MENAHAN MARAH, MEMA’AFKAN, DAN BERBUAT BAIK ADALAH KESATUAN NILAI YANG MENDASARI KETAKWAAN Oleh : Asep Farhanil Ibad, S.Ag.
السلم عليكم ورحمة ال وبركاته ل إله إل ال وال، ال اكبر، ال اكبر، ال اكبر، ال اكبر، ال اكبر، ال اكبر، ال اكبر، ال اكبر،ال اكبر ال اكبر و ل الحمد، اكبر. ووفقنا فيه إلى العمال الصالحات التى سنها رسوله، الحمد ل الذى فرض على المؤمين صيام رمضان وأشهد أن محدا عبده، أشهد أن ل إله إل ال وحده ل شريك له الملك الحق المبين، الكريم المين اللهم صل وسلم على هذا النبي الكريم سيدنا محمد أشرف، ورسوله الذى أرسله رحمة للعا لمين فيا أيها الحاضرون ! اتقوا ال حق تقاته: أما بعد، وعلى آله وأصحابه وأمته أجمعين، النبياء والمرسلين وبادروا بالعمال الصالحات يرحمكم برحمته ويغفر لكم ذنوبكم ويدخلكم، ول تموتن إل وأنتم مسلمون جنة تجري من تحتها النهاروذلك الفوز العظيم. كم الذى خلقكمOاس اتقوا ربOها النO ياأي: أعوذ با ال من الشيطان الرجيم، قال ال تعالى في القرآن الكريم واتقوا ال الذى تساء لون به وال رحام، خلق منها زوجها وبث منهما رجال كثيرا ونسـاءOمن نفس واحدة و ال كان عليكم رقيباOإن. Hadirin Kaum Muslimin, Muslimat Jama’ah Idil Fitri Rahimakumullah ! Fajar 1 Syawwal 1429 H telah menyingsing di ufuk timur. Saat ini kita semua berada dihari yang agung. Hari ini Allah ’Azza wa Jalla memperlihatkan kemuliaan dan keagungan-Nya, dimana seluruh ummat TAUHID di segenap penjuru dunia bersedia untuk bangkit secara serentak menggemakan dan mengumandangkan kalimat takbir, tahlil, tahmid dan tasbih yang merupakan refleksi dan realisasi rasa syukur, sebagai ungkapan kesadaran, keyakinan serta merupakan panji-panji kemenangan dan kejayaan ummat Islam. Untuk itu, marilah kita panjatkan rasa syukur kita kepada Allah SWT. atas segala ni’mat yang telah diberikan-Nya kepada kita, terutama pada hari ini, setelah kita semua menyelesaikan ibadah puasa Ramadhan sebulan penuh, kita berkumpul di tempat sini duduk bersimpuh mengagungkan Asma-Nya, menyatakan dan mengakui kebesaran-Nya. Sungguh Maha Besar Allah yang kebesaran-Nya tidak tertandingi; Sungguh Maha Pemurah Allah yang nikmat-Nya tiada terhingga. وإن تعدوا نعمة ال ل تحصوها Kita bersyukur telah mampu menyelesaikan ibadah di bulan Ramadhan pada tahun ini, dan Insya Allah ibadah kita diterima oleh Allah sehingga kita menjadi orang-orang yang memperoleh keberuntungan, kebahagiaan dan menjadi orang-orang yang kembali kepada kesucian. Baginda Rasul SAW. telah menjanjikan bahwa orang-orang yang di siang hari bulan Ramadhan berpuasa, dan melaksanakan shalat di malam harinya dengan dasar iman dan mengharap keridoan Allah semata, maka akan diampuni dosa-dosanya, dia menjadi bersih dan suci kembali laksana bayi yang baru dilahirkan oleh ibunya.
