Lampiran III Manuskrip Hasil Wawancara Informan Manuskrip Hasil Wawancara 1 Informan
Bapak Hengky 45 tahun Situasi/Konteks/Latar Wawancara
Kantor, situasi santai, akrab dan ramah
Selamat Pagi Pak Pemerintahan Daerah, Kebijakan Publik, Implementasi kebijakan, Persepsi Pemerintah Daerah 1. Apa yang telah dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Karawang terhadap kebijakan publik Penghapusan Perdagangan Anak? Pemerintah Karawang bersama YKAI dan JARAK dengan dukungan ILO telah melakukan pertemuan untuk membahas perlu disusunnya Peraturan Daerah tentang Penghapusan Perdagangan Anak dan Perempuan. Dalam pertemuan itu disepakati perlu ada pertemuan lebih besar yang menghadirkan Menteri Pemberdayaan Perempuan sebagai pembicara dan mengundang seluruh pemangku kepentingan di Karawang, terutama Camat, Kepala Desa, Tokoh Agama, dan Perguruan Tinggi. 2. Selain Pertemuan itu, Apa yang telah dilakukan oleh Pemda? Lebih tepatnya apa yang sudah dilakukan oleh kami adalah menyusun draf Peraturan Daerah tentang Penghapusan Perdagangan Anak dan Perempuan. Selain itu melalui bantuan Save the Children US, kami juga telah menyusun draf Rencana Aksi Daerah. Dan yang terpenting juga kami telah menyusun Gugus Tugas Penghapusan Perdagangan Anak, namun sampai saat ini Gugus Tugas ini belum ditetapkan oleh Bupati melalui Surat Keputusan. 3. Bagaimana kelanjutan seluruh kegiatan dimaksud Ada berbagai perubahan yang terjadi di Kabupaten Karawang antara lain adanya pergantian Bupati Ahmad Dadang ke Bupati Dadang Muchtar, berakibat terhentinya sosialisasi kebijakan nasional penghapusan perdagangan anak kepada masyarakat. Selain itu rencana kerja yang disusun bersama YKAI dan Jarak untuk mempercepat penyusunan Perda Kabupaten Karawang tentang Penghapusan Perdagangan Anak dan Perempuan terhenti total. Memang banyak faktor yang menyebabkan terhentinya, namun yang dominan menurut saya adalah belum adanya acuan langsung Perda tersebut. Akibat dari
hal ini, Karawang belum dapat melangka lebih jauh, untuk menangani isu perdagangan anak. 4. Sesungguhnya, mengapa hanya adanya pergantian Kepemimpinan Daerah, pembahasan Perda terhenti, selain ada hal yang mendasar? Seperti saya sebutkan di atas banyak faktor, namuan karena kurangnya sosialisasi isu perdagangan anak dan kelengkapannya, menjadikan isu perdagangan anak belum terlalu mendapat perhatian, apalagi untuk bertindak dan mengajak orang lain untuk menentang perdagangan anak, yang terpenting supaya Pemda dapat peduli terhadap isu perdagangan anak. 5. Bagaimana pendapat Perdagangan Anak?
legislatif
Kabupaten
Karawang
terhadap
isu
Pada saat sosialisasi pertama tentang Perdagangan Anak di Kantor Bupati yang dihadiri dari berbagai pihak termasuk juga dari wakil anggotan Dewan, pada dasarnya mereka menyadari dan mendukung penghapusan perdagangan anak. 6. Bagaimana pendapat Perdagangan Anak?
eksekutif
Kabupaten
Karawang
terhadap
isu
Pada dasarnya, kami sebagai Abdi Negara, sudah siap apa yang harus kami lakukan untuk menyelamatkan nasib anak bangsa, termasuk anak-anak yang menjadi korban, namun saya perlu sampaikan di sini tergantung bagaimana pimpinan kami. Kepemimpinan, Organisasi, Manajemen, dan Teknologi 1. Apakah penghapusan perdagangan pembangunan di Kab. Karawang?
anak
sudah
menjadi
program
Begini Pak, jika melihat kesungguhan dari Pemda, sebetulnya ini sudah menjadi program Pemda, hal ini ditandai dengan upaya kami dalam membahas draf Perda dan Rencana Aksi Daerah tentang Penghapusan Perdagangan Anak dan Perempuan, namun upaya ini belum masuk ke anggaran daerah. 2. Seperti disebutkan tadi, kegiatan penyusunan draf ini belum ada anggaran, apa upaya yang dilakukan Pemda? Saya atas nama Pemda mengucapkan terima kasih kepada YKAI, Jarak dan ILO, dan Save the Children yang secara tulus mendukung kegiatan kami, sehingga draf Perda dan Rencana Aksi daerah terbentuk. 3. Selain lembaga dari luar yang terlibat, kalau di Pemda Karawang sudah
membentuk Gugus Tugas Penghapusan Perdagangan Anak? Ya, Gugus Tugas, unsur-unsurnya sudah ada, namun pembentukannya menjelang Pemilihan Bupati, dan kemudian hal ini ditindak lanjuti pada Bupati Baru, sampai saat ini Surat Keputusannya belum keluar. Upaya ini akan terus diperjuangkan. 4. Kalau di Pemda Karawang yang diserahi tanggung jawab untuk meninak lanjuti draf yang sudah ada? Untuk saat ini yang diserahi tugas adalah BPMS.
Manuskrip Hasil Wawancara 2 Informan
Bapak Hery 50 tahun Situasi/Konteks/Latar Wawancara
Kantor, situasi santai, akrab dan ramah
Selamat Pagi Pak Hery, terima kasih bersedia menerima saya. Pemerintahan Daerah, Kebijakan Publik, Implementasi kebijakan, Persepsi Pemerintah Daerah 1. Apa yang telah dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Karawang terhadap kebijakan publik Penghapusan Perdagangan Anak? Sebetulnya satu tahun belakangan ini, Pemda dan beberapa lembaga masyarakat sudah mulai menaruh perhatian pada isu perdagangan anak ini, namun saya perlu gariskan bahwa isu ini merupakan isu baru di Karawang, meskipun di luar sana menurut informasi yang saya terima bahwa Karawang adalah salah satu daerah asal anak korban perdagangan. Kalau dikatakan apa yang sudah dilakukan Pemda, sepertinya belum terlalu jauh, kami ini baru membahas draf Perda, yang juga kebetulan saya menjadi salah satu anggota Tim Perumus. 2. Apakah sudah ada produk kebijakan publik dalam upaya Penghapusan Perdagangan Anak? Belum ada, yang ada masih dalam bentuk draf. Akan tetapi menurut saya Pemda Karawang sangat antusias menanggapi isu ini, terutam dengan hadirnya Menteri Meutiah di Karawang, kalau saya tidak salah ingat, bahwa beliau meminta Bupati Ahmad Dadang untuk segera menyusun Perda Penghapusan Perdagangan Anak dan Perempuan. 3. Bagaimana pelaksanaan Keppres 88 tahun 2002 tentang Penghapusan Perdagangan Anak dan Perempuan di Karawang? Kalau menurut sepengetahuan saya hal ini belum berjalan sebagaimana mestinya. Selain baru disosialisasi, juga Pemda belum ada pegangan semisal Perda. 4. Bagaimana tanggapan para anggota DPRD terkait dengan rencana Pemda yang sedang menyusun Perda Penghapusan Perdagangan Anak? Menurut informasi yang saya peroleh dari teman-teman di Biro Hukum bahwa DPRD sudah menunggu untuk membahasnya, namun info terakhir sebelum
dimajukkan ke Dewan, Biro Hukum Setda Karawang berkonsultasi terlebih dahulu ke Provinsi. Hal ini, karena ada himbauan dari Depdagri. Karena di pusat masih berbentuk RUU, maka kegiatan ini akan dilanjutkan setelah di pusat tuntas pembahasannya. 5. Bagaimana tanggapan teman-teman Bapak dari Dinas dan Badan? Oh, mereka sangat antusias, namun perlu sosialisasi secara terus menerus, terutama dengan adanya rotasi staf; yang sebelumnya telah memperoleh informasi, namun sudah dipidah-tugaskan. Ini juga menurut saya agak menjadi masalah terutama dengan pergantian Bupati berikut dengan kepala dinas dan stafnya.
Kepemimpinan, Organisasi, Manajemen, dan Teknologi 1. Apakah penghapusan perdagangan pembangunan di Kab. Karawang?
anak
sudah
menjadi
program
Jika melihat antusias pada saat Ibu Meutiah datang ke Kantor Bupati, menurut saya ada harapan terutama pada saat Bupati lama, namun jika melihat kepemimpinan sekarang agak bagaimana ya Pak, menurut saya yang ada saat ini kepemimpinan peduli anak belum dimiliki oleh para pelaksana kebijakan di Kabupaten Karawang, umumnya kepemimpinan diarahkan untuk melaksanakan pembangunan fisik dan belum sepenuhnya berorientasi kepada pembangunan bernuansa kemanusiaan dan sejalan dengan kepedulian yang tinggi untuk melindungi anak-anak termasuk melindungi dari perdagangan anak. Pada saat ini sulit untuk mencari pemimpin di Kabupaten Karawang yang peduli kepada kemanusiaan, khususnya kepada hal-hal yang berkaitan dengan non fisik, seperti perempuan, anak, hak asasi manusia. Mungkin mereka terbawa oleh budaya selama pemerintahan Orde Baru lalu, yang mengutamakan pembangunan fisik dan kita dikejar oleh target yang bersifat kuantitatif sebagai indikator kinerja, sehingga ketika jaman reformasi seperti sekarang, gejala-gejala non fisik memerlukan perhatian yang lebih banyak, sulit untuk melakukan perubahan paradigma. 2. Apakah sudah tersedia anggaran untuk perlindungan anak? Yang jelas saja, awal penyusun draf Perda itu, terjadi karena ada dukungan dan sokongan dari lembaga luar, seperti ILO dan YKAI. Jadi dapat dikatakan dana khusus untuk itu belum ada. 3. Artinya isu anak belum menjadi prioritas di Karawang, terutama isu
perdagangan anak? Bapak dapat merasakan seperti apa Pemda menanggapi isu perdagangan anak, begitu juga dengan isu lain seperti pendidikan, kesehatan, dan hal lain yang terkait dengan anak. 4. Kembali ke isu perdagangan anak dinas atau badan apa yang diserahi tanggung jawab? Awalnya yang berperan bersama YKAI dan ILO serta Jarak dalam penyusunan draf dan pertemuan-pertemuan adalah BAPEDA, namun belakangan dilimpahkah ke BPMS. 5. Apakah ada pelatihan tenaga untuk mendukung pelaksanaan penghapusan anak di Kabupaten Karawang? Belum ada, di sini kami baru saja memperoleh sosialisasi.
