Manajemen Pemeliharaan Ayam Jantan Manajemen Pemeliharaan Ayam Jantan- Tidak seperti layaknya beternak ayam broiler maupun ayam petelur. Beternak ayam jantan lebih membutuhkan pengalaman dilapangan sebagai acuan dalam beternak mengingat sampai saat ini pengkajian ataupun penelitian mengenai standar beternak ayam jantan belum ada bahkan oleh perusahaan pembibitan sekalipun. Kalaupun ada, penelitian tersebut belum mampu memberikan standar pemeliharaan yang lengkap. Berikut ini adalah gambaran singkat mengenai manajemen pemeliharaan ayam jantan: Tidak seperti layaknya beternak ayam broiler maupun ayam petelur. Beternak ayam jantan lebih membutuhkan pengalaman dilapangan sebagai acuan dalam beternak mengingat sampai saat ini pengkajian ataupun penelitian mengenai standar beternak ayam jantan belum ada bahkan oleh perusahaan pembibitan sekalipun. Kalaupun ada, penelitian tersebut belum mampu memberikan standar pemeliharaan yang lengkap. Berikut ini adalah gambaran singkat mengenai manajemen pemeliharaan ayam jantan:
Ayam Jantan
A. Persiapan Kandang a.
Pengambilan kotoran dari dalam kandang Segera setelah panen selesai, kumpulkan semua peralatan dan kemudian keluarkan dari dalam kandang untuk dibersihkan. Keluarkan kototan yang bercampur dengan sekam dari kandang dengan cara dikeruk dan dimasukan ke dalam karung bekas pakan kemudian segera dibawa jauh dari lokasi kandang (segera dijual). Pada kandang panggung, hendaknya kotoran di ambil setiap 3 hari sekali selama proses pemeliharaan ayam sehingga selain dapat mengurangi amoniak juga akan mempercepat proses pembersihan kotoran dari lingkungan kandang setelah panen.
b. Pencucian kandang dan peralatan Sebaiknya, pencucian peralatan dilakukan secara pertahap yang dimulai pada saat alat habis digunakan. Contohnya feeder tray (tempat pakan DOC) langsung dicuci pada saat habis
digunakan karena tempat pakan sudah diganti dengan tempat pakan gantung yang berbentuk tabung (hanging feeder) kurang lebih saat umur ayam 10-14 hari. Demikian pula dengan pemanas, chick guar dan sebagainya segera dibersihkan dan disimpan dalam gudang penyimpanan alat jika sudah tidak digunakan lagi. Proses pembersihan dan pencucian peralatan yang dilakukan secara bertahap akan memperingan dan mempercepat pekerjaan setelah panen. c.
Disinfeksi Kegiatan disinfeksi bertujuan membunuh kuman yang ada didalam kandang sehingga diharapkan kandang steril dari kuman pada saat DOC masuk pada periode berikutnya. Disinfeksi harus dilakukan secara berlapis untuk antisipasi adanya kuman yang masih tertinggal saat disinfeksi. Kegiatan disinfeksi dapat dilakukan dengan cara pengapuran, menyemprot kandang larutan dengan disinfektan seperti formalin, iodin maupun dengan foging (pengasapan) dengan antiseptik/disinfektan tertentu sehingga bisa menjangkau seluruh bagian kandang. Perlu diperhatikan bahwa, jika disinfeksi kandang dilakukan mendekati masa chick in DOC, jenis disinfektan/antiseptik yang digunakan adalah disinfektan yang tidak berbahaya atau aman bagi ayam. Pilihlah disinfektan sesuai kemampuannya membunuh kuman yang baik sesuai dengan kondisi setempat.
d. Istirahat/kosong kandang Istirahat/kosong kandang adalah masa dimana tidak ada aktifitas di dalam kandang setelah kandang diberihkan dan disterilkan dari kuman. Untuk kandang ayam jantan, periode itirahat kandang minimal 7 hari atau optimalnya 14 hari dihitung dari kandang bersih karena masa pemeliharaan ayam jantan relatif lama. Kosong kandang juga bisa diselingi dengan kegiatan disinfeksi ulang dengan disinfektan yang berbeda dari disinfektan sebelumnya untuk antisipasi kuman yang resisten terhadap jenis disinfektan tertentu. Jenis dan merk disinfektan dapat dicari di poultry shop yang ada di daerah setempat. e.
