Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 2 Februari 2013
MANAJEMEN STRATEGI UNTUK PENGUATAN EKONOMI NASIONAL Dyah Sawitri Fakultas Ekonomi dan Program Pascasarjana Magister Manajemen, Universitas Gajayana Malang Jalan Bogor No38, Malang. 65113, Indonesia e-mail :
[email protected] ABSTRAK Pengembangan peran strategik membutuhkan suatu pergeseran paradigma bagi program pelatihan dan pengembangan penguasaan teknologi guna memperkuat potensi ekonomi nasional. Fokus arah dari pada program tersebut adalah peningkatan produk baik dilihat dari aspek kuantitas maupun kualitas, guna memenuhi kebutuhan pasar yang terus meningkat sejalan dengan laju pertumbuhan ekonomi Nasional. Terdapat sedikit pemikiran bilakah suatu program dibutuhkan atau secara nyata dapat bekerja. Sasarannya adalah untuk memproduksi produk sebanyak mungkin, dan digunakan oleh sebanyak mungkin kelompok maupun individu. Pergeseran kepada program pelatihan yang terfokus kepada aspek pelayanan, menjadikan pelatihan dan pengembangan mengalami kemajuan. Disini, pelatihan dan pengembangan menekankan bahwa produk maupun jasa harus memenuhi bentuk–bentuk kebutuhan aktual dari para pengguna. Konsep dari program pelatihan adalah pihak klien ikut terlibat, dan aspek pelayanan bagi pelanggan menjadi sangat penting. Dengan beragam tipe pelanggan yang teridentifikasi, pihak staf berfokus kepada upaya menjamin bahwa para pelanggan merasa senang dengan produk, dan jasa pelayanan yang dihantarkan kepada mereka. Peran strategis program pelatihan dan pengembangan untuk industri kecil (UKM) sangat potensial, guna mendukung kekuatan ekonomi Nasional. Strategi merupakan cara untuk mencapai tujuan organisasi/ industri . Kata kunci: Manajemen strategi, ekonomi nasional, industri kecil PENDAHULUAN Di Indonesia potensi industri kecil sangat besar terhadap kesejahteraan masyarakat karena dalam kondisi krisis yang berkepanjangan/ berkelanjutan, industri kecil mampu bertahan menopang perekonomian nasional, kontribusi sektor industri kecil terus meningkat dari tahun ke tahun. Hal ini menunjukkan kekuatan yang harus dipertahankan dan dikembangkan guna mengeksplorasi sumber daya alam yang ada. Potensi industri kecil di Indonesia selama ini belum tergali secara kuat, sehingga perlu dilakukan penguatan dalam strategi karena dengan penguatan tersebut diharapkan dapat menguatkan ekonomi nasional. Strategi merupakan cara untuk mencapai tujuan organisasi/ industri (Jemsly Hutabarat dan Martani, 2006), terkait dengan strategi maka penerapan dari visi dan misi industri kecil penting dilakukan, seperti yang telah didiskusikan dan disintesekan pada Sidang ISEI (Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia) di Manado tahun 2006, pada saat itu saya sebagai call paper Satu hal penting dalam meletakkan kembali dasar-dasar ekonomi yang kuat yaitu dengan menetapkan visi dan misi industri kecil di Indonesia; industri kecil merupakan pilar penting dalam penyerapan tenaga kerja dan mengatasi masalah pengangguran yang dihadapi perekonomian nasional, mendorong produktivitas untuk meningkatkankan kinerja dan nilai tambah serta penyerapan tenaga kerja. Industri kecil di ISBN : 978-602-97491-6-8 A-35-1
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 2 Februari 2013
