BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Persepsi
2.1.1
Pengertian Persepsi Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa,atau hubungan yang
diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Dengan kata lain , persepsi adalah member makna pada stimuli inderawi. Dalam menafsirkan makna inderawi melibatkan sensasi, atensi, ekspektasi, motivasi dan memori (Rahmat 2000). Manusia mengamati suatu objek psikologi dengan kacamatanya sendiri yang diwarnai oleh kepribadiannya. Sedangkan objek psikologi itu sendiri dapat berupa kejadian, ide, atau situasi tertentu. Faktor-faktor pengalaman, peroses belajar atau sosialisasi memberikan bentuk dan stroketur terhadap apa yang dilihat, sedangkan cakrawalanya memberikan arti terhadap objek psikologi tersebut. Melalui komponen akan timbul ide, kemudian konsep mengenai apa yang dilihat, selanjutnya komponen konasi yang menentukan kesediaan/kesiapan jawaban berupa tindakan terhadap yang timbul adalah sikap apatis dan acuh tak acuh. Keseimbangan ini dapat kembali jika persepsi dapat diubah melalui komponen kognisi. 2.1.2
Proses Pembentukan Persepsi Menurat Feigl dalam Sukamto (2008) menekankan bahwa ada tiga
mekanisme pembentukan persepsi yaitu (1) selectivity, (2) closure, (3) interpretation. Proses selectivity terjadi apabila seseorang menerima pesan maka akan berlangsung proses penyelesaian yang dianggap penting dan tidak penting,
Universitas Sumatera Utara
hal tersebut merupakan peristiwa yang saling berhubungan yang diperoleh dengan cara menyimpulkan dan penafsiran pesan. Proses closureakan menyeleksi hasil kesimpulan, kemudian disusun suatu kesatuan pesan atau stimulus. Sedangkan interpretation terjadi apabila pesan tersebut diinterpretasikan atau penafsiran stimulus secara menyeluruh ke dalam lingkungan. Proses pembentukan persepsi antara individu yang satu dengan individu yang lain berbeda-beda, pembentukan persepsi tergantung berbagai faktor yang mempengaruhi, baik faktor internal seperti pengalaman, kainginan, proses belajar, pengetahuan, motivasi, pendidikan dan faktor eksternal yang meliputi lingkungan keluarga, masyarakat, sekolah, faktor social budaya serta lingkungan fisik. 2.1.3
Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Persepsi Ada dua faktor yang mempengaruhi persepsi, hal ini didukung oleh
Notoatmodjo (2005) yaitu faktor eksternal dan faktor internal. Faktor eksternal adalah faktor yang melekat pada objeknya, sedangkan faktor internal adalah faktor yang terdapat pada orang yang mempersepsikan stimulus tersebut. 2.1.4
Obyek Persepsi Sebagaimana disebutkan bahwa persepsi itu merupakan pengamatan maka
hal-hal apa yang diamati dapat dibedakan atas dua bentuk dan disebut sebagai obyek dari persepsi itu. Adapun obyek dari persepsi itu adalah: 1. Manusia termasuk di dalamnya kehidupan sosial manusia, nilai-nilai cultural dan lain-lain. Dalam hal ini digunakan istilah persepsi interpersonal. 2. Benda-benda mati seperti balok, pohon dan lain-lain. Dalam hal ini digunakan istilah persepsi obyek.
Universitas Sumatera Utara
2.2
Konsep Perilaku Kesehatan
2.2.1
Perilaku Kesehatan Menurat Notoatmodjo (2005), respon seseorang terhadap rangsangan atau
objek-objek yang berkaitan dengan sehat-sakit, penyakit dan faktor-faktor yang mempengaruhi sehat-sakit adalah merupakan suatu perilaku kesehatan (healthy behavior). Ringkasnya perilaku kesehatan itu adalah semua aktivitas seseorang yang berkaitan dengan pemeliharaan dan peningkatan kesehatan baik yang dapat diamati (observable) maupun yang tidak dapat diamati (unobservable). Pemeliharaan kesehatan ini meliputi pencegahan dan perlindungan diri dari penyakit dan masalah kesehatan lain, meningkatkan kesehatan, dan mencari penyembuhan apabila sakit. Dengan demikian, perilaku kesehatan bisa dibagi dua, yaitu a. Perilaku orang sehat agar tetap sehat dan meningkat, sering disebut dengan perilaku sehat (healthy behavior) yang mencakup perilaku-perilaku dalam mencegah atau menghindar dari penyakit dan penyebab masalah kesehatan (perilaku preventif), dan perilaku dalam mengupayakan meningkatnya kesehatan (perilaku promotif). b. Perilaku orang yang sakit atau terkena masalah kesehatan, untuk memperoleh penyembuhan atau pemecahan masalah. Perilaku ini disebut perilaku pencarian pelayanan kesehatan (health seeking behavior). Perilaku ini mencakup tindakan-tindakan yang diambil seseorang untuk memperoleh penyembuhan atau terlepas dari masalah kesehatan yang dideritanya. Pelayanan kesehatan yang dicari adalah fasilitas kesehatan
Universitas Sumatera Utara
modern (rumah sakit, puskesmas, poliklinik dan sebagainya) maupun tradisional (dukun, tradisional, sinshe, paranormal) (Notoatmodjo, 2005). 2.2.2
Proses Pengobatan Menurat Young dalam Notoadmodjo S (2005), menyatakan bahwa ada
tiga pertanyaan pokok yang biasanya dipakai dalam pengambilan keputusan, yaitu: a. Alternatif
apa
yang
dilihat
anggota
masyarakat
agar
mampu
menyelesaikan masalahnya. Alternatif yang dimaksud disini adalah pengobatan sendiri, pengobatan tradisional, paramedik, dokter dan rumah sakit. b. Kriteria apa yang dipakai untuk memilih salah satu dari berbagai alternatif yang ada. Kriteria yang dipakai untuk memilih sumber pengobatan adalah keparahan
sakit,
pengetahuan
tentang
pengalaman
sakit
dan
pengobatannya, keyakinan efektifitas pengobatan dan obat, serta biaya dengan jarak yang terjangkau. c. Bagaimana proses pengambilan keputusan untuk memilih alternatif tersebut. Proses pengambilan keputusan ini dimulai dengan penerimaan informasi,
memperoses
berbagai
informasi
dengan
kemungkinan
dampaknya, lalu mengambil keputusan. Menurat
Notoatmodjo (2007), respons seseorang apabila sakit adalah
sebagai berikut: 1. Tidak bertindak atau tidak melakukan kegiatan apa-apa (no action). Dengan alasan antara lain:
Universitas Sumatera Utara
a. Bahwa kondisi yang demikian tidak akan mengganggu kegiatan atau kerja meraka sehari-hari. b. Bahwa tanpa bertindak apapun simptom atau gejala yang dideritanya akan lenyap dengan sendirinya. Hal ini menunjukkan bahwa kesehatan belum merupakan perioritas di dalam hidup dan kehidupannya. c. Fasilitas kesehatan yang dibutuhkan tempatnya sangat jauh, petuganya tidak simpatik, judes dan tidak ramah. d. Takut dokter, takut disuntik jarum dan karena biaya mahal. 2. Tindakan mengobati sendiri (self treatment), dengan alasan yang sama seperti telah diuraikan. Alasan tambahan dari tindakan ini adalah karena orang atau masyarakat tersebut sudah percaya dengan diri sendiri, dan merasa bahwa berdasarkan pengalaman yang lalu usaha pengobatan sendiri sudah dapat mendatangkan kesembuhan. Hal ini mengakibatkan pencarian obat keluar tidak diperlukan. 3. Memberikan pengobatan ke fasilitas-fasilitas pengobatan tradisional (traditional remedy), seperti dukun. 4. Mencari pengobatan dengan membeli obat-obat ke warung-warung obat (chemist shop) dan sejenisnya, termasuk tukang-tukang jamu. 5. Mencari pengobatan ke fasilitas-fasilitas modern yang diadakan oleh pemerintah atau lembaga-lembaga kesehatan swasta, yang dikategorikan ke dalam balai pengobatan, puskesmas, dan rumah sakit. 6. Mencari pengobatan ke fasilitas pengobatan modern yang diselenggarakan oleh dokter praktek (private medicine).
