Ringkasan Khotbah - 31 Jan'10
Mat. 16: 13 - 20
Ev. Bakti Anugrah, M.A.
Identitas Kristus yang sudah dinyatakan berulang-ulang dari pasal pertama sampai pasal kelima belas ternyata masih menimbulkan kebingungan dan perpecahan pendapat di antara para pendengar-Nya dan mereka yang menyaksikan karya-karya dan mujizat-Nya. Selain itu apabila dari pasal pertama sampai kelimableas Ia banyak mengajar dan berkhotbah kepada orang banyak, maka mulai pasal keenambelas dan seterusnya Ia tidak lagi banyak menampakkan diri pada publik melainkan lebih banyak berbicara kepada para murid-Nya.
Pasal ini dimulai dengan tanya jawab kepada para murid-Nya setelah sebelumnya Ia menolak untuk memberikan tanda kepada orang-orang Farisi dan menyuruh para murid untuk waspada terhadap pengajaran mereka. Ia melakukan ini dalam perjalanan menuju kota Kaisarea-Filipi setelah ia berhenti sejenak untuk berdoa (bdk. dengan Injil Markus dan Lukas). Nama kota ini tadinya adalah Dan (ini berbeda dengan wilayah suku Dan dari 12 suku Israel). Kota ini dipersembahkan penguasa sebelumnya Philip kepada kaisar Tiberius dan untuk membedakannya dengan kota Kaisarea yang ada di pesisir pantai Laut Mediterania di wilayah Palestina maka ia menambahkannya dengan namanya sendiri. Kota ini tidak lagi masuk dalam wilayah Israel tetapi sudah masuk daerah Siria yang adalah daerah orang kafir. Sebelumnya daerah ini adalah tempat penyembahan bagi dewa Yunani bernama Pan. Kemudian Philip menggantikan penyembahan itu kepada kaisar.
Maka wilayah kafir ini unik karena justru di sinilah Tuhan menyatakan siapa diri-Nya yang sebenarnya kepada para murid-Nya (melalui pengakuan Petrus). Para murid sudah melihat pengajaran Kristus, sudah melihat mujizat-Nya dan juga melihat reaksi orang banyak. Maka Ia sekarang bertanya menurut orang banyak siapakah Dia. Kelihatannya status Kristus belum jelas di mata banyak orang.
Pada perikop ini pertanyaan tentang siapakah Kristus juga mendapatkan jawaban yang bermacam-macam: ada yang menganggap-Nya sebagai Yohanes Pembaptis (“bertobatlah sebab kerajaan Allah sudah dekat!”, Elia (sama-sama membangkitkan orang mati, lih. juga Maleakhi 4:5-6), Yeremia (sama-sama memberikan teguran mengenai Bait Suci) atau salah
1/5
Ringkasan Khotbah - 31 Jan'10
satu dari antara para nabi. Semua tokoh yang disebut namanya ini sudah tidak ada lagi, sudah mati. Kelihatannya orang Yahudi waktu itu percaya bahwa roh-roh orang yang sudah meninggal waktu itu dapat muncul lagi dalam diri seseorang di kemudian hari. Maka Herodes lain pandangannya dengan para ahli Taurat yang juga lain pandangannya dengan orang banyak.
Hal ini juga terjadi di jaman sekarang. Kristus juga dikenal dalam kepercayaan-kepercayaan yang lain: ada yang menganggap-Nya sebagai pembuka jalan bagi nabi besar yang lain, ada yang menganggap-Nya sebagai salah satu orang yang sudah mencapai pencerahan, dan ada juga yang menganggap-Nya sebagai guru moral manusia yang agung. Maka Ia sudah mendapat persepsi macam-macam dari banyak orang.
Maka jelaslah bahwa tanpa wahyu (penyataan) Tuhan tak seorang pun dapat mengenal Kristus dengan jelas. Semua hanya berupa dugaan saja tanpa ada kepastian. Akan tetapi menurut para murid (15) siapakah Kristus itu? Sang juru bicara dan pemimpin, yaitu Petrus langsung menjawab, “Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!” Singkat, padat, jelas (dalam bahasa aslinya kalimat ini diucapkan dengan empatik, penuh dengan penekanan). Silahkan semua orang lain mau bicara apa tentang Yesus, bagi saya Ia adalah Mesias, Anak Allah yang hidup! Demikianlah Petrus. Inilah pengakuan yang berani, lugas, dan jujur di daerah kafir.
Mesias berarti Christ atau the annointed One (yang diurapi), yaitu Dia yang sudah lama dinanti-nantikan oleh orang-orang Yahudi dari Perjanjian Lama. Sedangkan Anak Allah yang hidup mau dikontraskan dengan dewa Pan yang mati sembahan orang kafir Yunani itu. Itulah konsep Petrus yang begitu tegas yang tidak mau dipengaruhi oleh orang-orang pada jaman itu.
