Manajemen Komunikasi Interpersonal antara Guru dan Siswa dalam Proses Penerapan Pendidikan Karakter di Kelompok Bermain Islam Al Azhar 28 Solo Baru
Dhea Rahayu Putri Surisno Satrio Utomo
Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret Surakarta
Abstract
This research to describe the management of interpersonal communication between teacher and student in Islamic Play Group Al Azhar 28 Solo Baru in the process of implementation character education. In addition, this research to determine the factors supporting the achievements, obstacles and solution that faced Islamic Play Group Al Azhar 28 Solo Baru in the process of implementation of character education. This research uses qualitative methodology is descriptive qualitative research focusing on teachers and studens. This research data is the result of interviews and direct observation on the object of research. This research uses the theory of interpersonal communication where the implementation of character education through the direct approach with student and giving examples and habituation which is expected to change the attitudes of students in accordance with the expected. Many cases of theft, violence to abuse by children, is a picture of the reality of declining quality of character in children. This would make anyone who knows this news, sad. Therefore, character education is very important applied to children early, because through character education from an early age, children are more directed to the positive things through habituation character values. Islamic Play Group Al Azhar 28 Solo Baru is one of attention to school education in children’s character. This school is doing its part to optimize the golden age of child. So that the application of this method in Islamic Play Group Al Azhar 28 Solo Baru successfully delivered the nation’s next generation of character, moral, intelligent, active, creative, brave, achievement, confidence and responsibility. Keywords: descriptive qualitative, interpersonal communication theory, character
1
Pendahuluan Komunikasi merupakan aktivitas dasar manusia. Karena pada hakikatnya manusia adalah makhluk sosial dan saling berkegantungan, manusia tidak dapat hidup sendiri mereka saling membutuhkan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Untuk itu dibutuhkan komunikasi untuk memperlancar segala aktivitas manusia. Komunikasi akan berjalan dengan lancar dan berhasil apabila proses itu berjalan dengan baik. Komunikasi memiliki beberapa fungsi, yaitu mengenal diri sendiri dan orang lain, mengetahui dunia luar, menciptakan dan memelihara lingkungan, bermain dan mencari hiburan dan membantu orang lain 1 . Hal ini menandakan pentingnya komunikasi bagi manusia. Percakapan yang ada dalam proses pembelajaran di kelas merupakan realitas komunikasi penggunaan bahasa. Komunikasi di kelas memiliki peran yang sangat penting dalam proses pembelajaran. Selain itu, sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang pada hakikatnya bertujuan untuk mengubah tingkah laku siswa. Proses perubahan tingkah laku tersebut terutama terjadi melalui komunikasi. Pendidikan berbasis karakter telah menjadi niat dan komitmen pemerintah. Senin, tanggal 2 Mei 2011, Pemerintah melalui pidato Menteri Pendidikan Nasional yang disampaikan pada peringatan Hardiknas (Hari Pendidikan Nasional) mencanangkan pendidikan berbasis karakter sebagai gerakan nasional seraya
mengajak
mengimplementasikan
seluruh konsep
elemen
dan
pendidikan
komponen tersebut
pada
bangsa
segera
setiap
jenjang
pendidikan 2 . Kebijakan ini ditempuh dengan tujuan untuk membentuk peserta didik atau generasi penerus bangsa Indonesia agar memiliki kepribadian luhur dan mulia, memiliki karakter unggul dan kuat. Pendidikan karakter bukan hanya sekedar mengajarkan mana yang benar dan mana yang salah. Namun, pendidikan karakter adalah usaha menanamkan kebiasaan-kebiasaan yang baik (habituation) sehingga peserta didik mampu 1
Widjaja.H.A.W.Ilmu Komunikasi Pengantar Studi, (Jakarta. Rineka Cipta, 2000) Mumunsurahman, Sambutan Menteri Pendidikan Nasional Pada Peringatan Hardiknas 2011.http://www.mumunsurahman.wordpress.com, diakses pada 6/10/14 2
2
