MANAJEMEN PELATIHAN TERJEMAH AL-QURAN LEMBAGA TERJEMAH AL-QURAN MANDIRI (TAQUMA)
SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)
Oleh : MOCHAMMAD ZAINAL MUTTAQIN NIM : 108053000018
PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1234 H / 2013 M
ABSTRAK MOCHAMMAD ZAINAL MUTTAQIN MANAJEMEN PELATIHAN TERJEMAH AL-QURAN LEMBAGA TERJEMAH AL-QURAN MANDIRI Setiap proses pelatihan, tentunya memiliki peran, cara atau sistem khusus bagaimana sebuah pelatihan bisa tersampaikan dengan sebaik-baiknya. Ada objek sasaran pelatihan, ada pula subyek pelatihan. Akan tetapi, sebuah proses pelatihan tentu saja tidak akan bisa melepaskan dari konteks kultur ruang lingkup yang dimilikinya. Lembaga apapun ketika memberikan sebuah pelatihan, diasumsikan tidak bisa melepaskan diri dari konteks background dari mana dia berasal. Termasuk lembaga Terjemah Al-Quran Mandiri (TAQUMA) sebagai bagian dari wadah pengembangan terjemah Al-Quran secara per kata (Lafzhiah), tentunya memiliki andil besar di dalam melestarikan terjemah Al-Quran Islam di Indonesia. Setidaknya ada konsep, cara dan persepsi bagaimana pelatihan terjemah Al-Quran pada lembaga TAQUMA mengkomunikasikan dalam menyampainkan visi dan misinya, tentunya membutuhkan pengelolaan manajemen yang jelas dan terarah dengan benar, sehingga penyampain pada pelatihan terjemah Al-Quran dapat dikelola secara maksimal dan memperoleh hasil sesuai dengan yang diharapkan. Permasalahan yang akan diteliti adalah bagaimana penerapan manajemen pelatihan terjemah Al-Quran pada lembaga TAQUMA mulai dari fungsi dan unsurunsur manajemennya. Penelitian yang termasuk jenis lapangan (field research) ini, dalam metode penelitiannya memakai model kualitatif dan mengumpulkan datanya, menggunakan metode interview, observasi, dokumentasi. Melalui metode penelitian deskriptif-analisis, Berlokasi di Jl. Swadaya II Bintaro 9, RT.004/003 Kel. Pondok pucung Kec. Pondok Aren Kota Tangerang Selatan. Pelatihan yang dilakukan TAQUMA ini seringkali merupakan bentuk pembelajaran yang mengedepankan nilainilai Al-Quran dan sunnah dalam bingkai masyarakat yang plural. Semangat persatuan, menebar kasih sayang dan kedamaian, menjadi bagian dari uraian pelatihan terjemah Al-Quran TAQUMA yang dikemas dengan balutan metode pelatihan terjemahnya. Adapun hasil dari penelitian ini adalah penerapan manjemen pelatihan terjemah Al-Quran yang dilakukan oleh lembaga TAQUMA telah menggunakan fungsi manajemen, mulai dari penerapan berupa perencanaan yang cukup baik dari segi penentuan pelatih, maupun dalam segi proses menentukan tahapan-tahapan perencanaan dalam pelatihan terjemah Al-Quran, kemudian dari segi organisasi yang dilakukan yaitu antara manajer TAQUMA dan para anggotanya, serta pengorganisasian bagi para pelatih beserta peserta pelatihan yang cukup terkordinir dengan baik meskipun belum maksimal. Jika dilihat dari segi penggerakan, maka manajer TAQUMA telah menentukan tugas-tugas kepada para anggotanya untuk melakukan tugas-tugasnya dengan baik secara maksimal. Dan terakhir adalah evaluasi baik yang dilakukan oleh manajer TAQUMA kepada para anggotanya maupun bagi para pelatih kepada para pesertanya dalam tahap ini lembaga TAQUMA sudah bisa melaksanakan pengontrolan dengan sebaik-baiknya sesuai dengan apa yang diharapkan. Begitu pula dengan unsur-unsur manajemen yang cukup memadai sehingga mendukung kinerja TAQUMA dalam kegiatan pelatihan terjemah Al-Quran. Sehingga seluruh penerapan manejemen pelatihan terjemah Al-Quran yang dilakukan lembaga TAQUMA bisa berjalan sesuai dengan tujuan serta visi misi yang diharapkan.
i
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan hidayah yang telah diberikan, sehingga penulisan ini dapat terselesaikan. Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan selalu kepada Kanjeng Nabi Muhammad SAW keluarga, sahabat, dan seluruh umatnya. Dengan selesainya penyusunan skripsi ini, merupakansuatu tanda bahwa usaha dan do’a adalah kunci penetuan sebuah keberhasilan Penulisan skripsi ini tidak akan dapat terselesaikan tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karna itu dalam kesempatan ini penulis menyampaikan penghargaan dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada: 1.
Dr. Arif Subhan, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi dan Para jajarannya, kepada Drs. Cecep Cactrawijaya, MM selaku ketua jurusan Manajemen Dakwah dan kepada H. Mulkannasir, BA, S.Pd, MM, selaku Sekertaris Jurusan Manajemen Dakwah.
2.
Dr. Wahib Mu”thi. MA selaku dosen pembimbing. Terimakasih atas semua ilmu yang telah bapak berikan kepada penulis.
3.
Kedua orang tua penulis, Cucu Santana dan Rohimah Sintiawati, kasih sayangmu tak dapat penulis ungkapkan melalui kata-kata dalam skripsi ini, tak terhitung berapa banyak kalori yang kau bakar demi untuk memberikan yang terbaik untuk penulis
4.
Segenap Bapak dan Ibu dosen pembimbing. Terimakasih atas semua ilmu yang telah bapak berikan.
5.
Staf Perpustakaan
FIDKOM
dan Perpustakaan Utama
yang telah
memberikan kemudahan dalam bertransaksi buku yang selama ini penulis butuhkan dan tentunya atas koneksi WiFi-nya yang selalu penulis gunakan. ii
6.
Bapak H. Syarifuddin Radin, Lc. MEI Selaku Direktur Utama beserta Staf Lembaga Terjemah Al-Quran Mandiri (TAQUMA). Terimakasih atas waktu dan peluang serta bantuan yang bapak berikan sehingga penulis mendapatkan data dan dokumen tentang Lembaga Terjemah Al-Quran Mandiri (TAQUMA).
7.
Kedua adik, paman serta bibi penulis tercinta, yang selalu memberikan warna dan motivasi kepada penulis, semoga Allah selalu menjaga kalian semua dalam ridho-Nya.
8.
Semua pihak: para tokoh masyarakat, dan tokoh agama atas doa dan dukungannya kepada penuliis. Barokallahulana.
9.
Segenap kawan-kawan seperjuangan dari manajemen dakwah 2008 yang telah memberikan doa dan motivasinya kepada penulis. Semoga Allah SWT, memberikan balasan atas segala amal baik anda yang
telah membantu demi kelancaran menyelesaikan penulisan skripsi ini. Penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan oleh sebab itu penulis mengahrapkan kritik dan saran yang membangun untuk penulis. Akhir kata, semoga Skripsi ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Atas segala kekurangan dan kekhilafan dalam Skripsi ini, penyusun mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Jakarta, 22 Mei 2013 Penulis
Mochammad Zainal Muttaqin
ii
DAFTAR ISI ABSTRAK ……………………………………………………………………... i KATA PENGANTAR ………………………………………………………… ii DAFTAR ISI …………………………………………………………………... v BAB I.
PENDAHULUAN …………………………………………….. 1 A. Latar Belakang Masalah ……………………………………. 1 B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ……………………… 7 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian …………………………….. 7 D. Metodologi Penelitian ……………………………………… 8 E. Tinjauan Pustaka …………………………………………… 11 F. Sistematika Penulisan ……………………………………… 12
BAB II.
LANDASAN TEORITIS......…………………………………... 13 A. Manajemen...........………………………….......................... 13 1. Pengertian Manajemen.………...................………….…. 13 2. Fungsi Manajemen........................................................... 16 3. Tujuan dan Manfaat Manajemen...................................... 18 B. Pelatihan................................................................................. 20 1. Pengertian Pelatihan.......................................................... 20 2. Fungsi dan Tujuan Pelatihan............................................. 22 3. Rancangan Pelatihan......................................................... 23 C. Manajemen Pelatihan............................................................. 24 1. Pengertian Manajemen Pelatihan...................................... 24 2. Unsur-unsur Manajemen Pelatihan................................... 26
3. Langkah – langkah Manajemen Pelatihan........................ 31 D. Terjemah Al-Quran................................................................ 34 1. Pengertian Terjemah......................................................... 34 2. Pengertian Al-Quran......................................................... 36 3. Pengertian Terjemah Al-Quran......................................... 39 BAB III.
GAMBARAN UMUM TENTANG LEMBAGA TERJEMAH AL-QURAN MANDIRI (TAQUMA)................ 40 A. Sejarah Berdirinya …………………………………………. 40 B. Fungsi dan Tujuan ……….......………………..................... 43 C. Visi dan Misi.......................................................................... 44 D. Susunan Pengurus TAQUMA.....…….……………..........… 45 E. Sarana dan Prasarana ………………………......……….….. 46
BAB IV.
HASIL TEMUAN DAN PEMBAHASAN …………………... 47 A. Penerapan fungsi manajemen pelatihan terjemah Al-Quran pada lembaga Terjemah Al-Quran Mandiri (TAQUMA) .......................................................................... 47 1. Planning (Perencanaan) .................................................... 48 2. Organizing (Pengorganisasian)......................................... 52 3. Actuating (Penggerakan) ................................................. 55 4. Controling (Pengawasan) ................................................. 66 B. Penerapan unsur-unsur dalam pelaksanaan pelatihan terjemah Al-Quran pada lembaga Terjemah Al-Quran Mandiri (TAQUMA)............................................................. 68 1. Men (Pelatih)..................................................................... 68
2. Material (Bahan Pelatihan)............................................... 69 3. Machines (Mesin) ............................................................. 69 4. Methods (Metode) ........................................................... 70 5. Money (Uang) .................................................................. 71 6. Market (Peserta) ............................................................... 71 BAB V.
PENUTUP …………………………………………………….. 74 A. Kesimpulan ……………………………………………….... 74 B. Saran-Saran ………………………………………………... 78
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Pengelolaan manajemen menjadi sebuah keharusan dalam memajukan sebuah pelaksanaan organisasi, tatanan strategi yang tepat dan lengkap akan mengarahkan kepada suatu pencapaian tujuan yang baik sesuai dengan apa yang diinginkan. Banyak ditemukan definisi tentang manajemen mulai dari manajemen sebagai ilmu, proses, seni dan profesi. Adapun manajemen yang dimaksud dalam manajemen disini adalah manajemen sebagai proses. Maka manajemen berarti
proses
merencanakan,
mengorganisasikan,
memimpin,
dan
mengendalikan pekerjaan anggota organisasi dan menggunakan sumber daya organisasi untuk mencapaisasaran organisasi yang telah ditetapkan.1 Manajemen adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian, penggerakkan dan pengawasan yang dilakukan untuk menentukan dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan menggunakan tenaga manusia dan sumber daya lainnya. Manajemen sudah semakin dirasakan sebagai suatu kebutuhan pokok, baik oleh sekumpulan individu, kelompok, maupun organisasi untuk mencapai tujuan tertentu. Suatu organisasi dibentuk untuk mencapai tujuan bersama maka dari pada itu untuk mencapai tujuan secara efektif diperlukan manajemen yang baik dan benar. 1
James A.F, Stoner, Manajemen, terj. Alexander Sindoro, (Jakarta: PT. Bhuana Ilmu Popular, 1996), hlm.7
1
2
Pada
hakikatnya
manajemen
adalah
serangkaian
pengelolaan
perencanaan (planing) atau suatu keputusan manajerial yang strategis untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan oleh suatu lembaga maupun organisasi manajemen mempunyai peranan yang sangat penting bagi pererakan kegiatan positif. Sedangkan pelatihan adalah suatu pembinaan terhadap tenaga kerja disamping adanya upaya lain. Pelatihan merupakan proses belajar mengajar dalam rangka meningkatkan kemampuan sumberdaya manusia melaksanakan tugasnya. Pelatihan juga merupakan upayauntuk mentransper keterampilan dan pengetahuan kepada para peserta pelatihan sedemikian rupa sehingga para peserta menerima dan melakukan pelatihan pada saat melaksanakan pekerjaan.2 Pelatihan juga akan berhasil jika identifikasi kebutuhan pelatihan dilakukan dengan benar. Pada dasarnya kebutuhan pelatihan itu adalah untuk memenuhi kekurangan pengetahuan, meningkatkan keterampilan atau sikap dengan masing-masing kadar kemampuannya. Yang dimaksud dengan pelatihan ialah “Upaya mengembangkan kemampuan intelektual dan kepribadian manusia.3 Sehubungan dengan hal tersebut di atas, maka efektifitas dan efisiensi dalam menyelenggarakan manajemen pelatihan merupakan suatu hal yang
2
Abdurahman Fathoni, Organisasi dan manajemen sumberdaya manusia, (Jakarta : rineka Cipta), cet ke 1 H.147 3 Soekidjo Notatmojo, pengembangan sumberdaya manusia, (jakarta ; PT. Rineka Cipta, 2004), h.25
3
harus mendapat perhatian dengan diproses melalui metode pelaksanaan manajemen yang baik dan mapan. Dalam manajemen pelatihan tidak hanya sebatas manajemennya saja yang harus diperhatikan dalam pelatihan terjemah Al-Quran, ada beberapa unsur-unsur manajemen yang perlu dikelola dengan sebaik=baikny agar suatu organisasi maupun lembaga bisa dilaksanakan dengan benar sesuai dengana tujuannya agar kualitas dan kuantitasnya berjalan secara maksimal. Dalam manajemen pelatihan khususnya pelatihan terjemah Al-Quran pada dasarnya harus berpegangan teguh terhadah sunnah dan Al-Quran agar tidak keluar dari ketentuan hukum islam karenanya Al-Quran merupakan pedoman umat manusia yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad saw memiliki bahasa yang indah, makna serta arti yang jelas, mudah dipahami, dan
masih banyak lagi kesempurnaan yang tidak dapat ditandingi oleh
bahasa lain atau bahkan oleh orang terhebat di dunia ini. Al-Quran adalah petunjuk bagi setiap manusia dalam segala kehidupan di sepanjang zaman. Al-Quran merupakan kitab yang diturunkan dengan memakai bahasa Arab. Oleh karena itu, pelatihan terjemah Al-Quran menjadi sangat penting dilakukan bagi setiap orang Islam non Arab, sebagai langkah awal untuk dapat mengetahui kandungan makna Al-Quran. Al-Quran juga memiliki bahasa yang santun, sehingga apabila didengarkan terasa sangat indah. Hal ini karena Al-Quran merupakan firman Allah SWT yang ditujukan kepada manusia agar manusia tidak tersesat di dunia.
Al-quran
yang berisi petunjuk-petunjuk supaya manusia sadar
4
terhadap siapa hakikatnya mereka, untuk apa mereka hidup, kewajiban dan hak yang harus dipenuhi sebagai makhluk ciptaan Allah SWT. Al-Quran sebagai sumber pertama haruslah mendapat prioritas utama dan peringkat teratas untuk dipelajari dengan sungguh-sungguh. Al-quran yang diturunkan dengan bahasa Arab mengondisikan pemeluk Islam mau tidak mau untuk berusaha menguasai bahasa Al-quran ini. Memang telah diterbitkan terjemahan Alquran dalam berbagai ragam bahasa lain yang ada di dunia
namun
terjemahan
itu
bagaimana
pun
tidak
akan
pernah
menggambarkan secara utuh makna aslinya. Dengan menggabungkan antara arti bacaan dan himpunan atau kumpulan, dalam menelusuri makna kalimat Al-Quran, bisa dapatakan titik temu, bahwa ketika seorang membaca Al-Quran, ia telah mengumpulkan huruf-huruf kalimat dalam suatu rangkaian yang utuh, lalu melafalkannya dengan lisanya, dalam bentuk kalimat atau kata yang sempurna, sehingga enak didengarnya, nampak menjadi sebuah bangunan yang kuat saling mendukung, tak tergoyahkan. Dari membaca akan lahir pemahaman. Dari pemahaman akan lahir amal. Dengan demikian peranan nampak bahwa membaca merupakan urutan pertama dalam membangun ilmu pengetahuan, dan selanjutnya untuk membangun sebuah peradaban. Di lain sisi, seringkali tatkala membaca Al-Quran diperoleh sepintas pemahaman akan suatu topik tertentu. Ini sama sekali tidak salah. Bahkan, begitulah semestinya, apa yang dibaca itu hendaknya memberikan semacam ide di dalam pikiran. Ini menandakan keberhasilan dalam membaca. Tidak
5
seperti membaca sekadar saja yang hanya melewati huruf demi huruf, tetapi kosong dari makna yang dapat dipetik. Memahami bahasa Al-Quran tanpa perangkat ilmunya merupakan tindakan berbahaya yang akan mengantarkan pelakunya kepada kekeliruan, kesalahan, dan kesesatan. Si pelaku
akan semena-mena berbicara,
memahami, memaknai, serta menafsirkan tentang Al-Quran tanpa bimbingan dari ilmu tadi dan tentu saja mengabaikan tanggung jawab ilmiah. Parahnya, Islamlah yang akan mendapat citra buruk atas kelakuannya ini, karena ia secara serampangan menisbatkan tindakannya itu kepada Alquran, kitab suci umat Islam. Terjemahan-terjemahan Al-Quran sudah ada dalam berbagai macam bahasa yang digunakan oleh umat muslim di seluruh dunia. Usaha menerjemahkan Al-Quran ini dilakukan oleh umat Islam di seluruh dunia agar mudah memahami dan mempelajari isi dari Al-Quran. Hal ini terjadi karena tidak semua umat Islam mampu memahami bahasa arab. Maka, melalui kegiatan pelatihan menterjemahkan Al-Quran ini akan membantu umat Islam dalam mempelajari, memahami, dan menyebarkan ajaran tentang Islam kepada seluruh umat manusia melaui kegiatan pelatihan terjemah AlQuran maupun kegiatan lain. Seiring perjalanan waktu, dunia syi’ar Islam di Indonesia semakin hari semakin berkembang dalam pengelolaan manajemen baik dari sisi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan serta ruang
6
lingkupnya. Hal ini tentu sangat menggembirakan dan patut di syukuri serta di dukung dengan segenap kemampuan yang ada. Dalam ruang lingkup wilayah, khususnya di lingkup Kecamatan Pondok Aren hingga kota Tangerang Selatan, kini semakin di rasakan perlunya semakin banyak wadah untuk melaksanakan kegiatan dakwah, tarbiyah dan syi’ar Islam yang lebih serius dan tertata rapi dalam suatu organisasi formal, dengan tetap mengedepankan pijakan kepada Al-Quran dan As-Sunnah. Kebutuhan pegiat dakwah untuk bertaktifitas dan kebutuhan obyek dakwah untuk menerima masukan ilmu dan informasi sudah waktunya di layani dengan lebih baik lagi. Di sisi lain, keprihatinan akan masih kurangnya pemahaman dan penguasaan umat Islam terhadap Al-Quran harus segera direspon. Kondisi bangsa yang belum juga berubah banyak ke arah kemajuan diyakini salah satu penyebabnya rendahnya penguasaan umat Islam terhadap Al-Quran yang berakibat kepada mentalitas, akhlak, tata nilai, hukum dan kepribadian umat yang jauh dari nilai-nilai Al-Quran. Dari hal itu, sekitar 4 tahun yang lalu muncullah pemikiran H.Syarifudin untuk merealisasikan terbentuknya sebuah lembaga yang mempunyai fokus pada pembelajaran dan pemahaman AlQuran, yang diberi nama TAQUMA (Terjemah Al-quran Mandiri). Alasan penulis memilih Lembaga TAQUMA (Terjemah Al-Quran Mandiri) sebagai obyek penelitian adalah karena lembaga ini merupakan satusatunya lembaga dibidang pelatihan menerjemahkan Al-Quran secara lafziah (per kata) di kawasan Pondok Aren. Selain itu, untuk mengetahui penerapan
7
manajemen dalm pengelolaan yang di terapkan oleh lembaga tersebut dalam menjalankan aktifitas pelatihan terjemah Al-Quran. Berdasarkan pada latar belakang tersebut maka penulis mengajukan skripsi atau karya tulis ilmiah dengan judul “Manajemen Pelatihan Terjemah
Al-Quran
Lembaga
Terjemah
Al-Quran
Mandiri
(TAQUMA)”. B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah Agar penelitian ini tidak meluas maka penulis membatasi masalahnya pada fungsi dan unsur manajemen pelatihan terjemah AlQuran pada lembaga Terjemah Al-Quran Mandiri (TAQUMA). 2. Perumusan Masalah a. Bagaimana pelaksanaan manajemen pelatihan terjemah Al-Quran pada lembaga Terjemah Al-Quran Mandiri (TAQUMA) ? b. Apa unsur-unsur manajemen yang mendukung pelaksanaan terjemah Al-Quran? C. Tujuan dan Manfaat Penelitian A. Tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui pengelolaan manajemen yang dilakukan oleh Lembaga TAQUMA (Terjemah Al-Quran Mandiri). 2. Untuk mengetahui unsur-unsur manajemen yang dilakukan lembaga Terjemah Al-Quran Mandiri (TAQUMA).
