MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA KONSEP PENGORGANISASIAN
A. Latar Belakang Pengertian organisasi menurut Stephen P. Robbins (1994:4) adalah kesatuan sosial yang dikoordinasikan secara sadar , dengan sebuah batasan yang relatif dapat diidentifikasi, yang bekerja atas dasar yang relatif terus menerus untuk mencapai suatu tujuan bersama atau sekelompok tujuan. Pengorganisasian adalah proses membagi kerja kedalam tugastugas yang lebih kecil, membebankan tugas-tugas itu kepada orang yang sesuai dengan kemampuanya, dan mengalokasikan sumber daya, serta msngkoordinasikannya dalam rangka efektivitas pencapaian tujuan organisasi. Dalam organisai akan menciptakan suatu interaksi dimana secara sadar atau tidak sadar yang akan menjadi sebuah kebutuhan yang menciptakan saling ketergantungan diantara anggota organisasi. Rasa saling membutuhkan saling ketergantunagan akan menciptakan sistem pengelolaan atau sistem pengorganisasian untuk menunjang produktifitas kinerja sehingga mampu untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Proses kerjasama setiap unit kerja agar berjalan sesuai apa yang menjadi tujuan awal. Pemberian tugas atau tanggung jawab sesuai kemampuan setiap anggota serta koordinasi yang baik mempengaruhi keefektifas dalam penyelesaian tugas. Namun dalam kenyataannya banyaknya beban kerja yang dilimpahkan setiap anggota organisasi berdampak negative dalam kinerja organisasi. Ketidaknyamanan anggota yang merasa tertekan karena terlalu banyaknya tuntutan yang mereka tanggung akan mempengaruhi penyelesaikan tugas serta kondisi emosional anggota organisasi. Dari sini sistem pengorganisasian yang baik akan menunjang produktifitas sebuah organisasi serta dalam koordinasi setiap unit kerja yang saling bekerja sama akan membuat sebuah organisasi mampu untuk mencapai tujuan awal.
B. Dampak sistem pengelolaan organisasi Organisasi adalah struktur tata pembagian kerja dan struktur tata hubungan kerja antara sekelompok orang pemegang posisi yang bekerja sama secara tertentu untuk bersamasama mencapai suatu tujuan tertentu (Prof. Dr. Mr. S. Pradjudi Atmosudiro). Dalam organisasi menciptakan interaksi dan proses manejemen yang akan menentukan kemajuan serta perkembangan suatu organisasi untuk ke depannya. Sistem yang salah akan berdampak buruk terhadap jalannya organisasi dan berdampak buruk pada setiap anggota secara emosional
maupun fisik dan psikis seseorang. Setiap anggota memiliki kemampuan dan keahlian yang berbeda-beda sehingga penentuan tugas serta besarnya tanggung jawab yang di emban setiap anggota selalu diperhatikan oleh setiap organisasi melalui proses manejerial. Menurut permasalahan yang terjadi di Fakultas Keperawatan University of Technology Sydney yang bermasalah dengan overload-nya beban kerja yang dialami oleh para tenaga pengajar di fakultas tersebut. Dari sini dapat kita lihat bahwa sistem pengorganisasian yang buruk dapat mengakibatkan strees, gangguan kesehatan, dan tentunya jadwal pelaksanaan atau proses berjalannya belajar mengajar menjadi terganggu. Hal tersebut dapat mengakibatkan terganggunya suatu organisasi dalam upaya mencapai tujuan organisasi. Selain itu, dampak yang ditimbulkan dari buruknya proses pengorganisasian adalah kinerja dari para pegawai menurun. Hal ini disebabkan oleh adanya hambatan dari dalam dirinya (faktor internal) dan dari luar lingkungan (faktor eksternal). Faktor internal antara lain, yakni faktor kesehatan, tingkat stress yang dialami oleh masing-masing pegawai, dan sebagainya. Faktor eksternal, meliputi kurangnya kemampuan masingasing pihak dalam memahami satu dengan yang lain. Pengorganisasian yang kurang baik dapat mengakibatkan produktivitas dari masing – masing anggota organisasi menurun, motivasi yang ada dalam diri para anggota akan menurun juga, begitu juga dengan kepuasan kerja yang dialami atau dicapai oleh para anggota organisasi juaga
menurun. Jika produktivitas, kepuasan kerja, dan motivasi yang ada dalam diri para anggota organisasi menurun, hal ini akan berpengaruh pada proses pencapaian tujuan organisasi ke depannya. Jadi sistem pengorganisasian yang kurang baik, akan berdampak buruk pada para anggota organisasi maupun untuk organisasi itu sendiri. Maka dari itu diperlukan pengorganisasian yang mengutamakan koordinasi yang baik, sistem pengelolaan serta usaha organisasi dalam meningkatkan motivasi para anggota.
