MEMBANGUN SISTEM SURVEILLANCE DI RUMAH SAKIT
Trisno Agung Wibowo
Mengapa Sistem Surveillance Menjadi Sangat penting ?
KETENTUAN World Health Organization (WHO)
Surveilens Epidemiologi merupakan syarat mutlak yang harus diselenggarakan Untuk mendukung upaya pemberan tasan atau penanggulangan penyakit menular /tidak menular atau kejadian di suatu daerah atau wilayah kerja tertentu
Kenyataan yang Ada ?
Masalah Kesehatan Masyarakat
Masa Lalu
Penyakit Infeksi dan Menular Menjadi Permasalahan Kesehatan Masyarakat
Saat ini Transisi Epide miologi emerging
-Penyakit Infeksi dan Menular - Penyakit Tidak Menular, Hor monal dan keganasan Menjadi Permasalahan Kesehatan Masyarakat
dan reemerging
BENCANA
?
BEBAN GANDA Masalah Kesehatan Masyarakat
Tunjtutan Mayarakat Tinggi Tentang Mutu Pelayanan
6
Infeksi Nosokomial DI RS Afrika : 40% WHO : 3 s/d 21 % (rata-rata =19%)
Surveilance penting !
Surveillance
Seharusnya
8
Kebiasaan
STANDAR PELAYANAN KESEHATAN di RS Pencatatan dan Pelaporan
Pencatatan Rekam Medik Rekam Medik menjelaskan keterangan / informasi yang cukup, akurat dan lengkap tentang :
Identitas (nama, tanggal lahir, jenis kelamin, alamat, pekerjaan) Anamnesa Perjalanan penyakit Hasil pemeriksaan klinis yang ditemukan Hasil pemeriksaan penunjang yang dilakukan Dokumentasi hasil pemeriksaan Diagnosis penyakit dan rencana terapi Terapi dan tindakan medik yang diberikan serta proses pengobatan Rujukan
Sumber Data Surveilens
Surveilans Epidemiologi ?
Surveilans Epidemiologi (SK.Menkes 1116 / 2003)
Kegiatan analisis secara sistematis dan terus menerus thd penyakit dan masalah-masalah kesehatan serta kondisi yang memperbesar risiko terjadinya peningkatan dan penularan penyakit serta masalah-masalah kesehatan tersebut agar dapat melakukan tindakan penanggulangan secara efektif dan efisien melalui proses pengumpulan data, pengolahan dan penyebaran informasi epidemiologi kepada penyelenggara program kesehatan.
Apa perbedaannya :
Surveilens Epidemiologi ?
Survey Epidemiologi ?
Surveilens Epidemiologi: Serangkaian kegiatan yang dimulai dari pengumpulan, pengo lahan, penyajian, analisis data penyakit / masalah kesehatan dan penyebarluasan luasan informasi kepada pihak lain yang membutuhkan secara terus menerus dan tepat waktu, untuk Kepentingan pengambilan keputusan.
Survey Epidemiologi: Serangkaian kegiatan yang dimulai dari pengumpulan, pengo lahan, penyajian, analisis data penyakit / masalah kesehatan dan penyebarluasan luasan informasi kepada pihak lain yang membutuhkan pada waktu tertentu, untuk kepentingan menjawab permasalahan suatu penyakit/masalah kesehatan .
Surveilens Epidemiologi: Serangkaian kegiatan yang dimulai dari pengumpulan, pengo lahan, penyajian, analisis data penyakit / masalah kesehatan dan penyebarluasan luasan informasi kepada pihak lain yang membutuhkan secara terus menerus dan tepat waktu, untuk Kepentingan pengambilan keputusan.
