MEMILIH METODE ASSESMENT DALAM MATAKULIAH PENERBITAN DAN PEMROGRAMAN WEB MENGGUNAKAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS
Migunani Program Studi Sistem Informasi STMIK PROVISI, Semarang
[email protected] Abstract This paper discusses how to choose the method of assessment or evaluation of students in a course of study publication and web programming using Analytical Hierarchy Process (AHP). AHP is a method to obtain the best solution from several alternatives for the solution by providing weighting pairwise comparison as the basis to establish an alternative choice with the best solution. With the principle of decomposition then the whole issue will be divided into sections so that the more simple problems become more structured. Further comparative study (comparative judgment) to analyze the value of the relative importance of the two components at a certain rate elements associated with the level above. Last to determine priority (priority judgment) through pairwise comparison matrix can be determined eigenvector values. With this method, a teacher would be helpful in determining the appropriate method to do the assessment or assessment of learning outcomes, so that assessment results in accordance with objective criteria based on competencies that are expected in the course of publication and web programming. Keywords: Assessment, Publishing and Web Programming, Analytical Hierarchy Process.
1.
Pendahuluan
Proses belajar mengajar merupakan aktivitas yang melibatkan pendidik dan peserta didik dalam proses penyampaian pengetahuan (knowledge), ketrampilan (skill) dan sikap (attitude) yang lebih dikenal dengan istilah kompetensi. Pada akhir proses belajar mengajar diharapkan peserta didik dapat menyerap materi dan menguasai praktek yang diajarkan. Pertanyaan berikutnya adalah bagaimana mengukur keberhasilan dalam proses belajar mengajar tersebut dalam konteks pemahaman dan daya serap peserta didik pada ketiga elemen kompetensi tersebut sehingga akan diperoleh gambaran yang lengkap dan objektif terhadap ketiga elemen yang berpengaruh dalam keberhasilan proses belajar mengajar. Melalui kriteria kompetensi diatas akan dibandingkan untuk memperoleh nilai bobot terbesar dengan mengelompokkan elemen-elemen menurut karakteristiknya secara umum yaitu konwledge, skill dan attitude. Perguruan tinggi terus berupaya untuk meningkatkan proses belajar mengajar sehingga menghasilkan lulusan yang memiliki kompetensi dibidangnya. Matakuliah teori dan praktek masingmasing memiliki tujuan instruksional dengan penekanan yang sedikit berbeda antara matakuliah teori dan matakuliah praktek. Bahwa matakuliah teori lebih ditekankan pada aspek penguasaan konsep dasar dan teori sementara matakuliah praktikum lebih ditekankan pada kemampuan (skill) dalam melakukan praktik secara langsung. Pada
kasus ini dipilih sebuah penilaian (asessment) untuk matakuliah penerbitan dan pemrograman web sehingga diperoleh alternatif penilaian melalui uji tertulis, uji praktikum atau melalui studi kasus. Alternatif penilaian dengan bobot tertinggi akan menjadi pertimbangan bagi dosen pengampu dalam melakukan evaluasi proses belajar mengajar untuk matakuliah penerbitan dan pemrograman web tersebut. Matakuliah ini tujuan instruksional yaitu penguasaan konsep pemrograman web dan penguasaan skill dalam membuat program dan publikasi web secara online. 2.
Pembahasan
Metode AHP memiliki tahapan-tahapan dalam analisis berbasiskan nilai angka antara 1 (satu) sampai angka 9 (sembilan) yang menunjukkan nilai bobot perbandingan berpasangan. Kriteria-kriteria dalam penilaian dan alternatif-alternatif solusi yang dapat digunakan masing-masing dibandingkan secara berpasangan. Tahapan analisis menggunakan metode AHP diawali dengan menetapkan tujuan yang hendak dicapai, menetapkan kriteria-kriteria dalam penilaian dan menetapkan alternatif-alternatif dalam penilaian peserta didik. Terdapat tiga prinsip dasar AHP, yaitu (Saaty, 1994) 1. Dekomposisi (Decomposition) Setelah persoalan didefinisikan, maka perlu dilakukan decomposition, yaitu memecah persoalan yang utuh menjadi unsur-unsurnya. Jika ingin
59
