FAKULTAS Biologi | Universitas Jenderal Soedirman
MEMPERSIAPKAN EKOSISTEM MANGROVE PANTAI LOSARI (CIREBON) MENGHADAPI PEMANASAN GLOBAL Wahyu Budi Setyawan1, 2 Pusat Penelitian Oseanografi – LIPI, Jakarta Program Studi Teknik Geologi, FT Kebumian dan Energi, Univ Trisakti, Jakarta Email :
[email protected] 1
2
ABSTRAK Keberadaan ekosistem mangrove berkaitan erat dengan posisi muka laut, oleh karena itu, ekosistem mangrove sangat rentan terhadap perubahan muka laut. Hasil studi dari banyak peneliti memberikan gambaran bahwa kenaikan muka laut dan sedimentasi karena pemasanan global dapat menyebabkan kerusakan atau bahkan kepunahan mangrove di suatu kawasan pesisir tertentu. Studi ini memberikan gambaran tentang persiapan yang perlu dilakukan untuk mempertahankan ekosistem mangrove dalam rangka menghadapi efek pemanasan global dengan contoh kasus di pantai Losari di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat. Pantai mangrove di Losari bersifat sedimentasi. Mangrove hadir di tepi pantai sebagai suatu jalur tipis. Di sisi daratnya terdapat areal tambak dan di sisi lautnya rataan lumpur. Pengembangan areal tambak di kawasan ini dilakukan sangat agresif mengikuti laju sedimentasi lumpur dan ekspansi mangrove ke arah laut. Kegiatan pengembangan tambak yang demikian menyebabkan mangrove tidak dapat berkembang optimal di pantai tersebut. Berdasarkan hasil analisis terhadap kondisi ekosistem mangrove di pantai Losari saat ini, persiapan yang perlu dilakukan secara ekologis adalah (1) menghilangkan tekanan terhadap ekosistem mangrove yang ada sekarang yang berupa pengembangan tambak yang dilakukan secara ekspansif, dan (2) mempersiapkan kawasan di sebelah belakang zona mangrove saat ini sebagai kawasan bagi mangrove untuk mundur ketika merespon kenaikan muka laut. Sementara itu, berkaitan dengan masalah sedimentasi di pantai dan kawasan mangrove, menjaga suplai muatan sedimen ke laut dari darat melalui aliran sungai, minimal pada tingkatnya yang sekarang, merupakan hal yang penting, karena kekurangan suplai muatan sedimen dapat menyebabkan pantai mangrove berubah menjadi pantai yang tererosi, sedang bila kelebihan muatan sedimen dapat menyebabkan kematian mangrove. Kata kunci : mangrove, pantai mangrove, kenaikan muka laut, pemanasan global, Cirebon
PENDAHULUAN Keberadaan hutan mangrove atau ekosistem mangrove di kawasan pesisir atau tepi pantai memberi keuntungan ekologis termasuk menstabilkan garis pantai, mengurangi energi gelombang dan angin yang memukul ke pantai, mendukung perikanan pesisir melalui dukungan makanan yang langsung maupun tidak langsung dan memberikan habitat dan mendukung populasi kehidupan liar (Lewis III, 2005). Kehadiran mangrove di pantai berkaitan erat dengan posisi muka laut. Perubahan iklim global akan memberikan tekanan terhadap keberadaan mangrove di kawasan pesisir (Semeniuk, 1994; USGS, 2003) bahkan disebut sebagai yang
terbesar (Gilman et al., 2008; IUCN, 2008). Besarnya manfaat dari ekosistem mangrove tersebut telah mendorong banyak peneliti mengkaji tentang potensi dampak pemanasan global terhadap keberadaan mangrove (Semeniuk, 1994; Ellison, 200; Bird, 1992; Gilman et al., 2008). Gambaran skenario respon mangrove terhadap kenaikan muka laut oleh telah diberikan oleh Gilman et al. (2007). Pilihan adaptasi untuk mempertahankan keberadaan mangrove di kawasan pesisir juga telah diberikan oleh Gilman et al. (2008). Ekosistem mangrove di pantai Losari (Gambar 1), Kabupaten Cirebon, hadir di lingkungan delta Cisanggarung. Delta Cisanggarung
1
SEMINAR NASIONAL | Biodiversitas dan Bioteknologi Sumberdaya Akuatik
adalah delta yang masih berkembang (Setyawan et al. 2006). Meskipun demikian, mangrove di kawasan tersebut tidak dapat berkembang dengan baik karena mengalami tekanan oleh aktifitas pengembangan tambak yang terus berekspansi mengikuti perkembangan garis pantai (Setyawan et al., 2006). Dengan kondisi ekosistem mangrove
yang demikian itu, adalah pantas bila kita mempertanyakan tentang daya lentingnya dalam menghadapi perubahan pemanasan global. Makalah ini memberikan gambaran tentang apa yang perlu dilakukan untuk mempersiapkan ekosistem mangrove di kawasan tersebut agar dapat bertahan terhadap dampak negatif pemanasan global.
