perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MANAJEMEN PENGEMBANGAN WISATA KULINER DI GLADAG LANGEN BOGAN SURAKARTA
TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Guna Mencapai Gelar Ahli Madya Jurusan Usaha Perjalanan Wisata Fakultas Sastra Dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret
Disusun Oleh : YOLANDA INTAN PERMATA C9408003
DIII USAHA PERJALANAN WISATA FAKULTAS SASTRA DAN SENI RUPA UNIVERSITAS SEBELAS MARET commit to user 2011 i
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERNYATAAN
Nama :Yolanda Intan Permata NIM
: C9408003 Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir judul “ Manajemen
Pengembangan Wisata Kuliner Di Gladag Langen Bogan Surakarta” adalah benar – benar karya sendiri. Hal – hal yang bukan karya saya dalam tugas akhir tersebut diberi tanda citasi dan ditunjukkan dalam daftar pustaka. Apabila dikemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan tugas akhir dan gelar yang saya peroleh dari tugas akhir tersebut.
Surakarta, 17 Juni 2011 Yang membuat perrnyataan,
Yolanda Intan permata
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO
“Achieve what you want with very satisfactory results” ( penulis )
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
HALAMAN PERSEMBAHAN
Karya sederhana ini kupersembahkan kepada : Kedua orangtua dan kekasih, yang telah memberikan dukungan dan semangat serta doa yang tulus dalam penulisan laporan ini.
commit to user
vi
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Rasa syukur yang dalam penulis sampaikan kehadiran Tuhan Yang Maha Pemurah, karena berkat kemurahanNya tugas akhir ini dapat penulis selesaikan sesuai yang diharapkan. Dalam tugass akhir ini penulis membahas “ Manajemen Pengembangan Wisata Kuliner di Gladag Langen Bogan ”, suatu permasalahan yang sedang dialami Kota Surakarta karena terjadi penurunan jumlah kunjungan dan seharusnya dilakukan pembenahan. Tugas
akhir
pengembangan
ini
dibuat
dalam
rangka
memperdalam
potensi
dan
yang dilakukan Pemkot Surakarta dalam memperbaiki
pengelolaan dan pemasaran Gladag Langen Bogan agar tetap bertahan eksistensinya sebagai ikon wisata kuliner di Kota Surakarta. Dalam pendalaman materi manajemen obyek ini,
proses
tentunya penulis mendapatkan
bimbingan, arahan, koreksi dan saran, untuk itu rasa terima kasih yang dalam – dalamnya penulis sampaikan kepada: 1. Ayahanda Sudigdo dan Ibunda Titik Mulyani selaku orangtua yang sudah memberi dukungan moril dan materi dalam menyelesaikan tugas akhir ini. 2. Bapak Prof. Dr. Ravik Karsidi MS selaku Rektor Universitas Sebelas Maret beserta seluruh pembantu Rektor. 3. Bapak Drs.Riyadi Santosa,M,Ed,Ph.D selaku Dekan Fakultas Sastra dan Seni Rupa, Universitas Sebelas Maret serta seluruh karyawan. 4. Ibu Dra.Isnaini WW,M.Pd selaku ketua program DIII Usaha Perjalanan Wisata dan Bapak Drs.Suharyana,M.Pd selaku pembimbing tugas akhir yang selalu memberi arahan dan bimbingan dengan kesabaran serta dorongan semangat kepada penulis, sehingga penulisan tugas akhir ini dapat terselesaikan. 5. Seluruh dosen pengampu Jurusan DIII Usaha Perjalanan Wisata yang sudah memberikan ilmu yang bermanfaat penulis. commituntuk to user
vii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
6. Bapak Drs. Budy Sartono,M.Si selaku Kabid Pelestarian, Promosi dan Kerjasama Disbudpar Kota Surakarta yang memberikan informasi mengenai promosi Pemkot Surakarta untuk Gladag Langen Bogan. 7. Bapak Eko Prajudhy Noor Ali,SE,MM selaku Kabid Perdagangan Disperindag Kota Surakarta
yang memberikan informasi
mengenai
pengelolaan yang dilakukan Pemkot Surakarta untuk Gladag Langen Bogan. 8. Bapak Atmanto Setyo Budiono selaku Ketua Paguyuban Pedagang Galabo yang memberikan informasi pengelolaan lapangan Gladag Langen Bogan. 9. Ibu Dewi Sri Lestari selaku pedagang bubur ayam di Gladag Langen Bogan. 10. Para pengunjung Gladag Langen Bogan yang telah bersedia mengisi quisioner mengenai pendapat penguunjung di Gladag Langen Bogan. 11. Santika Adi Saputro yang telah membantu dalam proses menyelesaikan tugas akhir ini dan sabar menuntun penulis dalam setiap kesulitan. 12. Adik–adikku Erlando Angga Kusuma, Kevin Bayu Aji Kusuma, Tiara Nanda Permata dan tanteku Esty Wahyuningsih yang memberikan dukungan moril saat penulis menyelesaikan tugas akhir. 13. Seluruh sahabat – sahabatku Galuh Surya N, Arie Widya, Dika Arum Perwita, Arifa Mayasari, Mudrafanti Riastantik, Ika Ratna Susanti dan Sevi Andari yang dengan ikhlasnya membantu terlaksananya tugas akhir ini. Semoga dengan segala budi baik yang telah mereka semua diberikan kepada penulis, penulis panjatkan do’a semoga Allah Swt senantiasa memberi Rahmat dan Hidayah-Nya kepada mereka. Penulis menyadari bahwa karya ini jauh dari sempurna, untuk itu penulis harapkan adanya saran dan kritikan sebagai masukan untuk kesempurnaan karya ini. Surakarta, 17 Juni 2011
commit to user
viii
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................
i
HALAMAN PERSETUJUAN
................................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN .........................................................
iii
HALAMAN PERNYATAAN
................................................
iv
HALAMAN MOTTO ........................................................................
v
HALAMAN PERSEMBAHAN.........................................................
vi
KATA PENGANTAR
....................................................................
vii
DAFTAR ISI ....................................................................................
ix
DAFTAR GAMBAR ........................................................................
xi
DAFTAR LAMPIRAN
............................................................
xiii
....................................................................................
xiv
ABSTRAK
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ................................................
1
B. Perumusan Masalah
................................................
3
C. Tujuan Penelitian ............................................................
4
D. Manfaat Penelitian
................................................
4
............................................................
5
F. Metode Penelitian ............................................................
18
G. Sistematika Laporan
21
E. Kajian Pustaka
................................................
BAB II PERAN PEMKOT TERHADAP PARIWISATA KOTA SURAKARTA A. Kepariwisataan Kota Surakarta
....................................
22
B. Obyek Dan Sarana Pariwisata Kota Surakarta ...............
24
commit to user C. Kebijakan Pariwisata Kota Surakarta
31
ix
........................
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
D. Kelompok Kerja Pengembangan Pariwisata Kota Surakarta ........................................................................
35
E. Strategi Pengembangan Pariwisata Kota Surakarta ........
36
BAB III WISATA KULINER KOTA SURAKARTA A. Ciri Khas Kuliner Kota Surakarta ....................................
50
B. Tempat Kuliner Di Kota Surakarta
51
.....................
BAB IV WISATA KULINER GLADAG LANGEN BOGAN A. Gambaran Umum Wisata Kuliner Di Gladag Langen Bogan
........................................................................
65
B. Karakteristik Pengunjung Di Gladag Langen Bogan ......
81
C. Segmentasi Pasar Untuk Gladag Langen Bogan ............
90
D. Manajemen Pengelolaan Gladag Langen Bogan ............
93
E. Manajemen Promosi Gladag Langen Bogan
............
95
............................................................
99
F. Analisa SWOT
G. Manajemen Pengembangan Gladag Langen Bogan .......
113
BAB V PENUTUP A. Simpulan .........................................................................
119
B. Saran
.........................................................................
122
.........................................................................
124
.....................................................................................
126
Daftar Pustaka Lampiran
commit to user
x
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1
: Makanan timlo khas Rumah Makan Sastro .................
Gambar 2
: Makanan tengkleng di Rumah Makan Ibu Ediyem di gapuro Pasar Klewer
..............................
Gambar 3
: Gudeg Ceker Bu Kasno di Margoyudan
Gambar 4
: Srabi Notosuman merupakan srabi khas Kota Surakarta
Gamban 5
52
.................
52
.....................................................
53
: Abon Varia berlokasi di Jl. Honggowongso no.89 Surakarta
Gambar 6
51
.....................................................
53
: Nasi liwet Wongso Lemu di Jl.Teuku Umar Surakarta
.................................................................
54
Gambar 7
: Soto Gading lebih terkenal dengan soto ayamnya ......
55
Gambar 8
: Penjual Cabuk Rambak
56
Gambar 9
: Penjual keliling Wedang Ronde
Gambar 10
: Wedang dongo adalah minuman khas dari keraton Surakarta
........................................ ............................
56
....................................................
57
Gambar 11
: Bestik daging sapi di Harjo Bestik ...........................
57
Gambar 12
: Bebek goreng sambal korek Pak Slamet
................
58
Gambar 13
: Rumah makan Ayam Goreng Widuran
...............
58
Gambar 14
: Sate Kambing Nonongan
.......................................
59
Gambar 15
commit to user : Sajian Tahu Kupat ..................................................
59
xi
perpustakaan.uns.ac.id
Gambar 16
digilib.uns.ac.id
: Sajian sate kere dengan isi daging sapi, jeroan dan tempe gembus
....................................................
60
Gambar 17
: Suasana malam Gladag Langen Bogan
...............
61
Gambar 18
: Suasana warung-warung di Keprabon
...............
61
Gambar 19
: Suasana malam Kota Barat Surakarta
...............
62
Gambar 20
: Suasana tempat makan disekitar Stadion Manahan ...
63
commit to user
xii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
: Daftar Informan
.......................................................
Lampiran 2
: Lembar Quisioner yang dibagikan untuk pengunjung di Gladag Langen Bogan
Lampiran 3
...................
128
: Surat Ijin Penelitian di Disbudpar dan Disperindag Kota Surakarta
Lampiran 5
127
: Surat Permohonan Observasi di Kesbanglinmas dan Bapeda Kota Surakarta ..........................................
Lampiran 4
126
.....................................................
130
: Foto Suasana Jl. Mayor Sunaryo di siang dan menjelang malam
.....................................................
131
Lampiran 6
: Foto pengunjung Gladag Langen Bogan
.................
132
Lampiran 7
: Foto keadaan Gladag Langen Bogan saat hujan ..........
133
Lampiran 8
: Foto fasilitas yang disediakan untuk pengunjung di Gladag Langen Bogan
Lampiran 9
.........................................
: Foto daftar pedagang di Gladag Langen Bogan
Lampiran 10 : Foto Pedagang dan Petugas Kebersihan
134
.....
135
..................
136
Lampiran 11 : Foto Fasilitas Mainan dan Stand Belanja Malam
......
137
Lampiran 12 : Peta Kota Surakarta ......................................................
138
Lampiran 13 : Brosur seluruh Wisata Kuliner di Kota Surakarta ......
139
commit to user
xiii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK Yolanda Intan Permata, C9408003, 2011, Manajemen Pengembangan Wisata Kuliner Di Gladag Langen Bogan Surakarta, Progam Diploma III Usaha Perjalanan Wisata Fakultas Sastra Dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta. Alasan dari penulisan laporan ini adalah untuk memenuhi persyaratan kelulusan Diploma III Usaha Perjalanan Wisata Fakultas Sastra Dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta, serta ingin mengetahui keanekaragaman makanan khas Kota Surakarta dan khususnya wisata kuliner yang berada di Gladag Langen Bogan. Metode penelitian yang digunakan adalah tehnik pengumpulan data berupa observasi, wawancara, dokumen, pustaka dan dengan sumber data tersebut dapat diketahui hal – hal mengenai Kota Surakarta dan pariwisatanya, tempat makan khas Kota Surakarta, wisata kuliner Gladag Langen Bogan, peran Pemkot Surakarta terhadap wisata kuliner Gladag Langen Bogan, pengelolaan dan promosi wisata kuliner Gladag Langen Bogan, dan pengembangan yang dilakukan oleh Pemkot Surakarta untuk wisata kuliner Gladag Langen Bogan. Hasil dari penelitian ini adalah wisata kuliner Gladag Langen Bogan merupakan ikon kuliner Kota Surakarta yang berpotensi sebagai branding Kota Surakarta sebagai kota wisata. Melihat segala permasalahan yang terjadi mengenai pengelolaan Gladag Langen Bogan, sangat disayangkan jika Gladag Langen Bogan tidak dipertahankan eksistensinya. Oleh karena itu diperlukan peran Pemkot Surakarta untuk membenahi dan kemudian mengembangkan Gladag Langen Bogan agar tetap bertahan keberadaannya. Kesimpulan dari penelitian ini adalah selain perhatian pemerintahan terhadap pengelolaan dan promosi Gladag Langen Bogan secara sistematis, perlu diperhatikan ulang pengembangan yang mengarahkan ke pengawasan dan kebijaksanaan negara tanpa menghambat pemikiran pengelola swasta, jika dilihat pentingnya pariwisata dari sudut pandangan ekonomi, sosial, politik dan budaya. Sehingga perkembangan wisata kuliner Gladag Langen Bogan kedepannya dapat dirasakan bersama stakeholder didalamnya.
commit to user
xiv
1 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
Surakarta atau yang lebih dikenal dengan sebutan Solo (selanjutnya disebut Kota Surakarta), merupakan sebuah kota yang menjadi jantung budaya Jawa di Jawa Tengah. Sosok keraton yang menjadi simbol budaya Jawa, sampai saat ini masih kokoh eksistensinya baik secara fisik, komunitas maupun ritualnya. Kota dengan luas 44 km2 ini berbatasan dengan kabupaten Karanganyar dan kabupaten Boyolali di sebelah utara, kabupaten Karanganyar dan kabupaten Sukoharjo disebelah timur dan barat, dan kabupaten Sukoharjo disebelah selatan. Sisi timur kota ini dilewati sungai yang terabadikan dalam salah satu lagu keroncong, Bengawan Solo. Bersama dengan Yogyakarta, Surakarta merupakan pewaris Kerajaan Mataram yang pecah pada tahun 1755. Kota Surakarta terkenal akan pariwisata yang berkaitan dengan sejarah, budaya serta ritual keraton. Selain wisata budaya, terdapat pula beberapa tempat dan event-event kebudayaan lain yang menarik untuk dinikmati. Dibuktikan dengan Kota Surakarta meraih penghargaan The Best Destination Of Tourism Award Indonesia 2009.
Dengan meraih penghargaan itu, Pemkot Surakarta
mencoba memperbaiki kekurangan yang ada dibeberapa obyek wisata dan membuat destinasi pariwisata baru. Salah satu destinasi pariwisata yang sedang diminati kalangan wisatawan selain budaya commit to dan userobyek yang sekarang sedang
1
2 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dikembangkan di Kota Surakarta adalah wisata kuliner, terbukti banyak stasiun TV swasta di Indonesia menjadikan kuliner Kota Surakarta patut untuk dicoba. Wisata kuliner yang merupakan salah satu pengembangan wisata minat khusus yang mengutamakan berwisata untuk menikmati makanan dan minuman dengan tujuan bersenang senang. Di Indonesia pun sekarang ini sudah tersebar berbagai wisata kuliner. Namun wisata kuliner yang ditempatkan di dalam satu area unik dengan menyajikan berbagai macam menu dari pedagang – pedagang memang belum banyak di Indonesia sehingga Galabo memang perlu dikunjungi.
Semua tempat kuliner khas Kota Surakarta yang tersebar disemua penjuru Kota Surakarta digabungkan di satu tempat yang dinamakan Gladag Langen Bogan atau yang lebih dikenal Galabo. Kini pengunjung kuliner dapat dengan mudah menikmati kelezatan kuliner Kota Surakarta dengan hanya mengunjungi satu kawasan. Beragam makanan khas dan minuman khas dijajakan di Galabo dengan penataan tempat yang unik dan sangat menarik karena berlokasi di jalan raya yang siang hari digunakan untuk lalu lintas dan malam hari ditutup untuk area kuliner. Terbukti 1000 – 1500 pengunjung lokal maupun luar daerah selalu menyempatkan
berkunjung ditempat
ini
dan
banyak
pula
pengunjung
mancanegara yang berkunjung. Belum lagi disaat akhir pekan dan hari libur, lebih dari 2000 orang datang ke tempat ini, menambah geliat kehidupan malam yang unik. Kota Surakarta telah membuktikan bahwa industri pariwisatanya patut menjadi contoh kota-kota di Indonesia yang sedang berkembang.
Peresmian Gladag Langen Bogan dilakukan oleh Menteri Perdagangan RI commit user Marie Elka Pangestu pada Minggu malamto13 April 2008, sebagai rangkaian dari
3 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
acara Solo Batik Carnival. Gladag Langen Bogan adalah arena kuliner yang hanya buka pada malam hari, berlokasi di sebelah timur bundaran Gladag tepatnya di Jl. Mayor Sunaryo depan Beteng Trade Center dan Pusat Grosir Solo. Sebelah utara berbatasan dengan situs bersejarah Benteng Vastenburg. Dengan lokasi yang strategis dan mudah dijangkau, Galabo sangat ramai dikunjungi penikmat kuliner.
Di Galabo terdapat 37 stan dari berbagai pedagang makanan, baik yang makanan bernuansa tradisional maupun modern. Galabo merupakan satu-satunya tempat wisata yang sengaja dibangun dan khusus diperuntukan untuk menyajikan suguhan kuliner khas Kota Surakarta dengan suasana berbeda dengan tempat makan lainn karena dibuka pada malam hari dan dengan menutup akses jalan utama Jl.Mayor Sunaryo. Penulis sangat ingin mengetahui mengenai potensi dan pengembangan Galabo terutama dalam hal pengelolaan, pembangunan dan pembenahan Galabo. Oleh karena itu penulis mengangkat judul “ Manajemen Pengembangan Wisata Kuliner di Gladag Langen Bogan Surakarta”.
B. Perumusan Masalah
Perumusan masalah dimaksudkan sebagai usaha guna memfokuskan penelitian yang akan dilakukan hingga mendapatkan hasil yang maksimal. Dari uraian latar belakang diatas dapat dirumuskan yaitu:
1.
Bagaimana latar belakang wisata kuliner Gladag Langen Bogan?
2.
Bagaimana potensi wisata kuliner Gladag Langen Bogan? commit to user
4 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
3.
Bagaimana persepsi pengunjung mengenai wisata kuliner Gladag Langen Bogan?
4.
Bagaimana pengembangan wisata kuliner Gladag Langen Bogan?
C. Tujuan Penelitian
Sejauh
mana penelitian yang dilakukan tentu mempunyai sasaran yang
hendak dicapai atau menjadi tujuan penelitian. Dengan kata lain tujuan penelitian adalah untuk memperjelas dan menghindari terjadinya kesimpangsiuran. Tujuan dari penelitian ini antara lain :
1.
Untuk memberi gambaran yang lebih luas mengenai destinasi pariwisata baru di Kota Surakarta berupa wisata kuliner Gladag Langen Bogan.
2.
Untuk mengetahui keunggulan yang dimiliki wisata kuliner di Gladag Langen Bogan.
3.
Untuk mengetahui dan mempelajari karakteristik pengunjung di Gladag Langen Bogan.
4.
Untuk mengetahui manajemen pengelolaan, pemasaran dan pengembangan Gladag Langen Bogan.
D. Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis diharapkan dapat memberi manfaat antara lain :
commit to user
5 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
1.
Menambah wawasan ilmu pengetahuan khusus dalam Manajemen Obyek dan Atraksi Wisata.
2.
Sebagai masukan bagi Pemkot Surakarta dan pihak pengelola Gladag Langen Bogan yaitu Dinas Perindustrian dan Perdagangan dan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surakarta dalam mengelola, memasarkan dan mengembangkan Gladag Langen Bogan.
E. Kajian Pustaka
1. Kepariwisataan a. Pengertian Kepariwisataan
Kepariwisataan adalah keseluruhan daripada gejala-gejala yang ditimbulkan oleh perjalanan dan pendalaman orang-orang asing serta penyediaan tempat tinggal sementara, asalkan pendalaman itu tidak tinggal menetap dan tidak memperoleh penghasilan dari aktivitas yang bersifat sementara itu. (Oka A Yoeti, 1987 : 106)
Seorang ahli ekonomi bangsa Austria, Herman V. Schulalard, di tahun 1910 telah memberikan batasan dibidang pariwisata yaitu “kepariwisataan kaitannya
adalah
dengan
sejumlah
kegiatan
kegiatan,
perekonomian
terutama yang
secara
yang
ada
langsung
berhubungan dengan masuknya, adanya pendalaman dan bergeraknya commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
6 digilib.uns.ac.id
orang-orang asing keluar masuk suatu kota, daerah atau negara.” (Oka A Yoeti, 1987 : 105).
Pada garis besarnya, definisi tersebut menunjukkan bahwa kepariwisataan memiliki arti keterpaduan yang di satu sisi diperani oleh faktor permintaan dan faktor ketersediaan. Faktor permintaan terkait oleh permintaan pasar wisatawan domestik dan mancanegara. Sedangkan faktor ketersediaan dipengaruhi oleh transportasi, atraksi wisata dan aktifitasnya, fasilitas-fasilitas, pelayanan dan prasarana terkait serta informasi dan promosi. ( Oka A Yoeti, 1997:194).
b. Pengertian Pariwisata Menurut Oka A. Yoeti tahun 1987 dalam bukunya “Pengantar Ilmu Pariwisata" menyebutkan :
Pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan untuk sementara waktu, yang diselenggarakan dari suatu tempat ketempat lain dengan maksud bukan untuk berusaha (business) atau mencari nafkah di tempat yang dlkunjungi, tetapi semata-mata untuk menikmati perjalanan tersebut guna bertamasya dan rekreasi atau untuk memenuhi keinginan yang beraneka ragam.( Oka A Yoeti,1987:34) Menurut Saleh Wahab (bangsa Mesir) dalam bukunya yang berjudul "An Introduction of Tourism Theory" (Oka A Yoeti, 1987 : 106) mengemukakan bahwa parwisata itu adalah suatu akilfitas manusia yang dilakukan secara sadar yang mendapatkan pelayanan secara bergantian diantara orang dalam suatu negara itu sendiri maupun diluar negeri, meliputi pendalaman orang-orang dan daerah lain untuk sementara waktu commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
7 digilib.uns.ac.id
dalam mencari kepuasan yang beraneka ragam dan berbeda dengan apa yang dialamnya di tempat memperoleh pekerjaan tetap.
Menurut A.J. Burkart, pariwisata adalah perpindahan orang untuk sementara dan dalam jangka waktu pendek ke tujuan- tujuan diluar tempat dimana mereka biasanya hlidup dan bekerja dan kegiatankegiatan mereka selama tinggal di tempat-tempat tujuan itu.(Hunziger, Krapf, 1999:14) Menurut Hunziger dan Krapf dari Swiss dalam buku “Grundriss Der Allgemeinen Femderverkehrslehre”, menyatakan pariwisata adalah keseluruhan jaringan dan gejala-gejala yang berkaitan dengan tinggalnya orang asing disuatu tempat dengan syarat orang tersebut tidak melakukan suatu pekerjaan yang penting (Major Activity) yang memberi keuntungan yang bersifat permanen maupun sementara. (Hunziger, Krapf, 1999:23) Pariwisata dalah suatu aktivitas manusia yang dilakukan secara sadar yang mendapat pelayanan secara bergantian diantara orang-orang dalam suatu Negara itu sendiri/ diluar negeri, meliputi pendiaman orangorang dari daerah lain untuk sementara waktu mencari kepuasan yang beraneka ragam dan berbeda dengan apa yang dialaminya, dimana ia memperoleh pekerjaan tetap.( Oka A Yoeti,1987:116 ).
c. Pengertian Wisata
Didasarkan pada ketentuan WATA (World Association of Travel Agent), wisata adalah perjalanan keliling selama lebih dari tiga hari, yang commit to perjalanan user diselenggarakan oleh suatu kantor di dalam kota dan acaranya
8 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
antara lain melihat-lihat di berbagai tempat atau kota baik di dalam maupun di luar negeri. (Soetomo,1994:25).
d. Pengertian Wisatawan
Wisatawan adalah setiap orang yang datang disebuah Negara karena alasan yang sah kecuali untuk berimigrasi dan yang tinggal setidak-tidaknya 24 Jam dan selama-lamanya 6 Bulan dalam tahun yang sama. (Soetomo,1994:26). Dalam pengertian ini wisatawan dibedakan berdasarkan waktu dan tujuan yang disebut wisatawan adalah orang-orang yang berkunjung setidaknya 24 dan yang datang berdasarakan motivasi mengisi waktu senggang seperti bersenang, berlibur, untuk kesehatan, studi, keperluan agama, dan olahraga, serta bisnis, keluarga, peurtusan, dan pertemuanpertemuan. (Soetomo,1994:27). Ekskurionis adalah pengunjung yang hanya tinggal sehari di negara yang dikunjungi tanpa bermalam. Pengertian ini paling banyak digunakan karena pembedanya tegas sehingga mudah dipahami antara pengunjung yang bisa disebut wisatawan, dan pengunjung yang hanya ekskurisionis saja.(Soetomo,1994:27).
