Masalah dan Kebutuhan …. (Kurnia Dwi Cahyani) 156
MASALAH DAN KEBUTUHAN ORANG TUA TUNGGAL SEBAGAI KEPALA KELUARGA THE PROBLEMS AND NEEDS OF A SINGLE PARENTS OF A HEAD OF A FAMILY Oleh:
Kurnia Dwi Cahyani, Bimbingan dan Konseling, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Yogyakarta
[email protected]
Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan masalah dan kebutuhan yang ada pada orang tua tunggal. Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologis. Subjek dalam penelitian ini ialah JK dan UP. Metode yang digunakan dalam pengumpulan data adalah wawancara dan observasi. Teknik analisis data yang digunakan adalah reduksi data, display data, dan verifikasi data. Uji keabsahan data dengan menggunakan teknik triangulasi data, yaitu triangulasi metode. Subjek JK mengalami masalah dalam aspek mengasuh dan mendidik anak sedangkan subjek UP mengalami masalah dalam aspek ekonomi. Tetapi ada beberapa masalah yang sama dirasakan oleh kedua subjek, yaitu masalah psikologi dan masalah sosial. Kedua subjek sama-sama merasakan keterpurukan dimasa awal menjadi orang tua tunggal dan merasakan penerimaan dari lingkungan masyarakat yang kurang baik karena status mereka. Subjek JK mengalami kebutuhan akan cinta dan kepemilikan, sedangkan subjek UP mengalami kebutuhan akan penghargaan. Kata kunci: Masalah, Kebutuhan, Orang Tua Tunggal Abstract The objective of the research was to describe the problems and needs of a single parent. This research used qualitative research with a phenomology approach. Subjects in this research is JK and UP.The data collection techniques used were interview and observation. The data analysis techniques were data reduction, data display and data verification. The validation technique of this research was data triangulation technique that was triangulation method. Subject JK’s problems were taking care of and educating his children, while subject UP assumed that her problems were related to financial difficulties. However, there were the same problems that both single parents faced. They both faced psychological and social problems. Both subjects felt sorrow in their early time being a single parent and they felt unacceptable in their society because of their new status. Subject JK desires love and possession, while subject UP desires needs of appreciation. Keywords: Problems, Needs, Single Parents
tua tunggal adalah orang tua yang secara
PENDAHULUAN Pada umumnya keluarga terdiri atas
sendirian membesarkan anak- anaknya tanpa
ayah, ibu, dan anak-anak. Ayah dan ibu
kehadiran, dukungan, dan tanggung jawab
berperan
pasangannya.
sebagai
orangtua
bagi
anak-
anaknya. Namun, dalam kehidupan nyata
Setiap orang tidak pernah berharap
sering dijumpai keluarga dimana salah satu
menjadi orang tua tunggal, keluarga lengkap
orang tuanya tidak ada. Keadaan ini bisa
pasti
disebut dengan keluarga dengan orang tua
adakalanya nasib berkehendak lain.
tunggal. Menurut Sager, dkk (dalam Duvall
kenyataannya, kondisi ideal tersebut tidak
& Miller, 1985) menyatakan bahwa orang
selamanya
idaman
setiap
dapat
orang,
dipertahankan
namun Pada
atau
157 E-Journal Bimbingan dan Konseling Edisi 8 Tahun Ke-5 2016
diwujudkan. Banyak dari orang tua yang
kota kecil, tetapi kota ini juga termasuk kota
karena
mengasuh,
yang angka perceraiannya cukup tinggi.
membesarkan dan mendidik anaknya sendiri.
Menurut Data Pengadilan Agama Kota
Kasus orang tua tunggal karena
Magelang, pada tahun 2015 terdapat 256
kondisi
perceraian
tertentu
maupun
kematian
pasangan
perceraian di Kota Magelang. Menurut
sangat banyak terjadi diseluruh dunia,
pemaparan
Ibu
termasuk
Pengadilan
Agama
Indonesia.