Gambar 1. Kawasan delta Cisanggarung dan titik lokasi pengamatan pantai mangrove di Losari, Kabupaten Cirebon.
KERANGKA PEMIKIRAN Salah satu skenario dampak pemanasan global terhadap kawasan pesisir adalah seperti yang digambarkan oleh Hopley (1992). Ia menyebutkan bahwa kenaikan muka laut adalah salah satu dampak primer
2
dan langsung dari pemanasan global yang bersifat menyeluruh dalam ruang dan waktu. Efek dari kenaikan muka laut terhadap kawasan pesisir meliputi: penggenangan lahan basah dan dataran rendah, erosi pantai dan intrusi air laut. Implikasi dari
FAKULTAS Biologi | Universitas Jenderal Soedirman
penggenangan adalah perubahan prisma pasangsurut dan implikasi dari erosi pantai adalah perubahan pola sedimentasi. Dampak sekunder dari pemanasan global terdiri dari peningkatan frekuensi dan intensitas badai, peningkatan curah hujan total dan intensitas hujan, dan peningkatan temperatur. Berkaitan dengan kondisi fisik lingkungan pesisir, efek dari peningkatan frekuensi dan peningkatan intensitas badai adalah memperhebat masalah yang berkaitan dengan kenaikan muka laut; sedang efek dari peningkatan curah hujan total dari intensitas hujan, selain memperhebat dampak dari kenaikan muka laut, juga merubah jaringan aliran sungai alamiah, yang mengarah ke peningkatan sedimentasi. (Hopley, 1992). Menurut Nicholls et al. (1999), lahan basah, termasuk kawasan mangrove, adalah lingkungan yang sangat peka terhadap perubahan muka laut karena lokasinya berkaitan erat dengan posisi muka laut. Dengan mengutip berbagai hasil penelitian, disebutkan bahwa lahan basah bukanlah bentang alam yang pasif. Bila muka laut naik, permukaan lahan basah juga akan naik secara vertikal karena peningkatan suplai sedimen dan material organik. Bila laju akresi vertikal sama dengan laju kenaikan muka laut, maka lahan basah tepi pantai akan tumbuh ke atas secara vertikal. Namun, bila laju akresi vertikalnya lebih kecil daripada laju kenaikan muka laut, maka maka lahan basah akan makin dalam secara relatif terhadap muka laut. Vegetasi di lahan basah yang tergenang itu akan mati. Kehilangan lahan basah karena tenggelam tersebut akan tergantikan oleh migrasi lahan basah ke arah darat. Berkaitan dengan migrasi lahan basah ke arah darat, dijelaskan bahwa hal itu tidak dapat terjadi bila ada tanggul di sepanjang pantai yang dibangun
untuk mencegah banjir di daerah pesisir. Dari skenario di atas tampak bahwa persoalan yang akan dihadapi oleh ekosistem mangrove yang berkaitan dengan pemanasan global adalah penggenangan, erosi pantai, dan sedimentasi, serta aktifitas manusia. Di dalam makalah ini, keempat hal tersebut akan dibahas berkaitan dengan daya lenting mangrove di pantai Losari dalam menghadapi pemanasan global, khususnya kenaikan muka laut. BAHAN DAN METODA Pendekatan yang dipakai untuk menentukan berbagai hal yang perlu dilakukan untuk mempersiapkan ekosistem mangrove menghadapi dampak pemanasan global terdiri dari tahap berikut: (1) pengamatan lapangan