2.
Pengertian Wisata Minat Khusus
commit to user
9 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Pengertian wisata minat khusus menurut Hall & Weiler adalah sebagai berikut :
Suatu bentuk perjalanan wisata dimana wisatawan mengunjungi suatu tempat, karena memiliki minat atau tujuan khusus mengenai sesuatu jenis obyek atau kegiatan yang dapat ditemui atau dilakukan di lokasi daerah tujuan wisata / tempat yang menarik dari aspek lingkungan fisik, sosial dan budayanya. Wisata aktif, dimana wisatawan terlibat secara aktif dalam berbagai kegiatan di lingkungan fisik (termasuk aspek fenomena kebumian/geologi) atau lingkungan komunitas/sosial budaya yang dikunjunginya.( Hall,Weiler,1982:132) Usaha daya tarik wisata minat khusus antara lain :
3.
a.
Wisata Olahraga
b.
Wisata Kuliner
c.
Wisata Religius
d.
Agrowisata
e.
Wisata Goa
f.
Wisata Belanja
g.
Ekowisata
h.
Wisata Kesehatan
Pengertian Wisata Kuliner
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
10 digilib.uns.ac.id
Wisata adalah kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut yang dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati objek dan daya tarik wisata .( Oka A Yoeti, 1987 : 107)
Kuliner adalah hasil olahan berupa masakan. Masakan tersebut berupa lauk pauk, makanan dan minuman. Setiap daerah memiliki citarasa makanan tersendiri, maka dari itu setiap daerah memiliki tradisi kuliner yang berbeda. Kemasan kreatif untuk kuliner adalah tantangan yang sangat menarik. Apalagi Indonesia sangat kaya dengan resep kuliner khas yang secara turun temurun diwariskan dalam setiap keluarga. Setiap daerah juga memiliki nama masakan yang berbeda. Sehingga wisata kuliner dapat diartikan sebagai jenis wisata minat khusus yang menitik beratkan pada kegiatan perjalanan untuk menikmati kuliner atau makanan sehingga mendapatkan kepuasan.(www.abiyanto.com)
Kuliner adalah suatu bagian hidup yang erat kaitannya dengan konsumsi makanan sehari-hari. Kuliner merupakan sebuah gaya hidup yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan sehari-hari. Karena setiap orang memerlukan makanan yang sangat dibutuhkan sehari-hari. Mulai dari makanan yang sederhana hingga makanan yang berkelas tinggi dan mewah. Semua itu, membutuhkan pengolahan yang serba enak.(Juwana,2009:67).
Kuliner adalah salah satu subjek pembicaraan yang selalu hangat dan menarik di kalangan manapun. Bahkan, di mana-mana saat ini bisnis kuliner semakin menjamur mengikuti permintaan pasar yang sangat antusias. Ada yang menyajikan menu makanan tradisional daerah, ada pula yang memilih Chinese user food, European food, bahkan takcommit jarang toada yang menyajikan aneka snack dan
11 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
jajanan ringan atau malah minuman dan segala macam es. (Bondan Winarno,2003:15)
4.
Manajemen Obyek dan Atraksi Wisata
a. Pengertian Manajemen
Kata manajemen berasal dari bahasa Perancis kuno ménagement, yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur. Manajemen belum memiliki definisi yang pasti dan diterima secara universal. Fungsi manajemen antara lain perencanaan, pengorganisasian, dan pengarahan. Untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan diperlukan alat-alat sarana (tools). Tools merupakan syarat suatu usaha untuk mencapai hasil yang ditetapkan. Tools tersebut dikenal dengan 6 M, yaitu men, money, materials, machines, method, dan markets.( www.wikipedia.com ).
Manajemen pengetahuan (knowledge management) adalah suatu rangkaian kegiatan yang digunakan oleh organisasi atau perusahaan untuk mengidentifikasi,
menciptakan,
menjelaskan,
dan
mendistribusikan
pengetahuan untuk digunakan kembali, diketahui, dan dipelajari di dalam organisasi. Kegiatan ini biasanya terkait dengan objektif organisasi dan ditujukan untuk mencapai suatu hasil tertentu seperti pengetahuan bersama, peningkatan kinerja, keunggulan kompetitif, atau tingkat inovasi yang lebih tinggi.(www.wikipedia.com)
b. Pengelolaan Obyek dan Atraksi Wisata commit to user
12 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Pariwisata merupakan sektor yang dapat diandalkan diberbagai daerah di Indonesia. Namun, pengembangannya masih belum optimal maka dibutuhkan suatu perencanaan agar terciptanya pembangunan pariwisata yang berkelanjutan. Perencanaan pariwisata itu sendiri membutuhkan suatu konsep pengelolaan untuk meningkatkan potensi pariwisata dengan mengoptimalkan accommodation, attraction, amenities, accessiibilty, dan activities. Akan tetapi, banyak kendala dan permasalahan dalam proses pengelolaan pariwisata sehingga pariwisata menjadi sektor yang tidak berkembang. Untuk itu, sebagai pengeloola harus dapat melihat lebih dalam tidak hanya dengan mengidentifikasi secara umum melainkan secara komprehensif serta melibatkan masyarakat agar berpatisipasi dalam pembangunan pariwisata. (Soekadijo,2000:217)
Selain itu, dalam pengelolaan dibutuhkan pengusahaan obyek dan daya tarik wisata. Pengusahaan objek dan daya tarik wisata meliputi kegiatan membangun dan mengelola objek dan daya tarik wisata beserta prasarana dan sarana yang diperlukan atau kegiatan mengelola objek dan daya tarik wisata yang telah ada. Pengusahaan objek dan daya tarik wisata dikelompokkan ke dalam: 1) Pengusahaan objek dan daya tarik wisata alam. 2) Pengusahaan objek dan daya tarik wisata budaya. 3) Pengusahaan
objek
dan
daya
tarik
(Soekadijo,2000:217)
c. Pengembangan Obyek dan Atraksi Wisata commit to user
wisata
minat
khusus.
13 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Pengembangan adalah proses, cara, perbuatan mengembangkan ke sasaran yang dikehendaki . Pengembangan adalah suatu usaha menuju ke arah yang lebih baik yang berarti ada perubahan dan pertumbuhan. Perubahan itu bisa dalam arti kualitas dan kuantitas. Perencanaan pengembangan pariwisata adalah suatu usaha untuk menetapkan langkahlangkah yang akan ditempuh dalam upaya meningkatkan pariwisata sebagai sumber devisa bagi negara, sehingga pengembangan pariwisata benar-benar terarah dan dapat mencapai hasil yang sebaik-baiknya (Marpaung, 2002:89).
Pelaksanaan semua fungsi manajemen harus diawali dengan perencanaan. Menurut Kadarman (1996) mengatakan bahwa “perencanaan sebagai suatu proses menentukan sasaran yang ingin dicapai, tindakan yang seharusnya dilaksanakan, bentuk organisasi yang tepat untuk mencapainya dan sumber daya manusia yang bertanggung jawab terhadap kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan.” (Kadarman,1996:98)
Dengan kata lain perencanaan adalah pemilihan sekumpulan kegiatan dan pemutusan selanjutnya apa yang harus dilakukan, kapan, bagaimana, dan oleh siapa. Perencanaan
yang baik
dapat
dicapai
dengan
mempertimbangkan kondisi diwaktu yang akan datang dalam mana perencanaan dan kegiatan yang diputuskan akan dilaksanakan, serta periode sekarang pada saat rencana dibuat. Dalam perencanaan dibutuhkan tujuan,
strategi,
dan
faktor
penunjang
pencapaian.(Kadarman,1996:98) commit to user
untuk
mengetahui
14 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
1) Tujuan Perencanaan
Menurut M. Karebet Widjayakusuma dan M. Ismail Yusanto (2002) Fungsi perencanaan memiliki 4 tujuan penting yaitu :
a) Mengurangi atau mengimbangi ketidakpastian dan perubahanperubahan di masa mendatang. b) Memusatkan perhatian pada pencapaian sasaran. c) Memastikan proses pencapaian tujuan dapat terlaksana secara efisien dan efektif. d) Memudahkan pengawasan (Kadarman,1996:99)
2) Strategi Perencanaan
Dalam sebuah pengelolaan pariwisata dibutuhkan sebuah strategi perencanaan untuk memanage sebuah tindakan awal dalam proses pengelolaan obyek dan atraksi wisata. Walaupun perencanaan merupakan tindakan awal dalam suatu manajemen, tetapi perlu dekatahui tahap-tahap yang harus dilaksanakan dalam membuat suatu perencanaan. Semua tahap perencanaan pada dasarnya dilihat melalui empat tahap (Kadarman,1996:99), antara lain : a)
Menetapkan tujuan atau serangkaian tujuan
Perencanaan
dimulai
dengan
keputusan-keputusan
tentang
keinginan-keinginan atau yang jelas maka organisasi tidak akan commit to user
15 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dapat menggunakan sumber-sumber daya yang dimiliki secara efektif.
b) Merumuskan keadaan saat ini
Dengan menganalisa keadaan organisasi saat ini rencana dapat dirumuskan untuk menggambarkan rencana kegiatan yang lebih lanjut. Dalam tahap ini diperlukan informasi-informasi terutama mengenai keuangan dan data statistik yang didapatkan dari organisasi. c)
Mengidentifikasikan segala kemudahan dan hambatan
Setiap kekuatan dan kelemahan serta kemudahan dan hambatan perlu diidentifikasi untuk mengukur kemampuan organisasi dalam mencapai tujuan. Oleh karena itu perlu diketahui faktor-faktor lingkungan eksternal dan internal yang dapat membantu organisasi dalam mencapai tujuannya atau yang mungkin dapat menimbulkan masalah.
d) Mengembangkan rencana atau serangkaian kegiatan
Dalam tahap ini perencanaan meliputi pengembangan berbagai alternatif kegiatan untuk pencapaian tujuan dan alternatif yang dipilih adalah yang terbaik dan yang paling memuaskan diantara alternatif yang ada. commit to user
16 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Pengembangan atau pembangunan pariwisata telah terbukti mampu memberi dampak positif dengan adanya perubahan yang besar dalam kehidupan masyarakat. Secara ekonomi pariwisata memberi dampak dalam perluasan lapangan usaha dan kesempatan kerja, peningkatan income per kapita dan peningkatan devisa negara. Dalam bidang kehidupan sosial terjadi interaksi sosial budaya antara pendatang dan penduduk setempat sehingga dapat menyebabkan perubahan dalam way
of
life
masyarakat
serta
terjadinya
integrasi
sosial.
(Kadarman,1996:99-100)
3) Faktor Penunjang
Dalam pengembangan pariwisata perlu ditingkatkan langkahlangkah yang terarah dan terpadu terutama mengenai pendidikan tenaga-tenaga kerja dan perencanaan pengembangan fisik. Agar suatu obyek wisata dapat dijadikan sebagai salah satu obyek wisata yang menarik, maka faktor yang sangat menunjang adalah kelengkapan dari sarana dan prasarana obyek wisata tersebut. Karena sarana dan prasarana
juga
sangat
diperlukan
untuk
mendukung
dari
fasilitas
yang
pengembangan obyek wisata.
Prasarana
kepariwisataan
adalah
semua
memungkinkan agar sarana kepariwisataan
dapat
hidup
dan
berkembang sehingga dapat memberikan pelayanan untuk memuaskan kebutuhan wisatawan yang beraneka ragam (Oka A Yoeti,1987:181). commit Prasarana tersebut antara lain to : user
17 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
a) Perhubungan : jalan raya, rel kereta api, pelabuhan udara dan laut, terminal. b) Instalasi pembangkit listrik dan instalasi air bersih. c) Sistem telekomunikasi, baik itu telepon, telegraf, radio, televise, kantor pos. d) Pelayanan kesehatan baik itu puskesmas maupun rumah sakit. e) Pelayanan keamanan baik itu pos satpam penjaga obyek wisata maupun pos-pos polisi untuk menjaga keamanan di sekitar obyek wisata. f) Pelayanan wistawan baik itu berupa pusat informasi ataupun kantor pemandu wisata. g) Pom bensin h) Dan lain-lain. (Oka A Yoeti, 1987:183)
Sarana
kepariwisataan
adalah
perusahaan-perusahaan
yang
memberikan pelayanan kepada wisatawan, baik secara langsung maupun tidak langsung dan hidup serta kehidupannya tergantung pada kedatangan
wisatawan
(Oka
A
Yoeti,
1987:184).
Sarana
kepariwisataan tersebut adalah : a) Perusahaan akomodasi : hotel, losmen, bungalow. b) Perusahaan transportasi : pengangkutan udara, laut atau kereta api commit to user dan bus-bus yang melayani khusus pariwisata saja.
18 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
c) Rumah makan, restoran, depot atau warung-warung yang berada di sekitar obyek wisata dan memang mencari mata pencaharian berdasarkan pengunjung dari obyek wisata tersebut. d) Toko-toko penjual cinderamata khas dari obyek wisata tersebut yang kebanyakan mendapat penghasilan hanya dari penjualan barang-barang cinderamata khas obyek tersebut. e) Dan lain-lain. (Oka A Yoeti, 1987:185-186).
Dalam pengembangan sebuah obyek wisata sarana dan prasarana tersebut harus dilaksanakan sebaik mungkin karena apabila suatu obyek wisata dapat membuat wisatawan untuk berkunjung dan betah untuk melakukan wisata disana maka akan menarik banyak pengunjung yang kelak akan berguna juga untuk peningkatan ekonomi baik untuk komunitas di sekitar obyek wisata tersebut maupun pemerintah daerah.
F. Metode Penelitian
1.
Teknik Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data-data penulis menggunakan beberapa cara dalam pengumpulan data, adapun cara tersebut sebagai berikut :
a. Metode Observasi commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
19 digilib.uns.ac.id
Pengamatan secara langsung atau survei di Gladag Langen Bogan guna mengetahui kelengkapan sarana dan prasarana obyek sekaligus mencari informasi tentang latar belakang obyek tersebut. Observasi secara langsung dengan mengunjungi Gladag Langen Bogan untuk melihat keadaan sekarang, melihat fasilitas yang disediakan, menilai pelayanan pedagang di Gladag Langen Bogan, dan melihat peran Paguyuban Pedagang Galabo.
b.
Wawancara
Suatu teknik pengumpulan data dengan cara mengajukan pertanyaan secara langsung dengan pihak terkait dalam pembahasan masalah yang bersangkutan. Dalam hal ini informasi dari wawancara yang didapat dari Arman selaku masyarakat setempat dan Dewi selaku pedagang Bubur Ayam di Galabo selama satu kali , Budy Sartono selaku Kabid Pelestarian, Promosi dan Kerjasama Disbudpar Kota Surakarta dan Eko Prajudhy Noor Ali selaku Kabid Perdagangan Disperindag Kota Surakarta selama tiga kali serta Atmanto Setyo Budiono selaku Ketua Paguyuban Pedagang Galabo selama satu kali.
c.
Studi Dokumen
Pengumpulan data dengan cara studi dokumen sebagai bahan untuk memperjelas penulisan. Studi dokumen dilakukan dengan menyebarkan quisioner kepada pengunjung mengenai pendapat berkunjung ke Galabo untuk mengetahui persepsi konsumen terhadap hidangan, kepuasan commit to user
20 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
pengunjung terhadap kenyamanan dan keamanan, dan keinginan pengunjung terhadap perkembangan Galabo. Studi dokumen dengan acuan data dari Dinas Perdagangan Kota Surakarta yaitu arsip Data Pedagang Dan Menu di Galabo Per Januari 2011. Arsip dari Disbudpar Kota Surakarta yaitu arsip Inventaris Data Wisata Budaya Kota Surakarta tahun 2011, Inventaris Data Wisata Belanja di Kota Surakarta tahun 2011, Inventaris Data Wisata Sejarah Kota Surakarta tahun 2011, Inventaris Data Wisata Pendidikan Kota Surakarta tahun 2011, Inventaris Data Tempat Kuliner Khas Kota Surakarta tahun 2011, Inventaris Data BPW/APW di Kota Surakarta Tahun 2011, Data Hotel Bintang dan Melati di Kota Surakarta tahun 2011, dan Data Inventaris Usaha Restoran di Kota Surakarta tahun 2011.
d.
Studi Pustaka
Studi
Pustaka
pengumpulan
merupakan
pendukung
dari
beberapa
hasil-hasil
data sebagai acuan suatu pokok bahasan dengan
menunjukkan bahan-bahan yang akan dikaji dalam penelitian baik dari segi instansi terkait melalui buku-buku diperpustakaan Lab Tour di Fakultas Sastra dan Seni Rupa dan Perpustakaan Daerah Kota Surakarta untuk mendapatkan informasi secara lengkap.
2. Tehnik Analisis
Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan model analisa interaktif. Model interaktif ini terdiri dari tiga komponen analisis yaitu commit to user
21 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Dalam metode ini penulis mengaitkan data-data yang berupa observasi, wawancara, quisioner dan referensi dari buku-buku pariwisata utuk memperoleh gambaran ataupun menguatkan gambaran yang sudah ada.
G. Sistematika Laporan
Penulisan laporan tugas akhir ini disusun dalam lima bab, yang secara garis besar diuraikan sebagai berikut :
BAB I merupakan pendahuluan yang menguraikan tentang Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Kajian Pustaka, Metode Penelitian, dan Sistematika Penelitian.
BAB II merupakan gambaran peran Pemkot Surakarta terhadap pariwisata Kota Surakarta.
BAB II merupakan tinjauan mengenai berbagai tempat kuliner khas di Kota Surakarta.
BAB IV mendeskripsikan potensi, pengelolaan, promosi dan pengembangan wisata kuliner Gladag Langen Bogan.
BAB V merupakan penutup yang berisi tentang kesimpulan dan saran.
commit to user
22 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
BAB II PERAN PEMKOT TERHADAP PARIWISATA KOTA SURAKARTA A. Kepariwisataan Kota Surakarta
Predikat Kota Surakarta sebagai kota budaya, memang tidak akan pernah pudar karena memiliki Keraton Kasunanan dan Pura Mangkunegaran yang menjadi jantung budaya dan tradisi jawa di Jawa Tengah. Perjalanan sejarah Kota Surakarta sangat dipengaruhi oleh budaya dari kedua keraton dan budaya sebagai kota dagang. Surakarta juga terkenal sebagai kota dagang dengan salah satunya ditandai perkembangan Pasar Gedhe, pasar tradisional yang terkenal di Kota Surakarta. Berbagai bangunan dan situs bersejarah khususnya Keraton Kasunanan, Pura Mangkunegaran, Benteng Vastenburg dan Pasar Gedhe adalah saksi hidup sejarah kota yang membentuk warisan budaya benda Kota Surakarta.
Kota Surakarta dengan beraneka ragam warisan budayanya mampu mendorong upaya pelestarian atas seluruh adat istiadat dan tradisi jawa. Dengan banyaknya warisan budaya bukan beban kultural, melainkan sumber inspirasi lahirnya karya-karya baru sejalan dengan perkembangan peradaban manusia. Keris, batik, gamelan, maupun wayang adalah contoh karya yang dibuat oleh leluhur dengan mengedepankan proses panjang. Semua karya tersebut dapat dijadikan sebuah identitas pariwisata Kota Surakarta yang berbudaya. commit to user
22
perpustakaan.uns.ac.id
23 digilib.uns.ac.id
Pada Oktober 2008, di Kota Surakarta diadakan acara bergengsi wisata yaitu World Heritage Cities Conference and Expo yang merupakan pengakuan dunia terhadap nilai historis dan kultural Kota Surakarta dan momentum bagi masyarakat tentang pentingnya kelestarian kawasan budaya sebagai identitas kota. Sekarang Kota Surakarta menjadi kota modern, konsekuensi logis dari perubahan pembangunan kota. Masalah utama yang dihadapi adalah menjaga identitas kota, pembangunan kota modern tidak berarti merusak kawasan budaya atau mengalih fungsikan situs budaya menjadi kegiatan yang tidak relevan dengan fungsinya tetapi lebih pada mengembangkan budaya agar dapat diterima di era modern.
Surakarta juga adalah salah satu dari sejumlah kota di Indonesia yang dibangun berdasarkan konsep penataan kota pariwisata modern. Railway dan transportasi khusus wisata, berbagai taman kota, kota satelit, apartement, hotel, wisata kuliner, bandara yang menghubungkan perjalanan internasional adalah sebagian dari elemen urban modern Kota Surakarta. Kota Surakarta mulai melebarkan sayap di pariwisata dengan diadakannya beberapa event besar bertema budaya dan yaitu mulai dari Solo Batik Carnival, Solo International Ethnic Music, Solo International Performing Art, Boyong Kedaton, dan juga event pariwisata seperti Bengawan Travel Mart dan World Heritage Cities. Bahkan di tahun 2011, Kota Surakarta membuat Calendar of Cultural Event Solo 2011 yang berisi tentang acara – acara kebudayaan yang akan berlangsung selama tahun 2011 di Kota Surakarta. Penyusunan agenda tahunan ini berdasarkan tanggal dan bulan dalam satu tahun sehingga memudahkan wisatawan untuk menyesuaikan dengan waktu liburan yang dimiliki selama satu tahun nanti disertai commit to user juga dengan peta Kota Surakarta. Ini membuktikan pariwisata Kota Surakarta
24 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
sudah
siap
bersaing
dengan
pariwisata
kota
lainnya.
(Arswendo
Atmowiloto,2008:39-40).
B. Obyek Dan Sarana Pariwisata Kota Surakarta
1.
Obyek Wisata Di Kota Surakarta
Kota Surakarta memiliki banyak obyek wisata yang dapat dikunjungi baik dari segi budaya, pendidikan, sejarah, belanja ataupun kuliner. Beberapa obyek wisata di Kota Surakarta terdiri dari spesifikasi wisata budaya, wisata pendidikan, wisata sejarah, wisata belanja, dan wisata kuliner. Wisata budaya yang dapat dikunjungi di Kota Surakarta Wayang Orang Sriwedari, Ketoprak , Kirap Pusaka 1 Suro, Grebeg Sudiro, Grebeg Mulud, Solo Batik Carnival. Semua wisata budaya yang dapat dijumpai di Kota Surakarta tersebut dipelihara dan dijaga oleh masyarakat sebagai warisan budaya yang dimiliki Kota Surakarta. ( Arsip Disbudpar Kota Surakarta: Inventaris Data Wisata Budaya Kota Surakarta tahun 2011 ).
Wisata pendidikan yang dapat dikunjungi di Kota Surakarta ada tujuh yaitu Museum Radya Pustaka, Outbond di Taman Balekambang, Museum Puro Mangkunegaran, Museum Kasunanan, Balai Agung, Monumen Pers, Taman Satwa Taru Jurug. ( Arsip Disbudpar Kota Surakarta: Inventaris Data Wisata Pendidikan Kota Surakarta tahun 2011 ). Wisata sejarah di Kota Surakarta ada enam yaitu Keraton Kasunanan, Puro Mangkunegaran, Masjid Agung, Masjid Al user Sepur Klutuk Jaladara. (Arsip Wustho Mangkunegaran, Pasar commit Gedheto dan
25 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Disbudpar Kota Surakarta: Inventaris Data Wisata Sejarah Kota Surakarta tahun 2011 ). Kota Surakarta memang dikenal dengan kota budaya dan sejarahnya, adanya dua kerajaan di Kota Surakarta menjadikan pusat kebudayaan Jawa Tengah bertumpu di Kota Surakarta.
Wisata belanja yang dapat dikunjungi di Kota Surakarta ada sebelas, yang paling terkenal untuk dikunjungi saat berwisata ke Kota Surakarta adalah Pasar Klewer, Pasar Antik Triwindu, Kampung Batik Kauman, Kampung Batik Laweyan, Ngarsopuro Night Market, Batik Danarhadi, Batik Keris, Javenir, Pusat Grosir Solo, Solo Grand Mall, dan Solo Square. ( Arsip Disbudpar Kota Surakarta: Inventaris Data Wisata Belanja di Kota Surakarta tahun 2011 ). Wisata Kuliner di Kota Surakarta dalam satu area terdapat di Gladag Langen Bogan, daerah Kota Barat, daerah Keprabon, disekitar Stadion Manahan, Pujasera dan berbagai makanan khas Kota Surakarta yang tersebar diseluruh kota Surakarta. ( Observasi:Kuliner di Kota Surakarta,19 Juni 2011).