Indonesia harus memiliki arah yang jelas terutama dalam pengembangan inovasi dan penggunaan teknologi agar mampu bersaing dalam konstelasi global. Fokus strategi industri kecil di Indonesia adalah dengan cara memenangkan persaingan dengan mengadakan inovasi teknologi baru; efisiensi dan rasional. Strategi ini harus dilakukan secara berkelanjutan melalui pendampingan serta fasilitas yang dimilikiserta pendanaan dari pemerintah. Dengan penulisan ilmiah ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam menyusun strategi yang fokus sehingga dapat menguatkan ekonomi nasional. Dalam kurun waktu selama ini strategi industri kecil yang digunakan masih dalam strategi marketingnya saja seperti product, price, promotions, place (4P) tapi justru yang lebih penting pengembangan dari sumber daya manusia yang dimiliki oleh industri, jauh lebih penting harus dilakukan oleh pemilik dan pekerja secara bersama-sama sehingga dampaknya sangat kuat yaitu walefare, expansion, growth, development, innovation, (Kotler, 2012) terhadap industri kecil tersebut. Jumlah industri kecil yang ada di Indonesia sangat besar dan potensi masing-masing daerah mempunyai keunggulan yang berbeda-beda. Berikut perkembangan jumlah unit usaha kecil, menengah dan besar selama periode 1997 -2010, ditunjukkan pada Tabel 1. Dari tabel tersebut terlihat bahwa jumlah Usaha Kecil Menegah (UKM) masih sangat dominan dalam struktur ekonomi Nasional, setiap tahunnya mencapai di atas 99% dari keseluruhan jumlah unit usaha di Indonesia. Jumlah tersebut cenderung mengalami peningkatan, setelah menurun dari 39,7 juta unit (1997) menjadi 38,9 juta unit (2001), dan akhirnya menjadi 44,6 juta unit (2005). Sementara pada tahun 2006, usaha menengah mengalami penurunan sebesar 0,08% hal ini disebabkan adanya kondisi krisis global, tetapi secara keseluruhan tetap mengalami peningkatan. Maka penguatan sumberdaya manusia melalui pelatihan dan pengembangan dengan tipe-tipe trend sangat penting dan perlu dilakukan untuk penguatan dalam kondisi apapun. Pengembangan UKM sesungguhnya memiliki nilai strategis, hal ini setidaknya dapat didasari atas beberapa alasan, yaitu: a. Pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menegah (UMKM) telah mempunyai kegiatan ekonomi produktif, kebutuhannya adalah pengembangan dan peningkatan kapasitas bukan penumbuhan, sehingga lebih mudah dan pasti, b. Apabila kelompok ini diberdayakan secara tepat, mereka akan secara mudah berpindah menjadi sector usaha kecil. c. Pengembangan UMKM secara efektif dapat mengurangi kemiskinan yang diderita oleh pelakunya sendiri, bahkan dapat membantu pemberdayaan rakyat kategori miskin, serta usia lanjut dan muda (Ismawan, 2003). Tabel 1. Jumlah Unit Usaha Kecil, Menengah dan Besar di Indonesia, Tahun 1997 – 2010 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010
Usaha Kecil Jumlah 39.704.661 36.761.689 37.859.509 38.669.355 38.853.741 40.820.966 42.331.474 43.641.094 44.621.823 48.985.040 50.107.518 51.369.895 52.723.470 53.781.101
% 99,84 99,85 99,86 99,86 99,86 99,84 99,84 99,84 99,84 99,91 99,91 99,92 99,92 99,92
Usaha Menengah Jumlah % 60.449 0,15 51.889 0,14 52.214 0,14 54.632 0,14 51.227 0,13 60.618 0,15 63.546 0,15 66.318 0,15 67.765 0,15 36.763 0,07 38.282 0,08 39.717 0.08 41.133 0,08 42.631 0,08
Sumber: Sirait (2006); Depkopnas (2011). ISBN : 978-602-97491-6-8 A-35-2
