MEMBELAJARKAN PESERTA DIDIK UNTUK MEMBACA CEPAT Syamsul Alam Widyaiswara LPMP Sulawesi Selatan Abstrak: Membaca merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang dilakukan dengan tujuan memperoleh pemahaman yang bersifat menyeluruh tentang bacaan yang dibaca. Oleh karena itu, dalam pengajaran bahasa yang dilakukan di sekolah, peserta didik diarahkan untuk dapat membaca cepat. Membaca cepat berarti cepat membaca bacaan dan memahami isi bacaan yang dibaca. Kegiatan membaca yang demikian ini dapat digolongkan ke dalam kelompok membaca secara efektif dan efisien. Kata Kunci: membaca cepat, memahami makna bacaan,
PENDAHULUAN Pada hakikatnya, pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah bertujuan untuk mengembangkan keterampilan peserta didik berbahasa Indonesia, baik secara lisan maupun tertulis. Keterampilan berbahasa tersebut meliputi keterampilan mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Dengan perkataan lain, pembelajaran bahasa lebih diarahkan pada pembinaan keterampilan berkomunikasi (lisan dan tulis) dalam berbagai situasi, baik situasi resmi maupun situasi santai. Kemampuan membaca sebagai salah satu aspek keterampilan berbahasa harus dimuliki oleh peserta didik. Keterampilan membaca tersebut bermanfaat bagi kepentingan pengembangan diri peserta didik untuk terjun ke masyarakat atau melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Hal inilah yang mendasari pentingnya mengembangkan keterampilan dalam membaca cepat bagi peserta didik. Dalam tulisan ini dibahas mengenai kegiatan membaca cepat dan penilaian kecepatan efektif membaca (KEM). http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=352:membacacepat&catid=42:ebuletin&Itemid=215
Artikel E-Buletin Edisi Maret 2015 ISSN. 2355-3189
PEMBAHASAN Membaca merupakan salah satu keterampilan berbahasa selain menyimak, berbicara, dan menulis. Menurut Hodgson (dalam Tarigan 1985:7) bahwa membaca ialah suatu proses yang dilakukan untuk memperoleh pesan yang disampaikan penulis melalui media bahasa tulis. Selanjutnya, menurut Harras (dalam Ariani, 2004:3) membaca merupakan proses pengelolaan bacaan secara kritis, kreatif yang dilakukan dengan tujuan memperoleh pemahaman yang bersifat menyeluruh tentang bacaan itu. Dalam dunia pendidikan, aktivitas dan tugas membaca merupakan suatu hal yang tak dapat ditawar-tawar. Sebagian besar pemerolehan ilmu dilakukan siswa melalui aktivitas membaca. Keberhasilan studi seseorang akan sangat ditentukan oleh kemampuan dan kemauan membaca berbagai masalah. Oleh karena itu, pengajaran bahasa yang mempunyai tugas membina dan meningkatkan kemampuan membaca para peserta didik. Tes kemampuan membaca dimaksudkan untuk mengukur tingkat kemampuan kognitif peserta untuk memahami wacana tertulis (Nurgiantoro, 2001:254). Dengan penggunaan tes kemampuan membaca ini, dapat diketahui penguasaan keterampilan membaca peserta didik. Membaca Cepat Membaca cepat merupakan kegiatan membaca yang dilakukan secara cepat disertai dengan pemahaman isi bacaan (Ariani, 2004:8-12). Dengan perkataan lain, membaca cepat adalah membaca secara cepat dengan tidak mengabaikan pemahaman terhadap isi bacaan yang dibaca. Biasanya kecepatan membaca itu dikaitkan dengan tujuan membaca, keperluan, dan bahan bacaan.