2.
Sarana Kepariwisataan Kota Surakarta
Sarana kepariwisataan (tourism infrastruktur) adalah semua fasilitas yang memungkinkan agar prasarana pariwisata dapat hidup dan berkembang serta dapat memberikan pelayanan kepada wisatawan untuk memenuhi kebutuhan mereka yang beraneka ragam. Sarana pariwisata juga merupakan kelengkapan daerah tujuan wisata untuk melayani kebutuhan wisatawan dalam menikmati perjalanan wisatanya.(Gamal Suwantoro,2004:22). Ada tiga sarana kepariwisataan yaitu sarana pokok, sarana pelengkap dan sarana penunjang kepariwisataan. commit to user
26 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Sarana pokok kepariwisataan adalah perusahaan yang hidup dan hidupnya tergantung pada arus kedatangan orang yang melakukan perjalanan wisata termasuk didalam kelompok ini: travel agent dan tour operator, perusahaan angkutan wisata, hotel dan jenis akomodasi lainnya, restaurant, serta rumah makan lainnya, obyek wisata dan atraksi wisata lainnya. ( Oka A. Yoeti,1996:198).
Terdapat 31 Travel Agent dan Tour Operator yang berdiri di Kota Surakarta. Travel Agent dan Tour Operator bertugas memberikan informasi mengenai pariwisata di Kota Surakarta dan melayani kebutuhan wisatawan dalam hal pemesanan tiket, booking kamar hotel, rent car, dsb. Tourism Information Centre Kota Surakarta, terdapat di Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surakarta, Bandara Adi Sumarmo dan Mandira Tour & Travel. Travel Agent di Kota Surakarta ada 30 agent, yang paling besar adalah Sahid Gema Wisata Tours & Travel, Electra Duta Wisata Tours & Travel, Rosalia Indah Tour & Travel, Nusantara Tour dan Rosalia Indah . (Arsip Disbudpar Kota Surakarta: Inventaris Data BPW/APW di Kota Surakarta Tahun 2011).
Terdapat 91 hotel di Kota Surakarta mulai dari bintang 5 sampai melati, Hotel berbintang 5 di Kota Surakarta adalah Sahid Jaya Hotel, Lor In Resort & Spa, Sahid Kusuma Herritage Hotel. Hotel berbintang 4 adalah Best Western Premier Hotel, Novotel, Sunan Hotel, sedangkan hotel berbintang 3 di Kota Surakarta adalah Ibis, Agas International, Dana dan Grand Orchid Hotel. ( Arsip Disbudpar Kota Surakarta: Data Hotel Bintang dan Melati di Kota Surakarta tahun 2011 ). commit to user
27 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Angkutan Wisata di Kota Surakarta adalah Bus Tingkat Wisata Werkudara, Kereta Kencana dan Sepur Klutuk Jaladara. Ketiga transportasi khusus wisata tersebut merupakan sarana pokok pariwisata yang sekaligus sebagai tujuan wisatawan mengunjungi Kota Surakarta dan meningkatkan tingkat kunjungan wisatawan karena keunikan dari masing-masing transportasi. (Wawancara : Budi Sartono Kabid Pelestarian, Promosi dan Kerjasama Disbudpar Kota Surakarta, 5 April 2011). Restoran di Kota Surakarta ada Diamond Cafe, Orient Restaurant, Bale Padi, Lalaah Restaurant, Boga Bugi, Layar resto, Che Es Resto, Atria Restocafe, Atria Restocafe, Bandar Resto & Lounge, dsb. ( Arsip Disbudpar Kota Surakarta: Data Inventaris Usaha Restoran di Kota Surakarta tahun 2011 )
Sarana pelengkap kepariwisataan yaitu perusahaan atau tempat yang menyediakan fasilitas untuk rekreasi yang fungsinya tidak hanya melengkapi sarana pokok kepariwisataan dapat lebih lama tinggal pada suatu daerah tujuan wisata. Termasuk dalam kelompok ini adalah sarana olah raga seperti lapangan tenis, lapangan golf, kolam renang, permainan bowling, berselancar, berlayar dan lainnya. ( Oka A. Yoeti,1996:198). Di Kota Surakarta memiliki sarana olahraga permainan bowling dan kolam renang, salah satu tempat permainan bowling di Kota Surakarta adalah Bengawan Bowling Center. Kolam renang di Kota Surakarta yang dibuka untuk umum adalah Kolam Renang Tirta Manahan, di Hotel Sahid Jaya, Hotel Ibis, Novotel, Lor In Spa & Resort, Hotel Sunan, hotel Agas, Pandawa Water World. (Observasi: Sarana Pariwisata Kota Surakarta,6 Mei 20110)
commit to user
28 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Sarana Penunjang Kepariwisataan, yaitu perusahaan yang menunjang sarana pelengkap dan sarana pokok serta berfungsi tidak hanya membuat wisatawan lebih lama tinggal pada suatu daerah tujuan wisata, tetapi fungsi yang lebih penting adalah agar wisatawan dapat mengeluarkan atau membelanjakan uangnya di tempat yang dikunjungi. Termasuk kedalam kelompok ini adalah night club, steambath, casino, spa, dan lainnya.( Oka A. Yoeti,1996:199).
Spa dan Perawatan Kecantikan di Kota Surakarta adalah Taman Sari Royal Herritage Spa, Larissa Aestetic Center, Natasha Skin Care, Lor In Spa, Srikandi Javanese Spa Novotel, Ayudi Fitnes & Spa. (Observasi: Sarana Pariwisata Kota Surakarta,6 Mei 20110). Night Club di Kota Surakarta adalah Halai International Executive Club, Musro, Pipa’s Bar, Cafe Bola. (Observasi: Sarana Pariwisata Kota Surakarta,6 Mei 20110)
3.
Transportasi
Transportasi merupakan komponen utama dalam sistem hidup dan kehidupan, sistem pemerintahan, dan sistem kemasyarakatan. Kondisi sosial demografis wilayah memiliki pengaruh terhadap kinerja transportasi di wilayah tersebut. Tingkat kepadatan penduduk akan memiliki pengaruh signifikan terhadap kemampuan transportasi melayani kebutuhan masyarakat. Di perkotaan, kecenderungan yang terjadi adalah meningkatnya jumlah penduduk yang tinggi karena tingkat kelahiran maupun urbanisasi. Tingkat urbanisasi berimplikasi pada semakin padatnya penduduk yang secara langsung maupun tidak langsung mengurangi daya saing dari transportasi wilayah. (Abbas Salim,2006:35). commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
29 digilib.uns.ac.id
Transportasi yang mendukung juga dapat meningkatkan minat kunjungan wisatawan. Peningkatan jumlah wisatawan juga mengartikan banyak hal seperti keramaian dijalan, peningkatan polusi (suara dan udara), banyak sampah, dan tidak cukupnya infrastruktur yang menimbulkan dampak pada lingkungan dan marga satwa. Menurut Page dan Lumsdon (2004) mengenai transportasi wisata ―sistem transportasi dari suatu destinasi dapat mempengaruhi pengalaman berwisata yang menjelaskan bagaimana orang-orang melakukan perjalanan dan mengapa mereka memilih bentuk yang berbeda dari liburan, destinasi dan transportasi‖. (Dinasti Sitepu,2005:76). Transportasi secara eksplisit menunjukkan bahwa dalam sistem transportasi terdapat tiga komponen utama yaitu manusia, kendaraan dan jalan. Satu komponen lain yang berpengaruh terhadap sistem transportasi adalah lingkungan (environment). (Abbas Salim,2006:34).
Kebanyakan pelaku dan pengamat pariwisata berkeyakinan bahwa yang paling menentukan kesuksesan sebagai sebuah destinasi wisata adalah aksesibilitas. Tanpa akses, sebagai destinasi wisata tidak akan dapat berkembang karena kemudahan akses memfasilitasi kedatangan wisatawan. Aksesibilitas suatu obyek wisata merupakan faktor dominan dan sangat mempengaruhi mutu dari obyek wisata tersebut. Aksesibilitas terhadap pelayananwisata meliputi akses geografis, akses ekonomi, akses sosial atau budaya, dan akses bahasa.
Aksesibilitas mencakup keseluruhan infrastruktur transportasi yang menghubungkan wisatawan dari, ke dan selama di daerah tujuan wisata mulai dari darat, laut, sampai udara. Akses ini tidak hanya menyangkut aspek kuantitas tetapi juga mutu, ketepatan waktu, kenyamanan, dan keselamatan. Diskusi tentang commit to user
30 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
aksesibilitas biasanya lebih banyak menyoroti infrastruktur transportasi negara atau daerah tujuan wisata. Mungkin akses dari negara asal ke tujuan mudah dan lancar. Namun demikian akan timbul kesulitan lain jika di daerah tujuan tidak tersedia jaringan transportasi ke daerah sekitarnya. (Abbas Salim,2006:89).
Kota Surakarta juga mendukung aksesibilitas pariwisata agar wisata di Kota Surakarta semakin meningkat. Kota Surakarta juga memiliki transportasi reguler yang nyaman diluar dari transportasi khusus wisata. Berikut berbagai moda transportasi di Kota Surakarta :
a) Menggunakan pesawat udara melalui Bandara Adi Sumarmo. Melayani penerbangan dari – menuju Singapura, Jakarta, dan Denpasar ( masih dalam penanganan pengelola ). (Observasi: Transportasi Kota Surakarta,6 Mei 20110). b) Menggunakan kereta api melalui Stasiun Balapan, Stasiun Purwosari, Stasiun Jebres. Melayani jalur dari – menuju Surabaya – Yogyakarta – Bandung – Jakarta. (Observasi: Transportasi Kota Surakarta,6 Mei 20110). c) Menggunakan bus umum melalui Terminal Tirtonadi. Melayani jalur dari – menuju Bali, Surabaya, Yogyakarta, Semarang, Bandung, Jakarta, Sumatera. Bus yang melayani rute dalam Kota Surakarta denagn fasilitas AC adalah Batik Solo Trans dan Damri, bus reguler tanpa AC adalah Atmo, Surya Kencana, Nusa. Bus tersebut melayani rute melewati Kota Surakarta, angkutan kota juga sebagian melayani rute dalam Kota Surakarta. (Observasi: Transportasi Kota Surakarta,6 Mei 20110). commit to user
31 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
d) Menggunakan jasa taksi, Kota Surakarta memiliki banyak armada taksi bekisar 400 – 500 unit dari enam perusahaan operator taksi yaitu Kosti Solo, Sentral, Bengawan, Gelora, Sakura, Angkasa. ( Arsip Dishub Kota Surakarta:‖Ijin trayek Taksi Di Kota Surakarta‖ ). e) Menggunakan becak untuk jarak tempuh dekat dan sekaligus menikmati Kota Surakarta.
C. Kebijakan Pariwisata Kota Surakarta
Sektor pariwisata di Kota Surakarta cukup strategis apabila dilihat dari kondisi, potensi, visi dan misi kota. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surakarta memiliki Visi sebagai berikut: Terwujudnya Kota Surakarta sebagai kota budaya yang ertumpu pada potensi perdagangan, jasa, pendidikan, pariwisata dan olahraga. Misi dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kota Surakarta adalah sebagai berikut : 1) Revitalisasi kemitraan dan partisipasi seluruh komponen masyarakat dalam semua bidang pembangunan, serta perekat kehidupan nilai-nilai ―Sala Kota Budaya‖. 2) Meningkatkan kualitas sumbber daya manusia yang memiliki kemampuan dalam penguasaan dan pendayagunaan ilmu pengetahuan, tehnologi dan seni, guna
mewujudkan
inovasi
dan
integritas
berlandaskan Ketuhanan Yang Maha to Esa. commit user
masyarakat
madani
yag
32 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
3) Mengembangkan seluruh kekuatan ekonomi daerah sebagai pemacu tumbuh dan kembangnya ekonomi rakyat yang berdaya saing tinggi, serta mendayagunakan potensi pariwisata dan tehnologi terapan yang akrab lingkungan. 4) Membudayakan peran dan fungsi hukum, pelaksanaan hak asasi manusia dan demokratis bagi seluruh elemen masyarakat, utamanya para penyelenggara pemerintahan.(Wawancara:Budi Sartono selaku Kabid Pelestarian, Promosi dan Kerjasama Disbudpar Kota Surakarta, 20 Juni 2011).
Adapun tujuan visi dan misi tersebut adalah sebagai berikut: 1) Menumbuhkan inovasi dan sikap masyarakat terhadap Sadar Wisata. 2) Mengarahkan kepariwisataan daerah yang bertumpu pada kekuatan masyarakat. 3) Meningkatkan partisipasi pelaku pariwisata dalam memberikan kontribusi terwujudnya daerah Wisata di Kota Surakarta. 4) Meningkatkan koordinasi antar wilayah hinterland dalam optimalisasi paketpaket wisata. 5) Meningkatkan profesionalisasi perijinan. 6) Terwujudnya mekanisme dan prosedur perijinan yang memuaskan pelanggan. 7) Menghasilkan riset dan pengembangan informasi data sesuai dengan perkembangan jaman. 8) Menghasilkan manajemen pemasaran strategic dengan kompetensi SDM yang menguasai riset SDM. commit to user
33 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
9) Meningkatkan kerjasama antara daerah . (Wawancara:Budi Sartono selaku Kabid Pelestarian, Promosi dan Kerjasama Disbudpar Kota Surakarta, 20 Juni 2011)
Arah kebijakan dibidang pariwisata yang akan ditempuh oleh pemerintah Kota Surakarta, antara lain meliputi: 1) Peningkatan peluang kerjasama/kemitraan dengan unsur-unsur pelaku pariwisata dan jaringan kerja (networking) antara daerah. 2) Revitalisasi obyek-obyek wisata dan menggali obyek dan daya tarik wisata yang baru. 3) Memperluas segmen wisatawan, baik domestik maupun mancanegara. 4) Kerjasama riset pengembangan wisata dan koordinasi wisata dengan sektor terkait. 5) Optimalisasi program-program strategis dan kapabilitas organisasi. 6) Membangun citra pariwisata daerah melalui keterpaduan informasi promosi pariwisata. 7) Peningkatan kualitas dan profesionalisme SDM dalam upaya memberikan pelayanan yang prima. 8) Pengembangan manajemen pelayanan strategis dan menjadikan pariwisata sebagai salah satu sektor andalan. 9) Peningkatan penguasaan teknologi melalui penguasaan di bidang komputer dan internet. (Wawancara:Budi Sartono selaku Kabid Pelestarian, Promosi dan Kerjasama Disbudpar Kota Surakarta, 20 Juni 2011) commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
34 digilib.uns.ac.id
Program prioritas kegiatan yang telah disusun oleh Pemerintah Kota Surakarta dalam bidang pariwisata adalah sebagai berikut : 1) Program Pengembangan Informasi Dan Jaringan Pemasaran Pariwisata, dengan prioritas kegiatan: a. Pembuatan dan pengiriman materi promosi melalui media massa. b. Keikutsertaan pameran, festival dan dialog pariwisata. c. Kirab prosesi Boyong Kedaton. d. Duta Wisata ke luar negeri. 2) Program Peningkatan dan Pengembangan SDM di bidang Pariwisata dengan prioritas kegiatan: a. Bantuan operasional kegiatan kelompok sadar wisata. b. Sosialisasi Peraturan Daerah Kepariwisataan. c. Penyuluhan dan pelatihan sektor pariwisata, seni dan budaya. d. Pelatihan dan kursus manajemen pengelolaan usaha pariwisata. 3) Program Pengembangan Produk Wisata Daerah dengan prioritas kegiatan: a. Bantuan pembinaan seni dan budaya. b. Bantuan stimulasi peralatan kesenian, aset seni budaya dan alat-alat kesenian. 4) Program Peningkatan Kemitraan Antar Pelaku Pariwisata dengan prioritas kegiatan: a. Pembuatan materi promosi terpadu melalui media mass b. Pengisian Tourist Information Centre (TIC) bersama c. Penyusunan dan pengembangan Paket Wisata Terpadu d. Peningkatan koordinasi antar pelaku pariwisata commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
35 digilib.uns.ac.id
5) Program Pengembangan Manajemen Pengelolaan Obyek Wisata dan Daya Tarik Wisata dengan prioritas kegiatan: a. Study banding manajemen pengelolaan Obyek dan Daya Tarik Wisata (ODTW) b. Rehabilitasi Obyek dan Daya Tarik Wisata c. Bantuan operasional pengelolaan Obyek dan Daya Tarik Wisata d. Monitoring dan evaluasi pengelolaan Obyek dan Daya Tarik Wisata 6) Program pengembangan riset pariwisata dengan prioritas kegiatan a. Penyelenggaraan, penyebarluasan dan pengadaan sarana dan prasarana riset-riset kepariwisataan. b. Penyusunan paket wisata. (Wawancara:Budi Sartono selaku Kabid Pelestarian, Promosi dan Kerjasama Disbudpar Kota Surakarta, 20 Juni 2011)
D. Kelompok Kerja Pengembangan Pariwisata Kota Surakarta Kota Surakarta memiliki berbagai obyek wisata, sarana wisata dan prasarana wisata yang menunjang perkembangan pariwisata di Kota Surakarta. Perkembangan Kota Surakarta di bidang pariwisata sangat terlihat di periode kepemimpinan Walikota Joko Widodo – FX Rudi. Hal tersebut menjadikan Kota Surakarta mulai berbenah menuju kota wisata, banyak hal yang dibenahi dan dikembangkan di sektor pariwisata. Kota Surakarta mmiliki beberapa dinas pemerintahan yang bergerak di to user dan Pariwisata Kota Surakarta pengembangan pariwisata. Dinascommit Kebudayaan
36 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
menangani birokrasi pengelolaan dan perijiinan segala obyek wisata dan event kebudayaan di Kota Surakarta. Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota Surakarta menangani kebersihan dan tata taman untuk obyek wisata dan wajah kota. Badan Perencanaan dan Pengembangan Daerah Kota Surakarta menangani birokrasi pengembangan obyek wisata. Dinas Tata Kota, Kota Surakarta menangani penataan desain luar dari obyek wisata tanpa merubah konsep dari obyek tersebut. Dinas Komunikasi dan Informasi menangani promosi pariwisata untuk Kota Surakarta. Badan Promosi Pariwisata Indonesia Kota Surakarta, PHRI dan ASITA merupakan lembaga pariwisata yang mempromosikan dan menangani persatuan sarana kepariwisataan di Kota Surakarta. Kelompok kerja tersebut memiliki tugas masing-masing yang sudah diatur oleh Perda No.2 Tahun 2010 mengenai Pembangunan Daerah Kota Surakarta. (Wawancara:Budi Sartono selaku Kabid Pelestarian, Promosi dan Kerjasama Disbudpar Kota Surakarta, 20 Juni 2011)
E. Strategi Pengembangan Pariwisata Kota Surakarta
1.
Tujuan Umum Pengembangan Pariwisata Pariwisata merupakan salah satu sektor di Kota Surakarta yang menunjang
perekonomian dan kesejahteraan masyarakat secara signifikan. Kota Surakarta memiliki berbagai sumber daya yang sangat baik guna mencapai industri pariwisata yang sehat,dengan cara: commit to user
37 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
a) Menciptakan lapangan kerja di bidang perhotelan, restoran, transportasi, perusahaan perjalanan wisata (BPW) dan lain-lainnya, terutama di daerah terbelakang namun memiliki potensi wisata yang tinggi. b) Mendorong tumbuhnya
berbagai
peluang
yang
mampu
menarik
pengusaha-pengusaha baru dan penawaran pelatihan-pelatihan dan pendidikan bagi generasi muda. c) Menciptakan dampak nyata dari kegiatan pariwisata, khususnya bagi peningkatan pendapatan rumah tangga di sektor swasta maupun pemerintah, melalui upah dan gaji, penyewaan, pembelanjaan, perpajakan dan penghasilan usaha lainnya. d) Menstimulasi industri-industri dan bidang-bidang jasa lainnya di Kota Surakarta agar tercipta perekonomian dengan dasar yang baik dan luas. e) Peningkatan kualitas hidup dari penduduk setempat yang mendapat manfaat dari daerah-daerah rekreasi, resor, restoran, museum,perjalanan, hiking, dan perayaan. (Arsip Disbudpar Kota Surakarta: ―Strategi Pengembangan Pariwisata kota Surakarta tahun 2010-2014‖) Sektor pariwisata mempunyai potensi pertumbuhan yang sangat besar yang pengembangannya perlu direalisasikan agar bisa mencapai tujuan yang diinginkan. Kota Surakarta bertujuan meningkatkan tingkat kedatangan wisatawan tahunan sebesar 5% untuk tahun-tahun mendatang dan sebesar 10% untuk tahun berikutnya. Wisatawan yang bermalam bisa mencapai 3 juta dalam kurun waktu kurang lebih 10 tahun mendatang. (Wawancara:Budi Sartono selaku Kabid Pelestarian, Promosi dan Kerjasama Disbudpar Kota Surakarta, 20 Juni 2011) commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
2.
38 digilib.uns.ac.id
Tujuan Khusus Pengembangan Pariwisata Pertama, untuk saat ini Kota Surakarta belum dipromosikan secara baik
sebagai sebuah destinasi pariwisata. Promosi Pariwisata daerah hanya sebatas pada publikasi melalui brosur pariwisata secara umum. Ketiadaan pemasaran pariwisata yang strategis dan profesional saat ini merupakan handikap yang serius bagi pertumbuhan lebih jauh. Pemasaran pariwisata yang dilakukan secara besarbesaran bisa mendapatkan kembali pangsa pasar yang hilang dan membangkitkan motivasi kerja secara cepat di tempat-tempat atraksi, hotel-hotel dan di waktu yang sama menimbulkan rasa percaya diri pada tempat tujuan wisata. Promosi pariwisata adalah bagian terpenting dari strategi. Sasaran khususnya agar Kota Surakarta dikenal secara luas sebagai tujuan wisata yang atraktif di Jawa Tengah. Kehadiran sebuah pasar yang berhasil bisa dicapai melalui pemasaran pariwisata yang kompeten dan profesional. Kedua, sebuah destinasi wisata membutuhkan nama produk yang jelas, yang bisa dikenali oleh pasar pariwisata eksternal dan internal. Kota Surakarta mempunyai sumber daya yang bagus dalam hal warisan budaya, tapi harus bersaing dengan banyak daerah lain, terkadang dengan tujuan-tujuan wisata di Indonesia yang sudah dikenal oleh seluruh dunia. Kota Surakarta mempunyai sejumlah wisata alam dengan infrastruktur pariwisata yang mencukupi, dimana tempat-tempat ini bisa dijadikan kawasan pariwisata yang lebih besar. Wisata alam atau ekowisata membidik kelompok-kelompok sasaran seperti orang-orang muda, para mahasiswa, pasangan-pasangan yang kaya dan generasi senior. Wisata kesehatan melengkapi wisata keindahan alam dan kebudayaan dan mempunyai daya tarik bagi segmen-segmen pasar yang sama. Kota Surakarta bisa membangun commit to user
39 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
wisata kesehatan melalui penggalakan penyembuhan tradisional Jawa, tanaman obat-obatan, jamu, makanan yang sehat dan elemen-elemen alamiah lainnya. Sasaran khususnya agar Kota Surakarta mempunyai produk wisata liburan yang bagus, yang berbasiskan kebudayaan, alam dan kesehatan. Produk-produk wisata mencerminkan kekayaan wilayah dan kreativitas para pengelola pariwisata. Ketiga, Kota Surakarta mempunyai potensi untuk menjadi pemain besar di bisnis MICE. Kota Surakarta telah membuktikan kemampuannya dalam mengorganisir berbagai festival, konferensi dan berbagai event seni dan budaya. Hotel di semua kategori, gedung-gedung pertemuan, dan ballroom-ballroom, restoran-restoran,
perusahaan-perusahaan
tour,
semuanya
mempunyai
perlengkapan yang mencukupi untuk mengorganisir MICE secara profesional. Kota Surakarta merupakan tempat berbagai macam industri dan organisasi yang bisa menjamin permintaan yang berkelanjutan untuk acara-acara bisnis dan konferensi. Walupun demikian, infrastruktur dan pemasaran MICE secara profesional yang lebih baik masih dibutuhkan. Kota Surakarta bisa mendapatkan manfaat dari para wisatawan MICE secara signifikan melalui dampak multigandanya kepada perekonomian masyarakat. Sasaran khususnya agar Kota Surakarta menjadi salah satu tujuan utama MICE di Jawa dan sebagai tuan rumah secara teratur bagi acara-acara pertemuan, pameran dan insentif di level nasional dan internasional. Keempat, membangun sebuah destinasi wisata regional menuntut adanya kesungguhan para stakeholder untuk memenuhi kesepakatan-kesepakan bersama yang telah dibuat dan mencapai sasaran-sasaran umum. Proses ini akan berlangsung lama dan membutuhkan tenaga penggerak. Kota Surakarta hanya bisa commit to user
40 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
berhasil bila semua kabupaten/kota turut berpartisipasi. Komitmen hanya bisa dimungkinkan bila tiap kabupaten/kota mendapatkan manfaat yang memadai dari pariwisata regional dan memperoleh pengembalian dari investasi mereka. Manfaat-manfaat tersebut berupa: penggunaan investasi yang efisien, produk wisata yang menarik lebih banyak pengunjung, wisatawan menetap lebih lama, pemasaran bersama itu lebih efektif dan mencapai lebih banyak kelompokkelompok sasaran. Oleh karena itu membangun rasa saling percaya dan juga rasa percaya diri atas semua kabupaten/kota sebagai satu kesatuan tujuan wisata adalah hal yang sangat penting. Sasaran khususnya agar Kota Surakarta sebagai destinasi wisata menjadi bagian dari kebijakan pemerintahan kabupaten/kota di Kota Surakarta, dan para stakeholder berkomitmen dengan penuh kesungguhan untuk tujuan ini. Kelima, Indonesia banyak menawarkan tempat-tempat wisata, dan banyak dari tempat-tempat tersebut mengejar pasar yang sama yang juga dituju oleh Kota Surakarta. Kualitas produk dan pelayanan menjadi kriteria penting untuk meningkatkan posisi daya saing sebuah destinasi wisata. Sebuah produk yang berkualitas menjadi elemen inti bagi sebuah destinasi wisata yang berhasil, sementara dalam hal ini tempat-tempat dan produk-produk pariwisata Kota Surakarta masih membutuhkan perbaikan yang mendasar. Upaya peningkatan kualitas
sangat
dibutuhkan
disemua
tingkat:
tempat-tempat
rekreasi,
keramahtamahan, manajemen pariwisata, informasi dan pemasaran pariwisata. Hanya kualitas dan inovasi yang bisa membawa Kota Surakarta bisa berdaya saing dibandingkan daerah wisata lain di Indonesia. Sasaran khususnya agar Kota Surakarta dikenal sebagai penyedia pelayanan pariwisata dengan kualitas tinggi commit to user
41 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dan berdaya saing. Dalam hal ini sektor swasta terdorong untuk berinvestasi dan mengambil posisi utama dalam pengembangannya. (Arsip Disbudpar Kota Surakarta: ―Strategi Pengembangan Pariwisata kota Surakarta tahun 2010-2014‖).