bersikap dan bertindak berdasarkan nilai-nilai yang telah menjadi kepribadiannya. Dengan kata lain, pendidikan karakter yang baik harus melibatkan pengetahuan yang baik (moral knowing), perasaan yang baik atau loving good (moral feeling) dan perilaku yang baik (moral action) sehingga terbentuk perwujudan kesatuan perilaku dan sikap hidup peserta didik3. Dalam rangka lebih memperkuat pelaksanaan pendidikan karakter pada satuan pendidikan telah teridentifikasi 18 nilai yang bersumber dari agama, Pancasila, budaya, dan tujuan pendidikan nasional, yaitu: (1) Religius, (2) Jujur, (3) Toleransi, (4) Disiplin, (5) Kerja keras, (6) Kreatif, (7) Mandiri, (8) Demokratis, (9) Rasa Ingin Tahu, (10) Semangat Kebangsaan, (11) Cinta Tanah Air, (12) Menghargai Prestasi, (13) Bersahabat/Komunikatif, (14) Cinta Damai, (15) Gemar Membaca, (16) Peduli Lingkungan, (17) Peduli Sosial, (18) Tanggung Jawab4. Kelompok Bermain (KB) Islam Al-Azhar 28 Solo Baru yang terletak di Jl. Raya Solo Baru-Baki, Sukoharjo Jawa Tengah memiliki visi misi dan program kurikulum pendidikan berkarakter. Hal ini rasanya sesuai dengan apa saja yang akan dibahas mengenai proses penerapan pendidikan karakter. Selain itu Kelompok Bermain (KB) Islam Al-Azhar 28 Solo pada tanggal 1 Oktober lalu meraih juara 1 Lomba Lembaga PAUD Berprestasi se-Jawa Tengah, dengan adanya prestasi yang membanggakan dari sekolah ini diharapkan penelitian akan mewakili serta menjadi contoh dalam kurikulum khususnya proses pendidikan karakter disekolah lainnya. Komunikasi sangatlah penting dilakukan dimana nantinya berfungsi untuk membangun karakter seorangan anak, karena faktanya pendidikan usia dini ikut andil banyak dalam membantu dan membentuk karakter anak. Sebuah buku berjudul Emotional Intelligence and School Success5 mengkompilasikan berbagai hasil penelitian tentang pengaruh positif kecerdasan emosi anak terhadap 3
Agus Wibowo,Pendidikan Karakter Usia Dini,(Yogyakarta, Pustaka Pelajar, 2012) hlm 45
4
Pusat Kurikulum, Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa: Pedoman Sekolah. 2009, dikutip dari jurnal Aulia Akbar, Pengembangan Nilai-Nilai Karakter Melalui Pembelajaran IPS Sekolah Dasar, dikutip pada 5/01/2015 5
Joseph A, Komunikasi Antar Manusia, Kuliah Dasar, Edisi 5, (Jakarta, Profesional Books, 1997)
3
keberhasilan di sekolah. Faktor-faktor yang menyebabkan kurang berhasil di bidang akademik bukan hanya terketak pada kecerdasan otak, tetapi pada masalah karakter, yaitu rasa percaya diri, kemampuan bekerja sama, kemampuan bergaul, kemampuan berkonsentrasi, rasa empati dan kemapuan berkomunikasi. Hal ini sesuai dengan pendapat Daniel Goleman tentang keberhasilan seseorang di masyarakat, ternyata 80% dipengaruhi oleh kecerdasan emosi dan hanya 20% ditentukan oleh kecerdasan otak (IQ). Anak-anak yang mempunyai masalah dalam kecerdasan emosinya akan mengalami kesulitan dalam belajar, bergaul dan tidak dapat mengontrol emosinya. Yang kita juga ketahui banyak sekali kasus seperti kekerasan, pelecehan yang dilakukan oleh seorang anak. Hal ini dirasa sangat miris melihat seorang anak bisa melakukan tindakan yang tidak seharusnya mereka lakukan. Apa yang mereka lakukan tidak lain karena apa yang mereka lihat dan mereka dengar. Komunikasi dan pendidikan berkarakter merupakan dua hal yang sangat mempengaruhi mental anak nantinya. Anak-anak yang bermasalah ini sudah dapat dilihat sejak usia pra-sekolah, dan bila tidak cepat ditangani maka akan terbawa sampai usia dewasa. Sebaliknya para remaja yang berkarakter atau mempunyai kecerdasan emosi yang tinggi akan terhindar dari masalah-masalah umum yang dihadapi oleh para remaja misalnya tawuran, narkoba, miras dan sebagainya. Untuk itu membentuk komunikasi dalam menerapkan proses pendidikan berkarakter sangat penting.
Perumusan Masalah Rumusan masalah yang akan dibahas dalam skripsi ini yaitu : 1. Bagaimana perencanaan komunikasi interpersonal dalam proses penerapan pendidikan karakter di Kelompok Bermain Islam Al Azhar 28 Solo Baru? 2. Bagaimana pelaksanaan komunikasi interpersonal dalam proses penerapan pendidikan karakter di Kelompok Bermain Islam Al Azhar 28 Solo Baru? 3. Bagaimana hasil evaluasi komunikasi interpersonal dalam proses penerapan pendidikan karakter di Kelompok Bermain Islam Al Azhar 28 Solo Baru?
4
4. Apa faktor penunjang prestasi siswa atas jalannya komunikasi interpersional dalam penerapan pendidikan karakter di Kelompok Bermain Islam Al Azhar 28 Solo Baru? 5. Apa faktor penghambat dan solusi jalannya proses penerapan pendidikan karakter di Kelompok Bermain Islam Al Azhar 28 Solo Baru?
Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini, yaitu : 1. Untuk mengetahui bagaimana perencanaan komunikasi interpersonal dalam proses penerapan pendidikan karakter di Kelompok Bermain Islam Al Azhar 28 Solo Baru. 2. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan komunikasi interpersonal dalam proses penerapan pendidikan karakter di Kelompok Bermain Islam Al Azhar 28 Solo Baru. 3. Untuk mengetahui bagaimana hasil evaluasi dari komunikasi interpersonal dalam proses penerapan pendidikan karakter di Kelompok Bermain Islam Al Azhar 28 Solo Baru. 4. Untuk mengetahui faktor-faktor penunjang prestasi siswa atas jalannya komunikasi interpersonal dalam proses penerapan pendidikan karakterdi Kelompok Bermain Islam Al-Azhar 28 Solo Baru. 5. Untuk mengetahui faktor-faktor penghambat dan solusi jalannya komunikasi interpersonal dalam proses penerapan pendidikan karakter di Kelompok Bermain Islam Al Azhar 28 Solo Baru.