8
B. Manfaat dari penelitian ini adalah: 1.
Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai bahan awal bagi peminat mauapun peneliti lainnya untuk meneliti lebih lanjut tentang peranan suatu lembaga sebagai media dakwah.
2. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan panduan terhadap Lembaga Terjemah Al-Quran Mandiri dan sebagai kontribusi pemikiran bagi lembaga pembelajaran terjemah Al-Quran lainnya. D. Metodologi Penelitian Metodologi penelitian merupakan strategi umum yang dipakai dalam pengumpulan dan menganalisis data yang diperlukan, guna menjawab permasalahan yang diselidiki. Pada penyusunan skripsi ini digunakan metode penelitian kualitatif yaitu dengan melakukan penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis dari orang atau perilaku yang diminati.4 Dengan
menggunakan
metode
deskripsi
kualitatif
penulis
mengharapkan kegiatan penelitian dalam pencarian faktanya dengan pengamatan secara langsung di lapangan. Dan kemudian mendeskripsikan atau menggambarkan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fenomena yang diteliti serta menganalisisnya.
4
Lexy J.Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (bandung:Rosdakarya,2002)
9
1. Sumber Data Penelitian Sumber data penelitian ini adalah dengan menggunakan data primer dan data sekunder. Data primer adalah data lapangan yang didapat dari sumber pertama, seperti hasil wawancara dan observasi. Dalam data primer peneliti atau observer melakukan sendiri observasi di lapangan, pelaksanaanya berupa survey. Data sekunder adalah data yang tersusun dalam bentuk dokumen-dokumen yang menjadi data sekunder dalam penelitian ini adalah buku, brosur, majalah dan bahan informasi lainnya yang memiliki relevansi dengan masalah penelitian sebagai penunjang penelitian. 2. Subjek dan Objek Penelitian Dalam penelitian ini subjek penelitiannya adalah pelatihan terjemah Al-Quran, sedangkan objek penelitiannya adalah Lembaga Terjemah AlQuran Mandiri (TAQUMA). 3. Teknik Pengumpulan Data Untuk memperoleh data tersebut, penulis mengadakan penelitian dengan menggunakan beberapa metode pengumpulan data sebagai berikut: A. Observasi. Observasi merupakan pengamatan dan penelitian dengan sistematis
fenomena-fenomena
yang
diselidiki.5
Sutrisno
mengungkapkan bahwa, observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dalam dari berbagai proses 5
Sutrisno Hadi, Metodelogi Riset II, (Yogyakarta: yayasan Penerbitan fakultas Psikologi UGM, 1984), h. 141
10
biologis dan psikologis. Dan diantara yang paling penting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan.6 Dalam melakukan observasi penulis mendatangi langsung ke Lembaga TAQUMA (Terjemah Alquran Mandiri) yang beralamat di Jl. Swadaya 2, Kampung Utan, Rt.04 Rw.03 Desa Pondok Pucung, Kecamatan Pondok Aren, Tangerang Selatan, Banten. Tujuannya adalah untuk mendapat data konkrit tentang hal-hal yang menjadi objek penelitina. B. Wawancara (Interview). Wawancara adalah percakapan langsung dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua belah pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan, dan yang di wawancara (interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu.7 Ada beberapa faktor yang mempengaruhi arus informasi dalam wawancara, yaitu: wawancara (interviewer), reponden (interviewee), pedoman wawancara, dan situasi wawancara.8 Pada interview ini penulis mengadakan komunikasi langsung dan mengajukan beberapa pertanyaan kepada beberapa pihak yang bersangkutan. C. Dokumentasi. Dokumentasi dipakai guna untuk melengkapi data-data yang telah terkumpul, juga untuk getahui segala sesuatu yang berkaitan
6
Sugiono, Metodelogi Penulisan Administrasi, (Bandung: penerbit al-fabeta 2005), cet ke-12, h.166 6 Dr. Lexy J Moleong, Metodelogi penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya), Cet. Ke-11, h. 135 8 Drs. Hermanwan Wasito, Pengantar metodelogi Penelitian, (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 1995), h.71
11
dengan permasalahan yang diteliti antara lain mencari data berupa buku, catatan-catatan, file, transkip, bulletin, majalah maupun fotofoto. 4. Teknik Analisis Data Setelah data yang diperoleh terkumpul melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi, maka langkah selanjutnya adalah data-data tersebut disusun secara sistematis itu diklasifikasi untuk kemudian dianalisis sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian itu disajikan dalam bentuk laporan ilmiyah. Dalam analisis data, penulis menggunakan analisis deskriptif, yakni penulis berusaha mengembangkan objek penelitian apa adanya sesuai dengan kenyataan berdasarkan teori yang ada. 5. Waktu dan Lokasi Penelitian Penulis melakukan penelitian di Lembaga TAQUMA (Terjemah Al-quran Mandiri) yang beralamat di Jl. Swadaya 2, Kampung Utan, Rt.04 Rw.03 Desa Pondok Pucung, Kecamatan Pondok Aren, Tangerang Selatan, Banten. Adapun waktu yang ditentukan dari penelitian ini dilakukan dari bulan Februari 2012 - Mei 2012. E. Tinjauan Pustaka Dalam penulisan skripsi ini penulis mengadakan penelitian lebih lanjut kemudian menyusunnya menjadi satu karya ilmiah, maka langkah awal yang penulis teliti adalah menelaah terlebih dahulu terhadap skripsi-skripsi terdahulu yang mempunyai judul yang hampir sama dengan yang akan penulis teliti.
12
Adapun setelah penulis mengadakan suatu kajian kepustakaan, akhirnya penulis menemukan beberapa skripsi yang memiliki judul yang hampir sama dengan yang akan penulis teliti yaitu: Nama : Siti Masyitoh (1070553001492) judul skripsi “ Program Pelatihan Terapi Dalam Pengobatan Alternatif di Bengkel Rohani Ciputat. Skripsi ini menerangkan tentang program pelatihan dan pelaksanaa terapis dalam pengobatan alternatif di bengkel rohani Ciputat, sedangkan yang membedakan dalam pembahasan skripsi penulis adalah penulis menuangkan tentang fungsi dan unsur-unsur manajemen dalam penerapan pelatihan terjemah Al-Quran pada lembaga Terjemah Al-Quran Mandiri (TAQUMA). F. Sistematika Penulisan Untuk mempermudah penulisan skripsi ini, penulis akan menggunakan sistematika pembahasan yang terdiri dari lima bab, dengan susunan sebagai berikut : BAB I
PENDAHULUAN Terdiri dari latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, tinjauan pustaka, dan sistematika penulisan.
BAB II
LANDASAN TEORITIS Pada bab ini meliputi pengertian manajemen, fungsi manajemen, tujuan dan manfaat manajemen, pengertian pelatihan, fungsi dan tujuan
pelatihan,
rancangan
pelatihan,
manajemen
pelatihan
pengertian manajemen pelatihan, unsur-unsur manajemen pelatihan,
13
langkah – langkah manajemen pelatihan, pengertian terjemah, pengertian Al-Quran, Pengertian terjemah Al-Quran. BAB III GAMBARAN UMUM LEMBAGA TERJEMAH AL-QURAN MANDIRI (TAQUMA) Dalam bab ini penulis menerangkan sejarah didirikannya Terjemah Al-Quran Mandiri (TAQUMA), Visi dan Misi TAQUMA, Fungsi dan Tujuan didirikannya TAQUMA, susunan pengurus TAQUMA, Sarana dan Prasarana. BAB IV HASIL TEMUAN DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini penulis menerangkan penerapan fungsi manajemen pelatihan terjemah Al-Quran pada lembaga Terjemah Al-Quran Mandiri (TAQUMA) meliputi perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan,
penerapan
unsur-unsur dalam
pelaksanaan pelathan terjemah Al-Quran pada lembaga Terjemah Al-Quran (TAQUMA) meliputi men (pelatih) material (bahan pelatihan), methods (metode), money (uang), dan market (peserta). BAB V
PENUTUP Penutup berisi Kesimpulan dan Saran-saran.
BAB II TINJAUAN TEORITIS A. MANAJEMEN 1. Pengertian Manajemen Banyak ditemukan definisi tentang manajemen mulai dari manajemen sebagai ilmu, proses, seni dan profesi. Adapun manajemen yang dimaksud dalam manajemen disini adalah manajemen sebagai proses.
Maka
manajemen
berarti
proses
merencanakan,
mengorganisasikan, memimpin, dan mengendalikan pekerjaan anggota organisasi dan menggunakan sumber daya organisasi untuk mencapai sasaran organisasi yang telah ditetapkan.1 Dari segi etimologi, kata manajemen berasal dari bahasa inggris yang diambil dari kata to manage yang sinonimnya antara lain to hand berarti mengurus, to control berarti memeriksa, to quide berarti memimpin atau membimbing, jadi apabila dilihat dari asal katanya, manajemen berarti mengurus, mengendalikan memimpin, dan membimbing.2 Manajemen adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian, penggerakkan dan pengawasan yang dilakukan untuk menentukan dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan dengan menggunakan tenaga manusia dan sumber daya lainnya.
1
James A.F, Stoner, Manajemen, terj. Alexander Sindoro, (Jakarta: PT. Bhuana Ilmu Popular, 1996), hlm.7 2 E.K.Mochtar Effendi, Manajemen Suatu Pendekatan Berdasarkan Ajaran Islam, (Jakarta : Bharata Karya Aksara, 1996), cet ke-2, h. 6
14
15
Manajemen sudah semakin dirasakan sebagai suatu kebutuhan pokok, baik oleh sekumpulan individu, kelompok, maupun organisasi untuk mencapai tujuan tertentu. Suatu organisasi dibentuk untuk mencapai tujuan bersama maka dari pada itu untuk mencapai tujuan secara efektif diperlukan manajemen yang baik dan benar. Selanjutnya untuk lebih mengetahui dan memahami mengenai pengertian manajemen yang lebih luas, maka berikut ini akan diuraikan beberapa definisi yang dikemukakan para ahli manajemen berdasarkan sudut pandang mereka masing-masing yaitu : Josephl Massie, manajemen adalah sebagai kelompok khusus orang-orang yang tugasnya mengarahkan daya dan upaya serta aktivitasnya orang lain pada sasaran yang sama. Juga diartikan sebagai proses yang mengarahkan langkah-langkah kelompok manunggal menuju tujuan yang sama.3 Dan Menurut J. Panglaykin dan Tanzil, manajemen adalah seni kemahiran untuk mencapai hasil yang sebesar-besarnya dengan usaha yang sekecil-kecilnya untuk memperoleh kemakmuran dan kebahagiaaan yang setinggi-tingginya serta memberi serius pelayanan yang baik kepada khalayak ramai.4 Manajemen sangat dibutuhkan dimana saja oleh orang-orang yang bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama. Manajemen diperlukan
33
Josephl Massie, dasar-dasar manajemen, (jakarta : Erlangga, 1985), Edisi ke-3. H. 4 J.Panglaykin dan Tahzil, Manajemen Suatu pengantar, (Jakarta : Ghalia Indonesia,1999), cet ke-15. H.27 4
16
untuk mencapai tujuan, menjaga keseimbangan diantara tujuan-tujuan yang bertentangan, serta mencapai Efisiensi dan efektifitas.5 2. Fungsi Manajemen Proses-proses manajemen terdiri dari kegiatan-kegiatan fungsional yaitu6: a. Perencanaan (Planning) Yaitu proses menetapkan sasaran dan tindakan yang perlu untuk mencapai sasaran. Dengan perencanaan maka sebelum kegiatankegiatan dilaksanakan dipikirkan terlebih dahulu. Jadi, perencanaan adalah pemilihan sekumpulan kegiatan dan pemutusan selanjutnya apa yang harus dilakukan, kapan, bagaimana, dan oleh siapa. Perencanaan harus mempertimbangkan fleksibilitas, agar mampu menyesuaikan diri dengan situasi dankondisi baru secepat mungkin.7 Empat tahap dasar perencanaan8: Tahap 1: Menetapkan tujuan atau serangkaian tujuan. Tahap 2: Merumuskan keadaan saat ini. Tahap 3: Mengidentifikasikan segala kemudahan dan hambatan. Tahap 4: Mengembangkan rencana atau serangkaian kegiatan untuk mencapai tujuan.
5
T.Hani Handoko,Manajemen,(Yogyakarta: BPFE. 2003), hlm. 6-7. Ibid, hlm.79. 7 Ibid, hlm. 78. 8 Ibid, hlm.79 6
17
b. Pengorganisasian (Organizing), Yaitu proses memperkerjakan dua orang atau lebih untuk bekerja sama mencapai sasaran spesifik atau beberapa sasaran. Kekuatan suatu organisasi terletak pada kemampuannya untuk menyusun berbagai sumber dayanya dalam mencapai tujuan. Semakin terkoordinasi dan terintegrasi kerja organisasi semakin efektif dan efisien. c. Pengarahan/Memimpin (Actuating/Leading) Yaitu suatu proses mengarahkan dan mempengaruhi aktifitas yang berkaitan dengan pekerjaan dari anggota kelompok atau seluruh organisasi. Sesudah rencana tersebut dibuat, organisasi dibentuk dan disusun personalianya, langkah berikutnya adalah menugaskan karyawan untuk bergerak menuju tujuan yang telah ditentukan. Fungsi ini melibatkan kualitas gaya, dan kekuasaan pemimpin serta kegiatan-kegiatan kepemimpinan seperti komunikasi, motivasi dan disiplin. Jadi kegiatan pengarahan langsung menyangkut orang-orang dalam organisasi.9 d. Pengawasan/Pengendalian(Controlling) Yaitu proses untuk memastikan bahwa aktivitas sebenarnya sesuai dengan aktifitas yang direncanakan. Semua fungsi terdahulu tidak akan efektif tanpa fungsi pengawasan (Controling). Pengawasan positif mencoba untukmengetahui apakah tujuan organisasi dicapai dengan efisien danefektif. Pengawasan negatif mencoba untuk menjamin
9
T.Hani Handoko, Manajemen, (Yogyakarta: BPFE. 2003), hlm. 25
18
bahwa kegiatan yang tidak diinginkan atau tidak dibutuhkan tidak terjadiatau terjadi kembali. Fungsi pengawasan pada dasarnya mencakup empat unsur, yaitu : 1) Penetapan standar pelaksanaan. 2) Penentuan ukuran-Ukuran pelaksanaan 3) Pengukuran pelaksanaan nyata dan membandingkannya dengan standar yang telah ditetapkan. 4) Pengambilan tindakan koreksi yang diperlukan bila pelaksanaan menyimpang dari standar.10 3. Tujuan dan manfaat manajemen Tujuan Manajemen yaitu : a. Melaksanakan dan mengevaluasi strategi yang kita pilih secara efektif dan efisien b. Mengevaluasi kinerja, meninjau, dan mengkaji ulang situasi serta melakukan
berbagai
penyesuaian
dan
koreksi
jika
terdapat
penyimpangan di dalam pelaksanaan strategi. c. Senantiasa memperbaharui strategi yang kita rumuskan agar sesuai dengan perkembangan lingkungan eksternal. d. Senantiasa meninjau kembali kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman peluang yang ada e. Senantiasa melakukan inovasi atas kegiatan sehingga kita hidup kita lebih teratur.
10
Ibid, hlm 25-26
19
Adapun manfaat mempelajari dan memahami manajemen dapat diketahui dari uraian di bawah ini: a. Membantu dalam membuat strategi
yang lebih baik dengan
menggunakan pendekatan yang lebih sistematis, logis, rasional pada pilihan strategis. b. Merupakan sebuah proses bukan keputusan atau dokumen. Tujuan utama dari proses adalah mencapai pengertian dan komitmen dari apa yang kita rencanakan. c. Proses yang kita laksanakan menyediakan pemberdayaan individual. Pemberdayaan adalah tindakan memperkuat pengertian diri sendiri mengenai efektivitas dengan mendorong dan menghargai usaha kita untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan dan latihan inisiatif serta imajinasi. d. Meningkatkan kesadaran kita akan ancaman eksternal sehingga kita akan terbiasa mempersiapkan rencana lain atas kejadian yang tidak diinginkan dari factor luar. e. Dapat mengetahui dengan lebih baik mengenai strategi pesaing sehingga kita akan lebih mudah menghadapinya. f. Berkurangnya penolakan kita terhadap perubahan karena kita telah mempersiapkan rencana atas perubahan tersebut. g. Memungkinkan kita untuk identifikasi, penentuan prioritas, dan eksploitasi peluang yang terbaik atas permasalahan dan pilihan keputusan.