3.
Strategi Pengembangan Pariwisata Ada lima strategi pengembangan yang dimiliki Pemkot Surakarta untuk
mengembangkan pariwisata di Kota Surakarta. a) Strategi 1 Tujuan A: Kota Surakarta dikenal secara luas sebagai sebuah destinasi wisata yang atraktif di Jawa Tengah. Keberhasilan meraih pasar dicapai melalui pemasaran pariwisata yang kompeten dan profesional. 1) Pelaksanaan program pemasaran yang telah disepakati. Langkahlangkahnya:
Membangun
program
pemasaran
dalam
kerangka
pengenalan brand ―Solo – The spirit of Java‖. Bekerjasama dengan mitra-mitra yang relevan di wilayah dan secara nasional untuk pelaksanaan program (termasuk sponsoring). Melakukan kerjasama dengan para tour operator, komersial dan hotel-hotel untuk penjualan objek wisata / program. Mendukung pengembangan kawasan-kawasan baru (Karanganyar sebelah timur, Klaten, Sangiran, Wonogiri) dengan promosi yang memadai. Membuat disain dan memproduksi barang pernak-pernik ―Solo – The Spirit of Java‖. 2) Menjadikan Kota Surakarta sebagai pemain utama di Jawa melalui komunikasi website dalam penyampaian informasi dan penjualan. Langkah-langkahnya: Membuat website pariwisata (dikelola oleh unit commit to user
42 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
manajemen khusus). Mengadakan workshop untuk usaha pariwisata kecil: web marketing, design and pengelolaan websites, alat-alat penjualan, dll. Mengundang provider jasa pariwisata untuk mendukung usaha pariwisata kecil. (Arsip Disbudpar Kota Surakarta: ―Strategi Pengembangan Pariwisata kota Surakarta tahun 2010-2014‖) b) Strategi 2 Tujuan B: Kota Surakarta menawarkan produk wisata liburan/plesiran yang kuat, berbasis kebudayaan, alam dan kesehatan. Produk-produk pariwisata mencerminkan kekayaan wilayah, ketrampilan dan kreativitas penyelenggara pariwisata. 1) Membuat atraksi-atraksi budaya yang menarik bagi beragam wisatawan.
Langkah-langkahnya:
Memprioritaskan
pengaturan
pengunjung disitus-situs bersejarah yang utama Keraton Kasunanan, Mangkunegaran,
Puro
Mangkunnegaran
dan
Radyapustaka,
Mengenalkan presentasi audiovisual: film, suara, pertunjukan pendek, self-guided tours, tata lampu & suara. Menarik pengunjung kalangan muda & anak misal melalui animasi, pembuatan batik sederhana, musik,
menggambar,
permainan.
Memanfaatkan
tempat-tempat
bersejarah untuk aktivitas budaya masa kini misal pameran-pameran, konser, konferensi/workshop, cafetaria, restoran. Menterjemahkan keterangan-keterangan artifak-artifak di musium ke bahasa inggris agar mudah dipahami oleh wisatawan mancanegara. 2) Meluncurkan ekowisata dan produk-produk wisata petualangan outdoor. Langkah-langkah: Mendesain sebuah trekking trail dengan commit to user
43 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
durasi yang berbeda-beda (Lintasan Gunung Berapi, Jawa Tengah (Merapi-Merbabu), Lintas Barat Wonogiri dengan goa-goa, Lawu), diutamakan kawasan-kawasan wisata yang diusulkan, lintasan dengan sepeda gunung, lawatan sungai di Kota Surakarta dengan perahu. Merencanakan acara tahunan yang khas dengan efek citra yang kuat misalnya Lari Gunung Lawu, perlombaan perahu di Danau Gajah Mungkur, Lawu – Balap Sepeda Merapi. Menjelajahi potensi pengematan satwa liar (Gunung Lawu). 3) Memperkenalkan produk-produk wisata kesehatan (wellness tourism) yang inovatif. Langkah—langkahnya: Mendokumentasikan praktekpraktek penyembuhan lokal, produksi jamu dan seluruh persiapannya sebagai materi bagi penciptaan pengalaman para pengunjung. Diversifikasi program spa di hotel dan mengenalkan formula kesehatan baru. Menggali berbagai upaya untuk mengkombinasikan seni, musik, tari dengan wisata spiritual. 4) Mempersiapkan kawasan-kawasan wisata baru di Gunung Lawu Karanganyar dan Klaten. Langkah-langkah: Melakukan inventarisasi, studi potensi dan perencanaan manajemen untuk atraksi-atraksi (kalau diperlukan). Pengembangan kawasan: lintasan , tour-tour tematis, acara ritual lokal (pementasan-pementasan bersejarah, ritual-ritual), perbaikan
tempat-tempat
wisata
dan
infrastruktur
lokal
dsb.
Mengidentifikasi peluang investasi dan memobilisasi investasi. Mengorganisir tim taskforce pariwisata yang terdiri dari stakeholder lokal dan pengelola pariwisata. Menjalin kerjasama antar pengusaha commit to user
44 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
pariwisata. Memperbaiki konservasi alam dan situs. Pembuatan publikasi/materi promosi (trekking,peta perjalanan bersepeda, selfguided
tours).
(Arsip
Disbudpar
Kota
Surakarta:
―Strategi
Pengembangan Pariwisata kota Surakarta tahun 2010-2014‖) c) Strategi 3 Tujuan C: Solo menjadi salah satu tujuan utama MICE di Jawa dan menjadi tuan rumah secara tetap untuk acara-acara nasional dan internasional. 1) Mengembangan Biro Konvensi untuk mempromosikan Kota Surakarta sebagai tujuan MICE. Langkah-langkah : Memonitor dan menganalisa pasar wisata konvensi dan berbagai event di Indonesia (intelijen pasar). Membuat data base tentang korporasi dan pemerintahan di Kota Surakarta yang potensial sebagai pengguna MICE. Mengidentifikasi peluang bisnis MICE di Indonesia dan Asia Tenggara untuk Kota Surakarta. Mempersiapkan dan melaksanakan promosi MICE yang berkualitas
melalui
informasi/material/kampanye.
Meningkatkan
kapasitas pelaku-pelaku usaha MICE. Memberi konsultasi pada para perusahaan penunjang perihal tren-tren pasar dan kebutuhankebutuhan produk/jasa layanan MICE. Pengembangan konsep-konsep acara/event. 2) Mengintensifkan kerjasama antara para stakeholder MICE. Langkahlangkahnya: Membuat jejaring diantara BPW, Event Organizer profesional, Dinas Kebudayaan Pariwisata Kota Surakarta, pengelola gedung pertemuan/konvensi, dan perusahaan penerbangan untuk mendiskusikan dan mempersiapkan program-program yang akan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
45 digilib.uns.ac.id
datang. Meminta aliansi para stakeholder untuk berpartisipasi dalam travel mart/pameran dagang khusus MICE. Mengembangkan konsep event. Memanfaatkan jejaring untuk melakukan lobi-lobi politis. 5) Perbaikan transportasi udara dan darat menuju Kota Surakarta. Langkah-langkahnya: Menjajaki peningkatan frekuensi penerbangan dan rute-rute baru dengan perusahaan penerbangan dan industri setempat dengan memproritaskan rute Kota Surakarta – Denpasar dan penambahan penerbangan ke Jakarta. Mendukung promosi untuk ruterute baru. Percobaan angkutan umum antara bandara ke pusat kota pulang pergi (PP). Memperbaiki transportasi penumpang dari/ke bandara Yogyakarta (merelokasi stasiun kereta api ke bandara, kereta api bolak-balik, meningkatkan frekuensi kereta api antar kota). Memasang rambu-rambu penunjuk arah bagi para pengunjung (untuk hotel-hotel, atraksi-atraksi utama, tempat-tempat rekreasi, gedung pertemuan/konvensi, pusat-pusat kota/kabupaten, dengan penyebutan jarak). (Arsip Disbudpar Kota Surakarta: ―Strategi Pengembangan Pariwisata kota Surakarta tahun 2010-2014‖) d) Strategi 4 Tujuan D: Kota Surakarta sebagai destinasi wisata menjadi bagian dari kebijakan pemerintah daerah dan didukung oleh komitmen dari para stakeholder. 1) Mendirikan sebuah Badan atau Asosiasi Pariwisata Kota Surakarta yang representatif dan aktif. Langkah-langkah : Konsep Asosiasi Pariwisata Kota Surakarta yang diusulkan oleh para champion pariwisata yang commit to user
46 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
berkomitmen dari sektor swasta dan pemerintah. Membuat mapping struktur organisasi dan pendirian Asosiasi. Asosiasi membuat pedoman dan kontrol terhadap pemasaran daerah tujuan wisata. 2) Penguatan kompetensi dinas pariwisata di daerah. Langkah-langkah: Pelatihan & kursus untuk manajemen pariwisata, investasi pariwisata, promosi pariwisata, perijinan, kontral kualitas, dll. Berpartisipasi dalam berbagai seminar dan konferensi tingkat regional, nasional dan internasional.
Memperbaiki
kemampuan
berbahasa
asing.
Mengorganisir program pertukaran tingkat regional untuk meyamakan hasil. Melakukan kunjungan-kunjungan langsung ke tempat-tempat perusahaan dan atraksi-atraksi. Memberi pelatihan kepada para manajer pengelola tempat-tempat atraksi. 3) Pengenalan Sistem Manajemen Pariwisata yang Efisien. Langkahlangkah : Memperkenalkan statistik pariwisata yang sederhana tapi terpercaya dan membuat kompilasi ke dalam database regional. Melakukan penelitian tentang para pengunjung, terkait dengan pola perjalanan, tingkat kepuasan atas perjalanan dan pembelanjaannya (tiap empat tahun). Laporan tahunan mengenai posisi bersaing. Kab./Kota berkoordinasi dengan program investasi pariwisata yang lebih besar dengan daerah tetangga dan asosiasi pariwisata, serta menggali kemungkinan pendanaan bersama. 6) Pembuatan sistem informasi dan petunjuk rute perjalanan bagi wisatawan yang datang ke Kota Surakarta. Langkah-langkah : Memperkenalkan secara bertahap rambu-rambu jalan yang seragam commit to user
47 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
menuju
tempat-tempat
pariwisata
Pengembangan
konsep
rute
pariwisata regional, yaitu ―The Spirit of Java‖. Melengkapi dan melatih semua staf kantor-kantor di kab/kota yang terkait dengan informasi khususnya dalam menyediakan informasi pariwisata untuk keseluruhan wilayah. Mengikutsertakan informasi tentang atraksiatraksi di daerah yang tetangga dalam material informasi daerah. Mendesain ulang kantor informasi pariwisata di Kota Surakarta kualitas materi yang disajikan, bahan informasi, orientasi pelayanan, lokasi, dll. Koordinasi hubungan antar wilayah dengan Java Promo. (Arsip Disbudpar Kota Surakarta: ―Strategi Pengembangan Pariwisata kota Surakarta tahun 2010-2014‖) e) Strategi 5 Tujuan E: Kota Surakarta dikenal sebagai penyedia jasa pariwisata dengan kualias tinggi dan berdaya saing. Sektor swasta didorong untuk berinvestasi dan mengambil peran utama dalam pengembangan sektor pariwisata. 1) Menjalankan program untuk memperbaiki kualitas produk dan pelayanan. Langkah-langkah : Mengorganisir workshop-workshop yang ―berkualitas‖ di tingkat Kab./Kota dengan pengalaman praktek di lapangan. Mendistribusikan berbagai manual teknis yang yang berkualitas ke hotel dan pengelola atraksi. Kampanye/sosialisasi yang berkualitas di Kota Surakarta. Menginisiasi lomba kualitas, Wilayah Kota Surakarta Award. Mengundang para penyedia jasa yang berkualitas untuk mengadakan cek kualitas dan memberikan commit to user
48 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
konsultansi tentang kualitas produk. Mencari masukan dari para pengunjung melalui penelitian secara teratur di tempat-tempat atraksi dan hotel-hotel. 2) Pemerintah Kab/Kota memperkuat kerjasama dengan sektor swasta dan memfasilitasi kegiatan investasi dan bisnis. Langkah-langkahnya : Peninjauan ulang secara rutin mengenai prosedur dan biaya perijinan. Mengidentifikasi hambatanhambatan birokrasi. Penunjukan Dewan Penasehat Daerah yang terdiri dari perwakilan-perwakilan Dinas Pariwisata dan para pengusaha pariwisata untuk mendiskusikan investasi pariwisata sektor publik. Dinas Pariwaisata mengadakan dengar
pendapat
tahunan
tentang
kebijakan
pariwisata,
aktivitasaktivitas dan pencapaian-pencapaiannya. 3) Para pengelola inbound tour mencari peluang-peluang bisnis melalui paket-paket yang dinamis. Langkah-langkahnya : Para operator mengeksplor peluang paket wisata untuk kelompok target khusus seperti: expatriat,peziarah, kelompok anak muda, konsumen dari Surabaya, Semarang, Yogjakarta, dll. Paket wisata kunjungan yang mengkombinasikan Solo dengan daerah pinggiran. Para Operator bekerjasama Pengembangan
dengan
hotel
kompetensi
untuk dalam
penjualan
paket
wisata.
penyelenggaraan
event.
Mengeksplor penjualan paket wisata jalur kereta api ( pasar: Surabaya, Jakarta, Semarang). 7) Pelatihan di kabupaten/kota untuk UMKM sektor pariwisata (hotelhotel, penginapan, pemondokan, perusahaanperusahaan tour, dll). commit to user
49 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Langkah-langkahnya : Mendesain dan memberikan pelatihan dalam penghitungan harga, orientasi tamu, konsep keramahtamahan, kualitas produk, pemasaran dan penggunaan internet. Mendukung penyiapan rencana usaha (business plan). Mendirikan perkumpulan penyedia jasa yang qualified untuk memberikan jasa konsultansi/pendampingan yang dibutuhkan. Menyebarkan informasi mengenai best-practice untuk pengelolaan hotel kecil, guest houses, dll. Mempromosikan konsepkonsep bisnis untuk produk-produk baru: trekking, menunggang kuda, kelas-kelas kerajinan tangan dsb. (Arsip Disbudpar Kota Surakarta: ―Strategi Pengembangan Pariwisata kota Surakarta tahun 2010-2014‖)
commit to user
50 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
BAB III WISATA KULINER KOTA SURAKARTA A. Ciri Khas Kuliner Kota Surakarta
Kota Surakarta memiliki Keraton Kasunanan dan Puro Mangkunegaran yang juga tentunya memiliki makanan khas keraton. Makanan keraton yang saat ini termasuk langka dijumpai masyarakat adalah Ande-ande lumut, Jadah Blondo, Wajik, Salak Gondok, Mentho, Gadon, Menjiran, Jenang Saren, Nogosari, Pisang Linthing, Pes Pohong, Grontol, Manisan Siwalan, Sate Kolang-kaling, Dawet Telasih, Ketan Juruh, Nasi Liwet, dan Rujak Degan. Makanan tersebut dapat dinikmati oleh masyarakat saat event Keraton Art Festival yang diadakan setiap tahunnya. Untuk bisa mencicipi makanan tersebut para pecinta kuliner harus menukarkan uang dengan uang kertas dengan besaran yang sudah ditentukan untuk membeli makanan khas Keraton Surakarta Hadiningrat tersebut. Harga yang ditawarkanpun cukup murah kisaran seribu hingga lima ribu. Dahulu makanan-makanan tersebut adalah makanan para raja-raja di Keraton Kasunanan Surakarta, tetapi sekarang dapat dinikmati pula oleh masyarakat Kota Surakarta. Kota Surakarta memiliki ciri makanan yang maniis dan berwarna coklat. Sesuai dengan selera masyarakat Kota Surakarta yang dominan menyukai makanan berkuah dan manis, oleh karena itu kebanyakan makanan khas Kota Surakarta seperti serabi, tahu kupat, nasi liwet dan timlo memiliki rasa manis. Masakan yang disediakan pun kebanyakan berwarna coklat. commit to user
50
51 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
B. Tempat Kuliner Di Kota Surakarta
1.
Tempat Makan Khas Kota Surakarta Kota Surakarta memiliki berbagai tempat kuliner khas yang tersebar
diseluruh Kora Surakarta. Berikut berbagai tempat makan khas di Kota Surakarta :
a) Timlo Sastro, terdapat di timur Pasar Gede dan barat SMA Murni yang merupakan timlo paling banyak diminati para penikmat makanan khas Kota Surakarta. Hidangan ini bening berisi sosis ayam yang dipotong dengan telor ayam pindang dan irisan hati ampela. Rumah makan ini hanya menyediakan timlo dengan harga Rp.11.000,- per porsi. ( Observasi: Makanan khas di Kota Surakarta, 24 Juni 2011)
Gambar Yolanda Intan Permata,2011. Makanan timlo khas Rumah Makan Sastro b) Tengkleng Yu Tentrem di Jl.Letnan Sutoyo Bibis dan Ibu Ediyem di gapuro Pasar Klewer yang selalu ramai dikunjungi berbagai kalangan. Tengkleng merupakan hidangan semacam gulai kambing tetapi kuahnya tidak memakai santan. Tengkleng commit to Yu userTentrem dapat dinikmati dengan
52 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
harga Rp.13.000;- per porsi. ( Observasi: Makanan khas di Kota Surakarta, 24 Juni 2011)
Gambar Yolanda Intan Permata,2011. Makanan tengkleng di Rumah Makan Ibu Ediyem di gapuro Pasar Klewer. c) Gudeg Ceker Bu Kusno Margoyudan, terdapat di daerah Margoyudan dan hanya buka pada pukul 02.00 WIB. Gudeg ceker ini menjadi makanan pendamping yang dihidangkan bersama gudeg. Paduan menu ini semakin lezat ketika disiram dengan kuah sambal goreng krecek ini dapat dinikmati dengan harga Rp. 6.000,- per porsi dan ceker dengan harga Rp.1.000,-. (www.cityguide.com)
Gambar www.cityguide.com, 2011. Gudeg Ceker Bu Kasno di commit to user
53 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Margoyudan yang buka pukul 02.00 WIB yang selalu ramai pengunjung. d) Srabi Notosuman, merupakan srabi khas Kota Surakarta yang berada di daerah Notosuman. Serabi Kota Surakarta berbeda dengan serabi daerah lain, jajanan ini dimakan bersama kuah santan yang manis. Selain polos, serabi di Kota Surakarata juga memakai toping yang beraneka macam
seperti taburan coklat, nangka,irisan pisang. (www.cityguide.com)
Gambar www.cityguide.com, 2011.Serabi taburan coklat khas Notosuman e) Abon Varia, abon yang dibuat dengan bahan dasar daging sapi dengan dua rasa yaitu manis dan pedas. Harga abon mulai dari Rp.9.000,- sampai dengan Rp.28.000,-. Abon Varia berlokasi di Jl. Honggowongso no. 89 Surakarta. ( Observasi: Makanan khas di Kota Surakarta, 24 Juni 2011)
commit to user
54 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Gambar Yolanda Intan Permata,2011. Abon Varia yang berlokasi di Jl. Honggowongso f) Nasi Liwet Wongso Lemu, adalah nasi gurih dengan lauk pauk berupa sayur labu siam, ayam areh yang disuwir, dan telur pindang. Harga nasi liwet Rp. 15.000,- per porsi. Nasi liwet Wongso Lemu di Jl.Teuku Umar adalah penjual Nasi Liwet yang paling populer yang buka pukul 17.00 01.00 WIB. ( Observasi: Makanan khas di Kota Surakarta, 24 Juni 2011)
Gambar www.cityguide.com,2011. Suasana warung nasi liwet Wongso Lemu sebelum buka. g) Soto Gading, lebih terkenal dengan soto ayamnya dan merupakan masakan kesukaan Gesang ( pencipta lagu “Bengawan Solo” ). Soto Gading memang lebih terkenal dengan soto ayamnya, meskipun sebenarnya warung ini juga menawarkan menu lainnya. Isi sotonya terdiri dari suwiran daging ayam, soun, irisan tipis kentang yang digoreng, lalu di atasnya ditaburi daun seledri dan bawang merah goreng. Satu mangkok nasi soto harganya Rp 6.000, sedangkan soto dengan nasi yang dipisah harganya Rp 9.000. Soto Gading beralamat di Jl. Brigjen Sudiarta no. 75, Gading, commit to user Berbagai macam lauk siap Surakarta, buka dari jam 05.30-15.30.
55 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
mendampingi soto ayam ini mulai dari sosis basah ala Solo, tempe dan tahu goreng, galantin, bermacam jeroan sapi, empal daging, sate usus ayam, sate telur puyuh, perkedel, dan masih banyak lagi. Harga lauknya sendiri mulai dari empal daging harganya Rp 10.000 - tempe harganya Rp 1.000. Tidak hanya lauk untuk soto saja, warung ini juga menawarkan panganan lain seperti kroket, prastil, bakwan, risoles, onde-onde, rambak kulit, intip, dan lain-lain. (www.cityguide.com)
Gambar Yolanda Intan Permata,2011. Kuah soto rasanya begitu enak dan ringan. h) Cabuk Rambak, merupakan salah satu Jajanan Pasar Gede yang merupakan makanan dari dulu diminati masyarakat Kota Surakarta. Dapat ditemukan saat sekaten di halaman Masjid Agung. Makanan ini berfungsi sebagai makanan sela (volumenya tidak seberapa besar dan satu porsi tidak membuat kenyang) yang dibuat dari ketupat nasi yang diiris tipis-tipis, lalu disiram dengan saus wijen yang dicampur kemiri dan kelapa parut yang terlebih dulu disangrai, serta ditambah beberapa potong karak (sejenis kerupuk yang terbuat dari nasi kering dan bleng). Oleh penjaja di pinggir commit to user jalan biasanya disajikan tidak dengan piring tetapi dengan wadah dari daun
56 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
pisang
yang
dilipat
dengan
cara
tertentu
(disebut
pincuk).
