MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI SEKTOR JASA KONSTRUKSI BIDANG PEKERJAAN MEKANIKAL JABATAN KERJA OPERATOR BACKHOE LOADER
TEKNIK PENGOPERASIAN LOADER PADA UNIT BACKHOE LOADER KODE UNIT KOMPETENSI:
F45.500.2.2.19.II.02.002.01
BUKU INFORMASI
KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM BADAN PEMBINAAN KONSTRUKSI PUSAT PEMBINAAN KOMPETENSI DAN PELATIHAN KONSTRUKSI Jalan Sapta Taruna Raya, Komplek PU Pasar Jumat - Jakarta Selatan
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Operator Backhoe Loader
Kode Modul F 45.500.2.2.19.II.02.002
DAFTAR ISI Daftar Isi ................................................................................................................................... 1 BAB I
PENGANTAR .......................................................................................................... 2 1.1 1.2 1.3 1.4
BAB II
STANDAR KOMPETENSI ....................................................................................... 5 2.1 2.2 2.3
BAB III
Peta Paket Pelatihan ...................................................................................... 5 Pengertian Unit Standar Kompetensi .............................................................. 5 Unit Kompetensi yang Dipelajari .................................................................... 6
STRATEGI DAN METODE PELATIHAN ................................................................ 11 3.1 3.2
BAB IV
Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK) .................................... 2 Penjelasan Materi Pelatihan ............................................................................ 2 Pengakuan Kompetensi Terkini ...................................................................... 3 Pengertian-pengertian / Istilah......................................................................... 3
Strategi Pelatihan ........................................................................................... 11 Metode Pelatihan ............................................................................................ 12
TEKNIK PENGOPERASIAN LOADER PADA UNIT BACKHOE LOADER ........... 13 4.1 4.2 4.3 4.4 4.5 4.6 4.7 4.8
Umum .............................................................................................................. 13 Persiapan Operasi Loader............................................................................... 14 Teknik melakukan gerakan traveling ............................................................... 36 Aplikasi pemuatan material dengan bucket loader .......................................... 38 Aplikasi perataan / pembersihan ..................................................................... 45 Aplikasi penimbunan kembali (back-filling)...................................................... 46 Pemeliharaan alat selama operasi .................................................................. 47 Catatan operasional ........................................................................................ 48
BAB V SUMBER-SUMBER YANG DIPERLUKAN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI 5.1 5.2 5.3
Sumber Daya Manusia ................................................................................... 49 Sumber-sumber Kepustakaan ........................................................................ 49 Daftar Peralatan/Mesin dan Bahan ................................................................ 51
Judul Modul: Teknik Pengoperasian Loader pada unit Backhoe Loader Edisi 1-2010 Buku Informasi
Halaman: 1 dari 51
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Operator Backhoe Loader
Kode Modul F 45.500.2.2.19.II.02.002
BAB I PENGANTAR
1.1
1.2
Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK) 1.1.1
Pelatihan berbasis kompetensi Pelatihan berdasarkan kompetensi adalah pelatihan yang memperhatikan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang diperlukan di tempat kerja agar dapat melakukan pekerjaan dengan kompeten. Standar Kompetensi dijelaskan oleh Kriteria Unjuk Kerja.
1.1.2
Kompeten ditempat kerja Jika seseorang kompeten dalam pekerjaan tertentu, maka yang bersangkutan memiliki seluruh keterampilan, pengetahuan dan sikap yang perlu untuk ditampilkan secara efektif ditempat kerja, sesuai dengan standar yang telah disetujui
Penjelasan Materi Pelatihan 1.2.1
Desain Materi Pelatihan Materi pelatihan ini didesain untuk dapat digunakan pada Pelatihan Klasikal dan Pelatihan Individual / mandiri : 1) Pelatihan klasikal adalah pelatihan yang disampaiakan oleh seorang instruktur. 2) Pelatihan individual / mandiri adalah pelatihan yang dilaksanakan oleh peserta dengan menambahkan unsur-unsur / sumber-sumber yang diperlukan dengan bantuan dari instruktur.
1.2.2
Isi Materi Pelatihan 1) Buku Informasi Buku informasi ini adalah sumber pelatihan untuk pelatih maupun peserta pelatihan. 2) Buku Kerja Buku kerja ini harus digunakan oleh peserta pelatihan untuk mencatat setiap pertanyaan dan kegiatan praktek baik dalam Pelatihan Klasikal maupun Pelatihan Individual / mandiri. Buku ini diberikan kepada peserta pelatihan dan berisi : a. Kegiatan-kegiatan yang akan membantu peserta pelatihan untuk mempelajari dan memahami informasi. b. Kegiatan pemeriksaan yang digunakan untuk memonitor pencapaian keterampilan peserta pelatihan. c. Kegiatan penilaian untuk menilai kemampuan peserta pelatihan dalam melaksanakan praktik kerja. 3) Buku Penilaian Buku penilaian ini digunakan oleh pelatih untuk menilai jawaban dan tanggapan peserta pelatihan pada Buku Kerja dan berisi : a. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh peserta pelatihan sebagai pernyataan keterampilan.
Judul Modul: Teknik Pengoperasian Loader pada unit Backhoe Loader Edisi 1-2010 Buku Informasi
Halaman: 2 dari 51
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Operator Backhoe Loader
Kode Modul F 45.500.2.2.19.II.02.002
b. Metode-metode yang disarankan dalam proses penilaian keterampilan peserta pelatihan. c. Sumber-sumber yang digunakan oleh peserta pelatihan untuk mencapai keterampilan. d. Semua jawaban pada setiap pertanyaan yang diisikan pada Buku Kerja. e. Petunjuk bagi instruktur untuk menilai setiap kegiatan praktik. f. Catatan pencapaian keterampilan peserta pelatihan. 1.2.3
1.3
Penerapan Materi Pelatihan 1) Pada pelatihan klasikal, instruktur adalah : a. Menyediakan Buku Informasi yang dapat digunakan peserta pelatihan sebagai sumber pelatihan. b. Menyediakan salinan Buku Kerja kepada setiap peserta pelatihan. c. Menggunakan Buku Informasi sebagai sumber utama dalam penyelenggaraan pelatihan. d. Memastikan setiap peserta pelatihan memberikan jawaban / tanggapan dan menuliskan hasil tugas praktiknya pada Buku Kerja. 2) Pada Pelatihan individual / mandiri, kewajiban peserta pelatihan adalah : a. Menggunakan Buku Informasi sebagai sumber utama pelatihan. b. Menyelesaikan setiap kegiatan yang terdapat pada Buku Kerja. c. Memberikan jawaban pada Buku Kerja. d. Mengisikan hasil tugas praktik pada Buku Kerja. e. Memiliki tanggapan-tanggapan dan hasil penilaian oleh instruktur.
Pengakuan Kompetensi Terkini 1.3.1 Pengakuan Kompetensi Terkini (Recognition of Current Competency-RCC) Jika seseorang telah memiliki pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk elemen unit kompetensi tertentu, maka yang bersangkutan dapat mengajukan pengakuan kompetensi terkini, yang berarti tidak akan dipersyaratkan untuk mengikuti pelatihan. 1.1.3 Persayaratan Untuk mendapatkan pengakuan kompetensi terkini, seseorang harus sudah memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja, yang diperoleh melalui: 1) Bekerja dalam suatu pekerjaan yang memerlukan suatu pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang sama atau 2) Berpartisipasi dalam pelatihan yang mempelajari kompetensi yang sama atau 3) Mempunyai pengalaman lainnya yang mengajarkan pengetahuan dan keterampilan yang sama.
1.4
Pengertian-Pengertian / Istilah 1.4.1
Profesi Profesi adalah suatu bidang pekerjaan yang menuntut sikap, pengetahuan serta keterampilan/keahlian kerja tertentu yang diperoleh dari proses pendidikan, pelatihan serta pengalaman kerja atau penguasaan sekumpulan kompetensi tertentu yang dituntut oleh suatu pekerjaan/jabatan.
Judul Modul: Teknik Pengoperasian Loader pada unit Backhoe Loader Edisi 1-2010 Buku Informasi
Halaman: 3 dari 51
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Operator Backhoe Loader
Kode Modul F 45.500.2.2.19.II.02.002
1.4.2
Standarisasi Standardisasi adalah proses merumuskan, menetapkan serta menerapkan suatu standar tertentu.
1.4.3
Penilaian / Uji Kompetensi Penilaian atau Uji Kompetensi adalah proses pengumpulan bukti melalui perencanaan, pelaksanaan dan peninjauan ulang (review) penilaian serta keputusan mengenai apakah kompetensi sudah tercapai dengan membandingkan bukti-bukti yang dikumpulkan terhadap standar yang dipersyaratkan.
1.4.4
Pelatihan Pelatihan adalah proses pembelajaran yang dilaksanakan untuk mencapai suatu kompetensi tertentu dimana materi, metode dan fasilitas pelatihan serta lingkungan belajar yang terfokus kepada pencapaian unjuk kerja pada kompetensi yang dipelajari.
1.4.5
Kompetensi Kompetensi adalah kemampuan seseorang yang dapat terobservasi mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja dalam menyelesaikan suatu pekerjaan atau sesuai dengan standar unjuk kerja yang ditetapkan.
1.4.6
Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) KKNI adalah kerangka penjenjangan kulaifikasi kompetensi yang dapat menyandingkan, menyetarakan dan mengintegrasikan antara bidang pendidikan dan bidang pelatihan kerja serta pengalaman kerja dalam rangka pemberian pengakuan kompetensi kerja sesuai dengan struktur pekerjaan di berbagai sektor.
1.4.7
Standar Kompetensi Standar kompetensi adalah rumusan tentang kemampuan yang harus dimiliki seseorang untuk melakukan suatu tugas atau pekerjaan yang didasari atas pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja sesuai dengan unjuk kerja yang dipersyaratkan.
1.4.8
Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) SKKNI adalah rumusan kemampuan kerja yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang relevan dengan pelaksanaan tugas dan syarat jabatan yang ditetapkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan yang berlaku.
1.4.9
Sertifikat Kompetensi Adalah pengakuan tertulis atas penguasaan suatu kompetensi tertentu kepada seseorang yang dinyatakan kompeten yang diberikan oleh Lembaga Sertifikasi Profesi.
1.4.10 Sertifikasi Kompetensi Adalah proses penerbitan sertifikat kompetensi yang dilakukan secara sistematis dan obyektif melalui uji kompetensi yang mengacu kepada standar kompetensi nasional dan / atau internasional.
Judul Modul: Teknik Pengoperasian Loader pada unit Backhoe Loader Edisi 1-2010 Buku Informasi
Halaman: 4 dari 51
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Operator Backhoe Loader
Kode Modul F 45.500.2.2.19.II.02.002
BAB II STANDAR KOMPETENSI
2.1
Peta Paket Pelatihan Materi pelatihan ini merupakan bagian dari paket pelatihan jabatan kerja Operator Backhoe Loader (jenjang jabatan KKNI level II) yaitu sebagai representasi dari unit kompetensi : Mengoperasikan attachment loader pada unit backhoe loader (F 45.500.2.2.19.II.02.002.01) sehingga untuk kualifikasi jabatan kerja tersebut diperlukan pemahaman dan kemampuan mengaplikasikan materi pelatihan lainnya yaitu : • Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Lingkungan Hidup (K3LH) • Komunikasi dan kerjasama di tempat kerja • Pemeliharaan harian backhoe loader sebelum operasi • Teknik pengoperasian backhoe pada unit backhoe loader • Pengoperasian naik / turun backhoe loader ke / dari atas truk trailer • Pemeliharaan harian backhoe loader setelah operasi • Laporan Harian Operasi
2.2
Pengertian Unit Standar Kompetensi 2.2.1
Unit Kompetensi Unit kompetensi adalah bentuk pernyataan terhadap tugas / pekerjaan yang akan dilakukan dan merupakan bagian dari keseluruhan unit kompetensi yang terdapat pada standar kompetensi kerja dalam suatu jabatan kerja tertentu.
2.2.2
Unit kompetensi yang akan dipelajari Salah satu unit kompetensi yang akan dipelajari dalam paket pelatihan ini adalah “Mengoperasikan attachment loader pada unit backhoe loader”
2.2.3
Durasi / Waktu pelatihan Pada sistem pelatihan berdasarkan kompetensi, fokusnya ada pada pencapaian kompetensi, bukan pada lamanya waktu pelatihan. Peserta yang berbeda mungkin membutuhkan waktu pelatihan yang berbeda pula untuk menjadi kompeten dalam keterampilan tertentu.
2.2.4
Kesempatan untuk menjadi kompeten Jika peserta latih belum mencapai kompetensi pada usaha/kesempatan pertama, Instruktur mengatur rencana pelatihan dengan peserta latih yang bersangkutan. Rencana ini akan memberikan kesempatan kembali kepada peserta untuk meningkatkan level kompetensi sesuai dengan level yang diperlukan. Jumlah maksimum kesempatan yang disarankan adalah 3 (tiga) kali.
