6
www.bimasislam.kemenag.go.id
mas
Sekretariat Ditjen Bimas Islam Bagian Perencanaan dan Sistem lnformasi JL. MH. Thamrin No.6 Jakarta 10340 Hunting (+62) 3812871 Telepon (+6221) 3192-1509-3193056-392077-1 Ext. 376 Faks. 3800175 PO BOX 3733 JKP 10037 Website: www.bimasislam.kemenag.go.id Email:
[email protected]
Jumal Kegiatan Bulanan- Edisi II, April 2013
Abdul Diamil: Mindset Pengelolaan Wakal Mengarah Pada Charity dan Prosperitv
pak Zainul Bahar Noor, Pak Adiwarman, dan yang lain mampu memberikan sumbangan pemikiran untuk memajukan perwakafan nasional", tandasnya. Pada kesempatan yang sarna, perwakilan dari Universitas Asy-Syafiiyyah Jakarta menyatakan, jika perwakafan nasional dikembangkan dengan serius dan dalam skala besar, maka umat akan memiliki asset yang sangat besar. Dengan kondisi tersebut, pemerintah sudah tidak perIu lagi memberikan bantuan langsung tunai (BLT).(bieb)
Prof. Dr. H. MuhammadiyahAmin,
Jakarta, bimasislam - Mindset masyaraka t ten tang perwakafan sejak diterbitkannya peraturan perundangundangan tentang wakaf telah berubah dari orientasi ibadah murni kepada konsep charity. Sejak lama masyarakat Indonesia memahami wakaf hanya sebatas pada soal-soal masjid, mushalla, makam, dan semaeamnya, sekarang ini sudah mengarah pada perubahan paradigma untuk kepentingan sosial (charity) dan kesejahteraan (prosperity). Demikian dikatakan oleh Prof. Dr. Abdul Djamil, MA, Dirjen Bimas Islam di depan pakar ekonomi Islam di ruang sidang Ditjen Bimas Islam, gedung Kementerian Agama,Jl. MH. Thamrin6Jakarta(19/4). Lebih lanjut Djamil memaparkan bahwa banyak program yang telah dilakukan oleh Kementerian Agama untuk mengembangkan dan memajukan perwakafan nasional sejak tahun 2005. Program unggulan dalam bidang wakaf adalah pereontohan pemberdayaan wakaf produktif di seluruh Indonesia. Hanya saja, tingkat keberhasilannya masih dibilang keeil dan belum merata, karena masih "bermain" pada sektor ekonomi keeil dan menengah, seperti pembangunan ruko, mini market, rumah kost (penginapan), petemakan sapi dan ayam, dan lain sebagainya. Oleh karena itu, tambah Djamil, ajaran wakaf yang memiliki watak sosial yang tinggi dalam sejarah per daban Islam sangat ideal tiikembangkan dalam ran h ekonomi progresif, dan meluas, sehingga kem.anfaatan sosialnya sangat dirasakan oleh mas~arakat. "Saya sangat berharap, para ahIi seperti
M.Ag. Profil kita kali ini mengangkat sosok . yang tidak asing lagi, yaitu Prof. Dr. H. Muhammadiyah Amin, M.Ag. Di lingkungan pegawai Sekretariat Ditjen Simas Islam, beliau sering dipanggil dengan sebutan "pak ses" atau "pak sekretaris". Jabatannya saat ini adalah Sekretaris Ditjen Simbingan Masyarakat Islam setelah sebelumnya sebagai rektor lAIN Sultan Amai Gorontalo selama dua periode (2006-2010 dan 20102014).
Pada awal kepemimpinannya sebagai Sekretaris Ditjen Simas Islam, pak Muhammadiyah Amin mengakui bahwa kehadirannya di dunia birokrasi "memaksanya" berproses secara intens untuk membuka ruang adaptasi dengan lingkungan baru. Maklum saja, dunia kampus yang sebelumnya digeluti sangat berbeda "watak" dengan jabatan saat ini. Dunia kampus yang "hanya" berkutat pada isu-isu akademik dan konsep-konsep teoritik, sementara peran barunya sekarang ini menuntut implementasi konkrit dalam ranah pembangunan kehidupan umat beragama.
x».
dengan sosoknya yang energik, pembelajar, dan mudah bergaul, membuatnya cepat beradaptasi dan memahami dengan baik tugas-tugas berat sebagai Sekretaris Ditjen Simas Islam. Saginya, menduduki jabatan sebagaiSekretaris Ditjen Simas Islam bukanlah hal yang mudah. Di samping memiliki spektrum tugas yang sangat luas, Menteri Agama RI,Suryadharma Ali "terlanjur" menaruh harap kepadanya dapat memberi warna yang slgnifikan dalam mendongkrak performance Bimas Islam sebagai unit terdepan dalam memberikan pelayanan, pembimbingan, pemberdayaan, dan pengembangan umat Islam Indonesia. Sosoknya yang tegas dan tanpa basa-basi, pak Muhamamdiyah Amin menginginkan semua pekerjaan itu harus dilaksanakan dengan cepat. "Kalau bisa dilaksanakan sekarang, kenapa harus menunggu esok", begitu kira-klra falsafah hidupnya. Falsafah itulah yang ditanamkan kepada semua bawahannya agar dapat bekerja dengan irama tinggi. Tidak ada dalam kamus hidupnya bekerja dengan santai, apalagi lamban. Saginya, bekerja cepat memiliki banyak keuntungan, selain efisiensi waktu dan biaya, juga dapat memberikan kepuasan bagi stakeholders, apalagi bekerja untuk kepentingan publik seperti Bimas Islam. Tentu saja, selain cepat bekerja harus diiringi dengan tepat (akurat) dan bertanggungjawab (akuntabel).