Komunikasi, Informasi, Edukasi, dan Motivasi 1. Apakah dalam melaksanakan upaya Penghapusan Perdagangan Anak telah menggunakan komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) yang efektif dan efisien? Belum, namun sudah ada upaya yang dilakukan oleh Yayasan Kesejahteraan Anak Indonesia (YKAI) di desa Panyingkiran, Kecamatan Rawamerta. YKAI yang didukung oleh ILO, membangun sebuah radio komunitas. Menurut saya cara-cara yang dilakukan oleh YKAI tersebut sangat efektif, karena menurut informasi yang saya peroleh, Kuwu Panyingkiran menjadikan radio tersebut menjadi media untuk menyampaikan pesan atau informasi dari pemerintah, terutama menyangkut hal-hal yang terkait dengan kesehatan dan pendidikan. Ya, selain itu dari tersebut menyampaikan pesan-pesan terkait dengan tata cara bekerja di luar negeri. 2. Apakah ada upaya Pemda untuk mereplika radio tersebut untuk desa atau kecamatan lain di Karawang? Pada tahun 2007 Pemda telah menganggarkan untuk membangun 4 radio komunitas yang ditujukkan untuk menjadi wadah untuk menyebarkan informasi tentang pembangunan.
Proses Sosialisasi Informasi 1. Apakah informasi tentang Penghapusan Perdagangan Anak telah tersebarluas di masyarakat? Jika menurut saya belum tersebar secara luas. Saya saja sudah mengikuti kegiatan sosialisasi tentang pencegahan perdagangan anak masih kurang paham. Saya ikut dua kali rapat tentang Perdagangan Anak di Kantor Bupati dan Bapeda, saya kurang mengerti, kenapa anak-anak yang menjadi PRT dan TKW dikatakan masuk perdagangan anak. Padahal mereka itu pergi tanpa paksaan, diantar oleh orang tua dan menjadi tumpuan keluarga, karena menghasilkan uang. Yang sepengetahuan saya jika ada TKW yang pulang dan jadi korban oleh calo, karena sial saja; buktinya ada warga kami yang jadi korban pergi lagi bersama tetangganya ke Malaysia. Jadi masih perlu kerja keras lagi Pemda untuk memasyarakatkan isu perdagangan anak ini kepada semua pihak terutama anak perempuan dan orang tuanya. 2. Media dan metode/cara apa yang digunakan dalam penyebarluasan informasi tentang Penghapusan Perdagangan Anak? Saya lebih senang dengan apa yang telah dilakukan di Panyingkiran yaitu Radio Komunitas. 3. Apakah materi informasi tentang Penghapusan Perdagangan Anak dapat dipahami? Saya sendiri belum bisa jawab, karena saya masih berprinsip anak-anak itu bekerja keluar daerah untuk membantu keluarganya.
Manuskrip Hasil Wawancara 3 Informan
Bapak Asep 45 tahun Situasi/Konteks/Latar Wawancara
Rumah, Akrab
Assalamu Allaikum Wr. Wbr. Nilai/value, Sumber daya/ resources, Lingkungan strategis 1. Apa yang Bapak ketahui mengenai kasus pengiriman TKW yang bermasalah? Sebetulnya ada beberapa kasus anak yang pulang dari Malaysia yang bermasalah, terutama tidak mempunyai paspor. Selain itu ada juga anak yang mengalami kekerasan atau gaji yang tidak dibayarkan. 2. Apa tindakan yang dilakukan oleh keluarga terhadap kasus yang dialami oleh anak mereka? Jika menurut pemikiran saya seharusnya mereka melaporkan ke pihak yang berwajib, namun sepertinya ada rasa keengganan dari masyarakat khususnya keluarga masalah untuk melaporkan atau melimpahkan kasus kepada kepolisian. Hal ini dapat kita lihat melalui Data Polres Karawang terkait dengan perdagangan terbatas hanya pada kasus-kasus yang dilaporkan terkait dengan tindak kekerasan pelecahan seksual dan kekerasan dalam rumah tangga. Jumlah rata-rata dalam tahun 2003-2005 sebanyak 18 kasus. 3. Sebetulnya bagaimana orang di kampung Bapak ini menjadi TKW atau TKI di luar negeri? Kalau dilihat dari sejarahnya, sebetulnya awalnya di desa kami ini setiap orang mempunyai sawah atau menjadi buruh tani, namun dengan adanya beberapa perempuan desa bekerja di Arab, dan kembali ke desa. Rata-rata mereka berhasil dan kehidupan keluarga mereka lebih beruntung, karena mereka mempunyai rumah permanen dan sepeda motor. Namun orang tuanya yang tidak memberikan anaknya ke calo atau agen, kehidupannya melarat, terutama kalau musim kering datang. Mereka yang tidak tahan ini tergoda dan memenuhi keinginan calo atau agen untuk mengizinkan anaknya ke Arab. Sehingga jangan heran di sini banyak calo. 4. Tadi Bapak mengatakan di desa ini banyak calo, maksudnya apa? Ya, di sini banyak calo, di desa kami calo atau agen-agen TKW tumbuh subur, mereka hanya berbekal informasi dari Jakarta, dengan sungguh-sungguh mencari anak-anak yang akan menjadi TKW. Mereka masuk dusun ke luar dusun mencari gadis yang dirayu agar mau jadi TKW atau PRT di Jakarta,
dengan iming-iming pekerjaan dan gaji yang mengiurkan. Para calo menunjukkan kesuksesan dari beberapa TKW yang berhasil sebagai pemancing. 5. Terkait dengan kasus anak-anak yang bekerja di luar negeri, Bapak dapat menceritakan, mengenai perkembangan Karawang saat ini terkait dengan anak-anak yang dilacurkan? Saya tidak terlalu tahu banyak informasi, namun ada beberapa kabar yang berkembang bahwa di Karawang saat ini telah menjadi daerah tujuan anakanak yang dilacurkan, kasus di lapangan telah diungkap oleh Polres Karawang. Pada awalnya mereka bekerja sebagai buruh pabrik, namun dengan meningkatnya kebutuhan, terutama membeli HP, jadi jalan satu-satunya adalah menjadi PSK. Hal ini juga karena Karawang dekat dengan Patok Besi (Pusat Pelacuran di daerah pantai utara).
Manuskrip Hasil Wawancara 4 Informan
Bapak Sanusi 45 Tahun Situasi/Konteks/Latar Wawancara
Rumah, Akrab, Ramah
Assalamuallaikum Wr. Wbr Nilai/value, Sumber daya/ resources, Lingkungan strategis 1. Apa di daerah Bapak, anak-anak dikirim menjadi TKW atau bekerja di luar Karawang? Ya, sebelumnya saya sangat senang Bapak mengunjungi rumah saya. Kalau di sini, rata-rata anak gadis dan atau ibu-ibu muda bekerja ke luar negeri sebagai TKW atau pembantu rumah tangga di Jakarta atau Bekasi. 2. Namun bagaimana cerita sukses mereka selama ini? Sepengetahuan saya, rata-rata anak-anak yang berasal dari sini sukses menjadi TKW atau PRT, hal ini saya dapat tunjukkan dengan banyaknya kiriman uang untuk orang tua atau suami para TKW atau PRT. Selanjutnya mereka belanjakan untuk kebutuhan keluarga dan atau berlebihan untuk beli rumah atau sawah. Namun ada uang dibeli motor oleh suaminya. 3. Selanjutnya apakah ada dari mereka yang tidak beruntung, misalnynya menjadi korban perdagangan? Ada juga yang bermasalah, tetapi tidak ada yang tahu apa itu perdagangan, yang ada anak-anak yang kerja ke Arab jadi TKW, atau bekerja di Jakarta dan Bekasi jadi pembantu rumah tangga. Anak-anak itu disuruh orang tuanya, supaya bisa membantu keluarga. Kalau ada yang jadi korban, sial saja. Banyak yang berhasil, tapi dianya yang sial saja disiksa majikan.
4. Bagaimana anak-anak yang menjadi TKW atau PRT, apakah di sini ada perusahaan TKW?
Kalau perusahaan di sini tidak ada yang ada adalah agen yang menjadi wakil perusahaan dari Jakarta. Agen-agen di desa lahir bagaikan jamur pada musim hujan. Mereka banyak merekrut anak-anak usia antara 15-18 tahun. Para agen ini rata-rata dapat merekrut 2-3 anak perbulan. 5. Apa upaya yang dilakukan oleh pemerintah desa untuk mengantisipasi dengan banyaknya agen-agen tersebut? Sepengatahuan saya belum ada upaya, tapi menurut saya perlu ada ketegasan dari pemerintah untuk mengatur para agen-agen tersebut.
