Membaca Tanda Zaman Indonesia Periode 2014-2019 Antara Tantangan dan Harapan Ke-Indonesia Raya-an By. Rudolf Pigay, STh
Tanda zaman adalah berbagai peristiwa yang telah dan sedang terjadi di sekitar kita, yang menjelaskan kepada kita bahwa, zaman ini akan berakhir, atau akan berakhirnya segala yang lalu dan memasuki sesuatu yang baru, yang merupakan konsekwensi dari zaman yang lalu tadi. Tanda zaman dalam konteksi ini adalah berupa rambu-rambu yang mengarah kepada suatu arah tertentu, tentang akan kemana kah Indonesia pada periode tahun 2014-2019? Apakah ke arah kejayaannya seperti pada kerajaan Majapahit zaman Raja Angling Darma, yang ada pada tingkat stabilitas yang mapan, begitu pula zaman Soekarno yang tidak takut siapapun, dan juga pada zaman Soeharto dengan Repelita Pembangunan Indonesia yang mumpuni, sehingga rupiah pun berkisar paling tinggi RP 2.500 perdolar? Atau apakah berbagai rambu model kehidupan berbangsa dan bernegara Indonesia yang amat hetorogen saat ini, telah menunjukan kepada kita semua bahwa Indonesia Raya ini telah tergiring sampai pada masa seperti Zaman Akhir Majapahit yang telah terpecah-pecah, akhirnya berbagai wiayah Majapahit tersebut dikuasai oleh orang lain atau kerajaan lain, dan hilanglah Maja-Pahit yang Jaya itu ? Tanda zaman itu dapat dilihat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara melalui berbagai aspek kehidupan yang dimulai dari, ekonomi, social, budaya, ekologi, hukum, HAM, Keamanan dan politik(EKOSOSBUDOLHUHAMKEPOL). Tanda Zaman Dalam Aspek Ekonomi: Kehidupan ekonomi Indonesia yang kiat morat marati sampai Utang luar negeri Indonesia yang sudah tak terhitung jumlahnya, ditambah dengan sifat konsumerisme warga Indonesia yang tidak cinta produk dalam negeri, telah menyeret Indonesia pada fluktuasi RP yang tidak menentu, dan bisa jatuh miskin. Hal ini akan terus menjadi penyakit dan membuat Indonesia tidak bisa bangkit dari keterpurukannya adalah karena struktur dan system ekonomi Indonesia yang amburadul serta hilangnya Patriotisme pelaku ekonomi Indonesia terhadap kemakmuran bangsa dan Negara Indonesia. Hal ini terlihat dari seperti di bahwa ini: (a) Ketika bisnis orang perorang gagal, akhirnya, Negara yang harus tanggung jawab, mulai dari mengembalikan modal sampai kepada ganti rugi kepada masyarakat digunakan APBN, sementara pengusahanya enak jalan kesana kemari tanpa rasa bersalah dan berusahan untuk menyelesaikan persoalannya. Contohnya Lumpur Lapindo di Sidoarjo-Jawa Timur. (b) Royalty dari berbagai perusahaan tambang di Indonesia, tidak masuk dalam APBD atau APBN, tetapi diduga masuk ke berbagai kantong pribadi dan kelompok serta golongan,
sehingga untuk menghidupi bangsa ini, Pemerintah terpaksa melakukan pinjaman ke luar negeri, sebanyak 1.000(seribu) trilyunan lebih. Pada hal DANA ROYALTY tadi, mampu memenuhi APBN dan membiayai kehidupan bangsa ini dan tidak perlu lagi meminjam dari DANA MONETER INTERNASIONAL ataupun IMF. Contohnya, ROYALTY PT Freeport Indonesia tiap tahunnya mencapai Rp 500 Trilyun(Lima Ratus Trilyun Rupiah). Dana Royalty sebesar ini kemana? Masuk ke kantong mana? Karena sementara yang dilaporkan oleh Negara adalah kurang lebih Rp 28-33 Trilyun pertahun. Itu pun 28 Trilyunnya di berikan ke Papua sebagai DANA Otonomi Khusus. DANA ROYALTY dari PT FREEPORT saja bisa mencapai 40-50% APBN tiap tahun, apa lagi kalau ditambah dengan perusahaan tambang MINERAL dan ENERGI lainnya, menurut hebat saya, Indonesialah sebaliknya yang akan memberikan pinjaman kepada bangsa lain. Lalu mengapa rupiah semakin terpuruk, dan tidak bisa lepas dari kisaran 9-12 rupiah perdolarnya, sejak lengsernya Soeharto?