Jurnal Teknologi Informasi dan Komunikasi, ISSN:2087-0868, Volume 1 Nomor 1 Agustus 2010 mendapatkan hasil yang akurat, maka pemecahan terhadap unsur-unsurnya dilakukan hingga tidak memungkinkan dilakukan pemecahan lebih lanjut. Pemecahan tersebut akan menghasilkan beberapa tingkatan dari suatu persoalan. Oleh karena itu, proses analisis ini dinamakan hierarki (hierachy). 2. Penentuan Komparasi (Comparative Judgment) Prinsip ini membuat penilaian tentang kepentingan relatif dua elemen pada suatu tingkat tertentu yang berkaitan dengan tingkat di atasnya. Penilaian ini merupakan inti dari AHP karena berpengaruh terhadap prioritas elemen-elemen. Hasil penilaian ini tampak lebih baik bila disajikan dalam bentuk matriks perbandingan berpasangan (pairwise comparison). 3. Sintesis Prioritas (Synthesis of Priority) Dari setiap matriks pairwise comparison dapat ditentukan nilai eigenvector untuk mendapatkan prioritas daerah (local priority). Oleh karena matriks pairwise comparison terdapat pada setiap tingkat, maka global priority dapat diperoleh dengan melakukan sintesa di antara prioritas daerah. Prosedur melakukan sintesa berbeda menurut hierarki. Pengurutan elemen-elemen menurut kepentingan relatif melalui prosedur sintesa dinamakan priority setting. Tahapan-tahapan dalam AHP untuk memperoleh prioritas kriteria dan prioritas alternatif dan peringat alternatif adalah sebagai berikut : 1. Menentukan tujuan yang hendak dicapai yaitu penilaian dalam mata kuliah penerbitan dan pemrograman web. 2. Menentukan kriteria penilaian yang akan digunakan untuk mencapai tujuan yang terdiri dari pengetahuan (knowledge), ketrampilan (skill) dan sikap (attitude). 3. Menentukan alternatif yang akan dipilih berdasarkan kriteria diatas yang terdiri dari uji tertulis, uji praktikum dan studi kasus. 4. Membuat pohon hierarchy untuk berbagai kriteria dan alternatif keputusan yang ditentukan. Gambar pohon hirarki ditunjukkan pada gambar berikut :
alternatif yang ada. Melalui metode AHP, prioritas dari sederetan kriteria atau alternatif ditentukan dengan membandingkan masing-masing kriteria yang diberi bobot dari skala terendah hingga tertinggi yaitu dari 1 hingga 9. Secara relatif persepsi bahwa perbandingan antara alternatif satu dengan lainnya, manakah yang paling penting dan berapakah bobot untuk tingkat kepentinganya. Sehingga akan diperoleh nilai pembobotan dari setiap kriteria. Dalam AHP bobot perbandingan tersebut digambarkan seperti pada tabel berikut : Tabel 1. Bobot Perbandingan Tiap Alternatif
Matriks Pairwise Comparison Kriteria Penilaian Dalam Pecahan :
Matriks Pairwise Comparison Kriteria Penilaian Dalam Desimal :
6.
Membuat peringkat prioritas dari matriks pairwise dengan menentukan nilai eigenvector, dengan langkah-langkah sebagai berikut : a. Mengkuadratkan matriks perbandingan berpasangan (pairwise comparison). Mengkuadratkan Matriks Pairwise :
Gambar 1. Pohon hirarki 5.
Membuat matrik perbandingan berpasangan (pairwise comparison) Matriks membuat perbandingan berpasangan digunakan untuk memperoleh prioritas seluruh
60
b. Menjumlahkan setiap baris dari matriks hasil pengkuadratan selanjutnya di normalisasikan yaitu dengan membagi jumlah baris dengan total baris.
MEMILIH METODE ASSESMENT DALAM MATAKULIAH PENERBITAN DAN PEMROGRAMAN WEB MENGGUNAKAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS Pemeriksaan ulang nilai eigenvector dengan mengkuadratkan kembali matriks hasil pengkuadratan hingga diperoleh nilai eigenvector baru. Kemudian, bandingkan eigenvector pertama dan kedua. Jika di antara keduanya, tidak ada perubahan nilai atau hanya sedikit mengalami perubahan maka nilai eigenvector pertama sudah benar. Akan tetapi, jika sebaliknya, maka nilai eigenvector pertama masih salah dan diulang kembali hingga nilai eigenvector tidak berubah atau hanya sedikit mengalami perubahan. Menentukan nilai eigenfactor :
Matriks Perbandingan Berdasarkan Kriteria Skill
Sehingga Peringkat Kriteria Berdasarkan nilai Eigenfactor adalah :
7.
Menghitung peringkat alternatif dari matrik perbandingan berpasangan masing-masing alternatif dengan menentukan nilai eigenvector dari setiap alternatif. a. Membuat matriks perbandingan berpasangan setiap alternatif berdasarkan kriteria knowledge. b. Membuat matriks perbandingan berpasangan setiap alternatif berdasarkan kriteria skill. c. Membuat matriks perbandingan berpasangan setiap alternatif berdasarkan kriteria attitude.
Matriks Perbandingan Knowledge
Berdasarkan
Matriks Perbandingan Berdasarkan Kriteria Attitude
Kriteria
61
Jurnal Teknologi Informasi dan Komunikasi, ISSN:2087-0868, Volume 1 Nomor 1 Agustus 2010 Peringkat Kriteria Berdasarkan nilai Eigenfactor adalah :
8.