terhadap ekosistem mangrove, (2) mempelajari literatur yang berkaitan dengan kemungkinan respon mangrove terhadap pemanasan global, (3) melakukan analisa kemungkinan dampak pemanasan global terhadap ekosistem mangrove di daerah penelitian, atau kemungkinan respon ekosistem mangrove di daerah penelitian terhadap pemanasan global, dan (4) menentukan hal-hal yang perlu dilakukan untuk mempersiapkan ekosistem mangrove menghadapi pemanasan global. Pengamatan terhadap kondisi ekosistem mangrove di Losari, (Gambar 1) dilakukan pada tahun 2006, 2008 dan 2009. Hal-hal yang diamati meliputi kondisi geomorfologi, proses pantai dan aktifitas manusia. Untuk keperluan analisis kemungkinan penggenangan oleh kenaikan muka laut, dibuat profil pantai pada arah tegak lurus garis pantai dengan metode waterpass. Analisis penggenangan dilakukan dengan mempergunakan skenario kenaikan muka laut 0,5 meter (Bindoff et al. 2007) dan 0,8 meter dari IPCC (2001)
3
SEMINAR NASIONAL | Biodiversitas dan Bioteknologi Sumberdaya Akuatik
dan kenaikan muka laut setinggi 1,4 meter yang merupakan skenario terburuk bila kecenderungan sekarang terus berlanjut (Wheeler, 2007). HASIL DAN PEMBAHASAN Mangrove di Pantai Losari Pada citra satelit kawasan pesisir Cirebon (Gambar 2) terlihat delta Cisanggarung yang memiliki tiga sistem muara sungai yang berpola
radial. Pola seperti itu menunjukkan bahwa delta tersebut bersifat aktif atau berkembang (Wright, 1971). Berdasarkan bentuknya, delta ini termasuk delta tipe kaki burung (birdfoot delta) atau delta tipe Mississippi, menunjukkan bahwa delta ini adalah delta yang aktif berekspansi (Wright, 1971). Karakter delta yang berekspansi ini tampak di lapangan dengan kehadiran endapan lumpur di tepi pantai yang banyak ditumbuhi oleh anakan mangrove (Gambar 3).
Gambar 2. Citra satelit kawasan pasisir Cirtebon. Citra abu-abu diturunkan dari komposit warna 321.
Di bagian barat delta Cisanggarung ini, mangrove hadir tipis di tepi pantai. Dataran pantai di belakangnya merupakan kawasan tambak. Di depannya, atau pada arah sisi laut,
4
terdapat endapan lumpur dan yang ditumbuhi oleh anakan mangrove. Sedimentasi yang aktif dikawasan ini dimanfaatkan oleh penduduk untuk terus mengembangkan tambak ke
FAKULTAS Biologi | Universitas Jenderal Soedirman
arah laut mengikuti proses sedimentasi dan dengan memanfaatkan pertumbuhan mangrove di atas endapan lumpur (Gambar 3).
ditanam untuk memperkuat tanggul tambak, dan mangrove yang ”dipelihara” di sebagian kolam tambak yang akan ditebang bila tambak siap dioperasikan. Kondisi mangrove di Losari seperti digambarkan itu menunjukkan bahwa mangrove tersebut mengalami tekanan yang sangat berat oleh aktifitas manusia dalam bentuk pengembangan tambak. Potensi Dampak Pemanasan Global
Gambar 3. Endapan lumpur di tepi pantai yang ditumbuhi oleh anakan mangrove di Losari, Cirebon. Deretan mangrove ditanam untuk mempercepat sedimentasi lumpur. Diujung deretan mangrove tampak tanggul tambak yang baru dibuat.