Bersambung
ke hal 6...
www.bimasislam.kemenag.go.id
dilakukan sebelumnya, Kegiatan ini akan berlangsung selama 2 hari yaitu Rabu dan Kamis, 10 dan 11 April 2013. Pada hari Kamis posisi hila I telah mencapai ketinggian sekitar 9 derajat, sehingga besar kemungkinan hilal akan bisa dilihat, ujar Dosen TImu Falak lAIN Semarang ini. Berdasarkan pantauan bimsislam, disamping melakukan simulasi Rukyatul Hilal, dalam kegiatan ini juga dijelaskan tentang penggunaan teknologi alat rukyat yang digunakan. Alat rukyat sekarang mengalami perkembangan yang sangat pesat. Dengan teleskop yang canggih, kita cukup memasukkan data koordinat tempat pelaksanaan rukyat, maka teleskop tersebut akan bergerak dengan sendirinya menuju benda Jangit yang dituju. Selain teleskop, software-software komputer atau sejenisnya juga cukup akurat dalam menyumbang kemajuan rukyatul hilal". Kata Ismail Fahmi, S.Ag., Kasi Hisab Rukyat. II
Sukabumi-Jabar, bimasislam= Setiap awal bulan Qarnariyah, Kementerian Agama RI melakukan Kegiatan rukyatul hilal di Pusat Observasi Bulan (POB) Pelabuhan Ratu, Sukabumi. Kegiatan rukyat kali ini dihadiri oleh Dirjen Bimbingan Masyarakat Islam, Prof. Dr. H. Abdul Djamil, MA, Kasubdit Pembinaan Syariah dan Hisab Rukyat, Dr. H. Ahmad Izzuddin, M.Ag, Kasi Hisab Rukyat, Ismail Fahmi, S.Ag, Pejabat Kemenag Provinsi [awa Barat, Pejabat Kemenag Kabupaten Sukabumi, Badan Hisab Rukyat (BHR)Sukabumi, Para Kepala KUA Se-kota Sukabumi, Lajnah Falakiyyah PBNU, dan para ahli falak Jawa Barat dan sekitarnya. Pelaksanaan rukyat seperti ini bukan hanya dilakukan di Indonesia, tetapi Negara-negara tetangga seperti Malaysia dan Brunei pun melakukan hal yang sarna. Karena, rukyat merupakan mata rantai pembentukan kriteria visibilitas hilal sebagai penentuan awal bulan qamariyah. Perbedaan penentuan awal bulan Qamariyah masih rentan sekali terjadi di Indonesia, bahkan di beberapa negara lainnya. Demikian dikatakan Prof. Dr. Abdul Djamil, MA, Direktur Jenderal Bimas Islam mengawali sambutannya ketika mengikuti pelaksanaan Rukyatul Hilal awal bulan Jumadal Akhirah 1434 H di Pusat Observasi Bulan (POB)PelabuhanRatu,SukabumiJawa Barat (10/04).
Dalam pelaksanaan rukyat kali ini para peserta rukyat cukup antusias dan serius dengan memperhatikan pemaparan dari para pemateri. Selain itu peserta juga terkesan gembira bisa mengikuti kegiatan Rukyatul Hilal secara langsung dengan mencoba menggunakan teropong hilal yang telah disiapkan oleh Tim Rukyatul Hilal Kementerian Agama RI. Sebelum melaksanakan prosesi rukyatul hilal, Dirjen Bimas Islam beserta rombongan berkesempatan berkunjung ke Gedung Pusat Observasi Bulan (POB) baru yang terletak di desa Cibeas kecamatan Simpenan kabupaten Sukabumi ± 7 Km dari Gedung Pusat Observasi Bulan (POB) lama yang terletak di desa Cidadap kecamatan Simpenan kabupaten Sukabumi. (jml)
Namun, lanjut Prof. Djamil, janganlah karena perbedaan tersebut menjadi bibit perpecahan di kalangan umat Islam. Sosialisasi hisab rukyat juga perlu dilakukan agar umat Islam mengetahui bagaimana cara penentuan awal bulan qamariyah yang benar, tegasnya. Pada kesempatan yang sarna, Kasubdit Pembinaan Syariah dan Hisab Rukyat Dr. H. Ahmad Izzuddin, M.Ag ketika menyampaikan simulasi Rukyatul Hilal dihadapan para pelaku rukyat. "Pada tanggal 29 [umadil VIa 1434 H/l0 April 2013 hilal berada pada ketinggian sekitar -1 derajat pada azimuth 280 derajat ketika matahari terbenam pukul 17:54 WIB, sehingga sangat tidak mungkin hilal bisa dilihat. Namun demikian, lanjutnya, rukyat tetap dilakukan sebagai sarana untuk membuktikan hasil hisab yang telah
Jakarta, bimasislam-» Kegiatan Musabaqah Tilawatil Qur'an (MTQ) maupun Seleksi Tilawatil Qur'an (STQ) sebagai sarana peningkatan kualitas kerukunan umat beragama dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, terus mendapatkan perhatian. Pelaksanaan MTQ/STQ yang telah berjalan puluhan tahun dan dilaksanakan di berbagai tingkatan, adalah media dalam mendekatkan al-Qur'an dengan masyarakat. Salah satunya adalah kualitas dewan hakim yang profesional.