Judul Modul: Teknik Pengoperasian Loader pada unit Backhoe Loader Edisi 1-2010 Buku Informasi
Halaman: 5 dari 51
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Operator Backhoe Loader
2.3
Kode Modul F 45.500.2.2.19.II.02.002
Unit Kompetensi Kerja Yang dipelajari Dalam sistem pelatihan, Standar Kompetensi diharapkan menjadi panduan bagi peserta pelatihan atau siswa untuk dapat : • mengidentifikasikan apa yang harus dikerjakan peserta pelatihan. • mengidentifikasikan apa yang telah dikerjakan peserta pelatihan. • memeriksa kemajuan peserta pelatihan. • menyakinkan bahwa semua elemen (sub-kompetensi) dan kriteria unjuk kerja telah dimasukkan dalam pelatihan dan penilaian. 2.3.1
Judul Unit Mengoperasikan attachment loader pada unit backhoe loader
2.3.2
Kode Unit F. 45.500.2.2.19.II.02.002.01
2.3.3
Deskripsi Unit Unit ini berhubungan dengan pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja yang diperlukan dalam pengoperasian attachment loader pada unit backhoe loader oleh Operator Backhoe Loader.
2.3.4
Kemampuan Awal Peserta pelatihan harus telah memiliki kemampuan awal K3LH, komunikasi dan kerjasama ditempat kerja, pemeliharaan harian dan teknik dasar pengoperasian backhoe loader.
2.3.5
Elemen Kompetensi dan Kriteria Unjuk Kerja
Elemen Kompetensi 1. Melakukan pekerjaan persiapan operasi loader
Kriteria Unjuk Kerja ( Performance Criteria ) 1.1
1.2 1.3 1.4 1.5 1.6 1.7
2. Melakukan traveling ke lokasi.
2.1 2.2 2.3
Buku pedoman pengoperasian dan pemeliharaan (operation and maintenance manual) dan instruksi kerja diinterpretasikan. Komponen utama backhoe loader diidentifikasi untuk kesiapan operasi. Peralatan K3 disiapkan, diatur dan dipakai sesuai prosedur. Engine dihidupkan sesuai prosedur. Pemeriksaan setelah engine hidup dilakukan sesuai prosedur. Test fungsi dan kemampuan alat kendali dilakukan sesuai prosedur. Test gerakan dasar operasi dilakukan sesuai prosedur. Keamanan disekeliling unit diidentifikasi sesuai ketentuan K3-LH yang berlaku Attachment diatur pada posisi travel Gerakan traveling dilakukan sesuai dengan prosedur.
Judul Modul: Teknik Pengoperasian Loader pada unit Backhoe Loader Edisi 1-2010 Buku Informasi
Halaman: 6 dari 51
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Operator Backhoe Loader
Elemen Kompetensi 3. Mengambil dan menuangkan material ke tempat tertentu.
Kriteria Unjuk Kerja ( Performance Criteria ) 3.1 3.2 3.3 3.4
4. Meratakan/ membersihkan sisa material di lokasi kerja
4.1 4.2 4.3 4.4
5. Menimbun kembali (back filling)
5.1 5.2 5.3 5.4
6. Melakukan pemeliharaan selama operasi
6.1 6.2 6.3 6.4 6.5
7. Membuat catatan operasional loader
Kode Modul F 45.500.2.2.19.II.02.002
7.1
7.2 7.3 7.4
Unit alat diposisikan untuk pengambilan material yang akan dituangkan ke tempat yang ditentukan Material diambil sesuai dengan prosedur Material dituangkan ke tempat yang telah ditentukan sesuai dengan prosedur Unit alat diposisikan untuk proses berikutnya sesuai dengan prosedur. Tip bucket diposisikan selalu sejajar dengan permukaan tanah Gerakan maju dengan kecepatan sesuai kondisi kerja dilakukan menuju stock pile Material yang ada di dalam bucket dibuang ke stock pile Gerakan mundur dilakukan untuk tahap pekerjaan berikutnya Tip bucket diposisikan selalu sejajar dengan permukaan tanah Gerakan maju dengan kecepatan sesuai kondisi kerja dilakukan kearah galian yang akan ditimbun Material timbunan didorong dan diratakan ke lobang yang akan ditimbun Gerakan mundur dilakukan untuk melanjutkan pekerjaan berikutnya Panel instrumen diamati apabila terjadi ketidak normalan dalam sistem Warna gas buang engine diamati secara berkala Getaran dan bunyi yang tidak normal diamati secara berkala Kebocoran cairan yang terjadi diamati secara berkala Kinerja peralatan diamati Kondisi unit backhoe loader selama pengoperasian attachment loader dicatat untuk bahan laporan selanjutnya Penambahan bahan konsumabel dicatat untuk bahan laporan selanjutnya Hasil produksi operasi attachment loader dicatat untuk bahan laporan selanjutnya Kelainan-kelainan yang tidak diharapkan dicatat untuk laporan selanjutnya
Judul Modul: Teknik Pengoperasian Loader pada unit Backhoe Loader Edisi 1-2010 Buku Informasi
Halaman: 7 dari 51
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Operator Backhoe Loader
Elemen Kompetensi 7.5
2.3.6
Kode Modul F 45.500.2.2.19.II.02.002
Kriteria Unjuk Kerja ( Performance Criteria ) Catatan diarsipkan sesuai dengan SOP yang berlaku
Batasan Variabel 1)
Kontek Variabel a. Unit kompetensi ini diterapkan dalam kelompok kerja atau individual untuk menyelesaikan pekerjaan pengoperasian attachment loader pada backhoe loader oleh Operator Backhoe Loader. b. Unit kompetensi ini diterapkan di tempat kerja dengan dukungan ketersediaan backhoe loader dalam kondisi baik dan lapangan yang telah disiapkan sebelumnya. c. Unit kompetensi ini diterapkan dalam kondisi lingkungan yang mendukung.
2.3.7
2)
Perlengkapan dan Peralatan a. Peralatan (backhoe loader) b. Surat perintah kerja c. APD dan APK d. Buku petunjuk pengoperasian dan pemeliharaan backhoe loader
3)
Tugas-tugas yang harus dilakukan a. Melakukan pekerjaan persiapan operasi b. Melakukan traveling ke lokasi. c. Mengambil dan menuangkan material ketempat tertentu. d. Meratakan / membersihkan sisa material di lokasi kerja e. Menimbun kembali (back filling). f. Melakukan pemeliharaan selama operasi. g. Membuat catatan operasional.
4)
Materi dan peraturan-peraturan yang diperlukan a. Undang-undang No.1/1970 tentang Keselamatan Kerja dan peraturan lainnya terkait dengan keselamatan kerja. b. Undang-undang No. 4/1982 tentang Lingkungan Hidup dan peraturan lainnya terkait dengan pencegahan pencemaran lingkungan. c. Pedoman pengoperasian dan pemeliharaan (operation & maintenance manual) backhoe loader dari pabrik.
Panduan Penilaian 1)
Kondisi Pengujian a. Kondisi penilaian merupakan aspek dalam penilaian yang sangat berpengaruh atas tercapainya kompetensi tersebut yang terkait dengan melakukan persiapan pekerjaan dan persiapan pengoperasian alat, menggali tanah asli (bank) dan membuang, menggali dan memuat keatas truck, membuat parit, memindahkan posisi bachoe loader setelah kedalaman parit tercapai dan melakukan pemeliharaan selama operasi sebagai bagian dari pekerjaan pengoperasian backhoe loader.
Judul Modul: Teknik Pengoperasian Loader pada unit Backhoe Loader Edisi 1-2010 Buku Informasi
Halaman: 8 dari 51
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Operator Backhoe Loader
b.
c. 2)
Kode Modul F 45.500.2.2.19.II.02.002
Penilaian dapat dilakukan dengan cara: lisan, tertulis, demonstrasi / praktek Penilaian dapat dilaksanakan secara: simulasi di workshop dan atau di tempat kerja.
Penjelasan prosedur penilaian, alat, bahan, dan tempat penilaian serta penguasaan unit kompetensi yang harus dikuasai sebelumnya dan keterkaitannya dengan unit kompetensi lainnya. a.
b. c.
Kompetensi yang harus dikuasai sebelumnya : (1) F45.500.2.2.19.II.01.001.01: Menerapkan Ketentuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan Lingkungan Hidup di tempat kerja (2) F45.500.2.2.19.II.01.002.01 : Melakukan komunikasi dan kerjasama di tempat kerja (3) F45.500.2.2.19.II.02.001.01 : Melakukan pemeliharaan harian backhoe loader sebelum operasi Alat yang harus disiapkan : 3 Backhoe loader dengan kapasitas bucket 0,5 – 0,8 m , siap operasi. Tempat penilaian/pengujian: Lokasi kerja atau tempat pelatihan (training ground) yang memenuhi syarat.
3) Pengetahuan yang dibutuhkan : a. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). b. Struktur dan fungsi komponen utama backhoe loader. c. Petunjuk pengoperasian dan pemeliharaan backhoe loader (operation and maintenance manual) untuk merk dan type yang dioperasikan. d. Sistem pelaporan. 4)
Keterampilan yang dibutuhkan: a. Menerapkan K3 dan LH selama melakukan pembuatan saluran. b. Melakukan persiapan pekerjaan dan persiapan pengoperasian backhoe loader c. Melakukan traveling ke lokasi yang ditentukan. d. Mengambil dan menuangkan material ketempat tertentu. e. Melakukan perataan dengan bucket loader f. Melakukan penimbunan kembali (back filling) dengan bucket loader g. Melakukan pemeliharaan selama pengoperasian dan setelah pengoperasian h. Membuat catatan pengoperasian.
5)
Aspek Kritis Aspek kritis yang harus diperhatikan : a. Kemampuan menginterpretasikan surat perintah kerja kepada metode pelaksanaan pekerjaan. b. Kedisiplinan dan ketelitian dalam melakukan persiapan pengoperasian backhoe loader.
Judul Modul: Teknik Pengoperasian Loader pada unit Backhoe Loader Edisi 1-2010 Buku Informasi
Halaman: 9 dari 51
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Operator Backhoe Loader
c. d. e. 2.3.8
Kode Modul F 45.500.2.2.19.II.02.002
Kemampuan dan ketelitian dalam melakukan pengoperasian backhoe loader. Kedisiplinan dan ketelitian dalam melakukan pemeliharaan sebelum, selama dan setelah pengoperasian. Kemampuan dan kedisiplinan dalam membuat catatan pengoperasian.
Kompetensi Kunci No
Kompetensi Kunci
Tingkat
1.
Mengumpulkan, menganalisis dan mengorganisasikan informasi
1
2.
Mengkomunikasikan informasi dan ide-ide
2
3.
Merencanakan dan mengorganisasikan kegiatan
2
4.
Bekerjasama dengan orang lain dan kelompok
2
5.
Menggunakan gagasan secara matematis dan teknis
1
6.
Memecahkan masalah
1
7.
Menggunakan teknologi
1
Judul Modul: Teknik Pengoperasian Loader pada unit Backhoe Loader Edisi 1-2010 Buku Informasi
Halaman: 10 dari 51
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Operator Backhoe Loader
Kode Modul F 45.500.2.2.19.II.02.002
BAB III STRATEGI DAN METODE PELATIHAN
3.1
Strategi Pelatihan Belajar dalam suatu sistem Pelatihan Berbasis Kompetensi berbeda dengan yang sering “diajarkan” di kelas oleh Instruktur. Pada sistem ini Peserta latih akan bertanggung jawab terhadap belajarnya sendiri, artinya bahwa Peserta latih perlu merencanakan proses pembelajarannya dengan Instruktur dan kemudian melaksanakannya dengan tekun sesuai dengan rencana yang telah dibuat. 3.1.1
Persiapan / perencanaan 1) Membaca bahan/materi yang telah diidentifikasi dalam setiap tahap belajar dengan tujuan mendapatkan tinjauan umum mengenai isi proses belajar. 2) Membuat catatan terhadap apa yang telah dibaca. 3) Memikirkan bagaimana pengetahuan baru yang diperoleh berhubungan dengan pengetahuan dan pengalaman yang telah dimiliki. 4) Merencanakan aplikasi praktik pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja Peserta latih sendiri.
3.1.2
Permulaan dari proses pembelajaran 1) Peserta mencoba mengerjakan seluruh pertanyaan dan tugas praktik yang terdapat pada tahap belajar. 2) Instruktur dapat meninjau dan merevisi materi belajar agar dapat menggabungkan pengetahuan Peserta latih secara mandiri.
3.1.3
Pengamatan terhadap tugas praktik 1) Mengamati keterampilan praktik yang didemonstrasikan oleh Instruktur atau orang yang telah berpengalaman lainnya. 2) Mengajukan pertanyaan kepada Instruktur tentang konsep sulit yang peserta latih temukan.
3.1.4
Implementasi 1) Menerapkan pelatihan kerja yang aman. 2) Mengamati indikator kemajuan personal melalui kegiatan praktik. 3) Mempraktikkan keterampilan baru yang telah peserta latih peroleh.
3.1.5
Penilaian Melaksanakan tugas penilaian untuk penyelesaian belajar peserta latih.
Judul Modul: Teknik Pengoperasian Loader pada unit Backhoe Loader Edisi 1-2010 Buku Informasi
Halaman: 11 dari 51
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Operator Backhoe Loader
3.2
Kode Modul F 45.500.2.2.19.II.02.002
Metode Pelatihan Terdapat tiga prinsip metode belajar yang dapat digunakan. Dalam beberapa kasus, kombinasi metode belajar mungkin dapat digunakan. 3.2.1
Belajar secara mandiri Belajar secara mandiri membolehkan peserta latih untuk belajar secara individual, sesuai dengan kecepatan belajarnya masing-masing. Meskipun proses belajar dilaksanakan secara bebas, peserta latih disarankan untuk menemui Instruktur setiap saat untuk mengkonfirmasikan kemajuan dan mengatasi kesulitan belajar.