Aktifitas pengembangan tambak yang sangat ekspansif ke arah laut dengan mengikuti proses pengendapan lumpur dan ekspansi mangrove ke arah laut menyebabkan mangrove tidak dapat berkembang dengan baik di kawasan ini. Di lapangan terlihat mangrove ”tumbuh alamiah” hanya ada di tepi pantai. Selain itu mangrove tumbuh di dua sisi tanggul-tanggul tambak yang
Kenaikan muka laut adalah dampak primer dari pemanasan global (Hopley, 1992). Dari profil pantai yang dibuat di daerah Losari (Gambar 4) dan hasil pengamatan lapangan pada saat laut pasang (Gambar 5) tampak bahwa pantai di daerah penelitian sangat rentan terhadap penggenangan karena kenaikan muka laut. Hal ini terlihat jelas dari perbandingan ketinggian tanggul tambak dan posisi muka laut pada saat pasang (Gambar 5). Kita dapat membayangkan, bila pada kondisi muka laut rata-rata sekarang keadaannya demikian, maka apabila posisi muka laut rata-rata kita naikan setinggi 0,5; 0,8 atau 1,4 meter, kurang lebih setinggi itu pula ketinggian air laut berada di atas tanggul. Bagi kawasan pesisir yang merupakan areal tambak seperti di pantai Losari ini, maka meninggikan tanggul tambak menjadi keharusan dan upaya tersebut harus diiringi dengan upaya memperkuat tanggul.
Gambar 4. Profil pantai Losari, Gambar 5, dengan berbagai skenario kenaikan muka laut (garis penuh) dan kondisi pasang tertinggi yang mungkin (1,1 meter, garis putus-putus).
5
SEMINAR NASIONAL | Biodiversitas dan Bioteknologi Sumberdaya Akuatik
terjadi melalui rekruitmen seedling dan reproduksi vegetatif seiring dengan terbentuknya habitat baru di bagian belakang zona mangrove karena penggenangan dan perubahan sedimen (Semeniuk, 1994). Secara visual, skenario respon mangrove terhadap kenaikan muka laut (Gambar 6) telah diberikan oleh Gilman et al. (2007). Gambar 5. Kondisi pantai Losari ketika laut dalam kondisi pasang. Keadaan tersebut membayangkan kondisi genangan pada berbagai skenario kenaikan muka laut.
Pengembangan tambak tepi pantai di pantai Losari sangat mengandalkan pada laju sedimentasi lumpur di tepi pantai. Endapan lumpur yang hadir tersebut kemudian dipakai sebagai bahan untuk membuat tanggul tambak. Dalam keadaan demikian, maka kenaikan muka laut yang menuntut upaya meninggikan tanggul tambak juga memerlukan suplai endapan sedimen lumpur yang lebih besar. Apabila kita berasumsi tidak terjadi peningkatan suplai muatan sedimen, konsekuensinya adalah terjadinya kekurangan endapan lumpur bagi tambaktambak yang ada sekarang. Akibatnya adalah kerusakan tambak karena penggenangan akan terjadi. Endapan lumpur yang terdapat di tepi pantai merupakan lahan bagi mangrove untuk berekspansi ke arah laut. Endapan lumpur tersebut berada di zona pasang surut. Bila terjadi kenaikan muka laut akan terjadi perubahan kedalaman air dan pergeseran zona pasang surut ke arah darat. Kenaikan muka laut akan menyebabkan substrat di bagian depan mangrove tererosi yang menyebabkan kematian mangrove (Ellison, 1993, 2000, Lewis III, 2005), dan terjadi migrasi mangrove pioner ke arah darat (Ellison, 2000). Migrasi mangrove ke arah darat juga dapat
6