Menghitung peringkat alternatif ditentukan dengan mengalikan nilai eigenvector alternatif dengan nilai eigenvector kriteria.
Vektor Jumlah Tertimbang (VJT) :
Peringkat Alternative Dengan mengalikan nilai eigenvector alternative dengan nilai eigenvector kriteria
Hasil Perkalian Matriks
Vektor Konsistensi (VK) :
Hasil perhitungan dangan metode AHP untuk pendukung keputusan bagi dosen dalam memberikan penilaian matakuliah Penerbitan dan Pemrograman Web prosentase penilaianya sebagai berikut 12,55% Uji Tertulis, 19,95% Uji Praktek dan 67.50% Studi Kasus 9.
Menentukan rasio konsistensi dengan menentukan terlebih dahulu nilai weighted sum vector (WSV) yang diperoleh dengan mengalikan nilai faktor evaluasi (eigenvector) dengan matriks perbandingan berpasangan awal kemudian dijumlahkan setiap barisnya. Selanjutnya untuk consistency vector (CV) diperoleh dengan membagi nilai weighted sum vector dengan nilai faktor evaluasi yang diperoleh sebelumnya. Dengan AHP kemungkinan terjadi adanya inkonsistensi dengan menyediakan ukuran inkonsistensi penilaian. Ukuran ini sebagai elemen penting dalam proses penentuan prioritas. Semakin besar rasio konsistensi, maka semakin tidak konsisten. rasio konsistensi yang acceptable adalah kurang dari atau sama dengan 10 persen, meskipun dalam kasus tertentu rasio konsistensi yang lebih besar dari 10 persen dapat dianggap acceptable (Forman dan Selly, 2001).
Matrik Pairwise Komparison Untuk Kriteria
62
10. Menentukan nilai lambda () dan consistency index (CI) sebelum menghitung consistency ratio (CR).
CV n
............................................... (1)
= (3,1173+ 3,1207 + 3,0858) / 3 = 3,1079 CI
n n 1
............................................... (2)
CI = (3,1079 – 3) / 3 – 1 CI = 0,0540
CR
CI RI
................................................. (3)
CR = 0,0540 / 0,58 CR = 0,0930 (9,3% = Acceptable) Dimana : = Nilai rata-rata vektor consistency CV = Consistency Vector n = Jumlah faktor yang sedang dibandingkan CI = Consistency Index RI = Random Index CR = Consistency Ratio
MEMILIH METODE ASSESMENT DALAM MATAKULIAH PENERBITAN DAN PEMROGRAMAN WEB MENGGUNAKAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (decomposition), penentuan komparasi Indeks Random pada Berbagai Jumlah Alternatif (comparative judgment) dan sintesis prioritas (Synthesis of Priority) sehingga harus melibatkan Jumlah Alternatif yang Indeks Random beberapa responden dan dihitung rata-rata geometri Diperbandingkan (n) (IR) dari jumlah responden yang memberikan nilai bobot. 2 0,00 3 0,58 Daftar Pustaka: 4 0,90 5 1,12 ___________, Modul 6 : Proses Hirarki Analitik, 6 1,24 Diakses 12 April 2009. 7 1,32 8 1,41 Latifah, Siti, Prinsip-Prinsip Dasar AHP, e-USU Repository, Universitas Sumatara Utara. 3. Kesimpulan Analytic Hierarchy Process atau AHP akhirnya dapat memberikan jawaban terhadap pilihan terbaik metode penilaian (assesment) dalam matakuliah penerbitan dan pemrograman web. Namun demikian metode analytical hirarcy process tetap saja memiliki kelemahan dan juga syarat agar hasil analisanya dan proses analisanya dapat dipertanggung jawabkan. Bahwa dalam metode AHP pembuat keputusan haruslah seseorang yang secara langsung terlibat dan memahami permasalahan didukung dengan informasi-informasi akurat yang berkaitan erat dengan permasalahan. Kelemahan lain yang dimiliki oleh analisa AHP adalah unsur subjektifitas dalam proses dekomposisi
Raymond McLeod, Jr., 1998, Management Information Systems, 7th Edition, Prentice Hall. Saaty, T.L., 1980, The Analytic Hierarchy Process, McGraw-Hill, New York. Saaty, T.L., 1994, Fundamentals of Decision Making and Priority Theory with the Analytic Hierarchy Process, Pittsburgh PA, RWS Publications. Sudarsono, E, Tintri, Penerapan AHP Untuk Pemilihan Metode Audit PDE oleh Auditor Internal, Jurnal ISSN : 1411-6286, Universitas Gunadarma.
63