahlah. Lihat, ini sudah jam 8 malam. Make-up mu jadi luntur lagi! jasku juga jadi basah karna air matamu yeobo. Ayo kita berangkat! Sudah tidak ada waktu lagi. kau tetap cantik walaupun dengan keadaan natural seperti itu” Kyuhyun mengacak-ngacakkan rambutku singkat dan meninggalkanku yang masih banjir air mata di dalam kamar. Tuhan, jika aku bisa memohon untuk terakhir kalinya. Tolong jangan pernah memasukkan ‘sesuatu’ seperti ini kedalam hidupku. Ku mohon. Jadikanlah ini sebuah mimpi buruk untukku.