MEMAHAMI PERILAKU MENYIMPANG, KEJAHATAN, PELANGGARAN DAN TINDAK PIDANA Adrianus Meliala
Kemenkeu Pusdik KU, Januari 2016
1
CV
• Drs. (UI), MSi.(UI), MSc.(MMU), Ph.D(UQ), Prof.(UI) • Kriminolog & Guru Besar FISIP UI • Lulusan Lemhannas PPSA 17 /2011 • Pengajar & Anggota Senat PTIK dan AKIP • Komisioner Komisi Kepolisian Nasional • Anggota Balai Pertimbangan Pemasyarakatan Kemenkumham • Mantan Penasehat Jaksa Agung RI utk Kasus Pelanggaran HAM Berat Timor-Timur, Konsultan Komnas HAM utk Kasus Kepolisian & Adviser UNDP utk Tata Kelola Sektor Keamanan • Menulis & meneliti ttg kepolisian, people smuggling, organized crime, penjara, psikologi forensik & restorative justice Kemenkeu Pusdik KU, Januari 2016
2
Apa itu perilaku menyimpang?
Kondisi, orang atau perbuatan yang tidak dihargai oleh masyarakat ... atau dianggap sebagai pelanggaran aturan ... bisa juga dilihat sebagai buruk atau patologis... Edward Sagarin, Higgins & Butler, in Clinard dan Meier (1989)
Kemenkeu Pusdik KU, Januari 2016
3
Jenis perilaku menyimpang • • • • •
Folkways Mores (social taboo) Ketidaktertiban/Ketidaknormalan Pelanggaran aturan Kejahatan
Kemenkeu Pusdik KU, Januari 2016
4
Tipologi generik
• Penyimpangan
– bukan pelanggaran norma/nilai serius, tidak disepakati meluas, tidak ada aturan formal, tidak ada korban, terjadi di lokal tertentu
• Pelanggaran aturan
– ada aturan formal, tidak ada korban langsung, kriminalisasi tingkat lokal
• Kejahatan
– ada aturan formal, ada korban, pelanggaran norma/nilai serius, kriminalisasi tingkat nasional Kemenkeu Pusdik KU, Januari 2016
5
Perbedaan dengan kejahatan (crime) dan pelanggaran (offence)
Kejahatan • • • •
Serius Mengakibatkan korban Melahirkan sanksi/hukuman Telah ada kodifikasi sebelumnya
Pelanggaran
• Implikasinya negatif • Menghasilkan situasi tidak tertib atau tidak teratur • Telah ada kodifikasi sebelumnya
Perilaku menyimpang bisa memiliki satu-dua kesamaan dengan yang di atas Kemenkeu Pusdik KU, Januari 2016
6
Kriminalitas Konvensional • • • • • • • • •
Kekerasan Jalanan Susila Pencemaran nama baik Penghinaan Kejahatan lingkungan Gangguan ketertiban umum Makar Pengkhianatan Umumnya positivistik, modus sederhana, spontan dan pelaku pertama kali
Non-Konvensional
• • • • • • • • •
Ekonomi Komputer Kejahatan kerah putih Profesional Organisasional Perbankan Pencucian uang Kejahatan negara Kejahatan trans-nasional
Umumnya klasikal, terorganisir dan kompleks, entitas baru
Kemenkeu Pusdik KU, Januari 2016
7
Kriminalitas : dari konvensional ke non-konvensional
• Dari kecenderungan kuantitas menuju kecenderungan kualitas; dari kecenderungan generalistik menuju spesifik • Tidak selalu linier, dan bukan diferensiasi yang mengindikasikan peningkatan • Dari kecenderungan motif konvensional (ekonomi, dendam, susila, tanpa motif) menuju motif non-konvensional (kebencian, politik, agama) • Penggunaan ketentuan pidana dengan interpretasi meluas dan asumtif Kemenkeu Pusdik KU, Januari 2016
8
Kejahatan trans-nasional*
Illegal logging Illegal mining Illegal fishing People smuggling Women trafficking Children trafficking Human body parts trafficking • Cyber crime • • • • • • •
Arms trading Sea piracy Drug trafficking Money laundering Pedophilia ring Child online pornography • Terrorism • Arms smuggling • • • • • •
*Bercirikan: locus operandi ada di dua negara atau lebih serta pelaku bisa berasal dari lebih dari satu negara Kemenkeu Pusdik KU, Januari 2016
9
Kejahatan luar biasa (extraordinary crime)* • • • • •
Terorisme Korupsi Illegal logging Money laundering Pelanggaran hak asasi manusia berat
*Apanya yang luar biasa: Korban yang banyak? implikasi yang meluas? modus yang baru dan canggih? motif yang luar biasa sadistik? Kemenkeu Pusdik KU, Januari 2016
10
Ilustrasi
Kejahatan Non-Konvensional
Kejahatan TransNasional & Extraordinary ??
