1
PERUBAHAN MAKANAN IKAN MUNGKUIH Sicyopterus macrostetholepis Bleeker (Pisces: Gobiidae) BERDASARKAN UKURAN TUBUH DI SUNGAI BATANG KURANJI PADANG SUMATERA BARAT
Marta Dinata Email:
[email protected]
ABSTRAK Penelitian
tentang
perubahan
makanan
ikan
mungkuih
(Sicyopterus
macrostetholepis Blkr.) berdasarkan ukuran tubuh di sepanjang Batang Kuranji telah dilakukan dari bulan Juli - Oktober 2011. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui komposisi pakan alami yang terdapat di alam dan perubahan makanan di lambung ikan terhadap ukuran tubuh. Penelitian ini dilakukan dengan metode survei dan cuplikan pengambilan sampel sebanyak 4 titik di sepanjang Batang Kuranji Padang yang masih merupakan habitat ikan S. macrostetholepis. Penangkapan sampel ikan S. macrostetholepis menggunakan jaring tangguk. Pengkoleksian sampel perifiton dan hewan bentos dengan metoda kuadrat. Hasil penelitian menyatakan bahwa pakan alami yang dominan di perairan Sungai Batang Kuranji Padang periode Juli-Oktober 2011 adalah Cymbella turgidula, Fragillaria capucina, Fragillaria pinnata, Nitzschia clausii, Nitzschia sigma, Synedra rumphens, Cladophora glomerata, Cosmarium decoratum, dan Oedogonium microgonium. Perubahan ukuran tubuh ternyata tidak merubah makanan di dalam lambung ikan S. macrostetholepis. Kata Kunci :Perubahan Makanan, Ukuran tubuh, Ikan Mungkuih ABSTRACT Research about food changes of mungkuih fish (Sicyopterus macrostetholepis Blkr.) based on body size and time along as Batang Kuranji river had been done on July to October 2011. The aim of study to know composition of food course in nature and changes in the stomach of fish food to body size and time. The research was conducted by survey method and sampling snippets as much as 4 point along the Batang Kuranji river. The fish sample collected by tangguk nets.
2
Perifiton and benthic sample collected by quadrat method. The result show that dominant diet in nature period from July to October 2011 were Cymbella turgidula, Fragillaria capucina, Fragillaria pinnata, Nitzschia clausii, Nitzschia sigma, Synedra rumphens, Cladophora glomerata, decoratum Cosmarium and Oedogonium microgonium. Changes in body size did not change the food in the stomach of fish S. macrostetholepis. Key word : Feed Changes, Morfometric, Mungkuih Fish. air sungai (Hardjamulia, 1986 cit.
PENDAHULUAN
Effendie 1989). Ikan
Sicyopterus
Berdasarkan
informasi
macrostetholepis Bleeker (1853) atau
penduduk di Sumatera Barat, ikan
dengan nama di daerah Sumatera
mungkuih termasuk ikan konsumsi
Barat „mungkuih‟ adalah salah satu
dan sangat digemari masyarakat
jenis ikan air tawar yang hidup di
karena mempunyai daging yang enak
dalam
dan
sungai
dengan
substrat
gurih.
Menurut
Sugiharto,
berbatu berarus kuat sampai sedang.
Siregar, dan Yuwono (2006) ikan
Ikan ini mempunyai bentuk tubuh
mungkuih
yang khas dengan ditandai oleh
ekonomis penting, baik pada tingkat
organ khusus berupa sucker. Organ
benih sebagai ikan hias dan tingkat
tersebut terdapat pada sirip perut
dewasa sebagai ikan konsumsi.
yang bersatu membentuk piringan
mempunyai
Menurut
nilai
Dinata
(2010)
hewan
bentos
penghisap yang berfungsi sebagai
Perifiton
alat lekat substrat keras. Dengan
merupakan
adanya alat pelekat tersebut maka
mungkuih.