3 Hal Yang perlu diperhatikan : a. Serangkaian Proses. b. Terus Menerus. c. Tepat Waktu.
UNTUK PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Surveilens Epidemiologi
Pengumpulan
Pengolahan
Penyajian
Analisis
Penyebarlu asan informasi
- Terus Menerus -Tepat Waktu Pengambilan Keputusan (Sistem Kewaspadaan Dini)
Survey Epidemiologi: Serangkaian kegiatan yang dimulai dari pengumpulan, pengo lahan, penyajian, analisis data penyakit / masalah kesehatan dan penyebarluasan luasan informasi kepada pihak lain yang membutuhkan pada waktu tertentu, untuk kepentingan menjawab permasalahan suatu penyakit/masalah kesehatan . 2 Hal Yang perlu diperhatikan : a. Serangkaian Proses. b. Titik waktu tertentu.
UNTUK MENJAWAB PERMASALAHAN SUATU PENYAKIT
Tujuaan SE Tersedianya data dan informasi epid sebagai dasar manajemen kesehatan pengambilan keputusan dlm perencanaan, pelaksanaan, pemantauan, evaluasi prog kesehatan dan peningkatan kewaspadaan serta respon yg adekuat di semua tingkat administrasi kesehatan.
Pentingnya Sistem Surveilens
UNTUK SISTEM KEWASPADAAN DINI DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN SECARA TEPAT DAN DAPAT DIPERTANGGUNG JAWABKAN
Deteksi dan Response tanpa kesiapsiagaan Kasus awal
Reaksi lambat
Deteksi lambat
90 80 70 60 KASUS 50
Kesempatan penanggulangan
40 30 20
Hari
40
37
34
31
28
25
22
19
16
13
10
7
4
1
10 0
Deteksi dan Response Dengan Kesiapsiagaan Deteksi Dini
Response cepat
90 80
Potensi Kasus Terhindarkan
70 60 KASUS 50 40 30 20
Hari
40
37
34
31
28
25
22
19
16
13
10
7
4
1
10 0
- KESAKITAN - KEMATIAN - KUALITAS HIDUP (Keterpaparan Risiko)
Diperlukan Sistem Surveilens
DAMPAK
UKURAN FREKUENSI PENYAKIT DAN CARA PERHITUNGANNYA X Rumus = ------ x K Rumus umum Y 1. Angka Insidensi ( Incidence Rate Penyakit/IR ) Pembilang ( X )= Jumlah kasus baru penyakit tertentu disuatu wilayah dalam periode waktu tertentu. Penyebut (Y) = Populasi yang beresiko terkena penyakit pada wilayah dan periode waktu yang sama . Konstanta (K) = 10, 100, 1000, 100.000. Manfaat = 1. Potret maslah penyakit ttt. 2. Angka beberapa periode dpt digunakan unt memperkirakan kecenderungan dan fluktuasi penyakit. 3. Pemantauan evaluasi upaya pencegahan dan penanggulangan penyakit. 4. Perbndingan angka insiensi antar wilayah dan antar waktu. Interprestasi = Makin besar angka insidensi berarti makin besar masalah penyakit tsb.
2.Angka Prevalensi ( Prevalen Rate/ PR) Pembilang (X): Jumlah kasus lama dan baru penyakit ttt di wilayah ttt pada periode ttt. Penyebut (Y): Jumlah penduduk beresiko di wilayah ttt pada periode ttt. Konstanta (K): SDA Manfaat
: 1. Untuk mengetahui tingkat keganasan, durasi penyakit.
Interpretasi :1. Semakin tinggi prevalensi suatu penyakit, berarti penyakit tidak ganas. 2. Semakin rendah durasi penyakit semakin rendah angka prevalensi.
Hubungan antara IR dan PR ?
Baru ( IR) Baru ( IR)
………………….. ………………….. ………………….. L + B= PR ………………….. ………………….
PR Meningkat
………………….. L + B= PR ………………….. ………………….. ………………….. ………………….
Durasi (D)
PR Menurun Durasi (D)
PR = IR X D Atau P=IXD
Jenis-Jenis Surveilans Surveilans
Rutin Surveilans Sentinel Surveilans Khusus Studi Epidemiologi
Sumber data surveilens :
Laporan Kesakitan
Laporan Perawatan
Laporan Masyarakat
Laporan LS Terkait
- Puskesmas - RSUD - RSUP
- RSUD - RSUP - PHN
- PHN (Penemuan dini, perawatan di rumah) - Polda - Dinsos
1
Metoda Pengumpulan Data.
