Statistik Pendidikan MATA KULIAH STATISTIK PENDIDIKAN
MENGUBAH SKOR MENJADI NILAI
Dosen Pengampu: Christina Kartika Sari Lina Dwi Khusnawati
Statistik Pendidikan MENGUBAH SKOR MENJADI NILAI Selain penyusunan tes, pekerjaan penting yang harus diperhatikan adalah menskor dan menilai. Hasil pekerjaan menskor yang diperoleh dengan menjumlahkan angka-angka bagi setiap soal tes yang dijawab betul oleh siswa disebut dengan skor, sedangkan nilai adalah angka ubahan dari skor dengan menggunakan acuan tertentu, yakni acuan normal atau acuan kriteria. Pengubahan skor menjadi nilai dapat dilakukan untuk skor tunggal (misalnya: skor ulangan harian) atau untuk skor gabungan (misalnya: gabungan beberapa skor ulangan untuk memperoleh nilai akhir untuk rapor). PENILAIAN ACUAN NORMATIF Dalam penilaian acuan normatif, prestasi belajar seorang siswa dibandingkan dengan siswa lain dalam kelompoknya. Dengan demikian, apabila seorang siswa berpindah dari satu kelompok ke kelompok lain, prestasi belajarnya dapat berubah. Dasar pemikiran penggunaan standar ini adalah adanya sumsi bahwa di setiap populasi yang heterogen terdapat: 1. Kelompok baik 2. Kelompok sedang 3. Kelompok kurang Kasus 1 Suatu kelas yang terdiri dari 9 siswa mendapat skor sebagai berikut 50, 45, 45, 40, 40, 40, 35, 35, 30 Dari skor tersebut dapat dilihat bahwa skor tertinggi adalah 50 dan skor terendah adalah 30. Nilai tertinggi diberikan pada siswa dengan skor tertinggi, misalnya nilai tertinggi adalah 100 maka skor siswa di atas dapat diubah menjadi nilai sebagi berikut. Skor 50 45 45 40 40 40 35 35 30 Analisis Nilai
100
90
90
80
80
8
70
Kasus 2 Suatu kelas yang terdiri dari 40 siswa mendapat skor sebagai berikut 55 43 39 38 37 35 34 32 52 43 40 37 36 35 34 30 49 43 40 37 36 35 34 28 48 42 40 37 35 34 33 22 46 39 38 37 36 34 32 21
70
60
Statistik Pendidikan Dapat dilihat bahwa skor tertinggi pada kelas tersebut adalah 55. Apabila siswa dengan skor 55 diberi nilai 10 atau 100, maka skor siswa lain dapat dianalisis seperti yang terlihat pada tabel berikut. Tabel Penyebaran nilai siswa Banyak No Skor Nilai skala 1-10 Nilai skala 1-100 siswa Analisis Nilai Analisis Nilai 1
55
1
10
100
2
52
1
9,5
95
3
49
1
8,9
89
4
48
1
8,7
87
5
46
1
8,4
84
6
43
3
7,8
78
7
42
1
7,6
76
8
40
3
7,3
73
9
39
2
7,1
71
10
38
2
6,9
69
11
37
5
6,7
67
12
36
4
6,5
65
13
35
3
6,4
64
14
34
4
6,2
62
15
33
2
6,0
60
16
32
2
5,8
58
17
30
1
5,5
55
18
28
1
5,1
51
19
22
1
4,0
40
20
21
1
3,8
38
Jumlah
40
Kasus 3. Suatu kelas terdiri dari 50 siswa. Seorang guru Bahasa Indonesia melakukan Ujian KD 1 dengan skor maksimum 100. Setelah dilakukan penskoran, diperoleh skor sebagai berikut 64 58 10 32 45 20 35 40 35 50
Statistik Pendidikan 45 52 5 46 34 16 28 39 43 38 30 35 15 40 44 22 32 35 39 39 14 44 52 21 46 36 36 42 44 36 56 25 48 29 54 38 42 33 36 38 Apabila banyak siswa dalam suatu kelompok atau dalam beberapa kelas cukup besar, penilaian ke dalam skala 1-10 dapat dilakukan dengan terlebih dulu membuat skor siswa ke dalam suatu tabel distribusi frekuensi. Langkah penilaian dipaparkan sebagai berikut 1. Membuat tabel distribusi frekuensi Range = ( ) Banyak kelas = Panjang kelas = Tabel distribusi frekuensi dengan batas bawah kelas terakhir 5 dapat disusun sebagai berikut. Tabel 1. Distribusi skor siswa No Kelas Frekuensi 1 59 - 67 1 2 50 - 58 6 3 41 - 49 11 4 32 - 40 20 5 23 - 31 4 6 14 - 22 6 7 5 - 13 2 Jumlah 50 2. Menghitung mean dan standar deviasi Tabel 2. Distribusi skor siswa Frekuensi No Kelas ( ) ( (fi) 63 26.28 1 59 - 67 1 63 324 17.28 2 50 - 58 6 54 495 8.28 3 41 - 49 11 45 720 -0.72 4 32 - 40 20 36 108 -9.72 5 23 - 31 4 27 108 -18.72 6 14 - 22 6 18 18 -27.72 7 5 - 13 2 9 Jumlah 50 1836 Diperoleh mean dan standar deviasi (S) = √
√
,05.