Kejahatan Konvensional
Kemenkeu Pusdik KU, Januari 2016
11
The hexagon of crime Pelaku
Kejahatan
Korban
Hukum & Aparat Hukum
Kriminalistik & Forensik Kemenkeu Pusdik KU, Januari 2016
Reaksi Informal 12
Perhatikan bahwa walau secara genealogi terdapat pendalaman, tetapi elemen-elemen kejahatan tidak banyak berubah Yakni pelaku kejahatan, kejahatan itu sendiri, korban kejahatan dan reaksi
Yang baru adalah elemen waktu, elemen tempat dan cara mengungkap; bisa pula disebut setting
Kemenkeu Pusdik KU, Januari 2016
13
Tindak pidana Umum
• • • • • • •
pencanggihan
Khusus • Corruption / Korupsi Homicide / Pembunuhan Manslaughter / Penganiayaan • Forgery / Uang Palsu • Smuggling / Penyelundupan Theft / Pencurian • Treason / Pengkhianatan Larceny / Pemalsuan • Subversion / Makar Sexual crime / Kejahatan • Embezzlement / Susila Penggelapan Extortion / Pengancaman • Fraudulent Defamation / Pencemaran Misrepresentation / Pemberian keterangan yang nama baik tidak benar Kemenkeu Pusdik KU, Januari 2016
14
Siapa mempolisi-i apa?
• Penyimpangan
Ditegakkan oleh komunitas lokal, masyarakat adat
• Pelanggaran aturan
Ditegakkan oleh satuan kepolisian khusus, satuan kepolisian pamong praja serta kepolisian
• Kejahatan
Ditegakkan oleh negara cq. kepolisian dan/atau auxilliary institutions Kemenkeu Pusdik KU, Januari 2016
15
Pendekatan 3 Fase FAKTOR KRIMINOGENIK
POLICE HAZARD
Perilaku Menyimpang
Kemenkeu Pusdik KU, Januari 2016
ANCAMAN FAKTUAL
Kejahatan & Pelanggaran
16
Contoh faktor kriminogenik • Densitas atau kerapatan penduduk yang tinggi • Keragaman etnis/ras/agama yang tinggi. Atau sebaliknya, tidak adanya keragaman sama sekali alias homogen • Birokrasi yang lemah (SDM kurang bermutu, anggaran kurang dsb.) • Kemiskinan, keterbelakangan • Adanya agenda politik mendatang, persaingan politik antar kelompok Kemenkeu Pusdik KU, Januari 2016
17
Contoh perilaku menyimpang yang timbul Fase Faktor Kriminogenik
• Perilaku saling serobot • Perilaku kotor, tidak di jalan raya memelihara kebersihan • Perilaku membuang • Perilaku mengutil dan sampah sembarangan corat-coret • Perilaku acuh dan • Sikap yang egoistik dan apriori terhadap aturan tidak saling percaya, dan penegakan aturan kemauan untuk saling jegal Kemenkeu Pusdik KU, Januari 2016
18
• • • • • •
Contoh police hazard
Demonstrasi, kerumunan massa Kemacetan Perselisihan industrial Banjir, kebakaran Gesekan/bentrokan antar kelompok Isyu, desas-desus Kemenkeu Pusdik KU, Januari 2016
19
Contoh perilaku menyimpang yang timbul – Fase Police Hazard
• Demonstrasi anarkis • Timbulnya kerumunan yang agresif, massa yang marah • Buruh mogok, boikot dan melakukan pengrusakan
• Perilaku spontan, impulsif yang agresif • Perilaku tidak toleran, antagonistik
Kemenkeu Pusdik KU, Januari 2016
20