Tinjauan Pustaka A. Komunikasi Interpersonal Komunikasi interpersonal didefiniskan sebagai komunikasi yang terjadi diantara dua orang yang mempunyai hubungan yang terlihat jelas diantara mereka, misalnya percakapan seseorang ayah dengan anak, sepasang suami istri, guru dengan murid, dan lain sebagainya. Dalam definisi ini setiap
5
komunikasi baru dipandang dan dijelaskan sebagai bahan-bahan yang teritegrasi dalam tindakan komunikasi antarpribadi6.
B. Pendidikan Karakter Pendidikan karakter adalah gerakan nasional menciptakan sekolah yang mendorong etika, bertanggung jawab dan peduli anak-anak usia dini dengan pemodelan dan mengajarkan karakter yang baik melalui penekanan pada nilai-nilai universal. Program ini sengaja melibatkan sekolah, pemerintah daerah dan negara untuk menanamkan pada siswa mereka nilai-nilai etika inti penting seperti peduli, kejujuran, keadilan, dan menghormati diri dan orang lain7.
C. Pendidikan Anak Usia Dini Pendidikan karakter sangat penting diterapkan sejak usia dini, karena usia dini khususnya di usia golden age (0-5tahun) merupakan masa perkembangan anak. Mereka yang mengikuti pendidikan prasekolah sudah terbiasa dan terampil untuk membaca huruf, suku kata, kalimat dan sekaligus merangkainya dalam tulisan. Sebaliknya, anak-anak yang sama sekali tidak mengenyam pendidikan prasekolah (tidak dilatih oleh orang tua di rumah karena dianggap porsi pelajaran di sekolah adalah urusan guru) tampak agak tertinggal 8 .Beberapa prinsip yang dapat digunakan oleh sebuah lembaga pendidikan dalam melaksanakan pendidikan anak usia dini. Prinsip-prinsip sebagai berikut9 : 1. Berorientasi pada kebutuhan anak 2. Belajar sambil bermain 3. Lingkungan yang kondusif.
6
Joseph A Devito, Komunikasi Antar Manusia, Kuliah Dasar. Edisi 5, (Jakarta, Profesional Books, 1997), hal 231 7 Pala, Aynur. 2011. The Need for Character Education. Internasional Journal Social Sciences and Humanity Studies, Vol 3, No 2, 2011. 8 Reni Akbar dan Hawadi, Psikologi Perkembangan Anak, (Jakarta, PT Gramedia Indonesia, 2001) 9 Jamal Ma’murAsmani, Manajemen Strategi Pendidikan PAUD, (Yogjakarta, Diva press, 2009), hal 71
6
D. Teori Komunikasi Interpersonal Teori dasar dari penelitian ini yaitu teori Komunikasi antarpribadi (interpersonal communication) adalah komunikasi antara orang–orang secara tatap muka, yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain
secara
langsung,
baik
verbal
maupun
nonverbal.
Komunikasi
interpersonal mempengaruhi komunikasi dan hubungan dengan orang lain. Suatu pesan yang dikomunikasikan, bermula dari diri seseorang10.Komunikasi interpersonal dibandingkan dengan komunikasi lainnya, dinilai paling ampuh dalam kegiatan mengubah sikap, kepercayaan, opini dan perilaku komunikan Sebuah jurnal internasional11dengan judul : Handbook Of Moral And Character Education, mengatakan bahwa : “Relationships in schools and classrooms”, all approaches to moral and character education recognize the importance of social interactions for students’ moral growth. It addresses the affective and social environments of classrooms. One of the chapters written by Marilyn Watson extends the notion of care into the classroom relationships based on trust. His puts emphasis on the developmental needs of elementary school children to establish attachment relationships with nurturant caregivers.“ Dari jurnal tersebut dapat diartikan bahwa untuk mengembangkan nilai moral dan karakter pada anak maka dibutuhkan ruang lingkup yang kondusif dimana anak nantinya akan merasa nyaman sehingga proses penanaman nilai moral dan pengembangan karakter dapat diterima dan sesui dengan yang diharapkan.