WNW.bimasislam.kemenag.go.id
Keberadaan dewan Hakim sangat menentukan kualitas penyelenggaraan MTQ/STQ. Oalam berbagai penyelenggaraan MTQ/STQ, aspek penilaian serta ketajaman pikiran, mata hati dan telinga dewan hakim, menjadi faktor dominan yang akan melahirkan para juara berkualitas dan mampu membawa nama baik masing-masing daerah di kejuaraan MTQ yang lebih tinggi, baik ditingkat nasional maupun internasional. Oirektur Penerangan Agama Islam, Ora. Hj. Euis Sri Mulyani, M.Pd di ruang kerjanya (2/4) menegaskan, pihaknya secara berkala melakukan pembinaan para dewan hakim pada cabang-cabang tertentu, khususnya pada cabang yang baru diperlombakan. Para dewa hakim selain diberikan materi terkait cabang yang dilombakan, juga kemampuan IT. "Melalui pembinaan ini kami berharap para dewan hakim mampu menjalankan tugasnya secara profesional", tegasnya. Pembinaan dewan hakim dibagai kedalam tiga wilayah, yaitu wilayah Indonesia bagian barat, tengah dan timur. Selain melahirkan para dewan hakim pemula, pembinaan juga mendorong pembinaan serupa yang dilakukan oleh daerah terhadap eksistensi dewan hakim. Selain itu, Oirektorat penerangan Agama Islam juga mengirimkan dewan hakim pada event internasional. Pada tahun 2012, Indonesia mengirimkan satu dewan hakim pada MTQ Internasional di Iran dan Malaysia. Euis Sri Mulyani mengharapkan, keberadaan dewan hakim Indonesia pad a event internasional akan mendorong perkembangan musabaqah di tanah air. Seperti diketahui, dewan hakim pada event MTQ/ STQ diambil dari para aka demisi, qari/ qariah.hafidz/ hafidzah dan unsur ulama. Pada setiap event MTQ/STQ para dewan hakim akan dibekali teknis penjurian berbasis IT. (kangjeje)
Assesor (31/3), Tim Reformasi Birokrasi Internal Oitjen Bimas Islam mengadakan konsolidasi dengan semua unit eselon II. Oalam sambutannya, Oirjen Bimas Islam memberikan apresiasi kepada Tim yang telah bekerja secara maksimal. "Saya memberikan apresiasi terhadap Tim Re£ormasi Birokrasi yang telah bekerja keras untuk memenuhi target. Saya juga senang melihat adanya perubahan yang cukup progresif, ada perubahan kultur kerja, dan semangat bersama untuk membangun integritas di lingkungan Oitjen Bimas Islam", tegasnya. Lebih lanjut mantan rektor lAIN Walisongo ini mengatakan, bahwa ketika Reformasi Birokrasi telah dijalankan, jangan hanya dilihat dari aspek remunerasinya saja. Banyak aspek yang harus dilaksanakan dengan konsisten. Karena itu, mata rantai Reformasi Birokrasi harus dibangun dan dipahami oleh semua pejabat. "[angan sampai data-data yang kita serahkan, setelah diverifikasi di lapangan tidak ada. Karena untuk membuktikan itu, selain dinilai dari aspek dokumen formalnya, juga akan dicek kebenaran £aktualnya". Ujarnya. Karena itu, kertas kerja ini harus disosialisasikan kepada semua direktorat agar tidak ada pejabat yang tidak mengerti ketika divisitasi oleh Tim dari Kemenpan. Sebagai catatan, tambahnya, minimal ada dua point penting yang perIu dicermati dalam kaitannya dengan pelaksanaan good governance (tata kepemerintahan yang baik). Pertama, rule of law, yaitu semua program dan rincian kegiatan harus memiliki rujukan formal, baik Undang-undang, PP, Keputusan Menteri, Surat Keputusan, atau semacamnya. Rule of law ini menjadi sangat penting karena terkait dengan keraturan dan pedoman dalam pengambilan kebijakan. Kedua, akuntability, atau pertanggungjawaban. Semua apa yang dilakukan oleh pemerintah harus dapat dipertanggung jawabkan, transparan, baik secara formal maupun hasil yang didapatkan. [ika sebuah program kegiatan dapat dipertanggung jawabkan secara formal namun tidak bisa dipertanggungjawabkan secara impact-nya juga belum bias dikatakansebagaiakuntable. (bieb)
Zona Integritas KOA Menuiu lavanan vang Bebas Pungli
Jakarta, bimasislam- Sebagai tindak lanjut penyerahan kertas kerja pelaksanaan re£ormasi birokrasi di lingkungan Oitjen Bimas Islam kepada Koordinator