ikan
menyatakan bahwa perubahan menu
ini
banyak
menghabiskan
dan
makanan
bagi
Wootton
ikan (1992)
waktunya untuk beraktivitas di dasar
makanan
sungai. Selain itu, ikan ini juga
dengan adanya perubahan temporal
merupakan
perairan
(musim). Lowe (2000) menekankan
yang memiliki kemampuan berenang
bahwa ikan mempunyai kemampuan
yang cepat dan mampu melawan arus
untuk merubah kebiasaan makannya
bioindikator
seringkali
berhubungan
3
untuk
tetap
habitatnya.
bertahan
hidup
di
merupakan
Diduga
komposisi
mungkuih.
habitat Afrizal
bagi dan
Izmiarti
makanan di dalam lambung ikan
(2006)
mungkuih berubah seiring dengan
bagian dasar sungai Batang Kuranji,
meningkatnya ukuran tubuh dan
Batang Arau, dan Batang Air Dingin
waktu.
hidup
Dari
penelitian
Ridwan
menyatakan
ikan
berbagai
bahwa
jenis
pada
komunitas
(1979) menunjukkan bahwa setelah
bentik seperti perifiton dan hewan
ukuran ikan makin meningkat, maka
bentos,
ikan akan merubah makanan dan
bentik di sungai Batang Kuranji
disesuaikan
mengalami
dengan
kebutuhan,
dan
struktur
komunitas
penurunan
nilai
kemampuan bukaan mulut ikan, dan
keragaman sejalan dengan perubahan
ketersediaan
kondisi fisik dan kualitas air sungai.
makanan
di
alam.
Menurut Lagler et al. (1977) bahwa kebiasaan makanan ikan dipengaruhi oleh habitat hidupnya, kesukaan terhadap jenis makanan tertentu, musim, ukuran, dan umur ikan. Kemudian
Effendi
menyatakan
bahwa
lingkungan
(1997) perubahan
perairan
yang
menyebabkan perubahan persediaan makanan akan merubah kebiasaan makanan ikan. Di
Mengingat yang
ada
kota
Padang
dalam
penurunan
kualitas
baik
fisik
maupun kualitas airnya. Penurunan tersebut mungkin disebabkan oleh pengelolaan sungai yang kurang baik karena pengambilan galian C (batu, kerikil
dan
pasir)
serta
karena
pencemaran.
Hal
ini
dapat
kelestarian
sumber
kota
hayati baik komunitas ikan-ikan dan
Padang terdapat banyak sungai dan
kestabilan habitat serta sumber pakan
tiga diantaranya berukuran besar
alaminya.
Menurut
seperti Batang Kuranji, Batang Arau,
Whitten,
Kartikasari,
dan Batang Air Dingin. Pada bagian
Wirjoatmodjo (1993), di Indonesia
dasar
pembukaan hutan atau pengundulan
substrat
sungai dasar
wilayah
sungai
sebagian besarnya sudah mengalami
mengganggu
dalam
kondisi
tersebut
memiliki
berbatu
dan
Kottelat, dan
hutan dan pengerukan pasir sungai
4
merupakan ancaman yang serius bagi ikan
dan
Penurunan
Bahan-bahan yang digunakan
populasi ikan pada beberapa sungai
dalam penelitian ini adalah: Formalin
yang ada di wilayah kota Padang
40
disebabkan
adanya
KOH/KI, Na2S2O3 0,025 N, H2SO4
ramah
pekat, amilum 1% dan kertas pH
lingkungan seperti penggunaan tuba,
universal. Sedangkan alat-alat yang
dan alat sentrum (snatcher). Kondisi
digunakan adalah: bingkai 20x20
ini akan lebih buruk lagi bilamana
cm2, Surber net ukuran 30x30cm2,
yang tertangkap adalah juvenil ikan
jaring tangguk yang bermata jaring
dan ikan produktif juga ikut mati
0,5
(Effendie, 2002).
mikroskop standar, timbangan digital
penangkapan
habitatnya.