Metodologi Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif yang didukung oleh data kualitatif.Data yang dikumpulkan berwujud kata-kata dalam kalimat atau gambar yang memiliki arti lebih dari sekedar angka atau jumlah. 10
Muhammad Arni,Komunikasi Organisasi, (Jakarta, Bumi Aksara Devito, 2002), hal 158 Mecit Asla, 2011. Handbook Of Moral And Character Education. International Journal of Instruction July 2011, Vol.4, No.2 Research Assistant, YüzüncüYıl University, Turkey. 11
7
Penelitian deskriptif hanya memaparkan situasi atau peristiwa sehingga tidak mencari atau menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesa, atau membuat prediksi12. Teknik sampling untuk memilih informan yang tepat dalam penelitian kualitatif
yang
dilakukan
peneliti
adalah
purposive
sampling
based
selection.Sampel ini menfokuskan pada informan-informan terpilih yang kaya dengan kasus untuk studi yang bersifat mendalam. Kemudian peneliti memilih informan, kelompok, tempat, kegiatan dan peristiwa yang kaya informasi13. Penelitian ini difokuskan pada siswa siswi Kelompok Bermain usia 3-4 tahun. Setelah mendapatkan lokasi penelitian,dipilihlah narasumber yang terkait dengan penelitian ini. Hasilnya penelitian ini dilakukan di kelas Muzdalifah 1 dan 2 dengan siswa sebanyak 20 orang dengan 3 pengajar. Selain ini Kepala Sekolah juga diminta untuk menjadi narasumber karena memiliki peran besar dalam seluruh kegiatan sekolah dan peneliti juga mengambil dua orang narasumber sebagai perwakilan orang tua murid. Penelitian yang digunakan yaitu kualitatif, teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis interaktif oleh Miles dan Huberman 14 .Teknik analisis ini memiliki tiga komponen analisis tiga alur kegiatan yang terjadi secara kebersamaan yaitu reduksi data, sajian data dan verifikasi (penarikan kesimpulan yang saling berinteraksi sebagai suatu proses siklus). Validitas atau uji keterpercayaan data dalam penelitian ini menggunakan teknik triangulasi dan perpanjangan keikutsertaan.Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu 15 . Perpanjangan Keikutsertaan adalah dalam menguji ketepercayaan data, peneliti 12
Rakhmat, Jalaludin. Metode Penelitian Komunikasi, ( Bandung, PT. Remaja Rosda Karya, 2001), hal 24 13 Nana Syaodih Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung, PT Remaja Rosdakarya, 2011) , hal 101 14
Milles &Huberman, Analisis Data Kualitatif (tentang metode-metode baru)(Jakarta, UI-Press, 1992), hal 20 15
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung, Remaja Rosdakarya, 2007), hal 330
8
tidak terikat oleh waktu. Apabila data yang dikumpulkan belum lengkap, maka peneliti bisa kembali ke lapangan sewaktu-waktu untuk melengkapi data.
Analisis dan Pembahasan A. Perencanaan Komunikasi Interpersonal dalam Proses Penerapan Pendidikan Karakter di Kelompok Bermain Islam Al-Azhar 28 Solo Baru Assifi dan French (1982) dalam Zulkarnaen dk 16 merumuskan langkahlangkah perencanaan program komunikasi sebagai berikut : 1. Menganalisis masalah Kelompok
Bermain
Islam
Al
Azhar
28
Solo
Baru
meliputi
mengorganisasikan kurikulum, mempelajari kompetensi dasar dan indikator setiap bidang pengembangan sesuai tingkat perkembangan anak, mengidentifikasi tema dan menyusun Rencana Kegiatan Bulanan, menyusun Rencana Kegiatan Mingguan dan Rencana Kegiatan Harian. 2. Merumuskan tujuan yang ingin dicapai Tujuan dari perencanaan ini tidak lain untuk mengetahui hasil dari komunikasi interpersonal yang dilakukan oleh guru terhadap siswa Kelompok Bermain Islam Al Azhar 28 Solo Baru dalam proses penerapan pendidikan karakter. 3. Memilih media atau saluran komunikasi Saluran komunikasi yang digunakan yaitu komunikasi interpersonal dengan pendekatan langsung anatara guru dan murid diharapkan siswa merasa lebih nyaman dan percaya dengan guru 4. Mengembangkan pesan Dalam suatu perencanaan pesan yang akan disampaikan tentu saja berupa materi pembelajaran dan yang menjadi fokus yaitu penanaman nilai-nilai karakter pada siswa.
16
Zulkarnaen Nasution, Perencanaan Program Komunikasi. Universitas Terbuka. (Jakarta, 1994),hlm 20, dikutip dari Juharis Muba Andreas Ginting.2010. Perencanaan Komunikasi. diakses pada16/4/15
9
5. Merencanakan produksi media Kompetensi dasar dan indikator yang digunakan di Kelompok Bermain Islam Al-Azhar 28 Solo Baru mengacu pada pembelajaran tematik yang sesuai untuk anak usia dini. 6. Merencanakan manajemen program Tema yang digunakan di Kelompok Bermain Islam Al-Azhar 28 Solo Baru pada semester 1 terdiri dari 2 tema dengan total alokasi waktu sebanyak 16 minggu (Juli – Desember 2014), sedangkan tema pada semester 2 terdiri dari 2 tema dengan alokasi waktu sebanyak 18 minggu (Januari – Juni 2015). Tema yang dilaksanakan pada saat penelitian berlangsung adalah tema diri sendiri dan lingkunganku. 7. Merencanakan monitoring dan evaluasi Monitoring dan evaluasi nantinya akan dilakukan dengan cara partisipasi guru dan seluruh warga sekolah dalam menaanamkan dan menerapkan nilai-nilai karakter yang telah ditetapkan oleh sekolah dan telah ada dalam tata tertib sekolah.