Jakarta, bimasislam-- Oalam rangka meningkatkan kualitas pelayanan masyaratkat pad a KUA Kecamatan dalam pencatatan nikah dan rujuk, Oirektorat Urusan Agama Islam dan PembinaanSyariah telah mewajibkan kepada seluruh Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan untuk menerapkan zona integritas pada KUA. Zona Integritas adalah sebutan atau predikat yang diberikan kepada Kementerian/Lembaga yang pimpinan dan jajarannya mempunyai komitmen dalam
mewujudkan Wilayah Bebas Kosupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM). Demikian dikatakan oleh Kasubdit Pemberdayaan KUA, YayatSupriyadi,M.Si. Lebih lanjut Yayat menegaskan bahwa untuk melakukan penegakan zona integritas pada KUA ini, Dirjen Bimas Islam telah mengeluarkan surat edaran kepada seluruh Kanwil Kementerian Agama agar membuat surat edaran kepada seluruh KUA yang berisi intruksi penegakan zona integrifas pada KUA Kecamatan, ujarnya. Penegakan zona integritas ini dilakukan melalui langkah-langkah strategis, diantaranya dengan memasang poster layanan pencatatan nikah dan menempatkannya pad a tempat-tempat strategis, sehingga mudah dilihat dan dibaea oleh masyarakat pengguna layanan. Selain itu pad a setiap KUA diharuskan menyiapkan ketak pengaduan masyarakat terkait dengan layanan KUA dan segera merespon setiap pengaduan terse but, sambungnya. Oleh karena itu, para kepala KUA diwajibkan untuk melakukan pembinaan melakat kepada jajarannya dalam rangka untuk menghilangkan stigma negatif dari masyarakat. "Selama ini, masyarakat masih menganggap KUA masih mentolerir teriadinya pungli €Ian gratifikasi. Sehingga, pogram penerapan zona integritas yang diawasi oleh Inspektorat Jenderal Kementerian Agama dapat memuluskan jalan bagi reformasi birokrasi di Kementerian Agama secara umum", tutupnya, (yats)
Jakarta, bimasislam-- Sebagai wujud kemitraan strategis, Direktorat Penerangan Agama Islam telah menjalin kemitraan dengan ormas Islam, baik tingkat pusat maupun provinsi dan kabupaten/Kota.Jembaga sosial keagamaan, yayasan Islam dan lembaga-lejnbaga terkait Iainnya, dalam penanggulangan problematika umat. Kemitraan ini mencakup orientasi, koordinasi, sosialisasi dan pemberian bantuan, Beberapa kegiatan orientasi dan koordinasi mencakup tema penanganan masalah HIV 1AIDS, aliran sempalan, penanganan problematika umat, koordinasi organisasi wanita Islam danpenanggulangan pornografi dan pornoaksi. Direktur Penerangan Agama Islam, Dra. Hj. Euis Sri Mulyani, M,Pd, menegaskan kepada bimasislam di ruang kerjanya (10/4), bahwa pihaknya telah menjadikan kemitraan ini sebagai langkah strategis guna mensinergikan penyuluhan dan pembinaan pada masyarakat. Menurutnya, selain rnemaksimalkan potensi SDM, kemitraan ini bertujuan membangun sinergi agar penyuluhart tidak berjalan sendiri-sendiri. "Karni memiliki hampir 90.000 penyuluh agama Islam yang tersebar di seluruh kecamatan. Nah, mereka ini siap untuk diberda:yakan, terrnasuk kerjasama dengan lembaga-lembaga, seperti BNN", tegasnya. Selain bermitra dengan ormas Islam, Direktorat Penais juga menjalin kemitraan dengan BNN, gugus tugas penanggulangan human traficking, pemda dan Iembaga lainnya, Direktur Penais mencontohkan, pihaknya berrnitra dengan Pemda Bengkulu untuk pembinaan penyuluh di daerah transmigrasi, serta pelatihan entrepreneurship bagi penyuluh dengan pernda Bangka Belitung.
Wllalah Bebas lorupsl Wilalah Birolrasi Bersih dan Melalanl
Terkait penyaluran bantuan operaisonal, Direktorat PeneranganAgama Islam telah menyalurkan bantuan operasional pada tahun 2012 bagi ormas Islam Tingkat Nasional, ormas tingkat Kabupaten/Kota adalah, dan lembaga sosial keagamaan. (kangjeje)
WoNW.bimasislam.kemenag.go.id
dengan BAZNAS provinsi, pemetaan kebutuhan sumber daya manusia serta infrastruktur lainnya. Raneangan yang disusun akan menjadi bahan bagi BAZNAS periode berikutnya. Dalam laporan kepada Menteri Agama, penerimaan zakat infaq dan shadaqah seeara nasional tahun 2012 adalah sekitar Rp 2,2 Triliun. Jumlah tersebut dihimpun oleh BAZNAS, BAZNAS Provinsi, BAZNAS Kabupaten dan Kota serta Lembaga Amil Zakat (LAZ). Menurut kalkulasi, terdapat kenaikan sebesar 27,17 persen dibandingkan penerimaan zakat infaq dan shadaqah tahun 2011 yang berjumlah kurang lebih Rp 1,73 Triliun.