METODE
oleh ikan
tidak
Oleh karena sampai saat ini belum diketahui perubahan makanan ikan mungkuih di sungai Batang Kuranji dan apakah setiap sungai ini dengan beragam karakter habitatnya memberikan
jenis
makan
dan
kandungan diet ikan mungkuih yang berbeda
terhadap
ukuran
tubuh.
Semua ini, masih merupakan tanda tanya. Sampai saat ini penelitian tentang perubahan makanan ikan
%,
alkohol
inci,
70%,
MnSO4,
mikroskop
bedah,
dengan ketelitian 0,01 gr, vernier kaliper dengan ketelitian 0,01 mm, current
meter,
ember
plastik
berukuran sepuluh liter, sikat kawat, pisau bedah (skapel), cutter, gunting, botol koleksi (botol film), kaca arloji, cawan
petri,
kaca
objek,
kaca
penutup, pipet tetes, kertas label, baki plastik, box ice, alat-alat tulis dan alat-alat pendukung lainnya. HASIL DAN PEMBAHASAN
untuk ikan air tawar di perairan sungai di Sumatera Barat belum banyak dilakukan, dan untuk ikan mungkuih terbatas.
informasinya
sangat
Dari
hasil
pengamatan
terhadap perifiton dan hewan bentos di dasar sungai Batang Kuranji ditemukan 30 jenis berasal dari kelompok perifiton, 12 jenis dari kelompok hewan bentos, 1 jenis Arachnida dan 1 kelompok material
5
tidak teridentifikasi Kelompok pakan
Cosmarium decoratum dengan nilai
yang
antara 9,20 % - 16,63 %. Selain itu,
memiliki
kepadatan
relatif
tertinggi di bulan Juli dan Agustus
untuk
ditemukan
Cymbella
ditemukan pada bulan Juli, Agustus
turgidula dengan nilai berkisar dari
dan September dengan nilai antara
23,63 - 25,33 %, kemudian diikuti
5,80 % - 11,47 %, kemudian diikuti
jenis Fragillaria capucina dengan
jenis Synedra rumphens dengan nilai
kepadatan relatif berkisar antara
6,43 % hingga 8,43 %. Selanjutnya,
18,57 % - 23,70 %. Selanjutnya,
jenis Nitzschia sigma ditemukan
pada bulan September dan Oktober
pada bulan Juli dan September
kepadatan relatif tertinggi adalah
dengan nilai antara 5,97 % - 6,30 %,
jenis Cladophora glomerata dengan
dan pada bulan Juli – Oktober
nilai
%,
ditemukan jenis Nitzschia clausii
Oedogonium microgonium (20,10 %
dengan nilai 5,00 % hingga 9,17 %
-
(Tabel 1.).
dari
24,07
24,50
jenis
hingga
%),
26,77
kemudian
jenis
jenis
Fragillaria
pinnata
Tabel 1. Komposisi jenis makanan alami ikan S. macrostetholepis yang memiliki kepadatan relatif lebih dari 5 % di perairan Sungai Batang Kuranji Padang Periode Juli-Oktober 2011. Kepadatan Relatif (5 %) No.
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Jenis Makanan A. Bacillariophyceae Cymbella turgidula Fragillaria capucina Fragillaria pinnata Nitzschia clausii Nitzschia sigma Synedra rumphens B. Chlorophyceae Cladophora glomerata Cosmarium decoratum Oedogonium microgonium
Jenis
atau
pakan
Juli
Agustus
September
Oktober
23,63 18,57 9,20 9,17 5,97 8,43
25,33 23,70 11,47 5,67 6,43
5,80 7,73 6,30 8,07
5,00 -
-
-
24,07 9,20 20,10
26,77 16,63 24,50
yang
lebih dari 5 %. Menurut Watanabe
terdapat pada habitat alami ini
(1978 cit., Afrizal dan Izmiarti,
memiliki kepadatan relatif (KR)
2006) perifiton yang memiliki KR
6
lebih dari 5 % dapat dikatakan
kebanyakan dari mikroalga hijau dan
sebagai jenis dominan. Tingginya
biru yang memiliki “hold fast” (Lee
nilai kelimpahan Bacillariophyceae
dan Kuo, 1978).