B. Pelaksanaan
Komunikasi
Interpersonal
dalam
Proses
Penerapan
Pendidikan Karakter di Kelompok Bermain Islam Al-Azhar 28 Solo Baru Dalam kegiatan belajar mengajar, Kelompok Bermain Islam Al Azhar 28 Solo Baru membagi proses belajar dalam tiga fase, masing-masing fase adalah saat penting bagi keberlangsungan kegiatan belajar bagi para siswa 1. Opening (fase pembukaan) Fase ini berlangsung selama 30 menit, opening adalah saat dimana para siswa datang ke sekolah yaitu pukul 08.00 sampai 08.30. Diawali dengan memberi salam kepada guru, meletakkan tas di rak, lalu anak dapat bermain bersama guru danteman-tema lain, sesuai keinginan. Kegiatan tersebut dimaksudkan untuk memancing dan membuat para siswa bersemangat di pagi hari dengan bermain bersama teman-teman sebelum memulai kegiatan belajar.
10
2.
Fase KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) Sebelum memulai KBM selama 30 menit dilakukan untuk berdoa, hafalan surat pendek, hafalan Hadist dan hafalan Asmaul Husna. Setelah itu barulah masuk KBM dengan tema yang sudah ditentukan oleh guru dan sekolah kegiatan ini dilakukan selama 30 menit, kemudian dilanjutkan kegiatan di luar kelas selama 30 menit. Pada fase ini anak-anak diajak untuk mempelajari banyak hal, antara lain menyanyi, menari, mengingat, mendengarkan cerita, menulis hingga berhitung.
3. Closing (fase penutupan) Fase closing ini adalah fase evaluasi, akan tetapi sebelum evaluasi siswasiswi melakukan kegiatan makan bersama terlebih dahulu. Setelah makan bersama selesai barulah siswa-siswi masuk fase evaluasi yaitu saat dimana guru mencoba membuat siswa-siswi mengingat apa yang sudah dipelajari. Disini siswa-siswi diminta untuk menceritakan apa saja yang sudah dipelajari selama satu hari masuk sekolah, dilanjutkan dengan berdoa dan baris diluar kelas kemudian pulang. Proses Penerapan Pendidikan Karakter di Kelompok Bermain Islam Al Azhar 28 Solo Baru tidak lain bertujuan untuk membentuk karakter anak menjadi lebih baik dan berkualitas, nilai-nilai karakter yang akan ditanamkan pada diri anak yaitu : 1. Religius Nilai religius ini tercermin pada kegiatan berdoa, mengaji, hafalan surat pendek, hafalan hadist dan hafalan asmaul husna. 2. Jujur Dari nilai religius yang didapat oleh siswa-siswi Kelompok Bermain Islam Al Azhar 28 Solo Baru, anak akan belajar untuk jujur dengan mengatakan sesuatu sesuai dengan yang mereka lakukan. 3. Toleransi Toleransi antar sesama sangat diutamakan, dengan saling menghargai, menghormati dan bentuk kepedulian sesame dengan kegiatan berbagi yang rutin diprogramkan oleh sekolah
11
4. Disiplin Kedisiplinan siswa-siswi Kelompok Bermain Islam Al Azhar 28 Solo Baru telah disampaikan pada tata tertib sekolah, dan anak wajib untuk mematuhi tata tertib tersebut. 5. Kerja keras Selalu mengupayakan anak untuk mandiri dalam menyelesaikan tugastugas yang diberikan oleh guru. 6. Kreatif Kelompok Bermain Islam Al Azhar 28 Solo Baru selalu mendorong dan member motivasi pada anak untuk memiliki kreativitas dengan fasilitasfasilitas yang telah disediakan oleh sekolah. 7. Mandiri Guru Kelompok Bermain Islam Al Azhar 28 Solo Baru selalu mengupayakan siswa-siswinya untuk mandiri dalam setiap kegiatan disekolah tetapi tidak mengurangi kewaspadaan guru untuk mengawasi setiap anak. 8. Demokratis Anak dibiasakan untuk mengungkapkan, bercerita apa yang mereka inginkan. Sehingga secara tidak langsung anak diajarkan sejak dini untuk menyampaikan pendapatnya masing-masing terhadap suatu tema tertentu. 9. Rasa Ingin Tahu Hal-hal seperti ini yang diupayakan guru agar anak aktif bertanya dan akhirnya anak tahu tentang erbagai hal yang mereka belum ketahui. 10. Semangat Kebangsaan Semangat kebangsaan selalu diterapkan oleh sekolah terutama pada hari Senin. Anak dibiasakan untuk mengikuti upacara, nilai yang ditanamkan ini akan memupuk rasa kebangsaan pada anak. 11. Cinta Tanah Air Tidak jauh dengan semangat kebangsaan, pada saat upacara anak juga ditanamkann rasa cinta tanah air agar anak bangga terhadapa tanah airnya sendiri yaitu Tanah Air Indonesia.