Apakah Petrus yang pertama kali menyatakannya? Tentunya tidak (lih. mis. 14:33, pernyataan Yohanes Pembaptis, pernyataan Yesus waktu ia membaca gulungan kitab di rumah ibadat, dll.). Akan tetapi pernyataan itu menjadi unik karena ia muncul di tengah berbagai silang pendapat waktu itu yang kacau. Petrus tetap bergeming dan kembali lagi pada penyataan awal. Inilah Reformed.
Inilah satu hal yang luar biasa. Ia mewaklili para murid menyatakan siapakah Yesus dan Yesus menyatakan bahwa ia adalah berbahagia. Mengapa bahagia? Karena ia tahu siapa Tuhan sebenarnya. Tanpa penyataan dari Bapa di surga percumalah semua spekulasi manusia yang pasti akan gagal untuk mengetahui siapakah Yesus sebenarnya. Tanpa penyataan atau wahyu Tuhan bahkan kedatangan Kristus pun akan ditolak oleh mereka yang menjadi milik-Nya (Yoh. 1: 11).
2/5
Ringkasan Khotbah - 31 Jan'10
Manusia hanya bisa mencari Tuhan tapi dalam Alkitab Tuhanlah yang menyatakan diri kepada manusia. Semua agama mencari Tuhan dan berspekulasi mengenai Tuhan, tetapi dalam Alkitab Tuhanlah yang menyatakan diri kepada manusia dan penyataan itu tidak mungkin diketahui manusia kecuali oleh Roh Kudus (lih. 1Kor. 12:3). Inilah kebahagiaan Petrus (bdk. Mat.5 tentang ucapan bahagia), ia mengetahui hal itu dari Allah Bapa. Kebahagiaan kita bukan karena kita sukses, lulus, kaya, mendapat jodoh atau apapun yang kita inginkan. Kebahagiaan kita yang sejati adalah karena kita boleh mengenal Tuhan dan Ia boleh menyatakan diri-Nya kepada kita. Itulah kebahagiaan sesungguhnya. Apa yang dinilai bahagia oleh manusia berbeda dengan apa yang dinilai Tuhan.
Ayat 18 menjadi demikian indah karena setelah Simon mendefinisikan siapakah Kristus maka sekarang Kristus mendefinisikan siapakah Simon: ia adalah Petrus, sang batu karang. Nama Petrus bukan baru diberikan kali ini tapi sudah semenjak pemanggilannya pertama kali. Petrus batu karangkah? Imannya iya, tapi perbuatannya seringkali tidak. Ia menyangkal Tuhan tiga kali karena takut. Ia juga pernah ditegur rasul Paulus yang jauh lebih muda karena kemunafikannya (Gal. 2:14). Petrus tidaklah se’batu karang’ kelihatannya. Tuhan memberi nama kepada Simon sebagai ‘Petrus’ bukan karena perbuatannya tetapi karena imannya. Orang percaya dibenarkan karena iman (Gal. 2:16; 3:24).
Dalam bahasa aslinya kata Petrus dan batu karang adalah dua acuan yang berbeda secara gender. Yang satu maskulin dan yang lain feminin. Maka bukan Petrus yang menjadi dasar berdirinya gereja dan kepala gereja (seperti yang dipikirkan oleh Roma Katholik yang menjadikan Petrus sebagai paus pertama yang dilanjutkan oleh suksesi kepausan sampai sekarang). Apa yang dia nyatakan itulah yang menjadi dasar dari gereja (Ef. 2:19, 20). Gereja didirikan di atas dasar (pengajaran) para rasul dan (pengajaran) para nabi yang berfokus pada Kristus, Sang Batu Penjuru itu. Maka Kristuslah yang menjadi kepala gereja dan dasar gereja. Dialah batu karang yang sesungguhnya.
Inilah yang menjadi lambang dari GRII. Gereja didirikan di atas ϛ (firman Tuhan: Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru). Kristus yang tersalib yang adalah Α (alpha: yang awal) dan Ω (omega: yang akhir) adalah yang menjadi inti pemberitaan firman. Maka di atas firman Tuhan yang berdasarkan pada pengorbanan Kristus, di atas petra, batu karang, itulah gereja dan jemaat Tuhan didirikan. Gereja/ jemaat Tuhan tidak didirikan di atas dasar kekayaan, kemakmuran, dan mujizat tetapi di atas Kristus. Inilah batu karang yang asli.
Rasul Petrus sendiri menyatakan dalam tulisannya (1Pet. 2:4-5) bahwa ia bukanlah batu karang
3/5
Ringkasan Khotbah - 31 Jan'10
itu tetapi Kristuslah yang menjadi batu karang yang hidup itu. Petrus tidak menyuruh orang datang kepadanya melainkan datang kepada Kristus. Setelah kita datang kepada Batu Karang yang sejati itu barulah kita menjadi batu yang dapat dipergunakan untuk membangun gereja kita.