Menurut
Data
Endang Kota
Staff
di
Magelang,
Kementrian Agama RI, yang disampaikan
pengajuan perceraian di Kota Magelang
oleh Kepala Subdit Kepenghuluan, Anwar
tahun 2015 mencapai 400 perkara, tetapi
Saadi, yang dimuat
yang
Online
14
dalam
Republika
November 2014, jumlah
pernikahan dan perceraian dari tahun 2009 sampai 2013, sebagai berikut: 1. Tahun
2009:
2.162.268
pernikahan dan
jumlah
2010:
2.207.364
jumlah
kejadian
pernikahan dan
jumlah
2011:
2.319.821
jumlah
kejadian
pernikahan dan
jumlah
2012:
2.291.265
jumlah
kejadian
pernikahan dan
jumlah
2013:
2.218.130
jumlah
kejadian
pernikahan dan
jumlah
dari
data
sekalipun hidupnya diliputi kekayaan dan
dialami oleh setiap orangpun berbeda-beda, ada yang memiliki masalah yang berat dan
memiliki kebutuhan yang banyak dan ada yang sedikit. Seseorang yang memiliki
masalah dan kebutuhannya sendiri, tetapi masalah dan kebutuhan tersebut bisa dibagi
diatas,
sehingga
terasa
pasangannya,
lebih ringan. Selain itu
masalah dan kebutuhan dalam keluarga juga bisa ditanggung dan dihadapi berdua dengan
perceraian 324.527 kejadian Dilihat
masalah dan kebutuhan dalam hidupnya,
dan ditanggung bersama
perceraian 372.577 kejadian 5. Tahun
pengadilan karena berbagai alasan.
keluarga yang lengkap pasti juga memiliki
perceraian 258.119 kejadian 4. Tahun
dikabulkan oleh
ada pula yang ringan, serta ada yang
perceraian 285.184 kejadian. 3. Tahun
tidak
kekuasaan. Masalah dan kebutuhan yang
perceraian 216.286 kejadian 2. Tahun
yang sisanya
Setiap manusia pasti tidak lepas dari
jumlah
kejadian
dikabulkan ada 256 perkara dan
dapat
diartikan dalam satu hari rata-rata terjadi 959 kasus perceraian, atau 40 perceraian setiap jam. Selain itu BKKN menyatakan bahwa tahun 2013 Indonesia merupakan Negara dengan tingkat perceraian tertinggi se Asia Pasifik. Kasus perceraian ini juga banyak terjadi di Kota Magelang. Walaupun bisa dibilang Kota Magelang merupakan
pasangannya. Lain cerita dengan seseorang yang hidup sebagai orang tua tunggal, ia harus menghadapi serta mengatasi masalah dan kebutuhan yang ada pada dirinya serta masalah dan kebutuhan yang ada dalam keluarganya
seorang diri. Hal ini berarti
seseorang yang menjadi orang tua tunggal harus memiliki hati yang tahan banting dan kekuatan yang ekstra untuk menjalankan
Masalah dan Kebutuhan …. (Kurnia Dwi Cahyani) 158
hidupnya.
penelitian ini, yakni subjek JK dan UP.
Berdasarkan uraian diatas, peneliti
Prosedur Prosedur
sangat tertarik untuk meneliti lebih lanjut
penelitian
yang
mengenai masalah dan kebutuhan orang tua
digunakan dalam penelitian
tunggal sebagai kepala keluarga. Selain itu
lain
peneliti sangat tertarik untuk meneliti ini
Moleong (2005)
karena peneliti ingin mengetahui apakah
lapangan; (2) Tahap pekerjaan lapangan;
permasalahan dan kebutuhan yang dialami
(3) Tahap analisis data; (4) Tahap evaluasi
oleh semua orang tua tunggal sama.
dan pelaporan.