12
12. Menghargai Prestasi Nilai ini merupakan bentuk apresiasi terhadap anak. Anak didorong untunk berprestasi dengan sportif dan atas hasil prestasi itu anak mendapatkan penghargaan sesuai dengan prestasi yang didapatkan. 13. Bersahabat/Komunikatif Dengan bercerita, menghargaisesama anak diajarkan untuk bersahabat dan saling berkomunikasi, sehingga muncullah interaktif anatar satu dengan lainnya. 14. Cinta Damai Guru Kelompok Bermain Islam Al Azhar 28 Solo Baru selalu mengajarkan saling mengasihi satu sama lain sehingga suasana kelas menjadi nyaman dan damai. 15. Gemar Membaca Sekolah sangat mendukung anak untuk gemar membaca, bentuk dukungan ini yaitu dengan adanya buku-buku yang berada di rak kelas dan adanya perpustakaan. 16. Peduli Lingkungan Kegiatan peduli lingkungan dilakukan siswa-siswi Kelompok Bermain Islam Al Azhar 28 Solo Baru dengan melakukan kebiasaan-kebiasaan yaitu membuang sampah ditempatnya, membereskan mainan setelah digunakan, merapikan buku yang telah dibaca dan yang paling utama yaitu selalu menjaga kebersihan kelas agar anak belajar dengan nyaman. 17. Peduli Sosial Kepedulian sosial diterapkan dengan kegiatan berbagi misalnya berbagi saat anak berulangtahun dan kegiatan berbagi lainnya seperti peduli sosial menolong korban bencana alam dan lain sebagainya. 18. Tanggung Jawab Melakukan pembiasaan meminta maaf bila melakukan kesalahan, membereskan mainan/buku yang telah mereka gunakan dan tanggung jawab atas tugas-tugas yang telah diberikan oleh guru.
13
Nilai-nilai inilah yang ditanamkan di dalam kegiatan belajar-mengajar di Kelompok Bermain Islam Al Azhar 28 Solo Baru, tujuannnya tidak lain untuk menjadikan anak memiliki karakter yang baik sebagai pondasi dan bekal dirinya dalam masa perkembangannya.
C. Evaluasi Komunikasi Interpersonal dalam Proses Penerapan Pendidikan Karakter di Kelompok Bermain Islam Al-Azhar 28 Solo Baru Evaluasi hasil pembelajaran di Kelompok Bermain Islam Al-Azhar 28 Solo Baru meliputi : 1. Penilaian harian Evaluasi atau penilaian secara harian dikemas dalam bentuk buku yang diisi oleh guru kelas setiap akhir pembelajaran. 2. Penilaian semesteran yang biasa disebut raport atau BLP Evaluasi ini merupakan penilaian perkembangan siswa-siswi Kelompok Bermain Islam Al-Azhar 28 Solo pertiga bulan dan persemester dalam bentuk uraian Teknik evaluasi atau alat penilaian yang digunakan ada bermacam-macam yaitu pengamatan, hasil karya, penugasan, portofolio, tanya jawab, hafalan. 3. Dari pelaksanaan perencanaan penerapan pendidikan karakter di Kelompok Bermain Islam Al Azhar 28 Solo Baru melalui komunikasi interpersonal
dirasa
sangat
efektif,
dimana
melalui
komunikasi
interpersonal guru dapat memahami karakter anak satu per satu, oleh karena itu gurupun menjadi lebih paham dan dapat mengarahkan anak sesuai dengan karakter anak tersebut. 4. Elemen komunikasi yang ada di Kelompok Bermain Islam Al Azhar 28 Solo Baru merupakan landasan terciptanya proses pendidikan. Dengan adanya komunikasi interpersonal, maka dapat terjadi proses bertukar informasi antara elemen pendidikan pada usia dini, menambah pengetahuan, menentukan sikap dan perilaku, dan membentuk suatu opini.