20
h. Kita dapat merepresentasikan kerangka kerja untuk aktivitas kontrol dalam kehidupan sehari-hari dengan lebih baik yang dapat mengatur rencana kegiatan kita. i. Memungkinkan alokasi sumber daya dan waktu yang lebih sedikit bagi kita untuk mengoreksi keputusan yang salah atau tidak terencana. j. Menciptakan kerangka kerja komunikasi internal dengan orang lain. k. Membantu mengintegrasikan perilaku individu kita kedalam kelompok atau golongan. l. Mendorong pemikiran ke masa depan, sebab dengan mempelajari manajemen kita telah belajar menganalisa rencana. m. Menjadikan
kita
kooperatif,
terintegrasi,
dan
antusias
untuk
menghadapi masalahdan peluang. n. Mendorong terciptanya sikap positif akan perubahan dalam diri kita o. Memberikan tingkat kedisiplinan dan formalitas kepada manajemen kegiatan kita.11 B. PELATIHAN 1. Pengertian Pelatihan Pelatihan adalah suatu pembinaan terhadap tenaga kerja disamping adanya upaya lain. Pelatihan merupakan proses belajar mengajar dalam rangka meningkatkan kemampuan sumberdaya manusia melaksanakan tugasnya. Pelatihan juga merupakan upayauntuk mentransper keterampilan dan pengetahuan kepada para peserta pelatihan sedemikian rupa sehingga
11
http://bintangkecil44.blogspot.com/2012/10/manfaat-dan-tujuan-manajemen.html
21
para peserta menerima dan melakukan pelatihan pada saat melaksanakan pekerjaan.12 Pelatihan juga akan berhasil jika identifikasi kebutuhan pelatihan dilakukan dengan benar. Pada dasarnya kebutuhan pelatihan itu adalah untuk memenuhi kekurangan pengetahuan, meningkatkan keterampilan atau sikap dengan masing-masing kadar kemampuannya. Yang dimaksud dengan pelatihan ialah “Upaya mengembangkan kemampuan intelektual dan kepribadian manusia.13 Penggunaan istilah pelatihan (traning) dikemukakan para ahli seperti D Ale Yorder yang dikutip oleh mangkunegara, menggunakan istilah pelatihan untuk pegawai pelaksanaan dan pengawas, sedangkan Wekley dan Yukl lebih memperjelas mengenai penggunaan istilah pelatihan. Mereka berpendapat bahwa : “pelatihan merupakan istilah-istilah yang berhubungan dengan usaha-usaha bencana yang diselenggarakan untk mencapai penguasaan skill, pengetahuan dan sikap-sikap pegawai atau anggota organisasi.14 Menurut Oemar Hamalik, melihat dari segi operasional pelatihan diartikan sebagai suatu proses yang meliputi serangkaian tindakan (upaya) yang dilaksanakan secara sengaja dalam bentuk kepribadian kepada tenaga kerja oleh tenaga profesional kepelatihannya dalam satuan waktu yang
12
Abdurahman Fathoni, Organisasi dan Manajemen Sumber Daya Manusia, (jakarta : Rineka Cipta), cet ke 1 h.147 13 Soekidjo Notatmojo, pengembangan sumberdaya manusia, (jakarta ; PT. Rineka Cipta, 2004), h.25 14 AA.Anwar Prabu Mangku Negara, Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan (Bandung: Rosda Karya, 2000), h.44
22
bertujuan untuk meningkatkan kemampuan kerja peserta dalam bidang pekerjaan tertentu guna meningkatkan efektifitas dan produktifitas dalam suatu organisasi.15 Dari beberapa definisi menurut para ahli diatas maka penulis menyimpulkan bahwa pelatihan merupakan kegiatan proses belajar atau proses latihan yang memiliki tujuan yang jelas dan menggunakan beragam cara penyampaian serta melibatkan keaktifan peserta. Dan pencapaian tujuan harus mengenai tiga aspek diantaranya adalah aspek perasaan, aspek tingkah laku, dan aspek pikiran. 2. Fungsi dan Tujuan Pelatihan Hamalik mengatakan bahwa fungsi pelatihan adalah memperbaiki kinerja (performance) para peserta. Selain itu pelatihan juga bermanfaat untuk mempersiapkan promosi ketenagakerjaan pada jabatan yang lebih rumit dan sulit, serta mempersiapkan tenaga kerja pada jabatan yang lebih tinggi yaitu tingkatan kepengawasan atau manajerial. Pelatihan dapat membantu karyawan membuat keputusan yang lebih baik, meningkatkan kemampuan di bidang kerjanya sehingga dapat mengurangi stres dan menambah rasa percaya diri. Adanya tambahan informasi tentang program yang diperoleh dari pelatihan dapat dimanfaatkan sebagai proses penumbuhan intelektualitas sehingga kecemasan menghadapi perubahan di masa-masa mendatang dapat dikurangi.
15
Oemar Hamalik, Pengembangan Sumber Daya Manusia Manajemen Pelatihan Ketenagakerjaan Pendekatan Terpadu. (Jakarta : PT Bumi Aksara, 2005) h.10
23
Tujuan dari pelatihan adalah suatu pernyataan tentang pengetahuan, keterampilan dan attitude yang diharapkan dapat dicapai atau dikuasai oleh peserta pelatihan telah selesai. Pada saat
ini umumnya tujuan pelatihan dibuat dalam standard
kompetensi, karena biasanya pelatihan bertujuan untuk pemenuhan suatu kompetensi tertentu. Kadangkala suatu pelatihan disiapkan untuk pemenuhan suatu jenis. Tujuan pelatihan merupakan standard kualifikasi bagi pencapaian kemampuan atau kompetensi dari suatu proses pelatihan dan belajarmengajar. Umumnya tujuan pelatihan dirumuskan dalam dua jenis ; yaitu : Tujuan Umum (Goals) dan Tujuan Khusus (Objectives). Ketika proses pelatihan selesai atau berakhir maka sebaiknya dilakukan post test dan evaluasi. Post tes dilakukan dengan cara menguji kemampuan atau kompetensi yang diharapkan terhadap peserta pelatihan, sehingga dapat diketahui pencapaian atau perkembangannya akibat proses belajar-mengajar. Sedangkan evaluasi biasanya dilakukan untuk menilai seberapa jauh kesesuaian antara pelaksanaan proses pelatihan dengan rencana yang telah ditetapkan, sehingga tujuan dari pelatihan itu sesuai dengan yang diharapkan. 3. Rancangan Pelatihan Rancangan pelatihan (Traning Design) adalah rancangan yang akan dijadikan pegangan, pedoman atau acuan pada waktu melaksanakan training, penyusunan rancangan pelatihan harus memperlihatkan pihak-
24
pihak yang akan terlibat dalam pelatihan (peserta, penyelenggara, dan trainer) tujuann yang akan dicapai, materi yang akan diolah metode dan peralatan yang hendak dipakai, tempat pelaksanaan, jadwal kegiatan untuk setiap sesi ataupun secara keseluruhan.16 Berdasarkan penjabaran yang penulis paparkan, maka penulis menyimpulkan bahwa rancangan pelatihan merupakan rencana kegiatan pelatihan yang dibuat oleh seseorang maupun kelompok, untuk menghaslkan sebuah tujuan program pelatihan tersebut. C. MANAJEMEN PELATIHAN 1. Pengertian Manajemen Pelatihan Dari segi etimologi, kata manajemen berasal dari bahasa inggris yang diambil dari kata to manage yang sinonimnya antara lain to hand berarti mengurus, to control berarti memeriksa, to quide berarti memimpin atau membimbing, jadi apabila dilihat dari asal katanya, manajemen berarti mengurus, mengendalikan memimpin, dan membimbing.17 Dalam bahasa Arab istilah manajemen diartikan sebagai an-nizam atau at-tanzhim
yang berarti suatu tempat untuk menyimpan segala
sesuatu dan menempatkan segala sesuatu pada tempatnya.18 Sedangkan secara istilah banyak sekali pendapat para ahli yang mengartikan istilah manajemen. Diantaranya sebagai berikut:
16
Agus M, Hardjana, Training SDM yang efektif, (yogyakarta : Kanisius, 2001) cet, ke 1,
H.35 17
E.K.Mochtar Effendi, Manajemen Suatu Pendekatan Berdasarkan Ajaran Islam, (Jakarta : Bharata Karya Aksara, 1996), cet ke-2, h. 6 18 M. Munir, dan Wahyu Ilaihi, Manajemen Dakwah, ( Jakarta: kencana prenada Medi Group, 2009), cet. 2, h. 9
25
a. Menurut George R. Terry, manajemen adalah suatu proses yang membeda-bedakan
atas
perencanaan,
pengorganisasian,
penggerakan, pelaksanaan dan pengawasan, dengan memanfaatkan baik ilmu maupun seni, agar dapat menyelesaikan tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya. b. Menurut Drs. H. Malayu S.P. Hasibuan, manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan SDM dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Sedangkan pelatihan adalah suatu pembinaan terhadap tenaga kerja disamping adanya upaya lain. Pelatihan merupakan proses belajar mengajar dalam rangka meningkatkan kemampuan sumberdaya manusia melaksanakan
tugasnya.
Pelatihan
juga
merupakan
upayauntuk
mentransper keterampilan dan pengetahuan kepada para peserta pelatihan sedemikian rupa sehingga para peserta menerima dan melakukan pelatihan pada saat melaksanakan pekerjaan.19 pelatihan dapat didefinisikan sebagai suatu cara yang digunakan untuk memberikan atau meningkatkan keterampilan yang dibutuhkan dalam melaksanakan pakerjannya sekarang.20Sedangkan dalam sumber lain, mendefinisikan pelatihan sebagai proses sistematik perubahan
19
Abdurahman Fathoni, Organisasi dan Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta : Rineka Cipta), cet ke 1 h.147 20 Mutiara S. Pangabean, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Bogor: Ghalia Indonnesia, 2004), cet. 2, h. 41.
26
perilaku para pegawai dalam suatu arah guna meningkatkan tujuan-tujuan organisasional.21 Pelatihan juga akan berhasil jika identifikasi kebutuhan pelatihan dilakukan dengan benar. Pada dasarnya kebutuhan pelatihan itu adalah untuk memenuhi kekurangan pengetahuan, meningkatkan keterampilan atau sikap dengan masing-masing kadar kemampuannya. Yang dimaksud dengan pelatihan ialah “Upaya mengembangkan kemampuan intelektual dan kepribadian manusia.22 Dari pengertian manajemen dan pelatihan di atas, dapat penulis simpulkan bahwa : Manajemen pelatihan adalah suatu proses pengelolaan kerja yang bertujuan untuk meningkatkan keterampilan, kemampuan, dan kualitas pegawai (peserta pelatihan) dengan merubah prilaku pegawai (peserta pelatihan) dalam satu arah untuk dapat meningkatkan pekerjannya yang melibatkan sumberdaya manusia maupun sumber-sumber lain dengan proses kerja yang meliputi : perancanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengawasan beserta unsur-unsur manajemen untuk mencapai tujuan organisasional. 2. Unsur-Unsur Manajemen Pelatihan Unsur- unsur dalam manjemen pelatihan sama halnya dengan unsurunsur manajemen tidak adanya perbedan diantara keduanya karena pelatihan pasti membutuhkan unsur-unsur manajemen agar suatu
21
Ambar Teguh Sulistiyani dan Rosidah, Manajemen Sumber Daya Manusia (konsep, teori dan pengembangan dalam konteks organisasi publik, (yogyakarta: Graha Ilmu, 2009), h. 219. 22 Soekidjo Notatmojo, Pengembangan Sumberdaya Manusia, jakarta ; PT. Rineka Cipta, 2004, h.25
27
pelaksanaan pelatihan bisa berjalan dengan maksimal sesuai dengan apa yang di harapan. Berdasarkan pendapat
Drs.
H.
Ibrahim
Lubis,
unsur-unsur
manajemen ada enam yang dapat pula dikatakan bahwa ke enam unsur ini merupakan gabungan dari unsur-unsur majemen yang di kemukakan oleh M. Manulang dan George R. Terry. Keenam unsur tersebut meliputi : 1) Men (orang), 2) Material (bahan), 3) Machines (mesin), 4) Methods (metode), 5) Money (uang), dan 6) Markets (pasar)23 a. Men (Pelatih) Men adalah tenaga (orang) yang terlibat dalam sebuah kegiatan. Dalam manajemen pelatihan, Men dapat diaplikasikan pada pelatih, karena pelatih merupakan orang yang terlibat dalam kegiatan pelatihan ini. Dimana Pelatih memegang peran yang cukup penting terhadap kelancaran dan keberhasilan program pelatihan. Itu sebabnya perlu dipilih pelatih yang ahli, dan berkualifikasi profesional. Berikut ini beberapa syarat seorang penatar atau pelatih yang baik, sebagai berikut:24 1) Teaching Skills
: Seorang pelatih harus mempunyai kecakapan
untuk mendidik atau mengajarkan, membimbing, memberikan petunjuk, dan mentransfer pengetahuannya kepada peserta. Ia harus dapat memberikan semangat, membina dan mengembangkan agar
23
Panji Anoraga, Manajemen Bisnis, cet. 3, (Jakarta : PT Rineka Cipta, 2004), h. 110-
111. 24
Malayu S.P. Hasibuan, Manajemen Sumberdaya Manusia, (Jakarta : Bumi Aksara, 2007), cet. 10, h. 74-75.
28
peserta mampu untuk bekerja mandiri serta dapat menumbuhkan kepercayaan pada dirinnya. 2) Communication Skills
: Seorang pelatih harus mempunyai
kecakapan berkomunikasi secara efektif, baik lisan maupun tulisan Jadi suaranya jelas, tulisannya baik, dan kata-katannya mudah dipahami peserta. 3) Personality Authority : Seorang pelatih harus memiliki kewibawaan terhadap peserta. Ia harus berprilaku baik, sifat dan kepribadiannya disenangi, kemampuan dan kecakapannya diakui. 4) Social Skills : Seorang pelatih harus mempunyai kemahiran dalam bidang sosial agar terjamin kepercayaan dari para peserta. Ia harus suka menolong, objektif, dan senang jika anak didiknya maju serta dapat menghargai pendapat orang lain. 5) Technical Competent : Seorang pelatih harus berkemampuan teknis, kecakapan teoritis, dan tangkas dalam mengambil keputusan. Stabilitas Emosi : Seorang pelatih tidak boleh berprasangka jelek terhadap anak didiknya, tidak boleh cepat marah, mempunyai sifat kebapakkan/keibuan, keterbukaan, tidak pendendam, serta mampu memberikan penilaian yang objektif. b. Material (Bahan Pelatihan) Bahan pelatihan sebaiknya disiapkan
secara tertulis agar mudah
dipelajari oleh para peserta. Penulisan bahan dapat ditulis dalam bentuk buku paket yang berisi materi pelatihan dengan memperhatikan faktor-
29
faktor : tujuan pelatihan, tingkatan peserta pelatihan, harapan lembaga penyelenggara pelatihan, dan lamanya latihan.25 c. Machines (Mesin) Machines adalah alat yang yang di pergunakan dalam produksi ataupun kegiata, karena dalam hal ini adalah kegiatan pelatihan maka alat yang di pergunakan dalam kegiatan ini adalah : meja, kursi, papan tulis, dll. d.
Methods (Metode) Metode manajemen pelatihan terbagi dua, yaitu berdasarkan bentuk dan berdasarkan jenis metode yang di lakukan. Berdasarkan bentuk, metode manajemen pelatihan meliputi :26 1) Belajar sambil bekerja (learning on the job). 2) Belajar melalui observasi (asisten yang diperbantukan). 3) Kuliah (lectures). 4) Pemecahan masalah (problem solving). 5) Bacan-bacan khusus yang direncanakan. 6) Kursus studi (studi course). 7) Konferensi dan seminar. 8) Pengajaran
dengan
mesin
(teaching
machine).
Kepanitiaan
(committee). 9) Pertemuan-pertemuan khusus. 10) Rotasi jabatan. 11) Keanggotaan dalam asosiasi profesional, dll. 25
Oemar Hamalik, Manajemen Pelatihan Ketenagakerjaan Pendekatan Terpadu,( jakarta: Bumi Aksara, 2007), cet 4, h. 36. 26 Ibid, h. 36-37.
30
e. Money (Uang) Money adalah unsur yang penting dalam sebuah kegiatan, begitu pula dengan manajemen pelatihan yang memerlukan anggaran yang pastinya lumayan besar. Karena dengan adannya money aspek-aspek yang dibutuhkan dalam kegiatan pelatihan, seperti : tenaga pelatih, bahan, dan alat-alat dapat terpenuhi sebagai syarat tercapainya tujuan yang diinginkan. f. Market (Peserta) Dalam aplikasi manajemen pelatihan market dapat di aplikasikan pada peserta, karena peserta merupakan sasaran yang telah dirancang dalam sebuah pelatihan. Sehingga dalam merancang sebuah program pelatihan
harus
sesuai
dengan
market
(peserta),
dengan
mempertimbangkan : 27 1) Akademik : ialah jenjeng pendidikan dan keahlian. 2) Jabatan : apakah yang bersangkutan telah menempati pekerjaan tertentu, akau akan ditempatkan pada pekerjaan tertentu. 3) Pengalaman kerja : ialah pengalaman yang telah diperoleh dalam pekerjaan. 4) Motivasi dan minat yang bersangkutan terhadap pekerjaannya. 5) Pribadi : menyangkut aspek moral, moril, dan sifat-sifat yang diperlukan untuk pekerjaan tersebut.
27
Oemar Hamalik, ,Manajemen Pelatihan Ketenagakerjaan Pendekatan Terpadu, h.35
31
6) Intelektual, tingkat berfikir, dan pengetahuan yang diketahui melalui tes seleksi. 3. Langkah-Langkah Manajemen Pelatihan Manajemen
pelatihan
memiliki
beberapa
langkah-langkah
Sebagaimana halnya dengan setiap pelaksanaan dalam sebuah kegiatan yang dilakukan dengan tahap-tahap tertentu untuk mencapai tujuan yang diharapkan, maka
dalam manajemen
pelatihan pula perlu tahapan
kegiatan yang memang sesuai dengan tujuan pelatihan itu sendiri, tahaptahap manajemen pelatihann terdiri atas:28 a. Analisis Kebutuhan Menganalisis kebutuhan pelatihan maka perlu di perhatikan tujuan dari analisis kebutuhan adalah sebagai berikut: 1) Mengidentifikasi
keterampilan
perstasi
kerja
khusus
yang
dibutuhkan untuk memperbaiki kinerja dan produktivitas. 2) Menganalisis karakteristik peserta untuk menjamin bahwa program persebut cocok untuk tingkat pendidikan, pengalaman, dan keterampilan, begitu juga sikap dan motivasi seseorang. 3) Mengembangkan pengetahuan khusus yang dapat diukur dan objektif. Dalam tahap ini harus ada keyakinan bahwa penurunan kinerja dapat ditingkatkan melalui pelatihan dan bukan disebabkan ketidak puasan terhadap kompensasi.
28
Ibid., h. 42-51. 24
32
b. Rancangan Instruksional Dalam tahapan ini, isi dari yang sebenarnya dari pelatihan harus disiapkan yang meliputi: 1) Kumpulkan sasaran instruksional, motode, media, latihan, dan kegiatan. Organisasikanlah semua itu kedalam sebuah kurikulum yang natinya akan dijadikan cetak biru untuk pengembangan program. 2) Pastikanlah semua bahan, seperti naskah video dan buku kerja peserta saling melengkapi dan ditulis secara jelas yang kemudian dicocokkan langsung dengan sasaran belajar yang ditetapkan. c. Validasi Dalam tahap ini pelatihan diperkenalkan dan divalidasi sebelum disajikan kepada peserta. Revisi akhir ini perlu dilakukan untuk menjamin bahwa program ini dapat berhasil. d. Implementasi Pada tahapan implementasi pelatihan terbagi menjadi tiga tahap, yaitu tahap awal yang mencakup : pengumpulan peserta, penyediaan fasilitas dan logistik, orientasi, dan tes awal (persepsi peserta terhadap pelatihan), tahap kedua, yang mencakup : penyampaian materi pelatihan, dan tahap ketiga, yang merupakan pelaksanaan test terhadap hasil pelatihan.
33
e. Evaluasi Evaluasi pelatihan membandingkan hasil-hasil sesudah pelatihan dengan tujuan-tujuan yang diharapkan oleh pihak penyelenggara. Donald L. Kirkpatrick mengidentifikasi empat tingkatan di mana pelatihan dapat dievaluasi, meliputi :29 1) Reaksi: Organisasi mengevaluasi tingkat reaksi peserta pelatihan dengan melakukan wawancara atau dengan memberikan kuesioner kepada mereka. 2) Pembelajaran: Tingkat-tingkat pembelajaran dapat dievaluasi dengan
mengukur
seberapa
baik
peserta
pelatihan
telah
mempelajari ide, konsep, teori, dan sikap. Ujian-ujian pada materi pelatihan
secara
umum
digunakan
untuk
mengevaluasi
pembelajaran dan dapat diberikan pada saat sebelum atau sesudah pelatihan untuk membandingkan hasilnya. 3) Prilaku: Mengevaluasi pelatihan pada tingkat prilaku berarti : 1. mengukur pengaruh pelatihan terhadap kinerja pekerjaan melalui wawancara kepada peserta pelatihan dan rekan kerja mereka, dan 2. mengamati kinerja pada pekerjaan.