http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=352:membacacepat&catid=42:ebuletin&Itemid=215
Artikel E-Buletin Edisi Maret 2015 ISSN. 2355-3189
Membaca cepat tidak hanya berarti cepat membaca bacaan, tetapi cepat membaca bacaan dan memahami isi bacaan yang dibaca. Kegiatan membaca seperti ini biasanya lebih dikenal dengan membaca efektif. Pembaca yang efektif dan kritis mengetahui hal yang perlu digali dari bacaan secara cepat, mengabaikan unsur-unsur yang kurang penting, serta membuang hal-hal yang tidak diperlukan. Membaca cepat dan efektif adalah membaca yang mengutamakan kecepatan dengan diikuti oleh peningkatan pemahaman. Sebagian orang terbukti dapat membaca cepat, tetapi tidak dapat mengingat hal yang dibacanya. Pembaca seperti ini mungkin sudah terbiasa sewaktu kecil membaca secara lambat. Ada juga pembaca yang secara cepat dapat membaca dan memahami dengan baik bacaan yang dibacanya. Pembaca yang demikian ini dapat digolongkan ke dalam kelompok pembaca yang dapat membaca secara efisien. Kegunaan Membaca Cepat Membaca cepat mempunyai banyak kegunaan. Kegunaan membaca cepat itu, antara lain (1) menghemat waktu; (2) menciptakan efisiensi; (3) semakin sedikit waktu diperlukan untuk hal-hal rutin, maka semakin banyak waktu yang tersedia untuk
mengerjakan hal-hal
lainnya;
(4) memiliki
nilai
yang
menyenangkan/menghibur; (5) memperluas cakrawala mental; (6) membantu berbicara secara efektif; (7) membantu menghadapi ujian/tes; (8) meningkatkan pemahaman; dan (9) menjamin peserta didik selalu memperoleh informasi yang mutakhir; dan (10) membaca cepat dapat dikatakan sebagai taksonomi mental. (Depdiknas, 2005: 7-10). Mengembangkan Kebiasaan Membaca yang Positif
http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=352:membacacepat&catid=42:ebuletin&Itemid=215
Artikel E-Buletin Edisi Maret 2015 ISSN. 2355-3189
Sikap dan minat merupakan unsur kunci motivasi. Jika guru telah menilai sikap dan minat peserta didik, guru siap menggunakan informasi tersebut untuk membuat keputusan pembelajaran yang dirancang untuk membantu memotivasi peserta didik agar mau membaca. Keputusan pembelajaran hendaknya mengarah pada sikap dan minat karena satu sama lain saling mempengaruh (Rahim, 2005:129). Sikap dan minat bisa juga dipengaruhi secara signifikan oleh konsep diri peserta didik. Sebagai contoh, peserta didik yang memandang diri sebagai peserta didik yang lamban mungkin mempunyai sikap yang negatif terhadap belajar membaca, tidak mengherankan mereka memandang tugas membaca bukanlah tugas menyenangkan karena mereka kurang percaya diri menyelesaikan tugas membaca yang diberikan kepada mereka (Enes, 1997 dalam Rahim, 2005:129). Strategi Pembelajaran Membaca Pembelajaran membaca dapat menggunakan pendekatan proses (Tomkins & Hoskisson, 1995 dalam Syamsi, 2000). Proses yang dimaksudkan adalah proses membaca. Penelitian Syamsi (2000) menyimpulkan bahwa pembelajaran membaca dengan menggunakan pendekatan proses dapat meningkatkan keterampilan membaca peserta didik. Menurut hasil penelitian Palmer dkk. (1994 dalam Syamsi, 2000) antara lain disebutkan bahwa peserta didik akan mendapatkan keuntungan jika proses, seperti proses membaca, diperagakan di hadapan peserta didik.