من صامه وقامه إيمانا واحتسابا خرج من ذنوبه كيوم ولدته أمه Fitrah adalah yakni suatu potensi yang diberikan oleh Allah kepada setiap manusia sejak dilahirkan ke muka bumi ini; potensi yang bebas dari segala noda dan dosa, yang dengan potensi ini manusia mempunyai kecenderungan untuk beriman kepada Sang Khaliq dan untuk senantiasa berbuat baik. كل مولود يولد على الفطرة فأبواه يهودنه أو ينصرنه أو يمجسنه “Setiap anak terlahir dalam keadaam fitrah. Maka orangtuanyalah yang akan menjadikan dia yahudi, nasrani, dan atau majusi”. Fitrah bukan suatu keadaan diantara kebaikan dan kejahatan atau keburukan, akan tetapi fitrah adalah kekuatan yang berisi kecenderungan kepada kebaikan. Oleh karena itu, sebagian besar ulama berkeyakinan bahwa seseorang yang meninggal sebelum dia mukallaf maka dia akan masuk syurga dengan sebab fitrahnya yang belum ternodai oleh kesalahan dan dosa. Demikian pula, kalau kita mampu mempertahankan kondisi fitrah yang kita peroleh setelah berpuasa di bulan Ramadhan, pada saat kita dipanggil menghadap Allah ‘Azza wa Jalla, dengan kesalahan-kesalahan yang sudah terampunkan, kitapun akan sama seperti bayi yang memperoleh keridhaan dan syurga-Nya. Maka, alangkah gembira dan bahagianya orang-orang yang memperoleh derajat seperti ini, sebagaimana dikatakan Rasululullah SAW. bahwa bagi mereka orang yang berpuasa ada dua kegembiraan; yaitu kegembiraan ketika idul fitri dan kegembiraan ketika bertemu dengan Allah di akhirat nanti yang ketika itu orang-orang yang berpuasa termasuk golongan yang diistimewakan. للصائم فرحتان فرحة عند فطره وفرحة عند لقاء ربه. ال اكبر ال اكبر ال اكبر ول الحمد Hadirin Kaum Muslimin, Muslimat Jama’ah Idil Fitri Rahimakumullah ! Di pagi hari yang cerah ini, ketika kita mendengar takbir dikumandangkan, tahlil, tahmid dan tasbih serta puji-pujian kepada Allah dilantunkan, ada sebersit rasa haru dan penyesalan yang muncul di hati khususnya mereka yang telah ditinggal oleh kedua orang tua, sanak saudara atau orang-orang yang dicintai. Terbayang ketika mereka masih hidup, biasanya kita datang dan duduk bersimpuh di pangkuan ayah dan bunda seraya menyampaikan permohonan ampun serta maaf atas kesalahan dan kekhilafan kita sebagai anak yang terkadang berbuat dan berkata melukai hati mereka. Kita mengucapkan terima kasih atas pengorbanan yang mereka berikan kepada kita tanpa mengharap balas jasa. Sulit untuk kita lupakan perjuangan berat mereka menyayangi dan mendidik kita sewaktu masih kecil, terlalu besar pengorbanan mereka untuk kita abaikan. Oleh karenanya, di pagi hari yang fitri ini sudah seharusnya kita memanjatkan do’a kepada Allah SWT. untuk mereka. Ya Allah ya Rabbana, ampunilah dosa-dosa kami dan dosa kedua orangtua kami. Sayangilah mereka sebagaimana mereka menyayangi kami diwaktu kecil اللهم اغفر لنا ذنوبنا ولوا لدينا وارحمهما كما ربيانا صغارا Di hari raya Fitri seperti ini, kita juga biasanya saling berkunjung dan bersalam-salaman dengan sanak saudara, handai tolan, tetangga, teman-teman dan rekan-rekan kita untuk saling memaafkan kesalahan