29
Robert L. Mathis dan John H. Jackson, Human Resource Managemen: Manajemen Sumber Daya Manusia, ( Jakarta : Salemba Empat, 2006), h. 330-331.
34
4) Hasil: Para pemberi kerja mengevaluasi hasil-hasil dengan mengukur pengaruh dari pelatihan pada pencapaian tujuan organisasional. Karena hasil-hasil seperti produktivitas, kualitas, waktu, penjualan, dan biaya secara relatif konkret, jenis evaluasi ini dapat dilakukan dengan membandingkan data-data sebelum dan setalah pelatihan. D. TERJEMAH AL-QURAN 1. Pengertian Terjemah Secara etimologis istilah terjemah itu diambil dari bahasa arab, tarjamah. Menurut didawi, bahasa arab sendiri memungut kata tersebut dari bahasa Armenia, Tarjuman. Kata turuman sebentuk dengan tarjaman dan tarjuman yang berarti orang yang mengalihkan tuturan dari satu bahasa kebahasa yang lain30. Memasuki dunia penerjemahan sama artinya dengan mengenal sesuatu yang unik atau menarik. Unik karena sampai saat ini peminat terjemah masih bisa dikatakan sedikit. Dalam menerjemahkan dibutuhkan kerja keras, teliti dan kesabaran untuk mendapatkan hasil yang maksimal karena yang dihadapi adalah naskah berbahasa asing. Menariknya, akan banyak hal-hal baru yang ditemui untuk menambah wawasan serta informasi. Lewat terjemahan, segala sesuatu yang tadinya belum dikenal dan tersingkap bisa segera terungkap jelas. Menerjemahkan sebagai suatu proses akan membedah misteri
30
Syhabudin, Penerjemahan Arab-Indonesia, (Bandung : Humaniora, 2005), h. 7.
35
tersebut guna diambil manfaatnya oleh setiap individu, masyarakat dan bangsa. Berbicara tentang penerjemahan ada baiknya dimulai dari perumusan penerjemahan itu. Sekilas translation dengan interpratetion terlihat sama, nyatanya keduanya sangat berbeda. Biasanya translation mengacu pada peralihan pesan tertulis. Sedangkan interpretation mengacu pada pesan lisan saja. Kata penerjemahan dengan terjemahan pun perlu juga dibedakan. Kata penerjemahan mengandung pengertian proses alih pesan, sedangkan kata terjemahan artinya hasil dari suatu penerjemahan. Dalam pengertian yang luas penerjemahan adalah istilah umum yang mengacu pada proses pengalihan buah pikiran dan gagasan dari satu bahasa (sumber) kedalam bahasa lain (sasaran), baik dalam bentuk tulisan maupun lisan; baik kedua bahasa tersebut telah mempunyai sistem penulisan yang telah baku ataupun belum, baik salah atau keduanya didasarkan pada isyarat sebagaimana bahasa isyarat orang tunarungu 31. Seorang teknisi yang sedang memesan instrumen tertentu seperti apa yang tertera didalam skema pemasangannya adalah salah satu contoh kegiatan atau proses penerjemahan. Salah seorang yang sedang merumuskan gagasan-gagasan yang ada dalam benaknya kedalam bahasa matematika merupakan contoh terjemah. Jadi kegiatan terjemahan didalam pengertian yang luas adalah semua kegiatan manusia dalam mengalihkan makna ata
31
Zuchrudin Suryanwinata dan Sugeng Hariyanto, Translation Bahasa Teori dan Penuntun Praktis, (Jakarta : Kanisus, tth), h. 13
36
pesan, baik verbal maupun nonverbal dari satu bentuk kedalam bentuk lainnya. Sedangkan dalam pengertian yang lebih sempit, terjemah (translation) biasa diartikan sebagai suatu proses pengalihan pesan yang terdapat didalam teks bahasa pertama atau bahasa sumber (source language) dengan padanannya di dalam bahasa kedua atau bahasa sasaran (target language).32 Penerjemahan merupakan suatu tindakan komunikasi. Sebagai tindakan komunikasi kegiatan tersebut tidak terlepas dari bahasa. Dengan demikian, penerjemahan merupakan kegiatan yang melibatkan bahasa, dan dalam pembahasannya tidak dapat mengabaikan pemahaman tentang konsep-konsep kebahasan itu sendiri.33 Mengalihkan bahasa atau menyampaikan berita yang terkandung dalam bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran, dilakukan untuk mengetahui makna yang digunakan oleh bahasa sumber secara tepat agar isinya mendekati asli dan ketika membaca seperti bukan hasil penerjemahan dan dapat dipahami oleh pembaca 2. Pengertian Al-Quran Para ulama tafsir al-Qur’an dalam berbagai kitab “ulumul qur’an, ditinjau dari segi bahasa (lughowi atau etimologis) bahwa kata Al-Qur’an merupakan bentuk mashdar dari kata qoro’a – yaqro’uu – qiroo’an – wa qur’aanan. Makna ini bisa dipadukan menjadi satu, menjadi “al-Qur’an 32
Suhendra Yususf, Teori Terjemahan, Pengantar ke arah pendekatan Linguistik dan sosiolinguistik, (Bandung: Mandar Maju, 1994), cet. ke-1. h.8 33 Rochayah Machali, Pedoman bagi Penerjemah, (Jakarta: Gramedia, 2002), h.17
37
itu
merupakan himpunan huruf-furuf dan kata-kata yang dapat dibaca”.
Sedangkan makna al-Qur’an secara istilaahi ialah “Firman Allah SWT yang menjadi mukjizat abadi kepada Rasulullah SAW, yang tidak mungkin ditandingi oleh manusia, diturunkan kedalam hati Rasulullah SAW, diturunkan kegenerasi berikutnya secara mutawattir, ketika dibaca bernilai ibadah dan berpahala besar “Dari definisi diatas terdapat lima bagian penting : a.
Al-Quran adalah firman Allah SWT serta wahyu yang datang dari Allah Yang Maha Mulia dan Maha Agung. Maka firman-Nya (AlQur’an) pun menjadi mulia dan agung juga, yang harus diperlakukan dengan layak, pantas, dimuliakan dan dihormati.
b.
Al-Quran adalah mu’jizat. Manusia tak akan sanggup membuat yang senilai dengan Al-Quran baik satu mushaf maupun hanya satu ayat.
c.
Al-Quran itu diturunkan kepada Nabi SAW melalui malaikat Jibril AS (QS.26 : 192 ) hikmahnya kepada kita adalah khendakny Al-Quran masuk kepada hati kita. Perubahan prilaku manusia sangat ditentukan oleh hatinya. Jika hati terisi dengan Al-Quran, maka Al-Quran akan mendorong kita untuk menerapkannya dan memasyarakatkanya. Hal tersebut terjadi pada diri Rasulallah SAW, ketia Al-Qur’an diturunkan kepada beliau. Ketika Aisyah ditanya tentang ahlak Nabi SAW, beliau menjawab: Kaana Khuluquhul Quraan; akhlak Nabi adalah AlQuraan.
38
d.
Al-Quran disampaikan secara mutawattir. Al- Qur’an dihafalkan dan dituliskan oleh para sahabat. Secara turun temurun Al-Quran itu diajarkan kepada generasi berikutnya, dari orang banyak keorang banyak. Dengan cara seperti itu, keaslian Al-Qur’an terpelihara sebagai wujud jaminan Allah terhadap keabadian Al-Quran (QS. 15:9).
e.
Membaca Al-Quran bernilai ibadah, berpahala besar disisi Allah SWT. Nabi bersabda : “Aku tidak menga alif laam miim satu huruf, tetapi alif satu huruf, laam satu huruf, miim satu huruf dan skebakan nilainy 10 kali lipat” (Al-Hadist).34 Dari pengertian diatas bahwa Al-Qur’an dalah kitab suci yang
dialamnya terdapat ilmu pengetahuan. Al-Quran diturunakan dengan menggunakan bahasa arab dengan bahasa yang indah. namun, itu semua hanya dilakukan oleh beberapa orang saja. Sebab adanya perbedaan bahasapun sangat mempengaruhi. Telah kita keta ketahui Al-Quran menggunakan bahasa arab sedangkan kita menggunakan bahasa indonesia. Inilah salah satu faktor yang membuat kebanyakan orang menjadi sulit mengerti apalaigi memahami isi kandungan dalam Al-Quran. Padahal, pada saat yang bersamaan, Al-Quran sebagai kitab petunjuk atau hidayah yang harus difahami dengan baik dan benar oleh umat muslim. Dari permasalahan diatas terlihat jelas bahwa harus ada yang 34
dapat
menghubungkannya.
http:bloger.re.or.id/definisi-alquraan.htm
Disinilah
betapa
pentingnya
39
penerjemahan Al-Quran. Para alim ulama dan cendikiawan selalu berusaha menerjemahkan serta menafsirkan Al-Quran. karena menerjemahkan AlQuran tidak semudah menerjemahkan teks selainnya. Penerjemahpun bukan sembarang orang dan harus memiliki kriteria khusus seperti yang disebutkan pada syarat penerjemah. 3. Pengertian Terjemah Al-Quran Secara harfiah, terjemah berarti meindahkan suatu pembicaraan dari satu bahasa ke bahasa lain atau mengalih bahasakan. Sedangkan terjemahan berarti salinan bahasa atau alih bahasa dari suatu bahasa ke bahasa lain.35 Muhammad Ali Ash-Shobuni menyatakan bahwa menerjemahkan Al-Quran berarti menukilkan Al-Quran ke dalam bahasa lain selain bahas arab.36 Seorang pakar ulama Al-Quran dari universitas Al-Azhar Mesir, Muhammad Husayn Al-Dzahabi memberikan definisi tersendiri mengenai penerjemahan Al-Quran. Pertama, mengalihkan atau memindahkan suatu pembicaraan dari suatu bahasa kebahasa lain tanpa menerangkan makna dari bahasa asal yang diterjemahkan. Kedua, menafsirkan suatu pembicaraan dengan menerangkan maksud yang terkandung didalamnya dengan menggunakan bahasa lain.37 simpulkan 35
bahwa
terjemah
Dari definisi tersebut, dapat di
Al-Quran
adalah
menyalin
atau
Moch Syarif Hidayatullah, Diktat Teori dan Permasalahan Terjemah, (Jakarta:2007),
h.15 36
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1997), h.1047. 37 Muhammad Husayn Al-Dzahabi, Al-Tafsir Wa al-Mufassirin,(tt;tpn,1976),h.23
40
mengalihbahasakan serangkaian pembicaraan dari bahasa Arab kebahasa lain, agar inti pembicaraan bahasa asal yang diterjemahkan dapat dipahami oleh orang awam atau orang-orang yang tidak mampu memahami langsung bahasa asal yang diterjemahkan.
BAB III GAMBARAN UMUM LEMBAGA TERJEMAH AL-QURAN MANDIRI (TAQUMA)
A. Sejarah didirikannya Terjemah Al-Quran Mandiri (TAQUMA), Tentang Terjemah Al-Qur’an Mandiri (TAQUMA) adalah Lembaga yang berdiri pada tahun 2009, yang lebih khusus membidangi masalah pengkajian guna meningkatkan mutu pendidikan Al-Qur’an dan Sunnah. Dalam tahapan awalnya lebih terfokus dalam memahami terjemah al-Qur’an secara mandiri dengan tujuan “Santri baca dan santri paham”.1 H. Syarifuddin Radin, Lc. MEI berperan sebagai ketua sekaligus pendiri Lembaga Terjemah Al-Quran Mandiri (TAQUMA) beliau lulusan Lc. M.E.I, setelah menyelesaikan studinya maka munculah di benak pemikiran beliau dengan membuat inovasi tersendiri dan terbaru dalam penyampaian materi terjemah Al-Quran hingga akhirnya beliaulah yang pertama kali mencetuskan dan melahirkan inovasi terbaru dalam berdakwah dengan menggunakan media terjemah Al-Quran perkata secara mandiri dengan membuat metode, merangkai, serta mengelolanya dengan beberapa rumus yang dibuatnya, beliau membuat media dakwah terjemah Al-Quran sebagai sarana untuk menyampaikan pesan dakwahnya terhadap masyarakat luas khususnya masyarakat di kecamatan Pondok Aren.
1
Hasil wawancara penulis dengan H. Syarifuddin Radin, Lc. MEI.pada tanggal 18 Juni 2012 40
41
Metode terjemah Al-Quran sengaja dimasyarakatkan sebagai upaya untuk memberikan solusi atas kondisi umat Islam yang sebagai besar belum mengerti arti dari kata-kata maupun makna Al-Quran itu sendiri. Terbukti dengan program ini sesuai dengan kurikulum yang ada mayoritas para peserta kajian mampu memahami Al-Quran, bahkan menguasai tata bahasa Al-quran dengan mudah. Dalam rangka merintis gerakan pemahaman dan pengamalan AlQuran, maka H. Syarifuddin Radin, Lc. MEI membuat suatu lembaga yang bernama lembaga Terjemah Al-Quran Mandiri (TAQUMA) sebagai media pelatihan terjemah Al-Quran berdiri diatas tanah seluas 2000 m2 dan luas bangunan 1000 m2. Berawal dari rencana dibangun dari dana kas TAQUMA yang saat itu pendirian gedung TAQUMA tahun 2009 hanya memiliki dana Rp 3.000.000,- padahal lembaga tersebut membutuhkan dana yang lebih banyak sekitar Rp 800.000.000,- untuk pembangunan, namun tak disangka ada pemberian bantuan dari seorang dermawan sebesar Rp 2.000.000.000,untuk pembangunan gedung TAQUMA, himgga akhirnya lembaga TAQUMA pun berdiri sampai saat ini. TAQUMA ini Didirikan sebagai lembaga khusus yang independen non-profit bergerak dalam bidang pendidikan dan pengajaran terjemah Alquran yang menangani masalah Al-Quran dan Sunnah, agar para santri maupun masyarakat yang belajar di dalam lembaga TAQUMA dapat memahaminya dengan mudah, baik, dan benar. Dikembangkan tidak hanya pada lembaga formal pondok pesantren YatimKu tetapi membuka cabang
42
dibeberapa daerah seperti jakarta Selatan, Cilegon dan negara tetangga Malaysia, guna peningkatan pelayanan kepada masyarakat mengenai AlQuran dan Sunnah. Keberadaan TAQUMA diharapkan dapat memberikan sumbangsih tersendri kepada santri guna meningkatkan kualitas pendidikannya dan mampu memberikan jawaban kepada masyarakat umum yang merasa sulit belajar Al-Quran dan terjemahnya sehingga mengantarkan mereka kepada pemahaman al-quran secara sempurna. Dan berpartisipasi didalam usaha peningkatan kepedulian terhadap pendidikan Al-Quran guna menggapai ridha Allah SWT. Lembaga TAQUMA membawahi dua struktur lembaga yang dikelola oleh orang-orang yang ada di struktur kepengurusan yayasan. Pertama adalah Pondok Pesantren Laa Tahzan yang dikepalain oleh Ustadz Syamsudin Kisam, yang mengurus seluruh kegiatan dan aktifitas para santriawan dan santriawati yatim piatu dan segala yang berhubungan dengan pesantren. Kemudian yang Kedua adalah Lembaga Terjemah Quran Mandiri (TAQUMA) yang fokus pada pembelajaran terjemah Al-Quran kepada para calon guru dari masyarakat dan untuk para santri. Program pendidikan di TAQUMA ini ada dua fokus yang dijalankan oleh pengurusnya, yang pertama adalah fokus pada pendidikan pembentukan guru (perkaderan guru) untuk di TPA/TPQ yang dilaksanakan oleh ketua Yayasan TAQUMA YatimKU, H. Syarifudin Radin, Lc., M.E.I. Fokus kedua yakni pada tujuan utama didirikannya Yayasan TAQUMA YatimKu, yakni
43
untuk pendidikan santri dalam pembelajaran terjemah Al-Quran, yang dilaksanakan oleh Syamsudin Kisam selaku Kepala Pesantren Laa Tahzan TAQUMA.2 B. Fungsi
dan
Tujuan
didirikannya
Terjemah
Al-Quran
Mandiri
(TAQUMA) 1. Fungsi TAQUMA a) Untuk memberikan pencerahan dan pencerdasan kepada umat islam terhadap kitab suci Al-Quran. b) Untuk memperkuat keimanan dan kecintaan kaum muslimin terhadap kitab suci Al-Quran. c) Untuk mempersiapkan insan-insan Qurani yang mampu memahami, menghayati, dan mengamalkan ajaran agama islam dalam segala aspek kehidupan. d) Untuk meningkatkan etos kerja umat islam sebagai Khairah Ummah ( umat yang terbaik). e) Untuk memberikan pembekalan terhadap umat islam dalam menghadapi dampak negatif dari era globalisasi. f) Untuk engaktualisasikan nilai-nilai Al-Quran dalam kehidupan masyarakat, bangsa dan negara. g) Untuk menyemarakan syiar islam dalam masyarakat yang merupakan kewajiban kaum muslimin.
2
Hasil wawancara penulis dengan H. Syarifuddin Radin, Lc. MEI.pada tanggal 18 Juni 2012
44
2. Tujuan TAQUMA a. Tujuannya agar para peserta dapat Memahami bacaan-bacaan dalam sholat. b. Peserta
pelatihan
dapat
Memahami
Al-Quran
dan
mampu
menerjemahkannya secara bahasa. c. Mampu menerjemahkan kata-kata didalam Al-Quran dengan sebaikbaiknya sesuai dengan kaidah yang sebenarnya. d. Mampu menggunakan kamus Arab-Indonesia, karena bisa mengetahui akar kata bahasa arab. e. Dapat Memahami karakter bahasa Arab secara umum, yang bermanfaat bagipeserta yang ingin mempelajari arab gundul ataupun belajar dialog dengan bahasa arab. f. Mampu mencetak kader muslimin yang bisa menerjemahkan AlQuran kedalam bahasa indonesia dengan sebenar-benarnya dan mampu juga mengajarkan kepada muslimin yang lainnya. C.
Visi dan Misi Visi Terjemah Al-Quran Mandiri (TAQUMA) meningkatkan kepedulian kepada Al-Qur’an, dari melafadkan menjadi membaca, dari tidak mengerti menjadi faham. serta merubah image di masyarakat bahwa belajar Al-Qur’an itu sulit adalah sebaliknya.