Di pantai Losari kondisi seperti itu tidak dapat terjadi. Keberadaan tanggul tambak di tepi pantai telah menjadi pembatas bagi pergeseran zona pasang surut ke arah darat. Konsekuensi dari keadaan tersebut adalah dengan ketinggian kolom air di atas endapan lumpur di tepi pantai bertambah, maka energi gelombang dan arus juga meningkat yang akan menyebabkan laju pengendapan lumpur berkurang karena kondisi pengadukan air pada saat laut pasang meningkat. Keadaan tersebut akan mempengaruhi pertumbuhan mangrove tepi pantai. Ekspansi mangrove ke arah laut akan berkurang karena bertambahnya kedalaman kolom air sedang pergesesar ke arah belakang tidak mungkin terjadi karena adanya tambak. Dengan kondisi demikian, kemampuan mangrove untuk bertahan menjadi tanda tanya. Upaya yang Perlu Dilakukan Untuk kawasan pesisir Losari, hambatan yang dihadapi oleh pantai mangrove untuk menyesuaikan diri terhadap kenaikan muka laut adalah masalah tidak adanya ruang bagi mangrove untuk bergeser ke arah darat. Aktifitas pengembangan tambak di kawasan tersebut berlangsung sangat agresif, dan hanya menyisakan sedikit mangrove di bagian depan. Dengan adanya tambak-tambak di belakang mangrove itu, maka tertutup peluang bagi mangrove untuk berekspansi ke arah darat. Mangrove pioner tidak mungkin mundur lagi ke belakang karena terhalang tambak.
FAKULTAS Biologi | Universitas Jenderal Soedirman
Gambar 6. Skenario umum respon mangrove terhadap perubahan muka laut (Gilman et al., 2007).
Dalam kondisi demikian, mempersiapkan ekosistem mangrove di pantai Losari untuk menghadapi pemanasan global, khususnya kenaikan muka laut global berarti memberi peluang bagi mangrove yang ada sekarang untuk berkembang maksimal dan memberi ruang bagi mangrove untuk bergeser ke arah darat. Di pantai mangrove dengan aktifitas pengembangan tambak yang agresif, memberi
peluang bagi mangrove untuk berkembang maksimal berarti berhenti melakukan pengembangan tambak ke arah laut mengikuti pengendapan lumpur. Sementara itu, memberi ruang bagi mangrove untuk berkembang atau berekspansi ke arah belakang berarti membebaskan lahan di belakang pantai mangrove dari kegiatan pertambakan dan mempersiapkannya sebagai ruang bagi mangrove untuk berekspansi.
7
SEMINAR NASIONAL | Biodiversitas dan Bioteknologi Sumberdaya Akuatik
Terkait dengan ekspansi mangrove ke arah laut, menjaga suplai muatan sedimen ke laut dari darat melalui aliran sungai merupakan hal yang penting. Berkurangnya suplai muatan sedimen dari darat dapat merubah kondisi pantai sedimentasi menjadi erosi. Untuk kawasan pesisir Losari, menjaga suplai muatan sedimen dari darat melalui aliran sungai Cisanggarung adalah hal penting karena sistem aliran sungai Cisanggarung adalah sumber muatan sedimen yang utama. Apabila suplai muatan sedimen dari sungai Cisanggarung berkurang, misalnya karena pembangunan bendungan, dam, kanal-kanal pengendali banjir atau irigasi, maka dapat dipastikan bahwa hal itu dapat menyebabkan perubahan kondisi lingkungan di daerah studi dari lingkungan yang bersifat sedimentasi menjadi lingkungan yang bersifat erosi, dan hal itu dapat menyebabkan mangrove yang sekarang ada tererosi. Contoh kasus mengenai hal ini terdapat di Tanjung Pontang, Kabupaten Serang, Propinsi Banten menyusul penyodetan aliran sungai Ciujung dan Cidurian (Setyawan et al., 2003), atau di kawasan Delta Sungai Nil di Mesir menyusul pembangunan Bendungan Aswan (Frihy dan Dewidar, 2003; Frihy dan Lotfy, 1994). Berkaitan dengan aktifitas manusia yang mempengaruhi suplai muatan sedimen melalui aliran sungai, Ericson et al. (2006) telah merangkum berbagai hasil penelitian di berbagai lingkungan delta. Dari rangkuman tersebut dapat diketahui bahwa berbagai bentuk aktifitas manusia yang dapat menggangu suplai muatan sedimen ke laut melalui aliran sungai adalah: (1) pembangunan bendungan (reservoir, waduk), (2) pembangungan banyak dam, (3) pembangunan bangunan pengendalian banjir yang mencegah masuknya sedimen ke aliran sungai, (4) pengerukan sedimen dari aliran sungai, dan (5) pembangunan kanalkanal. Keadaan itu menunjukkan