3.2.2
Belajar Berkelompok Belajar berkelompok memungkinkan peserta untuk datang bersama secara teratur dan berpartisipasi dalam sesi belajar berkelompok. Walaupun proses belajar memiliki prinsip sesuai dengan kecepatan belajar masing-masing, sesi kelompok memberikan interaksi antar peserta, Instruktur dan pakar/ahli dari tempat kerja.
3.2.3
Belajar terstruktur Belajar terstruktur meliputi sesi pertemuan kelas secara formal yang dilaksanakan oleh Instruktur atau ahli lainnya. Sesi belajar ini umumnya mencakup topik tertentu.
Judul Modul: Teknik Pengoperasian Loader pada unit Backhoe Loader Edisi 1-2010 Buku Informasi
Halaman: 12 dari 51
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Operator Backhoe Loader
Kode Modul F 45.500.2.2.19.II.02.002
BAB IV TEKNIK PENGOPERASIAN LOADER PADA UNIT BACKHOE LOADER 4.1
Umum Teknik aplikasi pengoperasian Backhoe Loader adalah merupakan kunci keterampilan yang dapat dicapai oleh operator berdasarkan atas perpaduan antara skil, pengetahuan dan sikap kerja yang dimilikinya. Berbeda dengan Pengoperasian Alat Berat lainnya, Pengoperasian Backhoe Loader agak unik karena diperlukan keterampilan „TWO IN ONE“ yaitu mengoperasikan dua macam keterampilan (backhoe dan loader) dalam satu alat. Dalam teknik pengoperasian banyak rambu-rambu yang harus dipatuhi selama pengoperasian, dilain pihak operator juga dituntut dalam mengoperasikan alat harus cepat gerakannya agar dapat memenuhi aturan yang diikat dengan waktu siklus (cycle time) yang merupakan kunci produktifitas peralatan. Disinilah operator harus mampu melaksanakan pengoperasian dengan cepat namun alat harus tetap terjaga dalam kondisi baik dan aman. Seperti yang akan dibahas pada materi berikut ini yaitu teknik pengoperasian loader pada unit backhoe loader.
Gambar 4.1 Implement Loader 1. 2. 3. 4.
Front bucket Bucket dump silinder Bucket lift arm Cabin
5. 6. 7. 8.
Judul Modul: Teknik Pengoperasian Loader pada unit Backhoe Loader Edisi 1-2010 Buku Informasi
Axle belakang Tangki bahan bakar Lift Silinder Axle depan
Halaman: 13 dari 51
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Operator Backhoe Loader
4.2
Kode Modul F 45.500.2.2.19.II.02.002
Persiapan Operasi Loader 4.2.1 Manual pemeliharaan dan pengoperasian alat Dalam mengoperasikan Backhoe Loader, Operator harus selalu mengacu pada buku Pedoman Pemeliharaan dan Pengoperasian (Operation and Maintenance Manual = OMM) karena buku tersebut memang khusus disusun oleh pabrik pembuat alat secara lengkap dalam hal pengoperasian dan pemeliharaannya. Buku Pedoman ini tidak sama antara model alat yang satu dengan yang lannya, oleh karena itu Operator harus memeriksa dengan benar apakah buku Pedoman yang digunakan sudah sesuai dengan merk, type, nomor seri maupun tahun pembuatannya. Penggunaan buku Pedoman yang tidak sesuai dengan alat yang dioperasikan dapat mengakibatkan salah operasi atau salah pemeliharaan yang sangat merugikan.. 4.2.2
Prosedur standar pelaksanaan pekerjaan Operator Backhoe Loader adalah salah satu dari anggota kelompok kerja (teamwork) dalam pelaksanaan Proyek dibawah pengelolaan Perusahaan atau Lembaga, sehingga dalam setiap kegiatan yang dilakukan tidak dapat seenaknya bertindak sendiri melainkan harus mengikuti SOP Standar Operasi Prosedur (Standard Operating Procedure) dari Perusahaan yang memberinya tugas. Salah satu SOP untuk Operator adalah Job Description yang mengatur tugas dan tanggung jawabnya selaku Operator Backhoe Loader di Perusahaan tersebut. Untuk tugas sehari-hari yang spesifik Operator Backhoe Loader akan menerima Surat Perintah Kerja dari Atasan Langsung yang meliputi : • Tanggal penugasan • Lokasi pekerjaan • Macam pekerjaan yang harus dikerjakan (biasanya dilengkapi skets atau gambar kerja) • Backhoe Loader yang digunakan • Durasi / lama waktu penugasan • Catatan lain yang dianggap perlu. Di tempat kerja (job site) atasan langsung Operator selama pengoperasian alat sementara berganti yaitu dibawah koordinasi Kepala Unit Pelaksanaan atau Pelaksana Lapangan (tergantung organisasi lapangan). Operator akan mendapatkan pengarahan yang lebih rinci dari Pelaksana Lapangan mengenai pekerjaan yang harus dilaksanakan. Disinilah faktor komunikasi dan kerjasama menjadi amat penting, karena kalau komunikasi tidak efektif antara Operator dan Pelaksana Lapangan dan masing-masing tidak kooperatif satu sama lain maka akan terjadi hambatan dalam pelaksanaan pekerjaan yang harus diselesaikan pada waktu yang ketat sesuai jadwal / schedule yang direncanakan.
4.2.3
Membaca gambar kerja Tugas-tugas Operator Backhoe Loader dalam industri konstruksi banyak berkaitan dengan penggalian pondasi bangunan / jalan, urugan kembali, perataan lahan yang kesemuanya harus dilakukan dengan benar dalam ukuran yang tepat dan tidak boleh untuk diulang karena mengulangi pekerjaan yang sama adalah pemborosan dan tidak efisien.
Judul Modul: Teknik Pengoperasian Loader pada unit Backhoe Loader Edisi 1-2010 Buku Informasi
Halaman: 14 dari 51
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Operator Backhoe Loader
Kode Modul F 45.500.2.2.19.II.02.002
Dengan demikian Operator harus dapat menginterpretasikan gambar kerja yang diberikan oleh Atasan agar komunikasi dapat berjalan dengan efektif. Komunikasi dikatakan efektif apabila pesan yang disampaikan lewat gambar kerja diartikan sama maknanya oleh komunikator dan komunikan. 4.2.4
Identifikasi Komponen Utama Backhoe Loader Secara umum komponen utama Backhoe Loader dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar 4.2 Komponen Utama Backhoe Loader
Komponen utama backhoe loader seperti terlihat pada gambar 4.2, dengan fungsi sebagai berikut : 1) Tractor Tractor sebagai komponen induk berfungsi sebagai pembawa dan penggerak semua komponen backhoe loader. Tractor terdiri dari chasis, engine, pompa hidrolik, torque converter, transmisi, drive shaft, final drive dan roda ban. 2) Stabilizer Legs Stabilizer legs berfungsi sebagai penopang backhoe loader pada saat attachment backhoe dioperasikan. Komponen ini diperlukan saat pengoperasian backhoe karena bentuk boom dan arm yang cukup panjang sehingga gerakannya akan menyebabkan alat terguling. Pada pengoperasian attachment loader, komponen ini tidak difungsikan. 3) Cab Cab atau kabin adalah ruangan dimana Operator mengendalikan peralatan untuk pengoperasiannya. Didalam cabin terdapat alat-alat kendali seperti steering column, tuas kendali / joystick, pedal gas dan pedal rem. Disamping itu juga ada alat-alat monitor untuk memberi sinyal peringatan bila ada sesuatu hal yang tidak diharapkan 4) Backhoe Backhoe adalah salah satu attachment dimana peralatan Backhoe Loader berfungsi. Backhoe digerakkan secara hidrolik dengan dibantu oleh komponen boom, stick, stabilizer leg dan bucket backhoe
Judul Modul: Teknik Pengoperasian Loader pada unit Backhoe Loader Edisi 1-2010 Buku Informasi
Halaman: 15 dari 51
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Operator Backhoe Loader
Kode Modul F 45.500.2.2.19.II.02.002
5) Loader Loader adalah salah satu attachment dimana peralatan Backhoe Loader berfungsi. Loader juga digerakkan secara hidrolik dengan dibantu oleh komponen lift arm, tilt lever dan bucket loader. Untuk uk memberi gambaran seberapa besar alat ini, gambar 4.3 berikut ini menunjukkan dimensi tipikal dari Backhoe Loader kapasitas 0,2 m3
Gambar 4.3 Dimensi Tipikal Backhoe Loader
Ukuran dimensi umum : • A – Panjang total………………………………………..... 7339 mm • B – Lebar total…………………………………………..... 2350 mm • C – Tinggi total………………………………………........ 3689 mm • D – Wheel base………………………………………....... 2185 mm • E – Ground clearance…………………………………….. 317 mm • F – Height to top of ROPS ( Cab & Canopy )………….. 2878 mm • G – Width over extended stabilizers at ground level….. 3238 mm
Dimensi Loader A – Height to hinge pin 3405 mm B – Dump angle 49o 835 mm C – Dump reach at 45o o D – Dump height at 45 2662 mm E – Bucket rollback at ground level 45o F – Dig depth below grade 213 mm G – Bucket breakout force 56,5 kN Gambar 4.4 Dimensi loader
Operator Backhoe Loader harus memahami spesifikasi teknik alat yang dioperasikannya seperti contoh spesifikasi tersebut diatas. Untuk mengenal lebih detail komponen backhoe loader, sesuai dengan judul pelatihan yang ditujukan untuk Operator, maka penulis akan membedakan komponen menjadi 2 kelompok yaitu : Judul Modul: Teknik Pengoperasian Loader pada unit Backhoe Loader Edisi 1-2010 Buku Informasi
Halaman: 16 dari 51
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Operator Backhoe Loader
Kode Modul F 45.500.2.2.19.II.02.002
(1) komponen operasional dan (2) Alat kendali dan panel instrumen. 1)
Komponen Operasional Komponen operasional utama loader dapat ditunjukkan pada gambar 4.5 berikut ini : 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Lift arm Lift cylinder Tilt lever Dump cylinder Bucket Bucket positioner kanan) 7. Lift kickout
(sebelah
Gambar 4.5 Komponen Utama Loader
•
Lift arm dan Lift cylinder (no. 1 dan 2 gambar 4.5) Lift arm ada 2 buah di sisi kiri dan sisi kanan, berfungsi untuk mengangkat bucket. Pada setiap lift arm dilengkapi dengan lift cylinder untuk menggerakkannya secara hidrolik (tambahkan lift kickout)
•
Tilt lever dan Dump Cylinder (no. 3 dan 4 gambar 4.5) Tilt lever ada 2 buah di sisi kiri dan sisi kanan, berfungsi untuk membuat gerakan tilt dan dump. Pada setiap tilt lever dilengkapi dengan dump cylinder untuk menggerakkannya secara hidrolik (gam-bar 4.5).
•
Bucket Loader (no. 5 gambar 4.5) Bucket loader pada gambar 4.5 merupakan alat penampung material loader. Produksi attachment loader ditentukan oleh kinerja bucket loader yang merupakan sinergi gerak simultan antara gerakan traveling, lift arm, tilt lever dan bucket loader. • Bucket Positioner (no. 6 gambar 4.5) Berfungsi menghentikan bucket secara otomatis pada posisi siap mengambil material • Lift kick out (no. 7 gambar 4.5) Berfungsi menghentikan arm secara otomatis pada posisi siap dumping material Catatan : bucket positioner dan lift kick out posisinya dapat diatur secara manual sesuai kebutuhannya.
Judul Modul: Teknik Pengoperasian Loader pada unit Backhoe Loader Edisi 1-2010 Buku Informasi
Halaman: 17 dari 51
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Operator Backhoe Loader
2)
Kode Modul F 45.500.2.2.19.II.02.002
Alat kendali dan panel instrumen Komponen alat kendali dan panel instrumen yang ada didalam Kabin Operator ada 2 bagian : a.
Alat kendali dan panel instrumen loader
Gambar 4.6 Alat kendali dan panel instrumen loader 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Swit penetral transmisi Swit hazard Ride control switch Swit lampu jalan Swit lampu sein dan wiper depan Tuas transmisi Pedal gas
8. 9. 10. 11. 12. 13.
Pengatur roda kemudi Pedal rem (service brake) Swit Pengunci differensial Directional lever Tombol Klakson All Wheel Drive Control
Selain untuk mengendalikan pengoperasian loader, juga untuk mengendalikan unit alatnya
Judul Modul: Teknik Pengoperasian Loader pada unit Backhoe Loader Edisi 1-2010 Buku Informasi
Halaman: 18 dari 51
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Operator Backhoe Loader
b.
Kode Modul F 45.500.2.2.19.II.02.002
Alat kendali dan panel instrumen backhoe
15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24.
Gambar 4.7 Alat kendali dan panel instrumen backhoe 25. Tombol Klakson Multipurpose control 26. Tuas kendali throttle Tuas rem parkir (parking brake) 27. Tuas kendali stabilizer Swit starter 28. Tuas pengunci boom Swit bantu starter 29. Swit pengunci sideshift Beacon light 30. Tuas kendali backhoe Lampu kerja depan 31. Fan switch Lampu kerja belakang 32. Pengatur temperatur variabel Lampu kabut belakang 33. Air condition control Slot cadangan Swit wiper belakang
Beberapa alat kendali perlu dijelaskan lebih lanjut dan dikategorikan menjadi 2 bagian yaitu Kontrol Kendaraan (Machine Controls) dan Kontrol Peralatan Kerja (Implement Controls)
Judul Modul: Teknik Pengoperasian Loader pada unit Backhoe Loader Edisi 1-2010 Buku Informasi
Halaman: 19 dari 51
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Operator Backhoe Loader
1)
Kode Modul F 45.500.2.2.19.II.02.002
Kontrol Kendaraan (Machine Controls) a. Tuas Rem Parkir (Parking Brake Lever) • Tuas rem parkir terletak di sebelah kanan tempat duduk operator. • Pastikan rem parkir sudah aktif sebelum meninggalkan kendaraan. • Bila rem parkir aktif dan gigi transmisi terpasang maka alarm akan berbunyi. Rem parkir aktif – Tarik tuas rem parkir ke atas (gambar 4.8) untuk mengaktifkan. Bila rem parkir aktif, lampu indikator akan menyala.