(maaf, ini bukan merendahkan periode sebelum dan sesudah Soeharto, tetapi, mau mengajak semua spectrum bangsa ini untuk berkaca diri) Tanda Zaman Dalam Aspek Sosial: Tatanan social kemasyarakat yang telah terkikis oleh berbagai ambivalensi dalam diri manusia Indonesia, yang menyebabkan masyarakat tumbuh dan berkembang dalam egosentrik kelompok, golongan dan agama yang syarat dengan kepentingan pribadi yang berkedok kelompok, golongan dan agama. Kondisi ini sebenarnya telah dan sedang menyeret masyarakat Indonesia hidup dalam kondisi yang terpecah belah. Contohnya: (c) Sekelompok masyarakat minoritas ingin beribadah dan bangun rumah ibadah dilarang, terlebih lagi berbagai rumah ibadah dipaksa tutup atas tuntutan mayoritas di tempat tersebut, walaupun sudah ada kegiatan ibadah di tempat tempat tersebut, selama belasan sampai puluhan-Propinsi Banten dan Jawa Barat; (d) dunia pendidikan yang menuntut IQ dari pada EQ dan ESQ, sehingga lahirlah manusia Indonesia yang memang pintar dan hebat. Bahkan kepintaran orang Indonesia sering diperhitungkan di tingkat Dunia, namun tidak dibarengi dengan ESQ nya sehingga kepandaian itu akhirnya menjadikan generasi yang jago KKN. Contoh pendidian di Indonesia, walaupun nilai ilmu pasti dan social serta agama anak 9-10, ketika anak harus antrean naik bus atau ambil uang di bank atau menerima sedekah, mayoritas berebut, sampai yang lemah jadi korban bahkan tidak sedik yang meninggal. Belajarnya dari mana? Mulainya dari rumah sampaikan kepada Pendidikan formal, (e) Dana untuk pembelian Al-Quran saja, sebagian di makan tikus dalam kantor Departemen Agama RI, dsb Tanda Zaman Dalam Aspek Budaya: Demikian pula pada tatanan budaya bangsa, sebagian budaya bangsa Indonesia telah terkikis akibat keacuh-tak-acuang semua spectrum Indonesia, bahkan budaya Indonesia diklaim oleh bangsa lain sebagai budaya mereka sehingga mereka yang mendapat hak patennya. Contohnya:
(f) Malaysia mengkalim dan berusaha dapatkan hak paten budaya tarian Reokk Ponorogo sebagai Budaya bangsa Malaysia. Hal ini sangat memilukan hati nurani para leluhur dan warga masyarakat Ponorogo pada Khususnya, serta bangsa Indonesia pada umumnya, kemudian tahu dan tempe, siapa atau Negara mana yang dapatkan hak patennya? Sampai berapa lama lagi kekayaan budaya bangsa ini diambil oleh bangsa lain? (g) Kurang lebih 800-an suku di Indonesia, namun selalu yang diutamakan adalah budaya dari suku mayoritas, mulai dari Pusat sampai ke daerah. Bahkan untuk bahasa dan busananya seperti menjadi bahasa dan budaya kedua di Indonesia, sehingga budaya lainnya tertindas oleh budaya mayoritas masyarakat tadi. Dan hal ini telahditerima tanpa disadari oleh kita, hal ini sedang bertumbuh dengan subur. (h) Budaya pribadi dari daerah lain ke daerah baru yang berbudaya lain, lalu tidak mau menyesuaikan dengan budaya setempat, tetapi memaksakan budayanya. Ketika kelompok yang datang menjadi mayoritas, disitulah budaya setempat mulai hilang dari peradapannya (i) Pemberian nama kepada gunung, teluk, sungai, jalan dsb. di berbagai daerah dipaksakan seragam dari Pusat sampai ke daerah, akhirnya menghilangkan berbagai kearifan local serta filosofi dan budaya dasar masyarakat setempat. Dengan hal ini masyarakat setempat merasa bahwa