Jakarta, bimasisiam= Dalam beberapa tahun terakhir, kesadaran masyarakat untuk berzakat melalui lembaga zakat semakin meningkat, terlebih sejak dua tahun terakhir perubahan signifikan di bidang regulasi yang ditandai lahirnya Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat sebagai pengganti Undang-Undang Nomor 38 Tahun 1999. Demikian disampaikan Ketua Umum BAZNAS, Prof. Dr. KH Didin Hafidhuddin kepada Menteri Agama di ruang kerjanya (19/3). Lebih lanjut Didin memaparkan bahwa lima tahun ke depan diharapkan makin meningkat sehingga paling tidak meneapai angka 20 % dari potensi zakat secara nasional (Rp 217 Triliun). Dana zakat, infaq dan shadaqah yang terhimpun pada lembaga zakat disalurkan kepada para mustahik (orang-orang yang berhak menerima zakat) melalui bantuan pemenuhan kebutuhan pokok, biaya pendidikan, biaya kesehatan dan biaya peningkatan usaha para mustahik melalui penyaluran dana zakat produktif. Secara garis besarnya dikelompokan dalam 7 program penyaluran zakat, yaitu: Tanggap Bencana, KLM (Konter Layanan Mustahik), Rumah Cerdas Anak Bangsa Rumah Sehat BAZNAS, Kaderisasi 1.000 Ulama, Zakat Community Development, dan BQB (Baitul Qiradh BAZNAS).
Sedangkan, penerimaan zakat infaq dan shadaqah pada BAZNAS pusat sendiri pada 2012 berjumlah Rp. 49.051.071.126. Pertambahan jumlah muzakki yang membayar zakat melalui BAZNAS sepanjang tahun 2012 mencapai 15,2 % dibanding tahun 2011 yang berjumlah 15.171muzakki. Beberapa agenda penting dan menjadi kebutuhan BAZNAS dalam rangka implementasi Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat dibiearakan dengan Menteri Agama, seperti penyelesaian penyusunan Peraturan Pemerintah (PP) yang sudah memasuki tahap harmonisasi peraturan perundang-undangan dengan lembaga terkait, serta usulan pembangunan gedung kantor BAZNAS yang lebih memadai di lokasi bangunan milik Kementerian Agama yang ditempati BAZNAS sekarang di [alan Kebon Sirih 57 Jakarta Pusat. Menteri Agama menyambut baik dan mendukung langkah pengembangan BAZNAS yang direncanakan ke depan. (Mfns)
Dalam pertemuan terse but, Menteri Agama didampingi Sekretaris [enderal Bahrul Hayat, Ph.D dan Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam Prof. Dr. Abdul Djamil, MA. Pengurus BAZNAS hadir Ketua Umum Prof. Dr. KH Didin Hafidhuddin, Ketua Bidang Jaringan dr. Naharus Surur, Wakil Sekretaris M. Fuad Nasar, M.Se, staf ahli serta pelaksana harian. Sesuai Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2011 BAZNAS yang diberi kewenangan untuk melakukan pengelolaan zakat secara terintegrasi telah merintis persia pan implementasi undang-undang dengan meraneang penyesuaian tugas dan fungsi organisasi, pengembangan sistem informasi BAZNAS yang online
Solok, bimasislam - Majelis Rabbani Indonesia Provinsi Sumatera Barat baru saja mengadakan syukuran menyambut HUT-nya yang ke-18 dalam bentuk Tausiyah, Shalawat dan Zikir Akbar hari Minggu (7/4). Aeara dipusatkan di Pondok Pesantren Tasawuf Rabbani, Kasik, koto sani, Kabupaten
Barat ini mendatangkan Wakil Menteri Agama,Prof.Dr. Nasaruddin Umar,MA. Sumatera
Wamenag dan rombongan landing di Bandara Intemasional Minangkabau (BIM) tepat jam 08.00 WIB disambut oleh Kepala Kanwil Kemenag Provinsi Sumbar dan seluruh pejabat eselon tiga. Dari bandara, mereka langsung menuju Pondok Pesantren Rabbani Koto Sani Kab. Solok.Setibanyadi lokasi,rombongan Wamen yang disambut oleh seluruh Jemaah Majelis Rabbani. Dalam sambutannya, Wamen mengatakan, "Penting model pendidikan Tarekat untuk membangun moral bangsa". Menurut pakar tasawuf dari UIN Jakarta ini, bahwa Tarekat dan Suluk merupakan jalan khusus untuk seseorang yang ingin mendekatkan diri kepada Allah. Tetapi, harus dipandu oleh Mursyid agar tidak tersesat. Fenomena pendidikan selama in i, singgungnya, selesai mengajar seorang guru tidak bertanggung jawab apakah muridnya mengamalkan apa yang diajarkannya.Dalam dunia Tarekat, seorang guru (mursyid)bertanggungjawabuntuk itu. Selain itu, lanjut Wamenag, Tarekat juga memberikan pencerahan kepada muridnya, bagaimana hakikat dirinya sendiri, hakikat dirinya di hadapan Tuhannya, juga hakikat dirinya terhadap sesama mahluk-Nya. Hal ini yang hilang dari dunia pendidikan kita sekarang. Karenaitu, ujarnya, tidaklah mengherankan bila aspek moral menjadi sorotan utama dalam dunia pendidikan kita akhir-akhir ini. Acara ini, selain dihadiri oleh para pejabat tersebut di atas, juga dihadiri oleh Mursyid Akbar Thariqah Qadariyah Hanafiyah,Tuanku SyaikhMuhammad Ali HanafiahAr-Rabbani,seluruh KepalaKantorKemenag Kabupaten/Kota se-Sumatera Barat, juga hampir seluruh pimpinan Ponpes Tasawuf Rabbani Mahyuzil Rahmat dan jemaah Majlis Rabbani Sumatera Barat. Demikianketerangan yang didapat dari Ketua Panitia acaraini, H.Nafrul.[Edijun]