8
bahwa pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS) dalam rangka menjaga suplai muatan sedimen ke laut perlu dilakukan. Pada persoalan pantai Losari ini, pengelolaan DAS Cisanggarung adalah hal penting, karena sedimentasi di pantai Losari merupakan bagian dari pertumbuhan delta Cisanggarung. KESIMPULAN Mangrove di pantai Losari, Cirebon berada di lingkungan yang sangat ideal bagi pertumbuhan mangrove. Kondisi sedimentasi di pantai tersebut memberi kesempatan bagi mangrove untuk terus berekspansi ke arah laut. Pada saat ini, tekanan yang terkuat yang dialami oleh mangrove di pantai tersebut adalah dari aktifitas pengembangan tambak yang sangat agresif mengikuti perkembangan mangrove dan proses sedimentasi di pantai. Kegiatan pengembangan tambak tersebut sekarang hanya menyisakan bagian depan dari ekosistem mangrove. Kenaikan muka laut adalah dampak primer dari pemanasan global. IPCC telah mempublikasikan beberapa skenario kenaikan muka laut karena pemanasan global. Morfologi pantai yang sangat rendah di pantai Losari menyebabkan pantai tersebutsangat berpotensi tergenang dengan skenario kenaikan dari IPCC tersebut. Keadaan tersebut berpotensi menyebabkan dampak yang baru bagi keberadaan mangrove di pantai Losari. Berdasarkan hasil analisi kondisi ekosistem mangrove di pantai Losari saat ini, hal yang perlu dilakukan untuk mempertahankan keberadaan mangrove, yang berkaitan dengan skenario kenaikan muka laut yang ada adalah memberikan kesempatan bagi mangrove untuk berkembang ke arah laut pada saat ini, dan mempersiapkan lahan di belakang zona mangrove sebagai ruang untuk ekspansi mangrove ke arah belakang.
FAKULTAS Biologi | Universitas Jenderal Soedirman
Berkaitan dengan kegiatan pengembangan tambak yang sekarang ada, memberikan kesempatan bagi mangrove untuk berkembang ke arah laut berarti menghentikan kegiatan pengembangan tambak yang ekspansif ke arah laut. Sedang memberi ruang di belakang zona mangrove berarti mempersiapkan kawasan tambak di belakang zona mangrove sebagai ruang yang disediakan untuk mangrove mundur bila terjadi kenaikan muka laut. Sementara itu, pengelolaan DAS Cisanggarung untuk menyediakan suplai muatan sedimen ke laut perlu dilakukan untuk mencegah defisit suplai muatan sedimen ke pantai Losari sehingga mangrove dapat tetap berekspansi ke laut. Studi neraca muatan sedimen di kawasan ini perlu dilakukan. Ucapan Terima Kasih Makalah ini merupakan sebagian dari hasil penelitian ”Studi Geomorfologi Pesisir Untuk Pengelolaan dan Pengembangan Wilayah Pesisir utara Pulau Jawa Bagian Tengah: wilayah Pesisir Cirebon, Tanjung Ujungtua – Losari” yang dibiayai oleh DIPA Pusat Penelitian Oseanografi – LIPI Tahun Anggaran 2006, dan kesempatan mengunjungi pantai Losari untuk melanjutkan program penelitian ”Dampak Pemanasan Global terhadap Kawasan Pesisir” dari Pusat penelitian Oseanografi – LIPI tahun anggaran 2008 dan 2009. PUSTAKA Bird, E.C.F., 1992. Effect of sea-level rise. In: M.L. Perry, M.B. de Rozari, A.L. Chong and S. Panich (eds.), The Potential Socio-Economic Effects of Climate Change in South-East Asia, 89-107. United Nation Environment Programme. Ellison, J.C., 2000. How South Pacific mangrove may respond to predicted climate change and sea-level rise. In: A. Gillespie and