3. Membuat tabel konversi skor ke dalam nilai berskala 1-10
) 690.64 298.60 68.56 0.52 94.48 350.44 768.40
(
)
690.64 1791.59 754.14 10.37 377.91 2102.63 1536.80 7264.08
Statistik Pendidikan
Tabel 3. Konversi skor ke dalam nilai berskala 1-10 Skala Sigma Mean + (2,25 S) Mean + (1,75 S) Mean + (1,25 S) Mean + (0,75 S) Mean + (0,25 S) Mean - (0,25 S) Mean - (0,75 S) Mean - (1,25 S) Mean - (1,75 S) Mean - (2,25 S)
Skala 1-10
)
10
)
9
)
8
)
7
)
6
)
5
)
4
)
3
)
2
)
1 0
Sehingga penyebaran nilai siswa dapat dilihat pada tabel berikut Tabel 4. Nilai siswa ke dalam skala 1 - 10 Skala sigma
Rentang nilai
Skala 1 -10
(
)
63.83
10
(
)
57.81
9
(
)
51.78
8
(
)
45.76
7
(
)
39.73
6
(
)
33.71
5
(
)
27.68
4
(
)
21.66
3
(
)
15.63
2
Statistik Pendidikan (
)
1
9.61
0
Pada kasus 3 tersebut, nilai juga dapat diubah ke dalam skala 5 (A, B, C, D, E) dengan tabel konversi sebagai berikut. Tabel 5. Konversi skor ke dalam nilai berskala 1-10 Skala Sigma Mean + (1,5 S) Mean + (0,5 S) Mean - (0,5 S) Mean - (1,5 S)
Skala 1-10
)
A
)
B
)
C
)
D E
sehingga diperoleh penilaian siswa sebagai berikut. Tabel 6. Nilai siswa ke dalam skala limaan Skala sigma
Rentang nilai
Nilai
(
)
54.80
A
(
)
42.75
B
(
)
30.70
C
(
)
18.65
D E
PENILAIAN ACUAN KRITERIA (PAK) Penilaian acuan kriteria sering juga dikenal dengan penilaian acuan patokan (PAP). Dalam penilaian acuan kriteria, siswa dibandingkan dengan sebuah standar tertentu, misalnya standar mutlak 100, skor maksimum, atau standar tertentu lainnya. Contohnya di UMS, penilaian acuan kriteria menggunakan aturan sebagai berikut: No
Skor
Grade
1
Skor ≥ 77
A
Statistik Pendidikan 2
70 ≤ Skor < 77
AB
3
63 ≤ Skor < 70
B
4
56 ≤ Skor < 63
BC
5
50 ≤ Skor < 56
C
6
35 ≤ Skor < 50
D
7
Skor < 35
E
Sekarang, kita akan mencoba membahas Kasus 3 dengan asumsi bahwa sekolah telah memiliki acuan kriteria sebagai berikut: No 1 2 3 4 5
Tingkat penguasaan materi
Grade A B C D E
Pertama akan dicari tingkat penguasaan siswa terhadap tujuan instruksional yang akan diukur, yakni perbandingan skor siswa terhadap skor maksimumnya (90). Selanjutnya, nilai siswa pada Kasus 3 yang dilakukan dengan PAK dan PAN (Tabel 6) dapat dilihat pada tabel berikut. Skor
Tingkat penguasaan
Nilai PAK PAN
64
B
A
58
C
A
56
C
A
54
C
A
D D E E E E E E E E E E E
A B B B B B B B C C C C C
52 50 48 46 45 44 42 40 39 38 36 35 34
57.78 % 55.56 % 53.33 % 51.11 % 50.00 % 48.89 % 46.67 % 44.44 % 43.33 % 42.22 % 40.00 % 38.89 % 37.78 %
Statistik Pendidikan 32 30 29 28 25 22 21 20 16 15 14 10 5
35.56 % 33.33 % 32.22 % 31.11 % 27.78 % 24.44 % 23.33 % 22.22 % 17.78 % 16.67 % 15.56 % 11.11 % 5.56 %
E E E E E E E E E E E E E
C C C C D D D D E E E E E
Dapat dilihat bahwa, PAN memberikan nilai lebih tinggi disbanding PAK karena PAN membandingkan tingkat kemampuan siswa dalam suatu kelompok terhadap keseluruhan siswa dalam kelompok tersebut.
REFERENSI Arikunto, Suharsimi. 2009. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta:Bumi Aksara.