dan melupakan segala ganjalan yang kemungkinan ada dalam hati. Kita rajut kembali tali persaudaraan yang pernah kusut diantara kita, kita bangun kembali keharmonisan yang pernah terusik diantara kita; kita pertebal kembali rasa kebersamaan yang pernah luntur diantara kita dengan mempererat Silaturrahim. Silaturrahim bukan sekedar bersentuhan tangan atau memohon maaf semata. Tetapi ada sesuatu yang lebih hakiki dari itu semua, yaitu aspek mental dan keluasan hati sesuai dengan asal kata dari silaturrahim itu sendiri, yaitu shilat atau washl, yang berarti menyambungkan atau menghimpun, dan ar-rahiim yang berarti kasih sayang. Makna menyambungkan menunjukkan sebuah proses aktif dari sesuatu yang asalnya tidak tersambung. Menghimpun mengandung makna sesuatu yang tercerai-berai dan berantakan menjadi bersatu dan utuh kembali. Kalau orang lain mengunjungi kita dan kita balas mengunjunginya, ini tidak memerlukan kekuatan mental yang tinggi. Boleh jadi kita melakukannya karena merasa malu atau merasa berhutang budi kepadanya. Namun, bila ada orang yang tidak pernah bersilaturrahim kepada kita, lalu dengan sengaja kita mengunjunginya walaupun harus menempuh jarak yang sangat jauh dan melelahkan, memerlukan pengorbanan yang tidak sedikit, baik waktu, tenaga dan materi, apalagi kalau kita bersilaturrahim kepada orang yang membenci kita, seseorang yang sangat menghindari pertemuan dengan kita, lalu kita mengupayakan diri untuk bertemu dengannya, maka inilah yang disebut silaturrahim yang sebenarnya. Hidup kita tidak akan tenang kalau silaturrahim terputus, karena dengan terputusnya silaturrahim, di dalam hati seseorang akan tersimpan kebenciaan dan rasa permusuhan. Apabila dalam suatu lingkungan masyarakat ada beberapa orang yang sudah tidak saling tegur sapa, saling menjauhi, di belakang sudah saling menohok, menggunjing, dan memfitnah, maka rahmat Allah akan jauh. Dalam skala yang lebih luas, dalam lingkup sebuah organisasi atau bahkan suatu negara, bila didalamnya sudah ada kelompok yang saling jegal, saling fitnah, atau saling menjatuhkan, maka dikhawatirkan bangsa dan negara akan hancur berantakan dan terputus dari rahmat serta pertolongan Allah SWT. Silaturrahim adalah kunci terbukanya rahmat dan pertolongan Allah SWT. Dengan terhubung dan terpeliharanya silaturrahim, maka ukhuwah Islamiyah akan terjalin dengan baik. Bagaimana pun besarnya umat Islam secara kuantitatif, sama sekali tidak akan ada artinya bila didalamnya tidak ada persatuan yang kokoh dan kerjasama satu sama lain untuk menyelesaikan permasalahan dan untuk taat berbakti kepada Allah. Sebagai umat yang besar, kaum muslimin diharuskan ada yang terjun ke dunia dan bidang politik, ekonomi, hukum, dan sebagainya, karena tanpa itu kita akan dipermainkan dan kepentingan kita tidak ternaungi secara legal didalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Namun demikian, berbagai kelompok yang ada harus dijadikan sarana berkompetisi untuk mencapai satu tujuan mulia, tidak saling menghancurkan dan berperang, bahkan lebih senang berkoalisi dalam arti positif dengan pihak lain. Sebagai umat yang taat, kita berkewajiban untuk mendukung segala kegiatan yang menyatukan langkah berbagai kelompok kaum muslimin dan mempererat tali persaudaraan diantara kita semua. ال اكبر ال اكبر ال اكبر ول الحمد