Kepada jajaran Simas Islam, ia selalu menekankan perilaku yang mencerminkan tertib hukum, tertib administrasi dan tertib moral. Menurutnya, dalam menjalankan roda organisasi, semua jajaran harus berpegang pada ketentuan hukum, di samping moralitas agama sebagai baglan yang tak terpisahkan. Jika semua ini dapat dipraktikkan, insya Allah birokrasi tumbuh dan menjadi unsur pelayan masyarakatyang baik. Sebagai Sekretaris Oitjen Bimas Islam tugasnya adalah memastikan semua kegiatan administrasi berjalan sesuai aturan untuk menunjang kinerja unit secara keseluruhan. Meskipun kadang unsur-unsur administratif dapat menghambat idealisme kerja, namun demi klnerja yang lebih balk, tertib administratif tidak boleh ditinggalkan. Apalagi hal tersebut menjadi salah satu unsur penilalan integral dari performa sebuah kementerian/lembaga pemerintah menuju gerbang reformasi bikrokrasi yang saat ini ditekuninya. Selain ltu, untuk menjaga integritas organisasi, "pak ses" meminta kepada semua jajarannya di lingkungan Bimas Islam untuk membiasakan asas keterbukaan dalam setiap melaksanakan program. Menurutnya, transparansi (keterbukaan) merupakan kunci untuk meminimalisir berbagai pelanggaran. Sebagai contoh, pelaksanaan lelang pada Ditjen Bimas Islam tahun ini dilakukan secara terbuka dan setiap orang dapat memonitor secara langsung yang belum pernah terjadi seoelumnva. Oalam suatu obrolan, pak Muhammadiyah Amin mengungkaplcan bahwa Bimas Islam memiliki tempat khusus dalam perjalanan ~ar;rnya. Dunia kampus ia ibaratkan sebagai kawah candradimuka penggemblengan keilmuan. Kinl, Bimas Islam adalah wilayah kerja nyata. Oa.,satu yang harus dibumikan adalah komitmen membangun kerukuoan dan kualitas keberagamaan. Visi dan misi Bimas Islam secarategas menyatakan komit-ne ...membangun kerukunan dan meningkatkan kualitas kehidupan umat beragama yang maju, sejahtera, cerdas dan toleran. Komitmen inl menjad' 'c.;h bagi Simas Islam dan berharap dapat diterapkan oleh semua pegawai S:'"!'asIslam. Atas dasar prinsip inilah pentingnya Oitjen Bimas Is an ~e,.,tlc-:g\Jn pola pembinaan dan pembangunan kehidupan umat beraga"'l3 dengan mengedepankan dakwah bi! hikmah dan mau'hhen nascr:ah. "Cara kekerasan itu bukan cara yang cerdas dalam berdakwa r, oa"lCan dapat merusak citra Islam itu sendiri", demikian dikataka1"Y3 suan, ketika. Menurutnya, dengan tingkat pendidikan masyarakat yang semakin membaik dan pengetahuan teknologi yang meluas, 03<W2"' nodel ini lebih dapat diterima ketimbang melalui jalur ke.ce-asa'1, apalagi mengatasnamakan sebuah agama. (kangjeje-bieb)
Lanjutan Profil hail •.•
Namun demikian, di balik pembawaannya yang sangat confidence dan bersemangat dalam berbicara, khususnya pada forum-forum publik, tersimpan sikapnya yang ramah, apa adanya, dan tidak jarang bercanda lepas. Sehingga, dalam kesehariannya ia cukup disegani, khususnya di lingkungan Sekretariat Oitjen Bimas Islam. Oalam kaitannya dengan kinerja, mantan Ketua Umum Forum Pimpinan PlAIN se-Indonesia ini menegaskan, bahwa semua permasalahan atau hambatan yang mengakibatkan sistem penyelenggaraan pemerintahan tidak berjalan dengan baik harus ditata ulang atau diperbaharui. la mencontohkan, tata administrasi harus dijalankan sesuai Standard Operating Procedure (SOP),sehingga semua pelayanan secara maksimal dapat diberikan kepada masyarakat. Baginya, Bimas Islam harus mampu menjadi barometer dari unit lain sebagai unit profesional yang memiliki kemampuan manajerial dan tertib administrasi yang baiksebagai pelaksanaan reformasi birokrasi.