Negara dan berbagai kelompok dan golongan telah menyangkal dan menolak keberadaan mereka, sehingga Pada tingkatan tertentu, masyarakat setempat telah menyadari bahwa keberadaan mereka dalam wadah KNRI telah hilang. Tanda Zaman Dalam Aspek Ekologi: Pada Aspek Ekologi, di satu pihak, Indonesia berada pada bidikan pelaku ekonomi dunia dan Negara Negara maju yang cenderung mau mengambil keuntungan ekonomi Indonesia yang sebesarnyabesarnya, dengan meninggalkan dampak ekologi yang signifikan bagi Indonesia. Dan di lain pikah orangorang perorang serta kelompok dan golongan di Negara Indonesia, lebih memilih uang dengan berkedok Negara lain itu sebagai juru selamat, demi kepentingan pribadi dan kelompok. Contohnya: (a) Beberapa tahun yang lalu Indonesia membeli dan menerima berbagai mobil mewah dan pesawat tempur dari Jepang dan Amerika baik dengan dana ataupun dengan Cuma-cuna, pada hal mobil dan pesawat tersebut sudah lama diproduksi dan dipakai di Negara asalnya. Alkisah, dalam beberapa waktu rusak dan menjadi sampah di Indonesia. (b) Berbagai jenis kegiatan Industri dan Pertambangan yang tidak bertanggung jawab terhadap lingkungan dan terus dibiarkan terjadi karena yang diutamakan adalah factor ekonomi sehingga memberi dampak terhadap gangguan lingkungan sekitarnya. Hal ini bertumbuh sumber. Ekosistem hancur, punahnya berbagai jenis hewan dan tumbuhan dan hilanngnya lumbung-lumbungan makanan alami pada masyarakat local. Munculnya penyakit baru dan berubahnya pola hidup masyarakat secara tiba-tiba(revolusi budaya tanpa pijakan). (c) Hilangnya BIODIVERSITY dan menjadi BIOMONOSITY pada suatu ekosistem akibat program Perkebunan dan Pertanian Konvensional, yang mewajipkan satu jenis tanaman setelah menghilangkan KEANEKARAGAMA HAYATI pada ekosistem tersebut, ditambah pula dengan penggunaan pupuk kimia pada areal Perkebunan dan pertanian tadi, telah menghancurkan system hidup pada berbagai bioma air di areal tersebut. Pada hal kualitas Keanekaragama
Hayati 1 hektar hutan hujan tropis Papua, kualitasnya sama dengan keseluruhan benua Eropa. Berapa hektar hutan di Indonesia yang digunakan untuk pertanian dan perkebunan Konvensional? Masyarakat pribumi ekosistem tersebut dapat melangsung hidup mereka bagaimana? Pertanian dan Perkebunan Konvensional dapat juga dicurigai sebagai usaha illegal loging yang berkedok. (d) Penggalian dan pengambilan pasir lepas pantai di berbagai lautan Indonesia oleh Negara lain, terjadi tanpa control sehingga beberapa wilayah pesisir terjadi abrasi dan hilangnya daratan. Hal ini mempengaruhi juga kepada ujung batas wilaya Negara Indonesia. Indonesia semakin kecil walaupun tidak signivikan. (e) Segala tempat di Indonesia sering dijadikan sebagai sampah oleh orang Indonesia sendiri, sehingga sudah untuk mendapat tempat yang bersih dan nyaman di Indonesia. Mulai dari kota sampai kepada Pedesaan. Berbagai jenis burung ditangkarkan. Semua kelompok memangbil bagian dalam hal ini. Mulai dari pejabat, petugas sampai kepada masyarakat kecil. Baik pembuat kebijakan, penegak kebijakan maupun pelaksanan kebijakan. Tanda Zaman Dalam Aspek Hukum: Hukum di Indonesia sepertinya sudah tidak punya kekuatannya lagi. Hukum sering lebih rendah dari penguasa. Hukum juga sering mengikuti keinginan orang banyak dan bukan mengukiti normative hukum. Penegakaan hukum juga tidak membuat jerah terhadap para perusak bangsa dan Negara. (f) Segala harta dan kekayaan para koruptor tidak disita