Gambar 4.7 Rem parkir aktif
Rem parkir bebas – Tarik tuas ke atas sambil menekan tombol yang ada di ujung tuas rem parkir (gambar 4.8), lalu dorong ke bawah untuk membebaskan. Bila rem parkir bebas, lampu indikator akan padam.
Gambar 4.8 Rem parkir bebas
b.
Pedal Rem (Service Brake Pedal) Injak kedua belah pedal service brake untuk memperlambat atau menghentikan kendaraan. Hubungkan pedal sebelah kiri dan kanan untuk pengereman normal (seperti gambar 4.9).
Gambar 4.9 Service Brake
Gunakan pedal rem untuk mengurangi kecepatan bila kendaraan berjalan di penurunan untuk menghindari over-speed.
Lepaskan penghubung pedal untuk membantu berbelok di tempat yang sempit (injak pedal kiri untuk berbelok ke kiri, injak pedal kanan untuk berbelok ke kanan). Gambar 4.10 Service Brake untuk Belok Tajam Judul Modul: Teknik Pengoperasian Loader pada unit Backhoe Loader Edisi 1-2010 Buku Informasi
Halaman: 20 dari 51
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Operator Backhoe Loader
Kode Modul F 45.500.2.2.19.II.02.002
Peringatan : Pada saat traveling kedua pedal harus dihubungkan untuk menghindari kendaraan berbelok tiba-tiba saat salah satu pedal rem diinjak c.
Pedal Gas (Accelerator pedal) Gunakan pedal gas untuk mengatur kecepatan engine. Gunakan pedal gas untuk mengurangi kecepatan saat melakukan perpindahan gigi atau arah kendaraan (gambar 4.11)
Gambar 4.11 Pedal gas
d.
Tuas Gas (Governor Control Lever) Tuas ini dipergunakan untuk mengatur kecepatan engine saat backhoe dioperasikan. Rentang operasi normal adalah daerah yang berwarna hijau pada pengukur kecepatan engine (tachometer), untuk menghindari overspeed Gambar 4.12 Tuas Gas
High Idle – Geser tuas ke posisi (1) untuk menaikkan putaran engine (gambar 4.12). Low Idle – Geserlah tuas ke posisi (2) untuk engine putaran rendah (gambar 4.12) Peringatan : Untuk pengoperasian loader atau traveling, geser tuas ke posisi (2) – low idle. Untuk mengatur kecepatan gunakan pedal gas. e.
Switch Penetral Transmisi (Transmission Neutral Lock Control)
Gambar 4.13 Switch Penetral Transmisi
Judul Modul: Teknik Pengoperasian Loader pada unit Backhoe Loader Edisi 1-2010 Buku Informasi
Switch penetral transmisi terletak di dashboard sebelah kiri (gambar 4.13) Terkunci – Netralkan transmisi. Tekan bagian atas switch untuk mengunci transmisi pada posisi NETRAL
Halaman: 21 dari 51
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Operator Backhoe Loader
Kode Modul F 45.500.2.2.19.II.02.002
Tidak terkunci – Tekan bagian bawah switch untuk melepaskan transmisi dari posisi terkunci. Peringatan : Bila transmisi sudah dikunci, maka tuasnya harus NETRAL sebelum melakukan perpindahan ke arah MAJU atau MUNDUR
f.
Tuas Pengatur Arah (Directional Control Lever) Tuas pengatur arah terletak di konsol kemudi sebelah kiri (Gambar 4.14) •
F (Maju) (1) – Doronglah tuas pengarah ke depan (1) agar kendaraan berjalan maju.
•
N (Netral) (2) – Posisi tengah (2) adalah NETRAL. Kendaraan tidak akan berjalan.
Gambar 4.14 Tuas Pengatur Arah
• g.
R (Mundur) (3) – Tariklah tuas pengarah ke belakang (3) agar kendaraan berjalan mundur.
Pengatur Kecepatan (Speed Control) Saklar pengatur kecepatan terletak diujung tuas transmisi (gambar 4.19 Pemilihan kecepatan dilakukan setelah tuas transmisi diposisikan ke arah yang dikehendaki. Gambar 4.15 Saklar Pengatur Kecepatan
Kendaraan ini mempunyai 5 gigi maju dan 3 gigi mundur. Putarlah ujung tuas transmisi untuk mendapatkan gigi yang diinginkan. 1. Gigi Kesatu 2. Gigi Kedua 3. Gigi Ketiga 4. Gigi Keempat 5. Gigi Kelima • Bila pemilih kecepatan berada di posisi 4 dan tuas pengarah pada posisi MAJU, maka gigi akan naik sampai ke posisi 5 secara otomatis. Pencegah gigi 5 (5th Gear Lockout) pada gambar 4.16 akan mencegah gigi naik ke posisi 5.
Gambar 4.16 5th Gear Lockout
• Bila pemilih kecepatan berada di posisi 4 dan tuas pengarah pada
Judul Modul: Teknik Pengoperasian Loader pada unit Backhoe Loader Edisi 1-2010 Buku Informasi
Halaman: 22 dari 51
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Operator Backhoe Loader
Kode Modul F 45.500.2.2.19.II.02.002
posisi MUNDUR, maka kecepatan tetap berada di posisi 3. 5th Gear Lockout – Tekan bagian atas switch untuk mencegah
transmisi pindah ke gigi ke 5 saat pemilih gigi berada di posisi ke 4. h.
Switch Penetral Transmisi (Transmission Neutral Lock Control) untuk versi mekanikal Transmission Speed Shift Lever (1) – Tekanlah switch penetral (2) dan tahan untuk menetralkan transmisi. Selanjutnya pindahkan tuas (1) ke salah satu posisi di antara 4 kecepatan Pindahkan tuas sesuai dengan pola perpindahan gigi.
Gambar 4.17 5th Transm. Speed Shift Lever
Disarankan untuk memperlambat atau menggunakan rem waktu pemindahan gigi. Hal ini akan membuat operator lebih nyaman dan umur komponen lebih lama.
Transmission Neutralizer Button – Tekanlah switch penetral (2) dan tahan untuk menetralkan transmisi. Selanjutnya pindahkan tuas (1) ke salah satu posisi di antara 4 kecepatan. i.
Kunci Differential (Differential Lock) • • •
• Gambar 4.18 Differential Lock
• •
Kunci differential untuk mencegah roda-roda slip Tekan pedal ke bawah untuk mengaktifkan kunci differential. Gunakan kunci differential bila kendaraan masuk ke tempattempat yang lembek. Turunkan kecepatan engine sebelum mengaktifkan kunci differential.
Gunakan pengunci differential untuk menghindari roda slip sebelah. Bila masih tetap slip, kurangi kecepatan. Bila pengunci differential diinjak, differential akan terkunci. Kedua roda belakang akan berputar bersamaan. Peringatan : Jangan menginjak differential lock ketika berbelok dan putaran roda slip
Judul Modul: Teknik Pengoperasian Loader pada unit Backhoe Loader Edisi 1-2010 Buku Informasi
Halaman: 23 dari 51
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Operator Backhoe Loader
j.
Kode Modul F 45.500.2.2.19.II.02.002
Roda Kemudi (Steering Wheel) Untuk membelokkan kendaraan dilakukan dengan memutar roda kemudi knop button (no... gbr 4.24). Kemana kemudi diputar, kesitulah kendaraan akan berbelok. Gambar 4.19 Roda kemudi
k.
Pengatur Sudut Tiang Kemudi (Steering ColumnTilting) Angkat tuas pengunci (1) ke atas, dan setel sudut kemudi (2) sesuai dengan posisi operator.
Gambar 4.20 Pengatur Sudut Kemudi
2)
Kontrol Peralatan Kerja (Implement Controls) a. Tuas Kendali Backhoe (1) Boom dan swing Tuas kendali boom dan swing adalah tuas sebelah kiri pada gambar 4.21. Boom Turun (1) Tempatkan tuas pada posisi ini untuk menurunkan boom. Gambar 4.21 Tuas kendali boom dan swing
Boom naik (2) Tempatkan tuas pada posisi ini untuk menaikkan boom
Swing kiri (3) Tempatkan tuas pada posisi ini untuk memutar (swing) boom ke kiri. Swing kanan (4) Tempatkan tuas pada posisi ini untuk memutar (swing) boom ke kanan Posisi Hold (5) Bila dilepaskan tuas akan kembali ke posisi HOLD
Judul Modul: Teknik Pengoperasian Loader pada unit Backhoe Loader Edisi 1-2010 Buku Informasi
Halaman: 24 dari 51
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Operator Backhoe Loader
Kode Modul F 45.500.2.2.19.II.02.002
(2)) Stick dan Bucket Tuas kendali stick dan bucket adalah tuas sebelah kanan pada gambar 4.22. Stick keluar (1) Tempatkan tuas pada posisi ini untuk mendorong stick keluar. Gambar 4.22 Tuas kendali stick dan bucket
Stick masuk (2) Tempatkan tuas pada posisi ini untuk menarik stick ke dalam
Bucket muat (3) Tempatkan tuas pada posisi ini untuk mengisi bucket. Bucket membuang (4) Tempatkan tuas pada posisi ini untuk membuang muatan. Posisi Hold (5) Bila dilepaskan tuas akan kembali ke posisi HOLD (3) Stabilizer Controls - Sideshift Frame Pada type ini, backhoe bisa digeser ke kiri atau ke kanan. Dengan menggeser posisi backhoe maka operator bisa menggali di sebelah kiri atau kanan kendaraan lebih jauh dengan tanpa memindahkan posisi kendaraan (gambar 4.23) Gambar 4.23 Side shift frame
Tuas (5) untuk menggerakkan stabilizer sebelah kiri. Tuas (6) untuk menggerakkan stabilizer sebelah kanan. Stabilizer Down (1) Dorong tuas ke depan untuk menurunkan stabilizer. Gambar 4.24 Tuas kendali stabilizer side shift
Hold (2) Bila dilepaskan tuas akan kembali ke posisi HOLD.
Stabilizer Up (3) Tariklah tuas ke belakang untuk menaikkan stabilizer. Auto Up Mode (4) Pindahkan tuas ke posisi ini untuk menaikkan stabilizer secara otomatis. Tuas akan tetap pada posisi ini selama 10 detik. Judul Modul: Teknik Pengoperasian Loader pada unit Backhoe Loader Edisi 1-2010 Buku Informasi
Halaman: 25 dari 51
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Operator Backhoe Loader
Kode Modul F 45.500.2.2.19.II.02.002
(4) Sideshift Lock Control
Gambar 4.25 Switch side shift lock
Sideshift Lock – Tekan switch bagian atas untuk MEMBUKA kunci kerangka geser. Gunakan tuas kontrol boom dan stick secara simultan untuk menggeser frame ke arah yang diinginkan. Tekan bagian bawah switch untuk MENGUNCI kerangka geser.
(5) Stabilizer Controls, Center pivot Frame Sumbu swing backhoe type ini menggunakan pin penghubung. Model ini diperlengkapi dengan sebuah pin untuk mengunci boom agar aman waktu berjalan (gambar 4.26).
Gambar 4.26 Center Pivot Frame
Stabilizer digunakan untuk menopang backhoe bisa bekerja dengan stabil dengan cara mengangkat ban setinggi ±10 cm dari permukaan tanah Stabilizer Down (1) Dorong tuas ke depan untuk menurunkan stabilizer. Hold (2) Bila dilepaskan tuas akan kembali ke posisi HOLD. Stabilizer Up (3) – Tariklah tuas ke belakang untuk menaikkan stabilizer.
Gambar 4.27 Tuas kendali stabilizer center pivot
(6) Swing Lock Pin (Pin Pengunci swing) Lepaskan pin pengunci swing (1) bila backhoe sedang dioperasikan dan tempatkan di tabung penyimpanan (2).
Gambar 4.28 Melepas Swing Lock Pin
Judul Modul: Teknik Pengoperasian Loader pada unit Backhoe Loader Edisi 1-2010 Buku Informasi
Halaman: 26 dari 51
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Operator Backhoe Loader
Kode Modul F 45.500.2.2.19.II.02.002
Pasanglah pin agar backhoe tidak berputar (swing) atau bergerak saat sedang tidak dioperasikan atau sedang berjalan.
Gambar 4.29 Memasang Swing Lock Pin
(7) Boom Transport Lock –
Tuas pengunci boom untuk kendaraan yang menggunakan kerangka geser (sideshift frame).