Sumber : Catatan hasil kegiatan Rumah Sakit yang terekam dalam sistem pencatatan dan pelaporan yang berlaku
Format Pengumpulan Data (yang telah disepakati
Pengumpulan data (terus Menerus).
CARA PENGOLAHAN DAN MENYAJIKAN DATA Penting
- Cepat - Tepat - Efektif, biaya rendah
Informasi
Pengambilan Keputusan
Cara pengolahan data
Kepentingan Diskripsi (Menggambarkan)
?
KECENDERUNGAN SENTRAL 1. Mean 2. Median 3. Modus PENYIMPANGAN (DISPERSI) 1. Rentang 2. Deviasi rata-rata 3. Variansi 4. Deviasi standar
Keuntungan Dan Kerugian Menggunakan Nilai Mean (rerata)
Mudah dikerjakan ? : 100.000, 200.000 , 500.0000, 700.000, 400.000 , ( Mean ; 380.000,-) Bila ada nilai ektrim ( Tinggi atau rendah akan tidak Menggambarkan kondisi yang sebenarnya)
100.000, 200.000 , 500.0000, 700.000, 40.000.000 , ( Mean ; 8. 300.000,-)
Median (nilai tengah ) Keuntungan : Mudah Dikerjakan) 100.000, 200.000 , 400.000 , 500.0000, 700.000,
Kerugian : Median sangat dipengaruhi oleh banyaknya frekuensi, bukan besarnya frekuensi 100.000, 200.000 , 400.000 , 500.0000, 700.000.000.000,100.000, 200.000 , 400.000 , 500.0000, 700.000, 700.000,450.000,-
Modus Keuntungan : Mudah Dikerjakan) Kerugian
: Akan tidak menggambarkan kondisi yang sebenarnya apabila jumlah sampel kecil dan variasinya banyak
100.000, 200.000 , 400.000 , 500.0000, 700.000,
Modus : ?
Indek Variabilitas
Range : Selisih Nilai Tertinggi dan Terendah 100.000, 200.000 , 400.000 , 500.0000, 700.000, Range ( 700.000 – 100.000) = 600.000.
Keuntungan : Mudah dikerjakan. Range
; Range yang besar menggambarkan menggambarkan nilai dalam populasi tidak merata ( Kesenjangan yang tinggi)
Mean Deviasi (rata-rata penyimpangan)
Rata-rata selisih nilai individu-individu dengan Nilai rerata populasi
100.000, 200.000 , 400.000 , 500.0000, 700.000, Mean : 380.000.
Mean Deviasi (rata-rata penyimpangan) Nilai
Rerata (380.000)
Selisih
/ Selisih/
Mean Deviasi
100.000
- 280.000
280.000
200.000
-180.000
180.000
400.000
20.000
20.000
920.000 5
500.000
120.000
120.000
= 184.000
700.000
320.000
320.000
Total
920.000
Kekurangan : Menggunakan harga Mutlak
Standar Deviasi(Deviasi yang dibakukan) Nilai
Rerata (380.000)
Selisih
Kuadrat Dari selisih
100.000
- 280.000
78.400.000.000
200.000
-180.000
32.400.000.000
400.000
20.000
400.000.000
500.000
120.000
14.400.000.000
700.000
320.000
102.400.000.000
Total
Standart Deviasi
198.500.000.000
Kekurangan : Menggunakan harga Mutlak
Total 5
199.248
Standart Deviasi
Standar Deviasi muncul untuk mengatasi kelemahan ,mean Deviasi “ Dalam Standart Deviasi untuk menghilangkan tanda negatif” dilakukan pengkuadratan
Variansi = Kuadrat Standart Deviasi
39.699.765.504
Bagaimana Kenyataan di Lapangan ?
Masalah ?
2
PENGOLAHAN DATA HASIL KEGIATAN Data telah didiskripsikan, namun perlu Dipertajam diskripsi dalam nilai-nilai tendensi sentral: Nilai Mak, Min, Range :Mean, Median, Modus. Belum Semua menyajikan data Penyakit/masalah kesehatan dalam :
Rate, ratio, Proporsi.