Pembuatan brooding (Induk Buatan) Sebaiknya brooding segera dbuat setelah kandang dicuci dan dibersihkan dari kotoran. Tahapan untuk membuat brooding adalah sbb:
Jika kandang postal, taburi seluruh lantai kandang (yang telah dikapur) dengan ketebalan kurang lebih 5-7 cm dan kemudian diratakan agar ketebalan sekam merata. Sedangkan pada kandang panggung, lantai slat dilapisi dahulu dengan terpal sampai semua lantai tertutup kemudian baru dikapur dan ditaburi sekam dengan ketebalan yang sama dengan kandang postal dan kemudian diratakan.
Sekat kandang kurang lebih seperempat bagian atau disesuaikan dengan jumlah DOC, kemudian dipasang tirai dalam dan plafon (plastik atau terpal yang dipasang di atap kandang) untuk menstabilkan suhu dan mengurangi suhu yang terbuang. Untuk kandang tingkat plafon hanya dipasang untuk brooding di lantai atas saja karena lantai bawah sudah tertutup alas lantai atas.
Di dalam ruang brooding di pasang chick guard dari seng dengan diameter 4,5 m untuk 1500 ekor. Usahakan tiap lingkaran chick guard berisi 1500 ekor dengan satu pemanas gasolek atau 1 cimawar besar. Hal ini untuk mempermudah mengontrol suhu, suhu lebih merata, mempermudah pengawasan, mengurangi persaingan makan, dan membatasi pergerakan ayam agar energinya tidak banyak terbuang. Tujuannya adalah agar pertumbuhan ayam lebih seragam.
Pasang pemanas (brooder) di tengah-tengah lingkaran. Ketinggian brooder dari litter kurang lebih 120 cm untuk gasolek dan 75 cm untuk cimawar.
Pasang koran di atas sekam sebanyak 3 lapis. Koran berfungsi agar ayam tidak makan sekam, menabur pakan saat DOC baru saja ditebar untuk merangsang makannya dan memberikan rasa nyaman pada ayam karena koran mampu menyimpan panas sehingga bisa merangsang saraf di telapak kaki ayam yang akan merangsang nafsu makan.
Pasang thermometer di tepi brooding dengan ketinggian 2-3 cm dari atas litter.
Sebelum DOC masuk cek semua alat dan pastikan semuanya berjalan dengan baik.
B. Periode Brooding Masa brooding adalah masa yang paling menentukan dalam kegiatan pembesaran ayam jantan. Jika diibaratkan sebuah bangunan, brooding merupakan pondasinya. Jika pondasi kokoh maka kita bisa mendirikan bangunan yang kokoh diatasnya. Keberhasilan dalam periode brooding akan berpengaruh baik berupa mortalitas rendah, sistem imun (kekebalan) terbentuk dengan baik, ayam lebih seragam dan pertumbuh bobot badan optimal. Kegagalan brooding akan berakibat mortalitas awal tinggi, pertumbuhan terlambat, pertumbuhan ayam tidak seragam, dan sistem imun tidak terbentuk dengan baik sehingga mudah terserang penyakit. Brooding yang nyaman dipengaruhi oleh suhu, sirkulasi udara, kepadatan, cahaya, dan kondisi alas kandang serta cara pemberian pakan dan minum yang tepat. Semuanya kondisi tersebut harus terpenuhi sehingga harus dikelola dengan manajemen yang baik dan dilaksanakan secara terpadu. C. Pemberian Pakan dan Minum Pakan dan air minum sangat menentukan performance ayam karena dari pakan dan minumlah zat-zat yang dibutuhkan oleh tubuh ayam seperti protein, karbohidrat, vitamin mineral dan sebagainya dapat dipenuhi. Dengan demikian, peran peternak adalah memastikan pakan dan minum yang berkualitas dapat terpenuhi sesuai dengan kebutuhannya sehingga harus dikelola dengan manajemen yang benar. 1. Pemberian Pakan Pada prinsipnya pemberian pakan pada ayam jantan adalah secara ad libitum sama seperti pada ayam broiler, perbedaannya hanya cara pemberiannya saja. Pada ayam jantan,
meskipun pakan diberikan secara ad libitum namun harus diatur agar pakan tidak banyak tercecer mengingat sifat ayam jantan yang lebih agresif dari pada ayam broiler yang tenang. Ayam jantan harus segera diberi pakan setelah masuk brooding bersamaan dengan pemberian minum. Pakan diberikan dengan sistem ad libitum terutama tujuh hari pertama pakan harus selalu tersedia di dalam tempat pakan. Pemberian pakan secara adlibitum memungkinkan feed intaketercapai karena ayam dapat makan kapan saja. Dengan demikian, kebutuhan nutrisinya akan terpenuhi untuk mendukung pertumbuhan, membentuk kekebalan tubuh, serta meningkatkan keseragaman. 2. Pemberian air minum Sama halnya dengan pakan, pemberian minum sangat mempengaruhi performance ayam. Air minum harus selalu ada (jangan sampai kosong) dan mudah untuk dijangkau. Kekurangan air minum dapat berakibat dehidrasi yang bisa berakibat kematian, feed intake yang diharapkan tidak tercapai dan dan stess yang dapat menurunkan bobot badan. Air merupakan komponen penyusun tubuh anak ayam dengan persentase terbesar, yaitu 85% dan persentase ini sedikit menurun saat anak ayam tumbuh menjadi dewasa, menjadi 60%. Perlu diketahui, di setiap organ dan komponen tubuh sebagian besar terdiri atas air, yaitu darah 83%, otot 75-80%, otak 75% bahkan di dalam tulang persentase kandungan air mencapai 20%. Dari angka dan persentase ini bisa kita ketahui bahwa air mempunyai fungsi dan peranan yang begitu besar dan signifikan.