METODE PENELITIAN
Data,
Jenis Penelitian
Pengumpulan Data
Penelitian pendekatan
ini
kualitatif
fenomenologi
untuk
mengacu
pada
4
ini
antara
tahap menurut
yaitu: (1) Tahap
Instrumen,
dan
pra
Teknik
Metode pengumpulan data yang
menggunakan metode
digunakan dalam penelitian ini adalah
mendiskripsikan
wawancara mendalam dan observasi. Yang
dengan
masalah dan kebutuhan yang ada pada
menjadi
instrumen
orang tua tunggal,
kualitatif
ialah
baik pria maupun
peneliti
itu
sendiri,
pelaksanaannya
peneliti
wanita.
namun
Waktu dan Tempat Penelitian
memerlukan alat bantu dalam melakukan
Penelitian ini dilaksanakan di Kota
dalam
dalam penelitian
penelitian, antara lain: Pedoman Wawancara
Magelang dan berlangsung selama 2 bulan yaitu bulan Februari sampai bulan April.
Indikator
Subjek Penelitian Penentuan subjek dalam penelitian
Aspek ekonomi
ini menggunakan teknik purposive. Adapun cirri- cirinya sebagai berikut: (1) Seorang pria dan wanita berusia 28 tahun sampai 40
tahun;
Masalah
(2) Sudah berkeluarga tetapi
Aspek sosial Aspek psikologis
Interaksi sosial Keadaan psikologis
Aspek Rumah Tangga
Tugas mendidik, mengasuh, dan membesarkan anak
Kebutuhan fisiologis
Makan, air, sandang, papan
Kebutuhan keamanan Kebutuhan akan cinta dan kepemilikan
Perasaan aman
Kebutuhan penghargaan
Perasaan dihargai
berpisah, baik karena kematian pasangan ataupun perceraian; (3) Perpisahan dengan pasangan maksimal 2 tahun; (4) Hidup bersama anaknya dan anaknya masih menjadi
tanggungan
orang
tua;
(5) Kebutuhan
Berdomisili di Kota Magelang. Berdasarkan kriteria atau ciri-ciri yang telah disebutkan di atas, peneliti menemukan 2 orang yang bersedia untuk dijadikan
sebagai
subjek dalam
Komponen yang diungkap Ekonomi keluarga
Aktualisasi diri
Perasaan cinta dan kepemilikan
Hubungan dengan tuhan
159 E-Journal Bimbingan dan Konseling Edisi 8 Tahun Ke-5 2016
Pedoman Observasi No 1
Komponen Kondisi
Aspek
yang
3. Penarikan
diungkap Fisik Terlihat mengalami
dan
2
kesimpulan.
gangguan
fisik
Psikol
seperti
suka
ogi
menyendiri, mudah
Kehidupan sosial
Kesimpulan,
yaitu
Peneliti mengungkap makna dari hasil penelitian yang ada, kemudian peneliti mencari hubungan antara display
data
dan
reduksi
data
lelah, tidak
sehingga data yang terverifikasi tidak
bersemangat, sulit Terlihat menarik diri tidur, dari lingkungan dan kehilangan sosial atau tetap selera makan berpartisipasi dalam
melenceng dari hasil reduksi data dan
display
dilakukan,
data
yang
sehingga
telah
diperoleh
penarikan kesimpulan yang dapat menjawab pertanyaan penelitian.
lingkungan sosial dan penerimaan lingkungan
sekitar
tentang kehidupan
TEKNIK ANALISIS orang DATA Penelitian
tua
tunggal positif ini menggunakan atau negatif
triangulasi dengan sumber dan metode
HASIL
PENELITIAN
DAN
PEMBAHASAN. 1. Permasalahan
Orang
Tua
Tunggal
sebagai Kepala Keluarga a. Masalah Psikologi Awal menjadi orang tua tunggal
sebagai teknik dalam uji keabsahan data. Teknik analisis data yang digunakan dalam
JK
merasakan
kesedihan
penelitian ini adalah dengan mengacu pada
mendalam dankekacauan perasaan yang
konsep analisis menurut Miles, M. B. &
berlangsung
Huberman, A. M (1992: 16-21) yaitu:
Bahkan
selama JK
yang
berbulan-bulan.