SYARAT MUTLAK MENGUKUR FREKUENSI PENYAKIT (MASALAH KESEHATAN)
RATE, RATIO, PROPORSI
Apa Perbedaan Ketiganya ?
1. Ratio
PENGUNAAN X Rumus umum : -----Y - X dan Y saling berbeda (pembilang tdk merupakan bagian dari penyebut). - Contoh sex ratio.
2. Proporsi
-
3. Rate
-
X merupakan bagian dari Y. Contoh proporsi penduduk berusia produktif di Kab Gunung kidul.
X menyatakan kejadian suatu peristiwa pada suatu periode waktu. - Y populasi yang beresiko untuk terkena suatu peristiwa pada suatu periode waktu. - Contoh : Insidens rate, Prevalens rate, CFR, CDR.
Kunjungan Jiwa di Seluruh Puskesmas Kabupaten Kulon Progo Tahun
Kunjungan Rawat Jalan Jiwa 343940 9464
Persentase (%) 2,75
Kunjungan Pasien Gangguan Jiwa Di Kab Kulon Progo Yogyakarta Tahun 2009 Berdasarkan Jenis Penyakit
No 1 2 3 4 5 6
Diagnosis Psikotik Neurotik Epilepsi Skizofrenia Retardasi Mental Gangguan kepribadian
(Periode : Jan s/d Mei 2009), dari 4 Puskesmas
Jumlah Abslt % 314 232 11 3 4 1 565
55,57 41,06 1,95 0,53 0,70 0,17 100,00
Proporsi Kasus Bunuh Diri di Kota Yogyakarta Berdasarkan Umur Tahun
Umur (Tahun)
2007
%
2008
%
< 15
0
0,00
0
0.00
15-45
5
62,5
4
66,70
45-50
1
12,5
1
0,00
>50
2
25,0
2
33,30
Total
8
100,0
7
100,0
PENYAJIAN DATA HASIL KEGIATAN
3
Data Disajikan Dalam Narasi, Tabel , Grafik
Masalah : Pemilihan grafik belum semuanya tepat, sehingga kurang informatif, yang dapat mengakibatkan kesalahan penarikan kesimpulan
Jenis-Jenis Diagram Dan Fungsinya Jenis
Ciri Variabel
Data/fungsi
Diagram batang (ver/Horizontal)
Kualitatif
Perbandingan
Diagram garis
Kuantitatif
Diagram komponen (pie diagram)
Kualitatif
Diagram (scatter plot)
kuantitatif
Data kecenderungan/ time series Komposisi kel, jml katagori tdk terlalu besar <6. Data korelasi dari dua titik var kontinue.
Sepuluh Besar Penyakit di RS Grhasia Tahun 2008 No
Kode
Golongan Sebab Sakit
Jenis Kelamin
L
P
Jml
1
F 20,F 21,F 23
Skizofrenia, gangguan skizotipal, psikotik akut dan sementara
504
374
878
2
F 25
Gangguan Skizoafektif
20
47
67
3
F 32,F 39
Episode depresif, gangguan depresif berulang, gangguan suasana perasaan (mood afektif)
12
10
22
4
F 70,F79
Retardasi mental
12
7
19
5
F 05-F06,F09F98
Gangguan hiperkinetik, perilaku, emosional atau fungsi sosial khas, gangguan “tic” dan gangguan mental emosional lainnya
10
3
13
6
F 30,F31
Episode Manik dan gangguan afektif bipolar
2
4
6
7
F 00- F 03
Dimensia
2
4
6
8
F 11
Gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan opioida
3
1
4
9
F 04,F07,F09
Sindrom amnesik, dan gangguan mental organik
2
1
3
10
F.43.1
Gangguan stres pasca trauma
1
1
2
Angka Kematian Balita Di Propinsi DIY Tahun 1971 s/d 2010 160 148
140 120 100 84
80 60
53
49
43
40