D. Pengaturan Tirai Kandang Tirai kandang terdiri dari dari dua macam, yaitu tirai luar dan tirai dalam. Tirai luar berfungsi untuk mengatur sirkulasi udara. Udara bersih yang membawa oksigen dari luar kandang dibutuhkan untuk mendorong dan mengeluarkan udara kotor yang mengandung amoniak dari dalam kandang. Oksigen juga diperlukan ayam untuk mencukupi kebutuhan oksigen dalam darahnya. Kandungan oksigen yang terbatas akan membuat darah penuh dengan CO2 sehingga bisa mengakibatkan keracunan. Tirai dalam hanya digunakan pada saat periode brooding yang berperan membantu mempertahankan suhu agar suhu di dalam brooding stabil. E. Penanganan Litter Bahan litter bisa berupa sekam padi, jerami padi, serbuk gergaji dan serutan kayu. Saat lepas brooding litter berfungsi menyerap air dari feses ayam maupun dari tumpahan air minum. Dengan demikian, litter berperan menjaga kelembapan dan mengurangi kadar gas yang berbahaya seperti amoniak dan H2S. Ketidakwaspadaan terhadap kondisi litter dapat menimbulkan gangguan pada kesehatan ayam karena penyakit sering kali muncul dipicu karena kondisi liter yang buruk. Menurut hasil penelitian bahan litter yang paling baik adalah dari serutan kayu karena lebih optimal dalam menyerap air dan tidak berdebu.
F. Mengendalikan Kanibalisme Kanibalisme merupakan sifat alami ayam jantan yang agresif. Sifat kanibal ayam jantan akan muncul jika ada pemicunya. Faktor pemicu kanibalisme antara lain kepadatan kandang yang terlalu tinggi, ukuran ayam yang tidak seragam dan kekurangan pakan. Kematian akibat kanibalisme sebenarnya tidak terlalu banyak, namun jika tidak ditangani deangan serius akan memicu ayam-ayam yang lainnya saling patuk. Hal ini dapat mengakibatkan penurunan konsumsi pakan sehingga mengganggu pertumbuhan. G. Mengatasi Sifat Nervous Ayam Kejadian ayam “numpuk” dapat mengakibatkan kematian sampai 10 %. Ayam “numpuk” adalah suatu kondisi dimana ayam jantan berkumpul secara serentak dipojok kandang. Istilah ayam numpuk adalah suatu istilah yang digunakan oleh para peternak ayam jantan khususnya di Tasikmalaya dan Ciamis untuk mendeskripsikan kejadian kematian ayam yang diakibatkan karena ayam saling bertumpuk dipojok kandang. Kejadian ini umumnya disebabkan sifat ayam jantan yang mudah terkejut “nervous” sehingga jika ada salah satu atau beberapa ayam yang berlari kepojok kandang karena terkejut pasti akan diikuti oleh ayam-ayam yang lain sehingga ayam akan saling bertumpuk. Peristiwa “numpuk” terjadi karena saat ayam saling bertumpuk, ayam yang berada di bagian bawah akan terinjak-injak dan kekurangan oksigen sehingga menyebabkan kematian. Dipublikasikan oleh : Limatul Lailiya, S.Pt