Manuskrip Hasil Wawancara 5 Informan
Bapak Ujang 35 Tahun Situasi/Konteks/Latar Wawancara
Rumah, Akrab, kekeluargaan
Penuh
Assalamuallaikum, Wbr. Proses Sosialisasi 1. Apakah di desa Bapak ada yang bekerja di luar negeri? Ya banyak TKW dan PRT yang bekerja di Malaysia atau Arab. 2. Apakah ada cerita dari mereka yang bekerja di luar negeri tersebut ada masalah, seperti perdagangan orang? Kalau yang menyangkut perdagangan orang, saya belum tahu, tetapi kami di sini itu baru tahu perdagangan orang itu jahat, dari radio YKAI, yang kami tahu itu ada anak yang bekerja di Malaysia, tetapi karena disiksa, tidak bayar gajinya oleh majikan. Selain itu, ada kasus di desa kami, PRT yang bekerja di Jakarta dipaksa oleh majikannya untuk melayani hidung belang, namun dengan keberanian anak tersebut, kabur, dan sampai saat ini kapok bekerja di Jakarta. Cerita-cerita seperti ada yang terjadi di desa kami. 3. Bagaimana dengan Pemda dan DPRD terkait dengan persoalan yang dialami oleh para TKW atau PRT?
Kalau saya tahu bahwa orang Pemda atau DPRD jarang yang tahu warganya jadi korban sindikat perdagangan orang, yang mereka tahu itu kalau ada korban, karena disiksa majikan. Atau ada kasus pembantu dari Arab harus dirawat di rumah sakit, karena dipukul dan disiksa majikan. Selain itu gajinya tidak dibayar atau kasus serupa lainnya. 4. Apakah Bapak pernah ikut sosialisasi kebijakan tentang penghapusan perdagangan anak? Sosialisasi, saya pernah ikut sosialisasi tentang perdagangan anak di Kantor Bupati saat itu ada paparan tentang kebijakan penghapusan perdagangan anak menurut presiden. Saat itu juga diceritakan tentang maraknya kasus perdagangan anak sebagai akibat dari pengiriman tenaga kerja wanita ke luar negeri, seperti ke Singapura, Malaysia dan Timur Tenga. Saya mengerti perdagangan anak dapat mengakibatkan anak-anak Karawang menjadi budakbudak seks di luar negeri maupun menjadi pemuas seks dan pemijat dip anti pijat, seperti di Jakarta dan Bandung. Setelah memperoleh informasi isu
tersebut, saya mengajak teman-teman, tokoh masyarakat, dan aparat desa, serta tokoh pemuda berdiskusi ternyata anak-anak perempuan yang menjadi TKW di kota Jakarta, tetapi setelah mereka ditanya lebih mendalam ternyata mereka bukan menjadi PRT, tetapi sebagai pekerja di tempat pijat dan tempattempat hiburan. Mereka bisa membantu keluarga setiap bulan antara 2 juta sampai 4 juta dan uang tersebut dipergunakan oleh keluarga untuk kebutuhan makan, pakaian, perbaikan rumah, beli sawah, beli motor, dan beli kulkas
Manuskrip Hasil Wawancara 6 Informan
Ibu Emy 36 Tahun Situasi/Konteks/Latar Wawancara
Kantor, Suasana akrab
Selamat pagi Proses Sosialisasi 1. Apa yang Ibu ketahui tentang TKW dan PRT dari Karawang? Banyak cerita sukses yang saya sering dengar dari lapangan. Banyak daya tarik ke Arab atau Malaysia sebagai TKW, setelah mereka di sana setahun mengirim uang, oleh orang tua atau suaminya uang tersebut dipergunakan untuk membeli sebidang tanah atau membangun rumah, makanya mengapa rumah di desa ini rata-rata permanen, karena uang dari TKW. Namun dari yang berhasil ada juga satu dua yang mengalami nasib sial, gajinya tidak dibayarlah atau disiksa oleh majikannya. Mereka inilah yang kurang siap dan terjebak dalam proses awal menjadi TKW dengan tidak menggunakan suratsurat lengkap. 2. Apakah pemerintah berperan dalam menggurangi permasalahan yang dihadapi oleh para TKW dan PRT, supaya tidak menjadi korban? Ada upaya untuk itu, namun jika ditanya apakah ada kampanye sampai ke desa-desa untuk melakukan perjalanan yang aman, itu belum secara teratur dilakukan. Yang baru dilakukan adalah menghimbau warga untuk menjadi TKW melalui jalur resmi. 3. Apakah ada sosialisasi tentang penghapusan perdagangan anak di Karawang? Sudah ada, terutama di Kantor Bupati. Pada saat itu hadir Menteri Pemberdayaan Perempuan dan rombongan dari Jakarta yakni dalam rangka upaya penghapusan perdagangan anak. Mengapa Karawang dipilih, karena dari sini banyak TKW dan PRT yang bekerja di luar Karawang yang mengalami kesialan. 4. Terkait dengan masalah perdagang anak, bagaimana Ibu menggambarkan Karawang saat ini? Kalau ditanyakan kepada saya, Karawang ini tidak seperti dulu lagi, sekarang ada anak-anak dari luar Karawang yang menjajakan diri di Mal Karawang. Selain itu, mereka secara sembunyi-sembunyi praktik di daerah kos-kosan.
Manuskrip Hasil Wawancara 7 Informan
Bapak Farid 50 tahun Situasi/Konteks/Latar Wawancara
Kantor, suasana ramah dan akrab
kekeluargaan,
Selamat sore, Harapan Pemerintah Daerah & Masyarakat 1. Apa kendala utama dalam menghapuskan perdagangan anak di Karawang? Sebetulnya kendala utamanya pada keinginan baik pemerintah. 2. Apa yang dimaksudkan dengan inginan baik pemerintah? Ya, kalau ingin daerah kita bebas dari masalah perdagangan anak. Seharusnya pemerintah Karawang melakukan program utama, pertama menyusun rencana aksi daerah dalam bentuk sebuah Peraturan Daerah, menyediakan anggaran pada ABPD-nya, membentuk organisasi yang menangani penghapusan perdagangan anak – apakah berbentuk gugus tugas, satuan tugas, kelompok kerja, panitia tetap, atau suatu badan koordinasi yang bersifat operasional meliputi seluruh unsur terkait. Pada kenyataan belum ada kegiatan-kegiatan yang seharusnya diselenggarakan, walaupun demikian ada penjelasan dari Bupati dan staf ahli bupati serta kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat, Kepala Bapeda bahwa masalah tersebut pernah disosialisasikan pada tahun 2005 ketika bupati Ahmad Dadang. Saat itu dibentuk kelompok kerja untuk menyusun perda. Sudah rapat beberapa kali, ada daerah uji coba di Desa Panyingkiran, Kecamatan Rawamerta. Desa ini dipilih, karena banyaknya perempuan dibawah 15 tahun hampir 60 persen menjadi pembantu rumah tangga atau bekerja di luar negeri sebagai tenaga kerja wanita.
3. Aksi nyata yang Bapak inginkan dari uraian yang Bapak sampaikan, secara tegas dalam penghapusan perdagangan anak dalam bentuk apa? Pembentukan Tim Kerja yang disetujui oleh Bupati. Karena melalui Tim ini awal dari semua kegiatan dari penyusunan Perda sampai penyusunan rencana aksi daerah.
Manuskrip Hasil Wawancara 8 Informan
Bapak Sofyan 44 tahun Situasi/Konteks/Latar Wawancara
Kantor, akrab dan ramah
Kepemimpinan, Organisasi, Manajemen, dan Teknologi 1. Apakah penghapusan perdagangan pembangunan di Kab. Karawang?
anak
sudah
menjadi
program
Saya senang ketemu Bapak. Ya, penghapusan perdagangan anak untuk saat sekarang sudah mulai mendapat perhatian pemerintah. Hal ini telah dimulai sejak Bupati Ahmad. Saat itu diawali dengan pemaparan Ibu Menteri Mutiah, saat di kantor Bupati. 2. Apakah sudah tersedia anggaran untuk perlindungan anak? Jika ditanyakan apakah sudah ada anggarannya. Untuk saat ini belum ada. 3. Lalu bagaimana bisa melakukan kegiatan dengan menghadirkan Menteri? Untuk kegiatan Menteri, sebetulnya semua didanai oleh pihak lain, karena saat itu YKAI akan meresmikan kegiatan di Karawang. 4. Apakah Pemerintah Kabupaten Karawang sudah memiliki kelembagaan untuk perlindungan anak? Apa tingkatan kelembagaan tersebut dalam struktur Pemerintah Kabupaten Karawang? Kelembagaan khusus anak di Karawang belum ada, namun yang menangani program yang terkait anak, hal tersebut tersebar di masing-masing dinas dan badan, untuk contoh, pendidikan anak ditangani oleh Dinas Pendidikan. Sedangkan kalau ditingkat Setda, di Biro Kesos. 5. Dinas / instansi apa yang mempunyai peran dalam penghapusan perdagangan anak di Karawang? Kalau tidak salah yang selama ini mengkoordinir pertemuan membahas draf Perda dan Rencana Aksi Daerah tentang Penghapusan Perdagangan Peremuan dan Anak adalah BPMS. Komunikasi, Informasi, Edukasi, dan Motivasi 1. Apakah dalam melaksanakan upaya Penghapusan Perdagangan Anak telah menggunakan komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) yang efektif dan
efisien? Sepengetahuan saya sudah, terutama di desa Panyingkiran (Rawamerta), di sana ada Radio Komunitas yang dikembangkan pihak desa dengan dukungan YKAI dan ILO. Radio tersebut memfokuskan pada siaran-siaran yang terkait dengan pencegahan perdagangan anak. 2. Apakah Kebijakan Penghapusan Perdagangan Anak Pemerintah Kabupaten Karawang didasarkan kepada Keppres No. 88 tahun 2002 tentang Penghapusan Perdagangan Anak dan Perempuan? Materi keppres tersebut menjadi bahan masukan pada saat pembahasan draf Perda dan RAD tentang Penghapusan Perdagangan Anak dan Perempuan. 3. Apakah isu Penghapusan Perdagangan Anak sudah menjadi perhatian Pemerintah Kabupaten Karawang? Belum menjadi isu utama, namun saat ini sudah mulai mendapat perhatian. Buktinya, kemarin BAPEDA sudah memasukan program 4 radio komunitas untuk desa-desa pengirim TKW.