35
30
30
28
23
20 0
22
21
20
19
19
18
17
1971 1980 1990 1991 1992 1994 1997 1999 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010
Jumlah 148
84
53
49
43
35
30
30
28
Tahun
23
22
21
20
19
19
18
17
Prosentase pasien yang diperiksa dan yang sakit Tahun 2006 s/d 2008
80 70 60 50 40 30 20 10 0
2006 Diperiksa Sakit
2007
2008
X Kasus Penyakit Di RS X tahun T
20; 7%
14; 5%
50; 16%
20; 7% 32; 11%
34; 11%
23; 8%
40; 12% 30; 10%
Diare KKP
Campak Anemia
25; 8%
Malaria Dipteri
DBD Hipertensi
15; 5%
Typoid DM
TBC
OK
OK
Jumlah dan Jenis Tenaga Kesehatan Gigi
11; 22% 20; 39%
5; 10% 15; 29%
Perawat Gigi
D 3 AKG
S1 IKG
drg
4
Analisis Data
analisa deskriptif Semua data yang diperoleh disajikan dalam bentuk tabel, grafik ataupun bentuk pie
Dpt Diketahui : Rencana Kebutuhan Rumah Sakit
Obat Tenaga Sarana Akses Anggaran PSM Penanggulangan Penyakit dll
BAGAIMANA CARA MENGANALISIS DATA ?
Masalah Kesehatan : Penyakit/Kematian
1.ANALISIS PERBANDINGAN. 2.ANALISIS KECENDERUNGAN. 3.ANALISIS SEBAB AKIBAT
1. Analisis perbandingan dilaksanakan dengan : - Membandingkan antara standar program dan cakupan kegiatan.(Akan ditemukan masalah yang harus diselesaikan ).
2. Analisis Kecenderungan. - Didapatkan informasi kemungkinan hal-hal (Masalah Kesehatan) yang akan terjadi di masa yang akan datang. 3. Analisis Sebab-akibat Analisis yang bertujuan untuk mencari sebab-sebab timbulnya masalah kesehatan
Contoh :
Analisis Perbandingan
Target 1.
Tidak terjadi Infeksi Nosokomial di RS
Cakupan/Kenyataan 1.
Terjadi Infeksi Nosokomial
Mengapa ? ?
Dari Jawaban Mengapa : Diambil tindakan yang tepat untuk menyelesaikan Masalah.
Analisis Kecenderungan Kasus Bunuh Diri Di Propinsi DIY Per Bulan Tahun 2006 s/d 2008 10 Jumlah
8 6 4 2 0 Jan
Feb
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus September Oktober Nofember Desember
2006
6
2
7
3
4
4
4
7
9
3
5
3
2007
9
8
5
3
9
6
5
5
9
3
5
1
2008
6
5
4
4
5
6
Bulan 2006
2007
2008
Sumber : Polda DIY Catatan : Puncak kasus tahun 2006 dan 2007 pada bulan September (?), menurun pada bulan oktober s/d Desember
Jumlah Kasus Bunuh Diri Di Kota Yogyakarta Tahun 2007 dan 2008 8.5 8 7.5 7 6.5 Jml
Tahun 2007
Tahun 2008
8
7
Tahun
ANALISIS SEBAB AKIBAT
Diperlukan Kemapuan Statistika dan penguasaan teori
Bunuh Diri Di Kabupaten Gunung Kidul
Tahun
Umur
Mean
SD
Min
Max
2007
16
90
51,11
22,776
2008
16
90
49,76
25,616
Signifikansi
CI 95 %
0,000
43,6358,59
Pendekatan determinisme murni:
X
Y
Disebut dengan model kausasi tunggal (adanya penyebab X, mengakibatkan terjadinya akibat Y).
Pendekatan determinisme dengan modifikasi : Model kausasi majemuk: 1. Model segitiga epidemiologi. 2. jaring-jaring laba-laba. 3. Model roda.