14
D. Faktor penunjang prestasi siswa atas jalannya komunikasi interpersional dalam penerapan pendidikan karakter di Kelompok Bermain Islam Al Azhar 28 Solo Baru Faktor penunjang prestasi yang ada di Kelompok Bermain Islam Al Azhar 28 Solo Baru, diantaranya: 1. Terciptanya suasana kondusif Suasana kondusif tercipta ketika komunikasi berjalan secara efektif. Komunikasi yang efektif tercipta ketika terjalin hubungan baik antara guru dengan murid, murid dengan murid dan guru dengan guru melalui komunikasi interpersonal. 2. Adanya dukungan dari orang tua dan keluarga Prestasi anak tentu tidak lepas dari campur tangan orang tua dan keluarga, dukungan dan motivasi orang tua sangat dibutuhkan karena keluarga merupakan pijakan pertama seorang anak untuk mengenal lingkungan, oleh karena itu keluarga sangat menentukan keberhasilan dan prestasi anak. 3. Adanya dukungan dari guru dan sekolah Sekolah merupakan rumah kedua bagi anak dalam mengenal lingkungan. Guru yang berhasil yaitu guru yang dapat melakukan komunikasi interpersonal pada anak dengan baik, mampu memberi motivasi, contoh, menjadi suri tauladan serta dapat memahami karakter masing-masing siswa dengan baik. 4. Adanya rasa percaya diri yang baik dari para murid Kepercayaan diri selalu ditanamkan pada siswa guna menumbuhkan prestasi-prestasi yang akan diraih. 5. Adanya keaktifan dalam kegiatan baik di dalam sekolah dan kegiatan di luar sekolah. Banyaknya kegiatan seperti kegiatan ekstrakulikuler, field trip merupakan bagian dari program sekolah yang mendukung anak untuk menjadi anak yang aktif, melatih siswa untuk berkomunikasi, kreatif dan juga mandiri. 6. Adanya semangat, kemauan, motivasi yang kuat untuk mau belajar
15
Dengan adanya faktor penunjang prestasi tersebut dan dengan adanya komunikasi interpersonal yang terjalin dengan baik mengantarkan anak didik meraih prestasi baik dibidang akademik maupun nonakademik selain itu Kelompok Bermain Islam Al Azhar 28 Solo Baru terbukti mampu mengembangkan diri baik secara kualitas maupun kuantitas dan menjadi pemenang dari Lembaga PAUD Berprestasi Tingkat Provinsi Jawa Tengah tahun 2014, hal ini menunjukkan keunggulan sekolah ini dibanding dengan sekolah lain. E. Faktor Penghambat dan Solusi jalannya proses penerapan pendidikan karakter di Kelompok Bermain Islam Al Azhar 28 Solo Baru Dalam pengimplementasian pendidikan karakter sehari-hari sering sekali guru di sekolah mengalami hambatan dalam mengintegrasikan nilai-nilai karakter sehingga pembentukan karakter anak di sekolah juga mengalami hambatan. Hambatan-hambatan tersebut antara lain : 1. Menjaga sikap dan perilaku baik Kelompok Bermain Islam Al-Azhar 28 Solo Baru mempunyai visi mengenalkan lingkungan yang islami dan karakter berbudaya. Watak kurang baik yang dibawa dari rumah dan kebiasaan di rumah dapat menghambat pembentukan karakter di sekolah, untuk itu orang tua harus bekerjasama dalam mewujudkan karakter yang diharapkan. 2. Pelaksanaan RKH tidak sesuai dengan perencanaan yang dibuat sehingga nilai karakter yang akan ditanamkan juga terhambat Ada beberapa indikator kemampuan yang tidak terlaksana sesuai dengan Rencana Kegiatan Harian.Hal ini karena melihat kondisi siswa atau kondisi lingkungan yang tidak memungkinkan untuk diberikan kegiatan tersebut. 3. Menjaga mood siswa Guru juga dituntut lebih kreatif dalam menyusun / merencanakan kegiatan pembelajaran dimana kegiatan tersebut merupakan pengimplementasian nilai karakter
16
4. Dukungan dari pihak keluarga Keluarga sangat penting dalam keberhasilan penanaman nilai karakter. Terkadang hambatan terjadi saat orang tua sibuk dengan pekerjaan sehingga perhatian ke anakpun kurang. 5. Kesebaran dalam berkomunikasi dengan siswa Proses Penerapan Pendidikan karakter pana adak usia 3-4 tahun sangat membutuhkan kesabaran dalam mengkomunikasikan segala materi. Pembiasaan dan pemberian contoh yang baik dan sesuai dengan yang diharapkan harus terus menerus dilakukan untuk mendapat hasil yang diinginkan. 6. Lingkungan Lingkungan juga dapat menjadi penghambat dalam pengimplementasian pendidikan karakter baik lingkungan rumah dan lingkungan sekolah. Upaya-upaya
yang
dilakukan
guru
dan
menjadi
solusi
dalam
mengimplementasikan pendidikan karakter, diantaranya: 1. Guru sebagai tauladan harus selalu berbuat dan bersikap baik dalam segala aktifitas dan perkataan Pembentukan karakter pada jenjang Kelompok Bermain itu melalui pembiasaan dan percontohan 2. Aktif mengikuti organisasi HIMPAUDI Kegiatan dalam organisasi tersebut adalah sharing atau bertukar pengalaman. Dengan bertukar pengalaman, dapat membuka wawasan. Selain
bermanfaat
bertukar
pengalaman,
organisasi
HIMPAUDI
mempunyai kegiatan yang dapat memunculkan kreatifitas. 3. Melibatkan semua komponen Pendidikan karakter di sekolah, semua komponen harus dilibatkan termasuk komponen pendidikan itu sendiri. Penanaman nilai karakter kepada warga sekolah perlu adanya pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut. Karena llingkungan yang mendukung dapat menyukseskan penanaman karakter yang telah direncanakan.