Hadirin Kaum Muslimin, Muslimat Jama’ah Idil Fitri Rahimakumullah ! Memaafkan orang lain yang telah berbuat sewenang-wenang terhadap kita merupakan suatu sikap yang paling mulia di dalam Islam. Sikap ini tidak akan bisa dilakukan kecuali oleh orang-orang yang bersih hatinya, dimana ia lebih menyukai kebaikan ketimbang membalas kejahatan orang lain. Dan lebih baik lagi dari ini adalah berbuat baik kepadanya setelah terlebih dahulu memaafkan kesalahannya. Ketika usai perang Uhud, Rasulullah SAW. menemukan jenazah pamannya tercinta, Hamzah bin Abdul Muthalib sudah dalam keadaan rusak. Beliau pun menjadi sangat sedih hingga wajahnya tertunduk dan Rasulullah pun menjadi teramat sangat marah hingga ia mengeluarkan sebuah janji bahwa akan membalas menganiaya kaum Quraisy dengan cara yang belum pernah manusia lakukan, padahal Rasulullah SAW. begitu kuat menahan siksaan berbagai perlakuan tidak baik dari kaum Quraisy bahkan memaafkannya. Tapi Allah kemudian menurunkan firman-Nya : وا^ن عاقبتم فعاقبوا بمثل ماعوقبتم به ولئن صبرتم لهوخيرللصا برين ''Dan jika kamu melakukan pembalasan, balaslah seperti yang mereka lakukan kepadamu. Tetapi jika kamu bersabar, maka kesabaranmu itu lebih baik bagimu”. وا صبروما صبرك ا^ل بال ول تحزن عليهم ول تك في ضيق مم_ا يمكرون Dan hendaklah kamu tabahkan hatimu, dan hendaklah ketabahan hatimu itu karena berpegang kepada Allah. Jangan pula kamu bersedih hati terhadap perbuatan mereka. Jangan pula kamu bersesak dada terhadap apa yang mereka rencanakan''. Nabi SAW. pun akhirnya mengumpulkan kaum Muslimin dan menyampaikan pidato yang berisi larangan melampiaskan amarah dan dendam dengan melakukan penganiayaan biadab terhadap mayatmayat musuh. Hadirin Kaum Muslimin, Muslimat Jama’ah Idil Fitri Rahimakumullah ! Dalam Islam, sikap menahan amarah mempunyai posisi dan peran yang sangat penting. Menahan amarah akan menjadikan seseorang sanggup menahan diri untuk tidak melakukan tindakan tercela dalam bentuk apapun. Menahan marah, memaafkan, dan berbuat baik adalah kesatuan nilai yang mendasari ketakwaan. Menahan marah saja tanpa memaafkan bukan ciri orang taqwa, tetapi ciri orang pendendam. Sikap menahan amarah merupakan salah satu karakteristik orang bertakwa yang dijanjikan oleh Allah SWT. sebagai penghuni syurga. Ini berarti bahwa ketakwaan seseorang dapat dilihat dari kemampuannya menahan amarah yang dapat merugikan orang lain. Orang yang mampu menahan amarah berarti ia telah mampu meleburkan dirinya ke dalam diri orang lain dan membuang jauh-jauh sifat egoisnya. Sejenak orang merasa lega setelah meluapkan amarahnya seperti halnya penderita sakit kepala yang minum obat analgesik, dan marah hanya dapat disembuhkan dengan memaafkan. Dale Carnegie, seorang penulis populer, saat menawarkan kiat untuk menghilangkan rasa cemas Dia berkata : "Kita tidak cukup suci untuk mencintai musuh-musuh kita. Tapi, demi kesehatan dan kebahagiaan kita, lupakan mereka dan maafkan mereka !"