pada bulan Juli dan Agustus dalam perairan
Sungai
Batang
Kuranji
Padang
diduga
anggota
dalam
kelompok ini memiliki kemampuan melekat yang baik dalam perairan mengalir berarus relatif sedang pada substrat berbatu karena dibantu oleh alat
lekat
berupa
gelatin
yang
dikeluarkan dari dalam tubuhnya. Berdasarkan pengukuran kecepatan arus diduga bahwa pada bulan September dan
Oktober
bertambahnya
dengan
mulai
kecepatan
arus
Afrizal dan Izmiarti (2006) sebelumnya
juga
menemukan
fenomena yang sama bahwa dalam perairan yang berarus relatif sedang dengan kelompok Bacillariophyceae mendominasi dasar sungai dan pada sungai berarus relatif kuat dan didukung oleh curah hujan yang tinggi kelompok algae berfilamen terutama
dari
anggota
Chlorophyceaae dan Cyanophyceae mendominasi
perairan.
Dengan
kelimpahan anggota Bacillariophyceae
meningkatnya kepadatan perifiton
juga mulai berkurang sejalan mulai
pada dasar sungai akan dapat pula
munculnya kelompok perifiton yang lain
meningkatkan
seperti
Tingginya
kepadatan dari kelompok hewan
kelimpahan Chlorophyceae pada bulan
bentos di dasar sungai tersebut.
Chlorophyceae.
September
disebabkan
dan
Oktober
karena
pada
diduga bulan
komposisi
Kelompok
hewan
bentos
banyak
ditemukan
dan
yang adalah
September dan Oktober hampir tiap
Ephemeroptera,
hari terjadi hujan deras dan cuaca
Plecoptera dan Trichoptera. Perifiton
cenderung dingin karena curah hujan
tidak saja berperan sebagai produsen
yang tinggi menyebabkan kondisi
primer dalam eksosistem sungai
perairan sungai dengan substrat dasar
tetapi juga dapat berperan sebagai
berbatu mulai tertutupi oleh lapisan
pakan alami bagi kebanyakan hewan
lumpur. Substrat yang seperti ini
bentos dan herbivor lainnya di dalam
mudah di agregasi pada kelompok
sungai.
perifiton
berfilamen
seperti
Coleoptera,
7
Keterangan : > 25% = Makanan Utama; 4 - 25% = Makanan Kedua.
Gambar 1. Indeks Makanan Terbanyak (%) periode Juli-Oktober 2011 di dalam lambung ikan S. macrostetholepis. Bila nilai IMT >25% maka
ikan
omnivora
memakan
pakan
macam makanan tersebut dikatakan
alami berupa serangga air, udang,
sebagai makanan utama. Bila nilai
anak
IMT berkisar antara 4-25% maka
(Purnomo, Satria dan Azizi, 1992).
makanan tersebut dikatakan sebagai makanan kedua, dan bila nilai IMT < 4%
maka
dikatakan
makanan
tersebut
sebagai
makanan
pelengkap (Effendie, 1978). Komunitas
dan
tumbuhan
Pertumbuhan
air.
merupakan
pertambahan ukuran panjang tubuh dan berat tubuh, sebagai fungsi dari umur selama waktu tertentu. Individu ikan akan mengalami pertumbuhan
dapat
seiring dengan bertambahnya usia,
dikelompokkan menjadi kelompok
tetapi ada saat dimana pertumbuhan
ikan
itu
herbivora
ikan
ikan
atau
detrivora,
terhenti,
hanya
karnivora dan omnivora berdasarkan
pertambahan
bahan makanan yang dimakannya.
tertentu seperti terjadi perubahan
Kelompok ikan herbivora memakan
kemontokan tubuh pada ikan, dimana
tumbuhan. Kelompok ikan detrivor
pertambahan
memakan detritus. Ikan karnivora
dibandingkan dengan pertambahan
makanan utamanya ialah udang dan
panjang tubuh ikan (Effendie, 1997).
anak ikan. Sedangkan Kelompok
ukuran
berat
pada
sedikit
lebih
usia
cepat
8
Untuk menghitung pertumbuhan ini
pertumbuhan
ini
merupakan
diperlukan data panjang, dan berat
biologis yang kompleks dimana banyak
tubuh, dalam suatu waktu, akan tetapi
faktor
yang
proses
mempengaruhinya
jika dilihat lebih lanjut sebenarnya
.