Abu Sa'id dan Abu Hurairah r.a. Berkata : Rasulullah saw bersabda : Allah tiada mengutus seorang nabi atau mengangkat seorang khalifah, melainkan ada dua orang kepercayaan pribadi, seseorang yang menganjurkan kebaikan, dan seorang yang menganjurkan kejahatan. Sedang orang yang selamat ialah yang dipelihara oleh Allah. (Bukhari)
•
www.bimasislam:kemenag.go.id
rumah, tetapi juga saat di dalam rumah karena akan memberikan enegri positif di dalam hubungan rumah tangga, tentu kecantikan yang tidak melanggar ajaran Islam, Rencqnahya, selain pertemuan rutin antara pengurus dan anggota, Dharma Wanita Persatuan Ditjen Bimas Islam juga akan mengadakan program donor darah bekerjasama dengan poli klinik. Anda terketuk untuk mengikutinya? (syam)
o~ Bersih Jiwa Berslb Hana, Bercermin 'ada Integrhas Bung Hatta Oleh M. Fuad Nasar,M,Sc Dalam sejarah Indonesia modern nama
Jakarta, bimasislam-- Dalam rangka menyambut hari
Soekarno - Hatta telah terpatri sebagai
Kartini tahun2013, pengurus Dharma Wanita Persatuan Ditjen Bimas Islam Kementerian Agama menggelar acara silaturahim antara pengurus dan anggota di gedung Kementerian Agama, [l. MH. Thamrin, Jakarta Pusat, Rabu (10/4). Kegiatan.yang untuk pertama kali dilakukan ini diharapkan mampu mendekatkan antara pengU.rusDharma:Wanita Persatuan Ditjen BimasIslam dengan para anggota. Ajang saling kenallebih dekat ini pun tampak meriah dan diikuti hampir seluruh anggota.
Proklamator Kemerdekaan Indonesia
K;emeriahan acara itu sangat berasalan karena saat bersamaan pengurus mengadakan demo pemakaian kosmetik kerja, pesta dan pemakaian jilbab. Tak tanggung-tanggvng, demo kecantikan kali ini menghadirkan salah satu perusahaan kosmetik yang sudah mendapatkan sertifikat halal dari MajelisUlama Indonesia (MDI). Ketua Dharma Wanita Persatuan Ditjen Bimas Islam, Dra. Hj. Siti Afwah, rnengungkapkan selain jadi ratu, perempuan itu harus mandiri, harus siap jadi pahlawan dan manager dalarn rumah tangga. Hal itu disampaikan Siti Asfwah saat berbincang dengan bimasislam diselasela memantau jalannya acara demontrasi kecantikan. Selain, itu, Siti Afwah juga menegaskan, kegiatan ini adalah salah satu upaya menumbuhkan kembali semangat penerus pahlawan perempuan di era modem. "Saya berharap perempuan masa kini harus mandiri, harus bisa menjadi kartini modem", ungkap Afwah dengan penuh semangat. Perempuan haruslah selalu tampil cantik baik di luar maupun di dalam rumah, begitulah pesan yang ingin disampaikan oleh Dharma Wanita Persatuan Ditjen Bimas Islam Kementerian Agama. "Tidak usah raguragu untuk tampil cantik karena sekarang sudah ada produk kosmetik yang sudah di jamin kehalalannya oleh MDI", ujar perempuan kelahiran Rembang Jawa Tengah ini.
Afwah melanjutkan, sudah seharusnya Ibu rumah tangga selalu tampil cantik, tidak hanya ketika keluar
dan tercatat pula dalam sejarah sebagai
founding fathers atau Pendiri Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kali ini kita kenang Dr. H. Mohammad Hatta
...
'--'...-
j
atau lebih dikenal dengan Bung Hatta, salah seorang putra Indonesia yang
terbesardan terbaik yangwafat 14 Maret 1980. Pemimpin berkarakter dan konsisten, Bapak Koperasi, pejuang dan pernlklr bangsa yang perjalanan hidupnya dari muda sampai akhir hayatnya bersih. Kejujuran, kesederhanaan dan tanggungjawab seorang pemimpin sangat menonjol padanya. Bung Hatta muslim yang taat dan memiliki pandangan-pandangan cerdas tentang konsepsi masyarakat Islam. Pahlawan Nasional Mohammad Hatta dilahirkan 12 Agustus 1902 di Bukittinggi, Sumatera Barat. Sejarah mencatat peran Bung Hatta sebagai Proklamator Kemerdekaan dan Wakil Presiden RI Pertama. Pernah menjabat Perdana Menteri, Menteri Pertahanan dan Menteri Luar Negeri. Tahun 1956 Bung Hatta meletakkan jabatan Wakil Presiden RI karena perbedaan prinsip dengan Presiden Soekarno. Tetapi walau tidak lagi menjabat Wakil Presiden, sedetikpun republik ini tldak ditinggalkannya. la selalu memikirkan nasib bangsadan negara yang dicintainya. RoeslanAbdulgani menyebut Bung Hatta adalah pengawal dan penjaga hatl nurani rakyat. Selaku muslim Bung Hatta menunaikan ibadah yang menjadi rukun Islam dengan sempurna, seperti shalat, zakat, puasa dan beribadah haji ke tanah suci Mekkah. Dalam kehidupan sehari-hari Bung Hatta sangat telitl dan menepati janji sesuai ajaran Islam. Sampai menjelang akhir hayatnya Bung Hatta selalu menjagashalat lima waktu. Sebagai pribadi yang taat menjalankan syariat IsLam,Bung Hatta membersihkan harta sejak dari sumber penerimaannya, yaitu menghindari harta yang tidak halal ataupun syubhat cara mendapatkannya. Bersih jiwa dan bersih harta baginyatak dapat dipisahkan. Bung Hatta sangat membenci korupsi, perbuatan curang, pemberian uang komisi kepada penyelenggara negara, dan segala rupa
www.bimasislam.kemenag.go.id
penyalahgunaan kekuasaandan ketidakadilan. Sejak19'70-an Bung Hatta mengingatkan bahaya yang mengancam ba gsa lnl, "Korupsi sudah menjadi budaya di Indonesia." ungka nya. la mendorong pemerintah Orde Baru supaya sungguhsungguh memberantas praktik korupsi di semua lini.