sampai
merasa
1. Reduksi Data, yaitu Peneliti memilah
kehidupannya sudah berhenti ketika
data yang perlu, membuat ringkasan
sang istri meninggal dan JK tidak
sehingga data mempunyai makna,
pernah lagi melaksanakan kewajibannya
dan menulis gambaran yang terjadi
dalam beribadah karena marah pada
saat penelitian berlangsung. Peneliti
Tuhan. Selain itu JK juga merasakan
mereduksi data secara terus menerus
kesepian sampai saat ini. Sedangkan,
sampai proses penelitian dilapangan
saat menjadi orang tua tunggal UP
selesai.
sempat merasakan stress, Selain itu UP Peneliti
juga merasa sakit hati sekali dengan
mendiskripsikan hasil penelitian di
sang suami karena penghianatan yang
lapangan yang
telah direduksi
dilakukan oleh sang suami. Kesepian
dengan menggunakan bahasa yang
dan kesedihanpun sering dialami oleh
mudah dipahami untuk memudahkan
UP saat sedang sendiri.
2. Penyajian
dalam
Data,
yaitu
melakukan
penarikan
Masalah dan Kebutuhan …. (Kurnia Dwi Cahyani) 160
b. Masalah Ekonomi
2. Kebutuhan Orang Tua Tunggal sebagai
Subjek JK tidak mengalami kesulitan dalam ekonomi, karena JK
Kepala Keluarga a. Kebutuhan Fisiologis
semua kebutuhan keluarga sudah dapat terpenuhi
dari
Sedangkan,
Subjek
Subjek JK merasakan kebutuhan
hasil
kerjanya.
fisiologis yaitu kebutuhan akan tempat
UP
mengalami
tinggal, karena selama ini JK belum
masalah ekonomi, karena UP hanyalah
memiliki rumah sendiri. Sedangkan,
ibu
rumah
tangga
berpenghasilan
yang
tidak
subjek UP tidak merasakan kebutuhan
dia
harus
fisiologis
padahal
apapun.
Kebutuhan
akan
mencukupi kebutuhan dari ketiga orang
sandang, pangan, dan papannya telah
anaknya.
terpenuhi walaupun semuanya serba
c. Masalah Sosial
pas-pasan.
Subjek bahan
JK
sering
pembicaraan
dijadikan para
Subjek JK merasakan kebutuhan
tetangganya bila JK melakukan sesuatu
akan keamanan bagi anak-anaknya,
yang menurut lingkungan tidak biasa.
karena selama ini JK selalu merasakan
Sedangkan, Subjek UP selalu dipandang
kekhawatiran
sebelah
masyarakat
anaknya selama JK bekerja. Sedangkan,
dilingkungannya dan selalu dijadikan
subjek UP tidak merasakan kebutuhan
bahan gunjingan semenjak menyandang
akan keamanan apapun.
status janda.
c. Kebutuhan
mata
oleh
b. Kebutuhan akan Keamanan
oleh
d. Masalah Mengasuh dan Mendidik
dalam
Subje
mengurus
akan
Cinta
anak-
dan
JK
merasa
sangat
membutuhkan sosok pendamping untuk
mendidik
mendampinginya dan menjadi sosok ibu
anaknya, karena selama ini segala
bagi anak-anaknya. Sedangkan, Subjek
urusan
UP
anaknya
dan
kondisi
Kepemilikan
Anak Subjek JK mengalami masalah
akan
diserahkan
pada
sama
sekali
merasa
tidak
mendiang istrinya. Sedangkan, Subjek
membutuhkan pendamping
UP tidak mengalami masalah dalam
karena kasih sayang serta cinta yang
mendidik dan mengurus anak-anak.
diberikan oleh anak-anak serta keluarga
e. Permasalahan yang Paling Berat
besarnya sudah sangat cukup.