Untuk Fase Ancaman Faktual (factual threat), merupakan tugas UTAMA* kepolisian Mengingat telah terdapat pelanggaran pasal pidana, telah jatuh korban, perilakunya ditolak secara serius oleh masyarakat dan penanggulangan/pengungkapannya memerlukan kemampuan yang khusus Pusdiknon-penegakan KU, Januari 2016 *Tugas TAMBAHAN bagiKemenkeu instansi hukum
21
Penyidikan Tindak Pidana 3 Pendekatan: 1. Apabila suatu pelanggaran atau kriminalitas telah cukup serius karena menimbulkan korban 2. Apabila telah diatur dalam UU sebagai perbuatan yang dilarang 3. Mewakili rasa keadilan masyarakat yang terganggu/terusik 1. Sebagai proses, mekanisme, instrumen, tata cara diatur dalam KUHAP 2. Sebagai bentuk akuntabilitas Polri diatur dalam Perkap
a. Perkap Nomor 12 Tahun 2009 tentang Pengawasan dan Pengendalian penanganan perkara pidana dilingkungan Polri b. Perkap Nomor 14 Tahun 2011 tentang Kode Etik Profesi Polri c. Perkap Manajemen Penyidikan Kemenkeu Pusdik KU, Januari 2016
22
Perkembangan paradigma peradilan • • • • •
Retributive Justice Rehabilitative Justice Alternative Justice Transitional Justice Restorative Justice Kemenkeu Pusdik KU, Januari 2016
23
Mekanisme resolusi konflik non-hukum
Mediasi Pendekatan Adat Lokal Ombudsman Alternative Dispute Resolution Family/Industrial Conference Kemenkeu Pusdik KU, Januari 2016
Confidence Building Management Rekonsiliasi Litigasi Negosiasi Arbitrase
24
Adalah suatu tindakan bijaksana (berdasarkan penilaian sendiri) dari petugas kepolisian atau petugas hukum lainnya dalam menangani suatu masalah atau perkara yang diterapkan di luar jalur hukum
Diskresi
Diskresi : Antara penggunaan dan penyalahgunaan Asas Legalitas
Memperhatikan hukum
Asas Proporsional
Sepadan, relevan, signifikan
Asas Kewajiban
Dalam lingkup tugas Kepolisian
Asas Subsideritas
Pengganti apabila lembaga lain belum ada
Kemenkeu Pusdik KU, Januari 2016
25
Kebijakan Pidana
Adalah tentang cara bagaimana suatu negara bereaksi terhadap penyimpangan, pelanggaran aturan dan kejahatan melalui berbagai pilihan formal khas negara
• • • • •
Kriminalisasi dan De-kriminalisasi Legalisasi dan De-legalisasi Ratifikasi dan De-ratifikasi Inkapasitasi dan De-inkapasitasi Prisonisasi dan De-prisonisasi
Tertuang dalam Tap MPR, UUD, UU, PP, Kepmen, Perkap, Perma, Perjakgung, SK Dirjen Pajak dll. Kemenkeu Pusdik KU, Januari 2016
26
Ilustrasi
Kemenkeu Pusdik KU, Januari 2016
27
Kebijakan pidana perkosaan di Indonesia 1. Male Crime (hanya bisa dilakukan laki-laki saja). 2. Extra Marital Crime (hanya dapat dilakukan thd perempuan yang bukan isterinya saja). 3. Sexual Offence, mengharuskan adanya unsur koitus yang sifatnya: a. intra-vaginal. b. dengan paksa (against her will). c. jenis paksaannya dengan menggunakan: - kekerasan (force); atau - ancaman kekerasan (fear).