Memang sudah menjadi tabiat manusia, tatkala hatinya disakiti, dia akan merasa sakit hati dan boleh jadi berujung dengan kedendaman. Walaupun demikian, bukan berarti kita harus dendam setiap kali ada yang menyakiti; Malah sebaliknya, jika kita didzalimi, maka do'akanlah orang-orang yang mendzalimi itu agar bertaubat dan menjadi orang shaleh. Mampukah kita melakukannya ? Sebetulnya sederhana sekali tekniknya, yaitu dengan cara bertanya pada diri kita sendiri : apa sih yang paling diinginkan dari sikap orang lain pada diri kita ketika kita berbuat salah ? Kita sangat berharap agar orang lain tidak murka kepada kita. Kita berharap agar orang lain bisa memberitahu kesalahan kita dengan cara bijaksana. Kita berharap agar orang lain bisa bersikap santun dalam menyikapi kesalahan kita. Kita sangat tidak ingin orang lain marah besar atau bahkan mempermalukan kita di depan umum. Kalaupun hukuman dijatuhkan, kita ingin agar hukuman itu dijatuhkan dengan adil dan penuh etika. Kita ingin diberi kesempatan untuk memperbaiki diri, kita juga ingin disemangati agar bisa berubah. Kalau keinginan-keinginan ini ada pada diri kita, mengapa ketika orang lain berbuat salah, kita malah mencaci maki, menghina, memvonis, memarahi, bahkan tidak jarang kita mendzalimi ? Nikmat Allah yang paling besar bagi manusia setelah iman dan Islam adalah nikmat dikaruniai-Nya maaf atau ampunan. Nikmat ini senantiasa diberikan Allah kepada setiap manusia, meski manusia terus menerus melakukan perbuatan dosa. Namun tentunya dengan sebuah catatan, bahwa manusia yang diberikan nikmat ini hanya manusia yang senantiasa menyadari setiap perbuatan dosanya, dan utuk itu dia memohon maaf kepada Allah SWT. Oleh karena itulah Allah kemudian memberi gelar diriNya AlAfwu, Yang Maha Pemaaf. Firman Allah : وتعفوا عن سوء فا^ن ال كان عفوا قديراbوتخفوه اbا^ن تبدوا خيرا ا "JIka kamu menyatakan sesuatu kebaikan, menyembunyikan, atau memaafkan sesuatu kesalahan (orang lain), maka sesungguhnya Allah Maha Pemaaf lagi Maha Kuasa". Lebih banyak kata pemaaf yang Allah tujukan buat memperlihatkan kebesaran-Nya, namun demikian ada sebuah ayat dalam Al-Qur'an yang menyeru kepada manusia untuk meniru salah satu sifat Allah tersebut. عرض عن الجاهلينbمربالمعروف واbخدالعفووا "Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang makruf, serta berpalinglah dari orangorang yang bodoh". ال اكبر ال اكبر ال اكبر ول الحمد Hadirin Kaum Muslimin, Muslimat Jama’ah Idil Fitri Rahimakumullah ! Memaafkan tidaklah mudah. Kata para sufi, memaafkan harus dilatih terus menerus. Sifat pemaaf tumbuh karena kedewasaan ruhani. Ia merupakan hasil perjuangan berat ketika kita mengendalikan kekuatan di antara dua kekuatan, pengecut dan pemberang. Sifat pemaaf menghiasi akhlak para nabi dan orang-orang shaleh. Ruhani mereka telah dipenuhi sifat Allah Yang Maha Pengampun (to err is human, but to forgive is divine). Maaf yang tulus lahir dari perkataan yang tulus kepada orang lain. Karena itu untuk bisa memaafkan, kita harus memusatkan
perhatian kita kepada orang lain. Kita harus beralih dari pusat ego kepada posisi orang lain. Dari egoisme kepada altruisme, yang dalam Al-Qur'an orang-orang altruis disebut sebagai orang-orang yang berbuat baik. Nabi Muhammad SAW. sangat terkenal sebagai pemaaf; Beliau menyerahkan sorbannya sebagai tanda maafnya kepada Wahsyi, yang telah membunuh pamanda tercinta, Hamzah. Suatu ketika ‘Ali bin Husein sedang berwudhu, budaknya menjatuhkan wadah air ke atas kepalanya. Takut kalau sudah menyakiti tuannya, budak itu menggumamkan ayat “ والكاظنين اليظOrang-orang yang mampu mengen-dalikan amarahnya……….." Ali berkata, "Aku