Universitas Sumatera Utara
Suchman menjelaskan 5 macam reaksi dalam proses pencarian pengobatan, yaitu: 1. Shopping,yaitu proses mencari alternatif sumber pengobatan guna menemukan seseorang yang dapat memberikan diagnosa dan pengobatan yang sesuai dengan harapan si sakit. 2. Fragmentation, yaitu proses pengobatan oleh beberapa fasilitas kesehatan oleh lokasi yang sama. Misalnya: berobat ke dokter, sekaligus ke sinshe dan dukun. 3. Procastination, yaitu proses penundaan pencarian pengobatan meskipun gejala penyakitnya sudah dirasakan. 4. Self medication, yaitu pengobatan sendiri yang menggunakan berbagai ramuan atau obat-obatan yang dinilainya tepat baginya. 5. Discontinuty, yaitu penghentian proses pengobatan. Zola menjelaskan ada 5 hal penting yang berhubungan dengan keputusan pasien di dalam mencari pelayanan kesehatan yaitu: 1. Krisis interpersonal yang mengakibatkan timbulnya gejala sakit seorang individu. 2. Intervensi aktivitas sosial seseorang oleh gejala-gejala penyakit. 3. Sanksi terhadap pekerjaan seseorang individu. 4. Ancaman terhadap pekerjaan seorang individu. 5. Perbandingan gejala sakit yang dirasakan dengan gejala sakit yang telah dialami seorang individu atau yang dialami oleh orang lain.
Universitas Sumatera Utara
2.2.3
Proses Perubahan Perilaku Benyamin Bloom (1908) dalam Notoatmodjo (2005), seorang ahli
psikologi pendidikan membagi perilaku ke dalam 3 domain (ranah/kawasan) yang terdiri dari ranah kognitif (cognitive domain), ranah afektif (affective domain), dan ranah psikomotor (pcychomotor domain) yang ketiganya diukur dari: 1.
Pengetahuan (Knowledge) Merupakan hasil dari tahu dan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (overt behavior). Rogers
(1974)
dalam
Notoatmodjo
(2005),mengungkapkan
bahwa
sebelumnya orang mengadopsi perilaku baru, di dalam diri seseorang tersebut terjadi proses yang beruratan, yakni: a
Awareness (kesadaran), dimana orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus (obyek).
b
Interest, dimana orang mulai tertarik kepada stimulus.
c
Evaluation (menimbang-nimbang terhadap baik dan tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya)`
d
Trial, dimana orang telah mulai mencoba perilaku baru.
e
Adaption, kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus.
2. Sikap (Attitude) Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap stimulus atau obyek. Sikap terdiri dari berbagai tingkatan yaitu: a. Menerima (Receiving) Orang mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan obyek.
Universitas Sumatera Utara
b. Merespon (Responding) Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan hal yang dimaksud. c. Menghargai (Valuing) Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah. d. Bertanggung Jawab (Responsible) Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya dengan segala resiko. 3.
Praktek (Practice) Tingkat-tingkat praktek yaitu: a. Persepsi Mengenal dan memilih berbagai obyek sehubungan dengan tindakan yang akan diambil. b. Respon Terpimpin Dapat melakukan sesuatu sesuai uratan yang benar sesuai dengan contoh. c. Mekanisme Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis/telah menjadi kebiasaan. d. Adaptasi Suatu praktek atau tindakan yang sudah berkembang dengan baik. Tindakan tersebut telah dimodifikasi tanpa mengurangi kebenaran tindakan tersebut.
Universitas Sumatera Utara
2.3
Konsep Pengobatan Alternatif
2.3.1
Pengertian Alternatif Pengobatan alternatif merupakan pengobatan yang menggunakan cara,
alat atau bahan yang tidak termasuk dalam standar pengobatan kedokteran dan dipergunakan sebagai alternatif atau pelengkap pengobatan kedokteran tersebut (Waras, Ki Seger , 2011). 2.3.2
Jenis-jenis Pengobatan Alternatif
1. Terapi Sentuhan Sentuhan dapat menstimulasi produksi kimiawi yang meningkatkan penyembuhan oleh system imun. Terapi sentuhan secara umum terdiri dari: a. Masase Masase dianggap memperbaiki sirkulasi darah dan membantu relaksasi. Masase juga memperbaiki aliran darah dan limfe, merenggangkan sendi, dan meredahkan nyeri dan kongesti. Mesase juga dianggap melepaskan toksin tubuh dan menstimulus sistem imun, sehingga membantu tubuh melawan penyakit. b. Refleksologi Kaki Refleksologi kaki didasarkan pada prinsip bahwa tangan dan kaki adalah cerminan tubuh dan bahwa tangan dan kaki mempunyai titik refleks yang berhubungan dengan tiap kelenjar, stroketur dan organ tubuh. c. Akupresur Akupresur adalah bentuk penyembuhan yang dilakukan dengan pemberian tekanan jari oleh ahli terapi akupresur.
Universitas Sumatera Utara
d. Reiki Reiki adalah kata dari bahasa Jepang yang artinya energy kekuatan hidup universal. Dalam terapi ini, praktisi meletakkan tangan pada klien dan energi
mengalir
diantara
mereka.