Negara, walaupun telah terdakwa dan difonis. Mereka hanya diberi hukuman penjara, kemudian dengan uang tersebut, petugas penjara dibayar, bisa masuk keluar tahan dan mondar mandir kesana kemarin. Sengaja menindi kebijakan yang lama dengan kebijakan yang baru, yang merupakan hasil rekayasa para pembuat kebijakan. Pencuri sandal dibabak-belurkan, Koruptor diberi mekap dan mobil mewah, lemudian tidur di kamar hotel lux seperti kamar hotel bintang 5(lima). (g) Beberapa hakim dalam Peradilan di Indonesia, bisa diberi, sampai perkara yang salah dibenarkan, dan yang benar disalahkan. Semuanya tergantung jumba uang yang dikeluarkan untuk hakim penuntut atau lembaga peradilan tersebut (h) KPK yang terperak korupsi (i) Masyarakat Indonesia sering lebih memilih untuk melindungi Penguasa dan pengusaha yang koruptor, dari pada melindungi kekudusan dan menerapkan kekuatan hukum Tanda Zaman Dalam Aspek HAM: Penegakan HAM di Indonesia yang amat minim, menyebabkan sehingga masyarakat pribumi di berbagai daerah pada berbagai kelompok, golongan dan agama merasa tersisi dan tidak merasa nyaman untuk di Negeri sendiri. Sampai timbul intervensi dari Negara dan badan yang bergerak dalam bidang kemanusiaan yang menyudut Indonesia. Contohnya: (j) Pengungkapan kematian Munir(Tokoh HAM Indonesia), yang sampai saat ini belum, terungkap dan terselesaikan
(k) Hak untuk menyembah dan beribadah kepada Pencipta sesuai dengan iman dan kepercayaan di batasi, dan dihalangi, bahkan dibatalkan, serta dihilangkan oleh masyarakat mayoritas di beberapa daerah tertentu, telah menaru duri dalam kehidupan berbangsa serta membuat luka anak bangsa yang akhirnya dapat membawa duka bagi bangsa (l) Kekerasan terstruktur oleh kekuasan terhadap masyarakat, ditanggung oleh oknum aparat pelaku, pada hal, tindakan tersebut diperintah oleh atas. (m) Menyingkirkan masyarakat local dari usaha ekonomi yang sedang digalakkan, kemudian menggunakan orang dari daerah lain dengan dalih, masyarakat local belum atau tidak bisa dan mampu. Yang bisa masayarakat pendatang. Pada tidak diterima dan diberi traing dan dilibatkan dalam usaha ekonomi tersebut. Kemudian ketika terjadi PHK besar besar oleh pelaku ekonomi, masyarakat local yang pertama dikeluarkan dan mayoritas dari mereka yang dikeluarkan. Pada hal lahan dan lumbung alami mereka sudah habis oleh usaha ekonomi tersebut. Tanda Zaman Dalam Aspek Keamanan: Dalam Aspek Keamanan, sering orang yang beruang dan punya koneksi yang paling aman dari sisi jaminan keamanan, sedangkan yang lainnya berusaha mengamankan dirinya sendiri, walaupun bagian dari keamanan adalah masing-masing individu punya kewajiban untuk memastikan dirinya sedang aman dalam situasi apapun. Nantik di luar kemampuannya atau ada petugas keamanan, barulah dilaporkan kepada yang berwajib. Akibatnya, masyarakat khusus minoritas di daerah tertentu selalu hidup cemas. (n) Ketika suatu kelompok minoritas melaksana kegiatan keamanan, masyarakat mayoritas menghalangi dan menghentikannya (o) Konflik antara warga selalu di tangani dengan cara adat walaupun warga yang konflik tadi sudah tidak menggunakan norma konflik atau perang. Akibatnya, korban berjatuhan terus, baik yang cedera dan luka-luka, sampai tidak sedikit yang mati. Sementara ini bantuan makanan masuk ke daerah konflik agar warga tetap perang. Para ojeker dan mobil kaca gelap keluar masuk membawa BAMA dan amunisi untuk konflik. Penegak hukum dan keamanan dian seribu bahasa, sehingga