Subjek JK merasakan masalah paling
beratnya
adalah
mengasuh
dan
Sedangkan,
masalah
masalah
mendidik
lagi,
d. Kebutuhan akan Penghargaan Subjek
JK
tidak
merasakan
anak.
kebutuhan penghargaan apapun. Bagi
yang
JK penerimaan lingkungan terhadap
dirasakan subjek UP adalah masalah
dirinya dan anak-anaknya itu sudah
ekonomi.
sangat cukup. Sedangkan, Subjek UP
terberat
161 E-Journal Bimbingan dan Konseling Edisi 8 Tahun Ke-5 2016
merasa ingin dihargai dan dianggap oleh
kedua
lingkungan seperti dahulu sebelum dia
mengalami kebutuhan dalam fisiologisnya
bercerai dangan sang suami.
yaitu dia ingin memiliki rumah, selain itu JK
e. Kebutuhan Aktualisasi Diri
juga merasa membutuhkan pasangan untuk
Subjek JK ingin mengasuh dan mendidik
anak-anaknya
sendirian
orang
subjekpun
berbeda.
JK
mendampinginya dan menjadi sosok ibu bagi anak-anaknya. UP memiliki kebutuhan
sampai mereka dewasa, walaupun sudah
akan
memiliki pasangan dan harus bekerja
karena selama ini perlakuan lingkungan
mencari nafkah. Sedangkan, Subjek UP
terhadap UP sangatlah meremehkan.
ingin
membuktikan
bahwa
penghargaan
dari
lingkungannya
anak-
anaknya bisa sukses tanpa biaya dan
Saran
figure seorang bapak.
1. Bagi Bapak Orang Tua Tunggal a. Bapak orang tua tunggal hendaknya
SIMPULAN DAN SARAN
bisa membagi waktu antara pekerjaan
Simpulan
dan keluarga, sehingga bisa ikut
Melihat pembahasan
hasil
dapat
penelitian
disimpulkan
dan bahwa
membantu dalam hal mengasuh dan mendidik anak.
Masalah yang dialami oleh Subjek JK
b. Bapak orang tua tunggal hendaknya
adalah masalah dalam aspek mengasuh
dapat berbagi keluh kesah kepada
dan mendidik anak, sedangkan Subjek UP
siapa yang dipercayai, sehingga tidak
mengalami masalah dalam aspek ekonomi.
menyimpan kesedihan dan bebannya
Pada awal menjadi orang tua tunggal kedua
sendiri.
subjek mengalami masalah psikologi yang sama yaitu merasa terpuruk dan merasa
2. Bagi Ibu Orang Tua Tunggal a. Ibu orang tunggal hendaknya tetap
hidupnya tidak akan bahagia lagi. Selain itu
berjuang
mereka juga mengalami masalah sosial,
hikmah dalam setiap kejadian. Tidak
yaitu
menyimpan penyesalan, kesedihan,
dipandang
lingkungan
sebelah
masyarakat
mata
tempat
oleh tinggal
dan
kekecewaan
selalu
ataupun
mengambil
kebencian,
karena status mereka. Tetapi masalah yang
sehingga beban hidup akan terasa
menurut kedua orang subjek paling dirasa
lebih ringan.
berat sangatlah berbeda, bagi JK masalah
b. Ibu orang tua tunggal hendaknya
yang dirasa paling berat adalah masalah
tetap memiliki penghasilan sendiri,
mengasuh dan mendidik anak sedangkan
entah itu dari bekerja atau membuat
masalah yang terberat UP adalah masalah
usaha, sehingga kebutuhan keluarga
ekonomi.
tidak
Kebutuhan
yang
dirasakan
oleh
hanya
pasangan.
digantungkan
pada
Masalah dan Kebutuhan …. (Kurnia Dwi Cahyani) 162
c. Ibu orang tua tunggal hendaknya
Jakarta : PT Grasindo.
tetap percaya diri dalam menjalankan
Balson, Maurice. (1993). Menjadi Orang
perannya sebagai orang tua tunggal.