Nilai/value, Sumber daya/resources, Lingkungan strategis Lingkungan 1. Sebetulnya bagaimana anak-anak di desa bekerja di luar negeri? Banyak anak-anak Karawang yang dikirim ke Timur Tengah sebagai PRT dengan menggunakan KTP daerah lain, sehingga menjadikan kami sulit mengawasi mereka, namun kami baru ketahui, jika mereka telah menjadi korban. Selain, itu saya banyak mendapat informasi dari TV dan koran, bahwa Karawang sebagai salah daerah asal trafiking. Namun pemerintah daerah belum banyak melakukan upaya pencegahan dan perlindungan terhadap korban. 2. Lalu, apa yang dilakukan pemerintah untuk mengatasi hal ini? Belum terlihat secara jelas, namun menurut saya ini perlu adanya koordinasi antar daerah yang selama ini menjadi tempat pembuatan KTP palsu.
Manuskrip Hasil Wawancara 9 Informan
Bapak Dedy 48 tahun Situasi/Konteks/Latar Wawancara
Kantor, suasana dan akrab
kekeluargaan,
Nilai/value, Sumber daya/resources, Lingkungan strategis 1. Apakah penghapusan perdagangan pembangunan di Kab. Karawang?
anak
sudah
menjadi
program
Program Penghapusan Perdagangan Anak sangat sulit dilaksanakan, sehingga hal yang mendasar untuk mewujudkan program tersebut, perlu ada kesepakatan bersama antar dinas dan badan di Kabupaten Karawang untuk mengajukan program Penghapusan Perdagangan Anak, pendanaannya bersumber dari APBD, sehingga bisa didesak, dilaksanakan, dan dipantau. Karena saat ini belum ada mata anggarannya, maka sangat sulit untuk mewujudkannya. Untuk itu perlu ada political will dari Bupati. 2. Lalu upaya apa yang dilakukan untuk mengatasi, jika sewaktu-waktu ada korban yang didatangkan dari luar Karawang, apakah di Karawang sudah ada penampungan khusus? Program sampai sejauh itu, belum, apalagi sampai pembentukan tempat penampungan khusus, saat ini kami belum mempunyai tempat penampungan untuk korban-korban trafiking yang dikirimkan dari luar negeri, namun untuk penuntutan terhadap pelaku, di Polres Karawang tersedia Ruang Khusus Pemeriksaan (RPK), yang bersedia membantu melayani para korban trafiking. Dan untuk mensosialisasikan program penghapusan trafiking, kami dibantu oleh YKAI dari Jakarta yang telah mendirikan Radio Komunitas di Panyingkiran – Rawamerta. Radio ini sangat membantu orang tua untuk mengetahui pentingnya pendidikan bagi anak-anaknya. 3. Apa yang Bapak inginkan dengan pemerintah, namun upaya kearah sana belum juga ada? Banyak yang diinginkan terkait dengan penghapusan perdagangan anak, namun Pemerintah kami belum begitu serius dalam mencegah anak-anak dipekerjakan ke luar daerah, buktinya di Karawang belum ada Peraturan Daerah dan Tim Kerja. Sehingga ada saja anak-anak yang menjadi korban perdagangan orang.
Manuskrip Hasil Wawancara 10 Informan
Bapak Harun 53 tahun Situasi/Konteks/Latar Wawancara
Kantor, suasana akrab
Kepemimpinan, Organisasi, Manajemen, dan Teknologi 1. Bapak bisa ceritakan, apa upaya pemerintah Karawang dalam rangka penghapusan perdagangan anak? Sebetulnya sudah beberapa kegiatan yang dilakukan berkaitan dengan program penghapusan perdagangan anak. Pada kepemimpinan Bupati Ahmad Dadang tahun 2005 telah menetapkan BPMS sebagai penjuru dalam penghapusan perdagangan anak. Karena pergantian Bupati baru – Dadang Muchtar tindak lanjut implementasi kebijakan perdagangan anak belum dilaksanakan kembali, karena ada pergantian jabatan. Namun demikian pada tahun 2007, kami menganggarkan kegiatan yang dikelolah oleh BPMS untuk mempersiapkan Tim Kerja, draf Rencana Aksi Daerah Penghapusan Perdagangan Anak dan Perempuan, dan draf Peraturan Daerah Kabupaten Karawang tentang Penghapusan Perdagangan Anak dan Perempuan. Sedangkan dalam penyebaran informasi tentang bahaya perdagangan anak, BPMS bersama Yayasan Kesejahteraan Anak Indonesia mengembangkan Radio Komunitas di Desa Panyingkiran, Kecamatan Rawamerta. Intinya, dengan adanya Radio Komunitas, masyarakat memperoleh informasi mengenai akibat dan dampak perdagangan anak. 2. Namun secara garis besar, apa saja yang dilakukan pemerintah Karawang melalui BPMS? Perlu saya sampaikan, seberulnya BPMS – Karawang sudah ada kegiatan yang perlu dicatat, antara lain kegiatan: 1. Sosialisasi tentang perdagangan anak dan kebijakan penghapusan perdagangan anak dan perempuan. 2. Konsultasi publik tentang strategi penghapusan perdagangan anak. 3. Dialog publik tentang upaya penghapusan perdagangan anak. 4. Penyusunan paper akedemik dan draf Peraturan Daerah Pemerintah Karawang tentang Penghapusan Perdagangan Anak. 5. Pertemuan untuk membentuk Kelompok Kerja Penghapusan Perdagangan Anak.
6. Penyusunan Rencana Aksi Daerah Penghapusan Perdagangan Anak. Dari keseluruhan kegiatan di atas, dapat ditunjukkan dalam laporan kami, pelaksanaan kegiatan tersebut di atas menghadapi beberapa hambatan. Hambatan yang dimaksud antara lain: 1. Pembentukan Tim Kerja Penghapusan Perdagangan Anak tidak berjalan dengan baik, karena adanya pergantian personil yang mempunyai pengetahuan dan pemahaman yang berbeda dan menunggu instruksi selanjutnya dari Bupati maupun Instruksi Gubernur Jawa Barat, karena belum adanya Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat tentang Penghapusan Perdagangan Anak yang dijadikan dasar hukum; 2. Rencana Aksi Daerah tentang Penghapusan Perdagangan Anak baru disusun oleh Tim Kecil yang diketuai Kepala BPMS dan masih memerlukan waktu dan pembahasan yang cukup lama; 3. Tidak tersedianya anggaran khusus untuk penanganan penghapusan perdagangan anak, yang ada hanya anggaran yang tidak memadai untuk membantu pemulangan TKW yang bermasalah dari Jakarta ke Karawang atau dari Bandung ke Karawang. Hal ini sebagaimana yang disampaikan oleh informan bahwa “Telah ada kesepakatan antara Badan Pemberdayaan Masyakarat Jawa Barat dengan BPMS Kabupaten Karawang, anggaran untuk pemulangan dari Provinsi lain atau dari luar negeri ke Ibu Kota Provinsi menjadi tanggung jawab APBD Provinsi Jawa Barat, sedangkan pemulangan dari Jakarta atau Bandung ke Karawang menjadi tanggung jawab APBD Kabupaten Karawang; 4. Prosedur kerja – walaupun beberapa informan mengaku telah mendapat pelatihan tentang prosedur kerja pemulangan korban perdagangan manusia dari daerah tujuan/transit ke daerah asal yang dilakukan oleh Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan dan Departemen Sosial, namun pada pelaksanaannya tidak tersedia anggaran dan tidak ada bahan, termasuk naskah prosedur kerja, sehingga sosialisasi maupun operasionalisasi menjadi tidak berjalan; 5. Program penanganan kasus terbatas hanya pada kasus yang dilaporkan oleh masyarakat kepada Polres Karawang, di Polres Karawang telah terbentuk RPK di unit Reserse Kriminal Umum yang ditangani bersama Kepala Bagian Operasi. Informasi yang diperoleh pelatihan RPK hanya dilakukan di tingkat Polda untuk dua angkatan, tidak ada anggaran khusus dan Kepala Unit RPK bukan jabatan struktural di Kepolisian, sehingga tidak menarik minat untuk berkarier; 6. Proses reintegrasi, reunifikasi, terkoordinasi dengan baik;
dan
pemulangan
korban
belum
7. Proses pencegahan di daerah sumber terbatas baru dilakukan di Desa Penyingkiran, Kecamatan Rawamerta sebagai daerah ujicoba. Walaupun model pemberdayaan masyarakat dan model pemberdayaan korban, serta mencegah anak-anak masuk dalam sindikat perdagangan anak telah disosialisasikan ke beberapa kecamatan yang diindikasikan menjadi sumber perdagangan anak mengalami hambatan. Oleh karena itu ketidak tersediaan anggaran, adanya pemahaman dan persepsi yang berbeda terhadap korban perdagangan anak, meluasya jaringan calo dan sponsor yang mengiming-imingi anak-anak dan keluarga sulit diberantas, karena mereka berbaur dengan masyarakat luas dan dianggap sebagai dewa penolong keluarga dari himpitan ekonomi dan kemiskinan; 8. Belum adanya petunjuk dan arahan pimpinan kepada para pejabat terkait menyebabkan semua anggota tim kerja maupun pejabat yang terkait menunggu respon dan instruksi.