45
Misi Terjemah Al-Quran Mandiri (TAQUMA) menjadikan AlQur’an dan Sunnah sebagai pedoman dalam hidup dan peningkatan dalam bidang pendidikan.3 D. Susunan Pengurus TAQUMA SUSUNAN PENGURUS TERJEMAH AL-QURAN MANDIRI (TAQUMA) Direktur Pusat : H. Syarifuddin Radin, Lc. MEI. Wakil Direktur : Ust. A. Yahya Sopandi Sekretaris
: Ust. Rahmat Setiawan
Bendahara
: Hj. Naily Maimanah
Kantor cabang : 1. Jakarta Selatan Direktur. Ust Drs. H. Mohammad Saman Sekretariat: Komplek Jurangmangu Permai Jl. Permai Raya Blok G4 No.2 telp: 021734578822. 2. Cilegon. Direktur. Ust. H. Inas Nasrullah, LC. Jl. Lada no:12 Kav Blok G RT.06/07 Ciwaduk, Cilegon kota. Cilegon-Banten post 42415. Hp:0815746936823. 3. Malaysia Direktur: Ust. Zaky Zakaria, LC. MA
3
Hasil wawancara penulis dengan H. Syarifuddin Radin, Lc. MEI.pada tanggal 18 Juni 2012
46
Sekretariat: Jl. Impian Murni No.7 1/10 Saujana Impian, 43000 Kajang Selangor Malaysia Hp: +60163440597 Tangerang Selatan, 01,10,2012 Direktur Pusat TAQUMAH. Syarifuddin Radin, Lc. MEI 4 E. Sarana dan Prasarana. 1. Gedung Pembelajaran Gedung pembelajaran di Lembaga Tarjamah Quran Mandiri (TAQUMA) memiliki luas 5x15 meter2 dengan fasilitas sound system, pendingin ruangan, audiovisual dan fasilitas internet. Gedung pembelajaran di TAQUMA dapat menampung santri sebanyak 50 orang dalam satu kali pertemuan. 2. Asrama Santri Asrama santri TAQUMA dibangun dengan desain minimalis 10x15 meter2 untuk menampung sekitar 80 orang dengan jumlah total 2 kamar untuk anak yatim piatu, sehingga di setiap kamarnya dapat menampung 30-35 anak. 3. Ruang Praktikum Ruang praktikum di TAQUMA dibangun seluas 10x10 meter2 dengan fasilitas pendingin ruangan, meja belajar, rak buku dan white board.
4
Hasil wawancara penulis dengan H. Syarifuddin Radin, Lc. MEI.pada tanggal 18 Juni 2012
BAB IV HASIL TEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Penerapan Fungsi Manajemen Pelatihan Terjemah Al-Quran pada lembaga Terjemah Al-Quran Mandiri (TAQUMA) Manajemen pelatihan terjemah Al-Quran yang dilakukan oleh lembaga Terjemah Al-Quran Mandiri (TAQUMA), baik dari pengelolaan pernencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan pengawasan agar suatu tujuan pelatihan dapat berjalan dengan baik dan maksimal sesuai dengan yang di inginkan dan diharapkan. Dalam mencapai tujuan yang diinginkan, perlu adanya upaya pelatihan yang terarah dan terpadu. Oleh karena itu, diperlukanlah sebuah manajemen yang baik dalam pelaksanaan kegiatan pelatihan terjemah AlQuran pada pesertanya. Di mana manajemen inilah yang akan mengatur seluruh proses kegiatan pelatihan, dari mulai perencanaan, pengorganisasian sampai dengan pengontrollan dan evaluasi. Pelatihan terjemah Al-Quran merupakan program yang dilakukan oleh lembaga Terjemah Al-Quran Mandiri (TAQUMA). Program ini bertujuan untuk mendidik para peserta pelatihan agar bisa mengartikan dan memahami arti dari bacaan Al-Quran kedalam bahasa indonesia secara Lafhzhiah (perkata) sesuai dengan kaidah tatanan bahasa yang sebenar-benarnya. Selanjutnya untuk mencapai tujuan yang diharapkan, maka dibuatlah program pelatihan terjemah Al-Quran ini, yang diharapkan bisa menjadi 47
48
bekal bagi para peserta pelatihan untuk mendapatkan ilmu yang lebih banyak lagi dalam pemahaman menerjemahkan Al-Quran dengan sebaik-baiknya. Maka untuk merealisasikan program pelatihan TAQUMA, maka perlu diterapkan manajemen yang baik. Di mana dalam manajemen terdapat fungsi manajemen yang menurut pendapat George R. Terry terdapat empat fungsi manajemen, yaitu : 1. Perencanaan (Planning) Perencanaan merupakan awal dari setiap kegiatan, karena perencanaan adalah proses peramalan di masa yang akan datang. Baik penerapan perencanaan jangka pendek maupun jangka panjang. Dalam merencanakan sebuah kegiatan ada beberapa hal yang harus dilakukan, yaitu : a. Establishis objectives (penetapan tujuan) Dalam rangka meramalkan maka seorang pengelola atau manajer harus menentukan dengan tegas hasil akhir yang diinginkan. Disinilah
pentingnya
tujuan, di
mana tujuan
merupakan gambaran mengenai hal-hal yang ingin dicapai. Menetapkan tujuan ini merupakan tugas perencana. Penetapan tujuan (Establishis objectives) yang diinginkan harus dirumuskan dengan sejelas-jelasnya, agar dapat dipahami oleh orang lain. Adapun tujuan dari pelatihan terjemah Al-Quran adalah untuk memfasilitasi dan mengajarkan pelatihan menterjemahkan AlQuran secara Lafhzhiah (perkata) kepada para peserta khususnya
49
peserta yang sudah bisa membaca Al-Quran dengan baik dan benar dan bisa pula mengartikan Al-Quran dalam bahasa Arab kedalam bahasa indonesia dengan sebaik-baiknya. Kemudian lembaga TAQUMA ini juga memiliki tujuan untuk mencetak kader-kader Islam yang bisa memaknai dan mengartikan Al-Quran dengan baik dan benar sesuai dengan kaidah tatanan bahasa arab kedalam bahasa indonesia, sehingga ketika para peserta sudah bisa mengartikan dan memaknai AlQuran dengan benar dan dinyatakan lulus oleh lembaga TAQUMA, maka para peserta ini bisa mengajarkannya lagi kepada peserta yang lain atau kepada peserta yang baru. b. Programming (pemrograman) Dalam sebuah program perencanaan harus menetapkan kegiatan-kegiatan yang dibutuhkan demi tercapainya tujuan yang diinginkan. Adapun program pelatihan terjemah Al-Quran yaitu : program pelatihan pembelajaran yang berupa materi-materi yang sudah tertulis didalam buku latihan peserta, berupa buku latihan Juz I, Juz II, dan Juz III yang kemudian diajarkan oleh pelatih (ustadz) kepada para peserta sampai mereka memahami dan benarbenar bisa mengartikan Al-Quran dengan sebaik-baiknya. Pengajaran ini berurutan dalam arti bertahap jika sudah memahami dan bisa mengartikan Juz I maka akan beranjak naik ke
50
tahap pelatihan selanjutnya yaitu Juz II dan begitu seterusnya sampai pelatihan Juz III dengan pemahaan lebih dalam mengenai tatanan bahasa Arab atau nahwu dan shorofnya. Sedangkan untuk menentukan pelatih (ustadz) dilakukan berdasarkah pendidikan dan keahlian menerjemahkan Al-Quran dengan baik dan benar yang di tentukan oleh lembaga TAQUMA. c. Schedilung (penjadwalan) Penjadwalan merupakan hal yang cukup penting dalam setiap kegiatan, yang dalam hal ini adalah kegiatan pelatihan. Penjadwalan ini berguna baik dalam penentuan lokasi maupun waktu yang dipergunanakan yang dirasa cocok. Lokasi dan tempat yang dipergunakan dalam aktivitas program pelatihan ini berada di beberapa tempat yang berbeda, yaitu : pertama di Jalan Swadaya 2, Kampung Utan, Rt.04 Rw.03 Desa Pondok Pucung, Kecamatan Pondok Aren, Tangerang Selatan, Banten. Dan lokasi ini merupakan lokasi dimana lembaga TAQUMA berada. Sedangkan tempat pelaksanaannya di ruang aula yang berada didalam lembaga tersebut. Kemudian waktunya di tentukan oleh pengajar atau pelatih (ustadz), dan biasanya di lakukan setiap hari selasa ba’da ashar pada pukul 16 : 00 Wib – pukul 17:00. Sedangkan lokasi yang ke dua berada di luar daerah seperti surabaya
dan
madura,
untuk
tempat
pelatihan
serta
51
penjadwalannya ditentukan oleh kedua belah pihak antara calon peserta yang ingin mendapatkan pelatihan di lembaga TAQUMA dengan pelatih atau pengajar (pelatih) sebelum pelatihan dimulai, dan biasanya penjadwalan ini hanya dikenakan bagi para peserta dari guru TPA/TPQ yang ingin mempelajari pelatihan terjemah Al-Quran. d. Budgeting (penganggaran) Dalam setiap kegiatan anggaran merupakan yang tidak boleh dilupakan. Karenanya penyusunan anggaran harus di lakukan pada saat perencanaan, agar dalam pelaksanaannya seorang manajer sudah mengetahui pos-pos pemasukan dan pos-pos pengeluaran yang nantinnya akan terjadi, sehingga apabila anggaran yang nantinya diterima atau dikeluarkan tidak kurang atau tidak melebihi anggaran yang talah ditetapkan sebelumnya. Asal pendanaan program ini berasal dari para peserta yang melaksanakan pelatihan di lembaga TAQUMA, namun pemberian dana yang diberikan oleh peserta terhadap para pengajar atau pelatih tidak dipatok harga harus sekian dan sekian namun lebih bersifat sukarela, terkecuali pembelian buku latihan terjemah AlQuran yaitu sebesar Rp 25.000,- untuk harga satu paket juz I, begitu juga dengan buku paket panduan latihan Juz II dan Juz III sebesar Rp 25.000,- perpaket. Jadi totalnya jika ingin mempelajari
52
dan membeli buku latihan juz I, II, dan III maka dikenakan tarif harga buku latihan sebesar Rp 75.000,- . Maka dari pendanaan inilah yang akhirnya lembaga ini bisa melaksanakan kegiatannya dengan mengelola keuangan yang ada dengan sebaik-baiknya. 2. Pengorganisasian (Organizing) pengorganisasian merupakan penentuan, pengelompokan, dan pengaturan berbagai kegiatan yang dianggap perlu untuk menunjukkan hubungan kewenangan setiap individu. Adapun langkah-langkah pengorganisasian adalah sebagai berikut : a. Menerapkan tujuan organisasi yang ingin dicapai. Sebelum seorang manajer melakukan pengorganisasian, maka dia harus terlebih dahulu mengetahui tujuan orgasisasi yang dipimpinnya yang dalam hal ini dengan tujuan memberikan sumbangsih nilai positif bagi anggota (pelatih) terjemah Al-Quran TAQUMA maupun kepada peserta didik pelatihan dan memberi kontribusi nilai-nilai Islami dalam pelaksanaan kegiatan terjemah Al-Quran sehingga baik anggota (pelatih) maupun pesertanya bisa mengerti dan bahkan mengartikan akan tulisan bahasa Arab Al-Quran kedalam bahasa indonesia dengan sebaik-baiknya. Maka ini lah penerapan yang dilakukan oleh lembaga TAQUMA dalam tujuan organisasinya dan dilaksanakan sesuai dengan apa yang diharapkan.
53
b. Penentuan kegiatan-kegiatan. Pada langkah ini seorang manajer harus mengetahui, merumuskan, dan menspesifikasikan kegiatan-kegiatan dalam pelatihan terjemah AlQuran yang akan dilakukan. Adapun kegiatan yang dilakukan oleh lembaga TAQUMA hanya sebatas mengajarkan pelatihan terjemah Al-Quran dengan kompetensi yang ditentukan oleh lembaga dan kemudian diajarkan oleh pelatih kepada
para
pesertanya
sampai
peserta
tersebut
benar-benar
memahami dan bisa mengartikan Al-Quran kedalam bahasa indonesia. c. Pendelegasian wewenang. Dalam wewenang terhadap pelatih dan peserta pelatihan pada lembaga TAQUMA dalam pelaksanaaannya menetapkan tiga tahapan yaitu pelatihan Juz I, II dan III pada setiap mata kurikulum yang ditentukan sesuai standarisasi yang diharapkan oleh lembaga TAQUMA yaitu peserta bisa mengartikan Al-Quran dengan benar. Namun ketika ada pelatih yang tidak bisa hadir dalam pelatihan terjemah Al-Quran yang disampaikan kepada para peserta didiknya maka H. Syarifudin Radin,Lc.MEI. Sebagai ketua sekaligus manajer, mendelegasikan kepada anggota pelatih yang lain untuk menggantikan pelaih yang tidak bisa hadir tersebut , sehingga proses pelaksanaan pelatihan terjemah Al-Quran teteap terlaksana sebagaimana mestinya. Namun itu pun sanagat jarang sekali dilakukan karna para anggota pelatih telah diberikan wewenang sesuai dengan
54
Berikut ini akan penulis jelaskan tentang beberapa kewenangan lembaga TAQUMA terhadap pesertanya begitu juga sebaliknya kewenangan peserta terhadap lembaga TAQUMA karna pelatih dan peserta sama-sama memiliki wewenang yang jelas, yaitu : 1. Kewenangan pelatih terhadap pesertanya Peserta wajib mengikuti proses pelatihan yang dilakukan oleh lembaga TAQUMA melalui pelatih atau ustadz dari awal sampai akhir pelatihan, pelatih memiliki wewenang untuk menjelaskan dengan baik, benar dan semaksimal mungkin kepada para peserta tentang pelatihan yang diterangkan dan diajarkan sampai peserta benar-benar mengerti dan paham betul tentang pembelajaran yang dilatihnya, pelatih berhak mengevaluasi pelatihan terjemah AlQuran yang sudah diberikan kepada peserta sehingga pelatih mengetahui sejauh mana kemampuan yang telah dimiliki dalam menyerap pembelajaran pelatihan terjemah Al-Quran. 2. Kewenangan peserta terhadap pelatih Peserta pelatihan berkewenangan menanyakan tentang proses pelatihan jika peserta belum mengerti tentang pelatihan yang disampaikan oleh pelatih. Peserta juga memiliki kewenangan untuk mengajukan kritik dan saran kepada pelatih pembelajaran terjemah Al-Quran, sehingga dengan adanya kritik dan saran ini lembaga TAQUMA khususnya terhadap pelatih pembelajaran lebih meningkatkan mutu pelayanan pelatihan terhadap pesertanya.
55
3. Penggerakan (Actuating) Pada fungsi ini, seorang manajer tidak dapat bekerja sendiri. Karena pada fungsi ini, semua yang telah dilakukan pada fungsi perencanaan dan pengorganisasian dilakukan sehingga seorang manajer memerlukan cukup banyak orang terutama bila ingin mencapai tujuan yang diingunkan. Karena ini merupakan program pelatihan terjemah Al-Quran, maka pada penggerakannya bukan hanya pihak penyelenggara saja yang terlibat, akan tetapi juga para pelatih dan peserta pelatihan. Di mana tentunya pelatih dilibatkan dalam proses pentransferan ilmu yang dalam hal ini adalah ilmu-ilmu yang berkaitan dengan penerjemahan Al-Quran kedalam bahasa indonesia, sedangkan untuk peserta pelatihan merupakan penerima pentransferan tersebut. Adapun
penggerakan
yang
dilakukan
oleh
manajer
adalah
memberikan penugasan kepada para pelatih untuk memberikan materi dalam pelatihan kepada peserta didiknya sesuai dengan tugasnya masingmasing, kemudian penerapan tugasnya berupa pada program pelatihan terjemah Al-Quran di lembaga Terjemah Al-Quran Mandiri TAQUMA ini, yaitu dalam pemberian materi dengan menggunakan media inovasi metode pembelajaran terjemah Al-Quran mandiri di lembaga TAQUMA tersebut dengan melalui usaha yang perlu dilakukan pertama tama para peserta yang hendak mengikuti terjemah ini diwajibkan sudah bisa dan lancar membaca Al-Quran dengan baik dan benar sesuai dengan kaidah bacaan Al-Quran yang sebenarnya, kemudian setelah itu barulah suatu
56
inovasi metode terjemah Al-Quran diberikan dan diajarkan kepada pesertanya, yang diawali dengan cara yang sederhana dan mudah, kemudian semakin meningkat, yang diharapkan bisa diikuti oleh semua lapisan masyarakat, dengan berbagai variasi usia dan latar belakang pendidikannya.1 Metode tersebut mencakup cara belajar, jenjang, materi panduan dan latihannya. Berikut penjelasan tentang pelaksanana pelatihan terjemah Al-Quran
pada
lembaga
TAQUMA
dalam
pelaksanaan
metode
terjemahnya : a.
Metode belajar Dalam sehari santri mempelajari minimal setengah lembar atau satu lembar buku panduan (buku yang sudah dilengkapi dengan, kotak merah, rumus merah dan terjemah per ayat dan per komponen) plus buku latihan (buku yang masih kosong tanpa terjemah). Atau peserta pembelajaran dapat belajar sesuai kondisi, tetapi jangan sampai tidak dikondisikan. Prinsipnya peserta harus membuat janji dengan AlQuran untuk bertemu. Dengan pendekatan, mula-mula membaca satu ayat, lalu mengartikan kata demi kata dalam ayat tersebut. Secara mandiri diawali dengan mempelajari buku panduan peserta, setelah dirasa menguasai terjemahnya pindah kebuku latihan peserta.
1
Hasil wawancara penulis dengan ketua TAQUMA, H. Syarifuddin Radin, Lc. MEI.pada tanggal 18 Juni 2012
57
Prakteknya dilakukan melalui tiga tahap, yaitu:2 1) Tahap Analitik, terdiri dari: a) Tahap membaca Memulai dengan membacakan satu ayat, para peserta pembelajaran tersebut harus mmerhatikan setiap kotak merah yang
terdapat
pada
ayat
tersebut,
dan
wajib
berlatih
menterjemahkan setiap kata yang baru diketemukan dengan mengulang-ulanginya, peserta melihat pada buku panduan peserta untuk terjemahnya. Kemudian peserta menyelesaikan terlebih dahulu membacanya sampai ayat yang ingin peserta pahami terjemahnya. Hal ini harus selalu dilakukan memahami setiap kata yang baru ketemu dengan selalu berlatih. b) Tahap mengartikan kata demi kata Mengartikan kata adalah hal yang penting dalam pembelajaran ini, setelah peserta perhatikan dibuku panduan setiap artinya, hal yang harus peserta lakukan adalah setiap yang berkotak merah adalah kata yang baru dijumpai maka diulangulang sebanyak 10x atau lebih. seperti “bi” dengan 10x, “ismi” nama 10x, ar-Rahmani” Yang Maha Pengasih 10x, ar-rahimi” Yang Maha Penyayang 10x, ini sebagai cara anda untuk mengingat setiap kata yang baru, begitu seterusnya sampai selesai ayat terakhir surat al-Fatihah, jikalau sudah selesai 2
Hasil wawancara penulis dengan ketua TAQUMA, H. Syarifuddin Radin, Lc. MEI.pada tanggal 18 Juni 2012
58
peserta menunjuk secara acak setiap kosa kata yang ada dan anda terjemahkan langsung. Contoh: “yaumi” hari, “ghairi” bukan, “rabbi’ Tuhan, begitu seterusnya peserta acak kata-kata tersebut dan peserta terjemahkan langsung. Maka dengan seperti itu kemampuan santri akan teruji ketika mendeteksi sejauh mana kemampuan menterjemahkan di dalam buku latihan santri, yang kosong dari terjemah sebagai media menguatkan hafalan yang telah dipelajari dibuku panduan santri (peserta). c) Tahap memahami rumus merah Memahami rumus merah menghantarkan peserta lebih mudah mengartikan setiap katanya, contoh ketika santri menterjemahkan “na‟budu” (kami menyembah) dari mana peserta mendapatkan kata “kami”? Dan peserta cukup bilang “Nun” di depan. “qablika” (sebelum kamu) dari mana anda dapat kamu? “ka” dibelakang. Maka santripun memperhatikan didalam buku panduan setiap huruf awalan, juga awalan dan akhiran yang berwarna merah. Setelah
memahami
rumus
merah,
maka
peserta
membuang setiap rumus merah yang ada untuk menentukan asal kata yang hanya berjumlah tiga huruf. Nun didepan anda buang sisa tinggal ain,ba dan dal. Lalu anda fathahkan semua menjadi “„abada” yang merupakan asal kata.