Meskipun
biasanya
dilakukan
menggunakan kontak langsung antara praktisi dan klien Reiki juga dapat dilakukan dari jarak jauh. 2. Terapi Pikiran Tubuh Pada terapi tubuh, individu berfokus pada penyejajaran atau penciptaan keseimbangan proses mental guna menimbulkan penyembuhan. Fokus pikiran tubuh adalah menciptakan keseimbangan pikiran, emosi, atau pernafasan tersebut. Terapi keseimbangan tubuh meliputi: a. Relaksasi Progresif Teknik ini banyak digunakan menurunkan tingkat stress dan nyeri kronis. Terknik ini juga memungkinkan klien mengendalikan respon tubuhnya terhadap ketegangan dan kecemasan. b. Umpan Balik Hayati Umpan balik hahayati merupakan teknik yang mengajarkan berbagai bentuk relaksasi dengan memberikan respon dari proses psikologis. c. Imajinasi Imajinasi yang didasari melibatkan penciptaan citra mental apa yang diinginkan dan dapat dibangkitkan dari ingatan, mimpi, khayalan, dan harapan. d. Yoga
Universitas Sumatera Utara
Yoga merupakan pendekatan dalam mencapai keseimbangan hidup menurat ajaran kuno yang ditemukan dirisalat spiritual Hindu yang ditulis pada 800-400 sebelum masehi. e. Mediasi Mediasi adalah teknik yang digunakan untuk menenangkan fikiran dan memfokuskan fikiran pada masa sekarang serta untuk melepaskan rasa takut, ansietas dan memfokuskan keraguan yang berkaitan dengan masa lalu dan masa datang. f. Berdoa Berdoa
hampir
sama
dengan
meditasi
tetapi
ditunjukan
untuk
berkomunikasi dengan Tuhan. Berdoa dapat dilakukan secara individu atau dalam kelompok dan bahkan dapat dilakukan dengan jarak jauh oleh individu yang tidak dikenal untuk orang yang didoakan sembuh. g. Terapi Musik Terapi musik dapat disebut sebagai ilmu perilaku yang berkaitan dengan pemakaian musik yang sistematis untuk menimbulkan musik yang rilaksasi dan perubahan emosi, perilaku, dan fisiologis yang didinginkan. h. Humor dan Tertawa Humor melibatkan kemampuan untuk menemukan, mengungkapkan, atau menghargai ketidak patutan secara menggelikan atau kocak menertawakan ketidak sempurnaan diri atau aspek kehidupan yang aneh, dan melihat siis lucu situasi situasi yang serius.
Universitas Sumatera Utara
i. Hipnosis Hipnosis adalah perubahan situs kesadaran saat konsentrasi individu terfokus dan distraksi minimal. Hipotesis dapat digunakan untuk mengendalikan nyeri, mengubah fungsi tubuh, dan mengubah kebiasaan gaya hidup. 3. Aromaterapi Aromaterapi menggunakan minyak esensial untuk meningkatkan hasil kesehatan yang positif termasuk perbaikan alam perasaan, edema, jerawat, alergi, memar dan stress. 4. Terapi Transpersonal Terapi transpersonal adalah terapi yang menimbulkan penyembuhan antara individu. Terapi ini terdiri dari: a. Sentuhan Terapeutik Nonkontak Sentuhan terapeutik nonkontak adalah proses ketika praktisi percaya mereka dapat mengirimkan energi ke seseorang yang sakit atau cedera, guna menimbulkan proses penyembuhan.
Dasar sentuhan terapeutik
adalah konsep bahwa manusia merupakan medan energi, yang dikenal sebaga medan manusia, dan bahwa energy tersebut dapat disalurkan dengan sengaja dari satu orang ke orang lain. b. Doa Perantara Doa perantara adalah doa yang ditunjukan untuk kepentingan orang lain. 2.3.3
Terapi Pengobatan Alternatif Minat terhadap Compeimentary and Alternatife Medicane (CAM) semakin
meningkat, karena masyarakat menuntut lebih banyak pilihan dan lebih
Universitas Sumatera Utara
bertangung jawab terhdap kesehtan diri mereka sendiri. Banyak orang memilih CAM sebagai terapi pertama mereka untuk masalah, seperti nyeri punggung, sedangkan yang lain memilih CAM saat kebutuhan perawatan kesehatan mereka belum terpenuhi melalui pengobatan tradisional.Beberapa dokter memberikan terapi CAM sebagai bagian dari praktik mereka, tetapi pasien sebaiknya menyadari bahwa dokter yangmenyertakan CAM dalam praktik mereka tidak sepenuhnya berkualifikasi untuk melakukannya(Puspita, Ellys, 2012). 1. Akupuntur dan Pengobatan Oriental Fokus
terapi
akupuntur
adalah
memulihkan
keseimbangan
dan
membebaskan aliran qi dalam upaya membantu tubuh menyembuhkan diri. Hal ini dapat dilakukan dengan menusukkan jarum halus dan steril ke dalam titik tertentu disepanjang meridian, diberbagai area tubuh. 2. Kiropraktik Koropraktik berasal dari bahasa Yunani yang berarti “dilakukan dengan tangan” mencakup penyesuaian tulang belakang dengan sendi (Cassileth, 1998). Serta berlandaskan pada asumsi
bahwa mempertahankan
kesejajaran tulang belakang dan sendi memfasilitasi aliran energy diseluruh tubuh.