C. Sistem pengelolaan organisasi yang baik Sistem
pengelolaan
organisasi
yang
baik
berdasarkan
permasalahan yang terdapat dalam artikel tersebut. Dalam pengelolaan organisasi serta proses sistem pengkoordinasian diperlukan sistem manajerial yang baik,
diantaranya :
(organizationing), (controling).
perencanaan
pengarahan
Untuk
itu
(planning), pengorganisasian
(actuating/directing),
teori
yang
relevan
dan
pengendalian
dalam
pengelolaan/
pengorganisasian dalam menangani overload beban kerja yang dialami oleh staf pengajar yang dapat mempengaruhi kinerja mereka yakni teori organisasi klasik (Classical organization theory), dimana dalam teori ini menekankan bahwa menumbuhkan kebutuhan untuk menemukan pedoman pengelolaan organisasi yang kompleks. Henry Fayol mengemukakan 14 prinsip manajemen, yaitu pembagian tugas, wewenang, disiplin, kesatuan komando, kesatuan dalam
pengarahan, kepentingan individual dibawah kepentingan umum, imbalan, sentralisasi, hierarki, susunan, keadilan, stabilitas staff, inisiatif, dan semangat korporasi (organisasi). Pembagian tugas yang jelas merupakan salah satu unsur dari pengorganisasian. Dalam hal ini suatu organisasi harus berpedoman pada analisis jabatan dalam memberikan/ pembagian tugas kepada anggotanya. Sebab hal tersebut disesuaikan dengan kemampuan yang dimiliki oleh setiap anggota organisasi. Wewenang,
disini
peran
pimpinan
dibutuhkan
dalam
pengorganisasian, sebab ujung tombak suatu organisasi terletak di dalam kepemimpinan seorang pemimpin. Pemimpinanlah yang menentukan bagaimana menjalankan organisasinya. Selain itu, pemimpin berperan dalam menfasilitasi kegitan anggotanya, baik materi maupun non-material. Disiplin, disini berlaku untuk semua anggota organisasi tak terkecuali pimpinan. Dimana setiap anggota organisai berperan dan bertanggung jawab dalam penyelesaian tugas sehingga mampu untuk dikerjakan sesuai kemampuan dan tepat waktu. Kesatuan komando, kesamaa anggota untuk berpedoman pada pemimpin sesuai kebijakan yang menjadi standart
operasional
prosedur
atau
yang
menjadi
aturan
dalam
pengorganisasian. Imbalan, disini imbalan menjadi motivasi tersendiri bagi para anggota. Imbalan ini dapat meningkatkan motivasi, kinerja serta produktifitas anggota. Peran imbalan juga berdampak pada kenyamanan anggota untuk
tetap berada di organisasi tersebut.Susunan setiap organisasi selalu memiliki disi peran susunan mempengaruhi beban kerja seta pembagian tugas yang jelas.
Semangat
korporisasi,
rasa
bangga
setiap
anggota
organisasinya serta rasa cinta yang dimiliki dipengaruhi oleh
terhadap peran
organisasi yang telah mampu untuk meningkatkan serta mengelola sistem secara baik.