Di Amerika unsurnya 3 F, yaitu: force, fear, and fraud. Kemenkeu Pusdik KU, Januari 2016
28
Kebijakan negara lain
Kebijakan di negara lain berbeda karena perkosaan disana merupakan:
1. Male and Crime (oleh laki-laki atau perempuan). 2. Extra and Marital Crime (bisa dilakukan diluar perkawinan maupun didalam perkawinan). 3. Sexual Offence, tetapi unsur koitusnya: a. intra-vaginal dan extra vaginal (mis: anal/oral). b. dengan paksa (against her will). c. jenis paksaannya menggunakan 3 F, yaitu: - kekerasan (force); atau - ancaman kekerasan (fear). - tipu daya (fraud). Kemenkeu Pusdik KU, Januari 2016
29
Kejahatan kekerasan di Sumsel • STREOTYPE SUMSEL SEBAGAI DAERAH”KERAS” • PREVALENSI KEJAHATAN KEKERASAN TINGGI • DIDUGA TERKAIT TEMPERAMEN YANG KERAS DAN TIDAK SABARAN • DIDUGA TERKAIT NILAI-NILAI BUDAYA YANG “VIOLENCE PRONE” HARGA DIRI SEBAGAI HARGA MATI; “MATI DEM ASAL TOP” • DIPRODUKSI DAN DIREPRODUKSI PADA LATAR AKTIVITAS SOSIO-KULTURAL; “PISO DI PINGGANG”; SIMBOL KEJANTANAN DAN AKSESORIS PENAMPILAN Kemenkeu Pusdik KU, Januari 2016
Struktur Umum Organized Crime Soldiers
Influential Persons
Professionals
Double Agent
Hitman
Master minder
Advisers
CEO
Financier
Recruiters Law Enforcers
Parliament Members
Consiglieri Collectors
Bureaucrats
Boat crews
Kemenkeu Pusdik KU, Januari 2016
Smugglers
Media People 31
• Modus
Korupsi
penggelapan, penyuapan, bersandingan dengan kekuasaan, hukum terkooptasi, jumlah amat besar
• Pelaku
pejabat dan aparat negara, orang yang tak seyogyanya berbuat demikian
• Korban
Tertentu (orang, organisasi atau lembaga) dan tidak tertentu
• Hukum dan Aparat Hukum
Penambahan institusi selain kepolisian dan kejaksaan. Hukum khusus
• Kriminalistik dan Forensik
Cara-cara baru sesuai UNCAC
• Reaksi Informal Banyak
Kemenkeu Pusdik KU, Januari 2016
32
• Modus
Pembalakan liar
konvensional hingga modern, di lokasi yang sudah kritis
• Pelaku
pengusaha, masyarakat lokal, back-up pejabat
• Korban
Pemerintah dan pihak yang tidak tertentu. Akibat bisa tak terbayangkan
• Hukum dan Aparat Hukum
Kepolisian dan Aparat Kehutanan. Hukum ketinggalan
• Kriminalistik dan Forensik Minimal
• Reaksi Informal Tidak ada
Kemenkeu Pusdik KU, Januari 2016
33
• Modus
Terorisme
destruksi target, destruksi diri, destruksi simbolik di pusat politik
• Pelaku
kelompok separatis & kelompok radikal keagamaan
• Korban
Tertentu (pejabat) dan random. Bisa menimpa siapa saja, kapan saja, dalam bentuk mengerikan
• Hukum dan Aparat Hukum
Hukum khusus. Institusi khusus
• Kriminalistik dan Forensik
Technology-heavy. Model SOCOM
• Reaksi Informal Bervariasi
Kemenkeu Pusdik KU, Januari 2016
34
• Modus
Pencucian uang
Masuk sistem keuangan dan diluar sistem keuangan
• Pelaku
Siapa saja, umumnya koruptor dan pelaku kejahatan terorganisasi
• Korban
Sistem keuangan. Bila dalam jumlah besar, mengacaukan perilaku ekonomi dan kebijakan ekonomi
• Hukum dan Aparat Hukum
Hukum khusus. Lembaga khusus
• Kriminalistik dan Forensik
Cara-cara terobosan. Follow the money
• Reaksi Informal Tidak ada
Kemenkeu Pusdik KU, Januari 2016
35
Pelanggaran HAM Berat
• Modus
genosida, kejahatan terhadap kemanusiaan, kejahatan perang dan agresi
• Pelaku
kelompok masyarakat, negara
• Korban
Sebagian kalangan di masyarakat, hingga masyarakat itu sendiri secara keseluruhan
• Hukum dan Aparat Hukum
Hukum khusus. Lembaga khusus
• Kriminalistik dan Forensik
Asumsi dan interpretasi meluas
• Reaksi Informal Kuat
Kemenkeu Pusdik KU, Januari 2016
36
Kebebasan berekspresi
Kemenkeu Pusdik KU, Januari 2016
37
Kekerasan seksual terhadap anak
•KPAI (ID-COP)
Sejak tahun 2011 jumlah anak korban pornografi dan kejahatan online semakin meningkat dan mencapai 1.022 anak hingga tahun 2014. Anak yang menjadi korban pornografi secara offline sebanyak 28%, pornografi anak online 21%, prostitusi anak online 20%, obyek CD porno 15%, dan anak korban kekerasan seksual online 11%. Sementara itu 24% anak memiliki materi pornografi. Kemenkeu Pusdik KU, Januari 2016
38
Terima kasih
[email protected]
[email protected] Terima kasih kepada Iza Fadri, Sofwan Dahlan dan Puskapa FISIP UI yang beberapa slide paparan atau pemikirannya telah saya gunakan untuk paparan ini Kemenkeu Pusdik KU, Januari 2016
39