Manuskrip Hasil Wawancara 11 Informan
Bapak Marzuki 40 tahun Situasi/Konteks/Latar Wawancara
Kantor, Suasana kekeluargaan, ramah dan akrab
Komunikasi, Informasi, Edukasi, dan Motivasi 1. Apakah dalam melaksanakan upaya Penghapusan Perdagangan Anak telah menggunakan komunikasi, informasi, dan edukasi (KIE) yang efektif dan efisien? Untuk mempercepat sosialisasi kebijakan penghapusan perdagangan anak, saya memantau semua apa yang dilakukan oleh pemerintah Kabupaten Karawang yang kebetulan menjadi daerah binaan saya. Sebetulnya pelaksanaan sosialisasai bahaya, akibat, dan dampak perdagangan anak di Kabupaten Karawang sejak Novermber 2004.” Program sosialisasi ini terkemas dalam beberapa kegiatan. Antara lain melalui dialog publik yang dilaksanakan oleh JARAK dan Yayasan Kesejahteraan Anak Indonesia. Selain itu dilakukan pertemuan regular dengan Task Force Anti Perdagangan Anak Kabupaten Karawang untuk mendiskusikan isu-isu perdagangan. Pada pertemuan tersebut dihadiri oleh peserta berasal dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Dinas Pendidikan Nasional, BPMS, Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi, UNSIKA, dan organisasi masyarakat. 2. Apakah Kebijakan Penghapusan Perdagangan Anak Pemerintah Kabupaten Karawang didasarkan kepada Keppres No. 88 tahun 2002 tentang Penghapusan Perdagangan Anak dan Perempuan? Ya, Keppres tersebut yang menjadi roh dalam sosialisasi dan pembahasan program yang terkait dengan penghapusan perdagangan anak. 3. Apakah isu Penghapusan Perdagangan Anak sudah menjadi perhatian Pemerintah Kabupaten Karawang? Menurut saya, ya, karena Pemda Karawang bekerjasma dengan Yayasan Kesejahteraan Anak Indonesia dengan dukungan International Labor Organization (ILO) Jakarta telah melakukan Lokakarya Pemangku Kepentingan pada tanggal 19 April 2005. Dalam pertemuan terseb hadir wakil-wakil dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Dinas Pendidikan Nasional, BPMS, Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Biro Kesejahteraan Sosial – Setda Kabupaten Karawang, UNSIKA, organisasi masyarakat, dan tokoh masyarakat. Pertemuan tersebut mendiskusikan permasalahan, kebijakan, dan program penghapusan perdagangan anak. Untuk memperkuat
dukungan para pemangku kepentingan terhadap pernghapusan perdagangan anak, pada pertemuan tersebut merekomendasikan untuk mempengaruhi kebijakan publik untuk Peraturan Daerah tentang Pekerja Migran yang termasuk di dalamnya tentang Perdagangan Anak untuk Pekerja Rumah Tangga. Melalui pertemuan-pertemuan tersebut tergambar bahwa isu perdagangan anak sudah masuk dalam pembahasan-pembahasan di pemerintah Karawang. Ini artinya positif.
Proses Sosialisasi Informasi 1. Apakah informasi tentang Penghapusan Perdagangan Anak telah tersebarluas di masyarakat? Belum, hanya tersebar dibeberapa tempat, terutama menyangkut kebijakan penghapusan perdagangan anak. Hal ini baru terjadi di daerah Panyingkiran, kecamatan Rawamerta yang kebetulan ada program YKAI. 2. Media dan metode/cara apa yang digunakan dalam penyebarluasan informasi tentang Penghapusan Perdagangan Anak? Kalau di Panyingkiran, Radio Komunitas menjadi alat bantunya. Radio ini menurut saya sangat efektif dalam menyampaikan semua informasi yang dibutuhkan oleh warga, bukan hanya menyangkut kasus yang dialami oleh TKW atau PRT, tetapi saat ini Radio ini dimanfaatkan oleh Kuwu menjadi corong untuk menyampaikan hal-hal yang terkait dengan pertanian, kesehatan, pendidikan. Yang menarik lagi adalah narasumbernya adalah Kuwu itu sendiri. 3. Apakah materi informasi tentang Penghapusan Perdagangan Anak dapat dipahami? Dari hari kehari dapat dipahami, karena penyiar terus menerus mengkampanyekan. Ada hal menarik, berbeda dengan radio lain, para penyiar di sini sebelumnya mendapatkan pelatihan khusus perdagangan anak atau child trafficking. Sehingga pada saat mereka menyampaikan berita atau memandu acara mereka menyisipkan hal-hal yang terkait dengan program pencegahan trafficking. 4. Apakah telah tersedia bahan-bahan Penghapusan Perdagangan Anak?
(referensi)
informasi
tentang
Banyak terutama yang disiapkan di desa Panyingkiran di Sanggar Asyifa –
YKAI. Kalau di pemerintah Karawang, minimal mereka mempunyai buku Undang-Undang Perlindungan Anak dan Keputusan Presiden tentang Rencana Aksi Nasional Penghapusan Perdagangan Anak, dan ada beberapa poster yang terkait dengan penghapusan perdagangan dan bentuk-bentuk terburuk pekerja anak. 5. Apakah materi informasi tentang Penghapusan Perdagangan Anak sesuai dengan situasi dan kondisi daerah Kabupaten Karawang? Kalau yang di radio ya, karena yang menjadi penyiar adalah orang desa itu sendiri, jadi mereka sudah menggunakan bahasa lokal. 6. Berapa kali advokasi tentang Penghapusan Perdagangan Anak dilakukan di Kabupaten Karawang? Sudah beberapa kali tapi yang pastinya adalah melalui dialog publik yang diadakan oleg JARAK dan YKAI dengan dukungan ILO dan Kementerian Pemberdayaan Perempuan 7. Bentuk fasilitasi apa yang dilakukan dalam Penghapusan Perdagangan Anak dilakukan di Kabupaten Karawang? Pertemuan dan pembentukan tim kerja yang membahas draf perda dan rencana aksi daerah tentang penghapusan perdagangan anak dan perempuan
Komunikasi 1. Langkah-langkah apa yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Karawang dalam Penghapusan Perdagangan Anak? Langkah-langkah yang sudah disusun oleh Pemerintah Karawang adalah dengan membentuk Tim Kerja, mengelar dialog publik tentang penghapusan perdagangan anak dengan menghadirkan Ibu Menteri Mutia, dan mendirikan sanggar, serta radio komunitas. 2. Apakah kebijakan tentang Penghapusan Perdagangan Anak sudah dikomunikasi kepada semua jejaring kelembangaan di Kabupaten Karawang? Sepengetahuan saya semua pihak yang ada di Karawang telah memperoleh informasi mengenai penghapusan perdagangan anak. Hal ini terfasilitasi melalui dialog publik. Kegiatan ini dihadiri oleh Kuwu, Camat, wakil-wakil Dinas dan Badan, polisi, militer, DPRD, dan Bupati. Jadi menurut saya sudah semua pemangku kepentingan sudah menerima informasi ini. 3. Apakah satuan tugas Penghapusan Perdagangan Anak sudah mengkomunikasikan kebijakan tentang Penghapusan Perdagangan Anak
kepada semua tingkatan kelembangaan di Kabupaten Karawang? Belum semua tapi minimal mereka yang telah tergabung dalam Tim Kerja penyusunan draf Perda dan RAD tentang Penghapusan Perdagangan Anak, seharusnya sudah melaporkan kepada pimpinan masing-masing. 4. Apakah tersedia sumber daya untuk melakukan komunikasi kebijakan tentang Penghapusan Perdagangan Anak? Sudah tentu ada Pak, dari Bapeda, BPMS, Biro Hukum, YKAI dan JARAK. 5. Apakah ada monitoring dan evaluasi dari proses komunikasi kebijakan tentang Penghapusan Perdagangan Anak? Lembaga saya tugas pokoknya adalah memantau dan mengevaluasi semua kegiatan yang terkait dengan penghapusan perdagangan anak khususnya di Karawang. Sebetulnya di Karawang sudah berjalan sesuai rencana, namun satu lain hal ini terganggu karena pada awal sosialisasi kebijakan ada pergantian Bupati. Dan terus terang lembaga kami mempunyai keterbatasan terutama dukungan dana dari ILO selesai pada saat program ini baru dimulai. Namun saya sangat mengharapkan Pemerintah Karawang akan menaruh perhatian utama pada penghapusan perdagangan anak.