tahan marahku". Budak itu melanjutkan, "والع ا في ن ع ن الناس... Dan orang-orang yang memaafkan orang lain…...." Lalu Ali berkata, "Aku maafkan kamu." ^Selanjutnya budak itu menyelesaikan ayat seraya bergumam ا^ن ال يحب المحسنين.... "Sesung-guhnya Allah mencintai orang-orang yang berbuat baik". Ali pun berkata, "Aku merdekakan kamu". Menahan marah, memaafkan, dan berbuat baik harus dilakukan sekaligus. Allah menjelaskan bahwa ketiganya sebagai karakteristik orang taqwa sebagaiman dalam firman-Nya : نفسهم ذكرواال فاستغفروا لذنوبهم ومن يغفرالذنوب ا^ل ال ولم يصرواbوظلموا اbوالذين ا^ذا فعلوا فاحشة ا على ما فعلوا وهم يعلمون "Dan (juga) orang-orang yang apabila mengerjakan perbuatan keji atau menganiaya diri sendiri, mereka ingat akan Allah, lalu memohon ampun terhadap dosa-dosa mereka dan siapa lagi yang dapat mengampuni dosa selain dari pada Allah? dan mereka tidak meneruskan perbuatan kejinya itu, sedang mereka Mengetahui". Di akhir khutbah ini, Khatib mengajak untuk merenungkan nasihat Rasulullah SAW. kepada Abu Hurairah yang diriwayatkan oleh Imam Baihaqi sebagai berikut : : قال أبوا هريرة رضي ال عنه وما حسن الخلق يا رسول ال ؟ قال. يا أبا هريرة عليك بحسن الخلق وتعطي من حرمك، وتعفو عمن ظلمك، تصل من قطعك. Wahai Abu Hurairah, Engkau harus berakhlaq mulia ! Abu Hurairah bertanya, apakah yang dimaksud dengan akhlaq mulia itu wahai Rasul ? Nabipun menjawab : Engkau hubungkan silaturrahim dengan orang yang memutuskannya dari padamu, engkau ma’afkan orang yang berbuat zalim kepadamu, dan engkau beri sesuatu orang yang mengharamkanmu. Semoga ibadah kita di bulan Ramadhan tahun ini diterima oleh Allah Rabbul ‘Alamin dan menjadi momentum bagi kita semua untuk bercermin diri, bermuhasabah atas perilaku kita terhadap saudarasaudara kita selama ini. Mudah-mudahan kita termasuk golongan orang-orang yang senantiasa terbuka hatinya untuk menjalin, memelihara dan mempererat tali silaturrahim, demi terwujudnya umat yang bersatu padu di bawah naungan rahmat dan maghfirah Allah SWT. Ya Allah, baguskanlah perangai dan tingkah laku kami; Jauhkanlah kami dari perangai dan tingkah laku yang tercela. Amien ya Rabbal ‘Alamin. بارك ال لي ولكم في القرآن العظيم ونفعني وإياكم بما فيه من اليات والذكر الحكيم وتقبل مني ومنكم أقو ل قول ي هذ ا أستغفرا ل العظي م ل ي ولك م ولس ا ئرالمسلمين، تلوت ه إن ه ه و السمي ع العلي م
إنه جواد كريم رؤف رحيم، والمسلمات خطبة الثا نية ال اكبر كبيرا والحمد ل كثيرا وسبحان، ال اكبر، ال اكبر، ال اكبر، ال اكبر، ال اكبر، ال اكبر،ال اكبر ل، وهزم الحجاب وحده، وأعز جنده، ونصر عبده، صدق وعده، ل إله إل ال وحده، ال بكرة وأصيل إله إل ال وال اكبر ال اكبر و ل الحمد يا ربنا لك الحمد، حمدا يوافي نعامه ويكا فئ مزيده، الحمد ل رب العالمين حمدا كثيرا طيبا مباركا فيه ، أشهد أن ل إله إل ال وحده ل شريك له، ولك الشكر كما ينبغي لجلله الكريم وعظيم سلطانه اللهم صل وسلم على رسوله الكريم سيدنا محمد وعلى آله وأصحابه، وأشهد أن محدا عبده ورسوله أوصيكم وإياي بتقوى ال وطاعته بامتثال أوامره واجتناب نواهيه، فيا عباد ال: أما بعد، وأمته. Hadirin Kaum Muslimin, Muslimat Jama’ah Idil Fitri Rahimakumullah ! Tidak jarang meminta maaf lebih sulit daripada mema’afkan. Bagi sebagian orang, meminta ma’af dianggap sebuah perbuatan yang merendahkan harga dirinya. Tidak menyadari, bahwa meminta ma’af adalah usaha penghapusan kesalahan pada manusia dan pengampunan dosa pada Yang Maha Kuasa. Tentu kita tidak ingin menjadi hamba yang dijauhi manusia karena sifat kita yang kikir dalam mema’afkan dan jauh dari Allah karena tidak meminta ma’af atas kesalahan. Untuk itu, kita semua patut merenungkan dan sekaligus mengamalkan do'a meminta ma’af Ali bin Husein dalam munajatnya kepada Allah sebagai berikut : -
Ya Allah !