Ibu Rahmi Hatta mengungkapkan sewaktu ditanyawartawan ketika Bung Hatta wafat, "Bapak sarna sekali tidak punya deposito 8i bank. la punya buku-buku sebanyak itu, namun tidak punya simpanan uang banyak.Yangada hanya sejumlah kedl tabungan di Tabanasyang secara hatl-fiati dipakai dan disiapkan untuk si bungsu Halida bila nanti menikah." Bung Hatta benar-benar tokoh teladan anti-korupsi dalarn seluruh dimensi kehidupannya.. Salah satu persoalan kebudayaan yang krusial dan sangat ditekankan oleh Bung Hatta adalah menentang munculnya kembali kultur feodalistis yang di masa perjuangan kemerdekaan telah berkurang. "Mental feodal itu harus dienvahkan dari sikapjiwa generasi muda." tegas Bung Hatta. Negara yang dihuni penduduk muslim terbesar di dunla ini jangan dibiarkan Karam dalam lautan korupsl yang tiada bertepl.Saatnva kita meneladani integritas moral Bung Hatta dan tokoh-tokoh bersih lainnya yang layak dibanggakan. Indonesia akan menjadi negara yang adil, makmur dan disegani dalam pergautan dunia [ika para pemimpinnya dan segenap aparatur penyelenggara negara memiliki integritas pribadi yang kokoh seperti dicontohkan almarhum Bung Hatta.
Sahabat seperjuangannya Mr. Moham.ad Roem menilai, "Bung Hatta tidak meninggalkan gedung atau deposito. Yang ditinggalkannya pelajaran yang baik untuk rakyat dan negara. Cita-cita Bung Hatta adalah menghilangkan perbedaan kava dan miskin. Yangklta lihatjustru perkembangan sekarang ini malah memperbesar perbedaan itu. Orang kava ingin jadi lebih kava dan yang miskin terbatas terus pada kemiskinannya." Bung Hatta contoh pemimpin yang satu kata dengan perbuatan. DiusialanJutAyaia mendapat fasllitas pengobatan ke luar negeri dengan biaya negara atas kebijakan Presiden Soeharto. Tetapi Bung Hatta tetap menghitung rindan pengeluaran pengobatan dan biaya perjalanan. Bilaterdapat sisalebihnya dikembalikan kepada Sekretariat Negara. Dalam buku Mengenang Bung Hatta, mantan Sekretaris Pribadi Bung Ha ta, I Wangsa Widjaja menulis, semasa Bung Hatta Wakil Presiden sering pada akhir bulan ada sisa anggaran ruti biaya rumah tangga wakil presiden dan sisa uang itu dikembalikan ke kas negara. Sejalan dengan prinsip hemat dan j jur Bung Hatta, tidak satu rupiah pun uang negara dihantburkan untuk pengeluaran di luar kedinasan atau untuk kepentingan pribadi dan keluarga. Pernah Bung Hatta menerima undangan napak tilas mengunjungi Banda Neira; tempat dia dan sejumlah perintis kemerdekaan ~iasingkan oleh pemerintah kolonial Belanda. Protokol gubemur menemui Bung Hatta di hotel tempat menginap dan menyerahkan arnplop, "Surat apa ini?" tanya Bung Hatta. "Ini hukan surat, amplop ini berisi uang untuk Bapak",jawab si protokol. Bung Hatta menolak menerimanya karena menurutnya s luruh biava perjalanan dan penginapan telah ditanggung pemerintah. Pemberian hadiah-hadiah dianggapnya mengharnti rkan uang rakyat. Bandingkan dengan praktik gratifikasi ya berkembang belakangan ini sungguh mengerikan.
Tulisan mengenang Pahlawan Proklamator ini saya akhiri dengan petikan kalimat doa yang sangat menyentuh hati diucapkan Buva Hamka pada upacara pemakaman jenazah almarhum Bung Hatta di Pemakaman Umum Tanah Kusir Jakarta,Sabtu 15 Maret 1980,sebagaiberikut; "Seluruh bangsa Indonesia berhutang pada Bung Hatta, hutang budi yang tidak dapat dibayar, hutang yang akan dibawa mati, yaitu jasa dan perjuangan Bung Hatta untuk Indonesia Merdeka..../I. Penulisadalah Wakil SekretarisBAINAS
Redaksi www.bimasislam.kemenag.go.id menerima kiriman artikel pembaca yang mengandung unsur keilmuan. hasil penelitian, aktual, menarik, dan tidak pernah dipublish di media lain. Panjang tulisan maksimal 2 halaman A4 dengan spasi 1,
Pengarah Abdul Djamil Penangung Jawab MuhammadiyahAmin Redaktur Alatief Editor Thobib AI-Asyhar Andy Pabenteng. Yoesni, M. Fuad Nasar, Yayat Supriyadi, HastomoAji, Ihsan Bayu Merdeka. M Nakip, Endah Trifahriati, Rahmania. Imam Kurnianto. Edi Junaedi, Ahmad Syamsudin, Jaja , Zarkasy. Jamaluddin Marky Fotografer Asfan Shabri (Koord)
Bagi unit yang ingin pehputan berita dapat SMS di 08164817993 atau email:
[email protected]