Manuskrip Hasil Wawancara 12 Informan
Ibu Euis 34 tahun Situasi/Konteks/Latar Wawancara
Kantor, suasana dan akrab
kekeluargaan,
Komunikasi, Informasi, Edukasi, dan Motivasi 1. Apa yang sudah dilakukan oleh pemerintah dalam memasyarakatkan program penghapusan perdagangan anak,? Sebetulnya sudah ada, namun yang perlu dicatat adalah dialog publik yang dihadiri oleh Bupati Ahmad Dadang dan Ibu Mentri Meutiah Hatta. Saat itu dihadirkan juga ada satu anak yang menjadi korban perdagangan anka, Karena semua gajinya tidak dibayarkan oleh majikannya. Namun yang menarik dia menjadi korban karena atas dorongan orang untuk bekerja. 2. Terkait dengan cerita Ibu tadi, apakah ada upaya yang sudah dilakukan oleh kantor Ibu? Secara teratur belum ada, namun saya ingin berbagi cerita bahwa di kantor saya banyak sekali perempuan berumur 15 tahun sampai 18 tahun yang meminta ijin ke kantor kami untuk bekerja ke luar negeri, ada yang ke Malaysia, Arab Saudi, Hongkong, dan banyak pula menjadi PRT di Jakarta. 3. Apakah ada cerita yang menarik dari anak-anak tersebut, terutama yang menjadi korban? Walaupun sering dengar bahwa mereka bermasalah di luar negeri, mereka tidak pernah menghubungi kami, dan mereka kembali ke rumah masingmasing tanpa melapor apa yang terjadi dengan mereka. Sehingga jarang sekali kasus perdagangan anak kami ketahui.
Nilai/value, Sumber daya/resources, Lingkungan strategis Nilai 1. Apa yang mendasari orang tua memberi izin anak perempuannya bekerja di luar negeri? Kalau tidak salah saya, dan itu yang diceritakan oleh anak saat di hadapan menteri adalah karena melihat tetangganya yang berhasil telah mengirim uang dan barang. Sehingga kehidupan mereka yang sebelumnya miskin, sekarang
sudah punya sawah, rumah, motor. Hal ini yang mendorong orang tua meraka. 2. Apakah orang tua mendapat informasi yang jelas tentang jenis pekerjaan anak perempuannya di luar negeri? Yang jelas mereka mendapat informasi dari agen-agen yang ada di desa. Kalau dari kantor kami itu tidak ada, karena semua perusahaan yang merekrut TKW semuanya ada di Jakarta. 3. Apa alasan Pemerintah Kabupaten Karawang untuk melakukan Penghapusan Perdagangan Anak? Kalau mendengar pernyataan Ibu Menteri dan Bupati, dan mendengar kisah dari korban, seharusnya kita harus berhati-hati, tidak begitu muda kita menerima tawaran. 4. Bagaimana pendapat orang tua tentang peran anak dalam keluarga? Saya kembali lagi pada cerita anak tadi, dia menjadi korban karena orang tuanya yang sangat mengharapkan anak itu dapat membantu ekonomi keluarga, jadi anak itu aset keluarga. Sumberdaya 1. Sumberdaya apa yang diperlukan oleh Pemerintah Kabupaten Karawang untuk melakukan Penghapusan Perdagangan Anak? Menurut saya ada kemauan politik dan semua pihak harus mendukung terutama dari kantor saya, harus lebih tegas kepada pihak-pihak agen. 2. Sumber daya apa saja yang tersedia di Kabupaten Karawang untuk melakukan Penghapusan Perdagangan Anak? Sebetulnya potensi itu ada, namun bagaimana menggali dan mengolahnya. Misal saja, kalau anak-anak itu mempunyai pendidikan yang tinggi, saya fikir menjadi TKW itu pilihan terakhir, tetapi bagaimana mereka itu rata-rata hanya lulusan SD dan SMP. Untuk menjadi buruh pabrik di Karawang tidak mungkin. 3. Tantangan apa yang dihadapi oleh Pemerintah Kab. Karawang dalam penghapusan perdagangan anak? Bagaimana merupah pola fikir orang tua yang menganggap anak itu sebagai asset, dan bagaimana program pendidikan memang betul-betul diwujudkan, untuk mengatasi drop out. Tetapi yang penting peningkatan keterampilan anak.
Lingkungan 1. Faktor lingkungan apa saja yang mepengaruhi kuatnya dorongan bekerja di luar negeri? a.
Faktor sosial, ekonomi, dan budaya apa yang mendorong atau mempengaruhi orang tua mengizinkan anaknya bekerja ke luar negeri? Seperti saya sudah uraiakan di atas, tetangga yang berhasil yang menjadi pendorong. Yang parah sekolah itu tidak penting, sehingga anak-anak tidak perlu sekolah tinggi. Kalau sekolah juga orang tua tidak mampun untuk mengirimkan anaknya ke SMA atau SMK yang semuanya ada di kota.
b.
Apa yang mendasari orang tua lebih banyak mendorong anak perempuannya untuk bekerja di luar negeri? Ekonomi supaya bisa beli kebutuhan rumah, bangun rumah, beli sawah dan beli motor.
c.
Peluang apa yang berpotensi untuk penghapusan perdagangan anak? Para korban itu dijadikan media untuk kampanye. Seperti yang terjadi di dialog publik. Melalui acara itu saya merasa tersentuh. Juga TV juga.
2. Faktor lingkungan apa saja yang berpengaruh negatif terhadap upaya penghapusan perdagangan anak? Ekonomi, Sosial, dan Budaya a.
Tantangan apa yang dihadapi dalam penghapusan perdagangan anak, baik dari segi ekonomi, sosial, dan budaya? Susah Pak, karena ini menyangkut perut dan gaya hidup. Terutama mereka yang pulang dari Arab biasanya banyak uang. Terus pendidikan di desa yang rendah, hal ini menjadi tantangan. Selain itu, agen-agen yang sudah tersebar luas, mereka ini sudah merasakan keenakan. Jadi kalau diputus, saya tidak tahu apa jadinya.
Manuskrip Hasil Wawancara 13 Informan
Ibu Andri 40 tahun Situasi/Konteks/Latar Wawancara
Kantor, akrab
suasana
kekeluargaan,
Komunikasi, Informasi, Edukasi, dan Motivasi 1. Apa yang mendorong Lembaga Ibu berperan di Kabupaten Karawang? Sama seperti Indramayu, Karawang ini menjadi salah satu wilayah yang mendapat perhatian dari ILO. Dan sebetulnya sebelumnya saya pernah melakukan penelitian di Panyingkiran tentang pekerja anak. Sehingga pada saat ada dukungan dana dan program dari ILO, kami memfokuskan kegiatan di Karawang. 2. Selain ada dukungan ILO, sebetulnya apa yang unik dari Karawang? Karawang adalah daerah asal pekerja rumah tangga baik untuk ke Jakarta maupun yang menjadi tenaga kerja wanita ke luar negeri. Selain itu ada keinginan dan keterbukaan dari pemda dan kuwu untuk menerima kami dalam bekerja sama untuk mengatasi permasalahan yang dihadpi oleh PRT dan TKW. 3. Apa kegiatan utama lembaga Ibu di Karawang? Ada dua kegiatan utama pendirian sanggar dan advokasi kebijakan. Untuk sanggar kami bersama Pemda Karawang dalam hal BAPEDA, Pemerintah Kecamatan Rawamerta, dan Pemerintah Desa Panyingkiran mendirikan Radio Komunitas. Melalui Radio Komunitas ini program pendidikan, kesehatan lingkungan, dan program lainnya yang mengarahkan orang tua untuk tidak mempekerjakan anak menjadi Pekerja Rumah Tangga.
4. Mengapa pendirian sanggar dan radio komunitas menjadi pilihan di Karawang? Sanggar penting bagi kami, karena menjadi wadah pertemuan anak, remaja, orang tua, masyarakat, dan aparat desa. Sedangkan radio jadi pilihan, karena murah dari segi pengemasan materi-materi kampanye. Selain itu penyiarnya orang lokal yang akrab dengan pendengar.
Manuskrip Hasil Wawancara 14 Informan
Bapak Dadang 46 tahun Situasi/Konteks/Latar Wawancara
Kantor, akrab
suasana
kekeluargaan,
Nilai/value, Sumber daya/resources, Lingkungan strategis 1. Apa yang membuat draf Peraturan Daerah tentang Penghapusan Perdagangan Anak dan Perempuan itu belum tuntas pembahasannya? Banyak hal, tapi yang terpenting setelah tidak ada dukungan dana dari ILO, JARAK dan YKAI yang awalnya sebagai pengerak bersama BAPEDA, kegiatan tim penyusun draf Perda total jarak melakukan pertemuan. 2. Artinya saat ini persoalan dana, perdagangan anak agar tersendat?
sehingga
kegiatan
penghapusan
Ya. Meskipun ada UU dan Keppres, kebijakan itu tidak akan berjalan, jika tidak jelas sumber pendanaan, belumnya ada Perda-nya. Jadi, jika terbebasnya Karawang sebagai daerah asal perdagangan anak, maka perlu adanya Perda khususnya dan anggarannya di ABPD Kabupaten Karawang.
Manuskrip Hasil Wawancara 15 Informan
Bapak Hilmi 58 tahun Situasi/Konteks/Latar Wawancara
Kantor, suasana kekeluargaan
akrab,
Nilai/value, Sumber daya/resources, Lingkungan strategis
1. Apa yang menjadi kekuatan Tim Kerja dalam membahas draf Peraturan Daerah tentang Penghapusan Perdagangan Anak dan Perempuan? Terus terang Pak, kami awalnya sebetulnya tidak begitu paham apa itu perdagangan anak yang kemudian dikaitkan dengan pengiriman TKW ke luar negeri, namun acara yang menghadirkan Bupati dan Ibu Menteri Meutia Hatta drai Jakarta. Pada acara itu Bupati Ahmad Dadang secara tegas menyatakan bahwa mendukung penghapusan perdagangan anak. 2. Namun, mengapa pembahasan draf Perda tersebut agak berjalan di tempat? Sebetulnya tidak berjalan di tempat, hanya prosesnya perlu penyesuaian diri, dan perlu diterbitkan Surat Keputusan Bupati tentang Pembentukan Tim Kerja Penghapusan Perdagangan Anak dan Perempuan. Namun hal ini belum terealisasi, karena adanya pergantian Bupati. 3. Bagaiamana tanggapan Bupati terpilih mengenai rancangan dimaksud? Kalau sepengetahuan saya, waktu melaporkan rencana Bapak untuk menemui Bupati, beliau megaskan bahwa Bupati sangat mendukung upaya-upaya yang telah dirintis pada masa Bupati sebelumnya, terkait dengan ”Penghapusan Perdagangan Anak, intinya Bupati mendukung sepenuhnya. Niat baik ini yang perlu dicatat. 4. Apakah sudah langkah-langkah untuk menindaklanjuti pernyataan Bupati? Sudah, Biro Hukum sudah menindaklanjuti dengan konsultasi ke Biro Hukum Provinsi Jawa Barat, namun dari sananya diminta untuk menunggu paying hukum tentang penghapusan perdagangan anak yang masih dalam pembahasan DPR dan Pemerintah. Artinya jika sudah ada UU kami akan segera menindak lanjuti untuk membahas draf Perda yang sudah ada.