W.C.G. Burns (eds.), Climate change in the South Pacific: impacts and responses in Australia, New Zealand and Small Island States, 289-301. Klewer Academic Publishers, The Netherlands. Ericson, J.P., Vorosmarty, C.J., Dingman, S.L., Ward, L.G. and Meybeck, M., 2006. Effective sealevel rise and deltas: causes of change and human dimension implications. Global and Planetary Change, 50, 63-82. Frihy, O.E. and Dewidar, K.M., 2003. Pattern of erosion/sedimentation, heavy metal concentration and grain size to interpret boundaries of littoral subcells of the Nile Delta, Egypt. Marine Geology, 199, 2743. Frihy, O.E. and Lotfy, M.F., 1994. Mineralogy and texture of beach sand in relation to erosion and accretion along the Rosetta Promontory of the Nile Delta, Egypt. Journal of Coastal Research, 10(3), 588-599. Gilman, E., Ellison, J. And Coleman, R., 2007. Assessment of mangrove response to projected relative sea-level rise and recent historical reconstruction of shoreline position. Environ Monit Assess, 124, 105-130. Gilman, E.L., Ellison, J., Duke, N.C. and Field, C., 2008. Threats to mangrove from climate and adaptation options. Aquatic Botany, doi: 10.1016/j.aquabot.2007.12.009. Hopley, D., 1992. Global change and coastline: assessment and mitigation planning. Journal of Southeast Asian Earth Sciences, 7, 5-15. IUCN, 2008. Sea-level rise may be the greatest threat to mangrove. [http://cms.iucn.org/search.cmf? uNewsID=1485]. Accessed: 29 April 2010. Lewis III, R.R., 2005. Ecological engineering for successful
9
SEMINAR NASIONAL | Biodiversitas dan Bioteknologi Sumberdaya Akuatik
management and restoration of mangrove forest. Ecological Engineering, 24, 403-418. Nicholls, N.J., Hoozemans, F.M.J. and Marchand, M., 1999. Increasing flood risk and wetland losses due to global sea-level rise: regional and global analyses. Global Environmental Change, 9, S69S87. Semeniuk, V., 1994. Predicting the effect of sea-level rise on mangrove in Northwestern Australia. Journal of Coastal Research, 10(4), 1050-1076. Setyawan, W.B., Hasanudin, M., Kusmanto, E., Winardi, Hasanudin, M. dan Ismail, M.F.A., 2006. Studi Geomorfologi Pesisir untuk Pengelolaan dan Pengembangan Wilayah Pesisir Utara Pulau Jawa Bagian Tengah: wilayah pesisir Cirebon, Tanjung Ujungtua-Losari, Laporan Akhir Penelitian, Program Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup Tahun
10
Anggaran 2006, Pusat Penelian Oseanografi - LIPI, Jakarta. Setyawan, W.B., Hasanudin, M., Winardi, Kusmanto, E., Witasari, Y. Dan Manik, J.M., 2003. Studi Karakteristik Garis Pantai Propinsi Banten: wilayah pesisir utara dari Tanjung Kait sampai Tanjung Pontang, Laporan Akhir Penelitian, Proyek Penelitian IPTEK Kelautan Tahun Anggaran 2003, Pusat Penelitian Oseanografi – LIPI, Jakarta. USGS, 2003. Predicting future mangrove forest migration in Everglades under rising sea level. [http://www.nwrc.usgs.gov/factsh ts/030-03.pdf]. Accessed: 29 April 2010. Wheeler, D., 2007. The IPCC debate on sea-level rise: critical stakes for poor countries. Center for Global Development. [http://blogs.cgdev.org/globalde velopment/2007/02/the-ipccdebate-on-sea-level-r.php]. Accessed: 11 April 2010.