Usaha Besar Jumlah % 2.097 0,005 1.831 0,004 1.885 0,005 1.973 0,005 1.806 0,005 3.623 0,009 3.894 0,009 4.068 0,009 4.171 0,009 4.577 0,01 4.463 0,01 4.650 0,01 4.667 0,01 4.838 0,01
Total Jumlah 39.767.207 36.815.409 37.913.608 38.725.960 38.906.774 40.885.207 42.398.914 43.711.480 44.693.759 49,026,380 50,150,263 51,414,262 52,769,280 53,828,570
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 2 Februari 2013
Kita ambil satu contoh di Jawa Timur waktu tahun 2004, penulis mengadakan penelitian tentang industri kecil makanan, ternyata makanan mempunyai nilai tambah yang sangat potensial dalam industri kecil di Indonesia karena dalam menjual tidak ada persaingan harga (non price competitions), berapapun yang diproduksi habis terjual, apalagi hari-hari besar, ini merupakan aset yang strategis bagi industyri kecil dalam rangka menguatkan ekonomi nasional. Seperti pengalaman nyata dapat dilihat di Taiwan, Jepang , dan Cina merupakan Negara yang lebih mengandalakan pada kekuatan ekonomi dari industri kecil atau ekonomi rakyat, karena ekonomi rakyat lebih tahan banting dan tidak peka terhadap ada tidaknya modal asing untuk mengembangkan usahanya (Sawitri, 2004). Sebagai pembelajaran penting untuk strategi dari industri kecil di Indonesia perlu merubah pola dengan menggunakan “trend sebagai strategi”, trend yang dimaksud bukan trend yang ada di statistik untuk predictions, forecasting and estimate atau kecenderungan, bukan juga trend dalam manajemen masa depan , tetapi trend yang dimaksud adalah trend dalam pengembangan dan pelatihan untuk sumber daya manusia yang dimiliki oleh industri kecil tersebut. Mengapa fokus pada pengembangan dan pelatihan untuk sumber daya manusia? karena sumberdaya manusia merupakan aset yang strategis bagi industri (Ruky, 2003). Dari uraian Latar Belakang yang telah dideskripsikan, maka tujuan penulisan ini difokuskan pada Manajemen Strategi untuk penguatan Ekonomi Nasional yang dilihat dari aspek penguatan sumberdaya manusianya melalui fungsi pelatihan dan pengembangan. METODE Metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah kajian literature, jurnal dan survey yang dilakukan oleh penulis. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. 2.
3.
Titik penting dari trend adalah: Fungsi pelatihan dan pengembangan yang sedang mengalami proses perubahan yang luar biasa, terlepas dari lokasi atau pusat industri. Mereka mengalami isu-isu serupa yang secara umum dihadapi serta telah mengalami pengaruh secara signifikan oleh sejumlah besar perubahan yang terjadi dalam industri kecil serta di dalam tempat mereka bekerja. Bentuk-bentuk perubahan menunjukkan bentuk dari enam belas (16) tipe trend yang sangat penting di dalam proses pembelajaran sumber daya manusia dan peningkatan kinerja.
Gambaran tentang tipe-tipe trend tersebut adalah sebagai berikut:
ISBN : 978-602-97491-6-8 A-35-3
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 2 Februari 2013
Melakukan hubungan secara langsung dengan industri – industri utama.
Pencarian literature di dalam jurnal Penelitian dan Profesional.
Melakukan validasi riil para klien.
Melakukan diskusi dengan para ahli/konsultan pejabat senior pengembangan SDM dalam bentuk work shop.
16 tipe Trend
Survei atas para praktisi.
Survei Departemen/bagian pelatihan pembangunan.
atas dan
Perencanaan literature secara giat dalam bentuk publikasi utama domestic dan internasional.