Manuskrip Hasil Wawancara 16 Informan
Ibu Marni 45 tahun Situasi/Konteks/Latar Wawancara
Kantor, ramah
suasan
kekeluargaan,
Kepemimpinan, Organisasi, Manajemen, dan Teknologi 1. Apakah penghapusan perdagangan pembangunan di Kab. Karawang?
anak
sudah
menjadi
program
Sudah, kebetulan saya menjadi tim kerja, kami mengawalinya dengan menyusun draf Peraturan Daerah. Agar program mendapat perhatian kami telah menggelar dialog publik, diskusi, dan beberapa pertemua. Intinya Pemda mulai menanggapi isu perdagangan anak perlu mendapat perhatian. 2. Apakah sudah tersedia anggaran untuk perlindungan anak? Ya belum Pak, karena program ini belum masuk program yang teranggarkan di APBD. Yang saat ini kami lebih banyak mendapat dukungan dari YKAI dan ILO. 3. Namun kalau dilihat dari kepemimpinan sebelum dan sekarang, sebetulnya mereka mempunyai kepedulian terhadap anak, khususnya terkait dengan perdagangan anak? Susah Pak, seandainya saya kalau pemimpin di Kabupaten memperhatikan anak. Karena anak adalah masa depan bangsa. Sayangnya belum terlihat kepedulian pimpinan di Karawang yang fokus pada anak. Kalau yang ada dan yang saya rasakan Bapak Bupati dan jajaran memprioritaskan penanggulangan banjir di sungai Citarum, perbaikan infrastruktur jalan ke semua kecamatan dan sedikit untuk kesehatan, pendidikan, dan kesejahteraan. Belum terlihat ada perhatian kepada perempuan, gender, dan anak. Untuk menuju kesana butuh waktu.
4. Apakah isu perdagangan anak ini belum menjadi pintu masuk untuk menunjukan kepedulian mereka terhadap anak? Jauh, kami masih perlu mempelajarinya secara seksama isu ini, karena untuk mempengarhui berbagai pihak adalah tidak mudah, namun kehadiran Ibu Menteri bagi kami adalah kesempatan yang jitu untuk mensosialisasikan isu ini.
Manuskrip Hasil Wawancara 17 Informan
Bapak Budi 40 tahun Situasi/Konteks/Latar Wawancara
Rumah, suasana kekeluargaan, akrab
Assalamuallaikum Wr. Wbr. 1. Terima kasih telah memberi kesempatan kepada saya untuk mengetahui kegiatan lembaga Bapak terutama terkait dengan penghapusan perdagangan anak. Bapak bisa ceritakan mengapa desa ini menjadi pilihan program Bapak? Terima kasih juga Pak, saya malah senang atas kehadiran Bapak untuk mengunjungi sanggar kami. Sebetulnya desa ini merupakan salah satu desa sumber perdagangan anak untuk tujuan Pekerja Rumah Tangga ke Arab, Malaysia, dan Jakarta. Dari desa ini melalui para calo-calo mengirimkan ratarata 300 TKI /TKW pertahun. Dari angka ini sekitar 40% adalah anak usia antara 15-18 tahun. Anak-anak ini sebagian besar berpendidikan SD, dan sebagian lainnya putus sekolah. 2. Mereka itu bekerja sebetulnya atas kehendak siapa? Kalau ditanyakan pada anak-anak yang telah dikirim oleh orang tuanya, sebetulnya mereka keberatan untuk bekerja. Karena dari anak yang menjadi korban, telah berbagi cerita, bahwa di sana mereka mengalami kekerasan dan bentuk-bentuk perlakuan lain yang merendahkan martabat. Namun kalau ditanya kepada orang tua mereka. Orang tua mereka sangat mendukung anakanak-nya bekerja keluar daerah atau luar negeri, karena untuk membantu membiayai kebutuhan keluarga. Setiap bulan orang tua dikirim uang antara Rp 1-8 juta. Jadi anak menjadi sumber penghasilan. Sehingga jangan heran, kalau ada pihak yang menentang penghapusan pengiriman PRT anak, orang tua itu yang berdiri duluan untuk menentang. 3. Bagaimana dengan ibu-ibu yang mempunyai anak balita kemudian menjadi TKW? Bagi orang tua yang menjadi TKW, pengasuhan anak-anaknya diserahkan kepada nenek atau mertua, sehingga yang terjadi anak-anak mereka terlantar baik dari segi perawatan maupun pengasuhan. Berdasarkan temuan lapangan rata-rata anak ini tidak mengikuti Pendidikan Usia Dini; temuan lain anak usia kelas IV lemah kemampuan membaca dan menghitung, sehingga angka gagal naik kelas tinggi.
Manuskrip Hasil Wawancara 18 Informan
Asih 18 tahun Situasi/Konteks/Latar Wawancara
Rumah, ramah
suasan
kekeluargaan,
Ringkasan Cerita dari Asih (nama samaran) Asih usia 18 tahun, tamat SD, pertama bekerja pada usia 15 tahun. Awalnya diajak tetangga (calo) untuk bekerja di Malaysia. Semua persyaratan – KTP, Paspor, dan dokumen lain disediakan oleh calo. Asih dijanjikan oleh calo untuk bekerja di pertokoan dan atau PRT dengan gaji besar. Berangkat ke Malaysia melalui jalur Jakarta – Batam – Johar. Sebelum berangkat ke Malaysia, Asih ditampung di penampungan TKW di Jakarta selama satu minggu. Selama di penampungan, Asih mengikuti pelatihan kerumah-tanggaan. Selama di penampungan Asih tidak diperbolehkan untuk menghubungi keluarga dan keluar dari tempat penampungan. Tiba di Malaysia, awalnya Asih bekerja sebagai PRT selama 3 bulan tanpa menerima gaji, karena telah diserahkan kepada agen untuk membayar hutang. Selama menjadi PRT, Asih mendapat perlakuan kasar dari majikan, dan bahkan akan diperkosa. Asih tidak betah, kemudian kabur. Kemudian Asih ditampung oleh germo, selanjutnya dipekerjakan di rumah bordir sebagai pekerja seks komersil. Semua gaji atau tips diambil oleh germo. Karena tidak betah Asih kabur dan melapor ke KBRI Kualalumpur dan kembali ke Karawang.
Manuskrip Hasil Wawancara 19 Informan
Mirna 17 tahun Situasi/Konteks/Latar Wawancara
Rumah, suasana kekeluargaan, ramah, akrab
1. Mirna bisa gambarkan, bagaimana sehingga sampai ke Arab? Sebetulnya sebelum saya bekerja di Arab Saudi sebagai Pekerja Rumah Tangga, selama di penampungan, pada setiap malam saya harus bekerja di tempat hiburan di sekitar kawasan Mangga Besar. 2. Siapa yang berperan dalam perjalanan tersebut ? Kalau ingin ditanya sebetulnya berawal dari orang tua saya, mereka memberikan saya ke seorang calo untuk bekerja di Malaysia. Pada saat terjadinya pengusiran oleh pemerintah Malaysia, saya merupakan salah satu korban yang dideportasi, karena tidak mempunyai dokumen resmi (asli tapi palsu). 3. Bisa berangkat ke Malaysia dan kemudian dideportasi, mengapa bisa begitu? Malapetaka sebetulnya terjadi sejak awal keberangkatan, pada saat pengurusan dokumen, agen saya telah memalsukan usia saya yang betulnya belum 16 tahun menjadi 21 tahun. 4. Bagaimana caranya? Yang urus bukan saya, semua yang urus adalah agen. Agen itu mengurusnya ke desa desa di kabupaten lain. Berbekal dokumen dari desa tersebut, dokumen – paspor dapat diurus. 5. Pengalaman apa yang masih membekas selama dalam bekerja? Yang sampai saat ini yang membuat kapok untuk bekerja lagi adalah saya dipaksa untuk melayani 1 – 2 tamu setiap hari, saya tidak bisa menolak, kalau berani mendapat perlakukan kasar dari penjaga. Meskipun datang bulan.