konflik terus terjadi dan berkepanjangan, seperti yang terjadi di TImika dan Poso, serta Sampit dan Ambon. (p) Beberapa gadis SMP dan SMA di Jemput oleh beberapa orang pemilik senjata dengan ancaman akan dibunuh, sehingga sebagai besar anak wanita menjadi pemuas seks dari lelaki bersenjata tersebut. Hal ini terjadi di beberapa daerah konflik Indonesia seperti di Timika. (q) Walaupun Para wanita, anak-anak dan agamawan telah meminta kepada pemerintah secara resmi untuk menutup izin usaha MIRAS(Minuman Keras), Namun Pengusaha tidak bisa menutup usaha MIRASnya karena usaha MIRAS tersebut melibatkan orang kuat di tingkat regional dan nasional Tanda Zaman Dalam Aspek Politik:
Dalam Aspek Politik, sering kebanyakan hal yang terjadi di daerah yang bersifat sosail dan hukum selalu dikaitkan dengan masalah politik sehingga, berbagai usaha masyarakat untuk menolong pemerintah agar pemerintah bertindak hati-hati dan baik sesuai hukum yang berlaku itu tidak pernah tercapai. Malah sebalik kelompok ini dimarginalkan perlawanan yang bersifat politik. Hal ini juga membuat pemerintah pusing dan bingun menyelesaikan berbagai persoalan. Selain itu, masalah social dan hukum yang susah dibedakan dari masalah politik. Contohnya: (r) Politik sebagai alat penindas Demokrasi. Ketika masyarakat pribumi tanah Papua bangkit menolak percepatan pelaksanaan Pemekaran Propinsi Irian Jaya Tengan di Timika, lalu terjadi konflik antara warga yang menolak pemekaran dan yang menerima pemekaran. Warga yang menolak pemekaran ini adalah warga yang menuntut pelaksanan Otonomi Khusus Papua secara kentinu dan konsekwen, karena pelaksanaan Otsus baru menjelang 2 tahun. Namun Pemerintah Pusat dan seluruh jajarannya di Jakarta memberi STIGMA GPK OPM yang menolah pemekaran. Akibatnya, hal ini telah memarginalkan kelompok yang menolakan pemekaran tadi dari perlawanan yang bersifat Hukum dan HAM kepada “Politik Makar”. (s) Politik sebagai alat pendekatan pembangunan. Sebagian besar pembangunan yang dilakukan diberbagai daerah di Indonesia, dilakukan dengan pendekatan politik, sehingga siapapun yang melawan pemerintah pusat, atau rencana pemerintah pusat, berarti melawan Negara Kesatuan Indonesia. (t) Ketika masyarakat berkumpul untuk menolak keinginan pemerintah, aparat dari berbagai lini, dan komponen dihadirkan dengan senjata lengkap, lalu menangkap, menyiksa dan masukan ke dalam sel. Kebanyakan terjadi di Tanah Papua, sementara daerah lain di Indonesia, dalam situasi yang sama, kepolisian sendiri yang hadir dan itupun hanya dengan pentungan saja. Berbagai Aspek di atas adalah tanda zaman dari Bangsa Yang disebut Indonesia Raya ini. Ini adalah sekelumit contoh dari berbagai tanda zaman dari bangsa ini, yang ada dikehidupan kita seharihari. Sebelum PEMILU tiba, baik itu Pemilihan Legislatif maupun Eksekutif, seluruh bangsa Indonesia harus membaca terlebih dahulu berbagai tanda zaman yang ada. Setelah itu seluruh bangsa Indonesia harus belajar memahami tentang Indonesia ini sedang menuju ke mana? Apakah ke masa jaya dan keemasannya, ataukah kepada terulangnya sejarah Majapahit menjadi Maja-Pahit, di mana Majapahit yang menguasai dari Malaisay sampai ke Papua itu terpecah-pecah menjadi kerajaan-kerajaan kecil sampai direbut oleh orang lain? Setelah membaca berbagai tanda zaman di atas, penulis berpendapat, bahwa Indonesia sedang terseret dalam arus dan menuju kepada Pengulangan Sejarah Kerajaan Majapahit yang Jaya itu.