Sumber: Jack J Phillips, Ph.D., HRD Trends Worldwide, 1999. Gambar 1. Dasar Penelitian atas Tipe-tipe Trend
Istilah-istilah pelatihan dan pengembangan, pendidikan dan pelatihan, pembelajaran, dan peningkatan kinerja, akan digunakan untuk saling dipertukarkan guna merefleksikan fungsi tersebut secara menyeluruh. Terminologi ini bukanlah berarti bersifat membatasi ataupun untuk merefleksikan bentuk penekanan yang berbeda. Bentuk kombinasi ini akan digunakan karena, di dalam realita, yang terdapat di dalam organisasi terkadang terjadi di dalam organisasi yang sama. Adapun konsep tipe-tipe trend dari rangking sifat kepentingannya dapat ditunjukkan dalam Tabel 2, sebagai berikut: Tabel 2. Konsep Tipe-tipe Trend dari Ranking Sifat Kepentingan Ranking Sifat Kepentingan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Tipe Trend Unsur-unsur biaya program pelatihan dan pengembangan dimonitor secara akurat untuk mengelola sumber daya dan menunjukkan unsur pertanggungjawaban Upaya pengukuran nilai return on investment di dalam program pelatihan dan pengembangan mulai berkermbang dalam penggunaannya Proses-proses evaluasi secara sistematis mengukur tingkat keberhasilan dari program pelatihan dan pengembangan Proses penilaian dan analisis kebutuhan semakin memperoleh penekanan pemikiran Pihak staf bidang pelatihan dan pengembangan serta pihak manajemen lini membentuk kerjasama untuk mencapai sasaran-sasaran akhir yang bersifat umum Program pelatihan dan pengembangan dikaitkan kepada arah strategik dari organisasi Konsep ‘organisasi pembelajaran’ telah dipergunakan Pelaksanaan program pelatihan dan pengembangan mengalami perubahan secara cepat Proses pelatihan adalah bergeser kepada peran proses peningkatan kinerja Teknologi pelatihan dan pengembangan sedang mengalami proses perkembangan secara cepat Tanggungjawab atas program pelatihan dan pengembangan dibagi bersama atas sejumlah kelompok Lebih banyak program pelatihan dan pengembangan yang dilaksanakan kepada para kontraktor diluar perusahaan Lebih banyak program pelatihan dan pengembangan yang didesain bagi sifat penggunaan secara global Fungsi-fungsi pelatihan dan pengembangan dimasukkan kepada konsep ‘profit center’ Nilai anggaran bagi program pelatihan dan pengembangan mengalami peningkatan Konsep “corporate universities” semakin memperoleh pengakuan
Sumber: Jack J Phillips, Ph.D., HRD Trends Worldwide, 1999.
ISBN : 978-602-97491-6-8 A-35-4
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 2 Februari 2013
Adapun untuk implementasi strategi dan program pelatihan dalam industri kecil perlu menguatkan fungsi pelatihan dan pengembangan sebagai bentuk penghubung penting di dalam memenuhi sasaran strategik kunci dari industri tersebut. Sasaran ini mencakup pelayanan bagi pelanggan, profitabilitas, reliabilitas, program pelatihan bagi sumber daya manusia, pelatihan bagi pelaksana operasional, pengembangan manajemen, pelatihan komersial, dan pelatihan komputer merupakan bentuk-bentuk pengaruh utama terhadap sasaran-sasaran strategik ini. Program pelatihan tidak hanya akan mengarahkan bentuk-bentuk inisiatif strategik kunci, tetapi program pelatihan tersebut telah membantu membangun reputasi industri sebagai keberhasilan. Jadi program pelatihan dan pengembangan memainkan peranan penting di dalam upaya pengembangan dan pembentukan tingkatan-tingkatan kompetensi guna mencapai keberhasilan industri kecil di Indonesia. Elemen kunci di dalam proses transisi yang mengagumkan adalah strategi pengembangan sumber daya manusia (SDM) global untuk industri kecil di Indonesia. Industri kecil perlu menekankan pada bentuk kebutuhan untuk merekrut para manajer (pegawai) pada era global saat ini guna menguatkan dan memenangkan persaingan, perlu menggerakkan para manajemen mengelola uang, orang, alat, metode – metode, mesin, dan pasar. Adapun Strategi penugasan untuk para manajer industri kecil dapat di kaji dengan hal – hal sebagai berikut ; 1. Para manajer menjadi lebih menyadari aspek-aspek geografis, industrial, dan kultural dari industri yang ada. 2. Terdapat bentuk integrasi yang besar atas tipe-tipe bisnis, sebagaimana upaya membangun bentuk hubungan yang sesuai atau tepat. 