Gambar 4.30 Tuas Boom Lock Side Shift
Gambar 4.31 Tuas Boom Lock Pivot Center
(8) Boom Locked (Mengunci Boom) Cara mengunci locked) :
boom
(boom
a) Lipatlah bucket sepenuhnya ke dalam. Tarik boom perlahanlahan ke atas sampai boom sepenuhnya ke dalam. Gambar 4.32 Pengunci boom
Judul Modul: Teknik Pengoperasian Loader pada unit Backhoe Loader Edisi 1-2010 Buku Informasi
b) Tekan tombol yang ada di ujung tuas pengunci (sideshift machine) dan tekan tuasnya ke bawah. Untuk center pivot machine putarlah tuas pengunci ke bawah.
Halaman: 27 dari 51
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Operator Backhoe Loader
Kode Modul F 45.500.2.2.19.II.02.002
c) Pastikan bahwa kaitan telah mengait untuk mengamankan boom pada posisi TERKUNCI. Turunkan boom untuk memastikan bahwa boom tidak bergerak. Cara membebaskan kunci boom (boom released) : a) Naikkan silinder boom perlahan-lahan sampai maksimum. b) Tariklah tuas pengait boom sampai terbuka. c) Turunkan boom (tuas pengunci jangan di dorong ke depan selama backhoe beroperasi).
b.
Tuas Kontrol Loader Float (1) Dorong tuas ke depan sampai melewati pembatas. Bucket akan naik atau turun mengikuti permukaan tanah. Bucket akan tetap pada posisi ini sebelum dikembalikan ke posisi HOLD. Gambar 4.33 Tuas Kendali Loader Peringatan :
Jangan menggunakan menurunkan bucket.
posisi
FLOAT
untuk
Turun (2) – Dorong tuas ke depan untuk menurunkan bucket. Bila dilepas, tuas akan kembali ke posisi HOLD Hold (3) – Tuas akan kembali ke posisi ini bila dilepaskan baik dari posisi Raise maupun Lower Naik (4) – Tarik tuas ke belakang untuk menaikkan bucket. Bila dilepas, tuas akan kembali ke posisi HOLD. Tilt Back (5) – Tarik tuas ke kiri untuk mengungkit bucket ke belakang Kembali posisi muat (6) – Tarik tuas ke posisi (6) untuk mengembalikan bucket ke posisi memuat. Tuas akan tinggal di posisi ini sampai bucket tiba pada posisi memuat. Selanjutnya tuasnya akan kembali ke posisi HOLD. Dump (7) – Dorong tuas ke posisi (7) untuk menumpahkan muatan. Quick Dump (8) – Dorong tuas ke posisi (8) untuk menumpahkan muatan secara cepat.
Judul Modul: Teknik Pengoperasian Loader pada unit Backhoe Loader Edisi 1-2010 Buku Informasi
Halaman: 28 dari 51
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Operator Backhoe Loader
Kode Modul F 45.500.2.2.19.II.02.002
– – Gambar 4.34 Tuas kendali penetral transmisi
4.2.5
Transmission Neutralizer (9) Tekanlah tombol bila akan menggunakan seluruh engine untuk tenaga hidrolis. Tekanlah tombol untuk menetralkan transmisi. Lepaskan tombol untuk mengembalikan transmisi ke gigi yang dipilih.
Penyiapan dan penggunaan APD 1) Penyiapan APD a. Periksa kondisi fisik setiap APD yang akan di pakai dalam pekerjaan pengoperasian backhoe loader (baik, rusak, lengkap, sesuai ukurannya) b. Periksa kelaikan pakainya, terutama menyangkut standar untuk keselamatan kerja yang sesuai dengan SNI, atau standar K3 lainnya 2) Penggunaan APD a. Pakailah alat pelindung diri yang sesuai dengan jenis pekerjaan walaupun pekerjaan tersebut hanya memerlukan waktu singkat. b. Alat Pelindung Diri harus dipakai dengan tepat dan benar. c. Jadikanlah memakai alat pelindung diri menjadi kebiasaan. Ketidak nyamanan dalam memakai alat pelindung diri jangan dijadikan alasan untuk menolak memakainya d. Alat Pelindung Diri tidak boleh diubah-ubah pemakaiannya kalau memang terasa tidak nyaman dipakai laporkan kepada atasan atau pemberi kewajiban pemakaian alat tersebut. 3) Masuk ke ruang operator (kabin) sesuai dengan prosedur • Gunakan tangga dan pegangannya kapanpun akan naik ke unit alat dan/ atau akan masuk ke ruang operator • Bersihkan anak tangga dan pegangannya dari material yang berbahaya • Naik dan turun kendaraan selalu menggunakan 3 titik tumpu (2 kaki menapak 1 tangan berpegangan atau sebaliknya) • Naik dan turn harus menghadap ke Gambar 4.35 Tiga titik tumpu badan kendaraan seperti pada gambar 4.35 diatas 4) Tempat Duduk Operator Setel tempat duduk agar operator bisa menginjak pedal-pedal dengan posisi punggung bersandar sepenuhnya sesuai yang diinginkan. Peringatan :
Tempat duduk harus disetel setiap awal shift atau setiap pergantian operator.
Judul Modul: Teknik Pengoperasian Loader pada unit Backhoe Loader Edisi 1-2010 Buku Informasi
Halaman: 29 dari 51
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Operator Backhoe Loader
Kode Modul F 45.500.2.2.19.II.02.002
Menyetel tempat duduk • • • • Gambar 4.36 Penyetelan Tempat Duduk
•
Tekan dan tahan kenob (1) ke posisi (2) untuk menaikkan kursi. Tarik kenob (1) ke posisi (3) untuk menurunkan kursi. Tarik tuas (4) ke atas untuk menyetel sudut tempat duduk. Tarik tuas (5) ke atas untuk menggeser tempat duduk ke depan dan belakang. Atur sudut sandaran dengan tuas (6).
5) Sabuk keselamatan - Periksa kondisi sabuk keselamatan sebelum mengoperasikan kendaraan. - Gantilah sabuk secara keseluruhan setiap 3 tahun. - Periksalah kerusakan pada anyaman. - Periksalah kerusakan pada gespernya. - Periksalah kondisi baut-baut pengikatnya.
Gambar 4.37 Memasang Sabuk Keselamatan
Cara mengencangkan sabuk Sabuk ini dilengkapi dengan perangkat pengencang otomatis (retractor). Perangkat ini akan mengunci bila sabuk ditarik, atau menggulung masuk bila sabuk dilepaskan. • Tariklah sabuk (1) dalam satu kali tarikan. • Masukkan lidah gesper (3) ke lobang gesper (2) sampai terdengar bunyi klik Cara Melepaskan Sabuk Untuk melepaskan sabuk, knob merah (tanda panah).
tekanlah
Gambar 4.38 Melepas Sabuk Keselamatan
4.2.6
Teknik Menghidupkan engine 1) Pemeriksaan kondisi lingkungan Begitu engine dihidupkan maka akan menimbulkan ancaman bahaya dan risiko kecelakaan kerja, oleh karena itu Operator harus dapat memastikan keamanan lingkungan disekitar Backhoe Loader.
Judul Modul: Teknik Pengoperasian Loader pada unit Backhoe Loader Edisi 1-2010 Buku Informasi
Halaman: 30 dari 51
Materi Pelatihan Be erbasis Komp petensi O Operator Bacckhoe Loade er
Kode Modu ul F 45.5 500.2.2.19.II.02.002
Kondisi lin ngkungan diperiksa d dari d kemungkinan ada anya orang g di sekita ar Backhoe Loader, L attau masih ada rinta angan yang g dapat menggangg m gu pergerakan n backhoe lo oader 2) Mengaktifk kan sambu ungan batte ery On : Masu ukan kuncii battery, putar p seara ah jarum jam ke posisi O ON untuk mengaktifka m an system kelistrikan. Switch pem mutus aruss battery harus h dalam m ON sebelum menghidupkan engine.
3) Menonaktiifkan emergency shut down switch Emergencyy shut down n switch ha anya diguna akan dalam m keadaan darurat, d ole eh karena itu apabila em mergency shut s down switch massih aktif ha arus di non naktifkan dulu. Karena bila tidak ak kan menyullitkan startin ng. an tuas-tua as kendali 4) Menetralka Sebelum engine di-sta art, tuas-tua as transmisii harus pada posisi nettral dan tua as da posisi HO OLD. hidrolis pad an posisi parking p brake 5) Memastika Sebelum engine e di-sstart, parkin ng brake harus h dalam m keadaan aktif untu uk menghinda ari kemungkkinan bahay ya. 6) Pemeriksa aan instrum men panel Putar kunci k kontakk ke posisi O ON, periksa a kondisi dan fungsi semua s instrrument, harus dalam ko ondisi baik dan berrfungsi dengan baik. Pastika an indikator charging da an engine oil o pressure harus menyala m me erah
7) Isyarat me enghidupka an engine Walaupun kita sudah h memastik kan bahwa kondisi lingkungan sudah aman n, tetapi prossedur K-3 mengharus skan Opera ator membu unyikan kla akson (horn n) satu kali se ebelum men nstart engine e 8) Menstart engine M Memutar kun nci kontak ke k posisi ST TART selam ma 20 detik maksimum m 3 kali tanpa menginjak m pedal p gas, kemudian k le epas kunci kontak k se etelah engin ne hidup da an kembali ke k posisi ON N Catatan :
Bila satu ka ali start engiine belum h hidup, matik kan dulu kunci starte er sebelum mengulangi m i start kemb bali.
Judul Mo odul: Teknikk Pengoperassian Loader pada p unit Ba ackhoe Loaderr Buku Info formasi Edisi 1-2010
Halama an: 31 dari 51
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Operator Backhoe Loader
4.2.7
Kode Modul F 45.500.2.2.19.II.02.002
Pemeriksaan setelah engine hidup 1) Pemeriksaan panel monitor instrumen Panel instrumen yang harus diperiksa setelah engine hidup adalah Indikator Kewaspadaan (Alert Indicators) dan Alat Pengukur
Gambar 4.39 Indikator Kewaspadaan 1
Charging System (1) – Indikator ini akan menyala apabila ada kerusakan pada sistim pengisian baterai. Brake Oil Level (2) – Bila indikator ini menyala kurang.
berarti oli rem
Engine Coolant Temp. (3) – Suhu air pendingin engine terlalu tinggi. Hentikan pengoperasian untuk mendinginkan sistim. Engine Oil Pressure (4) – Bila indikator ini menyala berarti tekanan oli engine terlalu rendah. Matikan engine segera dan carilah penyebabnya. Kendaraan jangan dioperasikan sebelum dilakukan perbaikan Brake On (5) -Rem parkir sedang aktif dan transmisi netral High Beams (6) – Indikator ini akan menyala bila bagian atas switch (7) ditekan untuk menyalakan lampu jauh. Gambar 4.40 Indikator Kewaspadaan 2
All Wheel Steer (8) – Indikator AWS (Kemudi Semua Roda) akan menyala bila switch (9) ditempatkan pada mode Crab Steer atau Circle Steer.
Gambar 4.41 Indikator Kewaspadaan 3
Judul Modul: Teknik Pengoperasian Loader pada unit Backhoe Loader Edisi 1-2010 Buku Informasi
Halaman: 32 dari 51
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Operator Backhoe Loader
Kode Modul F 45.500.2.2.19.II.02.002
Coolant Temp. (1) – Untuk mengukur suhu air pendingin engine. Tachometer (2) – Mengukur putaran engine. Rentang operasi normal adalah daerah yang berwarna hijau Gambar 4.42 Alat Pengukur 1
Transmission Oil Temp. (3) Untuk mengukur suhu oli transmisi. Fuel Level (4) – Untuk mengukur isi tanki bahan bakar Service Meter (5) – Menghitung jumlah jam operasi Alat
Gambar 4.43 Alat Pengukur 2
2) Pemanasan engine – Biarkan engine hidup pada putaran rendah selama 3 - 5 menit. – Perhatikan alat-alat pengukur sambil mencoba sistim hidrolis. – Periksa semua alat-alat ukur, lampu-lampu peringatan dan indikatorindikator secara berkala selama pengoperasian. 3) Pengamatan gas buang Setelah engine hidup, amatilah warna gas buang dari engine yang dikeluarkan lewat muffler. Engine yang normal menghasilkan gas buang yang tidak berwarna. Apabila ada indikasi gas buang yang tidak normal segera laporkan kepada atasan terkait untuk dilakukan tindakan perbaikan. 4) Pengamatan suara dan getaran engine Kondisi engine yang baik dapat ditengarai oleh panca indera kita dengan bunyinya yang halus. Bunyi yang kasar apalagi diikuti dengan getaran yang tidak normal menandakan adanya ketidak normalan pada sistim engine. Bila hal ini terjadi segera laporkan kepada atasan terkait. 5) Pemeriksaan ulang kebocoran cairan Walaupun pemeriksaan kebocoran cairan sudah dilakukan pada saat walk around inspection, Operator harus memeriksa ulang setelah engine hidup dan oli hidrolik sudah mulai bertekanan saat dilakukan uji alat kendali, karena ada kemungkinan kebocoran terjadi setelah adanya kenaikan tekanan pada sistim engine (untuk minyak pelumas mesin dan cairan pendingin), sistim hidrolik (untuk minyak hidrolik) dan sistim transmisi (untuk minyak transmisi)
Judul Modul: Teknik Pengoperasian Loader pada unit Backhoe Loader Edisi 1-2010 Buku Informasi
Halaman: 33 dari 51
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Operator Backhoe Loader
4.2.8
Kode Modul F 45.500.2.2.19.II.02.002
Pengujian alat kendali 1) Pengujian Alat Kendali Operasional. Pengujian alat kendali Operasional dilakukan untuk memastikan bahwa alat siap untuk dioperasikan. Setiap alat kendali penggerak backhoe loader digerak-gerakkan sambil dilihat reaksi gerakannya pada attachment yang bersangkutan. Apabila ada attachment yang tidak ada respon ketika diadakan uji alat kendali, maka segera laporkan kepada atasan terkait untuk dilakukan pemeriksaan dan perbaikan lebih lanjut. 2) Pengujian Fungsi Rem a. Menguji Fungsi Rem Servis Peringatan : - Parkirlah di tempat yang datar dan aman. - Pastikan bahwa di sekeliling kendaraan dalam kondisi aman. - Tes ini bertujuan untuk memastikan bahwa rem bekerja dengan baik
• • • •
Pada saat engine hidup, injak pedal rem dan angkat bucket sedikit, lalu lepaskan rem parkir Tempatkan transmisi pada gigi 3 maju. Naikkan putaran engine secara bertahap sampai maksimum. Kendaraan seharusnya tidak bergerak. Turunkan putaran engine, netralkan transmisi dan pasang rem parkir. CATATAN :
Bila kendaraan bergerak saat dilakukan pengujian rem, berarti kondisi rem kurang baik. Lakukan perbaikan seperlunya sebelum loader dioperasikan.