Manuskrip Kesimpulan Hasil Diskusi Kelompok Terfokus Informan Situasi/Konteks/Latar Wawancara
Kantor, Akrab, Terbuka
Dari hasil diskusi kelompok terfokus mengindikasikan bahwa: Para pelaksana kebijakan mengerti dan tahu adanya peran orang ketiga yaitu para sponsor atau calo tenaga kerja yang menawarkan dan mengiming-imingi para calon TKW/I untuk berangkat menjadi TKW/I keluar negeri. Para sponsor atau calo tersebut berkeliaran di desa-desa di Kabupaten Karawang untuk mendapatkan para gadis baik di daerah pedesaan maupun di daerah perkotaan, para trafiker menjalankan berbagai modus operandi. Pada diskusi kelompok terfokus juga, para peserta mengindikasikan bahwa “Beberapa modus operandi yang biasa dilakukan para calo atau sponsor yang berhasil diendus oleh Kepolisian dan temuan penelitian lapangan adalah melalui Penipuan; Bujuk rayu; Jebakan dan ancaman penyalahgunaan wewenang; Jeratan hutang; Jeratan jasa; Duta budaya – entertainment; Adopsi ilegal; Penculikan; dan Pemalsuan identitas.” Selain itu cara kerja para trafiker dengan melibatkan agen atau calo. Agen atau calo mendekati korban di pedesaan, pusat keramaian, mall, kafe, dan restauran. Para agen atau calo ini bekerja dalam kelompok dan seringkali merayu sebagai remaja yang sedang bersenang-senang mencari pacar. Uraian terekam melalui kesimpulan diskusi kelompok terfokus, bahwa: ”tim belum dapat menindak-lanjuti hasil Tim kerja sebelumnya, karena pergantian personil di BPMS, dan Bupati belum menerima hasil kerja tim sebelumnya. Perlu ada pertemuan lanjutan untuk mematangkan hasil tim sebelumnya.” Hasil Diskusi Kelompok Terfokus merekomendasikan bahwa ”Pejabat baru menunggu petunjuk dan arahan pimpinan.” Selain, disepakati bahwa ”pemahaman yang sama dan persepsi yang sama terhadap materi dan isi serta tujuan dan sasaran dari suatu kebijakan sangat diperlukan bagi kelanjutan operasionalisasinya.” Ada beberapa alasan yang mendasar orang tua mengirimkan anak perempuannya untuk bekerja sebagai Pekerja Rumah Tangga di luar negeri. 1) Kemiskinan Kemiskinan merupakan salah satu alasan orang tua mengirimkan anakanaknya untuk bekerja di kota. Kondisi ini kemudian dimanfaatkan oleh para agen-agen (calo) merekrut anak-anak desa untuk bekerja di kota. Keberadaan para agen tumbuh subur di desa-desa miskin yang penduduknya tidak mempunyai kesempatan untuk mendapatkan pendidikan dan pekerjaan. Para agen berusaha mempengaruhi keluarga untuk mengirimkan anak-anak ke kota
bekerja sebagai pekerja rumah tangga anak. Biaya transportasi dan biaya kebutuhan lain di tanggung oleh agen. Orang tua PRTA biasanya senang mengirimkan anak-anaknya dan mereka percaya anaknya akan mendapat pekerjaan dan majikan yang baik. Sehingga orang tua berharap, anaknya dapat mengirimkan uang ke kampung. 2) Diskriminasi gender Masyarakat masih menempatkan laki-laki lebih tinggi statusnya dibandingkan perempuan. Anak perempuan dan perempuan mengalami pemiskinan, pekerjaan rumah tangga dibebankannya, suaranya diabaikan, dan hak untuk dilindungi dari kekerasan terlanggar. Di samping itu adanya pembatasan kesempatan untuk memperoleh pendidikan dan pelatihan. Beberapa kasus anak perempuan dinikahkan secara dini. Kondisi ini membuka pintu lebar (memposisikan) anak perempuan untuk dieksploitasi untuk pekerja rumah tangga atau seksual komersial (ke dalam keadaan yang sulit dan rentan terhadap eksploitasi). 3) Globalisasi Era informasi dan rezim ekonomi global telah memberi berbagai kemudahan akses dan masuknya produk asing ke dalam negeri, dan alih tehnologi juga memberikan kemudahan mobilitas manusia dari suatu tempat ke tempat lainnya, termasuk perpindahan penduduk dari pedesaan ke perkotaan. Hal yang tidak diperkirakan sebelumnya bahwa deregulasi yang dipersyaratkan dalam globalisasi tidak dapat diadaptasikan suatu negara berdampak negatif pada masyarakat, seperti pengangguran, kehilangan gaji, dan meningkatnya biaya sosial yang membuat keluarga miskin. Munculnya persaingan kerja dan lemahnya harga komoditi yang diproduksi di daerah berkembang menumbuhkan permintaan tenaga murah dan buruh anak. 4) Lemah sistem hukum dan penegakan hukum Selain belum adanya undang-undang yang memberikan jaminan dan perlindungan hukum, lemahnya hukum dan kurangnya penegakan hukum terhadap pelanggaran mempekerjakan anak, menjadikan anak sebagai target para agen, penyalur, dan majikan untuk direkrut sebagai pekerja, khusus pekerja rumah tangga anak. 5) Kurang berfungsinya keluarga Ketika keluarga tidak berfungsi lagi sebagai pengasuh, perawat anak-anaknya karena berbagai sebab, seperti kemiskinan, tidak harmonis, atau perceraian, akan berakibat pada terganggunya kelangsungan hidup dan tumbuh kembang anak dan tidak sedikit bermuara pada tindakan-tindakan yang berbahaya, termasuk terpaksa melakukan pekerjaan yang membahayakan.
Manuskrip Hasil Wawancara saat Pengamatan Bapak Nuh 37 tahun Situasi/Konteks/Latar Wawancara Kantor, suasana akrab Informan
Pemerintahan Daerah, Kebijakan Publik, Implementasi kebijakan, Persepsi Pemerintah Daerah ”Kepala BPMS perlu menyesuaikan diri dengan visi dan misi Bupati, selain itu perlu penyegaran, karena sebagian besar Tim sebelumnya sudah berpindah posisi.”
Manuskrip Hasil Wawancara saat Pengamatan Bapak Muchayat 48 tahun Situasi/Konteks/Latar Wawancara Kantor, suasana akrab, Informan
Pemerintahan Daerah, Kebijakan Publik, Implementasi kebijakan, Persepsi Pemerintah Daerah “Kami belum mempunyai peraturan daerah khusus untuk perdagangan anak, sehingga dalam program pencegahan, perlindungan, pemulihan, dan reintegrasi belum terlaksana secara terarah. Untung ada YKAI dan ILO, yang secara terus menerus mendorong kami, agar menjadikan isu trafiking, menjadi isu yang perlu mendapat perhatian pemerintah Karawang, baru belakangan ini kami mulai tertarik dan membahas masalah perdagangan anak.
Manuskrip Hasil Wawancara saat Pengamatan Bapak Karni 50 tahun Situasi/Konteks/Latar Wawancara Kantor, suasana kekeluargaan dan akrab Informan
Pemerintahan Daerah, Kebijakan Publik, Implementasi kebijakan, Persepsi Pemerintah Daerah Karena masalah perdagangan anak yang menjadikan Kabupaten Karawang tersohor sebagai pemasok.” Akan tetapi, di tingkat legislatif belum mempunyai sensitivitas. Hal ini sebagaimana yang terekam dari dokumen-dokumen materi bahasan DPRD yang tidak diketemukan materi bahasan tentang isu perdagangan anak.
Manuskrip Hasil Wawancara saat Pengamatan Ibu Neni 45 tahun Situasi/Konteks/Latar Wawancara Kantor, akrab, ramah Informan
Pemerintahan Daerah, Kebijakan Publik, Implementasi kebijakan, Persepsi Pemerintah Daerah “Dengan dibentuknya Tim Kerja, kami di Karawang sudah mulai melakukan pertemuan untuk menyusun rancangan Peraturan Daerah tentang Penghapusan Perdagangan Anak, akan tetapi Tim ini terhenti untuk membahas, karena adanya pergantian pimpinan dan bupati.”
Manuskrip Hasil Wawancara saat Pengamatan Bapak Tedi 36 tahun Situasi/Konteks/Latar Wawancara Kantor, suasana akrab Informan
Pemerintahan Daerah, Kebijakan Publik, Implementasi kebijakan, Persepsi Pemerintah Daerah Banyak yang menjadi PRT dari Rawamerta sebenarnya dikarenakan rata-rata anak di sini hanya lulus SD, sehingga kalau mau jadi buruh pabrik tidak mungkin, karena syaratnya harus lulusan SMA. Faktor lainnya ada dari tetangga yang sukses, oleh orang tuanya dipaksa untuk menjadi PRT di Jakarta
Manuskrip Hasil Wawancara saat Pengamatan Ibu Meila 40 tahun Situasi/Konteks/Latar Wawancara Kantor, suasana kekeluargaan, akrab
Informan
Komunikasi, Informasi, Edukasi, dan Motivasi
“sebetulnya terhentinya pembahasan masalah perdagangan anak di Kabupaten Karawang, karena belum adanya mata anggaran yang dapat mendanai kegiatan. Belum adanya Rencana Aksi Daerah dan Tim Kerja.
Manuskrip Hasil Wawancara saat Pengamatan Bapak Arifin 49 tahun Situasi/Konteks/Latar Wawancara Kantor, Suasana kekeluargaan, akrab Informan
Kepemimpinan, Organisasi, Manajemen, dan Teknologi “Sampai saat ini pemerintah kabupaten belum mempunyai program perlindungan secara khusus, yang ada baru program beasiswa, kesehatan gratis bagi anak dan keluarga miskin, serta bantuan korban TKW yang bermasalah berupa biaya perjalan dari Jakarta ke Karawang
Manuskrip Hasil Wawancara saat Pengamatan Mina 16 tahun Situasi/Konteks/Latar Wawancara Rumah, suasana kekeluargaan, ramah, akrab Informan
saya dipaksa papa dan mama untuk bekerja, agar dapat membantu membiayai kebutuhan keluarga dan membantu untuk menyicil hutang papa