(www.wikipedia.com/cabuk_rambak ,24Jui 2011)
Gambar Yolanda Intan Permata,2011. Penjual Cabuk Rambak yang sudah jarang dijumpai di Kota Surakarta i) Wedang Ronde, merupakan minuman tradisional yang berasal dari Jawa. Wedang ronde adalah seduhan air jahe yang berisi bola-bola yang disebut ronde. Biasanya disajikan dengan kacang yang sudah disangrai, kolangkaling, dan potongan roti di dalam minuman tersebut. Komponen utama dalam wedang ronde ada 2 yaitu wedang jahe dan ronde itu sendiri. ( Observasi: Makanan khas di Kota Surakarta, 24 Juni 2011)
commit to user
57 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Gambar Yolanda Intan Permata,2011. Penjual Wedang Ronde menggunakan gerobak berkeliling j) Wedang Dongo, minuman ini sangat disukai keluarga keraton dan minuman hangat beraroma jahe yang mirip dengan wedang Terdapat
di
Warung
Wedang
Dongo
dan
ronde. Warung
Klengkeng.(Observasi: Makanan khas di Kota Surakarta, 24 Juni 2011).
Gambar www.cityguide.com, 2011. Wedang dongo adalah minuman khas dari keraton Surakarta
commit to user
58 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
k) Harjo Bestik Pasar Kembang dan Sumber Bestik, lebih terkenal dengan menu bestik dadar lidah dan macam bestik dari daging sapi lainnya.
Gambar www.cityguide.com, 2011. Bestik daging sapi yang dihidangkan di Harjo Bestik. l) Bebek Goreng Pak Slamet, warung makan tersebut memang paling
terkenal dari warung makan bebek lainnya karena sambal koreknya.
Gambar www.cityguide.com, 2011.Bebek goreng sambal korek Pak Slamet selalu memberikan kelezatan commit to user
59 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
m) Ayam Goreng Widuran, rumah makkan yang khusus menyajikan masakan ayam mulai ayam goreng, ayam bakar, ayam bumbu madu, opor ayam, ayam pop, dll. (Observasi: Makanan khas di Kota Surakarta, 24 Juni 2011)
Gambar Yolanda Intan Permata,2011. Rumah makan Ayam Goreng Widuran yang terkenal di Kota Surakarta
n) Sate Kambing Nonongan, menyediakan sate bakar, gulai, tengkleng dan tongseng yang sangat ramai pembeli di pagi hari.Harga per porsi dimulai dari Rp.13.000,- untuk sate bakar dan tongseng sedangkan gulai dan tengkleng Rp.10.000,-. (Observasi: Makanan khas di Kota Surakarta,
commit to user
60 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
24 Juni 2011)
Gambar Yolanda Intan Permata,2011. Sate bakar spesial tersedia dengan bumbu kacang atau kecap. o) Tahu Kupat yang terdapat di Jl.Gajah Mada dan Depan Pasar Kadipolo merupakan warung tahu kupat paling ramai di Kota Surakarta.
Gambar Yolanda Intan Permata,2011.Sajian Tahu Kupat yang ada di Kota Surakarta p) Sate Kere Yu Rebi, sate yang dominan dengan tempe gembus ini buka dari pagi sampai siang di depan TK. Marsudirini Surakarta.. Sate ino sangat diminati banyak kalangan karena memiliki cita rasa olahan sate
commit to user
61 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
yang berbeda.
Gambar Yolanda Intan Permata,2011. Sajian sate dengan tampilan dan isi berupa daging sapi dan tepe gembus.
2.
Komplek Kuliner Di Kota Surakarta Selain berbagai tempat makan khas Kota Surakarta yang tersebar di
seluruh kota, terdapat pula areal kuliner yang terdapat berbagai penjual makanan dalam satu komplek. Terdapat perbedaan dari masing-masing tempat mulai dari suasana dan pengunjungnya. Berikut bebagai Komplek Kuliner di Kota Surakart: a) Gladag Langen Bogan, terdapat di Jl. Mayor Sunaryo, berada di depan Pusat Grosir Solo. Buka pukul 18.00 dengan menutup area jalan khusus untuk stand kuliner yang menjadikan Galabo berbeda dengan komplek kuliner lainnya di Kota Surakarta. Pengunjung dari Galabo dominan adalah anak muda dari pelajar, mahasiswa dan pekerja muda karena tempat tersebut sangat nyaman untuk berkumpul bersama teman. Mulai dari awal dibukanya Galabo sampai sekarang menjadi favorit anak muda Kota Surakarta apalagi saat musim liburan dan akhir pekan diramaikan oleh live music dan pengunjung dari semua kalangan usia. (Observasi: Makanan khas di Kota Surakarta, 24 Juni 2011) .
commit to user
62 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Gambar Yolanda Intan Permata,2011. Suasana Galabo yang menutup Jl.Mayor Sunaryo untuk area kuliner malam b) Keprabon, berdekatan dengan Puro Mangkunegaran menjadikan daerah keprabon ramai oleh tempat makan seperti Bakso Komplit, Nasi Liwet, Wedang Dongo, Bakmi, Gudeg dan Coffe shop. Keprabon berada di dekat Puro Mangkunegaran, daerah ini menjadi ramai dengan hadirnya beberapa warung makan di sepanjang citywalk. Pengunjungnya pun dominan kalangan menengah keatas dan orang tua yang bermaksud untuk bernostalgia karena daerah Keprabon dari dahulu terkenal dengan makanan yang berada disana. Warung-warung buka mulai pukul 18.0001.00 WIB (Observasi: Makanan khas di Kota Surakarta, 24 Juni 2011) .
commit to user
63 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Gambar Yolanda Intan Permata,2011. Citywalk di Keprabon ramai saat malam hari c) Lapangan Kota Barat, terdapat berbagai warung makan di sepanjang Jl. Kota Barat kalau sore hingga malam hari menjadi ramai oleh warungwarung kuliner seperti halnya Galabo. Berbagai makanan juga ada disana seperti nasi liwet, seafood, susu segar she jack, dll. Bedanya, kalau di Galabo jalannya ditutup untuk tempat makan, kalo di Lapangan Kota Barat jalannya tidak ditutup, hanya citywalk saja yang dipakai untuk tempat kuliner lesehan. Pengunjungnya dominan dari semua kalangan dan berbagai usia sehingga saat akhir pekan menjadi ramai sampai membuat area jalan raya macet lalu lintasnya. Warung-warung disana mulai buka dari 18.00 – 24.00 WIB. (Observasi: Makanan khas di Kota Surakarta, 24 Juni 2011) .
commit to user
64 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Gambar Yolanda Intan Permata,2011. Suasana malam Kota Barat Surakarta dengan berbagai penjual disepanjang citywalk
d) Stadion Manahan, dipinggir stadion terdapat puluhan warung makan yang buka pada pagi hingga malam hari. Selalu ramai di sore hari karena banyak masyarakat Kota Surakarta yang berolahraga di stadion tersebut sekaligus pengunjung dari warung makan disana. Diakhir pekan banyak pngunjung dari kalangan anak muda yang berkumpul di daerah stadion Manahan, sehingga menguntungkan bagi penjual karena ramai pembeli. Saat sore dan siang hari juga ramai oleh anak SMA yang berkumpul setelah pulang sekolah. Harga yang terjangkau membuat tempat – tempat makan di sekitar Stadion Manahan selalu tidak pernah sepi pengunjung dari pagi pukul 09.00 – 23.00 WIB. (Observasi: Makanan khas di Kota Surakarta, 24 Juni 2011) .
commit to user
65 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Gambar Yolanda Intan Permata,2011. Suasana sore di sekitar Stadion Manahan.
commit to user
66 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
BAB IV WISATA KULINER GLADAG LANGEN BOGAN A. Gambaran Umum Wisata Kuliner Gladag Langen Bogan
Kota Surakarta sekarang sudah mulai dikenal akan wisata kulinernya, bahkan salah satu potensi wisata terbesar kota ini adalah wisata kuliner. Sebuah terobosan baru yang dilakukan pemerintah Kota Surakarta adalah menggabungkan semua obyek wisata kuliner tersebut di dalam satu kawasan di daerah Gladag, Surakarta. Kini pengunjung kuliner dapat dengan mudah menikmati kelezatan kuliner Kota Surakarta dengan hanya mengunjungi satu kawasan. Tempat yang diberi nama Gladak Langen Bogan ( Galabo ) tersebut kurang lebih dua tahun sejak berdirinya, dikunjungi antara 1500 – 2000 orang per minggu dan dapat meningkat hingga dua kali lipat pada hari libur. Pengunjung tempat inipun bahkan tidak hanya dari Kota Surakarta melainkan juga dari kota-kota disekitar Kota Surakarta. ( Wawancara : Eko Prajudhy Noor Ali selaku Kabid Perdagangan Disperindag Kota Surakarta,21 Maret 2011 )
Kawasan Galabo terletak tepat di tengah-tengah Kota Surakarta. Berada di ujung Jl. Slamet Riyadi atau depan Pusat Grosir Solo (PGS) tepatnya di Jl. Mayor Sunaryo. Pengunjung yang hendak berwisata ke Keraton Kasunanan pasti melewati air mancur di tengah-tengah jalan, dan Galabo menjadi tempat jajanan malam di sepanjang jalan dari air mancur tersebut ke arah timur. Makanan dan minuman yang dijual di Galabo adalah nasi liwet, jenang / bubur lemu, timlo solo, commit to user
66
67 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
sate ayam, pecel ndeso, tengkleng, sate kere, gudeg ceker, tau kupat, bakmi toprak, gule goreng, jahe gepuk, selat segar, wedang ronde, wedang dongo, bestik daging, soto kwali, brambang asem, nasi rawon, cabuk rambak, gempol pleret, sate ular kobra, sop buntut goreng, ledre, ayam goreng, bakmi, seafood, lontong ceker, coffe shop, aneka jamur, nasi timbel, jagung bakar, kebeb, burger. ( Arsip Disperindag Kota Surakarta : Data Pedagang dan Menu di Galabo Per Januari 2011 ). Berikut daftar nama makanan dan penjelasan tentang makanan dan minuman yang dijual di Galabo :
1.
Nasi Liwet
Nasi Liwet mungkin adalah makanan khas Surakarta yang paling terkenal, bahkan nasi liwet sudah masuk menjadi menu di hotel – hotel berbintang di kota – kota besar di Indonesia. Di Surakarta sendiri, nasi liwet sudah sangat dikenal hingga setiap saat dan hampir dimanapun akan dapat menemukan nasi liwet dengan mudah. Mulai dari nasi liwet yang paling terkenal di Surakarta yaitu Nasi Liwet Wongso Lemu yang berlokasi di Keprabon ( Jl. Teuku Umar ) sampai penjual kaki lima di sepanjang jalan di Kota Surakarta. Pada dasarnya nasi liwet adalah beras yang dimasak dengan santan dan kaldu ayam sehingga hasil akhirnya membuat nasi terasa gurih, beraroma dan lezat. Kemudian nasi tersebut dicampur dengan sayuran jipang (labu siam) yang dimasak pedas, telur rebus, daging ayam yang disobek memanjang, dan kumut (terbuat dari kuah santan yang dikentalkan). Sering juga ditambah dengan usus ayam,
hati/ampela yang direbus,
bacem tahu tempe atau
rambak kulit sapi sebagai pelengkap. Penyajiannya pun tidak menggunakan commit to user
68 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
piring,
tetapi dengan daun pisang yang dilipat dan disemat dengan lidi
sehingga membentuk lekukan . ( Arsip Disperindag Kota Surakarta : Data Pedagang dan Menu di Galabo Per Januari 2011 )
2.
Jenang / Bubur Lemu
Jenang lemu adalah bubur yang tidak kalah gurih dari nasi liwet, hanya saja berupa bubur gurih dengan tambahan yam, rempela hati, tahu, tempe, atau tambahan lainnya. Pedagang bubur yang juga menyediakan bubur ayam adalah Bubur Ayam Bu Dewi. ( Arsip Disperindag Kota Surakarta : Data Pedagang dan Menu di Galabo Per Januari 2011 )
3.
Timlo Solo
Timlo merupakan salah satu makanan khas di Surakarta. Terkenal dengan Timlo Solo Sastro yang berlokasi di dekat SMK Murni. Berbeda dengan makanan sejenis yang dimiliki daerah lain,
Timlo asli Surakarta tidak
mempergunakan soun dan jamur merang. Tempat ini benar-benar jagonya timlo. Timlo adalah hidangan berkuah bening yang berisi sosis Solo daging ayam yang dipotong-potong,
potongan telur ,
hati dan ampela ayam.
Semangkuk timlo panas dimakan bersama nasi putih yang ditaburi bawang goreng dan ditemani segelas es jeruk adalah menu yang nikmat disajikan bersamaan. ( Arsip Disperindag Kota Surakarta : Data Pedagang dan Menu di Galabo Per Januari 2011 )
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
4.
69 digilib.uns.ac.id
Sate Ayam
Sate Ayam Pak Nur cukup terkenal di Surakarta khususnya daerah kota, sate ayam madura yang disediakan dengan porsi yang sangat mengenyangkan. Sate ayam ini memang tidak berbeda dengan sate ayam lainnya. ( Arsip Disperindag Kota Surakarta : Data Pedagang dan Menu di Galabo Per Januari 2011 )
5.
Pecel Ndeso
Pecel ndeso adalah nasi pecel yang nasinya berasal dari beras merah, jenis beras yang kini sulit didapat. Pecelnya berisikan dedaunan dan tanaman mulai dari jantung pisang, ningkir, daun petai cina, bunga turi dan kacang panjang. Sambalnya ada dua pilihan, sambal kacang seperti pecel pada umumnya atau sambal wijen yang memiliki dua pilihan, wijen putih atau hitam. Lauk tambahannya adalah belut goreng, wader pari yang digoreng tanpa tepung, telur goreng mata sapi, sosis Solo, bongko (kacang merah dan kelapa), gembrot (kelapa dan daun simbukan), otak dan iso goreng. Juga terdapat sayur trancam yang dapat di nikmati disini. ( Arsip Disperindag Kota Surakarta : Data Pedagang dan Menu di Galabo Per Januari 2011 )
6.
Tengkleng
Tengkleng merupakan salah satu makanan wajib bagi wisatawan yang datang ke Surakarta. Tengkleng adalah tulang belulang kambing dengan sedikit daging yang menempel. Selain tengkleng, terdapat juga gulai kambing commit to user disajikan bersama tengkleng kambing. Perbedaan gulai dan tengkleng adalah
70 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
rasa dan kuahnya.
Kuah gulai menggunakan santan kelapa,
sementara
tengkleng tidak memakai santan. Sebagai lauk pelengkap diberi sate daging, sate usus, sate jeroan, otak dan bagian organ kambing lainnya yang ikut digulai bersama tulang-tulang, seperti mata, pipi, kuping, dan kandungan (klepon). Di Galabo saat malam hari dapat menikmati tengkleng yang terkenal yaitu Tengkleng Klewer. ( Arsip Disperindag Kota Surakarta : Data Pedagang dan Menu di Galabo Per Januari 2011 )
7.
Sate Kere
Salah satu warung Sate Kere yang terkenal adalah Warung Yu Rebi. Disebut sate kere karena di warung sate kere akan menjumpai sate tempe gembus (tempe yang dibuat dari ampas kedele sisa pembuatan tahu), disamping daging dan jeroan sapi. Namun, biasanya tempe gembus-nya lebih dominan. Karena itu, makanan tersebut kemudian disebut sate kere (satenya orang miskin). Bumbu perendam tempe gembus sama dengan bumbu rendaman bahan jeroan. Sedangkan bumbu untuk menyantapnya adalah sambal kacang, dengan kacang yang tidak begitu banyak sehingga terasa lebih ringan. ( Arsip Disperindag Kota Surakarta : Data Pedagang dan Menu di Galabo Per Januari 2011 )
8.
Gudeg Ceker
Gudeg Ceker Bu Kusno Margoyudan sebenarnya berlokasi di Jl. Wolter Monginsidi, Surakarta. Gudeg Bu Kusno buka jam 02:00 dini hari tapi kini di Galabo cabangnya buka lebih awal saat jam Galabo di buka yaitu jam commit to user
71 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
18.00 wib. Di Gudeg Ceker Bu Kusno Margoyudan menyediakan ceker (kaki ayam) menjadi hidangan sampingan yang dihidangkan bersama dengan gudeg. Ceker dimasak secara gudeg kering dan biasanya setiap pengunjung bisa menghabiskan 10 hingga 20 ceker sekali makan karena ceker yang disajikan
lunak dan lezat. ( Arsip Disperindag Kota Surakarta : Data
Pedagang dan Menu di Galabo Per Januari 2011 )
9.
Tahu Kupat
Satu porsi makanan khas ini terdiri dari ketupat, mi basah, taoge, tahu goreng,
bakwan gimbal yang dipotong-potong dan kacang goreng yang
disiram dengan bumbu kecap manis dengan rasa bawang yang cukup terasa. Disamping campuran tersebut,
dapat juga menambahkan isi tahu kupat
dengan telur dadar. Jika dilihat mungkin mirip dengan tahu gimbal assli Semarang, kedua makanan tersebut memang mirip hanya berbeda nama. ( Arsip Disperindag Kota Surakarta : Data Pedagang dan Menu di Galabo Per Januari 2011 )
10. Bakmi Toprak
Nama makanan satu ini mungkin akan mengingatkan dengan mie ketoprak yang ada di Jakarta, perbedaanya.
tapi setelah dihidangkan ternyata jauh sekali
Jika ketoprak versi Jakarta menggunakan sambal kacang,
Toprak Surakarta berkuah bening. Komposisi mie toprak terdiri dari mi kuning, potongan kol, tahu goreng, telur, tempe goreng, dan sosis Solo. Lalu disiram dengan kuah kaldu dan irisan potongan lemak daging sapi, serta commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
72 digilib.uns.ac.id
taburan bawang goreng diberi seledri dan pelengkap bisa menambah karak (kerupuk nasi). ( Arsip Disperindag Kota Surakarta : Data Pedagang dan Menu di Galabo Per Januari 2011 )
11. Gule Goreng
Di Surakarta ada cara lain untuk menikmati gule kambing, selain dibuat tongseng, di Surakarta ada yang namanya Gul-Gor (Gule Goreng). Gule Goreng adalah gule kambing yang berkuah santan kental, dimasak di atas anglo arang sampai kering. Anda bisa bayangkan betapa empuknya daging dan jeroan yang telah dimasak sampai kering tersebut. Menikmati Gul-Gor, dengan nasi panas, kol, tomat dan bawang merah pasti nikmat. Makanan ini juga dapat di nikmati di Tengkleng Klewer saat siang hari dan di Galabo tentunya. ( Arsip Disperindag Kota Surakarta : Data Pedagang dan Menu di Galabo Per Januari 2011 )
12. Jahe Gepuk
Jahe gepuk adalah minuman jahe hangat yang dibuat dari jahe bakar yang kemudian dikupas dan dipukul. Jahe yang sudah dipukul kemudian dicampur air panas yang sudah dicampur gula jawa. Terdapat pula susu jahe tanpa gula jawa. Selain itu juga banyak makanan yang dapat menemani seperti tahu,tempe,sate tusuk ampela, sate tusuk telur puyuh, dan lainnya. Tentu saja sajian tersebut dapat di nikmati di Wedangan Sruput Sendok, Wedangan Koncone Dewe, dan Nggone Wedangan. ( Arsip Disperindag Kota Surakarta : Data Pedagang dan Menu di Galabo Per Januari 2011 ) commit to user
73 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
13. Selat Segar
Kebanyakan orang Surakarta lebih menyukai menikmati makanan yang berkuah sebagaimana kebiasaan pengunjung sehari-hari makan masakan berkuah. Salah satu bentuk percampuran masakan berkuah asal barat dengan selera lidah lokal dan menjadi makanan khas di Surakarta adalah selat segar. Racikan selat asli khas Surakarta merupakan adaptasi dari salad yang terdiri dari daging yang diiris tipis, ditambah rebusan buncis, kentang, wortel, telur rebus, dan mayones, kemudian disiram kuah kecap encer. Selat Segar yang terkenal berada di Pasar Nongko, Balapan. ( Arsip Disperindag Kota Surakarta : Data Pedagang dan Menu di Galabo Per Januari 2011 )
14. Wedang Ronde
Wedang ronde dibuat dari campuran kolang kaling , ronde, kacang yang disangrai dan kuah jahe. Sangat tepat dinikmati pada malam hari atau cuaca dingin. ( Arsip Disperindag Kota Surakarta : Data Pedagang dan Menu di Galabo Per Januari 2011 )
15. Wedang Dongo
Minuman ini merupakan minuman yang biasanya disajikan di kampung arab, karena kebanyakan masyarakat komunitas arab menyajikan minuman ini saat sedang mengadakan pengajian. Wedang Dongo merupakan teh yang dicampur susu. ( Arsip Disperindag Kota Surakarta : Data Pedagang dan Menu di Galabo Per Januari 2011 ) commit to user
74 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
16. Bestik Daging
Terdiri dari campuran potongan wortel , kentang , selada , tomat dan daging atau lidah dicampur kuah yang nikmat. Yang paling terkenal adalah bestik lidah, yaitu lidah sapi dicampur telur dibentuk mirip dadar gulung. Bestik daging yang terkenal di Surakarta berada di daerah Notosuman ke barat yang pertama kali berdiri sebagai bestik daging di Surakarta. ( Observasi: Pedagang Makanan di Kota Surakarta, 23April 2011 )
17. Soto Kwali
Soto Kwali merupakan soto yang dimasak menggunakan kwali besar kkarena dengan dimasak menggunakan kwali maka akan menimbulkan rasa yang lebih nikmat daripada soto biasa. ( Arsip Disperindag Kota Surakarta : Data Pedagang dan Menu di Galabo Per Januari 2011 )
18. Brambang Asem
Brambang Asem terdiri dari rebusan daun ketela pohon yang dicampur tempe gembus (terbuat dari ampas tahu). Yang lebih nikmat adalah rasa pedas yang unik. Bumbu / sambalnya merupakan gabungan dari bawang, asem Jawa , cabe rawit , gula Jawa dan sedikit garam. ( Arsip Disperindag Kota Surakarta : Data Pedagang dan Menu di Galabo Per Januari 2011 )
commit to user
75 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
19. Nasi Rawon
Nasi yang disertai kuah berwarna hitam karena bumbu masak yang disebut kluwak , dicampur potongan daging dan taoge. ( Arsip Disperindag Kota Surakarta : Data Pedagang dan Menu di Galabo Per Januari 2011 )
20. Cabuk Rambak
Isi dari hidangan ini sekilas tampak sederhana. Banyak ketupat yang diiris tipis-tipis dan diberi bumbu yangg mirip sambal kacang kemudian di tambah karak sebagai pelengkap. Cabuk rambak turun temurun dari jaman pemerintahan Pakubuwono IX, penjual cabuk rambak yang terkenal adalah di depan Pasar Gede sekarang tinggal satu yang masih bertahan disana. Namun sekarang dapat ditemukan di Galabo di malam hari.Makanan tersebut sangat langka ditemukan, oleh karena itu banyak yang penasaran dan mencoba menikmatinya. ( Observasi: Pedagang Makanan di Kota Surakarta, 23April 2011 )
21. Gempol Pleret
Salah satu penjual Gempol Plered tempo dulu yang masih bisa ditemui ada di depan Toko Abon Varia, di kawasan Coyudan. Minuman unik dan langka ini terdiri dari bulatan-bulatan tepung beras seukuran ibu jari orang dewasa. Bulatan ini lantas diguyur dengan kuah santan, dan dikucuri gula kelapa cair. ( Arsip Disperindag Kota Surakarta : Data Pedagang dan Menu di Galabo Per Januari 2011 ) commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
76 digilib.uns.ac.id
22. Sate Ular Kobra
Sate ini berbahan dasar ular kobra dengan digoreng kering dan darah ular dapat dinikmati bersamaan agar terasa manfaatnya. Untuk para pria yang sudah berumah tangga, bisa merasakan manfaatnya untuk menambah vitalitas sedang bagi yang berfungsi sebagai obat penyakit kulit. Kalau siang dapat dijumpai penjual sate kobra di ruko pusat oleholeh Jongke. ( Observasi: Pedagang Makanan di Kota Surakarta, 23April 2011 )
23. Sop Buntut Goreng
Merupakan sop buntut goreng biasa buka di utara Novotel, sop buntut merupakan ekor sapi yang dipotong dan masih terdapat daging dimasak untuk menikmati daging yang garing diluar dan empuk di dalam. Kuah kaldu sapi yang hangat dengan tomat dan wortel yang segar. ( Observasi: Pedagang Makanan di Kota Surakarta, 23April 2011 )
24. Ledre
Ledre sebenarnya adalah makanan khas Bojonegoro. Berbentuk gapit (seperti emping gulung) dengan aroma khas pisang raja yang manis. Sangat tepat untuk teman minum teh atau dan sajian tamu atau untuk oleh-oleh. Perbedaan ledre dengan gapit yaitu ledre lebih halus, lembut dan aroma pisangnya menyengat, sementara gapit agak kasar. selain dari pisang raja ledre juga bisa terbuat dari berbagai pisang misalnya pisang saba, pisang hijau, pisang to user susu,dll. tetapi yang khas di commit daerah bojonegoro atau lebih optimalnya dalam
77 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
membuat ledre yaitu menggunakan pisang raja. ( Arsip Disperindag Kota Surakarta : Data Pedagang dan Menu di Galabo Per Januari 2011 )
25. Ayam Goreng
Ayam goreng merupakan makanan yang sudah sering dijumpai dan dinikmati, walau begitu di Galabo juga menyediakan ayam dan bebek goreng bakar pak H.Slamet. ( Arsip Disperindag Kota Surakarta : Data Pedagang dan Menu di Galabo Per Januari 2011 )
26. Bakmi
Bakmi Pak Dul merupakan warung makan bakmi terkenal di kawasan jalan menuju Mangkunegaran Surakarta, selalu ramai dikunjungi di sore hari. Menyajikan menu bakmi, bihun, kwiteaw, nasi goreng,dan lainnya. ( Arsip Disperindag Kota Surakarta : Data Pedagang dan Menu di Galabo Per Januari 2011 )
27. Sea Food
Sea food Pak Petruk merupakan warung makan yang berada di depan Hotel Ibis Surakarta yang menyediakan aneka masakan sea food bagi pengunjung yang muslim tidak perlu khawatir karena di warung makan Pak Petruk tidak menggunakan minyak babi. ( Observasi: Pedagang Makanan di Kota Surakarta, 23April 2011 )
commit to user
78 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
28. Lontong Ceker
Menu ini memang sangat sederhana karena menyajikan Ceker dibumbu bacem bakar kemudian ditambahkan lontong dan sambal kacang. ( Arsip Disperindag Kota Surakarta : Data Pedagang dan Menu di Galabo Per Januari 2011 )
29. Coffe Shop
Priyayi membuka stannya di Galabo menyediakan beraneka minuman kopi berkombinasi untuk memberi nuansa berbeda dengan hanya menyajikan minuman. ( Observasi: Pedagang Makanan di Kota Surakarta, 23April 2011 )
30. Aneka Jamur
Menyediakan banyak masakan berbahan dasar jamur, makanan ini sangat baik untuk vegetarian. ( Observasi: Pedagang Makanan di Kota Surakarta, 23April 2011 )
31. Nasi Timbel
Masakan dari Jawa Barat ini adalah yang nasi putih biasa yang panas lalu dibungkus daun pisang, karena dibungkus daun pisang maka akan menimbulkan aroma yang nikmat jika dinikmati bersama tempe, tahu dan daging. ( Arsip Disperindag Kota Surakarta : Data Pedagang dan Menu di Galabo Per Januari 2011 ) commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
79 digilib.uns.ac.id
32. Jagung Bakar
Jagung bakar memang merupakan menu ringan untuk dinikmati sambil berkumpul bersama teman, melihat Galabo ramai oleh anak muda maka tidak heran jika jagung bakar ini juga ramai pesanan. ( Observasi: Pedagang Makanan di Kota Surakarta, 23April 2011 )
33. Kebab
Kebab adala hidangan daging panggang/bakar yang ditusuk memakai tusukan atau batang besi. Hidangan ini umum dijumpai dalam masakan Laut Tengah, masakan Kaukasus, masakan Asia Tengah, masakan Asia Selatan, dan masakan beberapa negara Afrika. Daging yang umum dipakai untuk kebab adalah daging domba dan daging sapi, atau kadang-kadang daging kambing, daging ayam, ikan, atau kerang. Kebab daging babi dikenal dalam masakan Armenia, Bulgaria, Siprus, Yunani, dan negara bagian Goa di India. Tapi kebab yang disediakan di Surakarta tentu dari daging sapi halal. ( Arsip Disperindag Kota Surakarta : Data Pedagang dan Menu di Galabo Per Januari 2011 )
34. Burger
Burger yang sudah dikenal dengan makanan dari barat yang memang sudah banyak dijumpai berada dimana saja. Burger atau hamburger adalah sejenis makanan berupa roti berbentuk bundar yang diiris dua commit to user
80 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
dan ditengahnya diisi dengan daging, kemudian sayur-sayuran berupa selada, tomat dan bawang bombay. Sebagai sausnya, burger diberi berbagai jenis saus seperti mayones, saus tomat dan sambal serta mustard. ( Arsip Disperindag Kota Surakarta: Daftar Nama Makanan di Gladag Langen Bogan tahun 2011 ).