b. Menguji Kemampuan Rem Parkir Peringatan : - Parkirlah di tempat yang datar dan aman. - Pastikan bahwa di sekeliling kendaraan dalam kondisi aman. - Tes ini bertujuan untuk memastikan bahwa rem bekerja dengan baik
• • •
• •
Hidupkan engine dan angkat bucket sedikit. Pasang rem parkir Tempatkan transmisi pada gigi 3 MAJU, NETRAL dan MAJU lagi. Hal ini dilakukan untuk memintas penetral transmisi untuk keperluan tes ini. Naikkan putaran engine secara bertahap sampai maksimum. Kendaraan seharusnya tidak bergerak Turunkan putaran engine, netralkan transmisi dan pasang rem parkir. CATATAN :
Bila kendaraan bergerak saat dilakukan pengujian rem, berarti kondisi rem kurang baik. Lakukan perbaikan seperlunya sebelum loader dioperasikan.
Judul Modul: Teknik Pengoperasian Loader pada unit Backhoe Loader Buku Informasi Edisi 1-2010
Halaman: 34 dari 51
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Operator Backhoe Loader
4.2.9
Kode Modul F 45.500.2.2.19.II.02.002
Uji gerakan dasar Gerakan dasar operasi merupakan gabungan dari gerakan dasar unit dan gerakan dasar attachment, untuk menempatkan posisi attachment dengan tepat sesuai dengan kebutuhan operasi yang diinginkan. 1) Gerakan Dasar Unit Gerakan dasar kendaraan / travel diuji dengan melakukan : • Nonaktifkan swit penetral transmisi • Menginjak pedal rem • Bebaskan rem parkir • Pastikan posisi tuas governor pada posisi low idle • Angkat bucket loader setinggi ±35 cm dari permukaan tanah • Tempatkan directional lever kearah yang dikehendaki • Gerakan jalan lurus dengan speed 1, 2, 3, 4 dan 5 • Gerakan belok kiri dan kanan dengan turning radius sesuai spesifikasi • Menghentikan kendaraan dengan service brake 2) Gerakan Dasar Attachment Backhoe Gerakan dasar backhoe diuji dengan melakukan : • Turunkan stabilizer sesuai prosedur • Lepaskan pin pengunci swing • Lepaskan pengunci boom • Gerakan swing • Gerakan boom • Gerakan stick • Gerakan bucket Gerakan tersebut dilakukan secara individual dan dilanjutkan dengan gerakan kombinasi / simultan. 3) Gerakan Dasar Attachment Loader Gerakan dasar loader diuji dengan melakukan : • Posisi float • Posisi bucket turun • Posisi hold • Posisi naik • Posisi Tilt Back (sesuaikan dgn dimuka) • Posisi Return to Dig • Posisi membuang Gerakan tersebut dilakukan secara individual dan dilanjutkan dengan gerakan kombinasi / simultan.
Judul Modul: Teknik Pengoperasian Loader pada unit Backhoe Loader Edisi 1-2010 Buku Informasi
Halaman: 35 dari 51
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Operator Backhoe Loader
4.3
Kode Modul F 45.500.2.2.19.II.02.002
Teknik melakukan gerakan traveling Salah satu kegiatan pengoperasian Operator adalah melakukan traveling pada saat : • Perjalanan dari tempat pool / parkir alat berat ketempat lokasi kerja. • Perpindahan dari lokasi kerja yang satu ke lainnya. • Menaikkan dan menurunkan alat ke / dari alat angkut. • Mengoperasikan attachment loader Kegiatan traveling tersebut dapat dilakukan di kawasan dalam proyek maupun di jalan raya, sehingga perhatian akan keselamatan menjadi hal yang penting. 4.3.1
Keamanan disekeliling unit Pada pelaksanaan traveling ke lokasi kerja harus dimulai dengan pekerjaan persiapan lapangan yang menyangkut tatacara pelaksanaan, penyiapan lokasi atau alur perjalanan untuk travelling, pemeriksaan rambu-rambu K3 dan lalu lintas serta pemeriksaan Alat Pelindung Diri (APD) Walaupun dalam Surat Perintah Kerja telah dijelaskan tentang jalan yang harus dilalui (misalnya dijelaskan dengan gambar lokasi), operator harus melakukan pemeriksaan kondisi lapangan secara langsung sebelum melakukan traveling ke lokasi kerja, sehingga dapat gambaran mengenai: • Kesiapan prasarana jalan yang akan dilalui • Perlengkapan yang harus disiapkan sesuai dengan kondisi lapangan, sehingga dalam pelaksanaannya dapat berjalan dengan aman • Kesiapan rambu-rambu K3 sepanjang jalan yang akan dilalui untuk menjaga keselamatan selama melakukan perjalanan dalam pekerjaan traveling ke lokasi kerja tersebut
4.3.2
Pengaturan kelengkapan utama saat traveling Sebelum melakukan kegiatan traveling, beberapa alat pengaman harus difungsikan lebih dahulu agar dalam perjalanan backhoe loader cukup aman dan tidak membahayakan lingkungan. Adapun alat pengaman yang harus difungsikan adalah : Gambar 4.44 Posisi Backhoe Loader saat Traveling
1) Agar boom tidak bergerak liar pada saat traveling maka harus dipasang boom transport lock - Tutuplah bucket dan rapatkan ke stick - Naikkan boom sampai posisi maksimal - Naikkan boom lock lever agar dapat mengikat boom lock - Turunkan lagi boom sehingga boom mengunci pada boom lock hook (lihat 4.43 pengunci boom) 2) Untuk memperkuat ikatan, boom swing lock juga harus dipasang pada traveling jarak jauh atau akan diangkut dengan truck trailer. 3) Untuk jenis backhoe loader yang memakai sistim AWS (All Wheel Steering), harus dinonaktifkan dulu. AWS hanya digunakan di medan sempit. Judul Modul: Teknik Pengoperasian Loader pada unit Backhoe Loader Edisi 1-2010 Buku Informasi
Halaman: 36 dari 51
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Operator Backhoe Loader
4.3.3
Kode Modul F 45.500.2.2.19.II.02.002
Gerakan Traveling Setelah walk around inspection dan pengamanan alat untuk traveling dilakukan, perhatikan hal-hal sebagai berikut : 1) Untuk menghindari kecelakaan singkirkan orang-orang dari dekat kendaraan. 2) Kenali ukuran kendaraan agar dapat mempertahankan jarak yang aman. 3) Kurangi kecepatan kendaraan bila sedang bergerak di tempat yang sempit 4) Jangan meluncur dengan gigi netral. 5) Pilihlah gigi yang sesuai dengan kemiringan jalan (grade) sebelum memasuki jalan tersebut 6) Sebagai pedoman yang mudah saat menurun, gunakan gigi yang sama dengan gigi yang dipakai saat menaiki tanjakan. 7) Bila dikhawatirkan beban akan mendorong kendaraan pasanglah gigi satu sebelum memasuki penurunan Selanjutnya kegiatan traveling dapat dimulai : • Atur tempat duduk • Kencangkan sabuk keselamatan • Angkat bucket agar aman setinggi ± 35 cm dari permukaan tanah, tetapi tidak mengganggu pandangan • Tekan pedal rem servis. Pasanglah penghubung pedal rem bila kendaraan tidak dioperasikan pada gigi satu. • Bila kendaraan diperlengkapi dengan AWS (All Wheel Steering), pastikan posisi switch AWS off sebelum kendaraan dijalankan. • Lepaskan rem parkir • Tekan tombol penetral dan tempatkan transmisi pada arah dan gigi yang diinginkan • Lepaskan rem servis dan injak pedal akselerator. • Jalankan kendaraan maju untuk mendapatkan pandangan yang jelas • Jangan mempercepat, berhenti dan berbelok secara tiba-tiba Khusus untuk traveling jarak jauh perhatikan hal-hal berikut : 1)
2) 3) 4) 5) 6) 7)
Bila perjalanan cukup jauh, harus dijadwalkan untuk berhenti setiap jarak 30 km atau 1 jam perjalanan, selama 30 menit untuk mendinginkan ban-ban atau komponen yang lain. Lakukan pemeriksaan keliling dan periksa cairan-cairan pada setiap sistim. Bawalah oli dan air secukupnya Ukur tekanan ban dengan benar Gunakan slang dengan chuck tempel, saat menambah tekanan udara. Berdirilah di sebelah luar kembang ban Hubungilah petugas yang berwenang bila memerlukan surat ijin atau pengawalan. Jalankan loader pada kecepatan sedang, dan patuhilah batas kecepatan maksimum.
Judul Modul: Teknik Pengoperasian Loader pada unit Backhoe Loader Edisi 1-2010 Buku Informasi
Halaman: 37 dari 51
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Operator Backhoe Loader
4.4
Kode Modul F 45.500.2.2.19.II.02.002
Aplikasi pemuatan material dengan bucket loader 4.4.1
Jenis-jenis material dan sifatnya Pada pekerjaan konstruksi khususnya pekerjaan pemindahan tanah terdapat berbagai material yang secara garis besar dapat diurut sebagai berikut : • Endapan organik • Tanah biasa (soil) • Tanah liat (clay) • Tanah berpasir (sandy soil) • Pasir (sand) • Gravel (kerikil) • Kerikil besar dan padat • Batu kapur, Batu Pasir • Cadas Lunak • Cadas Keras • Batu cadas, Kapur keras • Batu (rock) • Granit, Pada umumnya masing-masing jenis material memiliki karakteristik yang tidak sama satu dengan lainnya sehingga dalam pekerjaan pemindahan tanah kedua hal tersebut yaitu jenis dan sifat material harus dipahami bersama oleh fihak yang terkait dengan pekerjaan pemindahan tanah termasuk operator Backhoe Loader 1)
Sifat Fisik Beberapa sifat fisik material yang perlu diperhatikan dalam pekerjaan pemindahan tanah adalah sebagai berikut : - Pengembangan/penyusutan material - Berat material - Bentuk material - Kohesivitas Material - Kekerasan Material - Daya dukung a. Pengembangan/penyusutan Material. Yang dimaksud dengan pengembangan material adalah perubahan penambahan atau pengurangan volume material/ tanah yang terjadi akibat dari perubahan bentuk dari aslinya. Keadaan material terbagi dalam 3 keadaan yaitu : Bank (keadaan asli) Loose (keadaan lepas/terurai) Compacted (keadaan padat) Tanah
1.000 m3
Gravel
1.000 m3
Batu lunak
1.000 m3
x 1,25 =
1.250 m3
x 1,13 =
1.130 m3
x 1,65 =
ASLI Judul Modul: Teknik Pengoperasian Loader pada unit Backhoe Loader Edisi 1-2010 Buku Informasi
1.650 m3
LEPAS
1.250 x 0,72 =
900 m3
1.130 x 0,91 =
1.030 m3
1.650 x 0,74 =
1.220 m3
PADAT Halaman: 38 dari 51
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Operator Backhoe Loader
a)
Kode Modul F 45.500.2.2.19.II.02.002
Keadaan asli (bank) Kedaan material yang masih alami dan belum mengalami gangguan, dinamakan keadaan asli (bank), dan dalam keadaan seperti ini butiran-butiran yang dikandungnya masih terkonsolidasi dengan baik. Ukuran dinyatakan dalam BCM = Bank Cubic Metre atau BCY = Bank Cubic Yard
b) Keadaan Gembur (Loose) Material yang telah digali dari tempat aslinya akan mengalami perubahan volume yaitu mengembang yang disebabkan adanya penambahan rongga udara diantara butiran- butiran material. Dengan demikian volumenya akan menjadi lebih besar. Keadaan ini akibat perlakuan terhadap material tersebut, sehingga kedaannya menjadi terurai atau gembur, misalnya pekerjaan penggalian dengan Wheel Loader atau alat lainnya Ukuran dinyatakan dalam LCM = Loose Cubic Metre atau LCY = Loose Cubic Yard c)
Keadaan Padat (Compacted) Keadaan ini akan dialami oleh material yang dipadatkan. Perubahan volume terjadi karena adanya penyusutan rongga udara diantara butiran material tersebut dan dengan demikian volumenya akan berkurang. Perubahan terjadi karena material yang gembur (terurai/loose) mengalami perlakuan pemadatan, misalnya dipadatkan dengan road roller. Ukuran dinyatakan dalam CCM = Compact Cubic Metre atau CCY = Compact Cubic Yard Dalam perhitungan produksi peralatan, material yang didorong/digusur dengan blade, atau yang dimuat dengan bucket, kemudian digelar/di-spreading adalah dalam kondisi gembur (loose). Untuk menghitung suatu volume tanah asli yang telah terurai karena digali atau melakukan pemadatan dari material yang sudah gembur, perlu dikalikan dengan faktor yang disebut faktor konversi. Faktor tersebut adapat dengan mudah dibaca pada tabel faktor konversi. Contoh : Bila 500 BCM (Bank Cubic Metre) tanah biasa digemburkan maka : Volume tanah gembur = Vol.tanah asli x faktor 500 x 1,25 = 625 LCM (Loose Cubic Metre) Dan bila tanah tersebut dipadatkan, maka
Judul Modul: Teknik Pengoperasian Loader pada unit Backhoe Loader Edisi 1-2010 Buku Informasi
Halaman: 39 dari 51
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Operator Backhoe Loader
Kode Modul F 45.500.2.2.19.II.02.002
Volume tanah padat = Vol. Gembur x faktor = 625 x 0,72 = 450 CCM (Compacted Cubic Metre) TABEL FAKTOR KONVERSI VOLUME MATERIAL JENIS MATERIAL
TANAH BERPASIR
CLAY/TANAH BIASA
CLAY/TANAH LIAT GRAVELY SOIL/TANAH BERKERIKIL GRAVEL/KERIKIL KERIKIL BESAR DAN PADAT PECAHAN BATU KAPUR, BATU PASIR, CADAS LUNAS, SIRTU PECAHAN GRANIT, BASALT, CADAS KERAS PECAHAN CADAS, BROCKEN ROCK LEDAKAN BATU CADAS, KAPUR KERAS
KONDISI ASLI GEMBUR PADAT ASLI GEMBUR PADAT ASLI GEMBUR PADAT ASLI GEMBUR PADAT ASLI GEMBUR PADAT ASLI GEMBUR PADAT ASLI GEMBUR PADAT
PERUBAHAN KONDISI KONDISI KONDISI KONDISI ASLI GEMBUR PADAT 1,00 1,11 0,99 0,90 1,00 0,80 1,05 1,17 1,00 1,00 1,25 0,90 0,80 1,00 0,72 1,11 1,39 1,00 1,00 1,25 0,90 0,70 1,00 0,63 1,11 1,59 1,00 1,00 1,18 1,08 0,85 1,00 0,91 0,93 1,09 1,00 1,00 1,13 1,03 0,88 1,00 0,91 0,97 1,10 1,00 1,00 1,42 1,29 0,70 1,00 0,91 0,77 1,10 1,00 1,00 1,65 1,22 0,61 1,00 0,74 0,82 1,35 1,00
ASLI GEMBUR PADAT ASLI GEMBUR PADAT ASLI GEMBUR PADAT
1,00 0,59 0,76 1,00 0,57 0,71 1,00 0,56 0,77
1,70 1,00 1,30 1,75 1,00 1,24 1,80 1,00 1,38
1,31 0,77 1,00 1,40 0,80 1,00 1,30 0,72 1,00
d) Berat material Berat adalah sifat fisik dari setiap meterial yang akan mempengaruhi kepada kemampuan alat untuk mendorong, mengangkut, mengangkat dan sebagainya, seperti contoh sebagai berikut : Suatu alat berat waktu mengangkat material dengan berat 1,5 t/m3 alat dapat bekerja denga baik, tapi pada saat mengangkat dengan berat 3,6 t/m3 ternyata alat mengalami kesulitan karena berat beban sehingga gerakkannya menjadi terganggu.