59
Memulai dengan membacakan satu ayat, para peserta pembelajaran tersebut harus memperhatikan setiap kotak merah yang
terdapat
pada
ayat
tersebut,
dan
wajib
berlatih
menterjemahkan setiap kata yang baru diketemukan dengan mengulang-ulanginya, peserta melihat pada buku panduan peserta untuk terjemahnya. Kemudian peserta menyelesaikan terlebih dahulu membacanya sampai ayat yang ingin santri pahami terjemahnya. Hal ini harus selalu dilakukan memahami setiap kata yang baru ditemukan dengan selalu berlatih. 2) Tahap Sintetik. Sesudah
memahami
setiap
kata,
dilanjutkan
dengan
merangkaikan antara kata tersebut dalam bentuk per komponen ayat. Guna menghantarkan kepada pemahaman terjemah karena kalau hanya mengandalkan perkata kita belum mendapat pemahaman yang baik, dengan bantuan komponen ayat mulai terbuka pintu pemahaman santri terhadap ayat yang sedang santri terjemahkan. Dan memahami satu ayat penuh, juga dihubungkan dengan ayat sebelum atau sesudahnya guna mendapatkan pemahaman yang lengkap.
60
b. Jenjang Pendidikan Materi kajian terjemah Al-Quran mandiri Juz 1 (Dasar) Pembelajaran diatur sebagaimana tingkatan pendidikan pada umumnya, yang meliputi tingkat dasar, menengah dan atas sehingga menghantarkan kepada kemampuan yang mupuni.3 Tingkatan Dasar Pembelajaran materi dasar, dengan rincian: 1) Separuh Juz 1 bagian pertama (mulai surat al-Fatihan dan ayat 1 s/d ayat 74 surat al-Baqarah) mengartikan kata demi kata yakni pemahaman kata baru yang terdapat dalam kotak merah, dengan bantuan buku saku terjemah yang telah diartikan setiap kata dalam kotak merahnya santri dapat belajar mandiri, atau dengan buku panduan juz 1. Diiringi dengan pemahaman rumus merah terjemah (memperhatikan setiap huruf awalan atau awalan dan akhiran yang berwarna merah) dengan bantuan panduan rumus merah terjemah. Diharapkan pada bagian ini santri telah memahami kata-kata baru (kotak merah), kata yang sudah tidak berkotak, kata yang sudah menjadi bahasa Indonesia, rumus merah terjemah dan asal kata dalam bahasa Arab. 2) Separuh juz 1 bagian kedua (ayat 75 sampai 141) tetap memahami arti kata demi kata, dengan tambahan mengartikan per 3
Hasil wawancara penulis dengan ketua TAQUMA, H. Syarifuddin Radin, Lc. MEI.pada tanggal 18 Juni 2012
61
komponen ayat, agar lebih mudah untuk dapat memahami kandungan yang terdapat dalam ayat tersebut. Pemahaman materi dasar ini meliputi kajian: a) Kandungan juz 1 b) Kotak merah c) Pemisahan kalimat d) Terjemah perkata e) Yang sudah menjadi bahasa Indonesia f)
Rumus merah terjemah
g) Asal kata h) Piano terjemah i)
Terjemah per komponen ayat
j)
Sinonim juz 1 Diharapkan pada kajian juz 1 ini santri sudah dapat
mengartikan kata demi kata, dengan komponen ayatnya, rumus merah dengan asal katanya, sehingga santri dapat memahami kandungan yang terdapat didalamnya. Materi kajian terjemah Al-Quran mandiri Juz II (Menengah) Untuk peserta yang telah menyelesaikan kajian tingkat dasar, maka
pada bagian ini santri memasuki kajian tingkat menengah,
tetapi harus tetap dijaga kajian dasar santri karena kaitannya begitu erat dengan kajian menengah ini. peserta tetap mengartikan kata yang terdapat dalam kotak merah (peserta memperhatikan baik-baik dalam
62
setiap lembarnya kotak merah sudah berkurang, karena peserta tetap mengartikan per komponen ayat karena santri sudah menguasai terjemah perkata. Tingkat Menengah Santri pembelajaran terjemah Al-Quran tetap mempelajari teknik mengartikan kata demi kata yang terdapat dalam kotak merah atau yang sudah tidak berkotak (porsi ini yang lebih banyak dalam juz 2), mengartikan per komponen ayat, kajian kajian ini meliputi : 4 a) Juz 2 (surat al-Baqarah ayat 141 sampai 202) mengartikan kata demi kata masih tetap agar pemahaman terjemah perkatanya terjaga, penguasaan terjemah per komponen tetap diperdalam dalam kajian ini. Kemudian memahami jenis kalimahnya, yaitu Isim, Fi’il dan Huruf. Dengan mengingat tiap warnanya, hitam untuk isim, hijau untuk fi’il dan merah untuk huruf. Santri juga mengenal setiap ciri masing-masing agar mudah menentukannya. b) Pada bagian juz 2 (surat al-Baqarah ayat 203 sampai 252) Santri belajar pengertian nama-nama dari isim, Begitu juga dengan fi’il dan huruf. Materi tambahan dalam juz 2 ini adalah: Mengenal jenis-jenis isim Mengenal jenis-jenis fi’il Mengenal jenis-jenis huruf 4
Hasil wawancara penulis dengan ketua TAQUMA, H. Syarifuddin Radin, Lc. MEI.pada tanggal 18 Juni 2012
63
Santri telah masuk pada tingkat menengah tidak dituntut bisa semuanya tetapi yang diharapkan lembaga TAQUMA ini adalah santri mau mempelajarinya. Dengan pemahaman kaidahkaidah menengah diatas akan menghantarkan santri lebih mudah untuk menterjemah perkata dan memahami per komponen ayat, sehingga menghantarkan kepada “santri Baca santri Faham”. Materi kajian terjemah Al-Quran mandiri Juz III (Atas) Kemauan belajar yang luar biasa, mencurahkan segenap perhatian kepada Al-Quran menghantarka kepada hudan Allah, pengamalan nilai-nilainya dan kebarokahan hidup. Kajian pada tingkat atas ini berarti peserta sudah masuk 69% menguasai kosa kata dalam Al-Qur’an karena di dalam juz 3 ini hanya dapat ditemukan 68 kosa kata yang baru karena kosa kata yang lain sudah ditemukan di dalam juz-juz sebelumnya. Tingkat Atas mulai mengenali susunan kalimat, perinciannya:5 a) Juz III bagian pertama mengartikan kata-kata dan komponen ayat, ditambah pemahaman struktur kalimat utama dalam bahasa Arab yakni mengenalkan ma’na kalimah yang Mabni dan Mu’rab, baik Isim maupun Fi’ilnya, pemahaman jumlah ismiyah dan fi’liyahnya. Diharapkan santri dapat memahami setiap kalimat yang dijumpai
5
Hasil wawancara penulis dengan ketua TAQUMA, H. Syarifuddin Radin, Lc. MEI.pada tanggal 18 Juni 2012
64
sehingga menghantarkan kepada pemahaman yang syumul terhadap kalimat-kaliamat dalam al-Quran. b) Juz III bagian kedua mengartikan kata-kata, dan komponen ayat, ditambah dengan metode listening “Santri Dengar Santri Paham”. Diharapkan dalam kajian ini santri ketika mendengar bacaan ayatayat suci akan langsung dapat memetik kandungan yang terdapat didalamnya, seumpama dalam shalat mendengarkan bacaan iman mengerti artinya semoga menghantarkan kepada kekhusuan dalam shalat tersebut. Pada langkah ini peserta didik sudah pandai mengartikan kata demi kata beserta komponen ayatnya, kemudian dilanjutkan dengan mulai belajar mengenali macam-macam susunan kalimat (Jumlah). Dalam mengembangkan keterampilan, maka diajak berlatih untuk mengkaji model susunan kalimat itu pada ayat-ayat yang sudah mereka kaji sebelumnya. Dan untuk meningkatkan kualitas diajak mendengarkan bacaan ayat dan memahami yang didengar. Diharapkan selesai mengikuti kajian materi juz 3 ini para santri yang budiman sudah mampu mengkaji juz-juz berikutnya walau tanpa panduan khusus karena secara umum kosa kata sudah didapati sebanyak 69% sehingga dalam meniti jejak juz berikutnya sudah sedikit mendapati kosa kata yang baru. Anda bisa mendalami
65
materi dalam buku pelengkap TAQUMA YatimKU turunan kata, hanya satu kali dan pemahaman makna.6 c. Buku Pendamping TAQUMA Untuk menunjang proses belajar-mengajar, perlu dibuatkan buku panduan yang bertingkat-tingkat sesuai dengan pokok bahasan dan jenjangnnya, fungsinya sebagai buku panduan dan latihan waktu belajar. Karena itu dibagi-bagi per-juz, yang setiap juznya merangkum muatan yang berbeda, model kedalaman air laut, semakin ke tengah semakin dalam dan luas. Dengan rincian seperti ini, maka diharapkan peserta didik bisa mempelajari ayat-ayat al-Qur’an langkah demi langkah secara mandiri. sehingga masalahnya terpulang pada kemauan dan kesiapan masing-masing. Sebagai upaya peningkatan kwalitas dan “Peserta Baca Peserta Paham, maka lembaga TAQUMA menyediakan sarana penunjang berupa materi buku panduan belajar dan buku pelengkap lainnya. 1) Juz 1 – Panduan & Latihan santri 2) Juz 2 – Panduan & Latihan santri 3) Juz 3 – Panduan & Latihan santri 4) Materi pelajaran TAQUMA YatimKU 5) Lembar peraga juz 1 6) Buku turunan kata surat al-Fatihah 6
Hasil wawancara penulis dengan ketua TAQUMA, H. Syarifuddin Radin, Lc. MEI.pada tanggal 18 Juni 2012
66
7) Buku turunan kata surat al-Baqarah 8) Hanya satu kali 9) Hanya dua kali 10) Hanya 3 dan 4 kali 11) Kata yang sudah menjadi bahasa. Indonesia 12) Buku saku bayan, sinonim dan asal kata 13) Pemahaman kata 14) Struktur kalimat dalam bahasa Arab 4. Pengawasan (Controlling) Pengawasan merupakan proses penentuan yang harus diselesaikan yaitu pelaksanaan dan penilaian pelaksanaan, bila perlu melakukan tindakan korektif agar supaya pelaksanaannya tetap sesuai dengan rencana. Sedangkan pengawasan yang dilakukan pada program pelatihan terjemah
Al-Quran
pada
lembaga
Terjemah
Al-Quran
Mandiri
(TAQUMA) ini dilakukan langsung oleh lembaga TAQUMA itu sendiri, sebagai pihak penyelenggara dan penanggung jawab program pelatihan terjemah Al-Quran ini. dalam tahapan evaluasi kinerja belajar mengajar yang sudah di ajarkan maka lembaga Terjemah Al-Quran Mandiri (TAQUMA) ini mengevaluasi secara klasikal atau individual, secara sporadis dan spontanitas, dari awal hingga akhir materi yang sudah dipelajari. Dengan cara para pengajar menyuruh peserta untuk meminta bantuan temannya untuk memegang buku panduan peserta dan peserta memegang buku
67
latihan pserta lainnya, kemudian peserta membaca terjemahnya tanpa ada teks terjemah dan diteliti oleh teman peserta yang melihat buku dengan terjemahnya. Hal ini penting dilakukan untuk mendeteksi sejauh mana keberhasilan pesetta dalam mengingat kata yang sudah peserta pelajari tanpa melihat teks terjemahan.7 Maka ketika para peserta yang sudah mempelajari tehnik dan metode pembelajaran terjemah ini baik dari tahapan awal sampai dengan tahap akhir akan diuji kemampuannya dan kelayakannya lulus atau tidaknya, bisa dan paham atau tidaknya belajar di Lembaga Terjemah AlQuran Mandiri dengan mengevaluasinya sebagai pengetahuan dan tolak ukur bagi para pengajar bahwasanya para pengajar di TAQUMA ini sudah benar-benar berhasil menjalankan kegiatannya dengan baik dan benar sesuai prosedur yang telah ditentukan sebelumnya. Maka dari seluruh uraian diatas penulis kemukakan terhadap pelaksanaan fungsi manajemen yang dilakukan oleh lembaga Terjemah Al-Quran Mandiri (TAQUMA), berdasarkan beberapa temuan yeng selama ini penulis kumpulkan bahwa penerapan fungsi manajemen yang dilaksanakan sudah cukup baik dan bagus. Terbukti dengan diadakannya beberapa langkah atau kegiatan yang dapat mendukung keberhasilan program pelatihan terjemah Al-Quran ini
7
Hasil wawancara penulis dengan ketua TAQUMA, H. Syarifuddin Radin, Lc. MEI.pada tanggal 18 Juni 2012
68
B. Penerapan Unsur Manajemen Pelatihan Terjemah Al-Quran pada lembaga Terjemah Al-Quran Mandiri Unsur manajemen merupaka suatu hal yang mutlak ada, khususnya dalam manajemen pelatihan terjemah Al-Quran pada lembaga Terjemah AlQuran (TAQUMA) di mana unsur manajemen pelatihan terjemah Al-Quran meliputi:8 1. Men (Pelatih/Ustadz) Unsur men (pelatih/ustadz) merupakan unscur yang sangat penting dalam sebuah kegiatan, khususnya kegiatan pelatihan terjemah Al-Quran karna tidak mudah dan tidak semua orang mampu menjadi pelatih apalagi dalam hal menerjemahkan Al-Quran dengan kaidah tatanan bahasa yang sebenarnya. Di mana men (pelatih) adalah pentransfer ilmu/pengetahuan kepada peserta latihan yang memang harus terjadi pada kegiatan ini. Maka dari pada itu dalam melatih peserta agar bisa memahami dan mengartikan Al-Quran kedalam bahasa Indonesia lembaga TAQUMA tidak bisa sembarangan memilih pelatih, maka harus benar-benar tenaga pelatih yang berkompeten, berintelektual dan berkualitas khususnya dalam pemahaman bahasa arab baik nahwu dan shorofnya sehingga tujuan dari visi misi pelatihan terjemah Al-Quran berjalan sesuai dengan apa yang diharapkan. Sedangkan tenaga pelatih yang berada di lembaga TAQUMA saat ini sudah ada tiga orang termasuk ketua lembaga TAQUMA itu sendiri yaitu 8
Hasil wawancara penulis dengan ketua TAQUMA, H. Syarifuddin Radin, Lc. MEI.pada tanggal 07 Mei 2013
69
H. Syarifuddin Radin, Lc. MEI beserta ke dua rekannya yaitu Ustadz Syamsudin Kisam, dan Ustadz Rahmat Wahyudin. 2. Material (Bahan Pelatihan) Bahan pelatihan pada pelatihan terjemah Al-Quran ini secara garis besarnya telah ditentukan oleh lembaga Terjemah Al-Quran Mandiri (TAQUMA) yaitu berupa buku panduan pelatihan terjemah Al-Quran dari juz I, II, dan III, yang pada tahap selanjutnya buku panduan peserta ini akan diterangkan dan diajarkan oleh pelatih kepada peserta sehingga akhirnya peserta memahami betul tentang buku panduannya baik dalam tahap awal proses pelatihan hingga tahap akhir pelatihan terjemah AlQuran. Dan buku panduan ini juga diadakan dan diberikan kepada peserta agar mempermudah para pelatih dan peserta dalam proses pelatihan terjemah Al-Quran dilembaga TAQUMA. 3. Machines (Mesin) Mesin adalah alat yang dipergunakan dalam proses manajemen pelatihan yang dalam hal ini adalah manajemen pelatihan terjemah AlQuran pada lembaga Terjemah Al-Quran Mandiri (TAQUMA), adapun mesin yang di pergunakan dalam proses pelatihan ini adalah leptop, microfone, speker (pengerras suara), infokus beserta layar infokus Di mana alat-alat ini merupakan alat pembantu yang dipergunakan oleh pelatih untuk menerangkan dan menjelaskan materi pembelajaran terhadap kegiatan pelatihan terjemah Al-Quran kepada para peserta yang mengikuti pelatihan tersebut.