Gambar 2. Hubungan Panjang dan Berat Ikan S. macrostetholepis Dari panjang
analisis
dan
berat
hubungan
tubuh
ikan
(Gambar 2.).
S.
ikan
S.
macrostetholepis
macrostetholepis pada bulan Juli – Jika
Oktober 2011, pertumbuhan bersifat allometrik dengan nilai b < 3 1,8226) bahwa
yang
(b =
mengindikasikan
pertambahan
berat
tidak
secepat pertambahan panjang yang menunjukkan kondisi ikan kurus. Dari analisis regresi panjang berat tubuh ikan S. macrostetholepis pada bulan
Juli
–
Oktober
2011
menunjukkan regresi linear dengan nilai
r
=
menunjukkan
0,93
yang
semakin
berarti panjang
ukuran tubuh akan semakin berat
pertumbuhan
bersifat
allometrik atau heterogenik apabila pertambahan berat tidak secepat pertambahan panjang (b<3) yang menunjukkan
keadaan
kurus.
jika
Lalu
individu
pertambahan
panjang tidak secepat pertambahan berat (b>3) maka ini menunjukkan individu montok (Effendie, 1997; Romimohtarto dan Juwana, 2001). Berdasarkan kepadatan
relatif
analisis makanan
yang
mendominasi di dalam lambung ikan
9
S. macrostetholepis memperlihatkan
termasuk kedalam fase pra dewasa
bahwa
perbedaan
dan dewasa, sehingga bukaan mulut
kategori
ikan relatif sama di semua kategori
ukuran panjang I – IX, hal ini diduga
ukuran panjang I – IX. Selanjutnya,
disebabkan karena kategori ukuran
Kottelat et al. (1993) menyatakan
panjang I – IX untuk
ikan S.
bahwa ikan jenis family Gobiidae
memiliki
beruaya dan bertelur di kawasan
bukaan mulut yang relatif sama pada
muara, sehingga tahapan larva dan
semua kategori ukuran. Menurut
juvenil hanya terdapat di kawasan
Effendi (1997) pada umumnya jika
tersebut, sedangkan dalam penelitian
makanan
ini kawasan muara tidak termasuk ke
tidak
makanan
terdapat
untuk
semua
macrostetholepis
ini
yang
pertama
kali
ditemukan berukuran tepat dengan mulutnya, diperkirakan ikan akan dapat meneruskan hidupnya, tetapi bila dalam waktu yang relatif singkat
dalam wilayah pengambilan sampel. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian yang
menemukan
telah dilakukan terhadap perubahan
makanan yang cocok dengan ukuran
makanan ikan S. macrostetholepis
mulutnya akan terjadi kelaparan dan
berdasarkan ukuran tubuh di sungai
kehabisan tenaga untuk memperoleh
Batang Kuranji Padang disimpulkan
makanan
sebagai berikut :
ikan
tidak
dapat
yang
mengakibatkan
kematian, apabila telah dewasa ikan itu
akan
kebiasaan
tetap
mengikuti
induknya.