Judul Modul: Teknik Pengoperasian Loader pada unit Backhoe Loader Edisi 1-2010 Buku Informasi
Halaman: 40 dari 51
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Operator Backhoe Loader
Kode Modul F 45.500.2.2.19.II.02.002
e) Bentuk material Yang dimaksud dengan bentuk dalam sifat fisik material ini adalah bentuk butiran dari material yang terjadi akibat terurai dari bentuk aslinya, yang akan berpengaruh terhadap kemampuan bucket atau blade menampung material tersebut. Material yang butirannya seragam cenderung dapat mengisi rongga udara, sehingga volumenya sebanding atau sama dengan volume bukcet, sedangkan material yang berbongkah-bongkah akan lebih kecil volumenya dari volume bucket, karena pada material ini akan terbentuk rongga-rongga udara yang mengisi sebagian isi bucket. Berapa besar volume material yang dapat ditampung dalam suatu ruangan dapat dihitung dengan cara memberikan angka koreksi yang disebut Faktor Muat atau Bucket Factor atau Pay Load Factor. f) Kohesivitas Material Sifat lain dari material adalah kehesivitas-nya, yaitu daya lekat atau kemampuan untuk saling mengikat diantara butir-butir material tersebut. Material dengan kohesivitas tinggi akan menggunung (haped), dan dengan demikian volume dari material ini akan lebih besar dari volume ruangan yang ditempatinya, misalnya tanah liat. Sedangkan material dengan kohesivitas yang kurang baik, bila menempati suatu ruangan (bukcet) akan sukar menggunung, cenderung rata (peres/ struck), misalnya pasir. g) Kekerasan Material Material yang keras akan lebih sukar untuk digali atau dikupas oleh alat berat, sehingga dapat menurunkan produktivitas alat. Pada umumnya material yang tergolong keras adalah batu-batuan yang dalam pekerjaan pemindahan tanah perlu penanganan khusus, misalnya dengan Ripping atau bahkan dengan peledakan terlebih dahulu. Batuan dalam pengertian pemindahan tanah antara lain : Batuan beku : sifat keras, padat, pejal dan kokoh. Batuan sedimen : merupakan pelapisan dari yang lunak sampai yang keras. Batuan metamorf : umumnya perlapisan dari yang keras, padat dan tidak teratur. Nilai kekerasan material diukur dengan menggunakan Ripper Meter atau Seismic Test Meter, dan hasil dari test ini akan dapat menentukan jenis ripper yang cocok untuk pengerjaan material tersebut.
Judul Modul: Teknik Pengoperasian Loader pada unit Backhoe Loader Edisi 1-2010 Buku Informasi
Halaman: 41 dari 51
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Operator Backhoe Loader
Kode Modul F 45.500.2.2.19.II.02.002
h) Daya dukung tanah Daya dukung tanah adalah kemampuan tanah untuk mendukung alat yang berada diatasnya. Apabila suatu alat berada diatas tanah, maka alat tersebut akan memberikan daya tekan yang disebut “ground pressure”, yang besarnya berat alat didistribusikan kapada luas ban yang kontak dengan tanah (GVW/Ground Contact Area, satuannya kg/cm2). Biasanya telah diberikan dari pabrik pembuat alat-alat berat untuk masing-masing jenis dan type alat. Daya dukung tanah dapat diketahui dengan cara pengukuran / test langsung di lapangan, dengan menggunakan alat test yaitu antara lain dengan Cone Penetro Test, yang hasilnya dinyatakan suatu angka index. BEBERAPA JENIS MATERIAL DAN DAYA DUKUNG JENIS MATERIAL DAYA DUKUNG
4.4.2
PASIR & TANAH
0,5 kg/cm2
TANAH LIAT : LEMBAB SEDANG KERING
1,0 kg/cm2 2,0 kg/cm2 4,0 kg/cm2
PASIR : MURNI KERING PADAT KERING
2,0 kg/cm2 4,0 kg/cm2
KERIKIL : PADAT LEKAT
8,0 kg/cm2
CADAS : SEDIKIT LEPAS PADAT LEKAT
5,0 kg/cm2 24,0 kg/cm2
Posisi backhoe loader 1) Identifikasi Lokasi Pekerjaan Begitu menerima tugas dari atasan langsung, Operator segera mengidentifikasi lokasi pekerjaan dimana Backhoe Loader harus beroperasi. Hal ini penting karena Operator harus memposisikan Backhoe Loader dengan benar sesuai dengan urutan pekerjaan yang sudah direncanakan. Untuk hal ini Operator harus berkomunikasi dengan Pelaksana Lapangan. 2) Memposisikan Loader Setelah mendapatkan informasi yang jelas dari Pelaksana Lapangan, Operator memposisikan Loader tegak lurus dengan stock pile
Judul Modul: Teknik Pengoperasian Loader pada unit Backhoe Loader Edisi 1-2010 Buku Informasi
Halaman: 42 dari 51
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Operator Backhoe Loader
4.4.3 4.3
Kode Modul F 45.500.2.2.19.II.02.002
Pengambilan material 1) Identifikasi posisi loader Posisikan Loader tegak lurus stockpile 2) Gerakan maju ke stock pile •
• •
Pada saat memajukan alat sambil menurunkan bucket, posisi bucket rata dengan permukaan tanah Pastikan bucket positioner berfungsi secara otomatis. Berjalan maju dengan kecepatan gigi dua setelah bucket masuk material pindah gigi satu untuk mengambil material
Gambar 4.45 Gerakan maju ke stock pile
• •
Injak differential lock Hindari tekanan yang berlebihan karena akan mempercepat keausan pada bucket loader • Usahakan ban depan maupun belakang tidak sampai terangkat 3) Gerakan kombinasi • Angkat bucket sedikit begitu putaran roda-roda mulai lambat (hindari terjadinya slip pada ban) • Gunakan kombinasi bucket naik dan ungkit kebelakang secara simultan. • Angkat bucket yang telah penuh.
Gambar 4.46 Gerakan kombinasi
4.4.4
•
Gerakan manouver menggunakan gigi 2
•
Bawa bucket pada posisi rendah ke tempat pembuangan atau ke truck.
dengan
Penuangan material Penuangan material didalam bucket loader dapat dilakukan di tempat pembuangan yang tidak jauh dari lokasi pemuatan dengan load and carry (bucket bermuatan diangkat ±35 cm, atau dituangkan ke dump truck untuk selanjutnya diangkut ke tempat yang lebih jauh. 1) Penuangan ke tempat tertentu • Pastikan kondisi aman sebelum gerakan mundur • Nonaktifkan differential lock • Bucket yang telah berisi muatan digerakkan mundur • Tuangkan isi muatan dalam bucket ketempat yang ditentukan.
Judul Modul: Teknik Pengoperasian Loader pada unit Backhoe Loader Edisi 1-2010 Buku Informasi
Halaman: 43 dari 51
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Operator Backhoe Loader
Kode Modul F 45.500.2.2.19.II.02.002
2) Penuangan ke atas bak truck a. Untuk mengurangi sudut putar loader, posisikan truck pada sudut 45° terhadap stockpile
Gambar 4.47 Pengaturan posisi loader dan truck
b. Jarak langkah loader harus cukup dekat, namun bucket dapat naik cukup tinggi tanpa mengurangi kecepatan loader
Gambar 4.48 Pengaturan jarak dengan truck
c. Loader degerakkan maju kearah bak truck. d. Tumpahkan muatan di bagian tengah truck agar seimbang e. Goncangkan bucket agar yang menempel bisa lepas.