Ahli kiropraktik memerhatikan pemeliharaan system
pengaturan mandiri tubuh dan berfokus membantu tubuh untuk menyembuhkan dirinya sendiri. 3. Pengobatan Herbal Herbal telah digunakan sejak zaman purbakala untuk mencegah dan mengobati penyakit. Herbal adalah tanaman yang dinilai bermanfaat karena sifat obat, rasa, dan aromanya. Namun tidak semua herbal,
Universitas Sumatera Utara
meskipun alami aman untuk dicerna, sebagian herbal dikonsumsi tanpa reaksi yang merugikan saat diminum dalam jumlah kecil. 4. Homeopati Menurat teori hemeopati, zat pengobatan yang benar untuk serangkaian gejala tertentu adalah zat yang secara alami menghasilkan gejala tersebut pada orang sehat. Biasanya obat-obat homeopati terdiri atas tumbuhan, hewan, atau zat mineral yang diencerkan dalam air atau alcohol dan dikocok dengan keras. 5. Naturopati Ahli naturopati menghindari obat-obatan farmasi dan mendasarkan praktiknya pada enam prinsip yaitu: a. Kekuatan alam untuk penyembuhan b. Mengobati seseorang secara utuh c. Mengidentifikasi dan mengobati penyebab d. Pencegahan e. Dokter sebagai guru
2.4
Pijat Refleksi
2.4.1
Pengertian Pijat Refleksi Pijat refleksi adalah suatu praktik memijat titik-titik tertentu pada tangan
dan kaki dengan tujuan untuk memperoleh kesehatan seluruh anggota tubuh. Pemijatan titik-titik pada tangan dan kaki tentunya akan mempengaruhi bagianbagian tubuh yang terhubung dengan titik-tititk tersebut. Rangsangan-rangsangan
Universitas Sumatera Utara
berupa tekanan pada tangan dan kaki dapat memancarkan gelombanggelombangan relaksi keseluruh tubuh. Pada praktisnya, kegiatan pijat refleksi merupakan serangkaian teknik pijat untuk merangsang area-area tertentu pada tangan dan kaki dengan tujuan menimbulkan respons yang bermanfaat bagi bagian tubuh yang paling berperan adalah tangan dan kaki. Sebuah terapi yang oleh para praktisi pijat refleksi disebut terapi zona, yakni menguraikan pembagian tubuh ke dalam aepuluh zona memanjang mulai dari ujung kepala hingga ujung kaki, yang seluruh bagian dalam suatu zona tersebut saling terhubungkan satu sama lain. Ketegangan pada salah satu zona tentunya akan mempengaruhi semua bagian. Dengan melakukan pijatan pada suatu titik di zona tangan dan kaki maka ketegangan tersebut dapat terlepaskan. Selain itu, pijat refleksi ini dapat juga memulihkan keseimbangan keseluruh zona dan ke seluruh tubuh. Kaki telah dipercaya sebagai pusat refleksi oleh masyarakat tradisional jauh-jauh hari sebelum zaman modern. Masyarakat tradisional diseluruh bagian dunia percaya bahwa kaki memiliki peran khusus dalam dunia kesehatan dan spiritualitas. Hal ini dibuktikan dengan kebiasaan mereka untuk bertelanjang kaki dalam berjalan. Mereka menganggap bahwa alas kaki memutus hubungan mereka dengan bumi. Bahkan Suku Kogi yang berada di Amerika Selatan masih mempertahankan tradisi mereka untuk bertelanjang kaki hingga sekarang. Barbara Walker dalam bukunya yang berjudul The Woman’s Dictionary of Symbols and Other Sacred Objects menyebutkan bahwa masyarakat Mesir, Babilonia, dan orang-orang kuno lainnya menggap bahwa meminjak tanah dengan bertrlanjang
Universitas Sumatera Utara
kaki sangat penting untuk menyerap pengaruh suci Dewi Bumi (Tim Penulis Bintang Indonesia, 2009). 2.4.2
Perkembangan Pijat Refleksi Pada tahun 1800-an, para peneliti medis telah mempelajari konsep refleks
dan memastikan refleks sebagai “respons tidak sadar terhadap rangsangan”. Mereka mulai meneliti lebih dalam mengenai berbagai konsep refleks beserta pengaruhnya untuk kesehatan. Itu sebabnya pada saat itu, kompres, plaster, dan penempelan ramuan pada area yang sakit, cukup berkembang. Misalnya, kompres pada permukaan dada banyak digunakan untuk menyembuhkan sakit yang berhubungan dengan paru-paru, seperti batuk. Saat itu dunia medis mempercayai bahwa suatu tindakan yang dilakkan pada suatu bagian tubuh dapat mnyebabnkan reaksi dibagian tubuh lainnya (Wahyuni Shanti, 2014). Sementara itu, konsep pijat refleksi sebagian dari terapi medis mulai berkembang kembali di abad ke-19, tepatnya setelah para ilmuan barat melakukan riset tentang sistem saraf. Salah satu hasil riset tersebut menyebutkan bahwa gerakan refleks dapat mempengaruhi keehatan dan kebugaran seseorang. Sistem saraf mampu mendeteksi dan menafsirkan informasi dari dunia luar dan menyiapkan respons tubuh untuk menanggapi informasi tersebut. Hal inilah yang menjadi dasar praktik pijat refleks saat ini. Pada tahun 1990-an, Ivan Pavlov, salah seorang ilmuan peraih hadiah Nobel, mengemukakan hipotesis bahwa kesehatan dapat dipengaruhi oleh respons terhadap rangsangan luar. Konsep ini dikenal dengan nama “terapi reflekx”. Temuannya ini menggiring para dokter melakukan penelitian lebih lanjut sehingga muncul teori bahwa suatu organ mengalami gangguan karena menerima
Universitas Sumatera Utara
intruksi keliru dari otak. Menurat teori ini, dengan menggunakan intruksi yang “keliru” itu, maka teknik pijat refleksi dapat mendesak tubuhuntuk kembali sehat (Wahyuni Shanti, 2014). Pijat refleksi semakin berkembang dengan ditemukannya teori-teori oleh para dokter dan peneliti. Mereka diantaranya: 1. William Fitzgerald Dia menyebutkan bahwa penerapan pijatan pada jari tanga atau jari kaki yang mewakili satu dari sepuluh zona dapat mengurangi rasa sakit di bagian tubuh yang berkaitan. Dr. Fitzgerald menamakannya sebagai terapi zona. Teori ini digunakan oleh banyak dokter untuk mengobati penyakit dan menjadikannya anestesi dalam pembedahan ringan. 2. Dr. Joseph Riley Dia merupakan asisten Dr. Fitzgerald dan menggunakan prinsip-prinsip dasar terapi zona pada area kaki. Dia menambahakan tiga garis melintang dan detail-detail sehingga membentuk peta ditelapak kaki dan tangan. Peta tersebut menunjukkan titik-titik pijat yang berhubungan dengan berbagai bagian tubuh. 3. Eunice Ingham Dia adalah seorang fisioterapis sekaligus penulis buku Stories the Feet can Tell (Kisah-Kisah yang Dapat Diceritakan Kaki). Dalam bukunya, dia menguraikan berbagai respons refleks saat dilakukan pemijatan pada area kaki. Oleh karenya, dia diangap sebagai pengembang dan penerus ide terapi zona dan pijat refleksi. Dia juga yang mengenal pijat refleksi kepada ribuan orang di Amerika, Kanada, dan Eropa.