3. Peningkatan alur informasi teknis dan pemasaran. Bagian penting dari strategi SDM adalah memberi bimbingan kepada para manajemen. Mentor pada tenaga kerja untuk memiliki reputasi yang cemerlang dalam membentuk keahlian atau skill, manajemen merupakan seorang komunikator yang baik, serta bersedia melaksanakan tugas pembimbingan tersebut. Para manajer perlu memelihara bentuk hubungan secara berkala dengan pihak mentor atau pembimbing dan melakukan konsultansi mengenai jenjang karir maupun isu-isu mengenai karir. Pihak mentor secara nyata menegosiasikan bentuk-bentuk penugasan. Secara esensial, pihak mentor memandu manajemen atau pimpinan secara terus menerus. Pandangan Masa Datang Tipe trend ini kemungkinan akan terus berlanjut di masa datang, dan tipe trend ini dipandang sebagai satu kebutuhan oleh banyak pihak stakeholder (Robinson, 2007). Kondisi ini telah dikembangkan selama bertahun-tahun. Faktor-faktor pendorong untuk tipe trend ini harus berkelanjutan dan akan diperkuat di masa datang. Beberapa pihak mempertimbangkan bahwa tipe trend ini adalah dibutuhkan untuk mempertahankan kelangsungan hidup dari fungsi pelatihan dan pengembangan yang beroperasi secara tepat. Tanpa adanya bentuk hubungan strategik, fungsi pelatihan dan pengembangan dapat menghilangkan peran yang tidak bersifat penting di dalam organisasi, mungkin melalui proses outsourcing dengan hanya mencari proses-proses pelatihan dan pengembangan yang secara esensial dibutuhkan. Pencapaian tingkat keberhasilan dengan tipe trend ini memberikan beberapa keunggulan penting. Berdasarkan perspektif teoritis dari penelitian yang diambil dari HRD Trend Worldwide oleh Jack J. Phillips, (1999), bahwa penelitian yang dilakukan bersifat komprehensif, untuk memperkuat persepektif teoritis strategi program pelatihan dan pengembangan juga didasarkan pada bentuk praktek secara nyata dari para individu yang memimpin fungsi-fungsi pelatihan dan pengembangan di dalam organisasi-organisasi utama.
ISBN : 978-602-97491-6-8 A-35-5
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 2 Februari 2013
KESIMPULAN DAN SARAN Dari pokok-pokok pemikiran, hasil-hasil penelitian, serta kajian-kajian teori, maka konsep tipe-tipe trend dari rangking sifat kepentingan, ada 8 (delapan) butir-butir yang dapat diusulkan untuk perbaikan dalam strategi industry kecil di Indonesia, dengan skala prioritas sebagai berikut: 1. Unsur – unsur biaya program pelatihan dan pengembangan di monitor secara akurat untuk mengelola sumber daya dan menunjukkan unsur pertanggungjawaban. 2. Evaluasi secara sistematis mengukur tingkat keberhasilan dari program pelatihan dan pengembangan, 3. Lembaga-lembaga yang berkompeten memperhatikan program pelatihan dan pengembangan dikaitkan dengan arah strategik industri, 4. Proses pembelajaran harus dilaksanakan industry kecil terkait, 5. Pelaksanaan program pelatihan dan pengembangan perlu dilakukan secara tepat dan cepat (makin cepat makin baik), 6. Proses pelatihan berbasis peningkatan kinerja, 7. Teknologi pelatihan dan pengembangan harus flexible, 8. Tanggung jawab atas program pelatihan dan pengembangan dibagi bersama, 9. Fungsi-fungsi pelatihan dan pengembangan bermuara pada konsep ‘profit center.’ DAFTAR PUSTAKA Adam, Jr., Everett E., and Ronald J. Ebert, 1992, Production and Operations Management: Concepts, Models and Behavior, Fifth Edition, Prentice-Hall International, Inc Atmosoeprapto, Kisdarto, 2001, Produktivitas Aktualisasi Budaya Perusahaan, Penerbit PT. Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia, Jakarta. Badan Pusat Statistik Jakarta, 1998, Laporan Perekonomian Indonesia 1998. Badan Pusat Statistik Jawa Timur, 2001, Jawa Timur Dalam Angka 2001. Barnes, M. C., Fogg, A.H., Stephens, C.N., and Titman, L. G., 1984, Company Organization: Theory and Practice Jakarta: PT. Pustaka Binaman Pressindo. Boyd, W. Harper, Jr., Wolker, C. Orville, Jr., and Claude, Larreche-Jean, 1997,Manajemen Pemasaran Suatu Pendekatan Strategis dengan Investasi Global, Alih Bahasa Imam Darmawan, PT. Gelora Aksara Pratama: Erlangga. Charan, Ram & Wiligan, Geri, 1997 Know-How: 8 Keterampilan yang Menjadi Ciri Pemimpin Sukses, Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. Deperindag, 2002, Rencana Induk Pengembangan Industri Kecil 2002–2004. Buku I: Kebijakan dan Strategi Umum Pengembangan Industri Kecil dan Menengah. Departemen Perindustrian dan Perdagangan Republik Indonesia, Jakarta. Dessler, Gary, 2006, Manajemen Sumber Daya, Edisi Kesepuluh, Alih Bahasa Eli Tanya, Jakarta: PT. Indeks. Elwood F. Holton and Jack J. Phillips, 1997, In Action Leading Organizational Change, Alexandria, Va.: American Society for Training and Development. Gruenwald, George, 1992, New Product Development. Jakarta: PT Elex Media Komputindo. ISBN : 978-602-97491-6-8 A-35-6
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 2 Februari 2013
Hutabarat, Jemsly dan Huseini Martani, 2006, Proses Formasi & Implementasi Manajemen Strategik Kontemporer Operasionalisasi Strategi, Jakarta: PT. Elex Media Komputindo. Irianto, Jusuf, 1996, Industri Kecil dalam Perspektif Pembinaan dan Pengembangan, Cetakan Pertama, Penerbit Airlangga University Press, Surabaya. Ismawan, Bambang, 2003, Peran Lembaga Keuangan Mikro dalam Otonomi Daerah. Jurnal dan Bisnis Indonesia. Vol 18 No 2. April. Juran, J. M., 1995, Merancang Mutu: Ancangan Baru Mewujudkan Mutu ke Dalam Barang dan Jasa.Buku Satu, Jakarta: PT. Pustaka Binaman Pressindo. Kertajaya, Hermawan, Taufik, 1998, Kiat Memenangkan Persaingan di Era Krisis, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Kotler, Philip, and Keller, Kevin Lane, 2007, Manajemen Pemasaran, Edisi kedua belas, alih bahasa: Benyamin Molan, PT Indeks. Kotler, Philip, 2012, Manajemen Pemasaran: Analisis, Perencanaan, Implementasi dan Pengendalian,Jakarta: Salemba Empat. Krajewski, Lee J. dan Ritzman, Larry P., 2002,Operations Management: Strategy and Analysis,Sixth Edition, Prentice-Hall International, Inc. Lang, James R., Roger J. Calantone, and Donald Gudmundson, 1997, Small Firm Information Seeking as a Response to Environmental Threats and Opportunities, Journal of Small Business Management, Januari 1997, pp:11-23. L. Mantis, Robert & Jackson, John, Manajemen Sumber Daya Manusia, Jakarta: Penerbit Salemba Empat. Mangkuprawira, 2004, Manajemen Mutu Sumber Daya Manusia, Jakarta: Penerbit Salemba Empat. Marbun, 1996, Manajemen Perusahaan Kecil, Seri Manajemen No. 176, Cetakan Pertama, Jakarta: PT. Pustaka Binaman Pressindo. Maryatmo, R. Y, Sri Susilo, 1996, Kumpulan Tulisan Dari Masalah Usaha Kecil sampai Masalah Ekonomi Makro,Cetakan Pertama, Yogyakarta: Universitas Atma Jaya. Morris, M.J, 1991, Usaha Kecil Yang Berhasil: Bagaimana Mempersiapkannya, Alih Bahasa Arum Gayatri, Penerbit Arcan, Jakarta. Mosby, David & Weissman, Michael, 2007, The Paradox of Excellent: Performa yang Luar Biasa Justru akan Membunuh Bisnis Anda, Jakarta: PT. Bhuana Ilmu Populer. Mubyarto, 1998, Reformasi Sistem Ekonomi, Yogyakarta: Aditya Media. Payne, Adrian, 1993, The Essence of Service Marketing, Prentice Hall: New York. Pemerintah Provinsi Jawa Timur, 2002, Analisis Indikator Makro Sosial & Ekonomi Jawa Timur tahun 1998 – 2002, Buku 4. Phillips, Jack, J., 1999, HRD Trends Worldwide: Shared Solution to Compete in a Global Economy, Texas: Gulf Publishing Company, Houston.