material
Gambar 4.49 Penuangan bucket keatas truck
Perhatian : • Hindari membenturkan bucket terlalu sering karena akan mempercepat kerusakan komponen bucket 4.4.5
Gerakan ke posisi semula 1) Kembali ke stock pile Setelah menuangkan muatan, loader digerakkan kembali ke stock pile untuk proses pemuatan berikutnya. 2) Posisi siap memuat siklus berikutnya Sampai kembali di stock pile, loader diposisikan kembali untuk siap melaksanakan siklus mengisi bucket berikutnya. Lamanya waktu yang digunakan mulai gerakan maju mengisi bucket dilanjutkan dengan gerakan menuangkan muatan ke tempat tertentu sampai loader kembali
Judul Modul: Teknik Pengoperasian Loader pada unit Backhoe Loader Edisi 1-2010 Buku Informasi
Halaman: 44 dari 51
Materi Pelatihan Be erbasis Komp petensi O Operator Bacckhoe Loade er
Kode Modu ul F 45.5 500.2.2.19.II.02.002
ke stock s pile untuk u prose es pengamb bilan materrial (pemuatan) berikuttnya disebu ut wakktu siklus attau ”cycle time”. Cyccle time in nilah yang menjadi kunci k kebe erhasilan p produktivitas s alat yang dike endalikan oleh Operato or. Makin singkat cycle e time yang digunakan makin tingg gi prod duktivitas alat yang dih hasilkan. 4.5
Aplikasi pe erataan / pembersiha an 4.5.1
Pos sisi tip buc cket loader 1) Identifikas si ketinggia an permuka aan tanah yang y akan diratakan Sebelum melakukan m tugas ini Operator harus men ngidentifikas si seberap pa banyak atau seberapa tinggi material te ercecer ya ang harus diratakan / dibersihkan n sikan bucke et sejajar dengan d perrmukaan ta anah 2) Memposis Tempatkan n loader pada posisi yang rata a, gerakan n merataka an dilakuka an dengan menggunaka m an bucket loader ya ang diposiisikan seja ajar denga an permukaan n tanah
4.5.2
knik merata akan materrial Tek 1) Identifikas si jenis matterial yang akan dirattakan Sebelum melakukan m g gerakan pe erataan Ope erator haruss mengiden ntifikasi jeniis material yang akan diratakan dan yakin n bahwa a alatnya ma ampu untu uk melaksanakan pekerja aan itu 2) Gerrakan maju u ke stock pile samb bil meratakan Perrataan ma aterial yan ng tercece er dila akukan de engan gerrakan majju den ngan pemilihan gigi se esuai beba an matterial yang a akan diratakan kea arah stock p pile. Gambar 4.5 50 Perataan n dengan buccket loader
4.5.3
Tek knik membuang ke stock pile 1) Identifikas si letak stoc ck pile Sebelum melakukan m erator haru us gerakan membuang ke stock pile, Ope mengidentiifikasi letakk stock pile atau spoil bank (tem mpat buangan materia al) dan yakin bahwa b alatn nya mampu untuk mela aksanakan pekerjaan itu. g material di bucket ke k stock pile 2) Membuang • Hentika an loader de engan meng ggunakan service s brakke • Tumpah hkan isi buccket di lokas si stock pile e • Goncan ngkan buckket agar material m yan ng menem mpel bisa le epas tanpa a membe entur stoppe er
Judul Mo odul: Teknikk Pengoperassian Loader pada p unit Ba ackhoe Loaderr Buku Info formasi Edisi 1-2010
Halama an: 45 dari 51
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Operator Backhoe Loader
4.5.4
4.6
Kode Modul F 45.500.2.2.19.II.02.002
Gerakan ke posisi awal 1) Memastikan kondisi aman sebelum mundur Setelah membuang isi bucket di stock pile, Operator harus memastikan kondisi aman sebelum gerakan mundur. 2) Gerakan kembali untuk tahap perataan berikutnya Gerakan loader kembali ke posisi awal untuk tahap perataan berikutnya untuk mencari posisi perataan berikutnya 3) Gerakan maju tahap berikutnya harus dilakukan dengan overlapping ±20 cm
Aplikasi penimbunan kembali (back-filling) 4.6.1
Posisi tip bucket loader 1) Identifikasi ketinggian tanah timbunan Sebelum melakukan tugas ini Operator harus mengidentifikasi seberapa banyak atau seberapa tinggi material timbunan yang harus ditimbunkan. 2) Memposisikan bucket sejajar dengan permukaan tanah Tempatkan loader pada posisi yang rata, gerakan menimbun dilakukan dengan mendorong material timbunan dengan bucket loader yang diposisikan sejajar dengan permukaan tanah
4.6.2
Teknik back-filling 1) Identifikasi kedalaman galian yang akan ditimbun Sebelum melakukan gerakan back filling Operator harus mengidentifikasi kedalaman lobang yang akan ditimbun sehingga dapat mengantisipasi apakah material timbun yang tersedia mencukupi untuk ditimbunkan. 2) Mendorong material timbunan ke lubang yang akan ditimbun • Posisikan bucket sejajar permukaan tanah. Turunkan bucket sambil maju dengan gigi satu • Angkat bucket sedikit-demi sedikit sambil terus maju • Angkat bucket yang sudah terisi sambil terus maju, lalu tumpahkan muatan ke dalam lobang bekas Gambar 4.51 Back-filling penggalian. • Mundur dan ulangi langkah pertama sampai ketinggian timbunan yang ditentukan.
4.6.3
Perataan timbunan 1) Identifikasi ketinggian timbunan yang disyaratkan Sebelum meratakan material tanah yang ditimbunkan, Operator harus mengidentifikasi ketinggian timbunan yang disyaratkan. Ketinggian yang harus dicapai biasanya melebihi ketinggian gambar kerja karena timbunan ini akan dipadatkan dengan peralatan lain sehingga saat dipadatkan ketinggiannya tepat seperti gambar kerja. Untuk ini Operator harus berkomunikasi dengan Pelaksana Lapangan, kelebihan tinggi timbunan untuk pemadatan bergantung dengan faktor loose-compact material timbun.
Judul Modul: Teknik Pengoperasian Loader pada unit Backhoe Loader Edisi 1-2010 Buku Informasi
Halaman: 46 dari 51
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Operator Backhoe Loader
Kode Modul F 45.500.2.2.19.II.02.002
2) Meratakan tanah timbunan sesuai spesifikasi pekerjaan. Perataan material timbun dengan bucket loader pada gerakan maju dengan gigi 1 sampai ketinggian yang ditentukan. 4.7
Pemeliharaan alat selama operasi Pemeliharaan ini bersifat pemantauan oleh operator selama melakukan pengoperasian, dilakukan dari tempat duduk operator atau kabin alat, termasuk ketika alat sedang berhenti sejenak menunggu kesempatan kegiatan operasi. Perhatian! Bekerjanya sistem pada engine, hidrolik, kelistrikan atau komponen lainnya dapat mengalami gangguan selama alat dioperasikan
a. Perhatikan/pantau semua Indikator Kewaspadaan (Alert Indicator) dan Alat Pengukur yang telah dibahas pada poin 4.2.7 diatas, untuk mendeteksi adanya kelainan (tidak berfungsi dengan baik) secara insidentil. b. Perhatikan warna gas buang untuk mendeteksi adanya kelainan pada sistim pembakaran engine. Gas buang dalam kondisi normal tidak berwarna, warna yang menunjukkan adanya kelainan adalah : • Asap hitam Asap hitam berlebihan yang terjadi pada beban penuh disebabkan oleh : - Filter udara (air cleaner) primary dan secondary yang kotor - Beroperasi pada gear yang terlalu tinggi - Pembebanan yang berlebihan / overloading. • Asap biru Terjadinya asap biru merupakan indikasi dari : - Keausan seal turbocharger - Keausan liner atau piston ring - Keausan valve guide • Asap putih Terjadinya asap putih merupakan indikasi dari - Terjadinya keretakan pada cylinder head atau liner sehingga air pendingin masuk ke ruang pembakaran - Kebocoran pada gasket cylinder head. - Asap putih yang terjadi menandakan injection timing yang tidak benar, kerusakan injector atau mutu bahan bakar yang rendah. c. Perhatikan kelainan getaran dan suara alat untuk mendeteksi adanya gejala keausan bearing. d. Perhatikan adanya kebocoran cairan yang mungkin terjadi e. Perhatikan/pantau gerakan dari attachment, untuk mendeteksi adanya kelainan kinerja / operasinya atau adanya kerusakan. Bila ditemukan kelainan seperti tersebut diatas, Operator harus segera melaporkan kepada atasan langsung untuk dilakukan tindakan selanjutnya..
Judul Modul: Teknik Pengoperasian Loader pada unit Backhoe Loader Edisi 1-2010 Buku Informasi
Halaman: 47 dari 51
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Operator Backhoe Loader
4.8
Kode Modul F 45.500.2.2.19.II.02.002
Catatan operasional Dengan perkembangan sistim ISO-9000 akhir-akhir ini sebagai dampak globalisasi, Operator harus membiasakan diri untuk membuat catatan-catatan penting selama pengoperasian dan pemeliharaan alat. Prinsip dasar dari ISO adalah ”TULIS YANG ANDA KERJAKAN DAN KERJAKAN YANG ANDA TULIS” Catatan ini sangat bemanfaat untuk membuat Laporan Harian Operasi dan Laporan K3LH yang harus disajikan oleh seorang Operator Alat Berat. Pengisian data harus didasarkan oleh catatan yang akurat, bukan berdasarkan ingatan semata. Daya ingat manusia sangat terbatas, sehingga jika lupa akan sesuatu data yang harus diisikan dalam formulir laporan seringkali data tersebut dikarang. Hal ini tentunya sangat tidak diharapkan dalam Manajemen Bebasis Informasi, dimana Informasi menjadi bahan pertimbangan Perusahaan. Adapun hal-hal yang perlu dicatat adalah : • Kondisi backhoe loader, apakah ada catatan khusus tentang kelainan-kelainan yang terjadi • Penambahan konsumabel (bahan bakar, pelumas, suku cadang) yang digunakan selama operasi • Hasil produksi alat selama operasi, dapat berupa volume (m3) galian atau panjang (m) parit yang dihasilkan selama operasi. • Lain-lain catatan yang dianggap perlu Dalam sistim ISO catatan-catatan yang ada merupakan bukti kerja, sehingga Operator harus mengarsipkan catatan-catatan tersebut secara tertib karena ada kemungkinan Auditor ISO akan memeriksa / mengaudit sistim pelaporan yang ada di Perusahaan yang sudah memiliki Sertipikat ISO.
Judul Modul: Teknik Pengoperasian Loader pada unit Backhoe Loader Edisi 1-2010 Buku Informasi
Halaman: 48 dari 51
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Operator Backhoe Loader
Kode Modul F 45.500.2.2.19.II.02.002
BAB V SUMBER-SUMBER YANG DIPERLUKAN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI
5.1
Sumber Daya Manusia 5.1.1
Instruktur Instruktur untuk pelatihan ini dipilih karena dia telah berpengalaman. Peran Instruktur adalah untuk : 1) Membantu peserta latih untuk merencanakan proses belajar. 2) Membimbing peserta latih melalui tugas-tugas pelatihan yang dijelaskan dalam tahap belajar. 3) Membantu peserta latih untuk memahami konsep dan praktik baru dan untuk menjawab pertanyaan peserta latih mengenai proses pelatihan. 4) Membantu peserta latih untuk menentukan dan mengakses sumber tambahan lain yang peserta latih perlukan untuk proses belajar mengajar. 5) Mengorganisir kegiatan belajar kelompok jika diperlukan. 6) Merencanakan seorang ahli dari tempat kerja untuk membantu jika diperlukan.
5.1.2
Penilai Penilai peserta latih melaksanakan program pelatihan terstruktur untuk penilaian di tempat kerja. Penilai akan : 1) Melaksanakan penilaian apabila peserta latih telah siap dan merencanakan proses belajar dan penilaian selanjutnya dengan peserta latih. 2) Menjelaskan kepada peserta latih mengenai bagian yang perlu untuk diperbaiki dan merundingkan rencana pelatihan selanjutnya dengan peserta latih. 3) Mencatat pencapaian / perolehan hasil peserta latih.
5.1.3
Teman kerja / sesama peserta pelatihan Teman kerja Peserta latih/sesama peserta pelatihan juga merupakan sumber dukungan dan bantuan. Peserta juga dapat mendiskusikan proses belajar dengan mereka. Pendekatan ini akan menjadi suatu yang berharga dalam membangun semangat tim dalam lingkungan belajar/kerja peserta latih dan dapat meningkatkan pengalaman belajar peserta latih.
5.2
Sumber-sumber Kepustakaan ( Buku Informasi ) 5.2.1
Sumber pustaka penunjang pelatihan Pengertian sumber-sumber adalah material yang menjadi pendukung proses pembelajaran ketika peserta pelatihan sedang menggunakan Pedoman Belajar ini. Sumber-sumber tersebut dapat meliputi :
Judul Modul: Teknik Pengoperasian Loader pada unit Backhoe Loader Edisi 1-2010 Buku Informasi
Halaman: 49 dari 51
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Operator Backhoe Loader
Kode Modul F 45.500.2.2.19.II.02.002
• • • •
Buku referensi (text book)/ buku manual operasi dan pemeliharaan. Lembar kerja Diagram-diagram, gambar Contoh surat tugas • Rekaman dalam bentuk audio visual dan lain-lain. Ada beberapa sumber yang disebutkan dalam pedoman belajar ini untuk membantu peserta pelatihan mencapai unjuk kerja yang tercakup pada suatu unit kompetensi. Prinsip-prinsip dalam PBK mendorong kefleksibilitasan dari penggunaan sumbersumber yang terbaik dalam suatu unit kompetensi tertentu, dengan mengijinkan peserta untuk menggunakan sumber-sumber alternative lain yang lebih baik atau jika ternyata sumber-sumber yang direkomendasikan dalam pedoman belajar ini tidak tersedia/tidak ada. 5.2.2
Sumber – sumber bacaan yang dapat digunakan : Judul
: Operation and Maintenance Manual 422E and 428E Backhoe Loaders Media Number – SEBU 8240-02
Pengarang
: Caterpillar Information System
Penerbit
: Caterpillar Inc.
Tahun Terbit
: 01 Mei 2009
Judul
: Earthmoving Operations
Pengarang
: FM 5-434 Headquarters Department of the Army
Penerbit
: Headquarters Department of the Army, Washington DC - USA
Tahun Terbit
: 15 Juni 2000
Judul Pengarang
: Heavy Equipment Operator : Earth Moving, Ditching, and Loading Skills : Curriculum and Instructional Materials Center Oklahoma Department of Career and Technology Education
Penerbit
: www.okcimc.com
Tahun Terbit
: 2010
Judul
: Volvo Backhoe Loader BL70 Specification
Pengarang
: Volvo Construction Equipment
Penerbit
: www.volvoce.com
Tahun Terbit
: 2005
Judul Modul: Teknik Pengoperasian Loader pada unit Backhoe Loader Edisi 1-2010 Buku Informasi
Halaman: 50 dari 51
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Operator Backhoe Loader
5.3
Kode Modul F 45.500.2.2.19.II.02.002
Daftar Peralatan/Mesin dan Bahan 5.3.1 Bahan yang dibutuhkan 1) Buku OMM 2) Bahan bakar / solar 3) Cairan pendingin ( air ), Engine Coolant 4) Oli Mesin ( Engine oil )
5.3.2
5) Minyak rem 6) Oli Transmisi. 6) Majun Alat yang digunakan. 1) Backhoe Loader 2) APD 3) APK 4) Rambu-rambu operasi dan K3 5) Surat Tugas 6) Gambar Kerja
Judul Modul: Teknik Pengoperasian Loader pada unit Backhoe Loader Edisi 1-2010 Buku Informasi
Halaman: 51 dari 51