Keberadaan Gladak Langen Bogan (Galabo) yang merupakan pusat jajanan dan kuliner malam di Kota Surakarta sekarang mulai dinilai tidak lagi mampu menarik minat pengunjung. Konsep yang kurang menarik serta manajemen yang kurang tertata harus dievaluasi agar dapat lebih menarik sehingga mampu meningkatkan pengunjung.
Pada tahun 2008 terdapat 75 stand kuliner, berikut daftar menu dan pedagangnya : 1. Nasi Pecel
39. Soto & Sop
2. Wedangan “Sruput Sendok”
40. Gudeg Kendil
3. Sea Food “Pak Petruk”
41. Shi Jack
4. Gudeg Ceker Bu Kasno
42. Sop Buntut
5. Sate Kere “ Yu Rebi”
43. Pisang Kremes & Es Buah
6. Bakmi “Pak Dul”
44. Lesehan “Mbak Budi”
7. Tengkleng
45. Pepes Ikan
8. Kedai Sederhana
46. Harjo Bestik
9. M & M
47. Dawet selasih
10. Wedang Dongo
48. Nasi Liwet
11. Mama Sreng-Sreng
49. Mbak Imah commit to user
81 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
12. Konco Dewe
50. Kambing Oven “Oasis”
13. Cabuk Rambak
51. Kedai Biru
14. Mie Ayam “Sabar Menanti”
52. Kue Leker
15. Rawon Penjara
53. Capcay Larasati
16. Bakso Alex
54. Sate Kambing “Haji Bejo”
17. Nasi kabuli
55. Jenang Tumpang
18. Kebab
56. Nasi Kaosan
19. Nggone wedangan
57. Bang Ucin
20. Sayur Ndeso
58. Bakmi Populer
21. Bubur Ayam
59. Oseng-oseng Mercon
22. Bandeng Segar
60. Bubur Kacang Ijo
23. Sumber Bestik
61. Lontong Opor
24. Tahu Kupat
62. Nasi Goreng “Pak Sodiq”
25. Ayam Presto
63. Kambing Guling
26. Gempol Pleret
64. Bebek Goreng
27. Trancam
65. Aura Bebek
28. Sop Ceker
66. Sop Ayam
29. Jagung Bakar
67. Nasi Goreng “Mbak Nik”
30. Sate Ayam “Pak Nur”
68. Lumpia Solo
31. Kakap Bakar
69. Sambel Belut
32. Mie Toprak
70. Nasi Uduk
33. Selat Segar
71. Sea Food “Pak Petruk”
34. Mie Hotplate
72. Soto Kuah
35. Timlo
73. Sate Ayam “Rachmad” commit to user
82 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
36. Kopi Kupas
74. Nasi Kuning
37. Nasi Timbel
75. Lontong Ceker
38. Bunga Juice
B. Karakteristik Pengunjung Di Gladag Langen Bogan
Gambaran mengenai wisatawan biasanya dibedakan berdasarkan karakteristik perjalanannya (Trip Descriptor) dan karakteristik wisatawannya (Tourist Descriptor) sehingga dapat diketahui tujuan wisata pengunjung. Karakteristik perjalanan wisatawan dibagi kedalam beberapa kelompok. Secara umum jenis perjalanan (Trip Descriptor) dibedakan menjadi perjalanan rekreasi, berkunjung, bisnis dan kelompok perjalanan lainnya. Lebih lanjut jenis jenis perjalanan ini juga dapat dibedakan berdasarkan lama perjalanan, jarak tempuh, waktu melakukan perjalanan,
jenis akomodasi dan transportasi yang digunakan,
pengorganisasian perjalanan dan biaya. (Seaton Darbennet,1996:98)
Karakteristik wisatawan (Tourist Descriptor) biasanya digambarkan dengan kata “ siapa, apa, kenapa, kapan, dimana, dan berapa banyak” atau yang lebih dikenal 5W1H ( who, what, where, when,why, how). Untuk menjelaskan hal hal tersebut digunakan beberapa karakteristik diantaranya karakteristik sosio demografik, karakteristik geografis, dan karakteristik psikografis. (Seaton Darbennet,1996:98)
1. Karakteristik Sosio Demografik Pengunjung Gladag Langen Bogan.
Karakteristik
Sosio
Demografik
adalah
pembagian
berdasarkan
commit to useruntuk mengetahui jenis kelamin, karakteristik ini paling sering dilakukan
83 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
umur, status perkawinan, tingkat pendidikan, pekerjaan, kelas social, ukuran keluarga, dan lain lain. Pembagian wisatawan berdasarkan karakteristik ini paling nyata kaitanya dengan pola berwisata wisatawan.
Tabel 1. Data Pengunjung Sesuai Jenis Kelamin. Jenis kelamin
Jumlah
Presentase
Laki – Laki
32
64 %
Perempuan
18
36 %
Total
50
100%
Sumber: Quisioner yang diberikan pada pengunjung Galabo.
Dari tabel.1
dapat diketahui bahwa pengunjung yang datang ke Galabo
kebanyakan laki – laki dikarenakan pengunjung memilih Galabo sebagai tempat berkumpul dengan teman yang menyenangkan sebab berada di outdoor sehingga kesannya yang tidak terbatasi dan Galabo hanya buka dimalam hari.
Tabel 2. Data Pengunjung Sesuai Status Perkawinan. Status
Jumlah
Presentase
Belum Menikah
29
58%
Menikah
21
42%
Total
50
100%
Sumber: Quisioner yang diberikan pada pengunjung Galabo. commit to user
84 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Dari tabel.2 dapat diketahui bahwa pengunjung yang datang kebanyakan masih berstatus belum menikah. Pengunjung yang datang bersama teman kerja atau masih mahasiswa, sehingga yang berkeluarga banyak datang di hari akhir pekan atau hari libur.
Tabel 3. Data Pengunjung Sesuai Pekerjaan. Pekerjaan
Jumlah
Presentase
Ibu Rumah Tangga
4
8%
Wiraswasta
6
12 %
Pegawai Swasta
10
20 %
Pegawai Negeri
7
14 %
Pengajar
8
16 %
Pelajar/Mahasiswa
15
30 %
Total
50
100%
Sumber: Quisioner yang diberikan pada pengunjung Galabo.
Dari tabel.3 dapat diketahui bahwa pengunjung yang datang kebanyakan dari kalangan pelajar dan mahasiswa yang lebih memilih Galabo sebagai tempat makan sekaligus berkumpul dengan teman.
Tabel 4. Data Pengunjung Sesuai Usia. Umur
Jumlah
commit to user
Presentase
85 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
< 16
12
24 %
16 – 30
28
56 %
30 – 50
10
20 %
Total
50
100%
Sumber: Quisioner yang diberikan pada pengunjung Galabo.
Dari tabel.4 dapat diketahui bahwa pengunjung yang datang kebanyakan remaja dan dewasa, karena jika malam pengunjung mempunyi waktu luang untuk dapat mengunjungi Galabo.
Tabel 5. Data Pengunjung Sesuai Pendidikan Akhir. Pendidikan
Jumlah
Presentase
SD - SMP
1
2%
SMA
21
42 %
Diploma – Sarjana
28
56 %
Total
50
100%
Sumber: Quisioner yang diberikan pada pengunjung Galabo.
Dari tabel.5 dapat diketahui bahwa pengunjung yang datang kebanyakan lulusan atau sedang menjalani study pengunjung sebagai sarjana/diploma karena di Galabo memang banyak didatangi masyarakat yang berbagai daerah eks-Surakarta dan sekitarnya.
commit to user
86 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 6. Data Pengunjung Sesuai Penghasilan Perbulan.
Rata – rata Penghasilan
Jumlah
Presentase
< Rp 750.000
7
14 %
< Rp 1.000.000
11
22 %
< Rp 1.500.000
32
64 %
Total
50
100%
Sumber: Quisioner yang diberikan pada pengunjung Galabo.
Dari tabel.6
dapat diketahui bahwa pengunjung yang datang berdasarkan
golongan menengah ke atas, bagi pengunjung berkumpul bersama ditempat yang dinilai nyaman tanpa memikirkan harga makanan asalkan mendapatkan kepuasan.
2. Karakteristik Geografis Pengunjung Gladag Langen Bogan.
Karakteristik Geografis, membagi wisatawan berdasarkan lokasi tempat tinggalnya.
Tabel 7. Data Pengunjung Sesuai Tempat Asal. Berangkat Dari
Jumlah
Presentase
Yogyakarta
5
10 %
commit to user
87 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Surakarta ( eks )
41
82 %
Semarang
-
-
Jakarta
4
8%
Bali
-
-
Lainnya
-
-
Total
50
100%
Sumber: Quisioner yang diberikan pada pengunjung Galabo.
Dari tabel.7 dapat diketahui bahwa pengunjung yang datang kebanyakan berasal dari eks-Surakarta, pengunjung yang dari luar Surakarta hanya sedikit dihari biasa dan banyak di hari libur. Pengunjung dari luar eks-Surakarta yang di Galabo sedang menjalankan pekerjaan di Kota Surakarta.
Tabel 8. Data Pengunjung Sesuai Transportasi yang Digunakan. Transportasi yang Digunakan
Jumlah
Presentase
Kendaraan Pribadi
50
100%
Angkutan umum
-
-
Lainnya
-
-
Total
10
100%
Sumber: Quisioner yang diberikan pada pengunjung Galabo. commit to user
88 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Dari tabel.8 dapat diketahui bahwa pengunjung yang datang adalah masyarakat lokal dan karena Galabo buka pada malam hari sehingga dapat dijangkau secara efektif menggunakan kendaraan pribadi.
3. Karakteristik Psikografis Pengunjung Gladag Langen Bogan. Karakteristik yang ketiga yaitu karakteristik psikografis membagi wisatawan ke dalam kelompok berdasarkan gaya hidup dan karakteristik personal.
Tabel 9. Data minat wisatawan terhadap DTW. DTW yang disukai wisatawan
Jumlah
Presentase
Ramai
10
20 %
Sepi
14
28 %
Kota
-
-
Desa
-
-
Pantai
8
Tempat Perbelanjaan
18
36 %
Total
50
100%
16 %
Sumber: Quisioner yang diberikan pada pengunjung Galabo.
Dari tabel.9
dapat diketahui bahwa pengunjung yang datang mempunyai
pendapat mengenai DTW yang diminati pengunjung, kebanyakan adalah tempat pembelanjaan karena kebanyakan adalah perempuan yang memang commit to user senang berbelanja saat mengunjungi suatu daerah.
89 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Tabel 10. Data Tujuan Wisatawan Mengunjungi DTW.
Tujuan Utama Wisatawan
Jumlah
Presentase
Berlibur / Bersantai
29
58 %
Makan
11
22 %
Ingin Tahu
10
20 %
Bisnis
-
Total
50
Mengunjungi Galabo
100%
Sumber: Quisioner yang diberikan pada pengunjung Galabo.
Dari tabel.10 dapat diketahui bahwa pengunjung yang datang mempunyai pendapat bahwa mengunjungi Galabo mutlak untuk bersantai dan berlibur karena untuk melepas penat dari keseharian.
Tabel 11. Pendapat Wisatawan Mengenai Keanekaragaman Daya Tarik di Surakarta. Pendapat Wisatawan Mengenai
Jumlah
Presentase
18
36 %
Keanekaragaman Daya Tarik di Surakarta Sangat Baik
commit to user
90 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Banyak
4
8%
Cukup
22
44 %
Sedikit
6
12 %
Total
50
100%
Sumber: Quisioner yang diberikan pada pengunjung Galabo.
Dari tabel.11 dapat diketahui bahwa pengunjung yang datang mempunyai pendapat bahwa Kota Surakarta memiliki keanekaragaman yang cukup untuk menjadi daya tarik wisatawan. Mulai dari budaya, religi, alam, dan historis yang dapat menjadi asset Kota Surakarta. Berdasar beragam karakteristik dan latar belakang wisatawan menyebabkan beragam pula keinginan & kebutuhan akan suatu produk wisata.
Pengelompokan
wisatawan dapat memberi informasi mengenai alasan setiap kelompok mengunjungi obyek wisata.
Pengetahuan mengenai wisatawan sangat diperlukan dalam
merencanakan produk wisata yang sesuai dengan keinginan kelompok pasar tertentu, termasuk merencanakan strategi pemasaran yang tepat bagi kelompok pasar suatu obyek. Menurut pengunjung, Galabo perlu pembenahan mengenai pelayanan pedagangnya. Pedagang di Galabo kurang mengerti cara menawarkan jasanya dan menyajikannya. Di saat gerimis, pedagang menyajikan makanan kepada pengunjung tanpa ditutupi sehingga air hujan mengenai makanan. Sekarang mulai berkurangnya jumlah makanan khas di Galabo, menjadikan pengunjung juga berkurang. Pengunjung
commit to user juga berharap Pemkot Surakarta memikirkan Galabo agar tidak semakin berkurang
91 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
jumlah pedagangnya, pembenahan manajemen dirasa mampu merubah keadaan Galabo sekarang yang semakin berkurang eksistensinya.
C. Segmentasi Pasar Untuk Wisata Kuliner Di Gladag Langen Bogan
Pada dasarnya setiap usaha bisnis harus memilih pasar yang dijadikan sasaran bisnisnya. Pemilihan segmen pasar tersebut akan menentukan jumlah kualitas dan fasilitas serta pelayanan yang selanjutnya juga kualitas sumber daya manusiannya. Dalam menganalisa segmentasi pasar, pahami peran dan metode segmentasi pasar. (Swarbrooke,1995:75)
1.
Peranan Segmentasi Dalam Marketing.
a)
Memungkinkan untuk lebih fokus masuk ke pasar sesuai keunggulan kompetitif perusahaan kita.
b) Mendapatkan input mengenai peta kompetisi dan posisi di pasar. c)
Merupakan basis untuk mempersiapkan strategi marketing selanjutnya.
d) Faktor kunci mengalahkan pesaing dengan memandang pasar dari sudut unik dan cara yang berbeda. (Swarbrooke,1995:76)
2.
Metode Untuk Mengetahui Segmentasi Pasar. Untuk melihat segmentasi pasar dikelompokkan pada 4 metode yaitu
commit to user
geographical, demographic, psycographic dan behaviouristic. (Swarbrooke,1995:76) .
92 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Keempat metode tersebut akan menunjukkan tingkat segmentasi pasar dari bawah, menengah dan atas. Keempat metode tersebut adalah sebagai berikut : a)
Metode geographical adalah pengunjung dikelompokkan berdasarkan karakteristik geografi, seperti tempat tinggal pengunjung. Dari data karakteristik pengunjung di Galabo, diketahui bahwa segmentasi pasar secara geographical adalah yang berkunjung ke Galabo lebih banyak dari Surakarta dan pengunjung dari luar kota biasanya dikarenakan rasa ingin tahu mengenai wisata kuliner di Surakarta tersebut. Dan akses menuju DTW pun sangat mudah karena lokasinya di ujung Jl. Slamet Riyadi tepatnya di Jl. Mayor Sunaryo.
b)
Secara demographic pengunjung dikelompokkan berdasarkan karakteristik demografi, seperti umur dan jenis kelamin. Secara demographic yang menunjukkan bahwa kunjungan di Galabo dari tingkat sosial menengah keatas. Pengunjungnya kebanyakan adalah pelajar, mahasiswa, pegawai dan keluarga.
c)
Metode psycographic yang menilai pengunjung dikelompokkan berdasarkan sikap dan pendapat, seperti gaya hidup, kepribadian dan kelas sosial. Sesuai metode psycographic, pengunjung yang datang untuk bersantai dan menikmati makanan yang ada disana.
d)
Metode yang terakhir yaitu behaviouristic yang menjelaskan hubungan wisatawan dengan produk wisatawan yang ditawarkan. Galabo memang wisata kuliner yang menyajikan nuansa berbeda di malam hari,sehingga perasaan yang didapat akan puas jika baru nuansa berbeda di malam hari, sehingga perasaan yang didapat akan puas jika baru pertama kali berkunjung ke DTW minat khusus tersebut. Kemudian bagi wisatawan yang pernah berkunjung pun akan ingin kembali menikmati suasana malam di JL. Mayor Sunaryo tersebut.
commit to user
93 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Metode psycographic yang lebih dominan dalam mengetahui pasar yang dituju dengan menilai pengunjung berdasarkan sikap dan pendapat, seperti gaya hidup, kepribadian dan kelas sosial. Dari kelas sosial dan gaya hidup pengunjung, Galabo memiliki pasar bagi kalangan menengah keatas. Dikarenakan tempatnya yang outdoor sangat cocok untuk kalangan muda dan keluarga serta harga makanan yang tidak terlalu mahal pun menjadi alasan untuk kalangan menengah keatas suka menikmati malam di Galabo. Dari segmentasi pasar dan karakteristik wisatawan, dapat dijadikan acuan untuk mengetahui manajemen pengembangan Galabo kedepan. ( Wawancara : Budy Sartono, selaku Kabid Pelestarian, Promosi dan Kerjasama Disbudpar Kota Surakarta, 5 April 2011).\ Pengunjung yang dapat dari kalangan muda dikarenakan tempat kuliner ini berkonsep modern. Di Kota Surakarta banyak terdapat tempat makan lesehan yang cocok untuk anak muda, dan di Galabo juga menyediakan tikar untuk lesehan sehingga ramai dikunjungi anak muda. Dengan demikian diharapkan pengembangan kedepan yang lebih memikirkan kebutuhan anak muda seperti sinyal wifi dan hotspot yang lancar, karena banyak pengunjung yang menngunakan layanan hotspot di Galabo.
D. Manajemen Pengelolaan Gladag Langen Bogan
Galabo diresmikan oleh Menteri Perdagangan RI pada 13 April 2008 sebagai salah satu wisata kuliner Kota Surakarta. Pemkot Surakarta menunjuk 10 SKPD ( Satuan Kerja Perangkat Daerah ) Kota Surakarta yang terdiri dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata , Dinas Pendapatan Daerah , Dinas Perhubungan, Dinas Pemukiman dan Prasarana commit to user
94 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Wilayah , Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi , Dinas Lalu Lintas Angkutan Jalan Raya, Dinas Kebersihan dan Pertamanan , dan Badan Perencanaan Pengembangan Daerah, Badan Promosi Pariwisata Indonesia Kota Surakarta ( BPPIKS ) sebagai kelompok kerja yang bertanggung jawab menangani seluruh birokrasi Galabo mulai dari penataan , fasilitas , promosi , perijinan , dan pengembangan. Disperindag Kota Surakarta ditunjuk oleh Pemkot Surakarta sebagai koordinator yang bertanggung jawab menangani pengelolaan tempat ,sistem kerja pengelola lapangan , dan perijinan pedagang. Galabo dikelola oleh pengelola swasta yang bernama Paguyuban Pedagang Galabo yang terdiri dari masyarakat sekitar, sehingga pengelola lapangan bukan dari Disperindag ataupun SKPD lainnya . Hal tersebut diharapkan agar masyarakat sekitar juga berperan sebagai stakeholder yang ikut menjaga Galabo serta sebagai lapangan kerja masyarakat sekitar. ( Wawancara : Eko Prajudhy Noor Ali, selaku Kabid Perdagangan Disperindag Kota Surakarta, 21 Maret 2011 )
Paguyuban Pedagang Galabo menerima semua retribusi per malam dari semua pedagang yang berjualan di Galabo. Setiap pedagang diwajibkan membayar Rp.15.000;- / malam, yang kemudian digunakan oleh Paguyuban Pedagang Galabo untuk membayar air, listrik, perawatan gerobak, keamanan, kebersihan dan gaji pengelola swasta. Pemkot Surakarta hanya menerima pajak penghasilan pedagang sebesar 10 % dari omset penjualan per malam yang dibayarkan setiap malamnya kepada petugas Dipenda Kota Surakarta yang berada di Galabo. ( Wawancara : Eko Prajudhy Noor Ali,selaku Kabid Perdagangan Disperindag Kota Surakarta, 21 Maret 2011 ) commit to user
95 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Pedagang yang berjualan di Galabo harus memenuhi syarat penyewaan stan yaitu surat permohonan, fotokopi kk dan ktp warga Kota Surakarta, menyebutkan jenis makanan ( yang diutamakan mempunyai ciri khas ) dan semua dapat diserahkan di Disperindag Kota Surakarta tanpa dipungut biaya pendaftaran. Pedagang mendapatkan fasilitas gerobak dagang dan tempat cuci piring permanen dari Pemkot Surakarta. Pemkot Surakarta juga menyediakan toilet umum dan lahan parkir yang luas. Pada akhir pekan dan hari libur selalu diadakan live musik untuk menghibur pengunjung yang datang di Galabo. Pemkot Surakarta tidak menyediakan dana khusus untuk acara live musik di Galabo karena ide pengadaan acara live musik tersebut dari pedagang.