70
Sehingga dengan adanya mesin ini pelatih dan peserta lebih cepat, mudah dan lebih efektif dalam melaksanakan proses kegiatan pelatihan terjemah Al-Quran di lembaga TAQUMA. 4. Methods (Metode) Metode merupakan cara yang dipergunakan oleh pelatih dalam melakukan proses belajar-mengajar. Dalam program pelatihan terjemah Al-Quran di lembaga Terjemah Al-Quran Mandiri (TAQUMA) ini metode dalam pengajaran Instruktur berusaha menggabungkan metode pengajaran dari ceramah lalu diskusi dan metode-metode yang lain yang disenangi santri,
Metode ini menggunakan bahasa Indonesia dan kedudukan tiap-tiap kalimat tidak dibaca secara bersamaan tetapi dibahas sesudah atau sebelum menerjemahkannya, selain itu metode ini juga telah dilengkapi dengan buku pegangan atau panduan untuk peserta berupa buku paket yang dapat dipelajari dan dibaca dan dipelajari sendiri oleh para santri. Keunggulan lain dari metode ini yaitu waktu pelatihan dan evaluasi lebih panjang dan evaluasi dilaksanakan terhadap semua peserta dimulai dari yang lebih pandai sehingga lebih memungkinkan untuk dilaksanakan metode pembelajaran secara tuntas dan pengajar tidak memberikan penjelasan yang panjang lebar tentang maksud dan kandungan ayat, tetapi lebih ditekankan kepada kemampuan peserta untuk menterjemahkan ayat-ayat tersebut. Dengan metode pengajaran seperti ini maka akan diperoleh dua keuntungan, yaitu pemahaman terhadap ayat-ayat Al-Quran dan yang kedua pengetahuan tentang tata bahasa Arab termasuk nahwu dan sharafnya yang merupakan bahasa Al-Quran. Metode ini dengan sampul dan lebel yang
71
baru ini telah banyak membawa perubahan yang besar terhadap minat masyarakat (umat Islam) untuk mempelajari dan memahami Al-Qur’an khususnya masyarakat pondok aren, bahkan program ini telah masuk ke perkantoran dan telah banyak diminati oleh orang-orang berdasi (umat Islam golongan ekonomi menengah keatas). 5. Money (Uang) Uang adalah unsur yang sangat penting dalam setiap kegiatan, tanpa unsur ini maka kemungkinan besar sebuah kegiatan tidak akan berjalan dengan maksimal. Uang merupakan alat yang menentukan ada tidaknya sebuah kegiatan maupun barang yang akan berlangsung dan akan dipergunakan. Karena dengan uang maka program pelatihan terjemah AlQuran pada lembaga terjemah Al-Quran Mandiri (TAQUMA) yang memang rutin dilakukan pada setiap pesertanya, seperti mengajarkan pelatihan terjemah dengan media buku panduan, alat-alat peraga pelatihan. Maka uang ini bisa didapat dari sumbangan sukarela masyarakat, kemudian dari pembelian buku panduan oleh peserta, dan pemberian uang sukarela terhadap pengajar karna tidak dikenakan biaya dalam arti di kenakan tarif harga, dan ada juga uang yang berasal dari donatur untuk menunjang biaya oprasional pelatihan. 6. Market (Peserta/mahasiswa) Market/pasar merupakan sasaran bagi sebuah produk atau jasa. Begitu juga pada program pelatihan terjemah Al-Quran di lembaga Terjemah Al-Quran (TAQUMA) ini, merket yang penulis maksud adalah
72
peserta pelatihan. Hal ini karena, peserta merupakan sasaran dari tujuan diadakannya program pelatihan terjemah ini. Di mana bagi setiap peserta diharuskan memiliki beberapa kriteria yang harus dipenuhi, seperti bisa membaca Al-Quran dengan baik dan benar sesuai kaidah tajwidnya, benarbenar serius dalam mempelajari pelatihan terjemah Al-Quran, memiliki mental dan keyakinan yang kuat dalam mengikuti pelatihan ini, kemudian juga memiliki wawasan keagamaan (Islam) yang memadai. Maka peserta pelatihan terjemah Al-Quran binaan lembaga TAQUMA sebanyak 600 orang yang terdiri dari 500 orang dari peserta kalangan guru TPA dan TPQ, 31 orang peserta dari kalangan santri yatimQu binaan TAQUMA, dan 69 orang dari kalangan majlis taklim Dari data yang telah penulis dapatkan dan paparkan diatas mengenai unsur-unsur manajemen pelatihan terjemah Al-Quran, maka penulis dapat menganalisis bahwa unsur-unsur manajemen pelatihan yang diterapkan oleh lembaga Terjemah Al-Quran Mandiri (TAQUMA) ini saling berkaitan erat dalam menciptakan dan mencetak manusia muslimin dan muslimat yang benar-benar bisa memahami dan mengartikan bahasa Al-Quran yang termasuk bahasa Arab kedalam bahasa indonesia dengan sebenar-benarnya sesuai dengan kaidah bahasa yang sesungguhnya, sehingga apa yang di ajarkan dalam pelatihan terjemah Al-Quran dapat dirasakan sepenuhnya sesuai dengan tujuan yang diharapkan baik bagi pelatih maupun peserta. Pengelolaan manajemen pelatihan terjemah Al-Quran ini sudah terlihat cukup baik, bisa dilihat dari segi men; (yang dalam hal ini adalah
73
pelatih/pengajar) yang dapat dikatakan sebagai subjek dari program ini, karena pelatih/pengajar yang melakukan dan membimbing dengan baik selama pelatihan sehingga pelaksanaan kegiatan pelatihan berjalan secara efektif, kemudian jika dilihat dari segi material (bahan pelatihan) dan machines;
yang merupakan alat bantu pendukung yang di pergunakan
sebagai media dalam proses belajar mengajar peltahihan terjemah Al-Quran, kemudian dari sisi metode; yang merupakan hal yang dipergunakan pelatih/pengajar dalam proses belajar/berlatih, sehingga metode ini dapat terealisasikan dengan baik sesuai pengaplikasian dan pengimplementasian terhadap peserta pelatihan terjemah Al-Quran, kemudian uang; yang merupakan penentu mengenai aktifitas proses dalam kegiatan pelaihan, dan terakhir adalah market/pasar (yang dalam hal ini adalah peserta) dapat dikatakan sebagai objek pelatihan, karena peserta yang dijadikan sasaran pelatihan terjemah Al-Quran pada lembaga Terjemah Al-Quran Mandiri.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan 1. Pelaksanaan manajemen pelatian terjemah Al-Quran Dari hasil pembahasan dan teori yang sudah penulis kemukakan di pembahasan sebelumnya, tentang penerapan manajemen pelatihan terjemah Al-Quran maka penulis dapat mengambil kesimpulan bahwa hasil temuan penulis tentang penerapan pengelolaan manajemen dalam pelatihan terjemah Al-Quran di lembaga terjemah Al-Quran mandiri (TAQUMA) sudah cukup dirasakan terorganisir dengan baik. Bisa dilihat dari proses perencanaan dengan penerapan yang cukup baik seperti dalam proses rekrutmen staf pengajar yang di proses dengan serangkaian tes kompetensi sebagai salah satu langkah untuk menghasilkan peserta yang mahir dalam menerjemahkan Al-Quran dengan baik dan benar, kemudian tahapan membuat metode praktis dalam inovasi pelatihan pengajaran terhadap pesertanya, sehingga dalam perencanaannya ini bisa berjalan dengan sebaik-baiknya. Jika dilihat dari segi penerapan pengorganisasian, TAQUMA sendiri melaksanakan kegiatan keorganisasiannya dengan dua hal yang pertama organisasi lembaganya antara ketua, manajer, beserta anggota sudah tersusun dan terjalin dengan cukup baik meski dirasakan belum maksimal. Kemudian yang kedua yaitu penerapan organisasi bagi para
74
75
pelatih terhadap peserta pelatihannya yang dapat dirasakan dengan baik dan benar sesuai yang diharapkan. Sedangkan
dari
segi
pelaksanaan
(penggerakan),
lembaga
TAQUMA ini mnerapkan sistem yang cukup terkordinir, baik pemberian tugas-tugas kepada anggotanya atau pelatih pengajaran terjemah Al-Quran serta pemberian materi kepada para esertanya sehingga peserta dapat merasakan manfaatnya dari pelaksanaan pelatihan terjemah Al-Quran itu sendiri. Dan terakhir dari segi pengawasan penulis berpendapat bahwa pengelolaan manajemen dalam penerapan pengawasan pelatihan terjemah Al-Quran yang ada sudah cukup bervariatif dan pengajarnya sesuai dengan kemampuan yang mereka bisa dan bertindak profesional sehingga tidak adanya kesalahan dalam menerjemahkan tulisan dan lafadz Arab dalam Al-Quran kedalam bahasa Indonesia sesuai tatanan kaidah yang sebenarbenarnya, sehingga proses pelaksanaan pembelajaranpun berlangsung efektif dan efisien dan pesertapun bisa memahami pelajaran tentang Terjemah Al-Quran yang telah di ajarkan oleh lembaga TAQUMA. Dari hasil penerapan evaluasi pelatihan terhadap pesertanya, ketika belajar maupun sesudah belajar di lembaga TAQUMA ini maka para peserta sudah mulai bisa mengartikan baik kata per kata (Lafzhiyah) dalam bahasa arab Al-Quran di terjemahkan secara mandiri kedalam bahasa indonesia dengan baik dan benar sesuai kaidah dan tatanan bahasa, tanpa didampingi pembimbing atau pengajar yang ada di lembaga TAQUMA tersebut.
76
2. Unsur-unsur manajemen yang mendukung Penerapan unsur-unsur manajemen yang dilakukan oleh lembaga TAQUMA ini, maka penulis menyimpulkan bahwasanya pelaksanaan dalam kegiatan pelatihan terjemah Al-Quran dari segi men (pelatih) yang cukup memadai dari segi kualitas maupun kuantitasnya, meskipun lembaga ini hanya memiliki sedikit pelatih namun apa yang dihasilkannya dapat dirasakan dengan baik oleh para peserta pelatihan terjemah AlQuran tersebut, kemudian dari segi material (bahan pelatihan) yang cukup memadai dan cukup modern sehingga proses pembelajaran dalam pelatihan terjemah Al-Quran dapat disampaikan dengan sebaik-baiknya. Sedangkan penggunaan methods (metode) inovasi yang dilakukan oleh lembaga ini cukup bisa dirasakan manfaatnya bagi para pelatih maupun peserta terjemah Al-Quran, karna dengan adanya metode ini para peserta bisa lebih cepat mengartikan lafadz yang terdapat didalam AlQuran kedalam bahasa indonesia sesuai dengan kaidah yang sebenarnya. Sedangkan mesin yang digudakan dalam proses penyampaian pelatihan kepada para peserta menggunakan mesin-mesin yang modern simpel dan mudah digunakan, sehingga mesin ini sanagat mendukung sekalai dari segi penyampaian materi pelatihannya. Sedangkan yang terakhir adalah penerapan money (uang) dan market (peserta), uang sebagai modal awal yang dilakukan untuk menunjang kegiatan tersebut, dana tersebut dihasilkan dari kas TAQUMA maupun pemberian Infak yang bersifat sukarela yang diberikan peserta kepada
77
pelatihnya. kemudian market disini adalah sasaran dari pada pelatihan terjemah Al-Quran itu sendiri yang penulis simpulkan bahwasanya pesertanya cukup banyak peminatnya meski penerapan pemasarannya tidak terlalu banyak. Dari penerapan manajemen pelatihan terjemah Al-Quran yang telah dilakukan lembaga TAQUMA ini maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Lembaga TAQUMA ini bisa menghasilkan atau mencetak peserta dan pelatih (pengajar) yang benar-benar menguasai Al-Quran baik dari segi bacaan (lafadznya), nahwu shorofnya. dan bukan hanya itu saja, para pesertapun sudah bisa mengartikan ayat demi ayat dengan sendirinya, dan bahkan ketika para peserta sudah selesai dinyatakan lulus oleh lembaga TAQUMA maka para peserta ini pun bisa mengajarkan kepada para peserta yang baru atau masyarakat yang ingin mempelajari terjemah AlQuran. Maka dari pada itu penulis menyatakan bahwasanya lembaga Terjemah Al-Quran Mandiri (TAQUMA) dalam kegiatan pelatihan terjemah Al-Quran telah menjalankan dan melaksanakan pengelolaan manajemen pelatihan dengan cukup baik sesuai dengan visi dan misi yang telah ditentukan sebelumnya, karna lembaga ini sangat menunjang demi kepentingan umat islam.
78
B. Saran 1. Kepada pihak Lembaga Terjemah Al-Quran Mandiri penulis menyarankan untuk menambah pengajar (pelatih) untuk menghindari tumpang tindih tugas atau wewenang, dan untuk peningkatan kualitas SDM agar diadakannya pelatihan-pelatihan kepada para calon pengajar (pelatih) terjemah Al-Quran mandiri sehingga kemampuan para pengajar (pelatih) dalam menterterjemahkan Al-Quran semakin bertambah baik dari segi penerjemahan bahasa Arab ke dalam bahasa Indonesia, agar bisa lebih paham betul dengan tatanan nahwu shorofnya, sekaligus makna dari ayat dan isi kandungan surat yang tedapat di dalam Al-Quran sendiri. 2. Karena banyaknya kompetitor yang ada, maka Lembaga Terjemah AlQuran Mandiri harus lebih meningkatkan program-program yang sudah ada dan mencari serta membuat program-program baru sebagai daya tarik bagi para calon peserta yang ingin belajar di lembaga TAQUMA. 3. Harus lebih baik lagi dalam memberikan palayanan kepada para pesetta, baik dari segi metode pengajaran, tahapan-tahapannya maupun sarana dan prasarana dalam pencapain tujuan dakwahnya. 4. Hendaknya agar selalau menjaga konsistensinya dalam memberikan pemahaman tentang Al-Quran dan pemberian motivasi baik kepada para pengajar, anggota organisasinya, maupun pemberian motivasi kepada para peserta agar mereka lebih bersemangat dalam menyampaikan pelatihan terjemah Al-Quran.
79
5. Penulis menyarankan dalam penyampaian materi kepada para santri setidaknya lembaga TAQUMA harus benar-benar berperan umtuk meneliti atau meninjau kembali evaluasi belajar kepada santrinya sehingga mereka benar-benar bisa, paham , dan mengerti tentang apa yang telah di ajarkan sehingga manfaat dan tujuan dakwahnya benar-benar telrealisasikan dengan baik dan benar. 6. Dari segi pemasarannya penulis menyarankan untuk lebih giat lagi dalam memasarkan produk metode terjemah Al-Quran yang berada di lembaga terjemah Al-Quran Mandiri kepada seluruh lapisan masyarakat islam khususnya, baik pemasaran melalui
media elektronik maupun cetak,
seperti iklan di televisi, radio, koran, majalah, pamplet, spanduk-spanduk, dan brosur sehingga masyarakat lebih mengetahui tujuan dan manfaat dari pada
lembaga TAQUMA ini, hingga akhirnya bisa mendorong dan
menggugah minat para calon santri yang ingin menimba ilmu di lembaga TAQUMA. 7. Kepada pihak Lembaga Terjemah Al-Quran (TAQUMA) penulis menyarankan untuk bekerjasama dengan pemerintah setempat agar peranan
dalam
penyampaian
media
dakwahnya
benar-benar
terealisasiakan dengan baik karna dengan adanya dukungan dari pemerintah maka akan lebih menunjang tujuan dakwahnya baik dari segi dukungan moral maupun materil, sehingga bukan hanya kalangan masyarakat yang mampu maupun perkantoran kelas menengah keatas atas saja yang dapat merasakan manfaat dan hasil dari proses pelaksanaan
80
terjemah Al-Quran ini akan tetapi golongan kelas menengah kebawahpun bisa merasakannya sehingga lembaga terjemah Al-Quran ini bisa mensosialisasikan visi dan misi secara menyeluruh baik kepada lapisan strata sosial atas maupun bawah.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad, Amrullah, Dakwah Islam Sebagai Ilmu: Sebuah Kajian Epistemologi dan Struktur Keilmuan Dakwah, (Medan: Makalah, 1999). Anoraga, Panji, Manajemen Bisnis (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2004), Cet. ke-2. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1994), Cet. ke-2. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka 1997). Efffendi Mochtar, E.K., Manajemen Suatu Pendekatan Berdasarkan Ajaran Agama Islam, (Jakarta: Bharata Karya Aksara, 1996). Fathoni, Abdurahman, Organisasi dan Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: PT. Rineka Cipta), cet ke-1 Hamalik, Omar, Pengembangan Sumber Daya Manusia Manajemen Pelatihan Ketenagakerjaan (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2005). Handoko, T.Hani, Manajemen, (Yogyakarta: BPFE, 2003). Handropuspito, D., OC., Sosiologi Sitematik, (Yogyakarta: Penerbit Kanisius, 1989). Hardjana, Agus M, Training SDM yang Efektif, (Yogyakarta: Kanisius, 2001), Cet. ke-1. Hasibuan, Malayu S.P. Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: Jakarta: Bumi Aksara, 2007). Hidayatulloh, Moch Syarif, Diktat Teori dan Permasalahan Terjemah, (Jakarta: 2007). http://bintangkecil44.blogspot.com/2012/10/manfaat-dan-tujuan-manajemen.html http; bloger.re.or.id/definisi-alquran.htm Ilaihi wahyu, dan M. Munir, Manajemen Dakwah, (Jakarta: Kencanna Prenada Medi Grup, 2009), Cet. ke-2. John H. Jackson, dan Robert L. Mathis, Human Resource Managemen: Majaemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta: Salemba Empat, 2006).
Kamus Besar Bahasa indonesia, Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, (Jakarta: Balai Pustaka, 1988), Cet. ke-1. Lexy J.Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Rosdakarya, 2002). Machali, Rochayah, Pedoman Bagi Penerjemah, (Jakarta: Gramedia, 2002). Mangku Negara, AA.Anwar Prabu, Manajemen Sumber Daya Perusahaan (Bandung: Rosda Karya, 2000). Massie, Josephl, Dasar-dasar Manajemen, (Jakarta: Erlangga, 1985), Cet. ke-3. N. Grooss, W.S Mason, and A.W. Mc Eachern. Ex ploritations In Role Analiysis, dalam david Barry, Pokok-pokok dalam sosiologi, (Jakarta: Raja Grafindo Persada). Notatmojo, Soekidjo Man, Pengembangan Sumber Daya Manusia, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2004). Pangabean, Mutiara S. Manajemen Sumber Daya Manusia, (Bogor: Ghalia Indonesia,2004), cet. ke-2. Rosidah, dan Ambar Teguh Sulistiyani, Manajemen SDM Konsep, Teori dan Pengembangan dalam Konteks organisasi public, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2009). Sarwono, Sarlito Wirawan, Teori Psikologi Sosial (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003), Cet. ke-8. Soekanto, Soerjono, Sosiologi Suatu Pengantar, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2002), Cet. ke-8. Stoner James A.F, Sindoro Alexander, Manajemen, (Jakarta: PT. Bhuana Ilmu Popular, 1996). Sugeng Hariyanto, dan Zuchrudin Suryanwinata, Translation Bahasa Teori dan Penuntun Praktis, (Jakarta:Kanisus). Sugiono, Metodologi Penulisan Administrasi, (Bandung; Penerbit Al-fabeta, 2005). Sutrisno, Hadi, Metodologi Riset II, (Yogyakarta: Yayasan Penerbit Fakultas Psikologi UGM, 1984). Syihabudin, Penerjemahan Arab-Indonesia, (Bandung: Humaniora,2005). Tahzil dan J.Panglaykin, Manajemen Suatu Pengantar, (Jakarta, Ghalia Indonesia, 1999), cet. ke-15.
Wasito, Drs. Hermawan, Pengantar Metodologi Penelitian, (Jakarta. Gramedia Pustaka Utama,1995). WJS, Poerwadarmita, Kamus Modrn, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2003), Cet. ke-8. Yusuf, Suhendra, Teori Terjemahan, Pengantar ke Arah Pendekatan Linguistik dan Sosiolinguistik, (Bandung: Mandar Maju, 1994), Cet. 1.
BUKTI WAWANCARA
Nama
: H. Syarifudin Radin, Lc., M.E.I.