Universitas Sumatera Utara
4. Doren Bayley (Inggris), Hanne Marquarett (Jerman), dan Father Josef Eugster (Taiwan) Mereka mengenalkan pijat refleksi pada dunia modern hingga kini. 2.4.3
Pengobatan Pijat Refleksi
a. Kaki Sebagai Area Refleksi Manusia merupakan makhluk hidup yang mampu berdiri dan berjalan tegak dengan kedua kaki. Pada kaki, berat badan tubuh akan bertumpu. Oleh karenanya, Tuhan Yang Maha Esa telah mendesain kaki manusia dengan stroketur yang luar biasa yang terdiri dari puluhan tulang, otot, persendihan, dan saraf-saraf, yang masing-masingnya berhubungan satu sama lain (Wahyuni Shanti, 2014). Ketika kita berdiri, telapak kaki bagian atas dan tumit membentuk landasan untuk menampung berat badan kita. Ketika berjalan atau berlari, tumit menerima benturan pertama. Kaki lantas menekan ke depan dengan bantuan lengkungan longitudinal, sedangkan Achilles tendon di betis berkonsentrasi mengangkat tumit. Berat badan lalu bergeser ke bagian bola kaki. Bagian ini terdiri dari lengkung metatarsal yang melintang secara horizontal. Stroketur demikian membantu gerakan ke dalam dan keluar menyesuaikan landasan yang berubah-ubah. Pada tahap akhir suatu langkah, jari-jari kaki mendorong telapak kaki sehinga tubuh terdorong ke depan. Begitu seterusnya sampai sekian jarak kaki melangkah. Setiap harinya, kaki manusia mengalami gerakan berulang karena manusia mau tidak mau harus berdiri, berjalan, atau berlari dalam menunjang aktivitasnya. Beban kaki tentunya akan semakin bertambahnberat jika kita tidak pandai-pandai dalam memilih alas kaki. Beberapa temuan medern, seperti adanya sepatu bersol
Universitas Sumatera Utara
tipis (ceper), berhak tinggi (high heels), atau berbahan kain tipis, semakin membuat kaki rentan terhadap cedera. Kebiasaan menggunakan alas kaki yang kurang tepat dapat menyebabkan bagian tengah kaki mengunci bahkan kehilangan kemampuan untuk menyerap benturan dari tiap langkah. Akhirnya kaki menjadi tegang dan lelah. Kondisi kaki yang kurang baik tentunya akan berdampak pada organorgan tubuh lainya karena pada kaki terdapat area refleks yang berhubungan dengan organ-organ tubuh. Area refleks pada kaki membentuk peta yang hampir mirip dengan peta anatomi tubuh. Misalnya, bagian pada jari-jari dan tumit kaki, masing-masing merefleksikan kepala dan punggung bagian bawah (Wahyuni Shanti, 2014). Adapun bagian-bagian sebagian area refleks adalah sebagai berikut: 1. Telapak kaki kanan Telapak kaki kanan merefleksikan area-area yang berhubungan dengan tubuh sebelah kanan. Sebagai contoh ialah pada organ hati. Organ hati terletak di bagian tubuuh sebelah kanan. Oleh karena itu, telapak kai kanan merefleksikan organ hati yang lebih luas dibandingkan telapak kaki kiri. 2. Telapak kaki kiri Area refleks telapak kaki kiri berhubungan dengan tubuh sebelah kiri. Organ-organ tubuh seperti jantung, lambung, dan pamkreas terletak di sebelah kiri. Oleh karena itu, telapak kaki kiri merefleksikan area-area tersebut lebih luas dibandingkan telapak kaki kanan.
Universitas Sumatera Utara
3. Kaki kiri atas Pada kaki kiri bagian atas terdapat area-area yang berhubungan dengan tubuh sebelah kiri. 4. Kaki dalam Tulang punggung direfleksikan di sepanjang telapak kaki bagian dalam. Sementara itu, ibu jari kaki berhubungan dengan leher, telapak kai bagian atas (di bawah ruas-ruas jari) merefleksikan area di antara belikat kiri dan kanan, dan area bawah tumit merefleksikan tulang ekor. 5. Kaki kanan atas Pada kaki kanan atas terdapat area-area yang berhubungan dengan tubuh sebelah kanan. Pada kaki kanan terdapat garis tengah yang membelah telapak kaki menjadi dua bagian, yang dikenal sebagai garis pinggang. Punggung atas dan organ-organnya dipetakan pada bagian atas garis ini, sedangkan punggung bawah dan organ di dalamnya dipetakan pada bagian bawah garis itu. Sementara itu, area refleks kelenjar limfa dan selengkangan terdapat disekeliling pergelangan telapak kaki. 6. Kaki luar Kaki luar merefleksikan bahu serta area-area yang berkaitan dengan lengan dan sikut yang terdapat di sisinya. Selain itu, area refleks organ reproduksi, saraf siatika, dan pinggul, direfleksikan oleh pergelangan telapak kaki yang melingkar. b. Tangan Sebagai Area Refleksi Seperti halnya kaki, tangan juga didesain untuk beragam tugas supaya memudahkan berbagai aktivitas manusia. Tangan juga tersusun atas puluhan
Universitas Sumatera Utara
tulang, otot, urat dan saraf. Masing-masing bagian saling berkaitan satu sama lain. Jari-jari yang terdapat pada tangan mampu menggenggam suatu aktivitas yang tidak dapat dilakukan jari-jari kaki. Genggaman kuat jari-jari tangan memungkinkan manusia mampu mengangkan beban berat sampai puluhan kilogram. Tulang-tulang pada tangan dan kaki memiliki fungsi yang berbeda. Tulang-tulang jari kaki, memiliki ukuran lebih pendek dibandingkan tulang-tulang pada jari-jari tangan karena jari-jari kaki hanya digunakan untuk keseimbangan dan mengangkat, sedangkan jari-jari tangan lebih banyak digunakan untuk menggenggam. Walaupun demikian, susunan tulang-tulang kaki lebih kuat dalam menopang berat seluruh tubuh, namun cukup ringan untuk memudahkan kita bergerak. Tulang-tulang karpal yang berukuran kecil pada pergelangan tangan dan metakarpal pada jari-jarinya serta ibu jari yang luwes, saling bekerja sama, seperti diibaratkan rangkaian pengungkit yang canggih sehingga memungkinkan terjadinya gerakan menggenggam. Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin modern, tidak sedikit dari kata, yang menggunakan jari-jari tangan untuk menekan tuts-tuts keyboard dalam bekerja. Bila hal ini dilakukan secara berulang-ulang dan dalam jangka waktu yang lama maka tangan akan semakin mudah untuk mengalami cedera. Contohya adalah gejala carpal tunne symdrome, yaitu pembengkakan jaringan ikat dipergelangan tangan akibat terjepitnya saraf yang melewatinya. Seperti halnya kaki, tangan juga memiliki banyak simpul saraf yang peka dan sangat reseptif terhadap pijatan refleksi (Wahyuni Shanti, 2014).
Universitas Sumatera Utara
Adapun bagian-bagian
tangan sebagai area refleksi adalah sebagai
berikut: 1.
Telapak tangan kiri Area refleks telapak tangan kiri berhubungan dengan tubuh sebelah kiri. Area refleks tulang punggung terletak di bagian dalam, sedangkan area refleks kedua bahu terdapat di bagian luarnya. Refleks kepala dan leher terdapat pada jari-jari dengan posisi tulang belakang di dekat pergelangan tangan.
2. Telapak tangan kanan Ada refleks telapak tangan kanan berhubungan dengan sisi kanan tubuh. Contoh area refleks yang terdapat pada telapak kanan adalah area hati. 3. Tangan kiri atas Bagian atas tangan kiri menampilkan sederetan area refleks yang berkelompok, yang mewakili sisi kiri tubuh mulai dari sisi kepala kiri hingga ke sisi lutut kiri. 4. Tangan kanan atas Area-area refleks tangan kanan atas berhubungan dengan sisi kanan tubuh. Area refleks kelenjar limfa, selangkangan, dan tuba folapi terdapat di sekeliling pergelangan tangan. Sementara itu, di pangkal tulang panjang tangan, terdapat satu titik dengan area refleks punggung bawah, pinggul, dan organ-organ yang di dalamnya terdapat di bawah titik ini. 2.4.4
Manfaat Pijat Refleksi Secara Umum Manfaat pijat refleksi untuk kesehatan sudah tidak perlu diragukan lag.