Pintu masuk Galabo terdapat di sebelah timur dan barat Galabo, yang digunakan sebagai pakir area khusus kendaraan roda dua yang dapat menampung sekitar 300 kendaraan. Di sebelah utara Galabo terdapat lahan kosong yang luas yang digunakan untuk parkir kendaraan roda empat dan bus pariwisata yang dapat menampung sekitar 50 kendaraan roda empat. ( Wawancara : Eko Prajudhy Noor Ali, selaku Kabid Perdagangan Disperindag Kota Surakarta, 21 Maret 2011 )
E. Manajemen Promosi Gladag Langen Bogan Gladag Langen Bogan merupakan wisata kuliner milik Pemkot Surakarta yang dikelola bersama masyarakat. Pemkot Surakarta menunjuk 10 SKPD Kota Surakarta untuk membantu mengembangkan Galabo, mulai dari pengelolaan, penataan, pengembangan dan pemasaran obyek. Galabo yang juga termasuk salah satu DTW saat mengunjungi Kota Surakarta, sehingga dapat disimpulkan bahwa Galabo juga merupakan salah satu obyek wisata malam atau lebih tepatnya wisata kuliner khas Kota
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
96 digilib.uns.ac.id
Surakarta. Sebagai salah satu obyek wisata, tentunya peran Dinas Kebudayaan dan Pariwisata ( selanjutnya Disbudpar ) juga ikut berperan dalam mempromosikan Galabo sebagai salah satu DTW di Kota Surakarta. Peran Disbudpar Kota Surakarta dalam mempromosikan Galabo sangat beragam, mulai dari informasi mengenai Galabo menggunakan tehnik promosi pariwisata. Tehnik promosi tersebut digunakan untuk memberikan informasi secara luas mengenai jasa yang ditawarkan berupa wisata kuliner khas Kota Surakarta. ( Wawancara : Budy Sartono, selaku Kabid Pelestarian, Promosi dan Kerjasama Disbudpar Kota Surakarta, 5 April 2011).
1. Tehnik Promosi Untuk Gladag Langen Bogan Ada tiga teknik promosi yang digunakan Disbudpar Kota Surakarta untuk melakukan promosi seluruh obyek pariwisata di Kota Surakarta termasuk Galabo, yaitu advertising, personal selling, dan public relation. ( Wawancara : Budy Sartono, selaku Kabid Pelestarian, Promosi dan Kerjasama Disbudpar Kota Surakarta, 5 April 2011). a) Advertising Advertising atau yang sering juga dikenal dengan istilah periklanan, merupakan salah satu bentuk dari komunikasi impersonal (impersonal communication) yang digunakan oleh perusahaan baik perusahaan barang maupun jasa. (Salah Wahab, 2003:150) . Peranan periklanan dalam pemasaran jasa untuk pariwisata Kota Surakarta adalah membangun kesadaran (awarenes) calon wisatawan terhadap jasa pariwisata yang ditawarkan, untuk menambah pengetahuan wisatawan tentang obyek yang ditawarkan, membujuk commit to usercalon wisatawan agar mengunjungi
97 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
obyek wisata, menggunakan jasa pariwisata di Kota Surakarta, dan untuk membedakan pelayanan dari pariwisata Kota Surakarta dengan kota lain lain (diferentiate the service). Periklanan yang dilakukan Disbudpar Kota Surakarta untuk Galabo seperti menawarkan wisata kuliner tersebut didalam website pariwisata Kota Surakarta ( www.wisatasolo.com ), informasi melalui leaflet Map of Solo dan Sourounding Solo yang disebarkan di hotel – hotel di Kota Surakarta, kemudian juga disebarkan di bandara – bandara internasional, travel agent di Pulau Jawa dan Bali, ASITA, dan PHRI. Media cetak dan elektronik juga mendukung promosi yang dilakukan untuk Galabo seperti di koran, majalah kuliner, dan radio. b)
Personal Selling Personal selling atau sering disebut penjualan tatap muka merupakan aktifitas komunikasi antar produsen yang diwakili oleh tenaga penjual, dengan konsumen potensial, yang melibatkan pikiran dan emosi, serta berhadapan langsung dengan pembeli. (Salah Wahab, 2003:150). Teknik promosi dengan menggunakan Personal selling dapat dilakukan langsung dengan pengunjung Galabo saat pengunjung sedang memilih menu yang akan dipilih. Pedagang juga membantu dalam tehnik promosi tersebut, karena dalam personal selling yang berperan adalah pedagang secara langsung. Pedagang harus dibekali dengan cara menawarkan produk secara sopan dan tepat pada calon pembeli, sehingga calon pembeli merasa tertarik untuk membeli produk yang ditawarkan penjual. Pedagang berlomba – lomba menawarkan produk yang mereka jual dengan mendatangi pengunjung yang sedang duduk atau pengunjung yang sedang berjalan – jalan melihat deretan pedagang.
c)
Public Relation
commit to user
98 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Kata “masyarakat” dalam hubungan masyarakat berarti setiap individu, kelompok, organisasi dan lain sebagainya, yang mempunyai potensi untuk mempengaruhi dan dipengaruhi oleh pengusaha produk pariwisata yang bersangkutan, seperti karyawan, pelanggan, perantara atau penyalur dan pemimpin masyarakat. Kata “hubungan” berarti menciptakan atau membuka komunikasi dua arah yang saling menguntungkan, termasuk hubungan pertukaran dalam pemasaran produk pariwisata. Oleh karena itu, hubungan masyarakat bertanggung jawab untuk menentukan dan mempertahankan komunikasi dua arah secara terbuka dengan semua lapisan masyarakat serta menciptakan opini masyarakat yang baik tentang produk pariwisata yang ditawarkan oleh perusahaan. (Salah Wahab, 2003:151) Public relation merupakan kiat pemasaran penting lainnya, perusahaan tidak harus berhubungan hanya dengan pelanggan, pemasok, dan penyalur saja, tetapi ia harus berhubungan dengan kumpulan kepentingan publik yang lebih besar. Hubungan masyarakat dapat didefinisikan sebagai sejumlah informasi tentang produk barang dan jasa, organisasi maupun perorangan yang disebarluaskan ke masyarakat melalui media massa tanpa pengawasan dari sponsor. (Salah Wahab, 2003:151). Galabo juga dipromosikan melalui public relation, mulai dari publikasi media cetak dan baliho. Media cetak memang sudah mempromosikan Galabo sejak pertama kali Galabo diresmikan sampai sekarang seperti berita yang ditulis di koran Solopos, Joglosemar, Suara Merdeka, Sindo, Kompas, dsb yang memberi informasi mengenai Galabo. Dari berita dimedia cetak tersebut, masyarakat luas dapat mengetahui peresmian Galabo, perkembangan Galabo sampai permasalahan yang terjadi mengenai Galabo.
commit to user
99 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
F. Analisis SWOT
Analisa yang dilakukan untuk mengetahui potensi dari Daerah Tujuan Wisata ( DTW ) yang di lakukan terhadap Gladak Langen Bogan terdiri dari berbagai aspek yaitu strength, weakness, opportunity, threat.(
Freddy
Rangkuty, 2007:17)
1.
Strength ( Kekuatan )
Gladak Langen Bogan memiliki beberapa kekuatan yang dapat menjadikan wisata kuliner tersebut berpotensi untuk dikembangkan. Untuk mengetahui kekuatan Galabo dapat dilihat dari dua aspek yaitu Kriteria Obyek Yang Diminati Pengunjung dan Aspek Pengembangan Wisata.
a) Kriteria Agar Obyek Diminati Pengunjung
1) Someting To See (Bisa Di Lihat)
Merasa berada di suatu surga makanan dan minuman yang tertata rapi dan bersih dan setting tempat yang yang lain dari yang lain di Kota Surakarta serta juga dapat melihat aktifitas commit to user malam Kota Bengawan di malam hari yang jika diperhatikan
100 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
tidak akan ditemukan di tempat lain kecuali di Kota Surakarta, Gladak Langen Bogan ( Galabo ). Pusat jajanan Galabo di buka dengan menutup arus lalu lintas pada jalan utama setelah pukul 18.00 WIB.
Para penikmat kuliner dapat berkunjung sambil menikmati suasana Kota Surakarta di malam hari dengan berjalan kaki di sepanjang jalan depan Pusat Grosir Solo sambil memilih makanan yang akan dinikmati. Pada akhir pekan, tak hanya makanan minuman khas yang ditawarkan di Galabo tetapi juga sajian live music dapat pula dinikmati pengunjung secara gratis. Pemandangan kota di tengah hiruk pikuk malam hari serta sambil menikmati sajian makanan dan minuman khas Kota Surakarta,
menjadikan wisata malam semakin indah. (
Observasi: Gladag Langen Bogan, 21 Maret 2011)
2) Something To Do (Melakukan Kegiatan Wisata)
Selain dapat melihat suasana yang menarik di malam Kota Surakarta, pengunjung juga dapat memesan makanan dan minuman sesuai selera dengan jalan – jalan dari timur ke barat depan
Grosir
Solo
(PGS)
ataupun
sebaliknya.
Apabila
pengunjung tidak tahu makanan dan minuman yang berada disana, maka para penjual yang menempati stand Galabo akan menawarkan dagangannya dan menjelaskan makanan dan commit to user jadi pengunjung akan lebih minuman apa yang dijajakan,
perpustakaan.uns.ac.id
101 digilib.uns.ac.id
mudah menemukan selera makannya dan kemudian memilih tempat makan di tempat duduk berpayung atau dapat memesan tikar yang selalu di sediakan penjual untuk memanjakan pengunjung yang berkunjung agar nyaman dan betah berlama lama di Galabo.
Pengunjung juga di harapkan berinteraksi dengan para penyanyi yang di sediakan oleh persatuan pedagang, sebagai feedback antara pengunjung dengan pihak pengelola. Lagu – lagu yang disajikan untuk pengunjung juga bervariasi mulai dari pop, campursari, keroncong, ataupun sesuai permintaan pengunjung. Masih banyak yang bisa dilakukan pengunjung dikawasan Galabo, khususnya bagi anak – anak bisa bermain di arena bermain anak tepat di halaman Pusat Grosir Solo, berbagai arena bisa dipilih di sana. ( Observasi: Gladag Langen Bogan, 21 Maret 2011)
3)
Something To Buy (Berbelanja Sebagai Icon / Ciri Khas)
Pengunjung bisa melakukan kegiatan berupa shoping night di depan PGS, dilakukan outdoor sambil berjalan – jalan memilih jajanan yang ingin dinikmati. Pengunjung di Galabo setelah pesan makanan dapat membayar diawal ataupun jika sudah diantar pesanannya tergantung pengunjung sendiri. Semua pedagang mengharapkan pengunjung membeli oleh – oleh dari commit to user Galabo, maka penjual harus sudah siap dagangannya di bawa
102 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
pulang oleh pelanggan dengan kemasan menarik khas masing – masing penjual. Oleh – oleh sangat diharapkan oleh berbagai sistem penunjang sebagai wadah promosi yang efektif untuk pariwisata Kota Surakarta dengan variasi baru dengan dibukanya Wisata Kuliner Galabo. Aspek pengembangan kuliner yang digalakkan Pemkot Surakarta dalam peluasan lahan pariwisata melalui promosi secara langsung maupun tidak langsung . ( Observasi: Gladag Langen Bogan, 21 Maret 2011)
b) Aspek Pengembangan Wisata 1)
Attraction ( Daya Tarik )
Perjalanan sejarah Kota Surakarta sangat dipengaruhi oleh budaya dari kedua istana dan pemerintahan Belanda serta budaya sebagai kota dagang. Kota Surakarta dikenal juga sebagai kota dagang, salah satunya ditandai perkembangan Pasar Gedhe, pasar tradisional yang dikenal di Kota Surakarta. Kota Surakarta merupakan salah satu kota di Indonesia yang di bangun berdasarkan konsep penataan kota modern.
Sebuah terobosan baru yang dilakukan pemerintah Kota Surakarta adalah menggabungkan semua obyek wisata kuliner khas Kota Surakarta di dalam satu kawasan di daerah Gladak.
Kini
pengunjung kuliner dapat dengan mudah menikmati kelezatan kuliner Kota Surakarta dengan hanya mengunjungi satu kawasan.
user nama Gladak Langen Bogan Tempatcommit yang to diberi
103 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
sangat jarang ditemukan di Jawa Tengah khususnya, dan Indonesia
pada
umumnya.
Suatu
pembuatan
destinasi
pariwisata baru yang berhasil, karena kini kawasan itu banyak menarik pengunjung lokal maupun mancanegara yang singgah ke Kota Surakarta.
Keunikan dari tempat wisata kuliner ini adalah lokasinya yang terletak dijalan raya,
pengunjung dapat menikmati sajian
makanan dan minuman dijalan raya yang saat siang sebagai jalur transportasi, tentu tidak dapat ditemukan di tempat selain di Galabo. Kemudian daya tarik lainnya adalah pusat jajanan malam hari ini menawarkan aneka makanan minuman khas dan tradisional yang sudah legendaris di Kota Surakarta, tidak perlu keliling kota untuk mencarinya karena cukup berada di satu tempat yaitu Galabo. ( Observasi: Gladag Langen Bogan, 21 Maret 2011)
2) Accesable ( Aksesibilitas ) Kawasan Galabo terletak tepat di tengah – tengah kota Solo atau tepatnya di Jl.Mayor Sunaryo. Pengunjung yang ingin menikmati makanan dan minuman di Galabo membutuhkan kendaraan pribadi menuju ke kawasan wisata kuliner malam tersebut, karena Galabo hanya buka di malam hari
maka
masalah transportasi hanya dapat di jangkau dengan kendaraan pribadi, becak ataucommit taksi .to user
perpustakaan.uns.ac.id
104 digilib.uns.ac.id
Pengunjung dari luar kota dapat menggunakan transportasi udara via bandara Adi Sumarmo untuk menuju Kota Surakarta, dan menjangkau Galabo menggunakan taksi. Pengunjung yang datang menggunakan kereta api, dapat berhenti di Stasiun Purwosari,
Stasiun Solo Balapan, dan
Stasiun Jebres kemudian menuju Galabo menggunakan taksi karena jarak yang tidak cukup jauh dan para pelaksana jasa tersebut sudah mengenal letak Galabo. Pengguna jasa bus antar kota, dapat berhenti di terminal Tirtonadi dan menggunakan jasa taksi menuju Galabo.
Pengujung dari arah timur, menggunakan kendaraan pribadi dapat menempuh rute perempatan Hotel Asia belok ke kiri. Dari arah barat dapat menempuh rute mengikuti arah Jl. Slamet Riyadi lurus ke timur. Dari arah selatan, menuju daerah Kampung Arab lurus ke utara. Dari segala arah lokasi Galabo dapat dijangkau dengan mudah. ( Observasi: Gladag Langen Bogan, 21 Maret 2011)
3) Amenities ( Fasilitas )
Didalam arena kuliner ini terdapat puluhan stand dari berbagai pedagang makanan, baik makanan yang bernuansa tradisional maupun modern. Ditempat ini dijual banyak makanan rakyat yang sudah lama dikenal masyarakat Kota Surakarta dan sekitarnya. commit Selain itu berbagai standto user tersebut menyediakan tikar untuk
105 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
pengunjung yang ingin menikmati lesehan atau duduk tanpa kursi. Bagi yang menginginkan menikmati makanan dengan formal, dapat duduk dikursi berpayung yang disediakan oleh pengelola. Fasilitas toliet umum juga disediakan untuk kenyamanan para pengunjung, tentunya dengan kebersihan yang dijaga. Kebersihan dibutuhkan untuk memberikan nilai tambah terhadap obyek tersebut, karena kebersihan merupakan poin utama yang menunjukkan kepribadian tempat.
Pengunjung yang mengajak anak kecil, juga disediakan arena bermain anak tepatnya di depan Pusat Grosir Solo sebagai salah satu fasilitas hiburan. Fasilitas ini dimaksudkan untuk memberikan ruang bermain bagi anak anak, sehingga Galabo bukan hanya tempat yang dikhususkan untuk orang dewasa saja. Area parkir yang luas di sediakan untuk para pengunjung yang datang baik menggunakan kendaraan roda dua, mobil ataupun menggunakan bus pariwisata. Area parkir merupakan poin utama yang harus dimiliki oleh suatu obyek wisata untuk memberikan kenyamanan pengunjungnya. Tidak hanya fasilitas tersebut yang diandalkan dalam menarik pengunjung tetapi keamanan juga harus dapat dijamin, sehingga tidak ada kekhawatiran pengunjung. ( Observasi: Gladag Langen Bogan, 21 Maret 2011)
4) Ancilary ( Pengelola ) commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
106 digilib.uns.ac.id
Gladak Langen Bogan merupakan salah satu aset wisata Pemkot Surakarta yang sedang diminati oleh wisatawan yang mengunjungi kota Surakarta. Dibawah naungan Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Surakarta sebagai koordinator, Dinas kebudayaan dan Pariwisata Kota Surakarta sebagai media promosi, pihak swasta sebagai pengelola lapangan dan Pemkot Surakarta berperan dalam penyediaan tempat wisata dan fasilitas. Tanpa kerjasama masyarakat sebagai pengelola swasta juga tidak mungkin Galabo menjadi salah satu wisata andalan Kota Surakarta sekarang. ( Observasi: Gladag Langen Bogan, 21 Maret 2011)
2.
Weakness ( kelemahan ) Weakness adalah kelemahan-kelemahan yang dimiliki obyek wisata. Dalam hal ini setiap pengelola obyek harus mampu meminimalkan dampak kelemahan yang dimiliki. Pengelola juga harus mampu menindaklanjuti kelemahan yang dimiliki obyek agar dapat menemukan solusi dan strategi yang jitu untuk menembus pasar. Pertama, Kota Surakarta makin giat berbenah untuk menarik wisatawan, termasuk keberadaan bus tingkat Werkudara dan kereta kencana. Tetapi di sisi lain, mata rantai pengembangan kepariwisataan itu sendiri malah meredup yaitu keberadaan Galabo yang semakin ditinggalkan konsumen. Pertama, cuaca yang tidak bersahabat menjadi salah satu kendala daya tarik Galabo kembali seperti dulu. Seperti diketahui bahwa kondisi Galabo yang bersifat terbuka memang sangatlah rentan dengan hujan. Oleh karena itu, kondisi hujan yang terus terjadi dalam setahun terakhir secara tidak langsung mengurangi hasrat masyarakat untuk menikmati commit berbagaitomacam user makanan di Galabo. Akibat dari
perpustakaan.uns.ac.id
107 digilib.uns.ac.id
kondisi tersebut banyak pedagang yang lebih memilih menutup kiosnya karena semakin merugi. Sementara kalau tetap buka harus membiayai tenaga kerja dan retribusi. Pilihan untuk menutup sementara stan kuliner di Galabo adalah pilihan rasional. Seharusnya memang dipikirkan mengenai masalah ini seperti penambahan kanopi seperti yang akan dilakukan Pemkot dalam pembenahan Galabo kedepan. Kedua, meski stan di sebelah barat masih tampak ramai sementara yang di sebelah timur cenderung sepi karena lampu penerangan kota yang redup serta penataan aliran listrik yang tidak rapi sehingga membahayakan yang berada dibawah aliran tersebut. Seharusnya dinas terkait dapat melakukan tindakan membenahan, karena sangat membahayakan untuk pedagang. Penerangan yang bagus juga dapat menjadi daya tarik pengunjung untuk memilih makanan di sebelah timur. Ketiga, pedagang dianggap melanggar aturan tentang jenis menu yang disajikan. Pedagang banyak yang beralih menu tanpa melaporkannya ke Disperidag selaku koordinator, hal tersebut juga mengakibatkan hubungan tidak harmonis antar pedagang. Disebabkan karena pedagang yang beralih menu, mengubah menunya mirip dengan salah satu pedagang disampingnya. Sebenarnya pedagang diperbolehkan mengubah menu asalkan melalui mekanisme yang semestinya dan melaporkan pada Disperindag Kota Surakarta. Mekanisme pergantian menu seharusnya dengan pengajuan proposal perubahan menu kepada Disperindag, tetapi sekararang pedagang di Galabo seenaknya berganti menu. Tindakan pedagang tersebut dikarenakan lemahnya kontrol dari Paguyuban Pedagang Galabo, sebagai pengelola lapangan dianggap kurang tegas dalam masalah tersebut. Sehingga seharusnya ada tindakan tegas dari pengelola lapangan seperti melakukan pembicaraan dan penjelasan commit tountuk usermengikuti prosedur yang benar.
perpustakaan.uns.ac.id
108 digilib.uns.ac.id
Keempat, beberapa penjual tidak menulis pesanan yang dipesan oleh pengunjung, sehingga sangat memungkinkan penjual lupa, apalagi kalau kujungan sangat ramai pada akhir pekan dan hari libur. Hal tersebut akan mengakibatkan pengunjung menunggu lama pesanannya. Kelima, banyak penjual yang tidak menutup atau memayungi makanan atau minuman yang diantar ke pembeli di saat hujan, dan hal tersebut sangat berpotensi makanan atau minuman yang diantar ke pembeli kemasukan air hujan. Faktor kualitas menu dan pelayanan di Galabo harus diperhatikan. Keenam, meja yang disediakan untuk makan pengunjung tidak langsung dibersihkan oleh para penjual yang bertanggung jawab, jadi keadaan meja dibiarkan kotor padahal ada pengunjung lain yang akan menempati. Dari tiga permasalahan tersebut memiliki masalah pada tingkat pelayanan oleh pedagang. Kualitas pelayanan yang tidak prima karena kurangnya pembinaan yang benar menjadikan permasalahan tersebut timbul, seharusnya ada pembinaan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan selaku koordinator untuk memerikan pembelajaran mengenai pelayanan prima penjualan. Ketujuh, yang menjadi kelemahan konsep Galabo ini adalah tidak adanya nomor meja sehingga sangat menyulitkan baik pembeli maupun penjual. Penambahan nomor pada meja payung diharapkan untuk memberi kemudahan bagi pedagang saat mencari pembeli dari makanannya. Kedelapan, Galabo diakhir pekan dan liburan membuat jalan disekitar Jl. Mayor Sunaryo macet, karena saat akhir pekan terjadi keramaian pengunjung yang datang ke Galabo menggunakan kendaraan pribadi. Sehingga parkir kendaraan sangat ramai sampai ke area Jl. Slamet Riyadi dekat air mancur, hal tersebut mengakibatkan pengendara kendaraan yang melewati jalan menuju Alun – alun utara sangat terganggu. Seharusnya DLLAJR selaku SKPD terkait yang mengatur lalutolintas commit user dapat bertugas mengatur arus lalu
109 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
lintas diarea tersebut agar tidak menimbulkan kemacetan. ( Observasi: Gladag Langen Bogan, 21 Maret 2011) Kesembilan, dari penarikan retribusi Rp.15.000 / malam dari 37 pedagang di Galabo, Disperindag belum dapat menarik keuntungan untuk menjadi pendapatan daerah. Pendapatan dari hasil retribusi baru mampu menutupi biaya operasional Galabo, seperti membayar listrik, air, tenaga kebersihan, dan tenaga lain. Sementara pendapatan yang diandalkan dari Galabo adalah pungutan pajak yang dibebankan pada setiap pedagang yang dilakukan oleh dinas pengelolaan, pendapatan keuangan daerah dan asset (DPPKA) sebesar 10 % dari omset penjualan setiap pedagang per malam, hanya sedikit dan pedagang juga tidak transparan. Untuk lebih mengoptimalkan Galabo sebagai penunjang pariwisata, serta sumber pendapatan daerah, perlu banyak pembenahan agar dapat memberi kontribusi untuk pendapatan daerah juga. ( Wawancara : Atmanto Setyo Budiono selaku Ketua Paguyuban Pedagang Galabo, 23 April 2011) Beberapa kelemahan tersebut untuk mengetahui seberapa besar peran Pemkot Surakarta mengkaji permasalahan yang timbul di Galabo dan selanjutnya untuk dibenahi. Peran pengelola swasta juga dibutuhkan dalam bekerjasama secara profesional dalam mengelola dan membantu pengembangan Galabo kedepan. 3.