ISBN : 978-602-97491-6-8 A-35-7
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 2 Februari 2013
Porter,
Michael E. 1995, Strategi Pesaing,Jakarta: Erlangga.
Bersaing:Teknik
Menganalisis
Industri
dan
Robbins, Stephen P., 1997, Perilaku Organisasi: Konsep, Kontroversi, Aplikasi, Jilid I, Edisi Bahasa Indonesia, PT. Prenhallindo, Jakarta. Robinson, Pearce, 1997, Manajemen Strategik, Formulasi, Implementasi Pengendalian, Alih Bahasa Agus Maulana, Jakarta: Amarupa Aksara.
dan
Ruky, Achmad S., 2003, Perilaku Organisasi : Konsep, Kontroversi, Aplikasi, Jilid II, Edisi Bahasa Indonesia, PT. Prenhallindo, Jakarta. Sawitri, Dyah, 2004, Pengaruh Faktor Produktivitas terhadap Kinerja dan Nilai Tambah pada Industri Kecil Makanan di Jawa Timur, Disertasi, Program Pascasarjana Universitas Airlangga Surabaya. Simamora, Henry, 2001, Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Kedua, Yogyakarta: STIE-YKPN. Simanjuntak, Payaman, 1998, Pengantar Ekonomi Sumber Daya Manusia, Edisi Kedua, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Sirait, Hisar, 2006, Inefisiensi Teknis Stagnasi Teknologi dan Total Faktor Produktivitas Industri Manufaktur Usaha Menegah dan Usaha Besar di Indonesia: Pendekatan Stochastik Production Frontier. Disertasi, Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Stiffung, Rachman, dan Sutaryo S., 1992, Penelitian Kebutuhan Pelatihan bagi Industri Kecil,Un-Published Rersearch, UNPAD, Bandung Subanar, Harimurti, 2001, Manajemen Usaha Kecil, Edisi Pertama, BPFE, Yogyakarta. Sutarwo, Sugiharto, 1998, Analisa Pemasaran: Pengaruh Bauran Pemasaran terhadap Penjualan Mebel Rapi Furnitur Yogyakarta, Tesis Program Magister Manajemen Universitas Gajahmada. Swasono, 2001, Merubah Pakem: Beberapa Butir Pemikiran Mewaspadai Ekonomi Pasar Bebas, Materi Kuliah S-3, Universitas Airlangga, Surabaya. Tambunan, Manggara, dkk, 2007, Meletakkan Kembali Dasar-dasar Pembangunan Ekonomi yang Kokoh: Prosiding Kongres XVI Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia, Manado, 18-20 Juni 2006. Tambunan, Tulus T.H., 2002, Usaha Kecil dan Menengah di Indonesia: Beberapa Isu Penting, Jakarta: Salemba Empat. Undang-Undang Republik Indonesia No. 9 Tahun 1995 Tentang Usaha Industri Kecil, Jakarta: PT. Pustaka Binaman Pressindo. Wright, Patric M. and McMahan, Gary C., 1992, Theoritical Persepective for Strategic Human Resource Management, Journal of Management, Vol. 18, No. 2, 295-320. WWW.depkop.go.id\\depkopnas\trysna\DATA UKM\ DATA UMKM SANDINGAN\ TH. 2010
ISBN : 978-602-97491-6-8 A-35-8
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 2 Februari 2013
Zain, Djumilah, 2002, Wirausaha Muda: Keterbatasan dan Program Pendukung Dalam Menyongsong Era Global, Pidato Pengukuhan Guru Besar, Universitas Brawijaya, Malang.
ISBN : 978-602-97491-6-8 A-35-9