Tua Tunggal yang Lebih Baik.
tetap bangga dengan
Jakarta: Bumi Aksara.
statusnya
sebagai orang tua tungggal, karena
Benyamin,
Spock.
(2000).
Orang
walaupun menjadi ibu orang tua
Permasalahan
tunggal
Mengatasinya. Semarang: Dahara
dapat
menghantarkan
anaknya meraih kesuksesan.
dan
Tua
Upaya
Publishing
3. Bagi anak-anak dengan
Dagun, S.M. (1990). Psikologi Keluarga
orang tua tunggal
(Peranan Ayah dalam Keluarga).
d. Anak-anak yang memiliki orang tua
Jakarta: Rineka Cipta
tunggal, hendaknya merasa bangga
Dodi Ahmad Fauzi. (2007). Wanita Single
akan keadaan keluarganya, karena
Parent
perjuangan orang tua sebagai orang
EDSA Mahkota
tua tunggal bukanlah mudah
untuk
hal
dijalani.
yang
Goode,
Harus
menghormati dan mematuhi segala
setiap
William,
J.
Berhasil.
(1995).
Jakarta:
Sosiologi
Keluarga. Jakarta: Bumi Aksara Haviland, William A. (1999). Antropologi.
nasehat yang diberikan. 4. Bagi
yang
Jakarta: Erlangga
orang
Horton, Paul B. & Chester L. Hunt. (1986).
dilingkungan sosial
Sosiologi. Jakarta: Erlangga
e. Setiap orang dilingkungan sosial
Kartini Kartono. (1992). Psikologi Wanita
hendaknya tidak memandang sebelah
Mengenal Wanita sebagai Ibu dan
mata orang tua tunggal dan berusaha
Nenek. Bandung: Mandar Maju
menghargai serta menghormati hak
Magdalena, Merry (2010). Menjadi Single
dan kewajiban orang tua tunggal sebagai bagian dari masyarakat.
Parent Sukses. Jakarta: Grasindo Moleong,
f. Setiap orang dilingkungan sosial hendaknya
ikut
J.
(2000).
Metodologi
Penelitian Kualitatif. Bandung:PT
membantu
memberikan dukungan secara moral
Lexy
RemajaRosdakarya Slamet
Santoso
(2010).
Teori-Teori
dan spiritual untuk orang tua tunggal
Psikologi Sosial. Bandung: Refika
dalam menlanjutkan hidup serta
Aditama
melanjutkan fungsi dan perannya sebaik mungkin.
Sugiyono. (2006). Metodologi Penelitian Kuantitatif Kualilatif dan R&D. Bandung:Alfabeta Suharsimi Arikunto. (2005). Manajemen
DAFTAR PUSTAKA Agoes
Dariyo.
(2004).
Perkembangan
Dewasa
Psikologi Muda.
Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta Tri Marsiyanti & Farida Harahap. (2000).
163 E-Journal Bimbingan dan Konseling Edisi 8 Tahun Ke-5 2016
Psikologi Keluarga. Yogyakarta: UNY Pers Upton,
Penney.
(2012).
Psikologi
Perkembangan. Jakarta: Erlangga Rita Eka Izzaty, dkk. (2008). Perkembangan Peserta
Didik.
Yogyakarta:UNYPers Dian Syilfiah (2012). Peran Ayah sebagai Orang
Tua
Keluarga,
Tunggal
dalam
dipublikasikan.
Universitas Hasanudduin. Mutiah Anna (2012). Beban Psikologis Perempuan Single Parent sebagai Kepala Keluarga, dipublikasikan. Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim. Fajar, Tiara.
(2011).
Teori Kebutuhan
Maslow. Diakses tanggal 01 Mei 2016 dari listpdf.com > teorimaslow-pdf Aini, UH. (2010). Teori Kebutuhan Maslow. Diakses tanggal 01 Mei 2016 dari digilib.uinsby > ……