Opportunity ( Peluang ) Opportunity adalah peluang obyek wisata untuk meningkatkan daya saing serta untuk menciptakan inovasi – inovasi baru dalam pemenuhan kebutuhan berupa produk – produk yang berkualitas dipasaran. Peluang ini juga digunakan untuk memperluas jaringan pemasaran produk yang pedagang hasilkan. Peluang yang Galabo miliki juga dapat dilihat dari beberapa penghargaan yang pernah dilakukan di Kota Surakarta.
commit to user
110 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Terkait kepariwisataan Kota Surakarta di tahun 2008, yaitu sukses menggelar World Heritage Cities Conference and Expo atau WHCCE 25-28 Oktober 2008. Bahkan Kota Surakarta menjadi tuan rumah juga untuk Solo International Ethnic Music ( SIEM ) pada 28 Oktober - 1 November 2008. Di akhir tahun 2010 Solo juga menggelar International Keroncong Festival ( IKF ) pada 5 - 6 Desember 2010. Semua event tersebut menjadi semangat untuk memacu daya jual pariwisata Kota Surakarta pada khususnya dan Jawa Tengah. Berita tentang kondisi tidak berkembangnya Galabo haruslah dipikirkan sebagai tantangan untuk mengembalikan potensi wisata kuliner di Galabo, juga wisata Kota Surakarta yang lain. Hal tersebut sebenarnya sangat dimungkinkan karena semua infrastruktur yang ada sangat mendukung terhadap semua harapan tersebut. Harapan terhadap perkembangan Galabo tidak bisa terlepas dari fakta yang berkembang bahwa Kota Surakarta dalam tiga tahun terakhir yang menerima berita buruk seputar pencurian arca dari Museum Radya Pustaka. Selain itu, konflik cagar budaya misal kasus Benteng Vastenburg dan Sriwedari juga tidak berkembangnya Galabo menjadi kabar buruk mengenai Kota Surakarta. Oleh karena itu, semua event yang sukses digelar di Kota Surakarta harus memberi kabar baik untuk memacu nilai jual kepariwisataan Kota Surakarta . Keberhasilan ini pada akhirnya akan dapat menyerap banyak tenaga kerja karena mata rantai dari industri terkait di sektor pariwisata sangat kompleks dan termasuk padat karya. Artinya, hal tersebut mampu menjadi katup pengaman atas maraknya Pemutusan Hubungan Kerja ( PHK ) saat ini. Di sisi lain, komitmen pemerintah memacu ekonomi kreatif pada dasarnya juga tak bisa lepas dari kiprah pariwisata karena memang sektor tersebut banyak memungkinkan tumbuhnya ekonomi kreatif.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
111 digilib.uns.ac.id
Terlepas dari masalah keadaan Galabo sekarang, yang jelas Kota Surakarta telah dikenal sebagai salah satu daerah tujuan wisata dengan berbagai atraksi wisata, mulai wisata budaya, wisata alam dan juga wisata kulinernya. Salah satu upaya memacu dan membangun pariwisata Galabo, misalnya dengan menetapkan pencitraan diri. Meski demikian komitmen pencitraan itu bukanlah persoalan mudah karena membutuhkan berbagai agenda pembenahan sektoral maupun lintas sektoral. Oleh karena itu, perlu kajian mendalam agar wisata kuliner yang terkemas dalam Galabo bisa lebih kembali diramaikan pengunjung. ( Wawancara : Eko Prajudhy Noor Ali, selaku Kabid Perdagangan Disperindag Kota Surakarta, 21 Maret 2011 ) 4.
Threat ( Ancaman ) Threat adalah ancaman bagi obyek baik dari luar maupun dari dalam. Ancaman yang datang dari dalam dapat berupa adanya perpecahan yang timbul akibat suatu perbedaan tujuan dan pandangan antara satu pengelola dengan pengelola lain atau salah paham antar individu atau kelompok dalam sebuah organisasi perusahaan. Ancaman yang datang dari luar dapat berupa penilaian seputar dimensi makro seperti konsummen, faktor-faktor ekonomi ( naik turunnya harga bahan baku dan krisis ekonomi ), sosial budaya, pasar, biaya, pesaing, pelanggan, pemerintah, politik dan teknologi. Galabo yang telah berusia lebih dari dua tahun kini mengalami masa surut. Awal dibukannya Galabo lebih dari 70 pedagang ikut berpartisipasi, kemudian tahun 2010 sebanyak 50 pedagang, namun seiring dengan berjalannya waktu justru terjadi penyusutan jumlah pedagang dan pada tahun 2011 hanya sejumlah 37 perdagang yang masih bertahan. Jumlah pedagang yang semakin berkurang setiap tahunnya dapat mengakibatkan eksistensi Galabo sebagai ikon wisata kuliner di commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
112 digilib.uns.ac.id
Kota Surakarta semakin turun dan akhirnya bisa lama dapat ditutup. Hal tersebut dapat mengakibatkan bertambahnya jumlah pegangguran, karena pengelola swasta mayoritas dari masyarakat sekitar. Selain hidangan-hidangan khas Kota Surakarta, Galabo juga menyediakan makanan khas lain seperti makanan-makanan Arab, Cina, dan sebagainya. Hal tersebut menjadikan kekurangan yang berdampak ancaman bagi Galabo karena fokus pembangunan Galabo yang sebenarnya sebagai wadah makanan khas Kota Surakarta akan terakulturasi oleh makanan khas lainnya. Namun sisi positifnya, para pengunjung dapat menikmati beragam makanan yang tersedia dan tidak bosan dengan makanan yang hanya terbatas saja. Tetapi hal tersebut tidak dapat dilihat hanya dari sisi positifnya karena dari sudut pandang tersebut yang akhirnya menjadika pedagang merubah menu yang awalnya makanan khas Kota Surakarta seperti nasi liwet, cabuk rambak, timlo, akhirnya merubah menunya menjadi kebab dan burger. Pedagang yang memiliki alasan karena dagangan mereka tidak selaku pedagang kebab atau burger, memilih mengubah menu yang sama dengan pedagang yang selalu ramai dikunjungi pembeli. Masalah tersebut menjadi ancaman bagi Galabo yang nantinya akan dianggap tidak mampu mempertahankan wadah kuliner khas Kota Surakarta. ( Wawancara : Atmanto Setyo Budiono selaku Ketua Paguyuban Pedagang Galabo, 23 April 2011) Galabo yang melintang sepanjang 300 meter Jl. Mayor Sunaryo dari Beteng Trade Center (BTC) dan Pusat Grosir Solo (PGS) tersebut hanya mempunyai fasilitas payung besar bagi setiap stan pedagang. Jika gerimis, penikmat makanan di Galabo bingung mencari tempat untuk berteduh. Belum lagi kalau tiba – tiba hujan lebat, jalanan penuh dengan air dan lokasi untuk lesehan pun harus ditiadakan. Kejadian commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
113 digilib.uns.ac.id
alam seperti hujan memang tidak dapat diduga, maka dari itu harus ada pemikiran mengenai kenyamanan pengunjung oleh pihak pengelola agar pengunjung tidak merasa kecewa. Karena prinsip kepuasan pelanggan dapat menjadikan suatu jasa akan diminati untuk didatangi kembali.
G. Manajemen Pengembangan Gladag Langen Bogan
1.
Pengembangan Yang Telah Dilakukan Pemkot Surakarta ( 2008 – 2010 )
Walikota Surakarta membuat pemerintahan Kota Surakarta dengan gaya entrepreneur ( pengusaha ). Apa yang dilakukan Joko Widodo tak lepas dari latar belakang dirinya yang pernah menjadi Dirut PT.Rakabu, sebuah perusahaan mebel ekspor. PT.Rakabu adalah sebuah perusahaan yang cikal bakalnya bermodal dari bawah. Dimulai dari 23 pekerja hingga sekarang mencapai ribuan. Tangan dingin Joko Widodo mengubah bisnis yang dimulai dari kelas perajin menjadi kelas usaha berskala internasional. Pengalaman tersebut rupanya yang diterapkan Walikota Surakarta tersebut untuk menjual Kota Surakarta. Joko Widodo melakukan pembenahan mulai dari sektor bisnis ritel kelas kaki lima sampai dengan tingkatan ruko, supermarket hingga mal. Terlihat berbeda yang dilakukan Pemkot Surakarta pada masa – masa sebelumnya. ( Suara Merdeka , 26 April 2008 , Artikel “Walikota Dengan Gaya Entrepreneur” )
Pengembangan yang dilakukan oleh Pemkot Surakarta untuk sektor pariwisata juga lebih gencar dilakukan, melihat potensi Kota Surakarta yang commit to user memiliki dua istana dan berbagai obyek wisata budaya, sejarah dan kuliner.
perpustakaan.uns.ac.id
114 digilib.uns.ac.id
Selama dua tahun Galabo sudah menjadi ikon kuliner Kota Surakarta dan sudah selayaknya dipertahankan eksistensinya. Galabo dikelola oleh Pemkot Kota Surakarta dan pengelola lapangan oleh masyarakat sekitar. Sangat disayangkan apabila kuliner khas Kota Surakarta tersebut nantinya tidak lagi diminati masyarakat Kota Surakarta dan perlahan hilang tanpa jejak. ( Sindo, 14 Januari 2011, “Pariwisata Solo Gencar Dikembangkan” ) Semakin hari semakin banyak restoran – restoran cepat saji yang menghidangkan makanan – makanan ala Barat dan Eropa, Coffee Shop, café dan kedai – kedai penyedia makanan khas daerah lain yang mulai menjamur di Kota Surakarta. Bukan tidak mungkin masyarakat Kota Surakarta akan lebih memilih kuliner pendatang dari pada kuliner lokal karena keunikan makanan tersebut yang tidak bisa ditemukan pada makanan Kota Surakarta.
Salah satu langkah strategis yang telah dilakukan oleh pemerintah Kota Surakarta untuk mempertahankan kuliner khas dengan memperbaiki dan membenahi Gladag Langen Bogan atau yang lebih dikenal dengan istilah Galabo sebagai pusat wisata kuliner Kota Surakarta adalah melakukan pembenahan dan penambahan fasilitas untuk kenyamanan pengunjung. Gladag Langen Bogan memiliki arena ruang terbuka berlokasi di sebelah timur bundaran Gladag tepatnya di Jl. Mayor Sunaryo depan Beteng Trade Centre dan Pusat Grosir Solo dan berbatasan dengan situs bersejarah beteng Vastenburg ini, di malam hari disulap oleh Pemkot Surakarta menjadi areal terbuka tempat berkumpulnya aneka macam kuliner khas Kota Surakarta. Namun sayangnya pemilihan konsep outdoor atau ruang terbuka kurang begitu menguntungkan di musim hujan. commit to user
115 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
Pada awal keberadaan Galabo, tempat ini sempat menjadi sasaran bagi warga Kota Surakarta sendiri maupun para wisatawan untuk berwisata kuliner. Namun semakin lama Galabo semakin sepi pengunjung. Oleh karena itu, pusat wisata kuliner tersebut akan dikelola secara profesional. Para pedagang diharapkan selalu mengedepankan cita rasa dan pelayanan. Segencar apapun promosi dilakukan, atau sehebat apapun atraksi sebagai daya dukung ditampilkan, sepanjang tak didukung faktor utama berupa cita rasa makanan, pengembangan wisata kuliner tidak bisa maksimal.
Selain itu pengunjung juga diharapkan untuk berperan aktif, misalnya dengan turut menjaga kebersihan. Karena selain cita rasa, kebersihan dan kenyaman bagi pengunjung sangat berpengaruh besar terhadap minat masyarakat. Semua masyarakat tentu berharap agar Gladag Langen Bogan membuat kehidupan malam Kota Surakarta menjadi lebih ramai dan menyenangkan. Sejumlah pengembangan yang telah dilakukan oleh pengelola Galabo selama tahun 2008 – 2010 salah satunya dengan menambahkan toilet umum yang awalnya belum ada saat pembukaannya. Toilet diharapkan memberi kenyamanan pada pengunjung agar lebih lama berada di Galabo. Kedua, penambahan wastafel yang berada di sepanjang jalan didepan pedagang, yang dapat digunakan pengunjung untuk mencuci tangan setelah menikmati makanan yang dipesan di Galabo. Pemkot Surakarta sangat memikirkan kenyamanan pengunjung dimulai dari penambahan fasilitas dan kebersihan areal jalan. ( Wawancara : Eko Prajudhy Noor Ali,selaku Kabid Perdagangan Disperindag Kota Surakarta, 21 Maret 2011 )
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
116 digilib.uns.ac.id
Kemudian yang ketiga, salah satu pembenahan yang dimulai dengan pencopotan spanduk, pamflet, maupun papan nama yang sengaja ditempel diselter oleh pedagang kaki lima (PKL) yang beroperasi disiang hari. Dinas Pengelolaan Pasar (DPP) bekerja sama dengan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Pemerintah Kota (Pemkot) Solo membersihkan selter milik pedagang Gladak Langen Bogan (Galabo). Keberadaan spanduk maupun papan nama yang menempel pada selter tersebut menimbulkan kesan kumuh. Langkah penertiban tersebut merupakan tindak lanjut dari keluhan warga akan kesan kumuh yang muncul di kawasan Galabo pada siang hari. ( Wawancara : Eko Prajudhy Noor Ali, selaku Kabid Perdagangan Disperindag Kota Surakarta, 21 Maret 2011 )
2.
Rencana Pengembangan Pemkot Surakarta ( 2011 – Kedepan )
Sejauh ini Galabo merupakan ikon yang paling ternama di Kota Surakarta sebagai pusat kuliner. Untuk menjaga agar Galabo tetap menjadi kebanggaan masyarakat Kota Surakarta, maka diharapkan agar pemerintah dan masyarakat mampu berkorelasi. Usaha – usaha tersebut dapat diterapkan dengan menjaga cita rasa makanan dan pelayanan bagi pengunjung, menjaga kebersihan dan kerapian yang wajib diterapkan baik bagi pengunjung maupun pedagang.
Pada Mei 2011, Pemkot Surakarta akan mempublikasikan desain penataan Gladak Langen Bogan. Satu dari dua alternatif desain perombakan secara total kawasan kuliner malam tersebut, nantinya akan dipilih Pemerintah Kota Surakarta untuk memperbaiki kondisi Galabo saat ini. Penataan nantinya akan mencakup commit to user yang ada saat ini, antara lain rencana perombakan total atas berbagai persoalan
117 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
perombakan terhadap manajemen, para pedagang, cara-cara berjualan, hingga sarana dan prasarana yang akan disediakan Pemkot di kawasan tersebut. Sementara untuk manajemennya nanti akan dibahas lebih lanjut oleh dinas terkait (Disperindag Kota Surakarta) untuk nantinya akan dikelola oleh UPTD, pihak ketiga atau dikelola oleh pedagang sendiri. Desain ulang Galabo tersebut merupakan bagian dari upaya menjual Kota Bengawan. Kota sama halnya dengan sebuah produk yang mudah dijual apabila kemasannya tepat. ( Solopos , 9 April 2011 , Hal. 3 Kol.4 )
Pemerintah Kota Surakarta memastikan perombakan total Gladak Langen Bogan akan segera dilaksanakan dan selesai akhir tahun ini. Konsepnya dengan desain yang fleksibel saat hujan maka akan diberi kanopi dibagian selatan jalan, kemudian kawasan bagian selatan digunakan untuk lahan parkir maka dengan begitu pedagang yang berada di sisi timur juga bisa dijangkau pengunjung. Saat ini Pemkot Surakarta telah memiliki dua alternatif desain penataan terhadap kawasan wisata kuliner malam tersebut untuk salah satunya dipilih dan direalisasikan. Pedagang Gladak Langen Bogan meminta Pemkot
Surakarta
melibatkan pedagang dalam rencana mendesain ulang pusat jajanan tersebut. Pedagang juga ingin terlibat langsung dalam pembenahan karena pedagang juga ikut berperan sebagai stakeholder yang mengembangkan Galabo. Pemkot Surakarta menanggapi hal tersebut dengan mengevaluasi peran pedagang, karena pedagang memang berperan penting dalam perkembangan Galabo dan juga bisa diadakan pembinaan terhadap cara menjual produk agar menarik pengunjung. Sehingga secara tidak langsung Pemkot Surakarta juga dapat membenahi commit to user
118 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
manajemen selling product. ( Wawancara : Eko Prajudhy Noor Ali, selaku Kabid Perdagangan Disperindag Kota Surakarta, 21 Maret 2011 )
Banyak pedagang Gladak Langen Bogan yang melanggar kesepakatan awal tentang jenis menu kuliner yang dijual, hal tersebut menjadi pemicu permasalahan internal di kalangan pedagang. Sejak awal para pedagang Galabo sudah menandatangani kesepakatan untuk menyajikan jenis menu tertentu, tetapi seiring berjalannya waktu banyak pedagang yang beralih menu lain. Pemkot Surakarta berupaya mengembalikan konsep aturan menu sesuai dengan kesepakatan awal. Pemkot Surakarta akan mengadakan pertemuan dengan para pedagang dan kemudian akan mengambil kebijakan mengenai menu yang akan dikembalikan pada konsep awal. ( Wawancara : Eko Prajudhy Noor Ali, selaku Kabid Perdagangan Disperindag Kota Surakarta, 21 Maret 2011 )
commit to user
119 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
BAB V PENUTUP A. Simpulan
Wisata Kuliner Gladag Langen Bogan didirikan oleh Pemkot Surakarta untuk memberikan suasana berbeda mengenai tempat makan dengan berbagai makanan khas Kota Surakarta karena berada dalam satu komplek saja tanpa perlu berkeliling kota untuk menikmatinya. Di awal pembukaannya, banyak pengunjung dari berbagai daerah yang tertarik untuk menikmati makan di area yang kalau siang untuk lalu lintas kendaraan bermotor. Banyak pengunjung yang menyukai wisata kuliner tersebut karena areanya terdapat di jalan raya yang malam ditutup untuk kendaraan, tetapi lama kelamaan tingkat kujungan pun berkurang karena beberapa masalah. Gladag Langen Bogan memiliki kekhasan yang memang tidak dimiliki oleh wisata kuliner di daerah lain. Semua tempat kuliner khas Surakarta yang tersebar disemua penjuru Kota Surakarta digabungkan disatu tempat yang dinamakan Gladag Langen Bogan. Kini pengunjung kuliner dapat dengan mudah menikmati kelezatan kuliner Kota Surakarta dengan hanya mengunjungi satu kawasan. Beragam makanan khas dan minuman khas dijajakan di Galabo dengan penataan tempat yang unik dan sangat menarik karena berlokasi di jalan raya yang siang hari digunakan untuk lalu lintas dan malam hari ditutup untuk area kuliner. Selain commit to user
119
perpustakaan.uns.ac.id
120 digilib.uns.ac.id
wisata tersebut terdapat di pusat kota terutama di jalan raya, Galabo juga merupakan obyek wisata yang menarik karena berlokasi di jalan raya yang siang hari digunakan untuk lalu lintas dan malam hari ditutup untuk area kuliner. Selain wisata tersebut terdapat di pusat kota terutama di jalan raya, Galabo juga merupakan obyek wisata yang memiliki efektifitas waktu karena hanya dalam satu area dapat menikmati beraneka makanan khas Kota Surakarta. Kota Surakarta sekarang sudah mulai dikenal akan wisata kulinernya, bahkan salah satu potensi wisata terbesar kota ini adalah wisata kuliner. Kini pengunjung kuliner dapat dengan mudah menikmati kelezatan kuliner Kota Surakarta dengan hanya mengunjungi satu kawasan. Gladak Langen Bogan dapat dikunjungi antara 1500 – 2000 orang per minggu dan dapat meningkat hingga dua kali lipat pada hari libur. Pengunjung bahkan tidak hanya dari kota Surakarta melainkan juga dari kota-kota disekitar Kota Surakarta. Para penikmat kuliner dapat berkunjung sambil menikmati suasana Kota Surakarta di malam hari dengan berjalan kaki di sepanjang jalan depan Pusat Grosir Solo sambil memilih makanan khas dari Kota Surakarta yang akan dinikmati. Dari pendapat pengunjung mengenai Galabo, disimpulkan berdasar beragam karakteristik dan latar belakang wisatawan menyebabkan beragam pula keinginan & kebutuhan akan suatu produk wisata. Pengelompokan wisatawan dapat memberi informasi mengenai alasan setiap kelompok mengunjungi obyek wisata.
Pengetahuan mengenai wisatawan sangat diperlukan dalam commit to user merencanakan produk wisata yang sesuai dengan keinginan kelompok pasar
121 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
tertentu, termasuk merencanakan strategi pemasaran yang tepat bagi kelompok pasar suatu obyek.
Persepsi pengunjung adalah Galabo perlu pembenahan
mengenai pelayanan pedagangnya. Pedagang di Galabo kurang mengerti cara menawarkan jasanya dan menyajikannya. Di saat gerimis, pedagang menyajikan makanan kepada pengunjung tanpa ditutupi sehingga air hujan mengenai makanan. Sekarang mulai berkurangnya jumlah makanan khas di Galabo, menjadikan pengunjung juga berkurang. Pengunjung juga berharap Pemkot Surakarta memikirkan Galabo agar tidak semakin berkurang jumlah pedagangnya, pembenahan manajemen dirasa mampu merubah keadaan Galabo sekarang yang semakin berkurang eksistensinya. Meski terjadi penurunan kekhasan makanan di Gladag Langen Bogan, ada penanganan Pemkot Surakarta untuk mempertahankan keberadaan Gladag Langen Bogan. Pemkot Surakarta sudah melakukan usaha untuk pengembangan Gladag Langen Bogan baik yang telah dilakukan dan yang sedang dalam rencana pengembangan. Pemkot Surakarta telah melakukan pengembangan berupa pembinaan terhadap pedagang di Galabo, diharapkan selalu mengedepankan cita rasa dan pelayanan. Kemudian peraturan untuk pengumjung menjaga kebersihan di Galabo, karena selain cita rasa, kebersihan dan kenyaman bagi pengunjung sangat berpengaruh besar terhadap minat masyarakat. Menambahkan toilet umum dan wastafel untuk fasilitas pengunjung. Salah satu pembenahan yang lain dengan pencopotan spanduk, pamflet, maupun papan nama yang sengaja ditempel diselter oleh pedagang kaki lima (PKL) yang beroperasi disiang hari. Rencana commit to user adalah pembenahan manajemen pembenahan yang dilakukan Pemkot Surakarta
122 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
pengelola swasta. Diharapkan dengan semua pembenahan tersebut dapat menjadikan Galabo kembali diramaikan eksistensinya. Sangat disayangkan jika melihat potensi Gladag Langen Bogan tidak dipertahankan eksistensinya, maka Kota Surakarta tidak memiliki ikon kuliner lagi untuk menjadi daya tarik wisatawan saat wisata malam hari. Kota Surakarta mulai berkembang menjadi kota wisata dan seharusnya menyediakan wisata malam juga untuk membuat wisatawan lebih lama tinggal di Kota Surakarta, oleh karena itu Pemkot Surakarta mempertahankan Gladag Langen Bogan agar tetap buka.
B. Saran
Selain perhatian pemerintahan terhadap promosi dan pengembangan pariwisata secara sistematis, perlu diperhatikan ulang mengarahkan pariwisata ke pengawasan dan kebijaksanaan negara tanpa menghambat pemikiran pengelola swasta, jika dilihat pentingnya pariwisata dari sudut pandangan ekonomi, sosial, politik dan budaya. Sehingga pengelola swasta di lapangan juga harus dibenahi secara profesional agar dapat menambah pemasukan daerah. Dari kesimpulan diatas, Pemkot Surakarta sebaiknya membenahi manajemen Gladag Langen Bogan dengan pengelola lapangan yang profesional, bukan dengan SDM masyarakat sekitar yang tidak memiliki pendidikan manajement wisata. Seharusnya masyarakat sekitar memang juga harus diikutsertakan dalam commit to user
123 digilib.uns.ac.id
perpustakaan.uns.ac.id
pengelolaan lapangan Gladag Langen Bogan tetapi hanya sebatas kebersihan, keamanan, dan parkir saja. Manajemen pengelolaan lapangan berupa operasional ditangani oleh pihak yang mengerti manajement pengelolaan wisata. Tindakan – tindakan peraturan Pemkot Surakarta hendaknya diterapkan, bila terjadi penyalahgunaan atau pelanggaran, penegakkan sanksi oleh Disperindag Kota Surakarta selaku pihak koordinator adalah langkah terbaik, sejauh dilihat dari segi harga wisata karena hal tersebut menjamin bahwa standar jasa – jasa tersebut tetap memuaskan. Kemudian pelatihan pedagang selaku tenaga kerja pariwisata di Gladag Langen Bogan adalah sarana yang sangat diperlukan untuk membantu peningkatan produktivitas wisata kuliner tersebut. Pemkot Surakarta sebaiknya menjadi promotor ddengan mempersiapkan semua fasilitas yang diperlukan agar pelatihan menjadi efektif dan diselenggarakan dengan badan usaha kuliner yang lebih profesional dalam hal pelayanan jasanya.
commit to user