• :M.e ia • rr'angga[ J[afaman .
•
•
•
Luluk Sumiarso bisa disebut sosok dengan dua identitas. Pada satu sis~ ia seorang birokrat dengan pengalaman aneka ragam, sebagai direktur jenderal, sekretaris jenderal, dan komisaris. Di sisi lain ia dikenal sebagai penggiat budaya, khususnya terkait dengan seni tradisi. Oleh NINOK LEKSONO
Puspo Budoyo, yang dibina bersama beberapa sahabat dekat dan diketuai istrinya, Lies, hingdentitas kedua ini boleh jadi ga Maret 2009 telah memenlebih kuat karena orang .letaskan 33 pergelaran, terdiri bih ingat dia sebagai "Bos atas 26 ketoprak, 4 ludruk, 2 Toprak" (pirnpinan grup ketopwayang orang, dan sekali lerak) daripada staf ahli menteri. nong. la tampaknya lebih klop meKornitrnen pada seni budaya ngenakan kostum tradisional tradisional itu lahir dari kepridengan baju katun dan belanghatinan, sem tradisi semakon daripada setelan jas. kin kehilangan daya tarik. Luluk dengan Paguyuban Menonton saja enggan, apalagi menjadi pemain , atau membiayai pergelaran. Lihat apa yang terjadi pada Wayang Orang Sriwedari dan Wayang Orang Barata. Bisa dikatakan lebih banyak yang main daripada yang menonton, kata Luluk. Apalagi, yang diderita grup pertunjukan keliling (tobong) di berbagai daerall. Untuk bisa m an~rung saja mereka kerap kesulit-
7(f, Iq>I 'Nt;;
0'a[eri :.Nasiona( ffld(me.~ia I[ :Me/an :.Merdek(1 qj'lfllll Wo. I f
,/ak(lIlcl (/)/1.\(/[
'1~ (02 J) j48 nl) S4 (J'~ (021) HJ I UH 1
www./Ja(enIW\I/llIltf.Olutl.lI/lIlr- IJcill1t1 .• ~/)/IIcI(l .• tl[.I/I.[ . id
• •
angga
• • •
•
DATA • • • •
Nama: H Luluk Sumiarso Lahir: Ponorogo, 5 April 1951 Istri: Hari Sulistyowati (Lies) Anak: Ajeng Shastri, Ajeng Nadia Laksm, Aryo Radityo • Pendidikan: - Alumnus ITB (Elektroteknik, 1976) - Pascasarjana Syracuse University, AS (Instructional Technology, 1979) dan University of Pennsylvania, AS (Energy Management and Policy, 1990) • Pengalaman tugas: - Dirjen Listrik dan Pemanfaatan Energi, 2001-2003 - Sekjen Departemen ESDM, 2003-2006 - Dirjen Minyak dan Gas Bumi, 2006- Juli 2008 - Staf Ahli Menteri ESDM Bidang SDM dan Teknologi - Anggota Dewan Pengawas/Dewan Komisaris PT PGN (Persero), 1994-2002 - Komisaris Utama PT PLN (Persero), 2002-2003 - Komisaris PT Pus ri, 2009 • Aktivitas: - Pembina Paguyuban Puspo Budoyo - Penggagas Forum Kebudayaan Indonesia dan Forum Rekonstruksi Kompleks Kota/Keraton Majapahit
'J(JJ(j fWC;
C;'a(eri %l.\iona( I lido 11 L'sia :Ml'Il/,'k(i q lIITlII Wo. J.I '/ak.\1I1t1 (j'/I\dt rr: (021) J /1{ n 9 I 1/ . (021) H)' W lJ 'W'ww./llifl'1I Il£l\/Ollli/ III id 1'1I111t! 1j"llIli,\(,Il lfld(/\III. lIc·l . fI 'l[
:Me/all
~e(Jia
Tangga J{afaman
an tempat. Di tengah keprihatinan itu, pada tahun 2005, saat Luluk menjadi Sekjen Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral, datang Aries Mukadi, mantan anggota/ sutradara grup Ketoprak Humor. la menyampaikan, kelompok itu (setelah acaranya dihentikan salah satu stasiun televisi) tak punya penghasilan. Luluk bersedia menolong dengan kiatnya sendiri. la pilih ketoprak banyolan karena
ketoprak biasa sulit untuk mencari penonton. la lalu mengajak Komunitas Gnaro Ngalam (atau Orang Malang bila dibaca terbalik) di Jakarta. Pementasan pertama mengangkat lakon Ken
Arok dan Ken Dedes, mBahe Gnaro Ngalam yang berlangsung sukses di Gedung Kesenian Jakarta. Selain banyolan, ia juga mencoba memperluas basis dukungan dengan mengajak tokoh masyarakat dan artis ikut bermain. Mereka yang pernah ikut antara lain Ketua Mahkamah Konstitusi, menteri dan mantan menteri, Deputi Gubernur Bl, gubernur, dirjen, kornisaris, dirut, serta direksi BUMN. Pernah pula rektor, guru besar, para eksekutif perusahaan swasta, kalangan media, bahkan ekspatriat. Dengan apa yang tampaknya dilakukan dalam suasana pertemanan itu, sesungguhnya Luluk berhasil mengatasi beberapa tantangan, terutama menyangkut dana dan pen on ton. Dengan mengajak dan melibatkan para tokoh ikut bermain dalam pertunjukannya, perusahaan atau kolega tokoh itu pun mau diajak mensponsori atau membiayai pergelaran, baik melalui dana
corporate social responsibility (CSR) maupun dari kocek sendiri. Lalu, dengan para tokoh ilrut manggung, kolega dan keluarga mereka juga ikut menonton.