KONSEP-KONSEP EPIDEMIOLOGIS PENYEBARAN PENYAKIT A. Pendekatan Epidemiologi 1. Pendekatan dengan model segitiga epidemiologi: Menggambarkan adanya interaksi antara,
Host (penjamu)
Agent (Agen Penyebab)
Environment (Lingkungan)
H
A = Sehat E H
A
= Sakit
E
A H
= Sakit E
2. Model Roda Lingkungan
Lingkungan Sosial
Manusia
Inti Genetik (keturunan)
Lingkungan Fisik Lingkungan Biologis
3. Model Jaring-Jaring (sarang laba-laba)
F1
Manusia
F2
SAKIT
F3
F4 F5
Terjadinya penularan penyakit karena manusia kontak dengan penyebab sakit, diantara penyebab sakitpun berin teraksi untuk memperkuat/melemahkan terjadinya sakit
Evaluasi Sistem Surveilens
Bagaimana Mengevaluasi Sistem Surveilans ?
1). Simplicity (kesederhanaan). Sistem surveilens dibuat sesederhana mungkin (sistem dibuat sese derhana mungkin ), hal ini dapat dicapai apabila obyek telah dipahami oleh pembuat sistem. Kesederhanaan dalam : - Informasi yang perlu disampaikan. - Pencatatan. - Metode desiminasi Informasi. - Organisasi /pengorganisasian. - Persyaratan petugas yang akan dilatih. - Tipe dan analisis data. - Pengambilan keputusan dan penyelesaian masalah.
2). Flexibility (Flexsibel/ tidak kaku).
- Kegiatan surveilens disesuaikan dengan kondisi yang ada,menyesuaikan dengan ketersediaan dana, tenaga dan waktu. - Fleksibel dalam menyampaikan informasi tentang keadaan masalah
kesehatan. 3). Acceptability (Dapat diterima). - Surveilens dapat diterima oleh individu yang ada di masyarakat maupun organisasi untuk berperanserta dalam sistem surveilens.
4). Sensitivity (sensitif). - Sistem surveilens harus mempunyai kepekaan/kemampuan mendeteksi permasalahan kesehan/penyakit. - Sistem surveilens harus mampu menyediakan informasi untuk penyelesaian masalah kesehatan.
5). Positif Prediktive Value (Nilai Duga Positif).
- Kemampuan sistem surveilens untuk membuktikan berapa besar (proporsi) permasalahan kesehatan yang benar-benar menjadi masalah diantara banyaknya masalah yang diduga. 6). Representative (mewakili).
Sistem surveilens harus dapat menggambarkan - Kondisi kesehatan pada saat itu, yang dapat disajikan dengan memperhatikan variabel-variabel epidemiologi (waktu,tempat, orang). 7). Time Line (Adanya batas waktu yang akan dinilai). -Berapa kecepatan waktu antara tahap I dengan tahap berikutnya dalam sistem surveilens.
Fungsi Pokok Surveilans
Struktur Surveilans -Hukum, legislasi -International Health Regulation (IHR) 2005 -Strategi Surveilans -Data Flow -Networking/patnership
-Deteksi kasus -Registrasi -Konfirmasi -Pelaporan -Analisis /Interpretasi data -Respons segera -Respons terencana -Feedback
SURVEILENS RESPONS
Kualitas Surveilans - Simplicity (kesederhanaan). - Flexibility (Flexsibel/ tidak kaku). - Acceptability (Dapat diterima). - Sensitivity (sensitif). - Positif Prediktive Value (Nilai Duga Positif). - Representative (mewakili). - Time Line (Adanya batas waktu yang akan dinilai).
Fungsi Pendukung - Standard dan panduan - Pelatihan - Supervisi - Komunikasi - Sumberdaya - Koordinasi
Kerangka Surveilans Respons WHO
Deteksi kasus 1
Feedback Registrasi Respons Segera
Respons Terencana
Konfirmasi Kasus
Analisis Dan Interpretasi
Pelaporan
Delapan Langkah Surveilens Respons
Masalah Data STP Di Indonesia 1.
Tidak ada feed back
2.
Tidak ada analisis
3.
Data tidak dimnaafaatkan dan Sharing informasi
4.
Dedikasi dan Ketrampilan petugas rendah
5.
Alokasi dana minim