Jabatan
: Ketua Lembaga TAQUMA
Tanggal
: 7 Mei 2013
Tempat
: Lembaga TAQUMA, Kecamatan Pondok Aren
1. Bagaimana proses terbentuknya Lembaga Terjemah Al-Quran Mandiri (TAQUMA) Laa Tahzan? Jawab : Awal terbentuknya Lembaga TAQUMA Laa Tahzan adalah dilatarbelakangi oleh kondisi masyarakat yang masih belum lancar membaca Al-Quran, khususnya untuk metode penerjemahan agar masyarakat memahami esensi nilai-nilai yang ada di dalam Al-Quran. Mulai didirikan sekitar 4 tahun lalu, yakni berkisar tahun 2009 sebagai salah satu wadah untuk mengadakan kegiatan belajar mengajar dan juga membantu para anak yatim piatu dengan menyediakan tempat tinggal atau pesantren. 2. Apa tujuan didirikannya Lembaga TAQUMA? Jawab : Lembaga TAQUMA Laa Tahzan memiliki beberapa tujuan, yang pertama untuk memberikan pencerahan dan pencerdasan kepada umat islam terhadap kitab suci Al-Quran. Kedua untuk memperkuat keimanan dan kecintaan kaum muslimin terhadap kitab suci Al-Quran. Ketiga untuk mempersiapkan insan-insan Qurani yang mampu memahami, menghayati, dan mengamalkan ajaran agama islam dalam segala aspek untuk meningkatkan etos kerja umat islam sebagai Khairah Ummah (umat yang terbaik). Untuk memberikan pembekalan terhadap umat islam dalam menghadapi dampak negatif dari era globalisasi. Untuk engaktualisasikan nilai-nilai Al-quran dalam kehidupan masyarakat, bangsa dan negara. Untuk menyemarakan syiar islam dalam masyarakat yang merupakan kewajiban kaum muslimin. 3. Bagaimana proses penerapan fungsi manajemen dari segi perencanaan (planning), organisasi (organizing), penggerakan (actuating), dan pengawasan (controlling) yang dilakukan oleh Lembaga TAQUMA dalam penerapan pelatihan terjemah Al-Quran? Jawab :
pengelolaan manajemen secara spesifik Lembaga TAQUMA dalam
penerapan fungsi manajemen terhadap proses terjemah Al-Quran di lembaga Taquma dapat dilihat dari segi perancanaan yang cukup jelas dari mulai memilih para pelatih atau pembimbing pembelajaran terjemah Al-Quran yang cukup memenuhi pesyaratan seperti sudah menguasi ilmu terjemah bahasa arab kedalam bahasa Indonesia,
kemudian segi pengajarannyapun cukup baik sehingga para peserta dapat merasakan manfaatnya, kemudian segi perencanaan terhadap peserrta harus sudah bisa membaca Al-Quran dengan cukup baik dan benar dari segi tajwid dan mmakhrojul khurufnya, sehingga proses penerjemahan kepadanya berjalan secara efektik dan cukup maksimal. Jika dilihat dari segi pengorganisasian yang kami lakukan adalah terhadap anggota pelatih TAQUMA dengan para pengajar, karena kami mengelola organisasi hanya sebatas adanya ketua dan staf-staf dengan kegiatan-kegiatan mengajarkan terjemah Al-Quran kepada peserta yang ingin belajar di lembaga TAQUMA, menyambung kebagian pelaksanaan yang kami lakukan menerapkan system “ Peserta Baca dan peserta Paham” dalam arti pelaksanaannya dengan menggunakan metodemetode terjemah Al-Quran yang kami rangkai sebaik-baiknya dan diajarkan kepada peserta maka peserta harus bisa, paham dan mengerti apa yang diajarkan, sehingga fungsi dan tujuan TAQUMA dapat terealisasikan dengan baik. Kemudian dari segi akhir pengawasan tentunya kami para pelatih mengawasi peserta didik yang kami latih dengan sejauh mana mereka menguasai pelatihan terjemah Al-Quran yang telah kami ajarkan dengan cara mengetesnya satu persatu dan peserta membaca lafadz arabnya serta langsung diartikan kedalam bahasa Indonesia dengan sebaik-baiknya, dan jika masih ada yang belum mengerti dan belum bisa kami pun akan terus mengontrolnya sampai mereka benar-bisa dan menguasai pelatihan yang telah kami ajarkan sebelumnya. 4. Apa saja unsur-unsur manajemen yang diterapkan oleh lembaga TAQUMA? Jawab : unsurnya yang pertama seperti pelatih (men) yang cukup memadai meskipun hanya sedikit tapi cukup berkualitas baik dari segi penguasaan bahasa arab, penguasaan Al-Quran, penguasaan bahasa Indonesia, dan segi pengajarannya terhadap peserta pelatihan terjemah Al-Quran. Kedua adalah mesin (mesin peraga) yang cukup modern dan canggih sehingga peserta pelatihan dapat disampaikan dengan sebenarbenarnya, seperti microphone, speker, dan lain-lain yang bisa anda liat dalam proses pelatihan, ketiga dari segi money (uang) disini kami memiliki cukup dana meskipun tidak besar untuk menunjang kegiatan pelatihan terjemah Al-Quran, baik dari dan pribadi, pemberian sukarela (sumbangan dari seorang dermawan), maupun pembayaran dari peserta yang memang bersifat sukarela dan tidak dipatoki harganya sekian dan sekian. yang ke empat yaitu market (peserta), market disini yaitu peserta, karna peserta merupakan sasaran dari pada pelatihan terjemah Al-Quran, maka sudah pasti tanpa adanya peserta maka pelatihanpun tidak akan berjalan. Kemudian yang ke
lima yaitu metode pelatihan terjemah yang sebelumnya sudah dijelaskan sebelumnya. Lantas yang ke lima yaitu
yang telah dijelaskan sebelumnya. Dan yang terakhir
adalah material (bahan peraga), kami membuat dan menggunakan buku panduan peserta dan pelatih untuk menunjang kegiatan pelatihan terjemah Al-Quran baik berupa buku panduan juz satu, dua, dan tiga. Dan nantinya akan dijelaskan kepada peserta pelatihan. 5. Bagaimana bentuk sosialisasi Lembaga TAQUMA Laa Tahzan kepada masyarakat? Jawab : Bentuk sosialisasi pengenalan Lembaga TAQUMA Laa Tahzan adalah antara lain melalui internet dan mengandalkan kepercayaan masyarakat setempat untuk mempromosikan Lembaga TAQUMA Laa Tahzan kepada kerabat dan kenalannya. 6. Bagaimana metode pembelajaran di Lembaga TAQUMA Laa Tahzan? Jawab : Ada beberapa tahapan pembelajaran untuk program terjemah Al-Quran, antara lain dengan tahap membaca Al-Quran seperti biasa, kemudian baru melanjutkan ke tahapan mengartikan kata demi kata (harfiah), selanjutnya melalui tahapan rumus merah, yakni memahami kata yang mengandung unsur nahwu dan shorofnya, kemudian yang terakhir adalah tahap sintetik, yakni menerjemahkan rangkaian kata demi kata agar bisa lebih memahami terjemahan Al-Quran secara utuh. 7. Dilihat dari sisi apa metode pembelajaran terjemah di Lembaga TAQUMA bisa disebut sebagai lembaga khusus dalam bidang pelatihan terjemah Al-Quran? Jawab : Nilai pemahaman dalam program terjemah Al-Quran ini bisa dilihat dari segi penerjemahan kata per kata yang sarat akan nilai-nilai keislaman, dengan santri (peserta) memahami arti kata demi kata di dalam Al-Quran, maka santri akan bisa memahami lebih dalam tentang nilai-nilai Al-Quran yang diajarkan dalam kitab terakhir umat islam ini, meskipun membutuhkan waktu yang agak lama untuk memahami makna Al-Quran secara keseluruhan, namun program ini cukup membantu melestarikan pemahaman tentang Al-Quran seutuhnya..
H. Syarifudin Radin, Lc., M.E.I
Ketua TAQUMA
PROSES PELATIHAN TERJEMAH AL-QURAN BAGI PESERTA (SANTRI) YATIMKU BINAAN LEMBAGA TERJEMAH ALQURAN MANDIRI (TAQUMA)
Almost Paradise achimboda deo nunbusin Nal hyanghan neoui sarangi onsesang da gajindeutae In my life nae jichin sarme kkumcheoreom Dagawajun ni moseubeul eonje kkajina saranghal su itdamyeon Neoui soneul japgoseo sesangeul hyanghae himkkeot sorichyeo Haneureul georeo yaksokhae yeongwonhi ojik neomaneul saranghae Bamhaneul byeolbitgateun uri dulmanui areumdaun kkum Paradise Neowa hamkkehandamyeon eodideun gal su isseo to the my Paradise Neoreul irheotdeon sigangwa geuapeum modu daijeobwa Ijebuteo sijagiya neowa hamkke Tteonaboneun geoya dallyeoganeun geoya loving you forever Almost Paradise taeyangboda deo ttaseuhan Nal boneun neoui nunbicheun onsesang da
gajindeutae In my life nae jichin sarme biccheoreom Dagawajun ni sarangeul eonje kkajina ganjikhal su itdamyeon You are All of my love! You are All of my life! lyricsalls.blogspot.com Nae modeungeol georeoseo naneunneoreul saranghae! Jeo pureunbada gateun uri dulmanui areumdaun got Paradise Neowa hamkkehandamyeon eodideun gal su isseo to the my Paradise Neoreul irheotdeon sigangwa geuapeum modu daijeobwa Ijebuteo sijagiya neowa hamkke Tteonaboneun geoya dallyeoganeun geoya loving you forever Almost Paradise achimboda deo nunbusin Nal hyanghan neoui sarangi onsesang da gajindeutae
In my life nae jichin sarme kkumcheoreom Dagawajun ni moseubeul eonje kkajina saranghal su itdamyeon Cheonsagateun ne misoga gadeukhan uri nagwone Neomaneul wihan kkotteullo yeongwonhi chaewo dulkkeoya Almost Paradise taeyangboda deo ttaseuhan Nal boneun neoui nunbicheun onsesang da gajindeutae In my life nae jichin sarme biccheoreom Dagawajun ni sarangeul eonje kkajina ganjikhal su itdamyeon Eonjekkajina saranghal su itdamyeon
*.#
KEMENTERIAN AGAMA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA FAKULTASILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI Jl. Ir. H. JuandaNo. 95 Ciputat1,s41,zlndonesia
Telepon/Fax : (021,)7a327'28/ 74703580 ac.id E-mail: dakwah@fdk-uinjakarta Website : ww.fdkuinjakarta.ac.id,
3la9 I 1 non Nomor: Un.01/F5/KM.01 Lamp :1(satubundel) Hal : BimbinganSkripsi
LLMei2\I2 Jakarta,
Kepada Yth. Dr. Wahib Mu'thi, MA DosenFakultasIlmu DakwahdanIlmu Komunikasi UIN SyarifHidayatullahJakarta
Assalamu'alaikum Wn Wb. Bersamaini kami sampaikansebuahout line skipsi yang diajukan oleh mahasiswa FakultasIlmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakaft sebagai berikut, Mochammad Zainal Muttaqin Nama 1 0 8 0 5 3 0 0 0 80 1 Nomor Pokok Jurusan/Semester ManajemenDakwah (MD) / VIII PerananLembaga Terjemah Al-Qur'an Mandiri (TAQUMA) Judul Skripsi sebagaiMedia Dakwah di KecamatanPondokAren, Kami mohon kesediaannya untuk membimbing mahasiswa tersebut dalam penyusunalldan penyelesaianskripsinya dalam waktu yang tidak terlalu lama. Atas perhatian dan kesediaannyakami sampaikanterirria kasih. Wassalamu'alaikumWr. Wb. an.
'{mban DekanBid\png Akademik \..
@t
5
6
MAS 1 9740903199603 001
Tembusan: 1.Dekan 2. KetuaJurusanManajemenDakwah(MD) Ilmu DakwahdanIlmu Komunikasi lltcuttas
dti:
ahidin Sapu
tsr/
w wwwb4
wwww
KEMENTERIAN AGAMA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIFHIDAYATULLAH JAKARTA
FAKULTAS ILMU DAK TAH DAN ILI\{U KON'{UNIKASI : (021)7132728/ 7470-1580 TeleponT'Fax
ll. Ir. H. JuandaNo. 95 Ciputat 15412Indonesia
Nomor : Un.01/F5/KM.01 .3dqq L a m p . : l ( S a tu )b u n d e l Hal
D012
l \ ' e b s i t e: r w r r v . f d k u i n j a k a r i a . a ci d , E - m aj l : d a k r " ' a h 0 f . l k . u i n i a k a r l a . a c . i d
Jakar ta.?V\lei 1012
: PenelitianAilaryancara
Kepada Yth. Pimpinan LembagaTerjemahAlqur6n Mandiri (TAQUMA)
Assalantu'al aikunt IVr. lI/b. Dengan hormat bersama ini kami sampaikan bahrva mahasisrvaFakultas llmu Dakwahdan llmu KornunikasiUIN SyarifHidayatullahJakartadi barvahini, Nama Nomor Pokok Jurusan/Semester
: Moch.ZainalMuttaqin : 108053000018 Dakrvah(MD) / VIII : Manajemen
bermaksud melaksanakanpenelitiarVqawancarauntuk bahan penulisan skripsi yang berjudul Peranan Lembaga Terjemah\,Al-Qurdn Mandiri (|AQUMA) sebagai Media Dakwah di KecamatanPondok Aren. Sehubungandengan itu, kami memohon kepada Bapak/Ibu/Sdr. kiranya berkenan dimaksud. menerima mahasiswakami tersebutdalam pelaksanaanpenelitiany'wawancara Atas perhatiandan perkenannyakami ucapkanterima kasih.
l(assalamu'alaikumW, .Wb.
Dekan,
bhan,MA 'I, i off' l0 199303 .
iio='
Tembusan: l. PembantuDekanBidangAkademik 2. KetuaJurusanManajemenDakwah(MD) FakultasIlmu Dakwatrdan Ilmu Kornunikasi -^--.."'-
'*Gf
YAYASAN
r! Yatlm K U
Nomor
Lampiran Prihal
PondokAren,26 Mei 2013
. 135/PAYKU/V/2013 : I lembar : SURAT PERNYATAAN
Kepadayangterhormat FAKTILTAS DAICWATIDAN KOMUNIKASI JUR[ISAN MANAJEIVTENDAKWAH DiTempat Wr. Wb. Assalamualaikum Denganberdasarkansurat keteranganDekan F'akultasDakwahdan KomunikasiUIN SyarifHidayatullahNomor:Un.0I /F5lKM.0| .3/2499l2A12" Kami selakulembagaTAQUMA menerimadan mengizinkankepadamahasiswa: Nanu NIM Jurusan/ Semester Fakultas Universities
: MochammadZairla,lMuttaqin : 108053000018 : ManajemenDakwah/ X : Dakwahdan Komunikasi : UIN Syarif HidayatullahJakarta
Untuk melakukanpenelitianatau observasidi lembagaTerjemahAl-Quran Mandiri (TAQUMA) sebagai bahan penulisan skripsi dengan judul *Manajemen Pelatihan Terjemeh Al-Quran l,embegr Terjemah Al-Quran Mandiri (TAQUMA)'yang dimulai padatanggal 24 Mei 2A12,. Demikian surat ini kami buat dengan sebenarnyauntuk digunakan sebagaimana mestinya. Mengetahui SekertarislembagaTAQLJMA
Ketua LembagaTAQUMA
3r* RahmatWahytdin
SyarifudinKisanl Lc., M.E.I.
l1
h,.1 YAYASAN
!! Yatlm K U
Nomor Lampiran Prihal
: 136/PAYKU/V n0l3 : I lembar : SURAT PERNYATAAN
PondokAren,26 Mei2013
Kepadayang terhorrnat FAKULTAS DAICWAII DAN KOMUNIKASI JURUSANMANAJf,MEN DAKWAH DiTempat Wr- Wb. Assalamualaikum Dengan datangnya surat ini kami selaku lembaga Terjemah Al-Quran Mandiri (TAQ U MA ) menyatakan bahwasanya:
Nama NIM Jurusan/ Semester Fakultas Universities
Zaiml Muttaqin : Mochammad : 108053000018 : ManajemenDakwah/ X : Dakwahdan Komunikasi : UIN Syarif Hidayatullah lakarta
Mahasiswa tersebut benar adanya telah melaksanakanpenelitiannya/observasidi lembagaTerjemahAl-Quran Mandiri (TAQUMA) yang beralamatdi Jl. Swadaya[I Bintaro 9, Rt.004/003,Kel. Pondok Pucung, Kec. Pondok Aren. Kota TangerangSelatan.Yang digunakansebagnibahanpenllisan skripsi dengnnjrdul *Manajemen Pelatihan Terjemah Al-Quran Lembaga Terjemah AlQuran Mandiri (TAQUMA)' yang dimulai pada tanggal 24lvlei 2012. dan dapat Demikian surat pernyataffi ini kami buat dengan sebenar-henar-Nva, mestinya. digunakansebagaimana Wassalamualaikum Wr.Wb.
Mengetahui SekertarislembagaTAQ{JMA
RahmatWahyrdin
PEMBRINTAH KOTA TAI{GERANG SELATAN DINASSOSIAL,KETENAGAKERJAAN DAN TRANSMIGRASI SURAT TANDA DAFTAR YAYASAN/ORSOS Nomor :46o/ 9\9 - la/BANJAMSos/il/2013 BerdasarkanUndang-undangNomor 5l Tahun 2008 terbentuknyaKota TangerangSelatan. Provinsi Banten dan Peraturan Walikota Tangerang Selatan Nomor I I Tahun 201 I tentangTugas Pokok, FungsiDinas Sosial,Ketenagakerjaan dan Transmigrasi. Sesuaidengan : l.
[Jndang-undang No.28 Tahun 2004 tentangPerubahanUndang-undang No. l6 Tahun 2001 tentang Yayasan; dan
2. Undang-undangRI No. I I Tahun 2009 tentarrgKesejahteraan Sosial,Bab Vlll, Pcndafraran dan Perijinan LembagaKesejahteraanSosialPasal46 avar il), sebagaimanadiaturCaiam siii-at KeputusanMeitteri Sosial RI Nomor : 40/H[JVKEPIX/1980 tanggal I Uktober 1980. 3. PerdaProvinsi No. 8 Tahun 2010 tentangPenyelengaraan Kesejahteraan Sosial Dengan ini Kepala Dinas Sosial. Keterragakerjaandan Transmigrasi Kota Tangerang Selatan menerangkanYayasan/Organisasi SosialTersebutdiba',vahini :
NamaYayasan/ ORSOS
faqwna latimJ{u ^C.aalafizan tsinta:ro 3{. Syarifudin ?.adh" -tc., JI4.T.L
NamaPimpinan Akte Notaris - Notaris - Nomor - T'anggal
zo Desem.Oer2oit
Alamat
Jt
JenisKegiatan
I'funvahiden
ZaLar;a Isnaini. SJ{.
lll
Syadaya II tsintaro g, ti(.ooa/ooE K.e[. "on^dot. }Qc. ?on^doftAren K.oialangerang Sefatan "unnq t ,C.emhagaSosiaf : z. SCeagamc.e:n
Telah terdaftarpadaDinas Sosial,Ketenagakedaan dan TransmigrasiKota 1'angerangSetatan denganNomcr Register:It /BANJA"VISOSIM0I3 Berlakuterhitungmulaitanggal: 27 - 02 - 2O1A _$ampai dengan
27-02-20t5
Dikeluarkan di Padatanggal
TangerangSelatan 2 7- 0 2 , - 2 0 t 3
la Dinas
'qiaandan Transmigrasi
ina,lYl a ntar)t
lnnlr\?
I
nnz
DAF'TAR RIWAYAT HIDUP PENDIRI LEMBAGA TERJBMAH ALQURAN MANDIRI (TAQUMA) Nama TempaVtgllahir Alamat
: H. SyarifuddinRadin,Lc., M.E.I. : Tangerang,0gJuni 1978 : PondokPesanfen YatimKU & Dhu'afa LaaTahr.anBintaro Bintaro JayasektorIX, Kp. Utan 03/04Pd. Pucung,Pd. Aren, TangerangSelatan- Banten :08175130569
Hp Riwavat a Y a Pendidika I n: No. PENDIDIKAN I
2 J. A
+.
5.
SDN. SawahBaru - Tangeranq MTs. Baitissalmah- Tangerang MAK. Al-Masturiyah - Sukabumi UniversitasAl-Azhar - Kairo PPSIAIN SunanAmpel - Surabaya
TEMPAT Banten Banten JawaBarat Mesir JawaTimur
Pengalaman m a n Organisasidan an Pelatiha anhan: No. Organisasidan Pelatihan l . Redaktur Buletin Risalah Forum Studi (FSSM Sumatra-Mesir 2 . Staf Adminishasi Kelompok Bimbingan BelajarAl-Syatibi Center Redakhr Buletin Fajar, Keluarga Pelajar Jakarta(KPJ) 4 , PelatihanJurnalistikRepublikadan ICMI 5 . Pelatiha:rManagemen Zakat 6 . KetuaBimbingan Bhs. Arab Al-Svatibi Center PelatihanKaiian KeislamanJerrnanOnW\ 8.,, Pelatihan Terjemah Lafdziyah Al-Qur'an LPIQ dan MAS Al-Akbar 9. PelatihanTahqiq al-Kutub DEPAG 1 0 , Devisi Dakwah Al-Masri Jawa Timur 1 i Direktur Pusat TAQUN4A Terjamah al-Qur'an Mandiri 12. Pengasuh Pondok Pesantren al-Barkah Ku tawaringin-Mande-Ciani ur l 3 Pengasuh Pondok Pesanffen YatimKU & Dhu' afa Laa T ahzanBintaro -Tangsel t 4 Team asatidzMaitis Dhuhanasional(MDN) l 5 Dosen STAISA (S€kolah Tinggi Agama Islan Shalahuddinal-Awubi) a J.
1
TAHUN LTJLUS 1990 1994 1997
2003 2005
Tempat
Periode
Kairo
1999-2002
Kairo
200t -2002
Kairo
2001-2a02
Kairo Kairo Kairo JawaBarat Jawa Timur
2001 2001 2002-2003 2A05-2007 2007
Jakarta JawaTimur Tangsel
2007 2007-2008 2008-
JawaBarat
2008-2009
Banten
2009-
Banten Jakarta
20102010-
Demikian daftar riwayat hidupini dibuat dengansebenarnya. Tangsel,09-01201I H. Svarifudin Radin.. Lc.. M.E.I.