Salah satu khasiatnya yang paling populer adalah untuk mengurangi rasa sakit
Universitas Sumatera Utara
pada tubu. Hal inilah yang menjadi alasan banyaknya orang memiliki melakukan terapi pijat refleksi untuk mengobati aneka keluhan kesehatannya (Wahyuni Shanti, 2014). a. Pencegahan berbagai penyakit Jika sudah terkena penyakit, maka waktu dan tenaga kita akan tersita untuk
mengobati
penyakit
tersebut.
Belum
ditambah
anggaran
yang
harusvdikeluarkan untuk berobat. Pijat refleksi dapat menjadi sarana alternatif untuk mencegah penyakit ringan maupun serius datang menghampiri tubuh. Pijat refleksi dapat membuat tubuh dengan cepat merespons penyakit dan mengembalikannya dengan keadaan seimbang. Beberapa riset di Cina yang dilakukan antara tahun 1993-1998 menunjukkan bahwa pijat refleksi ternyata lebih aman dibandingkan pengobatan medis dalam mengatasi berbagai gejala gangguan kesehatan, seperti gangguan asam lambung, penyakit jantung koroner, diabetes, infeksi ginjal, radang paru-paru dan sebagainya. Selain itu, suatu kajian di Australia pada 1999 telah berhasil menunjukkan bahwa seseorang yanng rutin melakukan terapi pijat refleksi memiliki fungsi saluran cerna dan ginjal yang lebih sehat. b. Meningkatkan Daya Tahan Tubuh Menjaga daya tahan tubuh merupakan faktor penting untuk mencegah datangnya penyakit, terlebih di saat musim pancaroba yang menyebabkan virus dan bakteri mudah sekali menyerang tubuh. Sistem imun ( daya tahan tubuh) manusia bersifat flutuatif, artinya kadang aik, namun kadang pula turun. Di saat daya tahan tubuh sedang menurunlah, penyakit mudah datang menyerang.
Universitas Sumatera Utara
Namun, kita perlu risau karena tubuh kita telah didesain untuk dapat untuk menangkal berbagai bibit penyakit menyerang tubuh. Meningkatkan daya tahan tubuh dapat dilakukan dengan mengkonsusmsi makanan bergizi seimbang, olahraga yang teratur, istirahat yang cukup, serta penuhi kebutuhan nutrisi penting seperti aneka vitamin dan mineral. Selain hal-hal tersebut, pijat refleksi dapat pula menjadi salah satu alternatif yang pas untuk meningkatkan daya tahan tubuh. Melalui berbagai teknik pemijatan, maka aliran darah dalam tubuh akan menjadi lancar sehingga energi tubuh dapat ditingkatkan. Secara mekanis, saraf dan otot tubuh menjadi terlatih. Dengan begitu, tubuh menjadi semakin fit dan secara tidak langsung akan meningkatkan imunitas tubuh kita. c.
Membantu Mengatasi Stres Stres merupakan gejala yang umum pada manusia, terutama di era
globalisasi seperti sekarang ini, mengingat setiap manusia tidak akan terlepas dari masalah dalam kehidupannya. Stres yang berkepanjangan dapat mengakibatkan pengaruh buruk bagi kehidupan kita, seperti produktivitas yang menurun, rasa sakit, bahkan gangguan mental. Pada dasarnya, stres merupakan suatu bentuk ketegangan, baik berupa fisik maupun mental. Ketika seseorang dalam keadaan stres atau tertekan maka kesehatan fisik juga akan ikut berpengaruh. Hal ini dikarenakan peredaran darah dalam organorgan tubuhnya mengalami gangguan. Pijat refleksi memberikan manfaat terutama untuk mendatangkan perasaan reflek dalam tubuh dan pikiran dengan cara alamiah atau tanpa obat-obatan. Memijat salah satu titik di zona terapi, dapat melepaskan hormon endofrin, yaitu suatu zat kimia tubuh yang mampu
Universitas Sumatera Utara
menciptakan perasaan nyaman. Pengeluaran zat inilah yang merupakan cara alamiah terbaik untuk melepaskan stres. Jadi, terapi pijat refleksi sangat baik untuk membantu seseorang mengatasi tuntutan pekerjaan, beban berat, aktivitas yang padat, maupun suasana yang tidak harmonis dalam keluarga. d.
Meringankan Gejala Migrain Migrain adalah nyeri kepada berdenyut yang seringkali disertai mual,
bahkan muntah. Penderitanya biasa akan sensitif terhadap cahaya, suara, bahkan bau-bauan. Sakit pada kepala ini biasanya sering mangenai satu sisi kepala, kadang berpindah kesisi lainnya, atau bahkan kedua-duanya. Gejala migran dapat diatasi dengan rutin melakukan terapi pijat. Hal ini berdasarkan studi yang dilakukan oleh para peneliti Universitas of Auckland. Penelitian yang dilakukan terhadap sejumlah pasien penderita migran, menunjukkan bahwa penderita migran yang mendapat terapi pijat selama beberapa minggu mengalami penurunan kadar keparahan migran, dibandingkan mereka yang tidak menerima terapi. Selain kadar keparahan migran yang menurun, kualitas tidur pasien juga semakin meningkat. e.
Meringankan Nyeri Setelah Berolahraga Masalah yang tidak dapat dipungkiri seiring dengan semakin pesatnya
kemajuan teknologi adalah semkin jarangnya manusia untuk bergerak. Segala sesuatu yang sudah berubah mesin semakin memudahkan seseorang untuk melakukan sesuatu. Akibatnya aktivitas fisik tubuh menjadi semakin berkurang. Olahraga merupakan salah satu kegiatan gerak untuk menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh. Namun, pada pelaksanaannya kita sering kali mengalami
Universitas Sumatera Utara
kelelahan yang sangat selepas berolahraga atau bahkan cedera. Cedera dapat mengenai otot, logmen, maupun tulang. Terapi pijat refleksi dipercaya dapat mengurangi peradangan pada otot akibat berolahraga. Cara pijat yang benar mampu menyembuhkan peradangan otot hampir sama seperti cara kerja obat anti peradangan. Hal ini berdasarkan studi yang dilakukan di Buck Institute for Research on Aging dan McMaster University. f.