http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=352:membacacepat&catid=42:ebuletin&Itemid=215
Artikel E-Buletin Edisi Maret 2015 ISSN. 2355-3189
Adapun proses membaca meliputi persiapan untuk membaca, membaca, merespons, mengeksplorasi teks, dan memperluas interpretasi. Setiap tahapan kegiatan ini harus dilakukan secara baik dan berkesinambungan. Proses membaca tidak dimulai dengan membuka buku dan langsung membaca (Tomkins & Hoskisson, 1995 dalam Syamsi, 2000), tetapi melalui persiapan yang telah dibuat. Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam proses membaca adalah (1) memilih buku/bacaan, (2) menghubungkan buku/bacaan dengan pengalaman pribadi dan pengalaman membaca sebelumnya, (3) memprediksi isi buku/bacaan, dan (4) mengadakan tinjauan pendahuluan terhadap buku/bacaan. Pada tahap kedua dalam proses membaca, siswa membaca buku atau bacaan secara keseluruhan. Ada lima macam model membaca (Tomkins & Hoskisson, 1995 dalam Syamsi, 2000), yakni (1) membaca nyaring (reading aloud), (2) membaca bersama (shared reading), (3) membaca berpasangan (buddy reading), (4) membaca terbimbing (guided reading), dan (5) membaca bebas (independent reading). Kemampuan Mata dalam Membaca Cepat Mata memegang peranan yang sangat penting bagi manusia. Dengan menggunakan mata seseorang dapat membaca. Menurut Tampubolon (1987:1619) secara umum, peranan mata yang dimaksudkan adalah menerima stimulus dari bacaan dan meneruskannya ke otak untuk diproses. Terkait dengan hal tersebut, ada dua aspek pokok yang perlu diperhatikan, yaitu penerimaan stimulus dan gerakan mata.
http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=352:membacacepat&catid=42:ebuletin&Itemid=215
Artikel E-Buletin Edisi Maret 2015 ISSN. 2355-3189
Sinar yang terpantul dari huruf-huruf bacaan adalah stimulus yang memasuki bagian mata yang bening yang disebut kornea. Sinar-sinar itu masuk ke anak mata (pupil) yang terdapat pada iris, selanjutnya memasuki lensa dan terus memfokus ke bagian belakang mata yang disebut retina yang terdiri atas ikatanikatan syaraf optik. Pemfokusan terjadi pada bagian retina yang sangat sensitif yang disebut fovea. Pada fovea inilah terbentuk citra huruf-huruf bacaan. Citra itu terus ke otak visual melalui saraf-saraf optik untuk diproses. Pada waktu itulah terjadi penglihatan. Sewaktu membaca huruf Latin, mata bergerak mengikuti baris-baris bacaan dari kiri ke kanan dan dari kiri ke kanan dengan gerakan terhenti-henti. Pada saat berhenti, mata mengadakan fiksasi (pemusatan penglihatan) dan pada waktu itulah citra huruf bacaan terbentuk pada fovea dan informasi dari bacaan diserap. Penilaian KEM Penilaian dalam membaca cepat
hanya penilaian cepatnya membaca
bacaan, tetapi juga memahami isi bacaan yang dibaca. Penilaian ini dinamakan penilaian KEM (Kecepatan Efektif Membaca). Mekanisme pelaksanaan penilaian KEM dipaparkan berikut ini. a. Menentukan peserta didik yang berperan sebagai pembaca atau juri dalam penilaian ini. Tugas pembaca adalah membaca teks dengan kecepatan yang sesuai dan menjawab pertanyaan dari teks yang sudah ditentukan. Tugas juri adalah menyodorkan teks kepada pembaca, mencatat waktu, menyodorkan soal dari bacaan, dan mengoreksi serta menghitung KEM.
http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=352:membacacepat&catid=42:ebuletin&Itemid=215
Artikel E-Buletin Edisi Maret 2015 ISSN. 2355-3189
b. Pembaca hanya boleh membaca satu kali saja dari teks yang dibaca. Kalau pembaca membaca teks berulang kali, maka akan menambah/memperdalam waktu untuk membaca. Dengan demikian, akan mengurangi skor KEM pembaca. Juri akan mencatat waktu dengan cermat, dari menit sampai detik yang diperlukan untuk membaca oleh pembaca. c. Setelah selesai membaca, pembaca dapat meminta soal juri, dan juri menarik teks bacaan yang telah dibaca. Juri akan mencocokkan jawaban soal berdasarkan kunci yang sudah tersedia. d. Dengan data jumlah kata yang dibaca, waktu yang diperlukan untuk membaca, dan skor jawaban yang benar, juri dapat menghitung banyaknya skor KEM. Penghitungan KEM siswa dilakukan dengan menggunakan rumus berikut ini.