Selain
pola itu
kategori untuk ukuran kelompok panjang
ikan
dikelompokkan
I
–
IX
yang
berdasarkan
penelitian ini, menurut Kottelat et al. (1993)
kategori
pengelompokkan
ikan berdasarkan fase perkembangan semua kategori ukuran I –IX yang tertangkap di dalam penelitian ini
1. Komposisi alami
jenis
yang
perairan
makanan
dominan
Sungai
di
Batang
Kuranji Padang periode JuliOktober
2011
adalah
Cymbella
turgidula,
Fragillaria
capucina,
Fragillaria pinnata, Nitzschia clausii, Synedra
Nitzschia
sigma,
rumphens,
10
Cladophora
glomerata,
DAFTAR PUSTAKA
Cosmarium decoratum, dan Oedogonium microgonium. 2. Perubahan
ukuran
ternyata
tidak
Afrizal
S., dan Izmiarti. 2006. Penggunaan Komunitas Bentik Sebagai Indikator Biologi Untuk Ekosistem Sungai Dalam Wilayah Kota Padang. Laporan Research Grant TPSDP. Universitas Andalas. Padang.
Dinata.
M. 2010. Analisis Isi Lambung Ikan Mungkuih Sicyopterus macrostetholepis Blkr. Di Sungai Batang Kuranji Padang Sumatera Barat. Skripsi. Universitas Andalas. Padang.
tubuh merubah
makanan di dalam lambung ikan
S.
Pada
macrostetholepis.
beberapa
kategori
kelompok ukuran panjang I IX di bulan Juli dan Agustus ditemukan jenis Fragillaria capucina
yang merupakan
makanan
utama
ikan
S.
macrostetholepis dengan nilai IMT 38,79 dan 43,44 %. Bulan
September
Oktober
makanan
utama
oleh
jenis
digantikan Cladophora
dan
glomerata
Effendie, M.I. 1978. Metode Biologi Perikanan, Yayasan Dwi Sri, Bogor. Effendie, M.I. 1989. Ikhtiologi. Fakultas Perikanan Institut Pertanian Bogor, Bogor.
dengan nilai IMT 43,67 dan
Effendie,
44,40
Perikanan.
%,
dengan
pertumbuhan
pola bersifat
M.I.
1997.
Yayasan
Biologi Pustaka
Nusatama. Yogyakarta.
allometrik (b < 3), yang mengindikasikan pertambahan
berat
bahwa tidak
secepat pertambahan panjang yang menunjukkan kondisi ikan kurus.
S.
macrostetholepis
Effendie,
M. I.. 2002. Biologi Perikanan. Cetakan Kedua. Yayasan Pusaka Nusatama.
Kottelat, M., A.J. Whitten, S.N. Kartikasari dan S. Wirjoatmodjo. 1993. Fresh Water Fishes of Western Indonesia and Sulawesi.
11
Ikan Air Tawar Indonesia Bagian Barat dan Sulawesi. Periplus Editions Limited – Kantor Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup Republik Indonesia. Lagler, K. F. 1956. Freshwater Fishery Biology. WMC Brown Company. Dubuqe. London. Lagler, K. F., J.E., Bardach ; R.R. Miller and D. R. M. Passino. 1977. Ichthyology the Study of Fishes. John Wiley and Sons, New York. Lee. C. D, S.B.,Wang, and C. L. Kuo. 1978. Benthic macroinvertebrate and fish as biological indicator of water quality; with reference to community diversity index. In : International Conference Water Pollution Control in Developing Countries. Bangkok. Lowe,
R.X. 2000. Phytobenthic Ecology and Regulated Streamed. In: Biological indicator of water quality. A. James and L. Evison. John Wiley and Sons. Toronto.
Purnomo, K.H. Satria dan A. Azizi. 1992. Keragaman Perikanan di Danau Semayang dan Melintang. Kalimantan Timur.
Prosiding Seminar Hasil Penelitian Perikanan Air Tawar : 299-308. Ridwan.
1979. Makanan Ikan Keprek (Mystacoleus marginatus C.V) dan Beberapa Jenis Ikan Puntius di Waduk Lahor, Malang, Jawa Timur. Karya Ilmiah. Fakultas Perikanan IPB.
Romimohtarto, K dan S. Juwana. 2001. Biologi Laut. Tentang Biota Laut. Penerbit Djambatan. Jakarta. Wootton, R.J., 1992. Fish Ecology. Publishod in the USA by Chapman and Hall. New York.