Membuat Awet Muda Proses penuan merupakan sesuatu yang alami sekaligus ditakuti, terutama
oleh kaum hawa. Hal ini dikarenakan ketika usia menginjak dewasa, kulit wajah akan mengalami tanda-tanda penuaan, seperti keriput, garis-garis halus pada area bawah mata, kulit kusam, serta kulit terlihat tidak kencang. Menjadi awet muda adalah impian setiap orang. Tidak sedikit dari mereka yang berupaya mendapatkannya mulai dari melakukan perawatan khusus, konsumsi suplemen yang kaya nutrisi, hingga operasi plastik. Operasi plastik merupakan cara instan untuk mencapai awet muda. Banyak yang berhasil mewujudkan impiannya melalui operasi plastik, namun tidak sedikit pula yang harus menelan kekecewaan karena keggalan maupun efek samping yang ditimbulkan akibat operasi tersebut. Dengan demikian, operasi plastik adalah jalan yang tidak dianjurkan untuk mendapatkan wajah yang awet muda. Pijat refleksi yang dilakukan secara teratur ternyata mampu membuat kulit menjadi awet muda. Pijaan lembut pada titik-titik refleksi mampu memperbaiki aliran darah, termasuk darah pada area wajah. Darah yang segar dan kaya oksigen tentunya akan membuat sel-sel wajah lebih sehat dan tampak muda. Bahkan
Universitas Sumatera Utara
seorang ahli kulit bernama Kimara Ahnert, menyebutkan bahwa pijat mampu melawan kulit kendur serta menambah vitalitas pada kulit kusam. g.
Meringankan Sindrom Pramenstruasi (PMS) PMS merupakan masalah yang seringkali dialami sebagian besar wanita
pada setiap bulannya. PMS adalah sekumpulan gejala berupa gangguan fisik dan mental yang dialami 7-10 hari menjelang menstruasi dan menghilang dengan sendirinya setelah menstruasi. Keluhan yang dialami bisa bervariasi, seperti cepat lelah, nyeri pada kepala, punggung, perut bagian bawah, nyeri pada payudara, munculnya jerawat, masalah pada pencernaan, sampai perubahan perasaan (badmood). Gejala PMS perlu diwaspadai jika sudah sampai menghambat aktivitas keseharian. Untuk menyiasatinya dapat berupa terapi farmakologi maupun terapi nonfarmakologi. Terapi farmakologi dapat berupa konsumsi obat-obatan pereda nyeri. Sementara itu, terapi nonfarmakologi salah satunya adalah dengan melakukan pijat refleksi. Pemijatan pada titik yang berhubungan dengan area kewanitaan dapat yang dlakukan sebelum masa menstruasi ternyata mampu menekan gejala PMS lebih efektif. Hal ini berdasarkan penelitian yang dilakukan di Touch Research Institute dan University of Miami School. Studi ini meneliti sejumlah wanita dengan keluhan PMS. Setelah dilakukan penelitian selama beberapa bulan, ternyata wanita yang mengalami tindakan terapi mengalami pengurangan keluhan PMS dibandingkan mereka yang tidak dilakukan tindakan terapi pijat.
Universitas Sumatera Utara
h.
Membantu Penyembuhan Penyakin Kronis Pijat refleksi kini telah dimasukkan ke dalam program tambahan di
beberapa departemen pembedahan di Columbia Hospital. Salah satu program integrasi di rumah sakit di Kota New York ini adalah meresmikan pijat refleksi sebagai terapi ideal di unitvperawatan intensif bagi pasien yang baru usai dioprasi. Dengan pijat refleksi, utamanya pada kaki tidak menimbulkan efek samping pada bagian tubuh lain yang tidak terganggu. Dengan demikian, pijat refleksi menjadi terapi yang efesien untuk penyembuhan sehingga pasien menjadi sembuh lebih cepat. i.
Mengurangi Ketergantungan Terhadap Obat - Obatan Pada praktiknya, terapi pijat refleksi tidak menggunakan obat-obatan
untuk dikonsumsi. Tekanan pada titik-titik saraf selama proses pemijatan terbukti ampuh melancarkan sirkulasi darah serta merespons bagian tubuh untuk menagkal penyakit. Dengan demikian, terapi pijat refleksi dapat dikatakan sebagai teknik yang baik untuk mengurangi kebutuhan terhadap obat. Mengkonsumsi obat-obatan pereda sakit, vitamin, atau obat-obatan kimia secara berlebihan tentunya tidak baik bagi kesehatan. Kalaupun seseorang masih harys mengkonsumsi obat maka pijat refleksi dapat membantu obat bekerja lebih efektif. Selain kondisi tubuh akan pulih kembali, pijatan juga bermanfaat untung membuang sisa metabolisme tubuh, khususnya racun yang mungkin merupakan efek samping dari konsumsi obat.
Universitas Sumatera Utara
2.4.5
Teknik-Teknik Pijat Refleksi
1. Teknik-Teknik Dasar Pijat Refleksi a.
Merambatkan Ibu Jari Tujuannya adalah untuk memberikan tekanan konstan pada permukaan kaki atau tangan dengan membangkitkan daya keempat jari tangan. Dasar teknik ini adalah menekuk dan meluruskan ruas pertama ibu jari. Tujuannya adalah untuk memijat dengan gerakan perlahan supaya pijatan terasa konstan dan mantap.
b.
Merambatkan Jari Teknik ini digunakan untuk memijat kaki atau tangan bagian atas dan samping. Teknik ini memiliki prinsip yang sama dengan merambatkan ibu jari, yaitu berupa gerakan menekuk melusruskan kembali ruas pertama jari. Tangan bagian atas media landasan yang baik untuk berlatih gerakan merambat jari adalah gerakan maju da mundur sedikit demi sedikit mulai dari ujung jari hingga ujung kuku bagian bawah. Pergeeseran otomatis akan terjadi ketika jari menekuk dan melurus kembali.
c.
Memutar Pada Satu Titik Tujuannya adalah unuk memberikan tekanan pada suatu titik refleks dengan jari-jari tangan, lalu memutarkan pergelangan tangan lainnya, serta memutar pergelangan kaki. Sewaktu persendihan bergerak, jari-jari tangan tetap berada pada tempatnya. Kontak antara kaki yang berputar dan jari yang diam di tempat ini akan memunculkan tekanan ketika pergelangan kaki diputar ke rah tubuh dan menghilang ketika pergelangan kaki diputar menjauhi tubuh.
Universitas Sumatera Utara
d.
Menekan dan Menahan Teknik ini bermanfaat untuk memijat titik spesifik atau bukan area yang luas. Teknik ini merupakan teknik yang relatif diam di tempat atau dengan hanya sedikit gerakan pemijatan menggunakan ibu jari. Sama halnya seperti teknik lain, daya dorong mamainkan peranan penting dalam memijat suatu titik. Sebagaimana memijat dengan rambatan ibu jari, dorongan berasal darijari-jari tangan dan ditentukan pula oleh posisi pergelangan tangan.Hal yang perlu diperhatikan dalam berlatih menahan dan menekan adalah untuk mengusahakan agar tanggan yang memegangi dapat membuat bagian yang dipijat diam saat dipijat (Wahyuni Shanti, 2014).
2.
Teknik Pijat Ekstra Pada Kaki a.