1)
K B --------- X ------- = Wm SI
2)
K B --------- (60) X ------- = Wd SI
... kpm
... kpm
Keterangan: K : jumlah kata yang dibaca Wm : waktu tempuh baca dalam satuan menit Wd : waktu tempuh dalam satuan detik B : skor perolehan SI : skor ideal (Depdiknas, 2005:39) Rumus yang digunakan dalam menghitung KEM ada macam. Dalam penelitian ini, hanya rumus kedua
yang digunakan dengan alasan bahwa
http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=352:membacacepat&catid=42:ebuletin&Itemid=215
Artikel E-Buletin Edisi Maret 2015 ISSN. 2355-3189
instrumen yang digunakan untuk menjaring data adalah wacana singkat yang secara terpisah pertanyaannya. Rumus kedua dalam menghitung KEM digunakan untuk wacana yang lebih panjang. PENUTUP Membaca merupakan proses pengelolaan bacaan secara kritis, kreatif yang dilakukan dengan tujuan memperoleh pemahaman yang bersifat menyeluruh tentang bacaan itu. Aktivitas dan tugas membaca merupakan suatu hal yang tak dapat ditawar-tawar sebab sebagian besar pemerolehan ilmu dilakukan siswa melalui aktivitas membaca. Keberhasilan studi seseorang akan sangat ditentukan oleh kemampuan dan kemauan membaca berbagai masalah. Membaca cepat merupakan kegiatan membaca yang dilakukan secara cepat disertai dengan pemahaman isi bacaan. Membaca cepat tidak hanya berarti cepat membaca bacaan, tetapi cepat membaca bacaan dan memahami isi bacaan yang dibaca. Dalam membaca cepat, mata memegang peranan yang sangat penting. Secara umum, mata menerima stimulus dari bacaan dan meneruskannya ke otak untuk diproses. Terkait dengan hal tersebut, ada dua aspek pokok yang perlu diperhatikan, yaitu penerimaan stimulus dan gerakan-gerakan mata. Oleh karena itu, dalam pembelajaran membaca, peran mata hendaknya dimaksimalkan agar peserta didik dapat menbaca cepat dan memahami materi bacaan yang dibacanya.
http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=352:membacacepat&catid=42:ebuletin&Itemid=215
Artikel E-Buletin Edisi Maret 2015 ISSN. 2355-3189
DAFTAR PUSTAKA Ariani, Farida. 2004. “Keterampilan Membaca,” Bahan Pentaran Instruktur Guru Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Pengembangan Penataran Guru Bahasa. Departemen Pendidikan Nasional. 2005. ”Pengembangan Kemampuan Membaca Cepat,” dalam Materi Pelatihan Terintegrasi Bahasa dan Sastra Indonesia. Jakarta: Depdiknas, Direktorat Pendidikan Dasar dan Menengah, Direktur Pendidikan Lanjutan Pertama. Nurgiyantoro, Burhan. 2001. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta. Nurhadi. 1987. Membaca Cepat dan Efektif. Malang: Sinar Baru Bandung YA 3 Malang. Rahim, Farida. 2005. Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar. Jakarta: Bumi Aksara. Syamsi, Kastam. 2000. “Metode Pengajaran Bahasa Indonesia,” Bahan Pelatihan Widyaiswara LPMP dan PPPPTK. Jakarta: Pusat Bahasa. Tampubolon. 1987. Kemampuan Membaca, Teknik Membaca Efektif dan Efisien. Bandung: Angkasa. Tarigan, Henry Guntur. 1985. Membaca Ekspresif. Bandung: Angkasa.
http://www.lpmpsulsel.net/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=352:membacacepat&catid=42:ebuletin&Itemid=215
Artikel E-Buletin Edisi Maret 2015 ISSN. 2355-3189