-
Aku mohon ampun kepada-Mu;
-
Dihadapanku ada orang yang didzalimi, Aku tidak menolongnya;
-
Kepadaku ada orang yang berbuat baik, Aku tidak berterima kasih kepadanya;
-
Orang bersalah meminta ma’af kepadaku, Aku tidak mema’afkannya;
-
Orang susah memohon bantuan kepadaku, Aku tidak menghiraukannya;
-
Ada orang yang kusakiti dan aku bersalah kepadanya, Aku tidak meminta ma’af;
-
Ada hak orang mukmin dan muslim dalam diriku, Aku tidak memenuhinya;
-
Tampak di depanku ‘aib orang muslim, Aku tidak menutupinya;
-
Dihadapkan kepadaku dosa, Aku tidak menghindarinya;
-
Ilahi !
-
Aku mohon ampun dari semua kejelekan itu dan yang sejenis dengan itu;
Aku sungguh menyesal, biarlah itu menjadi peringatan agar aku tidak berbuat yang sama sesudahnya.
قال ال تعالى في القرآن الكريم ،أعوذ با ال من الشيطان الرجيم :إن ال وملئكته يصلون على النبي ،يا أيها الذين آمنوا صلوا عليه وسلموا تسليما .اللهم صل وسلم وبارك على محمد ،وعلى آل .محمد ،كما صليت وسلمت وباركت على إبراهيم ،وعلى آل إبراهيم ،في العالمين إنك حميد مزيد اللهم اغفر للمسلمين والمسلمات ،والمؤمنين والمؤمنات ،الحياء منهم والموات ،إنك سميع قريب مجيب دعوات ،يا قاضي الحاجات .اللهم أنت ربنا ل إله إل أنت خلقتنا ونحن عبادك ونحن على عهدك ووعدك مااستطعنا ،نعوذ بك من شر ما صنعنا ،نبؤ لك بنعمتك علينا ،ونبؤ بذنوبنا ،فاغفر لنا فإنه ل يغفر الذنوب إل أنت .ربنا اغفر لنا ذنوبنا ولوالدينا وارحمهما كما ربيانا صغارا .ربنا اغفر لنا ذنوبنا ولخواننا الذين سبقونا باليمان ،ول تجعل في قلوبنا غل للذين آمنوا ربنا إنك رؤف رحيم .اللهم ألف بين قلوبنا المؤمنين والمؤمنات ،وثبت أقدامنا على دينك وعلى طاعتك سبحانك إنا كنا من الظالمين .اللهم اجعلنا من الذين يفعلون ما أمرتنا به أن يوصل من الرحام ،ومن الذين أصلحوا بين إخوتهم المؤمنين .اللهم أصلح لنا ديننا الذي هو عصمة أمرنا ،وأصلح لنا دنيانا التي فيها معاشنا ،وأصلح لنا آخرتنا التي إليها معادنا ،واجعل الحياة زيادة لنا في كل خير ،واجعل الموت راحة لنا من كل شر .ربنا آتنا في الدنيا حسنة وفي الخرة حسنة وقنا عذاب النار ،سبحان ربك رب العزة عما يصفون وسلم على المرسلين .والحمد ل رب العالمين .والسلم عليكم ورحمة ال وبركاته