Teknik mengibaskan kaki Teknik maksudnya adalah menggerakan dua sisi samping kaki dengan tujuan agar telapak kaki menjadi relaks. Kaki digerakkan kesamping, ke dalam serta ke luar. Hal ini dikarenakan selama kesehariannya, gerakan kaki biasanya hanya terbatas ke atas dan ke bawah. Dengan demikian, penerapan teknik ini akan memberikan kenyamanan pada kaki setelah dilakukan pemijatan karena kaki akan bergerak secara seimbang.
b.
Memutir tulang belakang Teknik ini bertujuan untuk menimbulkan efek relaksasi terhadap area refleks belakang. Itulah sebabnya disebut memutir tulang belakang walaupun pada kenyataanya bagian yang dipijat adalah sapanjang kaki
Universitas Sumatera Utara
dalam. Teknik ini akan memberikan efek nyaman lebih cepat jika semua jari tangan dalam keadaan menggenggam erat kaki. c.
Memijat paru-paru Teknik ini menimbulkan relaksasi si area refleks paru-paru di area telapak kaki bagian atas. Gerakan memijat di area refleks paru-paru memiliki nilai seni karena gerakannya yang lembut dan mulus, menyerupai suatu gelombang. Gelombang tersebut tentunya dihasilkan oleh gerakan koordinasi oleh kedua tangan. Setiap belahan tangan memang bekerja sama satu lain untuk membentuk suatu koordinasi yang baik. Satu tangan menekan, sedangkan tangan lain meremas lembut.
d.
Menggerakkan telapak kaki Tujuannya adalah untuk menimbulkan gerakan pada tulang pembentukan telapak kaki bagian atas. Teknik ini akan menghsilkan relaksasi di area refleks paru-paru, dada, punggung atas, dan diafragma.
e.
Memutar pergelangan kaki Teknik ini maksudnya memutar kaki sejauh 3600. Hal ini bertujuan untuk melatih dan membuat relaks empat kelompok otot besar yang mengendalikan gerakan telapak kaki.
f.
Memutar jari kaki Teknik ini bertujuan untuk menimbulkan relaksasi pada jari kaki serta menguatkannya. Hal ini disebabkan seluruh otot kaki akan bergerak sehingga tercipta efek relaksasi pada kaki.
Universitas Sumatera Utara
g.
Menarik kaki Teknik ini bermanfaat untuk merelaksasikan seluruh kaki. Gerakannya bertolak belakang dengan gerakan yang dialami telapak kaki setipa kali melangkah.
h.
Menggerakkan kaki tengah Pada bagian tengah kaki terdapat suatu sendi yang melintang. Sendi ini seringkali mengalami ketegangan karena terjepit alas kaki dan berdiri terlalu lama. Akibatnya, stres di seluruh bagian kaki dan seluruh area refleks kaki tengah dapat terjadi. Latihan menggerakkan kaki tengah ini dapat mengurangu stres tersebut (Wahyuni Shanti, 2014).
3.
Teknik Pijatan Ekstra Pada Tangan a.
Teknik menarik jari Teknik bertujuan untuk menimbulkan hentakan sehingga dapat membuat relaks, bukan saja terhadap jari-jari tangan, melainkan tangan secara keseluruhan. Dalam kesehariannya, jari-jari tangan berada dalam keadaan tegang karena digunakan untuk beragan aktivitas. Teknik tarikan jari yang lembut mampu mengendurkan sendi sehingga membuatnya relaks.
b.
Menggerakkan jari ke samping Teknik ini akan membuat sendi jari bergerak berada daripada biasanya. Tangan kanan akan menggerakkan jari ke samping kiri dan kanan., sedangkan tangan kiri memegang jari sehingga jari tetap kokoh ketika digerakkan.
Universitas Sumatera Utara
c.
Meregangkan jari Teknik ini maksudnya menahan tangan sambil memijat jari-jari tangan dengan teknik merambatkan ibu jari. Hal ini berguna agar terjadi peregangan kuat dan nyaman pada jari. Langkah pertama yang harus dilakukan adalah lemaskan pergelangan tangan, lalu regangkan bagian dalam ibu jari dan jari-jari yang akan dipijat.
d. Gerakan-gerakan Teknik ini maksudnya untuk menciptakan gerakan ritmis antara tulang panjang pada tangan. Gerakannya berupa gerakan ke depan dan ke belakang yang dilakukan secara bergantian. Sama halnya seperti gerakangerakan lainnya, usahakan tangan pasien dalam keadaan relaks agar pemijat maupun pasien sama-sama merasakan kenyamananya. e.
Meregangkan tangan Teknik ini bermanfaat untuk memberikan persaan relaks pada seluruh tangan.
f.
Menggerakkan telapak tangan Teknik ini hampir mirip dengan teknik memilin tangan. Tujuannya adalah untuk menggerakkan tulang panjang tangan agar tercipta relaksasi.
g.
Membalas gerakan telapak tangan Dengan teknik menggerakkan telapak tangan yang merupakan cara lain membuat tulang panjang tangan dapat bergerak dengan relaks (Wahyuni Shanti, 2014).
Universitas Sumatera Utara
2.5
TeoriPerilaku Kesehatan Suatu teori lain dikembangkan oleh Lawrence Green yang telah dicoba untuk mengungkapkan determinan perilaku dari analisis faktorfaktor yang mempengaruhi perilaku khususnya perilaku yang berhubungan dengan kesehatan, yang mengatakan bahwa kesehatan seseorang atau masyarakat dipengaruhi oleh dua faktor yakni faktor perilaku dan faktor di luar perilaku. Selanjutnya perilaku itu sendiri terbentuk dari 3 (tiga) faktor yaitu: 1. Faktor –faktor predisposisi (predisporsing factors), yang terwujud dalam pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai dan sebagainya. 2. Faktor-faktor pendukung (enabling factors), yang terwujud dalam lingkunga
fisik, tersedia atau tidak tersedianya fasilitas-fasilitas atau
sarana-sarana kesehatan misalnya puskesmas, obat-obatan, alat-alat kontrasepsi, jamban, dan sebagainya. 3. Faktor-faktor pendorong (reinforcing factor) yang terwujud dalam sikap dan perilaku petugas kesehatan, atau petugas yang lain yang merupakan kelompok refleksi dari perilaku masyarakat.
Universitas Sumatera Utara
2.6
Kerangka Pikir
Faktor Internal - Umur - Jenis kelamin - Pekerjaan - Pendidikan - Penghasilan - Niat - Keyakinan Persepsi Pasien Terhadap Pengobatan Alternatif Pijat Refleksi Urat saraf Faktor Eksternal - Keluarga - Lingkungan
Kerangka pikir diatas menggambarkan bahwa faktor internal (umur,jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan, penghasilan, niat, dan keyakinan) dan eksternal (keluarga, lingkungan) dapat mempengaruhi persepsi pasien terhadap pengobatan alternatif pijat refleksiurat saraf Kecamatan Air Batu Kabupaten Asahan.
Universitas Sumatera Utara