Karakter iman Petrus yang tidak mau bergeser itulah yang nyata dalam pengakuan imannya. Di atas batu karang (petra) pengakuan iman itulah Tuhan akan mendirikan jemaat-Nya/ gereja-Nya. Bukan Petrus tetapi pengakuan imannya yang menjadi dasar.
Di atas dasar ini kematian dan alam maut tidak akan menguasainya. Akan tetapi ancaman kematian sekalipun tidak dapat mengalahkan gereja. Berbagai jaman telah menyaksikan bahwa jemaat Tuhan yang mati martir tidak mau bergeser dari pengakuan iman mereka bahwa Yesus adalah Tuhan. Kematian tidaklah menakutkan bagi gereja sejati yang mengakui bahwa Yesus adalah Tuhan. Dialah Mesias. Dialah Penguasa alam maut. Maka gereja sejati tidak takut akan ancaman kematian sekalipun karena mereka memiliki Kristus sebagai Tuhannya.
Pemegang kunci kerajaan surga dalam ayat 19 tidak boleh ditafsirkan hanya rasul Petrus saja karena dalam 18:18 kita melihat bahwa otoritas itu juga diberikan kepada orang percaya/ gereja. Dia bukan menjadi penentu orang masuk surga atau tidak. Apa yang terikat di bumi dan apa yang terlepas di bumi itu sudah terikat dan terlepas di surga (terjemahan bahasa aslinya). Jadi yang dilakukan orang percaya di bumi sebenarnya hanyalah menjalankan mandat yang diberikan dari surga melalui Firman. Mengikat dalam konteks waktu itu berarti melarang dan melepaskan berarti memperbolehkan (pengadilan agama waktu itu). Penerapan hal ini adalah dalam menasehati saudara seiman yang berdosa dan menjalankan disiplin gereja untuk menghukum mereka yang tidak mau bertobat. Selain itu kunci ini juga untuk melepaskan mereka yang terbelenggu oleh dosa melalui pemberitaan Firman dan Injil. Betul Petrus memiliki hak itu karena ia adalah seorang rasul dan gereja memang didirikan di atas dasar pengajaran para rasul. Oleh sebab itulah gereja sekarang juga memiliki kunci yang sama. Kuasa itu telah diberikan kepada kita, menjaga kemurnian gereja dan membawa manusia kepada Tuhan.
Lalu mengapa Tuhan masih melarang Petrus dan para murid untuk menceritakan bahwa Ia adalah Mesias (20)? Karena konsep Mesiasnya, meskipun berasal dari Bapa, ternyata masih sangat tidak matang. Ia berpikir bahwa Mesias adalah juruselamat dari perbudakan politik, memulihkan kerajaan Israel (lih. Kis. 1:6) bukannya kerajaan Allah. Oleh karena itulah ia sangat tidak setuju waktu mendengar Tuhan Yesus mengatakan bahwa Mesias harus mengalami begitu banyak penderitaan, bahkan kematian (16:21-22). Maka pengajaran yang masih separuh benar tidak boleh diberitakan terlebih dahulu. Sampai kapan? Sampai hari Pentakosta waktu kuasa Roh Kudus dicurahkan dan para rasul dan murid Tuhan memberitakan firman dalam
4/5
Ringkasan Khotbah - 31 Jan'10
bahasa-bahasa yang dapat dimengerti oleh berbagai macam bangsa di sekitar Israel. Saat itulah Petrus berkotbah dan menyatakan Kristus, Mesias, yang mati dan bangkit. Banyak pendengar yang hatinya tertusuk dan bertobat. Hari itu kunci pintu kerajaan surga dibukakan dan 3000 orang bertobat! (Kis. 2:1-41) Petrus harus menunggu waktu sampai konsepnya tentang Mesias jelas baru ia boleh memberitakan siapa Kristus. Betapa banyak gereja hari ini yang menyimpang dari pemberitaan Mesias yang sejati menjadi sekedar penyembuh dan pembuat mujizat? Apakah Kristus yang sejati diberitakan di atas mimbar? Pengikut Kristus sejati berarti sesuai Mesiasnya: siap untuk menderita, menyangkal diri dan mengikut Dia (16:24,25). Yang masih keliru konsepnya dilarang untuk memberitakannya. Kristus macam apakah yang kita beritakan?
Peringatan: jangan sembarangan mengajar kalau pengajaran kita belum benar. Penghiburan: iman kita yang sederhana pun, Tuhan bersabar menerima dan menyatakan itu sebagai kebahagiaan kita. Maka maukah kita belajar mengenal Tuhan yang sejati dan memberitakannya?
(Ringkasan ini telah diperiksa oleh pengkhotbah – BA)
5/5