17
Kesimpulan Kelompok Bermain Islam Al Azhar 28 Solo Baru sebagai yayasan pendidikan islam yang berbasis pada pendidikan akhlakul karimah dan optimalisasiusia emas anak telah melakukan menejemen komunikasi untuk meningkatkan kualitas generasibangsa. Menejemen komunikasi yang diterapkan di Kelompok Bermain Islam Al Azhar 28 Solo Baru meliputi kegiatan perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Masing-masing kegiatan telah dilakukan sebagai usaha peningkatan kualitas dan kuantitas individu dan sekolah. Selain itu ada faktor penunjang prestasi para murid di Kelompok Bermain Islam Al Azhar 28 Solo Baru antara lain adalah : 1. Selalu tercipta suasana kondusif 2. Adanya dukungan dari orang tua dan keluarga 3. Adanya dukungan dari guru dan sekolah 4. Adanya rasa percaya diri yang baik dri para murid sehingga saat murid meras kesulitan atau merasa kurang paham tentang segala sesuatu mereka tidak segan dan tidak malu bertanya. 5. Adanya keaktifan dalam kegiatan baik di dalam sekolah dan kegiatan di luar sekolah. 6. Adanya semangat, kemauan, motivasi yang kuat untuk mau belajar dan berlatih untuk memiliki sikap pantang menyerah saat melakukan sesuatu. Dari faktor penunjang prestasi, Kelompok Bermain Islam Al Azhar 28 Solo Baru juga mengalami hambatan diantaranya : 1. Menjaga sikap dan prilaku guru selaku contoh dan panutan seorang siswa. 2. Pelaksanaan kegiatan sekolah yang tidak sesuai dengan perencanaan awal karena adanya satu kendala. 3. Kurangnya kesadaran orang tua dalam mengulang setiap materi yang diberikan di sekolah 4. Kurangnya dukungan dari lingkungan luar/keluarga dalam menerapkan pembiasaan yang baik demi penanaman karakter anak 5. Perbedaan budaya
18
Solusi dari hambatan ini adalah : 1.
Guru sebaiknya aktif mengikuti organisasi HIMPAUDI
2.
Guru harus bisa menghilangkan watak dan kebiasaan yang kurang baik, dan selalu menjadi tauladan bagi murid atas tindakannya.
3.
Orang tua diharapkan peka serta memiliki perhatian untuk mengoptimalkan pembentukan karakter.
4.
Mengulang materi dan pembiasaan yang telah diajarkan dan ditanamkan di sekolah ke rumah.
Saran Dari hasil penelitian ini, maka dapatlah disampaikan saran-saran untuk meningkatkan pendidikan karakter sebagai berikut : 1. Peran aktif guru harus terus ditingkatkan untuk mendukung keberhasilan terhadap visi misi sekolah. 2. Sekolah harus senantiasa mendukung dan memberikan ruang dan media yang cukup bagi guru untuk melaksanakan program-program pendidikan karakter didalam maupun diluar kelas. 3. Terkait dengan kurikulum, pendidikan dimasukkan dalam kurikulum yang terintegrasi sehingga setiap mata pelajaran yang disampaikan oleh pendidik dapat langsung diterapkan, kurikulum juga harus relevan dengan kehidupan siswa dengan memperhatikan aspek intelektual, emosional, dan sosial maupun budaya. 4. Tanggung jawab sekolah adalah untuk mengembangkan suatu lingkungan yang dapat memperkuat sisi positif siswa belajar dan berperilaku. 5. Masyarakat harus memberikan dukungan sehingga pendidikan karakter yang dilakukan disekolah dapat langsung diterapkan di masyarakat dan keluarga.
19
Daftar Pustaka Agus, Wibowo. (2012) . Pendidikan Karakter Usia Dini. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Joseph, A Devito. (1997) . Komunikasi Antar Manusia, Kuliah Dasar. Edisi 5. Jakarta: Profesional Books. Lexy J. Moleong. (2007) . Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya. Mecit Asla. (2011) . Handbook Of Moral And Character Education. International Journal of Instruction July 2011, Vol.4, No.2 Research Assistant, YüzüncüYıl University, Turkey. Milles & Huberman. (1992) . Analisis Data Kualitatif (tentang metode-metode baru). Jakarta: UI-Press Muhammad Arni. (2002) . Komunikasi Organisasi, Jakarta: Bumi Aksara Devito. Mumunsurahman. Sambutan Menteri Pendidikan Nasional Pada Peringatan Hardiknas 2011. http://www.mumunsurahman.wordpress.com, diakses pada 6/10/14 Nana Syaodih Sukmadinata. (2011) . Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Pala, Aynur. (2011) . The Need for Character Education. Internasional Journal Social Sciences and Humanity Studies, Vol 3, No 2, 2011. Pusat Kurikulum, Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa: Pedoman Sekolah. 2009, dikutip dari jurnal Aulia Akbar, Pengembangan Nilai-Nilai Karakter Melalui Pembelajaran IPS Sekolah Dasar, dikutip pada 5/01/2015 Rakhmat, Jalaludin. (2001) . Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosda Karya. Reni Akbar dan Hawadi. (2001) . Psikologi Perkembangan Anak. Jakarta: PT Gramedia Indonesia. Widjaja.H.A.W. (2000) . Ilmu Komunikasi Pengantar Studi. Jakarta : Rineka Cipta Zulkarnaen Nasution. (1994) . Perencanaan Program Komunikasi. Universitas Terbuka. Jakarta. dikutip dari Juharis Muba Andreas Ginting.2010. Perencanaan Komunikasi. Diakses pada16/4/15
20