/
I~ _I . "))/
\ .\
\ •
~
•
•
Paregreg. Luluk yakin, dengan semakin banyak tokoh yang ikut bermain, semakin banyak seniman tradisionaI yang bisa dibantu Puspo Budoyo. DaIam kaitan ini pula dia berharap ada selebriti muda yang mau ikut main sehingga bisa mengilhami generasi muda lain untuk menerjuni seni tradisi.
CjafCn' Nasiolla( Il1d()//l'.~ /a J[ :Ml'fia l1 :Me({(l'~tI (!i'lIIlIf ( o.111akwtil q)II.,t1t rr. (02 J)34IU~()S4 (j- (0 J) JO/HHI /'11/1 11
• •
Dengan cara ini, selain penontOlUlya ada, tontonan yang semula dicitrakan untuk kalangan menengah ke bawah secara bertahap diubah menjadi tontonan menengah ke atas. Melalui Puspo Budoyo, masyarakat bisa menikmati seni tradisional di gedung pertunjukan, seperti Gedung Kesenian Jakarta, Graha Bhakti Budaya TIM, Balai Kartini, juga Sabuga Bandlmg. Selain tampil di gedung, rekaman pertunjukan juga disiarkan TVRI setiap Sabtu malam sehingga wajah Luluk yang sering tampil pun dikenali sebagai pemain ketoprak. Seperti halnya Luluk, pemain lain juga banyak yang jadi ketagihan tampil. Sebagian bisa dikatakan telah ketularan "virus ketoprak". Setelah terakhir mementaskan lakon Geger Gunung Tidar yang berlatar belakang Kerajaan Demak, pad a April, bersama tokoh farmasi, Puspo Budoyo, akan mementaskan cerita Cheng Ho dalam Perang
'l(f.J(j>fN(;
'W Ut(V'fj et/cn' Ill" io /I tll. ()/. Id
•
•
I: lla /11 1/ \ (d) /11" (/.\11 t. 11,. t. '1
:Media 'fangga Jiafaman
Berbagai karakter Selama memimpin Puspo Budoyo, LuJuk juga bisa melihat berbagai karakter. Jadilah clia tidak berusaha memaksakan aturan terhadap seniman, tetapi justru menyesuaikan cliri dengan kebiasaan mereka Mengatur jadwal tokoh boleh jacli lebih sulit. Pemah satu kali ada beberapa tokoh yang tidak pemah bertemu selama latihan. Maka, mereka tampil mendadak berakting bareng cli panggung. LuJuk juga melihat, para tokoh yang biasanya tampak formal ternyata bisa lepas dan mbanyol cli Banyak puJa dari mereka yang justru
• •
•
•
• •
•
bangga dengan kostum kebesaran ketoprak atau wayang, Ialu membuat foto dengan kosturn tersebut untuk clipasang cli kantor atau Facebook. Ke depan, LuJuk akan terus mencarikan dana bagi pengembangan seni tradisi agar seniman dan kegiatan mereka tetap berlangsung. Lalu, sebagai program, LuJuk dan paguyubannya telah mengidentifikasi 89 lakon ketoprak yang eranya terentang dari Mataram Kuno hingga Proklamasi Kemerdekaan Indo• neSla "Rekaman cerita yang telah clipentaskan akan kami SUSWl urutannya hingga menjadi Serial Babad Nusantara yang menampilkan para pahJawan kita. Ini biar generasi mendatang bisa (terbantu) mengenal sejarah bangsanya," kata LuJuk. Di luar idealisme, senj traclisi selalu memunculkan pertanyaan klasik, yaitu bagaimana ia bisa tumbuh secara mancliri dan pertunjukannya menguntungkan. Menurut LuJuk, profit masih belum bi,sa d.iharapkan ka-
rena untuk menutup biaya pergelaran saja masih perlu upaya keras. . Untwlglah, belakangan ia menemukan jalan keluar dengan melibatkan tokoh yang dengan perusahaannya ramai-ramai membantu membiayai pergelaran. HaI itu bahkan sempat memunculkan canda, "Kalau seniman profesional setelah main clibayar, tapi kalau para tokoh setelah main malah membayar." Dari sisi ini puJa LuJ uk mencetuskan ide, sebagian dana CSR dj perusahaan cliperluas menjacli
corporate social and cultural responsibility (CSCR) yang bisa digunakan untuk membantu membiayai berbagai kegiatan budaya oleh seniman cli berbagai pelosok Tanah Air. Di sini, sosok Luluk memainkan peranan penting, tidak saja sebagai seniman, tetapi juga manajer seniman dan ke eniannya.' LuJuk, seorang inSillYW' dan mengaku tidak berlatar belakang seni, telah terpanggil untuk . luhur itu.
'KJJ(J>[Jlt; 0'a[eri Was'iolla( fJ/{{o/ll'sia Jr. :Meaall :Metd{{~l (JIITI lit ,
. (1 /.,
'lll~\/l/ll 1/)/1\111
({ (02 1) 34833 <) ')4 (I'. (021) W / W 1I 'wwrl).fJl1 re ri 1/ {/ \/C)f/ af. ol .1l1 C11111 If: /11 tI 11 ,I \(, /lllld (),\,I f. 1/ /'/ . Id
•
lukisan hasil Sedunia
anal<-anak
tiap 2 April setiap tahunnya.
Autis pada
untuk