Masih adakah harapan untuk keluar dari arus pengulangan sejarah Majapahit di atas? Lalu apa solusinya? Jawabanya adalah masih ada harapan bagi Indonesia saat ini. Kalau begitu, apa solusinya? Solusinya adalah hadirnya seorang Nakoda bangsa ini. Namun bukan Nakoda biasa tetapi, pribadi yang berjiwa bapak bagi bangsa ini. Yang siap berkorban demi Ibu Pertiwi beserta anak-anaknya(nusa dan bangsa). Untuk itu, maka Nakoda ini hendaknya seorang dengan titisan seorang punggawa yang jadi raja seperti Angling Darma(Raja Majapahit), Soekarno yang tidak takut kepada bangsa manapun, Soeharto yang mampu menstabilkan kehidupan berbangsa dan bernegara di segala bidang dan aspek kehidupan, serta titisan Abdul Rahman Wahid, yang mengayomi semua kelompok dan kaum serta mampu penyatukan perbedaan dan semua ikatan kebangsa Indonesia yang heterogen, dengan semboyang Bineka Tunggal Ika yang diartikulasikan dengan Istilah Bersatu dalam berbagai perbedaan. Dengan demikian ia telah mengakui berbagai kelompok dalam masyarakat, dan menyatukan semua kelompok dalam emansipasi pembangunan nasional yang disebut NKRI. Kapan dan bagaimana dia hadir dan menjadi Nakoda bagi bangsa ini? Waktunya adalah saat PEMILU tahun 2014 nanti, ketika masyarakat Indonesia menentukan seseorang menjadi PRESIDEN INDONESIA KE 8. Bagaimana mengetahui bahwa seseorang yang akan dipilih adalah pribadi dengan titisan 4 tokoh Indonesia? Memang ini berat, tetapi bisa dilihat dari hidup para CALON PRESIDEN dan WAKIL PRESIDEN Indonesia, tentang realita hidup mereka. Sikap dan tindakannya terhadap sesame dan anggota keluarganya bagaimana? Loyalitas terhadap pekerjaan dan tanggung jawab, kemudian memilih jalan damai dalam menangani permasalahan yang ada disekitarnya. Ketika mengalami kerugian, ia lebih memilih untuk tenang dan mengampuni. Menerima sesame dengan segala perbedaan yang ada dan apa adanya mereka. Minimal Presidennya miliki 2 titisan di atas, dan wakil 2 titisan lainnnya, sehinggu keduanya bisa saling melengkapi dalam membawa negeri ini memasuki masa jayanya, seperti pada zaman Raja Angling Dharma,Kerajaan Majapahit. 2-5 detik dalam bilik pada Pemilu Presiden RI nanti, merupakan masa Ke-Indonesia Raya-an itu di uji. Ujian itu datang kepada semua pemilih. Apakah Masyarakat mencintai Indonesia Raya? Waktulah yang akan menjawabnya….. Kuncinya ada pada rakyat Semesta….. Penulis adalah pemerhati masalah Indonesia dan Pembangunan di Papua, Guru yang hidup di belantara Papua Selatan.